laporan konsolidasi forum jaringan penelitian … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah....

82
LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN (JARLIT) DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2017

Upload: hoangnhi

Post on 14-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAPORAN KONSOLIDASI

FORUM JARINGAN PENELITIAN (JARLIT)

DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

TAHUN 2017

Page 2: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan

karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penulisan Laporan Kegiatan Jaringan

Penelitian ini dengan baik.

Program kegiatan jaringan penelitian ini dimaksudkan untuk memberdayakan dan

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam melaksanakan penelitian dan perumusan

saran kebijakan atas dasar hasil penelitian sebagai bahan masukan bagi pengambil

kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah.

Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

pelaksanaan kegiatan jaringan penelitian pada tahun 2017 yang telah dilaksanakan

pada Bidang Penelitian dan Pengembangan di Bappeda Kabupaten Lampung Tengah.

Semoga Laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

. Kota Gajah, Agustus 2017

KEPALA BALITBANGDA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Drs. I GUSTI NY SURYANA

Pembina Tk. I (IV/b) NIP. 19640808 199610 1 002

Page 3: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

I.2 Lingkup Kegiatan ......................................................................................................... 5

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

II.1 Dasar............................................................................................................................... 6

II.2 Hasil ............................................................................................................................... 6

II.3 Sumber Dana .................................................................................................................. 9

II.4 Realisasi Dana ................................................................................................................ 9

II.5 Penyerapan Dana dan Hambatan ...................................................................... 10

III. KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 11

III.2 Saran .......................................................................................................................... 11

LAMPIRAN

Page 4: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAPORAN JARLIT 2017 Halaman 1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan telah mengembangkan jaringan penelitian (Jarlit)

dengan pemerintah daerah, dengan maksud dapat melaksanakan berbagai program

kerja sama penelitian guna sinkronisasi kebijakan, perencanaan, dan pelaksanaan

program penelitian sehingga dapat diperoleh informasi dan pemecahan masalah

pembangunan pendidikan di pusat maupun di daerah secara akurat, efisien, dan

efektif.

Salah satu substansi pengelolaan pendidikan di era otonomi daerah yaitu menjadikan

daerah kabupaten/kota saat ini mempunyai kewenangan yang sangat luas, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan program, sampai dengan evaluasi pelaksanaan program.

Konsekuensi dari otonomi daerah tersebut yaitu semakin bertambah banyaknya

kebijakan yang harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi oleh kabupaten/kota,

termasuk kebijakan di bidang pendidikan. Pada era otonomi daerah, kabupaten/kota

menghadapi tuntutan dan tantangan di bidang pendidikan terutama dalam hal:

1. masalah pendidikan yang harus dipecahkan sendiri oleh kabupaten/kota

semakin bertambah, seperti: bagaimana memberikan kesempatan pendidikan

yang lebih merata dan bermutu, meningkatkan mutu tenaga pendidik, dan

memenuhi kebutuhan ideal sarana prasarana pendidikan, serta menentukan dan

menyelenggarakan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat atau

kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Di samping itu, masih

Page 5: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAPORAN JARLIT 2017 Halaman 2

bervariasinya kemampuan masing-masing daerah dalam mewujudkan misi

pendidikan yaitu ketersediaan layanan pendidikan; keterjangkauan layanan

pendidikan; kualitas dan relevansi layanan pendidikan; kesetaraan pemberian

layanan pendidikan; dan kepastian memperoleh layanan pendidikan (5K);

2. penetapan kebijakan dituntut lebih cepat untuk dapat merespon dan

memecahkan permasalahan yang berkembang di masyarakat karena rentang

birokrasi menjadi jauh lebih pendek dengan adanya era otonomi; dan

3. Kemampuan daerah untuk menetapkan kebijakan yang sinkron dengan

kebijakan Pemerintah Pusat khususnya di bidang pembangunan pendidikan

masih terbatas (Puslitjak, 2012).

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan

tata Laksana Balitbang, menetapkan bahwa Pusat Penelitian Kebijakan Balitbang

Kemdikbud sebagai lembaga yang berfungsi melaksanakan Penelitian Kebijakan dan

Pengembangan Pendidikan telah merintis dan mengembangkan sistem pendukung

penetapan kebijakan (decision support system) berbentuk suatu forum atau kelompok

kerja di tingkat provinsi/kabupaten/kota yang disebut dengan Jaringan Kerjasama

Penelitian Kebijakan Pendidikan (JARLIT).

Terkait dengan tugas dan Fungsi Puslitjak, JARLIT merupakan suatu forum yang

berfungsi untuk mendukung pimpinan daerah dalam menetapkan kebijakan di bidang

pendidikan, dalam bentuk menyampaikan masukan atau usulan-usulan kebijakan, baik

diminta maupun tidak diminta untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi

daerah dalam penyelenggaraan pendidikan. Di samping itu, JARLIT diharapkan juga

untuk bisa membantu mensinkronkan kegiatan penelitian dan pengembangan

Page 6: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAPORAN JARLIT 2017 Halaman 3

kebijakan di bidang pendidikan, melalui mekanisme kerjasama baik antar JARLIT

daerah maupun dengan JARLIT Pusat. Dengan kata lain, pembentukan JARLIT

dimaksudkan untuk menyusun usulan kebijakan pimpinan daerah yang sinkron dengan

kebijakan pendidikan nasional yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, situasi, dan

kondisi daerah. Penyusunan usulan kebijakan tersebut dilakukan atas dasar hasil

penelitian kebijakan dan analisis sektor pendidikan. Dengan cara demikian maka

kebijakan pimpinan daerah dapat ditetapkan atas dasar informasi dan fakta yang akurat

dari lapangan (Informed Decision Making).

2. Tujuan a. Umum

Tujuan umum Jarlit dikembangkan dengan tujuan untuk menjadi wahana yang

membantu Pemerintah Daerah dalam memecahkan masalah kebijakan pendidikan di

daerah khususnya memberikan arahan dan informasi mengenai tata cara pelaksanaan

penelitian dari Tim Jarlit Kabupaten kepada Guru Pembimbing Penelitian di sekolah

tingkat SMU dan SMK dalam rangka upaya untuk: (i) memberdayakan dan

meningkatkan kemampuan SDM Jarlit Pendidikan sekolah SMU dan SMK di Kabupaten

Lampung Tengah dalam melaksanakan penelitian kebijakan pendidikan, dan (ii)

memiliki kemampuan untuk merumuskan saran kebijakan pendidikan atas dasar hasil

penelitian sebagai bahan masukan dalam penetapan kebijakan pendidikan di tingkat

pusat dan daerah.

b. Khusus

Secara khusus tujuan pengembangan Jarlit adalah:

1. meningkatkan mutu dan relevansi kebijakan pendidikan daerah;

Page 7: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAPORAN JARLIT 2017 Halaman 4

2. meningkatkan mutu dan relevansi bahan kebijakan pendidikan nasional, dan

3. membantu dalam sinkronisasi kebijakan pendidikan nasional, provinsi, dan

kabupaten/kota melalui networking atau jaringan kerjasama.

3. Hasil yang diharapkan a. Output

Jarlit untuk jangka panjang diharapkan dapat menemukan pola kerjasama yang

saling menguntungkan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam

pembangunan pendidikan. Keuntungan tersebut bagi Pemerintah khususnya untuk

Puslitjak, Balitbang Kemdiknas sebagai koordinator Jarlit secara nasional – antara

lain adalah:

o Dapat memanfaatkan Jarlit Daerah sebagai mitra dalam pelaksanaan penelitian-

penelitian yang dilaksanakan

o Dapat menghimpun hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh Jarlit Daerah, yang

selanjutnya dianalisis untuk memberikan masukan kepada pimpinan kementerian

b. Outcome

Meningkatnya kemampuan Jarlit Kabupaten Lampung Tengah dalam melaksanakan

penelitian terkait kebijakan Pemerintah dan semakin meningkatnya penelitian yang

dilakukan oleh siswa sekolah menengah dan masyarakat umum.

c. Benefit

Mutu hasil penelitian kebijakan Pemerintah Daerah semakin meningkat.

