laporan mini project yoghurt mangga

5

Click here to load reader

Upload: putri-amanda

Post on 07-Nov-2015

55 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Kimpang

TRANSCRIPT

  • PEMBUATAN YOGHURT DARI SUSU SAPI SEGAR DAN SUSU SAPI KEMASAN

    YANG DIPERKAYA DENGAN EKSTRAK BUAH MANGGA DENGAN STARTER

    LACTOBACHILUS BULGARICUS

    Annisa Muthia*, Armila Mimity, Panji Mulyotomo, Putri Amanda

    Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta

    Jl. Ir. H. Juanda No. 95 ciputat, Tangerang Selatan, 15412

    *[email protected]

    Abstract

    According to the Codex Alimentarius (1975) in Srikandi (1997) yoghurt is kind of coagulated

    milk products, derived from lactic acid fermentation particular through the activity of

    Lactobacillus delbrueckii var. bulgaricus and Streptococcus salivarius var. thermophilus,

    where the microorganisms in the final product must be active and abundant life. What

    distinguishes each of the fermented milk product is a type of bacteria. For example, in yogurt,

    there are two types of lactic acid bacteria coexist and cooperate : Lactobacillus bulgaricus

    and Streptococcus thermophilus. Both produce lactic acid which agglomerate milk into

    yoghurt. Bacterial activity that is the source of most of the benefits of yogurt. The addition of

    mango fruit extract may provide additional nutrients. Monosaccharides in mango fruit extract

    as a natural flavor in yoghurt, lactic acid bacteria can be used as a carbon source to divide and

    produce metabolic products such as lactic acid thus affecting the taste preferences.

    Key Word : Yoghurt, Lactic Acid, Lactobacillus bulgaricus, Mango Fruit Extract

    1. PENDAHULUAN

    Buah mangga termasuk kelompok

    buah batu yang berdaging, dengan ukuran

    dan bentuk yang sangat berubah-ubah

    bergantung pada macamnya, mulai dari

    bulat (misalnya mangga gedong), bulat

    telur (gadung, indramayu, arumanis)

    hingga lonjong memanjang (mangga

    golek). Buah mangga sebagai bahan

    makanan terdiri dari 80% air dan 15-20%

    gula serta berbagai macam vitamin, antara

    lain vitamin A, B2, dan C. Kandungan

    vitamin C dalam buah mangga kira kira

    13-80 mg vitamin C setiap 100 gram dan

    kandungan ini tergantung dari varietasnya

    (AAK, 1991). Berdasarkan uraian diatas,

    peneliti tertarik untuk mengaplikasikan

    buah mangga ke dalam yogurt.

    Yogurt adalah bahan makanan yang

    terbuat dari susu yang difermentasikan

    oleh bakteri asam laktat. Yogurt

    mempunyai rasa yang unik yaitu

    mempunyai rasa asam dan memiliki

    khasiat bagi kesehatan (Hosono, 2004).

    Bakteri yang terdapat di dalam yogurt

    yaitu Lactobacillus bulgaricus dan

    Streptococcus thermophiles. Yogurt

    biasanya ditambahkan Lactobacillus

    Acidophilus, agar mempunyai efek

    fungsional bagi kesehatan.

  • Beberapa manfaat dari yogurt antara

    lain adalah dapat menghambat

    pertumbuhan bakteri patogen,

    meningkatkan sistem imun, dan

    mengurangi kolesterol pada darah. Selain

    itu yogurt sangat baik dikonsumsi oleh

    penderita lactosa intolerance. Hal ini

    karena dalam pembuatannya, laktosa

    dikatabolisme oleh BAL menjadi glukosa

    dan galaktosa untuk proses metabolisme

    selanjutnya, sehingga keberadaan laktosa

    pada yogurt berkurang hingga 40%

    (Mitsuoka,1989).

