laporan manajemen puskesmas.docx

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas sehari-harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang kurang optimal. Masyarakat di Indonesia masih terbilang terbelakang dalam hal menjaga kesehatan, mereka masih kurang menyadari akan pentingnya untuk menjaga kesehtan diri, keluarga dan lingkungannya, yaitu memahami akan pentingnya promotif dan preventif. Dengan kurangnya kesadaran tersebut mengakibatkan masyarakat di Indonesia terutama masyarakat awam sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit. Melihat semua masalah kesehatan tersebut, perlu adanya perbaikan dibidang kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu terselengaranya berbagai upaya kesehatan, baik upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan. Hal tersebut merupakan salah satu fungsi dari puskesmas, sehingga untuk memperbaiki kesehatan masyarakat tersebut, perlu ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik agar puskesmas benar-benar berfungsi sesuai dengan tugasnya. (sesi_11_mfk_manajemen puskesmas )

Upload: rizka-purnama-mulya

Post on 19-Jan-2016

871 views

Category:

Documents


117 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup

manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas sehari-

harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang kurang optimal.

Masyarakat di Indonesia masih terbilang terbelakang dalam hal menjaga kesehatan,

mereka masih kurang menyadari akan pentingnya untuk menjaga kesehtan diri,

keluarga dan lingkungannya, yaitu memahami akan pentingnya promotif dan

preventif. Dengan kurangnya kesadaran tersebut mengakibatkan masyarakat di

Indonesia terutama masyarakat awam sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit.

Melihat semua masalah kesehatan tersebut, perlu adanya perbaikan dibidang

kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu terselengaranya berbagai upaya kesehatan, baik

upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang sesuai

dengan azas penyelenggaraan. Hal tersebut merupakan salah satu fungsi dari

puskesmas, sehingga untuk memperbaiki kesehatan masyarakat tersebut, perlu

ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik agar puskesmas benar-benar

berfungsi sesuai dengan tugasnya. (sesi_11_mfk_manajemen puskesmas )

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah

kerja.

1. Unit Pelaksana Teknis Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari

tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit

pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di

Indonesia.

2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan

upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan

Page 2: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal.

3. Penanggungjawab Penyelenggaraan Penanggungjawab utama penyelenggaraan

seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya

sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan

kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.

Wilayah Kerja Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu

kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas,

maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan

keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas

tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota. (permenkes 128 2004)

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni

terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung

jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan

masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan

pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan

menjadi dua yakni:

1. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi

untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:

a. Upaya Promosi Kesehatan

b. Upaya Kesehatan Lingkungan

c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

d. Upaya Perbaikan Gizi

2

Page 3: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

f. Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih

dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:

a. Upaya Kesehatan Sekolah

b. Upaya Kesehatan Olah Raga

c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

d. Upaya Kesehatan Kerja

e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

f. Upaya Kesehatan Jiwa

g. Upaya Kesehatan Mata

h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Upaya laboratorium medis dan

laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan dan pelaporan tidak

termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari

setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas. (permenkes 128

2004)

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas

bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari

BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib

puskesmas telah terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta

peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan

pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/

Kota. Dalam keadaan tertentu, upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula

ditetapkan sebagai penugasan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Apabila

3

Page 4: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan,

padahal menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

bertanggunjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya. Dalam

keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap. Untuk ini di

puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang dalam

pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan

prasarana sesuai standar yang telah ditetapkan. (permenkes 128 2004)

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas, perlu

ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas adalah

rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran

puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan

oleh puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Terdapat tiga fungsi

manajemen puskesmas yang dikenal yakni perencanaan, pelaksanaan dan

pengendalian, serta pengawasan dan pertanggung jawaban. Semua fungsi manajemen

tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan. Mengelola

puskesmas sebagai satu unit organisasi yang di dalamnya terdapat sumber daya

manusia, peralatan, anggaran dan program program kegiatan dan lingkungan internal

dan eksternal yang memerlukan ilmu manajemen. Manajemen diterjemahkan dalam

tiga rangkaian utama yaitu P1 perencanaan, P2 Penggerakan dan pelaksanaan serta P3

