laporan modul 2

10
Literarur Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu: 1. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer. 2. Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam 3. lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat. Pewarnaan Bakteri 11 4. Kurang rentan terhadap senyawa penisilin. 5. Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet. 6. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana. 7. Tidak resisten terhadap gangguan fisik. 8. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat 9. Peka terhadap streptomisin 10. Toksin yang dibentuk Endotoksin Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu: 1. Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer. 2. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat. 3. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin. 4. Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal. 5. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.

Upload: thomas-santosa

Post on 21-Oct-2015

31 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

nnn

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Modul 2

LiterarurCiri-ciri bakteri gram negatif yaitu:

1. Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau multilayer.

2. Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan terdapat didalam

3. lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering, tidak mengandung asam tekoat.

Pewarnaan Bakteri 11

4. Kurang rentan terhadap senyawa penisilin.

5. Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal violet.

6. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana.

7. Tidak resisten terhadap gangguan fisik.

8. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat

9. Peka terhadap streptomisin

10. Toksin yang dibentuk Endotoksin

Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu:

1. Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau monolayer.

2. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.

3. Bersifat lebih rentan terhadap penisilin.

4. Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal.

5. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit.

6. Lebih resisten terhadap gangguan fisik.

7. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut

8. Tidak peka terhadap streptomisin

9. Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin

Page 2: Laporan Modul 2

Pewarnaan Sederhana Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan menggunakan satumacam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya . pewarnaan ini dapat menggunakan pewarnaan basa pasda umumnya antara lain kristal violet , metylen blue , karbol , fuchsin , dan safranin (lay ,1994). Pewarnaan sederhana merupakan teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuehsin yang mana pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Tujuan pengecatan sederhana ini adalah untuk melihat bentuk sel.

Pewarnaan Negatif Tujuan pewarnaan negatif adalah untuk mempelajari penggunaan prosedur pewarnaan negatif untuk mengamati morfologi organisme yang sukar diwarnai oleh pewarna sederhana. Bakteri tidak diwarnai, tapi mewarnai latar belakang. Ditujukan untuk bakteri yang sulit diwarnai, seperti spirochaeta. Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina. Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam seperti eosin atau negrosin.pewarna asam memiliki negatif charge kromogen,tidak akan menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena negative charge pada permukaan bakteri. oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar belakang berwarna.

C. Pewarnaan Kapsul Pewarnaan diferensial merupakan teknik pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel mikroba atau bagian-bagian sel mikroba. Teknik pewarnaan ini menggunakan tidak

Page 3: Laporan Modul 2

hanya satu jenis larutan zat warna, berbeda dengan teknik pewarnaan sederhana (pewarnaan tunggal) yang hanya menggunakan satu jenis zat warna saja. Pewarnaan diferensial banyak jenisnya, antara lain ialah pewarnaan gram, pewarnaan spora, pewarnaan tahan asam, pewarnaan giemsa, pewarnaan kapsul, dan pewarnaan flagel. Pewarnaan ini menggunakan larutan kristal violet panas, lalu larutan tembaga sulfat sebagai pembilasan menghasilkan warna biru pucat pada kapsul, karena jika pembilasan dengan air dapat melarutkan kapsul. Garam tembaga juga memberi warna pada latar belakang yang berwana biru gelap. fungsi kapsul pada sel bakteri : Sebagai makanan cadangan

Mencegah kekeringan

Mencegah fagositosis

Menunjukkan virulensi

Kapsul sulit diwarnai karena adaya afinitas( daya serap) terhadap cat sangat kecil D. Pewarnaan Gram

Pewarnaan gram ini bertujuan untuk mlihat bakteri bersifat gram positif atau negatif dan bentuknya. Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka. Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu :

Zat warna utama (violet kristal)

Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.

Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang digunakan uantuk melunturkan zat warna utama.

Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.

Bakteri gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan kristal violet, pori- Pewarnaan Bakteri 12 pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009). Sel bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi

Page 4: Laporan Modul 2

terlalu lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi terlalu pendek (Fitria, 2009).

http://rinayarina.pun.bz/files/mikrobiologi-pewarnaan.pdf

http://www.anneahira.com/pewarnaan-gram-bakteri.htm

bacillus megaterium

Pewarnaan gram

Bacillus megaterium is a rod-like, Gram-positive, mainly aerobic spore forming bacterium found in widely diverse habitats.[1][2] With a cell length of up to 4 µm and a diameter of 1.5 µm, B. megaterium is amongst the biggest known bacteria.[3] The cells often occur in pairs and chains,[1] where the cells are joined together by polysaccharides on the cell walls[citation

needed].

In the 1960s, prior to the development of Bacillus subtilis, B. megaterium was the main model organism among Gram-positive bacteria for intensive studies on biochemistry, sporulation and bacteriophages. Recently, its popularity has started increasing in the field of biotechnology for its recombinant protein production capacity.[3]

Characteristics

Page 5: Laporan Modul 2

B. megaterium grows at temperatures from 3 °C to 45 °C, with the optimum around 30 °C. Some isolates from an Antarctic geothermal lake were found to grow at temperatures up to 63 °C.[1]

B. megaterium has been recognized as an endophyte and is a potential agent for the biocontrol of plant diseases. Nitrogen fixation has been demonstrated in some strains of B. megaterium.[1]

B. megaterium has been an important industrial organism for decades. It produces penicillin amidase used to make synthetic penicillin, various amylases used in the baking industry and glucose dehydrogenase used in glucose blood tests. Further, it is used for the production of pyruvate, vitamin B12, drugs with fungicidal and antiviral properties, etc.[2] It produces enzymes for modifying corticosteroids, as well as several amino acid dehydrogenases.

