laporan manajemen 7b

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen keperawatan merupakan pengelolaan aktivitas keperawatan oleh manajer keperawatan, melalui kegiatan manajerial terhadap perawat pelaksana. Kepuasan kerja perawat perlu mendapat perhatian serius dari pihak manajemen RS, karena perawat merupakan ujung tombak pelayanan. Kepuasan kerja yang dirasakan perawat diharapkan akan memberikan dampak terhadap kualitas kinerja. 1 Secara operasional manajemen keperawatan merupakan bentuk kepemimpinan dan pengelolaan oleh departemen/devisi/ bidang/ seksi keperawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak, manajemen menengah, dan manajemen bawah. Dalam pelaksanaannya manajer keperawatan harus memiliki beberapa faktor yaitu: 1) kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin 2) kemampuan melaksanakan fungsi - fungsi manajemen (pengorganisasian dan pengawasan), dan 3) kemampuan menerapkan pengetahuan. 2 Dalam praktekklinikmanajemenkeperawatanmerupakanpenerapankonsep- konsepmanajemenkeperawatan yang berhubungandenganpengelolaanefektifmanajemenoperasional dan asuhankeperawatan di ruangkeperawatan. Dengan adanya manajemen keperawatan di rumah sakit diharapkan dapat memperbaiki asuhan keperawatan yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan pelayanan yang bersifat interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan ciri- ciri dari pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki

Upload: trian-agus-h

Post on 07-Apr-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan manajemen 7B

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangManajemen keperawatan merupakan pengelolaan aktivitas keperawatan

oleh manajer keperawatan, melalui kegiatan manajerial terhadap perawat

pelaksana. Kepuasan kerja perawat perlu mendapat perhatian serius dari pihak

manajemen RS, karena perawat merupakan ujung tombak pelayanan. Kepuasan

kerja yang dirasakan perawat diharapkan akan memberikan dampak terhadap

kualitas kinerja.1

Secara operasional manajemen keperawatan merupakan bentuk

kepemimpinan dan pengelolaan oleh departemen/devisi/ bidang/ seksi

keperawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak,

manajemen menengah, dan manajemen bawah. Dalam pelaksanaannya manajer

keperawatan harus memiliki beberapa faktor yaitu: 1) kemampuan menjalankan

peran sebagai pemimpin 2) kemampuan melaksanakan fungsi - fungsi

manajemen (pengorganisasian dan pengawasan), dan 3) kemampuan

menerapkan pengetahuan.2

Dalam praktekklinikmanajemenkeperawatanmerupakanpenerapankonsep-

konsepmanajemenkeperawatan yang

berhubungandenganpengelolaanefektifmanajemenoperasional dan

asuhankeperawatan di ruangkeperawatan. Dengan adanya manajemen

keperawatan di rumah sakit diharapkan dapat memperbaiki asuhan keperawatan

yang diberikan untuk pasien dimana lebih diutamakan pelayanan yang bersifat

interaksi antar individu. Pernyataan tersebut juga sesuai dengan ciri-ciri dari

pelayanan keperawatan profesional yaitu memiliki otonomi, bertanggung jawab

dan bertanggung gugat (accountability), menggunakan metode ilmiah,

berdasarkan standar praktik dan kode etik profesi, dan mempunyai aspek legal.

MPKP merupakan suatu praktek keperawatan yang sesuai dengan kaidah ilmu

menejemen modern dimana kaidah yang dianut dalam pengelolaan pelayanan

keperawatan di ruang MPKP adalah pendekatan yang dimulai dengan

perencanaan. Perencanaan di ruang MPKP adalah kegiatan perencanaan yang

melibatkan seluruh personil (perawat) ruang MPKP mulai dari kepala ruang,

ketua tim dan anggota tim (perawat pelaksana).

Page 2: laporan manajemen 7B

Sebagairealisasidalam praktek profesional keperawatan makamahasiswa

ikut serta dalam tim sebagai perawat pelaksana. Mahasiswa melakukan

observasi terhadap klien meliputi tingkat ketrgantungan klien, keadaan umum

klien dan keterbatasan perawatan diri klien. Selain itu mahasiswa juga mengkaji

pengorgamisasian keperawatan di Paviliun Melati RS Tk.II Dr. Soepraoen yang

meliputi struktur organisasi, metode asuhan keperawatan, klasifikasi pasien,

proses pendokumentasian, jadwal/ shift dinas dan ketenagaan.