Pengawasan, pengendalian dan Penilaian. Langkah pertama dalam mekanisme

perencanaan tingkat puskesmas adalah menyusun RUK yang meliputi usulan kegiatan

wajib dan usulan kegiatan pengembangan. RUK yang telah tersusun dibahas di dinas

kesehatan Kab/Kota diajukan ke Pemda melalui Dinkes. Selanjutnya RUK yang

sudah terangkum dalam usulan Dinkes akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh

dukungan pembiayaan dan dukungan politis. Dalam penyelenggaraan program/upaya

kesehatan pokok di puskesmas berdasarkan rencana yang ada dilakukan

pengorganisasian. Dalam pelaksanaan program kegiatan harus jelas siapa yang

4

Page 5: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

menjadi unsur pimpinan dan siapa yang menjadi unsur supervisor, dan siapa yang

menjadi unsur pelaksana dan perlu dibangun komitmen serta koordinasi perlu

dikembangkan di puskesmas melalui lokakarya mini bulanan dan lokakarya mini

tribulanan. Untuk mengukur kinerja program atau pencapaian program maka harus

dituangkan dalam dokumen penilaian kinerja puskesmas dengan menghitung hasil

capaian dari standar pelayanan minimal dari enam upaya kesehatan wajib dan upaya

pengembangan yang diprioritaskan sesuai kebutuhan di wilayah kerjanya. Agar

dicapai pelayanan yang bermutu dan berkinerja tinggi, untuk itu prinsip dasar mutu

dan peningkatan kinerja perlu dipahami oleh manajer puskesmas dan staff, salah satu

diantaranya juga penyusunan standar prosedur operasional untuk tiap unit pelayanan.

(permenkes 128, A5-1)

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menyusun rencana kegiatan puskesmas secara sistematik berdasarkan

permasalahan yang ada

2. Tujuan Khusus

- Diketahuinya analisa masalah dan prioritas penyebab masalah yang ada

- Tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas untuk tahun

berikutnya dalam upaya mengatasi masalah atau sebagian masalah

kesehatan masyarakat.

- Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah diterimanya

alokasi sumber daya untuk kegiatan tahun berjalan

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan survey manjemen puskesmas ini selama satu bulan

dilaksanakan dari tanggal 28 April – 29 Mei 2014 di wilayah kerja puskesmas

perawatan Poasia Jl. Bunggasi Kecamatan Rahandona.

D. Metodologi

5

Page 6: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

Adapun metode pengambilan data dalam laporan manajemen puskesmas

ini yaitu dengan metode observasi dan wawancara.

BAB II

ANALISIS SITUASI

A. Lingkungan

i. Keadaan dan Kondisi Geografis

Puskesmas Poasia terletak di Kecamatan Poasia Kota kendari, sekitar 9

KM dari Ibukota Propinsi. Sebagian besar wilayah kerja merupakan dataran

rendah dan sebagian merupakan perbukitan sehingga sangat ideal untuk

pemukiman. Di bagian utara berbatasan dengan Teluk Kendari yang sebagian

besar berupa hamparan empang. Pada bagian barat yang mencakup 2 kelurahan

(Kel. Anduonohu dan kel. Rahandouna) merupakan daerah dataran yang ideal

untuk pemukinan sehingga sebagian besar penduduk bermukin di kedua

kelurahan ini. Pada bagian timur merupakan daerah perbukitan.

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari

2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo

4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu.

Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha atau 44.75 Km2

atau

15,12 % dari luas daratan Kota Kendari terdiri dari 4 Kelurahan definitif, Yaitu

Anduonohu luas 1.200 Ha, Rahandouna luas 1.275 Ha, Anggoeya luas 1.400 Ha

dan Mata Bubu luas 300 Ha. dengan 82 RW/RK dengan jumlah penduduk 20.463

jiwa serta tingkat kepadatan penduduk 49 orang/m2

atau 490 orang/Km2

,

dengan tingkat kepadatan hunian rumah rata-rata 5 orang/rumah.

.

