laporan modul 2 revisi

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keberhasilan suatu industri ditentukan dari produktivitas industri tersebut yaitu perbandingan antara produk yang dihasilkan dengan segala upaya dan pengorbanan yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Sehingga semakin kecil pengorbanan yang diberikan semakin produktif pula industri tersebut. Pengorbanan tersebut dapat berupa biaya, tenaga, maupun waktu. Yang harus dilakukan agar memperoleh produktivitas yang tinggi adalah dengan membuat seluruh elemen dalam industri bekerja secara efektif dan efisien. Efektif dapat berarti tepat sasaran dan efisien adalah kemampuan untuk mendapat hasil yang paling maksimal dengan pengorbanan paling minimal. Salah satu cara untuk membuat suatu sistem bekerja secara efektif dan efisien adalah dengan ditetapkannya waktu kerja standar karena waktu merupakan salah satu faktor penting dalam industri yang tentu saja akan berhubungan dengan biaya. Dengan ditetapkannya suatu waktu kerja standar, para pekerja dapat bekerja sesuai standar yang ada sehingga memudahkan pengontrolan dan juga memiliki standar penilaian produktivitas. Terdapat 2 macam metode untuk menghitung waktu kerja, secara langsung yang biasa disebut Direct Time Study (DTS) dan tidak langsung. Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan perhitungan waktu kerja secara langsung dengan metode Stopwatch time study dengan alasan metode ini mudah dilakukan karena hanya membutuhkan stopwatch dan observasi langsung. 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum stopwatch time study ini adalah: 1. Praktikan dapat menentukan waktu normal, waktu standar dari suatu aktivitas kerja.

Upload: maria-immaculate

Post on 02-Aug-2015

219 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Modul 2 Revisi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangKeberhasilan suatu industri ditentukan dari produktivitas industri tersebut

yaitu perbandingan antara produk yang dihasilkan dengan segala upaya dan pengorbanan yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut. Sehingga semakin kecil pengorbanan yang diberikan semakin produktif pula industri tersebut. Pengorbanan tersebut dapat berupa biaya, tenaga, maupun waktu.

Yang harus dilakukan agar memperoleh produktivitas yang tinggi adalah dengan membuat seluruh elemen dalam industri bekerja secara efektif dan efisien. Efektif dapat berarti tepat sasaran dan efisien adalah kemampuan untuk mendapat hasil yang paling maksimal dengan pengorbanan paling minimal. Salah satu cara untuk membuat suatu sistem bekerja secara efektif dan efisien adalah dengan ditetapkannya waktu kerja standar karena waktu merupakan salah satu faktor penting dalam industri yang tentu saja akan berhubungan dengan biaya. Dengan ditetapkannya suatu waktu kerja standar, para pekerja dapat bekerja sesuai standar yang ada sehingga memudahkan pengontrolan dan juga memiliki standar penilaian produktivitas.

Terdapat 2 macam metode untuk menghitung waktu kerja, secara langsung yang biasa disebut Direct Time Study (DTS) dan tidak langsung. Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan perhitungan waktu kerja secara langsung dengan metode Stopwatch time study dengan alasan metode ini mudah dilakukan karena hanya membutuhkan stopwatch dan observasi langsung.

1.2 Tujuan PraktikumTujuan dari praktikum stopwatch time study ini adalah:1. Praktikan dapat menentukan waktu normal, waktu standar dari suatu

aktivitas kerja.2. Dapat menghitung output standar dari suatu aktivitas kerja dengan

memperhitungkan faktor performansi kerja (performance rating) dan faktor kelonggaran (allowance).

1.3 Alat dan Bahan PraktikumAlat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: Tamiya Stopwatch Kamera Lembar kerja Alat tulis

1.4 Prosedur Pelaksanaan Praktikum1. Salah satu anggota kelompok menjadi subjek yang akan melaksanakan

aktivitas kerja merakit tamiya.

Page 2: Laporan Modul 2 Revisi

2. Satu orang anggota kelompok sebagai pencatat waktu dan satu orang yang lain sebagai pemotret (dokumentasi).

3. Menyiapkan alat dan bahan praktikum.4. Subjek mencoba merakit tamiya terlebih dahulu.5. Membagi aktivitas kerja merakit tamiya menjadi beberapa elemen kerja.6. Subjek merakit tamiya, sementara pencatat waktu melakukan pencatatan

waktu untuk setiap elemen kerja. Hasil pengukuran waktu dicatat pada lembar kerja praktikum.

7. Dilakukan pengulangan sebanyak 15 kali untuk kedua metode pencatatan waktu yang digunakan yaitu Snapback Method dan ContinuousTtiming Method.

Page 3: Laporan Modul 2 Revisi

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Stopwatch Time StudyStopwatch time study adalah sistem pegukuran waktu kerja yang

diperkenalkan oleh Frederic W. Taylor pada abad 19 yang lalu (Mayers, 1992). Stopwatch time study juga dikenal dengan nama Direct Time Study (DTS) yaitu suatu teknik mengukur waktu kerja menggunakan stopwatch dan observasi langsung saat kerja dilakukan.

