laporan magang kerja
DESCRIPTION
Manajemen Mutu Benih PT. Benih Citra AsiaTRANSCRIPT
MANAJEMEN MUTU BENIH
DI PT. BENIH CITRA ASIA JEMBER
Oleh :
CITRA ARIFIANI RISDIANTONO
125040100111021
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
MANAJEMEN MUTU BENIH
DI PT. BENIH CITRA ASIA JEMBER
Oleh :
CITRA ARIFIANI RISDIANTONO
125040100111021
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG KERJA
MANAJEMEN MUTU BENIH
DI PT. BENIH CITRA ASIA JEMBER
Disetujui Oleh :
Pembimbing Magang,
Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS
NIP.19550327 198103 1 003
Mengetahui,
a.n Dekan
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,
Mangku Purnomo, SP, M.Si,Ph.D
NIP. 19770420 200501 1 001
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN MAGANG KERJA
MANAJEMEN MUTU BENIH
DI PT. BENIH CITRA ASIA JEMBER
Menyetujui,
Dosen Penguji
Penguji I, Penguji II,
Silvana Maulidah, SP., MP. Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS
NIP. 19770309 200701 2 001 NIP.19550327 198103 1 003
Tanggal Ujian : 12 Desember 2015
iii
SUMMARY
CITRA ARIFIANI RISDIANTONO. 125040100111021. Seed Quality
Management in Benih Citra Asia, PT, Jember, Jawa Timur. Prof. Dr. Ir. Budi
Setiawan, MS as adviser and Taufik, SP as field supervisor.
Quality management is a key factor determining the success of the
company in providing a quality product for the consumer. In quality management
conducted by PT. Benih Citra Asia contained the seed quality assurance activities.
Quality assurance is one of the company's efforts to ensure that the process quality
and the product quality of the company has a good output.
Quality assurance made by the company materialized with the
establishment of a division called quality assurance. This division is responsible
for ensuring that the processes and products in the company have excellent
quality. The activity of this division is fully reflected in the sub-divisions that
have different domains and tasks. FQA is a subdivision that handles quality
assurance process in the field (on-farm), where the cultivation practices must be
the same as the standard technology owned by the company. SQA is a subdivision
responsible for quality assurance of products through testing in the laboratory and
screen house. Under the auspices of the SQA, there is a section that handles PQA
underwriting processes and products in the plant division. PHT subdivision has
the responsibility to ensure that the product (seed entrance from the farmer) must
have a purity of hybridity at least 98%. Meanwhile, SR subdivision is a
subdivision that handles the seeds that are less worthy. Here, SR duty to handle
the problem so that the seeds can still be commercialized.
Quality management is done by the company are based on the PDCA
cycle (Plan-Do-Check-Act). Planning (plan) drawn up at the beginning of the year
by the managerial, which was the technical execution then submitted to the
respective subdivisions through subdivision coordinator. Implementation (do), the
efforts of each subdivision in the field to ensure that the quality of processes and
products are in accordance with the company's expectations. Supervision (check)
is generally performed by QA manager who will be accountable to the manager
representative and president director. But the direct supervision in the field is
iv
returned to the coordinator of each subdivision. Stage of follow up (actuating) was
the steps taken by the QA division after supervision is then evaluated by the
manager or coordinator.
By applying quality management, the company has successfully obtained ISO
9001: 2008. So there are some benefits gained by the company through this
certification. However, in practice they encountered several obstacles in the
process of seed quality management in PT. Benih Citra Asia. These constraints
usually arises because of slipping of the amount of seed entered in accordance
with the planning that has been made in the beginning, the seed entrance usually
far more than the number of additional planning so that QA division should really
optimize each testing process. Test optimization efforts is reflected in the strategy
developed by each division coordinator subdivisions or indirectly by the manager.
v
RINGKASAN
CITRA ARIFIANI RISDIANTONO. 125040100111021. Manajemen Mutu
Benih di PT. Benih Citra Asia Jember, Jawa Timur. Dibawah bimbingan Prof. Dr.
Ir. Budi Setiawan, MS dan Taufik, SP sebagai pembimbing lapang.
Manajemen mutu merupakan suatu faktor kunci penentu keberhasilan
perusahaan dalam menyediakan produk yang berkualitas bagi konsumen. Di
dalam manajemen mutu yang dilakukan oleh PT. Benih Citra Asia terdapat
aktivitas penjaminan mutu. Penjaminan mutu merupakan salah satu upaya
perusahaan untuk menjamin bahwa mutu proses maupun mutu produk dalam
perusahaan memiliki output yang baik.
Penjaminan mutu yang dilakukan oleh perusahaan terwujud dengan
dibentuknya suatu divisi bernama quality assurance. Divisi ini bertugas untuk
memastikan bahwa proses dan produk dalam perusahaan memiliki mutu yang
prima. Aktivitas dalam divisi ini sepenuhnya tergambar dalam subdivisi-subdivisi
yang memiliki ranah dan tugas yang berbeda. FQA merupakan subdivisi yang
menangani penjaminan mutu proses di lahan (on-farm), dimana praktek budidaya
harus sama dengan standar teknologi yang dimiliki oleh perusahaan. SQA adalah
subdivisi yang bertanggungjawab atas penjaminan mutu produk melalui pengujian
di laboratorium maupun screen house. Dibawah naungan SQA, terdapat bagian
PQA yang menangani penjaminan proses dan produk pada divisi plant. Subdivisi
PHT memiliki tanggungjawab untuk memastikan bahwa produk (benih masuk
dari petani) harus memiliki kemurnian hibriditas minimal 98%. Sedangkan
subdivisi SR merupakan subdivisi yang menangani benih-benih yang kurang
layak. Di sini, SR bertugas untuk menangani masalah tersebut sehingga benih
masih bisa dikomersilkan.
Manajemen mutu yang dilakukan oleh perusahaan didasarkan atas siklus
PDCA (Plan-Do-Check-Act). Perencanaan (plan) disusun pada awal tahun oleh
pihak manajerial, dimana teknis pelaksanaan kemudian diserahkan kepada
masing-masing subdivisi melalui koordinator subdivisi. Pelaksanaan (do)
merupakan upaya masing-masing subdivisi di lapang untuk menjamin bahwa
mutu proses maupun produk sudah sesuai dengan harapan perusahaan.
vi
Pengawasan (check) secara umum dilakukan oleh manajer QA yang akan
dipertanggungjawabkan kepada manajer representative dan president director.
Namun pengawasan secara langsung di lapang dikembalikan kepada koordinator
masing-masing subdivisi. Tahap penindaklanjutan (actuating) merupakan langkah
yang diambil oleh divisi QA setelah adanya pengawasan yang kemudian
dievaluasi oleh pihak manajer maupun koordinator.
Dengan menerapkan manajemen mutu yang dimaksud, perusahaan telah
berhasil memperoleh sertifikat ISO 9001:2008. Sehingga ada beberapa manfaat
yang didapatkan oleh perusahaan melalui sertifikasi ini. Namun dalam
pelaksanaannya masih ditemui beberapa kendala dalam proses manajemen mutu
benih di PT. Benih Citra Asia. Kendala ini biasanya muncul karena melesetnya
jumlah benih masuk sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat di awal, benih
masuk biasanya jauh lebih banyak dibanding dengan jumlah perencanaan yang
dibuat sehingga divisi QA harus benar-benar mengoptimalkan masing-masing
proses pengujian. Upaya pengoptimalan pengujian ini tergambar dalam strategi
yang disusun oleh masing-masing koordinator subdivisi maupun manajer divisi
secara tidak langsung.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan pembuatan Laporan Kegiatan Magang Kerja
yang berjudul “Manajemen Mutu Benih di PT. Benih Citra Asia Jember”.
Banyak kendala yang ditemui penulis dalam menyusun Laporan Kegiatan
Magang Kerja ini hingga penyelesaiannya tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS selaku dosen pembimbing magang
kerja yang telah memberikan dorongan serta saran dalam penyelesaian laporan
ini.
2. Bapak Taufik, SP selaku pembimbing lapang dari PT Benih Citra Asia yang
senantiasa memberikan arahan dan bimbingan yang sangat bermanfaat.
3. Seluruh stakeholder PT Benih Citra Asia yang telah membantu memberikan
informasi terkait pelaksanaan teknis magang di lapang.
4. Panitia magang kerja jurusan sosial ekonomi pertanian yang selalu
memberikan perhatian mengenai progress magang kerja di lapang.
5. Rekan-rekan magang kerja di PT Benih Citra Asia atas dukungan dan
kerjasamanya selama kegiatan di lapang.
6. Serta semua pihak yang membantu dalam penyelesaian dan memberikan
dukungan selama pelaksanaan kegiatan magang kerja.
Menyadari adanya keterbatasan pengetahuan dan referensi yang didapat,
maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk laporan
magang kerja ini. Penulis berharap laporan magang kerja ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Malang, Desember 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................. ii
SUMMARY ............................................................................................ iii
RINGKASAN ......................................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................ vii
DAFTAR ISI .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. x
DAFTAR TABEL .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................ 2
1.2.1 Tujuan Umum ............................................................................ 2
1.2.2 Tujuan Khusus ........................................................................... 2
1.3 Sasaran Kompetisi.............................................................................. 2
1.4 Manfaat .............................................................................................. 3
1.4.1 Bagi Mahasiswa.......................................................................... 3
1.4.2 Bagi Perusahaan ......................................................................... 4
1.4.3 Bagi Penyelenggara Program ...................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
2.1 Benih ................................................................................................. 5
2.2 Manajemen ........................................................................................ 6
2.3 Mutu .................................................................................................. 7
2.4 Manajemen Mutu ............................................................................... 8
2.5 Penjaminan Mutu ............................................................................... 10
III. METODE PELAKSANAAN .......................................................... 11
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................. 11
3.2 Prosedur Pelaksanaan ......................................................................... 11
IV. TINJAUAN UMUM ........................................................................ 14
4.1 Profil Lokasi Magang ......................................................................... 14
4.2 Struktur Organisasi Lokasi Magang ................................................... 18
4.3 Unit dan Program Kerja ..................................................................... 19
ix
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 28
5.1 Hasil Magang ..................................................................................... 28
5.1.1 Kegiatan Magang Kerja On-Farm ............................................ 28
5.1.2 Kegiatan Magang pada Divisi Plant ......................................... 47
5.1.3 Kegiatan Magang pada Divisi
Quality Assurance (QA) ........................................................... 52
5.1.4 Sertifikasi ISO 9001:2008 ........................................................ 65
5.1.5 Sistem Pemasaran ..................................................................... 67
5.1.6 Bentuk Kemitraan .................................................................... 68
5.2 Pembahasan ....................................................................................... 70
5.2.1 Penerapan Manajemen Mutu Benih
pada PT. Benih Citra Asia ........................................................ 70
5.2.1.1 Plan .............................................................................. 71
5.2.1.2 Do ................................................................................ 73
5.2.1.3 Check ........................................................................... 76
5.2.1.4 Act ............................................................................... 77
5.2.2 Manfaat Penerapan Manajemen Mutu Benih ............................ 78
5.2.3 Kendala dalam Manajemen Mutu Benih ................................... 79
5.2.4 Strategi Mengatasi Kendala
dalam Manajemen Mutu Benih ................................................ 79
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 81
6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 81
6.2 Saran .................................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 84
LAMPIRAN ........................................................................................... 86
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Lingkaran Perencanaan ................................................................... 9
2. Lokasi dan Letak Geografis PT. Benih Citra Asia ........................... 14
3. Pengolahan lahan ............................................................................ 29
4. Aplikasi dolomit ............................................................................. 29
5. Nursery luar .................................................................................... 30
6. Nursery dalam ................................................................................. 30
7. Perendaman benih menggunakan fungisida ..................................... 30
8. Persemaian benih tomat .................................................................. 30
9. Pemeraman benih ............................................................................ 31
10. Germination room (penyimpanan benih diperam) ........................... 31
11. Pemilihan benih yang telah keluar calon akar .................................. 32
12. Persemaian benih ke tray ................................................................ 32
13. Bibit siap dikirim dan ditanam di lahan ........................................... 33
14. Pemasangan MPHP ......................................................................... 33
15. Penanaman bibit di lahan ................................................................ 34
16. Pengairan menggunakan sistem turap/leb ........................................ 35
17. Pemasangan lanjaran ....................................................................... 36
18. Pemasangan sulur tanaman.............................................................. 37
19. Pencabutan gulma ........................................................................... 38
20. Pemeliharaan cabang ....................................................................... 39
21. Persiapan alat dan bahan hibridisasi ................................................ 40
22. Bunga jantan siap polinasi ............................................................... 41
23. Proses polinasi ................................................................................ 42
24. Pengisolasian mahkota bunga betina ............................................... 42
25. Pemberian tanda selesai polinasi menggunakan
benang siet ...................................................................................... 42
26. Penyungkupan bunga betina ............................................................ 43
27. Pengambilan bunga jantan untuk polinasi esok hari ......................... 43
28. Buah OP ......................................................................................... 44
29. Buah siap panen .............................................................................. 45
30. Processing hasil panen .................................................................... 46
31. Pengeringan benih ........................................................................... 47
32. Penerimaan benih masuk ................................................................. 47
33. Benih kualitas buruk dan benih kualitas baik ................................... 49
34. Pengemasan ulang sementara benih bayam ..................................... 49
35. Persiapan kemasan .......................................................................... 50
36. Penimbangan benih siap kemas ....................................................... 50
37. Pengemasan benih ........................................................................... 51
xi
38. Sealing kemasan ............................................................................. 51
39. Kemasan dalam inner box ............................................................... 51
40. Pemeriksaan ulang berat total dalam inner box ................................ 51
41. Benih dalam kardus ......................................................................... 51
42. Pengambilan contoh benih menggunakan stick triyer ...................... 52
43. Contoh komposit ............................................................................. 53
44. Contoh kirim ................................................................................... 53
45. Persiapan media semai metode UKDdp ........................................... 54
46. Pengujian DB menggunakan metode UKDdp .................................. 54
47. Persiapan media semai metode PK Tisu .......................................... 54
48. Pengujian DB menggunakan metode PK Tisu ................................. 54
49. Persiapan media semai metode pasir ............................................... 55
50. Pengujian DB menggunakan metode pasir ...................................... 55
51. Pengujian DB menggunakan metode AK Kipas .............................. 56
52. First count pada pengamatan DB .................................................... 56
53. Sebelum uji tetrazolium .................................................................. 57
54. Setelah uji tetrazolium..................................................................... 57
55. Pengujian kadar air menggunakan mesin Ohaus .............................. 58
56. Pengujian hibriditas di lahan ........................................................... 59
57. Cairan untuk coating benih ............................................................. 61
58. Proses coating benih ....................................................................... 61
59. Proses pengeringan setelah coating benih ........................................ 62
60. Persiapan serbuk untuk coating kering ............................................ 62
61. Pengujian ulang kemasan ................................................................ 62
62. Proses pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008 .................................... 66
63. Alur pemasaran produk Bintang Asia .............................................. 68
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
Teks
1. Pemupukan Produksi Benih Mentimun ....................................... 37
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Teks
1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya Tahun 2015 .............................. 85
2. Rincian Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya Tahun 2015 .............................. 86
3. Struktur Organisasi PT. Benih Citra Asia ................................... 87
4. Ketentuan Mutu Ukuran Lot dan Contoh Benih .......................... 88
5. Surat Pengantar Magang Kerja ................................................... 89
6. Surat Keterangan Telah Melakukan Magang Kerja ..................... 90
7. Dokumentasi .............................................................................. 91
8. Logbook Magang Kerja .............................................................. 95
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
SP (Sensus Penduduk) yang dilakukan pada tahun 1990 menunjukkan
jumlah kepadatan penduduk mencapai 95 jiwa per km2, kemudian meningkat
pada tahun 2000 menjadi 107 jiwa per km2, dan terus meningkat hingga pada
tahun 2010 jumlahnya menjadi 124 jiwa per km2 (BKKBN, 2013). Seiring
berkembangnya populasi penduduk di Indonesia ini, permintaan akan komoditas
holtikultura semakin meningkat. Pada tahun 2011, konsumsi sayur Indonesia
sebesar 133,7 gram/kap/hari atau 48,8 kg/kap/tahun serta konsumsi buah sebesar
63,6 gram/kap/hari atau 23,2 kg/kap/tahun (Badan Ketahanan Pangan Kementan
RI, 2012). Peningkatan permintaan komoditas pertanian ini harus diimbangi oleh
penawaran pasar yang tinggi agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Fenomena perkembangan populasi penduduk yang membuat permintaan
terus meningkat memicu perkembangan industri di bidang pertanian, termasuk
industri perbenihan nasional. Industri perbenihan sangat penting keberadaannya
bagi usahatani di Indonesia, karena dengan benih yang bermutu akan dihasilkan
tanaman-tanaman serta hasil panen yang bermutu pula. Namun sesuai dengan
kutipan Direktorat Jenderal Hortikultura (2011) yang menyatakan bahwa industri
perbenihan nasional masih kurang berkembang. Hal ini dikarenakan industri
memerlukan investasi yang cukup besar. Tidak banyak swasta yang mau
menanamkan investasi di perusahaan perbenihan. Di sisi lain sistem perbenihan
belum didukung secara optimal oleh subsistem pengembangan varietas untuk
mengantisipasi perubahan dan perkembangan selera masyarakat, subsistem
produksi dan distribusi benih, subsistem perbaikan mutu melalui sertifi kasi dan
pelabelan dan subsistem kelembagaan, dan lebih menekankan pada tanaman
pangan.
Peluang bisnis yang masih sangat terbuka lebar inilah yang kemudian
menjadi motivasi awal berdirinya perusahaan benih PT Benih Citra Asia di
Kecamatan Ajung Kabupaten Jember. PT Benih Citra Asia adalah perusahaan
yang bergerak dalam bidang pertanian khususnya industri benih tanaman
hortikultura yang diperoleh dari hasil pemuliaan tanaman (plant breeding). Untuk
2
menghasilkan produk yang berkualitas, benih diproduksi dan diproses melalui
pengawasan ketat dari quality assurance. PT. Benih Citra Asia telah memperoleh
Sertifikat Sistem Manajemen Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
Nomor 10-LSSM BTPH dan ISO 9001:2008. Hal ini menunjukkan perusahaan
telah mewujudkan peningkatan mutu dan pelayanan yang berorientasi terhadap
kepuasan pelanggan.
PT. Benih Citra Asia merupakan perusahaan yang mempunyai daya saing
pada industri perbenihan nasional melalui perbaikan mutu secara terus-menerus.
Kepercayaan pelanggan dan kemitraan dengan petani yang terjalin dengan baik
akan mampu mendukung perusahaan dalam usaha menyediakan benih secara
kualitas, kuantitas, dan berkesinambungan. Oleh karena itu, manajemen mutu
yang diterapkan oleh perusahaan patut untuk dijadikan pembelajaran bagi
mahasiswa dalam pelaksanaan magang kerja.
1.2 Tujuan Magang Kerja
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum kegiatan magang kerja ini, antara lain :
1. Melatih mahasiswa di lapangan untuk aspek pertanian, perkebunan atau
manajemen lingkungan yang tidak tercakup dalam proses perkuliahan.
2. Memberi kesempatan mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja di
sektor pertanian yang relevan dengan profesi yang akan diembannya di
masyarakat.
3. Memberikan pengalaman bekerja mahasiswa di lingkungan profesional atau
agribisnis.
4. Memberikan keterampilan tambahan yang mungkin berguna untuk kerja di
masa depan, seperti keterampilan: berkomunikasi yang efektif dan
penguasaan IT.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kegiatan magang kerja ini, antara lain :
1. Mengetahui penerapan manajemen mutu benih di PT. Benih Citra Asia
Jember
3
2. Mengetahui manfaat manajemen mutu benih di PT. Benih Citra Asia
Jember.
3. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam manajemen mutu benih
di PT. Benih Citra Asia Jember.
4. Mengetahui strategi untuk mengatasi kendala dalam manajemen mutu benih
yang telah dilakukan di PT. Benih Citra Asia Jember.
1.3 Sasaran Kompetensi
Sasaran kompetensi kegiatan magang kerja ini, antara lain :
1. Mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengorganisasi
(mengelola) sistem dan usaha agribisnis secara berkelanjutan berdasarkan etika
bisnis.
2. Mampu mengimplementasikan (menerapkan) dan mengembangkan agribisnis
berbasis pertanian berkelanjutan serta berkomunikasi dan menjalin kerjasama
secara efektif.
3. Mampu mengidentifikasi permasalahan, memfasilitasi, memediasi dan
mengembangkan kapasitas masyarakat agribisnis dalam sistem sosial, ekonomi
dan nilai-nilai budaya local
4. Mampu belajar sepanjang hayat, dan mampu berpikir analitik untuk
mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar masalah serta mencari solusi
berbasis ilmiah dalam sistem agribisnis yang berkelanjutan.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Memperoleh pemahaman tentang hubungan antara teori di kampus dengan
aplikasi praktis di lapangan.
2. Menguji kemampuan pengembangan karir dengan tujuan yang realistis.
3. Mengembangkan kebiasaan bekerja secara profesional.
4. Meningkatkan kemampuan membangun hubungan inter dan intrapersonal.
5. Mengenal dan belajar dengan tenaga-tenaga profesional di bidang pertanian.
6. Menyiapkan diri dalam fase transisi menjadi tenaga penuh-waktu kerja
setelah lulus.
4
7. Mempertahankan status mahasiswa sambil belajar pada pekerjaan
profesional.
1.4.2 Bagi Perusahaan
1. Membangun hubungan dengan calon tenaga potensial yang telah
menunjukkan kinerja saat mahasiswa melakukan magang.
2. Mendidik mahasiswa yang bermotivasi tinggi.
3. Memanfaatkan tenaga terdidik untuk pengenalan ide-ide baru dan segar.
4. Mengembangkan program pelatihan yang efisien.
5. Memanfaatkan mekanisme magang sebagai alat merekrut tenaga profesional
dengan dunia kampus.
6. Menyalurkan dana dan jasa sebagai bagian dari pertanggung jawaban sosial
untuk mendukung pendidikan perguruan tinggi pertanian untuk
mengantisipasi krisis pangan, krisis energi dan krisis air di masa mendatang.
1.4.3 Bagi Penyelenggara Program
1. Mendapatkan umpan balik mahasiswa yang dapat digunakan untuk
perbaikan kurikulum.
2. Memperkuat hubungan positif dengan para pihak yang bergerak di sektor
pertanian dan masyarakat agribisnis.
3. Meningkatkan hubungan untuk kepentingan masyarakat luas dan
mendorong dukungan masyarakat untuk program-program pendidikan
tinggi pertanian.
4. Mendemostrasikan kepedulian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
dalam pendidikan pertanian dan menunjukkan dukungan melalui kinerja
individualitas mahasiswa dalam dunia kerja.
5. Mengembangkan sinergitas para pihak yang bergerak di industri pertanian
untuk memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Benih
Suena (2012:1) menyatakan bahwa benih merupakan biji tanaman yang
sengaja diproduksi dengan teknik-teknik tertentu, sehingga memenuhi persyaratan
untuk digunakan sebagai bahan pertanaman selanjutnya. Benih merupakan biji
tumbuhan yang digunakan untuk tujuan pertanaman (Sadjad, 1997:11). Benih
tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang
digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman
(Permentan No 2, 2014:3). Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa benih merupakan tanaman atau bagian tanaman yang sengaja diproduksi
menggunakan teknik-teknik tertentu untuk tujuan pertanaman atau
pengembangbiakan tanaman.