    Berdasarkan komposisinya, yogurt

    dibedakan menjadi yogurt berkadar lemak

    penuh dengan kandungan lemak di atas 3

    %, yogurt berkadar lemak medium dengan

    kandungan lemak 0.5-0.3 %, dan yogurt

    berkadar lemak rendah bila mengandung

    lemak < 0.5 %. Yogurt dikelompokkan

    menjadi tiga, tergantung pada metode

    pembuatannya, yaitu:

    Strained, yaitu dibuat dengan cara

    mengangkat air dadih dari susu

    Set yoghurt, teksturnya lembut

    dan mampu dimasukkan ke boks

    karton

    Stirred, yaitu yogurt yang diaduk

    dan ditambahkan jus atau potongan

    buah

    Yogurt sering dijual apa adanya,

    bagaimanapun juga rasa buah, vanilla atau

    coklat juga populer. Kali ini praktikan

    akan menggunakan buah manga segar

    untuk membuat yogurt rasa manga.Dengan

    dikombinasikannya manfaat dari buah

    manga dengan yogurt, maka khasiat yogurt

    akan lebih maksimal.

    2. METODE PENELITIAN

    Alat dan Bahan

    Alat-alat yang digunakan pada

    penelitian kali ini adalah penangas air,

    pengaduk, wadah, kain penutup,

    termometer, dan panci kecil.

    Bahan bahan yang dipakai adalah 700 ml

    susu cair, gula, jus mangga, yoghurt plain,

    dan air mineral.

    Pembuatan Yoghurt

    Semua peralatan yang digunakan di

    panaskan dalam air mendidih selama 10

    menit, setelah itu masukan 700 ml susu

    cair kedalam panci lalu panaskan di

    penangas sambil terus di aduk selama 20

    menit. Setelah itu tuangkan susu cair

    tersebut kedalam wadah, kemudian tunggu

    sampai suhunya menurun mencapai suhu

    kamar, kemudian masukan 5% dari

    volume susu cair, yoghurt plain sebagai

    starter, kemudian wadah ditutup rapat dan

    disimpan dalam ruangan ber suhu 40 ,

    simpan selama 8 hingga 12 jam, setelah itu

    buka penutup wadah kemudian pastikan

    aroma dan rasa telah menjadi yoghurt dan

    dimasukan jus mangga sebagai penambah

    rasa dan penguat aroma.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Yoghurt merupakan minuman

    kesehatan yang sangat berguna oleh tubuh,

    karena mengandung bakteri lactobachilus

    yang dapat menghambat kadar kolestrol

    dalam darah serta menekan mikroba

    pantogen yang masuk kedalam tubuh.

    Pembuatan yoghurt ini dilakukan

    pada dua perbandingan, dengan

    menggunakan susu sapi segar dan susu

    sapi kemasan dengan menggunakan starter

    Lactobachilus bulgaricus.

  • Pada uji keragaman pengaruh

    temperatur inkubasi dan jenis susu pada

    warna yoghurt, ternyata faktor perlakuan

    suhu yang berbeda terhadap jenis susu

    menghasilkan perbedaan yang sangat nyata

    di mana pada suhu T2 (44C)

    menunjukkan warna yang lebih kuning,

    dibandingkan dengan T1 (370C) dan T3

    (510C). Hal ini membuktikan bahwa

    bakteri memerlukan suhu tertentu untuk

    berkembang biak secara optimum dan

    sesuai dengan pernyataan Eckles(1980)

    bahwa tiap jenis bakteri memiliki suhu

    optimum untuk perkembangbiakan.

    Berikut ini data yang didapatkan:

    Tabel 1. Hasil Pengujian Pengaruh

    Temperatur Terhadap Jenis Susu

    Suhu S1 (Susu

    Sapi Segar)

    S2 (Susu Sapi

    Kemasan)

    T1

    (370C)

    Kuning

    Muda

    Kuning Lebih

    Muda

    T2

    (44C)

    Kuning Tua Kuning Muda

    T3

    (510C)

