laporan pdf

Upload: bastian-pangaribuan

Post on 31-Oct-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

    SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

    TANGERANG SELATAN

    LAPORAN STUDI LAPANGAN

    TINJAUAN ATAS PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BELANJA

    PADA LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2011 DI BADAN PENGAWASAN

    KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI

    SUMATERA UTARA

    Diajukan oleh:

    August Frans Sebastian Pangaribuan

    NPM: 093060016288

    Mahasiswa Program Diploma III Keuangan

    Spesialisasi Akuntansi

    Untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat

    Dinyatakan Lulus Program Diploma III Keuangan

    Tahun 2012

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus yang telah melimpahkan

    segala berkat dan kasih karunia-Nya kepada kita semua. Dengan kuasa-Nya juga

    penulis dapat menyelesaikan laporan studi lapangan yang berjudul TINJAUAN

    ATAS PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BELANJA PADA LAPORAN

    KEUANGAN TAHUN 2011 DI BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN

    PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA UTARA.

    Selain untuk menambah wawasan penulis dalam bidang akuntansi pemerintah,

    laporan studi lapangan ini juga disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

    menyelesaikan perkuliahan di Program Diploma III Spesialisasi Akuntansi Sekolah

    Tinggi Akuntansi Negara.

    Dalam menyelesaikan laporan studi lapangan ini, penulis banyak sekali

    mendapatkan bantuan dari dukungan dari berbagai pihak. Dengan penuh rasa hormat

    dan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya

    kepada :

    1. Opung boru dan opung doli yang telah membesarkan dan menanamkan nilai yang

    baik dalam hidup saya.

    2. Bapak dan Almarhum Ibu yang telah merawat dan membesarkan saya.

    3. Bou Gopas, Bou Melda, Bou Hotlin, Bapak tua Boris, Kak Indri, dan Bang Gopas

    yang telah membimbing dan memberi banyak nasihat yang sangat bermanfaat

    kepada saya.

    4. Bapak Kusmanadji, Ak, MBA selaku Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

  • vi

    5. Bapak Budi Waluyo, SST, MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak

    membantu dalam penyusunan laporan studi lapangan ini.

    6. Bapak/Ibu Widyaiswara dan Dosen STAN yang telah mengajarkan saya ilmu dan

    nilai-nilai kehidupan yang sangat berguna selama saya berkuliah di STAN.

    7. Keluarga besar HORAS (Himpunan Orang Rantau Asal Sumatera Utara).

    8. Seluruh Pegawai BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara yang telah banyak

    membantu penulis dalam pengumpulan data untuk laporan studi lapangan ini.

    9. Teman-teman kelas 1 A, 2 Q, dan 3 M Akuntansi Pemerintahan.

    10. Teman-teman saya, Pebry, Ilham, Lia, & Raymond, yang telah mendukung saya

    11. Pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, yang mungkin belum saya sebutkan

    di kata pengantar ini.

    Tidak lupa penulis juga meminta maaf kepada semua pihak apabila dalam

    pelaksanaan dan penyusunan laporan studi lapangan ini, ada kata-kata dan tindakan

    penulis yang tidak berkenan. Penulis telah menyusun laporan ini dengan segenap

    kemampuan yang dimiliki. Namun, penulis menyadari bahwa laporan studi lapangan

    ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan yang tidak disadari karena

    keterbatasan penulis dalam hal wawasan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Oleh

    karena itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya. Harapan penulis semoga

    laporan studi lapangan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

    Tangerang Selatan, Agustus 2012

    Penulis

    August Frans Sebastian Pangaribuan

  • vii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL . i

    PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN STUDI LAPANGAN ... ii

    HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN STUDI LAPANGAN ...........................iii

    PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI LAPORAN STUDI LAPANGAN.. iv

    KATA PENGANTAR .. . v

    DAFTAR ISI ... vii

    DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ix

    DAFTA LAMPIRAN .. xi

    BAB I PENDAHULUAN .. 1

    A. Latar Belakang Penulisan.. 1

    B. Tujuan Penulisan 3

    C. Metode Pengumpulan Data.... 3

    D. Sistematika Penulisan ... 4

    BAB II DATA DAN FAKTA... 5

    A. Gambaran Umum Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

    Perwakilan Provinsi Sumatera Utara . 5

    1. Tugas Pokok dan Fungsi...... 5

    2. Struktur Organisasi...... 7

    3. Visi dan Misi.................................................................................... 8

  • viii

    B. Gambaran Umum Belanja pada Badan Pengawasan Keuangan dan

    Pembangunan Perwakilan Provinsi Sumatera............................... 9

    1. Jenis Belanja........................................................................... 10

    2. Belanja Akrual................................................................................ 14

    3. Standar Operasional Belanja... 14

    BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN...................... 18

    A. Landasan Teori. 18

    1. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat... 18

    2. Sistem Akuntansi Keuangan... 20

    3. Kebijakan Akuntansi Belanja..... 22

    B. Pembahasan ..................... 32

    1. Tinjauan atas Pengakuan Belanja pada Laporan Keuangan TA

    2011............................................................................... 32

    2. Tinjauan atas Pencatatan Belanja pada Laporan Keuangan TA

    2011............................................... 33

    3. Tinjauan atas Penyajian dan Pengungkapan Belanja pada Laporan

    Keuangan TA 2011............ 37

    4. Tinjauan Perbandingan Anggaran dan Realisasi Belanja pada

    Laporan Realisasi Anggaran TA 2010 dan TA 2011..... 40

    BAB IV PENUTUP........................... 43

    A. Simpulan... 43

    B. Saran. 45

  • ix

    DAFTAR PUSTAKA.. 47

    LAMPIRAN 48

  • x

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel II.1 Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis

    Belanja TA 2011 10

    Tabel II.2 Rincian Realisasi Belanja Pegawai TA 2011 dan TA 2010 11

    Tabel II.3 Realisasi Belanja Modal TA 2011 dan TA 2010 12

    Tabel II.4 Anggaran dan Realisasi Belanja per Program Tahun 2011 13

    Tabel II.5 Anggaran dan Realisasi Belanja per Sumber Dana Tahun 2011 13

    Tabel II.6 Anggaran dan Realisasi Belanja per Organisasi Tahun 2011 14

  • xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran I Struktur Organisasi BPKP 48

    Lampiran II Klasifikasi Belanja Menurut Peraturan Perundang-undangan 49

    Lampiran III Rincian Realisasi Belanja Pegawai TA 2011 50

    Lampiran IV Formulir Jurnal Belanja Akrual 51

    Lampiran V Laporan Realisasi Anggaran TA 2011 52

    Lampiran VI Laporan Realisasi Anggaran TA 2010 53

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sebagaimana diamanatkan pasal 11 ayat (4) Undang-Undang Nomor 17

    Tahun 2003, belanja negara dalam APBN digunakan untuk keperluan

    penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan

    antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah. Jadi, dalam hal ini terdapat dua

    jenis pengeluaran pemerintah, yaitu belanja pemerintah dan pengeluaran transfer.

    Belanja pemerintah dikelola oleh bendahara pengeluaran, yaitu orang yang ditunjuk

    untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan

    mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka

    pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja kementerian negara/lembaga.

    Menurut Paragraf 34 PSAP Nomor 02, ditetapkan bahwa belanja

    diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi.

    Rincian tersebut merupakan persyaratan minimal yang harus disajikan oleh entitas

    pelaporan. Selanjutnya dicontohkan pada Paragraf 39 PSAP 02, klasifikasi belanja

    menurut ekonomi (jenis belanja) yang dikelompokkan lagi menjadi belanja operasi,

    belanja modal dan belanja lain-lain/tak terduga. Belanja operasi adalah belanja yang

    dikeluarkan dari Kas Umum Negara/Daerah dalam rangka menyelenggarakan

    operasional pemerintah, sedangkan belanja modal adalah belanja yang diperuntukkan

  • 2

    dalam rangka membeli dan/atau mengadakan barang modal. Belanja operasi

    selanjutnya diklasifikasikan lagi menjadi belanja pegawai, belanja barang, bunga,

    subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain/tak terduga. Disamping itu,

    klasifikasi belanja menurut fungsi dibagi menjadi: pelayanan umum, pertahanan,

    ketertiban dan ketentraman, ekonomi, perlindungan lingkungan hidup, perumahan dan

    pemukiman, kesehatan, pariwisata dan budaya, agama, pendidikan, dan perlindungan

    sosial. Pengklasifikasian ini mengikuti pola Government Financial Statistics (GFS)

    yang diterbitkan oleh International Monetary Fund (IMF).

    Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), yang merupakan

    lembaga pemerintah nonkementerian yang melaksanakan tugas pemerintahan di

    bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang berupa audit, konsultasi,

    asistensi, evaluasi, pemberantasan KKN serta pendidikan dan pelatihan, juga

    mempunyai belanja. Belanja pada BPKP dikelola oleh bendahara pengeluaran.

    Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), yang merupakan

    salah satu badan audit selain Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), mempunyai standar

    akuntansi yang andal mengenai belanja yang dikelolanya. Penulis ingin mengetahui

    apakah BPKP, yang tugasnya sebagai lembaga audit dan pendamping dalam

    penyusunan laporan keuangan bagi satuan kerja lain, telah mengakui, mencatat,

    menyajikan, dan mengungkapkan belanja ini sesuai dengan standar akuntansi yang

    berlaku. Oleh karena itu, penulis menyusun laporan studi lapangan dengan judul,

    Tinjauan Atas Penerapan Kebijakan Akuntansi Belanja pada Laporan Keuangan

    Tahun 2011 di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi

    Sumatera Utara.

  • 3

    B. Tujuan Penulisan

    Tujuan penulisan Laporan Studi Lapangan ini adalah sebagai berikut :

    1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan Program

    Diploma III Keuangan Spesialisasi Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

    2. Memberikan gambaran secara lengkap tentang pengakuan, pencatatan, penyajian,

    dan pengungkapan belanja pada Laporan Keuangan Tahun 2011 di Badan

    Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Sumatera Utara.

    3. Menganalisis perbandingan data antara anggaran dan realisasi belanja dengan

    mengikutsertakan analisis pada data tahun sebelumnya.

