laporan kuliah kerja lapangan kimia lingkungan

29
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN( KKL) DI BALAI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SEWON KIMIA ROMBEL 1 2013 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM i

Upload: emas-agus-prastyo-wibowo

Post on 23-Dec-2015

141 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

KKL

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN( KKL)

DI BALAI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SEWON

KIMIA ROMBEL 1 2013

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014

i

Page 2: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunianya-Nya sehingga kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini hingga penyusunan

laporan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat

pada waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salampun kami haturkan kepada

junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang telah

memberikan tauladan baik sehingga akal dan fikiran penyusun mampu

menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan/ Nyata (KKL) ini, semoga kita

termasuk umatnya yang kelak mendapatkan syafa’at dalam menuntut ilmu.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan

Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) diantaranya :

1.        Dra.Sri Mantini Rahayu Sedyawati , M.Si selaku dosen Kimia Lingkungan

2.        Dr. Murbangun Nuswowati , M.Si selaku dosen Kimia Lingkungan

Akhir kata, penulis berharap semoga karya tulis ini dapat memberikan

manfaat kepada pembaca. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya

membangun sangat diharapkan oleh penulis demi sempurnanya makalah

selanjutnya.

Semarang, 12 Desember 2014

Penulis

ii

Page 3: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i

KATA PENGANTAR...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Rumusan masalah............................................................................ 3

1.3. Tujuan ............................................................................................. 3

1.4.Manfaat Penulisan............................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 4

2.1. Lingkungan Hidup........................................................................... 4

2.2. Mutu Air dan Sumber Pencemar Air............................................... 4

2.3. Klasifikasi Mutu Air........................................................................ 6

BAB III PEMBAHASAN............................................................................. 8

3.1. Karakter Limbah di BIPAL Sewon................................................. 8

3.2. Proses Pengolahan Air Limbah....................................................... 10

3.3. Koagulan yang digunakan dalam Proses Pengolahan Air Limbah. 12

3.4. Quality Control di BIPAL Sewon................................................... 13

BAB 1V PENUTUP........................................................................................ 15

4.1. Kesimpulan....................................................................................... 15

4.2. Saran................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17

iii

Page 4: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

Januari 1994 – Desember 1995 yang kemudian dioperasikan pada tahun 1996.

IPAL Sewon dibangun di lahan seluas 6,7 Ha yang berlokasi di dusun Cepit,

Pendowoharjo, Sewon, Bantul. IPAL Sewon difungsikan untuk mengolah limbah

rumah tangga (kamar mandi, air cucian, WC dan dapur). Proses pengolahan

secara biologis dengan laguna aerasi fakultatif. Instalasi pengolahan limbah ini

bertujuan untuk mencegah bibit penyakit yang ditimbulkan oleh kotoran – kotoran

yang mencemari air permukaan. Limbah kota yang telah diolah dalam instalasi

pengolahan akan dikeluarkan ke sungai Bedog melalui sebuah pipa beton dan

kanal saluran terbuka. Sungai Bedog termasuk dalam pengendalian saluran limbah

golongan II yang dinyatakan dalam Pergub DIY No 07 tahun 2010 tentang Baku

Mutu Limbah Cair dengan BOD keluaran berada dibawah 50 mg/l.

Cakupan wilayah pelayanan IPAL Sewon seperti dalam tabel 1.1 berikut

ini :

Tabel 1.1 Cakupan wilayah pelayanan IPAL Sewon

Daerah layanan IPAL Sewon meliputi :

1. Kota Yogyakarta yang terdiri dari 12 kecamatan yang terdiri dari

Kec. Gondokusuman, Kec. Danurejan, Kec. Mergangsan, Kec. Jetis, Kec.

Umbulharjo, Kec. Pakualaman, Kec. Kraton, Kec. Tegalrejo, Kec.

