laporan kuliah umum bank indonesia
DESCRIPTION
LAPORAN KULIAH UMUM BANK INDONESIATRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH HUKUM PERBANKAN
’ LAPORAN KULIAH UMUM BANK INDONESIA’
OLEH
RACHARDY ANDRIYANTO
090710101240
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS JEMBER
2013
Pada tanggal 14 November 2013 tepatnya pada pukul 09.00 wib, guna
melengkapi dan menambah pengetahuan serta materi pembelajaran dari mata kuliah
hukum Perbankan yang di bimbing oleh dosen pengampu yakni bpk. Kopong Paron
Pius, S.H., S.U. dan Ibu. Dr. Dyah Ochtorina S., S.H., M.Hum. mengadakan
sebuah kunjugan sebagai mata kuliah umum bertema bahasan INFLASI ke BANK
INDONESIA perwakilan jember.
Dengan didampingi oleh Ibu. Dr. Dyah Ochtorina S., S.H., M.Hum. selaku
perwakilan dari dosen pembimbing mata kuliah Hukum Perbankan, para peserta
mahasiswa tempuh mata kuliah hukum perbankan di sambut baik oleh bpk DWI
Selaku wakil pimpinan dibidang kebijakan moneter.
Dengan gaya bahasa ringan dan terkesan santai sebagai pembuka bpk. DWI
menyampaikan tugas dan unit/bidang kerja dalam kapasitasnya di BANK
INDONESIA JEMBER yang meliputi yakni unit/bidang kerja berkaitan pengawasan
kebijakan moneter, unit/bidang kerja yang berkaitan dengan pengawasan sistem
pembayaran yang meliputi pembayaran tunai yang meliputi desain, perbaikan dan
pembuatan uang kartal dan non tunai yang berkisar tentang transaksi antara lain
ATM, Unit/bidang kerja supporting berkaitan dengan gaji , uang kesehatan dsb dan
unit/bidang kerja pengawasan perbankan yang sebentar lagi akan di alihkan kepada
otoritas jasa keuangan (OJK) yang untuk sementara masih berkantor di BANK
INDONESIA dimana OJK ini bertugas mengawasi tingkat kesehatan bank – bank
yang berkantor pusat di jember yang selevel BPR.
Lebih lanjut bpk Dwi menjelaskan bahwa berdasar UU Perbankan Bank terdiri
dari dua jenis yakni Bank Umum dan BPR dan prinsip perbankan ada dua yakni
konvensial dan syariah. BANK INDONESIA JEMBER dengan penampakan gedung
yang nampak kokoh dan mewah dan hanya berpenghunikan sejumlah 49 orang itu,
menurut bpk.Dwi mempunyai wilayah kerja yang mencakup lumajang, jember,
bondowoso, situbondo dan banyuwangi.
Materi selanjutnya adalah perihal BANK CENTRAL, yang pada kesempatan
ini dengan gaya bahasa yang sedikit ngos – ngosan disampaikan oleh ibu. Reny
Maharany yang telah 4 tahun bergabung di BANK INDONESIA JEMBER.
Berdasarkan paparan dari ibu. Reny, dasar hukum dari bank Indonesia adalah UU No.
23 / 1999 dan diubah dengan UU No. 3 / 2004 yang menyatakan bahwa BANK
INDONESIA betujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai tukar rupiah.
Nilai tukar rupiah, lebih lanjut oleh Ibu. Reny, dicerminkan oleh dua hal yakni nilai
tukar rupiah terhadap uang asing dan tingkat laju inflasi (kenaikan harga barang dan
jasa secara umum dalam kurun waktu tertentu).
Lebih lanjut, menurut Ibu. Reny, INFLASI / kenaikan harga barang dan jasa
terjadi apabila penawaran (supply) dan permintaan (demand) tidak seimbang
sedangkan positioning dari BANK INDONESIA dalam pengaturan INFLASI berada
pada hanya pada pengaturan di sisi permintaan (demand). Pengaturan dilakukan
dengan menggunakan instrument / kebijakan moneter operasi pasar terbuka, fasilitas
diskon, giro wajib minimum, dan intervensi mata uang asing.