Benih unggul bermutu merupakan salah satu unsur panca usaha pertanian
yang utama dalam peningkatan produksi pertanian. Tanpa penggunaan benih
unggul bermutu, maka penerapan sarana produksi lainnya akan kurang
bermanfaat, bahkan dapat menimbulkan kerugian bagi petani. Menurut Deptan
Sekretariat Badan Pengendali Bimas (1988: 3), benih bermutu adalah benih yang
dalam proses produksinya mendapatkan pengawasan baik di lapangan maupun di
laboratorium dan telah dinyatakan memenuhi standar yang berlaku oleh pihak
yang berwenang dan meliputi benih bersertifikat dan benih bermutu tidak
bersertifikat. Perbedaan antara benih bersertifikat dan benih bermutu tidak
bersertifikat adalah dari pengadaaannya. Benih bersertifikat merupakan benih
yang pengadaannya melalui proses sertifikasi yang berlaku, sedangkan benih
bermutu tidak bersertifikat tidak melalui proses sertifikasi yang berlaku.
Benih bermutu dikelompokkan berdasarkan kelas-kelasnya. Terdapat
empat macam kelas benih bermutu, yakni benih pejenis (breeder seed, BS), benih
dasar (foundation seed, FS), benih pokok (stock seed, SS), serta benih sebar
(extension seed, ES). BS merupakan benih yang diawasi oleh breeder/pemulia
tanaman yang bersangkutan atau instansinya dan harus merupakan sumber untuk
perbanyakan FS. FS adalah keturunan pertama dari BS yang diproduksi dibawah
bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat sehingga kemurnian varietas
6
dapat diperlihara, FS diproduksi oleh instansi/badan yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal Pertanian Tanaman Pangan dan produknya harus disertifikasi oleh BPSB.
SS merupakan keturunan dari FS, yang diproduksi dan dipelihara sedemikian
sehingga identitas dan tingkat kemurnian varietas yang ditetapkan dapat
dipelihara dan memenuhi standar mutu yang ditetapkan serta harus disertifikasi
sebagai benih pokok oleh BPSB. ES merupakan keturunan dari BS, FS, atau SS
yang diproduksi dan dipelihara sedemikian sehingga identitas dan tingkat
kemurnian varietas dapat dipelihara dan memenuhi standar mutu benih yang
ditetapkan dan harus disertifikasi benih sebar berlabel biru (Deptan Sekretariat
Badan Pengendali Bimas, 1988: 5-6).
2.2 Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan dan sasaran
kinerja (Prinhantoro, 2012: 40). Menurut Terry dan Rue (2013:1), manajemen
merupakan suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau
pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau
maksud-maksud yang nyata. Manajemen (management) adalah pencapaian
tujuan-tujuan organisasional secara efektif dan efisien melalui perencanaan,
pengelolaan, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya-sumber daya
organisasional (Daft, 2012: 6). Dari ketiga pengertain di atas, dapat disimpulkan
bahwa manajemen merupakan sebuah proses atau kerangka kerja dalam
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang mengelola sumberdaya secara
efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian.
Menurut Terry dan Rue (2013: 9), terdapat lima fungsi utama dalam
manajemen. Manajer harus melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang dinamakan
fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari:
1. Planning, proses menentukan tujuan yang akan dicapai dan menentukan apa
yang harus diperbuat untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Organizing, mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan
memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut.
7
3. Staffing, yakni menentukan keperluan sumberdaya manusia, pengerahan,
penyaringan, pelatihan serta pengembangan tenaga kerja.
4. Motivating, mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah tujuan.
5. Controlling, mengukur atau membandingkan pelaksanaan dengan tujuan,
menentukan sebab-sebab terjadinya penyimpangan, serta mengambil tindakan-
tindakan kolektif yang dianggap perlu.
2.3 Mutu
Mutu adalah kesesuaian serangkaian karakteristik produk atau jasa
dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan berdasarkan syarat, kebutuhan
dan keinginan konsumen (Muhandari dan Kadarisman, 2006:12). Feigenbaum
(1992:7) menyebutkan bahwa mutu adalah keseluruhan gabungan karakteristik
produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembikinan, dan pemeliharaan yang
membuat produk dan jasa yang digunakan memenuhi harapan-harapan pelanggan.
Mutu merupakan kreasi dan inovasi berkelanjutan yang dilakukan untuk
menyediakan produk atau jasa yang memenuhi, atau melampaui harapan para
pelanggan, dalam usaha terus memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka
(Haming dan Nurnajamuddin, 2007: 103).
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, mutu dapat diartikan sebagai
keseluruhan gabungan karakteristik produk atau jasa yang dikreasikan dan
diinovasikan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen/pelanggan. Untuk memuaskan pelanggan, maka mutu yang dimiliki
oleh sebuah produk minimal harus memenuhi -atau bahkan melampaui-
ekspektasi pelanggan atas karakteristik produk yang bersangkutan.
Pada saat ini, mutu produk lebih penting dibandingkan dengan masa-
masa sebelumnya. Hal ini dikarenakan jumlah produk yang melimpah di pasar,
sehingga produsen tidak sepenuhnya berorientasi kepada peningkatan produksi
saja, akan tetapi hari ini produsen harus berfikir bagaimana produknya bisa laku.
Penekanannya beralih dari jumlah ke mutu (Mizuno, 1994: 3). Produsen harus
merancang sedemikian rupa serangkaian karakteristik produk sehingga produk
tersebut dapat diterima oleh konsumen. Hal ini penting karena konsumen bukan
semata-mata membeli “produk”, akan tetapi mereka juga membeli “manfaat dari
8
produk” tersebut. Dengan demikian apakah sebuah produk dianggap bermutu atau
tidak tergantung pada apakah produk itu menjalankan fungsinya sebagaimana
dimaksud atau tidak (Mizuno, 1994: 6).
2.4 Manajemen Mutu
Menurut Muhandari dan Kadarisman (2006:57), sistem manajemen mutu
merupakan bentuk perkembangan metoda jaminan mutakhir yang terus
berkembang, dan memadukan semua unsur yang diperlukan oleh organisasi untuk
meningkatkan kepuasan konsumen secara kontinyu melalui produk jasa dan
proses yang lebih baik. Manajemen mutu bersifat umum menyangkut semua
aktivitas dalam perusahaan, sehingga manajemen mutu berlaku untuk setiap
bagian atau aktivitas dalam perusahaan (Indrajit dan Permono, 2005:472).
Prinhantoro (2012: 46) menyebutkan bahwa manajemen mutu merupakan
aktivitas dari keseluruhan fungsi manajemen yang menetapkan kebijakan mutu,
tujuan dan tanggung jawab perusahaan, serta melaksanakannya dengan cara
seperti perencanaan mutu, pengendalian mutu, pemastian mutu, dan peningkatan
mutu di dalam sistem mutu. Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan
budaya organisasi yang menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang
konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi.
Manajemen mutu merupakan suatu upaya yang ditempuh oleh
perusahaan, menyangkut seluruh aktivitas dari keseluruhan fungsi manajemen
untuk menetapkan kebijakan mutu dan tanggungjawab perusahaan serta
melaksanakannya dalam rangak peningkatan kepuasan konsumen secara kontinyu
melalui produk, jasa, dan proses yang lebih baik. Seluruh aktivitas manajemen
mutu ini terwujud dalam setiap aspek kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
Manajemen mutu terpadu didefinisikan sebagai suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya (Tjiptono dan Diana dalam Siswanto, 2013). Sedangkan menurut
Render dan Heizer (2001), sistem manajemen mutu yang benar haruslah didukung
dengan penigidentifikasian dan pemenuhan kebutuhan konsumen. Manajemen
mutu terpadu menggambarkan penekanan mutu yang memacu seluruh organisasi,
9
mulai dari pemasok dampai konsumen. Manajemen mutu terpadu menekankan
pada komitmen manajemen untuk memiliki keinginan yang berkesinambungan
bagi perusahaan untuk mencapai kesempurnaan di segala aspek barang dan jasa
yang penting bagi konsumen.
Miranda dan A.W. Tunggal (2003: 157) menyebutkan bahwa pada
dasarnya manajemen mutu menggabungkan trilogi mutu untuk menyukseskan
semua program perbaikan, yang meliputi perencanaan mutu, pengendalian mutu
serta perbaikan mutu yang dilaksanakan melalui kerja tim. Menurut Mizuno
(1994: 12) aktivitas pengendalian mutu tergambar melalui lingkaran
pengendalian, dimana mulai dan berakhirnya lingkaran tersebut adalah pada
aktivitas perencanaan.
Gambar 1. Lingkaran Perencanaan
Keempat langkah di atas – Plan (merencanakan), Do (melaksanakan),
Check (memeriksa), Action (Bertindak), merupakan proses pengendalian. Plan
meliputi penetapan sebuah rencana atau standar untuk mencapai sasaran. Do
merupakan pelaksanaan rencana atau pekerjaan. Check meliputi kegiatan
mengukur dan menganalisa hasil dari rencana atau pekerjaan tersebut. Sedangkan
Action ialah perbaikan yang diperlukan apabila hasil tidak sesuai dengan
perencanaan. Keempat langkah ini secara bersama-sama mewujudkan
pengendalian mutu. Lingkaran pengendalian ini terutama adalah penyambungan
langkah-langkah untuk menjadi sebuah prosedur yang berkelanjutan.
4
2 3
1
Plan (P)
Merencanakan
Action (A)
Bertindak
Check (C)
Mengecek
Do (D)
Melaksanakan
10
2.5 Penjaminan Mutu
Quality Assurance (QA, penjaminan mutu) merupakan aktivitas tertentu
dan/atau semua aktivitas-terutama aktivitas yang bersifat lintas departemen-yang
dilakukan untuk menjamin apa yang kita lakukan itu menuju ke perwujudan mutu
keluaran baik, sesuai dengan harapan konsumen (Haming dan Nurnajamuddin,
2007: 105). Quality Assurance memfokuskan usaha pada pemastian mutu produk
dan prosesnya melalui audit operasi, pelatihan, analisis teknis, dan pemberian
bantuan pada bagian operasi dalam hal perbaikan mutu (Indrajit dan Permono,
2005:470). Jaminan mutu (Quality Assurance) bertujuan untuk menjamin
terpenuhinya persyaratan mutu produk seperti keamanan, keterandalan, sifat-sifat
fungsional dan sebagainya (Muhandari dan Kadarisman, 2006:40). Penjaminan
Mutu (Quality Assurance, QA) merupakan aktivitas perusahaan (lintas
departemen) yang bertujuan untuk perbaikan mutu produk maupun proses secara
berkesinambungan sehingga adanya jaminan bahwa persyaratan mutu (seperti
keamanan, keterandalan dan sifat-sifat fungsional) terpenuhi, serta output mutu
barang/jasa yang diproduksi oleh perusahaan sesuai dengan harapan konsumen.
Menurut Yorke (1997), penjaminan (assurance) terhadap kualitas
memiliki berbagai tujuan, diantaranya:
1. Membantu perbaikan dan peningkatan secara terus-menerus dan
berkesinambungan melalui praktek yang terbaik dan mau mengadakan inovasi.
2. Memudahkan mendapatkan bantuan, baik pinjaman uang atau fasilitas atau
bantuan lain dari lembaga yang kuat dan dapat dipercaya.
3. Menyediakan informasi pada masyarakat sesuai sasaran dan waktu secara
konsisten, dan bila mungkin, membandingkan standar yang telah dicapai
dengan standar pesaing.
4. Menjamin tidak akan adanya hal-hal yang tidak dikehendaki.
Selain itu, tujuan diadakannya penjaminan mutu (quality assurance) ialah untuk
dapat memuaskan berbagai pihak yang terkait di dalamnya, sehingga dapat
berhasil mencapai sasaran masing-masing (Yorke, 1997).
11
III. METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan magang kerja dilakukan Mahasiswa di perusahaan benih
nasional yakni PT. Benih Citra Asia yang beralamat di Jalan Akmaludin No. 26,
Jember, Jawa Timur. Kegiatan magang kerja dilakukan selama 3 bulan selama
bulan Juli-Oktober 2015.
Pemilihan tempat magang kerja dilakukan secara sengaja (purposive).
Pertimbangan pemilihan perusahaan dikarenakan PT. Benih Citra Asia merupakan
salah satu perusahaan benih yang dipertimbangkan di industri perbenihan
Indonesia, sangat memiliki potensi untuk merebut pasar dan sangat kompetitif
untuk menghasilkan produk benih (khususnya benih holtikultura) yang bermutu
tinggi.
Agenda magang yang dilakukan ialah Mahasiswa mengikuti seluruh
kegiatan yang ada di PT. Benih Citra Asia mulai dari kegiatan on-farm hingga
kegiatan di pabrik dan laboratorium. Sistemnya adalah Mahasiswa rolling ke
setiap bagian perusahaan selama beberapa periode sekali. Jadwal magang kerja
yang dilakukan Mahasiswa selama 3 bulan secara umum terdapat pada Tabel 1,
dan rincian kegiatan setiap minggunya terdapat pada Tabel 2.
3.2 Prosedur Pelaksanaan
Adapun kegiatan magang pada PT. Benih Citra Asia akan dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
a) Observasi (pengamatan langsung) dan praktek kerja
Semua kegiatan yang ada di perusahaan diikuti oleh mahasiswa, dengan
begitu mahasiswa akan mengetahui dan memahami semua kegiatan yang ada
di PT. Benih Citra Asia. Observasi dan praktek kerja ini juga bertujuan untuk
membandingkan pengetahuan teoritis yang didapat selama kuliah dengan
praktek kerja di lapangan.
Kegiatan yang diikuti oleh mahasiswa di PT. Benih Citra Asia seperti:
kegiatan pertanian on-farm, proses panen dan pasca panen komoditas
mentimun, pengujian mutu benih, proses benih masuk, proses pengemasan
12
benih siap pasar, serta kegiatan lainnya yang bermanfaat bagi perusahaan dan
mahasiswa sebagai peserta magang. Semua kegiatan ini akan menambah
pengetahuan dan pengalaman mahasiswa.
b) Diskusi dan wawancara
Untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk laporan magang kerja
serta menambah wawasan, maka mahasiswa melakukan wawancara dan
berdiskusi para pimpinan dan staf PT. Benih Citra Asia. Kegiatan wawancara
dan diskusi ini akan menambah wawasan dan data yang diperlukan oleh
mahasiswa.
Kegiatan diskusi berupa kegiatan tanya jawab yang memerlukan respon
atau aksi timbal balik dari stakeholder perusahaan agar diperoleh data yang
valid dan lengkap. Data yang diperoleh berupa data primer yang kemudian
diolah untuk melengkapi data yang diperlukan. Namun dapat juga berupa data
sekunder bila didapatkan dari data arsip PT. Benih Citra Asia. Data sekunder
dapat dijadikan bahan diskusi jika dalam data tersebut masih ada yang
membingungkan dan membuat mahasiswa tidak dimengerti. Kelengkapan
data akan didukung oleh kegiatan diskusi dan wawancara yang dilakukan.
c) Dokumentasi
Kegiatan dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data dengan cara
mendokumentasikan data-data yang telah diperoleh baik data yang diperoleh
secara langsung maupun data yang sudah ada pada perusahaan yang terkait
dengan penelitian. Dokumentasi dilakukan untuk mengabadikan dan menjadi
bukti otentik seluruh kegiatan dalam magang kerja. Hasil dokumentasi dapat
menjadi data primer untuk pelaporan magang kerja. Dokumentasi akan
menambah kelengkapan data dan menunjukkan kebenaran serta keaslian data.
13
Adapun data yang dikumpulkan dalam kegiatan magang kerja antara lain
berupa:
1. Data primer
Data primer diperoleh dengan cara observasi dan praktek kerja, diskusi
dan wawancara serta dokumentasi. Data primer berupa hasil observasi dan
praktek kerja yang dilakukan mahasiswa di lapang, hasil diskusi dan
wawancara pada pimpinan dan staf PT. Benih Citra Asia serta dokumentasi
kegiatan.
Data primer juga dapat berupa jawaban dari kuesioner yang telah dibuat
dan disebar ke staf PT. Benih Citra Asia. Saat mencari data primer harus
melakukan timbal balik pertanyaan dan jawaban agar data yang diperoleh
lengkap dan valid.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari dokumen perusahaan dan studi literatur yang
dilakukan oleh penulis. Data sekunder digunakan untuk mendukung kevalidan
data primer, yakni dengan cara membandingkan kenyataan yang ada di lapang
dengan dokumentasi perusahaan dan literatur/studi pustaka yang diperoleh oleh
mahasiswa.
14
IV. TINJAUAN UMUM
4.1 Profil Lokasi Magang
PT. Benih Citra Asia secara geografis terletak di Jalan Akhmaludin
Nomor 26 Desa Wirowongso Kecamatan Ajung, Kabupaten jember. Letaknya
diantara sebelah barat Desa Sumuran, sebelah timur Desa Kranjingan, sebelah
utara Desa Muktisari dan sebelah Selatan Desa Mumbul. PT. Benih Citra Asia
terletak di lokasi dengan ketinggian tempat ± 73 meter diatas permukaan laut. PT.
Benih Citra Asia memiliki luas lahan ± 830 hektar yang terbagi atas 2 bagian
yaitu ± 30 hektar untuk lahan perusahaan dan ± 800 hektar untuk lahan
kemitraaan.
Gambar 2. Lokasi dan Letak Geografis PT. Benih Citra Asia
Sumber: maps.google.com
PT. Benih Citra Asia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
pertanian khususnya industri benih tanaman hortikultura yang diperoleh dari hasil
pemuliaan tanaman (plant breeding). Perusahaan ini dikenal dipasar dengan
merek dagang “Bintang Asia”. Benih tanaman yang diperdagangkan oleh PT.
Benih Citra Asia, antara lain cabai, tomat, terong, bayam, semangka, melon,
kacang panjang, buncis, paria, labu, jagung, oyong, lettuce, kangkung, caisim, dan
mentimun.
Perusahaan didirikan oleh Bapak Slamet Sulistyono selaku president
director, yang memiliki tujuan untuk menjadi pelopor kebangkitan perbenihan
nasional, mendukung keberhasilan usahatani, terus bekerja keras dalam meneliti
15
serta mengembangkan varietas-varietas baru yang lebih unggul, disukai pasar,
produksi lebih tinggi, umur genjah, toleran hama penyakit, tahan cuaca dan
transportasi jarak jauh dan kemudahan dalam budidaya.
PT. Benih Citra Asia menghasilkan produk benih hortikultura yang
berkualitas dengan diproduksi dan diproses melalui pengawasan ketat dari kontrol
kualitas (quality assurance) baik di area produksi maupun di area pabrik. Kontrol
kualitas ini dilakukan dengan pengujian mutu di laboratorium dan di lapang untuk
memastikan bahwa benih yang dipasarkan telah memenuhi jaminan mutu yang
baik. PT. Benih Citra Asia telah memperoleh Sertifikat Sistem Manajemen Mutu
Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Nomor 10-LSSM BTPH dari lembaga
sertifikasi sistem mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, direktorat jendral
tanaman pangan dan direktorat jendral tanaman hortikultura yang menunjukkan
pengakuan terhadap mutu produk Bintang Asia sesuai standar ISO 9001:2008
sebagai wujud meningkatkan mutu dan pelayanan terhadap kepuasan pelanggan.
Produk Bintang Asia memiliki logo, merek, nama produk dan desain
kemasan yang dipatenkan di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI pada
Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual sehingga lebih terjamin kualitasnya.
Selain itu produk Bintang Asia juga telah dilindungi Undang-Undang
Perlindungan Varietas Tanaman Nomor 29 tahun 2000.
PT. Benih Citra Asia memiliki peluang untuk berkompetisi dalam
kualitas produk dengan perusahaan asing karena PT. Benih Citra Asia merupakan
salah satu perusahaan yang memiliki kapasitas gudang berteknologi tinggi dan
kelengkapan aspek bisnis dari hulu hingga hilir. Kepercayaan pelanggan serta
dukungan plasma petani mitra yang tersebar di wilayah Jawa Timur dan
kemampuan sumber daya manusia, PT. Benih Citra Asia akan mampu
menyediakan benih secara kualitas, kuantitas, dan berkesinambungan.
Visi Perusahaan
Mewujudkan kebangkitan benih nasional sebagai sumber varietas unggul
di dunia dan peningkatan kesejahteraan petani dengan meningkatkan kualitas
produk pertanian yang ramah lingkungan, serta dengan nilai-nilai keagamaan.
16
Misi Perusahaan
a. Melakukan penelitian dan pengembangan varietas unggul yang mempunyai
daya saing serta permintaan pasar.
b. Memproduksi benih/bahan pertanaman dengan memberdayakan petani,
kelompok tani yang saling menguntungkan.
c. Memberikan kepuasan pelanggan dengan menyediakan varietas unggul yang
bermutu tinggi.
d. Membentuk karakter sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan
dalam bidang pekerjaannya masing-masing.
e. Melakukan pelayanan dan pembinaan terhadap petani dalam usaha tani agar
mampu bersaing dan mempunyai daya tawar di negeri sendiri.
Kebijakan Mutu
PT. Benih Citra Asia merupakan salah satu perusahaan yang bergerak
dalam bidang pertanian khususnya Industri Benih Hortikultura yang mempunyai
komitmen untuk memenuhi persyaratan pihak yang berkepentingan dengan
sasaran sebagai berikut:
a. Melakukan penelitian dan pengembangan varietas unggul yang mempunyai
daya saing serta ramah lingkungan.
b. Memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan dengan menyediakan varietas
unggul yang bermutu tinggi sesuai dengan ketentuan perundangan yang
berlaku.
c. Melakukan perbaikan terus-menerus untuk menjamin kesesuaian dengan
persyaratan dan kebutuhan pelanggan melalui penerapan sistem manejemen
mutu ISO 9001:2008.
Kebijakan mutu ini akan selalu ditinjau untuk menjamin kesesuaian
melalui rapat tinjauan manejemen dan harus dipahami oleh seluruh personal dan
organisasi serta dijadikan kerangka kerja dalam penetapan dan peninjauan sasaran
mutu.
17
Sasaran Mutu
Sasaran mutu yang diterapkan di PT Benih Citra Asia dalam menghasilkan
produk unggulan yaitu sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan pemuliaan tanaman khususnya hortikultura (plant
breeding) yang mempunyai daya saing, ramah lingkungan dan sesuai
permintaan pasar.
b. Memproduksi benih/bahan pertanaman yang memberdayakan petani,
kelompok tani yang saling menguntungkan.
c. Membentuk karakter sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan
dalam bidang pekerjaan masing-masing.
d. Memastikan dan menjamin produk yang dipasarkan telah memenuhi standart
mutu sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
e. Melakukan pelayanan pembinaan terhadap petani dan usaha tani agar mampu
bersaing dan mempunyai daya tawar di negeri sendiri.
Guna mendukung mencapai sasaran mutu yang telah dipaparkan di atas
maka pada masing-masing divisi dibuat sasaran mutu yang selaras dengan Sasaran
Mutu PT. Benih Citra Asia.
Ketenagakerjaan
PT. Benih Citra Asia memiliki tiga jenis ketenagakerjaan, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Karyawan Tetap
Karyawan tetap merupakan karyawan yang telah melewati masa kontrak
awal minimal 2 tahun masa kerja dan sistem penggajiannya dilakukan 1 bulan
sekali dengan tanggung jawab atas berjalannya suatu divisi.
2. Pekerja Borongan
Pekerja borongan dalam PT. Benih Citra Asia merupakan pekerja yang
bekerja berdasarkan target dan penggajian dilakukan berdasar atas target yang
telah dilakukan dengan sistem penggajian 2 minggu sekali dalam 1 bulan yaitu
pada tanggal 1 dan tanggal 16.
3. Pekerja Harian Lepas.
Pekerja harian lepas merupakan pekerja yang bekerja dibawah pengawasan
karyawan tetap dalam menjalankan proses produksi di lahan/farm, laboratorium,
18
pabrik dan engineering dengan sistem penggajian 1 minggu sekali yang dilakukan
setiap hari selasa.
