laporan kunjungan proyek sheet pile

18
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan ‘Laporan Kunjungan Proyek Tanggul Sheet Pile MERR IIC”. Kami berterima kasih pula kepada Bapak Haryo Dwito Armono, ST., M.Eng., Ph.D. selaku dosen matakuliah Mekanika Tanah dan Sistem Pondasi yang memberikan ilmu dan pengetahuan mengenai mekanika tanah dan sistem pondasi, secara khusus mengenai sistem pondasi dangkal. Kami tak lupa juga berterima kasih kepada pihak-pihak lain yang ikut serta membantu dalam menyelesaikan laporan ini. Dalam laporan kunjungan ini, kami menyajikan hasil kunjungan lapangan di lokasi proyek sheet pile di sekitar bantaran sungai di area MERR (Middle East Ring Road) IIC yang di gunakan sebagai penahan tanggul lama agar tidak longsor ataupun terjadi retakan tanah akibat resapan air dari aliran sungai. Kami menyadari bahwa laporan ini memiliki kekurangan, sehingga kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan laporan ini untuk kedepannya. Surabaya, Mei 2014 Penulis

Upload: harish-wirayuhanto

Post on 21-Nov-2015

814 views

Category:

Documents


87 download

DESCRIPTION

contoh laporan kunjungan proyek sheet pile.

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kunjungan Proyek Tanggul Sheet Pile MERR IIC. Kami berterima kasih pula kepada Bapak Haryo Dwito Armono, ST., M.Eng., Ph.D. selaku dosen matakuliah Mekanika Tanah dan Sistem Pondasi yang memberikan ilmu dan pengetahuan mengenai mekanika tanah dan sistem pondasi, secara khusus mengenai sistem pondasi dangkal. Kami tak lupa juga berterima kasih kepada pihak-pihak lain yang ikut serta membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Dalam laporan kunjungan ini, kami menyajikan hasil kunjungan lapangan di lokasi proyek sheet pile di sekitar bantaran sungai di area MERR (Middle East Ring Road) IIC yang di gunakan sebagai penahan tanggul lama agar tidak longsor ataupun terjadi retakan tanah akibat resapan air dari aliran sungai.

Kami menyadari bahwa laporan ini memiliki kekurangan, sehingga kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan laporan ini untuk kedepannya.

Surabaya, Mei 2014

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Proses pendangkalan sungai di sekitar areal MERR IIC dipengaruhi oleh erosi yang terjadi di sekitar tepian sungai yang menyebabkan pendangkalan sungai, dilain sisi pula erosi yang terjadi juga akan mempercepat penipisan lapisan tanggul yang menghadap sisi aliran sungai, apabila hal itu terjadi terus menerus kemudian arus sungai deras maka tanggul bisa jebol. Hal tersebut juga didukung oleh kondisi tanah disekitar sungai tersebut yang berjenis lempung atau clay, yang memudahkan aliran fluida dari sungai menggerus tepian sungai. Selain itu faktor kondisi lingkungan, yaitu letak sungai yang berdekatan dengan jalan raya yang menimbulkan beberapa hal yang menyebabkan pendangkalan sungai yang diantaranya : debu yang jatuh ke sungai yang menyebabkan tambahan endapan. Aktivitas sehari hari dijalan raya yang dilalui kendaraan berat dengan bobot yang berat menggerakan tanah kearah sungai dan tanah tanggul terdorong kearah sungai karena tidak ada penahan. sebab itu diperlukan sesuatu untuk menanggulangi dan memperkecil terjadinya erosi, sedimentasi, dan pergerakan tanah.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan wewenang kepada Dinas PU Pengairan untuk melakukan langkah untuk menanggulani permasalah tersebut, langkah yang dilakukan adalah memasang sheet pile atau dinding turap pada sisi dalam bendungan sungai. Pemilihan Sheet pile untuk solusi permasalahn diatas di karenakan dalam konstruksi penahan tanah terdapat 2 macam yaitu konstruksi dinding penahan tanah kaku (gravity walls, dinding penahan tanah beton/counterfort walls, dll) dan konstruksi dinding penahan tanah lentur atau biasa di sebut konstruksi dinding turap atau sheet pile. Sheet pile dipilih karena kontur daerah dan karakteristik tanah yang basah dan lentur. Maka dilaksanakanlah proyek pemancangan sheet pile dan pembangunan kostruksi pelindung struktur.Dan pada laporan ini akan dibahas mengenai konstruksi pemasangan sheet pile di dekat jembatan MERR II C Surabaya. 1.2. Rumusan masalah

