laporan mkt

8
MANAJEMEN KESUBURAN TANAH PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK DAN PENGOLAHAN LAHAN SECARA INTENSIF TERHADAP KESUBURAN TANAH PADA TANAMAN SAWI (Brassica Juncea) DI LAHAN PUJON KIDUL OLEH KELOMPOK Q 1 RAHAYU PANCORO WATI YOSEPH MINAR MARPAUNG NASRUL ARDINATA BAGUS SELUISTYO PUTRA FIRDA ARIFINIA RUTH RIA WDIAWATI ANATASIA RAUDHA A. TARIGAN LASMIATI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Upload: nasrul-ardinan-sativa

Post on 23-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

MKT

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan MKT

MANAJEMEN KESUBURAN TANAH

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK DAN PENGOLAHAN LAHAN SECARA INTENSIF TERHADAP KESUBURAN TANAH PADA

TANAMAN SAWI (Brassica Juncea) DI LAHAN PUJON KIDUL

OLEH

KELOMPOK Q 1

RAHAYU PANCORO WATI

YOSEPH MINAR MARPAUNG

NASRUL ARDINATA

BAGUS SELUISTYO PUTRA

FIRDA ARIFINIA

RUTH RIA WDIAWATI

ANATASIA

RAUDHA A. TARIGAN

LASMIATI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Laporan MKT

TANAMAN SAWI

1. Karakteristik Lahan Tanaman Sawi (Brassica Juncea) dan Bawang Daun

(Allium porum L.)

Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun

berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah hingga dataran

tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter

sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Tanaman sawi tahan terhadap

air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang

perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Tanah yang cocok untuk

ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta

pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk

pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7 (Usman dan Maripul, 2010).

Tanaman bawang daun cocok tumbuh di dataran rendah maupun dataran

tinggi dengan ketinggian 250-1500 m dpl, meskipun di dataran rendah anakan

bawang daun tidak terlalu banyak. Daerah dengan curah hujan 150-200 mm/tahun

dan  suhu harian 18-25 0C cocok untuk pertumbuhan bawang daun. Tanaman ini

menghendaki pH netral (6,5-7,5) dengan jenis tanah Andosol (bekas lahan gunung

berapi) atau tanah lempung berpasir (Puslitbang Hortikultura, 2013).

2. Sistem Irigasi

Pada lahan yang diamati sistem irigasi yang digunakan oleh petani adalah

irigasi permukaan (surface irrigation) yaitu irigasi alur/selokan (furrow

irrigation). Irigasi selokan (furrow irrigation) adalah pemberian air pada selokan

yang ada diantara dua galengan baris tanaman. Irigasi ini digunakan pada tanaman

yang akan mengalami kerusakan jika akarnya terendam air, seperti tanaman

kacang tanah, jagung, kedelai, kapas dan berbagai jenis sayuran serta tanaman

kacang-kacangan yang lain (Arsyad dan Ernan, 2008). Air irigasi berasal dari

selokan yang mengandung kotoran sapi.

3. Data Analisis Laboratorium

Berdasarkan analisis laboratorium data-data yang diperoleh adalah sebagai

berikut:

Page 3: Laporan MKT

a. pH

Berdasarkan pengukuran derajat keasaman menggunakan pH meter, pH

yang diperoleh sebesar 5,4 sehingga termasuk dalam kategori masam kuat (Soil

Survey Manual USDA dalam Sutanto, 2005)

b. Bahan Organik

Berdasarkan analisis kandungan C-Organik di laboratorium diperoleh ml

sampel sebesar 3,9 ml sehingga diperoleh C-Organik sebesar 2,59 % dan bahan

organik sebesar 4,47 % sehingga termasuk dalam kategori tinggi (baik). Hal ini

disebabkan karena pada saat pratikum lapang sample tanah yang diambil masih

mengandung pupuk kandang yang berasal saluran irigasi.