1.2 Tujuana. Menjelaskan analisa kebutuhan tenaga

b. Menjelaskan pengorganisasisan di Paviliaun Melati

c. Menjelaskan jadwal dan pergantian shift

d. Menjelaskan kebutuhan perawatan diri klien di Pavilian Melati

1.3 Manfaat a. Mengetahui pengorganisasian perawat di Paviliun Melati

b. Mempelajari Model Asuhan Keperawatan Profesional (MPKP) di Paviliun

Melati

c. Mengetahui cara pengkajian klien

d. Mengetahui cara operan, pre conference dan post conference

e. mengetahui hubungan antara perawat, klien dan keluarga

f. mengetahu bagaimana seorang perawat melakukan tindakan keperawatan

kepada pasien dan kolaborasi dengan dokter

Page 3: laporan manajemen 7B

BAB IIGAMBARAN UMUM

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Rumah Sakit dr. Soepraoen MalangRumah sakit Tk II Dr. Soepraoen merupakan rumah sakit rujukan di

wilayah kodam V/ Brawijaya dan telah terakreditasi 12 pelayanan tahun 2012.

2.1.1 Sejarah Singkat

a. Berdiri 1928 dengan nama Rumah Sakit Zending Malang

b. Tahun 1932 digabung dengan CBZ(Central Burgerlijke

Ziekeninrichting), diperluas dengan penambahan ruang baru seperti

yang ada sekarang

c. Dr. Soepraoen diambil dari nama seorang dokter militer Angkatan

Darat yang gugur saat menjalankan tugas di Jawa Timur dan

dimakamkan di Ds. Balungbendo Kab. Mojokerto tahun 1946

2.1.2 Luas Lahan

a. Seluruhnya : 73.578,01 M

b. Luas Pekarangan: 61.696

c. Luas Bangunan :11.882,01 M

2.1.3 Fasilitas Pelayanan

a. IGD, ICCU/ICU/NICU/PICU, Hemodialisis

b. Poliklinik : Penyakit Dalam, Bedah, Anak, Klinik Pediatri / Tumbang

Anak, Obsgyn, Saraf, Klinik Kulkel/Kosmetik, Klinik Kardiologi, Klinik

Paru/Asma, Klinik Gizi, Klinik Jiwa, Klinik THT, Klinik Mata, Klinik Gigi

Dan Mulut, Klinik Khusus VIP Dinas, Klinik Fisioterapi, Klinik

Rosela/VCT, Klinik Akupuntur

c. Laboratorium

d. Ruang rawat inap

o Ruang Rawat Inap Paviliun

o R. Perawatan Penyakit Dalam: Pria (Melati), Wanita (Teratai)

o R.Perawatan Bedah: Pria (Dahlia), Wanita (Bougenvil)

o R. Perawatan Anak (R. Nusa Indah)

o R. Bayi Patol (R. NICU/PICU)

o R. Obgyn----Tulip I Dan Rawat Gabung

Page 4: laporan manajemen 7B

o R. Umum Dan Jiwa (R. Kenanga)

o R. Isolasi (R. Cempaka)

e. R. Icu Bedah Dan Non Bedah

f. R. Neuro & ICU Neuro ---- Unit Stroke

g. R. Jamkesmas/da ---- Seruni

h. Paviliun Dan VIP:

o Anggrek

o Mawar

o Melati

o PAV Tulip I

2.1.4 Mempunyai kapasitas tempat tidur klien sebanyak 179 tempat tidur, terdiri

dari 24 tempat tidur paviliun dan 155 tempat tidur umum.

2.1.5 Saat ini digunakan sebagai lahan praktek siswa SMK, mahasiswa DIII

Keperawatan dan DIII Kebidanan, Profesi Ners (S1 Keperawatan), S1 Gizi,

serta Co-as (Profesi Dokter) dan Program Pendidikan Dokter Spesialis

(PPDS).

