laporan morfometri taksonomi hewan
DESCRIPTION
Laporan morfometri taksonomi hewanTRANSCRIPT
MORFOMETRI
Oleh :
Nama : Hanifah Kholid BasalamahNIM : B1J011156Rombongan : IVKelompok : 2Asisten : Kukuh Riyan M.
LAPORAN PRAKTIKUM TAKSONOMI HEWAN
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO
2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Morfometri merupakan peneraan pengukuran morfologi yang meliputi
ukuran panjang dan berat serta skala kondisi fisik berdasarkan standar morfologi
tubuh, sesuai fase hidup hewan. Morfometri dimaksudkan untuk mengukur bagian
tubuh yang penting pada hewan, agar diketahui kisaran ukuranya, di setiap fase
pertumbuhan pada masing-masing jenis-jenis hewan, sehingga informasi untuk
determinasi taksa menjadi lebih lengkap dan akurat. Nilai penting yang
terkandung dalam morfometri yaitu untuk mengenal lebih mendalam tentang jenis
spesies, melakukan estimasi umur dan jenis kelamin serta mengetahui berat dan
ukuran tubuh (Saanin, 1968).
Metode analisis morfologis tradisional yaitu perbandingan antara
univariate karakter meristik dan morfometrik seperti panjang tubuh, lebar tubuh
dan tinggi tubuh, yang mampu mengidentifikasi perbedaan antar galur atau
populasi. Karakter morfometrik baku yang terkonsentrasi pada ukuran-ukuran
panjang dari bagian kepala, badan dan ekor menghasilkan pola gambaran bentuk
tubuh yang cenderung bias (Clifford dan Stephenson, 1975). Teknik truss
morphometriks merupakan salah satu upaya menggambarkan bentuk ikan dengan
cara mengukur bagian-bagian dari tubuhnya atas dasar titik-titik patokan
Contoh ukuran bagian-bagian tubuh penting yang mendukung karakter
morfologi ikan nilem yaitu panjang antara mulut dengan pertengahan bagian ekor,
titik maxilla dorsa dan maxilla ventral, titik maxilla dorsal dengan pangkal
operkulum bagian ventral, titik maxilla dorsal dengan pangkal operkulum bagian
dorsal, titik maxilla ventral dengan pangkal operkulum bagian ventral, titik
maxilla ventral dengan pangkal operkulum bagian dorsal dan lain sebagainya.
Ikan nilem adalah ikan organik yang artinya tidak membutuhkan pakan tambahan
atau pellet. Ikan nilem termasuk ikan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora).
Larva yang baru menetas biasanya memakan jenis zooplankton yaitu rotifer.
Sedangkan benih dan ikan dewasa memakan tumbuh-tumbuhan air seperti
chlorophyceae, characeae, ceratophyllaceae, polygonaceae (Susanto, 2006).
B. Tujuan
Tujuan praktikum acara morfometri adalah mengenal karakter morfologi
pada hewan avertebrata dan vertebrata yang digunakan sebagai dasar untuk
melakukan detereminasi, mengukur bagian morfologi tubuh yng penting pada
hewan avertebrata dan vertebrata di setiap fase pertumbuhannya sehingga
informasi untuk melakukan determinasi taksa menjadi lebih lengkap dan akurat
dan menerapakan teknik truss morphometrics pada ikan, agar mendapatkan
gambaran tubuh lebih menyeluruh.
II. MATERI DAN METODE
A. Materi
Materi yang diamati adalah Ikan Nilem (Osteochilus hasselti).
Alat yang digunakan yaitu bak preparat, pinset, jangka sorong, kertas
milimeter blok, steroform dan jarum preparat.
B. Metode
1. Disiapkan preparat yang akan digunakan (praktikum kali ini menggunakan
ikan Nilem sebagai hewan awetan).
2. Diletakkan ikan Nilem di atas kertas milimeter, yang sebelumnya di bawah
kertas milimeter telah dialasi dengan sterofoam.