    C. Metode Pengumpulan Data

    Data yang relevan adalah data yang harus digunakan dalam penyusunan

    laporan studi lapangan. Dalam rangka memperoleh data yang relevan sebagai dasar

    penyusunan laporan, penulis merencanakan pengumpulan data-data dengan metode

    sebagai berikut:

    1. Metode Penelitian Kepustakaan

    Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan, membaca, dan

    menelaah berbagai literatur, artikel, dan bahanbahan kuliah yang mempunyai

    relevansi dengan materi pembahasan, seperti: buku-buku, peraturan perundang-

    undangan, dan catatan-catatan selama kuliah.

    2. Metode Penelitian Lapangan

    Penelitian lapangan ini menggunakan dua metode yaitu:

    a. Metode wawancara, yaitu mewancarai bendahara pengeluaran sebagai pihak yang

    berkompeten dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban belanja.

  • 4

    b. Metode observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan dan penelitian secara

    langsung di BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara.

    D. Sistematika Penulisan

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode

    penulisan, serta sistematika penulisan.

    BAB II DATA DAN FAKTA

    Bab ini memuat gambaran umum yaitu mengenai tugas pokok dan fungsi,

    struktur organisasi, dan visi dan misi. Dalam bab ini ini juga diuraikan

    mengenai gambaran umum belanja, yang terdiri dari jenis belanja, belanja

    akrual, dan standar operasional, yang terjadi selama tahun anggaran 2011

    di BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara.

    BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

    Dalam bab ini penulis melakukan analisis terhadap data dan fakta

    yang ada dengan menerapkan pengetahuan yang penulis miliki dan

    menentukan alternatif pemecahan masalah yang paling efektif menurut

    penulis.

    BAB IV PENUTUP

    Bab ini berisi simpulan dari uraian-uraian pada bab sebelumnya dan saran

    atau usul sebagai masukan terhadap permasalahan yang dihadapi di

    lapangan.

  • 5

    BAB II

    DATA DAN FAKTA

    A. Gambaran Umum Kantor BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

    1. Tugas pokok dan fungsi.

    Sesuai dengan Pasal 52, 53, dan 54 Keputusan Presiden Republik Indonesia

    Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan

    Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, BPKP mempunyai

    tugas melaksanakan tugas Pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan

    pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Dalam melaksanakan tugasnya, BPKP menyelenggarakan fungsi:

    a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan keuangan

    dan pembangunan;

    b. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan dan

    pembangunan;

    c. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;

    d. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan pengawasan

    keuangan dan pembangunan;

    e. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

    perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,

    keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.

  • 6

    Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan:

    a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

    b. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara

    makro;

    c. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

    d. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang meliputi

    pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di bidangnya;

    e. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi tenaga

    profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;

    f. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

    berlaku, yaitu:

    1) Memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat penimbunan,

    dan sebagainya;

    2) Meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan, surat-surat

    bukti, notulen rapat panitia dan sejenisnya, hasil survei laporan-laporan

    pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang diperlukan dalam pengawasan;

    3) Pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan, dan lain-lain;

    4) Meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil

    pengawasan BPKP sendiri maupun hasil pengawasan Badan Pemeriksa

    Keuangan, dan lembaga pengawasan lainnya.

    Fungsi BPKP saat ini telah diperluas dengan diterbitkannya Peraturan

    Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

    Pemerintah. Sebagai auditor yang bertanggung jawab kepada presiden seperti

  • 7

    dinyatakan dalam PP tersebut, BPKP berperan mendukung akuntabilitas Presiden

    dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan negara melalui fungsi pengawasan intern

    terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:

    a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yaitu kegiatan yang dalam pelaksanaannya

    melibatkan dua atau lebih kementerian/lembaga atau pemerintah daerah yang

    tidak dapat dilakukan pengawasan oleh aparat pengawasan intern pemerintah pada

    kementerian/lembaga, provinsi, atau kabupaten/kota karena keterbatasan

    kewenangan;

    b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri

    Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Khusus dalam rangka

    pelaksanaan pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara,

    Menteri Keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan instansi

    pemerintah lainnya;

    c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari presiden, yaitu:

    1) Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri

    Keuangan kepada Presiden (Pasal 57 ayat 4);

    2) Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

    2. Struktur organisasi.

    Organisasi dan Tata Kerja Kantor BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara,

    diatur dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-06.00.00-286/K/2001 tanggal 20

    Februari 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP yang telah diubah

    terakhir dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor: Per-955/K/SU/2011. Kantor BPKP

    Perwakilan Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas melaksanakan tugas

  • 8

    pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    3. Visi dan Misi.

    a. Pernyataan visi.

    Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, termasuk terbitnya mandat

    baru sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, BPKP menegaskan jati dirinya sebagai Aparat

    Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang bertanggung jawab kepada presiden.

    Konsekuensinya, BPKP dituntut untuk dapat memberikan informasi yang berharga

    bagi presiden dari hasil pengawasan yang dilakukan dan mampu memberikan solusi

    atas permasalahan yang dihadapi pemerintahan. Kontribusi BPKP tersebut

    dimaksudkan untuk membantu pemerintah mewujudkan tata kelola pemerintahan

    yang baik. Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas merupakan tujuan akhir

    yang ingin dicapai BPKP yang merepresentasikan manfaat yang dapat diberikan

    BPKP kepada shareholder/stakeholder-nya.

    Visi BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara memberikan penekanan pada

    pemberian bantuan kepada pihak manajemen pemerintah, meskipun demikian, BPKP

    Perwakilan Provinsi Sumatera Utara dalam bekerja tetap mempertahankan

    independensinya. Independensi ini sangat tepat untuk menggambarkan BPKP

    Perwakilan Provinsi Sumatera Utara sebagai aparat pengawasan intern yang dapat

    dipercaya. Kepercayaan adalah modal utama dalam hubungan antara prinsipal dengan

    agen. Sebagai salah satu Kantor Perwakilan BPKP, BPKP Perwakilan Provinsi

    Sumatera Utara dalam pernyataan visinya mengacu dan mengelaborasi visi dan misi

    dari BPKP Pusat. Komitmen ini selanjutnya dituangkan dalam pernyataan visi yang

  • 9

    sudah disetujui oleh jajaran BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, yaitu:

    Auditor Presiden Yang Responsif, Interaktif, Dan Terpercaya Untuk Mewujudkan

    Akuntabilitas Keuangan Negara Yang Berkualitas.

    b. Pernyataan misi.

    Untuk mewujudkan visi BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara tersebut,

    perlu dirumuskan misi, yang menggambarkan amanah apa yang harus dituntaskan

    oleh organisasi, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan

    visi yang ditetapkan. Sebagaimana halnya dengan visi, misi BPKP Perwakilan

    Provinsi Sumatera Utara juga mengacu kepada misi BPKP Pusat.

    Oleh karena itu, misi BPKP Perwakilan Sumatera Utara ditetapkan dalam

    empat rumusan sebagai berikut :

    1) Meningkatkan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang

    mendukung tata kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di Sumatera Utara;

    2) Meningkatkan efektivitas pembinaan sistem pengendalian intern instansi

    pemerintah di Sumatera Utara;

    3) Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

    kompeten di Sumatera Utara;

    4) Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi

    pemerintah di Sumatera Utara.

    B. Gambaran Umum Belanja pada Kantor BPKP Perwakilan Provinsi

    Sumatera Utara

    BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2011 mempunyai

    alokasi anggaran sebesar Rp22.259.806.000. Realisasi belanja sampai dengan akhir

  • 10

    Tahun Anggaran (TA) 2011 sebesar Rp21.295.075.421 atau 95,67 persen dari

    anggarannya.

    1. Jenis belanja.

    BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara menyajikan belanja berdasarkan

    klasifikasi jenis belanja pada Laporan Realisasi Anggaran, sedangkan di Catatan atas

    Laporan Keuangan disajikan menurut organisasi, fungsi, dan sumber dana.

    a. Klasifikasi ekonomi/jenis belanja.

    Berdasarkan klasifikasi ekonomi/jenis belanja, belanja pada BPKP

    Perwakilan Provinsi Sumatera Utara terbagi atas tiga bagian, yaitu belanja pegawai,

    belanja barang, dan belanja modal. Realisasi belanja terbesar pada tahun 2011

    terdapat pada belanja pegawai, yaitu sebesar Rp11.361.305.229, sedangkan realisasi

    belanja terkecil terdapat pada belanja modal, yaitu sebesar Rp639.553.000. Realisasi

    belanja barang pada tahun 2011 sebesar Rp9.294.217.192.

    Tabel II.1 Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja TA 2011

    Kode Jenis Belanja Anggaran Realisasi (%)

    51 Belanja Pegawai 11.924.294.000 11.361.305.229 95,28

    52 Belanja Barang 9.684.512.000 9.294.217.192 95,97

    53 Belanja Modal 650.000.000 639.553.000 98,39

    Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan BPKP Perwakilan Provinsi Sumut TA 2011

    1) Belanja pegawai

    Pada BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, belanja pegawai dibagi atas

    beberapa jenis belanja, yaitu: belanja gaji pokok PNS, belanja pembulatan gaji PNS,

  • 11

    belanja tunjangan suami/istri PNS, belanja tunjangan anak PNS, belanja tunjangan

    struktural PNS, belanja tunjangan fungsional PNS, belanja tunjangan Pajak

    Penghasilan PNS, belanja tunjangan beras PNS, belanja uang makan PNS, belanja

    tunjangan lain-lain termasuk uang duka PN, belanja tunjangan umum PNS, belanja

    uang honor tidak tetap, dan belanja uang lembur.