2.2 Profil dan Gambaran Umum Ruang Paviliun Melati Rumah Sakit Tingkat II dr. Soepraoen

2.2.1 Klasifikasi Ruangan

Merupakan ruangperawatan general rawat inap kelas II untuk swasta dan

kelas I untuk ASKES/JKN bagi pasien yang mengalami gangguan dengan

klasifikasi campuran yaitu dapat berupa gangguan Penyakit dalam, neuro,

interna.Ruang Paviliun Melati memiliki kapasitas bedsebanyak 16 bed tanpa

klasifikasi tertentu.

Page 5: laporan manajemen 7B

2.2.1 Denah Ruang Pavilliun Melati

Keterangan :8. Kamar Pasien 2A

9. Kamar Pasien 2B

10. Kamar Pasien 3A

11. Kamar Pasien 3B

12. Kamar Pasien 4A

13. Kamar Pasien 4B

14. Kamar Pasien 5A

1. Ruang Kepala Ruangan

2. Dapur

3. KM/ WC Perawat

4. Nurse Station

5. Kamar Perawat

6. Kamar Pasien 1A

7. Kamar Pasien 1B

15. Kamar Pasien 5B

16. Kamar Pasien 6A

17. Kamar Pasien 6B

18. Kamar Pasien 7A

19. Kamar Pasien 7B

20. Kamar Pasien 8A

21. Kamar Pasien 8B

1216

17

18

19

20

21 71113

14

15

810

9

2

35

1

4

6

22232425

22. KM Pasien Kamar No 1 dan 2

23. KM Pasien Kamar No 3 dan 4

24. KM Pasien Kamar No 5 dan 6

25. KM Pasien Kamar No 7 dan 8

Page 6: laporan manajemen 7B

BABA IIIHASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA

1.1 Analisa kebutuhan Tenaga Kerja- Hari 1 Rabu, 25 Maret 2015

a. Tingkat ketergantungan klien

o Manidiri (Self) : 4

o Partial : 8

o Total : 2

b. Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari (A)

o Perawatan langsung

Mandiri 4 x 2 = 8

Partial 8 x 4 = 32

total 2 x 6 = 12

Jumlah = 52 jam

o Perawatan tidak langsung

Perawat tidak melakukan perawatan tidak langsung

o Penyuluhan

Dalam 1 minggu dilakukan penyuluhan tiap hari jumat selama

15 menit pada masing – masing klien jadi untuk hari rabu dan

kamis tidak ada penyuluhan.

c. Jumlah kebutuhan perawat dalam unit

o hari kerja dalam 1 minggu adalah 8 hari dengan jam kerja 7

jam.

o C = jumlah hari libur dalam 1 tahun = 76

o Jumlah kebutuhan perawat dalam unit

= A x 365

(365 – C) x jam kerja per hari

= 52 x 365

(365 – 76) x 7

= 18980

2023

= 9,38 = 9 perawat dalam satu unit

Page 7: laporan manajemen 7B

d. Jumlah perawat dalam 1 hari

= A

Jam kerja

= 52

7

= 7,428 = 7 perawat dalam 1 hari

e. Jumlah perawat yang dinas dalam tiap shift

o Pagi

= 47% x jumlah perawat dalam 1 hari

= 47% x 7

= 3, 29 = 3 perawat dinas pagi

o Sore

= 35% x jumlah perawat dalam 1 hari

= 35% x 7

= 2,45 = 3 perawat dinas sore

o Malam

= 17% x jumlah perawat dalam 1 hari

= 17% x 7

= 1,19 = 1 perawat dinas malam

- Hari 2 Kamis, 26 Maret 2015a. Tingkat ketergantungan klien

o Mandiri (Self) = 2

o Partial = 7

o Total = 2

b. Jumlah jam keperawatan yang dibutuhkan klien per hari (A)

o Perawatan langsung

Mandiri 2 x 2 = 4

Partial 7 x 4 = 28

total 2 x 6 = 12

Jumlah = 44 jam

o Perawatan tidak langsung

Perawat tidak melakukan perawatan tidak langsung

Page 8: laporan manajemen 7B

o Penyuluhan

Dalam 1 minggu dilakukan penyuluhan tiap hari jumat selama

15 menit pada masing – masing klien jadi untuk hari rabu dan

kamis tidak ada penyuluhan.