Page 8: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAPORAN JARLIT 2017 Halaman 5

d. Impact

Pembangunan pada berbagai bidang di kabupaten Lampung Tengah yang

bersangkutan dapat dilaksanakan dengan tepat berdasarkan masukan hasil analisis

dan penelitian kebijakan.

I.2. Lingkup Kegiatan

Jarlit dikembangkan dengan visi dan misi Kabupaten Lampung Tengah yaitu

Terwujudnya Lampung Tengah sebagai “Bumi agribisnis” yang maju, sejahtera, dan

berwawasan lingkungan, dengan pelayanan publik yang berkualitas prima. Lingkup

kegiatan Jarlit yang dilakukan di Kabupaten Lampung Tengah meliputi kegiatan

sosialisasi dan koordinasi kelembagaan jarlit, kegiatan Apresiasi Lomba Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Terapan, serta pertukaran informasi jarlit bidang

pendidikan.

Page 9: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAPORAN JARLIT 2017 Halaman 6

II. PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1. Dasar

- Keputusan Bupati Lampung Tengah Nomor : 23/KPTS/B.b.VII.05/2017 tentang

Pembentukan Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Konsolidasi Forum Jaringan

Penelitian di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2017.

2. 2. Hasil

Kabupaten Lampung Tengah dengan luas wilayah 4789,82 Km2 memiliki jumlah

penduduk 1.261.498 orang yang tersebar di 28 kecamatan, 297 kampung dan 10

kelurahan. Adapun jumlah sekolah di Kabupaten Lampung Tengah dapat

dikelompokkan pada tabel di bawah ini (rincian terlampir) :

Tabel 1. Jumlah Sekolah di Kabupaten Lampung Tengah

No KELOMPOK SEKOLAH JUMLAH

1. PAUD 594

2. SD/MI 808

3. SMP/MTS 313

4. SMA/MA 133

5. SMK 73

Sumber : Data Referensi Pendidikan Kemendikbud Tahun 2017

Di Kabupaten Lampung Tengah telah dibentuk Tim Pengarah dan Tim Pelaksana

Konsolidasi Forum Jaringan Penelitian berdasarkan Keputusan Bupati Lampung Tengah

Nomor : 23/KPTS/B.b.VII.05/2017. Tim tersebut memiliki tugas sebagai berikut :

A. Tim Pengarah

a. Memberi pengarahan kepada tim pelaksana dalam rangka Kegiatan Konsolidasi

Forum Jaringan Penelitian di Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2017.

Page 10: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAPORAN JARLIT 2017 Halaman 7

b. Melakukan evaluasi terhadap hasil pekerjaan Tim Pelaksana dalam

melaksanakan kajian berdasarkan laporan yang disampaikan secara berkala oleh

Tim Pelaksana.

B. Tim Pelaksana

a. Merencanakan, melaksanakan kegiatan Penelitian dan Pengembangan yang

berkualitas;

b. Mengkoleksi hasil-hasil penelitian di Kabupaten Lampung Tengah;

c. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota dan

instansi terkait;

d. Melakukan konsultasi dengan Pemerintah Pusat dan institusi terkait.

Page 11: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAPORAN JARLIT 2017 Halaman 8

Gbr. 1. Peta Administrasi Kabupaten Lampung Tengah

Pelaksanaan kegiatan Konsolidasi Jaringan Penelitian Pendidikan ini

berlangsung selama 12 bulan, bulan Januari hingga bulan Desember 2017 Kegiatan ini

meliputi :

1. Kegiatan Lomba Penelitian.

Kelompok sasaran kegiatan ini adalah siswa-siswa SMA/SMK sederajat dan

masyarakat umum. Tujuan diadakannya kegiatan lomba antara lain :

- Ditemukannya paket hasil teknologi terapan yang orisinil maupun

pengembangan dari paket hasil teknologi yang telah ada, yang spesifik lokasi

dan bersumber daya lokal.

- Menghasilkan para peneliti-peneliti muda baik dari kalangan masyarakat umum

maupun siswa-siwa SMA/SMK sederajat di Kabupaten Lampung Tengah yang

memiliki daya kreatifitas dan inovasi yang tinggi terhadap teknologi.

Page 12: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAPORAN JARLIT 2017 Halaman 9

Sasaran dari kegiatan ini adalah :

- Meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat akan pentingnya peranan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

- Memacu daya kreatifitas dan inovasi masyarakat terhadap teknologi.

- Menghasilkan produk-produk teknologi yang dapat dikembangkan dan

diterapkan ke masyarakat sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi

Pemerintah Daerah dan masyarakat Lampung Tengah.

2.3 Sumber Dana

Sumber dana untuk kegiatan Jaringan Penelitian Kabupaten Lampung Tengah

dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Lampung Tengah

yang tertuang dalam DPA Tahun Anggaran 2017 Perda Nomor : 13 Tahun 2016

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017.

2.4 Realisasi Dana

Realisasi dana Anggaran Biaya Kegiatan Jaringan Penelitian Bappeda Tahun

Anggaran 2017 dari 01 Januari 2017 sampai dengan 31 Oktober 2017 pada APBD

Bappeda Kabupaten Lampung Tengah adalah sebagai berikut :

URAIAN JUMLAH DANA

REALISASI

%

Page 13: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAPORAN JARLIT 2017 Halaman 10

Belanja ATK Belanja Cetak Belanja Penggandaan Belanja Makan dan Minum Rapat Perjalanan Dinas Dalam Daerah Perjalanan Dinas Luar Daerah

Rp. 4.753.200,- Rp. 6.125.000,- Rp. 6.496.800,- Rp. 8.750.000,- Rp. 4.000.000,- Rp. 9.875.000,-

Rp. 4.753.200,-

Rp. 6.125.000,- Rp. 6.496.800,- Rp. 8.750.000,- Rp. 4.000.000,- Rp. 9.875.000,-

100 100 100 100 100 100

JUMLAH Rp 40.000.000 Rp. 40.000.000 100

2.5 Penyerapan Dana dan Hambatan

Penyerapan dana yang dibiayai oleh APBD untuk pelaksanaan Kegiatan

Jaringan Penelitian sebesar Rp.40.000.000,00 ; adalah sebesar

Rp. 40.000.000,00 dengan realisasi 100 %.

Page 14: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAPORAN JARLIT 2017 Halaman 11

III. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Kemandirian daerah yang semakin meningkat sebagai dampak keberhasilan

program otonomi daerah memerlukan media untuk membangun kemitraan baik

vertikal maupun horizontal. Jarlit merupakan salah satu media potensial yang akan

mampu menjadi penghubung antar lembaga pendidikan baik vertikal maupun

horizontal tersebut, sehingga kegiatan pendidikan terutama di Kabupaten Lampung

Tengah dapat berjalan secara sinergis.

3.2. Saran

Peningkatan koordinasi jaringan penelitian (jarlit) yang efektif perlu dilakukan

dalam rangka pengoptimalan fungsi jarlit itu sendiri. Diharapkan pada akhirnya nanti

usulan-usulan kebijakan (policy advice dan policy alternatives) yang dihasilkan jarlit

mampu mendukung penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pendidikan dasar dan

menengah yang lebih sesuai dengan kebutuhan, potensi, serta situasi dan kondisi

daerah Kabupaten Lampung Tengah.

