laporan kuliah kerja nyata

61
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA ( KKN ) TRANSFORMATIF 2009 DESA LEBANISUKO KEC. WRINGINANOM KAB.GRESIK 15 JULI – 14 AGUSTUS TAHUN 2009 Oleh : Peserta KKN Desa Lebanisuko Dosen Pembimbing Lapangan : Drs. Slamet Mulyono, M.Ag Nip. 150xxxxxxx FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SUNAN AMPEL SURABAYA 2009

Upload: muhammad-aceh

Post on 18-Jun-2015

12.516 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

LAPORAN KULIAH KERJA NYATA ( KKN )

TRANSFORMATIF 2009

DESA LEBANISUKO KEC. WRINGINANOM KAB.GRESIK

15 JULI – 14 AGUSTUS TAHUN 2009

Oleh :

Peserta KKN Desa Lebanisuko

Dosen Pembimbing Lapangan :

Drs. Slamet Mulyono, M.Ag Nip. 150xxxxxxx

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI

SUNAN AMPEL

SURABAYA

2009

Page 2: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN KKN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai salah satu wahana bagi mahasiswa untuk

mengaplikasikan teori-teori yang dimilikinya ke dalam sebuah wujud nyata

pengabdian kepada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga merupakan bentuk

konkrit dari pengamalanan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang di dalamnya

mencakup mengenai pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat

Dengan wahana Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini, mahasiswa diharapkan

dapat mengaktualisasikan disiplin ilmu yang masih dalam tataran teoritis terhadap

realisasi praktis dengan bentuk pengabdian dan pendampingan langsung kepada

masyarakat, di samping penelitian yang dilakukan sebagai usaha pengembangan ilmu

yang didapat sebelumnya. Selain itu, Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga memiliki

keterampilan dalam mengatasi dan mengeliminir masalah-masalah yang terjadi di

tengah masyarakat sebagai media untuk belajar membangun hubungan yang integral

dalam komunitas masyarakat, sebagai obyek utama yang akan dihadapi kelak setelah

menyelesaikan studi.

Walaupun pengabdian merupakan bentuk konkrit dari Trias Akademika,

dengan keterbatasan waktu dan materi, Kuliah Kerja Nyata (KKN) belumlah cukup

untuk dijadikan target pengabdian yang sebenarnya. Namun yang terpenting di sini

adalah kita harus bisa menjadikan pendidikan sebagai suatu prioritas utama bagi

peserta KKN dengan menyeleksi berbagai pengalaman, mulai dari berusaha untuk

beradaptasi, bersosialisasi, dan saling membantu dalam menjalankan berbagai

program kerja hingga memberikan solusi terhadap problematika yang timbul dalam

internal peserta KKN maupun yang terjadi di tengah-tengah masyarakat majemuk

seperti di Desa Lebanisuko. Hal ini dikarenakan permasalahan dalam era

pembangunan ini sangat komplek. Maka perlu adanya penanggulangan secara

pragmatis dengan keterlibatan aksi mahasiswa dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN)

yang signifikan dengan tujuan melatih para calon sarjana untuk bekerja dengan baik

dalam penanggulangan permasalahan secara sistematis dan terarah.

Page 3: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

Dengan demikian peserta KKN dapat mengevaluasi dan mengukur akan

kekurangan dan kelebihan masing-masing, paling tidak dari pengalaman tersebut

akan menjadi tolak ukur dan pembelajaran dalam mempersiapkan generasi Islam

yang mampu berperan aktif dalam membangun kehidupan masyarakat yang dinamis,

kreatif, dan berpola pikir lebih maju.

B. LANDASAN HUKUM

Pelaksanaan Kuliah Kerja Nayata (KKN) Fakultas Ushuluddin Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Surabaya tahun 2006 mengacu kepada

beberapa landasan hukum berikut :

1. Undang-undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi

3. KMA No. 388 tahun 1993 Tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Sunan Ampel

Surabaya.

4. Pedoman KKN Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) dan Direktorat Perguruan

Tinggi Agama Islam, Departemen Agama RI tahun 2001.

5. Surat Keputusan Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya No. 124/Hk.05/SK/P/2002.

tentang Penyempurnaan Panduan Penyelenggaraan Pendidikan IAIN Sunan

Ampel Surabaya.

C. TUJUAN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) selain sebagai manifestasi dari salah satu Tri

Dharma Perguruan Tinggi yang penuh kepada masyarakat, juga mempunyai

hubungan yang erat antara dunia Islam dengan dunia ilmu pengetahuan, teknologi dan

kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa

tujuan umum Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga merupakan tujuan dari pendidikan dan

pengajaran pada tiap-tiap perguruan tinggi.

Dengan demikian, tujuan khusus Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Mengintegrasikan mahasiswa dengan masyarakat, antara lain dengan penyuluhan

hukum sehingga hukum-hukum Islam dapat diamalkan sebagaimana mestinya.

Page 4: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berlatih memecahkan berbagai

masalah kemasyarakatan secara langsung dan praktis, khususnya dalam masalah

yang bertalian dengan disiplin ilmu yang ditekuninya.

3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar berpengalaman mendiskripsikan

dan merealisasikan rasa ingin tahu (curiosity) mereka melalui prosedur yang

sistematis, yaitu dengan melakukan observasi, identifikasi masalah, perumusan-

perumusan program, realisasi program, evaluasi dan penyusunan program.

4. Merealisasikan Dharma pengabdian pada masyarakat dengan melibatkan pada

mahasiswa secara langsung, pada kurun waktu tertentu di bawah bimbingan

sejumlah Dosen untuk mendampingi masyarakat dalam memecahkan masalah-

masalah yang mereka hadapi.

5. Instrumen pengukuran kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang diperoleh dari kampus di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

D. WAKTU DAN TEMPAT

Kegiatan KKN Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya dilakukan

pada :

Hari/Tanggal : Rabu, 15 Juli 2009 sampai dengan Jumat, 14 Agustus 2009

Tempat : Desa Lebanisuko Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik

E. PESERTA

Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel

Surabaya di Desa Lebanisuko Kecamatan Wriginanom Kabupaten Gresik berjumlah

17 orang mahasiswa aktif, yang telah menyelesaikan perkuliahan semester VI.

Adapun nama-namanya sebagai berikut:

NO. NAMA JURUSAN NIM

01. Imam Nawawi AF E01206010

02. Misyah AF E01206005

03. Hidayatul Fawaid PA E02206002

Page 5: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

04. Meiyana Indriawati PA E02206008

05. Puput Wahyudi Z.P PI E34206001

06. Saifullah PI E04206002

07. Nielma Farida PI E04206003

08. Sidik TH E33206005

09. Baiti Darsiyah TH E33206001

10. Nabawiyyah TH E33206003

11. Ach. Khoirur Roziqin TH Khusus E53206002

12. Muh. Fuad Hasan TH Khusus E53206003

13. M. Shaleh Hasan TH Khusus E53206004

14. Muslim Harmaini TH Akselerasi E63207002

15. Muhammad TH Akselerasi E63207003

16. Ummu Hani TH Akselerasi E63207013

17. Siswono TH Akselerasi E63207057

Page 6: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

BAB II

DESKRIPSI PELAKSANAAN DAN MEDAN KKN

A. DESKRIPSI PELAKSANAAN KKN

1. PEMBEKALAN

Pembekalan merupakan kegiatan awal dalam proses kegiatan KKN.

Sebelum peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) terjun ke lapangan untuk

merealisasikan program kerja. Pada tahap awal, pihak kademik yang diwakili oleh

DPL memberikan pembekalan. Pembekalan merupakan bagian sub kegiatan KKN

yang dilaksanakan di kampus dalam bentuk tatap muka untuk mempersiapkan

peserta agar mampu melaksanakan semua kegiatan KKN dengan baik.

Pembekalan itu sendiri mempunyai bobot 25% dari seluruh kegiatan KKN.

Dalam pembekalan ini ada beberapa materi yang disampaikan, yaitu :

1. Perbandingan paradigma riset ilmu sosial positif dan ilmu sosial kritis.

2. Pengertian, sejarah dan metodologi dan prinsip kerja PAR.

3. Langkah-langkah riset kritis (PAR).

4. Cara kerja, prinsip metodologi, tujuan, kegunaan PRA dan persiapan

melakukan PRA dan teknik fieldnote.

5. Teknik-teknik PRA.

Dari materi yang telah diberikan dalam pembekalan, diharapkan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) yang mengunakan metode PAR kali ini dapat memenuhi

beberapa target yang ingin dicapai, antara lain :

1. Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) memperoleh deskripsi dan abstraksi

tentang ikhwal masyarakat dan kondisi lokasi dimana KKN akan

diselenggarakan agar mereka lebih siap untuk beradaptasi dengan lingkungan

setempat.

2. Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat memahami cara mengindentifikasi

masalah, menyusun program dan merumuskan pola pendekatan terhadap

masyarakat dalam pelaksanaannya.

3. Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) mampu mengevaluasi pelaksanaan

program dan menyusun laporannya

Page 7: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

4. Dihasilkannya modulasi, proyeksi program kerja awal atau draft program

kerja KKN pada masing-masing Kelompok Kerja (POKJA).

Pembekalan ini dilakukan pada hari senin tanggal 6, 7, dan 9 Juli 2009 -

dengan dua tahap pemberian materi, yaitu:

a. Tahap pertama dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Senin, 06 Juli 2009

Pukul : 08.00 s/d 16.00 WIB

Tempat : Fakultas Ushuluddin gedung A Lt.2

Agenda : Deskripsi perbandingan paradigma riset ilmu sosial-positif

dan ilmu sosial-kritis yang disampaikan oleh Dr.

Abd.Chalik, M.Ag. Pengenalan tentang pengertian, sejarah,

metodologi dan prinsip kerja PAR serta langkah-langkah

riset kritis (PAR) disampaikan oleh Bapak Slamet

Mulyono, M.Ag.

b. Tahap kedua dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Selasa, 07 Juli 2009

Pukul : 08.00 s/d 16.00 WIB

Tempat : Fakultas Ushuluddin gedung C Lt.3

Agenda : Pengenalan cara kerja, prinsip metodologi, tujuan,

kegunaan PRA dan persiapan melakukan PRA dan teknik

fieldnote yang disampaikan oleh Bapak Slamet Mulyono,

M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

c. Tahap ketiga dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Rabu, 09 Juli 2009

Pukul : 08.00 s/d 16.00 WIB

Tempat : Fakultas Ushuluddin gedung A Lt.2

Agenda : Simulasi teknik PRA dan teknik fieldnote yang

didampingi oleh Bapak Slamet Mulyono, M.Ag. selaku

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).

Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan penguasaan calon

peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) terhadap materi yang telah diberikan maka

Page 8: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

pada kegiatan tersebut diadakan simulasi teknik-teknik PRA yang meliputi

mapping dan transek. Mapping dilakukan terhadap lokasi kampus IAIN Sunan

Ampel sedangkan transek dilakukan pada daerah di sekitar lingkungan kampus

IAIN Sunan Ampel yang difokuskan di kelurahan Jemursari.

2. OBSERVASI MEDAN

Sebelum merealisasikan program sangat diperlukan melakukan observasi

lapangan dengan mencari data-data konkrit dan valid. Hal ini untuk

mensinergiskan antara proyeksi awal dengan situasi dan kondisi masyarakat baik

terkait dengan kondisi sosial dan kultur, lembaga-lembaga kemasyarakatan

maupun birokrasi pemerintah yang ada. Sehingga dalam perumusan program

yang akan direalisasikan bisa tepat guna kepada sasaran yang dituju.

Di samping tujuan di atas, observasi medan juga bertujuan supaya peserta

KKN dapat mengambil langkah antisipatif untuk menanggulangi kemungkinan

masalah yang akan dihadapi baik dalam lingkup internal peserta KKN sampai

problematika yang terjadi di lingkungan masyarakat Desa Lebanisuko Kecamatan

Wringinanom Kabupaten Gresik. Hal ini diharapkan agar peserta KKN mampu

menunjukkan peran dan fungsinya terhadap lingkungan dan masyarakat.

Pada prosesnya, observasi yang dilakukan peserta KKN di Desa

Lebanisuko-Wringinanom-Gresik sebanyak tiga kali. Tahap pertama dilakukan

pada tanggal 29 Juni 2009. Pada observasi awal ini peserta KKN melakukan

pengamatan secara langsung tentang kondisi Desa Lebanisuko, bersilaturrahim

kepada perangkat desa untuk mendapatkan kejelasan tentang kondisi Desa

Lebanisuko baik mengenai kondisi alam, sosial dan kultur, maupun sosio

antropologisnya.

Observasi kedua dilakukan pada tanggal 10 Juli 2009 dengan tujuan

memperjelas fasilitas, sarana dan prasarana peserta KKN, beserta wilayah-

wilayah yang diproyeksikan menjadi obyek utama program yang akan

dilaksanakan.