Fungsi Sosial
Fungsi sosial PT. Benih Citra Asia diupayakan untuk meningkatkan
kesejahteraan karyawan melalui peningkatan pelayanan Jaminan Sosial Tenaga
Kerja (Jamsostek). PT. Benih Citra Asia juga memberikan jasa produksi dan
penjualan melalui bonus kepada karyawan atas dasar mereka ikut serta dalam
meningkatkan hasil produksi benih serta penjualan benih dan juga cuti apabila ada
keperluan.
PT. Benih Citra Asia juga memberikan bantuan pendidikan yang berupa
sistem praktek kerja lapang ataupun magang kerja industri bagi siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dan mahasiswa tingkat universitas dan perguruan
tinggi yang berfungsi untuk meningkatkan sumber daya manusia. Keberadaan PT.
Benih Citra Asia juga memberikan manfaat bagi masyarakat khususnya
dilingkungan sekitar yaitu berupa lapangan pekerjaan dan jaminan sosial.
Jaminan Sosial
PT. Benih Citra Asia menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan
karyawan melalui fasilitas dan jaminan sosial sebagai berikut:
1. Jasa peminjaman uang bagi karyawan dan tenaga kerja dengan bunga 0%
dan tanpa jaminan dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
2. Jaminan kesehatan bagi karyawan dan tenaga kerja dengan pelayanan
jamsostek.
3. Pembagian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi karyawan dan tenaga kerja
sesuai dengan ketentuan perusahaan.
4. Kegiatan rekreasi bersama karyawan dan tenaga kerja dengan sistem
akomodasi gratis dan dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
4.2 Struktur Organisasi Lokasi Magang
PT. Benih Citra Asia memiliki struktur organisasi yang disusun sebagai
upaya pelimpahan wewenang, tugas dan tanggung jawab kepada masing-masing
karyawan dengan batasan yang jelas dalam menjalankan tugas. PT. Benih Citra
Asia dipimpin oleh seorang President Director, sedangkan untuk kantor wilayah
19
di bawah komando Vice President Director dan selanjutnya manager yang lain di
pegang oleh Marketing & Development Director dan Seed Operation Director.
Berikut merupakan uraian lengkap mengenai struktur organisasi PT. Benih Citra
Asia.
1. President Director
2. Vice President Director
3. Management Representative
4. Marketing and Development Director
5. Seed Operation Director
a. Research and Development Manager
b. PDS Manager
c. Marketing Manager
d. Stock Seed Manager
e. Quality Assurance Manager
f. Production Manager
g. Farm Manager
h. Plant Manager
i. HRD Manager
j. Finance Manager
4.3 Unit dan Program Kerja
1. President director
President director memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a. Membuat rencana jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang
perusahaan.
b. Bertanggung jawab penuh terhadap perusahaan baik secara legalitas,
hukum, kewajiban keuangan dan seluruh kegiatan bisnis perusahaan dari
hulu dan hilir.
20
2. Management Representative
Manajemen representative memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab
sebagai berikut:
a. Melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen SMM (Sistem
Manajemen Mutu) dan bertanggung jawab terhadap kepastian kecukupan
yang dipersyaratkan.
b. Memastikan bahwa SMM telah ditetapkan, diterapkan dan dipelihara sesuai
dengan standar ISO 9001:2008
c. Melakukan kerjasama dengan institusi atau organisasi lain didalam
perancangan program yang berhubungan dengan SMM.
d. Membuat rencana dan melaksanakan pemeriksaan secara berkala terhadap
efektivitas penerapan SMM.
e. Menjaga dan memelihara kerahasiaan sistem manajemen terhadap pihak
yang tidak berkepentingan.
f. Melaporkan kinerja SMM secara berkala kepada manajemen atau pucuk
pimpinan atau top management untuk ditinjau dan hasil tinjauan tersebut
dapat digunakan sebagai dasar untuk perbaikan SMM.
g. Menjadi penghubung dengan pihak luar dalam masalah yang berhubungan
dengan SMM.
h. Bersama dengan Top Management menyusun Rencana Anggaran.
i. Mensosialisasikan kebijakan Top Management.
3. Marketing and Development Director
Marketing and Development Director memiliki tugas, wewenang dan
tanggung jawab dalam membuat perencanaan produk yang akan dipasarkan,
pengawasan penelitian dan pengembangan, pengujian multilokasi, promosi dan
strategi pemasaran.
21
4. Seed Operation Director
Seed operation director memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab
dalam melakukan koordinasi dengan manager terkait dan pengawasan serta
bertanggung jawab terhadap pemenuhan sumber benih, produksi, pengawasan
mutu dan pengujian mutu, rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia,
pengendalian infrastruktur dan lingkungan, prosesing dan pengemasan serta
keuangan perusahaan.
5. Research & Development Manager
Research and development manager memiliki tugas, wewenang, dan
tanggung jawab sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yamg ada di divisi R&D.
b. Melakukan perencanaan jangka pendek dan jangka panjang berkaitan
dengan perakitan varietas sesuai hasil meeting managemen.
c. Melakukan pengawasan, pengarahan dan evaluasi terhadap kinerja breeder
dan coordinator farm.
d. Memecahkan permasalahan-permasalahan produk baik di dalam maupun di
luar perusahaan.
e. Melakukan koleksi plasma nutfah baik dari dalam negeri maupun luar
negeri.
f. Melakukan proses pemuliaan sesuai kebijakan perusahaan.
g. Melakukan perbanyakan benih sumber.
h. Membuat deskripsi tetua jantan, betina, tanaman F1 dan OP.
i. Membuat rekomendasi standar teknologi produksi.
j. Bekerjasama dengan PDS dalam proses penentuan calon varietas hingga
diputuskan menjadi komersil.
k. Membantu PDS dalam pelaksanaan uji multilokasi dan pelepasan varietas
pada Badan Benih Nasional Deptan Jakarta.
l. Bertanggung jawab terhadap proses Perlindungan Varietas Tanaman di
Kantor PVT Deptan Jakarta.
m. Mambantu proses sertifikasi, akreditasi, serta perijinan lainnya yang
dilakukan oleh perusahaan.
n. Melakukan pembinaan terhadap bawahannya dan atau antar divisi.
22
o. Melakukan meeting dalam tim, antar divisi dan/atau dengan managemen.
p. Melakukan supervisi perbanyakan benih sumber di Jember.
q. Melakukan roguing terhadap tanaman baru diproduksi.
r. Membuat perencanaan keuangan dan bertanggung jawab terhadap laporan
keunagan R&D.
s. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan, kemudiaan oleh atasan atau
perusahaan.
t. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.
6. Product Development Support Manager (PDS).
Product Development Support Manager (PDS) dalam pelaksanaannya
memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawab sbagai berikut:
a. Membuat perencanaan sesuai dengan area, varietas dan musim.
b. Mengumpulkan informasi mengenai karakter dan performa varietas-varietas
PDS.
c. Mengumpulkan semua informasi mengenai segala hal yang menyangkut
kompetitor.
d. Melakukan koleksi plasma nutfah untuk research and development (varietas
lokal, varietas kompetitor, dsb)
e. Mengambil gambar tanaman PDS untuk keperluan label dan materi
promosi.
f. Membuat deskripsi tanaman (setelah mendapatkan nomor-nomor baru dari
R&D, yang dibutuhkan untuk merilisnya).
g. Mengumpulkan informasi mengenai sistem budidaya (pemupukan,
pestisida, dll).
h. Membuat laporan dan copynya untuk R&D Manager dan Marketing
Manager.
i. Melakukan meeting koordinasi baik dalam divisi maupun dengan divisi lain.
j. Melakukan kontrol inventori benih PDS, mendistribusikannya dan
seterusnya.
k. Melakukan pengawasan uji multilokasi varietas PDS yang sudah dinyatakan
status komersil untuk kepentingan pelepasan varietas.
23
7. Area Marketing Manager
Area marketing manager merupakan divisi yang memiliki tugas,
wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut:
a. Melakukan tugas-tugas lain yang telah ditetapkan, kemudiaan oleh atasan
atau perusahaan.
b. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak lain yang tidak bersangkutan.
c. Bertanggung jawab secara langsung kepada Marketing Manager (MM)
d. Melakukan kontrol terhadap Marketing Support dan Marketing Executive
atas job description yang telah ditentukan oleh perusahaan.
e. Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari dan melaporkan setiap
kegiatan serta rencana kegiatan secara periodik sesuai ketentuan yang
berlaku.
f. Melakukan negosiasi dengan pihak terkait untuk program-program yang
strategis dalam upaya meningkatkan demand, berkoordinasi dengan
Marketing Executive.
g. Bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan terhadap pihak-pihak
terkait dengan peningkatan demand produk seperti kelompok tani, dealer,
dinas terkait dan pihak-pihak lain, berkoordinasi dengan Marketing
Executive.
h. Mengkoordinasi Marketing Executive dalam membuat rencana penjualan
dalam memantau serta mengontrol collection sales yang dilakukan oleh
Marketing Executive.
i. Mengumpulkan serta melaporkan data-data sesuai kebutuhan dan ketentuan
yang berlaku.
j. Senantiasa menjaga hubungan kerja dan melakukan koordinasi secara baik
dengan anggota tim dalam divisinya maupun dengan bagian lain yang
terkait di dalam PT. Benih Citra Asia demi tercapainya tujuan perusahaan.
k. Memberikan semua informasi yang berkaitan dengan tugasnya sebagai Area
Marketing Manager kepada Marketing Manager.
24
l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasannya dan atau
Marketing Manager untuk mendukung terhadap fungsi dan tugas divisi
Marketing secara umum.
m. Mengkover area-area yang tidak terjangkau secara efektif oleh Marketing
Executive di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya.
n. Menjajagi dan menindaklanjuti proyek-proyek di wilayah kerjanya.
o. Melakukan survei pasar dan bertindak sebagai Market Inteligence dalam
upaya mendapatkan data akurat untuk mendukung strategi perusahaan
secara keseluruhan.
p. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.
q. Bersedia setiap saat untuk ditempatkan dimana saja.
8. Marketing Manager
a. Bertanggung jawab secara langsung kepada Marketing and Development
Director.
b. Melakukan control terhadap Marketing Support, Marketing Executive dan
Area Marketing Manager atas job description yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
c. Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari dan melaporkan setiap
kegiatan serta rencana kegiatan secara periodic sesuai ketentuan yang
berlaku.
d. Melakukan negosiasi dengan pihak terkait untuk program-program yang
strategis dalam upaya meningkatkan demand.
e. Bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan terhadap pihak-pihak yang
terkait baik internal maupun eksternal.
f. Melakukan control terhadap Marketing Executive dalam membuat rencana
penjualan dalam memantau serta mengontrol collection sales yang
dilakukan oleh Marketing Executive.
g. Mengumpulkan serta melaporkan data-data sesuai kebutuhan dan ketentuan
yang berlaku.
25
h. Senantiasa menjaga hubungan kerja dan melakukan koordinasi secara baik
dengan anggota tim dalam divisinya maupun dengan bagian lain yang
terkait di dalam PT. Benih Citra Asia demi tercapainya tujuan perusahaan.
i. Memberikan semua informasi yang berkaitan dengan tugasnya sebagai
Marketing Manager kepada Marketing Development Manager.
j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasannya untuk
mendukung terhadap fungsi dan tugas Divisi Marketing secara umum.
k. Meng-cover area-area yang tidak terjangkau secara efektif oleh Marketing
Executive dan Area Marketing Manager.
l. Menjajaki dan menindaklanjuti proyek-proyek di wilayah kerjanya.
m. Melakukan survey pasar dan bertindak sebagai Market Inteligence dalam
upaya mendapatkan data akurat untuk mendukung strategi perusahaan
secara keseluruhan.
n. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.
o. Bersedia setiap saat untuk ditempatkan dimana saja.
9. Production Manager
a. Bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur.
b. Membuat dan melaporkan potensi wilayah produksi serta membuat sistem
produksi per kode produksi.
c. Melakukan pencapaian target produksi secara kuantitas, kualitas, efektif dan
efisien.
d. Melakukan kontrol dan evaluasi terhadap Production Coordinator dan
Production Supervisor.
e. Melakukan pengamanan terhadap kebocoran, kecurangan baik buah sayur
maupun benih.
f. Membuat pelaporan perkembangan produksi, laporan bulanan dan lain-lain.
g. Melakukan pertemuan petani, pertemuan petani kunci dan meeting
organisasi.
h. Melakukan tugas sertifikasi baik secara administratif dan di lapangan.
i. Melakukan koleksi plasma nutfah untuk Research and Development.
26
j. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan kemudian oleh
atasan/perusahaan.
k. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.
10. Stock Seed Production Manager
a. Melakukan pengujian kemurnian genetik terhadap benih sumber.
b. Melakukan perbanyakan benih sumber.
c. Membuat dan melaporkan potensi produksi stock seed di wilayahnya.
d. Melakukan pencapaian target produksi stock seed secara kuantitas, kualitas,
efektif dan efisien.
e. Melakukun seleksi positif dan negatif sesuai keinginan perusahaan.
f. Membuat pelaporan perkembangan produksi stock seed per crop, laporan
bulanan dan lain-lain.
g. Membuat deskripsi tanaman per kode produksi.
h. Melakukan supervise lahan, supervise tanaman produksi benih.
i. Melakukan rouging baik tetua jantan dan betina termasuk rouging tanaman
open pollinated.
j. Melakukan koleksi plasma nutfah untuk Research and Development.
k. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan, kemudian oleh atasan atau
perusahaan.
l. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.
11. Plant Manager
a. Membuat perencanaan kebutuhan material packing (label, kemasan, lakban,
kardus, inner box dll).
b. Menerima order benih masuk, order pembelian atau penjualan dan mengatur
pengambilan benih masuk.
c. Melakukan kontrol terhadap proses benih masuk, pengeringan, prosesing,
pengantongan dan pelabelan, penyimpanan, pengemasan, pengiriman atau
ekspedisi.
d. Membuat bukti surat jalan, faktur pembelian, faktur penjualan, bukti return,
dll.
27
e. Membuat laporan inventori benih, stok benih bulky, barang jadi, material,
monitoring order.
f. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan, kemudian oleh atasan atau
perusahaan.
g. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.
12. Quality Assurance Manager.
a. Melakukan pengujaian kemurnian genetik terhadap benih sumber.
b. Melakukan perbanyakan benih sumber.
c. Membuat dan melaporkan potensi produksi stock seed di wilayahnya.
d. Melakukan pencapaian target produksi stock seed secara kuantitas, kualitas,
efektif, dan efisien.
e. Melakukan seleksi poditif dan negative sesuai keinginan perusahaan.
f. Membuat pelaporan perkembangan produksi stock seed per crop, laporan
bulanan dan lain-lain.
g. Membuat diskripsi tanaman per kode produksi.
h. Melakukan supervise lahan, supervise tanaman produksi benih.
i. Melakukan rouging baik tetua jantan dan betina termasuk rouging tanaman
OP.
j. Melakukan pengamatan uji hibriditas, uji multilokasi.
k. Melakukan tugas sertifikasi baik secara administrative dan di lapangan.
l. Melakukan kontrol terhadap pengambilan sampel per lot benih.
m. Melakukan uji kemurniaan fisik, uji daya berkecambah dan uji kadar air
sesuai standart ISTA.
n. Melakukan pencatatan terhadap sampel dan melaporkan hasil uji kemurnian
fisik, uji daya berkecambah dan uji kadar air.
o. Menganalisis terhadap pengujian benih.
p. Melakukan koleksi plasma nutfah untuk Research and Development.
q. Melakukan tugas-tugas lain yang ditetapkan, kemudiaan oleh atasan atau
perusahaan,
r. Menjaga semua informasi atau data perusahaan sehingga tidak sampai
diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan.
28
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Magang
5.1.1 Kegiatan Magang Kerja On-Farm
1. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan merupakan langkah awal dalam usaha budidaya
tanaman. Lahan merupakan faktor penentu daya tumbuh dan produktivitas
tanaman, sehingga kesuburannya harus benar-benar diperhatikan. Pada usaha
budidaya tanaman mentimun, pengolahan tanah dilakukan sebanyak dua kali.
Pengolahan tanah pertama dilakukan bersama dengan aplikasi dolomit.
Pengolahan pertama dilakukan -30 hingga -25 HST. Caranya ialah lahan
dibajak 2-3 kali dengan selisih waktu pembajakan minimal 7 hari. Kemudian
dibuat saluran drainase/got keliling sedalam 50 cm, lebar 40 cm untuk
menghindari genangan air. Lahan dikerjakan dengan membuat guludan kasar
dengan lebar guludan 90 cm, tinggi 25-40 cm dan lebar saluran 50 cm (aplikasi
sama untuk tanaman jantan maupun tanaman betina). Sebari guludan kasar
dengan dolomit sebanyak 300 kg/0,1 ha. Campur/cacah tanah guludan yang
sudah ditaburi dolomit agar tercampur, siram dengan air agar segera bereaksi
dengan tanah, biarkan selama ± 15 hari.
Pengolahan tanah kedua dilakukan -10 HST. Pengolahan tanah ini
dilakukan bersama dengan penambahan pupuk dasar. Pembuatan guludan
dikerjakan 5 hari lebih awal untuk tanaman jantan. Bentuk guludan kasar
menjadi guludan siap tanam. Buat alur di kedua guludan dengan jarak antar
alur 60 cm dan kedalaman ± 10 cm. Beri/taburi pupuk dasar pada alur dengan
dosis pupuk ZA 15 gr/tanaman, SP-36 40 gr/tanaman, dan KCl 15 gr/tanaman.
Semua pupuk dicampur dan disebar merata pada alur, tutup dengan tanah dan
lakukan penyiraman (diturap/dileb) sampai guludan basah (agar pupuk segera
bereaksi). Pasang Mulsa Platik Hitam Perak (MPHP) dengan lebar 120 cm
untuk tanaman jantan maupun tanaman betina (pemasangan mulsa dilakukan
pada siang hari sekitar jam 09.00-14.00 WIB).
29
Gambar 3. Pengolahan lahan Gambar 4. Aplikasi dolomit
2. Persiapan Polibag
Kegiatan persiapan polibag dilakukan -7 HSS. Persiapan polibag
dilakukan dengan menyiapkan media persemaian ini di bawah pohon bambu.
Tanah dijemur lalu diayak, dicampur dengan pupuk SP-36 yang sudah
dihancurkan sebanyak 1 kg dengan 8 timba tanah (timba 10 liter), dan akan
menjadi ± 2000 polibag.
Media disterilisasi dengan cara menyemprot fungisida (Dithane M-45
dll) 3 sendok makan per tangki 14 liter. Masukkan media/tanah yang sudah
steril ke dalam plastik polibag dalam kondisi setengah basah, ukuran plastik
polibag dengan lebar 6 cm dan panjang 1 m (berbentuk sosis). Potong polibag
yang sudah diisi media, sepanjang 6 cm dan tata ditempat persemaian, tutup
dengan plastik agar tidak terkena hujan. Kebutuhan polibag yakni 2200 buah
untuk tanaman betina dan 550 buah untuk tanaman jantan.
3. Persemaian Benih
Area nursery (pembibitan) bertugas untuk memenuhi kebutuhan bibit
siap tanam di lahan. Sebelum ditumbuhkan dalam media kertas, benih
semangka, melon dan mentimun direndam dalam larutan fungisida dengan
komposisi 250 gr fungisida bentox dan 1000 mL air hangat. Fungsi dari
perendaman ini adalah agar benih yang akan disemai terbebas dari penyakit.
Air hangat juga digunakan untuk meminimalisir resiko adanya bakteri. Benih
direndam selama 15 menit dan disebar dalam media kertas. Setelah itu media
kertas ditutup rapi dan dimasukkan dalam plastik. Plastik ini selanjutnya
dimasukkan dalam germination room dan ditunggu hingga 2-3 hari sampai
benih berkecambah baru ditumbuhkan dalam media tray.
30
Gambar 5. Nursery luar Gambar 6. Nursery dalam
Gambar 7. Perendaman benih menggunakan fungisida
Perlakuan yang digunakan untuk benih tomat, adalah penyemprotan
larutan alkohol 70% pada media baki untuk mensterilkan tempat tumbuh benih.
Setelah itu baki diisi dengan tanah yang telah dioven (memininalkan
tumbuhnya mikroba), tanah ini kemudian disemprot dengan air yang berfungsi
sebagai penyedia kebutuhan air benih. Lalu dibuat bedengan-bedengan kecil
dalam baki dan benih disebar dalam bedengan untuk kemudian ditutup.
Gambar 8. Persemaian benih tomat
Pada tanaman mentimun hibrida, persemaian dilakukan pada benih
jantan dan benih betina. Cara persemaian benih baik jantan maupun betina
ialah sama, yang berbeda adalah umur semainya. Persemaian benih jantan
dilakukan -7 HSS. Persemaian benih betina dilakukan 0 HSS. Berikut cara
persemaian benih tanaman mentimun (jantan dan betina).
Benih dijemur selama ± 30 menit. Benih direndam dengan air dingin
selama semalaman, besok paginya dicuci dan digosok-gosokkan sampai lendir
31
yang menempel pada benih bersih, tiriskan selama ± 15 menit. Pemeraman
dapat dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan kain dan menggunakan
kertas buram (kertas CD).
Pemeraman menggunakan kain:
- Rendam kain kaos yang bersih ke dalam air panas/mendidih selama 5-10
menit (agar jamur dan bibit penyakit mati)
- Jika sudah dingin, peras kain kaos sampai tuntas (sampai air tidak ada yang
menetes/tidak terlalu basah)
- Benih ditata satu lapis/tidak menumpuk di atas kain kaos yang sudah
basah/kondisi lembab
- Benih yang sudah ditata di atas kain kaos ditutup dengan kain kaos yang
sudah dibasahi seperti di atas (jika kain lebar bisa dilipat) dan
digulung/dilipat
- Masukkan pada baki/lengser dan tutup dengan rapat agar suhu hangat dan
stabil
Pemeraman menggunakan kertas buram (kertas CD):
- Celupkan kertas CD rangkap 3 ke dalam air dingin hingga basah semua,
angkat dan biarkan hingga airnya tidak menetes
- Benih ditata satu lapis (tidak menumpuk) di atas kertas CD yang sudah
dibasahi
- Tutup dengan kertas CD yang sudah dibasahi rangkap 2 dan
digulung/dilipat
- Masukkan pada baki/lengser dan tutup dengan rapat agar suhu hangat dan
stabil
Gambar 9. Pemeraman benih Gambar 10. Germination room
(penyimpanan benih diperam)
32
Selama 1 malam akan keluar calon akar, lalu dipindah ke polibag.
Benih yang sudah keluar calon akarnya dengan panjang ± 1-3 mm dipindah ke
polibag, jangan sampai terbalik, posisi calon akar mengarah ke bawah. Buatkan
rumah persemai dengan syarat.
- Dibuat ditempat/lahan yang aman dari serangan HPT dan binatang ternak
- Pada musim penghujan, tempat persemaian dibuat di atas rak/meja dari
bambu setinggi 1 m
- Pada musim kemarau, tempat persemaian dapat dilakukan di atas bedengan
dengan tinggi bedengan minimal 30 cm
- Untuk mempermudah perawatan dan menjaga kelembaban di tempat
persemaian, sebaiknya polibag ditata dan diletakkan pada tray persemaian
- Untuk emnghindari serangan HPT, sebaiknya tempat persemaian tertutup
screen dengan rapat atau dengan membuat screen house khusus persemaian
Gambar 11. Pemilihan benih yang telah keluar calon akar
Gambar 12. Persemaian benih ke tray
Umur 4-5 HSS, atap mulai dibuka antara pukul 07.00-10.00 untuk
melatih bibit terkena sinar matahari secara langsung. Sehari sebelum tanam,
bibit dibiarkan terkena sinar matahari 1 hari penuh (agar ketika bibit ditanam
tidak mudah layu).