Demikian Laporan Keuangan Pelaksanaan Kegiatan Jarlit Tahun Anggaran 2017

yang dapat disampaikan oleh Tim Sekretariat Jaringan Penelitian Kabupaten Lampung

Tengah atau pada Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BALITBANGDA)

Kabupaten Lampung Tengah. Semoga dapat bermanfaat dan dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Page 15: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

ALAT POTONG RUMPUT

LAPANGAN MENGGUNAKAN

TENAGA BATERAI

OLEH :

Rahman Hidayat Tuloh, Ghivar Ananta Wijaya, Fathin Nurraini

ABSTRAK

Alat potong rumput lapangan menggunakan

tenaga baterai ini jarang sekali di temukan

di daerah lampung tengah bahkan mungkin

tidak ada sama sekali alatseperti ini. Hal ini

yang membuat rumput di lapangan olah

raga terlihat lebat dan tidak nyaman saat

digunakan. Karena tidak adanya alat ini,

membuat lapangan terlihat tidak indah dan

tidak nyaman untuk dipakai.

Melihat fenomena ini saya memiliki ide,

yaitu membuat “Alat Potong Rumput

lapangan menggunakan tenaga baterai”.

Komponen untuk pembuatan alat ini yaitu,

baterai, motor BLDC, motor blower AC,

roda, controller sinewave, kabel, mata

potong, dan besi. Komponen yang dapat

di jumpai di toko-toko ini akan membuat

masyarakat lampung tengah dapat dengan

mudah menemuinya.

Alat potong rumput lapangan ini

dioperasikan oleh satu operator saja dengan

menghidupkan MCB, lalu dengan

menggunakan selector switch dapat

memilih menggunakan handle gas atau

dengan potensio untuk mengatur kecepatan

motor BLDC.

Bila ide saya ini dikembangkan dan

diperbanyak jumlah untuk pembuatan Alat

Potong Rumput Lapangan Menggunakan

Tenaga Baterai, sedikit demi sedikit

masalah di lampung tengah tentang

keindahan lapangan dan penggunaan

bahan bakar akan mulai berkurang.

Kata kunci: alat potong rumput, baterai,

motor BLDC

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kegiatan pemeliharaan

lapangan rumput yang sangat penting

Page 16: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

adalah pemotongan rumput. Pemotongan

rumput juga sangat berkaitan erat

dengan aspek kegiatan pemeliharaan

yang lain (Tjahjono, 1994). Lapangan

olahraga seperti lapangan sepak bola

dan lapangan futsal outdoor pada

umumnya luas dan berumput. Curah

hujan yang tinggi menyebabkan

terjadinya pertumbuhan rumput yang

cepat terutama area lapangan olahraga

seperti lapangan sepak bola dan lapangan

futsal outdoor.

Pada awalnya, alat pemotongan rumput

masih menggunakan alat tradisional

yaitu menggunakan sabit. Keuntungan

menggunakan sabit adalah murah dan

praktis. Akan tetapi, cara ini

membutuhkan waktu yang sangat lama

serta hasil pemotongan yang tidak rata.

Seiring berjalannya waktu, memotong

rumput menggunakan sabit dianggap

kurang efektif. Masyarakat beralih

menggunakan mesin slasher manual

yang pengoperasiannya dibutuhkan

keahlian khusus. Mesin slasher ini dapat

digunakan untuk daerah yang relative

datar atau miring, bahan bakar dari alat ini

yaitu campuran dari bensin dan oli dan

juga penggunaan mesinnya masih

digendong. Keuntungan dari alat ini

adalah memotong dengan cepat dan

merata, namun jika digunakan terlalu

lama dapat mengganggu kesehatan

penggunanya terutama gangguan

kesehatan bagian punggung. Selain itu,

dibutuhkan safety helmet, safety googles

dan safety shoes untuk mencegah resiko

terkenanya be nda-benda tajam seperti

batu, pecahan kaca, dan paku.

Kebutuhan akan alat pemotongan

rumput yang bersifat cepat, aman,

nyaman, efisien, ramah lingkungan serta

dapat diaplikasikan di berbagai area

lapangan olahraga seperti lapangan sepak

bola dan lapangan futsal outdoor.

Dalam hal ini penyusun hendak

membuat “Alat Potong Rumput

Lapangan Menggunakan Tenaga Baterai”.

Penggunaan alat ini akan memper cepat

proses pemotongan rumput di lapangan

olahraga khususnya lapangan sepak bola

dan lapangan futsal outdoor di lampung

tengah.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut

dapat diidentifikasikan beberapa

masalah diantaranya adalah:

a. Masih digunakannya bahan

bakar minyak yang kurang

Page 17: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

ekonomis, dan tidak ramah

lingkungan.

b. Pemakaian slasher manual

memiliki potensi kecelakaan

kerja dan

c. Dibutuhkan campuran oli untuk

bahan bakar mesin slasher manual.

1.3 BATASAN MASALAH

Batasan masalah dalam penulisan karya

ini adalah:

a. Alat ini hanya digunakan untuk

permukaan tanah yang datar,

tidak digunakan untuk permukaan

tanah yang bergelombang dan

sempit.

b. Menggunakan baterai 12V 12Ah

sebagai sumber energi dari Alat

Potong Rumput Lapangan

Menggunakan Tenaga Baterai.

c. Motor penggerak menggunakan

motor BLDC 350 Watt tipe hub

velgmotor.

d. Rancang bangun dibuat dengan

menggunakan frame/rangka motor

listrik bekas dengan memodifikasi

bagian rangka.

e. Pengoperasian alat ini hanya

untuk satu operator saja dengan

berat maksimal 70 kg.

f. Penggunaan alat hanya untuk

perawatan lapangan dengan

ketinggian rumput maksimal 20

cm.

1.4 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada penulisan karya

ini mengenai hal-hal sebagai berikut:

a. Bagaimana cara kerja Alat

Potong Rumput Lapangan

Menggunakan Tenaga Baterai?

b. Bagaimana cara pengoperasian

Alat Potong Rumput Lapangan

Menggunakan Tenaga Baterai?

c. Bagaimana perbandingan

pemotongan rumput slasher

manual dengan Alat Potong

Rumput Lapangan Menggunakan

Tenaga Baterai?

1.5 TUJUAN

Dari rumusan masalah di atas, tujuan

pembuatan alat ini adalah:

a. Mengetahui cara kerja Alat Potong

Rumput Lapangan Menggunakan

Tenaga Baterai.

b. Mengetahui cara pengoperasian Alat

Potong Rumput Lapangan

Page 18: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Menggunakan Tenaga Baterai.

d. Mengetahui perbandingan

pemotongan rumput slasher

manual dengan

Alat Potong Rumput Lapangan

Menggunakan Tenaga Baterai.

1.6 MANFAAT

Manfaat dari perancangan dan

pembuatan Alat Potong Rumput

Lapangan Menggunakan Tenaga Baterai

ini sebagai berikut :

a. Dapat mendorong dan

mengembangkan ide-ide baru untuk

mencari metode terbaik dalam proses

pengembangan teknologi energi

alternatif.

b. Alat ini membantu masyarakat untuk

mempermudah proses pemotongan

rumput dengan waktu yang tidak

lama.

BAB II

LANDASAN TEORY

2.1 Motor BLDC

Motor BLDC adalah motor yang menyatu

dengan velg roda. Motor

DC tanpa sikat (Brushless)

menggunakan komponen kendali

MOSFET(metal oxide silicon field

effect transistor) untuk menggerakan motor. Tingkat kebisingan motor jenis

ini rendah karena putarannya halus dan

tanpa sikat.

Pemberian arus pada stator BLDC

menggunakan pewaktuan komutasi yang

bertujuan untuk menciptakan medan

magnet putar stator untuk menarik dan

mendorong magnet rotor. Untuk

menggantikan fungsi sikatpada motor

BMDC (Brushed Motor Direct Current)

untuk menentukan timing komutasi yang

tepat, maka pada motor BLDC

diperlukan 3 buah sensor hall effect.