Observasi ketiga dilakukan pada tanggal 13 Juli 2009. Pada observasi ini

tujuan pertama kita adalah pengenalan kepada perangkat desa, ta’mir masjid,

Page 9: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

karang taruna, dan remaja masjid. Tujuan keduanya adalah mencari data tentang

kegiatan yang berjalan di Desa Lebanisuko sehingga kita dapat berpartisipasi aktif

dalam kegiatan yang ada. Oleh karena itu, pada observasi ini semua mahasiswa

mendatangi satu persatu rumah perangkat desa, ta’mir masjid, karang taruna dan

remaja masjid.

Dari keseluruhan observasi yang dilakukan tersebut dapat diperoleh data

sebagai berikut :

1. Keagamaan

Masyarakat Desa Lebanisuko seluruhnya muslim, mereka terbagi dalam

beberapa organisasi keagamaan mulai dari yang mayoritas yaitu

Muhammadiyah (MD), Nahdlotul Ulama (NU), Lembaga Da'wah Islam

Indonesia (LDII), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Majelis Mujahidin

Indonesia (MMI).

Melihat hal tersebut di atas, kegiatan keagamaan di Desa Lebanisuko

terbilang maju. Hal ini didukung pula dengan banyaknya tokoh agama di Desa

Lebanisuko. Selain itu, secara geografis Desa Lebanisuko masuk dalam

wilayah Kabupaten Gresik.

Salah satu parameter kemajuan keagamaan di antaranya adalah

banyaknya sarana ibadah, yaitu 7 musholla dan 3 masjid yang tersebar di 3

(tiga) dusun. Keberadaan musholla dan masjid tersebut menjadikan aktivitas

keagamaan efektif yang dilaksanakan oleh tiap-tiap RT/RW setempat atau

warga sekitar musholla tersebut.

Pada setiap RT diadakan berbagai macam kegiatan keagamaan yang

bersifat mingguan seperti diba’an dan yasinta (yasin dan tahlil) yang

dilaksakan oleh jama’ah yasinta ibu-ibu dan jama’ah yasinta bapak-bapak.

Selain itu, remaja Desa Lebanisuko juga aktif dalam kegiatan keagamaan

seperti Diba’an. Di samping kegiatan mingguan, terdapat juga kegiatan

bulanan seperti sema'an Al-ithihad yang dilaksanakan setiap malam Jum’at

Kliwon.

2. Kondisi Sosial

Page 10: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

Mayoritas Penduduk Lebanisuko merupakan orang pribumi yakni

penduduk asli, hanya sebagian kecil yang merupakan warga pendatang,

pendatang yang dimaksud di sini adalah mereka dari luar daerah yang

menikah dengan warga setempat atau mereka yang memang datang mencari

lahan baru untuk tempat tinggal dan pembangunan pabrik, hal ini dapat

dilihat dengan adanya beberapa bangunan pabrik dan perumahan (Graha

Lebani) yang masih dalam tahap pengembangan di desa ini.

Dalam masyarakat lebanisuko terdapat beberapa Kegiatan yang mana

warga sebagai subyek atau pelaku dari kegiatan tersebut, seperti kerja bakti

menjadi agenda rutin yang kondisional, kerja bakti dilakukan saat terdapat

objek yang akan diperbaiki seperti, jalan-jalan yang rusak karena terkena air

hujan ataupun hal lain dan menyambut peringatan hari merdeka indonesia.

Kerja bakti tersebut melibatkan semua warga Lebanisuko yang meliputi tiga

dusun tersebut dan dikoordinasi langsung oleh aparat desa terkait.

Bahasa yang digunakan untuk bekomunikasi dapat dibagi menjadi tiga:

Bahasa Madura, Campuran, dan Jawa. Pada awalnya bahasa yang digunakan

adalah bahasa Madura karena penduduk asli desa ini berasal dari Madura,

lama kelamaan bahasa tersebut bercampur dengan bahasa Jawa akibat adanya

perkawinan silang dengan orang Jawa yang memang Gresik merupakan salah

satu kabupaten yang berada di tanah Jawa, selanjutnya dikarenakan mayoritas

penduduk adalah orang Jawa, sedikit demi sedikit bahasa yang dipakai adalah

bahasa Madura, hal itu juga dkarenakan lingkungan yang yang hampir 100 %

memakai bahasa Jawa.

Perincian bahasa komunikasi yang dipakai oleh penduduk Leanisuko adalah

sebagai berikut:

• Dusun Panggang mayoritas memakai bahasa Jawa

• Dusun Sumbersuko mayoritas memakai bahasa Jawa

• Lebanisuko memakai dua bahasa yaitu bahasa Jawa dan Madura.

Lebanisuko merupakan desa yang mana didalamnya terdapat lima

organisasi keagamaan diantaranya: Nahdhotul Ulama, Muhammadiyah, LDII,

HTI, dan Jamaah Islamiyah (JI). Meskipun dengan ormas yang banyak

Page 11: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

tersebut, tetapi interaksi dan komunikasi mereka sangat baik dan teposliro,

sangat jarang sekali terjadi konflik antar kelembagaan tersebut. Mereka hidup

dengan rukun dan damai, saling menghormati dan menghargai perbedaan

masing-masing kelompok.

3. Kondisi Budaya

Kesenian masyarakat Lebanisuko tidak terlalu mencolok, orkes-orkes

yang sering diadakan bukan berasal dari kelompok desa Lebanisuko sendiri,

tapi mendatangkan dari luar. Kebiasaan yang sering terjadi di sini adalah

mendatangkan orkes-orkes tersebut ketika ada hajatan, seperti Pernikahan,

khitanan dan puncak acara Agustusan. Lebanisuko pernah memilki sebuah

grup musik tradisional yang bernama Bunga Melati Muda, namun karena

terkendala masalah finansial dan kesibukan masing-masing personelnya yang

sebagian besar adalah buruh pabrik, grup musik tersebut lama-kelamaan tidak

terurus dan akhirnya hilang. Meskipun tidak mempunyai grup music sendiri,

pemuda-pemuda yang ada sering manggung untuk bermusik dalam acara-

acara tertentu.

Kebiasaan yang lain adalah adanya latihan rutin sepak bola dan bulu

tangkis yang diadakan oleh pemuda-pemuda dan mereka yang tertarik dengan

olahraga tersebut. Untuk latihan sepak bla hampir diadakan setiap hari di sore

hari, sedangkan untuk bulu tangkisnya diadakan secara kondisional. Sebagian

pemuda di desa Lebanisuko ada yang mempuyai kebiasaan buruk, yaitu:

tawuran, mabuk, dan dikenal brutal. Meskipun begitu hanya sebagian kecil

saja yang mempunyai kebiasaan buruk itu.

Masyarakat di sini sangat kompleks dalam bidang hiburan, dengan kata

lain mereka meyukai hiburan yang bervariasi begitu juga dengan pekerjaan

masyarakatnya. Sebagian ada yang bertani, bekerja sebagai karyawan pabrik,

dan sebagian mendirikan Home Industry, buruh bangunan, wiraswasta, dan

lain-lain.

Dari semua data yang telah disebutkan di atas hampir semua

kegiatan yang ada berjalan dengan lancar hingga sekarang. Kebiasaan-

Page 12: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

kebiasaan yang ada juga merupakan perilaku yang umum dan hampir terjadi

di sekiatar kecamatan Wringinanom.

Permasalahan yang ada pada sosial budaya desa lebanisuko adalah

minimnya dana oprasional yang dianggarkan dari pemerintah desa, disamping

kenakalan remaja yang juga menjadi kendala tersendiri dalam peningkatan

mutu sosio-budaya masyarakat Lebanisuko, juga kurangya control pihak-

pihak yang terkait.

4. Perekonomian

Desa lebani suko merupakan desa yang dari segi ekonomi bisa dikatakan

kurang maju, karena dilihat dari perkembangan ekonomi masyarakat yang

ternyata stagnan dari tahun ke tahun, sehingga masyarakat desa lebani suko

hanya mengandalkan menjadi buruh pabrik dan petani.

Hal semacam ini bisa dilihat lewat transect Desa dengan melihat

langsung perkembangan ekonomi desa lebani suko, mayoritas setiap pagi

masyarakat yang laki-laki menjadi buruh pabrik dan yang perempuan ada

yang petani, membuka warung di rumah dan juga ada yang jadi buruh

serabutan dengan di pasok barang dari luar untuk dikerjakan di rumah-rumah

penduduk.

Desa Lebanisuko sebetulnya mempunyai potensi ekonomi yang bagus,

dengan adanya program-program dari pemerintah desa dengan memberikan

pinjaman modal kepada para warga utuk membuka usaha (home industry),

seperti program PNPM mandiri, budidaya ayam dan kambing, akan tetapi

dalam perjalanannya masyarakat kurang antusias dalam menerima program-

progam itu, sehingga dalam kurun waktu yang tidak lama program-program

ini tidak berhasil.

Diantara masalah-masalah bidang ekonomi yang dihadapi masyarakat

desa lebani suko antara lain kurang adanya penyuluhan-penyuluhan tentang

bagaimana masyarakat bisa mandiri dalam membuka usaha dan pendidikan

terbatas.

Page 13: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

Dilihat dari segi mata pencaharian pokok masyarakat Desa Lebanisuko,

mayoritas sebagai petani. Untuk mengetahui ragam profesi masyarakat bisa

dilihat berdasarkan data-data sebagai berikut :

� Petani : 632 orang

� Buruh tani : 327 orang

� Buruh/swasta : 163 orang

� Pegawai negeri : 6 orang

� Pengrajin : 2 orang

� Pedagang : 163 orang

� Penjahit : 8 orang

� Montir : 4 orang

� Sopir : 15 orang

� Karyawan swasta : 46 orang

� Tukang kayu : 20 orang

� Tukang batu : 4 orang

� Guru swasta : 11 orang

Kemudian tingkat perkembangan Desa Lebanisuko dapat dilihat

berdasarkan data-data dibawah ini:

� Ekonomi Masyarakat

1. Pengangguran

Jumlah angkatan kerja (usia 15-55 tahun) : 2268 orang

Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang masih sekolah : 947 orang

Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang menjadi ibu rumah tangga: 898 orang

Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang bekerja penuh : 607 orang

Jumlah penduduk usia 15-55 tahun yang bekerja tidak menentu : 489 orang

2. Produk domestik desa bruto

a. Tanaman padi

� Luas tanaman padi pada tahun ini : 62 ha

� Hasil per ha : Rp. 4.900.000,-

Page 14: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

� Biaya pemupukan per ha : Rp. 389.000,-

� Biaya bibit per ha : Rp. 120.000,-

b. Tanaman jagung

� Luas tanaman jagung tahun ini : 165 ha

� Hasil per ha :Rp. 3.963.000,-

� Biaya pemupukan per ha :Rp. 399.000,-

� Biaya bibit per ha :Rp. 120.000,-

3. Pendapatan perkapita atau PDDB perkapita

a. Pertanian

Jumlah rumah tangga petani : 632 rumah tangga

Jumlah total anggota rumah tangga petani : 2.100 orang

Jumlah rumah tangga buruh petani : 327 rumah tangga

Jumlah total anggota rumah tangga buruh petani : 1.250 orang

b. Industri

Jumlah rumah tangga industri : 14 rumah tangga

Jumlah total anggota rumah tangga petani : 98 orang

Jumlah rumah tangga buruh petani : 6 rumah tangga

Jumlah total anggota rumah tangga buruh petani : 25 orang

4. Kemiskinan

Jumlah kepala keluarga : 803 keluarga

Jumlah keluarga prasejahtera : 183 keluarga

Jumlah keluarga sejahtera 1 : 21 keluarga

Jumlah keluarga sejahtera 2 : 18 keluarga

Jumlah keluarga sejahtera : 581 keluarga

5. Penguasaan aset ekonomi masyarakat oleh masyarakat

a. Aset sarana transportasi umum

Memiliki ojek : 8 orang

Page 15: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

Memiliki becak : 3 orang

Memiliki andong/dokar : 6 orang

b. Rumah menurut dinding

Tembok : 641 keluarga

Kayu : 74 keluarga

Bambu : 48 keluarga

c. Rumah menurut lantai

Keramik : 831 orang

Tanah : 34 orang

6. Pemilikan barang berharga

Jumlah kepala keluarga : 1.096 keluarga

Jumlah keluarga memiliki TV : 961 keluarga

Jumlah keluarga memiliki sepeda motor/sejenisnya : 764 keluarga

Jumlah keluarga memiliki mobil : 10 keluarga

Jumlah keluarga memiliki ternak besar : 324 keluarga

Jumlah keluarga memiliki ternak kecil : 1.746 keluarga

� Harapan dan kritik dari Pemeritah Desa

Masyarakat hendaknya bisa menjadi masyarakat yang mandiri yang bisa

mengembangkan potensi dirinya dalam bidang ekonomi, sehingga

kedepannya bisa memberikan masa depan yang baik bagi anaka cucunya.