Mantrijeron, Kec. Ngampilan, Kec. Gondomanan, Kec. Gedongtengen

1

No Kab/Kota Jumlah

Kecamatan

Jumlah

Sambungan

Page 5: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

2. Kab. Sleman teridiri dari 5 kecamatan yaitu Kec. Depok, Kec. Mlati,

Kec. Ngaglik

3. Kab. Bantul terdiri dari 3 kecamatan yaitu Kec. Banguntapan, Kec.

Kasihan, Kec. Sewon.

Ket : : Jaringan Primer IPAL SEWON

Gambar 1.1 Peta Pelayanan IPAL SEWON

( Sumber BIPAL Sewon )

1.2. Rumusan Masalah

2

Page 6: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

1. Bagaimana karakter limbah yang diolah di IPAL Sewon ?

2. Bagaimana proses pengolahan limbah di IPAL Sewon ?

3. Apa saja koagulan yang dipakai dalam proses pengolahan limbah

di IPAL Sewon ?

4. Bagaimana Quality Control di IPAL Sewon ?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui karakter limbah yang diolah di IPAL Sewon.

2. Mengetahui proses pengolahan limbah di IPAL Sewon.

3. Mengetahui koagulan yang dipakai dalam proses pengolahan

limbah di IPAL Sewon.

4. Mengetahui Quality Control di IPAL Sewon

1.4. Manfaat Penulisan

1. Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan yan diharapkan dapat

meningkatkan kualitas pengolahan air limbah.

2. Sebagai laporan kunjungan dalam rangka Kulia Kerja Lapangan ( KKL )

BAB II

3

Page 7: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lingkungan Hidup

Berdasarkan Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 ayat (1)

bahwa lingkungan hidup adalah segala kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lain. (Anonim, 2009). Dari bunyi undang-undang tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa lingkungan terdiri dari 2 komponen yaitu komponen

hidup (makhluk hidup) dan komponen tak hidup yang saling berinteraksi

membentuk suatu sistem.

2.2. Mutu Air dan Sumber Pencemar Air

Sumber daya air merupakan sumber daya alam non hayati dan dapat

diperbaharui, artinya air termasuk sumber daya alam yang jika habis dapat

diperbaharui lagi. Namun jika badan air terus menerus tercemar limbah

maka suatu saat air yang bersih akan langka. Untuk itu penggunaan air harus

efisien dan selalu dijaga agar tidak tercemar zat-zat berbahaya. Dalam ilmu

hidrologi modern, ketiga siklus di alam yaitu siklus hidrologi, siklus erosi,

dan siklus biokimia, akan berinteraksi dengan faktor- faktor ekonomi seperti

pembangunan dan urbanisasi serta dengan faktor sosial yaitu pertumbuhan

penduduk dan perubahan kebiasaan/budaya kehidupan. (Pusposutardjo dan

Susanto, 1993)

Pengertian Mutu Air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau

diuji berdasarkan parameter tertentu dan metoda tertentu berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Klasifikasi Mutu Air

adalah pengelompokan air ke dalam kelas air berdasarkan mutu air. Baku Mutu

Air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen

yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang

keberadaannya di dalam air. (Anonim, 2008).

4

Page 8: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

Adanya pengaliran air limbah rumahtangga ke sungai oleh manusia akan

menyebabkan penurunan kualitas air. Hal ini dapat terjadi karena masuknya

limbah ke badan air. Pengertian limbah yatu sisa suatu usaha dan/ kegiatan.

Penurunan kualitas air pada sungai merupakan salah satu bentuk dari

pencemaran lingkungan hidup. Sedangkan pengertian pencemaran lingkungan

hidup yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau

komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga

melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Sedangkan baku

mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,

energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/ atau unsur pencemar yang

ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur

lingkungan hidup. (Anonim, 2009).