Sensor hall effect adalah sensor magnetik

yang mengubah sinyal informasi magnet

menjadi sinyal listrik untuk diproses oleh

rangkaian elektronika. Motor BLDC

wajib menggunakan controller untuk

dapat berputar.

2.2 Motor Fan Blower AC (Air

Conditioner) Mobil

Motor fan blower AC (Air Conditioner)

mobil adalah suatu jenis motor listrik DC

(Direct Current) yang berfungsi sebagi

pengubah energi listrik menjadi energi

mekanik untuk memutar fan blower

sebagai pendingin kabin/ruangan pada

mobil dengan putaran yang dapat diatur

kecepatannya

Page 19: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

sesuai suhu yang diinginkan oleh

pengendara. Motor listrik jenis ini adalah

jenis brushed yang menggunakan

kumparan yang berperan sebagai rotor

lalu magnet permanen berperan sebagai

stator.

2.3 Mata Potong

Mata potong merupakan alat potong yang

digunakan untuk memotong rumput

dalam proses pemotongan rumput. Fungsi

utama dari mata potong adalah untuk

memotong rumput.

2.4 Baterai

Baterai adalah sebuah alat yang dapat

menyimpan energi listrik dalam bentuk

energi kimia dan terdiri dari plat–plat

yang dibuat dari spons-timah dan super

oksida-timah, direndam dalam cairan accu

(asam belerang yang berkekuatan kira–

kira 10%). Campuran ini mempunyai

sifat dapat menimbulkan reaksi kimia

kalau dihubungkan dengan aliran listrik.

Baterai tidak menghasilkan energi

listrik, melainkan menyimpannya untuk

digunakan sesuai kebutuhan. Tiap-tiap

baterai memiliki tegangan dengan satuan

V (Volt) dan kapasitas yang dinyatakan

dengan satuan Ah (Amperehour).

2.5 Controller Sinewave

Controller sinewave adalah controller

yang memutar putaran motor BLDC

dengan sistem gelombang sinus, hall ini

memiliki keunggulan motor akan berputar

nyaris tanpa suara, power lebih besar

dan efisiensi lebih tinggi.

2.6 Handle Gas Tarik

Handle gas tarik merupakan alat yang

digunakan mengatur putaran motor

BLDC melalui controller BLDC.

2.7 Pipa Besi

Pipa besi merupakan material yang

digunakan sebagai penyusun rangka

yang berfungsi sebagai tempat

terpasangnya komponen-komponen mesin

dan sekaligus menahannya. Material

pipa mempunyai berbagai macam jenis

dan penggunaan yang berbeda-beda.

Pipa-pipa ini antara lain Schedule 40,

Schedule 80, Conduit, Steam less boiler,

pipa galvanis, dan Square and

Rectangular Tube.

Page 20: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Prinsip kerja

Secara umum, Alat Potong Rumput

Lapangan Menggunakan Tenaga Baterai

ini terbagi menjadi dua sistem, yaitu

sistem mekanik alat potong dan sistem

elektrik pada rangkaian kontrol. Sistem

mekanik meliputi komponen penggerak

yang berfungsi untuk memotong

rumput dengan rapi dan rata.

Sedangkan sistem elektrik juga terbagi menjadi beberapa bagian yaitu motor

BLDC, motor 12V DC, dan rangkaian

controller untuk motor BLDC. Sistem

mekanik ini menggunakan mata potong

dengan dimensi panjang 50 cm, lebar 5

cm dan tebal 2 mm. Kerangka dari mesin

ini menggunakan rangka motor listrik

bekas dengan memodifikasi bagian

rangkanya dan juga menggunakan besi

pipa silindris dan hollow yang mudah

ditemui pada toko material.

Sistem elektrik atau kelistrikan dari

alat ini berawal dari tegangan

sumber/arus sumber dari baterai 12V

12Ah. Baterai ini sendiri difungsikan untuk menyuplai beberapa komponen

kelistrikan seperti untuk motor BLDC

dan motor 12V DC untuk pemotongan

rumput.

3.2 Flow Chart Cara Kerja Alat

3.3 Keuntungan dan Kelemahan

Adapun keuntungan dari alat ini sebagai

berikut:

a. Dapat memotong rumput dengan skala

besar.

b. Pemotongan rumput cepat, aman, dan

nyaman untuk operator.

c. Tidak membutuhkan tenaga yang besar dari operator.

d. Memotong rumput dengan rapi dan

rata.

Adapun kelemahan dari alat ini sebagai

berikut:

a. Tegangan baterai tidak boleh langsung

habis.

b. Tidak boleh terkena air karena

beberapa komponen bersifat listrik.

Page 21: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

3.4 Rancang bangun alat

Dalam pembuatan mesin/alat ini, terdapat 2 proses perancangan yaitu

membuat rancangan mekanik dan

rancangan kelistrikan.

1. Komponen untuk perancangan mekanik

a. Kerangka Motor Listrik, bagian ini

adalah kerangka bekas motor listrik

yang di modifikasi kembali.

b. Roda, bagian ini adalah roda depan

sebagi tempat meletakkan motor

BLDC dan meneruskan putaran motor

BLDC.

c. Mata Potong, sebagai mata potong

pada saat proses pemotongan rumput.

d. Poros, sebagai poros kedua roda

belakang.

e. Bearing, difungsikan sebagai bantalan pada poros roda.

f. Pipa Besi, sebagai penyusun rangka

yang berfungsi sebagai tempat

terpasangnya komponen-komponen

mesin.

2. Komponen untuk perancangan

kelistrikan

a. Motor BLDC 350W tipe hub

velgmotor, bagian yang terhubung oleh

velgmotor yang berfungsi sebagai

penggerak motor listrik.

b. Controller sinewave BLDC 350W,

controller yang memutar putaran motor

BLDC yang berputar hampir tanpa

suara.

c. Handle gas tarik, sebagai pengatur

kecepatan putaran motor BLDC

melalui controller.

d. Kabel NYAF Ø 0.75, sebagai

penghantar arus listrik.

e. Skun Kabel tipe Y, sagian ini berfungsi

sebagai penghubung kabel ke Terminal

Blok.

f. Baterai 12V 12Ah, sumber tegangan

yang digunakan untuk menghidupkan

motor 12V DC dan motor BLDC.

g. Motor Fan Blower AC Mobil, sebagai

pemutar mata potong circle untuk

proses pemotongan rumput.

h. Terminal Blok, menghubungkan

sambungan antar kabel.

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISIS

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum

pengujian alat yaitu:

a. Pastikan baterai memiliki tegangan

yang cukup.

b. Jangan melakukan pemotongan rumput

jika cuaca tidak mendukung.

c. Rumput yang akan dipotong tidak

boleh basah.

4.1 Prospek t eknologi terapan

Bagi masyarakat lampung tengah,

dengan adanya alat ini akan sangat

membantu mempercepat proses

pemotongan rumput lapangan dengan

rapi.

Semakin berkembangnya ilmu

pengetahuan dan teknologi yang ada

maka ide-ide dan kreativitas akan sering bermunculan. Alat ini akan

memberikan pengaruh yang cukup besar

dilingkungan masyarakat lampung tengah

Page 22: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

terutama untuk proses pemotongan

rumput. Manfaat teknologi terapan ini juga akan berguna di segala bidang

termasuk pada bidang industri,

pendidikan, sosial budaya dan teknologi.

4.2 Manfaat teknologi terapan

Dapat meningkatkan cara berfikir masyar

akat yang lebih inovatif lagi, sehingga

memunculkan ide baru seperti alat yang

saya buat ini menjadi lebih banyak

keuntungannya dari pada kelemahannya.

