laporan magang kerja

126
MANAJEMEN MUTU BENIH DI PT. BENIH CITRA ASIA JEMBER Oleh : CITRA ARIFIANI RISDIANTONO 125040100111021 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

Upload: citra-arifiani-risdiantono

Post on 14-Apr-2016

292 views

Category:

Documents


85 download

DESCRIPTION

Manajemen Mutu Benih PT. Benih Citra Asia

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Magang Kerja

MANAJEMEN MUTU BENIH

DI PT. BENIH CITRA ASIA JEMBER

Oleh :

CITRA ARIFIANI RISDIANTONO

125040100111021

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Laporan Magang Kerja

MANAJEMEN MUTU BENIH

DI PT. BENIH CITRA ASIA JEMBER

Oleh :

CITRA ARIFIANI RISDIANTONO

125040100111021

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 3: Laporan Magang Kerja

i

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MAGANG KERJA

MANAJEMEN MUTU BENIH

DI PT. BENIH CITRA ASIA JEMBER

Disetujui Oleh :

Pembimbing Magang,

Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS

NIP.19550327 198103 1 003

Mengetahui,

a.n Dekan

Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Mangku Purnomo, SP, M.Si,Ph.D

NIP. 19770420 200501 1 001

Page 4: Laporan Magang Kerja

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN MAGANG KERJA

MANAJEMEN MUTU BENIH

DI PT. BENIH CITRA ASIA JEMBER

Menyetujui,

Dosen Penguji

Penguji I, Penguji II,

Silvana Maulidah, SP., MP. Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS

NIP. 19770309 200701 2 001 NIP.19550327 198103 1 003

Tanggal Ujian : 12 Desember 2015

Page 5: Laporan Magang Kerja

iii

SUMMARY

CITRA ARIFIANI RISDIANTONO. 125040100111021. Seed Quality

Management in Benih Citra Asia, PT, Jember, Jawa Timur. Prof. Dr. Ir. Budi

Setiawan, MS as adviser and Taufik, SP as field supervisor.

Quality management is a key factor determining the success of the

company in providing a quality product for the consumer. In quality management

conducted by PT. Benih Citra Asia contained the seed quality assurance activities.

Quality assurance is one of the company's efforts to ensure that the process quality

and the product quality of the company has a good output.

Quality assurance made by the company materialized with the

establishment of a division called quality assurance. This division is responsible

for ensuring that the processes and products in the company have excellent

quality. The activity of this division is fully reflected in the sub-divisions that

have different domains and tasks. FQA is a subdivision that handles quality

assurance process in the field (on-farm), where the cultivation practices must be

the same as the standard technology owned by the company. SQA is a subdivision

responsible for quality assurance of products through testing in the laboratory and

screen house. Under the auspices of the SQA, there is a section that handles PQA

underwriting processes and products in the plant division. PHT subdivision has

the responsibility to ensure that the product (seed entrance from the farmer) must

have a purity of hybridity at least 98%. Meanwhile, SR subdivision is a

subdivision that handles the seeds that are less worthy. Here, SR duty to handle

the problem so that the seeds can still be commercialized.

Quality management is done by the company are based on the PDCA

cycle (Plan-Do-Check-Act). Planning (plan) drawn up at the beginning of the year

by the managerial, which was the technical execution then submitted to the

respective subdivisions through subdivision coordinator. Implementation (do), the

efforts of each subdivision in the field to ensure that the quality of processes and

products are in accordance with the company's expectations. Supervision (check)

is generally performed by QA manager who will be accountable to the manager

representative and president director. But the direct supervision in the field is

Page 6: Laporan Magang Kerja

iv

returned to the coordinator of each subdivision. Stage of follow up (actuating) was

the steps taken by the QA division after supervision is then evaluated by the

manager or coordinator.

By applying quality management, the company has successfully obtained ISO

9001: 2008. So there are some benefits gained by the company through this

certification. However, in practice they encountered several obstacles in the

process of seed quality management in PT. Benih Citra Asia. These constraints

usually arises because of slipping of the amount of seed entered in accordance

with the planning that has been made in the beginning, the seed entrance usually

far more than the number of additional planning so that QA division should really

optimize each testing process. Test optimization efforts is reflected in the strategy

developed by each division coordinator subdivisions or indirectly by the manager.

Page 7: Laporan Magang Kerja

v

RINGKASAN

CITRA ARIFIANI RISDIANTONO. 125040100111021. Manajemen Mutu

Benih di PT. Benih Citra Asia Jember, Jawa Timur. Dibawah bimbingan Prof. Dr.

Ir. Budi Setiawan, MS dan Taufik, SP sebagai pembimbing lapang.

Manajemen mutu merupakan suatu faktor kunci penentu keberhasilan

perusahaan dalam menyediakan produk yang berkualitas bagi konsumen. Di

dalam manajemen mutu yang dilakukan oleh PT. Benih Citra Asia terdapat

aktivitas penjaminan mutu. Penjaminan mutu merupakan salah satu upaya

perusahaan untuk menjamin bahwa mutu proses maupun mutu produk dalam

perusahaan memiliki output yang baik.

Penjaminan mutu yang dilakukan oleh perusahaan terwujud dengan

dibentuknya suatu divisi bernama quality assurance. Divisi ini bertugas untuk

memastikan bahwa proses dan produk dalam perusahaan memiliki mutu yang

prima. Aktivitas dalam divisi ini sepenuhnya tergambar dalam subdivisi-subdivisi

yang memiliki ranah dan tugas yang berbeda. FQA merupakan subdivisi yang

menangani penjaminan mutu proses di lahan (on-farm), dimana praktek budidaya

harus sama dengan standar teknologi yang dimiliki oleh perusahaan. SQA adalah

subdivisi yang bertanggungjawab atas penjaminan mutu produk melalui pengujian

di laboratorium maupun screen house. Dibawah naungan SQA, terdapat bagian

PQA yang menangani penjaminan proses dan produk pada divisi plant. Subdivisi

PHT memiliki tanggungjawab untuk memastikan bahwa produk (benih masuk

dari petani) harus memiliki kemurnian hibriditas minimal 98%. Sedangkan

subdivisi SR merupakan subdivisi yang menangani benih-benih yang kurang

layak. Di sini, SR bertugas untuk menangani masalah tersebut sehingga benih

masih bisa dikomersilkan.

Manajemen mutu yang dilakukan oleh perusahaan didasarkan atas siklus

PDCA (Plan-Do-Check-Act). Perencanaan (plan) disusun pada awal tahun oleh

pihak manajerial, dimana teknis pelaksanaan kemudian diserahkan kepada

masing-masing subdivisi melalui koordinator subdivisi. Pelaksanaan (do)

merupakan upaya masing-masing subdivisi di lapang untuk menjamin bahwa

mutu proses maupun produk sudah sesuai dengan harapan perusahaan.

Page 8: Laporan Magang Kerja

vi

Pengawasan (check) secara umum dilakukan oleh manajer QA yang akan

dipertanggungjawabkan kepada manajer representative dan president director.

Namun pengawasan secara langsung di lapang dikembalikan kepada koordinator

masing-masing subdivisi. Tahap penindaklanjutan (actuating) merupakan langkah

yang diambil oleh divisi QA setelah adanya pengawasan yang kemudian

dievaluasi oleh pihak manajer maupun koordinator.

Dengan menerapkan manajemen mutu yang dimaksud, perusahaan telah

berhasil memperoleh sertifikat ISO 9001:2008. Sehingga ada beberapa manfaat

yang didapatkan oleh perusahaan melalui sertifikasi ini. Namun dalam

pelaksanaannya masih ditemui beberapa kendala dalam proses manajemen mutu

benih di PT. Benih Citra Asia. Kendala ini biasanya muncul karena melesetnya

jumlah benih masuk sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat di awal, benih

masuk biasanya jauh lebih banyak dibanding dengan jumlah perencanaan yang

dibuat sehingga divisi QA harus benar-benar mengoptimalkan masing-masing

proses pengujian. Upaya pengoptimalan pengujian ini tergambar dalam strategi

yang disusun oleh masing-masing koordinator subdivisi maupun manajer divisi

secara tidak langsung.

Page 9: Laporan Magang Kerja

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Kegiatan Magang Kerja

yang berjudul “Manajemen Mutu Benih di PT. Benih Citra Asia Jember”.

Banyak kendala yang ditemui penulis dalam menyusun Laporan Kegiatan

Magang Kerja ini hingga penyelesaiannya tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS selaku dosen pembimbing magang

kerja yang telah memberikan dorongan serta saran dalam penyelesaian laporan

ini.

2. Bapak Taufik, SP selaku pembimbing lapang dari PT Benih Citra Asia yang

senantiasa memberikan arahan dan bimbingan yang sangat bermanfaat.

3. Seluruh stakeholder PT Benih Citra Asia yang telah membantu memberikan

informasi terkait pelaksanaan teknis magang di lapang.

4. Panitia magang kerja jurusan sosial ekonomi pertanian yang selalu

memberikan perhatian mengenai progress magang kerja di lapang.

5. Rekan-rekan magang kerja di PT Benih Citra Asia atas dukungan dan

kerjasamanya selama kegiatan di lapang.

6. Serta semua pihak yang membantu dalam penyelesaian dan memberikan

dukungan selama pelaksanaan kegiatan magang kerja.

Menyadari adanya keterbatasan pengetahuan dan referensi yang didapat,

maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk laporan

magang kerja ini. Penulis berharap laporan magang kerja ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak.

Malang, Desember 2015

Penulis

Page 10: Laporan Magang Kerja

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................. ii

SUMMARY ............................................................................................ iii

RINGKASAN ......................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................ vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x

DAFTAR TABEL .................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Tujuan................................................................................................ 2

1.2.1 Tujuan Umum ............................................................................ 2

1.2.2 Tujuan Khusus ........................................................................... 2

1.3 Sasaran Kompetisi.............................................................................. 2

1.4 Manfaat .............................................................................................. 3

1.4.1 Bagi Mahasiswa.......................................................................... 3

1.4.2 Bagi Perusahaan ......................................................................... 4

1.4.3 Bagi Penyelenggara Program ...................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

2.1 Benih ................................................................................................. 5

2.2 Manajemen ........................................................................................ 6

2.3 Mutu .................................................................................................. 7

2.4 Manajemen Mutu ............................................................................... 8

2.5 Penjaminan Mutu ............................................................................... 10

III. METODE PELAKSANAAN .......................................................... 11

3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................. 11

3.2 Prosedur Pelaksanaan ......................................................................... 11

IV. TINJAUAN UMUM ........................................................................ 14

4.1 Profil Lokasi Magang ......................................................................... 14

4.2 Struktur Organisasi Lokasi Magang ................................................... 18

4.3 Unit dan Program Kerja ..................................................................... 19

Page 11: Laporan Magang Kerja

ix

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 28

5.1 Hasil Magang ..................................................................................... 28

5.1.1 Kegiatan Magang Kerja On-Farm ............................................ 28

5.1.2 Kegiatan Magang pada Divisi Plant ......................................... 47

5.1.3 Kegiatan Magang pada Divisi

Quality Assurance (QA) ........................................................... 52

5.1.4 Sertifikasi ISO 9001:2008 ........................................................ 65

5.1.5 Sistem Pemasaran ..................................................................... 67

5.1.6 Bentuk Kemitraan .................................................................... 68

5.2 Pembahasan ....................................................................................... 70

5.2.1 Penerapan Manajemen Mutu Benih

pada PT. Benih Citra Asia ........................................................ 70

5.2.1.1 Plan .............................................................................. 71

5.2.1.2 Do ................................................................................ 73

5.2.1.3 Check ........................................................................... 76

5.2.1.4 Act ............................................................................... 77

5.2.2 Manfaat Penerapan Manajemen Mutu Benih ............................ 78

5.2.3 Kendala dalam Manajemen Mutu Benih ................................... 79

5.2.4 Strategi Mengatasi Kendala

dalam Manajemen Mutu Benih ................................................ 79

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 81

6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 81

6.2 Saran .................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 84

LAMPIRAN ........................................................................................... 86

Page 12: Laporan Magang Kerja

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Lingkaran Perencanaan ................................................................... 9

2. Lokasi dan Letak Geografis PT. Benih Citra Asia ........................... 14

3. Pengolahan lahan ............................................................................ 29

4. Aplikasi dolomit ............................................................................. 29

5. Nursery luar .................................................................................... 30

6. Nursery dalam ................................................................................. 30

7. Perendaman benih menggunakan fungisida ..................................... 30

8. Persemaian benih tomat .................................................................. 30

9. Pemeraman benih ............................................................................ 31

10. Germination room (penyimpanan benih diperam) ........................... 31

11. Pemilihan benih yang telah keluar calon akar .................................. 32

12. Persemaian benih ke tray ................................................................ 32

13. Bibit siap dikirim dan ditanam di lahan ........................................... 33

14. Pemasangan MPHP ......................................................................... 33

15. Penanaman bibit di lahan ................................................................ 34

16. Pengairan menggunakan sistem turap/leb ........................................ 35

17. Pemasangan lanjaran ....................................................................... 36

18. Pemasangan sulur tanaman.............................................................. 37

19. Pencabutan gulma ........................................................................... 38

20. Pemeliharaan cabang ....................................................................... 39

21. Persiapan alat dan bahan hibridisasi ................................................ 40

22. Bunga jantan siap polinasi ............................................................... 41

23. Proses polinasi ................................................................................ 42

24. Pengisolasian mahkota bunga betina ............................................... 42

25. Pemberian tanda selesai polinasi menggunakan

benang siet ...................................................................................... 42

26. Penyungkupan bunga betina ............................................................ 43

27. Pengambilan bunga jantan untuk polinasi esok hari ......................... 43

28. Buah OP ......................................................................................... 44

29. Buah siap panen .............................................................................. 45

30. Processing hasil panen .................................................................... 46

31. Pengeringan benih ........................................................................... 47

32. Penerimaan benih masuk ................................................................. 47

33. Benih kualitas buruk dan benih kualitas baik ................................... 49

34. Pengemasan ulang sementara benih bayam ..................................... 49

35. Persiapan kemasan .......................................................................... 50

36. Penimbangan benih siap kemas ....................................................... 50

37. Pengemasan benih ........................................................................... 51

Page 13: Laporan Magang Kerja

xi

38. Sealing kemasan ............................................................................. 51

39. Kemasan dalam inner box ............................................................... 51

40. Pemeriksaan ulang berat total dalam inner box ................................ 51

41. Benih dalam kardus ......................................................................... 51

42. Pengambilan contoh benih menggunakan stick triyer ...................... 52

43. Contoh komposit ............................................................................. 53

44. Contoh kirim ................................................................................... 53

45. Persiapan media semai metode UKDdp ........................................... 54

46. Pengujian DB menggunakan metode UKDdp .................................. 54

47. Persiapan media semai metode PK Tisu .......................................... 54

48. Pengujian DB menggunakan metode PK Tisu ................................. 54

49. Persiapan media semai metode pasir ............................................... 55

50. Pengujian DB menggunakan metode pasir ...................................... 55

51. Pengujian DB menggunakan metode AK Kipas .............................. 56

52. First count pada pengamatan DB .................................................... 56

53. Sebelum uji tetrazolium .................................................................. 57

54. Setelah uji tetrazolium..................................................................... 57

55. Pengujian kadar air menggunakan mesin Ohaus .............................. 58

56. Pengujian hibriditas di lahan ........................................................... 59

57. Cairan untuk coating benih ............................................................. 61

58. Proses coating benih ....................................................................... 61

59. Proses pengeringan setelah coating benih ........................................ 62

60. Persiapan serbuk untuk coating kering ............................................ 62

61. Pengujian ulang kemasan ................................................................ 62

62. Proses pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008 .................................... 66

63. Alur pemasaran produk Bintang Asia .............................................. 68

Page 14: Laporan Magang Kerja

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Pemupukan Produksi Benih Mentimun ....................................... 37

Page 15: Laporan Magang Kerja

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya Tahun 2015 .............................. 85

2. Rincian Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya Tahun 2015 .............................. 86

3. Struktur Organisasi PT. Benih Citra Asia ................................... 87

4. Ketentuan Mutu Ukuran Lot dan Contoh Benih .......................... 88

5. Surat Pengantar Magang Kerja ................................................... 89

6. Surat Keterangan Telah Melakukan Magang Kerja ..................... 90

7. Dokumentasi .............................................................................. 91

8. Logbook Magang Kerja .............................................................. 95

Page 16: Laporan Magang Kerja

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

SP (Sensus Penduduk) yang dilakukan pada tahun 1990 menunjukkan

jumlah kepadatan penduduk mencapai 95 jiwa per km2, kemudian meningkat

pada tahun 2000 menjadi 107 jiwa per km2, dan terus meningkat hingga pada

tahun 2010 jumlahnya menjadi 124 jiwa per km2 (BKKBN, 2013). Seiring

berkembangnya populasi penduduk di Indonesia ini, permintaan akan komoditas

holtikultura semakin meningkat. Pada tahun 2011, konsumsi sayur Indonesia

sebesar 133,7 gram/kap/hari atau 48,8 kg/kap/tahun serta konsumsi buah sebesar

63,6 gram/kap/hari atau 23,2 kg/kap/tahun (Badan Ketahanan Pangan Kementan

RI, 2012). Peningkatan permintaan komoditas pertanian ini harus diimbangi oleh

penawaran pasar yang tinggi agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Fenomena perkembangan populasi penduduk yang membuat permintaan

terus meningkat memicu perkembangan industri di bidang pertanian, termasuk

industri perbenihan nasional. Industri perbenihan sangat penting keberadaannya

bagi usahatani di Indonesia, karena dengan benih yang bermutu akan dihasilkan

tanaman-tanaman serta hasil panen yang bermutu pula. Namun sesuai dengan

kutipan Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) yang menyatakan bahwa industri

perbenihan nasional masih kurang berkembang. Hal ini dikarenakan industri

memerlukan investasi yang cukup besar. Tidak banyak swasta yang mau

menanamkan investasi di perusahaan perbenihan. Di sisi lain sistem perbenihan

belum didukung secara optimal oleh subsistem pengembangan varietas untuk

mengantisipasi perubahan dan perkembangan selera masyarakat, subsistem

produksi dan distribusi benih, subsistem perbaikan mutu melalui sertifi kasi dan

pelabelan dan subsistem kelembagaan, dan lebih menekankan pada tanaman

pangan.

Peluang bisnis yang masih sangat terbuka lebar inilah yang kemudian

menjadi motivasi awal berdirinya perusahaan benih PT Benih Citra Asia di

Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. PT Benih Citra Asia adalah perusahaan

yang bergerak dalam bidang pertanian khususnya industri benih tanaman

hortikultura yang diperoleh dari hasil pemuliaan tanaman (plant breeding). Untuk

Page 17: Laporan Magang Kerja

2

menghasilkan produk yang berkualitas, benih diproduksi dan diproses melalui

pengawasan ketat dari quality assurance. PT. Benih Citra Asia telah memperoleh

Sertifikat Sistem Manajemen Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

Nomor 10-LSSM BTPH dan ISO 9001:2008. Hal ini menunjukkan perusahaan

telah mewujudkan peningkatan mutu dan pelayanan yang berorientasi terhadap

kepuasan pelanggan.

PT. Benih Citra Asia merupakan perusahaan yang mempunyai daya saing

pada industri perbenihan nasional melalui perbaikan mutu secara terus-menerus.

Kepercayaan pelanggan dan kemitraan dengan petani yang terjalin dengan baik

akan mampu mendukung perusahaan dalam usaha menyediakan benih secara

kualitas, kuantitas, dan berkesinambungan. Oleh karena itu, manajemen mutu

yang diterapkan oleh perusahaan patut untuk dijadikan pembelajaran bagi

mahasiswa dalam pelaksanaan magang kerja.

1.2 Tujuan Magang Kerja

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum kegiatan magang kerja ini, antara lain :

1. Melatih mahasiswa di lapangan untuk aspek pertanian, perkebunan atau

manajemen lingkungan yang tidak tercakup dalam proses perkuliahan.

2. Memberi kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja di

sektor pertanian yang relevan dengan profesi yang akan diembannya di

masyarakat.

3. Memberikan pengalaman bekerja mahasiswa di lingkungan profesional atau

agribisnis.

4. Memberikan keterampilan tambahan yang mungkin berguna untuk kerja di

masa depan, seperti keterampilan: berkomunikasi yang efektif dan

penguasaan IT.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari kegiatan magang kerja ini, antara lain :

1. Mengetahui penerapan manajemen mutu benih di PT. Benih Citra Asia

Jember

Page 18: Laporan Magang Kerja

3

2. Mengetahui manfaat manajemen mutu benih di PT. Benih Citra Asia

Jember.

3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam manajemen mutu benih

di PT. Benih Citra Asia Jember.

4. Mengetahui strategi untuk mengatasi kendala dalam manajemen mutu benih

yang telah dilakukan di PT. Benih Citra Asia Jember.

1.3 Sasaran Kompetensi

Sasaran kompetensi kegiatan magang kerja ini, antara lain :

1. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengorganisasi

(mengelola) sistem dan usaha agribisnis secara berkelanjutan berdasarkan etika

bisnis.

2. Mampu mengimplementasikan (menerapkan) dan mengembangkan agribisnis

berbasis pertanian berkelanjutan serta berkomunikasi dan menjalin kerjasama

secara efektif.

3. Mampu mengidentifikasi permasalahan, memfasilitasi, memediasi dan

mengembangkan kapasitas masyarakat agribisnis dalam sistem sosial, ekonomi

dan nilai-nilai budaya local

4. Mampu belajar sepanjang hayat, dan mampu berpikir analitik untuk

mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar masalah serta mencari solusi

berbasis ilmiah dalam sistem agribisnis yang berkelanjutan.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Mahasiswa

1. Memperoleh pemahaman tentang hubungan antara teori di kampus dengan

aplikasi praktis di lapangan.

2. Menguji kemampuan pengembangan karir dengan tujuan yang realistis.

3. Mengembangkan kebiasaan bekerja secara profesional.

4. Meningkatkan kemampuan membangun hubungan inter dan intrapersonal.

5. Mengenal dan belajar dengan tenaga-tenaga profesional di bidang pertanian.

6. Menyiapkan diri dalam fase transisi menjadi tenaga penuh-waktu kerja

setelah lulus.

Page 19: Laporan Magang Kerja

4

7. Mempertahankan status mahasiswa sambil belajar pada pekerjaan

profesional.

1.4.2 Bagi Perusahaan

1. Membangun hubungan dengan calon tenaga potensial yang telah

menunjukkan kinerja saat mahasiswa melakukan magang.

2. Mendidik mahasiswa yang bermotivasi tinggi.

3. Memanfaatkan tenaga terdidik untuk pengenalan ide-ide baru dan segar.

4. Mengembangkan program pelatihan yang efisien.

5. Memanfaatkan mekanisme magang sebagai alat merekrut tenaga profesional

dengan dunia kampus.

6. Menyalurkan dana dan jasa sebagai bagian dari pertanggung jawaban sosial

untuk mendukung pendidikan perguruan tinggi pertanian untuk

mengantisipasi krisis pangan, krisis energi dan krisis air di masa mendatang.

1.4.3 Bagi Penyelenggara Program

1. Mendapatkan umpan balik mahasiswa yang dapat digunakan untuk

perbaikan kurikulum.

2. Memperkuat hubungan positif dengan para pihak yang bergerak di sektor

pertanian dan masyarakat agribisnis.

3. Meningkatkan hubungan untuk kepentingan masyarakat luas dan

mendorong dukungan masyarakat untuk program-program pendidikan

tinggi pertanian.

4. Mendemostrasikan kepedulian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

dalam pendidikan pertanian dan menunjukkan dukungan melalui kinerja

individualitas mahasiswa dalam dunia kerja.

5. Mengembangkan sinergitas para pihak yang bergerak di industri pertanian

untuk memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya.

Page 20: Laporan Magang Kerja

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Benih

Suena (2012:1) menyatakan bahwa benih merupakan biji tanaman yang

sengaja diproduksi dengan teknik-teknik tertentu, sehingga memenuhi persyaratan

untuk digunakan sebagai bahan pertanaman selanjutnya. Benih merupakan biji

tumbuhan yang digunakan untuk tujuan pertanaman (Sadjad, 1997:11). Benih

tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang

digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman

(Permentan No 2, 2014:3). Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa benih merupakan tanaman atau bagian tanaman yang sengaja diproduksi

menggunakan teknik-teknik tertentu untuk tujuan pertanaman atau

pengembangbiakan tanaman.