Dalam bidang pertanian, para petani sangat berharap agar pupuk bersubsidi

bisa di jangkau masyarakat dan tersedia di toko-toko terdekat sehingga bisa

merasakan manfaatnya dan tidak sulit mendapatkannya.

5. Kesehatan

Pada umumnya Desa Lebanisuko telah menerapkan kebiasaan hidup sehat.

Hal ini ditandai dengan adanya bidan desa. Posyandu dilakukan setiap minggu

ketiga dalam sebulan yang dikonsentrasikan pada dua tempat yakni di Balai desa

Page 16: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

dan rumah bapak sekretaris desa. Selain itu, hampir seluruh masyarakat Desa

Lebanisuko sudah memiliki kamar mandi dan WC sendiri.

6. Pendidikan

Desa Lebanisuko merupakan sederetan di antara desa yang berkembang di

Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik. Hal ini ditinjau dari sumber daya

manusia yang berpendidikan dan adanya sarana dan prasarana yang berkecukupan

dalam menyongsong kehidupan yang baru.

Adapun sarana dan prasarana pendidikan di Desa Lebanisuko adalah sebagai

berikut :

1) PG Nurul Iman Lebanisuko

2) TK Dharma Wanita

3) TK TAPAS Lebanisuko

4) MI Darun Najah Lebanisuko

5) SDN Lebanisuko

3. RUMUSAN PROGRAM

Berbagai rumusan program kerja dirancang oleh peserta Kuliah Kerja Nyata

(KKN) Desa Lebanisuko secara bersama-sama melalui rapat internal. Rumusan

tersebut dirancang setelah mendapatkan berbagai data dari hasil observasi. Dalam

merumuskan rancangan program kerja, dilakukan identifikasi terhadap program-

program yang diproyeksikan sebagai program unggulan agar sesuai dengan

kondisi sosial budaya masyarakat Lebanisuko.

Rumusan program tersebut dibuat oleh masing-masing Kelompok Kerja

(POKJA) yang terdiri dari lima pokja yang sudah dibentuk. Kemudian dibahas

dan dievaluasi secara kolektif oleh segenap peserta KKN Desa Lebanisuko, yang

selanjutnya disosialisasikan kepada masyarakat sehingga program kerja tersebut

siap untuk direalisasikan secara sistematis dan optimal bagi masing-masing Pokja.

Adapun Program Kerja yang kami susun adalah sebagai berikut :

a. Kelompok Kerja (Pokja) Penyuluhan Sosial

Page 17: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

1) Penyuluhan tentang Kenakalan Remaja

� Metode : Pemutaran Film dan penyuluhan

� Sasaran : Remaja putra-putri

� Target : Menjelaskan tentang bahaya merokok, minuman keras,

dan narkoba.

� Waktu : Sabtu, 8 Agustus 2009 pukul 20.00-21.00 WIB

� Tempat : Pertigaan RT 5 Desa Lebanisuko

Elemen masyarakat yang akan diajak kerjasama adalah Remas, Karang Taruna

dan Perangkat Desa.

2) Punyuluhan Moral Anak Didik

� Metode : Pengarahan

� Sasaran : Siswa-Siswi Sekolah Dasar

� Target : Menjelaskan tentang bahaya miras, narkoba dan berbagai

perilaku lainnya yang menyimpang ditinjau dari segi

kesehatan dan segi agama.

� Waktu : Selasa, 4 Agustus 2009 pukul 07.30 – 11.00 WIB

� Tempat : Ruang kelas

b. Kelompok Kerja (Pokja) Pendidikan dan Dakwah

1) Mengajar Al-Qur’an

� Metode : Adz-Dzikr

� Sasaran : Anak-anak (usia 4 tahun – 13 tahun)

� Target : Mengenal huruf hijaiyyah, menghafal surat-surat pendek,

menghafal do’a sehari-hari, mengenal makharijul huruf

dan tajwid.

� Waktu : Setiap hari (kecuali Minggu) pukul 15.00 WIB

Page 18: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

� Tempat : TPA Al-Barakah

2) Mengikuti Kegiatan Rutin (Diba’, Tahlil, Istighosah dan Khatmil Quran).

� Metode : Partisipatif

� Sasaran : Masyarakat Desa (Ibu-ibu dan remaja)

� Target : Meningkatkan ukhuwah antara peserta KKN dan

masyarakat setempat, mengembangkan syiar Islam.

� Waktu : Sesuai dengan jadwal kegiatan masyarakat setempat.

3) Pendelegasian Tenaga Pengajar

� Sasaran : Siswa-siswi

� Target : Menggali skill peserta KKN, sosialisasi ilmu pengetahuan

dan mempelajari kebutuhan pendidikan, mengenal metode

belajar yang efektif, dan lain-lain.

� Waktu : Setiap hari (Minggu libur)

� Tempat : Play Group Nurul Iman, TK Dharma Wanita Persatuan

dan MI Darun Najah

4) Mengadakan Bimbingan Belajar

� Sasaran : Siswa-siswi usia usia sekolah dasar yang mengalami

kesulitan belajar

� Target : Membantu mereka yang mengalami kesulitan belajar dan

memberi semangat belajar.

� Waktu : Setiap hari pukul 18.00 WIB

� Tempat : Sekretariat KKN 2009 Desa Lebanisuko

4. Kelompok Kerja (Pokja) Bakti Lingkungan

a. Kerja Bakti

� Metode : Partisipatif

� Target : Terciptanya kebersihan desa

� Waktu : Minggu, 02 Agustus 2009

� Tempat : Makam Desa Lebanisuko

b. Melatih Gerak Jalan

Page 19: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

� Target : Ikut berperan serta dalam rangka menyambut HUT RI

ke–64 tahun

� Waktu : Mulai tanggal 23 Juli – 8 Agustus 2009

� Tempat : Dusun Sumbersuko

Orgnisasi yang akan diajak kerjasama adalah Ibu-ibu PKK dan Karang taruna

Desa Lebanisuko.

Dari program kerja di atas, target yang ingin dicapai oleh mahasiswa KKN di

Desa Lebanisuko antara lain :

1. Mengembangkan masyarakat Desa Lebanisuko agar lebih maju dalam segala

bidang, sehingga dapat menyelesaikan problem yang mereka hadapi baik yang

menyangkut masalah mental spiritual, fisik ekonomi, dan sistem

pemerintahan.

2. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang agama,

berbangsa dan bernegara.

3. Terciptanya masyarakat dan kehidupan yang aman dan makmur sehingga

dapat mengembangkan dan membangun semangat masyarakat dalam

menjalankan segala aktivitas.

4. Meningkatkan pengalaman dan penghayatan agama Islam di Desa

Lebanisuko, serta meningkatkan peran penting syiar agama Islam dalam setiap

aspek kehidupan manusia.

5. Terbinanya generasi-generasi bangsa sehingga dapat membangun bangsa dan

negara serta dapat menyebarluaskan dan mensyiarkan agama Islam.

6. Terciptanya manajemen yang baik dalam pelaksanaan pemerintahan desa

maupun pengelolaan masjid, TPA dan lain-lain.

7. Tersedianya sarana dan prasarana permanen demi efektivitas dan efisiensi

kerja serta media penggunaan yang memudahkan bagi masyarakat.

4. REALISASI PROGRAM KERJA

Kegiatan KKN yang merupakan pengabdian kepada masyarakat di Desa

Lebanisuko oleh Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Fakultas Ushuluddin, berfungsi

sebagai sparing partner (pendamping) dalam mengarahkan masyarakat untuk

Page 20: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

membangun mental yang mandiri dan bekerja keras, sehingga diharapkan ada

perubahan yang positif di Desa Lebanisuko.

Dari rumusan program yang sudah direncanakan oleh peserta KKN di desa

Lebanisuko, secara umum apa yang dirumuskan dapat terlaksana dengan

maksimal. Walaupun dalam teknis pelaksanaannya masih terdapat kelemahan dan

kekurangan serta ketidaktepatan waktu yang diprogramkan, sehingga dari

pengalaman tersebut dapat menjadikan peserta KKN semakin dewasa dalam

berpikir dan bertindak untuk memecahkan suatu permasalahan.

Adapun realisasi program kerja selama kegiatan KKN Fakultas Ushuluddin

di Desa Lebanisuko adalah sebagai berikut:

1. Kelompok Kerja (Pokja) Penyuluhan Sosial

a. Penyuluhan tentang kenakalan remaja

Hasil dari pertemuan dengan masyarakat dapat ditemukan masalah

yang paling urgen di Desa Lebanisuko adalah kenakalan remaja.

Kenakalan ini berbentuk mulai dari kegemaran merokok, minum-

minuman keras hingga mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Sehingga

sebagai upaya untuk mengurangi kenakalan remaja di desa ini, tim KKN

bekerjasama dengan karang taruna, remas dan perangkat desa mengadakan

penyuluhan. Kegiatan ini dilaksanakan di pertigaan RT 5 Dusun

Lebanisuko pada hari Sabtu tanggal 08 Agustus 2009 mulai pukul 20.00

WIB. Adapun format dalam penyuluhan ini adalah, pertama, penyuluhan

tentang bahaya merokok, minuman keras dan obat-obatan terlarang

dilakukan dengan menghadirkan Bapak Bahrul Munir selaku staf

penyuluhan di polsek Wringinanom-Gresik dan Bapak Tawar Mulyono

selaku kepala Desa Lebanisuko. Selanjutnya dilakukan pemutaran film

documenter yang bertema yang bahaya rokok. Terdapat sedikit kendala

dalam penyuluhan ini, yaitu suasana yang kurang kondusif karena peserta

yang hadir sebagian besar adalah anak-anak, namun kegiatan ini juga

dihadiri oleh hampir seluruh remaja desa Lebanisuko. remaja tersebut

terdiri dari anggota Karang Taruna, Remas dan lain-lain. Sehingga dari

target yang diinginkan, 100% terpenuhi.

Page 21: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

b. Penyuluhan Moral Anak Didik

Sebagai usaha pecegahan pula terhadap problem kenakalan remaja,

maka perlu dilakukan penyuluhan terhadap generasi muda. Untuk

penyuluhan ini yang menjadi sasaran adalah anak-anak usia sekolah dasar.

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 04 Agustus 2009 pukul

07.30-11.00 WIB dengan sasaran siswa-siswi usia sekolah dasar mulai

kelas 3 sampai kelas 6 di SDN Lebanisuko dan MI Darun Najah.

Penyuluhan dilakukan kepada siswa-siswi di MI Darun Najah pada pukul

07.30-09.00 WIB dan pada pukul 10.00-11.00 WIB penyuluhan dilakukan

kepada siswa-siswi di SDN Lebanisuko. Dalam pelaksanaannya, satu

kelas diisi oleh dua pemandu dari peserta KKN, materi yang disampaikan

meliputi : penyuluhan tentang bahaya merokok, bahaya minuman keras,

bahaya obat-obatan terlarang, pacaran, tawuran, mencuri serta perilaku-

perilaku buruk lainnya yang dapat merusak moral anak didik. Tidak ada

kendala yang berarti dalam pelaksanaan penyuluhan ini sehingga dapat

dikatakan bahwa kegiatan ini terlaksana dengan baik (hampir 100% dari

target yang diinginkan terpenuhi).

c. Penyuluhan orang tua

Faktor utama yang tidak bisa diabaiakan sebagai upaya

penanggulangan kenakalan remaja adalah peran orang tua. Maka dari itu,

penyuluhan terhadap orang tua juga mutlak diperlukan. Pada tanggal 31

Agustus 2009 kami dilakukanlah teknik pemecahan permasalah tersebut,

diantaranya dengan masuk ke lingkungan latihan gerak jalan yang

anggotanya sebagian besar merupakan ibu-ibu dan remaja putri dan juga

ada sebagian besar masyarakat yang waktu itu ikut menikmati atau melihat

latihan gerak jalan juga mengikuti acara penyuluhan dengan teknik

permainan sulap dan ibu-ibu atau remaja putri sangat antusias dalam

mengikuti acara penyuluhan tersebut. Diantara poin yang kami bahas

dalam acara tersebut adalah pentingnya kontrol orang tua terhadap anak

mengingat masalah yang paling urgen di desa Lebanisuko adalah

kenakalan remaja. Kami juga menjelaskan tentang generasi atau strata

Page 22: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

baru berkenaan dengan gerak jalan agar ada penerus kami setelah

kepergian kami. Dan yang terakhir adalah dampak dari media massa,

sebagian besar dari ibu-ibu banyak menyadari dampak dari media massa

dan kami mengharapkan kepada orang tua agar lebih optimal dalam

membimbing pada saat anak menonton televisi dan membatasi jam tayang

televisi terhadap anak-anak.

