laporan magang eky
TRANSCRIPT
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya
terutama pada sumber daya minyak dan gas bumi. Pada masa sekarang
permintaan minyak dan gas bumi sangat besar baik dari dalam negeri maupun
luar negeri sehingga dibutuhkan produksi minyak dan gas bumi secara tepat
dan efisiensiguna memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam hal ini, salah satu
perusahan minyak dan gas yang cukup berperan dalam mengatasin kebutuhan
minyak dan gas bumi di Indonesia yaitu PT. PERTAMINA EP Field Limau.
Perusahaan ini bergerak dibidang produksi minyak dan gas dengan
mengunakan berbagai macam teknologi yang digunakan untuk menunjang
proses produksi minyak dan gas bumi.
Dalam hal iniperusahaan dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi
terutama dalam sumber daya manusianya agar perusahaan tersebut dapat terus
berkembang dan maju serta dapat tercapai visi dan misi perusahaan sehingga
perusahaan dapat terus bersaing dalam pasar global.
Dalam tulisan ini penulis akan membahas permasalahan mengenai
perawatan dan perbaikan valve positioner pada control valve di unit produksi
PT. PERTAMINA EP Field Limau, hal ini sesuai dengan permasalahan yang
penulis temukan, selama melakukan praktek kerja lapangan di
PT.PERTAMINA EP Field Limau.
Politeknik Negeri Sriwijaya
2
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT
1.2.1 Tujuan
Tujuan dilakukannya pengkajian valve positioner yaitu :
1. Meningkatkan efisiensi kinerja control valve
2. Sebagai bahan studi perbandingan antara teori dan praktek kerja dilapangan
khususnya pada valve positioner.
1.2.2 Manfaat
Manfaat yang bisa diperoleh jika valve positioner bekerja dengan baik
yaitu :
1. Mengurangi perawatan
2. Menurunkan waktu penghentian operasi.
3. Meningkatkan kinerja control valve
1.3 RUMUSAN MASALAH
Rumusan Masalah dalam laporan ini adalah komponen, kapasitas,
Efisiensi, pengkajian kinerja terhadap valve positioner pada control valve.
1.4 METODE PENELITIAN
Adapun metode peelitian yang di gunakan selama peyusunan laporan ini
yaitu :
1. Observasi
2. Studi Pustaka
Politeknik Negeri Sriwijaya
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1 PT PERTAMINA (PERSERO)
2.1.1 Sejarah PT PERTAMINA (PERSERO)
PT Pertamina (Persero) dahulu bernama Perusahaan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi Negara adalah sebuah BUMN yang bertugas
mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Pertamina pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia,
namun monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada tahun 2001.
Perusahaan ini juga mengoperasikan 7 kilang minyak dengan kapasitas total
1.051,7 MBSD, pabrik petrokimia dengan kapasitas total 1.507.950 ton per tahun
dan pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3 juta ton per tahun.
Pertamina adalah hasil gabungan dari
perusahaan Pertamin dengan Permina yang didirikan pada tanggal 10
Desember 1957. Penggabungan ini terjadi pada 1968. Kegiatan Pertamina dalam
menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam sektor
Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan dan
perusahaan patungan.
2.1.2 Direktur Utama
Direktur utama (Dirut) yang menjabat saat ini adalah Karen
Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5
Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan
Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama
yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik
Indonesia itu.
Politeknik Negeri Sriwijaya
4
Masa Jabatan Direktur Utama adalah 3 tahun.Berikut adalah daftar
Direktur Utama Pertamina:
No Nama Awal Jabatan Akhir Jabatan
1 Soegijanto 1996 1998
2 Martiono Hadianto 1998 2000
3 Baihaki Hakim 2000 2003
4 Ariffi Nawawi 2003 2004
5 Widya Purnama 2004 2006
6 Ari Hernanto Soemarno 2006 2009
7 Karen Agustiawan 2009 2012
Tabel 2.1 Direktur Utama PT PERTAMINA (PERSERO)
2.1.3 Pertamina Hulu
Kegiatan usaha Pertamina Hulu meliputi eksplorasi dan
produksi minyak, gas, dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi
minyak dan gas dilakukan di beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri.
Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh PERTAMINA Hulu dan melalui
kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan
Politeknik Negeri Sriwijaya
5
melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di
bidang minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih
dilakukan di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan intinya, PERTAMINA
Hulu juga memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas.