33
Gambar 13. Bibit siap dikirim dan ditanam di lahan
4. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam Perak
Mulsa yang digunakan dalam budidaya mentimun PT. Benih Citra Asia
adalah Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP). Mulsa ini memiliki dua warna,
yakni warna hitam dan warna perak. Aplikasi MPHP adalah sisi berwarna
hitam menghadap ke bawah (menutup permukaan tanah) dan sisi berwarna
perak menghadap ke atas/tanaman. Fungsi warna hitam adalah menekan
tumbuhnya gulma atau rerumputan liar yang menggangu tanaman. Sedangkan
warna perak berfungsi untuk memantulkan sinar matahari yang akan berguna
untuk membunuh hama yang ada di permukaan daun mentimun. Selain fungsi
di atas, MPHP juga berfungsi untuk membuat suhu dan kelembaban tanah
relatif stabil, serta menjaga tanah tetap gembur.
Gambar 14. Pemasangan MPHP
5. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan menanam bibit jantan maupun bibit
betina ke lahan. Penanaman bibit jantan dilakukan lebih dahulu yakni 2 HSS,
kemudian baru dilakukan penanaman bibit betina pada 7 HSS. Cara
penanaman antara bibit jantan dan bibit betina sama.
34
Pada saat tanam, pastikan pupuk dasar sudah diberikan minimal 7 hari
sebelumnya (dihitung dari pemberian air pada saat pupuk dasar). Tanaman
jantan ditanam baris ganda (double row) dengan jarak tanam 60 x 50 cm.
Lubangi mulsa 1 hari sebelum tanam atau pada pagi harinya menjelang tanam.
Bibit ditanam pada saat sudah memasuki umur siap tanam dengan ciri daun
palsu/kotiledon sudah terbuka total dan daun sempurna sudah membuka
sedikit. Sebelum tanam bibit disiram terlebih dahulu. Cara penanaman
dilakukan sebagai berikut.
- Polibag disobek dengan posisi tegak, buka/lepaskan plastik polibag dan
tanam bibit dilubang tanam dengan kedalaman sampai di atas leher akar
- Di sekitar tanaman sedikit dipadatkan, lakukan penyiraman agar tanah
lembab dan beri furudan
- Waktu tanam sebaiknya pada sore hari (mulai pukul 14.00 WIB sampai
selesai)
- Penanaman bibit yang tinggi (etiolasi) dengan cara: potong daun kelapa
sepanjang ± 15 cm dan sisakan daunnya sekitar 5 cm, kemudian tancapkan
dekat tanaman dengan posisi daun kelapa menjepit batang, agar tanaman
tidak mudah roboh dan mati
- Penyulaman dilakukan maksimal 2 HST
Gambar 15. Penanaman bibit di lahan
6. Pengairan
Waktu pemberian air yang perlu diperhatikan adalah pada saat: (a)
tanam dan penyulaman, (b) pemupukan, serta (c) pembungaan, pembentukan
buah, dan pengisian biji. Pengairan sebaiknya diberikan setiap 7-10 hari,
tergantung jenis tanah, kebutuhan tanaman dan kondisi lahan. Jangan biarkan
lahan terlalu kering karena dapat mengakibatkan stres pada tanaman yang
35
mengakibatkan dapat terhambatnya pertumbuhan tanaman (tanaman
kerdil/layu/mati).
Pengairan dapat dilakukan dengan penyiraman (gambyor), kocor atau
dengan sistem turap/leb (kondisi air maksimal setengah tinggi guludan). Dalam
budidaya tanaman menitmun, kecukupan air sangat berpengaruh terhadap
pembentukan dan pembesaran buah karena karakteristik buahnya yang
mengandung banyak air. Gunakan air bersih dan hindari pemberian air yang
berlebihan.
Gambar 16. Pengairan menggunakan sistem turap/leb
7. Pembumbunan
Pembumbunan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang sehingga
tanaman tidak mudah rebah. Pembumbunan dilakukan pada awal tanam karena
tanaman membutuhkan media tumbuh yang baik bagi akar dan mempermudah
peresapan pupuk ke dalam tanah sehingga mempercepat tanaman
mengabsorbsi pupuk. Dalam usaha pemeliharaan tanaman mentimun di lahan,
pembumbunan dilakukan dengan cara membumbun tanah di sekitar lubang
tanam tanaman mentimun pada plastik mulsa hitam-perak. Pembumbunan juga
dilakukan apabila tanah di sekitar tanaman hilang terkikis air sehingga akan
memperlambat pertumbuhan akar tanaman.
8. Pemasangan Lanjaran
Pemasangan lanjaran dilakukan pada saat 7 hari setelah tanam. Tinggi
lanjaran yang dibutuhkan 160 cm, dipasang tegak dengan aplikasi 1 lanjaran
untuk 1 tanaman. Pasang tali kenteng 3 tingkat, dengan jarak antar tali kenteng
50 cm.
Pemasangan lanjaran dilakukan ketika tanaman semai telah ditanam di
lahan. Pada dasarnya, pemasangan lanjaran adalah suatu kegiatan yang
dilakukan pada saat awal tanam dengan tujuan untuk mendapatkan tanaman
36
yang rapi dengan barisan yang rapi lurus. Dengan adanya lanjaran, maka
tanaman akan dibuat lurus dengan 1 titik lanjaran induk. Pemasangan lanjaran
akan mempermudah dalam hal perawatan tanaman dan pengaturan cahaya
yang masuk ke dalam tanaman.
Pengikatan lanjaran menggunakan tali rafia dilakukan pada pertemuan
dua atau lebih kayu lanjaran. Upaya ini dilakukan sebagai upaya memperkuat
ikatan antar lanjaran sehingga dapat menopang pertumbuhan tanaman
mentimun. Kegiatan ini juga berfungsi untuk merapikan lanjaran-lanjaran
tersebut.
Ketika umur tanaman mentimun sudah 7 HST, dilakukan pengikatan
batang utama tanaman mentimun ke lanjaran terdekat. Tujuan dari kegiatan ini
adalah agar tanaman mentimun menjalar ke atas sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Hal ini juga dilakukan sebagai upaya mempermudah pemeliharaan
tanaman mentimun ke depannya. Tujuan lainnya adalah agar tanaman
mentimun yang masih kecil tidak rebah terkena angin. Pengikatan tanaman ke
lanjaran terus dilakukan setiap seminggu hingga batang tanaman mentimun
benar-benar tegak mengikuti alur lanjaran.
Gambar 17. Pemasangan lanjaran
9. Perambatan Sulur Tanaman
Perambatan sulur dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah proses
pemeliharaan tanaman. Sulur tanaman khususnya mentimun biasanya
menempel pada tanaman lain di dekatnya dan membuatnya seolah saling
menempel sehingga mempersulit pemeliharaan antar tanaman. Upaya
perambatan dilakukan dengan cara memisahkan sulur antar tanaman kemudian
merambatkannya ke ajir yang berada di samping tanaman. Proses perambatan
sulur harus dilakukan secara hati-hati, karena jika tidak batang utama tanaman
37
akan patah sehingga membuatnya tidak bisa lagi tumbuh secara vertikal.
Kegiatan ini dilakukan mulai 7 HST hingga sebelum panen.
Gambar 18. Perambatan sulur tanaman
10. Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan dilakukan pada saat 10 HST, dan seterusnya.
Waktu, dosis dan cara pemupukan tercantum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Pemupukan Produksi Benih Mentimun
Umur
tanam
an
(HST)
Pemupu
kan
susulan
ke
Dosis pupuk (gram/tanaman)
Cara Aplikasi ZA KCl NPK
KNO3
(merah)
Nitra
bor MKP
10 1 3 3 3
360 gr pupuk campuran +
10 ltr air, kocor 1 gelas
per tanaman
17 2 4 4 4
240 gr pupuk campuran +
10 ltr air, kocor 2 gelas
per tanaman
24 3 7 8 4 4 3
Tugal di sebelah tanaman
± 20 cm sebanyak 25-30
gr (1 sendok makan) 7
hari sebelum polinasi
43 4 7 8 4 4 3
Tugal di sebelah tanaman
± 20 cm sebanyak 25-30
gr (1 sendok makan) 5
hari sebelum polinasi
53 5 4 4 3
250 gr pupuk campuran +
10 ltr air, kocor 2 gelas
per tanaman
38
11. Penggunaan Pupuk Daun dan ZPT
Pupuk daun diberikan mulai tanaman masih muda sampai kegiatan
polinasi selesai, diberikan 2 minggu sekali. Aplikasi ZPT sama seperti
pemberian pupuk daun. Pemberian pupuk daun dan ZPT dapat diaplikasikan
secara bersamaan pestisida kecuali pestisida bersifat alkali. Jangan gunakan
pupuk daun dan ZPT yang mengandung 2,4 D.
12. Pengendalian HPT
Hama dan Penyakit Tanaman (HPT) adalah salah satu faktor yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman, sehingga jumlah HPT di lahan harus dapat
terus dikontrol. Pengendalian HPT dilakukan dengan cara penyemprotan
pestisida yang sesuai setiap 5 hari sekali. Pemberantasan HPT dan jenis
pestisida yang digunakan disesuaikan dengan gejala, jenis HPT dan tingkat
serangannya. Pemberian pestisida terutama diaplikasikan pada saat tanaman
mentimun terkena downy mildew. Upaya lain dalam mengendalikan jumlah
HPT di lahan adalah dengan membersihkan lahan dari gulma di sekitar
pertanaman, karena gulma dapat berpotensi sebagai sarang/inang dari HPT.
Gambar 19. Pencabutan gulma
13. Pemeliharaan Cabang
Pemeliharaan cabang hanya dilakukan pada tanaman betina yang
berumur 17 HST. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah cabang yang
kurang produkktif. Pemeliharaan cabang pada tanaman betina dilakukan
dengan membuang cabang pertama hingga cabang keempat, sedangkang
cabang kelima hingga cabang kesepuluh dipelihara. Pemeliharaan cabang juga
dilakukan dengan cara mengikat batang tanaman pada lanjaran agar kuat dan
tidak mudah roboh (bisa menggunakan daun kelapa yang distaples).
39
Gambar 20. Pemeliharaan cabang
14. Roguing Tanaman
Roguing tanaman jantan dan betina dilakukan pada 21 HST. Roguing
adalah melakukan seleksi pada tanaman jantan dan betina dengan mencari dan
mancabut tanaman yang tidak sama/berbeda warna batang, bentuk daun,
bunganya, dll (tanaman jenis lain atau off type). Pastikan sebelum polinasi,
tanaman jantan (yang akan diambil bunganya) sudah 100% murni (tidak ada
campuran dengan tanaman jenis lain). Setelah tanaman jantan diroguing,
bersihkan semua buah yang ada pada tanaman jantan, agar tanaman tetap sehat
dan selama polinasi tidak terjadi kekurangan bunga jantan. Tanaman jantan
tidak boleh dipelihara buahnya dengan alasan apapun.
Roguing tanaman betina kembali dilakukan pada 38 HST. Roguing
dilakukan dengan cara melakukan seleksi pada tanaman dengan mencari dan
mancabut tanaman yang tidak sama/berbeda warna batang, bentuk daun,
bunganya, dll (tanaman jenis lain atau off type), sehingga sebelum panen dapat
dipastikan bahwa tanaman betina sudah 100% murni (tidak ada campuran
dengan tanaman jenis lain).
15. Persiapan Alat dan Bahan Hibridisasi
Persiapan alat dan bahan polinasi idealnya disediakan pada saat 22
HST. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam hibridisasi/polinasi adalah,
sungkup (cup) dari sedotan, benang siet (minimal 2 warna yang mencolok),
kertas minyak, gunting, staples dan isinya, serta keranjang plastik.
Jumlah tenaga kerja yang perlu disiapkan untuk kegiatan polinasi
disesuaikan dengan populasi tanaman. 1 orang polinator bertanggung jawab
atas 200-250 tanaman. Sehingga apabila dengan luas lahan 0,1 ha dan populasi
tanaman 2000-2200, dibutuhkan 10 tenaga polinasi.
40
Gambar 21. Persiapan alat dan bahan hibridisasi
16. Pelatihan Polinator
Pelatihan polinator dilakukan pada 22 HST (sehari sebelum polinasi).
Sebelum kegiatan polinasi, hal-hal yang perlu dilakukan adalah.
- Pewiwilan cabang 1-4 harus sudah selesai
- Lakukan pelatihan polinator tentang pengenalan alat dan bahan, jenis bunga,
prosedur polinasi, dll
- Bersihkan dan buang bunga jantan yang mekar dan belum mekar pada
tanaman betina dari pangkal sampai ujung tanaman
- Pasang sungkup (cup) pada bunga betina (bakal buah) yang besok pagi
mekar, dengan ciri-ciri: (a) mahkota bunga masih kuncup dan sudah
berwarna kuning, (b) bunga betina yang disungkup dan dipolinasi adalah
bunga yang berada di cabang
- Pengambilan bunga jantan pada tanaman jantan, dengan ciri-ciri: bunga
yang masih kuncup dan berwarna kuning
- Bunga jantan yang sudah diambil ditaruh di tempat yang sejuk (kamar
mandi) dibiarkan sampai besok pagi untuk dipakai polinasi
17. Hibridisasi/Polinasi
Upaya polinasi yang dilakukan pada lahan pertanaman mentimun PT.
Benih Citra Asia adalah untuk memastikan bahwa transfer benang sari dari
genotip yang diinginkan telah mencukupi dalam rangka memproduksi benih
dengan kualitas dan kuantitas yang optimal. Sistem polinasi yang digunakan
adalah crossing. Sistem crossing dilakukan untuk memperoleh varietas unggul,
yakni dengan cara mengawinkan bunga jantan dan bunga betina dengan
varietas yang berbeda.
41
Polinasi pada tanaman mentimun hibrida dilakukan pada saat tanaman
berumur 23-29 HST. Terdapat 2 kegiatan pokok dalam pelaksanaan
hibridisasi/polinasi, yakni pre-polinasi, polinasi, dan pasca polinasi. Ketiga
kegiatan tersebut yang dilakukan setiap hari hingga selesai masa polinasi
tanaman mentimun.
Pre-polinasi dilakukan pada pukul 06.00-07.00. Hal yang dilakukan
pada tahap ini adalah persiapan semua alat dan bahan polinasi termasuk
persiapan tenaga kerja. Pekerjaan yang dilakukan antara lain :
- Kontrol/pembuangan bunga betina mekar tidak disungkup dan bunga jantan
mekar pada tanaman betina
- Persiapan alat dan bahan, taruh semua kebutuhan polinasi pada keranjang
plastik
- Cuci tangan sebelum melakukan polinasi untuk menghindari tercampurnya
serbuk bunga jantan yang menempel di tangan pada saat pembuangan bunga
mekar
Inti dari kegiatan polinasi dilakukan pada pukul 07.00-11.00.
Polinasi/perkawinan/persilangan/hibridisasi dilakukan dengan cara :
- Ambil dan siapkan bunga jantan
Gambar 22. Bunga jantan siap polinasi
- Buka mahkota bunga jantan hingga kelihatan serbuk sarinya dengan cara
mahkota dibelah
- Buka sungkup (cup) bunga betina dan taruh di keranjang plastik untuk
dipakai penyungkupan pada sore harinya
- Buka mahkota bunga betina dan lakukan polinasi dengan cara putik diolesi
dengan bunga jantan (1 bunga jantan untuk 1 bunga betina)
42
Gambar 23. Proses polinasi
- Mahkota bunga betina ditutup dengan rapat dan dililit dengan kertas minyak
yang sudah digunting kecil memanjang dan di staples
Gambar 24. Pengisolasian mahkota bunga betina
- Beri tanda dengan benang siet (ikat) pada tangkai bunga betina yang sudah
dipolinasi
Gambar 25. Pemberian tanda selesai polinasi menggunakan benang siet
- Setiap cabang dipolinasi 1-2 bunga betina
- Pada saat polinasi, jangan sampai memegang bakal buah, karena jika duri
pada bakal buah rusak/patah, dapat mengakitbatkan kegagalan polinasi
(buah tidak jadi)
Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan setelah proses polinasi.
Kegiatan pasca polinasi ini dilakukan pada pukul 13.00-16.00. Pekerjaan yang
dilakukan antara lain :
43
- Pembuangan semua bunga jantan yang muncul dan belum mekar pada
tanaman betina
- Pasang cup (sungkup) pada bunga betina (bakal buah) yang besok pagi
mekar pada batang utama yang muncul
Gambar 26. Penyungkupan bunga betina
- Pengambilan bunga jantan pada tanaman jantan, kemudian ditaruh di tempat
yang sejuk (kamar mandi)
Gambar 27. Pengambilan bunga jantan untuk polinasi esok hari
Polinasi dilakukan selama selama 7 hari berturut-turut dengan cara
seperti di atas. Setelah polinasi selesai selama tiga hari berturut-turut dilakukan
pembuangan bunga betina yang muncul. Setelah polinasi selesai, lakukan
pembongkaran tanaman betina. Selama kegiatan polinasi berlangsung jangan
melakukan pemupukan susulan karena dapat mengakibatkan kegagalan
polinasi (buah tidak jadi). Lakukan toping pada ujung tanaman ketika ujung
tanaman sudah mencapai ujung lanjaran. Lakukan pembuangan OP (buah
bukan hasil polinasi) secara rutin setiap 5 hari sekali.
18. Pemetikan OP (Open Pollination)
OP (Open Pollination) adalah buah mentimun yang tumbuh dan
berkembang melalui polinasi secara alami (tidak dilakukan oleh tim polinator
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan). OP akan merusak keseragaman
produksi benih yang diinginkan oleh perusahaan, sehingga harus dihilangkan
44
dari tanaman budidaya. Selain itu, pemetikan OP dilakukan agar pertumbuhan
tanaman mentimun oleh tim polinator maksimal, karena tanaman tidak harus
mensuplai hasil fotosintesis ke OP. Ciri OP yang harus dihilangkan dari lahan
ialah buah mentimun yang tidak memiliki tanda merah yang menandakan telah
dilakukan polinasi oleh tim polinator PT Benih Citra Asia.
Gambar 28. Buah OP
19. Panen
Panen adalah akhir dari kegiatan budidaya dan awal dari kegiatan pasca
panen. Kegiatan panen yang dilakukan pada komoditas mentimun ialah dengan
mengambil buahnya dari batang utama tanaman menggunakan gunting panen.
Panen dilakukan dua kali, yakni pada saat tanaman berumur 55 HST
dan 60 HST. Sebelum panen, harus dilakukan seleksi pada buah yang tidak
bertanda (buah OP). Buah OP harus dibuang karena bukan hasil polinasi,
sehingga benih yang didapat dari panen tidak akan sesuai dengan harapan
perusahaan. Buah yang dipanen harus memiliki ciri-ciri berikut :
- Buah berwarna putih kekuningan merata
- Jika buah dipijat sudah terasa agak lunak
- Buah sudah berumur 30 hari setelah polinasi
Panen dilakukan dengan cara memetik buah yang sudah tua (masak
fisiologis) kemudian dikumpulkan pada suatu tempat untuk diproses. Jangan
sampai memanen buah busuk karena akan menghasilkan kualitas benih yang
jelek. Panen tahap kedua (60 HST) dilakukan sama dengan cara panen seperti
di atas.
Selain kegiatan panen buah itu sendiri, pencatatan terhadap jumlah buah
yang dipanen sangat diperlukan guna keperluan perhitungan produktivitas
45
tanaman. Pencatatan ini bertujuan untuk menghitung jumlah buah yang
dipanen yang nantinya dapat digunakan sebagai indikator perhitungan jumlah
produksi benih dan produktivitas setiap tanaman dalam menghasilkan benih.
Gambar 29. Buah siap panen
20. Processing Benih
Setelah buah yang dipanen dicatat jumlahnya dilakukan kegiatan pasca
panen berupa processing. Kegiatan processing ialah suatu kegiatan pasca
panen yang dilakukan terhadap biji tanaman mentimun yang nantinya akan
menjadi menjadi bahan utama bibit unggul yang diproduksi oleh perusahaan.
Kegiatan processing berupa ektraksi biji tanaman mentimun yang dilakukan
secara manual oleh tenaga kerja perusahaan
Alat dan bahan yang diperlukan untuk processing benih, antara lain:
ember/bak, pisau, saringan dari ayakan pasir, saringan halus/kalo, sak plastik,
sabun deterjen, dan screen pengering bersih.
Processing benih mentimun hibrida yang dibudidayakan di farm PT.
Benih Citra Asia, Jember dilakukan langsung di lahan. Caranya ialah dengan
mengumpulkan hasil panen buah mentimun pada suatu tempat kemudian
membelahnya menjadi 2 bagian. Keluarkan biji mentimun dengan cara
mengerok dengan tangan/sendok. Hasil kerokan diletakkan pada ayakan dari
kawat kasa (ayakan pasir) agar airnya berkurang. Biji dimasukkan ke dalam
sak dan diperam selama satu malam tanpa ditambah air (hindari terkena air
langsung). Pagi harinya biji dalam sak diinjak-injak dan dicuci, kemudian
dirambang (benih yang melayang/terapung dibuang). Lakukan pencucian benih
sesuai dengan standar dengan SHM. Bilas dengan air bersih hingga benar-
46
benar bersih. Taruh biji yang sudah bersih pada kalo yang halus/saringan agar
air segera habis, lakukan penjemuran diatas screen pengeringan.
Setelah kegiatan processing berupa ektraksi manual terhadap biji
mentimun selesai dilakukan, daging buah yang tidak digunakan selanjutnya
diproses untuk menjadi pupuk organik yang berguna mensuplai unsur hara
dalam tanah. Kegiatan awal pemrosesa daging buah mentimun ialah
mencacahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sehingga akan
memudahkan dekomposisi oleh mikroba.
Gambar 30. Processing hasil panen
21. Pengeringan Benih
Setelah pencucian, benih harus segera dikeringkan, dan dikering
anginkan ketika kondisi benih sudah kesap (setengah kering). Pengeringan
selanjutnya dilakukan secara bertahap :
- Pagi jam 08.00-10.00 WIB, benih dibolak balik agar tidak gumpal dan
segera kering
- Jam 10.00-14.00 WIB benih dikering anginkan di tempat yang teduh
(jangan ditumpuk)
- Diulang sore jam 14.00-16.00 WIB. Pengeringan dilakukan selama 3 hari
(panas normal)
Apabila cuaca mendung/hujan dan benih dalam kondisi belum
kering/basah, maka gelar benih tipis-tipis pada screen pengeringan dan lakukan
pengipasan dengan kipas angin secara merata. Jangan pernah menumpuk benih
ketika benih masih belum kering betul.
47
Gambar 31. Pengeringan benih
22. Sortasi Benih
Sortasi dilakukan dengan tujuan memisahkan benih bagus (bernas)
dengan benih yang kurang bagus (setengah bernas). Proses sortasi dilakukan
setelah benih kering. Setelah benih benar-benar kering (jika dipatahkan
langsung patah menjadi dua), dilakukan penampian agar kotoran dan benih
hampa hilang. Pisahkan antara benih bagus (bernas) dan yang kurang bagus
(intermediate/setengah bernas). Benih yang sudah bersih dan bernas ditaruh
pada kantong dan disetorkan ke pabrik.
5.1.2 Kegiatan Magang pada Divisi Plant
1. Penerimaan Benih Masuk dan Pemberian Nomor Lot
Benih Masuk (BM) diterima oleh divisi plant. Serah terima dilakukan
pihak plant dengan sopir yang mengantarkan benih ke perusahaan. Tahap awal
yang dilakukan setelah serah terima benih adalah mengecek kecocokan benih
dengan kuitansi serah terima benih yang berisi nama petani mitra, nomor
kontrak dan bobot awal benih. Setelah itu, benih diuji kemurnian dan kadar air
yang dilakukan secara manual dan ditimbang ulang oleh pihak plant untuk
mengecek bobot akhir benih masuk.
