laporan manajemen kia
DESCRIPTION
dfdfgdfgTRANSCRIPT
![Page 1: Laporan Manajemen Kia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082609/55cf997a550346d0339d9959/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN MANAJEMEN KESEHATAN IBU DAN ANAK
PEMBERIAN TABLET BESI (FE) PADA IBU HAMIL
Oleh:
dr. Lydia Amaliya
Pembimbing:
dr. Dini Kuswiandri
PUSKESMAS RANGKASBITUNG, LEBAK
BANTEN, 2014
![Page 2: Laporan Manajemen Kia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082609/55cf997a550346d0339d9959/html5/thumbnails/2.jpg)
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan
kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena
anemia. Penelitian Chi, dkk menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu
yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung
atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan
dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab
utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu
anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi.
Anemia defisiensi zat besi merupakan masalah gizi yang paling lazim di dunia dan
menjangkiti lebih dari 600 juta manusia. Dengan frekuensi yang masih cukup tinggi, berkisar
antara 10% dan 20% (Prawirohardjo,2002). Badan kesehatan dunia (World Health
Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi
besi sekitar 35-75%, serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan.
![Page 3: Laporan Manajemen Kia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082609/55cf997a550346d0339d9959/html5/thumbnails/3.jpg)
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari
12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin
dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Anemia dalam
kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah,
bahkan murah.
Yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. Anemia defisiensi besi
adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat
besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah
hipokrom-mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan transferin menurun, kapasitas ikat
besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang
serta di tempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara lain,
kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi diusus,
perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil,
masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.
Anemia defisiensi besi pada kehamilan
Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami
oleh wanita diseluruh dunia terutama dinegara berkembang. Badan kesehatan dunia (World
Health Organization/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami
defisiensi besi sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambah usia
kehamilan. Menurut WHO 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia
pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.
![Page 4: Laporan Manajemen Kia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082609/55cf997a550346d0339d9959/html5/thumbnails/4.jpg)
PATOFISIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau
Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya
plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut:
plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan
sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32
dan 36 minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja
jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan.
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan
sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke
9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3
bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta,
yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.
ETIOLOGI ANEMIA PADA KEHAMILAN
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu :
1. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah
2. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
3. Kurangnya zat besi dalam makanan
4. Kebutuhan zat besi meningkat
5. Gangguan pencernaan dan absorbsi
Pada ibu hamil, beberapa faktor risiko yang berperan dalam meningkatkan prevalensi anemia
defisiensi zat besi, antara lain :
1. Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Wanita yang berumur kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Karena akan
membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu hamil maupun janinnya, berisiko
mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. Wintrobe (1987)
menyatakan bahwa usia ibu dapat mempengaruhi timbulnya anemia, yaitu semakin
rendah usia ibu hamil maka semakin rendah kadar hemoglobinnya. Muhilal et al (1991)
![Page 5: Laporan Manajemen Kia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082609/55cf997a550346d0339d9959/html5/thumbnails/5.jpg)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat kecendrungan semakin tua umur ibu
hamil maka presentasi anemia semakin besar
2. Pendarahan akut
3. Pendidikan rendah
4. Pekerja berat
5. Konsumsi tablet tambah darah < 90 butir
6. Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi.
GEJALA ANEMIA PADA KEHAMILAN
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi,
mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang,
nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda,
perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neuromuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia
dan pembesaran kelenjar limpa.
DAMPAK ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA IBU HAMIL
Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya angka kematian
ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia
meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal,
angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di
samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang
anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir
kehilangan darah.
FUNGSI Fe/ZAT BESI
Dalam makanan terdapat 2 macam zat besi yaitu besi heme dan besi non hem. Besi non
hem merupakan sumber utama zat besi dalam makanannya. Terdapat dalam semua jenis sayuran
misalnya sayuran hijau, kacang-kacangan, kentang dan sebagian dalam makanan hewani.
Sedangkan besi hem hampir semua terdapat dalam makanan hewani antara lain daging, ikan,
ayam, hati dan organ-organ lain.
![Page 6: Laporan Manajemen Kia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082609/55cf997a550346d0339d9959/html5/thumbnails/6.jpg)
Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk
mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang,
tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistim
pertahanan tubuh.
KEBUTUHAN Fe/ZAT BESI PADA MASA KEHAMILAN
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini
terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan
untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan
dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan
sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan
sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil
akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan
untuk wanita hamil.
Sumber lain mengatakan, kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukan
plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun
selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan
dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75 mg untuk
pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika
melahirkan.
Besarnya angka kejadia anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%,
trimester II sebesar 70%, dan trimester III sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena pada trimester
pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan
pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam
tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk
memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak
untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan
darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali
lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.
![Page 7: Laporan Manajemen Kia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082609/55cf997a550346d0339d9959/html5/thumbnails/7.jpg)
Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C
meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat dapat mengikat Fe
sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan dengan
makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan yang mengikat Fe
sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula
diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena tablet Fe terbukti dapat
menurunkan kadar seng dalam serum.
PEMBERIAN TABLET Fe UNTUK MENCEGAH ANEMIA DALAM KEHAMILAN
Memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat.
Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini
program nasional menganjurkan pemberian tablet Fe pada semua wanita hamil sekitar 60 mg per
hari selama 90 hari untuk profilaksis anemia.
Suplementasi tablet besi dianggap merupakan cara yang efektif karena kandungan
besinya padat dan dilengkapi dengan asam folat yang sekaligus dapat mencegah dan
menanggulangi anemia akibat kekurangan asam folat. Cara ini juga efisien karena tablet besi
harganya relatif murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat kelas bawah serta mudah didapat.
