laporan pkl manajemen perkandangan

29
MANAJEMEN PERKANDANGAN AYAM PEDAGING PARENT STOCK DI PT. CAROEN POKHPAND JAYA FARM Tbk UNIT 8 PROBOLINGGO Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang Oleh : ABDUL MAJID (105050101111042) PROGRAM STUDI PETERNAKAN

Upload: abma-lanank

Post on 27-Oct-2015

2.553 views

Category:

Documents


195 download

DESCRIPTION

hjfhfjhjfghfjcghcvjh

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

MANAJEMEN PERKANDANGAN AYAM PEDAGING PARENT STOCK

DI PT. CAROEN POKHPAND JAYA FARM Tbk UNIT 8 PROBOLINGGO

Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

Oleh :

ABDUL MAJID

(105050101111042)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 2: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

MANAJEMEN PERKANDANGAN AYAM PEDAGING PARENT STOCK

DI PT. CAROEN POKHPAND JAYA FARM Tbk UNIT 8 PROBOLINGGO

Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

Oleh :

ABDUL MAJID

(105050101111042)

Proposal Praktek Kerja Lapang ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Peternakan Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2013

Page 3: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

MANAJEMEN PERKANDANGAN AYAM PEDAGING PARENT STOCK

DI PT. CAROEN POKHPAND JAYA FARM Tbk UNIT 8 PROBOLINGGO

Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

Oleh :

ABDUL MAJID

(105050101111042)

Mengetahui

Universitas Brawijaya

Fakultas Peternakan

Program Studi Peternakan

Ketua

Dr. Ir. Sucik Maylinda, MS.

NIP . 19560928 198103 2 003

Tanggal :

Menyetujui

Dosen Pembibmbing

Heli Tistiana, SPt.MP

NIP . 19740826 200812 2001

Tanggal :

Di PT. Caroen Pokhpand Jaya Farm Tbk

Pimpinan

( )

Tanggal ………………………

Page 4: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Perkembangan peternakan di Indonesia mulai maju baik itu dari segi

keterampilan beternak maupun teknologi yang digunakan. Penerapan – penerapan

teknologi peternakan sudah mulai dilakukan terutama di perusahaan yang sudah

maju. Peternakan unggas sudah memiliki kemajuan yang sangat pesat di

Indonesia terbukti dengan banyaknya perusahaan unggas yang sudah modern baik

itu di bidang breeding, produksi pakan maupun pemeliharaannya.

Unggas, khususnya ayam merupakan salah satu pensuplai daging untuk

mencukupi kebutuhan daging nasional. Oleh sebab itu disamping pemerintah

mengembangkan ternak sapi untuk mencukupi kebutuhan daging dalam negeri,

pemerintah juga mengembangkan peternakan ayam. Hal ini dikarenakan ayam

memiliki umur yang lebih singkat dan pemeliharaanya tidak terlalu sulit. Dalam

mengembangkan peternakan ayam perlu memiliki pengetahuan yang lebih, baik

itu dari segi teori maupun praktik.

Peternakan rakyat yang usahanya masih sekala rumah tangga masih

menggunakan peralatan – peralatan sederhana dan relative murah dalam

pemeliharaan dan produksinya. Hal ini berbeda dengan peternakan yang sudah

berskala industry yang peralatannya telah menggunakan mesin – mesin yang

canggih. Hal ini merupakan salah satu hal yang membedakan hasil produksi

peternakan rakyat dengan peternakan industry baik dari segi kwalitas maupun

kuantitasnya.

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk adalah perusahaan penghasil pakan

ternak, Day Old Chicks dan makanan olahan terbesar di Indonesia. Saat ini

perusahaan memfokuskan  usahanya pada kegiatan agro-business yang mencakup

poultry business, dari memproduksi pakan ternak berkualitas, pembibitan ayam

yang cepat tumbuh dan tahan penyakit serta menghasilkan produk ayam olahan

berkualitas tinggi. Disamping itu saat ini perusahaan sudah memiliki banyak anak

cabang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Page 5: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

Perusahaan pembibitan merupakan salah satu faktor penunjang

keberhasilan suatu usaha peternakan. Untuk menghasilkan bibit yang bermutu

maka diperlukan pengelolaan pembibitan ayam yang baik agar diperoleh telur

tetas dan DOC yang baik sehingga peran perusahaan pembibitan dalam rangka

menghasilkan  final stock yang berkualitas dapat memenuhi permintaan pasar.