Dalam Stopwatch time study terdapat 2 metode yang biasa digunakan dalam pengukuran waktu kerja, yaitu:

1. Snapback Timing MethodAdalah metode untuk menghitung waktu elemen kerja dengan menyetel

stopwatch dari posisi nol setiap kali elemen kerja dilakukan. Sehingga metode ini disebut juga dengan repetitive timing atau pengukuran waktu berulang. Kelemahan dari metode ini adalah terlalu sering menyetel ulang stopwatch sehingga waktu yang digunakan untuk mengukur menjadi lebih lama. Kelebihan dari metode ini adalah kita tidak perlu menghitung lagi untuk mengetahui waktu dari tiap elemen kerja.2. Continuous Timing Method

Adalah metode yang menghitung waktu elemen kerja dengan membiarkan satu siklus kerja berjalan dari awal hingga akhir kemudian baru dihitung di akhir pengukuran. Kelemahan dari metode ini adalah kita perlu jeli dalam melihat perpindahan tiap elemen kerja dan kita juga perlu menghitung lagi untuk mengetahui waktu tiap elemen kerja. Sebenarnya sudah ada stopwatch yang dapat mencatat waktu pengukuran setiap kali kita menekan tombol ‘split’ atau ‘lap’ (tergantung jenis stopwatch yang digunakan).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengukuran waktu standar menggunakan stopwatch time study adalah sebagai berikut:

1. Menentukan metode standar apa yang akan digunakan.2. Membagi aktivitas kerja yang akan dilakukan menjadi beberapa elemen

kerja, kegiatan ini disebut elemental breakdown.3. Mengukur waktu tiap elemen untuk mengetahui waktu keseluruhan

aktivitas kerja sekaligus menentukan performa standar atau yang disebut dengan performa rating guna menentukan waktu normal.

4. Mengecek keseragaman dan kecukupan data.5. Menentukan waktu standar dengan memperhitungkan waktu normal dan

kelonggaran (allowance).Untuk menghitung waktu standar, dapat menggunakan rumus:

Waktu standar=Waktunormal x (1+kelonggaran)

Tstd = Tn(1 + Apfd)

Page 4: Laporan Modul 2 Revisi

Sedangkan untuk menghitung waktu normal dapat menggunakan rumus:

Normal Time=Observed Time x Performance Rating(PR)

Tn = Tobs x PR

Kegunaan waktu standar:1. Merencanakan kebutuhan tenaga kerja beserta upahnya.2. Menjadwalkan produksi dan anggaran.3. Mengontrol kinerja seorang karyawan.4. Menjadi tolak ukur atau acuan untuk meningkatkan performansi.5. Memacu agar karyawan bekerja lebih efektif dan efisien.

Dengan mengetahui waktu standar dapat diketahui pula output standar:

Output standar= 1Waktu standar

= 1

T std

2.2 Tes Keseragaman dan Kecukupan DataData yang telah dikumpulkan perlu melalui 2 tahap sebelum diolah untuk

menentukan waktu standar. 2 tahap tersebut adalah:1. Tes Keseragaman Data

Data-data yang diperoleh akan di periksa apakah seragam atau tidak (ada data yang terlalu menyimpang dari data pada umumnya). Untuk memeriksa apakah data-data tersebut layak dimasukkan ke dalam perhitungan, terlebih dahulu menentukan peta kontrol yang berisi Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) dari data yang ada. Rumus mencari BKA dan BKB adalah sebagai berikut:

Batas Kontrol Atas = X̄ + ksBatas Kontrol Bawah = X̄ - ks

Ket.:X̄ = Data yang di observasiN = Jumlah pengamatan yang dilakukans = Standar deviasik = Derajat kepercayaan

Bila ada data yang terletak diluar jangkauan batas kontrol atas dan bawah yang telah dihitung, maka data tersebut tidak perlu dimasukkan dalam perhitungan.

s=√∑ ( X− X̄ )2

N−1

Page 5: Laporan Modul 2 Revisi

2. Tes kecukupan dataSetelah memeriksa keseragaman data, perlu dilakukan tes kecukupan

data untuk mengetahui apakah obervasi yang dilakukan sudah cukup untuk menetapkan suatu standar.

Tes kecukupan data dapat dihitung menggunakan rumus:N '=¿¿

Ket.:N = Jumlah pengamatan yang dilakukan (setelah melalui tes

keseragaman data)N’ = Jumlah data minimum yang diperlukanz = Tingkat ketelitiank = Indeks kepercayaanx = Data observasi(Nilai k bergantung dari tingkat kepercayaan yang digunakan)Bila N’ £ N maka data yang diambil sudah mencukupi batas minimum

sehingga tidak perlu penambahan data, namun bila N < N’ maka perlu dilakukan penambahan data dengan menguji beberapa sampel lagi.

2.3 Tingkat Ketelitian dan Tingkat KepercayaanData yang diambil seharusnya berjumlah sangat banyak agar dapat

mencerminkan populasi yang sebenarnya, namun dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, tenaga, dan lain-lain maka jumlah sampel yang diambil tidak begitu banyak. Oleh karena itu perlu ditetapkan suatu batas maksimum penyimpangan data sampel dengan data yang sebenarnya atau yang disebut dengan tingkat ketelitian dan juga perlu ditetapkan seberapa besar keyakinan penguji bahwa data yang diambil dapat mewakili data yang sebenarnya atau yang disebut dengan tingkat kepercayaan.

Tingkat ketelitian dan tingkat kepercayaan sebenarnya sangat dipengaruhi jumlah sampel yang diambil. Semakin banyak sampel yang digunakan maka tingkat ketelitian akan semakin kecil dan tingkat kepercayaan akan semakin besar. Hal itu berarti data yang diambil semakin mendekati data yang sebenarnya.

Perhitungan tingkat ketelitian (z) bergantung dari tingkat kepercayaan (k) yang dipakai. Untuk menghitung tingkat ketelitian data dapat menggunakan rumus:

z= sk

√NDimana:z = Tingkat ketelitians = Standar deviasi sampel

X̄ = Rata-rata sampelN = Jumlah sampelMenurut Nugroho, W.A (2008) nilai k ditentukan bilamana tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah: 0% sampai 68 % maka nilai k = 1

Page 6: Laporan Modul 2 Revisi

69% sampai 95 % maka nilai k = 2 96% sampai 99 % maka nilai k = 3

2.4 Performance RatingMenentukan performa seseorang sebenarnya bersifat subjektif, tergantung

standar apa yang digunakan oleh si penilai. Namun, para ahli sudah berusaha membuat beberapa metode untuk menentukan performa seorang karyawan agar didapati suatu acuan yang tidak asal-asalan dan tidak terlalu subjektif walaupun sebenarnya dalam metode-metode tersebut dibutuhkan penilaian dari yang menilai yang tentunya masih bersifat subjektif.