2. Kelompok Kerja (Pokja) Pendidikan dan Dakwah

a. Mengajar Al-Qur’an

Program ini dilaksanakan mulai tanggal 21 Juli sampai 8 Agustus

2009, difokuskan pada salah satu TPA dari TPA (TPA Al Barakah),

kendati demikian hanya terlaksana sekitar 70% dari target yang hendak

dicapai, hal ini dikarenakan minimnya tenaga pengajar yang diterjunkan

serta jarak antara TPA dengan sekretariat KKN yang cukup jauh ditambah

keterbatasan sarana transportasi.

b. Mengikuti Kegiatan Rutin (Diba’, Tahlil, Yasinan dan Khatmil Quran)

Partisipasi dalam kegiatan rutin yang bersifat keagamaan seperti

diba’ untuk remaja putri dan ibu-ibu setiap hari Sabtu, yasin dan tahlil

untuk ibu-ibu yang dilaksanakan setiap hari Kamis dan Khatmil Quran

yang dilaksanakan setiap hari Minggu. Dari target yang diinginkan, 50%

terpenuhi karena tidak ada partisipasi peserta KKN laki-laki dalam

kegiatan rutin bapak-bapak.

c. Pendelegasian Tenaga Pengajar

Program ini dapat dilaksakan dengan baik (90% dari target yang

diinginkan terpenuhi). Hal ini didukung oleh distribusi tenaga pengajar

yang cukup memadai. Selain itu, program ini juga dapat dilaksanakan

sesuai dengan keinginan dan bersifat kontinuitas. Program ini

dilaksanakan di MI Darun Najah, TK Dharma Wanita Persatuan dan Play

Group Nurul Iman mulai tanggal Juli sampai 6 Agustus 2009. Pada

awalnya partisipasi tim KKN dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah

juga dikarenakan adanya permintaan dari pihak sekolah yang sedang

menyelesaikan pelaporan untuk akreditasi sekolah yang menyebabkan

Page 23: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

kegiatan belajar siswa terganggu, maka dengan adanya partisipasi peserta

KKN, kegiaan belajar mengajar di sekolah tetap berlangsung.

d. Mengadakan Kegiatan Bimbingan Belajar

Kegiatan belajar bersama dilaksanakan setiap hari pada pukul

18.00 WIB sampai pukul 19.00 WIB yang diikuti lebih dari 40 anak.

Kegiatan bimbingan belajar bidang studi pelajaran di sekolah ditujukan

kepada siswa-siswi yang duduk di bangku sekolah dasar mulai dari kelas

II sampai kelas VI. Dalam satu hari hanya membimbing dua kelas

dikarenakan keterbatasan tempat serta untuk membuat suasana belajar

lebih kondusif dan efektif. Kegiatan ini hampir 100% memenuhi target

yang diinginkan.

3. Kelompok Kerja (Pokja) Bakti Lingkungan

a. Kerja Bakti

Kerja bakti membersihkan makam ini merupakan kerjasama antara

remas, karang taruna dan peserta KKN dalam rangka menciptakan

lingkungan yang bersih di desa. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari

Minggu tanggal 02 Agustus 2009 ini dapat dikatakan berhasil dengan baik.

Sebenarnya kegiatan ini merupakan agenda rutin karang taruna namun

pada kenyataannya tidak dapat terlaksana karena berbagai hambatan.

b. Pendampingan dan pelatihan gerak jalan

Dalam bidang ini, tim KKN tidak dapat memberikan sesuatu yang

lebih, hanya bisa membantu mengajar tentang baris-berbaris atau latihan

gerak jalan yang dilaksanakan oleh ibu-ibu PKK. Adapun jadwal kegiatan

ini dimulai pukul 16.00-17.00 WIB, yang di laksanakan pada tanggal 22

Juli - 08 Agustus 2009. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka

menyambut peringatan HUT Kemerdekaan RI yang ke-64.

Kegiatan melatih gerak jalan ini juga atas permintaan Ibu-ibu PKK

yang akan mengikuti lomba gerak jalan di tingkat kecamatan dalam ragka

memperingari hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-64. Latihan gerak jalan

ini dilaksanakan tiga kali dalam seminggu mulai tanggal 22 Juli sampai 07

Page 24: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

Agustus 2009. dalam pelaksanaannya, para peserta lomba begitu antusias

,rajin dan sangat bersemangat dalam berlatih, kegiatan hamper 100%

memenuhi target.

c. Pendampingan Lomba Gerak Jalan

Lomba gerak jalan yang diadakan oleh pemerintah Kecamatan

Wringinanom dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 09 Agustus 2009.

Dalam lomba ini PKK Desa Lebanisuko berpartisipasi dengan hanya

mengirimkan satu regu. Kegiatan ini terlaksana dengan baik atas

dukungan dari ibu-ibu PKK.

B. DESKRIPSI MEDAN KKN

1. KEADAAN GEOGRAFI

Desa Lebanisuko termasuk dalam wilayah Kecamatan Wringinanom

Kabupaten Gresik, terletak di bagian tenggara Kabupaten Gresik, dan paling timur

dari Kecamatan Wringin Anom. Adapun Desa Lebanisuko berbatasan dengan :

� Sebelah Utara : Desa Wates Tanjung

� Sebelah Selatan : Desa Sumengko

� Sebelah Barat : Desa Lebaniwaras

� Sebelah Timur : Desa Sembung

Desa yang mempunyai luas 224.974 Ha Dengan rincian sebagai berikut:

a. Tanah sawah : 100.470 Ha.

b. Tanah Tegalan : 77.575 Ha.

c. Tanah Pekarangan : 46.195 Ha.

d. Tanah Pekuburan : 0,270 Ha.

e. Tanah lain-lain : 0,464 Ha.

Bila dilihat dari orbitasi (dilihat dari pusat pemerintahan Desa / Kelurahan) :

1. Jarak dari pusat Pemerintahan Kecamatan : 4 Km

2. Jarak dari Kabupaten / Kotamadya : 32 Km

3. Jarak Ibukota Propinsi : 30 Km

Page 25: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

2. KEADAAN DEMOGRAFI (Kependudukan)

Berdasarkan data monografi dan hasil sensus yang telah dilakukan aparat

desa bersangkutan serta observasi peserta KKN di Desa Lebanisuko menunjukkan

bahwa Desa Lebanisuko terdiri dari tiga dusun yang terdri dengan 4 RW dan 16

RT, yaitu :

1. Dusun Lebanisuko : 2 RW – 9 RT

2. Dusun Sumbesuko : 1 RW – 5 RT

3. Dusun Panggang : 1 RW – 2 RT

Dengan jumlah penduduk sebanyak 3.223 jiwa. Data yang diperoleh

berkait dengan keadaan demografi dideskripsikan sebagai berikut :

1. Kependudukan

Jumlah penduduk menurut :

a. Jenis Kelamin

1) Laki-laki : 1.605 Orang

2) Perempuan : 1.618 Orang

Jumlah : 3.223 Orang

b. Kepala Keluarga : 932 KK

c. Kewarganegaraan

1) WNI :

Laki-laki : 1.605 Orang

Perempuan : 1.618 Orang

Jumlah : 3.223 Orang

2) WNA :

Laki-laki : - Orang

Perempuan : - Orang

Jumlah : - Orang

d. Agama (Keyakinan) terhadap Tuhan YME

1) Islam : 3.223 Orang

2) Kristen : - Orang

3) Katolik : - Orang

Page 26: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

4) Hindu : - Orang

5) Budha : - Orang

6) Penganut Kepercayaan Lain : - Orang

Jumlah : 3.223 Orang

e. Tingkat Pendidikan

1) Sekolah Dasar (SD) : 622 Orang

2) SMP / SLTP : 269 Orang

3) SMA / SLTA : 402 Orang

4) Sarjana : 92 Orang

f. Mata Pencaharian

1) Pegawai Negeri Sipil : 38 Orang

2) TNI / POLRI : - Orang

3) Karyawan Swasta : 163 Orang

4) Wiraswasta / Dagang : 911 Orang

5) Tani : 981 Orang

6) Pertukangan : - Orang

g. Mobilitas dan Mutasi

1) Kelahiran

a) Laki-laki : 20 Orang

b) Perempuan : 18 Orang

Jumlah : 38 Orang

2) Kematian

a) Laki-laki : 3 Orang

b) Perempuan : 2 Orang

Jumlah : 5 Orang

3) Pendatang

a) Laki-laki : 15 Orang

b) Perempuan : 2 Orang

Jumlah : 17 Orang

4) Pindah Pergi

a) Laki-laki : 3 Orang

Page 27: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

b) Perempuan : 1 Orang

Jumlah : 3 Orang

h. Golongan Umur

No Golongan Umur Kelamin

Jumlah Laki-Laki Perempuan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9

10

11

12

13

14

15

16

17

0 – 4 tahun

5 – 9 tahun

10 – 14 tahun

15 - 19 tahun

20 – 24 tahun

25 – 29 tahun

30 – 34 tahun

35 - 39 tahun

40 – 44 tahun

45 – 49 tahun

50 – 54 tahun

55 – 59 tahun

60 – 64 tahun

65 – 69 tahun

70 – 74 tahun

74 – 79 tahun

80 keatas

93

155

171

151

142

153

140

152

129

103

60

61

27

34

19

7

11

8

114

151

155

154

149

145

157

146

131

85

69

40

41

28

24

18

14

11

207

306

326

305

291

298

297

298

260

188

129

101

68

62

43

25

19

Jumlah 1.605 1.618 3.223

Page 28: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

2. Tata Pemerintahan

a. Jumlah Aparat Desa

� Kepala Desa : 1 Orang

� Sekretaris Desa : 1 Orang

� Kepala Urusan (Kaur) : 2 Orang

� Kepala Seksi (Kasi) : 3 Orang

� Kepala Dusun : 3 Orang

b. Badan Perwakilan Desa

� Jumlah Anggota BPD : 9 Orang

� Tahun Pembentukan :

c. Pembinaan RT/RW

� Jumlah RT : 16 RT

� Jumlah RW : 4 RW

� Jumlah Pengurus RT dan RW yang tertatar: - Orang

3. Kelembagaan Desa/Kelurahan

a. Jumlah Pengurus LKMD : 4 Orang

b. Tim Penggerak PKK : 8 Orang

4. Organisasi Sosial

a. Karang Taruna : 3 Kelompok

b. Kelompok PKK : 16 Kelompok

5. Bidang Pembangunan

a. Agama

1) Sarana Peribadatan

� Jumlah Masjid : 3 Buah

� Jumlah Mushalla : 7 Buah

2) Jama’ah Tahlil : 16 Kelompok

3) Remaja Masjid : 3 Kelompok

b. Kesehatan

1) Poliklinik/Balai pelayanan Masyarakat : 1 Buah

2) Dokter : 1 Orang

3) Bidan : 1 Orang

Page 29: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

4) Pembantu Bidan : 1 Orang

5) Dukun Bayi : 3 Orang

Page 30: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

BAB III

PROSES RISET DAN PEMECAHAN TEKNIS

A. PROSES RISET

Kuliah kerja nyata (KKN) tahun 2009 ini menggunakan metode PAR sebagai

media untuk melakukan penelitian di Masyarakat, metode ini sangat tepat digunakan

sebagai metode Partisipatory Rural Apraisal (PRA), PRA adalah sebuah metode

pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk, dan bersama masyarakat. Metode

dan pendekatan ini sangat membantu untuk memahami dan menghargai keadaan dan

kehidupan di lokasi atau wilayah secara lebih mendala

Terdapat prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam menerapkan metode

PRA.diantarannya :TIM PRA terdiri dari berbagai multidisiplin, yakni dari

masyarakat desa laki-laki dan perempuan, dari berbagai latar belakang social dan

ekonomi juga tim dari luar.

Seluruh tim diharapkan berpartisipasi secara aktif dalam seluruh kegiatan.

Keterlibatan masyarakat disini akan dapat membantu menginterpretasi, memahami

dan menganalisa informasi yang diperoleh.

Selain diperoleh observasi langsung terhadap lokasi atau wilayah sumber

informasi juga diperoleh melalui interview dan diskusi dengan masyarakat setempat.

Selanjutnya informasi yang didapat dituangkan dalam bentuk tulisan maupun

diagram. Dalam penggalian informasi harus dipilih informasi yang benar-benar tepat

guna meliputi kejadian-kejadian penting dan proses berlangsungnya kejadian tersebut.

Tim harus senantiasa melihat kembali dan menganalisa hasil temuan untuk

menghindari arah selanjutnya, maka diperlukan sifat kehati-hatian.