Sumber-sumber pencemar air dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu :

a. Pencemaran fisik : pencemaran warna, kekeruhan, zat

tersuspensi, busa, radioaktivitas, dan suhu.

b. Pencemaran kimiawi, ada 2 macam yaitu :

1. Polutan organik berupa protein, lipid, sabun, deterjen sintetik,

karbohidrat, resin, batubara, minyak

2. Polutan anorganik berupa asam, alkali, logam berat, dan garam..

c. Pencemaran fisiologi berupa rasa dan bau.

Untuk daerah tropis, pencemaran perairan banyak disebabkan oleh limbah

organik, yang dapat mengakibatkan

a. Jumlah oksigen terlarut (DO/Dissolved Oxygen) di perairan berkurang

dan nilainya lebih kecil dari nilai standarnya.

b. Timbulnya zat makanan anorganik seperti amonia, nitrat, dan

phospor. Zat-zat ini dapat menyebabkan bertambah tingginya kadar

hara di dalam ekosistem perairan sehingga meningkatkan

pertumbuhan tumbuhan air seperti alga. Jika jumlah alga banyak maka

dapat mengakibatkan fluktuasi kadar oksigen perairan. (Cummin, 1977).

5

Page 9: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

2.3. Klasifikasi Mutu Air

Air limbah rumah tangga yang dialirkan ke IPAL Sewon tersebut

mempunyai kualitas yang lebih jelek dari baku mutu lingkungannya sehingga

apabila limbah tersebut langsung masuk ke badan air seperti sungai, maka akan

terjadi pencemaran pada badan air tersebut dan sebagai akibatnya, kehidupan

tumbuhan dan biota air dalam badan sungai akan terganggu.

Tabel 1. Klasifikasi Mutu Air Berdasarkan Peraturan Gubernur DIY No.20 tahun 2008 pasal 5

No Kelas Keterangan1 I Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air

minum, dan atau peruntuka lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

2 II Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut

3 III Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

4 IV Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

Sumber: Anonim, 2008

Sedangkan baku mutu airnya adalah sebagai berikut :

Parameter Baku

Mutu Air DIY

Satuan Kelas I Kelas II Kelas III Kelas

IV

Keterangan

KandunganA. Fisika1. Suhu oC ± 3oC

Terhada p suhu

± 3oC

Terhada p suhu

± 3oC

Terhada p suhu

± 3oC

Terhada p suhu

Deviasi suhu dari keadaan

alamiah

2. Residu Terlarut mg/l 1000 1000 1000 2000

3. Residu

Tersuspensi

(TSS)

mg/l 0 50 400 400 Bagi pengolahan air minum secara konvensional,

B. Kimia1. Ph 6-8,5 6-8,5 6-9 5-92. BOD mg/l 2 3 6 12

6

Page 10: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

3. COD mg/l 10 25 50 1004. DO mg/l 6 5 4 0 Angka batas

minimum5. Pospat mg/l 0,2 0,2 1 56. Nitrat mg/l 10 10 20 20

Keterangan :

(X)= tidak dipersyaratkan; mg= miligram; l = liter.

Sumber: Anonim, 2008

BAB III

7

Page 11: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

air limbah

padatan (0,1 %)

organik anorganik

air 99 %

PEMBAHASAN

3.1. Karakter Limbah di BIPAL SEWON

Limbah yang diolah di instalasi pengolahan air limbah sewon adalah

limbah cair rumah tangga atau domestik. Limbah cair rumah tangga atau domestik

adalah air buanagn yang berasal dari penggunaan untuk kebersihan yaitu

gabungan limbah dapur, kamar mandi, toilet, cucian dan sebagainya. Komposisi

limbah cair rata-rata mengandung bahan organik dan senyawa mineral yang

berasal dari sisa makanan, urine, sabun. Sebagian limbah rumah tangga berbentuk

suspensi lainnya dalam bentuk bahan terlarut.