Gambar 32. Penerimaan benih masuk
48
Tes kemurnian benih masuk dilakukan dengan untuk mengecek
kemurnian benih dari benih yang tidak bernas maupun material lain yang
mencampuri benih. Tes kemurnian dilakukan dengan cara mengambil sampel
benih dalam genggaman tangan kemudian melihat benih yang tidak bernas dan
benih yang berwarna pucat (cenderung putih). Benih dikatakan lulus uji
kemurnian apabila presentase kemurniannya minimal 98% untuk OP dan 99%
untuk F1, jika benih tidak masuk kriteria ini maka benih dikembalikan kepada
petani untuk diproses ulang.
Sama halnya dengan uji kemurnian, pengujian kadar air yang dilakukan
secara manual oleh pihak plant juga dengan cara mengambil segenggam
sampel benih untuk melihat jumlah kadar air benih. Ketika genggaman tangan
dilepas namun banyak benih yang tertinggal pada telapak tangan berarti kadar
airnya masih tinggi. Uji kadar air secara manual ini sesuai untuk benih
semangka, tomat dan cabai. Dengan catatan saat melakukan pengujian, tangan
penguji harus kering. Benih dikatakan lulus uji kadar air oleh pihak plant
apabila kadar airnya ≤ 10%, jika jumlahnya masih lebih dari itu benih akan
dikembalikan kepada petani untuk diproses ulang.
Pengecekan akhir pada divisi plant adalah menimbang bobot benih
masuk, yakni mengecek ulang apakah bobot awal yang tercantum dari petani
mitra sama dengan bobot saat sampai di perusahaan. Perubahan bobot dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengangkutan, kondisi perjalanan
maupun kesalahan penimbangan oleh petani mitra.
Apabila benih masuk sudah lulus uji kemurnian dan kadar air secara
manual, maka benih diberi nomor lot. Pemberian nomor lot meliputi kode
varietas, tahun dan bulan benih masuk, serta nomor urut. Pemberian kode-kode
ini bertujuan untuk menghilangkan nama petani pada saat masuk plant,
laboratorium dan pasar. Tujuannya adalah menghindari subjektifitas pada saat
pengujian di laboratorium maupun pada saat processing di plant, kemudian
agar petani mitra produksi tidak tahu komoditas yang ditanam saat diuji dan
dipasarkan.
49
2. Sortasi Benih
Kegiatan sortasi dilakukan secara manual terhadap benih kacang
panjang. Sortasi dilakukan untuk memisahkan benih kualitas baik dan benih
kualitas buruk. Benih dengan kualitas baik memiliki ciri berwarna putih dan
hitam, sedangkan benih kacang panjang yang memiliki kualitas buruk
berwarna putih hitam namun pada warna putih terdapat bercak berwarna merah
maupun putih kusam. Kegiatan sortasi dilakukan dengan tujuan untuk
mengelompokkan benih-benih dengan mutu yang baik. Benih dengan kualitas
buruk kemudian dibuang/dimusnahkan.
Gambar 33. (kiri) benih kualitas buruk dan (kanan) benih kualitas baik
3. Pengemasan Ulang Sementara Benih Bayam
Kegiatan yang dilakukan adalah pengemasan ulang benih bayam dalam
sak 50 kg ke dalam sak berukuran 15 kg. Tujuan dari pengemasan ulang
sementara ini adalah agar meminimalkan ruang penyimpanan benih dalam
bulky sebelum sebelum dikemas dan dipasarkan.
Gambar 34. Pengemasan ulang sementara benih bayam
50
4. Pengemasan Benih Siap Pasar
Kegiatan yang dilakukan di divisi plant untuk pengemasan benih siap
pasar pada dasarnya terbagi menjadi dua, yakni persiapan pengemasan dan
pengemasan. Persiapan pengemasan yang dilakukan yakni menyiapkan
kantong yang akan digunakan untuk packing benih serta penempelan label
kemasan, persiapan kemasan inner box dan persiapan kardus.
Gambar 35. Persiapan kemasan
Gambar 36. Penimbangan benih siap
kemas
Pengemasan benih sendiri tersusun atas kegiatan penimbangan benih,
sealing, monitoring bobot benih oleh tim PQA, pengepakan benih pada inner
box dan pengepakan benih pada kardus. Mahasiswa melakukan semua kegiatan
tersebut kecuali monitoring bobot benih karena kegiatan ini harus dilakukan
sendiri oleh sumberdaya manusia subdivisi PQA (Packaging Quality
Assurance) untuk memastikan tidak ada kesalahan pada proses pengemasan
benih.
Di dalam ruang pengemasan, terdapat dua macam timbangan yakni
timbangan digital dan timbangan manual. Penimbangan benih yang dilakukan
oleh mahasiswa menggunakan timbangan digital dengan harapan memininalisir
kesalahan dalam penimbangan benih. Bobot benih beranekamacam sesuai
dengan jenisnya. Untuk benih mentimun, bobot benih yang dipasarkan adalah
10 gr.
Sealing kemasan dilakukan menggunakan mesin sealer. Kegiatan yang
dilakukan adalah mengambil beberapa kantong kemasan yang sudah berjejer
dalam kotak, menghilangkan udara dalam kemasan kemudian meletakkannya
ke mesin sealer. Hal yang perlu diperhatikan dari kegiatan ini adalah tidak
boleh ada udara dalam kantong kemasan, kemudian dalam meletakkan kantong
51
ke mesin sealer posisinya harus lurus karena jika tidak akan mempengaruhi
kualitas kemasan yang dihasilkan.
Gambar 37. Pengemasan benih Gambar 38. Sealing kemasan
Setelah kemasan dikontrol oleh bagian PQA, mahasiswa melakukan
pengepakan benih ke dalam inner box. Jumlah kantong untuk setiap inner box
beranekamacam sesuai dengan jenis benih, yakni antara 5-20 kantong tiap box.
Untuk benih mentimun, jumlah kantong dalam tiap inner box 15 kantong.
Inner box yang telah siap kemudian dimasukkan ke dalam kardus besar yang
siap dipasarkan.
Gambar 39. Kemasan dalam inner
box
Gambar 40. Pemeriksaan ulang berat
total dalam inner box
Gambar 41. Benih dalam kardus
52
5.1.3 Kegiatan Magang pada Divisi Quality Assurance (QA)
1. Pengambilan Contoh Benih
Pengambilan Contoh Benih (PCB) adalah sub kegiatan dari pengujian
mutu benih. PCB bertujun untuk mengambil dan melengkapi benih sesuai
dengan pengajuan pengambilan contoh benih. PCB adalah kegiatan awal
sebelum uji mutu di laboratorium maupun screen house. Benih-benih yang
masuk dari petani mitra, benih reguler maupun benih stock seed diambil
sampel untuk kemudian di uji daya perkecambahannya apakah telah memenuhi
standar ataukah tidak.
Alat-alat yang dibutuhkan, antara lain: (a) stick triyer, yang berfungsi
untuk mengambil benih dari tempat penyimpanan, dan (b) soil devider, yang
berfungsi untuk mencampur benih sampel yang diambil dari beberapa titik
dalam tempat penyimpanan benih. Stick triyer yang digunakan terdiri dari 2
ukuran, yakni besar (untuk benih-benih berukuran besar, seperti kacang
panjang, buncis, semangka) dan kecil (untuk benih-benih berukuran kecil,
seperti bayam, tomat, cabe). Soil devider, juga memiliki ukuran besar dan kecil
tergantung ukuran benih yang diambil.
Macam-macam benih yang diambil oleh PCB dan akan diuji di
laboratorium dan screen house, adalah sebagai berikut: (a) contoh primer,
yakni contoh benih yang diambil menggunakan stick triyer, (b) contoh
komposit/campur, yakni gabungan dari beberapa contoh primer yang diambil
dari beberapa titik sampel, (c) contoh kirim, yakni contoh campuran yang telah
dicampur dan dibagi menggunakan soil devider sampai dengan bobot yang
telah ditentukan dan akan dikirim ke laboratorium maupun screen house untuk
dilakukan pengujian, (d) contoh kerja, yakni bagian dari contoh kirim yang
digunakan untuk pengujian Daya Berkecambah (DB) dan Kadar Air (KA).
Gambar 42. Pengambilan contoh benih menggunakan stick triyer
53
Jumlah minimal pengambilan contoh benih, sebagai berikut:
1-4 karung, diambil 3 contoh primer untuk tiap karung
5-8 karung, diambil 2 contoh primer untuk tiap karung
9-15 karung, diambil 1 contoh primer untuk tiap karung
16-30 karung, diambil 15 karung secara acak untuk kemudian diambil 1
contoh primer untuk tiap karung
31-59 karung, diambil 20 karung secara acak untuk kemudian diambil 1
contoh primer untuk tiap karung
60 karung, diambil 30 karung secara acak untuk kemudian diambil 1 contoh
primer untuk tiap karung
Gambar 43. Contoh komposit Gambar 44. Contoh kirim
2. Pengujian Daya Berkecambah
Dalam Uji daya berkecambah benih, terdapat 4 metode yang digunakan,
antara lain:
(1) UKDdp (Uji Kertas Digulung dalam plastik)
Metode ini dilakukan di dalam laboratorium, dengan cara meletakkan
benih yang akan disemai pada kertas buram yang telah disediakan. Benih
disusun berjajar 13, 12, 13, 12, yang di atasnya kemudian diberi kertas lagi
yang berukuran lebih kecil dengan jumlah yang sama 13, 12, 13, 12 sehingga
populasi semaian sejumlah 100 benih. Media kemudian digulung dan
dimasukkan ke dalam plastik. Metode UKDdp dilakukan pada benih-benih
besar, seperti kacang panjang, jagung, dan paria.
54
Gambar 45. Persiapan media semai metode UKDdp
Gambar 46. Pengujian DB menggunakan metode UKDdp
(2) PK Tisu (Pada Kertas Tisu)
Metode ini dilakukan di dalam laboratorium, dengan cara menyemai
benih pada media tisu yang telah disiapkan. Cara peletakan benih adalah
dengan menata benih-benih kecil 10 baris dan 10 kolom dengan posisi berjajar
ke bawah dan ke kanan sehingga total populasi sejumlah 100 benih. Semaian
ini kemudian diletakkan dalam mika. Metode PK Tisu dilakukan pada benih-
benih kecil, seperti cabai, tomat, caisim, lettuce dan bayam.
Gambar 47. Persiapan media semai metode PK Tisu
Gambar 48. Pengujian DB menggunakan metode PK Tisu
55
(3) Pasir
Metode ini dilakukan di dalam screen house, dengan cara menyiapkan
media persemaian berupa baki yang diisi dengan pasir. Sebelum digunakan
baki disemprot dengan alkohol dengan tujuan sterilisasi media semai. Pasir
yang digunakan adalah pasir kali yang telah dimasak sebelumnya dengan
tujuan mensterilkan media tumbuh benih. Setelah itu media semai dilubangi
dengan papan kayu berpaku dengan jumlah lubang 200 (untuk dua kali
ulangan, untuk benih-benih kecil). Benih yang telah disiapkan sebelumnya
dimasukkan ke dalam lubang dengan jumlah benih per lubang satu benih, jika
semua benih telah disemai maka lubang semai ditutup kembali dan dilakukan
pemeliharaan berupa penyiraman.
Gambar 49. Persiapan media semai metode pasir
Gambar 50. Pengujian DB menggunakan metode pasir
Hampir semua jenis benih dapat disemai menggunakan metode pasir,
kecuali benih caisim, bayam, dan lettuce. Benih-benih tersebut tidak dapat
menggunakan metode ini karena ukuran yang sangat kecil dan warnanya yang
menyerupai pasir.
(4) AK Kipas (Antar Kertas Kipas)
Metode ini dilakukan di dalam laboratorium, dengan cara meletakkan
benih secara berjajar dan berurutan dengan perbandingan jumlah 13:12
berselang hingga populasinya 400 benih (1 lot). Benih diletakkan diantara
kertas yang berbentuk seperti kipas. Baki plastik yang berisi media dan benih
yang telah disemai kemudian ditutup menggunakan wrapping plasic untuk
56
menjaga kelembaban media. Metode AK Kipas hanya bisa digunakan untuk
benih mentimun dan melon.
Gambar 51. Pengujian DB menggunakan metode AK Kipas
Perhitungan daya berkecambah dilakukan dengan dua tahap, yakni
first count dan final count. Perhitungan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah
perhitungan first count, yakni mengamati perkembanganm perkecambahan
benih pada tahap pertama. Perhitungan first count meliputi perhitungan KN
(Kecambah Normal), Ab (Abnormal), BM (Benih Mati) dan Sisa. Akan tetapi
pada perhitungan first count biasanya hanya ditemukan KN dan Sisa.
Gambar 52. First count pada pengamatan DB
Tahap selanjutnya adalah pengamatan final count, yakni perhitungan
jumlah KN, Ab, BK (Benih Keras), BSTT (Benih Segar Tidak Tumbuh) dan
BM. Namun di lapang mahasiswa tidak melakukan perhitungan ini, karena
untuk menghindari ketidakvalidan perhitungan. Sehingga final count hanya
dilakukan oleh seed analyst perusahaan. Kriteria benih lulus uji apabila
presentase KN ≥ 88%.
3. Pengujian Tetrazolium
Pengujian tetrazolium digunakan untuk melihat apakah benih
viable/tidak viable. Hal pertama yang harus dilakukan dalam pengujian
tetrazolium adalah mengelupas kulit luar dan kulit ari benih, kemudian benih
direndam dalam larutan tetrazolium selama 17 jam. Di akhir waktu pengujian,
benih akan menunjukkan reaksi berupa perubahan warna. Benih viable akan
memiliki warna merah seluruhnya atau sebagian asalkan persentase warna
57
merah ≥ 50%, dengan syarat titik tumbuh berwarna merah. Apabila titik
tumbuh tidak berubah warna (masih berwarna keputihan) maka benih
dikatakan tidak viable, begitu pula apabila warna merah pada benih < 50%.
Gambar 53. Sebelum uji tetrazolium Gambar 54. Setelah uji tetrazolium
Pengujian tetrazolium ini kebanyakan diaplikasikan untuk benih
mentimun, melon dan semangka. Pengujian ini biasanya dilakukan pada benih-
benih BSTT (Benih Segar Tidak Tumbuh), untuk melihat apakah benih
termasuk BSTT (dalam masa dormansi) ataukah benih masuk dalam kategori
BM (Benih Mati).
4. Pengujian Kadar Air
Pengujian kadar air dilakukan untuk melihat jumlah air yang
terkandung dalam benih. Pengujian kadar air hanya dilakukan pada benih
reguler, tidak pada benih masuk. Jumlah kadar air dalam benih akan
mempengaruhi daya simpan dan kualitas benih.
Alat yang digunakan untuk mengukur kadar air dalam benih terdiri atas
dua macam, yakni mesin Ohaus dan mesin Oven. Perbedaan diantara keduanya
adalah jika menggunakan mesin Ohaus pengujian berlangsung lebih cepat
(hanya dalam beberapa menit), sedangkan jika menggunakan oven pengujian
berlangsung lebih lama (biasanya semalam). Untuk itu mahasiswa hanya
menguji kadar air menggunakan mesin Ohaus.
Pengujian dilakukan pada sampel benih mentimun seberat 3,0 gr yang
diletakkan pada mesin Ohaus, setelah itu mesin ditutup dan menunggu hasil uji
kadar yang ditunjukkan oleh mesin Ohaus dalam beberapa menit hingga
angkanya berhenti. Setelah pengujian dilakukan, jumlah kadar air dan lama
waktu pengujian dicatat dalam form yang telah disediakan.
58
Gambar 55. Pengujian kadar air menggunakan mesin Ohaus
5. Pengarsipan Benih
Pengarsipan benih adalah kegiatan yang dilakukan divisi QA setelah
uji daya berkecambah benih. Pada kegiatan pengarsipan benih, hal yang
dilakukan adalah memasukkan benih-benih sisa uji daya berkecambah ke
dalam kantong kertas berwarna coklat. Setelah itu kantong diberi nomor IC,
kode produksi, nomor lot, bobot benih serta tanggal pengambilan contoh benih.
Tujuan dari kegiatan ini adalah menyimpan benih-benih yang telah diuji
sebagai tanda bukti jika dikemudian hari ada komplain dari petani mengenai
hasil uji kelayakan benih tersebut. Apabila hal seperti ini terjadi, yang
dilakukan adalah divisi QA menguji kembali benih yang tersimpan dalam arsip
tersebut apakah ada kesalahan dalam uji daya berkecambahnya atau tidak.
6. Pengujian Hibriditas
Purity and Hibridity Test (PHT) merupakan subdivisi dari Quality
Assurance (QA). Pada subdivisi ini mahasiswa melakukan tes hibriditas
(hibridity test) pada komoditas mentimun dan paria. Tujuan dari hibridity test
adalah untuk menguji kemurnian nenih di lapangan. Kegiatannya ialah
menanam benih sampel yang diambil dari Barang Masuk (BM), untuk
kemudian diamati kemurniannya ketika tanaman sudah tumbuh besar. Yang
harus dipahami sebelum melakukan kegiatan hibridity test ialah karakter F1,
female, tipe simpang (off-type/OT) dan varietas lain (other variety/OV).
Pengamatan terhadap OT memiliki tujuan untuk memastikan bahwa benih
tidak bercampur dengan lot lain.
Pada lahan yang ditanami sampel benih diberi tanda nomor IC, kode
produksi dan nomor lot untuk memudahkan pengamatan. Jumlah populasi
tanaman yang diuji minimal 200 tanaman dengan toleransi Male/Female
mencampuri sebesar 2% (toleransi tidak lulus).
59
Gambar 56. Pengujian hibriditas di lahan
Mentimun yang diuji di lahan adalah mentimun dengan kode produksi
10.34. Berikut karakter F1, F, OT, dan OV yang diamati di lahan.
Karakter F1 :
- Buah berwarna hijau
- Panjang buah ± 20 cm
- Tepi daun agak bergerigi, permukaan daun lebih halus dan lebih
bergelombang
- Batang berwarna lebih hijau
- Tangkai bakal buah berwarna hijau
Karakter F (female) :
- Buah berwarna hijau agak putih
- Panjang buah ± 18-20 cm
- Tepi daun lebih halus dan permukaan daun lebih cekung
- Batang berwarna hijau terang
- Tangkai bakal buah cenderung berwarna putih
Karakter OT (off-type) :
- Bentuk buah bulat lonjong
- Tepi daun bergerigi agak tajam
Karakter OV (other variety) :
- semua karakter yang disebutkan
Benih paria yang diuji di lahan adalah paria dengan kode produksi
0802. Berikut karakter F1 dan F yang diamati di lahan.
Karakter F1 :
- Bentuk daun membulat
- Warna daun lebih gelap
- Batang berwarna lebih terang dan lebih berbulu
60
- Bunga jantan memiliki helaian mahkota yang rapat
- Putik berwarna kuning/kuning kehijauan
- Buah berbentuk lonjong
Karakter F (female) :
- Bentuk daun lebih memanjang
- Warna daun lebih terang
- Bunga jantan cenderung memiliki helaian mahkota yang lebih renggang
- Putik berwarna hijau
- Buah berpundak (cenderung kurang lonjong)
Perhitungan kemurnian F1 adalah dengan membandingkan populasi
F1 dengan seluruh populasi. Benih BM lulus apabila presentasi F1 ≥ 98%. Jika
benih BM tidak lulus hibridity test maka petani akan diberi berita acara untuk
diuji ulang atau petani diminta untuk datang perusahaan untuk menyaksikan
pemusnahan benih.
7. Seed Research
Pada PT. Benih Citra Asia, subdivisi seed research sifatnya adalah
supporting dari subdivisi lainnya. Dikatakan demikian karena subdivisi seed
research bekerja sesuai permintaan (by request) apabila ada benih-benih masuk
yang bermasalah, contohnya apabila daya berkecambahnya kurang dan
penampilan benih kurang menarik subdivisi ini akan mencari solusi dari
permasalahan yang dimaksud. Alur kerja yang harus dilalui subdivisi ini adalah
(1) pembuatan proposal, (2) seminar kepada jajaran managerial, jika disetujui
maka (3) penelitian dilakukan, (4) penelitian berhasil, kemudian (5) pelaporan.
Kegiatan dari seed research pada dasarnya dibagi atas empat macam,
antara lain (a) seed physiology, mempelajari bagaimana seed maturity/life
time/fisiologi benih, yakni bagaimana vigour yang tepat bagi benih agar dapat
disimpan dalam waktu yang lama, (b) phatology, mempelajari patogen-patogen
benih, (c) enhancement, terdiri dari seed dressing, seed coating, encrasting,
palleting, priming dan LDS (Liquid Density Separation), (d) IEF (Isoelectric
Focusing). Pada PT Benih Citra Asia hal yang dilakukan masih berfokus pada
seed physiology dan enhancement.
61
Sebagian besar kegiatan subdivisi seed research berada pada kegiatan
enhancement berupa seed dressing, seed coating, priming, LDS serta pengujian
ulang kemasan. Seed dressing merupakan usaha untuk meningkatkan nilai daya
berkecambah benih. Usaha yang dilakukan ialah melapisi benih dengan larutan
X sehingga daya berkecambahnya meningkat. Sedangkan seed coating
diaplikasikan apabila benih terlihat kurang menarik, akan tetapi presentase
daya berkecambah dan kemurniannya bagus, sehingga dilakukan coating
berupa pemberian warna pada benih bermasalah tersebut. Kegiatan priming
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membandingkan daya berkecambah
benih kontrol dengan benih priming. Priming benih dilakukan dengan 2
perlakuan yakni benih yang diampelas kulit luarnya dengan benih yang tidak
diampelas kulit luarnya. Kemudian merendam benih pada larutan Y, dan
dipasang pada mesin priming. Tunggu hingga beberapa waktu yang telah
ditentukan (36 jam, 48 jam, 72 jam, dst). Setelah itu benih yang telah di-
priming dimasukkan ke dalam ruang penyimpanan bulky selama beberapa
waktu agar kadar air turun. Benih yang kadar airnya telah turun kemudian diuji
daya berkecambahnya untuk melihat pengaruh seed priming dan seed non-
priming (kontrol). LDS adalah kegiatan memisahkan benih berdasarkan massa
jenisnya. Benih direndam dalam larutan Z. Perendaman akan menunjukkan
massa jenis benih yang berbeda (benih tenggelam/terapung). Dari hasil ini
kemudian diuji daya berkecambahnya dengan membandingkan antara massa
jenis yang telah didapat.
Gambar 57. Cairan untuk coating
benih
Gambar 58. Proses coating benih
62
Gambar 59. Proses pengeringan
setelah coating benih
Gambar 60. Persiapan serbuk untuk
coating kering
Kegiatan pengujian ulang kemasan adalah untuk melihat daya
berkecambah benih apabila diletakkan dalam kemasan dengan bahan yang
berbeda serta dilihat daya tahannya. Perlakuan dibedakan menjadi dua macam,
yakni benih yang diletakkan dalam kemasan berbahan nilon dan kemasan
berbahan alumunium. Varibel pembeda lain adalah perlakuan interval
pengamatan. Kemudian dilakukan uji AAI (Anti Aging Interval), yakni untuk
memprediksi umur panen buah yang tepat. Kegiatan uji AAI merupaka bagian
dari seed physiology, yakni melihat vigour yang tepat agar benih dapat
disimpan dalam waktu yang lama dengan umur panen optimum.