    Tabel II. 2 Rincian Realisasi Belanja Pegawai TA 2011 dan TA 2010

    Uraian TA 2011 TA 2010 % Naik

    (Turun)

    Bel. Gaji Pokok PNS Rp 7.425.356.930 Rp 7.044.953.260 5,40

    Bel. Pembulatan Gaji PNS Rp 204.136 Rp 171.548 19,00

    Bel. Tunj. Suami/Istri PNS Rp 598.045.599 Rp 576.316.360 3,77

    Bel. Tunj. Anak PNS Rp 206.479.696 Rp 202.695.616 1,87

    Bel. Tunj. Struktural PNS Rp 151.871.000 Rp 143.210.000 6,05

    Bel. Tunj Fungsional PNS Rp 1.208.100.000 Rp 1.302.225.000 -7,72

    Bel. Tunj. PPh PNS Rp 264.534.498 Rp 210.811.388 25,48

    Bel. Tunj Beras PNS Rp 523.575.070 Rp 496.982.160 5,35

    Bel. Uang Makan PNS Rp 666.780.000 Rp 696.550.000 -4,27

    Bel. Tunj. Lain-lain termasuk uang

    duka PNS

    Rp 12.852.300 Rp 10.452.000 22.96

    Bel. Tunjangan Umum PNS Rp 93.025.000 Rp 109.110.000 -14.74

    Bel. Uang Honor Tidak Tetap - - -

    Bel. Uang Lembur Rp 210.482.000 Rp 424.912.500 -50,46

    Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan BPKP Perwakilan Provinsi Sumut TA 2011

    2) Belanja barang

    Belanja barang terbagi atas beberapa jenis belanja, yaitu: belanja keperluan

    perkantoran, belanja penambah daya tahan tubuh, belanja pengiriman surat dinas pos

  • 12

    pusat, honor terkait operasional satker, belanja barang operasional lainnya, belanja

    barang non operasional lainnya, belanja langganan daya dan jasa, belanja jasa profesi,

    belanja jasa lainnya, belanja biaya pemeliharaan gedung dan bangunan, belanja biaya

    pemeliharaan peralatan dan mesin, belanja perjalanan biasa, belanja perjalanan

    lainnya, dan honor terkait output kegiatan.

    3) Belanja modal

    Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan

    aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pada BPKP

    Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, belanja modal dibagi atas belanja modal

    peralatan dan mesin dan belanja penambahan nilai gedung dan bangunan.

    Tabel II. 3 Rincian Realisasi Belanja Modal TA 2011 dan TA 2010

    Uraian TA 2011 TA 2010 %

    Bel. Modal Peralatan dan Mesin Rp 178.533.000 Rp 19.624.000 809,77

    Belanja Penambahan Nilai Gedung

    dan Bangunan

    Rp 461.020.000 Rp 519.106.000 (11,19)

    Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan BPKP Perwakilan Provinsi Sumut TA 2011

    b. Klasifikasi program.

    Berdasarkan klasifikasi program, belanja terbagi atas tiga bagian, yaitu belanja

    pada program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya BPKP,

    program peningkatan sarana dan prasarana aparatur negara BPKP, program

    pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan

    Sistem Pengendalian Intern.

  • 13

    Tabel II. 4 Anggaran dan Realisasi Belanja per Program Tahun 2011

    Kode

    Program Uraian Program

    Anggaran

    Setelah Revisi

    Realisasi

    Belanja

    %

    089.01.01

    089.01.02

    Program Dukungan

    Manajemen dan Pelaksanaan

    Tugas Teknis Lainnya BPKP

    Program Peningkatan Sarana

    dan Prasarana Aparatur

    Negara-BPKP

    16.330.520.000

    650.000.000

    15.456.292.761

    639.553.000

    94,65

    98,39

    089.01.06 Program Pengawasan Intern

    AkuntabilitasKeuangan

    Negara dan Pembinaan

    Penyelenggaraan Sistem

    Pengedalian Intern

    5.278.286.000 5.199.229.660 98,50

    Jumlah 22.258.806.000 21.295.075.421 95,67

    Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan BPKP Perwakilan Provinsi Sumut TA 2011

    c. Klasifikasi sumber dana.

    Berdasarkan klasifikasi sumber dana, belanja terbagi atas belanja rupiah

    murni, belanja pinjaman luar negeri, dan belanja rupiah murni pendamping. Pada

    tahun 2011, keseluruhan realisasi belanja sebesar Rp21.295.075.421 yang bersumber

    dari rupiah murni.

    Tabel II. 5 Anggaran dan Realisasi Belanja per Sumber Dana Tahun 2011

    Uraian Belanja Anggaran

    Setelah Revisi

    Realisasi

    Belanja %

    Belanja Rupiah Murni

    22.258.806.000

    21.295.075.421

    95,67

    Belanja Pinjaman LN - - -

    Belanja RM Pendamping - - -

    J u m l a h 22.258.806.000

    21.295.075.421

    95,67

    Sumber: Diolah dari Laporan Keuangan BPKP Perwakilan Provinsi Sumut TA 2011

  • 14

    d. Klasifikasi organisasi.

    Berdasarkan organisasi, belanja disajikan dengan nama belanja Perwakilan

    BPKP Provinsi Sumatera Utara

    Tabel II. 6 Anggaran dan Realisasi Belanja per organisasi Tahun 2011

    Uraian Belanja Anggaran

    Setelah Revisi Realisasi

    Belanja %

    Perwakilan Badan

    Pengawasan Keuangan dan

    Pembangunan Provinsi

    Sumatera Utara

    22.258.806.000

    21.295.075.421

    95,67

    J u m l a h 22.258.806.000

    21.295.075.421

    95,67

    Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan BPKP Perwakilan Provinsi Sumut TA 2011

    2. Belanja akrual.

    Belanja akrual adalah penurunan manfaat ekonomis atau potensi jasa dalam

    perode pelaporan yang menurukan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau

    konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Pada tahun 2011, terdapat belanja akrual

    yang berupa belanja langganan daya dan jasa sebesar Rp26.415.260. Belanja ini

    berasal dari tagihan listrik, telepon, dan air yang penggunaannya terjadi pada bulan

    Desember, tetapi belum dibayar. Khusus untuk belanja langganan daya dan jasa,

    diatur bahwa pembayarannya paling lambat tanggal 20 bulan selanjutnya.

    3. Standar Operasional Belanja di Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.

    a. Penyusunan Anggaran.

    Terdapat beberapa prosedur yang harus dilaksanakan oleh BPKP Perwakilan

    Sumatera Utara dalam menyusun anggaran, yaitu :

    1) Kepala Perwakilan membentuk tim untuk menyusun anggaran perwakilan;

  • 15

    2) Tim mengumpulkan bahan-bahan dalam rangka penyusunan anggaran dan

    menuangkannya dalam Rencana Kegiatan, Term of Reference (TOR), dan

    Rencana Anggaran dan Biaya (RAB);

    3) Tim menyerahkan TOR dan RAB kepada Kepala Perwakilan melalui Kepala

    bagian Tata Usaha (Kabag TU);

    4) Kabag TU mereviu dan meyerahkan catatan pada TOR dan RAB dan

    melanjutkannya kepada Kepala Perwakilan;

    5) Kepala Perwakilan mereviu TOR dan RAB dan jika sudah setuju mengajukan

    rencana anggaran tersebut ke Biro Keuangan;

    6) Setelah ada pagu indikatif dari Biro Keuangan, rencana anggaran yang telah

    disusun dilakukan penelaahan, jika diperlukan penyesuaian tim melakukan

    perubahan dan perbaikan rencana kegiatan, TOR dan RAB-nya. Kemudian

    dilakukan entry data ke aplikasi DIPA/RKA-KL. Data-data ini kemudian dikirim

    ke Biro Keuangan untuk diteruskan ke Ditjen Anggaran;

    7) Tim melakukan pembahasan anggaran dengan Ditjen Anggaran, mengenai

    kelengkapan TOR dan RAB, tarif perhitungan dan perhitungan jumlahnya sesuai

    dengan jadwal dari Ditjen Anggaran;

    8) Tim melakukan perubahan/perbaikan terhadap TOR, RAB, kelengkapan data

    dukung dan perbaikan terhadap entry data RKA-KL/DIPA;

    9) TOR, RAB dan data dukung setelah perbaikan disampaikan ke Biro Keuangan

    untuk diteruskan ke Ditjen Anggaran;

    10) Tim melakukan pembahasan kembali dengan Ditjen Anggaran setelah ada

    penetapan pagu definitif;

  • 16

    11) Tim melakukan perubahan / perbaikan terhadap TOR, RAB, kelengkapan data

    dukung dan perbaikan terhadap entry data RK A-KL/DIPA;

    12) TOR, RAB, dan data dukung setelah perbaikan disampaikan ke Biro Keuangan

    untuk diteruskan ke Ditjen Anggaran.

    b. Pertanggungjawaban anggaran belanja.

    Terdapat beberapa prosedur yang harus dilaksanakan oleh BPKP Perwakilan

    Sumatera Utara dalam mempertanggungjawabkan anggaran, yaitu :

    1) Sebagai realisasi atas penggunaan anggaran, Petugas pengolah data keuangan

    melakukan perekaman Surat Permintaan Pembayaran dengan menggunakan

    aplikasi SPM dengan out-put berupa Surat Perintah Membayar (SPM-GU), Surat

    Perintah Membayar (SPM-GU Nihil), dan Surat Perintah Membayar (SPM-LS);

    2) Petugas pengelola data Keuangan merekam Surat Perintah Pencairan Dana

    (SP2D) yang telah diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

    (KPPN) kedalam program aplikasi SPM untuk memutakhirkan adanya SPM yang

    sudah terbit SP2D-nya;

    3) Petugas pengelola data keuangan melakukan pengiriman data/load master dari

    program aplikasi SPM ke program aplikasi SAKPA;

    4) Subbag Keuangan menerima data dari program aplikasi Sistem Akuntansi Barang

    Milik Negara (SABMN) untuk belanja modal dari Kasubag umum;

    5) Petugas pengelola data keuangan melakukan posting pada program aplikasi

    SAKPA atas data base realisasi anggaran belanja dan realisasi belanja modal;

    6) Sub Bagian Keuangan melakukan rekonsiliasi data dengan KPPN atas realisasi

    anggaran belanja pada bulan yang bersangkutan;

  • 17

    7) Sub Bagian Keuangan melakukan penerimaan transfer data SAKPA untuk

    mengadopsi data realisasi anggaran belanja pada program aplikasi Monitoring

    Realisasi DIPA (Moredi);

    8) Petugas pengelola data keuangan mencetak Laporan Realisasi Anggaran Belanja

    dengan menggunakan program aplikasi SAKPA dan Laporan Kinerja Satuan

    Kerja dengan menggunakan program aplikasi Monitoring Realisasi DIPA untuk

    disampaikan kepada Kepala Sub Bagian Keuangan sebanyak tiga rangkap;

    9) Kasubbag Keuangan mereviu dan menandatangani Laporan Realisasi Anggaran

    Belanja dan Laporan Kinerja Satuan Kerja untuk disampaikan kepada Kabag Tata

    Usaha;

    10) Kabag TU mereviu dan menandatangani Laporan Realisasi Anggaran Belanja dan

    Laporan Kinerja Satuan Kerja;

    11) Kasubbag Keuangan menyampaikan laporan tersebut dan Surat Pengantar kepada

    Kepala Perwakilan untuk mendapatkan persetujuan;

    12) Subbag Keuangan mengirim Laporan Realisasi Anggaran Belanja dan Laporan

    Kinerja Satuan Kerja kepada Biro Keuangan BPKP dan Kantor Pelayanan

    Perbendaharaan Negara (KPPN), dan satu rangkap sebagai arsip.