B. PEMECAHAN TEKNIS

1. Mapping (Pemetaan)

a. Pengertian

Mapping atau suatu teknik dalam PRA untuk menggali informasi yang

meliputi sarana fisik dan kondisi sosial dengan menggambar kondisi wilayah

Page 31: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

secara umum dan menyeluruh menjadi sebuah peta. Jadi merupakan pemetaan

wilayah dengan menggambar kondisi wilayah (desa, dusun, RT, atau wilayah

yang lebih luas) bersama masyarakat.

b. Tujuan

Dengan mapping dapat memberikan gambaran wilayah Desa

Lebanisuko secara menyeluruh dan dapat menggali data wilayah Desa

Lebanisuko secara lengkap. Hasil dari mappping ini dapat digunakan untuk

mengarah kepada teknik-teknik lain.

c. Proses kegiatan mapping

Mapping Desa Lebanisuko dilaksanakan dalam dua tahap, tahap pertama

dilaksanakan di Dusun Panggang pada hari Sabtu tanggal 25 Juli 2009 pukul

19.30-21.30 WIB. di Balai Dusun Panggang. Kegiatan ini dihadiri oleh sebagian

perangkat desa dan sebagian warga yang berjumlah sembilan orang, Mapping

tahap kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 Juli 2009 pukul 19.30-

21.30 WIB di Balai Desa Lebanisuko. Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat

dari Dusun Lebanisuko dan Dusun Sumbersuko yang berjumlah lima orang.

d. Hasil Pemetaan Desa Lebanisuko

Page 32: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

2. Transect (Transektor)

a. Pengertian

Transect dalam bahasa Inggris adalah cross section yang berarti melintas

suatu daerah, menelusuri, atau potong kompas. Secara terminologi transect

adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim PRA dan Nara Sumber Langsung

(NSL) untuk berjalan menelusuri suatu wilayah untuk mengetahui tentang

kondisi fisik seperti tanah, tumbuhan, dll. dan kondisi sosial seperti kegiatan

sosial masyarakat, pembagian kerja laki-laki dan perempuan, masalah-masalah

yang sedang dihadapi, perlakuan-perlakuan yang telah dilakukan dan rencana-

rencana yang akan dilakukan.

Jadi transect merupakan teknik pengamatan secara langsung di lapangan

dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa, di sekitar hutan, atau daerah

aliran sungai yang dianggap cukup memiliki informasi yang dibutuhkan.

Hasilnya digambar dalam diagram transect atau gambaran irisan muka bumi.

b. Tujuan Transect

Kegiatan transect ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami potensi

dan masalah-masalah pemukiman di Desa Lebanisuko seperti tanah, kondisi

fisik, sumber air, tata ruang, topografi, teknologi, pengelolahan lahan,

tumbuhan, dan fasilitas kesejahteraan yang meliputi puskesmas dan pasar.

c. Proses Kegiatan Transect

Kegiatan transect di Desa Lebanisuko dilaksanakan bersamaan dengan

mapping, yakni dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama dilaksanakan di

Dusun Panggang pada hari Sabtu tanggal 25 Juli 2009 pukul 19.30-21.30 WIB.

di Balai Dusun Panggang. Kegiatan ini dihadiri oleh sembilan orang. Mapping

tahap kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 Juli 2009 pukul 19.30-

21.30 WIB di Balai Desa Lebanisuko. Kegiatan ini dihadiri oleh masyarakat

dari Dusun Lebanisuko dan Dusun Sumbersuko yang berjumlah lima orang.

Page 33: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

d. Hasil Transeck di Desa Lebanisuko

TRANSECT SOSIAL DESA LEBANISUKO KECAMATAN WRINGINANOM KABUPATEN GRESIK

TOPIK \ ASPEK KEGIATAN PENDANAAN PERMASALAHAN AKIBAT SOLUSI SARANA KET.

KEAGAMAAN

NU, Muhammadiyah dan LDII memiliki kegiatan yang cenderung sama: • Kegiatan rutin

seminggu sekali, sebulan sekali, sampai setahun sekali rutin dilaksanakan.

• Kegiatan pengajian keliling ibu-ibu.

• Bhakti sosial.

• Sumbangan jamaah

• Dana Operasional Masjid(DOM) yaitu dana bantuan dari pemerintah.

• Portal dusun panggang (retribusi setiap truck pengangkut tanah pengerukan yang melintas dari Dusun Sumbersuko melewati Dusun Panggang)

• Anggota kurang kompak.

• Benturan dengan kegiatan desa.

• Keterbatasan dana.

• Jamaah kurang lengkap.

• Kegiatan kurang maksimal.

• Pendekatan personal.

• Masjid • Musholla • Rumah-rumah

warga (pindah-pindah dengan cara diundi)

Antar kelompok agama terjalin tradisi saling menghargai dan menghrmati dengan tidak lagi menjelek-jelekkan satu sama lain. Kaderisasi bersifat parenial, yaitu keturunannya adalah kader penerusnya.

EKONOMI

• Pertanian (bercocok tanam).

• Peternakan (sapi). • Karyawan. • Pegawai. • Home Industri

(Penjahit/konveksi).

• Mandiri

• Pupuk langka • Konsumen kurang • Kurangnya

lapangan pekerjaan • Buruh pabrik:

kebijakan outsourcing sangat merugikan pekerja.

• Sekitar 20% warga menjadi pengangguran.

• Pupuk tidak tepat sasaran.

• Menggunakan pupuk kompos (pupuk kandang).

• Dengan membandingkan dengan desa lain di

• Pupuk yang dialokasikan di Desa Lebanisuko dibagi rata karena keterbatasan supply.

Persentasi: • Bertani:

60% • Lain-lain:

40%

Page 34: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

• Irigasi belum terprogram.

• Banyak petani yang hijrah ke daerah lain yang memiliki lahan yang lebih subur.

Kab. Gresik, karena tidak semua desa yang mendapatkan jatah pupuk cukup bisa meningkatkan hasil pertaniannya.

PENDIDIKAN

• Program Pemerintah Wajib Belajar 9 Tahun dengan bantuan BOS sangat membantu.

• Minat masyakat sangat tinggi.

• Buta huruf secara umum sudah tidak ditemukan (hanya sebagian orang-orang yang sudah lanjut usia).

• Bantuan pemerintah seperti BOS.

• Sumbangan lembaga (donatur/organisasi).

• SPP siswa.

Keterbatasan dana/biaya.

• Tingkat pendidikan rendah.

• Banyaknya pengangguran.

Meningkatkan minat dan upaya untuk peningkatan pendidikan. Mencari kerja yang layak dan menjajikan.

• TPA NU bertempat di Musholla.

• TPA Muhammadiyah bertempat di gedung TPA.

• TPA LDII bertempat di Masjid.

KESEHATAN

• Posyandu. • Penyuluhan dari

Puskesmas. • Jumat bersih.

• Bantuan pemerintah

• Pribadi • Mayoritas

karyawan mendapatkan jaminan kesehatan (ASKES)

• Anggaran dari desa

• Belum ada sarana dan prasarana kesehatan seperti Puskesmas.

• Sosialisasi kurang maksimal.

• Dana minim.

• Seringkali tidak berjalannya penyuluhan.

• Peningkatan anggaran desa untuk kesehatan.

• Periksa ke poliklinik bukan ke dukun.

• Balai desa • Balai dusun

• Posyandu tiap bulan dengan penyuluhan dari Dinas Kesehatan.

• Tidak pernah terjadi wabah.

• Kesadaran masyarakat terhadap

Page 35: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

kesehatan tinggi.

POLITIK

Apolitik Masyarakat sangat tertutup dan acuh terhadap politik

Tidak ada peran aktif masyarakat dalam kancah perpolitikan baik pada level desa maupun nasional.

Mamberikan pemahaman kepada masyarakat tentang politik.

Masyarakat hanya sekedar hadir dan memilih dalam setiap pemilihan, baik itu pilkades desa maupun pilleg dan pilpres tanpa tanpa didasari kesadaran politik secara individu.

KEPEMUDAAN

• Karang Taruna • Remas • Buka bersama

dalam bulan puasa • Sepak bola • Mengadakan

lomba-lomba memeriahkan momen Agustusan.

• Swadaya • Bantuan dari

masyarakat. • Dana retribusi

portal jalan.

Kekurangan pelatih olahraga.

Olah raga kurang berkembang (stagnan dan jalan di tempat)

Mancari pelatih yang handal

• Balai dusun • Lapangan

KEAMANAN

• Ronda malam (rotasi)

• Ikut berpartisipasi dalam Program Pemda Gresik Lomba Kampung Aman dengan melombakan

• Pribadi • Swadaya

• Pencurian • Kriminalitas

Keamanan masyarakat terganggu.

Dengan mengaktifkan portal jalan.

• Balai dusun. • Pos Kamling

pada masing-masing RT.

• Warung (markas)

Sistem Ronda bergantian (rolling)

Page 36: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

ronda malam.

SOSIAL BUDAYA

• Gugur gunung/kerja bhakti.

• Tidak ada grup kesenian.

Gratis (free) • Kurang antusiasnya para pemuda dalam mengembangkan bakat dan minat.

• Tidak adanya sarana kesenian.

• Dusun sepi. • Tidak lagi

melestarikan kesenian tradisional.

Memotivasi masyarakat akan pentingnya melestarikan kesenian tradisional dan budaya yang ada.

• Dusun (lingkungan)

• Rumah-rumah

FASILITAS UMUM

• Masjid • Musholla • Balai RW • Tendon air • Akses jalan

• Bantuan dari pemerintah

• Swadaya masyarakat

• Dana retribusi portal

• Kurangnya bantuan pemerintah untuk menyelesaikan Balai RW (bantuan tersentralisasi di Dusun Lebanisuko).

• Tidak adanya TPU

Pembangunan tidak maksimal

Mengumpulkan dana dari portal jalan.

Ingin mendirikan TPU.

TRANSECT GEOLOGIS DESA LEBANISUKO

KECAMATAN WRINGINANOM KABUPATEN GRESIK TOPIK\ASPEK KONDISI TANAMAN MASALAH PENYELESAIAN HARAPAN

RENCANA KEDEPAN

KET.

PEMUKIMAN &

PERUMAHAN

• Merupakan dataran tinggi sehingga ketinggian rumah bermacam-macam.

• Sebagian besar bangunannya sudah berupa tembok dengan bahan batu bata, namun masih banyak juga yang masih terbuat dari kayu.

• Tanaman yang biasa ditanam warga di depan rumah adalah mangga, jambu, juga ada pisang di belakang rumah.

• Terdapat banyak tanaman budidaya kamboja yang

• Kebersihan belum terkondisikan.

• Selokan masih belum di klensing.

• Sampah berserakan. • MCK masih

tradisional. • RT 7 & RT 8 sering

kekeringan jika musim kemarau.

• Makam tidak terurus sehingga dipenuhi

WC umum • PNPM Mandiri. • Pembuatan sumur

bor. • Perbaikan jalan

gang.

Page 37: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

siap dijual hampir pada setiap rumah.

tumbuhan liar.

SAWAH

• Banyak mengandung tanah liat.

• Ada yang asin kalau air berkurang.

• Tanaman tidak bisa dikondisikan.

Padi, jagung, tebu, kangkung, kacang-kacangan, dan lain-lain.

• Kekurangan air. • Pupuk langka. • Penghasilan

berkurang.

Suplai pupuk harus berjalan

• Ada irigasi. • Pupuk lancar.

Akan segera dijadikan pabrik

Sawah tinggal 25%

SUNGAI/ PENGAIRAN

• Tidak ada sungai. • Tidak ada irigasi. • Kering jika musim

kemarau. • Ada yang

memanfaatkan sumur bor.

- • Jauh dari sungai • Dataran tinggi. • Susah menemukan

mata air dikarenakan sumbernya terlalu dalam.

TEGALAN

• Kebanyakan merupakan tanah liat (lempung) yang berwarna kuning.

• Banyak dimanfaatkan untuk paras (tanah kerukan)

• Banyak lahan yang tidak dimanfaatkan dan hanya ditumbuhi rumput liar dan semak belukar.

• Sebagian ditanami mangga, tanaman rempah seperti lombok dan sejenisnya, bengkoang, kacang, ketela dan lain-lain.

• Tandus • Kekurangan air • Kekurangan pupuk

JALAN

• Jalan naik turun • Akses jalan sudah

dipaving, kecuali gang-gang kecil

• Samping kanan kiri jalan dipenuhi pohon, seperti pohon

• Becek jika hujan. • Berdebu jika panas. • Pendangkalan

selokan.

• Segera dibangun • Sudah ada reng-

rengan.

• Segera dibangun

• Selokan dari semen

• Gang-gang dipaving

• Selokan disemen

Page 38: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

yang masuk ke dalam.

mangga. • Berjejeran

tanaman hias bunga kamboja pada setiap ruas jalan yang melewati rumah warga.

• Sebagian tidak ada sama sekali dan hanya ditumbuhi rumput liar.

TEKNOLOGI

• Sebagian besar rumah mempunyai televisi, radio dan handphone.

• Sepeda motor dan mobil.

• Play Station. • Rental pengetikan.

• Belum ada jaringan internet.

• Balapan liar. • PS mengganggu

pendidikan. • Dampak negatif dari

televise.

Diatur jam untuk PS

Ingin disediakan jaringan internet.