Pada umumnya, performa kerja seseorang diukur menggunakan persentase. Bila orang tersebut bekerja secara normal, maka performa orang tersebut adalah 100% atau p = 1. Bila orang tersebut bekerja lebih lambat dari keadaan normal, maka performa orang tersebut kurang dari 100% atau p > 1 dan bila orang tersebut bekerja lebih cepat dari keadaan normal, maka dapat ditentukan bahwa performa orang tersebut lebih besar dari 100% atau p < .

Terdapat 4 metode yang umum dipakai dalam menghitung performance rating, yaitu:

1. Metode Speed Rating Metode Speed Rating menggunakan kecepatan kerja sebagai acuan dalam

memberikan nilai performansi kepada seorang karyawan dengan membandingkannya dengan konsep kenormalan menurut yang pemberi nilai. Tentunya metode ini bersifat sangat subjektif. Tetapi metode ini adalah metode tercepat dan termudah yang paling sering dilakukan.2. Metode Synthetic Rating

Metode Synthetic Rating adalah metode pengukuran waktu kerja yang berdasarkan data yang sudah ada (predetermined time value) kemudian performance rating dihitung menggunakan rumus:

R = P/AKet.:R = Performance ratingP = Predetermined time (menit)A = Rata-rata waktu elemen kerja yang diobservasi (menit)

3. Metode SchumardMetode Schumard merupakan metode dalam performance rating yang

memberikan penilaian dalam kelas-kelas performance. Kelas-kelas tersebut memiliki nilai sendiri-sendiri.

Tabel 2.1 Tabel Penyesuaian Menurut SchumardKelas Penyesuaian (%)

Super fast 100Fast+ 95Fast 90Fast- 85

Excellent 80Good+ 75

Page 7: Laporan Modul 2 Revisi

Good 70Good- 65

Normal 60Fair+ 55Fair 50Fair- 45Poor 40

Sumber:“Perancangan Teknik Kerja” Sutalaksana, I.Z, dkk, 2006 dalam Manurung, 2009

4. Metode Westing House Dalam praktikum ini, praktikan menggunakan Metode Westing House,

yaitu suatu metode menentukan performa kerja seseorang dengan mempertimbangkan 4 hal, sebagai berikut:

a. Kemampuan (skill), diartikan sebagai kemampuan pekerja untuk mengikuti aturan kerja yang telah ditetapkan.

b. Usaha (effort), diartikan sebagai kesungguhan dan upaya yang diberikan oleh pekerja saat melakukan aktivitas kerja.

c. Kondisi (conditions), kondisi fisik lingkungan kerja, seperti kebisingan, pencahayaan, tata letak ruangan, dan sebagainya.

d. Keseragaman atau konsistensi (consistency), kestabilan kerja yang dihasilkan oleh pekerja.

Untuk kategori skil, memiliki standar penilaian sebagai berikut:

Penilaian KeteranganSuper skill 1. Secara bawahan cocok sekali dengan bawahannya.

2. Bekerja dengan sempurna.3. Tampak seperti telah terlatih dengan baik.4. Gerakan-gerakannya sangat halus tetapi sangat cepat

sehingga sulit untuk diikuti.5. Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-

gerakan mesin.6. Perpidahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya

tidak terlampau terlihat karena lancar.7. Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan

merencana tentang apa yang dikerjakan (sudah sangat otomatis).

8. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerja yang bersangkutan adalah pekerja yang baik.

Excellent 1. Percaya diri sendiri.2. Tampak cocok dengan pekerjaanya.3. Terlihat telah terlatih dengan baik.4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan

pengukuran-pengukuran atau pemeriksaan-pemeriksaan.5. Gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya dikerjakan

tanpa kesalahan.

Page 8: Laporan Modul 2 Revisi

6. Menggunakan peralatan dengan baik.7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu.8. Bekerjanya cepat tetapi halus.9. Bekerjanya berirama dan terkoordinasi.

Good 1. Kualitas hasil baik.2. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan

pekerjaan pada umumnya.3. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerjaan lain

yang keterampilannya lebih rendah.4. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.5. Tidak memerlukan banyak pengawasan.6. Tidak keragu-raguan.7. Bekerja stabil.8. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik.9. Gerakan-gerkannya cepat.

Average 1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri.2. Gerakannya cepat tetapi tidak lambat.3. Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan yang perencanaan.4. Tampak sebagai pekerja yang cakap.5. Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tiadanya

keragu-raguan.6. Mengkoordinasikan tangan dan pikiran dengan cukup

baik.7. Tampak cukup terlatih dan mengetahui seluk-beluk

pekerjaannya.8. Bekerja cukup teliti.9. Secara keseluruhan cukup memuaskan.

Fair 1. Tampak terlatih tapi belum cukup baik.2. Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya.3. Terlihat adanya perencanaan-perencanaan sebelum

melakukan gerakan.4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.5. Tampak sepert tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi

telah ditempatkan dipekerjaan itu cukup lama.6. Mengetahui apa yang dilakukan dan harus dilakukan

tetapi tampak tidak selalu yakin.7. Sebagian waktu terbuang karena kesalahan-kesalahan

sendiri.8. Jika tidak bekerja dengan sungguh-sungguh outputnya

akan sangat rendah.

Page 9: Laporan Modul 2 Revisi

9. Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakannya.