Usaha peningkatan produk peternakan unggas dimulai dari peningkatan kualitas

ayam bibit atau “Parent Stock” sebagai penghasil ayam “Final Stock”.

Manajemen bibit perlu ditingkatkan untuk menghasilkan DOC (Day Old Chick)

yang berkualitas baik.

Bagian yang terpenting dalam suatu peternakan adalah kandang dan

perkandangan. Kandang merupakan suatu unit tempat unggas berdiam dan

berproduksi. Pada pemeliharaan secara intensif untuk membatasi aktifitas ayam,

pemeliharaan dilakukan di dalam kandang. Kandang harus mampu menyediakan

suatu lingkungan yang nyaman bagi ternak sehingga memudahkan pengelolaan

dan produktifitas ayam menjadi lebih optimal. Peralatan kandang yang

digunakankan juga harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan. Manajemen

kandang sangat penting untuk menunjang keberhasilan suatu usaha peternakan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu kita ketahui manajemen

perkandangan ayam pedaging parent stock di PT. CAROEN POKHPAND JAYA

FARM Tbk.

1.3 Tujuan PKL

Kegiatan Praktek Kerja Lapang ini bertujuan untuk mempelajari

manajemen perkandangan ayam pedaging parent stock di PT. CAROEN

POKHPAND JAYA FARM Tbk, serta membandingkan teori yang telah didapat

dengan keadaan pada perusahaan secara langsung tentang manajemen

perkandangan ayam pedaging parent stock di PT. CAROEN POKHPAND JAYA

FARM Tbk.

Page 6: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

1.4 Manfaat

1.4.1 Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang manajemen perkandangan

ayam pedaging parent stock di PT. CAROEN POKHPAND JAYA FARM

Tbk.

1.4.2 Untuk memperoleh wawasan, keterampilan, kemampuan manajerial dan

pengalaman tentang manajemen perkandangan ayam pedaging parent stock

di PT. CAROEN POKHPAND JAYA FARM Tbk.

Page 7: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ayam Pedaging

Menurut Rasyaf (1993) ayam pedaging (broiler) adalah ayam jantan

maupun betina muda yang berumur kurang dari 8 minggu ketika dijual serta

mempunyai dada lebar dengan timbunan daging yang baik dan banyak. Ayam

broiler dikenal dengan sebutan final stock yang dipelihara sebagai ayam

komersial.

2.2 Perkandangan

Menurut Indarto (1990), Kandang merupakan bangunan tempat tinggal

unggas mulai dari sejak awal kehidupan sampai diafkir. Oleh karena itu bangunan

kandang harus dirancang dengan baik sehingga nantinya ayam dapat memberi

produksi yang optimal. Fungsi kandang ialah sebagai tempat beraktifitas ayam,

berlindung, tempat berproduksi, makan, minum dan tempat berkembang biak.

Sudaryani dan Santoso (2004) mengatakan bahwa keuntungan

menggunakan kandang tertutup yaitu memudahkan pengawasan, pengaturan suhu

dan kelembaban, pengaturan cahaya, mempunyai ventilasi yang baik serta

penyebaran penyakit mudah diatasi. Berdasarkan fase pemeliharaannya, kandang

yang digunakan oleh perusahaan menggunakan sistem brood-grow-lay.