Gambar 61. Pengujian ulang kemasan
8. Administrasi Divisi QA
Pada administrasi divisi Quality Assurance, mahasiswa melakukan
kegiatan sebagai berikut: (1) pengarsipan data ke dalam database perusahaan,
(2) pengarsipan data fisik, (3) perhitungan final Kartu Uji Daya Berkecambah,
(4) pengisian form Tanda Terima Contoh Benih dan Pengadaan Tanaman Uji
F1, (5) pengisian nota Tanda Terima Contoh Benih dan Pengadaan Tanaman
Uji F1, (6) pengisian form Pengujian DB, KA dan Kemurnian, (7) Penginputan
data Tanda Terima Contoh Benih, (8) Pengarsipan Laporan Harian Hasil
Pengujian Benih, (9) Pengisian Form Berita Acara Rekomendasi Pembayaran
63
Benih Semangka 3n, serta (10) Pelengkapan data Ceklist Penerimaan Benih.
Tujuan dari seluruh kegiatan tersebut adalah untuk mengarsipkan sleuruh data
miliki divisi QA, baik soft file maupun hard file agar jika data dibutuhkan di
kemudian hari dapat dilacak dengan mudah dan cepat. Seluruh data fisik (hard
file) diarsipkan ke dalam outner map, dimana peletakkannya diurutkan tanggal
kemudian nomor IC dari tanggal terlama hingga terbaru dan nomor IC terendah
ke tertinggi. Data soft file diarsipkan ke dalam database komputer divisi QA.
Penginputan data ke dalam database meliputi data Ceklist Penerimaan
Benih, Ceklist Processing dan Ceklist Pengemasan. Setelah semua data diinput
dengan benar ke dalam komputer, dokumen tertulisnya juga diarsipkan ke
dalam outner map. Ketiga data ini merupakan ceklist bagian PQA (Plant
Quality Assurance), yang berisi tentang kuisioner kesesuian kegiatan yang
dilakukan dengan standar yang telah ditetapkan. Ceklist penerimaan benih
berisi identitas petani mitra dan bagaimana kesesuaian benih yang masuk ke
dalam pabrik. Ceklist processing berisi kesesuaian pemrosesan benih dalam
pabrik. Ceklist pengemasan berisi tentang kesesuaian pengemasan benih yang
siap dipasarkan.
Perhitungan final Kartu Uji Daya Berkecambah adalah menghitung
jumlah dan presentase data pengamatan daya berkecambah benih serta
keterangan apakah terdapat hama/penyakit yang ditemukan pada semaian
benih. Hasil akhir yang didapat adalah % 1st count, % DB, % Ab, % BK, %
BSTT dan % BM, serta keterangan identifikasi hama/penyakit. Benih
dikatakan lulus uji apabila % DB lebih dari sama dengan 88%.
Form form Tanda Terima Contoh Benih dan Pengadaan Tanaman Uji
F1 berisi nomor IC, nomor lot, kode produksi, tanggal rencana semai dan
tanggal rencana tanam, tanggal real semai, tanggal penerimaan benih, tanggal
real tanam, nama pengawas, jumlah populasi tanam dan letak lahan.
Mahasiswa melakukan pengisian form awal yakni dengan mengisi kolom
nomor IC, nomor lot, kode produksi, tanggal rencana semai dan tanggal
rencana tanam. Tanggal Rencana Semai didapatkan dari rumus, Pengambilan
Contoh Benih + 2 hari. Sedangkan tanggal rencana tanam didapatkan dari
rumus, Tanggal Rencana Semai + Lama Hari Semai. Pada form ini juga
64
terdapat tujuan pengiriman benih, apakah pada petani mitra atau pada farm
milik perusahaan. Setelah form diisi dengan lengkap, benih yang akan dikirim
ke lahan juga dilampirkan pada form.
Nota Tanda Terima Contoh Benih dan Pengadaan Tanaman Uji F1
adalah form yang harus diisi setelah form Tanda Terima Contoh Benih dan
Pengadaan Tanaman Uji F1. Nota ini berisi daftar seluruh benih yang akan
dikirimkan tim hibriditi ke lahan uji coba hibriditas. Fungsi dari nota ini adalah
sebagai bukti bahwa contoh benih telah dikirim oleh subdivisi PHT (Purity and
Hibridity) test ke farm maupun petani mitra.
Kegiatan penginputan TTCB (Tanda Terima Contoh Benih) berupa
pemindahan data hard copy ke dalam database komputer perusahaan. Hal-hal
yang diinput yakni tanggal real semai, tanggal penerimaan benih, tanggal real
tanam, nama pengawas, jumlah populasi tanam dan letak lahan. Sedangkan
dalam form Berita Acara Rekomendasi Pembayaran Benih Semangka 3n,
mahasiswa melakukan pengisian form berupa tanggal, kode produksi, nomor
lot, tanggal mulai uji dan akhir uji, metode yang digunakan, jumlah (KN, Ab,
BK, BS, BM) serta keterangan tambahan.
5.1.4 Sertifikasi ISO 9001:2008
PT. Benih Citra Asia merupakan salah satu perusahaan benih di Indonesia
yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008. Sertifikasi ini telah didapat
sejak tahun 2010. Menurut Muhandari dan Kadarisman (2006), ISO 9001
berfokus pada keinginan dan harapan konsumen: salah satu harapan konsumen
adalah mendapatkan produk yang aman. SNI ISO 9001 menentukan persyaratan
sistem manajemen mutu yang dapat dipakai untuk aplikasi internal oleh
organisasi, atau untuk sertifikasi, atau untuk tujuan kontrak. Standar tersebut
difokuskan pada keefektifan sistem manajemen mutu dalam memenuhi
persyaratan pelanggan (BSN, 2008). Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa PT. Benih Citra Asia telah menerapkan sistem manajemen mutu pada
seluruh elemen perusahaan sebagai upaya untuk memenuhi keinginan konsumen
atas produk yang aman.
65
Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk
mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 antara lain: (1) mengidentifikasi proses-
proses yang diperlukan, (2) menetapkan urutan dan interaksi proses tersebut, (3)
menetapkan kriteria dan metode untuk menjamin efektifitas operasi dan
pengendalian proses, (4) memastikan ketersediaan sumberdaya dan informasi
yang diperlukan untuk mendukung operasi dan pemantauan proses, (5)
memonitor, mengukur dan menganalisis proses, serta (6) mengimplementasi
tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang direncanakan dan perbaikan
berkesinambungan dari proses. Sedangkan persyaratan dokumentasi yang
diperlukan oleh perusahaan, mencakup: (a) persyaratan kebijakan dan tujuan
mutu, (b) pedoman mutu, (c) prosedur-prosedur, (d) dokumen-dokumen yang
diperlukan untuk memastikan efektivitas perencanaan, operasi dan pengendalian
proses, serta (e) catatan (arsip) yang disyaratkan oleh ISO 9001. Setelah semua
persyaratan dokumen dipenuhi oleh perusahaan, maka perusahaan mengajukan
seluruh dokumen yang telah dipersiapkan kepada LSSM Jakarta.
Setelah dokumen pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008 diterima oleh
LSSM, selanjutnya badan ini melakukan audit dan verifikasi ke perusahaan
bersangkutan. Apabila seluruh dokumen telah memenuhi standar minimal yang
telah ditetapkan oleh pemerintah (mengacu pada perundang-undangan hortikultura
dan perlindungan konsumen) maka sertifikasi ISO 9001:2008 dikeluarkan oleh
LSSM untuk perusahaan bersangkutan. Akan tetapi, apabila pada saat proses audit
ditemukan beberapa hal yang kurang sesuai maka perusahaan diwajibkan
memberikan bukti hasil perbaikan sebelum diterbitkannya sertifikasi ISO. Proses
pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008 tergambar pada Gambar 62.
66
Gambar 62. Proses pengajuan sertifikasi ISO 9001:2008
Mengajukan
Diajukan kepada
dilakukan
tidak lulus audit dan verifikasi
Lulus audit dan verifikasi
lulus audit dan verifikasi
Sertifikasi ISO 9001:2008 yang dikeluarkan oleh LSSM Jakarta untuk
perusahaan memiliki masa berlaku selama 3 tahun. Dalam masa berlakunya, akan
dilakukan audit selama enam bulan atau satu tahun sekali. Kemudian apabila masa
berlaku sertifikasi tersebut habis maka akan dilakukan pengajuan sertifikasi awal
atau disebut resertifikasi.
Perusahaan (PT. Benih Citra Asia)
LSSM Jakarta
Audit dan Verifikasi
Sertifikasi ISO 9001:2008
Bukti hasil perbaikan
Persyaratan Dokumentasi Persyaratan Umum
67
5.1.5 Sistem Pemasaran
PT. Benih Citra Asia memiliki berbagai wilayah pemasaran di Indonesia,
yang dibagi berdasarkan letak geografis. Wilayah pemasaran PT. Benih Citra Asia
diantaranya, Sumatera, Jawa dan Bali, serta Kalimantan. Berdasarkan informasi
yang didapatkan melalui kegiatan magang kerja, wilayah pemasaran Pulau Jawa
dibagi menjadi beberapa subwilayah (yakni dibagi berdasarkan area Provinsi).
Subwilayah pemasaran di Pulau Jawa terbagi atas Provinsi Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di Provinsi Jawa Timur wilayah pemasaran ini
terbagi lagi berdasarkan pengelompokan beberapa Kabupaten/Kota. Wilayah
pemasaran JW-1, antara lain Banyuwangi, Jember, Lumajang, Situbondo, dan
Bondowoso.
Mekanisme pemasaran yang dilakukan oleh PT. Benih Citra Asia adalah
perusahaan menyalurkan produk-produk benih holtikulura melalui distributor-
distributor besar di masing-masing wilayah Kabupaten/Kota. Distributor ini
berupa toko-toko pertanian berskala besar. Sistemnya adalah distributor membeli
secara kontan produk yang diproduksi oleh perusahaan. Dari sini lah kemudian
distributor menyalurkan produk benih “Bintang Asia” kepada pedagang atau kios-
kios kecil (retailer), sebelum akhirnya produk sampai ke tangan konsumen
(petani).
Setelah produk sampai ke tangan petani, ada tim pemasaran khusus yang
terjun ke lapang untuk mensurvei bagaimana respon konsumen terhadap produk
PT. Benih Citra Asia, bagaimana posisi produk di pasaran, bagaimana hasil panen
benih, serta yang menampung segala macam customer complain terhadap benih
yang telah diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan. Informasi ini kemudian
dibawa kembali ke perusahaan untuk dijadikan bahan pertimbangan dan
perbaikan produk untuk ke depannya. Secara singkat, alur pemasaran yang
dilakukan oleh perusahaan tergambar dalam Diagram 2.
68
Gambar 63. Alur pemasaran produk Bintang Asia
5.1.6 Bentuk Kemitraan
Kemitraan yang terjadi antara petani dan PT. Benih Citra Asia berbentuk
contract farming. Contract farming adalah sistem kontrak antara perusahaan
dengan petani mengenai teknis kerjasama antara kedua belah pihak. Sistem ini
dibuat untuk menguntungkan kedua belah pihak (win-win solution), dimana
perusahaan berkewajiban untuk menyediakan sarana dan prasarana budidaya
termasuk bimbingan teknis, kemudian petani berkewajiban untuk menyediakan
benih (hasil panen) sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Pada saat ini, PT. Benih Citra Asia telah menjalin kemitraan dengan 280
kelompok tani yang sifatnya dinamis (terus berkembang). Petani anggota setiap
poktan berkisar 25-30 petani, atau 100-200 petani untuk kelompok tani besar.
Perusahaan memberikan gelar “Citra” untuk setiap Poktan mitranya. Berikut
teknis pelaksanaan kemitraan yang dilakukan oleh PT. Benih Citra Asia:
(1) Perencanaan kemitraan didasarkan dengan adanya target produksi yang sudah
keluar sebelum akhir tahun (biasanya bulan Oktober)
(2) Setelah itu, perusahaan mulai memetakan wilayah-wilayah produksi sesuai
dengan potensi tanaman budidaya
(3) Diadakan temu tani, yang memiliki prinsip 3S (Sukses acara, Sukses kontrak,
Sukses kehadiran). Temu tani ini berisikan tentang sosialisasi standar
teknologi produksi benih yang baik dan benar
(4) Dilakukan pendaftaran, yakni mendata petani yang berminat untuk menjadi
petani mitra PT. Benih Citra Asia
(5) Dibentuklah nota kesepahaman (Memorandum of Understanding, atau MoU)
yang berisikan persetujuan antara petani dan perusahaan untuk melakukan
suatu hubungan kemitraan
Perusahaan Distributor Retailer Petani
Alur informasi (feed back)
69
(6) Dibuatlah kontrak kerjasama, yang mengatur di dalamnya mengatur
kewajiban dan hak kedua belah pihak, serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan kontrak kerjasama ini.
(7) Setelah itu diadakan supervisi dari pihak perusahaan ke lahan petani mitra
dari kegiatan awal tanam hingga kegiatan panen, dimana seluruh kegiatan
budidaya hingga panen harus sesuai dengan standar teknologi yang
ditetapkan oleh perusahaan.
Selanjutnya benih dibawa ke perusahaan untuk diuji kelayakannya. Jika
benih 87% memasuki kriteria layak, maka dilakukan pembayaran. Jika presentase
berkisar 80-87% dilakukan konversi (dibeli sesuai jumlah presentase benih
layak), serta apabila <80% maka benih dikembalikan ke petani untuk diproses
ulang. Apabila daya berkecambah dan hibriditas menunjukkan angka 100% petani
akan mendapatkan reward. Namun jika dalam uji hibriditas (F1) tanaman tidak
layak maka benih dibeli dengan harga Rp 2000,00 untuk kemudian dimusnahkan
(dibakar).
70
5.2 Pembahasan
5.2.1 Penerapan Manajemen Mutu Benih pada PT. Benih Citra Asia
Manajemen mutu benih diterapkan pada perusahaan untuk menjamin
benih yang masuk ke perusahaan maupun benih yang akan dipasarkan ke
konsumen memiliki mutu yang tinggi. PT. Benih Citra Asia memiliki divisi yang
bernama divisi QA (Quality Assurance) yang berfungsi untuk menjamin bahwa
benih masuk dalam pabrik, benih yang diproduksi dan benih yang dipasarkan oleh
perusahaan sesuai dengan standar mutu minimal yang telah ditetapkan. Divisi ini
adalah perwujudan upaya penjaminan mutu proses dan produk oleh perusahaan.
Dalam divisi QA, terdapat beberapa subdivisi yang menangani berbagai
uji mutu yang berbeda. FQA (Field Quality Assurance), merupakan subdivisi
yang menangani pengawasan budidaya produksi on-farm. Seluruh kegiatan
(teknis budidaya) yang ada di lahan harus sesuai dengan standar teknologi yang
ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan karena benih bermutu dihasilkan
dari teknik produksi yang baik.
SQA (Seed Quality Assurance), merupakan subdivisi yang menangani uji
mutu benih di laboratorium (dan juga di screen house). Macam pengujian yang
dilakukan oleh subdivisi ini antara lain, uji daya berkecambah benih (DB), uji
kadar air (KA), dan uji tetrazolium (TTZ). Selain itu, SQA juga menaungi
pengujian mutu benih di pabrik (disebut bagian PQA, plant quality assurance).
PQA melakukan pengujian mutu benih pada saat seed incoming, seed processing,
dan seed packaging. Kegiatan PQA pada seed incoming berupa pengawasan alur
benih masuk ke divisi plant, meliputi uji kemurnian dan uji kadar air. Pada seed
processing, PQA mengawasi memrosesan benih pada divisi plant. Sedangkan
pada seed packaging, PQA mengawasi proses pengemasan benih hingga
pengiriman barang dari divisi plant.
Uji kemurnian (hibriditas) di lahan merupakan tanggung jawab dari
subdivisi PHT (Purity and Hibridity Test). Benih diuji pada luasan lahan dan
populasi tertentu untuk kemudian ditentukan kemurnian F1-nya. Benih lulus uji
hibriditas apabila persentase F1 ≥ 98%.
71
Subdivisi selanjutnya dari divisi QA adalah SR (Seed Research). Seed
Research merupakan yang memberikan perlakuan khusus terhadap benih yang
bermasalah (kurang layak). Perlakuan khusus ini ditujukan agar benih yang
dimaksud layak jual (masih bisa dikomersilkan). Kegiatan dari subdivisi ini
seperti peningkatan nilai DB, pengujian AAI, dan pemberian warna agar benih
terlihat lebih menarik. Perlakuan khusus dapat diaplikasikan pada seluruh benih
dengan catatan error term dari benih <5%.
Manajemen mutu sendiri terdiri atas perencanaan (plan), pelaksanaan
(do), pengawasan (check) serta penindaklanjutan (act). PT. Benih Citra Asia
mengimplementasikan keempat aspek tersebut dalam upaya peningkatan mutu
produk secara terus-menurus. Berikut adalah penerapan manajemen mutu yang
dilakukan oleh PT. Benih Citra Asia.
5.2.1.1 Plan
Perencanaan mutu PT. Benih Citra Asia pada tahun 2015 tercantum dalam
sasaran mutu yang telah ditetapkan oleh pihak manajerial pada akhir tahun 2014.
Perencanaan ini didasarkan pada pencapaian perusahaan pada tahun 2014 serta
target yang akan dicapai pada tahun 2015, sehingga muncullah sasaran mutu yang
dimaksud. Seluruh sasaran mutu yang ditargetkan oleh perusahaan harus tercapai
selama bulan Januari hingga Desember 2015. Sasaran mutu tersebut antara lain:
1. Meningkatkan rata-rata 99% Uji Hibriditas untuk kode produksi 1034, 0148,
0811, 0814/02, 0149, 1035, 0150, 1036, 0702
2. Memastikan kelulusan 100% Uji KG crop SS
3. Memastikan BM Jagung KS kadar airnya sudah sesuai standar (max 5% dari
total bobot)
4. Memastikan validasi final roguing male sebelum polinasi dan female sebelum
panen terhadap crop poin no.1 (dengan opsi penambahan petugas QA)
5. Memastikan validasi final roguing sebelum panen terhadap crop SS yang
selfing
6. Mencapai 0% komplain varietas F1 yang sudah diverifikasi oleh tim Hybrids
7. Mengurangi persentase pemunduran Uji Hybrids di Petani Mitra menjadi 1%
8. Mengurangi persentase pemunduran Uji Hybrids di Farm karena kelalaian
petugas uji menjadi 0%
72
9. Mengurangi persentase pemunduran Uji Hybrids di Farm karena kelalaian
petugas Uji menjadi 0%
10. Meningkatkan kemitraan pengujian hybrids min 50% dari total lot 2015
11. Mencapai 25% komplain DB varietas F1 yang sudah diverifikasi oleh tim
SQA
12. Memastikan pelaksanaan kalibrasi eksternal berjalan 100% pada semua alat
ukur temperatur dan massa
13. Memastikan uji bobot 1000 butir terlaksana 100% sesuai standar KA BM dan
KA benih yang siap kemas pada F/M dan F1 BM
14. Melakukan improvement terhadap mutu fisik dan fisiologis benih dengan
mendapatkan 5 protokol rekomendasi
15. Mendapatkan sertifikasi dari KAN untuk ISO 17025:2008
16. Merealisasikan Mitra/Institusi untuk IEF
Setelah adanya sasaran mutu yang telah disetujui oleh pihak manajerial,
manajer divisi QA melakukan koordinasi dengan seluruh koordinator subdivisi.
Untuk kemudian setiap koordinator merencanakan teknis implementasi pengujian
mutu di lapang. Penyusunan teknis pengujian dilakukan untuk mencapai target-
target yang telah ditentukan.
Subdivisi FQA melakukan perencanaan inspeksi lahan secara berkala untuk
memastikan teknis budidaya di lapang telah sesuai dengan standar teknologi yang
dimiliki oleh perusahaan. Selain itu, FQA juga merencanakan jadwal roguing dan
final roguing agar tanaman sudah 100% murni F1 nya saat memasuki usia
polinasi maupun panen.
Subdivisi SQA melakukan perencanaan alat dan bahan yang diperlukan
untuk pengujian. Perencanaan alat dan bahan ini disesuaikan dengan rencana
jumlah benih masuk (BM) yang diperoleh dari divisi plant. Selain itu, SQA juga
merencanakan penambahan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam satu tahun.
PHT melakukan perencanaan penyediaan lahan yang juga disesuaikan
dengan rencana jumlah BM dari divisi plant. Karena selain pengujian F1,
subdivisi ini juga bertugas untuk mencari petani mitra yang mempunyai lahan dan
bersedia disewa lahannya untuk dilakukan pengujian F1. Kemudian nantinya saat
contoh benih sudah diterima oleh supervisor maupun koordinator dilakukan lagi
73
perencanaan lokasi tanam. Perencanaan lokasi tanam disesuaikan dengan
komoditas dan syarat tumbuhnya.
Secara garis besar, SR melakukan perencanaan berdasarkan target yang
diperoleh langsung dari president director. Perencanaan treatment benih
bermasalah disesuaikan dengan masalah yang terdapat pada benih. Karena
subdivisi ini masih terbilang baru (baru dibentuk pertengahan tahun 2015) maka
penambahan jumlah tenaga kerja juga masih terus direncanakan, begitu pula
dengan perencanaan penambahan peralatan pengujian.
5.2.1.2 Do
Do (pelaksanaan) manajemen mutu oleh perusahaan terwujud dalam
eksistensi divisi QA yang bertugas untuk menjamin mutu produk maupun proses.
Implementasinya dikembalikan kepada masing-masing subdivisi untuk mencapain
sasaran mutu yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pengujian mutu oleh masing-
masing subdivisi dalam divisi QA sebagai berikut:
1. FQA (Field Quality Assurance)
Kegiatan FQA (Field Quality Assurance) merupakan pengawasan terhadap
kegiatan budidaya di lahan. Kegiatan yang dilakukan oleh tim FQA, antara lain:
(a) melakukan roguing tanaman male, female, dan OP, (b) melakukan
pengawasan hibridisasi secara maksimal, dan memastikan tidak terdapat buah OP
sebelum panen, (c) melakukan supervisi tanaman dengan maksimal, (d)
mempercepat koordinasi dengan tim produksi, (e) mengawasi seluruh wilayah
produksi benih, dan (f) melakukan pelatihan deskripsi tanaman kepada petani
mitra dan farm secara berkala. Subdivisi FQA melakukan inspeksi lahan secara
berkala agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh petani sesuai dengan standar
teknologi yang telah ditetapkan oleh PT. Benih Citra Asia.
2. SQA (Seed Quality Assurance)
Subdivisi ini melakukan pengujian di laboratorium dan di screen house.
Pengujian yang dilakukan antara lain, uji daya berkecambah, uji kadar air, dan uji
tetrazolium. Namun sebelum kegiatan pengujian di atas dilakukan ada kegiatan
pengambilan contoh benih, yang bertujuan untuk menyediakan contoh benih yang
akan digunakan untuk pengujian. Selain itu, SQA juga melakukan pengujian dan
pengawasan terhadap setiap proses yang terdapat pada divisi plant dengan
74
bantuan bagian PQA yang khusus bertugas untuk mendampingi kegiatan-kegiatan
di plant.
a. PCB (Pengambilan Contoh Benih)
Pengambilan Contoh Benih dilakukan setiap hari untuk mengambil
sampel benih yang akan diuji KA, DB, F1, dan TTZ. Kegiatan dilakukan
setelah ada form pengajuan PCB dari divisi plant. Langkah-langkah dalam
PCB, antara lain pengambilan (a) contoh primer, untuk kemudian digabung
menjadi (b) contoh komposit/campur, lalu dibagi menggunakan soil devider
menjadi (c) contoh kirim, yang siap dikirim ke laboratorium, dan diuji sesuai
peruntukkannya yang disebut dengan (d) contoh kerja.
b. Uji KA (Kadar Air)
Pelaksanaan uji KA dilakukan dengan menimbang ketentuan bobot yang
diperlukan untuk uji KA masing-masing komoditas. Terdapat dua macam
perlakuan sebelum benih diuji kadar airnya, yakni benih yang perlu diblender
dan benih yang tidak perlu diblender. Benih-benih keras seperti semangka,
oyong dan jagung perlu perlakuan diblender sebelum diuji kadar airnya.