  • 18

    BAB III

    LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

    A. Landasan Teori

    1. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP).

    Penjelasan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa agar informasi yang disampaikan dalam

    laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas

    perlu diselenggarakan Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) yang

    dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang

    dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

    (SAPP) adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai

    dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi

    keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat.

    a. Kerangka umum SAPP.

    Berdasarkan PMK Nomor 171/PMK.05/2007 mengenai Sistem Akuntansi dan

    Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, SAPP memiliki dua subsistem, yaitu Sistem

    Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI).

    SA-BUN dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum

    Negara. Selanjutnya, SA-BUN memiliki beberapa subsistem, yaitu Sistem Akuntansi

    Investasi Pemerintah (SA-IP), Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD), Sistem

  • 19

    Akuntansi Pusat (SiAP), Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah (SAUP&H),

    Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SA-PP), Sistem Akuntansi Transaksi Khusus

    (SA-TK), Sistem Akuntansi Subsidi dan Belanja Lainnya (SA-BSBL), Sistem

    Akuntansi Subsidi dan Belanja Lainnya (SA-BSBL), dan Sistem Akuntansi Badan

    Lainnya (SA-BL). SA-BUN dilaksanakan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara

    Umum Negara.

    Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) adalah serangkaian

    prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,

    pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi

    keuangan pada Kementerian Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Laporan

    Keuangan yang dihasilkan berupa Laporan Realisasi Anggaran (LRA) termasuk

    pembiayaan, Neraca, Laporan Arus Kas, serta dilengkapi dengan Catatan atas

    Laporan Keuangan.

    Sistem Akuntasi Instansi (SAI) memiliki dua subsistem, yaitu Sistem

    Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang

    Milik Negara (SIMAK-BMN). Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh

    kementerian negara/lembaga. Kementerian negara/lembaga melakukan pemrosesan

    data untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran,

    Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan.

    SAK digunakan untuk memproses transaksi anggaran dan realisasinya

    sehingga menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran. Sedangkan SIMAK-BMN

    memproses transaksi perolehan, perubahan dan penghapusan Barang Milik Negara

    (BMN) untuk mendukung SAK dalam rangka menghasilkan neraca. Di samping itu,

  • 20

    SIMAK-BMN menghasilkan berbagai laporan, buku-buku, serta kartu-kartu yang

    memberikan informasi manajerial dalam pengelolaan BMN.

    b. Tujuan SAPP.

    Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang

    bermanfaat bagi pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan, baik

    keputusan ekonomi, sosial, maupun politik. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat

    (SAPP) mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

    1) Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansinya melalui pencatatan,

    pemrosesan, dam pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan

    standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum;

    2) Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan

    kegiatan keuangan Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang

    berguna sebagai dasar penilaian kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap

    otorisasi anggaran, dan untuk tujuan akuntabilitas;

    3) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu

    instansi dan Pemerintah Pusat secara keseluruhan;

    4) Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan,

    dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.

    2. Sistem Akuntansi Keuangan (SAK).

    Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan bagian Sistem Akuntansi

    Instansi (SAI) yang digunakan untuk memproses adanya transaksi anggaran dan

    realisasinya sehingga menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA). SAK

    dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga. Dalam pelaksanaan, SAK

  • 21

    kementerian negara/lembaga membentuk dan menunjuk unit akuntansi di dalam

    organisasinya, yang terdiri dari :

    a. UAPA pada tingkat kementerian negara/lembaga

    b. UAPPA-E1 pada tingkat eselon 1

    c. UAPPA-W pada tingkat wilayah

    d. UAKPA pada tingkat satuan kerja

    Unit-unit akuntansi instansi tersebut melaksanakan fungsi akuntansi dan

    pelaporan keuangan atas pelaksanaaan anggaan sesuai dengan tingkat organisasinya.

    Laporan keuangan yang dihasilkan merupakan bentuk pertanggungjawaban

    pelaksanaan anggaran oleh unit-unit akuntansi, baik sebagai entitas akuntansi maupun

    entitas pelaporan. Laporan keuangan kementerian negara/lembaga yang dihasilkan

    unit akuntansi instansi tersebut terdiri dari :

    a. Laporan Realisasi Anggaran

    b. Neraca

    c. Catatan atas Laporan Keuangan

    Kementerian negara/lembaga yang menggunakan anggaran belanja subsidi

    dan belanja lainnya, disamping wajib menyusun laporan keuangan atas bagian

    anggarannya sendiri, juga wajib menyusun laporan keuangan bagian anggaran belanja

    subsidi dan belanja lainnya secara terpisah. Atas dana dekonsentrasi dan tugas

    pembantuan yang dilimpahkan/dialokasikan oleh kementrian negara/lembaga kepada

    pemerintah daerah, laporan keuangannya merupakan satu kesatuan/tidak terpisah dari

    laporan keuangan kementerian negara/lembaga. Data akuntansi dan laporan keuangan

    secara berkala disampaikan kepada unit akuntansi di atasnya (asas desentralisasi).

  • 22

    Data akuntansi dan laporan keuangan dimaksud dihasilkan oleh Sistem Akuntansi

    Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi dan Akuntansi Barang Milik Negara

    (SIMAK-BMN) yang dikompilasi.

    3. Kebijakan Akuntansi Belanja

    Akuntansi belanja disusun selain untuk memenuhi kebutuhan

    pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan, juga dapat dikembangkan untuk

    keperluan pengendalian bagi pemerintah dalam mengukur efektivitas dan efisiensi

    belanja tersebut.

    a. Klasifikasi belanja.

    Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum

    Negara. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi

    pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang

    mempunyai fungsi perbendaharaan. Belanja yang masih harus dibayar diungkapkan di

    dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

    Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan

    fungsi. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada

    jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi untuk

    pemerintah pusat yaitu belanja pegawai, belanja barang, balanja modal, bunga,

    subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Klasifikasi menurut organisasi

    yaitu klasifikasi berdasarkan unit organisasi pengguna anggaran. Klasifikasi belanja

    menurut organisasi antara lain belanja per kementerian negara/lembaga beserta unit

    organisasi yang berada dibawahnya. Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi

    yang didasarkan pada fungsi-fungsi utama pemerintah pusat dalam memberikan

  • 23

    pelayanan kepada masyarakat. Klasifikasi belanja menurut fungsi adalah sebagai

    berikut :

    1) Pelayananan Umum

    2) Pertahanan

    3) Ketertiban dan Keamanan

    4) Ekonomi

    5) Perlindungan Lingkungan Hidup

    6) Perumahan dan Pemukiman

    7) Kesehatan

    8) Pariwisata dan Budaya

    9) Agama

    10) Perlindungan Sosial

    Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang

    ditetapkan dalam dokumen anggaran. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan

    kembali belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai

    pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode

    berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan lain-lain.

    b. Akuntansi anggaran belanja.

    Anggaran merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban dan pengendalian

    manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja,

    transfer, dan pembiayaan.

    Anggaran disusun oleh satuan kerja dengan dilandasi oleh :

    1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

  • 24

    2) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

    Tanggung Jawab Keuangan Negara;

    3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

    Pemerintah (SAP);

    4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.06/2005 tentang Bagan Perkiraan

    Standar;

    5) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.5/2005 tentang Sistem Akuntansi

    dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

    Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan dan

    dialokasikan dan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari anggaran

    pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang

    dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran. Apropriasi merupakan anggaran yang

    disetujui DPR/DPRD yang merupakan mandat yang diberikan kepada

    presiden/gubernur/bupati/walikota untuk melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai

    tujuan yang ditetapkan sedangkan otorisasi kredit anggaran adalah dokumen

    pelaksanaan anggaran yang menunjukkan bagian dari apropriasi yang disediakan bagi

    instansi dan digunakan untuk memperoleh uang dari rekening kas umum negara guna

    membiayai pengeluaran-pengeluaran selama periode otorisasi tersebut.

    c. Akuntansi realisasi belanja.

    Kepala Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran berdasarkan DIPA

    yang telah disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan menyelenggarakan

    kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang ditetapkan dalam

    DIPA. Untuk itu kepala Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Anggaran wajib

  • 25

    membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana anggaran yang

    dikuasai/dikelola.

    Bentuk-bentuk pertanggungjawan atas penggunaan dan pelaksanaan anggaran

    diwujudkan dalam bentuk dan mekanisme sebagai berikut :

    1) Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM-GU).

    2) Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM-GU Nihil).

    3) Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM-LS).

    Akuntansi realisasi belanja dilaksanakan pada saat terjadi pengeluaran kas dari

    KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, akuntansi realisasi belanja

    dilaksanakan pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh

    Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

    d. Laporan Realisasi Anggaran Belanja dan Laporan Realisasi Pengembalian

    Belanja.

    Laporan Realisasi Anggaran Belanja (LRAB) menggambarkan jumlah

    realisasi atau jumlah belanja yang dilaksanakan/direalisasikan oleh entitas dalam

    suatu periode pelaporan. Realisasi belanja di LRAB disajikan menurut Mata

    Anggaran (MA), meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, dan belanja

    bantuan sosial.

    Mata Anggaran Pengeluaran diklasifikasikan menurut jenis belanja ada

    beberapa jenis. Di bawah ini penulis hanya menjelaskan belanja yang terdapat di

    BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, yaitu :

    1) Belanja Pegawai

    Belanja pegawai merupakan belanja gaji dan tunjangan yang digunakan untuk

  • 26

    pembayaran gaji dan tunjangan PNS dan TNI/Polri dan belanja honorarium/ lembur

    vakasi/tunjangan khusus veteran. Belanja pegawai merupakan transaksi yang

    menghasilkan perkiraan operasional. Transaksi ini akan mempengaruhi LRAB,

    dengan mengurangi anggaran dan menambah realisasi.