A. PT PERTAMINA EP (Eksplorasi Produksi)
Sebagai tindak lanjut dari UU Migas No. 22 tahun 2001, pada tanggal 13
September 2005 dibentuk PT Pertamina EP yang merupakan anak perusahaan PT
PERTAMINA (PERSERO) yang bergerak di sektor hulu minyak dan gas untuk
mengelola Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP) PERTAMINA kecuali
untuk Blok Cepu dan Blok Randu Gunting.
Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan penemuan
cadangan migas baru sebagai pengganti hidrokarbon yang telah diproduksikan.
Upaya ini dilakukan untuk menjaga agar kesinambungan produksi migas dapat
terus dipertahankan.
Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh)
Daerah Operasi Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah
DOH Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatra Bagian Utara yang berpusat
di Rantau, DOH Sumatra Bagian Tengah berpusat di Jambi, DOH Sumatra
Bagian Selatan berpusat di Prabumulih, DOH Jawa Bagian Barat berpusat
di Cirebon, DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu, DOH Kalimantan
berpusat di Balikpapan, dan DOH Papua berpusat di Sorong.
B. Perusahaan Patungan
Aktivitas eksplorasi dan produksi dilakukan melalui operasi sendiri dan
konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak dan
gas berupa JOB-EOR (Joint Operating Body for Enhanced Oil Recovery), JOB-
PSC (Joint Operating Body for Production Sharing Contract), TAC (Technical
Assistance Contract), BOB (Badan Operasi Bersama), penyertaan berupa IP
(Indonesian Participation) dan PPI (Pertamina Participating Interest), serta proyek
Politeknik Negeri Sriwijaya
6
pinjaman; sedangkan pengusahaan panasbumi berbentuk JOC (Joint Operating
Contract).
Sampai akhir tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas bersama
dengan mitra sebanyak 92 kontrak yang terdiri dari 6 JOB-ER, 15 JOB-PSC, 44
TAC, 27 IP/PPI (termasuk BOB-CPP) dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk
bidang panas bumi terdapat 8 JOC.
Saat ini DOH yang dulu digabung menjadi 3 region, yaitu Region
Sumatera berusat di Prabumulih: Region Jawa di Cirebon dan Region KTI
(Kawasan Timur Indonesia) dengan pusatnya di Balikpapan.
C. Panas Bumi
Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 3 (tiga) area panas bumi
dengan total kapasitas terpasang sebesar 162 MW. Ketiga Area Panas Bumi
tersebut adalah Area Sibayak (2 MW) diSumatera Utara, Kamojang (140 MW)
di Jawa Barat dan Lahendong (20 MW) di Sulawesi Utara.
D. Pengembangan Usaha
Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan
usahanya baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra.
Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak
dan gas melalui Pertamina Drilling Service (PDS) yang memiliki 26 unit rig
pemboran serta anak perusahaan PT Usayana yang memiliki 7 rig pemboran.
Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan
panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.
2.1.4 Pertamina Hilir
Kegiatan usaha PERTAMINA Hilir meliputi pengolahan, pemasaran &
niaga dan perkapalan serta distribusi produk Hilir baik di dalam maupun keluar
negeri yang berasal dari kilang PERTAMINA maupun impor yang didukung oleh
sarana transportasi darat dan laut. Usaha hilir merupakan integrasi Usaha
Pengolahan, Usaha Pemasaran, Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan.
Politeknik Negeri Sriwijaya
7
A. Pengolahan
a. Kilang Minyak
Bidang Pengolahan mempunyai 7 unit kilang dengan kapasitas total
1.041,20 Ribu Barrel. Beberapa kilang minyak terintegrasi dengan kilang
Petrokimia dan memproduksi NBBM.
Ketujuh Kilang minyak tersebut terdiri dari :
Unit Pengolahan I di Pangkalan Brandan - Sumatera Utara (ditutup pada
Januari 2007)
Unit Pengolahan II di Dumai - Riau
Unit Pengolahan III di Plaju-Sei Gerong Palembang - Sumatera Selatan
Unit Pengolahan IV di Cilacap - Jawa Tengah
Unit Pengolahan V di Balikpapan - Kalimantan Timur
Unit Pengolahan VI di Balongan Indramayu - Jawa Barat
Unit Pengolahan VII di Sorong - Papua
b. Kilang LNG
Disamping kilang minyak, PERTAMINA Hilir mempunyai kilang LNG
di Arun, Aceh dan di Bontang, Kalimantan Timur. Kilang LNG Arun dengan 6
train dan LNG Badak di Bontang dengan 8 train. Kapasitas LNG Arun sebesar
12,5 Juta Ton sedangkan LNG Badak 22,5 Juta Ton per tahun.