Poor 1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran.2. Gerakan-gerakannya kaku.3. Kelihatan tidak yakin pada urutan-urutan gerakan.4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yng

bersangkutan.5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaan.6. Ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakan kerja.7. Sering melakukan kesalahan-kesalahan.8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri.9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri.

Untuk kategori effort, memiliki standar penilaian sebagai berikut:

Penilaian KeteranganSuper skill 1. Kecepatan sangat berlebihan.

2. Usaha sangat bersungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan kesehatannya.

3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari kerja.

Excellent 1. Jelas terlihat kecepatan kerjanya yang tinggi.2. Gerakan-gerakan lebih ekonomis daripada operator-

operator biasa.3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.4. Banyak memberi saran-saran.5. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang.6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu.7. Tidak dapat bertahan lebih dari beberapa hari.8. Bangga atas kelebihannya.9. Gerakan-gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali.10. Bekerjanya sistematis.11. Karena lancarnya, perpindahan dari suatu elemen

keelemen lainnya tidak terlihat.

Good 1. Bekerja berirama.2. Saat-saat menganggur sangat sedikit bahkan kadang-

kadang tidak ada.3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.

Page 10: Laporan Modul 2 Revisi

4. Senang pada pekerjaannya.5. Kecepatan baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari.6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu.7. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang hati.8. Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja.9. Tempat kerjanya diatur baik dan rapi.10. Menggunakan alat-alat yang tepat dengan baik.

Average 1. Tidak sebaik good, tetapi lebih baik dari poor.2. Bekerja dengan stabil.3. Menerima saran-saran tetapi tidak melaksanakannya.4. Set up dilaksanakan dengan baik.5. Melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan.

Fair 1. Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal.2. Kadang-kadang perhatian tidak ditujukan pada

pekerjaannya.3. Kurang sungguh-sungguh.4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya.5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku.6. Alat-alat yang dipaki tidak selalu yang terbaik.7. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada

pekerjaannya.8. Terlampau hati-hati.9. Sistematika kerjanya sedang-sedang saja.10. Gerakan-gerakannya tidak terencana.

Poor 1. Banyak membuang-buang waktu.2. Tidak memperhatikan adanya minat bekerja.3. Tidak mau menerima saran-saran.4. Tampak malas dan lambat bekerja.5. Melakuka gerakan-gerakan yang tidak perlu untuk

mengambil alat-alat dan bahan-bahan.6. Tempat kerjanya tidak diatur rapi.7. Tidak peduli pada cocok/ baik tidaknya peralatan yang

dipakai.8. Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur.9. Set up kerjanya terlihat tidak baik.

Untuk kategori condition, tidak dapat diberi standar penilaian karena kondisi lingkungan fisik tiap pekerjaan berbeda satu dengan yang lainnya, karena semua itu tergantung jenis pekerjaan yang dilakukan. Misalnya untuk pekerjaan A kondisi dengan cahaya redup sangat baik, namun tidak demikian

Page 11: Laporan Modul 2 Revisi

dengan pekerjaan B yang membutuhkan cahaya yang cukup. Namun intinya, kondisi-kondisi yang mendukung suatu aktivitas akan mendapat nilai yang baik pula.

Untuk kategori consistency, juga hanya tergantung dari si pemberi nilai, karena pada kenyataannya waktu yang dibutuhkan pekerja untuk melakukan satu siklus berubah-rubah, sehingga untuk menentukan nilainya hanya bergantung pada standar penilaian subjektif si pemberi nilai.

Setelah semua kategori diberi penilaian menurut kelas-kelas yang ada, kemudian hasil penilaian tersebut dicocokkan ke dalam tabel standar.

Tabel 2.1 Performance Rating Sistem Westing HouseSkill Effort Condition Consistency

+0.15 A1 Superskill +0.13 A2

+0.11 B1 Excellent +0.08 B2

+0.06 C1 Good +0.03 C2

0.00 D Average

-0.05 E1 Fair -0.10 E2

-0.16 F1 Poor

+0.16 A1 Superskill +0.12 A2

+0.10 B1 Excellent +0.08 B2

+0.05 C1 Good +0.02 C2

0.00 D Average

-0.04 E1 Fair -0.08 E2

-0.12 F1 Poor

+0.06 A Ideal

+0.04 B Excellent

+0.02 C Good

0.00 D Average

-0.03 E Fair

-0.07 F Poor

+0.04 A Ideal

+0.03 B Excellent

+0.01 C Good

0.00 D Average

-0.02 E Fair

-0.04 F Poor (Sumber : Wignjosoebroto, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu)

Setelah angka untuk tiap kategori dijumlah, kita dapat menentukan performance rating dengan rumus 1 + angka hasil perhitungan Westing House.

2.5 AllowanceKelonggaran atau allowance adalah waktu yang diberikan kepada pekerja

untuk tidak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan tersebut dalam satu siklus kerja. Tujuan dari pemberian waktu kelonggaran ini adalah untuk memberikan rasa aman pada para pekerja agar produktivitas tidak menurun dan stamina tetap terjaga. Menurut Manurung (2009) macam-macam kelonggaran yang diberikan tersebut adalah:

1. Personal allowanceAdalah kelonggaran yang berhubungan dengan diri fisik dan psikologi

pekerja. Misalnya waktu kelonggaran yang diberikan kepada seorang pekerja untuk ke kamar kecil, untuk menghilangkan rasa haus, dan sebabaginya. Kebutuhan-kebutuhan ini mutlak diperlukan bagi seorang pekerja agar perasaan aman dan nyaman tetap terjaga.2. Delay allowance

Adalah kelonggaran yang diberikan kepada pekerja untuk menghadapi sesuatu yang terjadi diluar dugaan. Misalnya untuk menerima telepon

Page 12: Laporan Modul 2 Revisi

penting, dipanggil oleh atasan saat bekerja, terjadi kecelakaan saat bekerja, diajak mengobrol oleh rekan kerja, dan sebagainya yang bersifat mendadak dan tidak selalu mutlak diperlukan.3. Fatigue allowance

Adalah kelonggaran yang diberikan kepada pekerja untuk melakukan istirahat sejenak akibat kelelahan. Istirahat yang dimaksud dapat hanya berupa peregangan otot, berdiri untuk mengatasi kesemutan, memijat-mijat pundak, dan sebagainya.