    2) Belanja Barang

    Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan Nomor SE-14/PB/2005

    tentang Belanja Barang dan Belanja Modal dalam Perolehan dan Pemeliharaan

    Barang Milik Negara, Belanja barang didefenisikan sebagai sebagai pengeluaran

    untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis dipakai untuk memproduksi

    barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan, dan pengadaan barang

    yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakakat.

    Belanja barang dan jasa merupakan pengeluaran yang antara lain dilakukan

    untuk membiayai keperluan kantor sehari-hari, pengadaan barang yang habis dipakai

    seperti alat tulis kantor, pengadaan/penggantian inventaris kantor, langganan daya

    dan jasa, lain-lain pengeluaran untuk membiayai pekerjaan yang bersifat non fisik dan

    secara langsung menunjang tugas pokok dan fungsi kementrian

    negara/lembaga,pengadaan inventaris kantor yang nilainya tidak memenuhi syarat

    kapitalisasi minimum sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan RI

    Nomor 01/KMK.12/2001 dan pengeluaran jasa non fisik seperti pengeluaran untuk

    biaya pelatihan dan penelitian.

    Belanja pemeliharaan adalah pengeluaran yang dimaksudkan untuk

    mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal

    tanpa mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi

  • 27

    normal tanpa mempertahankan besar kecilnya jumlah belanja. Belanja pemeliharaan

    meliputi antara lain pemeliharaan tanah, gedung dan bangunan kantor, rumah dinas,

    kendaraan bermotor dinas, perbaikan peralatan dan sarana gedung, jalan jaringan,

    irigasi, perlatan dan mesin dan lain-lain sarana yang berhubungan dengan

    penyelenggaraan pemerintahan.

    Belanja perjalanan dinas merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk

    membiayai perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan.

    Belanja barang merupakan transaksi yang menghasilkan perkiraan operasional.

    Transaksi ini dicatat sebagai realisasi belanja dalam LRA.

    3) Belanja Modal

    Menurut Surat Edaran Dirjen Perbendaharaan Nomor SE-14/PB/2005 tentang

    Belanja Barang dan Belanja Modal dalam Perolehan dan Pemeliharaan Barang Milik

    Negara, Belanja modal dimaksudkan untuk menampung pengeluaran yang dilakukan

    dalam rangka pembentukan modal. Belanja Modal meliputi barang belanja modal

    tanah; belanja modal mesin dan peralatan; belanja modal gedung dan bangunan;

    belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan; dan belanja modal fisik lainnya.

    Belanja modal terdiri dari :

    a) Pengeluaran untuk perolehan barang milik negara, baik berupa aset tetap, maupun

    aset lainnya yang memberi masa manfaat lebih dari setahun, baik dalam bentuk

    tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, maupun dalam bentuk

    fisik lainnya seperti buku, binatang, dan sebagainya;

    b) Pengeluaran setelah perolehan yang mengakibatkan bertambahnya masa manfaat,

    kapasitas, kualitas, dan volume aset yang telah dimiliki lainnya;

  • 28

    c) Pengeluaran untuk perolehan aset yang tidak ditujukan untuk dijual atau

    diserahkan kepada masyarakat, contoh pengadaan buku untuk perpustakaan;

    d) Pengeluaran mulai dari pengadaan/perolehan aset sampai dengan aset yang

    diadakan/diperoleh siap untuk digunakan;

    e) Pengeluaran untuk perolehan/penambahan aset tetap atau aset lainnya yang

    besarnya melebihi batas nilai satuan kapitalisasi sebagaimana diatur dalam

    Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 01/KMK.12/2001;

    f) Pengeluaran untuk belanja perjalanan dan jasa yang terkait dengan perolehan aset

    tetap atau aset lainnya, termasuk di dalamnya biaya konsultan perencana,

    konsultan pengawas, dan pengembangan perangkat lunak.

    Suatu belanja dapat diklasifikasikan sebagai belanja modal didasarkan pada

    nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu :

    a) Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olahraga yang

    nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);

    b) Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih

    dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);

    c) Pengeluaran yang jumlah nominalnya dibawah nilai satuan minimum kapitalisasi

    tidak dapat digolongkan sebagai belanja modal kecuali pengeluaran untuk tanah,

    jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan

    barang bercorak kesenian.

    Apabila terjadi pengembalian belanja sebagai akibat dari adanya kelebihan

    realisasi belanja dan uang persediaan, mata anggaran pengembalian belanja adalah

    sebagai berikut :

  • 29

    1) Pengembalian belanja atas realisasi belanja tahun berjalan menggunakan mata

    uang anggaran yang sama pada waktu melakukan melakukan belanja dan

    disajikan pada laporan realisasi belanja dan laporan pengembalian belanja;

    2) Pengembalian belanja tahun anggaran lalu menggunakan mata uang anggaran

    pendapatan lain-lain dan disajikan di laporan realisasi pendapatan;

    3) Pengembalian uang persediaan menggunakan mata anggaran pengembalian uang

    persediaan, tidak mempengaruhi laporan realisasi anggaran belanja tetapi

    mengurangi akun Kas di Bendahara Pengeluaran di neraca.

    e. Jurnal standar.

    Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang terdiri dari Sistem

    Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) yang dilaksanakan oleh Kementerian

    Keuangan dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang dilaksanakan oleh Kementerian

    Negara/Lembaga. Masing-masing sistem tersebut dalam pelaksanaannya akan

    melakukan proses akuntansi yang akan dimulai dari dokumen sumber sampai

    menghasilkan suatu laporan keuangan. Dalam pelaksanaan proses akuntansi tersebut

    perlu dilakukan penjurnalan terhadap masing-masing transaksi keuangan yang

    dilakukan. Jurnal standar dalam SAK dikelompokkan menjadi :

    1) Jurnal standar DIPA

    2) Jurnal standar saldo awal

    3) Jurnal Standar realisasi

    Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci mengenal jurnal standar DIPA dan

    jurnal standar realisasi. Khusus untuk jurnal standar saldo awal, tidak akan dijelaskan

    secara lebih mendalam karena tidak berhubungan langsung dengan akuntansi belanja.

  • 30

    1) Jurnal standar DIPA.

    Jurnal standar DIPA terdiri dari estimasi pendapatan yang dialokasikan,

    allotment belanja, estimasi penerimaan pembiayaan yang dialokasikan dan allotment

    pengeluaran pembiayaan. Di bawah ini penulis akan membahas jurnal DIPA tentang

    allotment belanja karena bahasan laporan studi lapangan ini mengenai akuntansi

    belanja.

    Jurnal Standar untuk allotment belanja dilakukan pada dua sistem yaitu SAI

    dan SAU, sedangkan pada SAKUN transaksi ini tidak dijurnal. Pada SAI, transaksi

    ini dijurnal dengan mendebit piutang dari BUN dan mengkredit allotment belanja

    ditambah uraian MAK dari masing-masing allotment belanja dalam DIPA. Untuk

    SAU, jurnal yang dibuat sama dengan SAI. Jurnal standar dimaksud pada SAI dan

    SAU :

    a) Allotment Belanja Pegawai.

    DR. Piutang dari KUN XXX

    CR. Allotment Belanja Pegawai XXX

    b) Allotment Belanja Barang

    DR. Piutang dari KUN XXX

    CR. Allotment Belanja Barang XXX

    c) Allotment Belanja Modal

    DR. Piutang dari KUN XXX

    CR. Allotment Belanja Modal XXX

    d) Allotment Belanja Pembayaran Bunga Utang

    DR. Piutang dari KUN XXX

    CR. Allotment Belanja Pembayaran

    Bunga Utang

    XXX

  • 31

    e) Allotment Belanja Subsidi

    DR. Piutang dari KUN XXX

    CR. Allotment Belanja Subsidi XXX

    f) Allotment Belanja Hibah

    DR. Piutang dari KUN XXX

    CR. Allotment Belanja Hibah XXX

    g) Allotment Belanja Bantuan Sosial

    DR. Piutang dari KUN XXX

    CR. Allotment Belanja Bantuan

    Sosial

    XXX

    h) Allotment Belanja Lain-lain

    DR. Piutang dari KUN XXX

    CR. Allotment Belanja Lain-lain XXX

    i) Allotment Belanja Dana Perimbangan

    DR. Piutang dari KUN XXX

    CR. Allotment Belanja Dana Perimbangan XXX

    j) Allotment Belanja Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian

    DR. Piutang dari KUN XXX

    CR. Allotment Belanja Dana Otsus XXX

    2) Jurnal standar saldo awal.

    Jurnal standar saldo awal terdiri dari beberapa jurnal untuk saldo awal neraca,

    antara lain saldo awal kas, piutang, persediaan, aset tetap, aset lainnya, investasi

    jangka pendek, investasi jangka panjang, utang PFK, bagian lancar hutang, dan

    hutang jangka panjang. Penulis tidak akan menjelaskan secara mendalam mengenai

    jurnal standar saldo awal karena tidak berhubungan dengan topik laporan penulis.

  • 32

    3) Jurnal Standar realisasi belanja.

    Jurnal pada SAI dan SAU dilakukan dengan mendebet masing-masing akun

    belanja dan mengkredit piutang dari KUN

    DR. Belanja XXX

    CR. Piutang dari KUN XXX

    4) Jurnal standar realisasi pengembalian belanja.

    Jurnal pada SAI dan SAI dilakukan dengan mendebet akun piutang dari KUN

    dan mengkredit pengembalian belanja. Jurnal pada SAI dan SAU adalah :

    DR. Piutang dari KUN XXX

    CR. Pengembalian Belanja XXX

    B. Pembahasan

    Belanja dilakukan berdasarkan pada prinsip pengendalian anggaran belanja

    negara dengan tetap menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar dan alokasi belanja

    minimum, mempertimbangkan penghematan dan efisiensi penggunaan belanja

    negara, menjamin terlaksananya kegiatan administrasi pemerintahan, serta

    terselenggaranya agenda-agenda penting sebagaimana yang telah ditetapkan dalam

    Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL).