Page 39: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

3. Timeline (Penulusuran Sejarah)

a. Pengertian

Timeline adalah teknik penelusuran alur sejarah suatu masyarakat dengan

menggali kejadian penting yang pernah dialami pada alur waktu tertentu.

b. Tujuan Timeline

Dengan timeline masyarakat dapat mengungkap kembali alur sejarah

wilayah desa Lebanisuko yang meliputi; topik-topik penting yang terjadi pada

tahun-tahun tertentu, selain itu untuk mengetahui kejadian-kejadian yang ada di

dalam masyarakat desa Lebanisuko secara kronologis, serta untuk mengetahui

kejadian penting masa lalu yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.

c. Proses Kegiatan Timeline

Kegiatan timeline ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 19 Juli

2009 pukul 19.30 WIB di rumah bapak Rohiman selaku narasumber sekaligus

kepala Dusun Lebanisuko.

d. Hasil Timeline di Desa Lebanisuko

No. Kejadian Tahun

1. Pemerkosaan anak di bawah umur. 2002

2. Kebakaran Pabrik Tikar. 2005

3. Pembunuhan ketua geng oleh anak buahnya sendiri.

2007

4. Kebakaran dalam mobil. 2008

5. Tawuran anak muda. Hampir setiap ada kegiatan, seperti pertunjukan orkes,

dll.

4. Trend and Change (Bagan Perubahan dan Kecenderungan)

a. Pengertian

Bagan Perubahan dan Kecenderungan merupakan teknik PRA

yang memfasilitasi masyarakat dalam mengenali perubahan dan

kecenderungan berbagai keadaan, kejadiaan serta kegiatan masyarakat dari

Page 40: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

waktu ke waktu. Hasilnya digambar dalam suatu matriks. Dari besarnya

perubahan hal-hal yang diamati dapat diperoleh gambaran adanya

kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa depan.

Hasilnya adalah bagan/matriks perubahan dan kecenderungan yang umum

desa atau yang berkaitan dengan topik tertentu, misalnya jumlah pemeluk

agama Islam, jumlah musholla, jumlah masjid, jumlah gereja, jumlah

majlis taklim, dan lain-lain.

b. Tujuan Trend and Change

Tujuan kegiatan trend and change ini adalah untuk mengetahui

kejadian masa lalu dalam rangka memprediksi kejadian pada masa yang

akan datang serta untuk mengetahui hubungan sebab akibat dan mengetahui

faktor yang paling mempengaruhi suatu fenomena.

Dengan bagan perubahan, masyarakat desa Lebanisuko dapat

memperkirakan arah kecenderungan umum dalam jangka panjang serta

mampu mengantisipasi kecenderungan tersebut.

c. Hasil Trend and Change di Desa Lebanisuko

Data \ Tahun 2000 2003 2006 2009 Keterangan

Kepemilikan

Lahan

menurun Dibagi kepada anak

Jumlah

Penduduk

naik Tingkat kelahiran

lebih banyak

Tempat Judi &

Mabuk

turun Tersedianya lapangan kerja,pengangguran berkurang

Jumlah Guru

Ngaji

turun Regenerasi silih berganti

Jumlah Santri Naik Generasi semakin banyak

5. Season Calender (Kalender Musim)

a. Pengertian

Page 41: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

Seasonal calender adalah dua kata dalam bahasa Inggris yang masing-

masing artinya sebagai berikut: seasonal adalah jadwal permusim, sedangkan

arti calendar adalah penanggalan. Sebagai terminologi dalam tekhnik PRA arti

seasonal calendar adalah suatu tekhnik PRA yang dipergunakan untuk

mengetahui kegiatan utama, masalah, dan kesempatan dalam siklus tahunan

yang dituangkan dalam bentuk diagram. Hasilnya, yang digambar dalam

suatu ‘kalender’ dengan bentuk matriks, merupakan informasi penting

sebagai dasar pengembangan rencana program.

b. Tujuan Season Calendar

Tujuan kegiatan analisa season calender adalah untuk mengetahui pola

kehidupan masyarakat desa Lebanisuko pada siklus musim tertentu.

Mengidentifikasi siklus waktu sibuk dan waktu luang masyarakat desa

Lebanisuko. Mengetahui siklus masalah yang dihadapi masyarakat desa

Lebanisuko pada musim-musim tertentu serta mengetahui siklus peluang dan

potensi yang ada pada musim-musim tertentu.

Page 42: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

c. Hasil Season Calender Desa Lebanisuko

Jenis Kegiatan Kalender Bulan

Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan Peb Maret April Mei Juni

Curah hujan

Jenis tanaman yang ditanam Padi Panen Tanam

Tenaga kerja

Kebutuhan hidup

Kriminalitas

Pencurian

Mabuk & judi

Tawuran

Keagamaan

Page 43: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

6. Diagram Venn

a. Pengertian

Diagram venn merupakan teknik untuk melihat hubungan

masyarakat dengan lembaga yang terdapat di desa (dan lingkungannya).

Diagram venn memfasilitasi diskusi diskusi masyarakat untuk

mengidentifikasi pihak-pihak apa yang berada di desa, serta menganalisa

dan mengkaji perannya, kepentingannya untuk masyarakat dan manfaat

untuk masyarakat. Lembaga yang dikaji meliputi lembaga-lembaga lokal,

lembaga-lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga swasta (temasuk

lembaga swadaya masyarakat). Diagram venn bisa sangat umum atau

topical; mengenai lembaga-lembaga tertentu saja, misalnya yangkegiatannya

berhubungan dengan penyuluhan pertanian sa, kesehatan saja atau pengairan

saja.

b. Tujuan Diagram Venn

Tujuan diagram venn ini adalah untuk memperoleh data pengaruh

lembaga/tokoh masyarakat yang ada di wilayah desa Lebanisuko terhadap

kehidupan dan persoalan masyarakat desa Lebanisuko, baik laki-laki

maupun perempuan serta untuk mengetahui tingkat kepedulian dan

frekwensi lembaga atau tokoh masyarakat dalam membantu memecahkan

persoalan yang dihadapi oleh masyarakat desa Lebanisuko.

c. Proses Kegiatan

Setelah melihat kondisi sosial di Desa Lebanisuko, maka dapat

digambarkan ke dalam sebuah diagram venn bahwa lembaga keagamaan

memberikan pengaruh yang sangat besar pada masyarakat. Selain itu,

kelompok remaja yang melakukan berbagai penyimpangan semisal yang

tergabung dalam komunitas pemabuk dan tawuran. Kelompok karangtaruna

juga ikut memberikan pengaruh yang cukup.

Page 44: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

c. Hasil Diagram Venn Desa Lebanisuko

7. Diagram Alur

a. Pengertian

Diagram alur merupakan teknik untuk menggambarkan arus dan

hubungan di antara semua pihak dan komoditas yang terlibat dalam suatu

sistem. Diagram ini dapat digunakan untuk menganalisa alur penyebaran

keyakinan dan tata nilai keagamaan dalam masyarakat.

b. Tujuan Diagram Alur

Untuk menganalisa dan mengkaji suatu sistem serta fungsi masing-

masing pihak dalam sistem dan mencari hubungan antara pihak-pihak dalam

sistem, termasuk bentuk-bentuk ketergantungan. Dan untuk memberikan

kesadaran kepada masyarakat tentang posisi mereka sekarang

Page 45: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

c. Hasil Diagram Alur Desa Lebanisuko

8. Analisis Pohon Masalah dan Harapan

a. Pengertian

Disebut teknik analisa masalah karena melalui teknik ini, dapat dilihat

‘akar’ dari suatu masalah, dan kalau sudah dilaksanakan, hasil dari teknik ini

kadang-kadang mirip pohon dengan akar yang banyak. Analisa Pohon

Masalah sering dipakai dalam masyarakat sebab sangat visual dan dapat

melibatkan banyak orang dengan waktu yang sama.

b. Tujuan Analisis Pohon Masalah dan Harapan

Untuk menelusuri penyebab suatu masalah dan memecahkan suatu

masalah sehingga dapat melihat penyebab yang sebenarnya,

c. Proses Kegiatan

Dari berbagai masalah yang ada di Desa Lebanisuko, ternyata dapat

disimpulkan bahwa masalah kenakalan remaja adalah masalah yang paling

serius sehingga sangat dibutuhkan perhatian yang khusus. Maka

Elit Desa

Remaja

Kyai Desa

TPA/TPQ

Karang Taruna

Kenakalan Remaja

Tawuran

Pemabuk

Remas

Page 46: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

dilakukanlah analisis terhadap akar-akar masalah dan harapan-harapan yang

dapat digambarkan menyerupai sebuah pohon lengkap dengan akar-akarnya.

d. Hasil Analisis Pohon Masalah dan Harapan Desa Lebanisuko

POHON MASALAH

Tingginya tingkat

kriminalitas

Perilaku menyimp

ang

Kenakalan Remaja

Keterbatasan lapangan

kerja

Gaya hidup hedonis

Moral anak tidak terkontrol

Page 47: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

POHON HARAPAN

9. Matrix Rangking (Bagan Peringkat)

a. Pengertian

Kata Matrix Ranking berasal dari Bahasa Inggris. Matrix artinya

susunan dalam bentuk kolom. Ranking artinya urutan, posisi, kedudukan,

penggolongan. Dengan demikian arti terminologi matrix ranking adalah

suatu tehnik PRA yang dipergunakan untuk menganalisa dan

membandingkan topik yang telah diidentifikasikan dalam bentuk ranking /

Moral anak terkontrol

Rendahnya tingkat

kriminalitas

Tersedianya lapangan

kerja

Gaya hidup sederhana

Perilaku baik

Maksimalnya control dan pendidikan orang tua

Pembentukan lapangan

kerja baru

Peningkatan status

pendidikan

Filterisasi teknologi

yang merugikan

Lingkungan yang baik

KESHALEHAN REMAJA

Page 48: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

scoring atau menempatkan topik menurut urutan penting tidaknya topik bagi

masyarakat.

b. Tujuan

Memfasilitasi masyarakat Desa Lebanisuko untuk membuat urutan

prioritas pilihan ‘masalah’ yang paling penting dan mendesak untuk segera

dicarikan jalan keluarnya. Memfasilitasi masyarakat memilih prioritas

masalahnya secara objektif dan demokratis serta sistemis, serta

memfasilitasi masyarakat dalam memilah dan memilih masalahnya secara

objektif dan rasional.

c. Proses

Setelah dilakukannya analisa pohon masalah, tentang kenakalan

remaja dan penyebab-penyebab kenakalan remaja yang meliputi : pengaruh

lingkungan, minimnya kontrol dan pendidikan orang tua, pengangguran,

minimnya status pendidikan dan pengaruh teknologi yang negatif. Dari

berbagai penyebab kenakalan remaja tersebut , dapat diketahui bahwa media

(pengaruh teknologi yang negatif) menduduki ranking pertama sebagai

faktor yang menjadi penyebab semakin berkembang dan meluasnya

kenakalan remaja di Desa Lebanisuko hingga tingkat anak-anak usia

Sekolah Dasar.

Page 49: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

d. Hasil Matrix Rangking (Bagan Peringkat) Desa Lebanisuko

No.

Masalah Sebab

Akibat

Scoring Jumlah Scoring

Rang-king SDM Dana Penting

Kemungkinan

1. Pengangguran • Pendidikan rendah • Kurang ketrampilan

• Kriminalitas • Perilaku menyimpang

(judi, narkoba, minuman keras)

8 6 8 6 28 3

2. Media

Teknologi

• Berkembangnya arus globalisasi • Hasrat mayarakat untuk hidup

modern

• Pengaruh negative Lebih mudah terserap

7 6 9 8 30 1

3.

Status pendidikan

rendah

• Keterbatasan dana • Tingkat ekonomi yang rendah

• Banyak pengangguran 7 6 8 8 29 2

4. Pendidikan dari

orang tua

• Kebanyakan orang tua bekerja • Pendidikan orang tua yang

rendah

• Moral anak tidak terkontrol

7 6 8 6 27 4

5. Pengaruh

lingkungan

• Berkembangnnya arus globalisasi • Masyarakat semakin terbuka

dengan dunia luar tanpa filterisasi

• Pengaruh negative • Lebih cepat terpengaruh

6 5 8 7 26 5

Page 50: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

BAB IV

TEORISASI (ANALISIS DAN PEMBAHASAN) DAN REFLEKSI

Metode PRA yang diterapkan dalam KKN PAR memberikan kontribusi

yang cukup besar bagi perkembangan desa. Masyarakat desa dari berbagai elemen

turut berpartisipasi dalam kemajuan desa. Dimulai dari teknik pemetaan (mapping)

yang menggambarkan kondisi geografis Desa Lebanisuko, penelusuran desa untuk

mengetahui kondisi fisik dan sosial desa yang disebut dengan kegiatan transect,

perlu juga adanya pembuatan timeline guna memahami keadaan masyarakat masa

kini dengan mengetahui latar belakang masa lalu melalui peristiwa penting dalam

kehidupan masyarakat di masa lalu. Selanjutnya digambarkan pula bagan perubahan

dan kecenderungan (trend and change) untuk memperkirakan arah kecenderungan

umum dalam jangka panjang serta mampu mengantisipasi kecenderungan tersebut.