c. Jumlah kebutuhan perawat dalam unit

o hari kerja dalam 1 minggu adalah 8 hari dengan jam kerja 7

jam.

o C = jumlah hari libur dalam 1 tahun = 76

o Jumlah kebutuhan perawat dalam unit

= A x 365

(365 – C) x jam kerja per hari

= 44 x 365

(365 – 76) x 7

= 16060 = 7,94 = 8 perawat dalam satu unit

2023

d. Jumlah perawat dalam 1 hari

= A

Jam kerja

= 44

7

= 6,3 = 6 perawat dalam 1 hari

e. Jumlah perawat yang dinas dalam tiap shift

o Pagi

= 47% x jumlah perawat dalam 1 hari

= 47% x 6

= 2,82 = 3 perawat dinas pagi

o Sore

= 35% x jumlah perawat dalam 1 hari

= 35% x 6

= 2,1 = 2 perawat dinas sore

o Malam

= 17% x jumlah perawat dalam 1 hari

= 17% x 6

= 1,02 = 1 perawat dinas malam

Page 9: laporan manajemen 7B

- BOR (Bed Ocupancy Ratio)Pasien yang dirawat tanggal 25 Maret 2015 = 14 pasien

Pasien yang dirawat tanggal 26 Maret 2015 = 11 paien

BOR = jumlah pasien dalamperiode waktu tertentu x 100

Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam satu periode

= 14 + 11 x 100

16 x 2

= 25 x 100

32

= 78, 125 %

= 78 %

1.2 Pengorganisasiana. Struktur organisasi

b. Metode asuhan keperawatan

Metode MPKP yang digunakan adalah metode Tim.

c. Klasifikasi pasien

Pengklasifikasian pasien berdasarkan tingkat ketergantungan pasien

yaitu mandiri, parsial, dan total.

Kepala Ruangan

Siti Chasanah S. Kep. Ners

Ka. Tim 2

Esther

Ka. Tim 1

P. Ruselan

Anggota

- Pak. Ma’ruf

- Dwi Kartika

- Irma

- Winda

Anggota

- Ristyawati

- Ika

- Kavit

- Nofa

Pasien Kamar 1 - 4 Pasien Kamar 5 - 8

Page 10: laporan manajemen 7B

d. Proses pendokumentasian proses keperawatan

Pendokumentasian asuhan keperawatan dengan format sebagai

berikut :

- Pengkajian

- Perencanaan (intervensi)

- Implementasi

- Evaluasi

e. Jadwal/ shift dinas

o Pagi : operan pukul 08.00

o Sore : operan pukul 14.00

o Malam : operan pukul 20.00

f. Ketenagaan

o Pagi

Tenaga perawat : 3, non perawat 2

o Sore

Tenga perawat : 2, non perawat 1

o Malam

Tenga perawat : 2 non perawat 0

1.3 Keterbatasan perawatan diri- Hari 1 Rabu, 25 Maret 2015

Klien yang mengalami keterbatasan perawatan diri = 3

Keterbatasan perawatan diri

= jumlah klien yang tidak terpenuhi kebutuhan diri

Jumlah pasien dirawat dengan ketergantungan total dan sebagian

= 3 x 100

10

= 30%

- Hari 2 Kamis, 26 Maret 2015

Keterbatasan perawatan diri

= jumlah klien yang tidak terpenuhi kebutuhan diri

Jumlah pasien dirawat dengan ketergantungan total dan sebagian

= 4 x 100

9

= 44,44 = 44%

Page 11: laporan manajemen 7B

BAB IVPEMBAHASAAN

4.1 OperanKegiatan operan Paviliun Melati yang dilakukan perawat sudah dilakukan

sesuai dengan standart operasional prosedur yang  sudah disepakati oleh

perawat ruangan tersebut  dengan menerapkan  prinsip operan, namun masih

belum optimal, antara lain : proses operan, saat perkenalan perawat shift

selanjutnya kepada klien kurang berjalan lancar karena terkadang ketika proses

operan klien sedang tidur dan keluarga sedang tidak ada sehingga klien kurang

begitu mengenal perawat. Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah

menyepakati kembali jadwal dinas pagi, sore dan malam,  menulis laporan pada

status pasien, dibuat kesepakatan mengenai jam visite dokter, membuat rencana

perawatan yang komprehensif dan terorganisir.