8

Page 12: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

Karbohidrat 25 % garamProtein 10 % logamLemak 85 % butiran(sumber :Sutapo, Ignasius DA 1999)

Gambar 1. Komposisi limbah cair domestik

Karakteristik Air Limbah Rumah Tangga/Domestik :Tabel 2.1 karakteristik Limbah Cair Domestik

Parameter KonsentrasiKisaran Rata-rata

Padatan :TerlarutTersuspensiBODCODTOC

250-850100-350110-400250-100080-290

500220220500160

NitrogenOrganikNH3

8-3512-50

1525

Phospor :OrganikAnorganik

1-53-10

35

ChloridaMinyak dan LemakAlkalinitas

30-10050-15050-200

50100100

(sumber : metcalf dan Eddy, 1979)Secara umum sifat air limbah cair domestik terbagi atas 3 karakter, yaitu :1.karakter fisik, meliputi :

a. Padat (solid)Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik yang dapat larut, mengendap dan tersuspensi.

b. BauBau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat-zat organik yang menghasilkan gas-gas tertentu juga karena adanya

9

Page 13: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

reaksi kimia yang menimbulkan gas. Standar bau dinyatakan dalam ambang bau.

c. WarnaWarna dibedakan menjaadi true colour dan apparent color. Warna yang bisa diukur adalah true color. Secara kuantitatif, keadaan limbah dapat ditandai warna-warnanya.

d. TemperaturTemperatur air limbah mempengaruhi badan penerima jika terdapat temperatur yang cukup besar. Hal ini akann mempengruhi kecepatan reaksi serta tata kehidupan dalam air. Perubahan suhu memperlihatkan aktivitas kimiawi dan biologi.

e. KekeruhanKekeruhan menunjukkan sifat optis air yang akan membatasi pencahayaan kedalaman air. Kekeruhan terjadi karena adanya zat zat koloid yang melayang dan zat zat yang terurai menjadi ukuran yang lebih (tersuspensi) oleh binatang, zat-zat organik, jasad remik, lumpur, tanah dan benda-benda yang melayang.

2. karakteristik Kimia, dibagi menjadi 2. Yaitu :a. parameter organik

1. Biological Oxygen Demand ( BOD )2. Chemical Oxygen Demand (COD )3. Protein4. Karbohidrat5. Minyak dan lemak6. Detergen

b. Parameter anorganik dan gas1. pH2. Chlorida3. Alkalinitas4. Oksigen terlarut ( DO )5. Logam-logam berat 6. Nitrogen7. Phospor8. Gas-gas

3. Karakteristik BiologiParameter pentik lainnya adalah golongan mikroorganisme yang ada

dalam air dan golongan patogen, sebab pada dasarnya dalam air mengandung berjuta-juta bakteri baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.

3.2. Proses pengolahan air limbah

10

Page 14: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

Sumber : BIPAL Sewon

1.A

ir Limbah Yang Berasal Dari Rumah Tangga

Pada proses ini menggunakan pipa literal yang di hubungkan dengan pipa induk mengalir air limbah menuju IPAL sampai ke Balai IPAL air limbah masuk akan di pompa ke atas karena secara gravitasi ketinggian air masuk lebih rendah dari kolam pengelolaan.2. Air Limbah Kontrol

Ini dipompa menggunakan pompa ulir, pengoperasiannya secara otomatis yang menghubungkan air limbah masuk.Ada 3 jenis pompa ulir yaitu ; 2 pompa ulir yang beropersi dan  1 pompa ulir yang berfungsi sebagai cadangan ini akan beroperasi secara otomatis

3.       Rumah Pompa

Uliran-uliran ini yang berfungsi membawa air keatas setelah air limbah masuk lewat bawah rumah pompa alirannya ke bak gesember/pengendap pasir.