Yang juga tidak bisa dilewatkan adalah pembuatan kalender musim

(season calendar) yang digunakan untuk mengetahui kegiatan utama, masalah, dan

kesempatan dalam siklus tahunan di desa Lebanisuko. Selanjutnya digambarkan

pula suatu bentuk diagram yang disebut dengan diagram venn yang digunakan

untuk melihat hubungan masyarakat dengan lembaga yang terdapat didesa

(lingkungan) Lebanisuko.untuk menggambarkan arus dan hubungan diantara semua

pikah dan komoditas yang terlibat dalam suatu sistem diperlukan diagram alur.

Analisa tentang akar masalah yang muncul di desa Lebanisuko serta

harapan-harapan untuk penyusunan program aksi selanjutnya dituangkan dalam

bentuk pohon masalah dan pohon harapan selanjutnya dalam menentukan masalah

dari segi penting atau tidaknya bagi masyarakat dapat dilihat dari matrik rangking.

Mapping

Mapping yang telah dilakukan menggambarkan kondisi fisik Desa

Lebanisuko. Secara geografis Desa Lebanisuko termasuk daerah perbukitan

sehingga berhawa dingin. Masih banyak pula ditemui jalan setapak, namun jalan

utama sudah berpaving. Area persawahan cukup luas namun kurang

dimanfaatkan, terlihat banyak sawah yang tandus dan kering. Tanaman yang

banyak ditanam adalah padi, jagung, tebu, kangkung dan kacang-kacangan. Pada

Page 51: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

daerah ini juga terdapat aktivitas pengerukan tanah, ini menyebabkan

berkurangnya lahan pertanian dan daerah di sekitar pengerukan berdebu, kering

dan panas. Tidak nampak pula dijumpai sungai, sedangkan sumber air berasal

dari sumur namun sumber air itu tidak merata, pada daerah yang lebih tinggi air

sangat sulit didapat terlebih pada musim kemarau.

Transect

Wilayah Desa Lebanisuko termasuk wilayah padat penduduk, Jika dilihat

dari bentuk bangunan rumah penduduk yang sebagian besar sudah berupa tembok

masyarakat Desa Lebanisuko termasuk masyarakat yang mampu dalam hal

perekonomian. Di setiap rumah juga sudah terdapat fasilitas MCK namun

selokannya masih belum dicleansing. Dilihat dari segi teknologi masyarakat Desa

Lebanisuko sudah cukup maju terlihat pada sebagian besar rumah telah memiliki

televisi, radio dan sepeda motor, mayoritas penduduk juga memiliki handphone

bahkan telah tersedia persewaan play station.

Banyak area persawahan yang mengandung tanah liat sehingga mayoritas

ditanami padi, jagung, tebu, kangkung, dan kacang-kacangan. Irigasi sawah

sangat kurang hanya mengandalkan air hujan dan sumur bor, kadang air yang

keluar asin dan sulit keluar ketika musim kemarau. Tegalan juga dimanfaatkan

untuk ditanami seperti mangga, bengkoang, kacang, ketela dan tanaman rempah

seperti lombok. Sebagian besar tegalan tidak dimanfaatkan sehingga hanya

ditumbuhi rumput liar dan semak belukar, pemanfaataanya lebih banyak

digunakan untuk paras (tanah kerukan) karena merupakan tanah liat, tandus, dan

kekurangan air.

Masyarakat Desa Lebanisuko dapat dikatakan masyarakat religius, hal ini

nampak dari aktif dalam kegiatan-kegiatan syiar keagamaan, hal ini nampak dari

banyaknya masjid atau musholla serta TPA/TPQ-nya serta organisasi-organisasi

keislaman. Banyaknya TPA/TPQ ini juga diimbangi dengan banyaknya jumlah

santri yang mereka juga aktif. Selain itu, kegiatan pengajian Bapak-bapak atau

Ibu-ibu juga sangat semarak, mulai dari kegiatan mingguan, bulanan hingga

tahunan. Untuk kegiatan keagamaan remaja terfokus pada remas, IPNU dan

Page 52: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

IPPNU, namun kegiatan-kegiatan rutin remaja ini kurang berjalan secara optimal

karena terbentur dengan aktivitas para remajanya yang bekerja di siang hari.

Meskipun secara geografis letak Desa Lebanisuko di daerah perbukitan

dan terdapat banyak area persawahan dan tegalan, namun pertanian bukan

menjadi penopang utama perekonomian masyarakat. Hal ini dikarenakan adanya

berbagai hambatan dalam bidang pertanian seperti sulitnya mendapat pengairan

dan kelangkaan pupuk. Maka untuk menunjang perekonomian masyarakat,

mayoritas bertopang pada sektor industri yakni sebagai karyawan pabrik dan

industri rumah tangga. Kegiatan perekonomian pada sektor industri ini

dipengaruhi oleh letak Desa Lebanisuko yang berdekatan dengan jalan raya dan

kota-kota besar seperti Sidoarjo dan Surabaya, mayoritas masyarakat baik laki-

laki maupun perempuannya bekerja sebagai karyawan pabrik yang berada di

daerah Surabaya dan Sidoarjo. Untuk industri rumah tangga, masyarakat

mengembangkan kerajinan keranjang dari bambu dan bududaya anggrek. Selain

itu di Desa Lebanisuko terdapat lima pabrik tikar, meskipun pabrik-pabrik

tersebut bukan milik penduduk setempat.

Sarana pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai tingkat sekolah

dasar cukup memadai, antusiasme masyarakat dalam bidang pendidikan cukup

tinggi, namun hal ini tidak dibarengi dengan kemampuan masyarakat dalam hal

pendanaan pendidikan. Sebagian besar masyarakat hanya mampu menempuh

pendidikan hingga tingkat sekolah dasar, hal ini yang menyebabkan banyaknya

pengangguran karena skill dan ketrampilan masyarakat kurang. Pendanaan

pendidikan bergantung pada bantuan pemerintah dan sumbangan lembaga

(donatur/organisasi). Selain itu yang menjadi kendala dalam kemajuan pendidikan

adalah kemajuan teknologi baik televisi maupun play station sehingga hal ini

mengganggu proses belajar anak-anak.

Masyarakat Desa Lebanisuko dapat dikatakan telah menerapkan hidup

sehat, hal ini terbukti dengan tidak adanya kasus wabah penyakit yang serius yang

menimpa masyarakat. Meskipun wilayah Lebanisuko jauh dari lembaga kesehatan

seperti puskesmas, klinik, maupun rumah sakit. Namun sering diadakan

penyuluhan kesehatan dari dinas kesehatan dan masyarakat mempunyai kegiatan

Page 53: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

kerja bakti seminggu sekali. Untuk mengontrol kesehatan ibu dan balita

difasilitasi dengan adanya posyandu yang diselenggarakan setiap bulan pada

minggu ketiga di balai desa. Kendalanya adalah kurang perhatian dari para ibu

untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi balitanya dari posyandu.

Dalam masalah politik, masyarakat dapat dikatakan sangat tertutup dan

acuh. Keaktifan masyarakat dalam aktivitas politik hanya sebatas keikutsertaan

pada setiap pemilihan umum mulai dari pemilihan kepala desa hingga pemilihan

presiden.

Aktivitas kepemudaan di Desa Lebanisuko tidak begitu nampak, meskipun

terdapat sarana seperti remas dan karang taruna. Ketidakaktifan para pemuda ini

disebabkan karena kesibukan mereka untuk bekerja selain itu kecenderungan

mereka lebih pada hal-hal yang negatif semisal kebiasaan judi, minuman keras,

hingga narkoba. Selain itu sarana olahraga juga cukup memadai seperti lapangan

bulu tangkis, bola voli, dan sepak bola. Namun karena kekurangan pelatih dan

pendanaan kegiatan keolahragaan kurang berkembang

Dalam hal keamanan Desa Lebanisuko belum dapat dikatakan aman dari

hal-hal pencurian atau tindakan kriminalitas lainnya. Hal ini dikarenakan tidak

adanya koordinasi desa dengan pihak kepolisian, keamanan desa juga dipandang

bukan hal yang prioritas terbukti dengan ketiadaan anggaran khusus dan aparat

keamanan desa. Selama ini anggaran untuk keamanan berasal dari swadaya

masyarakat. Namun untuk mengatasi hal ini telah diupayakan program ronda

malam dan Pemerintah Daerah Gresik juga menyelenggarakan lomba kampung

aman, hal ini cukup memacu motivasi masyarakat untuk menjaga keamanan desa.

Kegiatan sosial dan budaya masyarakat Desa Lebanisuko tidak begitu

nampak. Kegiatan sosial masyarakat hanya nampak pada kegiatan gugur gunung

(kerja bakti), sedangkan untuk kegiatan budaya hampir tidak nampak terbukti

dengan ketiadaan kelompok kesenian di samping itu para pemuda kurang antusias

mengembangkan bakat dan minatnya dalam bidang kesenian.

Secara garis besar fasilitas umum di Desa Lebanisuko sudah terpenuhi

seperti masjid, mushola, balai RW, tandon air, dan akses jalan. Fasilitas yang

kurang terpenuhi adalah TPU. Pembangunan fasilitas umum di Desa Lebanisuko

Page 54: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

kurang berkembang dengan maksimal karena kurangnya pendanaan dari

pemerintah sehingga untuk memenuhi pendanaan tersebut berasal dari swadaya

masyarakat.

Timeline

Dari berbagai kejadian penting peristiwa masa lalu yang terjadi di Desa

Lebanisuko yang nampaknya begitu menyita perhatian masyarakat adalah adanya

tawuran anak muda yang terjadi hampir di setiap kegiatan hiburan semisal

orkesan. Tawuran ini disebabkan tiada lain karena perilaku anak muda yang tidak

terkontrol, agaknya hal ini akan menjadi sesuatu yang tetap lestari jika tidak

segera dibenahi.

Trend and Change

Trend and change (Bagan perubahan dan kecenderungan) pada bab III di

Desa Lebanisuko meliputi kepemilikan lahan, jumlah penduduk, tempat judi dan

mabuk, jumlah guru ngaji, dan jumlah santri.

Kepemilikan lahan pada tahun 1980, 1990, 2000, 2005, dan 2009

menurun, hal ini disebabkan dari tahun ke tahun kepemilikan lahan terus menerus

dibagi kepada anak, hal ini yang menyebabkan kepemilikan lahan di Desa

Lebanisuko cenderung menurun.

Jumlah penduduk di Desa Lebanisuko dari tahun ke tahun terus

meningkat, hingga pada tahun 2009 jumlah penduduk Desa Lebanisuko mencapai

3.223 penduduk meliputi laki-laki dan perempuan. Hal ini di sebabkan oleh

tingkat kelahiran dari tahun ke tahun yang terus meningkat.

Tempat judi dan mabuk dari tahun 1980 sampai tahun 2009 menurun, hal

ini disebabkan adanya lapangan kerja, sehingga pengangguran semakin

berkurang.

Jumlah guru ngaji di Desa Lebanisuko dari tahun 1980 sampai 2009

tidaklah tentu, hal ini disebabkan oleh regenerasi yang silih berganti sehingga

mempengaruhi jumlah guru ngaji.

Jumlah santri di Desa Lebanisuko berbanding terbalik dengan jumlah guru

ngaji yang dari tahun ke tahun menurun. Jumlah santri yang ada di Desa

Page 55: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

Lebanisuko terus meningkat dari tahun 1980 sampai tahun 2009, hal ini

disebabkan oleh generasi Lebanisuko yang semakin banyak.

Season Calender

Kalender musim Desa Lebanisuko yang telah dibuat meliputi curah hujan,

jenis tanaman yang ditanam, tenaga kerja, kebutuhan hidup, kriminalitas :

pencurian, mabuk dan judi, serta tawuran, dan keagamaan.

Curah hujan di Desa Lebanisuko rendah pada bulan September, pada

bulan Oktober curah hujan sedang, dan curah hujan tinggi pada bulan November

dan Desember, sedangkan pada Bulan Januari curah hujan sangat tinggi, dan pada

bulan Februari, Maret, dan April curah hujan di Desa Lebanisuko cenderung

rendah.

Jenis tanaman yang di tanam di Desa Lebanisuko adalah padi, penanaman

padi dilaksanakan pada bulan September dan Januari, sedang masa tanam adalah

tiga bulan sehingga musim panen dilaksanakan pada bulan Desember dan April.

Tenaga kerja di Desa Lebanisuko pada bulan Juli sampai dengan Juni

cenderung tinggi, artinya penduduk Desa Lebanisuko mayoritas bukan

pengangguran.

Kebutuhan hidup Desa Lebanisuko terus meningkat dari bulan Juli –

Januari, dan pada bulan Februari kebutuhan hidup penduduk Lebanisuko

menurun, selanjutnya pada bulan Maret – Juni kembali meningkat.