Benih unggul bermutu merupakan salah satu unsur panca usaha pertanian

yang utama dalam peningkatan produksi pertanian. Tanpa penggunaan benih

unggul bermutu, maka penerapan sarana produksi lainnya akan kurang

bermanfaat, bahkan dapat menimbulkan kerugian bagi petani. Menurut Deptan

Sekretariat Badan Pengendali Bimas (1988: 3), benih bermutu adalah benih yang

dalam proses produksinya mendapatkan pengawasan baik di lapangan maupun di

laboratorium dan telah dinyatakan memenuhi standar yang berlaku oleh pihak

yang berwenang dan meliputi benih bersertifikat dan benih bermutu tidak

bersertifikat. Perbedaan antara benih bersertifikat dan benih bermutu tidak

bersertifikat adalah dari pengadaaannya. Benih bersertifikat merupakan benih

yang pengadaannya melalui proses sertifikasi yang berlaku, sedangkan benih

bermutu tidak bersertifikat tidak melalui proses sertifikasi yang berlaku.

Benih bermutu dikelompokkan berdasarkan kelas-kelasnya. Terdapat

empat macam kelas benih bermutu, yakni benih pejenis (breeder seed, BS), benih

dasar (foundation seed, FS), benih pokok (stock seed, SS), serta benih sebar

(extension seed, ES). BS merupakan benih yang diawasi oleh breeder/pemulia

tanaman yang bersangkutan atau instansinya dan harus merupakan sumber untuk

perbanyakan FS. FS adalah keturunan pertama dari BS yang diproduksi dibawah

bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat sehingga kemurnian varietas

Page 21: Laporan Magang Kerja

6

dapat diperlihara, FS diproduksi oleh instansi/badan yang ditunjuk oleh Direktur

Jenderal Pertanian Tanaman Pangan dan produknya harus disertifikasi oleh BPSB.

SS merupakan keturunan dari FS, yang diproduksi dan dipelihara sedemikian

sehingga identitas dan tingkat kemurnian varietas yang ditetapkan dapat

dipelihara dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan serta harus disertifikasi

sebagai benih pokok oleh BPSB. ES merupakan keturunan dari BS, FS, atau SS

yang diproduksi dan dipelihara sedemikian sehingga identitas dan tingkat

kemurnian varietas dapat dipelihara dan memenuhi standar mutu benih yang

ditetapkan dan harus disertifikasi benih sebar berlabel biru (Deptan Sekretariat

Badan Pengendali Bimas, 1988: 5-6).

2.2 Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengendalian penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan dan sasaran

kinerja (Prinhantoro, 2012: 40). Menurut Terry dan Rue (2013:1), manajemen

merupakan suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau

pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau

maksud-maksud yang nyata. Manajemen (management) adalah pencapaian

tujuan-tujuan organisasional secara efektif dan efisien melalui perencanaan,

pengelolaan, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya-sumber daya

organisasional (Daft, 2012: 6). Dari ketiga pengertain di atas, dapat disimpulkan

bahwa manajemen merupakan sebuah proses atau kerangka kerja dalam

pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang mengelola sumberdaya secara

efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengendalian.

Menurut Terry dan Rue (2013: 9), terdapat lima fungsi utama dalam

manajemen. Manajer harus melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang dinamakan

fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari:

1. Planning, proses menentukan tujuan yang akan dicapai dan menentukan apa

yang harus diperbuat untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Organizing, mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan

memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.

Page 22: Laporan Magang Kerja

7

3. Staffing, yakni menentukan keperluan sumberdaya manusia, pengerahan,

penyaringan, pelatihan serta pengembangan tenaga kerja.

4. Motivating, mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan.

5. Controlling, mengukur atau membandingkan pelaksanaan dengan tujuan,

menentukan sebab-sebab terjadinya penyimpangan, serta mengambil tindakan-

tindakan kolektif yang dianggap perlu.

2.3 Mutu

Mutu adalah kesesuaian serangkaian karakteristik produk atau jasa

dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan

dan keinginan konsumen (Muhandari dan Kadarisman, 2006:12). Feigenbaum

(1992:7) menyebutkan bahwa mutu adalah keseluruhan gabungan karakteristik

produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembikinan, dan pemeliharaan yang

membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan.

Mutu merupakan kreasi dan inovasi berkelanjutan yang dilakukan untuk

menyediakan produk atau jasa yang memenuhi, atau melampaui harapan para

pelanggan, dalam usaha terus memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka

(Haming dan Nurnajamuddin, 2007: 103).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, mutu dapat diartikan sebagai

keseluruhan gabungan karakteristik produk atau jasa yang dikreasikan dan

diinovasikan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen/pelanggan. Untuk memuaskan pelanggan, maka mutu yang dimiliki

oleh sebuah produk minimal harus memenuhi -atau bahkan melampaui-

ekspektasi pelanggan atas karakteristik produk yang bersangkutan.

Pada saat ini, mutu produk lebih penting dibandingkan dengan masa-

masa sebelumnya. Hal ini dikarenakan jumlah produk yang melimpah di pasar,

sehingga produsen tidak sepenuhnya berorientasi kepada peningkatan produksi

saja, akan tetapi hari ini produsen harus berfikir bagaimana produknya bisa laku.

Penekanannya beralih dari jumlah ke mutu (Mizuno, 1994: 3). Produsen harus

merancang sedemikian rupa serangkaian karakteristik produk sehingga produk

tersebut dapat diterima oleh konsumen. Hal ini penting karena konsumen bukan

semata-mata membeli “produk”, akan tetapi mereka juga membeli “manfaat dari

Page 23: Laporan Magang Kerja

8

produk” tersebut. Dengan demikian apakah sebuah produk dianggap bermutu atau

tidak tergantung pada apakah produk itu menjalankan fungsinya sebagaimana

dimaksud atau tidak (Mizuno, 1994: 6).

2.4 Manajemen Mutu

Menurut Muhandari dan Kadarisman (2006:57), sistem manajemen mutu

merupakan bentuk perkembangan metoda jaminan mutakhir yang terus

berkembang, dan memadukan semua unsur yang diperlukan oleh organisasi untuk

meningkatkan kepuasan konsumen secara kontinyu melalui produk jasa dan

proses yang lebih baik. Manajemen mutu bersifat umum menyangkut semua

aktivitas dalam perusahaan, sehingga manajemen mutu berlaku untuk setiap

bagian atau aktivitas dalam perusahaan (Indrajit dan Permono, 2005:472).

Prinhantoro (2012: 46) menyebutkan bahwa manajemen mutu merupakan

aktivitas dari keseluruhan fungsi manajemen yang menetapkan kebijakan mutu,

tujuan dan tanggung jawab perusahaan, serta melaksanakannya dengan cara

seperti perencanaan mutu, pengendalian mutu, pemastian mutu, dan peningkatan

mutu di dalam sistem mutu. Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan

budaya organisasi yang menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang

konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi.

Manajemen mutu merupakan suatu upaya yang ditempuh oleh

perusahaan, menyangkut seluruh aktivitas dari keseluruhan fungsi manajemen

untuk menetapkan kebijakan mutu dan tanggungjawab perusahaan serta

melaksanakannya dalam rangak peningkatan kepuasan konsumen secara kontinyu

melalui produk, jasa, dan proses yang lebih baik. Seluruh aktivitas manajemen

mutu ini terwujud dalam setiap aspek kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.

Manajemen mutu terpadu didefinisikan sebagai suatu pendekatan dalam

menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi

melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan

lingkungannya (Tjiptono dan Diana dalam Siswanto, 2013). Sedangkan menurut

Render dan Heizer (2001), sistem manajemen mutu yang benar haruslah didukung

dengan penigidentifikasian dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Manajemen

mutu terpadu menggambarkan penekanan mutu yang memacu seluruh organisasi,

Page 24: Laporan Magang Kerja

9

mulai dari pemasok dampai konsumen. Manajemen mutu terpadu menekankan

pada komitmen manajemen untuk memiliki keinginan yang berkesinambungan

bagi perusahaan untuk mencapai kesempurnaan di segala aspek barang dan jasa

yang penting bagi konsumen.

Miranda dan A.W. Tunggal (2003: 157) menyebutkan bahwa pada

dasarnya manajemen mutu menggabungkan trilogi mutu untuk menyukseskan

semua program perbaikan, yang meliputi perencanaan mutu, pengendalian mutu

serta perbaikan mutu yang dilaksanakan melalui kerja tim. Menurut Mizuno

(1994: 12) aktivitas pengendalian mutu tergambar melalui lingkaran

pengendalian, dimana mulai dan berakhirnya lingkaran tersebut adalah pada

aktivitas perencanaan.

Gambar 1. Lingkaran Perencanaan

Keempat langkah di atas – Plan (merencanakan), Do (melaksanakan),

Check (memeriksa), Action (Bertindak), merupakan proses pengendalian. Plan

meliputi penetapan sebuah rencana atau standar untuk mencapai sasaran. Do

merupakan pelaksanaan rencana atau pekerjaan. Check meliputi kegiatan

mengukur dan menganalisa hasil dari rencana atau pekerjaan tersebut. Sedangkan

Action ialah perbaikan yang diperlukan apabila hasil tidak sesuai dengan

perencanaan. Keempat langkah ini secara bersama-sama mewujudkan

pengendalian mutu. Lingkaran pengendalian ini terutama adalah penyambungan

langkah-langkah untuk menjadi sebuah prosedur yang berkelanjutan.

4

2 3

1

Plan (P)

Merencanakan

Action (A)

Bertindak

Check (C)

Mengecek

Do (D)

Melaksanakan

Page 25: Laporan Magang Kerja

10

2.5 Penjaminan Mutu

Quality Assurance (QA, penjaminan mutu) merupakan aktivitas tertentu

dan/atau semua aktivitas-terutama aktivitas yang bersifat lintas departemen-yang

dilakukan untuk menjamin apa yang kita lakukan itu menuju ke perwujudan mutu

keluaran baik, sesuai dengan harapan konsumen (Haming dan Nurnajamuddin,

2007: 105). Quality Assurance memfokuskan usaha pada pemastian mutu produk

dan prosesnya melalui audit operasi, pelatihan, analisis teknis, dan pemberian

bantuan pada bagian operasi dalam hal perbaikan mutu (Indrajit dan Permono,

2005:470). Jaminan mutu (Quality Assurance) bertujuan untuk menjamin

terpenuhinya persyaratan mutu produk seperti keamanan, keterandalan, sifat-sifat

fungsional dan sebagainya (Muhandari dan Kadarisman, 2006:40). Penjaminan

Mutu (Quality Assurance, QA) merupakan aktivitas perusahaan (lintas

departemen) yang bertujuan untuk perbaikan mutu produk maupun proses secara

berkesinambungan sehingga adanya jaminan bahwa persyaratan mutu (seperti

keamanan, keterandalan dan sifat-sifat fungsional) terpenuhi, serta output mutu

barang/jasa yang diproduksi oleh perusahaan sesuai dengan harapan konsumen.

Menurut Yorke (1997), penjaminan (assurance) terhadap kualitas

memiliki berbagai tujuan, diantaranya:

1. Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan

berkesinambungan melalui praktek yang terbaik dan mau mengadakan inovasi.

2. Memudahkan mendapatkan bantuan, baik pinjaman uang atau fasilitas atau

bantuan lain dari lembaga yang kuat dan dapat dipercaya.

3. Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara

konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai

dengan standar pesaing.

4. Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki.

Selain itu, tujuan diadakannya penjaminan mutu (quality assurance) ialah untuk

dapat memuaskan berbagai pihak yang terkait di dalamnya, sehingga dapat

berhasil mencapai sasaran masing-masing (Yorke, 1997).

Page 26: Laporan Magang Kerja

11

III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan magang kerja dilakukan Mahasiswa di perusahaan benih

nasional yakni PT. Benih Citra Asia yang beralamat di Jalan Akmaludin No. 26,

Jember, Jawa Timur. Kegiatan magang kerja dilakukan selama 3 bulan selama

bulan Juli-Oktober 2015.

Pemilihan tempat magang kerja dilakukan secara sengaja (purposive).

Pertimbangan pemilihan perusahaan dikarenakan PT. Benih Citra Asia merupakan

salah satu perusahaan benih yang dipertimbangkan di industri perbenihan

Indonesia, sangat memiliki potensi untuk merebut pasar dan sangat kompetitif

untuk menghasilkan produk benih (khususnya benih holtikultura) yang bermutu

tinggi.

Agenda magang yang dilakukan ialah Mahasiswa mengikuti seluruh

kegiatan yang ada di PT. Benih Citra Asia mulai dari kegiatan on-farm hingga

kegiatan di pabrik dan laboratorium. Sistemnya adalah Mahasiswa rolling ke

setiap bagian perusahaan selama beberapa periode sekali. Jadwal magang kerja

yang dilakukan Mahasiswa selama 3 bulan secara umum terdapat pada Tabel 1,

dan rincian kegiatan setiap minggunya terdapat pada Tabel 2.

3.2 Prosedur Pelaksanaan

Adapun kegiatan magang pada PT. Benih Citra Asia akan dilakukan

dengan cara sebagai berikut.

a) Observasi (pengamatan langsung) dan praktek kerja

Semua kegiatan yang ada di perusahaan diikuti oleh mahasiswa, dengan

begitu mahasiswa akan mengetahui dan memahami semua kegiatan yang ada

di PT. Benih Citra Asia. Observasi dan praktek kerja ini juga bertujuan untuk

membandingkan pengetahuan teoritis yang didapat selama kuliah dengan

praktek kerja di lapangan.

Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa di PT. Benih Citra Asia seperti:

kegiatan pertanian on-farm, proses panen dan pasca panen komoditas

mentimun, pengujian mutu benih, proses benih masuk, proses pengemasan

Page 27: Laporan Magang Kerja

12

benih siap pasar, serta kegiatan lainnya yang bermanfaat bagi perusahaan dan

mahasiswa sebagai peserta magang. Semua kegiatan ini akan menambah

pengetahuan dan pengalaman mahasiswa.

b) Diskusi dan wawancara

Untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk laporan magang kerja

serta menambah wawasan, maka mahasiswa melakukan wawancara dan

berdiskusi para pimpinan dan staf PT. Benih Citra Asia. Kegiatan wawancara

dan diskusi ini akan menambah wawasan dan data yang diperlukan oleh

mahasiswa.

Kegiatan diskusi berupa kegiatan tanya jawab yang memerlukan respon

atau aksi timbal balik dari stakeholder perusahaan agar diperoleh data yang

valid dan lengkap. Data yang diperoleh berupa data primer yang kemudian

diolah untuk melengkapi data yang diperlukan. Namun dapat juga berupa data

sekunder bila didapatkan dari data arsip PT. Benih Citra Asia. Data sekunder

dapat dijadikan bahan diskusi jika dalam data tersebut masih ada yang

membingungkan dan membuat mahasiswa tidak dimengerti. Kelengkapan

data akan didukung oleh kegiatan diskusi dan wawancara yang dilakukan.

c) Dokumentasi

Kegiatan dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data dengan cara

mendokumentasikan data-data yang telah diperoleh baik data yang diperoleh

secara langsung maupun data yang sudah ada pada perusahaan yang terkait

dengan penelitian. Dokumentasi dilakukan untuk mengabadikan dan menjadi

bukti otentik seluruh kegiatan dalam magang kerja. Hasil dokumentasi dapat

menjadi data primer untuk pelaporan magang kerja. Dokumentasi akan

menambah kelengkapan data dan menunjukkan kebenaran serta keaslian data.

Page 28: Laporan Magang Kerja

13

Adapun data yang dikumpulkan dalam kegiatan magang kerja antara lain

berupa:

1. Data primer

Data primer diperoleh dengan cara observasi dan praktek kerja, diskusi

dan wawancara serta dokumentasi. Data primer berupa hasil observasi dan

praktek kerja yang dilakukan mahasiswa di lapang, hasil diskusi dan

wawancara pada pimpinan dan staf PT. Benih Citra Asia serta dokumentasi

kegiatan.

Data primer juga dapat berupa jawaban dari kuesioner yang telah dibuat

dan disebar ke staf PT. Benih Citra Asia. Saat mencari data primer harus

melakukan timbal balik pertanyaan dan jawaban agar data yang diperoleh

lengkap dan valid.

2. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan dan studi literatur yang

dilakukan oleh penulis. Data sekunder digunakan untuk mendukung kevalidan

data primer, yakni dengan cara membandingkan kenyataan yang ada di lapang

dengan dokumentasi perusahaan dan literatur/studi pustaka yang diperoleh oleh

mahasiswa.

Page 29: Laporan Magang Kerja

14

IV. TINJAUAN UMUM

4.1 Profil Lokasi Magang

PT. Benih Citra Asia secara geografis terletak di Jalan Akhmaludin

Nomor 26 Desa Wirowongso Kecamatan Ajung, Kabupaten jember. Letaknya

diantara sebelah barat Desa Sumuran, sebelah timur Desa Kranjingan, sebelah

utara Desa Muktisari dan sebelah Selatan Desa Mumbul. PT. Benih Citra Asia

terletak di lokasi dengan ketinggian tempat ± 73 meter diatas permukaan laut. PT.

Benih Citra Asia memiliki luas lahan ± 830 hektar yang terbagi atas 2 bagian

yaitu ± 30 hektar untuk lahan perusahaan dan ± 800 hektar untuk lahan

kemitraaan.

Gambar 2. Lokasi dan Letak Geografis PT. Benih Citra Asia

Sumber: maps.google.com

PT. Benih Citra Asia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

pertanian khususnya industri benih tanaman hortikultura yang diperoleh dari hasil

pemuliaan tanaman (plant breeding). Perusahaan ini dikenal dipasar dengan

merek dagang “Bintang Asia”. Benih tanaman yang diperdagangkan oleh PT.

Benih Citra Asia, antara lain cabai, tomat, terong, bayam, semangka, melon,

kacang panjang, buncis, paria, labu, jagung, oyong, lettuce, kangkung, caisim, dan

mentimun.

Perusahaan didirikan oleh Bapak Slamet Sulistyono selaku president

director, yang memiliki tujuan untuk menjadi pelopor kebangkitan perbenihan

nasional, mendukung keberhasilan usahatani, terus bekerja keras dalam meneliti

Page 30: Laporan Magang Kerja

15

serta mengembangkan varietas-varietas baru yang lebih unggul, disukai pasar,

produksi lebih tinggi, umur genjah, toleran hama penyakit, tahan cuaca dan

transportasi jarak jauh dan kemudahan dalam budidaya.

PT. Benih Citra Asia menghasilkan produk benih hortikultura yang

berkualitas dengan diproduksi dan diproses melalui pengawasan ketat dari kontrol

kualitas (quality assurance) baik di area produksi maupun di area pabrik. Kontrol

kualitas ini dilakukan dengan pengujian mutu di laboratorium dan di lapang untuk

memastikan bahwa benih yang dipasarkan telah memenuhi jaminan mutu yang

baik. PT. Benih Citra Asia telah memperoleh Sertifikat Sistem Manajemen Mutu

Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Nomor 10-LSSM BTPH dari lembaga

sertifikasi sistem mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, direktorat jendral

tanaman pangan dan direktorat jendral tanaman hortikultura yang menunjukkan

pengakuan terhadap mutu produk Bintang Asia sesuai standar ISO 9001:2008

sebagai wujud meningkatkan mutu dan pelayanan terhadap kepuasan pelanggan.

Produk Bintang Asia memiliki logo, merek, nama produk dan desain

kemasan yang dipatenkan di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI pada

Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual sehingga lebih terjamin kualitasnya.

Selain itu produk Bintang Asia juga telah dilindungi Undang-Undang

Perlindungan Varietas Tanaman Nomor 29 tahun 2000.

PT. Benih Citra Asia memiliki peluang untuk berkompetisi dalam

kualitas produk dengan perusahaan asing karena PT. Benih Citra Asia merupakan

salah satu perusahaan yang memiliki kapasitas gudang berteknologi tinggi dan

kelengkapan aspek bisnis dari hulu hingga hilir. Kepercayaan pelanggan serta

dukungan plasma petani mitra yang tersebar di wilayah Jawa Timur dan

kemampuan sumber daya manusia, PT. Benih Citra Asia akan mampu

menyediakan benih secara kualitas, kuantitas, dan berkesinambungan.

Visi Perusahaan

Mewujudkan kebangkitan benih nasional sebagai sumber varietas unggul

di dunia dan peningkatan kesejahteraan petani dengan meningkatkan kualitas

produk pertanian yang ramah lingkungan, serta dengan nilai-nilai keagamaan.

Page 31: Laporan Magang Kerja

16

Misi Perusahaan

a. Melakukan penelitian dan pengembangan varietas unggul yang mempunyai

daya saing serta permintaan pasar.

b. Memproduksi benih/bahan pertanaman dengan memberdayakan petani,

kelompok tani yang saling menguntungkan.

c. Memberikan kepuasan pelanggan dengan menyediakan varietas unggul yang

bermutu tinggi.

d. Membentuk karakter sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan

dalam bidang pekerjaannya masing-masing.

e. Melakukan pelayanan dan pembinaan terhadap petani dalam usaha tani agar

mampu bersaing dan mempunyai daya tawar di negeri sendiri.

Kebijakan Mutu

PT. Benih Citra Asia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dalam bidang pertanian khususnya Industri Benih Hortikultura yang mempunyai

komitmen untuk memenuhi persyaratan pihak yang berkepentingan dengan

sasaran sebagai berikut:

a. Melakukan penelitian dan pengembangan varietas unggul yang mempunyai

daya saing serta ramah lingkungan.

b. Memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan dengan menyediakan varietas

unggul yang bermutu tinggi sesuai dengan ketentuan perundangan yang

berlaku.

c. Melakukan perbaikan terus-menerus untuk menjamin kesesuaian dengan

persyaratan dan kebutuhan pelanggan melalui penerapan sistem manejemen

mutu ISO 9001:2008.

Kebijakan mutu ini akan selalu ditinjau untuk menjamin kesesuaian

melalui rapat tinjauan manejemen dan harus dipahami oleh seluruh personal dan

organisasi serta dijadikan kerangka kerja dalam penetapan dan peninjauan sasaran

mutu.

Page 32: Laporan Magang Kerja

17

Sasaran Mutu

Sasaran mutu yang diterapkan di PT Benih Citra Asia dalam menghasilkan

produk unggulan yaitu sebagai berikut:

a. Melakukan kegiatan pemuliaan tanaman khususnya hortikultura (plant

breeding) yang mempunyai daya saing, ramah lingkungan dan sesuai

permintaan pasar.

b. Memproduksi benih/bahan pertanaman yang memberdayakan petani,

kelompok tani yang saling menguntungkan.

c. Membentuk karakter sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan

dalam bidang pekerjaan masing-masing.

d. Memastikan dan menjamin produk yang dipasarkan telah memenuhi standart

mutu sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

e. Melakukan pelayanan pembinaan terhadap petani dan usaha tani agar mampu

bersaing dan mempunyai daya tawar di negeri sendiri.

Guna mendukung mencapai sasaran mutu yang telah dipaparkan di atas

maka pada masing-masing divisi dibuat sasaran mutu yang selaras dengan Sasaran

Mutu PT. Benih Citra Asia.

Ketenagakerjaan

PT. Benih Citra Asia memiliki tiga jenis ketenagakerjaan, diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Karyawan Tetap

Karyawan tetap merupakan karyawan yang telah melewati masa kontrak

awal minimal 2 tahun masa kerja dan sistem penggajiannya dilakukan 1 bulan

sekali dengan tanggung jawab atas berjalannya suatu divisi.

2. Pekerja Borongan

Pekerja borongan dalam PT. Benih Citra Asia merupakan pekerja yang

bekerja berdasarkan target dan penggajian dilakukan berdasar atas target yang

telah dilakukan dengan sistem penggajian 2 minggu sekali dalam 1 bulan yaitu

pada tanggal 1 dan tanggal 16.

3. Pekerja Harian Lepas.

Pekerja harian lepas merupakan pekerja yang bekerja dibawah pengawasan

karyawan tetap dalam menjalankan proses produksi di lahan/farm, laboratorium,

Page 33: Laporan Magang Kerja

18

pabrik dan engineering dengan sistem penggajian 1 minggu sekali yang dilakukan

setiap hari selasa.