Beberapa Kilang tersebut juga menghasilkan LPG, seperti di Pangkalan
Brandan, Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, Balongan, Donggi, Senoro dan
Mundu.
Kilang Cilacap adalah satu-satunya penghasil lube base oil dengan grade
HVI- 60, HVI — 95, HVI -160 S dan HVI — 650. Produksi lube base ini
disalurkan ke Lube Oil Blending Plant (LOBP) untuk diproduksi menjadi produk
pelumas dan kelebihannya diekspor.
Politeknik Negeri Sriwijaya
8
B. Produksi
Bahan Bakar Minyak :
BioPertamax, Pertamax
Pertamax Plus
BioPremium, Premium,
Solar, Bio Solar, Pertamina DEX
Kerosine
Non-minyak : Minarex, HVI 90, HVI 160, Lube Base, Green
Coke, Asphalt,
Gas : Elpiji, Bahan Bakar Gas (BBG), Vigas, LPG, CNG, Musicool
Pelumas :
Fastron adalah minyak lumas mesin kendaraan dengan bahan dasar
semi synthetic
Prima XP SAE 20W - 50 adalah pelumas produksi Pertamina untuk
mesin bensin
Mesran Super SAE 20W-50 adalah pelumas mesin bensin
Mesrania 2T Super-X adalah pelumas mesin bensin dua langkah yang
berpendingin air seperti mesin tempel atau speed boat. Pelumas ini
diproduksi oleh Pertamina. Juga cocok untuk penggunaan pada motor
tempel yang lebih kecil dan mesin ketam, mesin gergaji, bajaj dan
bemo.
2T Enviro merupakan pelumas kendaraan 2 Tak dengan bahan
bakar bensin juga pelumas semi sintetis yang dibuat dari bahan dasar
pelumas mineral ditambah bahan dasar pelumas sintetis Poly
Isobutylene. Direkomendasikan untuk digunakan pada mesin
kendaraan 2 Tak berbahan bakar bensin dengan pendingin udara.
Kendaraan-kendaran 2 Tak buatan Jepang
Politeknik Negeri Sriwijaya
9
seperti Kawasaki, Yamaha, Suzuki, Honda dan Vespa, dapat juga
digunakan untuk mesin gergaji (chain saw) dan mesin potong rumput.
Enduro 4T
Meditran
Rored
Petrokimia : Pure Teraphithalic Acid (PTA), Paraxyline, Benzene.
Propylite. Sulfur
2.1.5 Logo PT PERTAMINA (PERSERO)
A. Logo Lama PT PERTAMINA (PERSERO)
Gambar 2.1 Logo lama PT PERTAMINA (PERSERO)
Logo lama PT PERTAMINA (PERSERO) selama 35 tahun sebelum
digantikan logo baru pada 10 Desember 2005 .
B. Logo Baru PT PERTAMINA (PERSERO)
Gambar 2.2. Logo baru PT PERTAMINA (PERSERO)
Politeknik Negeri Sriwijaya
10
2.2 PT PERTAMINA EP Field Limau
2.2.1 Sejarah Singkat PERTAMINA EP Field Limau
Lapangan produksi Limau Barat merupakan salah satu aset PERTAMINA
Region Sumatera yang terletak di kecamatan Rambang Dangku, Muara Enim.
Pada Tahun 1989 telah di tanda tanagani kontrrak kontrak kerja antara
UEP Prabumulih pada waktu itu dengan perusahhaan minyak Husky Oil yang
berpusat di Canada yang wilayah kerjanya terletak di lapangan Limau Barat.
Lapangan ini berpusat di kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara
Enim, Sumatera Selatan yang pengolahannya dikerjakan secara Joint Operating
Body (JOB) .
Pada tahun 1992 wilayah operasi produksi JOB-Husky Oil Limau
bertambah, yaitu :
- Lapangan Limau Timur
- Lapangan Belimbing
- Lapangan Karangan
- Lapangan Krayan
Yang luasnya meliputi 3 kecamatan yaitu :
- Rambang Dangku
- Rambang Lubai
- Gunung Megang
Dengan sistem pembagian hasil produksi yang sama.