Tingkat kriminalitas di Desa Lebanisuko tidak terlalu tinggi, artinya desa

Lebanisuko cukup tinggi tingkat keamanannya. Kalaupun ada kriminalitas itu

hanya sedikit, seperti pencurian dan tawuran.

Keagamaan di Desa Lebanisuko meningkat di bulan Agustus sedangkan di

bulan yang lain cukup rendah. Hal ini bukti bahwa masyarakat desa Lebanisuko

kurang berpartisipasi dalam bidang keagamaan.

Page 56: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

Diagram Venn

Gambar diagram venn pada bab 3 adalah gambaran pola komunitas

masyarakat desa Lebanisuko, dimana terdapat organisasi social maupun

keagamaan yang hidup di desa lebanisuko. Adapun organisasi keagamaan lebih

menonjol di masyarakat lebanisuko. Organsasi yang keagamaan yang terbesar

adalah Muhammadiyah di ikuti oleh NU dan LDII, dan sebagian kecil HTI dan

MMI. Organisasi keagamaan seperti muhamadiyah, NU, dan LDII merupakan

organsasi yang berpengaruh di dalam pola interaksi maupun dalam lembaga-

lembaga desa. Muhammadiyah merupakan komunitas terbesar di desa ini, hal ini

bisa dilihat hampir sebagian besar masyarakatnya yang menganut organisasi ini

dengan ditandai keberadaan 3 masjid yang didirikan oleh Muhammadiyah

sedangkan NU dan LDII berdiri 2 Masjid di desa Lebanisuko.

Adapun HTI (Hizbuz Tahrir Indonesia) dan MMI (Majelis Mujahidin

Indonesia)merupakan komunitas kecil yang hidup di lingkungan desa

Lebanisuko. Keberadaanya belum begitu kentara karena cenderung tertutup dari

masyaraat lebanisuko.

Adapun masyarakat yang masyarakat yang masih eksis lainnya adalah

karang taruna. Keberadaan karang taruna sangat penting di desa tersebut terutama

dalam kegiatan keremajaan dan kegiatan pembinaan organisasi bagi pemuda di

desa lebanisuko semisal lomba olahraga saat 17 Agustusan dll.

Satu hal lagi ada beberapa komunitas yang sangat berpengaruh sekali

dalam masyararakat lebanisuko yaitu komunitas pemabuk dan tawuran. Dari

rumor masyarakat luar maupun dalam, masyarakat lebanisuko terkenal dengan

anak-anak nakalnya. Hal ini ditandai dengan sering terjadinya tawuran setiap

setelah ada pertunjukan. Selain itu, banyak ditemui remaja-remaja pada malam

hari sering bergerombol untuk merokok, bahkan ada minum minuman keras di

tempat sepi yang remang-remang.

Diagram Alur

Gambar diagram alur di atas menjelaskan pola kegiatan remaja desa

Lebanisuko, terdapat organisasi kepemudaan yang bersifat sosial maupun

keagamaan yang hidup di desa Lebanisuko yaitu Remaja Masjid (Remas) dan

Page 57: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

Karang Taruna. Karang taruna dan Remas memiliki hubungan yang sangat erat

karena mereka yang aktif dalam kegiatan karang taruna juga merupakan anggota

remas. Selain itu hubungan antara remaja dan kyai desa jug dapat dikatakan

bagus. Karang taruna juga cukup memiliki kedekatan dengan elit desa. Namun

yang lebih mendominasi adalah kegiatan yang ditampakkan oleh komunitas

pemuda yang lebih cenderung ke arah negatif. Wujud dari bentuk penyimpangan

itu seperti tawuran, minum-minuman keras, berjudi dan penggunaan narkoba.

Yang patut disayangkan juga bahwa ternyata kenakalan remaja tersebut

juga dilakukan oleh remaja-remaja yang berada dalam karang taruna, sehingga hal

ini membawa pengaruh bagi para remaja masjid. Kegiatan-kegiatan dalam karang

taruna maupun remaja masjid bisa dikataan vakum kecuali jika terdapat event-

event tertentu. Adanya kenakalan remaja ini juga tidak lepas dari intervensi elit

desa, sekilas nampak bahwa kenakalan remaja ini sengaja diciptakan dan

dipelihara.

Analisa Pohon Masalah dan Harapan

Dengan mengambil satu masalah yang dianggap mendesak untuk

dicarikan lebih dulu pemecahannya adalah kenakalan remaja sehingga harapan

yang muncul kemudian adalah terwujudnya pribadi remaja yang shaleh.

Maka untuk mewujudkan harapan itu tindakan riil yang mungkin

dilakukan adalah dengan dilakukannya penyuluhan sosial yang ditujukan kepada

anak-anak, orang tua dan remaja. Tiga elemen inilah yang penting untuk dijadikan

sasaran dalam penyuluhan karena ketiganya memegang peranan penting dalam

penanggulangan kenakalan remaja. Pertama kepada anak-anak yang beberapa

tahun kemudian mereka akan menjadi remaja dan jika mereka tidak dibentengi

mulai sejak dini dari pengaruh-pengaruh negatif perilaku remaja, maka ketika

mereka tumbuh sebagai remaja kelak, bisa dipastikan mereka akan mengulangi

perilaku buruk kenakalan remaja.

Selanjutnya adalah orang tua, baik buruk moral anak juga merupakan hasil

dari bentuk pendidikan yang diberlakukan oleh orang tua. Kenakalan remaja yang

Page 58: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

muncul bukan diakibatkan karena ketiadaan pendidikan dari orang tua, tetapi

terkadang orang tua kurang mampu dalam mengenal dan mempelajari karakter

anak-anaknya sehingga hal ini menyebabkan pola didik yang diterapkan terhadap

anak-anak kurang sesuai sehingga malah menyebabkan pemberontakan pada diri

anak. Faktor lain yang menjadi penyebab kenakalan remaja dari peran orang tua

adalah kesibukan orangtua dalam mencri nafkah. Tidak sedikit para bapak dan ibu

bekerja sekaligus sehingga pendidikan anak diserahkan kepada orang lain,

misalnya mereka merasa telah memberikan pendidikan yang baik bagi anak-

anaknya dengan menyekolahkannya atau mengajikannya di TPA. Padahal

pendidikan yang pertama dan utama bagi anak didapatkannya di dalam rumah

yakni dari bapak dan ibunya sendiri.

Terakhir, pentingnya penyuluhan terhadap remaja karena mereka adalah

subjek utama dari kenakalan remaja. Oleh karenanya mereka menjadi obyek

utama pula dalam kegiatan penyuluhan ini. Tidak mudah memberikan penyuluhan

kepada para remaja karena secara emosional mereka sudah sulit untuk

dikendalikan, karena itu butuh pendekatan yang khusus

Matrik Rangking

Berangkat dari analisa terhadap hasil time line maka masyarakat dapat

mengurutkan masalah-masalah mulai dari yang dianggap ringan hingga masalah

yang paling berat mengenai penyebab kenakalan remaja yang terjadi di Desa

Lebanisuko. Pengurutan masalah dari segi prioritasnya sangat penting dilakukan

karena dengan mengetahui masalah yang paling urgen maka akan dengan mudah

dicarikan solusinya. Dari berbagai masalah yang ada di masyarakat Desa

Lebanisuko, masyarakat menemukan lima masalah yang dianggap prioritas yakni

pengangguran, pengaruh media teknologi, rendahnya status pendidikan,

pendidikan orangtua dan pengaruh lingkungan. Terhadap kelima masalah

tersebut, masyarakat memberikan scor tertinggi pada masalah pengaruh media

teknologi. Hal ini tidak dapat dipungkiri karena teknologi juga mengalami

perkembangan yang sangat pesat dari waktu ke waktu. Perkembangan teknologi

juga mendorong hasrat masyarakat untuk mengikuti gaya hidup modern dan

Page 59: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

hedonis. Ini semua mereka maksudkan agar tidak dikatakan ketinggalan jaman

meskipun tinggal di daerah pedesaan.

Walau bagaimanapun perkembangan media teknologi tidak bisa dijadikan

kambing hitam akan adanya kenakalan remaja. Namun yang harus lebih

diperhatikan adalah bagaimana sikap setiap individu agar tidak begitu mudahnya

terpengaruh dengan perkembangan teknologi. Media teknologi menyuguhkan

berbagai hal, tidak hanya yang baik tetapi juga yang buruk dan sayangnya media

teknologi tidak memiliki alat filterisasi akan dampak buruk yang dibawanya bagi

para konsumennya. Maka bagi mereka yang tidak pandai menyaring, memilih dan

memilah informasi serta mengambil manfaat dari kemajuan teknologi ini, akan

dengan mudah terbawa arus globalisasi.

Sebenarnya pencegahan terhadap akibat buruk media teknologi ini tidak

membutuhkan penanganan yang sulit, namun dalam realitasnya akibat yang

ditimbulkan oleh dampak buruk media teknologi ini mendapat perhatian yang

khusus dengan menduduki rangking pertama dalam urutan perangkingan masalah

yang dibuat. Dampak buruk akan pengaruh media teknologi ini baru akan sangat

sulit untuk dilakukan penanganannya jika sudah mulai menyerang masyarakat

karena hampir setiap waktu masyarakat bersinggungan dengan media teknologi

dan kehidupan masyarakat selamanya tidak akan bisadipisahkan dari teknologi.

Page 60: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Puji syukur kepada Allah SWT, kegiatan kerja yang dirumuskan oleh peserta

KKN Fakultas Ushuluddin kelompok kerja Desa Lebanisuko Kecamatan

Wringinanom Kabupaten Gresik secara garis besar 90% berjalan sesuai dengan

rumusan awal. Walaupun secara teknis pelaksanaan di lapangan ternyata masih ada

sedikit kendala. Dari Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2009 yang dilaksankaan di

Desa Lebanisuko selama satu bulan mulai dari tanggal 15 Juli sampai 14 Agustus,

maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Kegiatan mahasiswa KKN fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun

2009 di desa Lebanisuko dapat terealisasi dengan baik walaupun banyak kendala

yang merintangi. Hal ini terbukti dengan antusiasme warga yang tinggi dalam

melaksanakan setiap kegiatan KKN.

2. Sosialisasi kegiatan dengan tokoh masyarakat merupakan kunci keberhasilan

perealisasian kegiatan KKN.

3. Masyarakat yang ditempati adalah objek sasaran kegiatan KKN sekaligus mitra

kerja terlaksananya setiap kegiatan KKN.

B. SARAN

Setelah satu bulan terjun langsung ke masyarakat, terasa sekali perjuangan

kami untuk mencapai hasil optimal dalam perealisasian setiap kegiatan dalam

peningkatan sumber daya manusia di desa Lebanisuko- Wringinanom- Gresik.

Berbagi suka dan duka telah kami alami. Dan demi peningkatan dan perbaikan KKN

di tahun depan, maka terlintas di benak kami untuk memberikan saran-saran sebagai

berikut :

1. Kepala badan pelaksana Kuliah Kerja Nyata ( BP KKN IAIN Sunan Ampel

Surabaya) hendaknya :

a. Mempersiapkan konsep KKN yang lebih matang agar mahasiswa lebih siap

terjun di masyarakat

Page 61: LAPORAN KULIAH KERJA NYATA

b. Memperhatikan aspirasi mahasiswa yang akan melaksanakan KKN, dan

kebijakan yang diambil bukan top down tetapi juga bottom up.

c. Diharapkan terdapat subsidi dana yang memadai untuk mahasiswa pelaksana

KKN sehingga mahasiswa tidak mengalami kesulitan finansial saat

melaksanakan kegiatan KKN.

2. Kepada masyarakat Desa Lebanisuko-Wringinanom-Gresik.

a. Masyarakat desa Lebanisuko hendaknya bisa menjaga persatuan diantara

sesama anggota masyarakat sehingga tercipta suasana yang harmonis.

b. Masyarakat desa Lebanisuko bisa lebih giat lagi untuk taat menjalankan

perintah agama.

c. Masyarakat desa Lebanisuko kami harapkan bisa memiliki kesan yang baik

terhadap mahasiswa KKN dari manapun.

3. Kepada Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Ushuluddin.

a. Hendaknya selalu terjadi kekompakan dalam hal apapun karena hal itu bisa

menunjang keberhasilan setiap kegiatan KKN

b. Hendaknya setiap permasalahan yang timbul senantiasa dapat diatasi dan

dipecahkan dengan jalan musyawarah.

c. Hendaknya sistem kehidupan masyarakat desa Lebanisuko yang telah ada yakni

sifat gotong-royong dipertahankan.

d. Hendaknya suasana kekeluargaan antara karang taruna dan remas dalam satu

dusun tetap dipertahankan dan suasana kekeluargaan serta persaudaraan antara

karang taruna dan remas dari satu dusun dengan karang taruna dan remas dusun

lain dapat tercipta. Sehingga dapat saling bahu membahu membangun desa.