Fungsi Sosial

Fungsi sosial PT. Benih Citra Asia diupayakan untuk meningkatkan

kesejahteraan karyawan melalui peningkatan pelayanan Jaminan Sosial Tenaga

Kerja (Jamsostek). PT. Benih Citra Asia juga memberikan jasa produksi dan

penjualan melalui bonus kepada karyawan atas dasar mereka ikut serta dalam

meningkatkan hasil produksi benih serta penjualan benih dan juga cuti apabila ada

keperluan.

PT. Benih Citra Asia juga memberikan bantuan pendidikan yang berupa

sistem praktek kerja lapang ataupun magang kerja industri bagi siswa Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) dan mahasiswa tingkat universitas dan perguruan

tinggi yang berfungsi untuk meningkatkan sumber daya manusia. Keberadaan PT.

Benih Citra Asia juga memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya

dilingkungan sekitar yaitu berupa lapangan pekerjaan dan jaminan sosial.

Jaminan Sosial

PT. Benih Citra Asia menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan

karyawan melalui fasilitas dan jaminan sosial sebagai berikut:

1. Jasa peminjaman uang bagi karyawan dan tenaga kerja dengan bunga 0%

dan tanpa jaminan dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

2. Jaminan kesehatan bagi karyawan dan tenaga kerja dengan pelayanan

jamsostek.

3. Pembagian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi karyawan dan tenaga kerja

sesuai dengan ketentuan perusahaan.

4. Kegiatan rekreasi bersama karyawan dan tenaga kerja dengan sistem

akomodasi gratis dan dilakukan dalam jangka waktu tertentu.

4.2 Struktur Organisasi Lokasi Magang

PT. Benih Citra Asia memiliki struktur organisasi yang disusun sebagai

upaya pelimpahan wewenang, tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing

karyawan dengan batasan yang jelas dalam menjalankan tugas. PT. Benih Citra

Asia dipimpin oleh seorang President Director, sedangkan untuk kantor wilayah

Page 34: Laporan Magang Kerja

19

di bawah komando Vice President Director dan selanjutnya manager yang lain di

pegang oleh Marketing & Development Director dan Seed Operation Director.

Berikut merupakan uraian lengkap mengenai struktur organisasi PT. Benih Citra

Asia.

1. President Director

2. Vice President Director

3. Management Representative

4. Marketing and Development Director

5. Seed Operation Director

a. Research and Development Manager

b. PDS Manager

c. Marketing Manager

d. Stock Seed Manager

e. Quality Assurance Manager

f. Production Manager

g. Farm Manager

h. Plant Manager

i. HRD Manager

j. Finance Manager

4.3 Unit dan Program Kerja

1. President director

President director memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai

berikut:

a. Membuat rencana jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang

perusahaan.

b. Bertanggung jawab penuh terhadap perusahaan baik secara legalitas,

hukum, kewajiban keuangan dan seluruh kegiatan bisnis perusahaan dari

hulu dan hilir.

Page 35: Laporan Magang Kerja

20

2. Management Representative

Manajemen representative memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab

sebagai berikut:

a. Melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen SMM (Sistem

Manajemen Mutu) dan bertanggung jawab terhadap kepastian kecukupan

yang dipersyaratkan.

b. Memastikan bahwa SMM telah ditetapkan, diterapkan dan dipelihara sesuai

dengan standar ISO 9001:2008

c. Melakukan kerjasama dengan institusi atau organisasi lain didalam

perancangan program yang berhubungan dengan SMM.

d. Membuat rencana dan melaksanakan pemeriksaan secara berkala terhadap

efektivitas penerapan SMM.

e. Menjaga dan memelihara kerahasiaan sistem manajemen terhadap pihak

yang tidak berkepentingan.

f. Melaporkan kinerja SMM secara berkala kepada manajemen atau pucuk

pimpinan atau top management untuk ditinjau dan hasil tinjauan tersebut

dapat digunakan sebagai dasar untuk perbaikan SMM.

g. Menjadi penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berhubungan

dengan SMM.

h. Bersama dengan Top Management menyusun Rencana Anggaran.

i. Mensosialisasikan kebijakan Top Management.

3. Marketing and Development Director

Marketing and Development Director memiliki tugas, wewenang dan

tanggung jawab dalam membuat perencanaan produk yang akan dipasarkan,

pengawasan penelitian dan pengembangan, pengujian multilokasi, promosi dan

strategi pemasaran.

Page 36: Laporan Magang Kerja

21

4. Seed Operation Director

Seed operation director memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab

dalam melakukan koordinasi dengan manager terkait dan pengawasan serta

bertanggung jawab terhadap pemenuhan sumber benih, produksi, pengawasan

mutu dan pengujian mutu, rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia,

pengendalian infrastruktur dan lingkungan, prosesing dan pengemasan serta

keuangan perusahaan.

5. Research & Development Manager

Research and development manager memiliki tugas, wewenang, dan

tanggung jawab sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yamg ada di divisi R&D.

b. Melakukan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang berkaitan

dengan perakitan varietas sesuai hasil meeting managemen.

c. Melakukan pengawasan, pengarahan dan evaluasi terhadap kinerja breeder

dan coordinator farm.

d. Memecahkan permasalahan-permasalahan produk baik di dalam maupun di

luar perusahaan.

e. Melakukan koleksi plasma nutfah baik dari dalam negeri maupun luar

negeri.

f. Melakukan proses pemuliaan sesuai kebijakan perusahaan.

g. Melakukan perbanyakan benih sumber.

h. Membuat deskripsi tetua jantan, betina, tanaman F1 dan OP.

i. Membuat rekomendasi standar teknologi produksi.

j. Bekerjasama dengan PDS dalam proses penentuan calon varietas hingga

diputuskan menjadi komersil.

k. Membantu PDS dalam pelaksanaan uji multilokasi dan pelepasan varietas

pada Badan Benih Nasional Deptan Jakarta.

l. Bertanggung jawab terhadap proses Perlindungan Varietas Tanaman di

Kantor PVT Deptan Jakarta.

m. Mambantu proses sertifikasi, akreditasi, serta perijinan lainnya yang

dilakukan oleh perusahaan.

n. Melakukan pembinaan terhadap bawahannya dan atau antar divisi.

Page 37: Laporan Magang Kerja

22

o. Melakukan meeting dalam tim, antar divisi dan/atau dengan managemen.

p. Melakukan supervisi perbanyakan benih sumber di Jember.

q. Melakukan roguing terhadap tanaman baru diproduksi.

r. Membuat perencanaan keuangan dan bertanggung jawab terhadap laporan

keunagan R&D.

s. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan, kemudiaan oleh atasan atau

perusahaan.

t. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai

diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.

6. Product Development Support Manager (PDS).

Product Development Support Manager (PDS) dalam pelaksanaannya

memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sbagai berikut:

a. Membuat perencanaan sesuai dengan area, varietas dan musim.

b. Mengumpulkan informasi mengenai karakter dan performa varietas-varietas

PDS.

c. Mengumpulkan semua informasi mengenai segala hal yang menyangkut

kompetitor.

d. Melakukan koleksi plasma nutfah untuk research and development (varietas

lokal, varietas kompetitor, dsb)

e. Mengambil gambar tanaman PDS untuk keperluan label dan materi

promosi.

f. Membuat deskripsi tanaman (setelah mendapatkan nomor-nomor baru dari

R&D, yang dibutuhkan untuk merilisnya).

g. Mengumpulkan informasi mengenai sistem budidaya (pemupukan,

pestisida, dll).

h. Membuat laporan dan copynya untuk R&D Manager dan Marketing

Manager.

i. Melakukan meeting koordinasi baik dalam divisi maupun dengan divisi lain.

j. Melakukan kontrol inventori benih PDS, mendistribusikannya dan

seterusnya.

k. Melakukan pengawasan uji multilokasi varietas PDS yang sudah dinyatakan

status komersil untuk kepentingan pelepasan varietas.

Page 38: Laporan Magang Kerja

23

7. Area Marketing Manager

Area marketing manager merupakan divisi yang memiliki tugas,

wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:

a. Melakukan tugas-tugas lain yang telah ditetapkan, kemudiaan oleh atasan

atau perusahaan.

b. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai

diketahui oleh pihak lain yang tidak bersangkutan.

c. Bertanggung jawab secara langsung kepada Marketing Manager (MM)

d. Melakukan kontrol terhadap Marketing Support dan Marketing Executive

atas job description yang telah ditentukan oleh perusahaan.

e. Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari dan melaporkan setiap

kegiatan serta rencana kegiatan secara periodik sesuai ketentuan yang

berlaku.

f. Melakukan negosiasi dengan pihak terkait untuk program-program yang

strategis dalam upaya meningkatkan demand, berkoordinasi dengan

Marketing Executive.

g. Bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan terhadap pihak-pihak

terkait dengan peningkatan demand produk seperti kelompok tani, dealer,

dinas terkait dan pihak-pihak lain, berkoordinasi dengan Marketing

Executive.

h. Mengkoordinasi Marketing Executive dalam membuat rencana penjualan

dalam memantau serta mengontrol collection sales yang dilakukan oleh

Marketing Executive.

i. Mengumpulkan serta melaporkan data-data sesuai kebutuhan dan ketentuan

yang berlaku.

j. Senantiasa menjaga hubungan kerja dan melakukan koordinasi secara baik

dengan anggota tim dalam divisinya maupun dengan bagian lain yang

terkait di dalam PT. Benih Citra Asia demi tercapainya tujuan perusahaan.

k. Memberikan semua informasi yang berkaitan dengan tugasnya sebagai Area

Marketing Manager kepada Marketing Manager.

Page 39: Laporan Magang Kerja

24

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasannya dan atau

Marketing Manager untuk mendukung terhadap fungsi dan tugas divisi

Marketing secara umum.

m. Mengkover area-area yang tidak terjangkau secara efektif oleh Marketing

Executive di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.

n. Menjajagi dan menindaklanjuti proyek-proyek di wilayah kerjanya.

o. Melakukan survei pasar dan bertindak sebagai Market Inteligence dalam

upaya mendapatkan data akurat untuk mendukung strategi perusahaan

secara keseluruhan.

p. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai

diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.

q. Bersedia setiap saat untuk ditempatkan dimana saja.

8. Marketing Manager

a. Bertanggung jawab secara langsung kepada Marketing and Development

Director.

b. Melakukan control terhadap Marketing Support, Marketing Executive dan

Area Marketing Manager atas job description yang telah ditentukan oleh

perusahaan.

c. Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari dan melaporkan setiap

kegiatan serta rencana kegiatan secara periodic sesuai ketentuan yang

berlaku.

d. Melakukan negosiasi dengan pihak terkait untuk program-program yang

strategis dalam upaya meningkatkan demand.

e. Bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan terhadap pihak-pihak yang

terkait baik internal maupun eksternal.

f. Melakukan control terhadap Marketing Executive dalam membuat rencana

penjualan dalam memantau serta mengontrol collection sales yang

dilakukan oleh Marketing Executive.

g. Mengumpulkan serta melaporkan data-data sesuai kebutuhan dan ketentuan

yang berlaku.

Page 40: Laporan Magang Kerja

25

h. Senantiasa menjaga hubungan kerja dan melakukan koordinasi secara baik

dengan anggota tim dalam divisinya maupun dengan bagian lain yang

terkait di dalam PT. Benih Citra Asia demi tercapainya tujuan perusahaan.

i. Memberikan semua informasi yang berkaitan dengan tugasnya sebagai

Marketing Manager kepada Marketing Development Manager.

j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasannya untuk

mendukung terhadap fungsi dan tugas Divisi Marketing secara umum.

k. Meng-cover area-area yang tidak terjangkau secara efektif oleh Marketing

Executive dan Area Marketing Manager.

l. Menjajaki dan menindaklanjuti proyek-proyek di wilayah kerjanya.

m. Melakukan survey pasar dan bertindak sebagai Market Inteligence dalam

upaya mendapatkan data akurat untuk mendukung strategi perusahaan

secara keseluruhan.

n. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai

diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.

o. Bersedia setiap saat untuk ditempatkan dimana saja.

9. Production Manager

a. Bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur.

b. Membuat dan melaporkan potensi wilayah produksi serta membuat sistem

produksi per kode produksi.

c. Melakukan pencapaian target produksi secara kuantitas, kualitas, efektif dan

efisien.

d. Melakukan kontrol dan evaluasi terhadap Production Coordinator dan

Production Supervisor.

e. Melakukan pengamanan terhadap kebocoran, kecurangan baik buah sayur

maupun benih.

f. Membuat pelaporan perkembangan produksi, laporan bulanan dan lain-lain.

g. Melakukan pertemuan petani, pertemuan petani kunci dan meeting

organisasi.

h. Melakukan tugas sertifikasi baik secara administratif dan di lapangan.

i. Melakukan koleksi plasma nutfah untuk Research and Development.

Page 41: Laporan Magang Kerja

26

j. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan kemudian oleh

atasan/perusahaan.

k. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai

diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.

10. Stock Seed Production Manager

a. Melakukan pengujian kemurnian genetik terhadap benih sumber.

b. Melakukan perbanyakan benih sumber.

c. Membuat dan melaporkan potensi produksi stock seed di wilayahnya.

d. Melakukan pencapaian target produksi stock seed secara kuantitas, kualitas,

efektif dan efisien.

e. Melakukun seleksi positif dan negatif sesuai keinginan perusahaan.

f. Membuat pelaporan perkembangan produksi stock seed per crop, laporan

bulanan dan lain-lain.

g. Membuat deskripsi tanaman per kode produksi.

h. Melakukan supervise lahan, supervise tanaman produksi benih.

i. Melakukan rouging baik tetua jantan dan betina termasuk rouging tanaman

open pollinated.

j. Melakukan koleksi plasma nutfah untuk Research and Development.

k. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan, kemudian oleh atasan atau

perusahaan.

l. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai

diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.

11. Plant Manager

a. Membuat perencanaan kebutuhan material packing (label, kemasan, lakban,

kardus, inner box dll).

b. Menerima order benih masuk, order pembelian atau penjualan dan mengatur

pengambilan benih masuk.

c. Melakukan kontrol terhadap proses benih masuk, pengeringan, prosesing,

pengantongan dan pelabelan, penyimpanan, pengemasan, pengiriman atau

ekspedisi.

d. Membuat bukti surat jalan, faktur pembelian, faktur penjualan, bukti return,

dll.

Page 42: Laporan Magang Kerja

27

e. Membuat laporan inventori benih, stok benih bulky, barang jadi, material,

monitoring order.

f. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan, kemudian oleh atasan atau

perusahaan.

g. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai

diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.

12. Quality Assurance Manager.

a. Melakukan pengujaian kemurnian genetik terhadap benih sumber.

b. Melakukan perbanyakan benih sumber.

c. Membuat dan melaporkan potensi produksi stock seed di wilayahnya.

d. Melakukan pencapaian target produksi stock seed secara kuantitas, kualitas,

efektif, dan efisien.

e. Melakukan seleksi poditif dan negative sesuai keinginan perusahaan.

f. Membuat pelaporan perkembangan produksi stock seed per crop, laporan

bulanan dan lain-lain.

g. Membuat diskripsi tanaman per kode produksi.

h. Melakukan supervise lahan, supervise tanaman produksi benih.

i. Melakukan rouging baik tetua jantan dan betina termasuk rouging tanaman

OP.

j. Melakukan pengamatan uji hibriditas, uji multilokasi.

k. Melakukan tugas sertifikasi baik secara administrative dan di lapangan.

l. Melakukan kontrol terhadap pengambilan sampel per lot benih.

m. Melakukan uji kemurniaan fisik, uji daya berkecambah dan uji kadar air

sesuai standart ISTA.

n. Melakukan pencatatan terhadap sampel dan melaporkan hasil uji kemurnian

fisik, uji daya berkecambah dan uji kadar air.

o. Menganalisis terhadap pengujian benih.

p. Melakukan koleksi plasma nutfah untuk Research and Development.

q. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan, kemudiaan oleh atasan atau

perusahaan,

r. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai

diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.

Page 43: Laporan Magang Kerja

28

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Magang

5.1.1 Kegiatan Magang Kerja On-Farm

1. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan merupakan langkah awal dalam usaha budidaya

tanaman. Lahan merupakan faktor penentu daya tumbuh dan produktivitas

tanaman, sehingga kesuburannya harus benar-benar diperhatikan. Pada usaha

budidaya tanaman mentimun, pengolahan tanah dilakukan sebanyak dua kali.

Pengolahan tanah pertama dilakukan bersama dengan aplikasi dolomit.

Pengolahan pertama dilakukan -30 hingga -25 HST. Caranya ialah lahan

dibajak 2-3 kali dengan selisih waktu pembajakan minimal 7 hari. Kemudian

dibuat saluran drainase/got keliling sedalam 50 cm, lebar 40 cm untuk

menghindari genangan air. Lahan dikerjakan dengan membuat guludan kasar

dengan lebar guludan 90 cm, tinggi 25-40 cm dan lebar saluran 50 cm (aplikasi

sama untuk tanaman jantan maupun tanaman betina). Sebari guludan kasar

dengan dolomit sebanyak 300 kg/0,1 ha. Campur/cacah tanah guludan yang

sudah ditaburi dolomit agar tercampur, siram dengan air agar segera bereaksi

dengan tanah, biarkan selama ± 15 hari.

Pengolahan tanah kedua dilakukan -10 HST. Pengolahan tanah ini

dilakukan bersama dengan penambahan pupuk dasar. Pembuatan guludan

dikerjakan 5 hari lebih awal untuk tanaman jantan. Bentuk guludan kasar

menjadi guludan siap tanam. Buat alur di kedua guludan dengan jarak antar

alur 60 cm dan kedalaman ± 10 cm. Beri/taburi pupuk dasar pada alur dengan

dosis pupuk ZA 15 gr/tanaman, SP-36 40 gr/tanaman, dan KCl 15 gr/tanaman.

Semua pupuk dicampur dan disebar merata pada alur, tutup dengan tanah dan

lakukan penyiraman (diturap/dileb) sampai guludan basah (agar pupuk segera

bereaksi). Pasang Mulsa Platik Hitam Perak (MPHP) dengan lebar 120 cm

untuk tanaman jantan maupun tanaman betina (pemasangan mulsa dilakukan

pada siang hari sekitar jam 09.00-14.00 WIB).

Page 44: Laporan Magang Kerja

29

Gambar 3. Pengolahan lahan Gambar 4. Aplikasi dolomit

2. Persiapan Polibag

Kegiatan persiapan polibag dilakukan -7 HSS. Persiapan polibag

dilakukan dengan menyiapkan media persemaian ini di bawah pohon bambu.

Tanah dijemur lalu diayak, dicampur dengan pupuk SP-36 yang sudah

dihancurkan sebanyak 1 kg dengan 8 timba tanah (timba 10 liter), dan akan

menjadi ± 2000 polibag.

Media disterilisasi dengan cara menyemprot fungisida (Dithane M-45

dll) 3 sendok makan per tangki 14 liter. Masukkan media/tanah yang sudah

steril ke dalam plastik polibag dalam kondisi setengah basah, ukuran plastik

polibag dengan lebar 6 cm dan panjang 1 m (berbentuk sosis). Potong polibag

yang sudah diisi media, sepanjang 6 cm dan tata ditempat persemaian, tutup

dengan plastik agar tidak terkena hujan. Kebutuhan polibag yakni 2200 buah

untuk tanaman betina dan 550 buah untuk tanaman jantan.

3. Persemaian Benih

Area nursery (pembibitan) bertugas untuk memenuhi kebutuhan bibit

siap tanam di lahan. Sebelum ditumbuhkan dalam media kertas, benih

semangka, melon dan mentimun direndam dalam larutan fungisida dengan

komposisi 250 gr fungisida bentox dan 1000 mL air hangat. Fungsi dari

perendaman ini adalah agar benih yang akan disemai terbebas dari penyakit.

Air hangat juga digunakan untuk meminimalisir resiko adanya bakteri. Benih

direndam selama 15 menit dan disebar dalam media kertas. Setelah itu media

kertas ditutup rapi dan dimasukkan dalam plastik. Plastik ini selanjutnya

dimasukkan dalam germination room dan ditunggu hingga 2-3 hari sampai

benih berkecambah baru ditumbuhkan dalam media tray.

Page 45: Laporan Magang Kerja

30

Gambar 5. Nursery luar Gambar 6. Nursery dalam

Gambar 7. Perendaman benih menggunakan fungisida

Perlakuan yang digunakan untuk benih tomat, adalah penyemprotan

larutan alkohol 70% pada media baki untuk mensterilkan tempat tumbuh benih.

Setelah itu baki diisi dengan tanah yang telah dioven (memininalkan

tumbuhnya mikroba), tanah ini kemudian disemprot dengan air yang berfungsi

sebagai penyedia kebutuhan air benih. Lalu dibuat bedengan-bedengan kecil

dalam baki dan benih disebar dalam bedengan untuk kemudian ditutup.

Gambar 8. Persemaian benih tomat

Pada tanaman mentimun hibrida, persemaian dilakukan pada benih

jantan dan benih betina. Cara persemaian benih baik jantan maupun betina

ialah sama, yang berbeda adalah umur semainya. Persemaian benih jantan

dilakukan -7 HSS. Persemaian benih betina dilakukan 0 HSS. Berikut cara

persemaian benih tanaman mentimun (jantan dan betina).

Benih dijemur selama ± 30 menit. Benih direndam dengan air dingin

selama semalaman, besok paginya dicuci dan digosok-gosokkan sampai lendir

Page 46: Laporan Magang Kerja

31

yang menempel pada benih bersih, tiriskan selama ± 15 menit. Pemeraman

dapat dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan kain dan menggunakan

kertas buram (kertas CD).

Pemeraman menggunakan kain:

- Rendam kain kaos yang bersih ke dalam air panas/mendidih selama 5-10

menit (agar jamur dan bibit penyakit mati)

- Jika sudah dingin, peras kain kaos sampai tuntas (sampai air tidak ada yang

menetes/tidak terlalu basah)

- Benih ditata satu lapis/tidak menumpuk di atas kain kaos yang sudah

basah/kondisi lembab

- Benih yang sudah ditata di atas kain kaos ditutup dengan kain kaos yang

sudah dibasahi seperti di atas (jika kain lebar bisa dilipat) dan

digulung/dilipat

- Masukkan pada baki/lengser dan tutup dengan rapat agar suhu hangat dan

stabil

Pemeraman menggunakan kertas buram (kertas CD):

- Celupkan kertas CD rangkap 3 ke dalam air dingin hingga basah semua,

angkat dan biarkan hingga airnya tidak menetes

- Benih ditata satu lapis (tidak menumpuk) di atas kertas CD yang sudah

dibasahi

- Tutup dengan kertas CD yang sudah dibasahi rangkap 2 dan

digulung/dilipat

- Masukkan pada baki/lengser dan tutup dengan rapat agar suhu hangat dan

stabil

Gambar 9. Pemeraman benih Gambar 10. Germination room

(penyimpanan benih diperam)

Page 47: Laporan Magang Kerja

32

Selama 1 malam akan keluar calon akar, lalu dipindah ke polibag.

Benih yang sudah keluar calon akarnya dengan panjang ± 1-3 mm dipindah ke

polibag, jangan sampai terbalik, posisi calon akar mengarah ke bawah. Buatkan

rumah persemai dengan syarat.

- Dibuat ditempat/lahan yang aman dari serangan HPT dan binatang ternak

- Pada musim penghujan, tempat persemaian dibuat di atas rak/meja dari

bambu setinggi 1 m

- Pada musim kemarau, tempat persemaian dapat dilakukan di atas bedengan

dengan tinggi bedengan minimal 30 cm

- Untuk mempermudah perawatan dan menjaga kelembaban di tempat

persemaian, sebaiknya polibag ditata dan diletakkan pada tray persemaian

- Untuk emnghindari serangan HPT, sebaiknya tempat persemaian tertutup

screen dengan rapat atau dengan membuat screen house khusus persemaian

Gambar 11. Pemilihan benih yang telah keluar calon akar

Gambar 12. Persemaian benih ke tray

Umur 4-5 HSS, atap mulai dibuka antara pukul 07.00-10.00 untuk

melatih bibit terkena sinar matahari secara langsung. Sehari sebelum tanam,

bibit dibiarkan terkena sinar matahari 1 hari penuh (agar ketika bibit ditanam

tidak mudah layu).