4.2.1 Segi teknis dan segi ekonomis

Secara umum, alat ini memiliki sistem

mekanis yang cukup sederhana untuk

memudahkan masyarakat dalam

pembuatannya. Perakitan yang relatif

cukup mudah jika masyarakat ingin

membuat alat seperti ini sendiri. Selain itu alat ini aman, nyaman, dan mudah untuk

pengoperasiannya. Tentu saja alat ini di

desain semudah mungkin untuk menekan

biaya yang dikeluarkan untuk

pembuatannya. Sehingga alat ini dapat

dibuat oleh masyarakat dengan biaya

yang mudah di jangkau.

4.2.2 Segi sosial budaya

Dari segi sosial budaya maka masyarakat

akan dituntut untuk lebih aktif

mengeluarkan inovasi, kreasi dan ide

yang dapat berguna bagi perkembangan

alat ini. Masyarakat dari kalangan

manapun bisa menuangkan idenya untuk pengembangan alat ini.

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Rekomondasi strategi penerapan

paket teknologi terapan

Curah hujan yang tinggi menyebabkan

pertumbuhan rumput yang cepat

terutama di area lapangan olah raga

seperti lapangan sepak bola dan lapangan

futsal outdoor. Masalah pertumbuhan

rumput merupakan masalah yang tidak

bisa dihindari. Maka dari itu untuk

mengurangi masalah tersebut dibuatlah

alat potong rumput lapangan

menggunakan tenaga baterai sehingga

dapat memperindah rumput lapangan dan

mengurangi penggunaan bahan bakar.

5.2 Prospek perkembangan kedepan

Perlu diadakannya pengembangan kreatifitas dan inovasi pada alat ini agar

menjadi lebih sempurna seperti

pengembangan pada kerangka dan mata

potong yang diperbesar agar

pemotongannya lebih cepat dan lebih

efisien waktu lagi serta dapat digunakan

diberbagai area.

5.3 Dampak bagi pengembangan

daerah

Masyarakat mampu melakukan sebuah

kreasi atau kreatifitas sehingga dapat

berfungsi dalam melakukan

pengembangan ide baru, terutama terhada

palat potong rumput lapangan yang

saya buat ini. Sehingga teknologi di lampung tengah dapat berkembang serta

dapat memperindah rumput lapangan

yang terdapat di lampung tengah.

Page 23: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

Agung Widiantoro, Andi Rianto, Khusni

Fauzi, Oktrilia Silviyani, Rio

Yudhi Pratama. PROTOTYPE

GENERATOR LISTRIK TENAGA

GRAVITASI

BUMISEBAGAI SUMBER ENERGI

ALTERNATIF TERBARUKAN,

Politeknik Sugar Group Companies,

Lampung, 2016.

Gupito Budi Yuwono, ST. MESIN

MESIN LISTRIK DAN DASAR ARUS

KUAT, Politeknik Sugar Group

Companies. Lampung.

Umar, Tain Agus, Jatmiko.

PERANCANGAN MESIN LISTRIK

PEMOTONG RUMPUT DENGAN

ENERGI AKUMULATOR, 12:2.

Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Solo, 2014.

Page 24: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

RANCANG BANGUN ALAT

PENCETAK PAVING BLOCK

DENGAN METODE PRESS

MANUAL

Oleh :

Nada Vernando Suwanto, Renny Arlita Resmi, Sucia Lita, Wulan Puspita Dewy

ABSTRAK

Paving block merupakan salah satu

bahan yang banyak dibutuhkan di pedesaan

maupun perkotaan khususnya masyarakat

Lampung. Hal ini menimbulkan pengusaha

baru dalam pembuatan paving block.

Paving block adalah salah satu bagian dari

bahan bangunan yang banyak digunakan

sebagai bahan perkerasan baik untuk jalan,

trotoar maupun lahan parkir. Untuk

melakukan proses pembuatan Paving Block

ada cara yang lebih cepat, tepat, mudah

dalam pengoperasian, dan efisien yaitu

kami membuat ”Rancang Bangun Alat

Pencetak

Paving Block Dengan Metode Press

Manual”.Dengan memakai bantuan alat-alat

mekanik ini, tentu produksi paving block

bisa menjadi lebih banyak. Alat ini sangat

bermanfaat dan dibutuhkan dikalangan

masyarakat.

Sistem mekanis kerja dari alat ini

yaitu Alat pencetak paving block ini alat ini

menggunakan metode press dan dioperasikan

secara manual. Alat ini dilengkapi dengan

alat press yang terbuat dari sheet metal

dengan tebal 5 mm untuk membantu dalam

proses pemadatan adonan disaat proses

pencetakan. Alat ini juga dilengkapi dengan

hopper yang terbuat dari sheet metal dengan

tebal 1 mm, yang dipergunakan sebagai input

an adonan yang akan dicetak. Dibawah

hopper terdapat distributor yang berfungsi

untuk memindahkan adonan dari hopper

kedalam cetakan. Adonan dicetak dibantu

dengan menggunakan handle dan stopper

sebagai pembatas.

Bagi masyarakat Lampung,

khususnya Kabupaten Lampung Tengah

alat ini sangat membantu dalam

mempermudah proses pencetakan paving

block dengan menggunakan metode press

dari pada menggunakan cara tradisional

yaitu menggunakan alat cetak manual yang

proses pengerjaannya kurang efektif dan

kurang praktis.

Kata kunci : Paving Block, Press, Manual

Page 25: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Sektor industri merupakan salah satu sektor

penting dalam pembangunan perekonomian

di Indonesia. Berbagai macam industri

mengalami perkembangan yang cukup

pesat. Salah satu bidang industri yang

berkembang adalah pembangunan

infrastruktur dan property yang

membutuhkan material salah satunya adalah

paving block (Aspal berbentuk blok).

Paving block sebagai pengganti aspal sudah

dikenal luas oleh masyarakat untuk

membangun sarana prasarana pribadi

maupun umum. Hal ini karena pemakaian

paving block memberikan peresapan air

tanah lebih baik dari pada aspal maupun

lantai beton. Oleh karena itu paving block

menjadi material bangunan yang penting

dalam pembangunan fasilitas umum.

Paving block mulai dikenal dan dipakai di

Indonesia terhitung sejak tahun 1977/1978.

Paving block sendiri mempunyai

beberapa variasi bentuk untuk memenuhi

selera pemakai. Penggunaan paving block

ini disesuaikan dengan tingkat kebutuhan,

misalnya digunakan sebagai tempat parkir,

terminal, jalan setapak dan juga perkerasan

jalan di komplekskompleks perumahan

serta untuk keperluan lainnya. Paving block

merupakan produk bahan bangunan dari

semen yang digunakan sebagai salah satu

alternatif penutup atau pengerasan

permukaan tanah. Untuk melakukan proses

pembuatan Paving Block ada cara yang

lebih cepat, tepat, mudah dalam

pengoperasian, dan efisien yaitu membuat

”Rancang Bangun Alat Pencetak Paving

Block Dengan Metode Press Manual”.

Dengan memakai bantuan alat-alat mekanik

ini, tentu produksi paving block bisa

menjadi lebih banyak. Alat ini sangat

bermanfaat dan dibutuhkan dikalangan

masyarakat.

Tujuan Tujuan pembuatan alat pencetak

paving block ini adalah : 1. Masyarakat

mengetahui proses rancang bangun sebuah

alat. 2. Masyarakat mengetahui cara

pemakaian alat pencetak paving block.

3. Masyarakat mengetahui waktu yang

digunakan dalam proses pengerjaan

pencetak paving block. 4. Masyarakat

mengetahui kualitas hasil cetak produk

paving block (kekuatan & ukuran) dengan

cara mengecek dan mengukur kembali

dimensi yang sudah dicetak.

Manfaat 1. Meningkatkan kualitas,

kuantitas dan keamanan dalam proses

mencetak paving block sehingga

menghasilkan paving block yang baik. 2.