Menurut World Health Organization (2004), cara mengkonsumsi zat besi (Fe) adalah
dalam mengkonsumsi atau minum suplement zat besi (Fe) baik dalam hal waktu, frekuensi
meminum tablet Fe dan cara meminum suplement zat besi (Fe) yaitu sehari sekali dan diminum
pada saat malam hari karena efek dari meminum tablet Fe dapat menimbulkan rasa mual dan
diminum dengan menggunakan air jeruk agar penyerapan lebih maksimal serta dianjurkan untuk
menghindarkan makan dan minum yang menghambat penyerapan besi misalnya kopi serta teh.
![Page 8: Laporan Manajemen Kia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082609/55cf997a550346d0339d9959/html5/thumbnails/8.jpg)
KASUS
Identitas Penderita
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 18 tahun
Suku : Sunda
Agama : Islam
Alamat : Kp. Selahaur
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Anamnesis
Keluhan utama:
Pasien datang ke puskesmas untuk kontrol kehamilan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien G1A0P0 mengaku 22 minggu datang untuk memeriksa kehamilannya. HPHT lupa.
Pasien mengaku terkadang sering merasa pusing dan lemas akhir-akhir ini. Mual (-), muntah (-)),
palpitasi (-), kulit kering (-). Pasien belum pernah ANC sebelumnya. Pasien belum pernah USG
sebelumnya.
Riwayat Menstruasi
Menarche 12 tahun, siklus 28 hari, 2 pembalut/hari, dismenorrhea (-).
Riwayat Pernikahan
Menikah 1 x, usia pernikahan 8 bulan
Riwayat Kehamilan : G1H22-23 minggu
1. Hamil ini
Riwayat KB:
KB : -
Riwayat Penyakit Dahulu
Alergi (-), Asma (-), DM (-), hipertensi (-), sakit jantung (-)
![Page 9: Laporan Manajemen Kia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082609/55cf997a550346d0339d9959/html5/thumbnails/9.jpg)
Riwayat Penyakit Keluarga
DM (-), Ht (+) pada Ibu, asma (-), alergi (-)
Riwayat Operasi: tidak ada
-
Riwayat Kebiasaan
Merokok (-), alkohol (-), obat narkotik (-),meminum jamu-jamu (-), pasien jarang makan ikan
ataupun daging namun sering makan sayuran hijau.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : baik
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 20x/menit
Suhu: 360C
Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Status General : dalam batas normal
Status obstetrikus:
Abdomen
▫ inspeksi : perut membuncit, memanjang, striae gravidarum (+), linea nigra (+)
▫ palpasi
L1 : TFU 24 cm, ballottement (+)
L2 : Tidak dilakukan
L3 : Tidak dilakukan
L4 : Tidak dilakukan
▫ Auskultasi : DJJ (+)
Anogenital
Tidak dilakukan
![Page 10: Laporan Manajemen Kia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082609/55cf997a550346d0339d9959/html5/thumbnails/10.jpg)
Resume
Ny. N, 18 tahun G1A0P0 hamil 22 minggu datang untuk memeriksa kehamilannya. Pasien
mengeluh sering pusing dan lemas akhir-akhir ini. Pasien belum pernah ANC dan USG
sebelumnya. Pemeriksaan fisik dan obstetric dalam batas normal.
Diagnosis Kerja
Ibu : G1A0P0 Hamil 22-23 minggu
Janin : Janin tunggal hidup intrauterin
Terapi
Medikamentosa:
Fe tablet 60 mg 1x1
Kalc tablet 1x1
Non Medikamentosa:
Makan makanan seperti sayuran hijau, ikan, daging, dan ayam
Istirahat teratur
Memeriksakan kehamilan secara teratur
![Page 11: Laporan Manajemen Kia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082609/55cf997a550346d0339d9959/html5/thumbnails/11.jpg)
PEMBAHASAN
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Pada ibu hamil, beberapa faktor
risiko yang berperan dalam meningkatkan prevalensi anemia defisiensi zat besi salah satunya
adalah umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun. Pasien pada kasus ini adalah wanita 18 tahun yang
mengaku hamil sekitar 22 minggu. Namun pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan kadar
hemoglobin karena keterbatasan fasilitas di pukesmas.
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, palpitasi,
mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang,
nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat. Pada pasien terdapat
gejala sering pusing dan cepat lelah namun tidak ada gejala lainnya.
Dalam makanan terdapat 2 macam zat besi yaitu besi heme dan besi non hem. Besi non
hem merupakan sumber utama zat besi dalam makanannya. Terdapat dalam semua jenis sayuran
misalnya sayuran hijau, kacang-kacangan, kentang dan sebagian dalam makanan hewani.
Sedangkan besi hem hampir semua terdapat dalam makanan hewani antara lain daging, ikan,
ayam, hati dan organ-organ lain. Pada kasus ini pasien mengaku sering mengkonsumsi sayuran
hijau namun jarang makan ikan, daging, ataupun ayam.
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kurang lebih
200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori
akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih
kekurangan untuk wanita hamil. Tatalaksana pasien ini adalah dengan memberikan tablet Fe
sebayak 60 mg setiap harinya. Hal ini sesuai denga program pemerintah yang menganjurkan
pemberian tablet Fe pada semua wanita hamil sekitar 60 mg per hari selama 90 hari untuk
profilaksis anemia.
![Page 12: Laporan Manajemen Kia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082609/55cf997a550346d0339d9959/html5/thumbnails/12.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro. H., Ilmu Kebidanan, edisi III, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Penyakit Jantung Katub, Jakarta, 2002
2. Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. ed 5. Jakarta: Interna Publishing; 2009
3. Cunningham, F Gary et all. Williams Obstetric. 22 th ed. United States. Mc Graw Hill. 2007