Page 48: Laporan Magang Kerja

33

Gambar 13. Bibit siap dikirim dan ditanam di lahan

4. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak

Mulsa yang digunakan dalam budidaya mentimun PT. Benih Citra Asia

adalah Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). Mulsa ini memiliki dua warna,

yakni warna hitam dan warna perak. Aplikasi MPHP adalah sisi berwarna

hitam menghadap ke bawah (menutup permukaan tanah) dan sisi berwarna

perak menghadap ke atas/tanaman. Fungsi warna hitam adalah menekan

tumbuhnya gulma atau rerumputan liar yang menggangu tanaman. Sedangkan

warna perak berfungsi untuk memantulkan sinar matahari yang akan berguna

untuk membunuh hama yang ada di permukaan daun mentimun. Selain fungsi

di atas, MPHP juga berfungsi untuk membuat suhu dan kelembaban tanah

relatif stabil, serta menjaga tanah tetap gembur.

Gambar 14. Pemasangan MPHP

5. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan menanam bibit jantan maupun bibit

betina ke lahan. Penanaman bibit jantan dilakukan lebih dahulu yakni 2 HSS,

kemudian baru dilakukan penanaman bibit betina pada 7 HSS. Cara

penanaman antara bibit jantan dan bibit betina sama.

Page 49: Laporan Magang Kerja

34

Pada saat tanam, pastikan pupuk dasar sudah diberikan minimal 7 hari

sebelumnya (dihitung dari pemberian air pada saat pupuk dasar). Tanaman

jantan ditanam baris ganda (double row) dengan jarak tanam 60 x 50 cm.

Lubangi mulsa 1 hari sebelum tanam atau pada pagi harinya menjelang tanam.

Bibit ditanam pada saat sudah memasuki umur siap tanam dengan ciri daun

palsu/kotiledon sudah terbuka total dan daun sempurna sudah membuka

sedikit. Sebelum tanam bibit disiram terlebih dahulu. Cara penanaman

dilakukan sebagai berikut.

- Polibag disobek dengan posisi tegak, buka/lepaskan plastik polibag dan

tanam bibit dilubang tanam dengan kedalaman sampai di atas leher akar

- Di sekitar tanaman sedikit dipadatkan, lakukan penyiraman agar tanah

lembab dan beri furudan

- Waktu tanam sebaiknya pada sore hari (mulai pukul 14.00 WIB sampai

selesai)

- Penanaman bibit yang tinggi (etiolasi) dengan cara: potong daun kelapa

sepanjang ± 15 cm dan sisakan daunnya sekitar 5 cm, kemudian tancapkan

dekat tanaman dengan posisi daun kelapa menjepit batang, agar tanaman

tidak mudah roboh dan mati

- Penyulaman dilakukan maksimal 2 HST

Gambar 15. Penanaman bibit di lahan

6. Pengairan

Waktu pemberian air yang perlu diperhatikan adalah pada saat: (a)

tanam dan penyulaman, (b) pemupukan, serta (c) pembungaan, pembentukan

buah, dan pengisian biji. Pengairan sebaiknya diberikan setiap 7-10 hari,

tergantung jenis tanah, kebutuhan tanaman dan kondisi lahan. Jangan biarkan

lahan terlalu kering karena dapat mengakibatkan stres pada tanaman yang

Page 50: Laporan Magang Kerja

35

mengakibatkan dapat terhambatnya pertumbuhan tanaman (tanaman

kerdil/layu/mati).

Pengairan dapat dilakukan dengan penyiraman (gambyor), kocor atau

dengan sistem turap/leb (kondisi air maksimal setengah tinggi guludan). Dalam

budidaya tanaman menitmun, kecukupan air sangat berpengaruh terhadap

pembentukan dan pembesaran buah karena karakteristik buahnya yang

mengandung banyak air. Gunakan air bersih dan hindari pemberian air yang

berlebihan.

Gambar 16. Pengairan menggunakan sistem turap/leb

7. Pembumbunan

Pembumbunan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang sehingga

tanaman tidak mudah rebah. Pembumbunan dilakukan pada awal tanam karena

tanaman membutuhkan media tumbuh yang baik bagi akar dan mempermudah

peresapan pupuk ke dalam tanah sehingga mempercepat tanaman

mengabsorbsi pupuk. Dalam usaha pemeliharaan tanaman mentimun di lahan,

pembumbunan dilakukan dengan cara membumbun tanah di sekitar lubang

tanam tanaman mentimun pada plastik mulsa hitam-perak. Pembumbunan juga

dilakukan apabila tanah di sekitar tanaman hilang terkikis air sehingga akan

memperlambat pertumbuhan akar tanaman.

8. Pemasangan Lanjaran

Pemasangan lanjaran dilakukan pada saat 7 hari setelah tanam. Tinggi

lanjaran yang dibutuhkan 160 cm, dipasang tegak dengan aplikasi 1 lanjaran

untuk 1 tanaman. Pasang tali kenteng 3 tingkat, dengan jarak antar tali kenteng

50 cm.

Pemasangan lanjaran dilakukan ketika tanaman semai telah ditanam di

lahan. Pada dasarnya, pemasangan lanjaran adalah suatu kegiatan yang

dilakukan pada saat awal tanam dengan tujuan untuk mendapatkan tanaman

Page 51: Laporan Magang Kerja

36

yang rapi dengan barisan yang rapi lurus. Dengan adanya lanjaran, maka

tanaman akan dibuat lurus dengan 1 titik lanjaran induk. Pemasangan lanjaran

akan mempermudah dalam hal perawatan tanaman dan pengaturan cahaya

yang masuk ke dalam tanaman.

Pengikatan lanjaran menggunakan tali rafia dilakukan pada pertemuan

dua atau lebih kayu lanjaran. Upaya ini dilakukan sebagai upaya memperkuat

ikatan antar lanjaran sehingga dapat menopang pertumbuhan tanaman

mentimun. Kegiatan ini juga berfungsi untuk merapikan lanjaran-lanjaran

tersebut.

Ketika umur tanaman mentimun sudah 7 HST, dilakukan pengikatan

batang utama tanaman mentimun ke lanjaran terdekat. Tujuan dari kegiatan ini

adalah agar tanaman mentimun menjalar ke atas sesuai dengan kebutuhan

perusahaan. Hal ini juga dilakukan sebagai upaya mempermudah pemeliharaan

tanaman mentimun ke depannya. Tujuan lainnya adalah agar tanaman

mentimun yang masih kecil tidak rebah terkena angin. Pengikatan tanaman ke

lanjaran terus dilakukan setiap seminggu hingga batang tanaman mentimun

benar-benar tegak mengikuti alur lanjaran.

Gambar 17. Pemasangan lanjaran

9. Perambatan Sulur Tanaman

Perambatan sulur dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah proses

pemeliharaan tanaman. Sulur tanaman khususnya mentimun biasanya

menempel pada tanaman lain di dekatnya dan membuatnya seolah saling

menempel sehingga mempersulit pemeliharaan antar tanaman. Upaya

perambatan dilakukan dengan cara memisahkan sulur antar tanaman kemudian

merambatkannya ke ajir yang berada di samping tanaman. Proses perambatan

sulur harus dilakukan secara hati-hati, karena jika tidak batang utama tanaman

Page 52: Laporan Magang Kerja

37

akan patah sehingga membuatnya tidak bisa lagi tumbuh secara vertikal.

Kegiatan ini dilakukan mulai 7 HST hingga sebelum panen.

Gambar 18. Perambatan sulur tanaman

10. Pemupukan Susulan

Pemupukan susulan dilakukan pada saat 10 HST, dan seterusnya.

Waktu, dosis dan cara pemupukan tercantum dalam Tabel 1.

Tabel 1. Pemupukan Produksi Benih Mentimun

Umur

tanam

an

(HST)

Pemupu

kan

susulan

ke

Dosis pupuk (gram/tanaman)

Cara Aplikasi ZA KCl NPK

KNO3

(merah)

Nitra

bor MKP

10 1 3 3 3

360 gr pupuk campuran +

10 ltr air, kocor 1 gelas

per tanaman

17 2 4 4 4

240 gr pupuk campuran +

10 ltr air, kocor 2 gelas

per tanaman

24 3 7 8 4 4 3

Tugal di sebelah tanaman

± 20 cm sebanyak 25-30

gr (1 sendok makan) 7

hari sebelum polinasi

43 4 7 8 4 4 3

Tugal di sebelah tanaman

± 20 cm sebanyak 25-30

gr (1 sendok makan) 5

hari sebelum polinasi

53 5 4 4 3

250 gr pupuk campuran +

10 ltr air, kocor 2 gelas

per tanaman

Page 53: Laporan Magang Kerja

38

11. Penggunaan Pupuk Daun dan ZPT

Pupuk daun diberikan mulai tanaman masih muda sampai kegiatan

polinasi selesai, diberikan 2 minggu sekali. Aplikasi ZPT sama seperti

pemberian pupuk daun. Pemberian pupuk daun dan ZPT dapat diaplikasikan

secara bersamaan pestisida kecuali pestisida bersifat alkali. Jangan gunakan

pupuk daun dan ZPT yang mengandung 2,4 D.

12. Pengendalian HPT

Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) adalah salah satu faktor yang dapat

menghambat pertumbuhan tanaman, sehingga jumlah HPT di lahan harus dapat

terus dikontrol. Pengendalian HPT dilakukan dengan cara penyemprotan

pestisida yang sesuai setiap 5 hari sekali. Pemberantasan HPT dan jenis

pestisida yang digunakan disesuaikan dengan gejala, jenis HPT dan tingkat

serangannya. Pemberian pestisida terutama diaplikasikan pada saat tanaman

mentimun terkena downy mildew. Upaya lain dalam mengendalikan jumlah

HPT di lahan adalah dengan membersihkan lahan dari gulma di sekitar

pertanaman, karena gulma dapat berpotensi sebagai sarang/inang dari HPT.

Gambar 19. Pencabutan gulma

13. Pemeliharaan Cabang

Pemeliharaan cabang hanya dilakukan pada tanaman betina yang

berumur 17 HST. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah cabang yang

kurang produkktif. Pemeliharaan cabang pada tanaman betina dilakukan

dengan membuang cabang pertama hingga cabang keempat, sedangkang

cabang kelima hingga cabang kesepuluh dipelihara. Pemeliharaan cabang juga

dilakukan dengan cara mengikat batang tanaman pada lanjaran agar kuat dan

tidak mudah roboh (bisa menggunakan daun kelapa yang distaples).

Page 54: Laporan Magang Kerja

39

Gambar 20. Pemeliharaan cabang

14. Roguing Tanaman

Roguing tanaman jantan dan betina dilakukan pada 21 HST. Roguing

adalah melakukan seleksi pada tanaman jantan dan betina dengan mencari dan

mancabut tanaman yang tidak sama/berbeda warna batang, bentuk daun,

bunganya, dll (tanaman jenis lain atau off type). Pastikan sebelum polinasi,

tanaman jantan (yang akan diambil bunganya) sudah 100% murni (tidak ada

campuran dengan tanaman jenis lain). Setelah tanaman jantan diroguing,

bersihkan semua buah yang ada pada tanaman jantan, agar tanaman tetap sehat

dan selama polinasi tidak terjadi kekurangan bunga jantan. Tanaman jantan

tidak boleh dipelihara buahnya dengan alasan apapun.

Roguing tanaman betina kembali dilakukan pada 38 HST. Roguing

dilakukan dengan cara melakukan seleksi pada tanaman dengan mencari dan

mancabut tanaman yang tidak sama/berbeda warna batang, bentuk daun,

bunganya, dll (tanaman jenis lain atau off type), sehingga sebelum panen dapat

dipastikan bahwa tanaman betina sudah 100% murni (tidak ada campuran

dengan tanaman jenis lain).

15. Persiapan Alat dan Bahan Hibridisasi

Persiapan alat dan bahan polinasi idealnya disediakan pada saat 22

HST. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam hibridisasi/polinasi adalah,

sungkup (cup) dari sedotan, benang siet (minimal 2 warna yang mencolok),

kertas minyak, gunting, staples dan isinya, serta keranjang plastik.

Jumlah tenaga kerja yang perlu disiapkan untuk kegiatan polinasi

disesuaikan dengan populasi tanaman. 1 orang polinator bertanggung jawab

atas 200-250 tanaman. Sehingga apabila dengan luas lahan 0,1 ha dan populasi

tanaman 2000-2200, dibutuhkan 10 tenaga polinasi.

Page 55: Laporan Magang Kerja

40

Gambar 21. Persiapan alat dan bahan hibridisasi

16. Pelatihan Polinator

Pelatihan polinator dilakukan pada 22 HST (sehari sebelum polinasi).

Sebelum kegiatan polinasi, hal-hal yang perlu dilakukan adalah.

- Pewiwilan cabang 1-4 harus sudah selesai

- Lakukan pelatihan polinator tentang pengenalan alat dan bahan, jenis bunga,

prosedur polinasi, dll

- Bersihkan dan buang bunga jantan yang mekar dan belum mekar pada

tanaman betina dari pangkal sampai ujung tanaman

- Pasang sungkup (cup) pada bunga betina (bakal buah) yang besok pagi

mekar, dengan ciri-ciri: (a) mahkota bunga masih kuncup dan sudah

berwarna kuning, (b) bunga betina yang disungkup dan dipolinasi adalah

bunga yang berada di cabang

- Pengambilan bunga jantan pada tanaman jantan, dengan ciri-ciri: bunga

yang masih kuncup dan berwarna kuning

- Bunga jantan yang sudah diambil ditaruh di tempat yang sejuk (kamar

mandi) dibiarkan sampai besok pagi untuk dipakai polinasi

17. Hibridisasi/Polinasi

Upaya polinasi yang dilakukan pada lahan pertanaman mentimun PT.

Benih Citra Asia adalah untuk memastikan bahwa transfer benang sari dari

genotip yang diinginkan telah mencukupi dalam rangka memproduksi benih

dengan kualitas dan kuantitas yang optimal. Sistem polinasi yang digunakan

adalah crossing. Sistem crossing dilakukan untuk memperoleh varietas unggul,

yakni dengan cara mengawinkan bunga jantan dan bunga betina dengan

varietas yang berbeda.

Page 56: Laporan Magang Kerja

41

Polinasi pada tanaman mentimun hibrida dilakukan pada saat tanaman

berumur 23-29 HST. Terdapat 2 kegiatan pokok dalam pelaksanaan

hibridisasi/polinasi, yakni pre-polinasi, polinasi, dan pasca polinasi. Ketiga

kegiatan tersebut yang dilakukan setiap hari hingga selesai masa polinasi

tanaman mentimun.

Pre-polinasi dilakukan pada pukul 06.00-07.00. Hal yang dilakukan

pada tahap ini adalah persiapan semua alat dan bahan polinasi termasuk

persiapan tenaga kerja. Pekerjaan yang dilakukan antara lain :

- Kontrol/pembuangan bunga betina mekar tidak disungkup dan bunga jantan

mekar pada tanaman betina

- Persiapan alat dan bahan, taruh semua kebutuhan polinasi pada keranjang

plastik

- Cuci tangan sebelum melakukan polinasi untuk menghindari tercampurnya

serbuk bunga jantan yang menempel di tangan pada saat pembuangan bunga

mekar

Inti dari kegiatan polinasi dilakukan pada pukul 07.00-11.00.

Polinasi/perkawinan/persilangan/hibridisasi dilakukan dengan cara :

- Ambil dan siapkan bunga jantan

Gambar 22. Bunga jantan siap polinasi

- Buka mahkota bunga jantan hingga kelihatan serbuk sarinya dengan cara

mahkota dibelah

- Buka sungkup (cup) bunga betina dan taruh di keranjang plastik untuk

dipakai penyungkupan pada sore harinya

- Buka mahkota bunga betina dan lakukan polinasi dengan cara putik diolesi

dengan bunga jantan (1 bunga jantan untuk 1 bunga betina)

Page 57: Laporan Magang Kerja

42

Gambar 23. Proses polinasi

- Mahkota bunga betina ditutup dengan rapat dan dililit dengan kertas minyak

yang sudah digunting kecil memanjang dan di staples

Gambar 24. Pengisolasian mahkota bunga betina

- Beri tanda dengan benang siet (ikat) pada tangkai bunga betina yang sudah

dipolinasi

Gambar 25. Pemberian tanda selesai polinasi menggunakan benang siet

- Setiap cabang dipolinasi 1-2 bunga betina

- Pada saat polinasi, jangan sampai memegang bakal buah, karena jika duri

pada bakal buah rusak/patah, dapat mengakitbatkan kegagalan polinasi

(buah tidak jadi)

Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan setelah proses polinasi.

Kegiatan pasca polinasi ini dilakukan pada pukul 13.00-16.00. Pekerjaan yang

dilakukan antara lain :

Page 58: Laporan Magang Kerja

43

- Pembuangan semua bunga jantan yang muncul dan belum mekar pada

tanaman betina

- Pasang cup (sungkup) pada bunga betina (bakal buah) yang besok pagi

mekar pada batang utama yang muncul

Gambar 26. Penyungkupan bunga betina

- Pengambilan bunga jantan pada tanaman jantan, kemudian ditaruh di tempat

yang sejuk (kamar mandi)

Gambar 27. Pengambilan bunga jantan untuk polinasi esok hari

Polinasi dilakukan selama selama 7 hari berturut-turut dengan cara

seperti di atas. Setelah polinasi selesai selama tiga hari berturut-turut dilakukan

pembuangan bunga betina yang muncul. Setelah polinasi selesai, lakukan

pembongkaran tanaman betina. Selama kegiatan polinasi berlangsung jangan

melakukan pemupukan susulan karena dapat mengakibatkan kegagalan

polinasi (buah tidak jadi). Lakukan toping pada ujung tanaman ketika ujung

tanaman sudah mencapai ujung lanjaran. Lakukan pembuangan OP (buah

bukan hasil polinasi) secara rutin setiap 5 hari sekali.

18. Pemetikan OP (Open Pollination)

OP (Open Pollination) adalah buah mentimun yang tumbuh dan

berkembang melalui polinasi secara alami (tidak dilakukan oleh tim polinator

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan). OP akan merusak keseragaman

produksi benih yang diinginkan oleh perusahaan, sehingga harus dihilangkan

Page 59: Laporan Magang Kerja

44

dari tanaman budidaya. Selain itu, pemetikan OP dilakukan agar pertumbuhan

tanaman mentimun oleh tim polinator maksimal, karena tanaman tidak harus

mensuplai hasil fotosintesis ke OP. Ciri OP yang harus dihilangkan dari lahan

ialah buah mentimun yang tidak memiliki tanda merah yang menandakan telah

dilakukan polinasi oleh tim polinator PT Benih Citra Asia.

Gambar 28. Buah OP

19. Panen

Panen adalah akhir dari kegiatan budidaya dan awal dari kegiatan pasca

panen. Kegiatan panen yang dilakukan pada komoditas mentimun ialah dengan

mengambil buahnya dari batang utama tanaman menggunakan gunting panen.

Panen dilakukan dua kali, yakni pada saat tanaman berumur 55 HST

dan 60 HST. Sebelum panen, harus dilakukan seleksi pada buah yang tidak

bertanda (buah OP). Buah OP harus dibuang karena bukan hasil polinasi,

sehingga benih yang didapat dari panen tidak akan sesuai dengan harapan

perusahaan. Buah yang dipanen harus memiliki ciri-ciri berikut :

- Buah berwarna putih kekuningan merata

- Jika buah dipijat sudah terasa agak lunak

- Buah sudah berumur 30 hari setelah polinasi

Panen dilakukan dengan cara memetik buah yang sudah tua (masak

fisiologis) kemudian dikumpulkan pada suatu tempat untuk diproses. Jangan

sampai memanen buah busuk karena akan menghasilkan kualitas benih yang

jelek. Panen tahap kedua (60 HST) dilakukan sama dengan cara panen seperti

di atas.

Selain kegiatan panen buah itu sendiri, pencatatan terhadap jumlah buah

yang dipanen sangat diperlukan guna keperluan perhitungan produktivitas

Page 60: Laporan Magang Kerja

45

tanaman. Pencatatan ini bertujuan untuk menghitung jumlah buah yang

dipanen yang nantinya dapat digunakan sebagai indikator perhitungan jumlah

produksi benih dan produktivitas setiap tanaman dalam menghasilkan benih.

Gambar 29. Buah siap panen

20. Processing Benih

Setelah buah yang dipanen dicatat jumlahnya dilakukan kegiatan pasca

panen berupa processing. Kegiatan processing ialah suatu kegiatan pasca

panen yang dilakukan terhadap biji tanaman mentimun yang nantinya akan

menjadi menjadi bahan utama bibit unggul yang diproduksi oleh perusahaan.

Kegiatan processing berupa ektraksi biji tanaman mentimun yang dilakukan

secara manual oleh tenaga kerja perusahaan

Alat dan bahan yang diperlukan untuk processing benih, antara lain:

ember/bak, pisau, saringan dari ayakan pasir, saringan halus/kalo, sak plastik,

sabun deterjen, dan screen pengering bersih.

Processing benih mentimun hibrida yang dibudidayakan di farm PT.

Benih Citra Asia, Jember dilakukan langsung di lahan. Caranya ialah dengan

mengumpulkan hasil panen buah mentimun pada suatu tempat kemudian

membelahnya menjadi 2 bagian. Keluarkan biji mentimun dengan cara

mengerok dengan tangan/sendok. Hasil kerokan diletakkan pada ayakan dari

kawat kasa (ayakan pasir) agar airnya berkurang. Biji dimasukkan ke dalam

sak dan diperam selama satu malam tanpa ditambah air (hindari terkena air

langsung). Pagi harinya biji dalam sak diinjak-injak dan dicuci, kemudian

dirambang (benih yang melayang/terapung dibuang). Lakukan pencucian benih

sesuai dengan standar dengan SHM. Bilas dengan air bersih hingga benar-

Page 61: Laporan Magang Kerja

46

benar bersih. Taruh biji yang sudah bersih pada kalo yang halus/saringan agar

air segera habis, lakukan penjemuran diatas screen pengeringan.

Setelah kegiatan processing berupa ektraksi manual terhadap biji

mentimun selesai dilakukan, daging buah yang tidak digunakan selanjutnya

diproses untuk menjadi pupuk organik yang berguna mensuplai unsur hara

dalam tanah. Kegiatan awal pemrosesa daging buah mentimun ialah

mencacahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga akan

memudahkan dekomposisi oleh mikroba.

Gambar 30. Processing hasil panen

21. Pengeringan Benih

Setelah pencucian, benih harus segera dikeringkan, dan dikering

anginkan ketika kondisi benih sudah kesap (setengah kering). Pengeringan

selanjutnya dilakukan secara bertahap :

- Pagi jam 08.00-10.00 WIB, benih dibolak balik agar tidak gumpal dan

segera kering

- Jam 10.00-14.00 WIB benih dikering anginkan di tempat yang teduh

(jangan ditumpuk)

- Diulang sore jam 14.00-16.00 WIB. Pengeringan dilakukan selama 3 hari

(panas normal)

Apabila cuaca mendung/hujan dan benih dalam kondisi belum

kering/basah, maka gelar benih tipis-tipis pada screen pengeringan dan lakukan

pengipasan dengan kipas angin secara merata. Jangan pernah menumpuk benih

ketika benih masih belum kering betul.

Page 62: Laporan Magang Kerja

47

Gambar 31. Pengeringan benih

22. Sortasi Benih

Sortasi dilakukan dengan tujuan memisahkan benih bagus (bernas)

dengan benih yang kurang bagus (setengah bernas). Proses sortasi dilakukan

setelah benih kering. Setelah benih benar-benar kering (jika dipatahkan

langsung patah menjadi dua), dilakukan penampian agar kotoran dan benih

hampa hilang. Pisahkan antara benih bagus (bernas) dan yang kurang bagus

(intermediate/setengah bernas). Benih yang sudah bersih dan bernas ditaruh

pada kantong dan disetorkan ke pabrik.

