laporan magang eky

35
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya terutama pada sumber daya minyak dan gas bumi. Pada masa sekarang permintaan minyak dan gas bumi sangat besar baik dari dalam negeri maupun luar negeri sehingga dibutuhkan produksi minyak dan gas bumi secara tepat dan efisiensiguna memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam hal ini, salah satu perusahan minyak dan gas yang cukup berperan dalam mengatasin kebutuhan minyak dan gas bumi di Indonesia yaitu PT. PERTAMINA EP Field Limau. Perusahaan ini bergerak dibidang produksi minyak dan gas dengan mengunakan berbagai macam teknologi yang digunakan untuk menunjang proses produksi minyak dan gas bumi. Dalam hal iniperusahaan dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi terutama dalam sumber daya manusianya agar perusahaan tersebut dapat terus berkembang dan maju serta dapat tercapai visi dan misi perusahaan sehingga perusahaan dapat terus bersaing dalam pasar global. Dalam tulisan ini penulis akan membahas permasalahan mengenai perawatan dan perbaikan valve Politeknik Negeri Sriwijaya

Upload: eky-wahyuda-praluni

Post on 05-Aug-2015

618 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan magang Eky

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya

terutama pada sumber daya minyak dan gas bumi. Pada masa sekarang

permintaan minyak dan gas bumi sangat besar baik dari dalam negeri maupun

luar negeri sehingga dibutuhkan produksi minyak dan gas bumi secara tepat

dan efisiensiguna memenuhi kebutuhan tersebut. Dalam hal ini, salah satu

perusahan minyak dan gas yang cukup berperan dalam mengatasin kebutuhan

minyak dan gas bumi di Indonesia yaitu PT. PERTAMINA EP Field Limau.

Perusahaan ini bergerak dibidang produksi minyak dan gas dengan

mengunakan berbagai macam teknologi yang digunakan untuk menunjang

proses produksi minyak dan gas bumi.

Dalam hal iniperusahaan dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi

terutama dalam sumber daya manusianya agar perusahaan tersebut dapat terus

berkembang dan maju serta dapat tercapai visi dan misi perusahaan sehingga

perusahaan dapat terus bersaing dalam pasar global.

Dalam tulisan ini penulis akan membahas permasalahan mengenai

perawatan dan perbaikan valve positioner pada control valve di unit produksi

PT. PERTAMINA EP Field Limau, hal ini sesuai dengan permasalahan yang

penulis temukan, selama melakukan praktek kerja lapangan di

PT.PERTAMINA EP Field Limau.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 2: Laporan magang Eky

2

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT

1.2.1 Tujuan

Tujuan dilakukannya pengkajian valve positioner yaitu :

1. Meningkatkan efisiensi kinerja control valve

2. Sebagai bahan studi perbandingan antara teori dan praktek kerja dilapangan

khususnya pada valve positioner.

1.2.2 Manfaat

Manfaat yang bisa diperoleh jika valve positioner bekerja dengan baik

yaitu :

1. Mengurangi perawatan

2. Menurunkan waktu penghentian operasi.

3. Meningkatkan kinerja control valve

1.3 RUMUSAN MASALAH

Rumusan Masalah dalam laporan ini adalah komponen, kapasitas,

Efisiensi, pengkajian kinerja terhadap valve positioner pada control valve.

1.4 METODE PENELITIAN

Adapun metode peelitian yang di gunakan selama peyusunan laporan ini

yaitu :

1. Observasi

2. Studi Pustaka

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 3: Laporan magang Eky

3

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 PT PERTAMINA (PERSERO)

2.1.1 Sejarah PT PERTAMINA (PERSERO)

PT Pertamina (Persero) dahulu bernama Perusahaan Pertambangan

Minyak dan Gas Bumi Negara adalah sebuah BUMN yang bertugas

mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia.

Pertamina pernah mempunyai monopoli pendirian SPBU di Indonesia,

namun monopoli tersebut telah dihapuskan pemerintah pada tahun 2001.