Sebagai bahan masukan tentang penerapan

ilmu statistika dalam pengendalian kualitas

dan memberikan informasi dalam rangka

pelaksanaan program peningkatan kualitas

produksi paving block. 3. Memberikan

kemudahan masyarakat dalam pembuatan

paving block. 4. Penghematan waktu dan

biaya dalam proses pencetakan paving

block.

B. DESKRIPSI 1. Metode Penelitihan a.

Tahap Observasi Tahap observasi dilakukan

untuk memperoleh data atau informasi yang

dibutuhkan dalam pembuatan alat pencetak

paving block dengan metode press manual

ini. b. Tahap Pengambilan Dokumentasi

Dalam tahap ini, pengambilan dokumentasi

dilakukan oleh pribadi yaitu pada saat

proses pengerjaan alat. Dokumentasi berupa

foto dan video. c. Metode Pengumpulan

Data 1. Metode Studi Pustaka Metode studi

Page 26: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

pustaka yaitu mempelajari hal-hal yang

berhubungan dengan pembuatan pencetak

paving block ini.

2. Metode Internet Metode Internet adalah

metode dengan cara mencari sumbersumber

dan mengumpulkan materi atau data-data

yang menunjang dalam pembuatan

pencetak paving block ini melalui media

internet.

2. Deskripsi/gambaran mengenai benda

kerja atau alat Alat pencetak paving block

ini terbuat dari plat, plat besi hitam, pipa

kotak, dan komponen tambahan lainnya.

Alat ini menggunakan metode press dan

dioperasikan secara manual. Alat ini

dilengkapi dengan alat press yang terbuat

dari sheet metal dengan tebal 5 mm untuk

membantu dalam proses pemadatan adonan

disaat proses pencetakan. Alat ini juga

dilengkapi dengan hopper yang terbuat dari

sheet metal dengan tebal 1 mm, yang

dipergunakan sebagai input an adonan yang

akan dicetak. Dibawah hopper terdapat

distributor yang berfungsi untuk

memindahkan adonan dari hopper kedalam

cetakan. Adonan dicetak dibantu dengan

menggunakan handle dan stopper sebagai

pembatas.

3. Prinsip Kerja atau Prosedur Alat Prinsip

kerja dari pencetak paving block ini adalah

ketika handle di tekan mencapai stopper

maka paving block memiliki daya tekan

yang padat. Setelah padat handle dinaikkan

perlahan dan paving block yang telah

tercetak akan naik. Hasil paving block yang

belum mencapai ukuran dimensi maka

paving block di masukkan kembali di dalam

adonan.

4. Cara Pengoperasian Alat Langkah kerja

alat tersebut adalah sebagai berikut : 1. Start

(Mulai) melakukan proses pencetakan

Paving Block. 2. Siapakan bahan adonan

semen yang sudah selesai diolah. 3.

Masukan adonan tersebut kedalam hopper.

4. Adonan yang sudah masuk ke dalam

hopper akan turun dan masuk kedalam

distributor. Dengan cara ditarik dan dorong

dengan cara

berulang-ulang sampai cetakan terisi penuh.

5. Setelah terisi penuh tuas/handle di

turunkan ke bawah sampai pada batasannya

(stopper). 6. Proses melakukan

pengepressan. 7. Naikan kembali

tuas/Handle sampai maksimal, otomatis

Paving Block yang sudah jadi di press akan

naik ke atas. 8. Proses pengepressan selesai.

4. Gambar Bentuk Fisik

Spesifikasi Alat ; Kapasitas Alat : 2 hasil

1 kali cetakan. Dimensi alat : 1030 x 400

Page 27: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

x 1036 (mm) Material Casing : Ms sheet (t

= 1 dan 5 mm) Material rangka : Profil

kotak (hollow) 40 x 40 (mm) Penggerak :

Handle/tuas diameter 1 inch

5. Kapasitas Alat

Alat ini dimasukkan dengan adonan yaitu

campuran semen, pasir dan air melalui

hopper. Kapasitas alat ini mampu

menghasilkan output mencapai sekitar 20

buah paving block per 10 menit.

6. Keunggulan Alat Keunggulan dari alat

pencetak paving block ini adalah : 1. Proses

pencetakan lebih cepat dibandingkan

dengan proses pencetakan manual

menggunakan alat cetak. 2. Menghasilkan

kualitas paving block yang sama. 3. Alat ini

tidak menggunakan biaya energi tambahan

seperti biaya energi listrik. 4. Mudah saat

pengoperasian dan perawatan. 5. Alat

bersifat moveable sehingga dapat dipindah

ke tempat yang diinginkan.

7. Kelemahan dari alat pencetak paving

block ini adalah : 1. Hanya dapat mencetak

maksimal 2 buah paving block per sekali

cetak. 2. Alat ini masih dioperasikan secara

manual.

C. PENGUJIAN DAN ANALISIS

PENERAPAN

1. Prospek dan Manfaat Paket Teknologi

Terapan Bagi masyarakat Lampung,

khususnya Kabupaten Lampung Tengah

alat ini sangat membantu dalam

mempermudah proses pencetakan paving

block dengan menggunakan metode press

dari pada menggunakan cara tradisional

yaitu menggunakan alat cetak manual yang

proses pengerjaannya kurang efektif dan

kurang praktis. Maka dari itu alat ini dibuat

untuk mengatasi masalah tersebut sehingga

proses pencetakan paving block dapat

dilakukan dengan lebih cepat, tepat, dan

hasil cetakan berkualitas baik. Alat ini

menjadi alternatif bagi masyarakat dalam

proses pencetakan paving block. Alat

pencetak paving block merupakan teknologi

terapan yang dibutuhkan masyarakat saat

ini.

2. Analisis Segi Teknis dan Ekonomi

Secara umum, pengoperasian alat pencetak

paving block ini sangat sederhana.

Perakitan alat ini sangat mudah. Tentu saja

alat ini didesain seefektif mungkin untuk

menekan harga jual namun tidak

mengurangi kualitas yang diinginkan.

Sehingga alat ini bisa dijangkau oleh

masyarakat karena harga jual yang relatif

murah.

3. Analisis Segi Sosial Budaya Dari segi

sosial budaya maka masyarakat akan

dituntut untuk lebih aktif dalam hal

mengembangkan inovasi dan ide yang

dapat berguna bagi perkembangan alat ini.

Masyarakat dari kalangan manapun akan

bisa membuat sesuai keinginan dan

kebutuhan mereka masing-masing. Dengan

begitu lapangan pekerjaan akan bertambah

dan masyarakat yang masih belum memiliki

pekerjaan akan mendapatkan pekerjaan.

Sehingga angka pertumbuhan bagi

pengangguran akan dapat ditekan.

Page 28: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

D. KESIMPULAN 1. Rekomendasi Strategi

Penerapan Paket Teknologi Terapan

Perkembangan pembangunan infrastruktur

dan property menyebabkan peningkatan

kebutuhan bahan bangunan yang berarti

juga peningkatan kebutuhan akan paving

block. Proses pencetakan paving block

masih menggunakan cara tradisional yaitu

menggunakan alat cetak yang

membutuhkan tenaga lebih, proses

pembuatan yang lama, kurang cepat, dan

kurang praktis. Oleh sebab itu dengan

adanya teknologi untuk mengatasi masalah

tersebut dibuatlah alat pencetak paving

block sehingga dapat membantu

masyarakat.

2. Prospek Pengembangan Ke Depan

Prospek pengembangan alat pencetak

paving block ini ke depannya sangat

dibutuhkan. Perlu diadakannya

pengembangan/inovasi pada alat ini agar

menjadi lebih sempurna, seperti

pengembangan konstruksi mesin agar lebih

efisien. Kemudian, lebih efisien dalam

pengeluaran biaya pembuatan

alat pencetak paving block ini, dan adanya

kreasi terhadap alat pencetak paving block

untuk memperlengkap fungsi alat.