4.       Bak Pengendap Pasir

Dari bak gesember padatan seperti pasir akan mengendap secara gravity kemudian akan di sedot menggunakan pompa senop. Ada 2 bak gesember yang masing-masing di lengkapi pompa senop. Pompa celup beroperasi setiap pagi hari mnyedot endapan yang ada di dasar bak gesember di sebelah gesember ada pipa putih, ini berfungsi untukmenampung pasirnya. Limbah cair kembali lagi ke bak gesember  dan keluar melalui screen berfungsi untukmenampung sampah-sampah ringan, bila sampah sudah penuh akan di buang ke TPA.

5.       Bak Pembagi

11

Page 15: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

Keluar dari bak gesember air menuju bak C bak pembagi di tengah air di bagi menjadi 2 lajur kolam yang di rangkai seri. Ada 2 jalur kolam-kolam pengolahan dimana prosesnya sama yaitu dari bak pembagi masing-masing masuk ke fakultatif 1 dan mengalir ke fakultatif II dan mengalir ke kolam yang paling ujung ke kolam akurasi.Kolam fakultatif ada 4 yaitu fakultatif I dan fakultatif II ini ada proses pengolahan secara aerob dan anaerob. Proses yang di permukaan aerob di dasar kolam anaerob untuk yang aerob ini bakteri yang membutuhkan oksigen dibantu denagn mesin aerator di tengah kolam untuk mensupali oksigen dalama air limbah.

Sedangkan untuk proses yang ada di dasar yaitu bakteri anaerob yang berperan untuk menguraikan kotoran organik dan hasil akhir kolam fakultatif lumpur atau endapan penyedotan 1 tahun sekali dengan menggunakan kapal penyedot lumpur. Lapal ini yang akan mengelillingi kolam muter di operasikan system vakum yang ada atapnya. Mesin vakum setelah menyedot dialirkan antara fakulatatif I dan fakultatif II bak-bak pertama ke bak-bak penyaring lumpur ada 25 selanjutnya bak-bak mana yang akan diisi lumpur yang ada disitu akan mengendap itu akan terkena sinar matahari sebagai pupuk tanaman.

6.        Kolam Akurasi (Pematangan)

Kolam terakhir yaitu pematangan koliorm dari sinar matahari berupa limpahan jadi proses pengolahan IPAL yaitu overflow semakin banyak air masuk semakin cepat waktu tinggalnya di kolam-kolam pengolahan. Musim hujan waktu tinggalnya lebih cepat dalam, sedangkan waktu musim kemarau masa tinggal lebih lama karena COD nya lebih pekat dan pengolaahannya lebih lama.Dari kolam akurasi air keluar dari 2 jalur menjadi satu lewat belakang ada bak-bak peri lumpur dan keluar kesungai bedog. Jadi hasil olahan Balai IPAL di buang ke sunagai bodog standar dengan air golongan B yang di peruntukkan untuk irigasi pertanian. Menuruk SK Gubernur DIY baku mutu DIY baku mutu golongan B yaitu BOD 30 mg/liter dan lumpur kering dimanfaatkan untuk produk tanaman.

Proses pengolahan limbah mula-mula disalurkan melalui sambungan rumah dan pipa lateral menuju IPAL, lalu air limbah masuk ke lubang kontrol, air limbah diangkat dengan pompa tipe ulir pada rumah pompa dan mengalir pada bak pengendap pasir. Selanjutnya pasir dan kerikil halus yang termuat dalam air limbah diendapkan, bahan polusi organis dalam air limbah didegradasi atau diurai secara aerobik dan anaerobik. Usai proses ini dihasilkan dua material yakni lumpur yang terkumpul di dasar kolam disedot dengan alat penyedot dan dipindahkan ke bak pengering lumpur dengan vakum truck kemudian lumpur keringnya dimanfaatkan untuk pupuk tanaman dan limbah cairnya masuk ke tempat penjernihan dan penguraian coliform, usai itu limbah cairnya dibuang ke sungai di antaranya Sungai Bedog.