Perusahaan ini juga mengoperasikan 7 kilang minyak dengan kapasitas total

1.051,7 MBSD, pabrik petrokimia dengan kapasitas total 1.507.950 ton per tahun

dan pabrik LPG dengan kapasitas total 102,3 juta ton per tahun.

Pertamina adalah hasil gabungan dari

perusahaan Pertamin dengan Permina yang didirikan pada tanggal 10

Desember 1957. Penggabungan ini terjadi pada 1968. Kegiatan Pertamina dalam

menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke dalam sektor

Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan dan

perusahaan patungan.

2.1.2 Direktur Utama

Direktur utama (Dirut) yang menjabat saat ini adalah Karen

Agustiawan yang dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5

Februari 2009 menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto Soemarno. Pelantikan

Karen Agustiawan ini mencatat sejarah penting karena ia menjadi wanita pertama

yang berhasil menduduki posisi puncak di perusahaan BUMN terbesar milik

Indonesia itu.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 4: Laporan magang Eky

4

Masa Jabatan Direktur Utama adalah 3 tahun.Berikut adalah daftar

Direktur Utama Pertamina:

No Nama Awal Jabatan Akhir Jabatan

1 Soegijanto 1996 1998

2 Martiono Hadianto 1998 2000

3 Baihaki Hakim 2000 2003

4 Ariffi Nawawi 2003 2004

5 Widya Purnama 2004 2006

6 Ari Hernanto Soemarno 2006 2009

7 Karen Agustiawan 2009 2012

Tabel 2.1 Direktur Utama PT PERTAMINA (PERSERO)

2.1.3 Pertamina Hulu

Kegiatan usaha Pertamina Hulu meliputi eksplorasi dan

produksi minyak, gas, dan panas bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi

minyak dan gas dilakukan di beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri.

Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh PERTAMINA Hulu dan melalui

kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan di luar negeri dilakukan

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 5: Laporan magang Eky

5

melalui aliansi strategis bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di

bidang minyak dan gas bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih

dilakukan di dalam negeri. Untuk mendukung kegiatan intinya, PERTAMINA

Hulu juga memiliki usaha di bidang pemboran minyak dan gas.

A. PT PERTAMINA EP (Eksplorasi Produksi)

Sebagai tindak lanjut dari UU Migas No. 22 tahun 2001, pada tanggal 13

September 2005 dibentuk PT Pertamina EP yang merupakan anak perusahaan PT

PERTAMINA (PERSERO) yang bergerak di sektor hulu minyak dan gas untuk

mengelola Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP) PERTAMINA kecuali

untuk Blok Cepu dan Blok Randu Gunting.

Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan penemuan

cadangan migas baru sebagai pengganti hidrokarbon yang telah diproduksikan.

Upaya ini dilakukan untuk menjaga agar kesinambungan produksi migas dapat

terus dipertahankan.

Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh)

Daerah Operasi Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah

DOH Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatra Bagian Utara yang berpusat

di Rantau, DOH Sumatra Bagian Tengah berpusat di Jambi, DOH Sumatra

Bagian Selatan berpusat di Prabumulih, DOH Jawa Bagian Barat berpusat

di Cirebon, DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu, DOH Kalimantan

berpusat di Balikpapan, dan DOH Papua berpusat di Sorong.

B. Perusahaan Patungan

Aktivitas eksplorasi dan produksi dilakukan melalui operasi sendiri dan

konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak dan

gas berupa JOB-EOR (Joint Operating Body for Enhanced Oil Recovery), JOB-

PSC (Joint Operating Body for Production Sharing Contract), TAC (Technical

Assistance Contract), BOB (Badan Operasi Bersama), penyertaan berupa IP

(Indonesian Participation) dan PPI (Pertamina Participating Interest), serta proyek

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 6: Laporan magang Eky

6

pinjaman; sedangkan pengusahaan panasbumi berbentuk JOC (Joint Operating

Contract).

Sampai akhir tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas bersama

dengan mitra sebanyak 92 kontrak yang terdiri dari 6 JOB-ER, 15 JOB-PSC, 44

TAC, 27 IP/PPI (termasuk BOB-CPP) dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk

bidang panas bumi terdapat 8 JOC.