    1. Tinjauan atas pengakuan belanja pada Laporan Keuangan TA 2011.

    Berdasarkan Sistem Akuntansi Keuangan yang berpedoman pada Standar

    Akuntansi Pemerintahan (SAP), belanja diakui oleh BPKP Perwakilan Provinsi

    Sumut, pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui

    bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas

    pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

  • 33

    2. Tinjauan atas pencatatan belanja pada Laporan Keuangan TA 2011.

    a. Anggaran belanja.

    Terkait akuntansi penganggaran untuk belanja, BPKP Perwakilan Provinsi

    Sumatera Utara tidak membuat jurnal secara manual karena semuanya sudah diproses

    dalam aplikasi yang bernama RKA-KL DIPA. Dalam pelaksanaannya, tim menyusun

    Rencana Kegiatan, Term of Reference (TOR), dan Rencana Anggaran dan Belanja

    (RAB). TOR dan RAB diserahkan kepada Kepala BPKP Perwakilan Provinsi Sumut

    untuk direviu. TOR dan RAB yang telah direviu kemudian diserahkan ke biro

    keuangan. Setelah ada pagu indikatif dari biro keuangan, dilakukan entri data ke

    aplikasi RKA-KL DIPA. Data-data ini kemudian dikirimkan ke Ditjen Anggaran.

    Setelah ada penetapan pagu definitif, tim melakukan pembahasan dengan Ditjen

    Anggaran. Apabila ada perubahan/perbaikan terhadap TOR, RAB, dan data dukung,

    dilakukan entry data perubahan ke aplikasi RKA-KL DIPA. Aplikasi ini yang akan

    mengolah data dan menghasilkan output berupa RKA-KL dan Arsip Data Komputer.

    Terkait dengan proses pembentukan aplikasi RKA-KL DIPA, hingga tahun

    2010 aplikasi-aplikasi yang digunakan untuk proses penganggaran tingkat Satuan

    Kerja dipisah menjadi dua aplikasi, yaitu aplikasi RKA-KL (Rencana Kerja dan

    Anggaran Kementerian Lembaga) dan aplikasi DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan

    Anggaran). Aplikasi RKA-KL dan Aplikasi DIPA terus dibenahi dan diperbaharui

    dari tahun ke tahun. Dengan adanya perubahan, struktur data yang ada pada keduanya

    juga berubah. Data RKA-KL merupakan data yang kemudian dipakai sebagai data di

    aplikasi DIPA. Keakuratan maupun kekonsistenan data dari awal proses

    penganggaran hingga disahkan dalam bentuk DIPA tidak terlalu baik.User dari suatu

  • 34

    satuan kerja perlu berpindah aplikasi untuk merekam data RKA-KL dan mencetak

    DIPA. Mulai tahun 2011, Satker menerapkan konsep penganggaran berbasis kinerja

    dimana output kegiatan menjadi Indikator Kinerja Utama Satker dalam pelaksanaan

    anggaran. Oleh karena itu, pihak Kementerian Keuangan dan Sistem Analis PT

    Quadra Solution melakukan merger data untuk mengintegrasikan kedua aplikasi

    (Aplikasi RKA-KL dan Aplikasi DIPA) dan menjadi Aplikasi RKA-KL DIPA dan

    aplikasi inilah yang digunakan sampai sekarang.

    Berdasarkan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK), pencatatan jurnal manual

    untuk anggaran belanja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara secara garis

    besarnya adalah sebagai berikut :

    DR. Piutang dari KUN 11.924.294.000

    CR. Allotment Belanja Pegawai 11.924.294.000

    DR. Piutang dari KUN 9.684.512.000

    CR. Allotment Belanja Pegawai 9.684.512.000

    DR. Piutang dari KUN 650.000.000

    CR. Allotment Belanja Modal 650.000.000

    b. Realisasi belanja.

    Terkait akuntansi pertanggungjawaban realisasi untuk belanja, BPKP

    Perwakilan Provinsi Sumatera Utara tidak membuat jurnal secara manual karena

    semuanya sudah diproses dalam aplikasi yang bernama SAKPA. Dalam

    pelaksanaannya, petugas pengolah data keuangan melakukan perekaman surat

    permintaan dan pembayaran menggunakan apllikasi SPM sebagai realisasi atas

    penggunaan anggaran dengan output SPM-GU, SPM-GU Nihil, dan SPM-LS. Setelah

    SP2D telah diterbitkan KPPN, petugas pengolah data merekam SP2D tersebut

  • 35

    kedalam program aplikasi SPM untuk memutakhirkan adanya SPM yang sudah terbit

    SP2D-nya. Data/load master dari program aplikasi SPM kemudian dikirm ke program

    aplikasi SAKPA. Aplikasi inilah yang akan mengolah data dan menghasilkan output

    berupa data realisasi anggaran belanja yang nantinya akan diolah menjadi Laporan

    Realisasi Anggaran Belanja.

    Berdasarkan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK), pencatatan jurnal manual

    untuk realisasi belanja bruto BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara secara garis

    besarnya adalah sebagai berikut :

    DR. Belanja Pegawai 11.361.305.229

    CR. Piutang dari KUN 11.361.305.229

    DR. Belanja Barang 9.328.638.692

    CR. Piutang dari KUN 9.328.638.692

    DR. Belanja Modal 639..553.000

    CR. Piutang dari KUN 639..553.000

    c. Belanja akrual.

    Belanja akrual adalah penurunan manfaat ekonomis atau potensi jasa dalam

    periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau

    konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

    mengungkapkan informasi belanja akrual di Catatan atas Laporan keuangan (CaLK)

    sesuai dengan Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor Per-62/PB 2009 tentang Tata

    Cara Penyajian Informasi Pendapatan Belanja secara Akrual pada Laporan Keuangan.

    Dalam akuntansinya, belanja akrual digolongkan sebagai kewajiban. Jurnal

    manual yang dicatat oleh BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara terkait belanja

    akrual adalah sebagai berikut :

  • 36

    Dr. Dana yang harus disediakan untuk

    pembayaran Utang Jangka Pendek

    26.415.260

    Cr. Belanja barang yang masih harus dibayar 26.415.260

    d. Pengembalian belanja.

    Pengembalian belanja dicatat oleh BPKP Perwakilan Provinsi Sumut secara

    terkomputerisasi melalui aplikasi SAKPA. Pengembalian belanja tersebut berasal dari

    kelebihan belanja pada tahun berjalan maupun tahun sebelumnya. Apabila ada

    pengembalian belanja, BPKP Perwakilan Provinsi Sumut menyertakan Surat Setoran

    Pengembalian Belanja (SSPB) jika kelebihan itu merupakan kelebihan pembayaran

    anggaran di tahun yang sama/tahun anggaran berjalan dan SSBP jika kelebihan itu

    merupakan kelebihan pembayaran anggaran di tahun yang berbeda/tahun

    sebelumnya. Uang tersebut kemudian disetorkan ke kas negara melalui bank yang

    telah ditunjuk. Setelah uang tersebut diterima, bank yang bersangkutan menerbitkan

    Nomor Transaksi Pendapatan Negara (NTPN). SSBP yang dilampiri NTPN inilah

    yang digunakan untuk menginput data pengembalian belanja pada aplikasi SAKPA.

    Tabel III. 1 Rincian Pengembalian Belanja TA 2011

    Uraian TA 2011

    Belanja Pegawai Rp 6.746.000

    Belanja Barang Rp 34.421.500

    Belanja Modal Rp 0

    Sumber: Diolah dari Laporan Keuangan BPKP Perwakilan Provinsi Sumut TA 2011

  • 37

    Berdasarkan informasi pada tabel III.1, jurnal manual untuk pengembalian

    belanja yang terjadi pada tahun yang sama/tahun anggaran berjalan akan dicatat

    sebagai berikut :

    DR. Piutang dari KUN 6.746.000

    CR. Belanja Pegawai 6.746.000

    DR. Piutang dari KUN 34.421.500

    CR. Belanja Barang 34.421.500

    DR. Piutang dari KUN 0

    CR. Belanja Modal 0

    Pencatatan pengembalian belanja atas realisasi belanja untuk tahun yang

    berbeda maupun uang persediaan tidak saya lampirkan karena tidak berhubungan

    dengan fokus pembahasan laporan ini.

    3. Tinjauan atas penyajian dan pengungkapan belanja pada Laporan

    Keuangan TA 2011.

    a. Penyajian belanja.

    Mengenai pentingnya klasifikasi belanja, Campo dan Tommasi (1991)

    menyatakan bahwa:

    Klasifikasi belanja sangat penting dalam memformulasikan kebijakan dan

    mengidentifikasi alokasi sumber daya sektor-sektor, mengidentifikasi tingkatan

    kegiatan pemerintah melalui penilaian kinerja pemerintah, dan membangun

    akuntabilitas atas ketaatan pelaksanaan dengan otorisasi yang diberikan oleh

    legislatif.

    Menurut Paragraf 34 PSAP Nomor 02, ditetapkan bahwa belanja disajikan

    menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi, dan fungsi. Rincian tersebut

    merupakan persyaratan minimal yang harus disajikan oleh entitas pelaporan.

  • 38

    Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

    belanja disajikan menurut klasifikasi organisasi, fungsi, dan ekonomi.

    Pengklasifikasian belanja tersebut dimaksudkan untuk kepentingan penganggaran dan

    pelaporan. Oleh karena itu, klasifikasi yang dapat memenuhi fungsi anggaran dan

    pelaporan harus diformulasikan sebagai berikut:

    1) klasifikasi menurut fungsi, digunakan untuk analisis historis dan formulasi

    kebijakan;

    2) klasifikasi organisasi, untuk keperluan akuntabilitas;

    3) klasifikasi menurut dana, untuk keperluan sumber pembiayaan;

    4) klasifikasi menurut ekonomi, untuk tujuan statistik dan obyek (jenis belanja),

    ketaatan (compliance), pengendalian (control), dan analisis ekonomi; dan

    5) klasifikasi menurut program dan kegiatan, untuk informasi dan pengendalian

    pencapaian tujuan.

    Mengacu pada peraturan, BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera utara telah

    menyajikan belanja secara rinci di laporan keuangan. Belanja disajikan di muka

    laporan keuangan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja. Pada Catatan atas

    Laporan Keuangan (CaLK), belanja telah disajikan menurut klasifikasi organisasi dan

    fungsi. Untuk melengkapi penyajian belanja, BPKP Perwakilan Provinsi Sumut juga

    menyajikan belanja menurut klasifikasi sumber dana pada Catatan atas Laporan

    Keuangan (CaLK).