5.1.2 Kegiatan Magang pada Divisi Plant

1. Penerimaan Benih Masuk dan Pemberian Nomor Lot

Benih Masuk (BM) diterima oleh divisi plant. Serah terima dilakukan

pihak plant dengan sopir yang mengantarkan benih ke perusahaan. Tahap awal

yang dilakukan setelah serah terima benih adalah mengecek kecocokan benih

dengan kuitansi serah terima benih yang berisi nama petani mitra, nomor

kontrak dan bobot awal benih. Setelah itu, benih diuji kemurnian dan kadar air

yang dilakukan secara manual dan ditimbang ulang oleh pihak plant untuk

mengecek bobot akhir benih masuk.

Gambar 32. Penerimaan benih masuk

Page 63: Laporan Magang Kerja

48

Tes kemurnian benih masuk dilakukan dengan untuk mengecek

kemurnian benih dari benih yang tidak bernas maupun material lain yang

mencampuri benih. Tes kemurnian dilakukan dengan cara mengambil sampel

benih dalam genggaman tangan kemudian melihat benih yang tidak bernas dan

benih yang berwarna pucat (cenderung putih). Benih dikatakan lulus uji

kemurnian apabila presentase kemurniannya minimal 98% untuk OP dan 99%

untuk F1, jika benih tidak masuk kriteria ini maka benih dikembalikan kepada

petani untuk diproses ulang.

Sama halnya dengan uji kemurnian, pengujian kadar air yang dilakukan

secara manual oleh pihak plant juga dengan cara mengambil segenggam

sampel benih untuk melihat jumlah kadar air benih. Ketika genggaman tangan

dilepas namun banyak benih yang tertinggal pada telapak tangan berarti kadar

airnya masih tinggi. Uji kadar air secara manual ini sesuai untuk benih

semangka, tomat dan cabai. Dengan catatan saat melakukan pengujian, tangan

penguji harus kering. Benih dikatakan lulus uji kadar air oleh pihak plant

apabila kadar airnya ≤ 10%, jika jumlahnya masih lebih dari itu benih akan

dikembalikan kepada petani untuk diproses ulang.

Pengecekan akhir pada divisi plant adalah menimbang bobot benih

masuk, yakni mengecek ulang apakah bobot awal yang tercantum dari petani

mitra sama dengan bobot saat sampai di perusahaan. Perubahan bobot dapat

dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengangkutan, kondisi perjalanan

maupun kesalahan penimbangan oleh petani mitra.

Apabila benih masuk sudah lulus uji kemurnian dan kadar air secara

manual, maka benih diberi nomor lot. Pemberian nomor lot meliputi kode

varietas, tahun dan bulan benih masuk, serta nomor urut. Pemberian kode-kode

ini bertujuan untuk menghilangkan nama petani pada saat masuk plant,

laboratorium dan pasar. Tujuannya adalah menghindari subjektifitas pada saat

pengujian di laboratorium maupun pada saat processing di plant, kemudian

agar petani mitra produksi tidak tahu komoditas yang ditanam saat diuji dan

dipasarkan.

Page 64: Laporan Magang Kerja

49

2. Sortasi Benih

Kegiatan sortasi dilakukan secara manual terhadap benih kacang

panjang. Sortasi dilakukan untuk memisahkan benih kualitas baik dan benih

kualitas buruk. Benih dengan kualitas baik memiliki ciri berwarna putih dan

hitam, sedangkan benih kacang panjang yang memiliki kualitas buruk

berwarna putih hitam namun pada warna putih terdapat bercak berwarna merah

maupun putih kusam. Kegiatan sortasi dilakukan dengan tujuan untuk

mengelompokkan benih-benih dengan mutu yang baik. Benih dengan kualitas

buruk kemudian dibuang/dimusnahkan.

Gambar 33. (kiri) benih kualitas buruk dan (kanan) benih kualitas baik

3. Pengemasan Ulang Sementara Benih Bayam

Kegiatan yang dilakukan adalah pengemasan ulang benih bayam dalam

sak 50 kg ke dalam sak berukuran 15 kg. Tujuan dari pengemasan ulang

sementara ini adalah agar meminimalkan ruang penyimpanan benih dalam

bulky sebelum sebelum dikemas dan dipasarkan.

Gambar 34. Pengemasan ulang sementara benih bayam

Page 65: Laporan Magang Kerja

50

4. Pengemasan Benih Siap Pasar

Kegiatan yang dilakukan di divisi plant untuk pengemasan benih siap

pasar pada dasarnya terbagi menjadi dua, yakni persiapan pengemasan dan

pengemasan. Persiapan pengemasan yang dilakukan yakni menyiapkan

kantong yang akan digunakan untuk packing benih serta penempelan label

kemasan, persiapan kemasan inner box dan persiapan kardus.

Gambar 35. Persiapan kemasan

Gambar 36. Penimbangan benih siap

kemas

Pengemasan benih sendiri tersusun atas kegiatan penimbangan benih,

sealing, monitoring bobot benih oleh tim PQA, pengepakan benih pada inner

box dan pengepakan benih pada kardus. Mahasiswa melakukan semua kegiatan

tersebut kecuali monitoring bobot benih karena kegiatan ini harus dilakukan

sendiri oleh sumberdaya manusia subdivisi PQA (Packaging Quality

Assurance) untuk memastikan tidak ada kesalahan pada proses pengemasan

benih.

Di dalam ruang pengemasan, terdapat dua macam timbangan yakni

timbangan digital dan timbangan manual. Penimbangan benih yang dilakukan

oleh mahasiswa menggunakan timbangan digital dengan harapan memininalisir

kesalahan dalam penimbangan benih. Bobot benih beranekamacam sesuai

dengan jenisnya. Untuk benih mentimun, bobot benih yang dipasarkan adalah

10 gr.

Sealing kemasan dilakukan menggunakan mesin sealer. Kegiatan yang

dilakukan adalah mengambil beberapa kantong kemasan yang sudah berjejer

dalam kotak, menghilangkan udara dalam kemasan kemudian meletakkannya

ke mesin sealer. Hal yang perlu diperhatikan dari kegiatan ini adalah tidak

boleh ada udara dalam kantong kemasan, kemudian dalam meletakkan kantong

Page 66: Laporan Magang Kerja

51

ke mesin sealer posisinya harus lurus karena jika tidak akan mempengaruhi

kualitas kemasan yang dihasilkan.

Gambar 37. Pengemasan benih Gambar 38. Sealing kemasan

Setelah kemasan dikontrol oleh bagian PQA, mahasiswa melakukan

pengepakan benih ke dalam inner box. Jumlah kantong untuk setiap inner box

beranekamacam sesuai dengan jenis benih, yakni antara 5-20 kantong tiap box.

Untuk benih mentimun, jumlah kantong dalam tiap inner box 15 kantong.

Inner box yang telah siap kemudian dimasukkan ke dalam kardus besar yang

siap dipasarkan.

Gambar 39. Kemasan dalam inner

box

Gambar 40. Pemeriksaan ulang berat

total dalam inner box

Gambar 41. Benih dalam kardus

Page 67: Laporan Magang Kerja

52

5.1.3 Kegiatan Magang pada Divisi Quality Assurance (QA)

1. Pengambilan Contoh Benih

Pengambilan Contoh Benih (PCB) adalah sub kegiatan dari pengujian

mutu benih. PCB bertujun untuk mengambil dan melengkapi benih sesuai

dengan pengajuan pengambilan contoh benih. PCB adalah kegiatan awal

sebelum uji mutu di laboratorium maupun screen house. Benih-benih yang

masuk dari petani mitra, benih reguler maupun benih stock seed diambil

sampel untuk kemudian di uji daya perkecambahannya apakah telah memenuhi

standar ataukah tidak.

Alat-alat yang dibutuhkan, antara lain: (a) stick triyer, yang berfungsi

untuk mengambil benih dari tempat penyimpanan, dan (b) soil devider, yang

berfungsi untuk mencampur benih sampel yang diambil dari beberapa titik

dalam tempat penyimpanan benih. Stick triyer yang digunakan terdiri dari 2

ukuran, yakni besar (untuk benih-benih berukuran besar, seperti kacang

panjang, buncis, semangka) dan kecil (untuk benih-benih berukuran kecil,

seperti bayam, tomat, cabe). Soil devider, juga memiliki ukuran besar dan kecil

tergantung ukuran benih yang diambil.

Macam-macam benih yang diambil oleh PCB dan akan diuji di

laboratorium dan screen house, adalah sebagai berikut: (a) contoh primer,

yakni contoh benih yang diambil menggunakan stick triyer, (b) contoh

komposit/campur, yakni gabungan dari beberapa contoh primer yang diambil

dari beberapa titik sampel, (c) contoh kirim, yakni contoh campuran yang telah

dicampur dan dibagi menggunakan soil devider sampai dengan bobot yang

telah ditentukan dan akan dikirim ke laboratorium maupun screen house untuk

dilakukan pengujian, (d) contoh kerja, yakni bagian dari contoh kirim yang

digunakan untuk pengujian Daya Berkecambah (DB) dan Kadar Air (KA).

Gambar 42. Pengambilan contoh benih menggunakan stick triyer

Page 68: Laporan Magang Kerja

53

Jumlah minimal pengambilan contoh benih, sebagai berikut:

1-4 karung, diambil 3 contoh primer untuk tiap karung

5-8 karung, diambil 2 contoh primer untuk tiap karung

9-15 karung, diambil 1 contoh primer untuk tiap karung

16-30 karung, diambil 15 karung secara acak untuk kemudian diambil 1

contoh primer untuk tiap karung

31-59 karung, diambil 20 karung secara acak untuk kemudian diambil 1

contoh primer untuk tiap karung

60 karung, diambil 30 karung secara acak untuk kemudian diambil 1 contoh

primer untuk tiap karung

Gambar 43. Contoh komposit Gambar 44. Contoh kirim

2. Pengujian Daya Berkecambah

Dalam Uji daya berkecambah benih, terdapat 4 metode yang digunakan,

antara lain:

(1) UKDdp (Uji Kertas Digulung dalam plastik)

Metode ini dilakukan di dalam laboratorium, dengan cara meletakkan

benih yang akan disemai pada kertas buram yang telah disediakan. Benih

disusun berjajar 13, 12, 13, 12, yang di atasnya kemudian diberi kertas lagi

yang berukuran lebih kecil dengan jumlah yang sama 13, 12, 13, 12 sehingga

populasi semaian sejumlah 100 benih. Media kemudian digulung dan

dimasukkan ke dalam plastik. Metode UKDdp dilakukan pada benih-benih

besar, seperti kacang panjang, jagung, dan paria.

Page 69: Laporan Magang Kerja

54

Gambar 45. Persiapan media semai metode UKDdp

Gambar 46. Pengujian DB menggunakan metode UKDdp

(2) PK Tisu (Pada Kertas Tisu)

Metode ini dilakukan di dalam laboratorium, dengan cara menyemai

benih pada media tisu yang telah disiapkan. Cara peletakan benih adalah

dengan menata benih-benih kecil 10 baris dan 10 kolom dengan posisi berjajar

ke bawah dan ke kanan sehingga total populasi sejumlah 100 benih. Semaian

ini kemudian diletakkan dalam mika. Metode PK Tisu dilakukan pada benih-

benih kecil, seperti cabai, tomat, caisim, lettuce dan bayam.

Gambar 47. Persiapan media semai metode PK Tisu

Gambar 48. Pengujian DB menggunakan metode PK Tisu

Page 70: Laporan Magang Kerja

55

(3) Pasir

Metode ini dilakukan di dalam screen house, dengan cara menyiapkan

media persemaian berupa baki yang diisi dengan pasir. Sebelum digunakan

baki disemprot dengan alkohol dengan tujuan sterilisasi media semai. Pasir

yang digunakan adalah pasir kali yang telah dimasak sebelumnya dengan

tujuan mensterilkan media tumbuh benih. Setelah itu media semai dilubangi

dengan papan kayu berpaku dengan jumlah lubang 200 (untuk dua kali

ulangan, untuk benih-benih kecil). Benih yang telah disiapkan sebelumnya

dimasukkan ke dalam lubang dengan jumlah benih per lubang satu benih, jika

semua benih telah disemai maka lubang semai ditutup kembali dan dilakukan

pemeliharaan berupa penyiraman.

Gambar 49. Persiapan media semai metode pasir

Gambar 50. Pengujian DB menggunakan metode pasir

Hampir semua jenis benih dapat disemai menggunakan metode pasir,

kecuali benih caisim, bayam, dan lettuce. Benih-benih tersebut tidak dapat

menggunakan metode ini karena ukuran yang sangat kecil dan warnanya yang

menyerupai pasir.

(4) AK Kipas (Antar Kertas Kipas)

Metode ini dilakukan di dalam laboratorium, dengan cara meletakkan

benih secara berjajar dan berurutan dengan perbandingan jumlah 13:12

berselang hingga populasinya 400 benih (1 lot). Benih diletakkan diantara

kertas yang berbentuk seperti kipas. Baki plastik yang berisi media dan benih

yang telah disemai kemudian ditutup menggunakan wrapping plasic untuk

Page 71: Laporan Magang Kerja

56

menjaga kelembaban media. Metode AK Kipas hanya bisa digunakan untuk

benih mentimun dan melon.

Gambar 51. Pengujian DB menggunakan metode AK Kipas

Perhitungan daya berkecambah dilakukan dengan dua tahap, yakni

first count dan final count. Perhitungan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah

perhitungan first count, yakni mengamati perkembanganm perkecambahan

benih pada tahap pertama. Perhitungan first count meliputi perhitungan KN

(Kecambah Normal), Ab (Abnormal), BM (Benih Mati) dan Sisa. Akan tetapi

pada perhitungan first count biasanya hanya ditemukan KN dan Sisa.

Gambar 52. First count pada pengamatan DB

Tahap selanjutnya adalah pengamatan final count, yakni perhitungan

jumlah KN, Ab, BK (Benih Keras), BSTT (Benih Segar Tidak Tumbuh) dan

BM. Namun di lapang mahasiswa tidak melakukan perhitungan ini, karena

untuk menghindari ketidakvalidan perhitungan. Sehingga final count hanya

dilakukan oleh seed analyst perusahaan. Kriteria benih lulus uji apabila

presentase KN ≥ 88%.

3. Pengujian Tetrazolium

Pengujian tetrazolium digunakan untuk melihat apakah benih

viable/tidak viable. Hal pertama yang harus dilakukan dalam pengujian

tetrazolium adalah mengelupas kulit luar dan kulit ari benih, kemudian benih

direndam dalam larutan tetrazolium selama 17 jam. Di akhir waktu pengujian,

benih akan menunjukkan reaksi berupa perubahan warna. Benih viable akan

memiliki warna merah seluruhnya atau sebagian asalkan persentase warna

Page 72: Laporan Magang Kerja

57

merah ≥ 50%, dengan syarat titik tumbuh berwarna merah. Apabila titik

tumbuh tidak berubah warna (masih berwarna keputihan) maka benih

dikatakan tidak viable, begitu pula apabila warna merah pada benih < 50%.

Gambar 53. Sebelum uji tetrazolium Gambar 54. Setelah uji tetrazolium

Pengujian tetrazolium ini kebanyakan diaplikasikan untuk benih

mentimun, melon dan semangka. Pengujian ini biasanya dilakukan pada benih-

benih BSTT (Benih Segar Tidak Tumbuh), untuk melihat apakah benih

termasuk BSTT (dalam masa dormansi) ataukah benih masuk dalam kategori

BM (Benih Mati).

4. Pengujian Kadar Air

Pengujian kadar air dilakukan untuk melihat jumlah air yang

terkandung dalam benih. Pengujian kadar air hanya dilakukan pada benih

reguler, tidak pada benih masuk. Jumlah kadar air dalam benih akan

mempengaruhi daya simpan dan kualitas benih.

Alat yang digunakan untuk mengukur kadar air dalam benih terdiri atas

dua macam, yakni mesin Ohaus dan mesin Oven. Perbedaan diantara keduanya

adalah jika menggunakan mesin Ohaus pengujian berlangsung lebih cepat

(hanya dalam beberapa menit), sedangkan jika menggunakan oven pengujian

berlangsung lebih lama (biasanya semalam). Untuk itu mahasiswa hanya

menguji kadar air menggunakan mesin Ohaus.

Pengujian dilakukan pada sampel benih mentimun seberat 3,0 gr yang

diletakkan pada mesin Ohaus, setelah itu mesin ditutup dan menunggu hasil uji

kadar yang ditunjukkan oleh mesin Ohaus dalam beberapa menit hingga

angkanya berhenti. Setelah pengujian dilakukan, jumlah kadar air dan lama

waktu pengujian dicatat dalam form yang telah disediakan.

Page 73: Laporan Magang Kerja

58

Gambar 55. Pengujian kadar air menggunakan mesin Ohaus

5. Pengarsipan Benih

Pengarsipan benih adalah kegiatan yang dilakukan divisi QA setelah

uji daya berkecambah benih. Pada kegiatan pengarsipan benih, hal yang

dilakukan adalah memasukkan benih-benih sisa uji daya berkecambah ke

dalam kantong kertas berwarna coklat. Setelah itu kantong diberi nomor IC,

kode produksi, nomor lot, bobot benih serta tanggal pengambilan contoh benih.

Tujuan dari kegiatan ini adalah menyimpan benih-benih yang telah diuji

sebagai tanda bukti jika dikemudian hari ada komplain dari petani mengenai

hasil uji kelayakan benih tersebut. Apabila hal seperti ini terjadi, yang

dilakukan adalah divisi QA menguji kembali benih yang tersimpan dalam arsip

tersebut apakah ada kesalahan dalam uji daya berkecambahnya atau tidak.

6. Pengujian Hibriditas

Purity and Hibridity Test (PHT) merupakan subdivisi dari Quality

Assurance (QA). Pada subdivisi ini mahasiswa melakukan tes hibriditas

(hibridity test) pada komoditas mentimun dan paria. Tujuan dari hibridity test

adalah untuk menguji kemurnian nenih di lapangan. Kegiatannya ialah

menanam benih sampel yang diambil dari Barang Masuk (BM), untuk

kemudian diamati kemurniannya ketika tanaman sudah tumbuh besar. Yang

harus dipahami sebelum melakukan kegiatan hibridity test ialah karakter F1,

female, tipe simpang (off-type/OT) dan varietas lain (other variety/OV).

Pengamatan terhadap OT memiliki tujuan untuk memastikan bahwa benih

tidak bercampur dengan lot lain.

Pada lahan yang ditanami sampel benih diberi tanda nomor IC, kode

produksi dan nomor lot untuk memudahkan pengamatan. Jumlah populasi

tanaman yang diuji minimal 200 tanaman dengan toleransi Male/Female

mencampuri sebesar 2% (toleransi tidak lulus).

Page 74: Laporan Magang Kerja

59

Gambar 56. Pengujian hibriditas di lahan

Mentimun yang diuji di lahan adalah mentimun dengan kode produksi

10.34. Berikut karakter F1, F, OT, dan OV yang diamati di lahan.

Karakter F1 :

- Buah berwarna hijau

- Panjang buah ± 20 cm

- Tepi daun agak bergerigi, permukaan daun lebih halus dan lebih

bergelombang

- Batang berwarna lebih hijau

- Tangkai bakal buah berwarna hijau

Karakter F (female) :

- Buah berwarna hijau agak putih

- Panjang buah ± 18-20 cm

- Tepi daun lebih halus dan permukaan daun lebih cekung

- Batang berwarna hijau terang

- Tangkai bakal buah cenderung berwarna putih

Karakter OT (off-type) :

- Bentuk buah bulat lonjong

- Tepi daun bergerigi agak tajam

Karakter OV (other variety) :

- semua karakter yang disebutkan

Benih paria yang diuji di lahan adalah paria dengan kode produksi

0802. Berikut karakter F1 dan F yang diamati di lahan.

Karakter F1 :

- Bentuk daun membulat

- Warna daun lebih gelap

- Batang berwarna lebih terang dan lebih berbulu

Page 75: Laporan Magang Kerja

60

- Bunga jantan memiliki helaian mahkota yang rapat

- Putik berwarna kuning/kuning kehijauan

- Buah berbentuk lonjong

Karakter F (female) :

- Bentuk daun lebih memanjang

- Warna daun lebih terang

- Bunga jantan cenderung memiliki helaian mahkota yang lebih renggang

- Putik berwarna hijau

- Buah berpundak (cenderung kurang lonjong)

Perhitungan kemurnian F1 adalah dengan membandingkan populasi

F1 dengan seluruh populasi. Benih BM lulus apabila presentasi F1 ≥ 98%. Jika

benih BM tidak lulus hibridity test maka petani akan diberi berita acara untuk

diuji ulang atau petani diminta untuk datang perusahaan untuk menyaksikan

pemusnahan benih.

7. Seed Research

Pada PT. Benih Citra Asia, subdivisi seed research sifatnya adalah

supporting dari subdivisi lainnya. Dikatakan demikian karena subdivisi seed

research bekerja sesuai permintaan (by request) apabila ada benih-benih masuk

yang bermasalah, contohnya apabila daya berkecambahnya kurang dan

penampilan benih kurang menarik subdivisi ini akan mencari solusi dari

permasalahan yang dimaksud. Alur kerja yang harus dilalui subdivisi ini adalah

(1) pembuatan proposal, (2) seminar kepada jajaran managerial, jika disetujui

maka (3) penelitian dilakukan, (4) penelitian berhasil, kemudian (5) pelaporan.

Kegiatan dari seed research pada dasarnya dibagi atas empat macam,

antara lain (a) seed physiology, mempelajari bagaimana seed maturity/life

time/fisiologi benih, yakni bagaimana vigour yang tepat bagi benih agar dapat

disimpan dalam waktu yang lama, (b) phatology, mempelajari patogen-patogen

benih, (c) enhancement, terdiri dari seed dressing, seed coating, encrasting,

palleting, priming dan LDS (Liquid Density Separation), (d) IEF (Isoelectric

Focusing). Pada PT Benih Citra Asia hal yang dilakukan masih berfokus pada

seed physiology dan enhancement.

Page 76: Laporan Magang Kerja

61

Sebagian besar kegiatan subdivisi seed research berada pada kegiatan

enhancement berupa seed dressing, seed coating, priming, LDS serta pengujian

ulang kemasan. Seed dressing merupakan usaha untuk meningkatkan nilai daya

berkecambah benih. Usaha yang dilakukan ialah melapisi benih dengan larutan

X sehingga daya berkecambahnya meningkat. Sedangkan seed coating

diaplikasikan apabila benih terlihat kurang menarik, akan tetapi presentase

daya berkecambah dan kemurniannya bagus, sehingga dilakukan coating

berupa pemberian warna pada benih bermasalah tersebut. Kegiatan priming

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membandingkan daya berkecambah

benih kontrol dengan benih priming. Priming benih dilakukan dengan 2

perlakuan yakni benih yang diampelas kulit luarnya dengan benih yang tidak

diampelas kulit luarnya. Kemudian merendam benih pada larutan Y, dan

dipasang pada mesin priming. Tunggu hingga beberapa waktu yang telah

ditentukan (36 jam, 48 jam, 72 jam, dst). Setelah itu benih yang telah di-

priming dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan bulky selama beberapa

waktu agar kadar air turun. Benih yang kadar airnya telah turun kemudian diuji

daya berkecambahnya untuk melihat pengaruh seed priming dan seed non-

priming (kontrol). LDS adalah kegiatan memisahkan benih berdasarkan massa

jenisnya. Benih direndam dalam larutan Z. Perendaman akan menunjukkan

massa jenis benih yang berbeda (benih tenggelam/terapung). Dari hasil ini

kemudian diuji daya berkecambahnya dengan membandingkan antara massa

jenis yang telah didapat.

Gambar 57. Cairan untuk coating

benih

Gambar 58. Proses coating benih

Page 77: Laporan Magang Kerja

62

Gambar 59. Proses pengeringan

setelah coating benih

Gambar 60. Persiapan serbuk untuk

coating kering

Kegiatan pengujian ulang kemasan adalah untuk melihat daya

berkecambah benih apabila diletakkan dalam kemasan dengan bahan yang

berbeda serta dilihat daya tahannya. Perlakuan dibedakan menjadi dua macam,

yakni benih yang diletakkan dalam kemasan berbahan nilon dan kemasan

berbahan alumunium. Varibel pembeda lain adalah perlakuan interval

pengamatan. Kemudian dilakukan uji AAI (Anti Aging Interval), yakni untuk

memprediksi umur panen buah yang tepat. Kegiatan uji AAI merupaka bagian

dari seed physiology, yakni melihat vigour yang tepat agar benih dapat

disimpan dalam waktu yang lama dengan umur panen optimum.