Saat ini DOH yang dulu digabung menjadi 3 region, yaitu Region

Sumatera berusat di Prabumulih: Region Jawa di Cirebon dan Region KTI

(Kawasan Timur Indonesia) dengan pusatnya di Balikpapan.

C. Panas Bumi

Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 3 (tiga) area panas bumi

dengan total kapasitas terpasang sebesar 162 MW. Ketiga Area Panas Bumi

tersebut adalah Area Sibayak (2 MW) diSumatera Utara, Kamojang (140 MW)

di Jawa Barat dan Lahendong (20 MW) di Sulawesi Utara.

D. Pengembangan Usaha

Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan

usahanya baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra.

Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak

dan gas melalui Pertamina Drilling Service (PDS) yang memiliki 26 unit rig

pemboran serta anak perusahaan PT Usayana yang memiliki 7 rig pemboran.

Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan

panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.

2.1.4 Pertamina Hilir

Kegiatan usaha PERTAMINA Hilir meliputi pengolahan, pemasaran &

niaga dan perkapalan serta distribusi produk Hilir baik di dalam maupun keluar

negeri yang berasal dari kilang PERTAMINA maupun impor yang didukung oleh

sarana transportasi darat dan laut. Usaha hilir merupakan integrasi Usaha

Pengolahan, Usaha Pemasaran, Usaha Niaga, dan Usaha Perkapalan.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 7: Laporan magang Eky

7

A. Pengolahan

a. Kilang Minyak

Bidang Pengolahan mempunyai 7 unit kilang dengan kapasitas total

1.041,20 Ribu Barrel. Beberapa kilang minyak terintegrasi dengan kilang

Petrokimia dan memproduksi NBBM.

Ketujuh Kilang minyak tersebut terdiri dari :

Unit Pengolahan I di Pangkalan Brandan - Sumatera Utara (ditutup pada

Januari 2007)

Unit Pengolahan II di Dumai - Riau

Unit Pengolahan III di Plaju-Sei Gerong Palembang - Sumatera Selatan

Unit Pengolahan IV di Cilacap - Jawa Tengah

Unit Pengolahan V di Balikpapan - Kalimantan Timur

Unit Pengolahan VI di Balongan Indramayu - Jawa Barat

Unit Pengolahan VII di Sorong - Papua

b. Kilang LNG

Disamping kilang minyak, PERTAMINA Hilir mempunyai kilang LNG

di Arun, Aceh dan di Bontang, Kalimantan Timur. Kilang LNG Arun dengan 6

train dan LNG Badak di Bontang dengan 8 train. Kapasitas LNG Arun sebesar

12,5 Juta Ton sedangkan LNG Badak 22,5 Juta Ton per tahun.

Beberapa Kilang tersebut juga menghasilkan LPG, seperti di Pangkalan

Brandan, Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, Balongan, Donggi, Senoro dan 

Mundu.

Kilang Cilacap adalah satu-satunya penghasil lube base oil dengan grade

HVI- 60, HVI — 95, HVI -160 S dan HVI — 650. Produksi lube base ini

disalurkan ke Lube Oil Blending Plant (LOBP) untuk diproduksi menjadi produk

pelumas dan kelebihannya diekspor.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 8: Laporan magang Eky

8

B. Produksi

Bahan Bakar Minyak :

BioPertamax, Pertamax

Pertamax Plus

BioPremium, Premium,

Solar, Bio Solar, Pertamina DEX

Kerosine

Non-minyak : Minarex, HVI 90, HVI 160, Lube Base, Green

Coke, Asphalt,

Gas : Elpiji, Bahan Bakar Gas (BBG), Vigas, LPG, CNG, Musicool

Pelumas :

Fastron adalah minyak lumas mesin kendaraan dengan bahan dasar

semi synthetic

Prima XP SAE 20W - 50 adalah pelumas produksi Pertamina untuk

mesin bensin

Mesran Super SAE 20W-50 adalah pelumas mesin bensin

Mesrania 2T Super-X adalah pelumas mesin bensin dua langkah yang

berpendingin air seperti mesin tempel atau speed boat. Pelumas ini

diproduksi oleh Pertamina. Juga cocok untuk penggunaan pada motor

tempel yang lebih kecil dan mesin ketam, mesin gergaji, bajaj dan

bemo.