6

Page 7: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

PASIEN PULANG

PASIEN DATANG

APOTIK

POLI UMUM POLI KIA KLINIK GIZI POLI GIGI KLINIK SANITASI KLINIK

PSIKOLOGI

LABORATORIUM

Teluk Kendari

Kec. Moramo

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Tahun 2013

7

Kel. Matabubu

KEC. ABELI

Kel. AnggoeyaKEC. KAMBU

Kel. Anduonohu

Kel. Rahandouna

LOKET

IGD

PONED PERAWATAN

Page 8: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

Gambar 2. Bagan Alur Pelayanan Rawat Jalan dan IGD

Gambar 3. Struktur organisasi puskesmas poasia Tahun 2013

8

KEPALA PUSKESMASdr.H.Juriadi Paddo, M.Kes

SEKRETARIS

KEUANGAN PERENCANAANUMUMDATA&I

NFO

UPAYA KESMAS UPAYA PEL.PENUNJANGUPAYA PEL.

INOVASIJARINGAN

PEL PUSKESMAS

PROMKES

KIA

KESLING

P2M

GIZI

UKS/ UKGS

PERKESMAS

UKK

KES. MATA

POLI UMUM

KARTU

POLI GIGI

POLI KIA

LABORATORIUM

GUDANG OBAT

UGD

RAWAT INAP

PERSALINAN

INSTALASI GIZI

APOTIK

LOGISTIK

KLINIK PSIKOLOGI

KLINIK GIZI

KLINIK SANITASI

KLINIK SPES. KANDUNGAN

KLINIK SPES PENY.DALAM

KLINIK KTPA

KLINIK AQUPRESUR

KLINIK PSIKOLOGI

KLINIK PSIKOLOGI

KLINIK PSIKOLOGI

KLINIK PSIKOLOGI

Page 9: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

ii. Keadaan penduduk

Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati suatu wilayah

tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang kependudukan sangat penting

artinya di dalam menghitung sebaran jumlah penduduk, usia penduduk,

pekerjaan, pendapatan dan pendidikan. Data ini bisa diperoleh dari laporan

penduduk, sensus penduduk dan survei penduduk.

Data yang bisa ditampilkan untuk melihat keadaan demografi di wilayah

kerja Puskesmas Poasia adalah:

1) Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk disini adalah jumlah orang yang menempati suatu

wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu. Kepadatan penduduk dinyatakan

dalam satuan orang / Km.

Kepadatan penduduk =

Jumlah PendudukLuas Wilayah

=

25 . 474 Orang /Km2

4 .175 Hax 100

=

25 . 474orang417 ,5 Km

= 61 Orang/Km2

Tabel 1. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas PoasiaTahun 2013

NO KELURAHAN PRIA WANITA TOTAL

1 ANDUONOHU 4750 4665 9415

2 RAHANDOUNA 5252 4964 10216

3 ANGGOEYA 2383 2272 4655

4 MATA BUBU 608 581 1188

TOTAL 12993 12481 25474

Sumber: Data Sekunder Kecamatan Tahun 2013

9

Page 10: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

2) Natalitas (Kelahiran)

Angka yang menunjukkan laju kelahiran dengan banyaknya bayi yang

dilahirkan untuk setiap 1000 orang penduduk/tahun. Laju kelahiran ini disebut

juga tingkat kelahiran atau fertilitas.

Natalitas (n) =

Jumlah Bayi Lahir HidupJumlah Penduduk

x1000

=

62325 . 474

x 1000

= 24,45

Kriteria Laju Kelahiran:

a. < dari 20 tergolong rendah

b. Antara 20-30 tergolong sedang

c. Di atas 30 tergolong tinggi

Tabel 2. Distribusi Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Per Kelurahan Puskesmas Poasia Tahun 2013

No Kelurahan

Jumlah Kelahiran

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan

Hidu

p

Mat

i

Hidup+Mat

i

Hidu

p

Mat

i

Hidup+Mat

i

Hidu

p

Mat

i

Hidup+Mat

i

1 Anduonohu 128 1 129 127 0 127 255 1 256

2Rahandoun

a121 1 122 107 0 107 228 1 229

3 Anggoeya 53 0 53 56 1 57 109 1 110

4 Matabubu 19 2 21 12 0 12 31 2 33

Jumlah 321 4 325 302 1 303 623 5 628

Sumber: Data Sekunder Kecamatan Tahun 2013

Angka kelahiran atau fertilitas di wilayah kerja Puskesmas Poasia

sebesar 24,45 per 1000 penduduk, tergolong pada laju kelahiran sedang.