Dari Latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat di tarik beberapa permasalahan, antara lain;

1. Apa yang dimaksud dengan sheet pile atau dinding turap?

2. Apa saja jenis-jenis sheet pile yang biasa digunakan?

3. Apa fungsi sheet pile?

4. Bagaimana cara instalasi sheet pile?

1.3. Tujuan

Tujuan dari kunjungan ke lapangan proyek sheet pile di areal jembatan MERR IIC surabaya antara lain1. Mampu mendefinisikan sheet pile secara luas2. Mampu mendeskripsikan jenis-jenis sheet pile yang biasa di gunakan

3. Dapat mengetahui fungsi sheet pile

4. Dapat mengetahui cara instalasi sheet pile

1.4 ManfaatTujuan dari kunjungan ke lapangan proyek sheet pile di areal jembatan MERR IIC surabaya antara lain1. Mengetahui bentuk nyata sheet pile2. Mengetahui bagaimana proses pemancangan sheet pile secara langsung mulai dari awal sampai akhir. 3. Mengetahui prosedur keamanan pemancangan sheet pileBAB II HASIL KUNJUNGAN2.1. Definisi Sheet PileSheet pile adalah dinding vertical relative tipis yang berfungsi untuk menahan tanah di tepian sungai dari erosi yang disebabkan arus sungai. Fungsi lain dari sheet pile adalah untuk menahan agar air tidak masuk ke dalam lubang galian atau daerah proyek yang dikerjakan di tepian sungai.

Konstruksi sheet pile adalah satu konstruksi yang banyak digunakan dalam rekayasa sipil,yang bisa berupa konstruksi sederhana hingga konstruksi sangat berat. Modul ini berisi

uraian tentang jenis-jenis turap yang biasa digunakan dan perhitungan untukperencanaan turap dalam jenis cantilever. Turap cantilever merupakan jenis turap yangpaling sederhana dalam metode pelaksanaannya

2.2. Jenis-Jenis Sheet PilePada umumnya, sheet pile yang biasa digunakan terbagi menjadi beberapa jenis material yaitu:

1. Turap kayu (wakefield piles)Sheet pile kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi. Karena tidak kuat menahan beban-beban lateral yang besar. Sheet pile kayu ini tidak cocok digunakan pada tanah yang berkerikil karena sheet pile cenderung retak bila dipancang. Bila sheet pile kayu digunakan untuk bangunan permanen yang berada diatas muka air, maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak mudah lapuk. Sheet pile kayu banyak digunakn pada pakerjaan-pekerjaan sementara, misalnya untuk penahan tebing galian.

Tiang sheet pile yang digunakan adalah papan kayu atau beberapa papan yang digabung (wakefield piles). Papan kayu kira-kira dengan ukuran penampang 50 mm x 300 mm dengan takik pada aujung-ujungnya . Tiang wakefield dibuat dengan memakukan tiga papan seca bersama-samadimana papan tengahnya dioffset sejauh 50-75 mm. Papan kayu juga bisa ditatik dalam bentuk tatik lidah seperti pada. Diasatukan dengan menggunakan besi yang ditanamkan pada masing-masing papan setelah tiang dimasukan kedalam tanah seperti pada gambar.

Penggunaan material kayu untuk sheet pile memiliki keuntungan yaitu pencarian bahan yang relative mudah namun di sisi lain material ini memiliki kerugian yaitu umur material relative penddek, pekerjaan pemancangan yang cukup sulit, dan panjang material yang terbatas.

2. Beton

Sheet pile beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok sheet pile dibuat saling mengkait satu sama lain. Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat menahan beban-beban yang akan bekerja pada waktu pengangkatannya.Sheet pile beton ini biasanya digunakan untuk konstruksi berat yang dirancang dengan tulangan untuk menahan beban permanen setelah konstruksi dan juga untuk menangani tegangan yang dihasilkan selama konstruksi. Material ini sering digunakan di area pesisir pantai karena tahan dari efek korosi yang disebabkan air laut. Penampang tiang-tiang ini adalahsekitar 500-800 mm lebar dan tebal 150-120 mm. Ujung bawah turap biasanya dibentuk meruncing untuk memudahkan pemancangan. Keuntungan dari penggunaan material ini adalah lebih efisien waktu karena bahan dapat dicetak di lokasi pengerjaan proyek. Sedangkan untuk kerugiannya adalah sulitnya pemasangan karena membutuhkan alat-alat berat serta sering terjadinya kebocoran pada saat terjadinya instalasi. Pada proyek yang dilakukan di jembatan merr menggunakan material dengan jenis ini.