2T Enviro merupakan pelumas kendaraan 2 Tak dengan bahan

bakar bensin juga pelumas semi sintetis yang dibuat dari bahan dasar

pelumas mineral ditambah bahan dasar pelumas sintetis Poly

Isobutylene. Direkomendasikan untuk digunakan pada mesin

kendaraan 2 Tak berbahan bakar bensin dengan pendingin udara.

Kendaraan-kendaran 2 Tak buatan Jepang

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 9: Laporan magang Eky

9

seperti Kawasaki, Yamaha, Suzuki, Honda dan Vespa, dapat juga

digunakan untuk mesin gergaji (chain saw) dan mesin potong rumput.

Enduro 4T

Meditran

Rored

Petrokimia : Pure Teraphithalic Acid (PTA), Paraxyline, Benzene.

Propylite. Sulfur

2.1.5 Logo PT PERTAMINA (PERSERO)

A. Logo Lama PT PERTAMINA (PERSERO)

Gambar 2.1 Logo lama PT PERTAMINA (PERSERO)

Logo lama PT PERTAMINA (PERSERO) selama 35 tahun sebelum

digantikan logo baru pada 10 Desember 2005 .

B. Logo Baru PT PERTAMINA (PERSERO)

Gambar 2.2. Logo baru PT PERTAMINA (PERSERO)

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 10: Laporan magang Eky

10

2.2 PT PERTAMINA EP Field Limau

2.2.1 Sejarah Singkat PERTAMINA EP Field Limau

Lapangan produksi Limau Barat merupakan salah satu aset PERTAMINA

Region Sumatera yang terletak di kecamatan Rambang Dangku, Muara Enim.

Pada Tahun 1989 telah di tanda tanagani kontrrak kontrak kerja antara

UEP Prabumulih pada waktu itu dengan perusahhaan minyak Husky Oil yang

berpusat di Canada yang wilayah kerjanya terletak di lapangan Limau Barat.

Lapangan ini berpusat di kecamatan Rambang Dangku, kabupaten Muara

Enim, Sumatera Selatan yang pengolahannya dikerjakan secara Joint Operating

Body (JOB) .

Pada tahun 1992 wilayah operasi produksi JOB-Husky Oil Limau

bertambah, yaitu :

- Lapangan Limau Timur

- Lapangan Belimbing

- Lapangan Karangan

- Lapangan Krayan

Yang luasnya meliputi 3 kecamatan yaitu :

- Rambang Dangku

- Rambang Lubai

- Gunung Megang

Dengan sistem pembagian hasil produksi yang sama.

Kemudian pada tanggal 1 Juli 1997 JOB Pertamina Husky Limau menjual

sahamnya kepada JOB Pertamina Seaunion Energi (Limau) Ltd. Produksi puncak

terjadi pada tahun 1998 sebesar 8000 BOPD.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 11: Laporan magang Eky

11

Pada tahun 2005 JOB Pertamina Seaurion Energi (Limau) berubah

menjadi Unit Bisnis Pertamina EP Limau yang sebelumnya di pegang oleh IPOA

selama setahun sebagai masa transisi.

2.2.2 Struktur Organisasi PT. Pertamina EP Field Limau

PT. Pertamina EP Field Limau dikepalai oleh General Manager yang

membawahi 4 manager, manager tersebut antara lain Manager operasi, Manager

Area Operasi, Manager SDM & Umum dan Manager Keuangan. Seluruh Manager

diatas berdomisili di jakarta, kecuali Manager Area Operasi (MAO) / Field

Manager yang langsung membawahi Lapangan Limau di Sumatera Selatan

Field Manager Di Lapangan Limau mengepalai empat kepala bagian yaitu

Asisten Manager Engineering, Asisten Manager Produksi, Asisten manajer

Admistrasi dan Layanan Umum, dan Kepala HSE.