    Kuning

    Muda

    Kuning Muda

    Jenis S1 (susu sapi segar) memiliki

    warna yang lebih kuning muda

    dibandingkan dengan S2 (susu sapi

    kemasan), yaitu kuning tua. Hal ini

    disebabkan jenis susu sapi kemasan

    memiliki komposisi yang berbeda dari

    komposisi susu sapi segar, susu sapi

    kemasan telah melalui proses pengolahan

    seperti pengeringan sehingga sekitar 97%

    zat padatnya (Potter, 1986). Bahkan

    beberapa produk susu sapi kemasan

    mendapat penambahan bahan nutrisi lain

    sehingga lebih lengkap. Warna yoghurt

    ternyata dipengaruhi oleh makanan yang

    dikonsumsi oleh ternak. Makanan hijauan

    adalah sumber yang baik bagi beta karoten

    di mana warna kuning pada karoten

    tersebut akan terdapat dalam lemak air

    susu (Ginting, Nurzainah,dkk. 2005). Hal

    ini yang menyebabkan mengapa yoghurt

    dari susu sapi kemasan warnanya

    cenderung lebih muda karena kandungan

    lemaknya lebih rendah daripada susu sapi

    segar, sementara karoten yang

    menyumbangkan warna kuning tersebut

    berasal dari lemak susu.

    Tekstur dari yoghurt yang

    dihasilkan menentukan apakah yoghurt

    tersebut berkualitas baik. Yoghurt yang

    baik memiliki tekstur yang lembut seperti

    bubur, tidak terlalu encer dan tidak pula

    terlalu padat (Legowo, 2002). Faktor

    berbagai level temperatur dan jenis susu

    serta interaksi dari kedua faktor tersebut

    terhadap tekstur yoghurt menunjukkan

    perbedaan yang sangat nyata. Perlakuan

    dengan temperature 44C dengan memakai

    susu sapi segar menunjukkan perbedaan

    sangat nyata terhadap perlakuan dengan

    temperatur 44C memakai susu sapi

    kemasan. Berikut data yang didapatkan:

    Tabel 2. Hasil Pengujian Tekstur

    Terhadap Jenis Susu

    Suhu S1 (Susu

    Sapi Segar)

    S2 (Susu Sapi

    Kemasan)

    T2

    (44C)

    Tidak Encer

    (Padat)

    Encer

    Artinya pada temperatur optimum

    untuk berkembang biak, susu sapi

    kemasan yang kandungan lemaknya

    sebagian sudah dibuang memiliki tekstur

    yang lebih encer daripada susu sapi segar.

    Menurut Gilliland (1986) beberapa faktor

    yang mempengaruhi tekstur yoghurt

    adalah perlakuan pada susu sebelum

    diinokulasikan, ketersediaan nutrisi,

    bahanbahan pendorong, produksi

    metabolis oleh lactobacilli, interaksi

  • dengan bakteri biakan lainnya, penanganan

    bakteri sebelum digunakan dan juga ada

    atau tidaknya antibiotika dalam susu.

    Tekstur yoghurt susu sapi segar adalah

    yang paling padat dibandingkan susu sapi

    kemasan dikarenakan susu sapi segar

    memiliki kandungan lemak yang lebih

    tinggi dibandingkan jenis susu sapi

    kemasan.

    Rasa yoghurt yang diamati adalah

    melalui pemberian yoghurt polos (tanpa

    ditambahi perasa apapun) kepada panelis.

    Yoghurt biasanya memiliki citarasa asam

    menyegarkan yang tajam (Davies and

    Law, 1984) dan aroma yang khas.

    Didapatkan bahwa susu sapi kemasan

    memiliki rasa yang cukup disukai

    disbanding susu sapi segar. Hal ini berarti

    yoghurt berbahan susu sapi kemasan lebih

    disukai dari yang berbahan susu sapi segar.

    Rasa yang dihasilkan oleh yoghurt

    berbahan susu sapi segar cenderung lebih

    asam dibanding berbahan susu sapi

    kemasan, karena produksi asam oleh

    bakteri lebih cepat dikarenakan bakteri

    yang juga berkembang lebih cepat (Davies

    and Law, 1984) pada susu sapi segar

    dibandingkan dengan jenis susu lainnya.