2.2.1 Fungsi kandang

Kandang berpungsi untuk melindungi ternak dari panasnya matahari,

hujan, angin, dan udara yang dingin serta gangguan binatang buas, memudahkan

tatalaksana yang meliputi pemeliharaan, pemberian pakan dan minum serta

pengawasan terhadap kesehatan ternak, memudahkan tenaga kerja dalam

penanganan kegiatan sehari-hari (Cahyono, 1944)

Menurut Malik (2001), ditinjau dari fungsinya, kandang mempunyai

pungsi sebagai berikut:

a. Pelindungan dari kondisi klimat yang tidak sesuai seperti cahaya matahari

langsung, hujan, angin yang kencang.

Page 8: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

b. Perlindungan dari hewan liar seperti ular, kucing atau musang.

c. Tempat unggas melakukan kegitan rutin seperti makan, minum dan

beristrahat.

d. Tempat unggas tumbuh, produksi dan berkembang.

e. Tempat tenga kerja melakukan menanganan unggas.

2.2.2 Jenis Kandang

a. Kandang Postal

Kandang postal merupakan kandang pemeliharaan terhadap ternak

unggas yang berbentuk seperti rumah, sekliling kandang tertutup oleh pagar

rumah. Kandang ini tidak mempunyai kandang pengumbaran dimana ayam

tersebut dimasukkan kedalam kandang maka ayam tersebut selamanya akan

tinggal didalamnya dan biasa hanya dipakai untuk ayam pedaging juga untuk

ayam penjantan yag digunakan untuk pemeliharaan pembibitan( Rasyaf, 1990)

Menurut Malik (2001) kandang postal adalah kandang tampa

halaman umbaranm. Unggas sepanjan hari berada dalam kandang . kandang postal

ini pada lantainya dilengkapi dengan litter, oleh karena itu kandang ini disebut

juga kandang litter.

b. Kandanga Ren

Kandang ren ini merupakan kandang yang dilengkapi dengan

halaman umbaran, jadi pada kandang ini, kandang terbagi menjadi dua bagian,

pertama kandang utama yaitu bagunan kandang beratap beserta perlengkapan

kandangnya seperti tempata pakan, minum dan sarang bertelur. Kedua bagian

umbaran yaitu bagian halaman diluar kandangutama dan dikelilingi pagar yang

digunakan unggas ekserxeis( Malik, 2001).

c.       Kandang Batteray

Kandang batteray yaitu kandang yang bentuk dan susunannya terdiri

dari beberapa sangkar ataau ruang kandang. Dalam kandang ini setiap sangkar

atau ruang kandan dihuni oeh satu ekor ayam, kandang yang diatur berderet

memanjang. Kandang ini memang tepat digunakan untuk pemeliharaan ayam

petelur, selain perawatanya praktis juga dapat menjamin ketenangan dan

mencegah kanibalisme pada ayam, dengan demikian produksi telur dapat lebih

Page 9: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

tinggi. Ayam yang dipelihara dalam kandang ini geraknya sangt terbatas, maka

peternak harus sering mengontrol mengenai kebutuhan makan dan minum ntuk

kehidupan ayam tersebut (Rasyaf, 1990)

Menurut Malik (2001), kandang btteray merupakan kandang unggas

berbentuk sangkar dan disusun berderet-deret dan bertingkat. Sangkar btteray bisa

disusun dengan berbagai cara tergantung lahan dan selera pemilik. Penetaan

sangkar bateray diantara dengan cara stair step, double deck stair step, Triple deck

stair step, Single deck, Flat deck, Double deck offset, Triple deck offset, Vertikal

double deck , Vertikal triple deck.

Beberapa prinsip yang harus dicapai dalam penyusunan sangkar bateray

adalah:

1.      Mudah member pakan dan minum

2.      Mudah untuk membersihkan tempat minum dan pakan

3.      Mudah membersihkan kotoran unggas yang jatuh ke bawah kandang.

4.      Tidak menggangu unggas setiap diadakan manajemen

Kandang batteray biasanya juga dibedakan menjadi dua macam yaitu

kandang battery individu ( satu sangkar satu ayam) dan kandang koloni ( satu

sangkar diisi lebih dari satu ekor). Kandang koloni merupakan kandang yang

bentuknya sama dengan kandang batteray hanya saja pada kandang ini tampa ada

pagar-pagar penyekat seperti kandang betterai. Pada kandang koloni ini satu

ruangan dapat memuat puluhan ekor ayam, sebagai tempat makan dan minum

dapat diletakkan diluar kandang ebagaimana pada kandang batteray. Pengunaan

pada kandang koloni ini dapat digunakan untuk memlihara ayam petelur maupun

ayam pedagiang (Sudaryani, 1994).