Kerja praktek ini berkompetensi pada bagian Engineering yang

membawahi Kepala Teknik Produksi, Kepala DWO & Completion, Kepala

Teknik Kontruksi dan pada Bagian Produksi membawahi Kepala Operasi

Produksi, Kepala Pemeliharaan, Kepala Transportasi Migas, Kepala ESP &

Listrik, Kepala Water Injection Plant.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 12: Laporan magang Eky

12

Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Pertamina EP Field Limau

2.3.3 Geologi Lapangan

Politeknik Negeri Sriwijaya

General Manager

Manager Operasi

Manager Area Operasi / FM

Manager SDM dan Umum

Manager Keuangan

Sekretaris

Ast. Man. Engineering

Kepala HSE

Kep. Teknik Produksi

Kep. DWO & Kompletion

Kep. Teknik Kontruksi

Ast. Man. Produksi

Kep. Operasi Produksi

Kep. Pemeliharaan

Kep. Transp. Migas

Kep. ESP & Listrik

Kep. Water Injection Plant

Ast. Man. Adm. & Layanan

PWS. Ut. Pengadaan

Pws. Ut. Layanan jasa

SDM

Pws. Ut. Pergudangan

& Transp.

Pws. Ut. Humas & Hukum

Pws. Ut. Security

PWS. Ut. Lingkungan

Hidup

PWS. Ut. Keselamatan

dan Kesehatan Kerja

Page 13: Laporan magang Eky

13

A. Aspek Reservoir

a. Letak Geografis

Lapangan Limau terletak ± 110 Km ke arah Selatan kota palembang

PProvinsi Sumatera Selatan dengan luas area lapangan 250 km2.

Gambar 2.4 Peta Lokasi Limau

Wilayah Operasi lapangan Limau meliputi 3 kecamatan yaitu : Rambang

Dangku, Rambang Lubai, dan Gunung Megang yang terletak di Kabupaten Muara

Enim, yang terdiri dari

- Lapangan Limau Timur

- Lapangan Limau Barat

- Lapangan Limau Tengah

- Lapangan Limau Niru

- Lapangan Belimbing

- Lapangan Karangan

- Lapangan Karangan

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 14: Laporan magang Eky

14

Gambar 2.5 Peta Wilayah Operasi Lapangan Limau

b. Keadaan Geologi

1. Stratigrafi Lapangan

Berdasarkan data – data eksplorasi, stratigrafi pada cekungan Sumatera

Selatan (Gambar 2.5) Formasi yang Ditembus oleh pemboran adalah sebagai

berikut :

a. Formasi Kasai (KAF)

Terdiri dari batu pasir kasar unconsolidated, lempung berwarna hijau abu –

abu, kerikil, lempung, dan batu apung.

b. Formasi Muara Enim (MEE)

Terdiri dari lempung pasiran, pasir dan lapisan batu bara.

c. Formasi Air Benakat (ABF)

Terdiri dari batu pasir selang – seling dengan serpih atau lempung kelabu

tua dengan sisipan batu bara.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 15: Laporan magang Eky

15

d. Formasi Gumai (GUF)

Terdiri dari batuan serpih kelabu, napal berwaarna coklat putih merupakan

sisispan karbonat di dasar formasi.

e. Formasi Baturaja (BRF)

Terdiri dari batu gamping terumbu.

f. Formasi Talang Akar (TAF)

Terdiri dari batu pasir, batu pasir gampingan, batu lempung, batu bara dan

batu pasir kasar.

g. Formasi Lahat (LAF)

Merupakan batuan dasar atau basement rock

Pada lapangan Limau hanya terdapat dua formasi yang mengandung

hidrokarbon yaitu Formasi Talang Akar (TAF) dan formasi Baturaja (BRF).