    Berikut data yang didapatkan:

    Tabel 3. Hasil Pengujian Rasa Terhadap

    Jenis Susu

    Suhu S1 (Susu

    Sapi Segar)

    S2 (Susu Sapi

    Kemasan)

    T2

    (44C)

    Asam Kurang Asam

    Rasa asam pada yoghurt

    merupakan indikasi perkembang biakan

    dari percampuran bakteri yang berjalan

    baik dan cepat (Driessen, 1981). Rasa

    asam pada yoghurt juga menunjukkan

    bahwa adanya asam laktat yang telah

    terbentuk sebagai hasil kerja dari bakteri

    (Eckles, 1980). Menurut Adnan (1984)

    keasaman yang tercapai dapat

    mengganggu pertumbuhan bakteri yang

    tidak dikehendaki, terutama bakteri yang

    menyebabkan diare seperti Clostridium

    difficile pada orang dewasa dan Rotavirus

    pada anak-anak. Lebih diminatinya

    yoghurt berbahan dasar susu sapi kemasan

    karena yoghurt terasa lebih enak,

    kandungan lemaknya tidak terlalu tinggi

    seperti susu sapi segar sehingga rasanya

    tidak mengakibatkan cepat muak..

    Pada penambahan ekstrak buah

    mangga didapatkan bahwa yoghurt ini

    memiliki tambahan nutrisi dari kandungan

    buah mangga tersebut. Monosakarida

    dalam ekstrak buah mangga sebagai perisa

    alami pada yoghurt dapat dimanfaatkan

    bakteri asam laktat sebagai sumber karbon

    untuk membelah diri, maintenance dan

    menghasilkan produk metabolik berupa

    asam laktat sehingga mempengaruhi rasa

    kesukaan.

    KESIMPULAN

    Yoghurt yang dibuat dari susu sapi

    kemasan lebih disukai karena teksturnya

    yang lebih cair dibandingkan dengan

    yoghurt yang dibuat dari susu sapi segar.

    Penambahan ekstrak buah mangga pada

    yoghurt dapat meningkatkan nilai nutrisi

    pada yoghurt tersebut.

    DAFTAR PUSTAKA

    Allgeyer, L. C., M. J. Miller and S. Y. Lee.

    2010. Sensory and microbiological

    quality of yogurt drinks with

  • prebiotics and probiotics. J. Dairy

    Sci. 93: 4471-4479.

    Colakoglu, H and O. Gursoy. 2011. Effect

    of lactic adjunct cultures on

    conjugated linoleic acid (CLA)

    concentration of yogurt drink.

    Journal of Food, Agriculture &

    Environment. 9 (1): 60-64.

    Hidayat,I.R,dkk. 2013. Total Bakteri Asam

    Laktat, Nilai pH dan Sifat

    Organoleptik DRINK YOGHURT

    dari Susu Sapi yang Diperkaya

    dengan Ekstrak Mangga. Animal

    Agriculture Journal Vol.2, No.1

    2013,p160-167.

    Legowo, A. M., Kusrahayu dan S.

    Mulyani. 2009. Ilmu dan Teknologi

    Susu. Universitas Diponegoro,

    Semarang.

    Nurwantoro, Sutaryo, D. Hartanti dan H.

    Sukoco. 2009. Viabilitas

    Bifidobacterium bifidum, kadar

    laktosa dan rasa es krim simbiotik

    pada lama penyimpanan suhu beku

    yang berbeda. J. Indon. Trop. Anim.

    Agric. 34 (1): 16-21.

    Samsumaharto, R. A dan N. Puspawati.

    2008. Perbandingan fermentasi

    yoghurt susu biji asam (Tamarindus

    indica, L.) dengan yoghurt susu

    murni. Jurnal Kimia dan Teknologi.

    1: 263-274.

    Srikandi Fardiaz, Ir., M.Sc., Dr., Prof.,

    "Kefir, Susu Asam Berkhasiat",

    majalah Intisari, Nov 1997.

    Standar Nasional Indonesia (SNI). 2009.

    SNI 2981:2009. Yogurt. Badan

    Standarisasi Nasional (BSN),

    Jakarta.

    Wahyudi, M. 2006. Proses pembuatan dan

    analisis mutu yoghurt. Buletin

    Teknik Pertanian. 11 (1): 12-16.

    Wulandari, E dan W. S. Putranto. 2010.

    Karakteristik stirred yoghurt mangga

    (Mangifera indica) dan apel (Malus

    domestica) selama penyimpanan.

    Jurnal Ilmu Ternak. 10 (1): 14-16.