3. Diberi patokan titik truss pada tubuh ikan dengan menggunakan jarum.
4. Karakter morfometrik diukur dengan menggunakan jangka sorong dengan
teknik truss morphometrics.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel truss morphometrics untuk Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
KelTrush Morfometri (mm)
PB A1 A2 A3 A4 A5 A6
1 32,50 53,75 28,25 43,00 59,00 55,00 45,25
2 101,25 44,20 24,10 26,25 45,00 44,35 33,00
3 97,30 43,15 19,20 29,35 42,25 45,35 35,10
4 113,03 63,15 32,1 46,38 6,33 47,25 36,13
KelTrush Morfometri (mm)
B1 B2 B3 B4 B5 B6 C1
1 37,50 46,25 37,25 48,50 53,25 58,00 14,00
2 26,25 39,10 31,30 35,05 45,25 47,35 8,35
3 23,25 22,03 30,38 29,05 40,05 41,03 9,03
4 26,13 20,75 41,15 41,12 49,50 49,80 12,30
Kel .Trush Morfometri (mm)
C2 C3 C4 C5 C6 C7
1 25,25 36,10 21,25 24,25 41,50 37,75
2 23,25 31,10 16,40 19,30 34,45 20,20
3 19,05 21,20 14,05 10,13 25,13 18,15
4 17,50 19,48 18,48 19,45 28,48 25,03
Keterangan Jarak Truss :
PB = 1-11 B1 = 4-7 C1 = 7-8
A1 = 3-4 B2 = 6-7 C2 = 6-8
A2 = 2-3 B3 = 5-6 C3 = 6-9
A3 = 2-5 B4 = 4-6 C4 = 9-10
A4 = 3-5 B5 = 5-7 C5 = 8-10
A5 = 2-4 B6 = 5-8 C6 = 6-10
A6 = 4-6 C7=8-9
8
10
12
6
9
11
5
3
1
2
7
4
Gambar Ikan Nilem (Ostheochillus hasselti)
Keterangan:
1. Mulut
2. Titik maxilla dorsal
3. Titik maxilla ventral
4. Pangkal operculum bagian ventral
5. Pangkal operculum bagian dorsal
6. Pangkal depan sirip anal
7. Pangkal depan sirip punggung
8. Pangkal belakang sirip punggung
9. Pangkal belakang sirip anal
10. Pelipatan ekor bagian dorsal
11. Pelipatan ekor bagian ventral
12. Pertengahan pelipatan ekor
B. Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari pengamatan didapatkan bahwa pengukuran truss
morphometrics meliputi 24 pengukuran karakter. Pengamatan ikan nilem
kelompok 2 menggunakan teknik truss morphometrics yaitu mengukur bagian
morfologi tubuh yang penting pada ikan nilem (Osteochilus hasselti) yaitu mulut,
titik maxilla dorsal, titik maxilla ventral, pangkal operculum bagian ventral,
pangkal operculum bagian dorsal, pangkal depan sirip anal, pangkal depan sirip
punggung, pangkal belakang sirip punggung, pangkal belakang sirip anal,
pelipatan ekor bagian dorsal, pelipatan ekor bagian ventral, pertengahan pelipatan
ekor, didapatkan hasil bahwa
PB = 1-11 B1 = 4-7 C2 = 6-8
A1 = 3-4 B2 = 6-7 C3 = 6-9
A2 = 2-3 B3 = 5-6 C4 = 9-10
A3 = 2-5 B4 = 4-6 C5 = 8-10
A4 = 3-5 B5 = 5-7 C6 = 6-10
A5 = 2-4 B6 = 5-8 C7=8-9
A6 = 4-6 C1 = 7-8
Morfometri merupakan peneraan atau pengukuran morfologi yang
meliputi ukuran panjang dan berat, serta skala kondisi fisik berdasarkan standar
morfologi tubuh. Morfometri dimaksudkan untuk mengukur bagian tubuh yang
penting pada hewan agar diketahui kisaran ukurannya, di setiap fase pertumbuhan
pada masing-masing jenis spesies hewan sehingga informasi untuk determinasi
taksa menjadi lebih lengkap dan akurat (Winans, 1984). Metode analisis
morfologis tradisional yaitu perbandingan antara univariate karakter meristik dan
morfometrik seperti panjnag tubuh, lebar tubuh, dan tinggi tubuh yang mampu
mengidentifikasi perbedaan antar spesies. Kekurangan metode ini adalah sering
kali gagal mengidentifikasi perbedaan antar galur atau populasi (Hickman, 1972).
Teknik truss morphometrik merupakan salah satu upaya untuk
menggambarkan bentuk ikan dengan cara mengukur bagian-bagian dari tubuhnya
atas dasar titik-titik patokan. Pengukuran karakter morfometrik dengan pola truss
network memberikan gambaran yang lebih menyeluruh. Metode ini menghasilkan
karakterisasi geometrik bentuk tubuh ikan secara lebih sistematis dan menunjukan
peningkatan kemapuan untuk mengidentifiksi perbedaan-perbedaan bentuk tubuh
(Hickman, 1972).