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 16: Laporan magang Eky

16

Gambar. 2.6. Kolom Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 17: Laporan magang Eky

17

2. Stuktur Geologi Lapangan

Sumatera selatan terletak pada cekungan purba yang membentang dari

selatan tenggara sampai Utara Barat. Batas – batas sebelah Selatan oleh Tinggi

Lampung. Sebelah Barat oleh Bukit Barisan sebelah Utara oleh Pegunungan Tiga

Puluh dan Sebelah Timur oleh Daratan Sunda.

Struktur geologi yang mempengaruhi terbentuknya perangkap hidrokarbon

sebagian besar merupakan antikinal, patahan yang berorientasi barat laut tenggara

sebagai akibat gaya kompresi.

Pada cekungan Sumatera Selatan, minyak dan gas terperangkap pada

lapisan batu pasir, batu gamping dan granit wash ataupun basement fracture yang

berasosiasi dengan sesar geser yang berorientasi barat daya-timur laut.

B. Karakteristik Reservoir

Karakteristik reservoir adalah ciri – ciri dari suatu reservoir dimana fluida

hidrokarbon terakumulasi. Setiap lapangan mempunyai karakteristik reservoir

yang berbeda – beda. Karakteristik reservoir sendiri meliputi karakteristik batuan

reservoir, dan karakteristik fluida reservoir.

1. Karakteristik Batuan Reservoir

Sifat – sifat Khusus yang membedakan apakah suatu batuan dapat

berfungsi sebagai reservoir yang ekonomis atau tidak dapat diketahui dengan

mempelajari komposisi kimia batuan reservoir dan sifat – sifat fisik

batuanreservoir tersebut.

Syarat – syarat yang harus dipenuhi batuan reservoir adalah harus

mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan mengalirkan fluida yang

terkandung di dalamnya. Ukuran dari kemampuan batuan tersebut dinyatakan

dengan porositas batuan dan permeabilitas batuan yang bersangkutan. Dari hasil

data log dan core diperoleh harga porositas rata – rata sebesar 20 %, harga

permebealitas absolute ( Ko ) sebesar 200 mD hal ini menunjukan bahwa

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 18: Laporan magang Eky

18

porositas dan permeabilitas cukup baik. Dan harga saturasi air rata - rata untuk

sumur – sumur di lapangan Limau adlah sebesar 95 %, oleh karena itu lapangan

ini cocok menggunakan secondary recovery dengan carawater flooding, sebab

terjadinya cukup banyak air.

2. Karakteristik Fluida Reservoir

Fluida Resesrvoir yang terdapat dalam ruang pori – pori batuan reservoir

pada tekanan dan temperatur tertentu, secara alamiah merupakan campuran yang

sangat kompleks dalam susunan atau komposisi kimianya. Sifat – sifat dari fluida

hidrokarbon perlu dipelajari untuk memperkirakan cadangan akumulasi

hidrokarbon, menentukan laju aliran minyak atau gas dari reservoir menuju dasar

sumur, mengontrol gerakan fluida dalam reservoir dan lain – lain.

Fluida Reservoir minyak dapat berupa hidrokarbon dan air (air Formasi).

Hidrokarbon terbentuk di alam, dapat berupa gas, zat cair ataupun zat padat.

Beberapa sifat fisik minyak yang perlu diketahui adalah : berat jenis, viskositas,

faktor Volume Formasi, dan kompresibilitas. Dimana sifat fisik komposisi fluida

reservoir untuk sumur – sumur di lapangan Limau dengan harga API Gravity 30º,

faktor Volume Formasi Minyak (Boi) rata – rata sebesar 1,22 RB/STB,

Visikositas Minyak ( u,❑

.) rata – rata sebesar 1,5 cp.