Kemudian pada tanggal 1 Juli 1997 JOB Pertamina Husky Limau menjual
sahamnya kepada JOB Pertamina Seaunion Energi (Limau) Ltd. Produksi puncak
terjadi pada tahun 1998 sebesar 8000 BOPD.
Politeknik Negeri Sriwijaya
11
Pada tahun 2005 JOB Pertamina Seaurion Energi (Limau) berubah
menjadi Unit Bisnis Pertamina EP Limau yang sebelumnya di pegang oleh IPOA
selama setahun sebagai masa transisi.
2.2.2 Struktur Organisasi PT. Pertamina EP Field Limau
PT. Pertamina EP Field Limau dikepalai oleh General Manager yang
membawahi 4 manager, manager tersebut antara lain Manager operasi, Manager
Area Operasi, Manager SDM & Umum dan Manager Keuangan. Seluruh Manager
diatas berdomisili di jakarta, kecuali Manager Area Operasi (MAO) / Field
Manager yang langsung membawahi Lapangan Limau di Sumatera Selatan
Field Manager Di Lapangan Limau mengepalai empat kepala bagian yaitu
Asisten Manager Engineering, Asisten Manager Produksi, Asisten manajer
Admistrasi dan Layanan Umum, dan Kepala HSE.
Kerja praktek ini berkompetensi pada bagian Engineering yang
membawahi Kepala Teknik Produksi, Kepala DWO & Completion, Kepala
Teknik Kontruksi dan pada Bagian Produksi membawahi Kepala Operasi
Produksi, Kepala Pemeliharaan, Kepala Transportasi Migas, Kepala ESP &
Listrik, Kepala Water Injection Plant.
Politeknik Negeri Sriwijaya
12
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Pertamina EP Field Limau
2.3.3 Geologi Lapangan
Politeknik Negeri Sriwijaya
General Manager
Manager Operasi
Manager Area Operasi / FM
Manager SDM dan Umum
Manager Keuangan
Sekretaris
Ast. Man. Engineering
Kepala HSE
Kep. Teknik Produksi
Kep. DWO & Kompletion
Kep. Teknik Kontruksi
Ast. Man. Produksi
Kep. Operasi Produksi
Kep. Pemeliharaan
Kep. Transp. Migas
Kep. ESP & Listrik
Kep. Water Injection Plant
Ast. Man. Adm. & Layanan
PWS. Ut. Pengadaan
Pws. Ut. Layanan jasa
SDM
Pws. Ut. Pergudangan
& Transp.
Pws. Ut. Humas & Hukum
Pws. Ut. Security
PWS. Ut. Lingkungan
Hidup
PWS. Ut. Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
13
A. Aspek Reservoir
a. Letak Geografis
Lapangan Limau terletak ± 110 Km ke arah Selatan kota palembang
PProvinsi Sumatera Selatan dengan luas area lapangan 250 km2.
Gambar 2.4 Peta Lokasi Limau
Wilayah Operasi lapangan Limau meliputi 3 kecamatan yaitu : Rambang
Dangku, Rambang Lubai, dan Gunung Megang yang terletak di Kabupaten Muara
Enim, yang terdiri dari
- Lapangan Limau Timur
- Lapangan Limau Barat
- Lapangan Limau Tengah
- Lapangan Limau Niru
- Lapangan Belimbing
- Lapangan Karangan
- Lapangan Karangan
Politeknik Negeri Sriwijaya
14
Gambar 2.5 Peta Wilayah Operasi Lapangan Limau
b. Keadaan Geologi
1. Stratigrafi Lapangan
Berdasarkan data – data eksplorasi, stratigrafi pada cekungan Sumatera
Selatan (Gambar 2.5) Formasi yang Ditembus oleh pemboran adalah sebagai
berikut :
a. Formasi Kasai (KAF)
Terdiri dari batu pasir kasar unconsolidated, lempung berwarna hijau abu –
abu, kerikil, lempung, dan batu apung.
b. Formasi Muara Enim (MEE)
Terdiri dari lempung pasiran, pasir dan lapisan batu bara.
c. Formasi Air Benakat (ABF)
Terdiri dari batu pasir selang – seling dengan serpih atau lempung kelabu
tua dengan sisipan batu bara.