4.2 Pre Post ConferenceKegiatan  pre conference dilakukan sebelum operan beserta dengan

pengarahan dari kepala ruangan, ketua tim melakukan kegiatan pre-post

conference bersama anggota timnya dan pembagian perawat berdasarkan no

kamar, misalnya tim 1 kamar nomor 1 – 4 sedangkan tim 2 kamar no 5 – 8.

Kemudian masing masing tim menentukan tingkat ketengantungan pasien agar

mempunyai persepsi yang sama sehingga dalam pembagian tugas perawat

pelaksana disesuaikan tingkat ketergantungan pasien, selain itu masing –

masing tim berdiskusi tentang intervensi yang akan diberikan pada klien.

Rencana tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah perlunya peningkatan

motivasi agar pelaksanaan pre-post conference dapat terus dilakukan,

peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan, kepala ruangan

melakukan supervisi dan mengingatkan katim terhadap pelaksanaan pre-post

conference agar terbiasa dan menjadi budaya kerja. Perlu ada uraian tugas yang

jelas di Ruang agar kegiatan diruangan lebih optimal.

4.3 Evaluasi kegiatan MPKPEvaluasi kegiatan MPKP adalah proses untuk mengamati secara terus-

menerus  pelaksanaan rencana kerja  yang sudah disusun dan mengadakan

Page 12: laporan manajemen 7B

koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk indikator mutu yang dipakai

oleh kelompok dalam melakukan evaluasi selama kegiatan antara lain adalah :

- BOR :

BOR (bed occupancy rate) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada

satu satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi

rendahnya tingkat pemanfaatan  tempat tidur rumah sakit. Standar

internasional BOR dianggap baik adalah  antara 60 – 85%. Selama praktek

BOR di ruangan adalah 78%, artinya Paviliun melati sudah ideal dalam

pemanfaatan tempat tidur.

4.4 Uraian TugasDari hasil studi wawancara didapatkan, tindakan mandiri keperawatan

sangat terbatas akibat beban tugas yang cukup banyak seperti fokus pada

tindakan kolaborasi dan administrasi. Diagnosa dan intervensi keperawatan yang

digunakan masih dalam lingkup pendokumentasian pada level rutinitas akibat

terlalu tingginya waktu dalam kegiatan menulis. Ruang Paviliun Melati sudah

mempunyai SAK yang masih perlu banyak pengembangan sehingga perlu

adanya peningkatan dan teknis dokumentasi yang efektif.

4.5 Jumlah tenaga kerjaSetelahdilakukan penghitungan jumlah tenaga yang dibutuhkan dalam satu

hari, jumlah tenaga perawat di paviliun melati tidak sesuai perhitungan, selain itu

untuk jumlah tenaga dalam tiap shift jugatidak sesui dengan hitungah yang

dilakukan oleh mahasiswa. Berdasarkan wawancara hal tersebut sudah menjadi

rutinitas bahwasannya dalam praktiknya pagi : 3 perawat, sore : 2 perawat dan

malam : 2 perawat.

4.6 Analisa SWOT

SWOT Score

S (Strength)

Sudahadastrukturorganisasi yang jelas

Saatoperan, Katim yang mendapat shift malammemberikaninformasi

yang jelaskepada shift selanjutnya

Setiapadapasienbaru,

5

5

5

Page 13: laporan manajemen 7B

perawatmemberikanedukasikepadapasiendankeluarga

Operanselaludilakukandisampingpasien

Pendokumentasian yang dilakukansudahlengkap

BOR yang

didapatkandarihasilperumusandapatdikatakanmemasukikriteria ideal

5

5

5

Jumlah S 30

W (Weakness)

Karusaatmelakukan pre-post conference

tidakmembukadengansalam

Saat pre-post conference,

pembicaraanseringteralihkansehinggaseringmemperlambatwaktuope

ran

Kurangadaapresiasipadaperawat yang dilakukanolehKarusaat pre-

post conference

Beberapapasienada yang ditolakkarenaadamasalahdenganperawat

di runag lain

4

4

4

2

Jumlah W 15

O (Opportunity)

Solidaritasdiantaraparaperawatsangatbaiksehinggasaatoperanberjala

ndenganbaikdanlancar

Perawatselalusiapketikaterdapatkeluhandaripasiendankeluarga.