Gambar 61. Pengujian ulang kemasan

8. Administrasi Divisi QA

Pada administrasi divisi Quality Assurance, mahasiswa melakukan

kegiatan sebagai berikut: (1) pengarsipan data ke dalam database perusahaan,

(2) pengarsipan data fisik, (3) perhitungan final Kartu Uji Daya Berkecambah,

(4) pengisian form Tanda Terima Contoh Benih dan Pengadaan Tanaman Uji

F1, (5) pengisian nota Tanda Terima Contoh Benih dan Pengadaan Tanaman

Uji F1, (6) pengisian form Pengujian DB, KA dan Kemurnian, (7) Penginputan

data Tanda Terima Contoh Benih, (8) Pengarsipan Laporan Harian Hasil

Pengujian Benih, (9) Pengisian Form Berita Acara Rekomendasi Pembayaran

Page 78: Laporan Magang Kerja

63

Benih Semangka 3n, serta (10) Pelengkapan data Ceklist Penerimaan Benih.

Tujuan dari seluruh kegiatan tersebut adalah untuk mengarsipkan sleuruh data

miliki divisi QA, baik soft file maupun hard file agar jika data dibutuhkan di

kemudian hari dapat dilacak dengan mudah dan cepat. Seluruh data fisik (hard

file) diarsipkan ke dalam outner map, dimana peletakkannya diurutkan tanggal

kemudian nomor IC dari tanggal terlama hingga terbaru dan nomor IC terendah

ke tertinggi. Data soft file diarsipkan ke dalam database komputer divisi QA.

Penginputan data ke dalam database meliputi data Ceklist Penerimaan

Benih, Ceklist Processing dan Ceklist Pengemasan. Setelah semua data diinput

dengan benar ke dalam komputer, dokumen tertulisnya juga diarsipkan ke

dalam outner map. Ketiga data ini merupakan ceklist bagian PQA (Plant

Quality Assurance), yang berisi tentang kuisioner kesesuian kegiatan yang

dilakukan dengan standar yang telah ditetapkan. Ceklist penerimaan benih

berisi identitas petani mitra dan bagaimana kesesuaian benih yang masuk ke

dalam pabrik. Ceklist processing berisi kesesuaian pemrosesan benih dalam

pabrik. Ceklist pengemasan berisi tentang kesesuaian pengemasan benih yang

siap dipasarkan.

Perhitungan final Kartu Uji Daya Berkecambah adalah menghitung

jumlah dan presentase data pengamatan daya berkecambah benih serta

keterangan apakah terdapat hama/penyakit yang ditemukan pada semaian

benih. Hasil akhir yang didapat adalah % 1st count, % DB, % Ab, % BK, %

BSTT dan % BM, serta keterangan identifikasi hama/penyakit. Benih

dikatakan lulus uji apabila % DB lebih dari sama dengan 88%.

Form form Tanda Terima Contoh Benih dan Pengadaan Tanaman Uji

F1 berisi nomor IC, nomor lot, kode produksi, tanggal rencana semai dan

tanggal rencana tanam, tanggal real semai, tanggal penerimaan benih, tanggal

real tanam, nama pengawas, jumlah populasi tanam dan letak lahan.

Mahasiswa melakukan pengisian form awal yakni dengan mengisi kolom

nomor IC, nomor lot, kode produksi, tanggal rencana semai dan tanggal

rencana tanam. Tanggal Rencana Semai didapatkan dari rumus, Pengambilan

Contoh Benih + 2 hari. Sedangkan tanggal rencana tanam didapatkan dari

rumus, Tanggal Rencana Semai + Lama Hari Semai. Pada form ini juga

Page 79: Laporan Magang Kerja

64

terdapat tujuan pengiriman benih, apakah pada petani mitra atau pada farm

milik perusahaan. Setelah form diisi dengan lengkap, benih yang akan dikirim

ke lahan juga dilampirkan pada form.

Nota Tanda Terima Contoh Benih dan Pengadaan Tanaman Uji F1

adalah form yang harus diisi setelah form Tanda Terima Contoh Benih dan

Pengadaan Tanaman Uji F1. Nota ini berisi daftar seluruh benih yang akan

dikirimkan tim hibriditi ke lahan uji coba hibriditas. Fungsi dari nota ini adalah

sebagai bukti bahwa contoh benih telah dikirim oleh subdivisi PHT (Purity and

Hibridity) test ke farm maupun petani mitra.

Kegiatan penginputan TTCB (Tanda Terima Contoh Benih) berupa

pemindahan data hard copy ke dalam database komputer perusahaan. Hal-hal

yang diinput yakni tanggal real semai, tanggal penerimaan benih, tanggal real

tanam, nama pengawas, jumlah populasi tanam dan letak lahan. Sedangkan

dalam form Berita Acara Rekomendasi Pembayaran Benih Semangka 3n,

mahasiswa melakukan pengisian form berupa tanggal, kode produksi, nomor

lot, tanggal mulai uji dan akhir uji, metode yang digunakan, jumlah (KN, Ab,

BK, BS, BM) serta keterangan tambahan.

5.1.4 Sertifikasi ISO 9001:2008

PT. Benih Citra Asia merupakan salah satu perusahaan benih di Indonesia

yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Sertifikasi ini telah didapat

sejak tahun 2010. Menurut Muhandari dan Kadarisman (2006), ISO 9001

berfokus pada keinginan dan harapan konsumen: salah satu harapan konsumen

adalah mendapatkan produk yang aman. SNI ISO 9001 menentukan persyaratan

sistem manajemen mutu yang dapat dipakai untuk aplikasi internal oleh

organisasi, atau untuk sertifikasi, atau untuk tujuan kontrak. Standar tersebut

difokuskan pada keefektifan sistem manajemen mutu dalam memenuhi

persyaratan pelanggan (BSN, 2008). Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa PT. Benih Citra Asia telah menerapkan sistem manajemen mutu pada

seluruh elemen perusahaan sebagai upaya untuk memenuhi keinginan konsumen

atas produk yang aman.

Page 80: Laporan Magang Kerja

65

Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk

mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 antara lain: (1) mengidentifikasi proses-

proses yang diperlukan, (2) menetapkan urutan dan interaksi proses tersebut, (3)

menetapkan kriteria dan metode untuk menjamin efektifitas operasi dan

pengendalian proses, (4) memastikan ketersediaan sumberdaya dan informasi

yang diperlukan untuk mendukung operasi dan pemantauan proses, (5)

memonitor, mengukur dan menganalisis proses, serta (6) mengimplementasi

tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan

berkesinambungan dari proses. Sedangkan persyaratan dokumentasi yang

diperlukan oleh perusahaan, mencakup: (a) persyaratan kebijakan dan tujuan

mutu, (b) pedoman mutu, (c) prosedur-prosedur, (d) dokumen-dokumen yang

diperlukan untuk memastikan efektivitas perencanaan, operasi dan pengendalian

proses, serta (e) catatan (arsip) yang disyaratkan oleh ISO 9001. Setelah semua

persyaratan dokumen dipenuhi oleh perusahaan, maka perusahaan mengajukan

seluruh dokumen yang telah dipersiapkan kepada LSSM Jakarta.

Setelah dokumen pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008 diterima oleh

LSSM, selanjutnya badan ini melakukan audit dan verifikasi ke perusahaan

bersangkutan. Apabila seluruh dokumen telah memenuhi standar minimal yang

telah ditetapkan oleh pemerintah (mengacu pada perundang-undangan hortikultura

dan perlindungan konsumen) maka sertifikasi ISO 9001:2008 dikeluarkan oleh

LSSM untuk perusahaan bersangkutan. Akan tetapi, apabila pada saat proses audit

ditemukan beberapa hal yang kurang sesuai maka perusahaan diwajibkan

memberikan bukti hasil perbaikan sebelum diterbitkannya sertifikasi ISO. Proses

pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008 tergambar pada Gambar 62.

Page 81: Laporan Magang Kerja

66

Gambar 62. Proses pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008

Mengajukan

Diajukan kepada

dilakukan

tidak lulus audit dan verifikasi

Lulus audit dan verifikasi

lulus audit dan verifikasi

Sertifikasi ISO 9001:2008 yang dikeluarkan oleh LSSM Jakarta untuk

perusahaan memiliki masa berlaku selama 3 tahun. Dalam masa berlakunya, akan

dilakukan audit selama enam bulan atau satu tahun sekali. Kemudian apabila masa

berlaku sertifikasi tersebut habis maka akan dilakukan pengajuan sertifikasi awal

atau disebut resertifikasi.

Perusahaan (PT. Benih Citra Asia)

LSSM Jakarta

Audit dan Verifikasi

Sertifikasi ISO 9001:2008

Bukti hasil perbaikan

Persyaratan Dokumentasi Persyaratan Umum

Page 82: Laporan Magang Kerja

67

5.1.5 Sistem Pemasaran

PT. Benih Citra Asia memiliki berbagai wilayah pemasaran di Indonesia,

yang dibagi berdasarkan letak geografis. Wilayah pemasaran PT. Benih Citra Asia

diantaranya, Sumatera, Jawa dan Bali, serta Kalimantan. Berdasarkan informasi

yang didapatkan melalui kegiatan magang kerja, wilayah pemasaran Pulau Jawa

dibagi menjadi beberapa subwilayah (yakni dibagi berdasarkan area Provinsi).

Subwilayah pemasaran di Pulau Jawa terbagi atas Provinsi Banten, Jawa Barat,

Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Provinsi Jawa Timur wilayah pemasaran ini

terbagi lagi berdasarkan pengelompokan beberapa Kabupaten/Kota. Wilayah

pemasaran JW-1, antara lain Banyuwangi, Jember, Lumajang, Situbondo, dan

Bondowoso.

Mekanisme pemasaran yang dilakukan oleh PT. Benih Citra Asia adalah

perusahaan menyalurkan produk-produk benih holtikulura melalui distributor-

distributor besar di masing-masing wilayah Kabupaten/Kota. Distributor ini

berupa toko-toko pertanian berskala besar. Sistemnya adalah distributor membeli

secara kontan produk yang diproduksi oleh perusahaan. Dari sini lah kemudian

distributor menyalurkan produk benih “Bintang Asia” kepada pedagang atau kios-

kios kecil (retailer), sebelum akhirnya produk sampai ke tangan konsumen

(petani).

Setelah produk sampai ke tangan petani, ada tim pemasaran khusus yang

terjun ke lapang untuk mensurvei bagaimana respon konsumen terhadap produk

PT. Benih Citra Asia, bagaimana posisi produk di pasaran, bagaimana hasil panen

benih, serta yang menampung segala macam customer complain terhadap benih

yang telah diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan. Informasi ini kemudian

dibawa kembali ke perusahaan untuk dijadikan bahan pertimbangan dan

perbaikan produk untuk ke depannya. Secara singkat, alur pemasaran yang

dilakukan oleh perusahaan tergambar dalam Diagram 2.

Page 83: Laporan Magang Kerja

68

Gambar 63. Alur pemasaran produk Bintang Asia

5.1.6 Bentuk Kemitraan

Kemitraan yang terjadi antara petani dan PT. Benih Citra Asia berbentuk

contract farming. Contract farming adalah sistem kontrak antara perusahaan

dengan petani mengenai teknis kerjasama antara kedua belah pihak. Sistem ini

dibuat untuk menguntungkan kedua belah pihak (win-win solution), dimana

perusahaan berkewajiban untuk menyediakan sarana dan prasarana budidaya

termasuk bimbingan teknis, kemudian petani berkewajiban untuk menyediakan

benih (hasil panen) sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Pada saat ini, PT. Benih Citra Asia telah menjalin kemitraan dengan 280

kelompok tani yang sifatnya dinamis (terus berkembang). Petani anggota setiap

poktan berkisar 25-30 petani, atau 100-200 petani untuk kelompok tani besar.

Perusahaan memberikan gelar “Citra” untuk setiap Poktan mitranya. Berikut

teknis pelaksanaan kemitraan yang dilakukan oleh PT. Benih Citra Asia:

(1) Perencanaan kemitraan didasarkan dengan adanya target produksi yang sudah

keluar sebelum akhir tahun (biasanya bulan Oktober)

(2) Setelah itu, perusahaan mulai memetakan wilayah-wilayah produksi sesuai

dengan potensi tanaman budidaya

(3) Diadakan temu tani, yang memiliki prinsip 3S (Sukses acara, Sukses kontrak,

Sukses kehadiran). Temu tani ini berisikan tentang sosialisasi standar

teknologi produksi benih yang baik dan benar

(4) Dilakukan pendaftaran, yakni mendata petani yang berminat untuk menjadi

petani mitra PT. Benih Citra Asia

(5) Dibentuklah nota kesepahaman (Memorandum of Understanding, atau MoU)

yang berisikan persetujuan antara petani dan perusahaan untuk melakukan

suatu hubungan kemitraan

Perusahaan Distributor Retailer Petani

Alur informasi (feed back)

Page 84: Laporan Magang Kerja

69

(6) Dibuatlah kontrak kerjasama, yang mengatur di dalamnya mengatur

kewajiban dan hak kedua belah pihak, serta hal-hal lain yang berkaitan

dengan kontrak kerjasama ini.

(7) Setelah itu diadakan supervisi dari pihak perusahaan ke lahan petani mitra

dari kegiatan awal tanam hingga kegiatan panen, dimana seluruh kegiatan

budidaya hingga panen harus sesuai dengan standar teknologi yang

ditetapkan oleh perusahaan.

Selanjutnya benih dibawa ke perusahaan untuk diuji kelayakannya. Jika

benih 87% memasuki kriteria layak, maka dilakukan pembayaran. Jika presentase

berkisar 80-87% dilakukan konversi (dibeli sesuai jumlah presentase benih

layak), serta apabila <80% maka benih dikembalikan ke petani untuk diproses

ulang. Apabila daya berkecambah dan hibriditas menunjukkan angka 100% petani

akan mendapatkan reward. Namun jika dalam uji hibriditas (F1) tanaman tidak

layak maka benih dibeli dengan harga Rp 2000,00 untuk kemudian dimusnahkan

(dibakar).

Page 85: Laporan Magang Kerja

70

5.2 Pembahasan

5.2.1 Penerapan Manajemen Mutu Benih pada PT. Benih Citra Asia

Manajemen mutu benih diterapkan pada perusahaan untuk menjamin

benih yang masuk ke perusahaan maupun benih yang akan dipasarkan ke

konsumen memiliki mutu yang tinggi. PT. Benih Citra Asia memiliki divisi yang

bernama divisi QA (Quality Assurance) yang berfungsi untuk menjamin bahwa

benih masuk dalam pabrik, benih yang diproduksi dan benih yang dipasarkan oleh

perusahaan sesuai dengan standar mutu minimal yang telah ditetapkan. Divisi ini

adalah perwujudan upaya penjaminan mutu proses dan produk oleh perusahaan.

Dalam divisi QA, terdapat beberapa subdivisi yang menangani berbagai

uji mutu yang berbeda. FQA (Field Quality Assurance), merupakan subdivisi

yang menangani pengawasan budidaya produksi on-farm. Seluruh kegiatan

(teknis budidaya) yang ada di lahan harus sesuai dengan standar teknologi yang

ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan karena benih bermutu dihasilkan

dari teknik produksi yang baik.

SQA (Seed Quality Assurance), merupakan subdivisi yang menangani uji

mutu benih di laboratorium (dan juga di screen house). Macam pengujian yang

dilakukan oleh subdivisi ini antara lain, uji daya berkecambah benih (DB), uji

kadar air (KA), dan uji tetrazolium (TTZ). Selain itu, SQA juga menaungi

pengujian mutu benih di pabrik (disebut bagian PQA, plant quality assurance).

PQA melakukan pengujian mutu benih pada saat seed incoming, seed processing,

dan seed packaging. Kegiatan PQA pada seed incoming berupa pengawasan alur

benih masuk ke divisi plant, meliputi uji kemurnian dan uji kadar air. Pada seed

processing, PQA mengawasi memrosesan benih pada divisi plant. Sedangkan

pada seed packaging, PQA mengawasi proses pengemasan benih hingga

pengiriman barang dari divisi plant.

Uji kemurnian (hibriditas) di lahan merupakan tanggung jawab dari

subdivisi PHT (Purity and Hibridity Test). Benih diuji pada luasan lahan dan

populasi tertentu untuk kemudian ditentukan kemurnian F1-nya. Benih lulus uji

hibriditas apabila persentase F1 ≥ 98%.

Page 86: Laporan Magang Kerja

71

Subdivisi selanjutnya dari divisi QA adalah SR (Seed Research). Seed

Research merupakan yang memberikan perlakuan khusus terhadap benih yang

bermasalah (kurang layak). Perlakuan khusus ini ditujukan agar benih yang

dimaksud layak jual (masih bisa dikomersilkan). Kegiatan dari subdivisi ini

seperti peningkatan nilai DB, pengujian AAI, dan pemberian warna agar benih

terlihat lebih menarik. Perlakuan khusus dapat diaplikasikan pada seluruh benih

dengan catatan error term dari benih <5%.

Manajemen mutu sendiri terdiri atas perencanaan (plan), pelaksanaan

(do), pengawasan (check) serta penindaklanjutan (act). PT. Benih Citra Asia

mengimplementasikan keempat aspek tersebut dalam upaya peningkatan mutu

produk secara terus-menurus. Berikut adalah penerapan manajemen mutu yang

dilakukan oleh PT. Benih Citra Asia.

5.2.1.1 Plan

Perencanaan mutu PT. Benih Citra Asia pada tahun 2015 tercantum dalam

sasaran mutu yang telah ditetapkan oleh pihak manajerial pada akhir tahun 2014.

Perencanaan ini didasarkan pada pencapaian perusahaan pada tahun 2014 serta

target yang akan dicapai pada tahun 2015, sehingga muncullah sasaran mutu yang

dimaksud. Seluruh sasaran mutu yang ditargetkan oleh perusahaan harus tercapai

selama bulan Januari hingga Desember 2015. Sasaran mutu tersebut antara lain:

1. Meningkatkan rata-rata 99% Uji Hibriditas untuk kode produksi 1034, 0148,

0811, 0814/02, 0149, 1035, 0150, 1036, 0702

2. Memastikan kelulusan 100% Uji KG crop SS

3. Memastikan BM Jagung KS kadar airnya sudah sesuai standar (max 5% dari

total bobot)

4. Memastikan validasi final roguing male sebelum polinasi dan female sebelum

panen terhadap crop poin no.1 (dengan opsi penambahan petugas QA)

5. Memastikan validasi final roguing sebelum panen terhadap crop SS yang

selfing

6. Mencapai 0% komplain varietas F1 yang sudah diverifikasi oleh tim Hybrids

7. Mengurangi persentase pemunduran Uji Hybrids di Petani Mitra menjadi 1%

8. Mengurangi persentase pemunduran Uji Hybrids di Farm karena kelalaian

petugas uji menjadi 0%

Page 87: Laporan Magang Kerja

72

9. Mengurangi persentase pemunduran Uji Hybrids di Farm karena kelalaian

petugas Uji menjadi 0%

10. Meningkatkan kemitraan pengujian hybrids min 50% dari total lot 2015

11. Mencapai 25% komplain DB varietas F1 yang sudah diverifikasi oleh tim

SQA

12. Memastikan pelaksanaan kalibrasi eksternal berjalan 100% pada semua alat

ukur temperatur dan massa

13. Memastikan uji bobot 1000 butir terlaksana 100% sesuai standar KA BM dan

KA benih yang siap kemas pada F/M dan F1 BM

14. Melakukan improvement terhadap mutu fisik dan fisiologis benih dengan

mendapatkan 5 protokol rekomendasi

15. Mendapatkan sertifikasi dari KAN untuk ISO 17025:2008

16. Merealisasikan Mitra/Institusi untuk IEF

Setelah adanya sasaran mutu yang telah disetujui oleh pihak manajerial,

manajer divisi QA melakukan koordinasi dengan seluruh koordinator subdivisi.

Untuk kemudian setiap koordinator merencanakan teknis implementasi pengujian

mutu di lapang. Penyusunan teknis pengujian dilakukan untuk mencapai target-

target yang telah ditentukan.

Subdivisi FQA melakukan perencanaan inspeksi lahan secara berkala untuk

memastikan teknis budidaya di lapang telah sesuai dengan standar teknologi yang

dimiliki oleh perusahaan. Selain itu, FQA juga merencanakan jadwal roguing dan

final roguing agar tanaman sudah 100% murni F1 nya saat memasuki usia

polinasi maupun panen.

Subdivisi SQA melakukan perencanaan alat dan bahan yang diperlukan

untuk pengujian. Perencanaan alat dan bahan ini disesuaikan dengan rencana

jumlah benih masuk (BM) yang diperoleh dari divisi plant. Selain itu, SQA juga

merencanakan penambahan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam satu tahun.

PHT melakukan perencanaan penyediaan lahan yang juga disesuaikan

dengan rencana jumlah BM dari divisi plant. Karena selain pengujian F1,

subdivisi ini juga bertugas untuk mencari petani mitra yang mempunyai lahan dan

bersedia disewa lahannya untuk dilakukan pengujian F1. Kemudian nantinya saat

contoh benih sudah diterima oleh supervisor maupun koordinator dilakukan lagi

Page 88: Laporan Magang Kerja

73

perencanaan lokasi tanam. Perencanaan lokasi tanam disesuaikan dengan

komoditas dan syarat tumbuhnya.

Secara garis besar, SR melakukan perencanaan berdasarkan target yang

diperoleh langsung dari president director. Perencanaan treatment benih

bermasalah disesuaikan dengan masalah yang terdapat pada benih. Karena

subdivisi ini masih terbilang baru (baru dibentuk pertengahan tahun 2015) maka

penambahan jumlah tenaga kerja juga masih terus direncanakan, begitu pula

dengan perencanaan penambahan peralatan pengujian.

5.2.1.2 Do

Do (pelaksanaan) manajemen mutu oleh perusahaan terwujud dalam

eksistensi divisi QA yang bertugas untuk menjamin mutu produk maupun proses.

Implementasinya dikembalikan kepada masing-masing subdivisi untuk mencapain

sasaran mutu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pengujian mutu oleh masing-

masing subdivisi dalam divisi QA sebagai berikut:

1. FQA (Field Quality Assurance)

Kegiatan FQA (Field Quality Assurance) merupakan pengawasan terhadap

kegiatan budidaya di lahan. Kegiatan yang dilakukan oleh tim FQA, antara lain:

(a) melakukan roguing tanaman male, female, dan OP, (b) melakukan

pengawasan hibridisasi secara maksimal, dan memastikan tidak terdapat buah OP

sebelum panen, (c) melakukan supervisi tanaman dengan maksimal, (d)

mempercepat koordinasi dengan tim produksi, (e) mengawasi seluruh wilayah

produksi benih, dan (f) melakukan pelatihan deskripsi tanaman kepada petani

mitra dan farm secara berkala. Subdivisi FQA melakukan inspeksi lahan secara

berkala agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh petani sesuai dengan standar

teknologi yang telah ditetapkan oleh PT. Benih Citra Asia.

2. SQA (Seed Quality Assurance)

Subdivisi ini melakukan pengujian di laboratorium dan di screen house.

Pengujian yang dilakukan antara lain, uji daya berkecambah, uji kadar air, dan uji

tetrazolium. Namun sebelum kegiatan pengujian di atas dilakukan ada kegiatan

pengambilan contoh benih, yang bertujuan untuk menyediakan contoh benih yang

akan digunakan untuk pengujian. Selain itu, SQA juga melakukan pengujian dan

pengawasan terhadap setiap proses yang terdapat pada divisi plant dengan

Page 89: Laporan Magang Kerja

74

bantuan bagian PQA yang khusus bertugas untuk mendampingi kegiatan-kegiatan

di plant.

a. PCB (Pengambilan Contoh Benih)

Pengambilan Contoh Benih dilakukan setiap hari untuk mengambil

sampel benih yang akan diuji KA, DB, F1, dan TTZ. Kegiatan dilakukan

setelah ada form pengajuan PCB dari divisi plant. Langkah-langkah dalam

PCB, antara lain pengambilan (a) contoh primer, untuk kemudian digabung

menjadi (b) contoh komposit/campur, lalu dibagi menggunakan soil devider

menjadi (c) contoh kirim, yang siap dikirim ke laboratorium, dan diuji sesuai

peruntukkannya yang disebut dengan (d) contoh kerja.

b. Uji KA (Kadar Air)

Pelaksanaan uji KA dilakukan dengan menimbang ketentuan bobot yang

diperlukan untuk uji KA masing-masing komoditas. Terdapat dua macam

perlakuan sebelum benih diuji kadar airnya, yakni benih yang perlu diblender

dan benih yang tidak perlu diblender. Benih-benih keras seperti semangka,

oyong dan jagung perlu perlakuan diblender sebelum diuji kadar airnya.