BAB IIIHASIL DAN PENGOLAHAN DATA

Page 13: Laporan Modul 2 Revisi

3.1 Hasil PraktikumDalam praktikum merakit tamiya, praktikan telah membagi kegiatan tersebut

menjadi 5 elemen kerja, yaitu:1. Memasang velg ke ban.

2. Pemasangan ban depan ke ash dan ke badan tamiya.

3. Pemasangan ban belakang ke badan tamiya beserta penghubung roda depan dan belakang.

Page 14: Laporan Modul 2 Revisi

4. Merakit dinamo

5. Memasang dinamo ke badan tamiya dan finishing

3.2 Hasil dan Pengolahan Data untuk Metode SnapbackDengan menggunakan metode Snapback diperoleh data pengukuran sebagai berikut:

Tabel 3.1Data Waktu Elemen Kerja menggunakan Metode Snapback (detik)

Percobaan Elemen Kerja Total

Page 15: Laporan Modul 2 Revisi

ke- siklus kerja1 2 3 4 5

1 12.6 20.4 32.4 16.7 32.2 114.32 14.9 28.9 26.1 16 25.6 111.53 12 16.2 25.3 16.2 20.1 89.84 11.8 25.2 30.8 16.5 22.2 106.55 11.6 21.2 28.7 15 19.6 96.16 11 14.7 26 14 20.8 86.57 15.7 15.5 26 8.5 18.8 84.58 11.4 14.8 21.2 15.4 19.4 82.29 12.4 15 25.6 10.2 20.5 83.710 10.5 17.5 25.7 11.3 21.4 86.411 11.6 18.2 26.9 11.4 19.1 87.212 12.7 21.1 25.3 14.6 22.5 96.213 11.8 20.9 27.1 12.8 17.1 89.714 10.1 12.6 26.2 15.3 18.6 82.815 10.4 17.4 26.5 11.8 19.1 85.2

Rata-rata 12.03333 18.64 26.65333 13.71333 21.13333 92.17333

3.2.1 Penentuan Performance RatingSelama perhitungan waktu elemen kerja menggunakan metode

Snapback, operator menunjukkan kinerja (berdasarkan Westing House) sebagai berikut:

Tabel 3.2 Hasil Penentuan Performance Rating metode Snapback menggunakan Westing HouseFair skill (E1 = -0.05) Karena operator tampak terlatih walaupun belum cukup

baik karena terkadang terjadi beberapa kesalahan sehingga membuang waktu.

Average effort (C2 = 0.00) Karena operator mengatur tempat kerjanya terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan. Operator juga mengerti akan kebaikan dari pengukuran waktu dan juga menerima masukan dengan senang hati.

Average condition (D = 0.00) Karena operator memilih tempat bekerja diluar ruangan sehingga saat menjelang sore, operator mengalami penurunan produktivitas akibat penerangan yang kurang dan akibatnya harus berpindah ke dalam ruangan agar mendapat penerangan yang cukup dan nyaman di mata. Meja untuk meletakkan bagian-bagian tamiya kurang besar.

Good consistency (C = +0.01) Karena sangat jarang operator melakukan kesalahan dan dalam semua percobaan cukup konsisten dalam bekerja.

Total -0.05 + 0.00 + 0.00 + 0.01 = -0.04Performance rating 1+ (-0.04) = 0.96

3.2.2 Tes Keseragaman Data

Page 16: Laporan Modul 2 Revisi

Berikut adalah hasil tes keseragaman data untuk elemen kerja yang waktunya diukur menggunakan metode Snapback: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% (k = 2) didapatkan data:

Tabel 3.3 Hasil Tes Keseragaman Data pada Metode Snapback

Percobaan ke- Elemen Kerja

1 Ket. 2 Ket. 3 Ket.1 12.6 Seragam 20.4 Seragam 32.4 Tidak

seragam2 14.9 Seragam 28.9 Tidak

seragam26.1 Seragam

3 12 Seragam 16.2 Seragam 25.3 Seragam

4 11.8 Seragam 25.2 Seragam 30.8 Seragam

5 11.6 Seragam 21.2 Seragam 28.7 Seragam

6 11 Seragam 14.7 Seragam 26 Seragam

715.7

Tidak seragam 15.5

Seragam26

Seragam

811.4

Seragam14.8

Seragam21.2

Tidak seragam

9 12.4 Seragam 15 Seragam 25.6 Seragam

10 10.5 Seragam 17.5 Seragam 25.7 Seragam

11 11.6 Seragam 18.2 Seragam 26.9 Seragam

12 12.7 Seragam 21.1 Seragam 25.3 Seragam

13 11.8 Seragam 20.9 Seragam 27.1 Seragam

14 10.1 Seragam 12.6 Seragam 26.2 Seragam

15 10.4 Seragam 17.4 Seragam 26.5 Seragam

Rata-rata 12.033 18.64 26.653Standar

Deviasi (s) 1.54164 4.3749 2.55619BKA 15.11662 27.38979 31.7657BKB 8.950045 9.890208 21.54096

Jumlah observasi yang sah

14 14 13

Tabel 3.4 Hasil Tes Keseragaman Data pada Metode Snapback (lanjutan)