Politeknik Negeri Sriwijaya
15
d. Formasi Gumai (GUF)
Terdiri dari batuan serpih kelabu, napal berwaarna coklat putih merupakan
sisispan karbonat di dasar formasi.
e. Formasi Baturaja (BRF)
Terdiri dari batu gamping terumbu.
f. Formasi Talang Akar (TAF)
Terdiri dari batu pasir, batu pasir gampingan, batu lempung, batu bara dan
batu pasir kasar.
g. Formasi Lahat (LAF)
Merupakan batuan dasar atau basement rock
Pada lapangan Limau hanya terdapat dua formasi yang mengandung
hidrokarbon yaitu Formasi Talang Akar (TAF) dan formasi Baturaja (BRF).
Politeknik Negeri Sriwijaya
16
Gambar. 2.6. Kolom Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan
Politeknik Negeri Sriwijaya
17
2. Stuktur Geologi Lapangan
Sumatera selatan terletak pada cekungan purba yang membentang dari
selatan tenggara sampai Utara Barat. Batas – batas sebelah Selatan oleh Tinggi
Lampung. Sebelah Barat oleh Bukit Barisan sebelah Utara oleh Pegunungan Tiga
Puluh dan Sebelah Timur oleh Daratan Sunda.
Struktur geologi yang mempengaruhi terbentuknya perangkap hidrokarbon
sebagian besar merupakan antikinal, patahan yang berorientasi barat laut tenggara
sebagai akibat gaya kompresi.
Pada cekungan Sumatera Selatan, minyak dan gas terperangkap pada
lapisan batu pasir, batu gamping dan granit wash ataupun basement fracture yang
berasosiasi dengan sesar geser yang berorientasi barat daya-timur laut.
B. Karakteristik Reservoir
Karakteristik reservoir adalah ciri – ciri dari suatu reservoir dimana fluida
hidrokarbon terakumulasi. Setiap lapangan mempunyai karakteristik reservoir
yang berbeda – beda. Karakteristik reservoir sendiri meliputi karakteristik batuan
reservoir, dan karakteristik fluida reservoir.
1. Karakteristik Batuan Reservoir
Sifat – sifat Khusus yang membedakan apakah suatu batuan dapat
berfungsi sebagai reservoir yang ekonomis atau tidak dapat diketahui dengan
mempelajari komposisi kimia batuan reservoir dan sifat – sifat fisik
batuanreservoir tersebut.
Syarat – syarat yang harus dipenuhi batuan reservoir adalah harus
mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan mengalirkan fluida yang
terkandung di dalamnya. Ukuran dari kemampuan batuan tersebut dinyatakan
dengan porositas batuan dan permeabilitas batuan yang bersangkutan. Dari hasil
data log dan core diperoleh harga porositas rata – rata sebesar 20 %, harga
permebealitas absolute ( Ko ) sebesar 200 mD hal ini menunjukan bahwa
Politeknik Negeri Sriwijaya
18
porositas dan permeabilitas cukup baik. Dan harga saturasi air rata - rata untuk
sumur – sumur di lapangan Limau adlah sebesar 95 %, oleh karena itu lapangan
ini cocok menggunakan secondary recovery dengan carawater flooding, sebab
terjadinya cukup banyak air.
2. Karakteristik Fluida Reservoir
Fluida Resesrvoir yang terdapat dalam ruang pori – pori batuan reservoir
pada tekanan dan temperatur tertentu, secara alamiah merupakan campuran yang
sangat kompleks dalam susunan atau komposisi kimianya. Sifat – sifat dari fluida
hidrokarbon perlu dipelajari untuk memperkirakan cadangan akumulasi
hidrokarbon, menentukan laju aliran minyak atau gas dari reservoir menuju dasar
sumur, mengontrol gerakan fluida dalam reservoir dan lain – lain.
Fluida Reservoir minyak dapat berupa hidrokarbon dan air (air Formasi).
Hidrokarbon terbentuk di alam, dapat berupa gas, zat cair ataupun zat padat.
Beberapa sifat fisik minyak yang perlu diketahui adalah : berat jenis, viskositas,
faktor Volume Formasi, dan kompresibilitas. Dimana sifat fisik komposisi fluida
reservoir untuk sumur – sumur di lapangan Limau dengan harga API Gravity 30º,
faktor Volume Formasi Minyak (Boi) rata – rata sebesar 1,22 RB/STB,
Visikositas Minyak ( u,❑
.) rata – rata sebesar 1,5 cp.