3. Dampak Bagi Pembangunan Daerah

Dampak bagi pembangunan daerah yaitu

berkembangnya teknologi di bidang

pembangunan, bidang industri, dan bidang

ekonomi. Maka dari itu pembangunan

daerah dan perindustrian daerah akan

menjadi lebih baik karena tidak terjadi

hambatan dalam proses pembangunan

infrastruktur dan property. Dalam segi

ekonomi, pendapatan petani juga meningkat

karena peningkatan kebutuhan daerah

dalam proses pembangunan infrastruktur

dan property. E. DAFTAR PUSTAKA

Ilham, 2012, Teknik Mesin Industri.

Surakarta: Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret. Setyo. A. P,

2012, Teknik Mesin. Yogyakarta: Fakultas

Teknik Universitas Yogyakarta.

Robbi. P. W, 2016, Metode Pembuatan

Paving Block. FakultasTeknik UMP.

Sidharta. S. K, 1980, Statika.Cetakan

Ketiga. Jakarta. Hary. Prasetyo, 2012,

Teknik Mesin.Surakarta : Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret. K. Gieck, 2005,

Kumpulan Rumus Teknik. Jakarta.

Sularso, MSME, Elemen Mesin. Jakarta:

PT. Pradnya

Paramita, Cetakan Kesembilan.

F. LAMPIRAN

Page 29: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Pemanfaatan Daun Bambu Jepang

(Schizostachyum longispiculatum)

Kering Sebagai Bahan Baku

Pembuatan Tas Punggung

ABSTRAK

Pemanfaatan Daun Bambu Jepang

(Schizostachyum longispiculatum) Kering Sebagai Bahan Baku Pembuatan Tas

Punggung Oleh : Natalia Danayati

Email : [email protected]

Berdasarkan pengamatan penulis, daun

bambu jepang kering yang berjatuhan

hanya dibiarkan menumpuk di bawah

tumbuhan bambu dan terkadang dibawa ke

pembuangan akhir sampah, kemudian

dibakar. Selain itu, menurut pengamatan

penulis, mayoritas masyarakat

menggunakan tas punggung sebagai tempat

untuk membawa suatu barang. Sehubungan

dengan hal tersebut, penulis memanfaatkan

daun bambu jepang sebagai bahan baku

pembuatan tas punggung.

Metodologi yang penulis gunakan adalah

berbasis produk. Cara membuat produk

tersebut adalah dengan mempersiapkan alat

dan bahan, kemudian membuat lapisan

pertama dan kedua daun bambu kering, lalu

lapisan tersebut dan kain kanvas digunting

Page 30: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

sesuai dengan pola yang telah disiapkan dan

yang terakhir dijahit hingga manjadi tas

punggung.

Berdasarkan hasil pembuatan yang

dilakukan penulis, daun bambu jepang

kering dapat dijadikan tas punggung dan tas

punggung ini dapat digunakan untuk

membawa barang.

Kata Kunci : Daun Bambu Jepang,

Kering, Bahan Baku, Tas Punggung

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daun bambu kering merupakan daun

bambu yang sel-sel penyusunnya telah

mati dan daun tersebut tidak berair. Jenis

tumbuhan ini seperti, tumbuhan bambu

jepang (Schizostachyum

longispiculatum) pun tumbuh di wilayah

belakang cafe SMA Sugar Group. Daun

bambu jepang kering yang berjatuhan

hanya dibiarkan menumpuk di bawah

tumbuhan bambu dan terkadang

tumpukan daun bambu jepang kering

tersebut dibawa ke pembuangan akhir

sampah, kemudian dibakar. Pembakaran

menimbulkan asap yang dapat

menyebabkan polusi udara. Sehingga,

penulis memiliki ide untuk

memanfaatkan daun bambu jepang

sebagai bahan baku pembuatan tas

punggung.

Pengolahan sampah daun kering

umumnya dijadikan pupuk kompos

seperti yang dilakukan murid-murid

SMAN 4 Kota Jayapura, Provinsi Papua.

Mereka memproduksi pupuk kompos

dari hasil olahan dedaunan pohon-pohon

yang ditanam disekitar hutan mini

sekolah tersebut (Antara, 2017). Namun,

membuat tas punggung dipilih penulis

karena berdasarkan observasi, mayoritas

masyarakat memakai tas punggung

sebagai tempat untuk membawa suatu

barang. Tas punggung banyak digunakan

baik untuk membawa buku pelajaran

sekolah, barang-barang penting saat

berpergian maupun untuk bekerja. Tas

punggung lebih banyak dipilih

dibandingkan tas tangan karena tas

tangan hanya mengandalkan kemampuan

salah satu lengan untuk membawa beban

dari barang yang ada di dalam tas,

sedangkan membawa barang

menggunakan tas punggung

Page 31: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

mengandalkan kekuatan punggung dan

kedua pundak yang membuatnya lebih

seimbang dalam membawa barang selain

itu, tas punggung didesain untuk

mendistribusikan beban berat diantara

otot-otot terkuat ditubuh (Shrader,

2013). Tas punggung biasanya terbuat

dari bahan denim, kulit sintetis, kulit

binatang, dan dolby yang memiliki harga

yang cukup tinggi. Hal ini yang

mendasari penulis untuk memanfaatkan

daun bambu kering sebagai bahan baku

pembuatan tas punggung.

Penulis terinspirasi oleh pengrajin yaitu

Supardi, warga asal Kebraon

Karangpilang, Surabaya yang membuat

souvenir berupa tas yang terbuat dari

anyaman eceng gondok yang

dikeringkan. Tas tersebut menjadi

souvenir untuk para turis asal Korea dan

Jepang. Penulis juga terinspirasi dari

sebuah kreasi tas selempang berbahan

daun mangga kering dan tas tangan yang

terbuat dari pelepah pisang kering.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang,

maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut.

1. Apakah daun bambu jepang kering

dapat dijadikan bahan baku

pembuatan tas punggung ?

2. Bagaimana pembuatan tas punggung

berbahan baku daun bambu jepang

kering ?

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan ini

adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui apakah daun bambu

jepang kering dapat dijadikan bahan

baku pembuatan tas punggung.

2. Mengetahui pembuatan tas

punggung berbahan baku daun

bambu jepang kering.

D. Manfaat

Adapun manfaat tas punggung berbahan

baku daun bambu kering adalah sebagai

berikut.

1. Mengurangi penumpukan sampah

daun bambu jepang kering.

2. Produk ini dapat digunakan untuk

membawa barang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Daun Bambu Jepang

Page 32: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia edisi ketiga (2002:130),

bambu merupakan tumbuhan

berumpun, berakar serabut yang

batangnya bulat berongga, beruas,

keras, dan tinggi (antara 10-20 meter),

digunakan sebagai bahan bangunan

rumah dan perabot rumah tangga.

Sedangkan bambu jepang merupakan

bambu yang berasal dari Jepang,

tumbuh merumpun, batang lurus

mirip kawat, meruncing, berukuran

tinggi mencapai 7,1 m, berdiameter 2-

10 cm, berwarna hijau dan dipenuhi

oleh bintik-bintik kekuningan.

Bambu merupakan tanaman

multifungsi karena banyak

dimanfaatkan manusia, baik untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga,

bahan bangunan, maupun sebagai

bahan baku industri termasuk

kerajinan. Bambu dapat digolongkan

sebagai multipurpose tree species /

jenis pohon serba guna (Kaleka,

2014).

Banyak sekali manfaat dari pohon

bambu mulai dari daun, batang, dan

tunas bambu. Pemanfaatannya seperti

dijadikan bambu lapis, bambu lamina,

papan semen, arang bambu, pulp,

kerajinan, sumpit, perkakas rumah

tangga, komponen bangunan,

makanan dan bahan alat musik

tradisional (Batubara, 2002).