Percobaan ke- Elemen Kerja

4 Ket. 5 Ket.1

16.7Seragam

32.2Tidak

seragam2 16 Seragam 25.6 Seragam

3 16.2 Seragam 20.1 Seragam

4 16.5 Seragam 22.2 Seragam

Page 17: Laporan Modul 2 Revisi

5 15 Seragam 19.6 Seragam

6 14 Seragam 20.8 Seragam

78.5

Tidak seragam 18.8

Seragam

8 15.4 Seragam 19.4 Seragam

9 10.2 Seragam 20.5 Seragam

10 11.3 Seragam 21.4 Seragam

11 11.4 Seragam 19.1 Seragam

12 14.6 Seragam 22.5 Seragam

13 12.8 Seragam 17.1 Seragam

14 15.3 Seragam 18.6 Seragam

15 11.8 Seragam 19.1 Seragam

Rata-rata 13.71333 21.13333Standar

Deviasi (s) 2.55199 3.67261BKA 18.81732 28.47856BKB 8.609348 13.7881

Jumlah observasi yang sah

14 14

Tabel 3.5Data Waktu Elemen Kerja pada Metode Snapback (detik) yang baru

Percobaan ke-

Elemen Kerja

1 2 3 4 51 12.6 20.4 - 16.7 -2 14.9 - 26.1 16 25.63 12 16.2 25.3 16.2 20.14 11.8 25.2 30.8 16.5 22.25 11.6 21.2 28.7 15 19.66 11 14.7 26 14 20.87 - 15.5 26 - 18.88 11.4 14.8 - 15.4 19.49 12.4 15 25.6 10.2 20.510 10.5 17.5 25.7 11.3 21.411 11.6 18.2 26.9 11.4 19.112 12.7 21.1 25.3 14.6 22.513 11.8 20.9 27.1 12.8 17.114 10.1 12.6 26.2 15.3 18.615 10.4 17.4 26.5 11.8 19.1∑x 164.8 250.7 346.2 197.2 284.8

Rata-rata 11.707 17.715 26.630 13.884 19.938

Page 18: Laporan Modul 2 Revisi

∑x21958.8 4644.49 9248.28 2839.76 5851.26

(∑x)227159.04 62850.49 119854.4 38887.84 81111.04

S 1.2048 3.45487 1.546709 2.18486 2.1052

3.2.3 Tingkat Ketelitian dan Tes Kecukupan DataKonsep tingkat ketelitian dan tes kecukupan data perlu diperhatikan

dengan lebih seksama agar tidak membingungkan.- Bila jumlah observasinya tetap (fix), maka tingkat ketelitian dapat

dihitung menggunakan rumus:

z= sk

√N

- Sebaliknya, bila tingkat ketelitian yang dianggap tetap (fix), maka jumlah observasi yang seharusnya dilakukan dapat dihitung menggunakan rumus:

N '=¿¿

Berikut adalah hasil perhitungan tingkat ketelitian (z) dan tes kecukupan data (N’) untuk elemen kerja 1 sampai 5 dengan menggunakan metode Snapback dalam pengukuran waktu kerjanya.

Tabel 3.6 Tingkat Ketelitian dan Tes Kecukupan Data Elemen Kerja 1 Metode SnapbackTingkat ketelitian yang akan didapat bila N = 14

Tes Kecukupan Data dengan z = 5% dan k=2

z=1.2048(2)11.707√14

¿0.055

¿5.5 %

N '=¿¿¿15.56 ≈ 16 observasi

Tabel 3.7 Tingkat Ketelitian dan Tes Kecukupan Data Elemen Kerja 2 Metode SnapbackTingkat ketelitian yang akan didapat bila N = 14

Tes Kecukupan Data dengan z = 5% dan k=2

z=3.45487 (2)17 .715 √14

¿0.10

¿10 %

N '=¿¿¿55.3 ≈ 56 observasi

Page 19: Laporan Modul 2 Revisi

Tabel 3.8 Tingkat Ketelitian dan Tes Kecukupan Data Elemen Kerja 3 Metode SnapbackTingkat ketelitian yang akan didapat bila N = 13

Tes Kecukupan Data dengan z = 5% dan k=2

z=1 .54671(2)26.63√13

¿0.032

¿3.2 %

N '=¿¿¿4.98 ≈ 5 observasi

Tabel 3.9 Tingkat Ketelitian dan Tes Kecukupan Data Elemen Kerja 4 Metode SnapbackTingkat ketelitian yang akan didapat bila N = 14

Tes Kecukupan Data dengan z = 5% dan k=2

z=2 .18486 (2)13 . 884√14

¿0.084

¿8.4 %

N '=¿¿¿35.7≈ 36 observasi

Tabel 3.10 Tingkat Ketelitian dan Tes Kecukupan Data Elemen Kerja 5 Metode SnapbackTingkat ketelitian yang akan didapat bila N = 14

Tes Kecukupan Data dengan z = 5% dan k=2

z=2.1052(2)19 . 938√14

¿0.056¿5.6 %

N '=¿¿¿15.9 ≈ 16 observasi

3.2.4 Perhitungan Waktu Normal, Waktu Standar, dan Output StandarBerdasarkan data yang telah diolah, didapatkan waktu observasi untuk merakit 1 buah tamiya adalah 83.69 detik (kurang lebih 1 menit 24 detik). Dari waktu observasi dapat dihitung waktu normal, waktu standar, serta output standar dalam merakit sebuah tamiya dengan memperhitungkan performance rating yang telah ditentukan yaitu 0.96 dan allowance standar sebesar 15%, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.11 Perhitungan Waktu Normal, Waktu Standar, dan Output StandarMetode Snapback

Waktu Normal Waktu Standar Output StandarTn = Tobs x PR Tstd = Tn(1 + Apfd) Ostd = 1/Tstd