Sedangkan benih seperti mentimun dan melon tidak perlu perlakuan diblender.

Uji kadar air dilakukan menggunakan mesin Ohaus dengan pertimbangan

praktis dan efisiensi waktu jika dibanding menggunakan mesin Oven. Hasil uji

KA kemudian dilaporkan kepada koordinator kemudian kepada manajer.

c. Uji DB (Daya Berkecambah)

Kegiatan yang harus dilakukan dalam uji DB adalah persiapan media dan

sterilisasi alat yang akan digunakan menggunakan larutan alkohol 70%. Uji

daya berkecambah benih dilakukan dengan menggunakan empat metode yang

berbeda, yakni UKDdp, PK Tisu, AK Kipas dan Pasir. Sama halnya dengan uji

KA, benih yang akan diuji daya berkecambahnya juga diambil dari contoh

kirim. Metode UKDdp, PK Tisu dan AK Kipas merupakan metode yang

dilakukan di dalam laboratorium, sedangkan metode pasir dilakukan di dalam

screen house. UKDdp diaplikasikan untuk benih-benih besar (kacang panjang,

paria, jagung, semangka), PK Tisu untuk benih-benih kecil (caisim, tomat,

bayam), AK Kipas hanya digunakan untuk benih melon dan mentimun, serta

Page 90: Laporan Magang Kerja

75

semua benih dapat diaplikasikan pada media pasir kecuali caisim, bayam dan

lettuce.

d. Uji TTZ (Tetrazolium)

Uji TTZ dilakukan untuk melihat benih viabel/tidak dengan cara

merendamnya dalam larutam tetrazolium selama 17 jam. Pengamatan

dilakukan pada benih berwarna merah (viabel) dan yang tidak setelah

dilakukan perendaman. Benih viabel apabila seluruh bagian benih berwarna

merah/lebih dari sama dengan 50% bagian benih berwarna merah, dengan

syarat titik tumbuh harus berwarna merah. Jika titik tumbuh tidak berubah

warna (masih berwarna keputihan) atau apabila persentase warna merah pada

benih kurang dari 50%, benih dikatakan tidak viabel. Pengujian biasanya

dilakukan pada benih-benih BSTT.

e. PQA (Plant Quality Assurance)

PQA mengawasi setiap kegiatan yang ada pada divisi plant. Kegiatan PQA

pada dasarnya dibagi menjadi 3 macam, yakni seed incoming, seed processing,

dan seed packaging. Pengawasan dilakukan pada saat benih masuk ke plant

saat seed incoming, kemudian dilakukan pengujian kadar air dan kemurnian

benih. PQA mengawasi pemrosesan benih pada seed processing, apakah

pemrosesan benih telah sesuai dengan prosedur atau belum. Pada seed

packaging, PQA melakukan pengawasan terhadap setiap sub-kegiatan

pengemasan benih siap pasar. Kemudian juga dilakukan pengecakan terhadap

bobot benih awal, pengecekan terhadap kemasan (setelah sealing), pengecekan

bobot benih dalam inner box, dan pengecakan jumlah inner box dalam kardus.

3. Uji F1 (Hibriditas)

Uji F1 dilakukan untuk melihat kemurnian genetis benih di lahan. Kegiatan

yang dilakukan adalah mengamati jumlah populasi tanaman, jumlah F1, F

(female), OT (off type/tipe simpang) dan OV (other variety/varietas lain). Uji F1

merupakan uji yang sangat menentukan apakah benih dapat diterima dan

dipasarkan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan uji hibridtas menggambarkan

apakah benih yang diproduksi petani mitra sesuai dengan varietas asli. Benih lulus

uji apabila persentase F1 minimal 98%. Uji hibriditas dilakukan di lahan petani

mitra ataupun di farm.

Page 91: Laporan Magang Kerja

76

4. SR (Seed Research)

SR memperlakukan benih-benih bermasalah dengan perlakuan khusus.

Kegiatan SR meliputi seed dressing, seed coating, priming, liquid density

separation (LDS) serta uji ulang kemasan (AAI). Seed dressing adalah kegiatan

yang dilakukan untuk meningkatkan daya berkecambah benih. Seed coating

adalah pewarnaan benih agar benih lebih komersial untuk dijual. Priming

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membedakan benih kontrol dengan

beberapa perlakuan (diampelas dan perbedaan waktu perendaman pada larutan Y).

LDS merupakan kegiatan untuk memisahkan jenis berdasarkan masa jenisnya.

Benih direndam dengan larutan garam kemudian diuji berdasarkan masa jenis

tersebut. Uji ulang kemasan dilakukan untuk melihat daya berkecambah dengan 2

perlakuan kemasan (nilon dan alumunium), kemudian dilakukan perbedaan waktu

penyimpanan (anti aging interval, AAI) dan diuji. Dari pengujian ini maka dapat

diprediksikan umur panen optimum untuk benih. Semua percobaan ini akan

diaplikasikan apabila percobaan berhasil dan dengan catatan error term benih

kurang dari 5%.

Sistem manajemen mutu juga diterapkan dalam administrasi divisi QA.

Kegiatan yang dilakukan berupa pengarsipan dokumen maupun pengarsipan

benih. Kedua kegiatan tersebut dilakukan agar semua data yang ada dalam divisi

ini tersimpan dengan baik dan mampu telusur apabila dibutuhkan di kemudian

hari. Seluruh dokumen diarsipkan ke dalam database perusahaan berupa soft file,

dan bukti fisiknya diarsipkan ke dalam outner map. Seluruh data diarsipkan runtut

mengikuti nomor urut IC dan tanggal.

Sedangkan pengarsipan benih dilakukan untuk menyimpan seluruh/sebagian

besar benih yang telah diuji dengan tujuan sebagai tanda bukti bahwa pengujian

mutu pernah dilakukan pada lot-lot yang dimaksud. Tujuan dari kegiatan ini

adalah menyimpan benih-benih yang telah diuji sebagai tanda bukti jika

dikemudian hari ada komplain mengenai hasil uji kelayakan benih.

5.2.1.3 Check

Pengawasan secara umum dilakukan oleh manager QA, yang akan

dipertanggungjawabkan kepada manager representative dan president director.

Namun pengawasan dari manager QA tidak dilakukan secara langsung pada setiap

Page 92: Laporan Magang Kerja

77

kegiatan pengujian mutu. Pengawasan secara langsung dilimpahkan kepada

koordinator masing-masing subdivisi. Koordinator inilah yang nantinya akan

menyampaikan kegiatan di lapang kepada Manager. Manager memantau seluruh

kegiatan divisi QA dari laporan bulanan yang telah dibuat oleh koordinator

masing-masing subdivisi.

Pengawasan pada setiap subdivisi tidak sama tergantung dengan kebutuhan di

lapang. Pengawasan subdivisi SQA dilakukan setiap hari karena letak ruangan

koordinator dan laboratorium yang berdekatan. Namun pengawasan yang berisi

evaluasi kegiatan dan rencana ke depan dibahas setiap awal minggu. Pengawasan

bagian PQA dilakukan koordinator setiap 2 minggu, sedangkan pengawasan

harian dilimpahkan kepada supervisor bagian PQA. Begitupula untuk subdivisi

SR dan PHT, pengawasan dilakukan langsung oleh koordinator untuk setiap

kegiatan yang dilakukan.

5.2.1.4 Act

Tahap actuating adalah tahap yang dilalui setelah pengawasan. Actuating

(penindaklanjutan) adalah langkah yang diambil divisi QA setelah adanya

pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh pihak manager maupun

koordinator. Actuating dilakukan oleh masing-masing koordinator yang nantinya

akan dikonsultasikan dan dipertanggungjawabkan ke Manager.

Subdivisi FQA melakukan evaluasi melalui pemantauan pencapaian target

selama periode yang telah ditentukan. Kemudian dalam satu tahun diadakan

evaluasi akhir untuk melihat kinerja FQA, mengevaluasi kinerjanya melalui

pencapaian target untuk kemudian dirumuskan rencana tindakan berikutnya.

Sasaran mutu dan pemantauan pencapaian yang dilakukan setiap tahun di monitor

langsung oleh manajer QA dan disetuji oleh manajer Representative.

SQA melakukan kegiatan evaluasi oleh koordinator setiap minggu. Evaluasi

ini membahas mengenai kendala pengujian di laboratorium, screen house maupun

dalam pengambilan contoh benih. Dari semua kendala yang ada kemudian

dicarilah solusi untuk ke depannya. Agenda yang sama dilakukan oleh bagian

PQA (yang masih berada dalam naungan SQA), namun kegiatan evaluasi

dilakukan setiap dua minggu.

Page 93: Laporan Magang Kerja

78

PHT melakukan agenda evaluasi untuk dilakukan tindaklanjut setiap ditemui

permasalahan di lapang. Contohnya saat perencanaan Benih Masuk meleset,

maka tim PHT akan melakukan tindakan mencari lahan pengujian secepatnya.

Apabila tanaman uji bermasalah maka tim PQA akan melakukan pengamatan

mendalam mengenai penyebab masalah tersebut, mengevaluasinya dan melakukan

kegiatan tindaklanjut sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi.

5.2.2 Manfaat Penerapan Manajemen Mutu Benih

Melalui penerapan manajemen mutu yang baik, diharapkan perusahaan

dapat menghasilkan jasa pelayanan dan mutu produk yang tinggi. Sesuai dengan

LSSMBTPH (1990), dengan menerapkan sistem manajemen mutu perusahaan

memperoleh keuntungan berupa efektivitas bisnis, image yang baik bagi

pelanggan dan calon pelanggan, penghematan biaya dari proses yang tidak efisien,

serta tenaga kerja lebih terampil dalam bekerja. Secara umum PT. Benih Citra

Asia telah mendapatkan manfaat tersebut dengan telah diterapkannya sistem

manajemen mutu berupa ISO 9001:2008.

Manfaat lain dari penerapan sistem manajemen mutu oleh perusahaan,

antara lain:

(b) Data administrasi menjadi lebih rapi dan mampu telusur. Pengarsipan semua

dokumen yang masuk dalam divisi QA yang diurutkan berdasar nomor IC

dan tanggal memudahkan pencarian dokumen di kemudian hari.

(c) Prosedur dan instruksi kerja lebih jelas. Prosedur dan Instruksi Kerja telah

dirumuskan di awal tahun oleh manajer QA dan disetujui oleh manajer

representative

(d) Kualitas benih lebih terjamin. Standar yang dimiliki oleh perusahaan lebih

tinggi dari standar sertifikasi pemerintah, sehingga

(e) Kepercayaan konsumen yang lebih tinggi. Sertifikasi sistem mutu

menunjukkan bahwa produk memiliki daya saing yang tinggi sehingga

mudah diterima oleh pelanggan. Disamping itu juga merupakan promosi bagi

organisasi bahwa produsen benih tersebut mempunyai manajemen yang baik

dan memberi keyakinan kepada pelanggan dan penanam modal yang

bermitra.

Page 94: Laporan Magang Kerja

79

5.2.3 Kendala dalam Manajemen Mutu Benih

Di dalam penerapan manajemen mutu, terdapat beberapa kendala yang

dihadapi pihak manajerial. Kendala terkait dengan implemetansi pengujian di

lapang dari berbagai macam subdivisi. Kendala-kendala tersebut antara lain:

a. Ruangan dan peralatan yang kurang mendukung untuk pengujian. Kapasitas

ruang yang kurang sehingga peralatan yang bisa masuk dalam laboratorium

juga terbatas. Hal ini mengakibatkan laboratorium biasanya over capacity,

atau pengujian yang harus mengantri/ditunda.

b. Kurangnya sumberdaya manusia, karena daya tampung laboratorium yang

juga kurang.

c. Sampling yang tidak optimal.

d. Benih Masuk lebih banyak dari perencaan yang telah disusun oleh divisi

plant. Hal ini seringkali membuat tim laboratorium kurang mersiapkan alat

dan bahan untuk pengujian, kemudian tim PHT juga harus mencari lahan

pengujian lagi dengan segera.

e. Pengujian tim PHT yang mundur (tidak sesuai rencana) dikarenakan tanaman

belum siap uji/tanaman rusak.

f. Pelaksanaan roguing yang mundur (tidak sesuai dengan rencana) dikarenakan

tanaman belum siap roguing.

5.2.4 Strategi Mengatasi Kendala dalam Manajemen Mutu Benih

Kendala yang dihadapi oleh divisi QA bukan merupakan penghalang

untuk mempertahankan manajemen mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Pencapaian sasaran mutu harus tetap terlaksana. Berdasarkan kendala yang ada,

maka dirumuskan beberapa strategi dalam mengatasinya. Strategi dalam

mengatasi kendala yang dimaksud, antara lain:

(a) Diadakannya jam tambahan (lembur) untuk staff SQA agar pengujian selesai

tepat waktu. Hal ini dilakukan agar pembayaran benih masuk dapat segera

diselesaikan dengan petani mitra.

(b) Rencana penambahan karyawan untuk subdivisi SQA, bagian PQA, dan

subdivisi SR. Penambahan jumlah sumberdaya manusia ini dilakukan untuk

mengoptimalkan pengujian benih pada masing-masing subdivisi.

Page 95: Laporan Magang Kerja

80

(c) Koordinator SQA berkoordinasi dengan divisi plant untuk mengurangi

sampling jika kapasitas laboratorium sudah tidak memungkinkan.

(d) Koordinator SQA berkoordinasi dengan divisi plant untuk menunda

beberapa benih yang tidak mendesak (seperti benih reguler).

(e) Mencari tambahan petani mitra yang mau berkerjasama dalam pengujian

hibriditas saat benih masuk lebih banyak dari perencanaan yang telah dibuat

oleh divisi plant.

(f) Mengajukan permintaan benih sulaman atau bahkan tanam ulang jika

tanaman F1 sudah tidak memungkinkan untuk diuji.

(g) Melalukan penjadwalan ulang roguing tanaman dengan waktu tunda yang

minimal agar sasaran tidak meleset terlampau jauh.

Page 96: Laporan Magang Kerja

81

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

(1) Kegiatan magang kerja dilakukan pada 3 divisi PT. Benih Citra Asia, yakni

pada divisi farm, plant, dan quality assurance (QA).

a. Pelaksanaan magang kerja pada divisi farm memberikan pengetahuan dan

pengalaman bagi mahasiswa terkait dengan produksi benih stockseed yang

dikelola sendiri oleh perusahaan. Kegiatan yang dilakukan meliputi,

pengolahan lahan, persiapan polibag, persemaian benih, pemasangan

MPHP, penanaman, pengairan, pembumbunan, pemasangan lanjaran,

perambatan sulur, pemupukan susulan, penggunaan pupuk daun dan ZPT,

pengendalian HPT, pemeliharaan cabang, roguing tanaman, persiapan alat

dan bahan hibridisasi, pelatihan polinator, polinasi, pemetikan OP, panen,

processing benih, pengeringan benih, serta sortasi benih.

b. Pelaksanaan magang kerja pada divisi plant memberikan pengetahuan dan

pengalaman bagi mahasiswa terkait dengan penanganan benih dari benih

masuk dalam pabrik hingga benih siap dilepas ke pasar. Pada divisi plant,

kegiatan magang kerja yang dilakukan berupa penerimaan benih masuk

dan pemberian nomor lot, sortasi benih, pengemasan ulang sementara

benih bayam, serta pengemasan benih siap pasar.

c. Pelaksanaan magang kerja pada divisi QA memberikan pengetahuan dan

pengalaman bagi mahasiswa terkait dengan pengujian mutu benih, baik

benih yang masuk dari petani ke dalam perusahaan maupun benih reguler

dan benih stock seed. Kegiatan yang dilakukan pada divisi QA antara lain,

pengambilan contoh benih, pengujian daya berkecambah, pengujian

tetrazolium, pengujian kadar air, pengarsipan benih, pengujian hibriditas,

seed research, serta administrasi divisi QA.

d. Hasil magang kerja terkait informasi mengenai sertifikasi ISO 9001:2008,

sistem pemasaran, dan bentuk kemitraan diperoleh melalui kegiatan

wawancara dengan manager terkait dalam perusahaan. Kegiatan

wawancara memberikan pengetahuan tambahan bagi mahasiswa yang

tidak didapat dari kegiatan magang kerja secara langsung.

Page 97: Laporan Magang Kerja

82

(2) PT Benih Citra Asia telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 yang

menunjukkan bahwa perusahaan telah memiliki standar mutu organisasi

tingkat Internasional yang berisi tentang sistem manajemen mutu. Penerapan

manajemen mutu diwujudkan melalui plan (perencanaan), do (pelaksanaan),

check (pengawasan) dan act (penindaklanjutan). Semua kegiatan dikawal

langsung oleh koordinator setiap subdivisi yang akan dipertanggungjawabkan

kepada manajer divisi QA.

(3) Manfaat yang didapatkan perusahaan dengan menerapkan sistem manajemen

mutu, antara lain: (a) data administrasi menjadi lebih rapi dan mampu telusur,

(b) prosedur dan instruksi kerja lebih jelas, (c) kualitas benih lebih terjamin,

serta (d) kepercayaan konsumen yang lebih tinggi.

(4) Kendala yang dihadapi dalam manajemen mutu benih di PT Benih Citra Asia,

yakni: (a) ruangan dan peralatan yang kurang mendukung untuk pengujian,

(b) kurangnya sumberdaya manusia, (c) sampling yang tidak optimal, (d)

benih masuk lebih banyak dari perencanaan divisi plant, (e) rencana uji tim

HPT yang mundur dikarenakan tanaman belum siap uji/tanaman rusak, dan

(f) rencana roguing yang tertunda karena tanaman yang akan diamati belum

memasuki fase yang memungkinkan untuk pengamatan.

(5) Strategi disusun berdasarkan kendala yang ada di lapang. Strategi untuk

mengatasi kendala ini dirumuskan dengan tujuan sasaran mutu dapat tetap

tercapai. Strategi tersebut, diantaranya: (a) diadakan lembur untuk staff SQA

agar pengujian selesai tepat waktu, (b) rencana penambahan karyawan untuk

subdivisi SQA, bagian PQA, dan subdivisi SR, (c) koordinator SQA

berkoordinasi dengan divisi plant untuk mengurangi sampling jika kapasitas

laboratorium sudah tidak memungkinkan, (d) koordinator SQA berkoordinasi

dengan divisi plant untuk menunda beberapa benih yang tidak mendesak, (e)

mencari tambahan petani mitra yang mau berkerjasama dalam pengujian

hibriditas saat benih masuk lebih banyak dari rencana divisi plant, (f)

mengajukan permintaan benih sulaman atau bahkan tanam ulang jika tanaman

F1 sudah tidak memungkinkan untuk diuji, dan (g) melalukan penjadwalan

ulang roguing tanaman dengan waktu tunda yang minimal agar sasaran tidak

meleset terlampau jauh.

Page 98: Laporan Magang Kerja

83

6.2 Saran

Dengan melihat implementasi dan kendala penerapan manajemen mutu di

lapang, penulis menyarankan kepada perusahaan agar:

(1) Memperbesar ruang laboratorium secepatnya. Karena kapasitas laboratorium

sangat berpengaruh terhadap kualitas pengujian dan sampling benih uji

(2) Penambahan alat-alat yang dibutuhkan untuk pengujian. Penambahan alat

akan mengefisienkan waktu uji dan tenaga kerja

(3) Penambahan karyawan/tenaga kerja dengan spesifikasi yang benar-benar

diperhatikan agar alokasi sumberdaya manusia tepat dan efisien

(4) Memberikan insentif terhadap karyawan berprestasi untuk meningkatkan

kualitas dan kepuasan kerja karyawan

Page 99: Laporan Magang Kerja

84

DAFTAR PUSTAKA

Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI. 2012. Roadmap

Diversifikasi Pangan 2011-2015. Edisi 2. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Badan Standarisasi Nasional. 2008. Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan.

Badan Standardisasi Nasional.

BKKBN. 2013. Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia Tahun

2013. Jakarta: BKKBN

Daft, Richard L. 2012. Era Baru Manajemen. Edisi 9. Buku 1. Diterjemahkan

oleh: Tita Maria Kanita. Jakarta: Salemba Empat.

Departemen Pertanian Sekretariat Badan Pengendali Bimas. 1988. Benih Bermutu

Tanaman Pangan dan Diskripsi Beberapa Varietas Tanaman Palawija,

Hortikultura, Perkebunan. Jakarta: Departemen Pertanian.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2011. Rancana Strategis Direktorat Jenderal

Hortikultura Tahun 2010-2014. Jakarta: Direktorat Jenderal Hortikultura

Feigenbaum, A.V. 1992. Kendali Mutu Terpadu. Edisi Ketiga. Diterjemahkan

oleh: Hudaya Kandahjaya. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Haming, Murdifin dan Mahmud Nurnajamuddin. 2007. Manajemen Produksi

Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa. Buku 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Indrajit, Richardus Eko dan Ajar Permono. 2005. Manajemen Manufaktur:

Tinjauan Praktis Membangun & Mengelola Industri. Yogyakarta: Pustaka

Fahima.

LSSMBTPH. 1990. Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan

dan Hortikultura (LSSMBTPH). Jakarta: LSSMBTPH

Miranda., Tunggal, A., W. 2003. A to Z Istilah Penting Manajemen Mutu Beserta

Contoh Soal & Penyelesaian. Jakarta: Harvarindo.

Muhandari, Tjahja dan Darwin Kadarisman. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri

Pangan. Bogor: IPB Press.

Mizuno, Shigeru. 1994. Pengendalian Mutu Perusahaan secara Menyeluruh.

Diterjemahkan oleh: T. Hermaya. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri

Pertanian Republik Indonesia Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014 Tentang

Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Bina. Jakarta: Menteri Pertanian

Republik Indonesia.

Prihantoro, C. Rudy. 2012. Konsep Pengendalian Mutu. Bandung: Remaja

Rosdakarya Offset.

Page 100: Laporan Magang Kerja

85

Render, Barry dan Jay Heizer. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi.

Diterjemahkan oleh: Kresnohadi Ariyoto. Jakarta: Salemba Empat.

Sadjad, Sjamsoe’oed. 1997. Membangun Industri Benih Dalam Era Agribisnis

Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Siswanto, H.B. 2013. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Suena, Wayan. 2012. Teknologi Benih. Denpasar: Universitas Udayana.

Terry, George R dan Leslie W. Rue. 2013. Dasar-Dasar Manajemen.

Diterjemahkan oleh: G.A. Ticoalu. Jakarta: Bumi Aksara.

Yorke, Mantz. 1997. Quality Assurance in Education. Lancaster: Lancarter

University

Page 101: Laporan Magang Kerja

85

LAMPIRAN

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya Tahun 2015

Nama Kegiatan Mei Juni Juli Agustus September Oktober

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Pembuatan proposal

Persiapan magang kerja

Pelaksanaan magang kerja

Supervisi jurusan sosial ekonomi

pertanian

Analisis informasi data dan

laporan

Penyusunan laporan akhir

Evaluasi keberhasilan magang

kerja oleh pembimbing lapang

Ujian magang kerja

Page 102: Laporan Magang Kerja

86

Tabel 2. Rincian Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja Fakultas Pertanian

Universitas Brawijaya Tahun 2015

No. Bulan Kegiatan

1. Juli

Minggu ke 1 Penyambutan mahasiswa, pemaparan

gambaran umum PT. Benih Citra Asia,

melakukan kegiatan on-farm komoditas

mentimun.

Minggu ke 2 Melakukan kegiatan on-farm komoditas

mentimun (berupa pemeliharaan tanaman,

panen dan pasca panen).

Minggu ke 3

Minggu ke 4

2. Agustus

Minggu ke 1

Minggu ke 2

Mengikuti kegiatan pengujian mutu benih

di laboratorium PT. Benih Citra Asia.

Minggu ke 3

Minggu ke 4

3. September

Minggu ke 1

Minggu ke 2 Melakukan diskusi mengenai agenda

kegiatan magang dan mengikuti kegiatan

pada divisi plant.