B. megaterium is known to produce poly-γ-glutamic acid. The accumulation of the polymer is greatly increased in a saline (2–10% NaCl) environment, in which the polymer comprises largely of L-glutamate (L-isomer content up to 95%).[4] At least one strain of B. megaterium can be considered a halophile, as growth on up to 15% NaCl has been observed.[5]

Phylogenetically, based on 16S rRNA, B. megaterium is strongly linked with B. flexus, the latter distinguished from B. megaterium a century ago, but only recently confirmed as a different species.[1] B. megaterium has some phenotypic and phylogenetic similarities with pathogens B. anthracis[6] and B. cereus, although itself being relatively harmless.[1]

en.wikipedia.org/wiki/Bacillus_megaterium

serratia marcescens

pewarnaan gram

Serratia marcescens is a species of gram-negative, rod-shaped bacterium in the family Enterobacteriaceae. A human pathogen, S. marcescens is involved in nosocomial infections, particularly catheter-associated bacteremia, urinary tract infections and wound infections,[1][2] and is responsible for 1.4% of nosocomial bacteremia cases in the United States.[3] It is commonly found in the respiratory and urinary tracts of hospitalized adults and in the gastrointestinal system of children. Serratia may be correctly pronounced Ser-ra-shia (common) or Ser-rah-tee-a.

Due to its abundant presence in the environment, and its preference for damp conditions, S. marcescens is commonly found growing in bathrooms (especially on tile grout, shower corners, toilet water line, and basin), where it manifests as a pink discoloration and slimy film

Page 6: Laporan Modul 2

feeding off phosphorus-containing materials or fatty substances such as soap and shampoo residue.

Once established, complete eradication of the organism is often difficult, but can be accomplished by application of a bleach-based disinfectant. Rinsing and drying surfaces after use can also prevent the establishment of the bacterium by removing its food source and making the environment less hospitable.

S. marcescens may also be found in environments such as dirt, supposedly "sterile" places, and the subgingival biofilm of teeth. Due to this, and the fact that S. marcescens produces a reddish-orange tripyrrole pigment called prodigiosin, S. marcescens may cause extrinsic staining of the teeth. The biochemical pathway illustrating the production of prodigiosin by S. marcescens is unknown except for the final two steps. In these steps, a monopyrrole (MAD) and a bipyrrole (MBC) undergo a condensation reaction by way of a condensing enzyme to ultimately form prodigiosin.

http://en.wikipedia.org/wiki/Serratia_marcescens

salmonella thypli

Pewarnaan gram

pl.wikipedia.org

Cell structure and metabolism

Salmonella typhi is a rod-shaped, gram negative bacteria that contain features that separates itself from other types of bacteria which include: having 2 membranes ( and outer and an inner), periplasm, and a Lipopollysaccharide chain that consists of α-d-galactosyl-(1 → 2)-α-d-mannosyl-(1 → 4)-l-rhamnosyl-(1 → 3)-repeating units, and has short branches of single 3,6-dideoxyhexose residues (3).

Page 7: Laporan Modul 2

Salmonella typhi has a complex regulatory system, which mediates its response to the changes in its external environment. Sigma factors, which are global regulators that alter the specificity of RNA polymerase, are examples of such regulation. Some sigma factors direct transcription to produce stress proteins, which increases the chances of the bacteria surviving environmental changes. RNA polymerase S is produced in response to starvation and changes in pH and temperature. It also regulates the expression of up to 50 other proteins and is also involved in the regulation of virulence plasmids.

In order to survive in the intestinal organs of its hosts where there are low levels of oxygen, Salmonella typhi has to be able to learn to use other sources other than oxygen as an electron acceptor. Therefore, Salmonella has adapted to grow under both an aerobic and anaerobic conditions. Salmonella’s most common source of electron acceptors is nitrogen. Examples of other electron acceptors are: nitrate, nitrite, fumarate, and dimethlysulphoxide. Global and specific regulatory systems of anaerobic gene expression, like the ones mentioned above, are implemented to make sure that the most energetically favorable metabolic process is used. Evidence shows that the availability of oxygen is an environmental signal that controls Salmonella’s virulence (11).

microbewiki.kenyon.edu/index.php/Salmonella_typhi

micrococcus luteus

Pewarnaan gram

Micrococcus luteus is a Gram-positive, to Gram-variable, not motile, spherical, saprotrophic bacterium that belongs to the family Micrococcaceae.[1] An obligate aerobe, M. luteus is found in soil, dust, water and air, and as part of the normal flora of the mammalian skin. The bacterium also colonizes the human mouth, mucosae, oropharynx and upper respiratory tract. It was discovered by Sir Alexander Fleming before he discovered Penicillin in 1928.

M. luteus is considered a contaminant in sick patients, is resistant to reduced water potential and can tolerate drying and high salt concentrations without forming spores, probably by slowing of major metabolic processes and induction of unique genes. It is a high G + C ratio bacteria.

M. luteus is coagulase negative, bacitracin susceptible, and forms bright yellow colonies on nutrient agar. To confirm it is not Staphylococcus aureus, a bacitracin susceptibility test can be performed.

Page 8: Laporan Modul 2

en.wikipedia.org

Pewarnaan adalah salah satu tekhnik identifikasi mikroorganisme  yang masih banyak digunakan.

Tujuan pewarnaan terhadap mikroorganisme ialah untuk :1. mempermudah melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, maupun fungi.2. memperjelas ukuran dan bentuk jasad3. melihat struktur luar dan kalau memungkinkan struktur dalam jasad.4. melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifatfisik dan kimia dapat diketahui.

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196611031991012-YANTI_HAMDIYATI/Pertumbuhan_pada_mikroorganisme_I.pdf

http://alatalatlaboratorium.com/LaboratoriumMikrobiologi/pewarnaan-bakteri