(Jenis Pile yang digunakan pada proyek shee Pile di daerah Jembatan merr)

3. Baja

Sheet pilebaja sangat umum digunakan, baik digunakan untuk bangunan permanen maupun sementara, karena lebih menguntungkan dan mudah penanganannya. Keuntungan-keuntungannya antara lain: konstruksinya lebih ringan dan lebih mudah dalam penginstalasian serta mudah di sambung dan dapat digunakan berulangkali. Kerugiannya antara lain: sulitnya pemesanan serta bahaya korosi.

Tebal sheet pile baja berkisar antara 10-13 mm. Penampang sheet pile bisa berbentuk Z, lengkung dalam (deep arch), lengkung rendah (low arch) atau sayap lurus (straight web). Interlok pada sheet pile dibentuk seperti jempol-telunjuk atau bola-keranjang yang bisa dihubungkan sehingga dapat menahan air.

2.3. FungsiFungsi dari sheet pile antara lain:

1. Untuk mempertahankan perbedaan tinggi permukaan tanah agar tetap stabil

(Gambar Diperoleh dari Kawasan Proyek Merr)

2. Penahan tanah dan atau penahan air

3. Sistem penahan pada galian

2.4 Metode instalasi turap

1. Eksplorasi lokasi pemancangan

Pada tahap ini dilakukan pemetaan dan pengidentifikasi data tanah pada lokasi tempat penginstalan sheet pile. Hal ini bertujuan untuk mengetahui koordinat atau titik-titik pemancangan sehingga diketahui berapa luas serta banyaknya pile yang di butuhkan dan jenis pile yang digunakan.2. Peletakan

Setelah lokasi ditentukan, pile sudah di pilih dan pile sudah dibawa ke lokasi, selanjutnya pile di pancang pada titik koordinat yang telah ditentukan menggunakan Vibro Hammer ( jenis vibro pada proyek : vibro hammer tommen 90 Kw) dan alat berat lainnya. Pada tahap ini sebelum pile ditanam diadakan pemerikasaan kelurusan(verticality) dengan menggunakan pengarah guide wales. Untuk metode peletakan pile terbagi beberapa jenis yaitu secara urutan, echelon, dan panel. Pada proyek pembangunan sheet pile di jembatan merr menggunakan metode peletakan secara urutan.

(Foto pembangunan Sheet Pile di daerah jembatan Merr)

3. Pemancangan

Setelah dinyatakan telah lurus selanjutnya piles,tiang-tiang pancang buatan pabrik dipancang ke dalam tanah dengan mesin pemancang.Pileyang digunakan bisa dari kayu, beton ataupun baja. Tiang kayu diperoleh dari batang pohon yangtinggi. Tiang beton sekarang tersedia dalam bentuk persegi, oktagonal, dan lingkaran. Biasanya diperkuat dengan tulangan atau sistem pratekan. Tiang baja dapat berupapipabaja atauprofilbalok baja semisal H atau C.Dahulu bila kita memancang dengan tiang pancang kayu, saat tiang mencapaibatasketinggiannya dan belum mencapai kedalamanyang dibutuhkan, tiang pancang kayu akan disambung lagi hingga mencapai batas yang dibutuhkan. Sekarang tiang yang sering di sambung apabila kasus seperti ini terjadi adalah tiang baja, tiang beton punbisa namun lebih sulit.Memancang tiang memiliki keunggulan tersendiri ketimbang bila kita memakai sistem bor, yaitu tanah yang tergeser akibat pemancangan tiang memadatkan tanh di sekitarnya, sehingga tahanan gesek tanah terhadap tiang semakin besar dan meningkatkan kapasitas dukung tiang.Pondasi yang bergantung pada tiang pancang seringkali memiliki kelompok tiang (bebrapa tiang yang dipancang dengan jarak antar tiang yang beraturan), yang dipersatukan denganpur/pile capyang berupa blok beton besar yang mengikat seluruh kepala tiang dalam satu kelompok, sehinggga kelompok taiang tersebut dapat menyokong beban yang lebih besar daripada yang dapat dithan oleh satu tiang saja.Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Jenis-Jenis Alat Pemancang dan Sistemnya

Vibro Hammer

Terdiri dari sepasang pembangkit yang bekerja berlawanan arah, dimana pada saat pemasangan sheet piles alat ini dipasang pada pegangan di kepala sheet piles. Kombinasi berat dan energi getaran akan mendorong sheet piles ke dalam tanah. Untuk memilih penggunaan type vibro hammer yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berat dan panjang sheet piles yang akan digunakan. Peralatan ini efektif digunakan pada tanah lepas hingga tanah granular yang padat, namun tidak begitu efektif pada tanah lempung yang keras dan tanah lempung yang kaku.