    Berdasarkan klasifikasi ekonomi/jenis belanja, BPKP Perwakilan Provinsi

    Sumut membagi belanja kedalam tiga bagian yaitu belanja pegawai, belanja barang,

    dan belanja modal. Berdasarkan klasifikasi fungsi, belanja disajikan kedalam tiga

  • 39

    program yaitu program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

    BPKP, Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP, dan

    Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan

    Penyelenggaraan Sistem Pengendalian. Berdasarkan organisasi, belanja disajikan

    dengan nama belanja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan

    berdasarkan sumber dana, belanja disajikan kedalam tiga sumber pendanaan yaitu

    belanja rupiah murni, belanja pinjaman luar negeri dan belanja rupiah murni

    pendamping. Berdasarkan data yang ada, BPKP Perwakilan Provinsi Sumut hanya

    melakukan belanja yang bersumber dari rupiah murni sebagai pendanaannya.

    b. Pengungkapan belanja.

    Pada Paragraf 13 PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan,

    dikemukakan bahwa CaLK menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos laporan

    keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai, antara lain:

    1) Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;

    2) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh PSAP yang belum disajikan

    dalam lembar muka laporan keuangan;

    3) Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian wajar, yang

    tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

    Selanjutnya, dikemukakan bahwa untuk memudahkan pengguna dalam

    membaca laporan, pengungkapan pada CaLK dapat disajikan dengan narasi, bagan,

    grafik, daftar,dan skedul atau bentuk lain yang lazim yang mengikhtisarkan secara

    ringkas dan padat kondisi dan posisi keuangan entitas pelaporan. Mengacu pada

    paragraf 13 PSAP Nomor 04 tersebut, BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara

  • 40

    telah mengungkapkan informasi belanja secara informatif dan lengkap di Catatan atas

    Laporan Keuangan (CaLK). Hal ini didasarkan bahwa belanja diungkapkan dengan

    informasi tambahan yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

    Belanja disajikan dengan narasi, grafik, daftar, dan tabel. Belanja yang masih harus

    dibayar (belanja akrual) juga telah diungkapkan di Catatan atas Laporan Keuangan.

    Belanja akrual ini berjumlah Rp26.415.260 yang terdiri dari biaya listrik, biaya air,

    dan biaya telepon pada bulan Desember 2011.

    4. Tinjauan perbandingan anggaran dan realisasi belanja pada Laporan

    Realisasi Anggaran TA 2010 dan TA 2011.

    BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011 mempunyai

    alokasi anggaran sebesar Rp22.258.806.000. Realisasi belanja sampai dengan Tahun

    2011 bruto sebesar Rp21.336.242.921 atau 95,86 persen dari anggarannya dan

    pengembalian belanja sebesar Rp41.167.500 sehingga realisasi belanja neto sebesar

    Rp21.295.075.421 atau 95,67 persen.

    Berdasarkan jenisnya, belanja yang terdapat di BPKP Perwakilan Provinsi

    Sumatera Utara dibagi atas belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal. Pada

    Tahun 2011, proporsi belanja bruto terbesar terdapat pada belanja pegawai yaitu

    sebesar Rp11.361.305.229 sementara proporsi belanja bruto terkecil terdapat pada

    belanja modal yaitu sebesar Rp639.553.000.

    Dibandingkan dengan realisasi belanja tahun lalu, ketiga jenis belanja (belanja

    pegawai, belanja barang, belanja modal) mengalami kenaikan. Persentasi kenaikan

    yang paling tinggi terjadi pada pos belanja modal bruto yaitu sebesar 18,71 persen

  • 41

    a. Belanja pegawai.

    Realisasi belanja pegawai di Kantor BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera

    Utara pada tahun 2011 bruto adalah sebesar Rp11.361.305.229 atau mencapai 95,28

    persen dari anggarannya sebesar Rp11.924.294.000. Jumlah pengembalian belanja

    pegawai pada tahun tersebut adalah Rp6.746.000 sehingga realisasi belanja pegawai

    neto menjadi sebesar Rp11.354.559.229. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010

    terdapat kenaikan belanja pegawai neto sebesar Rp136.185.104 atau 1,21 persen.

    Berdasarkan hasil wawancara dengan bendahara pengeluaran, kenaikan belanja

    pegawai disebabkan karena adanya kenaikan gaji pokok PNS. Apabila dibandingkan

    dengan tahun 2010, terdapat kenaikan yang cukup signifikan pada pengembalian

    belanja pegawai yaitu sebesar 42.949 persen dimana pengembalian belanja pegawai

    pada Tahun 2010 sebesar Rp15.707. Pengembalian belanja ini disebabkan oleh

    kelebihan belanja karena ketidakakuratan perhitungan jumlah belanja yang

    dicantumkan dalam Surat Perintah Membayar (SPM).

    b. Belanja Barang.

    Realisasi belanja barang pada tahun 2011 bruto adalah sebesar

    Rp9.328.638.692 atau mencapai 96,33 persen dari anggarannya sebesar

    Rp9.684.512.000. Jumlah pengembalian belanja pada tahun tersebut adalah sebesar

    Rp34.421.500 sehingga realisasi belanja barang pada tahun 2011 neto menjadi

    sebesar Rp9.294.217.192 atau mencapai 95,97 persen dari anggarannya.

    Dibandingkan dengan tahun 2010 terdapat kenaikan realisasi belanja barang neto

    sementara persentasi kenaikan yang paling rendah terjadi pada pos belanja pegawai

    bruto yaitu sebesar 1,27 persen.

  • 42

    sebesar Rp1.152.325.857 atau 14,15 persen. Berdasarkan hasil wawancara dengan

    bendahara pengeluaran, kenaikan belanja barang ini disebabkan karena adanya

    kenaikan realisasi belanja perjalanan dinas.

    c. Belanja modal.

    Realisasi belanja modal pada tahun 2011 bruto adalah sebesar Rp639.553.000

    atau mencapai 98,39 persen dari anggarannya sebesar Rp650.000.000. Pada tahun

    tersebut tidak terdapat pengembalian belanja sehingga realisasi belanja modal pada

    tahun 2011 neto menjadi sebesar Rp639.553.000. Dibandingkan dengan tahun 2010

    terdapat kenaikan realisasi belanja modal neto sebesar Rp100.823.000 atau 18,71

    persen.

  • 43

    BAB IV

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Berdasarkan data dan fakta dalam bab II yang telah diuraikan serta

    pembahasan terhadap kebijakan akuntansi belanja pada Laporan Keuangan Tahun

    2011 di BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara yang telah dijabarkan dalam bab

    III, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

    1. Pada BPKP Perwakilan Provinsi Sumut, belanja diakui pada saat terjadi

    pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,

    pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran

    tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

    2. BPKP Perwakilan Provinsi Sumut tidak mencatat jurnal manual untuk anggaran

    belanja. Pencatatan untuk anggaran belanja diproses secara terkomputerisasi

    melalui aplikasi RKAKL DIPA.

    3. BPKP Perwakilan Provinsi Sumut tidak mencatat jurnal manual untuk realisasi

    belanja. Pencatatan untuk realisasi belanja diproses secara terkomputerisasi

    melalui aplikasi SAKPA.

    4. BPKP Perwakilan Provinsi Sumut tidak mencatat jurnal manual untuk

    pengembalian belanja. Pencatatan untuk pengembalian belanja diproses secara

    terkomputerisasi melalui aplikasi SAKPA. Pengembalian belanja disebabkan oleh

  • 44

    kelebihan belanja yang dicantumkan dalam SPM. Pengembalian belanja berasal

    dari kelebihan belanja pada tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

    5. Pada tahun 2011, pengembalian belanja cukup besar yaitu Rp41.167.500 yang

    berasal dari belanja pegawai dan belanja barang. Pengembalian belanja Tahun

    2011 dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan dimana persentase

    pengembalian belanja terbesar berasal dari belanja pegawai yaitu sebesar 42.949

    persen. Hal ini disebabkan oleh ketidakakuratan perhitungan jumlah belanja yang

    dicantumkan dalam SPM.

    6. BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara menyajikan belanja secara rinci di

    laporan keuangan. Belanja disajikan di muka laporan keuangan menurut

    klasifikasi ekonomi/jenis belanja sedangkan di Catatan atas Laporan Keuangan,

    belanja disajikan menurut organisasi, program, dan sumber dana. Hal ini sesuai

    dengan paragraf 34 PSAP nomor 02.

    7. Terkait belanja akrual, BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara mencatatnya

    sebagai kewajiban dan mengungkapkannya di Catatan atas Laporan Keuangan

    (CaLK) sesuai dengan Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan nomor Per-

    62/PB 2009.

    8. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2010 terdapat kenaikan belanja pegawai

    neto sebesar Rp136.185.100 atau 1,21 persen. Berdasarkan hasil wawancara

    dengan bendahara pengeluaran, kenaikan belanja pegawai disebabkan karena

    adanya kenaikan gaji pokok Pegawai Negeri Sipil (PNS).

    9. Dibandingkan dengan tahun 2010 terdapat kenaikan realisasi belanja barang neto

    sebesar Rp1.152.325.857 atau 14,15 persen. Berdasarkan hasil wawancara dengan

  • 45

    bendahara pengeluaran, kenaikan belanja barang ini disebabkan karena adanya

    kenaikan realisasi belanja perjalanan dinas..

    10. Dibandingkan dengan tahun 2010, terdapat kenaikan realisasi belanja modal

    sebesar Rp100.823.000 atau 18,71 persen. Kenaikan belanja modal ini disebabkan

    adanya pengadaan barang melebihi pengadaan di tahun anggaran sebelumnya.