10

Page 11: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

3) Mortalitas (M) atau Kematian

Adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian untuk setiap

1000 orang penduduk per tahun.

Mortalitas (M) =

Jumlah KematianJumlah Penduduk

x 1000

=

1325 . 474

x 1000

= 0,5

Kriteria:

a. < dari 14 tergolong rendah

b. antara 14-18 tergolong sedang

c. diatas 18 tergolong tinggi

Angka kematian diwilayah Puskesmas Poasia sebesar 0,5 per 1000

orang penduduk per tahun tergolong rendah.

Tabel 3. Distribusi Angka Kematian Menurut Kelurahan Di Puskesmas Poasia Tahun 2013

No Kelurahan Jumlah kematian (%)

1 Anduonohu 4 15,70

2 Rahandouna 4 15,70

3 Anggoeya 3 11,77

4 Mata Bubu 2 2,78

Total 13 100

Sumber: Data sekunder PKM KIA 2013

Proporsi kematian yang terbesar adalah Kelurahan Anduonohu dan

Kelurahan Rahandouna masing-masing sebanyak 15,70% dan terendah

Kelurahan Matabubu dengan 2,78%. (profil pkm)

11

Page 12: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

Tabel 4. Distribusi Laju Kematian Kasar, Kelahiran, Kematian Bayi Di Puskesmas Poasia Tahun 2013

iii. Data kesehatan lingkungan

Di wilayah Kerja Puskesmas Poasia secara rutin dilakukan survey PHBS untuk

menilai perilaku masyarakat sehubungan dengan masalah kesehatan. Penilaian

dilakukan dengan menggunakan 10 indikator perilaku hidup bersih dan sehat. Hasil

penilaian tiap indikator digunakan untuk menentukan klasifikasi tiap rumah tangga.

Indikator PHBS

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

2. Memberi bayi ASI Eksklusif

3. Menimbang balita setiap bulan

4. Menggunakan Air Bersih

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

6. Menggunakan jamban sehat

7. Memberantas jentik di rumah

8. Makan sayur dan buah setiap hari

9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari

10. Tidak merokok di dalam rumah

12

No Indikator Tahun 2013

1 Laju Kematian Kasar per 1000 penduduk 13

2 Laju Kematian Bayi per 1000 penduduk 2

3Laju Kelahiran Normal per 1000

penduduk623

Page 13: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

Tabel 6. Cakupan Pemeriksaan dan Rumah Sehat per kelurahan di kecamatan Poasia tahun 2013

NO KELURAHAN

RUMAH

JUMLAHRUMAH

DIPERIKSA%

DIPERIKSA

JUMLAH YANGSEHAT

% RUMAH SEHAT

1 ANDUONOHU 1658 1125 68 1013 902 RAHANDOUNA 1537 1110 72 1003 903 ANGGOEYA 773 645 83 574 894 MATABUBU 297 285 96 238 84