C. Kondisi Reservoir

Tekanan dan temperatur merupakan besaran – besaran yang sangat penting

dan berpengaruh terhadap keadaan reservoir, baik pada batuan maupun fluidanya

(air, minyak , dan gas). Berdasarkan dari data tes tekananyang dilakukan terhadap

sumur – sumur di lapangan Limau, diperoleh harga tekanan statis rata – rata

adalah 1700 psi dan temperatur dasar sumur (BHT) antara 180º – 250° F.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 19: Laporan magang Eky

19

2.3.4 Deskripsi Lapangan Limau

Berikut gambar Deskripsi Lapangan Limau

Gamabr 2.7 Deskripsi Lapangan Limau

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 20: Laporan magang Eky

20

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 PENGERTIAN CONTROL VALVE

Control valve atau Proportional valve adalah alat yang digunakan untuk

memodifikasai aliran fluida atau laju tekanan pada sebuah sistem proses dengan

menggunakan daya untuk operasinya. Control valve memiliki peran penting

dalam proses industri. Oleh karena itu sangant penting bagi setiap industriawan

untuk mengetahui manfaat control valve tersebut.

3.1.1 FUNGSI CONTROL VALVE

Control valve atau Proportional valve fungsinya adalah untuk mengatur

aliran fluida yang melewatinya sebagai realisasi koneksi yang diterima dari

kontroler. Di UBEP Limau, pemilihan control valve didasarkan pada tingkat

keamanannya selain itu juga karena faktor keekonomian dan kehandalannya

sehingga control valve yang dipakai adalah jenis Actuator Pneumatic tipe

diafragma.

3.1.2 BAGIAN-BAGIAN CONTROL VALVE

1. Aktuator

Aktuator yang digunakan aktuator pneumatik karena tenaga pneumatik yang

bekerja pada diapraghm. Gaya yang timbul karena tekanan sinyal pneumatik

pada pegas akan mendorong stem untuk membuka atau menutup valve.

2. Yoke

Yoke merupakan bagian dari control valve yang berfungsi

sebagai penghubung antara aktuator dengan valve body

dari control valve dan juga sebagai pelindung dari aktuator.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 21: Laporan magang Eky

21

3. Valve Body

Valve body merupakan bagian dari control valve yang

mempunyai saluran dimana aliran fluida akan diatur melalui

saluran ini disebut dengan valve seat.

Aksi control valve dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

- Air To Open (ATO)

Merupakan control valve yang akan membuka jika ada

penambahan udara. Aksi control valve tersebut juga

dikenal dengan Normally Close (NC) yaitu pada saat

keadaan awal control valve akan menutup dengan demikian

jika ada kegagalan dalam proses pengendalian maka control

valve akan menutup.

-Air To Close (ATC)

Merupakan control valve yang akan menutup plug-nya jika

ada penambahan udara. Aksi control valve tersebut juga

dikenal dengan Normally Open (NO) yaitu saat keadaan

awal control valve akan membuka, dengan demikian jika

terdapat kegagalan dalam sistem maka control valve akan

membuka.

Gambar Jenis Aksi Control Valve

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 22: Laporan magang Eky

22

Pemilihan control valve ATO atau ATC didasarkan atas

pertimbangan keamanan proses suatu sistem, jika terjadi

kegagalan atau fail pada proses pengendalian maka demi

keamanan perlu dipilih control valve dari suatu sistem lebih aman

dalam keadaan open atau close.

3.1.3 CONTROL VALVE ACCESSORIES

Beberapa peralatan tambahan dipasang sebagai pelengkap (Accessories)

pada control valve. Peralatan ini dipasang pada rangkaian valve dan aktuator

sebagai satu kesatuan. Beberapa jenis tidak persis sama, bahkan tidak dibutuhkan.

Berikut beberapa peralatan tambahan tersebut :

A. Air Regulator

Air regulator digunakan untuk menurunkan tekanan udara dari air

compressor sesuai dengan tekanan kerja peralatan pneumatic. Di dalam air

regulator ini terdapat pegas dan diaphragm untuk mengatur tekanan. Juga ada

filter dan ruang pengumpul uap air untuk menampung fluida hasil kondensasi atau

oli yang terbawa dari air compressor. Ruang pengumpul ini harus di drain secara

rutin agar liquida yang terkumpul tidak masuk ke peralatan pneumatik. Kalau

filter tersumbat harus dibersihkan (diganti).