Solidaritasantaratenaga di PaviliunMelatisangatbaik.

5

5

5

Jumlah O 15

T (Threat)

Beberapaperawatpelaksanaketikamelakukantindakanada yang

tidakmenggunakan APD

Beberapapasienmengeluhkanfasilitassepertisaranadanprasarana

Beberapasaranadanprasaranarusaksehinggamembutuhkanperbaika

n yang mengganggukenyamananperawatdanpasiensertakeluarga

Beberapadoktertidakmengunjungipasienyanmenjaditanggungjawab,

sehinggapasienseringmengeluhkepadaperawat

5

3

4

5

Jumlah T 17

Page 14: laporan manajemen 7B

Kurva SWOT

4.7 Prioritas masalahTeknik prioritas masalah yang digunakan di sini adalah “teknik kriteria

matriks (criteria matrix technique)”, yaitu teknik pemungutan suara dengan

menggunakan kriteria tertentu. Secara sederhana dapat dibedakan atas 5

macam yaitu :

1. Kecenderungan besar dan seringnya kejadian masalah (Magnitude = Mg)

2. Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Severity=Sv)

3. Bisa dipecahkan (Managebility=Mn)

4. Perhatian perawat terhadap masalah (Nursing concern=Nc)

5. Ketersediaan sumber daya (Affordability=Af)

No Masalah Mg Sv Mn Nc Af Total Prioritas

1 Beberapaperawatpelaksana

ketikamelakukantindakanad

a yang tidakmenggunakan

APD

5 4 5 5 5 2500 1

2 Beberapapasienmengeluhk

anfasilitassepertisaranadan

prasarana

5 4 5 4 5 2000 2

3 Beberapasaranadanprasara

narusaksehinggamembutuh

kanperbaikan yang

5 4 5 4 5 2000 3

S

W

TO

30, 17

Strategi Deversifikasi

Strategi konservatif

Strategi agresif

Strategi bertahan(+, -) (-, -)

(-,+)(+, +)

Page 15: laporan manajemen 7B

mengganggukenyamananp

erawatdanpasiensertakelua

rga

Keterangan :5 = sangat penting, 4= penting, 3= kurang penting, 2= tidak penting, 1 = sangat tidak penting