Truss morphometrics
Gambar 2. Titik-titik Truss Morphometrics pada Ikan Nilem(Osteochillus hasselti)
Metode yang digunakan untuk mengetahui perbedaan bentuk tubuh ikan,
selain metode diatas, digunakan juga metode truss morphometrics. Teknik ini
telah digunakan untuk menentukan jenis kelamin, dengan membandingkan bentuk
tubuh. Teknik ini ditentukan 3 bagian truss cell (A, B dan C) yang dibentuk oleh
B titik sebagai patokan di sepanjang tubuh, kemudian diukur jarak antara titik-titik
untuk dianalisa.
Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang penting dalam
mendekripsikan jenis ikan :
1. Ciri meristik
Merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat
mudah digunakan. Data meristik yang dihitung antara lain : jumlah sisik sebelum
sirip punggung atau predorsal scale, jumlah sisik sepanjang gurat sisi atau linea
literalis (LL), jumlah sisik melintang antara sirip punggung dan sirip perut, jumlah
sisik melingkar pada batang ekor, jumlah jari-jari bercabang pada sirip punggung,
sirip perut, sirip dada dan sirip dubur. Salah satu hal yang menjadi permasalahan
adalah kesalahan penghitungan pada ikan kecil. Faktor lain yang dapat
mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu, kandungan oksigen terlarut, salinitas, atau
ketersediaan sumber makanan yang mempengaruhi pertumbuhan larva ikan
(Ariyanto, 2003).
2. Ciri-ciri anatomi
Ciri-ciri ini sulit untuk dilakukan tetapi sangat penting dalam mendeskripsi
ikan. Ciri-ciri tersebut meliputi bentuk, kesempurnaan dan letak linea lateralis,
letak dan ukuran organ-organ internal, anatomi khusus seperti gelembung udara
dan organ-organ elektrik. Pola pewarnaan merupakan ciri spesifik, sebab dapat
berubah sesuai dengan umur, waktu, atau lingkungan dimana ikan tersebut
didapatkan. Hal ini merupakan bagian penting dalam mendeskripsi setiap spesies,
misal pola pewarnaan adalah ciri spesifik spesies, kondisi organ reproduksi, jenis
kelamin. Masalah utama dalam pewarnaan bila digunakan sebagai alat taksonomi
adalah subjektivitas yang tinggi dalam mendeskripsi ikan (Ariyanto, 2003).
Karakter morfometri meliputi :
Karakter morfometri baku
Untuk analisis karakter morfometri ukuran tubuh ikan, digunakan data
sekunder. Karakter morfometri baku yang digunakan sebagai variabel berjumlah
10 karakter yaitu :
1. Panjang total
2. Panjang baku
3. Tinggi badan
4. Tinggi batang ekor
5. Panjang kepala
6. Panjang sirip dada
7. Tinggi kepala
8. Panjang rahang atas
9. Panjang rahang bawah
10. Lebar bukaan mulut (Wirasatya, 1994).
Nisbah karakter morfometri
Untuk nisbah morfometri digunakan 16 variabel yaitu :
1. Z1 : panjang baku (panjang total)
2. Z2 : panjang kepala (panjang total)
3. Z3 : panjang sirip dada (panjang total)
4. Z4 : tinggi badan (panjang total)
5. Z5 : tinggi kepala (panjang total)
6. Z6 : tinggi badan ekor (panjang total)
7. Z7 : tinggi kepala (tinggi badan)
8. Z8 : tinggi batang ekor (tinggi badan)
9. Z9 : tinggi kepala (panjang kepala)
10. Z10 : panjang rahang atas (panjang kepala)
11. Z11 : panjang rahang bawah (panjang kepala)
12. Z12 : panjang rahang atas (tinggi kepala)
13. Z13 : panjang rahang bawah (tinggi kepala)
14. Z14 : panjang rahang atas (lebar bukaan mulut)
15. Z15 : panjang rahang bawah (lebar bukaan mulut)
16. Z16 : panjang rahang atas (panjang rahang bawah)
Tujuan atau nilai penting yang terkandung dalam morfometri adalah untuk
mengenal lebih mendalam tentang jenis spesies. Melakukan astimasi umur dan
jenis kelamin serta mengetahui berat dan ukuran tubuh. Karakter morfometrik
baku yang terkonsentrasi pada ukuran-ukuran panjang dari bagian kepala, badan
dan ekor menghasilkan pola gambaran bentuk tubuh yang cenderung bias
(Hickman, 1972).
Klasifikasi ikan Nilem (Osteochillus hasselti) menurut Radiopoetro
(1990), adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Familia : Cyprinidae
Genus : Osteochilus
Spesies : Osteochilus hasselti
Ikan nilem adalah salah satu spesies ikan yang masuk dalam famili
Cyprinidae, sehingga bentuk tubuh ikan nilem hampir serupa dengan ikan mas,
hanya kepalanya relative lebih kecil. Sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang
sungut-sungut peraba. Sirip punggung disokong oleh 3 jari-jari keras dan 12 - 18
jari-jari lunak. Sirip ekor bercagak dua, bentuknya simetris. Sirip dubur disokong
oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari
keras dan jari-jari lunak. Sirip dada disokong oleh 1 jari-jari dan 13 – 15 jari-jari
lunak. Jumlah sisik-sisik gurat sisi ada 33 – 36 keping (Djuhanda, 1981).