C. Kondisi Reservoir
Tekanan dan temperatur merupakan besaran – besaran yang sangat penting
dan berpengaruh terhadap keadaan reservoir, baik pada batuan maupun fluidanya
(air, minyak , dan gas). Berdasarkan dari data tes tekananyang dilakukan terhadap
sumur – sumur di lapangan Limau, diperoleh harga tekanan statis rata – rata
adalah 1700 psi dan temperatur dasar sumur (BHT) antara 180º – 250° F.
Politeknik Negeri Sriwijaya
19
2.3.4 Deskripsi Lapangan Limau
Berikut gambar Deskripsi Lapangan Limau
Gamabr 2.7 Deskripsi Lapangan Limau
Politeknik Negeri Sriwijaya
20
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 PENGERTIAN CONTROL VALVE
Control valve atau Proportional valve adalah alat yang digunakan untuk
memodifikasai aliran fluida atau laju tekanan pada sebuah sistem proses dengan
menggunakan daya untuk operasinya. Control valve memiliki peran penting
dalam proses industri. Oleh karena itu sangant penting bagi setiap industriawan
untuk mengetahui manfaat control valve tersebut.
3.1.1 FUNGSI CONTROL VALVE
Control valve atau Proportional valve fungsinya adalah untuk mengatur
aliran fluida yang melewatinya sebagai realisasi koneksi yang diterima dari
kontroler. Di UBEP Limau, pemilihan control valve didasarkan pada tingkat
keamanannya selain itu juga karena faktor keekonomian dan kehandalannya
sehingga control valve yang dipakai adalah jenis Actuator Pneumatic tipe
diafragma.
3.1.2 BAGIAN-BAGIAN CONTROL VALVE
1. Aktuator
Aktuator yang digunakan aktuator pneumatik karena tenaga pneumatik yang
bekerja pada diapraghm. Gaya yang timbul karena tekanan sinyal pneumatik
pada pegas akan mendorong stem untuk membuka atau menutup valve.
2. Yoke
Yoke merupakan bagian dari control valve yang berfungsi
sebagai penghubung antara aktuator dengan valve body
dari control valve dan juga sebagai pelindung dari aktuator.
Politeknik Negeri Sriwijaya
21
3. Valve Body
Valve body merupakan bagian dari control valve yang
mempunyai saluran dimana aliran fluida akan diatur melalui
saluran ini disebut dengan valve seat.
Aksi control valve dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
- Air To Open (ATO)
Merupakan control valve yang akan membuka jika ada
penambahan udara. Aksi control valve tersebut juga
dikenal dengan Normally Close (NC) yaitu pada saat
keadaan awal control valve akan menutup dengan demikian
jika ada kegagalan dalam proses pengendalian maka control
valve akan menutup.
-Air To Close (ATC)
Merupakan control valve yang akan menutup plug-nya jika
ada penambahan udara. Aksi control valve tersebut juga
dikenal dengan Normally Open (NO) yaitu saat keadaan
awal control valve akan membuka, dengan demikian jika
terdapat kegagalan dalam sistem maka control valve akan
membuka.
Gambar Jenis Aksi Control Valve
Politeknik Negeri Sriwijaya
22
Pemilihan control valve ATO atau ATC didasarkan atas
pertimbangan keamanan proses suatu sistem, jika terjadi
kegagalan atau fail pada proses pengendalian maka demi
keamanan perlu dipilih control valve dari suatu sistem lebih aman
dalam keadaan open atau close.
3.1.3 CONTROL VALVE ACCESSORIES
Beberapa peralatan tambahan dipasang sebagai pelengkap (Accessories)
pada control valve. Peralatan ini dipasang pada rangkaian valve dan aktuator
sebagai satu kesatuan. Beberapa jenis tidak persis sama, bahkan tidak dibutuhkan.
Berikut beberapa peralatan tambahan tersebut :
A. Air Regulator
Air regulator digunakan untuk menurunkan tekanan udara dari air
compressor sesuai dengan tekanan kerja peralatan pneumatic. Di dalam air
regulator ini terdapat pegas dan diaphragm untuk mengatur tekanan. Juga ada
filter dan ruang pengumpul uap air untuk menampung fluida hasil kondensasi atau
oli yang terbawa dari air compressor. Ruang pengumpul ini harus di drain secara
rutin agar liquida yang terkumpul tidak masuk ke peralatan pneumatik. Kalau
filter tersumbat harus dibersihkan (diganti).