Page 20: Laporan Modul 2 Revisi

= 89.874 x 0.96 = 83.69 detik

= 83.69 (1 + 0.15) = 96.24 detik

= 1/96.24 = 0.0104 unit/detik = 0.0104 x 3600/jam = 37.44 unit/jam ≈ 37 unit/jam

3.3 Hasil dan Pengolahan Data untuk Metode Continuous TimingDengan menggunakan metode Continuous Timing diperoleh data pengukuran sebagai berikut:

Tabel 3.1Data Waktu Elemen Kerja menggunakan Metode Continuous (detik)

Percobaan ke-

Elemen Kerja Total siklus kerja1 2 3 4 5

1 10.6 23.7 29.6 14.6 28.9 107.42 11.7 13.7 28.5 19.2 24.8 97.93 11.2 14.2 26.7 16 21.2 89.34 12.2 12.8 32.1 42.8 24.3 124.25 11.1 12.9 21.9 25.1 20.8 91.86 8.5 14.5 26.7 13.4 20.6 83.77 9.8 13.8 22.4 16.6 18.9 81.58 9.4 15.7 21.2 17.4 20.1 83.89 12.9 21.2 24.9 28.3 16.3 103.610 10.9 15.4 36.9 15.7 15.1 9411 8.7 16.4 20.8 16.6 32.9 95.412 9.4 15.5 27 18 15.9 85.813 11 15.4 30.4 15.8 23.4 9614 8.7 15.9 21.2 18 14.9 78.715 8.8 16 24.6 18.8 22.9 91.1

Rata-rata 10.32667 15.80667 26.32667 19.75333 21.4 93.61333

3.3.1 Penentuan Performance RatingSelama perhitungan waktu elemen kerja menggunakan metode

Continuous, operator menunjukkan kinerja (berdasarkan Westing House) sebagai berikut:

Tabel 3.2 Hasil Penentuan Performance Rating metode Continuous menggunakan Westing House

Average Skill (D = 0.00) Efek learning curve menyebabkan operator lebih cakap dalam mengerjakan aktivitas dibandingkan sebelumnya (pengukuran menggunakan metode Snapback).

Good effort (C2 = +0.02) Karena operator mengatur tempat kerjanya terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan. Operator juga mengerti akan kebaikan dari pengukuran waktu dan juga menerima masukan dengan senang hati.

Page 21: Laporan Modul 2 Revisi

Good condition (C = +0.02) Karena tempat melakukan kegiatan merakit tamiya memiliki penerangan yang cukup, namun meja tempat meletakkan bagian-bagia tamiya terlalu kecil sehingga terkadang ada bagian yang terjatuh.

Good consistency (C = +0.01) Karena sangat jarang operator melakukan kesalahan dan dalam semua percobaan cukup konsisten dalam bekerja.

Total 0.00 + 0.02 + 0.02 + 0.01 = +0.05Performance rating 1+ 0.05 = 1.05

3.3.2 Tes Keseragaman DataBerikut adalah hasil tes keseragaman data untuk elemen kerja yang

waktunya diukur menggunakan metode Continuous: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% (k = 2) didapatkan data:

Tabel 3.12 Hasil Tes Keseragaman Data yang menggunakan Metode Continuous

Percobaan ke-

Elemen Kerja

1Ket.

2Ket.

3Ket.

110.6

Seragam23.7

Tidak seragam 29.6

Seragam

2 11.7 Seragam 13.7 Seragam 28.5 Seragam

3 11.2 Seragam 14.2 Seragam 26.7 Seragam

4 12.2 Seragam 12.8 Seragam 32.1 Seragam

5 11.1 Seragam 12.9 Seragam 21.9 Seragam

6 8.5 Seragam 14.5 Seragam 26.7 Seragam

7 9.8 Seragam 13.8 Seragam 22.4 Seragam

8 9.4 Seragam 15.7 Seragam 21.2 Seragam

9 12.9 Seragam 21.2 Seragam 24.9 Seragam

1010.9

Seragam15.4

Seragam36.9

Tidak seragam

11 8.7 Seragam 16.4 Seragam 20.8 Seragam

12 9.4 Seragam 15.5 Seragam 27 Seragam

13 11 Seragam 15.4 Seragam 30.4 Seragam

14 8.7 Seragam 15.9 Seragam 21.2 Seragam

15 8.8 Seragam 16 Seragam 24.6 Seragam

Rata-rata 10.32667 15.80667 26.32Standar

Deviasi (s) 1.39359 2.95767 4.637BKA 13.11385 21.72201 35.60074BKB 7.539485 9.891327 17.0526

Jumlah observasi yang sah 15 14 14

Page 22: Laporan Modul 2 Revisi

Tabel 3.13 Hasil Tes Keseragaman Data yang menggunakan Metode Continuous (lanjutan)

Percobaan ke- Elemen Kerja

4 Ket. 5 Ket.1 14.6 Seragam 28.9 Seragam

2 19.2 Seragam 24.8 Seragam

3 16 Seragam 21.2 Seragam

442.8

Tidak seragam 24.3

Seragam

5 25.1 Seragam 20.8 Seragam

6 13.4 Seragam 20.6 Seragam

7 16.6 Seragam 18.9 Seragam

8 17.4 Seragam 20.1 Seragam

9 28.3 Seragam 16.3 Seragam

10 15.7 Seragam 15.1 Seragam

1116.6

Seragam32.9

Tidak seragam

12 18 Seragam 15.9 Seragam

13 15.8 Seragam 23.4 Seragam

14 18 Seragam 14.9 Seragam

15 18.8 Seragam 22.9 Seragam

Rata-rata 19.75333 21.4 Seragam

Standar Deviasi (s) 7.45768 5.08429

BKA 34.66869 31.56858BKB 4.837979 11.23142

Jumlah observasi yang sah 14 14

Tabel 3.14Data Waktu Elemen Kerja menggunakan Metode Continuous (detik) yang baru