2.2.3 Sanitasi Kandang

Sanitasi umumnya dibagi menjadi 2 yaitu dekontaminasi dan desinfeksi.

Dekontaminasi yaitu sebagai fisik untuk menghilangkan berbagai bahan biologis

dan anorganik dari permukaan suatu bangunan termasuk kandang dan peralatan.

Sedangkan desinfeksi adalah proses penghancuran mikroorganisme patogenik

(Tabbu, 2006).

Page 10: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

2.2.4 Dinding Kandang

Dinding kandang mempunyai dua fungsi yaitu untuk membatasi ruang

gerak ayam dan untuk melindungi ayam dari cuaca buruk. Didnding kandang

sebaiknya memungkinkan pergantian udara sehingga udara dalam kandang terasa

nyaman. Kontruksi kandang selain tergantung pada keadaan iklim setempat juga

ditentukan oleh fase pemeliharan ternak ayam. Anak ayam lebih membutuhkan

temperature yang lebih hangat dari pada ayam dewasa (Malik, 2001).

Yang perlu diperhatikan pada bentuk konstruksi dinding ini adalah:

a. Didalam ruangan kandang tersedia udara yang segar dan nyaman

b. Cahaya matahari dapat masuk didalam rungan kanadang, sehingga kandang

menjadi terang dan kering. Tetapi hujan dan angin langung atau angin kers

tidak bisa masuk.

c. Unggas didalam ruangan kandang dapat dilihat dengan mudah.

2.2.5 Lantai Kandang

Menurut Rasyaf (2003), keuntungan sistem litter adalah menurunkan

peluang ayam lepuh dada, sedangkan kerugiannya yaitu alas kandang mudah dan

cepat basah dan menimbulkan bau tidak sedap yang dapat menyuburkan bibit

penyakit terutama CRD (Chronic Respiratory Disease).

2.2.6 Arah Hadap Dan Kostruksi Kandang

Dalam mendirikan kandang, lokasi kandang harus jauh dari pemukiman,

kandang mampu memberikan kemudahan dalam pelaksanaan aktifitas baik diluar

maupun di dalam kandang, dan kandang mampu memberiakan kenyamanan bagi

ternak, oleh karena itu lokasi kandang, kontruksi kandang dan ukuran kandang

harus diberi perhatian yang khusus (Sudarmono. 2003)

Menurut Fadilah dkk (2007), semua bentuk kandang yang dibuat ditujukan

untuk ayam bisa hidup dengan nyaman dan aman dari lingkungan, sehingga ayam

dapat berproduksi dengan optimal. Konstruksi kandang meliputi, atap, dinding,

lantai dan sistem ventilasi pada kandang.

Page 11: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

2.2.7 Suhu dan Kelembaban Kandang

Card dan Nesheim (1972) menyatakan bahwa semakin tinggi temperatur

maka akan berpengaruh pada penurunan konsumsi pakan unggas. Penurunan

konsumsi pakan tersebut berdampak pada produktivitas unggas. Suhu dan

kelembaban yang terkontrol diharapkan dapat meningkatkan konsumsi pakan,

sehingga penampilan dan produktivitas unggas dapat dimaksimalkan dan dari segi

ekonomis dapat menurunkan biaya investasi. Pemberian minum juga dilakukan

secara otomatis dan ad-libitum.

Menurut Jahja (1995), suhu yang ideal untuk pemeliharaan ayam berkisar

antara 18-27 oC.