    11. Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2011 telah

    disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005

    tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

    B. Saran

    Di samping simpulan, penulis juga memberikan beberapa saran yang

    mungkin berguna bagi pihak-pihak terkait khususnya BPKP Perwakilan Provinsi

    Sumatera Utara sebagai berikut:

    1. Terkait dengan adanya kelebihan belanja, seharusnya BPKP Perwakilan Provinsi

    Sumatera Utara lebih teliti dan akurat dalam melakukan perhitungan belanja yang

    akan diajukan ke dalam Surat Perintah Membayar (SPM). Hal ini didasarkan

    bahwa pengembalian belanja untuk tahun 2011 cukup besar, yaitu sebesar

    Rp41.167.500 dimana pengembalian belanja tersebut berasal dari belanja pegawai

    sebesar Rp6.746.000 dan belanja barang sebesar Rp34.421.500. Penulis

    mengamati bahwa pengembalian belanja tahun 2011 dibandingkan dengan tahun

    2010 mengalami peningkatan dimana persentasi peningkatan terbesar terdapat

    pada belanja pegawai yaitu sebesar 42.949 persen (Rp 6.746.000 - Rp 15.707)

    dan berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pihak terkait disebutkan bahwa

    kelebihan belanja ini disebabkan oleh adanya ketidakakuratan perhitungan.

  • 46

    2. Perlu adanya penambahan pegawai yang kompeten pada Sub Bagian Keuangan.

    Hal ini didasarkan pada pengamatan penulis di lapangan bahwa pegawai pada Sub

    Bagian Keuangan jumlahnya sedikit sementara jumlah pekerjaan cukup banyak.

    Penulis mengamati bahwa kinerja Sub Bagian Keuangan menjadi kurang

    maksimal karena terlalu bergantung hanya pada beberapa pegawai.

  • 47

    DAFTAR PUSTAKA

    Campo, Salvatore Schiavo dan Daniel Tommasi. 1991. Managing Government

    Expenditure. Manila: Asian Development Bank.

    Direktorat Jenderal Perbendaharaan. 2010. Modul Sistem Akuntansi Keuangan.

    Jakarta: Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

    Perwakilan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Provinsi Sumatera Utara.

    2012. Laporan Keuangan Tahun 2011 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera

    Utara . Medan.

    Widjajarso, Bambang, Akhmad Solikin, dan Akhmad Priharianto. 2006. Akuntansi

    Pemerintahan: Teori dan Praktik. Jakarta: LPKPAP.

    Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

    Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

    Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

    Tanggung Jawab Keuangan Negara.

    Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

    Pemerintahan.

    Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

    Pemerintah.

    Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan

    Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

    Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-13/PB/2005 tentang

    Belanja Barang dan Belanja Modal dalam Perolehan dan Pemeliharaan Barang

    Milik Negara.

  • 48

    Lampiran I

    Struktur Organisasi BPKP

    KEPALA

    PERWAKILAN

    KABAG TU

    KASUBBAG

    PROLAP

    KASUBBAG

    KEPEGAWAIAN

    KASUBBAG

    KEUANGAN

    KASUBBAG

    KEUANGAN

    KABID IPP KABID APD KABID AN KABID

    INVESTIGASI

    KELOMPOK JFA KELOMPOK JFA KELOMPOK JFA KELOMPOK JFA

  • 49

    Lampiran II

    Klasifikasi Belanja Menurut Peraturan Perundang-undangan

    Klasifikasi UU No. 17/2003 PP No. 24/2005 PP No. 58/2005 Permendagri No. 13/2006

    unit organisasi organisasi organisasi Organisasi

    (disesuaikan dengan susunan

    organisasi pemda)

    Organisasi

    Fungsi 11 fungsi

    Program

    Kegiatan

    11 Fungsi Fungsi, terdiri dari: a) klasifikasi berdasarkan urusan

    pemerintahan, dan b) klasifikasi fungsi pengelolaan

    keuangan negara: 10 fungsi (pertahanan tidak termasuk)

    Program

    Kegiatan

    Fungsi, terdiri dari:

    a) Klasifikasi belanja dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan

    terdiri dari belanja urusan wajib dan

    belanja urusan pilihan.

    b) Klasifikasi belanja menurut fungsi pengelolaan keuangan negara (10

    fungsi)

    Program

    Kegiatan

    Jenis belanja Jenis belanja ekonomi (jenis

    belanja),

    Jenis belanja Klasifikasi menurut kelompok belanja

    terdiri dari:

    a) belanja langsung b) belanja tdk langsung Kemudian dirinci berdasarkan jenis

    belanja

  • 50

    Lampiran III

    Rincian Realisasi Belanja Pegawai TA 2011

    Uraian TA 2011 TA 2010 % Naik/(Turun)

    Bel. Gaji Pokok PNS 7,425,356,930Rp 7,044,953,260Rp 5.40

    Bel. Pembulatan Gaji PNS 204,136Rp 171,548Rp 19.00

    Bel. Tunj. Suami/Istri PNS 598,045,599Rp 576,316,360Rp 3.77

    Bel. Tunj. Anak PNS 206,479,696Rp 202,695,616Rp 1.87

    Bel. Tunj. Struktural PNS 151,870,000Rp 143,210,000Rp 6.05

    Bel. Tunj. Fungsional PNS 1,208,100,000Rp 1,302,225,000Rp (7.23)

    Bel. Tunj. PPh PNS 264,534,498Rp 210,811,388Rp 25.48

    Bel. Tunj. Beras PNS 523,575,070Rp 496,982,160Rp 5.35

    Bel. Uang Makan PNS 666,780,000Rp 696,550,000Rp (4.27)

    Bel. Tunj. Lain-lain termasuk uang

    duka PN12,852,300Rp 10,452,000Rp 22.96

    Bel. Tunjangan Umum PNS 93,025,000Rp 109,110,000Rp (14.74)

    Bel. Uang Honor Tidak Tetap -Rp -Rp

    Bel. uang lembur 210,482,000Rp 424,912,500Rp (50.46)

    Jumlah Belanja Bruto 11,361,305,229Rp 11,218,389,832Rp 1.27

    Pengembalian Belanja 6,746,000Rp 15,707Rp

    Jumlah Belanja Neto 11,354,559,229Rp 11,218,374,125Rp 1.21

  • 51

    Lampiran IV

    Formulir Jurnal Belanja Akrual

    Kementerian Negara / Lembaga

    : 089 BPKP No. Dokumen : 201112450567007

    Eselon I : 01 BPKP Tanggal : 31 Desember 2011 Wilayah : 0700 Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran : 2011

    Satuan Kerja : 450567 Perw. BPKP Sumatera Utara

    Periode/Bulan : 01-12-2011 s.d 31-12-2011 Jenis Jurnal Aset :

    Keterangan : Pencatatan Biaya Langganan Daya & Jasa Yang Masih Harus Dibayar

    [ ] Kas di Bendahara Penerima [ ] Persediaan

    [ ] Kas di Bendahara Pengeluaran [ ] Aset Tetap [] Kewajiban [ ] Aset Lainnya

    No. Urut

    Debet Kredit

    Kode Perkiraan

    Uraian Nama Perkiraan Rupiah

    1 Debet 311611 Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek 26.415.260,-

    Kredit 211212 Belanja Barang Yang Masih Harus Dibayar 26.415.260,-

    Dibuat oleh : Vonny Siske Manua Disetujui oleh : Darmawan Direkam oleh : A. Kisworo R.

    Tanggal : 31 Desember 2011 Tanggal : 31 Desember 2011 Tanggal : 31 Desember 2011

  • 52

    Lampiran V

    Laporan Realisasi Anggaran TA 2011

    PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    LAPORAN REALISASI ANGGARAN

    UNTUK TAHUN ANGGARAN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2011

    NO. U R A I A N Catatan

    31 DESEMBER TAHUN 2011

    ANGGARAN (Rp)

    REALISASI (Rp)

    REALISASI DI ATAS (BAWAH)

    ANGGARAN

    % REALISASI THD ANGGARAN

    A PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH

    A.I PENDAPATAN

    Penerimaan Perpajakan 0 0 0 -

    Penerimaan Negara Bukan Pajak 0 59,477,921 59,477,921 -

    TOTAL PENDAPATAN 0 59,477,921 59,477,921 -

    B BELANJA NEGARA

    B.I BELANJA

    B.I.1 Rupiah Murni 22,258,806,000 21,295,075,421 -963,730,579 95.67

    Belanja Pegawai 11,924,294,000 11,361,305,229 -562,988,771 95.28

    Belanja Barang 9,684,512,000 9,294,217,192 -390,294,808 95.97

    Belanja Modal 650,000,000 639,553,000 -10,447,000 98.39

    B.I.1 Pinjaman dan Hibah

    - - - -

    Belanja Barang - -

    TOTAL BELANJA 22,258,806,000 21,295,075,421 -963,730,579 95.67

  • 53

    Lampiran VI: Laporan Realisasi Anggaran TA 2011

    PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

    LAPORAN REALISASI ANGGARAN

    UNTUK TAHUN ANGGARAN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2010

    NO. U R A I A N Catatan

    31 DESEMBER TAHUN 2010

    ANGGARAN REALISASI REALISASI DI

    ATAS (BAWAH) ANGGARAN

    % REALISASI THD ANGGARAN

    A PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH

    A.I PENDAPATAN

    Penerimaan Perpajakan 0 0 0 -

    Penerimaan Negara Bukan Pajak 0 95,140,717 95,140,717 -

    TOTAL PENDAPATAN 0 95,140,717 95,140,717 -

    B BELANJA NEGARA

    B.I BELANJA

    B.I.1 Rupiah Murni 20,780,431,000 19,536,182,910 -1,244,248,090 94.01

    Belanja Pegawai 11,871,732,000 11,218,374,125 -653,357,875 94.50

    Belanja Barang 8,258,699,000 7,779,078,785 -479,620,215 94.19

    Belanja Modal 650,000,000 538,730,000 -111,270,000 82.88

    B.I.1 Pinjaman dan Hibah

    462,834,000 362,812,550 (100,021,450) 78.39

    Belanja Barang 462,834,000 362,812,550 -100,021,450 78.39

    TOTAL BELANJA 21,243,265,000 19,898,995,460 -1,344,269,540 93.67

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

    1. Nama Penulis : August Frans Sebastian Pangaribuan

    2. Tempat, tanggal lahir : Medan, 6 Agustus 1990

    3. Alamat : Jalan Pelita 1 No. 17 Medan

    4. Agama : Kristen Protestan

    5. Moto Hidup : Jangan pernah menyerah sebelum berusaha

    6. Riwayat Pendidikan :

    a. TK Fajar Medan

    b. SD Budi Murni-3 Medan

    c. SMP Budi Murni-3 Medan

    d. SMA Negeri-1 Medan

    Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Program Diploma III Spesialisasi Akuntansi