%C Organik= mlblanko−ml sampelmlblanko x berat sampel

x3 x100+% KA

100

¿ 6,8−3,96,8 x 0,5

x3 x100+1

100

¿ 2,56 x 1,01

¿ 2,59

% B Organik=10058

x %C Organik

¿ 10058

x2,59

¿ 4,47

c. N Total

Berdasarkan analisis kandungan N di laboratorium diperoleh ml sampel

sebesar 8,98 ml sehingga diperoleh N Total sebesar 2,16 yang termasuk dalam

kategori yang tinggi.

N total=mlsampel−ml blankoberat sampel

x 0,014 x N H 2 SO 4 x 100 x f KA

¿ 8,98−0,920,5

x0,014 x 0,09586 x100 x 1

¿2,16

Page 4: Laporan MKT

d. Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Berdasarkan analisis KTK di laboratorium diperoleh ml sampel sebesar 11,5

ml sehingga diperoleh nilai KTK sebesar 24,7.

KTK=(ml blanko−ml sampel ) x N NaOH x 100 x f KA

¿ (14−11,5 ) x 0,0988 x 100 x1

¿24 , 7

4. Sejarah Lahan, Pola Tanam, dan Sistem Budidaya

Sejarah lahan pertanian yang digunakan untuk budidaya tanaman dari dulu

hingga sekarang merupakan lahan pertanian yang tetap, yang tidak adanya alih

fungsi lahan. Dalam usahataninya, petani menggunakan pola tanam tumpangsari

(polikultur) antara tanaman sawi dan bawang daun serta ada tanaman border yaitu

ucet. Petani menggunakan sistem rotasi tanam, yaitu antara tanaman wortel, sawi,

dan selada tanpa adanya pemberoan lahan. Pengolahan lahan yang dilakukan oleh

Bapak Sardi secara intensif tanpa adaanya masa pemberoan lahan atau masa

pengitirahatan lahan.

Pada lahan Bapak Sardi tersebut terdapat beberapa bedengan yang ditanami

tanaman sawi. Dan setiap bedengya ditanami sekitar 360 sawi. Untuk penanaman

adanya penambahan pupuk organic dan anorganik. Untuk sisa panen, Bapak Sardi

langsung membenamkan sisa – sisa tanaman kedalam tanah saat melakukan

pengolahan tanah karena menurut Bapak Sardi hal ini lebih mudah dilakukan

untuk mempercepat dalam pembersihan sisa tanaman. Hal tersebut dapat

meningkatkan kandungan bahan organic tanah sehingga meningkatkan kesuburan

tanah.

5. Pemupukan

Pupuk yang digunakan oleh Bapak Sardi adalah pupuk organic yang

berupa pupuk kandang dan pupuk anorgani yang berupa SP 36, ZA, dan KCl

dengan dosis 45 Kg SP 36, 45 Kg ZA, dan 15 Kg KCl.

Berdasarkan perhitungan rekomendasi, kebutuhan pupuk yang diperlukan

pada tanaman sawi seluas 300m2 adalah 40 Kg SP 36, 32,86 Kg ZA dan 2,25 Kg

KCl. Dari hasil rekomendasi tersebut, menurut kelompok kami pemberian pupuk

yang dilakukan oleh Bapak Sardi terlalu berlebihan.

Page 5: Laporan MKT

KERANGKA BERFIKIR

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK DAN PENGOLAHAN LAHAN SECARA INTENSIF TERHADAP

KESUBURAN TANAH PADA TANAMAN SAWI (Brassica Juncea) DI LAHAN PUJON KIDUL

PUPUK ANORGANIK

pencemaan lingkungan

degradasi lahan

PENGOLAHAN LAHAN INTENSIF

Penurunan Unsur Hara

PENURUNAN KESUBURAN TANAH

Page 6: Laporan MKT

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Sitanala dan Ernan Rustiadi. 2008. Penyelamatan Air, Tanah, dan

Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta

Puslitbang Hortikultura. 2013. Budidaya Bawang Daun. (Online)

http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/index.php?bawaan=berita/

fullteks_berita&id=302. Diakses pada tanggal 14 November 2014

Usman dan Maripul. 2010. Budidaya Tanaman Sawi. Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian Riau

Sutanto, Rachman. 2005. Dasar- Dasar Ilmu Tanah: Konsep dan Kenyataan.

Kanisius: Yogyakarta