2.2.8 Atap Kandang

Atap kandang berfungsi untuk melindungi ternak yang ada di dalam

kandang dari panas matahari langsung dan curah hujan. Menurut Priyatno (2002),

konstruksi ataupun bahan yang dipasang sebagai atap perlu dipilih dari jenis yang

ringan, tahan panas, tidak menyerap atau menghantar panas, tidak bocor, dan

tahan terhadap curah hujan yang lebat.

Menurut pendapat Rasyaf (2003), atap sistem monitor dapat meningkatkan

fungsi ventilasi. Di bawah atap kandang terdapat langit-langit kandang yang

terbuat dari terpal. Tinggi langit-langit kandang dari lantai yaitu 2,1 m.

2.2.9 Sistem Ventilasi

Berdasarkan sistim ventilasi atau dinding kandang, ada dua macam yaitu

kandang tertutup (closed house) dan kandang terbuka (opened house). Kandang

tertutup adalah kandang yang semua dinding kandangnya tertutup. Sistim ventilasi

atau pergerakan udaranya tergantung sepenuhnya pada kipas yang dipasang.

Kandang terbuka adalah semua dinding kandangnya terbuka. Kondisi dalam

kandang sangat dipengaruhi oleh kondisi luar kandang (Santoso dan Sudaryani,

2010). Menurut Priyatno (2002), ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara

sehingga udara segar dari luar dapat masuk untuk menggantikan udara yang kotor

di dalam kandang.

Menurut Priyatno (2002), ventilasi adalah jalan keluar masuknya udara

Page 12: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

sehingga udara segar dari luar dapat masuk untuk menggantikan udara yang kotor

dari dalam kandang.

2.2.10 Ukuran dan Kepadatan Kandang

Penggunaan kandang harus disesuaikan kapasitas kandang. Populasi yang

terlalu padat mengakibatkan ayam menderita cekaman (stress) sehingga

penurunan laju pertumbuhan dan produksi telur (Suprijatna et a., 2005).

North dan Bell (1990) menyatakan bahwa kepadatan kandang pada

periode layer pada kandang sistem terbuka adalah 3,6 ekor/m2. Dari sini jelas

terlihat bahwa kepadatan kandang pada kandang sistem tertutup atau closed house

sytem dapat ditingkatkan.

2.2.11 Bahan dan Alat Kandang

Bahan kandang hendaknya dibuat dari bahan-bahan yang harganya relative

murah tetapi diharapkan berkualitas misalnya bamboo, kayu ataupun papan bekas,

kecuali untuk ternak yang berkapasitas diatas 7000 ekor ke atas sebaiknya

digunakan bahab-bahan yang kualitasnya permanen misalnya untuk kandang

batteray ayam petelur priode3 layer digunakan bahan bakunya untuk kandang

adalah besi kawat (Rasyaf, 1990).

Menurut Malik (2001), beberapa fasilitas didalam kandang yang harus

disediakan adalah tempat pakan dan tempat minum, alat pemanas induk buatan,

tempat bertelur dan lampu penerangan. Untuk system lampu postal untuk petelur

dewasa harus dilengkapi untuk sarang telur dan tempat pengerang. Bentuk ukuran

dan jumlah peralatan yang akan dipergunakan harus memenuhi syarat sebagai

berikut:

a. Sesuai dengan umur unggas

b. Mudah dicapai oleh unggas

c. Tidak mudah dikotori dan mudah dibersihkan

d. Tidak menggangu tatalaksana

e. Mencukupi jumlah unggas agar tidak saling berebutan

Peralatan kandang diperlukna meliputi indukan buatan, tempat pakan dan

minum, tirai pembatas, lampu listrik atau minyak dan thermometer. Dalam hal ini

Page 13: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

peralatan bias berpengaruh terhadap nafsu makan dan dapat juga mempengaruhi

tingkat produksi. Selaim itu peralatan yang tahan lama juga menambah nilai

ekonomis yang nantinya peralatan ini bisa digunakan untuk periode selanjutnya

(Sudaryani, 1994).

Page 14: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di PT. CAROEN

POKHPAND JAYA FARM Tbk unit 8 Probolinggo. Waktu pelaksanaan PKL

ialah mulai tanggal 19 Agustus sampai 19 September 2013.