Water Jetting

Pemancangan sheet piles dengan semprotan air (water jet) dilakukan jika penggunaan vibro hammer tidak mungkin dilakukan. Pipa water jet yang dilengkapi dengan lubang pipa dari pangkal hingga ujung telah dipasang ke dalam pile di pabrik. Water jet dapat digunakan pada tanah granular yang mana pemancangan sheet piles dengan menggunakan alat ini akan masuk ke dalam tanah pada lubang tanah yang dibuat oleh tekanan air, cara penyemprotan ini sangat efektif digunakan pada tanah lempung padat hingga tanah lempung yang kaku. Apabila digunakan pada tanah granular yang mengandung kerikil dan berbutir kasar yang tidak dapat ditembus oleh air masih dapat dilakukan dengan pemancangan dengan kombinasi jetting dan hammering.

Diesel Hammer

Biasa digunakan untuk pemancangan normal pada tanah lempung yang kaku, dimana tumbukan dari vibro hammer akan menjadi sangat efektif jika berat hammer disesuaikan dengan ukuran sheet piles yang akan dipasang. Metode diesel hammer ini juga dapat digantikan dengan cara menumbukkan sheetpile dari ketinggian tertentu agar masuk ke lapisan tanah, khususnya agar dapat menembus lapisan tanah lempung yang mendominasi di daerah bantaran sungai.

4. Pemotongan

Hal ini dilakukan pada saat pile telah mencapai batas tanah(bagian tanah keras) maka dilakukan pemotongan pada sisa pile yang tersisa. Pile tersebut dipotong agar ketinggian sheet pile antara satu dengan yang lain memiliki ketinggian yang sama. Pemotongan pile dilakukan dengan menggunakan alat khusus dan pemotongan pada ujung harus rata supaya pada saat penyambungan dengan bangunan yang akan disanggah tidak sulit. Pile yang muncul diatas tanah harus sesuai dengan kebutuhan dan perencanaan awal struktur. Sebenarnya pemotongan ini tidak lagi dibutuhkan apabila perhitungan daya dukung tanah sudah tepat dan pile bisa dipesan sesuai dengan ukuran hal ini akan lebih menghemat biaya.

5. Inspeksi

Seandainya ditemukan pile yang terpancang pada lokasi yang salah serta terdapat kerusakan atau kebocoran pada pile maka pihak kontraktor harus mengangkat dan menggantikan pile tersebut dengan pile yang baru.

BAB III PENUTUP

3.1. KesimpulanPenanggulangan longsoran atau erosi dengan menggunakan sheet piles biasanya digunakan pada lereng yang memiliki stabilitas cukup aman dan tanah yang lekat. Secara umum fungsi sheet piles adalah untuk mempertahankan perbedaan tinggi permukaan tanah agar tetap stabil. Sheet piles merupakan deretan lembaran papan baik dari kayu, baja, maupun beton yang dipancang vertical ke dalam tanah, sehingga membentuk dinding tegak. Pada proyek pemerintah untuk menanggulangi permasalahan erosi disekitar jembatan merr , maka digunakanlah sheet pile dengan material beton dan dilakukan pula pemasangan sesuai dengan standard pemasangan. Cara instalasi sheet pile antara lain : menentukan lokasi pemasangan, peletakkan pile , pemancangan pile , pemotongan pile, dan inspeksi secara berkala.DAFTAR PUSTAKA

http://azwaruddin.blogspot.com/2008/06/pengertian-pondasi.htmhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pondasi_Dalam http://infocom-hmjts-uty.blogspot.com/2012/01/turap-kayu-dinding-penahan-tanah.htmlhttp://3.bp.blogspot.com/-TbEsTzF5JQc/TvHgMsqxI8I/AAAAAAAAABQ/LsffOgDAOxg/s1600/g.pnghttp://eprints.undip.ac.id/34550/5/1575_chapter_II.pdf (Foto vibro hammer pada pembangunan Sheet Pile di daerah jembatan Merr)

(Contoh Water Jetting pada proyek sheet pile)

(Diesel Hammer pada proyek sheet pile)

(Pile yang telah dipotong pada proyek sheet pile MERR IIC)

Inspeksi proyek yang dilakukan oleh pihak terkait