Kebanyakan air regulator mampu menerima tekanan input hingga 150 Psi,

outputnya harus sesuai dengan kebutuhan aktuator atau peralatan pneumatic lain

yang di supply-nya. Perhatikan katalog agar diperoleh air regulator dengan range

output dan kapasitas flow yang sesuai kebutuhan. Air flow yang tidak memadai

akan mengurangi respon control valve terhadap sinyal input. Respon valve

menjadi lambat sehingga tujuan kontrol sulit dicapai.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 23: Laporan magang Eky

23

B. Limit Switch

Limit switch berfungsi memberikan indikasi berupa sinyal listrik jika

control valve sudah mencapai titik tertentu (posisi open atau closed). Indikasi ini

dibutuhkan untuk menjalankan proses selanjutnya, contoh: lampu indicator atau

mengaktifkan sequenced test. Limit switch terpasang pada ujung dari rangkaian

control valve, terhubung langsung dengan stem agar dapat mendeteksi gerakan

valve.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 24: Laporan magang Eky

24

C. Positioner

Alat ini berfungsi meningkatkan akurasi gerakan buka-tutup valve dan

meningkatkan kestabilan proses. Positioner juga dapat berfungsi untuk mengubah

karakteristik aliran pada sebuah valve.

Fungsi dari positioner yang lain adalah mempercepat reaksi

control valve sehingga lag time dapat diperkecil. Positioner hampir

selalu dipasang pada control valve ukuran besar atau jika tekanan

fluida proses cukup tinggi. Dari cara kerjanya dapat diketahui

bahwa tekanan pneumatik yang datang dari valve

positioner bisa saja lebih tinggi dari 3-15 psi. Oleh karena itu jika

control valve dilengkapi dengan valve positioner, bench setnya tidak

sama dengan 3-15 psi lagi.

Positioner ada 2 jenis yaitu: single acting dan double acting. Single acting hanya

mempunyai 1 output port dan digunakan pada actuator jenis spring return. Jenis

double acting memiliki 2 output port dan digunakan pada actuator tanpa spring.

Jenis double acting dapat digunakan sebagai single acting dengan menutup salah

satu outputnya.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 25: Laporan magang Eky

25

D. Transducer

Transducer mengubah sinyal listrik menjadi sinyal pneumatic untuk

menggerakkan valve. Biasa dikenal dengan nama I to P atau I/P transducer

(current to pressure transducer) dan E/P transducer (voltage to pressure

transducer). Output standard alat ini adalah 3 – 15 psi. Sinyal input adalah 4 – 20

mA atau 1 – 5 volt.

Umumnya transducer selalu digunakan bersama dengan positioner. Jika

dihubungkan langsung ke aktuator (tanpa positioner) maka proses pengontrolan

akan menjadi lambat.

E. Solenoid Valve

Alat ini dipakai pada control valve jenis on/off. Berfungsi seperti relay

yang memungkinkan perintah buka-tutup valve secara elektrik menggunakan

tombol (push button) maupun perangkat digital output (DO) lainnya. Bekerja

berdasarkan prinsip elektromagnet dan memiliki kumparan (coil) dan plunger

yang akan membuka/menutup saluran udara menuju control valve. Ada solenoid

jenis 2-way, 3-way, dan 4-way yang menandakan  banyaknya port tersedia.  Jenis

2-way biasanya dipakai untuk aplikasi aliran 1 arah. Jenis 3-way dipakai pada

single acting actuator (spring return). Jenis 4-way digunakan pada double acting

actuator.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 26: Laporan magang Eky

26

F. Trip Valve

Trip valve bekerja mirip dengan on/off switch yang digunakan untuk

menahan valve pada posisi terakhir (lock in last position) ketika actuator

kehilangan tekanan supply. Ketika tekanan kembali normal, valve akan kembali

membuka. Pastikan bahwa trip valve dilalui oleh supply udara yang cukup dan di

kalibrasi pada tekanan ambang yang tepat.

Politeknik Negeri Sriwijaya

Page 27: Laporan magang Eky

27

BAB IV

PEMBAHASAN

Politeknik Negeri Sriwijaya