Kebanyakan air regulator mampu menerima tekanan input hingga 150 Psi,
outputnya harus sesuai dengan kebutuhan aktuator atau peralatan pneumatic lain
yang di supply-nya. Perhatikan katalog agar diperoleh air regulator dengan range
output dan kapasitas flow yang sesuai kebutuhan. Air flow yang tidak memadai
akan mengurangi respon control valve terhadap sinyal input. Respon valve
menjadi lambat sehingga tujuan kontrol sulit dicapai.
Politeknik Negeri Sriwijaya
23
B. Limit Switch
Limit switch berfungsi memberikan indikasi berupa sinyal listrik jika
control valve sudah mencapai titik tertentu (posisi open atau closed). Indikasi ini
dibutuhkan untuk menjalankan proses selanjutnya, contoh: lampu indicator atau
mengaktifkan sequenced test. Limit switch terpasang pada ujung dari rangkaian
control valve, terhubung langsung dengan stem agar dapat mendeteksi gerakan
valve.
Politeknik Negeri Sriwijaya
24
C. Positioner
Alat ini berfungsi meningkatkan akurasi gerakan buka-tutup valve dan
meningkatkan kestabilan proses. Positioner juga dapat berfungsi untuk mengubah
karakteristik aliran pada sebuah valve.
Fungsi dari positioner yang lain adalah mempercepat reaksi
control valve sehingga lag time dapat diperkecil. Positioner hampir
selalu dipasang pada control valve ukuran besar atau jika tekanan
fluida proses cukup tinggi. Dari cara kerjanya dapat diketahui
bahwa tekanan pneumatik yang datang dari valve
positioner bisa saja lebih tinggi dari 3-15 psi. Oleh karena itu jika
control valve dilengkapi dengan valve positioner, bench setnya tidak
sama dengan 3-15 psi lagi.
Positioner ada 2 jenis yaitu: single acting dan double acting. Single acting hanya
mempunyai 1 output port dan digunakan pada actuator jenis spring return. Jenis
double acting memiliki 2 output port dan digunakan pada actuator tanpa spring.
Jenis double acting dapat digunakan sebagai single acting dengan menutup salah
satu outputnya.
Politeknik Negeri Sriwijaya
25
D. Transducer
Transducer mengubah sinyal listrik menjadi sinyal pneumatic untuk
menggerakkan valve. Biasa dikenal dengan nama I to P atau I/P transducer
(current to pressure transducer) dan E/P transducer (voltage to pressure
transducer). Output standard alat ini adalah 3 – 15 psi. Sinyal input adalah 4 – 20
mA atau 1 – 5 volt.
Umumnya transducer selalu digunakan bersama dengan positioner. Jika
dihubungkan langsung ke aktuator (tanpa positioner) maka proses pengontrolan
akan menjadi lambat.
E. Solenoid Valve
Alat ini dipakai pada control valve jenis on/off. Berfungsi seperti relay
yang memungkinkan perintah buka-tutup valve secara elektrik menggunakan
tombol (push button) maupun perangkat digital output (DO) lainnya. Bekerja
berdasarkan prinsip elektromagnet dan memiliki kumparan (coil) dan plunger
yang akan membuka/menutup saluran udara menuju control valve. Ada solenoid
jenis 2-way, 3-way, dan 4-way yang menandakan banyaknya port tersedia. Jenis
2-way biasanya dipakai untuk aplikasi aliran 1 arah. Jenis 3-way dipakai pada
single acting actuator (spring return). Jenis 4-way digunakan pada double acting
actuator.
Politeknik Negeri Sriwijaya
26
F. Trip Valve
Trip valve bekerja mirip dengan on/off switch yang digunakan untuk
menahan valve pada posisi terakhir (lock in last position) ketika actuator
kehilangan tekanan supply. Ketika tekanan kembali normal, valve akan kembali
membuka. Pastikan bahwa trip valve dilalui oleh supply udara yang cukup dan di
kalibrasi pada tekanan ambang yang tepat.
Politeknik Negeri Sriwijaya
27
BAB IV
PEMBAHASAN
Politeknik Negeri Sriwijaya