3.2 Khalayak Sasaran

Khalayak Sasaran dari Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini

adalah tentang manajemen perkandangan ayam pedaging parent stock di PT.

CAROEN POKHPAND JAYA FARM Tbk.

3.3 Metode Kegiatan

Metode yang digunakan dalam praktek kerja lapang ini adalah

berpartisipasi aktif, wawancara langsung dan diskusi dengan staf dan karyawan,

kunjungan dan observasi langsung dilengkapi dengan foto, dengan pengertian

sebagai berikut :

1. Observasi.

Metode Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data, fakta dan

informasi yang diperlukan. Dari Observasi yang dilakukan didapatkan data

tentang keadaan umum lokasi PKL, luas area lokasi, sehingga memperoleh data

yang sesuai dengan kondisi yang ada di lapang. Data yang diperleh pada saat

observasi adalah data sekunder.

2. Partisipasi aktif.

Partisipasi merupakan metode pengembangan data dengan ikut aktif dalam

semua kegiatan yang berhubungan, baik secara langsung ataupun secara tidak

langsung, dengan semua aspek yang berkaitan dengan manajemen perkandangan

ayam pedaging parent stock di PT. CAROEN POKHPAND JAYA FARM Tbk.

Partisipasi aktif yang dilakukan pada waktu PKL meliputi mengamati konstruksi

sistem perkandangan dan mempelajari pengoperasionalan sistem perkandangan di

PT. CAROEN POKHPAND JAYA FARM Tbk.

Page 15: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

3. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data berupa data primer dengan

cara melakukan Tanya jawab (wawancara langsung ), yang dilakukan secara

sistematis dan berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya yang

sesuai dengan tujuan kegiatan.

3.4 Analisis Hasil Kegiatan

Data yang diperoleh dari kegiatan Praktek Kerja Lapang ini nantinya akan

dianalisis secara deskriptif, yaitu membandingkan antara teori dengan data dan

fakta yang ada dilapang. Sehingga dapat memberikan gambaran nyata mengenai

manajemen perkandangan ayam pedaging parent stock di PT. CAROEN

POKHPAND JAYA FARM Tbk. Data yang digunakan meliputi data primer dan

sekunder. Data primer ini diperoleh dari pengamatan lapang secara langsung dan

dari hasil wawancara dengan staf karyawan, sedangkan data sekunder diperoleh

dari catatan – catatan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Page 16: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

BAB IV

Hasil dan Evaluasi Kegiatan

4.1 KeadaanUmumdanLokasipeternakan

4.2 FungsiKandang

Fungsi kandang

4.3 Jenis Kandang

4.4 Sanitasi Kandang

Sanitasi yang dilakukan pada breeding farm ini sudah cukup baik, yaitu

dengan memperhatikan biosecurity. Dimulai dari masuknya carteker kedalam

kawasan perusahaan harus melewati ruang sanitasi dan mengganti baju yang telah

disediakan. Berikutnya sebelum masuk kandang carteker juga harus masuk ruang

sanitasi dan mengganti pakaian lagi.

Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan sanitasi lingkungan kandang

yang baik dan teratur (Winarto, 1985). Sanitasi kandang sangat diperhatikan untuk

menjaga kebersihan kandang dan timbulnya penyakit dapat dicegah sedini

mungkin.

Penanaman pepohonan disekitar kandang berfungsi untuk mencega polusi

udara (Sudaryani dan Santoso, 2001). Daerah sekitar lokasi peternakan banyak

ditanami pohon mangga dan tanaman lain. Tanaman dilokasi peternakan ini

menunjang ketersediaan udara segar. Hembusan udara segar dari luar kandang

dapat menambah o2 (berguna untuk produksi) didalam kandang (Rasyaf, 1994)

4.5 Dinding Kandang

Dinding kandang terbuat dari beton dengan tinggi 60 cm, konstruksi

dinding menggunakan sistem closed house sehingga udara didalam kandang tidak

lembab dan berguna untuk memberi kenyamanan dan sirkulasi udara dalam

kandang tersebut.