PUSKESMAS 4265 3163 74 2828 89

Tabel 8. Pengawasan Sarana Jamban Keluarga (JAGA) di kecamatan Poasia tahun 2013

JmlKk

JmlJiwa

JmlKk

DipeRiksa

JENIS SARANA JAGAPENGGUNA JAGA YANG

MEMENUHI SYARAT

Septik

TankUmu

m

Jml Yg Mengg

uNakan

Septik

TankPriba

di

Jml Yang

Menggu

Nakan

Tidak Memil

iki Jaga

Jmlh Kk

MengguNakanSarana

Jaga Ms

JmlhJiwaPema

kai

Caku

Pan

2.956 13.321 1.848 1 22 1.764 8.827 84 1.812 9.068 88

Tabel 9. Pengawasan JAGA, TPS dan SPAL di kecamatan Poasia tahun 2013

K

el Jmlh

KK

JAMBAN TEMPAT SAMPAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH

KELUARGA DIPERIKSA

KELUARGA

MEMILIKISEHAT

KELUARGA

DIPERIKSA

KELUARGA MEMILIKI

SEHATKELUARG

A DIPERIKSA

KELUARGA

MEMILIKISEHAT

JUMLAH

%JUMLAH

%JUMLAH

%JUMLAH

%JUMLAH

%JUMLAH

%JUMLAH

%JUMLAH

%JUMLAH

%

A1658 1125 68 1109 67 1037 63 1125 60 1125 68 1040 63

1125

681125

68 1039 63

R1537 1110 72 1105 72 1080 70 1110 75 1110 75 1082 70

1110

751110

75 1081 70

13

Page 14: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

A773 645 83 640 83 607 79 645 83 645 83 610 79 645 83 645 83 608 79

M297 285 96 279 94 252 85 285 96 285 96 270 88 285 96 285 96 258 87

P

4265

3163

74 3133

73 2976

70 3163

74 3163

74 2992

70 3163

74 3165

74 2986

70

Tebel 10. Persentase keluarga menurut jenis sarana air bersih per kelurahan se kecamatan Poasia2013

DESA /

KELUR

AHANJUML

AH

KELU

ARGA

YANG

ADA

JUMLAH

KELUAR

GA

DIPERIKS

A

SUMBER

AIR

BERSIHN

YA

%

KELU

ARGA

DIPE

RIKS

A

JENIS SARANA AIR BERSIH

KEMASANLEDEN

GSPT SGL

MATA

AIRPAH

LAIN

NYA

JUMLA

H

JUM

LAH%

JU

M

L

A

H

%

J

U

M

L

A

H

%

JU

M

L

A

H

%

JU

M

L

A

H

%

JU

M

L

A

H

%

J

U

M

L

A

H

%

J

U

M

L

A

H

%

AN

DUONO

HU 1883

896 48 0 0 418 46 0 0 437 49 0 0 0 0 41

RA

HANDO

NA 2136

872 41 0 0 380 43 0 0 448 52 0 0 0 0 44

ANG

GOEYA 972467 48 0 0 313 67 0 0 154 33 0 0 0 0 0

MATAB

UBU 309259 84 0 0 219 84 0 0 38 15 0 0 0 0 2

5300 2494 47 0 0 1330 53 0 0 1077 44 0 0 0 0 87

Tabel 11. Cakupan Pemeriksaan Rumah Bebas Jentik per kelurahan se kecamatan Poasia tahun 2013

N

OKELURAHAN

JUMLAH

RUMAH

YANG

ADA

RUMAH/BANGUNAN

DIPERIKSA

RUMAH/BANGUNAN

BEBAS JENTIK

JUMLAH % JUMLAH %

1 ANDUONOHU 1658 1125 68 911 81

14

Page 15: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

2 RAHANDOUNA 1537 1110 72 949 85

3 ANGGOEYA 773 645 83 539 84

4 MATABUBU 297 285 96 218 76

PUSKESMAS 4265 3163 74 2617 83

Sumber Data: Data Primer Kesling Puskesmas Poasia 2013

Gambar xx. Grafik Pengawasan Kesehatan LingkunganDi Puskesmas Poasia Tahun 2013

Januari

Februari

Maret April Mei Juni Juli Agustus

September

Oktober

November

Desember

SAB 211 205 275 123 115 205 138 146 135 146 135 738

L. RUMAH

275 255 275 225 155 257 199 207 185 207 185 738

JAGA 270 253 275 225 143 249 194 202 185 199 185 738

SPAL 275 255 275 184 155 257 199 207 185 207 185 738

TPS 275 255 275 225 155 257 199 207 185 207 185 738

TTU NaN NaN 18 NaN NaN 12 NaN NaN 18 NaN NaN 11

TPM NaN NaN 17 NaN NaN 9 NaN NaN 8 NaN NaN 15

50

250

450

650

Chart Title

Axis

Title

Sumber Data: Data Primer Kesling Puskesmas Poasia 2013

B. Input

i. Sumber Daya Manusia

Jumlah tenaga pegawai Puskesmas Poasia sebanyak 86 orang, terdiri dari:

(Jumlah Penduduk = 25.474 Jiwa).