12

Page 16: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

3.3. Koagulan yang digunakan dalam Proses Pengolahan Air LimbahKoagulan adalah bahan kimia yang berfungsi sebagai pengikat partikel

penyebab keruh terhadap air agar terjadi gumpalan atau flok yang mudah

diendapkan. Koagulan ditambahkan ke dalam air guna menyempurnakan proses

koagulasi. IPAL Sewon mengolah limbah rumah tangga (black water dan grey

water) dengan proses pengolahan secara biologis dengan metode Laguna Aerasi

Fakultatif dan pengolahan fisik.

IPAL Sewon tidak menggunakan bahan kimia sebagai koagulan dalam

proses pengolahan limbah, seperti yang telah disebutkan diatas pengolahan

dilakukan secara biologis dengan metode Laguna Aerasi Fakultatif dan

pengolahan fisik. Pengolahan secara biologi disini yaitu dengan bakteri

(mikroorganisme) dalam air dan dengan bantuan aerator untuk memompa oksigen

ke dalam air agar bakteri pengolah limbah dapat tetap hidup.

Pada pengolahan fisik, IPAL Sewon mempunyai banyak bak yang

digunkan dalam proses pengoalahan air limbah yaitu bak pengandapan pasir, bak

pembagi, kolam fakultatif, kolam pematangan, dan bak pengering lumpur.

Sehingga dalam proses pengendapan partikel-partikel yang ada dalam air limbah,

IPAL Sewon menggunakan sistem penyaringan kasar (bak pengendapan pasir),

penyaringan halus (lumpur), dan Pengeringan lumpur untuk menyaring lumpur.

Jadi nanti air limbah akan diendapkan dan menjadi lumpur kemudian dikeringkan.

3.4. Quality Control di BIPAL Sewon

Air limbah yaitu air dari suatu daerah permukiman yang telah

dipergunakan untuk berbagai keperluan. Air limbah dapat berasal dari berbagai

sumber, misalnya untuk limbah rumah tangga yaitu: air bekas cucian,air bekas

memasak, air bekas mandi, dan sebagainya. Pengelolaan kualitas air merupakan

salah satu prioritas dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia. Di Bantul

Yogyakarta terdapat sebuah instalasi pengolahan air limbah yaitu IPAL Sewon

yang mengolah limbah rumah tangga (black water dan grey water).

Air limbah rumah tangga dialirkan melalui pipa-pipa jaringan yang

kemudian akan langsung menuju IPAL dan kemudian air limbah ini akan diolah

13

Page 17: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

disana. Air limbah yang telah diolah akan dilakukan pengujian kualitas hasil

pengolahan di laboratorium. Misalnya seperti berikut:

IPAL Sewon. Hasil Uji Laboratorium 2013 (rata-rata) :

Inlet :

BOD= 111.8 mg/L

COD = 359.9 mg/L

Outlet :

BOD = 15.6 mg/L

COD = 64.4 mg/L

SK GUB no 7 tahun 2010

Baku mutu limbah cair

Syarat : BOD : Max 50 mg/L

COD : Max 125 mg/L

Air limbah yang telah diolah harus memenuhi syarat baku mutu limbah

cair dimana hal itu disesuaikan dengan peraturan yang telah ditetapkan yaitu

menurut:

1. Pergub No 7 tahun 2010. tentang Baku mutu limbah cair untuk

kegiatan industri lainnya.

2. Keputusan Gubernur DIY no 214/KPTS/1991 tentang Baku mutu air,

badan air golongan C.

Jadi air limbah yang telah diolah akan tetap di kotrol kualitasnya, untuk

mengetahui kualitas air limbah setelah hasil pengolahan dan juga untuk

menentukan baku mutu air limbah tersebut, apakah sudah sesuai dengan syarat

baku mutu limbah cair atau belum. Air limbah yang belum sesuai dengan syarat

baku mutu limbah cair kan diolah kembali sampai memenuhi sayrat yang telah

ditentukan.