Minggu ke 3 Mahasiswa melakukan pelengkapan

dokumen yang dibutuhkan untuk

penyusunan laporan akhir magang kerja.

Minggu ke 4 Ujian akhir magang kerja serta perbaikan

laporan yang telah direvisi oleh

pembimbing lapang.

4. Oktober Minggu ke 1 Kegiatan magang kerja berakhir.

Page 103: Laporan Magang Kerja

87

Tabel 3. Struktur Organisasi PT. Benih Citra Asia

R & D

MANAGER

PDS

MANAGER

MKT

MANAGER

SSP

MANAGER

QA

MANAGER

PRD

MANAGER

PLANT

MANAGER

FARM

MANAGER

HRD

MANAGER

FINANCE

MANAGER

MANAGING DIRECTOR

1. AUDITOR

2. DOC. CONTROLER

MANAGEMENT

REPRESENTATIVE

MARKETING & DEVELOPMENT

DIRECTOR

DEPUTY MANAGING

DIRECTOR

SEED OPERATION

DIRECTOR

Page 104: Laporan Magang Kerja

88

Tabel 4. Ketentuan Mutu Ukuran Lot dan Contoh Benih

KETENTUAN MUTU UKURAN LOT DAN CONTOH BENIH

JENIS

TANAMAN LOT MAKS KG

BERAT CONTOH (Gr)

KIRIM KERJA

Bayam 5.000 10 2

Sawi 10.000 40 4

Cabai 10.000 150 15

Semangka 20.000 1.000 250

Ketimun 10.000 150 70

Tomat 10.000 15 7

Oyong 20.000 1.000 400

Buncis 25.000 1.000 700

Terong 10.000 150 15

Kacang Panjang 20.000 1.000 400

Jagung Manis 40.000 1.000 500

Kangkung 20.000 1.000 100

Keterangan : Untuk benih hibrida ½ dari contoh kirim

Untuk benih tomat/cabe hibrida contoh kirim 15 gr

Page 105: Laporan Magang Kerja

89

SURAT PENGANTAR MAGANG KERJA

Page 106: Laporan Magang Kerja

90

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN MAGANG KERJA

Page 107: Laporan Magang Kerja

91

DOKUMENTASI

Penulisan nomor lot Penyiapan pot tanaman semai

Cracking benih paria Sterilisasi alat semai

Pembuangan tanaman semai rusak Bangunan screen house dan nursery

Page 108: Laporan Magang Kerja

92

Kolam pengairan nursery Ruang persemaian nursery

Buah mentimun hasil polinasi Kegiatan diskusi di lahan

Ruang indoor mentimun Benih normal, abnormal, sakit, BSTT

Penyiraman tanaman semai di screen Penyiraman tanaman semai di lab

Page 109: Laporan Magang Kerja

93

Benih nornal Benih abnormal

Ruang pengujian DB Ruang pengujian KA, viabilitas, DB

Priming benih Enhancing benih mentimun

Sortasi benih bayam Gudang 1

Page 110: Laporan Magang Kerja

94

Gudang 2 Gudang 3

Proses distribusi produk di pabrik Proses distribusi produk di pabrik

Kegiatan supervisi oleh dosen Kegiatan supervisi oleh dosen

Kegiatan dokumentasi mahasiswa bersama dengan pembimbing lapang dan

pemiliki perusahaan

Page 111: Laporan Magang Kerja

95

LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 1

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DI PT. BENIH CITRA ASIA

NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI

1 1 Juli 2015 Pengenalan umum

perusahaan

Peserta magang memperoleh informasi

umum terkait perusahaan seperti sejarah,

struktur organisasi, visi & misi perusahaan dan peserta magang melakukan kegiatan

pengenalan di area perusahaan.

2 2 Juli 2015 Perambatan tanaman

mentimum

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis perambatan tanaman mentimum dan fungsinya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan perambatan tanaman

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai budidaya

tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

3 3 Juli 2015 Penyungkupan bunga

betina tanaman mentimum

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis penyungkupan bunga betina pada

tanaman mentimum serta fungsinya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan penyungkupan bunga betina tanaman mentimum

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai budidaya tanaman dan bisa berinteraksi dengan

tenaga kerja

4 4 Juli 2015 Polinasi tanaman

mentimum

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis polinasi tanaman mentimun dan fungsi dari

setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan polinasi tanaman

mentimun

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai budidaya tanaman dan bisa berinteraksi dengan

tenaga kerja

LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 2

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DI PT. BENIH CITRA ASIA

NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI

1 6 Juli 2015 Processing hasil

panen

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis processing

hasil panen biji mentimum serta fungsi

dari setiap kegiatannya

Page 112: Laporan Magang Kerja

96

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan processing hasil

panen tanaman mentimun

c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan mengenai penanganan

pasca panen dan bisa berinteraksi

dengan tenaga kerja

2 7 Juli 2015 Pemetikan bunga

jantan tanaman

mentimum

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis pemetikan

bunga jantan pada tanaman mentimum

serta fungsi dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pemetikan bunga

jantan tanaman mentimum c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal budidaya

tanaman serta dapat berinteraksi dengan

tenaga kerja

3 8 Juli 2015 Penyungkupan bunga

betina tanaman

mentimum

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis

penyungkupan bunga betina pada tanaman mentimum serta fungsinya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan penyungkupan

bunga betina tanaman mentimum c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai budidaya

tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

4 9 Juli 2015 Polinasi tanaman

mentimum

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis polinasi

tanaman mentimun dan fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan polinasi tanaman mentimun

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai budidaya tanaman dan bisa berinteraksi dengan

tenaga kerja

5 10 Juli 2015 Pemetikan bunga

jantan tanaman mentimum

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis pemetikan bunga jantan pada tanaman mentimum

serta fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan pemetikan bunga

jantan tanaman mentimum

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal budidaya tanaman serta dapat berinteraksi dengan

tenaga kerja

Page 113: Laporan Magang Kerja

97

6 11 Juli 2015 Perambatan tanaman

mentimum

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis perambatan

tanaman mentimum dan fungsinya

b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan perambatan

tanaman

c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan mengenai budidaya

tanaman dan bisa berinteraksi dengan

tenaga kerja

LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 3

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DI PT. BENIH CITRA ASIA

NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI

1 27 Juli 2015 Penyemaian benih

semangka

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis penyemaian

benih semangka serta fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan penyemaian benih semangka

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal persemaian

benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

2 28 Juli 2015 Penyemaian benih

melon

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis penyemaian benih melon serta fungsi dari setiap

kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan penyemaian benih melon

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal persemaian benih tanaman dan bisa berinteraksi

dengan tenaga kerja

3 29 Juli 2015 Penyemaian benih

mentimun

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai penyemaian benih mentimun serta fungsi dari setiap

kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan penyemaian benih

mentimun

c. Afektif: peserta magang keterampilan

dalam hal persemaian benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga

kerja

Pemeraman benih melon

a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis pemeraman

benih melon serta fungsi dari setiap

kegiatannya

Page 114: Laporan Magang Kerja

98

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pemeraman benih

melon

c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal pemeraman

benih tanaman dan bisa berinteraksi

dengan tenaga kerja

Pengiriman bibit ke

lahan

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi terkait teknis pengiriman bibit

ke lahan budidaya

b. Psikomotorik: peserta magang melakukan persiapan pengiriman bibit

dengan melakukan pengangkutan ke

alat transportasi pengangkut. c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam pengiriman bibit

dan bisa berinteraksi dengan tenaga

kerja

4 30 Juli 2015 Polinasi tanaman

mentimum

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis polinasi

tanaman mentimun dan fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan polinasi tanaman

mentimun c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai budidaya

tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

Perawatan bibit

tanaman

a. Kognitif: Peserta magang memperoleh

informasi terkait pemeliharaan bibit

b. Psikomotorik: peserta magang melakukan perawatan (penyiraman)

bibit

c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal perawatan bibit

tanaman dan bisa berinteraksi dengan

tenaga kerja

5 31 Juli 2015 Pemetikan open pollination (OP)

pada tanaman

mentimun

a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis pemetikan

OP pada tanaman mentimum serta

fungsi dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pemetikan OP

tanaman mentimum c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal budidaya

tanaman serta dapat berinteraksi dengan

tenaga kerja

Page 115: Laporan Magang Kerja

99

Pembumbunan tanah a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis

pembumbunan tanah pada pertanaman

mentimum serta fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pembumbunan tanah pada pertanaman mentimum

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal budidaya tanaman serta dapat berinteraksi dengan

tenaga kerja

6 1 Agustus

2015

Processing hasil

panen

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis processing hasil panen biji mentimum serta fungsi

dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan processing hasil panen tanaman mentimun

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai penanganan pasca panen dan bisa berinteraksi

dengan tenaga kerja

LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 5

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DI PT. BENIH CITRA ASIA

NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI

1 3-5 Agustus

2015

Processing hasil

panen

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis processing

hasil panen biji mentimum serta fungsi

dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan processing hasil

panen tanaman mentimun c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai penanganan

pasca panen dan bisa berinteraksi

dengan tenaga kerja

4 6 Agustus

2015

Pembumbunan tanah a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis

pembumbunan tanah pada pertanaman mentimum serta fungsi dari setiap

kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pembumbunan tanah pada pertanaman mentimum

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal budidaya tanaman serta dapat berinteraksi dengan

tenaga kerja

Page 116: Laporan Magang Kerja

100

Pengendalian gulma a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai pengendalian gulma

pada pertanaman mentimum serta fungsi

dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pengendalian

gulma pada pertanaman mentimum c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal budidaya

tanaman serta dapat berinteraksi dengan tenaga kerja

5 7 Agustus

2015

Pemetikan open

pollination (OP)

pada tanaman mentimun

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis pemetikan

OP pada tanaman mentimum serta fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pemetikan OP

tanaman mentimum c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal budidaya

tanaman serta dapat berinteraksi dengan tenaga kerja

6 8 Agustus

2015

Pengajiran a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis pengajiran

pada pertanaman mentimum serta fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pengajiran pada pertanaman mentimum

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal budidaya tanaman serta dapat berinteraksi dengan

tenaga kerja

LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 6

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DI PT. BENIH CITRA ASIA

NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI

1 10 Agustus 2015

Persiapan media semai

a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis persiapan

media semai serta fungsi dari setiap

kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan persiapan media

semai

c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal persiapan media

semai dan bisa berinteraksi dengan

tenaga kerja

Page 117: Laporan Magang Kerja

101

2 11 Agustus

2015

Pengamatan daya

berkecambah

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis pengamatan

daya berkecambah benih di

laboratorium serta fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pengamatan daya berkecambah benih di laboratorium

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal pengujian benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan

tenaga kerja

3 12 Agustus

2015

Uji tetrazolium a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis pengujian tetrazolium serta fungsi dari setiap

kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pengujian tetrazolium

c. Afektif: peserta magang keterampilan

dalam pengujian benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

4 13 Agustus

2015

Persemaian benih

mentimun, tomat,

melon

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis persemaian

benih mentimun, tomat, melon dan fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan persemaian benih mentimun, tomat, melon

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai langkah awal pengujian yakni menyemaikan tanaman

pada media yang telah ditentukan dan

bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

5 14 Agustus 2015

Pengambilan Contoh Benih (PCB)

a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis pengambilan

contoh benih serta fungsi dari setiap

kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pengambilan

contoh benih

c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam pengambilan contoh

benih serta dapat berinteraksi dengan

tenaga kerja

6 15 Agustus

2015

Persemaian benih

bayam, terong,

buncis, jagung,

kacang panjang

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis persemaian

benih bayam, terong, buncis, jagung,

kacang panjang serta fungsi dari setiap kegiatannya

Page 118: Laporan Magang Kerja

102

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan persemaian benih

bayam, terong, buncis, jagung, kacang

panjang c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai langkah awal

pengujian yakni menyemaikan tanaman pada media yang telah ditentukan dan

bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 7

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DI PT. BENIH CITRA ASIA

NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI

1 18 Agustus

2015

Pelabelan kemasan a. Kognitif: Peserta magang memperoleh

informasi terkait pelabelan kemasan.

b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan pelabelan kemasan

untuk memberikan informasi terkait

nama produk dan atribut-atribut produk lainnya.

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal pelabelan

kemasan dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

2 19 Agustus

2015

Sealing kemasan a. Kognitif: Peserta magang memperoleh

informasi pengemasan dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pengemasan.

b. Psikomotorik: peserta magang

melakikan kegiatan penimbangan benih

dan pengemasan benih dengan menggunakan mesin sealer.

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal pengujian benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan

tenaga kerja

3 20 Agustus

2015

Entry data Ceklist

Penerimaan Benih

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai data-data dan isi kuisioner yang diperlukan dalam

penerimaan benih

b. Psikomotorik: peserta magang melakukan entry data ceklist

penerimaan benih ke database komputer

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan penginputan data yang sistematik dan mampu tekusur, serta

peserta bisa berinteraksi dengan tenaga

kerja dalam perusahaan

Page 119: Laporan Magang Kerja

103

4 21 Agustus

2015

Entry data Ceklist

Pengemasan

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai data-data dan isi

kuisioner yang diperlukan dalam

pengemasan benih b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan entry data ceklist

pengemasan benih ke database komputer

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan penginputan data yang sistematik dan mampu tekusur, serta

peserta bisa berinteraksi dengan tenaga

kerja dalam perusahaan

5 22 Agustus 2015

Pengarsipan dokumen dalam

outner map

a. Kognitif: peserta magang dapat membedakan antara ceklist penerimaan

dan pengemasan benih

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan pengarsipan dokumen ceklist penerimaan dan pengemasan

benih ke dalam outner map

c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal penyusunan

data fisik yang sistematik dan mampu

tekusur, serta peserta bisa berinteraksi dengan tenaga kerja dalam perusahaan

LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 8

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DI PT. BENIH CITRA ASIA

NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI

1 24 Agustus

2015

Persemaian benih

paria, jagung, semangka

d. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis persemaian benih paria, jagung, semangka dan

fungsi dari setiap kegiatannya

e. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan persemaian paria,

jagung, semangka

f. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai langkah awal pengujian yakni menyemaikan tanaman

pada media yang telah ditentukan dan

bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

2 25 Agustus

2015

Pengamatan daya

berkecambah

d. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis pengamatan

daya berkecambah benih di

laboratorium serta fungsi dari setiap kegiatannya

e. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pengamatan daya berkecambah benih di laboratorium

Page 120: Laporan Magang Kerja

104

f. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal pengujian benih

tanaman dan bisa berinteraksi dengan

tenaga kerja

3 26 Agustus

2015

Uji tetrazolium d. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis pengujian

tetrazolium serta fungsi dari setiap kegiatannya

e. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pengujian

tetrazolium f. Afektif: peserta magang keterampilan

dalam pengujian benih tanaman dan bisa

berinteraksi dengan tenaga kerja

4 27 Agustus

2015

Persemaian benih

tomat, semaangka

g. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis persemaian

benih tomat, semangka dan fungsi dari

setiap kegiatannya h. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan persemaian benih

tomat, semangka i. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai langkah awal

pengujian yakni menyemaikan tanaman

pada media yang telah ditentukan dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

5 28 Agustus

2015

Perawatan tanaman

semai

d. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi penyiraman tanaman semai serta fungsi dari setiap kegiatannya

e. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan penyiraman

tanaman semai f. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam perawatan tanaman

semai serta dapat berinteraksi dengan tenaga kerja

6 29 Agustus

2015

Persemaian benih

caisim, lettuce,

bayam

d. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis persemaian

benih caisim, lettuce, bayam serta fungsi dari setiap kegiatannya

e. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan persemaian benih caisim, lettuce, bayam

f. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai langkah awal pengujian yakni menyemaikan tanaman

pada media yang telah ditentukan dan

bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

Page 121: Laporan Magang Kerja

105

LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 9

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DI PT. BENIH CITRA ASIA

NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI

1 31 Agustus

2015

Pengamatan daya

berkecambah

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis pengamatan

daya berkecambah benih di laboratorium serta fungsi dari setiap

kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pengamatan daya berkecambah benih di laboratorium

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal pengujian benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan

tenaga kerja

2 1 September

2015

Uji tetrazolium a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis pengujian tetrazolium serta fungsi dari setiap

kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan pengujian

tetrazolium

c. Afektif: peserta magang keterampilan

dalam pengujian benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

Pengarsipan

dokumen dalam outner map

a. Kognitif: peserta magang dapat

membedakan antara ceklist penerimaan dan pengemasan benih

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan pengarsipan dokumen ceklist

penerimaan dan pengemasan benih ke dalam outner map

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal penyusunan data fisik yang sistematik dan mampu

tekusur, serta peserta bisa berinteraksi

dengan tenaga kerja dalam perusahaan

3 2 September 2015

Persemaian benih jagung manis,

buncis, paria

a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis persemaian

benih jagung manis, buncis, paria dan

fungsi dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan persemaian benih

jagung manis, buncis, paria c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai langkah awal

pengujian yakni menyemaikan tanaman

pada media yang telah ditentukan dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

Page 122: Laporan Magang Kerja

106

4 3 September

2015

Pengisian form

Tanda Terima

Contoh Benih dan

Pengadaan Tanaman Uji F1

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai bentuk dan

kuisioner dalam form TTCB

b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan pengisian form

TTCB dan pengadaan tanaman F1

c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal pengarsipan dan

pelengkapan dokumen QA serta dapat

berinteraksi dengan tenaga kerja administrasi QA

5 4 September

2015

Persiapan media

semai

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis persiapan

media semai serta fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan persiapan media

semai c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal persiapan media

semai dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

6 5 September

2015

Pengujian kadar air

mentimun

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis pengujian

kadar air benih mentimun serta fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pengujian kadar air mentimun menggunakan mesin Ohaus

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal pengujian benih (kadar air) serta dapat berinteraksi

dengan tenaga kerja laboratorium.

LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 10

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DI PT. BENIH CITRA ASIA

NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI

1 7 September 2015

Pengemasan ulang sementara benih

bayam

a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis pengemasan

ulang sementara benih bayam serta

fungsi dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pengemasan ulang

sementara benih bayam

c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam pengemasan ulang

sementara benih bayam dan bisa

berinteraksi dengan tenaga kerja

Page 123: Laporan Magang Kerja

107

2 8 September

2015

Purity and Hibridity

Test komoditas

mentimun dan paria

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi pengujian kemurnian genetik

F1 dan membedakan antara ciri F1, F,

OV, OT, serta fungsi dari setiap pengujian

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pengujian kemurnian hibriditas di lapang

c. Afektif: peserta magang keterampilan

dalam hal pengujian hibriditas tanaman di lapang dan bisa berinteraksi dengan

tenaga kerja

3 9-10

September 2015

Sortasi benih kacang

panjang

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai karakteristik benih kacang panjang yang layak dan tidak

layak

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan sortasi benih kacang panjang dengan membedakan

yang benih yang layak dan tidak layak

c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal sortasi benih

dan bisa berinteraksi dengan tenaga

kerja

4 11 September 2015

Pengujian ulang kemasan

a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi tentang teknis uji ulang

kemasan serta fungsi dari setiap

kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan tahap awal dari kegiatan

pengujian ulang kemasan c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam pengujian benih

serta bisa berinteraksi dan bekerjasama

dengan tenaga kerja

5 12 September

2015

Seed dressing a. Kognitif: Peserta magang memperoleh

informasi terkait perlakuan benih

semangka yang memiliki daya berkecambah rendah untuk

meningkatkan daya berkecambah

tersebut dengan dilakukan pelapisan

benih menggunakan larutan tertentu. b. Psikomotorik: Perserta magang

melakukan kegiatan dressing benih

semangka dengan terlebih dahulu mengumpulkan benih yang akan di-

dressing, pembuatan larutan dressing,

proses dressing dan pengeringan hasil dressing pada ruang fast drying atau alat

fast drying.

Page 124: Laporan Magang Kerja

108

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam perlakuan benih

khusus serta bisa berinteraksi dan

bekerjasama dengan tenaga kerja

Perbanyakan

Trichoderma sp.

a. Kognitif: Peserta magang memperoleh

informasi terkait teknis perbanyakan

Trichoderma sp. Serya fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: Perserta magang

melakukan kegiatan perbanyakan

Trichoderma sp. pada media nasi c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam perbanyakan

Trichoderma sp. serta bisa berinteraksi dan bekerjasama dengan tenaga kerja

LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 11

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DI PT. BENIH CITRA ASIA

NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI

1 14 September

2015

Dust dressing a. Kognitif: Peserta magang memperoleh

informasi terkait perlakuan benih semangka yang memiliki daya

berkecambah rendah untuk

meningkatkan daya berkecambah tersebut dengan dilakukan pelapisan

benih menggunakan serbuk tertentu.

b. Psikomotorik: Perserta magang melakukan kegiatan dust dressing benih

semangka dengan terlebih dahulu

menyiapkan serbuk dressing, proses

dressing dan isolasi kembali benih ke dalam kemasan.

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam perlakuan benih khusus serta bisa berinteraksi dan

bekerjasama dengan tenaga kerja

2 15 September

2015

Pengujian kadar air

mentimun

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis pengujian kadar air benih mentimun serta fungsi

dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan pengujian kadar air

mentimun menggunakan mesin Ohaus

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam hal pengujian benih (kadar air) serta dapat berinteraksi

dengan tenaga kerja laboratorium.

3 16 September 2015

Pengisian form Tanda Terima

Contoh Benih dan

Pengadaan Tanaman

a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai bentuk dan

kuisioner dalam form TTCB

Page 125: Laporan Magang Kerja

109

Uji F1 b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan pengisian form

TTCB dan pengadaan tanaman F1

c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal pengarsipan dan

pelengkapan dokumen QA serta dapat

berinteraksi dengan tenaga kerja administrasi QA

4 17 September

2015

Persemaian benih

bayam, kacang

panjang

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi mengenai teknis persemaian

benih bayam, kacang panjang dan fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan persemaian benih bayam, kacang panjang

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai langkah awal

pengujian yakni menyemaikan tanaman pada media yang telah ditentukan dan

bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

5 18 September 2015

Uji tetrazolium a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis pengujian

tetrazolium serta fungsi dari setiap

kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan pengujian

tetrazolium

c. Afektif: peserta magang keterampilan dalam pengujian benih tanaman dan bisa

berinteraksi dengan tenaga kerja

6 19-20

September 2015

Perawatan tanaman

semai

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi penyiraman tanaman semai serta fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan penyiraman tanaman semai

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam perawatan tanaman semai serta dapat berinteraksi dengan

tenaga kerja

LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 12

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DI PT. BENIH CITRA ASIA

NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI

1 21 September 2015

Perawatan tanaman semai

a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi penyiraman tanaman semai

serta fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan penyiraman

tanaman semai

Page 126: Laporan Magang Kerja

110

c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam perawatan tanaman

semai serta dapat berinteraksi dengan

tenaga kerja

2 22 September

2015

Ujian magang kerja Peserta magang melakukan ujian magang

kerja bersama dengan pembimbing lapang

untuk menguji mahasiswa mengenai apa saja yang telah dilakukan dan digali dari

kegiatan magang kerja.

3 23 September

2015

Pelengkapan data

administratif magang kerja

Kegiatan yang dilakukan adalah

melengkapi kekurangan data mahasiswa serta pemberian sertifikat magang kerja

oleh perusahaan.

4 25 September 2015

Persemaian benih tomat, semangka,

paria

a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis persemaian

benih tomat, semangka, paria dan fungsi

dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan persemaian benih

tomat, semangka, paria c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan mengenai langkah awal

pengujian yakni menyemaikan tanaman

pada media yang telah ditentukan dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja

5 26-27

September 2015

Perawatan tanaman

semai

a. Kognitif: peserta magang memperoleh

informasi penyiraman tanaman semai serta fungsi dari setiap kegiatannya

b. Psikomotorik: peserta magang

melakukan kegiatan penyiraman

tanaman semai c. Afektif: peserta magang memperoleh

keterampilan dalam perawatan tanaman

semai serta dapat berinteraksi dengan tenaga kerja

LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 13

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DI PT. BENIH CITRA ASIA

NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI

1 28 September 2015

Dokumentasi Mahasiswa melengkapi kekurangan data maupun dokumentasi yang dibutuhkan

untuk laporan magang kerja.