No Masalah PenyebabAlternatif Pemecahan

Masalah

1 Beberapaperawatpelaksa

naketikamelakukantindak

anada yang

tidakmenggunakan APD

1. Perawat mengganggap hal

tersebut sudah menjadi hal

yang biasa

2. Ketergesa – gesaan

perawat membuat perawat

menggunakan APD

1. Perawatlebihaktifdalamme

ngajakdokteruntukmembe

rikankunjungansesuaiden

ganhakpasien

2 Beberapapasienmengelu

hkanfasilitassepertisaran

adanprasarana

1. AC diruangan mati

2. Kamar mandi yang

disediakan kurang bersih

1. Edukasiperawatmengenai

pentingnyamenggunakan

APD

dengancaramemberikane

valuasisetiapbulan

3 Beberapasaranadanpras

aranarusaksehinggamem

butuhkanperbaikan yang

mengganggukenyamana

nperawatdanpasienserta

keluarga

1. Perbaikan menimbulkan

suara yang membuat

pasienm keluarga dan

perawat tudak nyaman

2. Perbaikan mengganggu

waktu istirahan pasien

1. Perawatmengecekfasilitas

yang ada di

dalamruangantersebut

4.8 Alternatif pemecahan masalah

4.9 Penentuan Prioritas Cara Pemecahan MasalahPrioritas cara pemecahan masalah dilakukan dengan memperhatikan aspek :

1. Besarnya masalah yang diselesaikan (Magnitude = Mg)

2. Pentingnya cara penyelesaian masalah (Importancy = I)

Page 16: laporan manajemen 7B

3. Sensitivitas penyelesaian masalah (Vulnerability = V)

4. Efisiensi Biaya (Efficiency = E)

No Prioritas

AlternatifPemecahan Efektivitas

Efisiensi

Total

M I V C (MxIxV)/C

1 Perawatlebihaktifdalammengajakdokteruntukmembe

rikankunjungansesuaidenganhakpasien5 5 5 1 125

2 Edukasiperawatmengenaipentingnyamenggunakan

APD dengancaramemberikanevaluasisetiapbulan5 5 5 2 62,5

3 Perawatmengecekfasilitas yang ada di

dalamruangantersebut4 4 3 3 16

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulana. Pelaksanaan pre-post conferencedanoperan

Pelaksanaan pre dan post conference di ruang melati telah

dilakukan setiap sebelum dan sesudah shift. Namun pre dan post

conference digabungkan dengan operan dikarenakan waktu yang

terlalu sempit.Operanselaludilakukandisampingpasien.

b. Kebutuhan tenaga

Total tenaga keperawatan di ruang melati adalah sebanyak 12

orang perawat yang terdiri dari 1 orang Karu, 2 Katim, dan 9 PP.

Penghitungan kebutuhan tenaga menggunakan metode gillies dimana

jumlah tenaga disesuaikan dengan jam perawatan per hari.

Page 17: laporan manajemen 7B

Hari 1

Pada hari pertama didapatkan data kebutuhan perawat

per-unit/tahun menurut gillies adalah sebanyak 9 orang. Hal ini

menunjukkan terdapat peningkatan kebutuhan jumlah tenaga perawat

sedangkan kebutuhan tenaga perawatan perhari adalah sebanyak 7

orang.

Hari 2

Pada hari ke 2, terjadi penurunan jumlah pasien rawat inap

sehingga berimbas pada menurunnya jumlah jam perawatan,

kebutuhan tenaga per unit/tahun adalah sebesar 8 orang perawat dan

jumlah tenaga per hari adalah sebesar 6 orang.

c. Parameter BOR

Berdasarkan Depkes RI, nilai parameter BOR yang ideal adalah

antara 60-85%. Sedangkan presentasi BOR, pada hari pertama di

ruang melati adalah sebesar 78%.

d. Evaluasi KeterbatasanPerawatanDiri

Dari hasil pengkajian didapatkan keterbatasan perawatan diri

pada pasien dihari pertama adalah 30% dan hari kedua adalah 44%.

5.2 Sarano Diharapkan kegiatan pre dan post conference tetap dilakukan setelah

perawat melakukan operan dinas untuk mengingatkan kembali program-

program pasien hari itu.

o Diharapkan budaya pengenalan perawat jaga dapat terlaksana sebagai

upaya menjalin komunikasi terapeutik antara perawat-pasien.

o Diperlukan edukasi dan demontrasi secara terus menerus untuk keluarga

pasien tentang pengetahuan cuci tangan 6 langkah dan 5 momen melalui

penyuluhan atau pada saat orientasi pasien baru.

o Diharapkanperawatdapatmeningkatkankepuasanpasiendengansalahsatunya

dokterselalumengunjungipasien yang merupakantanggungjawabnya.

o Diharapkanperawattetapmempertahankanpendokumentasian yang

sudahdilakukandenganlebihbaiklagi

Page 18: laporan manajemen 7B

REFERENSI

1. Swansburg RC., Swansburg RJ. Introductory Manajement and Leadership

for Nurse.2nd edition. Toronto : Jonash and Burtlet Publisher,1999.

2. Mayasari, Agustina. 2009. Analisis Pengaruh Persepsi Faktor Manajemen

Keperawatan terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Rawat

Inap RSUD Kota Semarang. http://eprints.undip.ac.id/16282/1/Agustina_

Mayasari.pdf. Diakses pada 26 Maret 2015.