Tenaga Penduduk Jumlah Presentase Rasio

15

Page 16: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

Dokter umum 5 orang 0,02% 1: 3,887Dokter gigi 3 orang 0,01% 1: 1,943

S1 Keperawatan 4 orang 0,04% 1: 2.326Kesmas 13 orang 0,01% 1: 1,943Perawat 43 orang 0,04% 1: 7,773

Perawat gigi 1 orang 0,02% 1: 3,887Bidan 20 orang 0,10% 1: 19,433

Tenaga gizi 7 orang 0,04% 1: 7,773Sanitarian 5 orang 0,03% 1: 5,830

Tenaga Penduduk Jumlah Presentase RasioSMA 2 orang 0,01% 1: 1,943SPPM 1 orang 0,01% 1: 1,943

Apoteker 4 orang 0,02% 1: 3,887Laboran 2 orang 0,05% 1: 9,717

Asisten apoteker 3 orang 0,01% 1: 1,943Gizi 6 orang 0,02% 1: 3,887

Sumber Data: Data Primer Puskesmas Poasia 2013

Dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan juga ditunjang oleh

adanya tenaga sukarela/honor, terdiri dari tenaga perawat, bidan dan petugas cleaning

cervices.

ii. Sarana dan Prasarana

Puskesmas Poasia dalam melaksanakan kegiatannya baik promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif ditunjang oleh:

a. Puskesmas Pembantu sebanyak 2 unit tediri dari:

1. Pustu Anggoeya

2. Pustu Batumarupa

b. Pondok bidan Kelurahan sebanyak 4 buah, terdapat di Kelurahan:

1. Kelurahan Anduonohu

2. Kelurahan Matabubu

c. Kendaraan roda 5 sebanyak 2 unit

d. Kendaraan roda dua sebanyak 14 unit

e. Posyandu aktif sebanyak 16 unit

16

Page 17: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

f. Posyandu Usia Lanjut sebanyak 4 unit

g. Dukun terlatih sebanyak 4 orang

h. Kader posyandu sebanyak 75 orang

i. Toko obat berizin sebanyak 4 buah

Puskesmas Poasia merupakan Puskesmas Perawatan dengan kapasitas tempat

tidur 17 buah, yang terdiri dari perawatan persalinan dengan kapasitas tempar tidur 2

buah dan perawatan umum dengan kapasitas tempat tidur 15 buah.

iii. Pendanaan

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang

dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber

pembiayaan puskesmas, yakni:

a. Pemerintah

Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari

pemerintah terutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Di samping itu

puskesmas masih menerima dana yang berasal dari pemerintah provinsi dan

pemerintah pusat.

Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni:

1. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,

pengadaan peralatan serta pengadaan obat.

2. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan

peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.

Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah

kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersana DPRD kabupaten/kota.

Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran

tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Anggaran yang telah

disetujui yang tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara bertahap ke

17

Page 18: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

puskesmas melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk beberapa mata

anggaran tertentu, misalnya pengadaan obat dan pembangunan gedung serta

pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung olen Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota atau oleh pemerintah kabupaten/kota. Penanggung jawab

penggunaan anggaran yang diterima puskesmas adalah kepala puskesmas,

sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan puskesmas

yakni seorang staf yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atas

usulan kepala puskesmas. Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang

telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. (permenkes 128 2004)

b. Pendapatan puskesmas

Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban

membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya

ditentukan oleh pemerintah daerah masing-masing (retribusi). Pada saat ini ada

beberapa kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan dana yang diperoleh dari

penyelenggraan upaya kesehatan perorangan ini, yakni:

1. Seluruhnya disetor ke Kas Daerah Untuk ini secara berkala puskesmas

menyetor langsung seluruh dana retribusi yang diterima ke kas daerah melalui

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

2. Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas Beberapa daerah

tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari dana yang

diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang lazimnya

berkisar antara 25 – 50% dari total dana retribusi yang diterima. Penggunaan

dana hanya dibenarkan untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas.