Page 17: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

Dinding kandang berfungsi sebagai pelindung keberadaan ayam dari

gangguan luar dan penghalang agar ayam tetap berada didalam kandang. Dengan

demikian dinding kandang harus terbuat dari bahan yang kuat dan rapat, tetapi

tetap memberikan kemungkinan kondisi yang nyaman bagi lingkungan dalam

kandang. Bahan dinding yang terbuat dari beton baik digunakan dan tahan lama,

meskipun secara ekonomis lebih mahal.

4.6 Lantai Kandang

Lantai kandang dilokasi peternakan bertipe kombinasi, yaitu antara slatt

dan litter. Slatt yang digunakan dari bahan plastik tipe 7, sedangkan litter bearasal

dari sekam atau kulit padi dan serutan kayu. Hal ini dilakukan agar ayam merasa

lebih hangat dan dapat menyerap air serta ekskreta ayam. Menurut Zumrotun

(2012) Litter merupakan alas lantai kandang yang berfungsi untuk menampung

dan menyerap air dari feses, meminimalkan terjadinya lepuh dada dan kaki serta

untuk menjaga kehangatan kandang.

Ketebalan litter juga harus diperhatikan . Rasyaf (2004) Menyatakan

bahawa tebal litter jangan lebih dari 8 cm untuk daerah dingin dan 5 cm untuk

daerah panas. Pengamatan dilapang tebal litter tidak sesuai hanya ketebalan 3 cm.

Penggunaan litter seharusnya bersih dari tatal atau potongan kayu sehingga aman

untuk aktivitas ayam, agar tidak terjadi leg atau booble foot.

Keuntungan sistem ini adalah kapasitas kandang lebih banyak dan telur

yang dihasilkan relatif lebih bersih, kerugiannya biaya pembuatan lantai lebih

mahal.

4.7 Arah Hadap dan Konstruksi kandang

Arah hadap kandang membujur dari timur ke barat dengan jarak antar

kandang 3 m, sehingga pada pagi hari sinar matahari dapat masuk kedalam

kandang dan pada siang hari ayam terlindung dari terik matahari.

Menurut ( Suprijatna, E. 2005 ) Kandang harus dibuat ditempat yang

cukup sinar matahari. Hindari pembangunan kandang dilokasi teduh atau sinar

matahari tidak dapat masuk kandang karena tertutup rimbun pepohonan atau

bangunan tinggi. Sinar matahari akan berpengaruh terhadap produksi telur.

Page 18: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

4.8 Suhu dan kelembaban Kandang

Suhu kandang berkisar antara 23 C – 32 C, kisaran suhu ini sesuai untuk

mendapatkan produksi telur yang optimal, karena dengan sistem ventilasi closed

house suhu didalam kandang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan ayam. Tinggi

rendahnya suhu didalam kandang dapat mempengaruhi konsumsi pakan dan

minum, sehingga dengan pengaturan suhu kandang yang sesuai dapat

meningkatkan produksi telur.

Menurut Rasyaf ( 1999 ), menjelaskan bahwa produksi telur, ukuran telur

normal dan efisiensi pakan dicapai pada suhu 24 – 27 C. Sudaryani dan Santoso

(2001), menyatakan bahwa suhu 30 C produksi telur dari ayam petelur masih

dapat dipertahankan normal dengan jalan meningkatkan kadar gizi, terutama

protein, dan diatas 30 C produksi telur menurun.

4.9 Tipe Atap Kandang

Atap kandang pada breeding farm pt charoen pokhpand menggunakan model

atap tipe monitor yang terbuat dari bahan asbes, penggunaan asbes ini bertujuan

agar suhu didalam kandang tidak terlalu panas. Jarak atap dengan lantai sekitar 10

m. Pemakaian tipe atap monitor dengan menggunakan bahan esbes dirasa lebih

ekonomis karena bahan awet dan mudah pemasangan, kebutuhan kayu sedikit.