Percobaan ke-

Elemen Kerja

1 2 3 4 51 10.6 - 29.6 14.6 28.92 11.7 13.7 28.5 19.2 24.83 11.2 14.2 26.7 16 21.24 12.2 12.8 32.1 - 24.35 11.1 12.9 21.9 25.1 20.86 8.5 14.5 26.7 13.4 20.67 9.8 13.8 22.4 16.6 18.98 9.4 15.7 21.2 17.4 20.19 12.9 21.2 24.9 28.3 16.3

Page 23: Laporan Modul 2 Revisi

10 10.9 15.4 - 15.7 15.111 8.7 16.4 20.8 16.6 -12 9.4 15.5 27 18 15.913 11 15.4 30.4 15.8 23.414 8.7 15.9 21.2 18 14.915 8.8 16 24.6 18.8 22.9

∑x 154.9 213.4 358 253.5 288.1

Rata-rata 10.32667 15.24286 25.57143 18.10714 20.57857

∑x2 1626.79 3308.54 9335.82 4799.71 6148.89

(∑x)2 23994.01 45539.56 128164 64262.25 83001.61

S 1.393591 2.070197 3.733925 4.014869 4.11567

3.3.3 Tingkat Ketelitian dan Tes Kecukupan DataKonsep yang sama dengan metode Snapback mengenai tingkat

ketelitian dan tes kecukupan data juga berlaku untuk metode Continuous.- Bila jumlah observasinya tetap (fix), maka tingkat ketelitian dapat

dihitung menggunakan rumus:

z= sk

√N

- Sebaliknya, bila tingkat ketelitian yang dianggap tetap (fix), maka jumlah observasi yang seharusnya dilakukan dapat dihitung menggunakan rumus:

N '=¿¿

Berikut adalah hasil perhitungan tingkat ketelitian (z) dan tes kecukupan data (N’) untuk elemen kerja 1 sampai 5 dengan menggunakan metode Continuous dalam pengukuran waktu kerjanya.

Tabel 3.15 Tingkat Ketelitian dan Tes Kecukupan Data Elemen Kerja 1 metode Continuous Tingkat ketelitian yang akan didapat bila N = 15

Tes Kecukupan Data dengan z = 5% dan k=2

z=1.3935(2)

10.3266√15

¿0.0697

¿6.97 %

N '=¿¿¿27.2 ≈ 28 observasi

Tabel 3.16 Tingkat Ketelitian dan Tes Kecukupan Data Elemen Kerja 2 metode ContinuousTingkat ketelitian yang akan didapat bila N = 14

Tes Kecukupan Data dengan z = 5% dan k=2

Page 24: Laporan Modul 2 Revisi

z=2.0701(2)15.242√14

¿0.073

¿7.3 %

N '=¿¿¿19.9 ≈ 20 observasi

Tabel 3.17 Tingkat Ketelitian dan Tes Kecukupan Data Elemen Kerja 3 metode ContinuousTingkat ketelitian yang akan didapat bila N = 14

Tes Kecukupan Data dengan z = 5% dan k=2

z=3.734 (2)25.57√13

¿0.078

¿7.8 %

N '=¿¿¿29.4 ≈ 30 observasi

Tabel 3.18 Tingkat Ketelitian dan Tes Kecukupan Data Elemen Kerja 4 metode ContinuousTingkat ketelitian yang akan didapat bila N = 14

Tes Kecukupan Data dengan z = 5% dan k=2

z=4.015(2)

18.107√14

¿0.119

¿11.9%

N '=¿¿¿73.03≈ 74 observasi

Tabel 3.19 Tingkat Ketelitian dan Tes Kecukupan Data Elemen Kerja 5 metode ContinuousTingkat ketelitian yang akan didapat bila N = 14

Tes Kecukupan Data dengan z = 5% dan k=2

z=4.116(2)

20.579√14

¿0.107¿10.7 %

N '=¿¿¿59.4 ≈ 60 observasi

3.2.4 Perhitungan Waktu Normal, Waktu Standar, dan Output Standar

Page 25: Laporan Modul 2 Revisi

Berdasarkan data yang telah diolah, didapatkan waktu observasi untuk merakit 1 buah tamiya adalah 89.827 detik (kurang lebih 1 menit 40 detik). Dari waktu observasi dapat dihitung waktu normal, waktu standar, serta output standar dalam merakit sebuah tamiya dengan memperhitungkan performance rating yang telah ditentukan yaitu 1.05 dan allowance standar sebesar 15%, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.11 Perhitungan Waktu Normal, Waktu Standar, dan Output StandarMetode Continuous

Waktu Normal Waktu Standar Output StandarTn = Tobs x PR = 89.827 x 1.05 = 94.32 detik

Tstd = Tn(1 + Apfd) = 94.32 (1 + 0.15) = 108.47 detik

Ostd = 1/Tstd

= 1/108.47 = 0.00995 unit/detik = 0.00995 x 3600/jam = 35.8 unit/jam ≈ 36 unit/jam

BAB IVDAFTAR PUSTAKA

Fred E. Meyers. 1992. Motion and Time Study – Improving Work Methods and Management. Prentice Hall Inc

Nugroho, W.A. 2008. Perancangan Ulang Alat Pengupas Kacang Tanah untuk Meminimalkan Waktu Pengupasan. (Ditulis Dalam Rangka Memenuhi Kewajiban Tugas Akhir untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Manurung, W.J.E. 2009. Usulan Perbaikan Metode Kerja Pada Proses Sortasi Rubber Smoke Sheet di Pabrik Karet PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para. (Ditulis Dalam Rangka Memenuhi Kewajiban Tugas Akhir untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara)

Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Surabaya: Guna Widya

Page 26: Laporan Modul 2 Revisi