Penggunaan dana tersebut secara berkala dipertanggungjawabkan oleh

puskesmas ke pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3. Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas Beberapa daerah

tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan seluruh dana yang

diperolehnya dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk

18

Page 19: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

membiayai kegiatan operasional puskesmas. Pada saat ini sesuai dengan

kebijakan dasar puskesmas yang juga harus menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat yang dananya ditanggung oleh pemerintah, diubah

menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak

mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban

menyediakan dana yakni untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat yang

memang menjadi tanggungjawab pemerintah. (permenkes 128 2004)

c. Sumber lain

Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain

seperti:

1. PT ASKES yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan yang

diberikan kepada para peserta ASKES. Dana tersebut dibagikan kepada para

pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. PT (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa

pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek. Dana

tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

3. JPSBK/PKPSBBM Untuk membantu masyarakat miskin, pemerintah

mengeluarkan dana secara langsung ke puskesmas. Pengelolaan dana ini

mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan. Apabila sistem Jaminan

Kesehatan Nasional telah berlaku, akan terjadi perubahan pada sistem

pembiayaan puskesmas. Sesuai dengan konsep yang telah disusun,

direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah hanya

bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat,

sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistem

Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap

ditanggung oleh pemerintah dalam bentuk pembayaran premi.

19

Page 20: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

Dalam keadaan seperti ini, apabila puskesmas tetap diberikan kesempatan

menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas akan menerima

pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan

Nasional. Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut sebaik-

baiknya, sehingga di satu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan

Kesehatan Nasional dan di pihak lain tetap memberikan keuntungan bagi puskesmas.

Tetapi apabila puskesmas hanya bertanggungjawab menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat, maka puskesmas hanya akan menerima dan mengelola dana

yang berasal dari pemerintah. (permenkes 128 2004)

Tabel 5. Biaya Operasional Puskesmas Poasia Tahun 2013

BIAYA OPERASIONAL PUSKESMASBOK APBD TOTAL

120,000000 359.210.974 479.210.974Sumber Data: Data Primer Bendahara Puskesmas Poasia 2013

Pada tahun 2013 setoran PAD Puskesmas Poasia telah melampaui target yang

ditetapkan sebesar Rp. 775.790.774/tahun atau rata-rata Rp. 64.649.231/bulan

selama 1 tahun, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 6. Rekapan Penerimaan Retribusi (PAD) Puskesmas Poasia tahun 2013

No. URAIAN JUMLAH PAD

1. Askes Rawat Jalan 244.905.000

2. Askes Rawat Inap/KB 86.190.000

3. Surat Keterangan Sakit 1.717.000

4. Surat Keterangan Sehat 15.915.000

5. Laboratorium 27.882.000

6. Rawat Inap Umum / KB 135.783.500

7. Jamsostek Rawat Jalan 35.080.200

8. Jamsostek Tind. OP/ P3K (UGD) 6.193.000

9. Jamsostek Rawat Inap 26.047.000

20

Page 21: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

10. Jamsostek Gigi 8.174.000

11. Jamsostek Laboratorium 2.977.000

12. Jampersal Kamar Bersalin (KB) 6 8.835.000

13. Ambulance 30.000

14. Bahteramas 5.959.000

15. Jamkesmas 197.241.000

TOTAL 862.928.700

Sumber Data: Data Primer Bendahara Puskesmas Poasia 2013

iv. Metode

Untuk analisa masalah dan prioritas penyebab masalah yang ada pada

laporan manajemen puskesmas ini adalah dengan menggunakan metode Hanlok.

v. Lingkungan

Tabel 7. Sarana Sanitasi dasar yang ada di wilayah Puskesmas Poasia tahun 2013

No Kelurahan KK Junlah Rumah

Jumlah SAB

Jumlah JAGA

Jumlah TPS

Jumlah SPAL

1 Rahandona

2 Anduonahu

3 Anggoea

10 Matabubu

Jumlah

Sumber Data : Laporan program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Poasia Tahun 2013

C. Proses

i. Perencanaan (P1)

ii. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)

iii. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)

D. Output

E. Dampak

21

Page 22: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

BAB III

IDENTIFIKASI MASALAH

A. Analisis Masalah

B. Prioritas Masalah

i. Besar Masalah

ii. Kegawatan Masalah

iii.Kemudahan Penanggulangan

iv. PEARL Faktor

v. Nilai Proriotas Masalah

C. Analisis Penyebab Masalah

i. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan

system

ii. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Quality

Assurance (QA)

iii.Penyebab masalah berdasar MP dan QA

D. Prioritas Penyebab Masalah

E. Alternatif Pemecahan Masalah

F. Pengambilan Keputusan

G. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

BAB IV

22

Page 23: LAPORAN MANAJEMEN PUSKESMAS.docx

SIMPULAN DAN SARAN

BAB V

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

23