Ikan nilem dapat mencapai panjang tubuh 32 cm, warna tubuhnya hijau
abu-abu. Ikan nilem memiliki popularitas sedikit di bawah ikan mas. Ikan nilem
dikenal dengan nama lain ikan Lehat, Regis dan Penopa di berbagai daerah lain
(Susanto, 2006). Ikan nilem (Osteochilus hasselti) hidup di perairan yang jernih,
dan oleh karena itu, ikan ini dapat ditemukan di sungai-sungai. Populasi ini hanya
cocok dipelihara di daerah yang sejuk, yang tingginya di atas permukaan air laut
mulai dari 150-1.000m, tetapi yang paling baik adalah di daerah setinggi 800m
dengan suhu air optimum 18°-28°C (Soeseno, 1985).
Ikan nilem adalah ikan organik yang artinya tidak membutuhkan pakan
tambahan atau pellet. Ikan nilem termasuk ikan pemakan tumbuh-tumbuhan
(herbivora). Larva yang baru menetas biasanya memakan jenis zooplankton
(hewan yang berukuran kecil atau mikro yang hidup di perairan dan bergerak
akibat arus perairan) yaitu rotifer. Benih dan ikan dewasa memakan tumbuh-
tumbuhan air seperti chlorophyceae, characeae, ceratophyllaceae, polygonaceae
(Roesma, 2011).
Ikan mempunyai alat gerak berupa sirip yang terdiri dari dorsal fin (sirip
punggung), sepasang pectoral fin (sirip dada), sepasang abdominal fin (sirip
perut) dan anal fin (sirip yang terdapat di depan porus urogenitalis) serta sebuah
caudal fin (sirip ekor). Sirip ikan terdiri atas sirip tunggal dan sirip berpasangan.
Sirip tunggal terdiri atas dorsal fin, anal fin dan caudal fin. Sirip berpasangan
terdiri atas pectoral fin dan abdominal fin (Hilderbrand, 1974).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Morfometri merupakan peneraan-pengukuran morfologi yang meliputi
ukuran panjang dan berat, serta skala kondisi fisik berdasarkan standar
morfologi tubuh, sesuai fase hidup hewan.
2. Nilai penting yang terkandung dalam morfometri yaitu untuk mengenal
lebih mendalam tentang jenis-species, melakukan estimasi umur dan jenis
kelamin serta mengetahui berat dan ukuran tubuh.
3. Penerapan titik truss morphometrics pada ikan, agar mendapatkan
gambaran tubuh lebih menyeluruh lebih mudah bila menggunakan
morfometrik.
B. Saran
Sebaiknya untuk praktikan lebih teliti dalam pengukuran yang
menggunakan jangka sorong, dan praktikan juga harus mengetahui cara
pembacaan jangka sorong yang tepat.
DAFTAR REFERENSI
Ariyanto, D. 2003. Analisis Keragaman Genetik Tiga Strain Ikan Nila dan Satu Strain Ikan Mujair Berdasarkan Karakter Morfologinya. Zuriat, Vol. 14, No.1.
Clifford and Stephenson. 1975. An Introduction to Numerical Classification. Academic Press, New York.
Djuhanda, T. 1981. Anatomi dari Empat Species Hewan Vertebrata. Armico, Bandung.
Hilderbrand, M. 1974. Analysis of Vertebrata Structure. John Wiley and Sons Inc, USA.
Hickman, C. F. 1972. Biology of Animal. The C. V. Mosby Company, Saint Louis.
Radiopoetro. 1990. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Roesma, D. Imelda, P. Santoso. 2011. Morphological divergences among three sympatric populations of Silver Sharkminnow (Cyprinidae: Osteochilus hasseltii C.V.) in West Sumatra. BIODIVERSITAS, 12 (3): 141-145.
Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan I. Bina Tjipta, Bandung.
Soeseno, S.1985. Pemeliharaan Ikan di Kolam Pekarangan. Kanisius. Yogyakarta.
Susanto, H. 2006. Budidaya Ikan di Pekarangan edisi Revisi. Penebar Swadaya.
Winans, G. A., R. S. Nishioka. 1987. A multivariate description of change in body shape of coho salmon (Oncorhynchus kisutch ) during smoltification. Aquaculture, 66:235-245.