Dalam hal pengendalian inflasi di daerah khususnya di jember, BANK
INDONESIA perwakilan melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah atau
pemerintah kabupaten dengan membentuk forum kerjasama yang disebut tim
pengendali inflasi daerah yang melakukan pengendalian di sisi penawaran (supply),
contoh adanya petani yang gagal panen maka pihak BANK INDONESIA daerah
melakukan koordinasi dengan dinas pertanian.
Kemudian disela – sela pemaparan materi,ibu. Reny mempersilahkan peserta
mata kuliah umum memberikan pertanyaan, dan pada kesempatan ini salah satu
peserta yang bernama CITRA mengajukan pertanyaan akan mengarah kemanakah BI
RATE yang dalam hal ini sebagai penentu arah kebijakan moneter menuju arah
ekspansif atau kontraktif yang baru - baru tengah mengalami kenaikan sebesar 7,5% ?
dan apakah dampak positif dan negatifnya kenaikan BI RATE terhadap gairah
perekonomian indonesia ?
Dan diberi penjelasan oleh Bpk Dwi bahwa Kestabilan nilai rupiah ada dua
rupiah stabil dengan mata uang mitra dagang, rupiah stabil terhadap barang – barang,
kapan rupiah dinyatakan kuat atau menarik ?, ketika harganya semakin baik,
dikatakan rupiah itu menarik apabila bunganya naik. Bunga adalah nilai uang. Apa
hubungan dengan BI RATE ? BI RATE adalah untuk mendongkrak nilai rupiah,
ketika rupiah menurun maka orang cenderung meninggalkan rupiah dan beralih ke
dollar. Sedangkan ketika terjadi import konten yang besar secara otomatis dapat
menguras devisa yang dalam hal ini devisa didapatkan dengan adanya ekspor, ketika
terjadi import konten yang besar dan volume ekspor kecil sehingga dapat
menyebabkan penurunan devisa maka akan terjadi penurunan nilai rupiah dalam
posisi inilah BANK INDONESIA menaikkan BI RATE untuk mendongkrak nilai
rupiah agar tetap menjadi stabil.
Selanjutnya pertanyaan diajukan oleh saudara GIDEON DEWANTARA
sebagai peserta mata kuliah umum yang mengajukan pertanyaan tentang adanya
perbedaan harga atas barang di tiap – tiap daerah di indonesia yang sebelumnya di
jelaskan bahwa di tiap – tiap daerah terdapat tim pengendali inflasi daerah.
Kembali pertanyaan tersebut di jawab oleh Bpk. Dwi dengan sebagai berikut.
Tim pengendali inflasi daerah dibentuk pada tahun 2008 melalui kesepakatan BI
dengan pemerintah atas revisi UU BI thn 1999 menjadi UU No. 6 tahun 2006, yang
mana BI Indonesia sebagai pengendali inflasi hanya pada inflasi yang disebabkan
oleh permintaan kemudian di revisi sebagai pengendali inflasi di harga jadi bukan
hanya di sektor inti (permintaan) tetapi juga pengendali di sektor non inti. Mengingat
kondisi BI tidak mampu mengelola inflasi di sektor penawaran seperti banjir,
oligopoli(kemampuan menentukan harga), kenaikan BBM yang hal tersebut
merupakan atau menjadi kewenangan pemerintah maka dari situlah dibentuklah
sebuah forum pertemuan antara pemerintah dengan BANK INDONESIA untuk
melakukan koordinasi atau memberikan rekomendasi kebijakan dimana BANK
INDONESIA hanya menyusun rekomendasi kebijakan dalam pengendalian harga –
harga tersebut melalui forum tim pengendali inflasi daerah di tiap – tiap daerah.
Dan diakhir sebagai penutup bpk.dwi sedikit memaparkan berkaitan dengan
redenominasi dan sanering. Yang mana bpk dwi memberikan perbedaan bahwa
redenominasi adalah Penyederhanaan denominasi (pecahan) mata uang menjadi
pecahan lebih sedikit dengan cara mengurangi digit (angka 0) tanpa mengurangi nilai
mata uang tersebut (penyesuaian penulisan) sedangkan sanering adalah Pemotongan
daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang. Hingga pada sekitar pukul
10.30 wib mata kuliah umum ke BANK INDONESIA ini diakhiri.