Sedangkan benih seperti mentimun dan melon tidak perlu perlakuan diblender.
Uji kadar air dilakukan menggunakan mesin Ohaus dengan pertimbangan
praktis dan efisiensi waktu jika dibanding menggunakan mesin Oven. Hasil uji
KA kemudian dilaporkan kepada koordinator kemudian kepada manajer.
c. Uji DB (Daya Berkecambah)
Kegiatan yang harus dilakukan dalam uji DB adalah persiapan media dan
sterilisasi alat yang akan digunakan menggunakan larutan alkohol 70%. Uji
daya berkecambah benih dilakukan dengan menggunakan empat metode yang
berbeda, yakni UKDdp, PK Tisu, AK Kipas dan Pasir. Sama halnya dengan uji
KA, benih yang akan diuji daya berkecambahnya juga diambil dari contoh
kirim. Metode UKDdp, PK Tisu dan AK Kipas merupakan metode yang
dilakukan di dalam laboratorium, sedangkan metode pasir dilakukan di dalam
screen house. UKDdp diaplikasikan untuk benih-benih besar (kacang panjang,
paria, jagung, semangka), PK Tisu untuk benih-benih kecil (caisim, tomat,
bayam), AK Kipas hanya digunakan untuk benih melon dan mentimun, serta
75
semua benih dapat diaplikasikan pada media pasir kecuali caisim, bayam dan
lettuce.
d. Uji TTZ (Tetrazolium)
Uji TTZ dilakukan untuk melihat benih viabel/tidak dengan cara
merendamnya dalam larutam tetrazolium selama 17 jam. Pengamatan
dilakukan pada benih berwarna merah (viabel) dan yang tidak setelah
dilakukan perendaman. Benih viabel apabila seluruh bagian benih berwarna
merah/lebih dari sama dengan 50% bagian benih berwarna merah, dengan
syarat titik tumbuh harus berwarna merah. Jika titik tumbuh tidak berubah
warna (masih berwarna keputihan) atau apabila persentase warna merah pada
benih kurang dari 50%, benih dikatakan tidak viabel. Pengujian biasanya
dilakukan pada benih-benih BSTT.
e. PQA (Plant Quality Assurance)
PQA mengawasi setiap kegiatan yang ada pada divisi plant. Kegiatan PQA
pada dasarnya dibagi menjadi 3 macam, yakni seed incoming, seed processing,
dan seed packaging. Pengawasan dilakukan pada saat benih masuk ke plant
saat seed incoming, kemudian dilakukan pengujian kadar air dan kemurnian
benih. PQA mengawasi pemrosesan benih pada seed processing, apakah
pemrosesan benih telah sesuai dengan prosedur atau belum. Pada seed
packaging, PQA melakukan pengawasan terhadap setiap sub-kegiatan
pengemasan benih siap pasar. Kemudian juga dilakukan pengecakan terhadap
bobot benih awal, pengecekan terhadap kemasan (setelah sealing), pengecekan
bobot benih dalam inner box, dan pengecakan jumlah inner box dalam kardus.
3. Uji F1 (Hibriditas)
Uji F1 dilakukan untuk melihat kemurnian genetis benih di lahan. Kegiatan
yang dilakukan adalah mengamati jumlah populasi tanaman, jumlah F1, F
(female), OT (off type/tipe simpang) dan OV (other variety/varietas lain). Uji F1
merupakan uji yang sangat menentukan apakah benih dapat diterima dan
dipasarkan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan uji hibridtas menggambarkan
apakah benih yang diproduksi petani mitra sesuai dengan varietas asli. Benih lulus
uji apabila persentase F1 minimal 98%. Uji hibriditas dilakukan di lahan petani
mitra ataupun di farm.
76
4. SR (Seed Research)
SR memperlakukan benih-benih bermasalah dengan perlakuan khusus.
Kegiatan SR meliputi seed dressing, seed coating, priming, liquid density
separation (LDS) serta uji ulang kemasan (AAI). Seed dressing adalah kegiatan
yang dilakukan untuk meningkatkan daya berkecambah benih. Seed coating
adalah pewarnaan benih agar benih lebih komersial untuk dijual. Priming
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk membedakan benih kontrol dengan
beberapa perlakuan (diampelas dan perbedaan waktu perendaman pada larutan Y).
LDS merupakan kegiatan untuk memisahkan jenis berdasarkan masa jenisnya.
Benih direndam dengan larutan garam kemudian diuji berdasarkan masa jenis
tersebut. Uji ulang kemasan dilakukan untuk melihat daya berkecambah dengan 2
perlakuan kemasan (nilon dan alumunium), kemudian dilakukan perbedaan waktu
penyimpanan (anti aging interval, AAI) dan diuji. Dari pengujian ini maka dapat
diprediksikan umur panen optimum untuk benih. Semua percobaan ini akan
diaplikasikan apabila percobaan berhasil dan dengan catatan error term benih
kurang dari 5%.
Sistem manajemen mutu juga diterapkan dalam administrasi divisi QA.
Kegiatan yang dilakukan berupa pengarsipan dokumen maupun pengarsipan
benih. Kedua kegiatan tersebut dilakukan agar semua data yang ada dalam divisi
ini tersimpan dengan baik dan mampu telusur apabila dibutuhkan di kemudian
hari. Seluruh dokumen diarsipkan ke dalam database perusahaan berupa soft file,
dan bukti fisiknya diarsipkan ke dalam outner map. Seluruh data diarsipkan runtut
mengikuti nomor urut IC dan tanggal.
Sedangkan pengarsipan benih dilakukan untuk menyimpan seluruh/sebagian
besar benih yang telah diuji dengan tujuan sebagai tanda bukti bahwa pengujian
mutu pernah dilakukan pada lot-lot yang dimaksud. Tujuan dari kegiatan ini
adalah menyimpan benih-benih yang telah diuji sebagai tanda bukti jika
dikemudian hari ada komplain mengenai hasil uji kelayakan benih.
5.2.1.3 Check
Pengawasan secara umum dilakukan oleh manager QA, yang akan
dipertanggungjawabkan kepada manager representative dan president director.
Namun pengawasan dari manager QA tidak dilakukan secara langsung pada setiap
77
kegiatan pengujian mutu. Pengawasan secara langsung dilimpahkan kepada
koordinator masing-masing subdivisi. Koordinator inilah yang nantinya akan
menyampaikan kegiatan di lapang kepada Manager. Manager memantau seluruh
kegiatan divisi QA dari laporan bulanan yang telah dibuat oleh koordinator
masing-masing subdivisi.
Pengawasan pada setiap subdivisi tidak sama tergantung dengan kebutuhan di
lapang. Pengawasan subdivisi SQA dilakukan setiap hari karena letak ruangan
koordinator dan laboratorium yang berdekatan. Namun pengawasan yang berisi
evaluasi kegiatan dan rencana ke depan dibahas setiap awal minggu. Pengawasan
bagian PQA dilakukan koordinator setiap 2 minggu, sedangkan pengawasan
harian dilimpahkan kepada supervisor bagian PQA. Begitupula untuk subdivisi
SR dan PHT, pengawasan dilakukan langsung oleh koordinator untuk setiap
kegiatan yang dilakukan.
5.2.1.4 Act
Tahap actuating adalah tahap yang dilalui setelah pengawasan. Actuating
(penindaklanjutan) adalah langkah yang diambil divisi QA setelah adanya
pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh pihak manager maupun
koordinator. Actuating dilakukan oleh masing-masing koordinator yang nantinya
akan dikonsultasikan dan dipertanggungjawabkan ke Manager.
Subdivisi FQA melakukan evaluasi melalui pemantauan pencapaian target
selama periode yang telah ditentukan. Kemudian dalam satu tahun diadakan
evaluasi akhir untuk melihat kinerja FQA, mengevaluasi kinerjanya melalui
pencapaian target untuk kemudian dirumuskan rencana tindakan berikutnya.
Sasaran mutu dan pemantauan pencapaian yang dilakukan setiap tahun di monitor
langsung oleh manajer QA dan disetuji oleh manajer Representative.
SQA melakukan kegiatan evaluasi oleh koordinator setiap minggu. Evaluasi
ini membahas mengenai kendala pengujian di laboratorium, screen house maupun
dalam pengambilan contoh benih. Dari semua kendala yang ada kemudian
dicarilah solusi untuk ke depannya. Agenda yang sama dilakukan oleh bagian
PQA (yang masih berada dalam naungan SQA), namun kegiatan evaluasi
dilakukan setiap dua minggu.
78
PHT melakukan agenda evaluasi untuk dilakukan tindaklanjut setiap ditemui
permasalahan di lapang. Contohnya saat perencanaan Benih Masuk meleset,
maka tim PHT akan melakukan tindakan mencari lahan pengujian secepatnya.
Apabila tanaman uji bermasalah maka tim PQA akan melakukan pengamatan
mendalam mengenai penyebab masalah tersebut, mengevaluasinya dan melakukan
kegiatan tindaklanjut sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi.
5.2.2 Manfaat Penerapan Manajemen Mutu Benih
Melalui penerapan manajemen mutu yang baik, diharapkan perusahaan
dapat menghasilkan jasa pelayanan dan mutu produk yang tinggi. Sesuai dengan
LSSMBTPH (1990), dengan menerapkan sistem manajemen mutu perusahaan
memperoleh keuntungan berupa efektivitas bisnis, image yang baik bagi
pelanggan dan calon pelanggan, penghematan biaya dari proses yang tidak efisien,
serta tenaga kerja lebih terampil dalam bekerja. Secara umum PT. Benih Citra
Asia telah mendapatkan manfaat tersebut dengan telah diterapkannya sistem
manajemen mutu berupa ISO 9001:2008.
Manfaat lain dari penerapan sistem manajemen mutu oleh perusahaan,
antara lain:
(b) Data administrasi menjadi lebih rapi dan mampu telusur. Pengarsipan semua
dokumen yang masuk dalam divisi QA yang diurutkan berdasar nomor IC
dan tanggal memudahkan pencarian dokumen di kemudian hari.
(c) Prosedur dan instruksi kerja lebih jelas. Prosedur dan Instruksi Kerja telah
dirumuskan di awal tahun oleh manajer QA dan disetujui oleh manajer
representative
(d) Kualitas benih lebih terjamin. Standar yang dimiliki oleh perusahaan lebih
tinggi dari standar sertifikasi pemerintah, sehingga
(e) Kepercayaan konsumen yang lebih tinggi. Sertifikasi sistem mutu
menunjukkan bahwa produk memiliki daya saing yang tinggi sehingga
mudah diterima oleh pelanggan. Disamping itu juga merupakan promosi bagi
organisasi bahwa produsen benih tersebut mempunyai manajemen yang baik
dan memberi keyakinan kepada pelanggan dan penanam modal yang
bermitra.
79
5.2.3 Kendala dalam Manajemen Mutu Benih
Di dalam penerapan manajemen mutu, terdapat beberapa kendala yang
dihadapi pihak manajerial. Kendala terkait dengan implemetansi pengujian di
lapang dari berbagai macam subdivisi. Kendala-kendala tersebut antara lain:
a. Ruangan dan peralatan yang kurang mendukung untuk pengujian. Kapasitas
ruang yang kurang sehingga peralatan yang bisa masuk dalam laboratorium
juga terbatas. Hal ini mengakibatkan laboratorium biasanya over capacity,
atau pengujian yang harus mengantri/ditunda.
b. Kurangnya sumberdaya manusia, karena daya tampung laboratorium yang
juga kurang.
c. Sampling yang tidak optimal.
d. Benih Masuk lebih banyak dari perencaan yang telah disusun oleh divisi
plant. Hal ini seringkali membuat tim laboratorium kurang mersiapkan alat
dan bahan untuk pengujian, kemudian tim PHT juga harus mencari lahan
pengujian lagi dengan segera.
e. Pengujian tim PHT yang mundur (tidak sesuai rencana) dikarenakan tanaman
belum siap uji/tanaman rusak.
f. Pelaksanaan roguing yang mundur (tidak sesuai dengan rencana) dikarenakan
tanaman belum siap roguing.
5.2.4 Strategi Mengatasi Kendala dalam Manajemen Mutu Benih
Kendala yang dihadapi oleh divisi QA bukan merupakan penghalang
untuk mempertahankan manajemen mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Pencapaian sasaran mutu harus tetap terlaksana. Berdasarkan kendala yang ada,
maka dirumuskan beberapa strategi dalam mengatasinya. Strategi dalam
mengatasi kendala yang dimaksud, antara lain:
(a) Diadakannya jam tambahan (lembur) untuk staff SQA agar pengujian selesai
tepat waktu. Hal ini dilakukan agar pembayaran benih masuk dapat segera
diselesaikan dengan petani mitra.
(b) Rencana penambahan karyawan untuk subdivisi SQA, bagian PQA, dan
subdivisi SR. Penambahan jumlah sumberdaya manusia ini dilakukan untuk
mengoptimalkan pengujian benih pada masing-masing subdivisi.
80
(c) Koordinator SQA berkoordinasi dengan divisi plant untuk mengurangi
sampling jika kapasitas laboratorium sudah tidak memungkinkan.
(d) Koordinator SQA berkoordinasi dengan divisi plant untuk menunda
beberapa benih yang tidak mendesak (seperti benih reguler).
(e) Mencari tambahan petani mitra yang mau berkerjasama dalam pengujian
hibriditas saat benih masuk lebih banyak dari perencanaan yang telah dibuat
oleh divisi plant.
(f) Mengajukan permintaan benih sulaman atau bahkan tanam ulang jika
tanaman F1 sudah tidak memungkinkan untuk diuji.
(g) Melalukan penjadwalan ulang roguing tanaman dengan waktu tunda yang
minimal agar sasaran tidak meleset terlampau jauh.
81
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
(1) Kegiatan magang kerja dilakukan pada 3 divisi PT. Benih Citra Asia, yakni
pada divisi farm, plant, dan quality assurance (QA).
a. Pelaksanaan magang kerja pada divisi farm memberikan pengetahuan dan
pengalaman bagi mahasiswa terkait dengan produksi benih stockseed yang
dikelola sendiri oleh perusahaan. Kegiatan yang dilakukan meliputi,
pengolahan lahan, persiapan polibag, persemaian benih, pemasangan
MPHP, penanaman, pengairan, pembumbunan, pemasangan lanjaran,
perambatan sulur, pemupukan susulan, penggunaan pupuk daun dan ZPT,
pengendalian HPT, pemeliharaan cabang, roguing tanaman, persiapan alat
dan bahan hibridisasi, pelatihan polinator, polinasi, pemetikan OP, panen,
processing benih, pengeringan benih, serta sortasi benih.
b. Pelaksanaan magang kerja pada divisi plant memberikan pengetahuan dan
pengalaman bagi mahasiswa terkait dengan penanganan benih dari benih
masuk dalam pabrik hingga benih siap dilepas ke pasar. Pada divisi plant,
kegiatan magang kerja yang dilakukan berupa penerimaan benih masuk
dan pemberian nomor lot, sortasi benih, pengemasan ulang sementara
benih bayam, serta pengemasan benih siap pasar.
c. Pelaksanaan magang kerja pada divisi QA memberikan pengetahuan dan
pengalaman bagi mahasiswa terkait dengan pengujian mutu benih, baik
benih yang masuk dari petani ke dalam perusahaan maupun benih reguler
dan benih stock seed. Kegiatan yang dilakukan pada divisi QA antara lain,
pengambilan contoh benih, pengujian daya berkecambah, pengujian
tetrazolium, pengujian kadar air, pengarsipan benih, pengujian hibriditas,
seed research, serta administrasi divisi QA.
d. Hasil magang kerja terkait informasi mengenai sertifikasi ISO 9001:2008,
sistem pemasaran, dan bentuk kemitraan diperoleh melalui kegiatan
wawancara dengan manager terkait dalam perusahaan. Kegiatan
wawancara memberikan pengetahuan tambahan bagi mahasiswa yang
tidak didapat dari kegiatan magang kerja secara langsung.
82
(2) PT Benih Citra Asia telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 yang
menunjukkan bahwa perusahaan telah memiliki standar mutu organisasi
tingkat Internasional yang berisi tentang sistem manajemen mutu. Penerapan
manajemen mutu diwujudkan melalui plan (perencanaan), do (pelaksanaan),
check (pengawasan) dan act (penindaklanjutan). Semua kegiatan dikawal
langsung oleh koordinator setiap subdivisi yang akan dipertanggungjawabkan
kepada manajer divisi QA.
(3) Manfaat yang didapatkan perusahaan dengan menerapkan sistem manajemen
mutu, antara lain: (a) data administrasi menjadi lebih rapi dan mampu telusur,
(b) prosedur dan instruksi kerja lebih jelas, (c) kualitas benih lebih terjamin,
serta (d) kepercayaan konsumen yang lebih tinggi.
(4) Kendala yang dihadapi dalam manajemen mutu benih di PT Benih Citra Asia,
yakni: (a) ruangan dan peralatan yang kurang mendukung untuk pengujian,
(b) kurangnya sumberdaya manusia, (c) sampling yang tidak optimal, (d)
benih masuk lebih banyak dari perencanaan divisi plant, (e) rencana uji tim
HPT yang mundur dikarenakan tanaman belum siap uji/tanaman rusak, dan
(f) rencana roguing yang tertunda karena tanaman yang akan diamati belum
memasuki fase yang memungkinkan untuk pengamatan.
(5) Strategi disusun berdasarkan kendala yang ada di lapang. Strategi untuk
mengatasi kendala ini dirumuskan dengan tujuan sasaran mutu dapat tetap
tercapai. Strategi tersebut, diantaranya: (a) diadakan lembur untuk staff SQA
agar pengujian selesai tepat waktu, (b) rencana penambahan karyawan untuk
subdivisi SQA, bagian PQA, dan subdivisi SR, (c) koordinator SQA
berkoordinasi dengan divisi plant untuk mengurangi sampling jika kapasitas
laboratorium sudah tidak memungkinkan, (d) koordinator SQA berkoordinasi
dengan divisi plant untuk menunda beberapa benih yang tidak mendesak, (e)
mencari tambahan petani mitra yang mau berkerjasama dalam pengujian
hibriditas saat benih masuk lebih banyak dari rencana divisi plant, (f)
mengajukan permintaan benih sulaman atau bahkan tanam ulang jika tanaman
F1 sudah tidak memungkinkan untuk diuji, dan (g) melalukan penjadwalan
ulang roguing tanaman dengan waktu tunda yang minimal agar sasaran tidak
meleset terlampau jauh.
83
6.2 Saran
Dengan melihat implementasi dan kendala penerapan manajemen mutu di
lapang, penulis menyarankan kepada perusahaan agar:
(1) Memperbesar ruang laboratorium secepatnya. Karena kapasitas laboratorium
sangat berpengaruh terhadap kualitas pengujian dan sampling benih uji
(2) Penambahan alat-alat yang dibutuhkan untuk pengujian. Penambahan alat
akan mengefisienkan waktu uji dan tenaga kerja
(3) Penambahan karyawan/tenaga kerja dengan spesifikasi yang benar-benar
diperhatikan agar alokasi sumberdaya manusia tepat dan efisien
(4) Memberikan insentif terhadap karyawan berprestasi untuk meningkatkan
kualitas dan kepuasan kerja karyawan
84
DAFTAR PUSTAKA
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI. 2012. Roadmap
Diversifikasi Pangan 2011-2015. Edisi 2. Jakarta: Kementerian Pertanian.
Badan Standarisasi Nasional. 2008. Sistem Manajemen Mutu – Persyaratan.
Badan Standardisasi Nasional.
BKKBN. 2013. Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia Tahun
2013. Jakarta: BKKBN
Daft, Richard L. 2012. Era Baru Manajemen. Edisi 9. Buku 1. Diterjemahkan
oleh: Tita Maria Kanita. Jakarta: Salemba Empat.
Departemen Pertanian Sekretariat Badan Pengendali Bimas. 1988. Benih Bermutu
Tanaman Pangan dan Diskripsi Beberapa Varietas Tanaman Palawija,
Hortikultura, Perkebunan. Jakarta: Departemen Pertanian.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2011. Rancana Strategis Direktorat Jenderal
Hortikultura Tahun 2010-2014. Jakarta: Direktorat Jenderal Hortikultura
Feigenbaum, A.V. 1992. Kendali Mutu Terpadu. Edisi Ketiga. Diterjemahkan
oleh: Hudaya Kandahjaya. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Haming, Murdifin dan Mahmud Nurnajamuddin. 2007. Manajemen Produksi
Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa. Buku 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Indrajit, Richardus Eko dan Ajar Permono. 2005. Manajemen Manufaktur:
Tinjauan Praktis Membangun & Mengelola Industri. Yogyakarta: Pustaka
Fahima.
LSSMBTPH. 1990. Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura (LSSMBTPH). Jakarta: LSSMBTPH
Miranda., Tunggal, A., W. 2003. A to Z Istilah Penting Manajemen Mutu Beserta
Contoh Soal & Penyelesaian. Jakarta: Harvarindo.
Muhandari, Tjahja dan Darwin Kadarisman. 2006. Sistem Jaminan Mutu Industri
Pangan. Bogor: IPB Press.
Mizuno, Shigeru. 1994. Pengendalian Mutu Perusahaan secara Menyeluruh.
Diterjemahkan oleh: T. Hermaya. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri
Pertanian Republik Indonesia Nomor 02/Permentan/SR.120/1/2014 Tentang
Produksi, Sertifikasi, dan Peredaran Benih Bina. Jakarta: Menteri Pertanian
Republik Indonesia.
Prihantoro, C. Rudy. 2012. Konsep Pengendalian Mutu. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
85
Render, Barry dan Jay Heizer. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi.
Diterjemahkan oleh: Kresnohadi Ariyoto. Jakarta: Salemba Empat.
Sadjad, Sjamsoe’oed. 1997. Membangun Industri Benih Dalam Era Agribisnis
Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Siswanto, H.B. 2013. Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Suena, Wayan. 2012. Teknologi Benih. Denpasar: Universitas Udayana.
Terry, George R dan Leslie W. Rue. 2013. Dasar-Dasar Manajemen.
Diterjemahkan oleh: G.A. Ticoalu. Jakarta: Bumi Aksara.
Yorke, Mantz. 1997. Quality Assurance in Education. Lancaster: Lancarter
University
85
LAMPIRAN
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya Tahun 2015
Nama Kegiatan Mei Juni Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Pembuatan proposal
Persiapan magang kerja
Pelaksanaan magang kerja
Supervisi jurusan sosial ekonomi
pertanian
Analisis informasi data dan
laporan
Penyusunan laporan akhir
Evaluasi keberhasilan magang
kerja oleh pembimbing lapang
Ujian magang kerja
86
Tabel 2. Rincian Pelaksanaan Kegiatan Magang Kerja Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya Tahun 2015
No. Bulan Kegiatan
1. Juli
Minggu ke 1 Penyambutan mahasiswa, pemaparan
gambaran umum PT. Benih Citra Asia,
melakukan kegiatan on-farm komoditas
mentimun.
Minggu ke 2 Melakukan kegiatan on-farm komoditas
mentimun (berupa pemeliharaan tanaman,
panen dan pasca panen).
Minggu ke 3
Minggu ke 4
2. Agustus
Minggu ke 1
Minggu ke 2
Mengikuti kegiatan pengujian mutu benih
di laboratorium PT. Benih Citra Asia.