14

Page 18: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

1. Secara umum sifat air limbah cair domestik terbagi atas 3 karakter, yaitu

karakter fisik, meliputi Padat (solid) , bau , warna , temperatur, dan

kekeruhan, karakteristik Kimia, dibagi menjadi 2 , yaitu parameter organik

dan parameter anorganik dan yang ketiga yakni karakteristik biologi

2. Proses pengolahan limbah mula-mula disalurkan melalui sambungan

rumah dan pipa lateral menuju IPAL, lalu air limbah masuk ke lubang

kontrol, air limbah diangkat dengan pompa tipe ulir pada rumah pompa

dan mengalir pada bak pengendap pasir. Selanjutnya pasir dan kerikil

halus yang termuat dalam air limbah diendapkan, bahan polusi organis

dalam air limbah didegradasi atau diurai secara aerobik dan anaerobik.

Usai proses ini dihasilkan dua material yakni lumpur yang terkumpul di

dasar kolam disedot dengan alat penyedot dan dipindahkan ke bak

pengering lumpur dengan vakum truck kemudian lumpur keringnya

dimanfaatkan untuk pupuk tanaman dan limbah cairnya masuk ke tempat

penjernihan dan penguraian coliform, usai itu limbah cairnya dibuang ke

sungai di antaranya Sungai Bedog.

3. IPAL Sewon tidak menggunakan bahan kimia sebagai koagulan dalam

proses pengolahan limbah, seperti yang telah disebutkan diatas pengolahan

15

Page 19: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

dilakukan secara biologis dengan metode Laguna Aerasi Fakultatif dan

pengolahan fisik. Pengolahan secara biologi disini yaitu dengan bakteri

(mikroorganisme) dalam air dan dengan bantuan aerator untuk memompa

oksigen ke dalam air agar bakteri pengolah limbah dapat tetap hidup.

4. air limbah yang telah diolah akan tetap di kontrol kualitasnya, untuk

mengetahui kualitas air limbah setelah hasil pengolahan dan juga untuk

menentukan baku mutu air limbah tersebut, apakah sudah sesuai dengan

syarat baku mutu limbah cair atau belum. Air limbah yang belum sesuai

dengan syarat baku mutu limbah cair kan diolah kembali sampai

memenuhi sayrat yang telah ditentukan.

4.2. Saran

1. Perlu menindaklanjuti sumber limbah dan B3 yang masuk ke IPAL

2. Perlu menindaklanjuti kajian biaya untuk kegiatan pemantauan dan

pengendalian kualitas air dan lingkungan sistem jaringan limbah di Balai

IPAL Sewon. dan membuat kajian altenatif pengembangannya.

16

Page 20: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008, “Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.20 tahun 2008 tentang Baku Mutu Air di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”, Pemerintah Provinsi DIY, Yogyakarta.

Anonim, 2009, “Undang-undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”, BAPEDAL, Jakarta.

BIPAL Sewon . 2014 . Perkembangan Pemanfaatan IPAL Sewon dan Upaya Pengelolaan Limbah. Yogyakarta : BIPAL Sewon.

Cummin, 1997, “From Head Water to Rivers”, The American Biology Teacher.

Metcalf and Eddy . 1979 . Watewater Enginering Treatment. Disposal and Reuse.Mc Graw- Hill , Inc : Singapore

Pusposutardjo, S. dan Susanto, S., 1993, “Perspektif dari Pengembangan Manajemen Sumber Air dan Irigasi untuk Pengembangan Pertanian”, Liberty, Yogyakarta.

Sutapa , Ignasius DA.1999. Lumpur Aktif : Altenatif Pengolah Limbah Cair, Jurnal Studi Pembangunan , Kemasyarakatan dan Lingkungan . Peneliti Puslitbang Limologi-LIPI.Cibinong No.3;25-38

.

17

Page 21: Laporan Kuliah Kerja Lapangan Kimia Lingkungan

18