Menurut Wiliamson (1978), didaerah tropis diperlukan atap kandang yang

bumbungannya tinggi dan bahan atap dapat terbuat dari asbes, genting, dan seng.

Priyatno (2001), menjelaskan bahwa atap kandang diperlukan untuk

melindungi ternak ayam dari panas matahari langsung dan curah hujan. Tetapi

jika tidak sesuai dapat membebani konstruksi kandang dan bahan atap yang baik

adalah genteing. Atap yang baik mampu menyerap sebagian panas yang diterima

dan memungkinkan udara keluar masuk dengan bebas serta tidak terlalu panas

didalam kandang.

Page 19: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

4.10 Sistem Ventilasi Kandang

4.11 Ukuran dan Kepadatan kandang

Ukuran per kandang di breeding farm pt charoen pokhpand 96 x 12 m,

setiap kandangnya menampung 7000 ekor ayam. Dalam 1 kandang terbagi dalam

3 pen. Pen 1 dengan ukuran 57 x 67 m untuk kapasitas 4000 ekor ayam, Pen 2

dengan ukuran 12 x 23 m untuk kapasitas 500 ekor ayam, pen 3 dengan ukuran 38

x 67 m dengan kapasitas 3000 ekor ayam.

4.12 Bahan dan Peralatan Kandang

Peralatan kandang utama yang digunakan pada kandang closed house

meliputi box pakan, nipple (tempat minum otomatis), tirai plastik, blower, tandon

air, instalasi listrik, penutup dinding, pompa air dan pipa. Cahyono (2002),

menyatakan bahwa peralatan yang penting dalam peternakan ayam petelur adalah

tempat pakan dan minum, termometer, dan peralatan-peralatan pendukung lainya

terutama untuk peralatan kerja.

Nipple terbuat dari plastik paralon dan terdapat nozel sebagai tempat

keluarnya air. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarto (1996), bahwa bahan

wadah minum yang terbuat dari plastik paralon tidak mempengaruhi kualitas air,

mudah dibersihkan dan mudah untuk pengisiannya.

Jaminan wadah pakan dan minum yang cukup akan menghindari masalah

sosial dalam proses makan dan minum ( Rasyaf, 1994). Sehingga dengan

penataan wadah pakan dan minum yang baik akan menunjang tingkat konsumsi

ayam.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Laporan Pkl Manajemen Perkandangan

Cahyono, D.,1994. Analisis Kelayakan Beternak Ayam Ras Petelur Dalam

kandang Batteray. CV. Aneka : Solo

Card, L.E. dan M.C. Nesheim. 1972. Poultry Production. 11th Ed. Lea and

Febiger, Philadelphia.

Fadilah, Roni dkk 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka,

Jakarta

Hybro, B.V. 2001 Technical Information on PN Breeder Asia The Netherland,

Amsterdam.

Indarto, P. 1990. Beternak Unggas Berhanmjsil. Armico. Bandung.

Jahja, J. 1995. Ayam Sehat Ayam Produktif 1. Medion, Bandung

Malik, A., 2001. Buku Ajar Manajemen Ternak Unggas. UMM : Malang.

North, M.O. dan D.D. Bell. 1990. Comercial Chicken Production Manual. 4 th ED.

Van Nostrand Reinhold, New York

Priyatno, A.M. 2002. Membuat Kandang Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta

Rasyaf, M., 1990. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Kanisius : Yogyakarta

Rasyaf, M .1993. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta

Sudarmono, AS. 2003. Pedoman Pemeliharaan Ayam Ras Petelur. Kanisius.

Jogjakarta.

Sudaryani, T., 1994. Teknik Vaksinasi dan Pengendalian Peyakit Unggas.

Penerbit Swadaya: Jakarta.

Sudaryani , T. dan H. Santoso. 2004. Pembibitan Ayam Buras. Penebar Swadaya,

Jakarta

Suprijatna, E,. U. Atmomarsono, & R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak

Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta

Tabbu, 2006. Penyakit Ayam dan Penanggulangannya. Kanisius : Yogyakarta.