Minggu ke 3
Minggu ke 4
3. September
Minggu ke 1
Minggu ke 2 Melakukan diskusi mengenai agenda
kegiatan magang dan mengikuti kegiatan
pada divisi plant.
Minggu ke 3 Mahasiswa melakukan pelengkapan
dokumen yang dibutuhkan untuk
penyusunan laporan akhir magang kerja.
Minggu ke 4 Ujian akhir magang kerja serta perbaikan
laporan yang telah direvisi oleh
pembimbing lapang.
4. Oktober Minggu ke 1 Kegiatan magang kerja berakhir.
87
Tabel 3. Struktur Organisasi PT. Benih Citra Asia
R & D
MANAGER
PDS
MANAGER
MKT
MANAGER
SSP
MANAGER
QA
MANAGER
PRD
MANAGER
PLANT
MANAGER
FARM
MANAGER
HRD
MANAGER
FINANCE
MANAGER
MANAGING DIRECTOR
1. AUDITOR
2. DOC. CONTROLER
MANAGEMENT
REPRESENTATIVE
MARKETING & DEVELOPMENT
DIRECTOR
DEPUTY MANAGING
DIRECTOR
SEED OPERATION
DIRECTOR
88
Tabel 4. Ketentuan Mutu Ukuran Lot dan Contoh Benih
KETENTUAN MUTU UKURAN LOT DAN CONTOH BENIH
JENIS
TANAMAN LOT MAKS KG
BERAT CONTOH (Gr)
KIRIM KERJA
Bayam 5.000 10 2
Sawi 10.000 40 4
Cabai 10.000 150 15
Semangka 20.000 1.000 250
Ketimun 10.000 150 70
Tomat 10.000 15 7
Oyong 20.000 1.000 400
Buncis 25.000 1.000 700
Terong 10.000 150 15
Kacang Panjang 20.000 1.000 400
Jagung Manis 40.000 1.000 500
Kangkung 20.000 1.000 100
Keterangan : Untuk benih hibrida ½ dari contoh kirim
Untuk benih tomat/cabe hibrida contoh kirim 15 gr
89
SURAT PENGANTAR MAGANG KERJA
90
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN MAGANG KERJA
91
DOKUMENTASI
Penulisan nomor lot Penyiapan pot tanaman semai
Cracking benih paria Sterilisasi alat semai
Pembuangan tanaman semai rusak Bangunan screen house dan nursery
92
Kolam pengairan nursery Ruang persemaian nursery
Buah mentimun hasil polinasi Kegiatan diskusi di lahan
Ruang indoor mentimun Benih normal, abnormal, sakit, BSTT
Penyiraman tanaman semai di screen Penyiraman tanaman semai di lab
93
Benih nornal Benih abnormal
Ruang pengujian DB Ruang pengujian KA, viabilitas, DB
Priming benih Enhancing benih mentimun
Sortasi benih bayam Gudang 1
94
Gudang 2 Gudang 3
Proses distribusi produk di pabrik Proses distribusi produk di pabrik
Kegiatan supervisi oleh dosen Kegiatan supervisi oleh dosen
Kegiatan dokumentasi mahasiswa bersama dengan pembimbing lapang dan
pemiliki perusahaan
95
LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 1
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI PT. BENIH CITRA ASIA
NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI
1 1 Juli 2015 Pengenalan umum
perusahaan
Peserta magang memperoleh informasi
umum terkait perusahaan seperti sejarah,
struktur organisasi, visi & misi perusahaan dan peserta magang melakukan kegiatan
pengenalan di area perusahaan.
2 2 Juli 2015 Perambatan tanaman
mentimum
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis perambatan tanaman mentimum dan fungsinya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan perambatan tanaman
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai budidaya
tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
3 3 Juli 2015 Penyungkupan bunga
betina tanaman mentimum
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis penyungkupan bunga betina pada
tanaman mentimum serta fungsinya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan penyungkupan bunga betina tanaman mentimum
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai budidaya tanaman dan bisa berinteraksi dengan
tenaga kerja
4 4 Juli 2015 Polinasi tanaman
mentimum
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis polinasi tanaman mentimun dan fungsi dari
setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan polinasi tanaman
mentimun
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai budidaya tanaman dan bisa berinteraksi dengan
tenaga kerja
LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 2
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI PT. BENIH CITRA ASIA
NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI
1 6 Juli 2015 Processing hasil
panen
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis processing
hasil panen biji mentimum serta fungsi
dari setiap kegiatannya
96
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan processing hasil
panen tanaman mentimun
c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan mengenai penanganan
pasca panen dan bisa berinteraksi
dengan tenaga kerja
2 7 Juli 2015 Pemetikan bunga
jantan tanaman
mentimum
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis pemetikan
bunga jantan pada tanaman mentimum
serta fungsi dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pemetikan bunga
jantan tanaman mentimum c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal budidaya
tanaman serta dapat berinteraksi dengan
tenaga kerja
3 8 Juli 2015 Penyungkupan bunga
betina tanaman
mentimum
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis
penyungkupan bunga betina pada tanaman mentimum serta fungsinya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan penyungkupan
bunga betina tanaman mentimum c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai budidaya
tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
4 9 Juli 2015 Polinasi tanaman
mentimum
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis polinasi
tanaman mentimun dan fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan polinasi tanaman mentimun
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai budidaya tanaman dan bisa berinteraksi dengan
tenaga kerja
5 10 Juli 2015 Pemetikan bunga
jantan tanaman mentimum
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis pemetikan bunga jantan pada tanaman mentimum
serta fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan pemetikan bunga
jantan tanaman mentimum
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal budidaya tanaman serta dapat berinteraksi dengan
tenaga kerja
97
6 11 Juli 2015 Perambatan tanaman
mentimum
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis perambatan
tanaman mentimum dan fungsinya
b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan perambatan
tanaman
c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan mengenai budidaya
tanaman dan bisa berinteraksi dengan
tenaga kerja
LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 3
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI PT. BENIH CITRA ASIA
NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI
1 27 Juli 2015 Penyemaian benih
semangka
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis penyemaian
benih semangka serta fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan penyemaian benih semangka
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal persemaian
benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
2 28 Juli 2015 Penyemaian benih
melon
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis penyemaian benih melon serta fungsi dari setiap
kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan penyemaian benih melon
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal persemaian benih tanaman dan bisa berinteraksi
dengan tenaga kerja
3 29 Juli 2015 Penyemaian benih
mentimun
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai penyemaian benih mentimun serta fungsi dari setiap
kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan penyemaian benih
mentimun
c. Afektif: peserta magang keterampilan
dalam hal persemaian benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga
kerja
Pemeraman benih melon
a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis pemeraman
benih melon serta fungsi dari setiap
kegiatannya
98
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pemeraman benih
melon
c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal pemeraman
benih tanaman dan bisa berinteraksi
dengan tenaga kerja
Pengiriman bibit ke
lahan
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi terkait teknis pengiriman bibit
ke lahan budidaya
b. Psikomotorik: peserta magang melakukan persiapan pengiriman bibit
dengan melakukan pengangkutan ke
alat transportasi pengangkut. c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam pengiriman bibit
dan bisa berinteraksi dengan tenaga
kerja
4 30 Juli 2015 Polinasi tanaman
mentimum
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis polinasi
tanaman mentimun dan fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan polinasi tanaman
mentimun c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai budidaya
tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
Perawatan bibit
tanaman
a. Kognitif: Peserta magang memperoleh
informasi terkait pemeliharaan bibit
b. Psikomotorik: peserta magang melakukan perawatan (penyiraman)
bibit
c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal perawatan bibit
tanaman dan bisa berinteraksi dengan
tenaga kerja
5 31 Juli 2015 Pemetikan open pollination (OP)
pada tanaman
mentimun
a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis pemetikan
OP pada tanaman mentimum serta
fungsi dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pemetikan OP
tanaman mentimum c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal budidaya
tanaman serta dapat berinteraksi dengan
tenaga kerja
99
Pembumbunan tanah a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis
pembumbunan tanah pada pertanaman
mentimum serta fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pembumbunan tanah pada pertanaman mentimum
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal budidaya tanaman serta dapat berinteraksi dengan
tenaga kerja
6 1 Agustus
2015
Processing hasil
panen
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis processing hasil panen biji mentimum serta fungsi
dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan processing hasil panen tanaman mentimun
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai penanganan pasca panen dan bisa berinteraksi
dengan tenaga kerja
LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 5
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI PT. BENIH CITRA ASIA
NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI
1 3-5 Agustus
2015
Processing hasil
panen
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis processing
hasil panen biji mentimum serta fungsi
dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan processing hasil
panen tanaman mentimun c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai penanganan
pasca panen dan bisa berinteraksi
dengan tenaga kerja
4 6 Agustus
2015
Pembumbunan tanah a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis
pembumbunan tanah pada pertanaman mentimum serta fungsi dari setiap
kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pembumbunan tanah pada pertanaman mentimum
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal budidaya tanaman serta dapat berinteraksi dengan
tenaga kerja
100
Pengendalian gulma a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai pengendalian gulma
pada pertanaman mentimum serta fungsi
dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pengendalian
gulma pada pertanaman mentimum c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal budidaya
tanaman serta dapat berinteraksi dengan tenaga kerja
5 7 Agustus
2015
Pemetikan open
pollination (OP)
pada tanaman mentimun
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis pemetikan
OP pada tanaman mentimum serta fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pemetikan OP
tanaman mentimum c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal budidaya
tanaman serta dapat berinteraksi dengan tenaga kerja
6 8 Agustus
2015
Pengajiran a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis pengajiran
pada pertanaman mentimum serta fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pengajiran pada pertanaman mentimum
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal budidaya tanaman serta dapat berinteraksi dengan
tenaga kerja
LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 6
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI PT. BENIH CITRA ASIA
NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI
1 10 Agustus 2015
Persiapan media semai
a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis persiapan
media semai serta fungsi dari setiap
kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan persiapan media
semai
c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal persiapan media
semai dan bisa berinteraksi dengan
tenaga kerja
101
2 11 Agustus
2015
Pengamatan daya
berkecambah
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis pengamatan
daya berkecambah benih di
laboratorium serta fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pengamatan daya berkecambah benih di laboratorium
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal pengujian benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan
tenaga kerja
3 12 Agustus
2015
Uji tetrazolium a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis pengujian tetrazolium serta fungsi dari setiap
kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pengujian tetrazolium
c. Afektif: peserta magang keterampilan
dalam pengujian benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
4 13 Agustus
2015
Persemaian benih
mentimun, tomat,
melon
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis persemaian
benih mentimun, tomat, melon dan fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan persemaian benih mentimun, tomat, melon
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai langkah awal pengujian yakni menyemaikan tanaman
pada media yang telah ditentukan dan
bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
5 14 Agustus 2015
Pengambilan Contoh Benih (PCB)
a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis pengambilan
contoh benih serta fungsi dari setiap
kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pengambilan
contoh benih
c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam pengambilan contoh
benih serta dapat berinteraksi dengan
tenaga kerja
6 15 Agustus
2015
Persemaian benih
bayam, terong,
buncis, jagung,
kacang panjang
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis persemaian
benih bayam, terong, buncis, jagung,
kacang panjang serta fungsi dari setiap kegiatannya
102
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan persemaian benih
bayam, terong, buncis, jagung, kacang
panjang c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai langkah awal
pengujian yakni menyemaikan tanaman pada media yang telah ditentukan dan
bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 7
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI PT. BENIH CITRA ASIA
NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI
1 18 Agustus
2015
Pelabelan kemasan a. Kognitif: Peserta magang memperoleh
informasi terkait pelabelan kemasan.
b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan pelabelan kemasan
untuk memberikan informasi terkait
nama produk dan atribut-atribut produk lainnya.
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal pelabelan
kemasan dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
2 19 Agustus
2015
Sealing kemasan a. Kognitif: Peserta magang memperoleh
informasi pengemasan dan alat-alat yang dibutuhkan dalam pengemasan.
b. Psikomotorik: peserta magang
melakikan kegiatan penimbangan benih
dan pengemasan benih dengan menggunakan mesin sealer.
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal pengujian benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan
tenaga kerja
3 20 Agustus
2015
Entry data Ceklist
Penerimaan Benih
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai data-data dan isi kuisioner yang diperlukan dalam
penerimaan benih
b. Psikomotorik: peserta magang melakukan entry data ceklist
penerimaan benih ke database komputer
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan penginputan data yang sistematik dan mampu tekusur, serta
peserta bisa berinteraksi dengan tenaga
kerja dalam perusahaan
103
4 21 Agustus
2015
Entry data Ceklist
Pengemasan
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai data-data dan isi
kuisioner yang diperlukan dalam
pengemasan benih b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan entry data ceklist
pengemasan benih ke database komputer
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan penginputan data yang sistematik dan mampu tekusur, serta
peserta bisa berinteraksi dengan tenaga
kerja dalam perusahaan
5 22 Agustus 2015
Pengarsipan dokumen dalam
outner map
a. Kognitif: peserta magang dapat membedakan antara ceklist penerimaan
dan pengemasan benih
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan pengarsipan dokumen ceklist penerimaan dan pengemasan
benih ke dalam outner map
c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal penyusunan
data fisik yang sistematik dan mampu
tekusur, serta peserta bisa berinteraksi dengan tenaga kerja dalam perusahaan
LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 8
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI PT. BENIH CITRA ASIA
NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI
1 24 Agustus
2015
Persemaian benih
paria, jagung, semangka
d. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis persemaian benih paria, jagung, semangka dan
fungsi dari setiap kegiatannya
e. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan persemaian paria,
jagung, semangka
f. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai langkah awal pengujian yakni menyemaikan tanaman
pada media yang telah ditentukan dan
bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
2 25 Agustus
2015
Pengamatan daya
berkecambah
d. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis pengamatan
daya berkecambah benih di
laboratorium serta fungsi dari setiap kegiatannya
e. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pengamatan daya berkecambah benih di laboratorium
104
f. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal pengujian benih
tanaman dan bisa berinteraksi dengan
tenaga kerja
3 26 Agustus
2015
Uji tetrazolium d. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis pengujian
tetrazolium serta fungsi dari setiap kegiatannya
e. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pengujian
tetrazolium f. Afektif: peserta magang keterampilan
dalam pengujian benih tanaman dan bisa
berinteraksi dengan tenaga kerja
4 27 Agustus
2015
Persemaian benih
tomat, semaangka
g. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis persemaian
benih tomat, semangka dan fungsi dari
setiap kegiatannya h. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan persemaian benih
tomat, semangka i. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai langkah awal
pengujian yakni menyemaikan tanaman
pada media yang telah ditentukan dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
5 28 Agustus
2015
Perawatan tanaman
semai
d. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi penyiraman tanaman semai serta fungsi dari setiap kegiatannya
e. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan penyiraman
tanaman semai f. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam perawatan tanaman
semai serta dapat berinteraksi dengan tenaga kerja
6 29 Agustus
2015
Persemaian benih
caisim, lettuce,
bayam
d. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis persemaian
benih caisim, lettuce, bayam serta fungsi dari setiap kegiatannya
e. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan persemaian benih caisim, lettuce, bayam
f. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai langkah awal pengujian yakni menyemaikan tanaman
pada media yang telah ditentukan dan
bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
105
LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 9
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI PT. BENIH CITRA ASIA
NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI
1 31 Agustus
2015
Pengamatan daya
berkecambah
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis pengamatan
daya berkecambah benih di laboratorium serta fungsi dari setiap
kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pengamatan daya berkecambah benih di laboratorium
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal pengujian benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan
tenaga kerja
2 1 September
2015
Uji tetrazolium a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis pengujian tetrazolium serta fungsi dari setiap
kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan pengujian
tetrazolium
c. Afektif: peserta magang keterampilan
dalam pengujian benih tanaman dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
Pengarsipan
dokumen dalam outner map
a. Kognitif: peserta magang dapat
membedakan antara ceklist penerimaan dan pengemasan benih
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan pengarsipan dokumen ceklist
penerimaan dan pengemasan benih ke dalam outner map
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal penyusunan data fisik yang sistematik dan mampu
tekusur, serta peserta bisa berinteraksi
dengan tenaga kerja dalam perusahaan
3 2 September 2015
Persemaian benih jagung manis,
buncis, paria
a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis persemaian
benih jagung manis, buncis, paria dan
fungsi dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan persemaian benih
jagung manis, buncis, paria c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai langkah awal
pengujian yakni menyemaikan tanaman
pada media yang telah ditentukan dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
106
4 3 September
2015
Pengisian form
Tanda Terima
Contoh Benih dan
Pengadaan Tanaman Uji F1
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai bentuk dan
kuisioner dalam form TTCB
b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan pengisian form
TTCB dan pengadaan tanaman F1
c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal pengarsipan dan
pelengkapan dokumen QA serta dapat
berinteraksi dengan tenaga kerja administrasi QA
5 4 September
2015
Persiapan media
semai
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis persiapan
media semai serta fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan persiapan media
semai c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal persiapan media
semai dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
6 5 September
2015
Pengujian kadar air
mentimun
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis pengujian
kadar air benih mentimun serta fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pengujian kadar air mentimun menggunakan mesin Ohaus
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal pengujian benih (kadar air) serta dapat berinteraksi
dengan tenaga kerja laboratorium.
LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 10
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI PT. BENIH CITRA ASIA
NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI
1 7 September 2015
Pengemasan ulang sementara benih
bayam
a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis pengemasan
ulang sementara benih bayam serta
fungsi dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pengemasan ulang
sementara benih bayam
c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam pengemasan ulang
sementara benih bayam dan bisa
berinteraksi dengan tenaga kerja
107
2 8 September
2015
Purity and Hibridity
Test komoditas
mentimun dan paria
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi pengujian kemurnian genetik
F1 dan membedakan antara ciri F1, F,
OV, OT, serta fungsi dari setiap pengujian
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pengujian kemurnian hibriditas di lapang
c. Afektif: peserta magang keterampilan
dalam hal pengujian hibriditas tanaman di lapang dan bisa berinteraksi dengan
tenaga kerja
3 9-10
September 2015
Sortasi benih kacang
panjang
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai karakteristik benih kacang panjang yang layak dan tidak
layak
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan sortasi benih kacang panjang dengan membedakan
yang benih yang layak dan tidak layak
c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal sortasi benih
dan bisa berinteraksi dengan tenaga
kerja
4 11 September 2015
Pengujian ulang kemasan
a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi tentang teknis uji ulang
kemasan serta fungsi dari setiap
kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan tahap awal dari kegiatan
pengujian ulang kemasan c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam pengujian benih
serta bisa berinteraksi dan bekerjasama
dengan tenaga kerja
5 12 September
2015
Seed dressing a. Kognitif: Peserta magang memperoleh
informasi terkait perlakuan benih
semangka yang memiliki daya berkecambah rendah untuk
meningkatkan daya berkecambah
tersebut dengan dilakukan pelapisan
benih menggunakan larutan tertentu. b. Psikomotorik: Perserta magang
melakukan kegiatan dressing benih
semangka dengan terlebih dahulu mengumpulkan benih yang akan di-
dressing, pembuatan larutan dressing,
proses dressing dan pengeringan hasil dressing pada ruang fast drying atau alat
fast drying.
108
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam perlakuan benih
khusus serta bisa berinteraksi dan
bekerjasama dengan tenaga kerja
Perbanyakan
Trichoderma sp.
a. Kognitif: Peserta magang memperoleh
informasi terkait teknis perbanyakan
Trichoderma sp. Serya fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: Perserta magang
melakukan kegiatan perbanyakan
Trichoderma sp. pada media nasi c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam perbanyakan
Trichoderma sp. serta bisa berinteraksi dan bekerjasama dengan tenaga kerja
LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 11
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI PT. BENIH CITRA ASIA
NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI
1 14 September
2015
Dust dressing a. Kognitif: Peserta magang memperoleh
informasi terkait perlakuan benih semangka yang memiliki daya
berkecambah rendah untuk
meningkatkan daya berkecambah tersebut dengan dilakukan pelapisan
benih menggunakan serbuk tertentu.
b. Psikomotorik: Perserta magang melakukan kegiatan dust dressing benih
semangka dengan terlebih dahulu
menyiapkan serbuk dressing, proses
dressing dan isolasi kembali benih ke dalam kemasan.
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam perlakuan benih khusus serta bisa berinteraksi dan
bekerjasama dengan tenaga kerja
2 15 September
2015
Pengujian kadar air
mentimun
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis pengujian kadar air benih mentimun serta fungsi
dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan pengujian kadar air
mentimun menggunakan mesin Ohaus
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam hal pengujian benih (kadar air) serta dapat berinteraksi
dengan tenaga kerja laboratorium.
3 16 September 2015
Pengisian form Tanda Terima
Contoh Benih dan
Pengadaan Tanaman
a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai bentuk dan
kuisioner dalam form TTCB
109
Uji F1 b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan pengisian form
TTCB dan pengadaan tanaman F1
c. Afektif: peserta magang memperoleh keterampilan dalam hal pengarsipan dan
pelengkapan dokumen QA serta dapat
berinteraksi dengan tenaga kerja administrasi QA
4 17 September
2015
Persemaian benih
bayam, kacang
panjang
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi mengenai teknis persemaian
benih bayam, kacang panjang dan fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan persemaian benih bayam, kacang panjang
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai langkah awal
pengujian yakni menyemaikan tanaman pada media yang telah ditentukan dan
bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
5 18 September 2015
Uji tetrazolium a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis pengujian
tetrazolium serta fungsi dari setiap
kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan pengujian
tetrazolium
c. Afektif: peserta magang keterampilan dalam pengujian benih tanaman dan bisa
berinteraksi dengan tenaga kerja
6 19-20
September 2015
Perawatan tanaman
semai
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi penyiraman tanaman semai serta fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan penyiraman tanaman semai
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam perawatan tanaman semai serta dapat berinteraksi dengan
tenaga kerja
LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 12
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI PT. BENIH CITRA ASIA
NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI
1 21 September 2015
Perawatan tanaman semai
a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi penyiraman tanaman semai
serta fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang melakukan kegiatan penyiraman
tanaman semai
110
c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam perawatan tanaman
semai serta dapat berinteraksi dengan
tenaga kerja
2 22 September
2015
Ujian magang kerja Peserta magang melakukan ujian magang
kerja bersama dengan pembimbing lapang
untuk menguji mahasiswa mengenai apa saja yang telah dilakukan dan digali dari
kegiatan magang kerja.
3 23 September
2015
Pelengkapan data
administratif magang kerja
Kegiatan yang dilakukan adalah
melengkapi kekurangan data mahasiswa serta pemberian sertifikat magang kerja
oleh perusahaan.
4 25 September 2015
Persemaian benih tomat, semangka,
paria
a. Kognitif: peserta magang memperoleh informasi mengenai teknis persemaian
benih tomat, semangka, paria dan fungsi
dari setiap kegiatannya b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan persemaian benih
tomat, semangka, paria c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan mengenai langkah awal
pengujian yakni menyemaikan tanaman
pada media yang telah ditentukan dan bisa berinteraksi dengan tenaga kerja
5 26-27
September 2015
Perawatan tanaman
semai
a. Kognitif: peserta magang memperoleh
informasi penyiraman tanaman semai serta fungsi dari setiap kegiatannya
b. Psikomotorik: peserta magang
melakukan kegiatan penyiraman
tanaman semai c. Afektif: peserta magang memperoleh
keterampilan dalam perawatan tanaman
semai serta dapat berinteraksi dengan tenaga kerja
LOGBOOK MAGANG KERJA MINGGU KE 13
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
DI PT. BENIH CITRA ASIA
NO TANGGAL KEGIATAN KOMPETENSI
1 28 September 2015
Dokumentasi Mahasiswa melengkapi kekurangan data maupun dokumentasi yang dibutuhkan
untuk laporan magang kerja.