Kerajinan yang dapat dibuat dari

bambu jepang seperti, tempat pulpen,

gantungan kunci, cup lampu,

keranjang, tas, topi, dan lain-lain.

Namun, dalam membuat kerajinan

sangat dibutuhkan keterampilan dan

kreatifitas agar dapat berguna dan

memiliki nilai jual.

Gambar II.1. Bambu jepang

Sumber : Dokumentasi Pribadi

B. Kering

Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2008:702) kering

merupakan tidak basah, tidak berair,

tidak lembab, tidak ada airnya lagi.

Suatu benda dapat dikatakan kering

jika benda tersebut tidak basah serta

tidak lembab, seperti daun kering.

Daun kering adalah daun yang sel-sel

Page 33: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

penyusunnya sudah mati dan daun

tersebut tidak basah dan tidak berair.

C. Bahan Baku

Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2008:118), bahan adalah

barang yang akan dibuat menjadi

barang yang lain. Sedangkan bahan

baku merupakan barang untuk diolah

melalui proses produksi menjadi

barang jadi.

Bahan baku merupakan barang yang

penting dalam proses pembuatan

barang jadi. Menurut Hanggana

(2006:11), bahan baku merupakan

sesuatu yang digunakan untuk

membuat barang jadi, bahan pasti

menempel menjadi satu dengan

barang jadi.

Baroto (2005:52) mengatakan bahwa

bahan baku adalah barang-barang

yang terwujud seperti tembakau,

kertas, plastik, ataupun bahan lainnya

yang diperoleh dari sumber alam atau

dibeli dari pemasok, atau diolah

sendiri oleh perusahaan untuk

digunakan perusahaan dalam proses

produksinya sendiri.

D. Tas Punggung

Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia edisi ketiga (2002:1456),

tas merupakan kemasan atau wadah

yang berbentuk persegi, biasanya

bertali dan dipakai untuk menaruh,

menyimpan, atau membawa sesuatu.

Sedangkan tas punggung merupakan

tas yang dibawa dengan cara

digendong dipunggung.

Tas punggung dapat memudahkan

pemakainya untuk membawa barang

yang diinginkan sesuai kebutuhan.

Namun harus diperhatikan mengenai

beban yang dibawa agar sesuai

dengan kapasitas dari tas punggung

yang digunakan karena setiap tas

punggung memiliki kapasitas yang

berbeda, dari yang berkapasitas kecil

yang biasa digunakan untuk

membawa buku atau kosmetik sampai

berkapasitas besar yang biasa

digunakan untuk para pendaki

gunung.

Page 34: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Gambar II.2. Tas punggung

Sumber :

(store.pakaianfashionpria.com,17-11-

2016)

E. Rujukan Proyek/Produk Sejenis

Penulis membuat tas punggung

berbahan daun bambu jepang kering

yang sebelumnya terdapat tas tangan

berbahan bambu. Tas ini dibuat oleh

mahasiswi Universitas Surabaya dan

dijual dengan harga ratusan ribu

rupiah.

Gambar II.3. Tas tangan bambu

Sumber : (m.rimanews.com,

23-11-2016)

Selain itu, saat ini terdapat tas tangan

dengan menggunakan bahan yang

hampir serupa dengan bahan yang

akan digunakan oleh penulis yaitu

daun mangga kering dan pelepah

pisang. Daun mangga kering harus

diawetkan menggunakan cairan kimia

kemudian disusun sehingga berbentuk

tas tangan.

Gambar II.4. Tas selempang

daun mangga kering

Sumber : (www.ziddu.com, 23-

11-2016)

Sedangkan untuk pembuatan tas dari

pelepah pisang dibuat oleh Achsin

Mussoffar.. Daun bambu harus

dikeringkan terlebih dahulu selama 5

hari kemudian diolah menjadi tas

tangan.

Gambar II.5. Tas tangan

pelepah pisang

Sumber : (m.kompasiana.com,

26-11-2016)

BAB III

METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Waktu : 18 Desember 2016 – 22

Mei 2017

Page 35: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Tempat : PT Sweet Indolampung,

perumahan 2 E 284

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Gunting

b. Jarum jahit

c. Benang jahit

d. Plastik 60cm x 95cm

2. Bahan

a. Daun bambu jepang kering

1000gr

b. Lem kayu 350ml

c. Air

d. Acrylic spray paint

e. Kain kanvas marsoto

f. Kertas katon

g. Ring tas segiempat

Page 36: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

C. Desain Produk

Berikut ini merupakan desain produk

yang akan dibuat oleh penulis.

Gambar III.1. Desain produk

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Desain yang digambar oleh penulis

berupa tampak depan dan tambak

belakang. Tas punggung yang dibuat

berukuran 30x30cm dan tas ini

mempunyai keterbatasan dalam

membawa beban yang dibawa. Tas ini

dapat digunakan untuk traveling,

sekolah dan dapat digunakan untuk

membawa beberapa peralatan

misalnya; kosmetik, buku, alat tulis

atau sebagai fashion.

Berikut adalah pola tas punggung

yang akan dibuat.

Dambar III.2. Pola tas punggung

Sumber : Dokumentasi Pribadi

D. Cara Kerja

1. Membuat lembaran daun kering

(lapisan pertama)

a. Plastik disiapkan dan diolesi

dengan lem kayu dengan

tipis.

Gambar III.3. Mengolesi plastik

dengan lem kayu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

b. Daun bambu kering disusun

diatas plastik tersebut.

Page 37: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Gambar III.4. Susunan daun

bambu kering

Sumber : Dokumentasi Pribadi

c. Lakukan hingga menutupi

semua permukaan plastik

tersebut.

Gambar III.5. Lapisan pertama

daun bambu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

d. Keringkan dengan dijemur

tetapi tidak dibawah sinar

matahari langsung salama 3

hari hingga kering.

Gambar III.6. Menjemur lapisan

pertama

Sumber : Dokumentasi Pribadi

2. Membuat lembaran daun kering

(lapisan kedua)

a. Daun bambu kering dijemur

dibawah paparan sinar

matahari selama dua hari

Gambar III.7. Menjemur daun

bambu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

b. Daun bambu kering diremas

dengan tangan hingga hancur.

Gambar III.8. Penghancuran

daun bambu kering

Sumber : Dokumentasi Pribadi

c. Lembaran daun bambu kering

lapisan pertama disiapkan.

Gambar III.9. Lapisan pertama

daun bambu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

d. Lem kayu dicairkan

menggunakan air.

Page 38: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Gambar III.10. Cairan lem kayu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

e. Lem kayu yang telah

dicairkan dituang diatas

lembaran daun bambu lapisan

pertama.

Gambar III.11. Menuang cairan

lem kayu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

f. Daun bambu kering yang

telah hancur ditaburkan

diatasnya.

Gambar III.12. Penaburan daun

bambu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

g. Lem kayu yang telah

dicairkan dituang kembali

diatasnya.

Gambar III.13. Menuang

lcairan lem kayu

Sumber : Dokumentasi Pribadi

h. Jemur lapisan tersebut dan

pastikan tidak dijemur

dibawah sinar matahari

langsung.

Gambar III.14. Menjemur

lapisan kedua

Sumber : Dokumentasi Pribadi

i. Tunggu hingga kering

kemudian lepaskan dari

plastik.

Page 39: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Gambar III.15. Melepas plastik

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3. Membuat tas punggung

a. Pola dibuat diatas kertas

karton.

Gambar III.16. Membuat pola

Sumber : Dokumentasi Pribadi

b. Siapkan pola yang sudah

disiapkan.

Gambar III.17. Pola

Sumber : Dokumentasi Pribadi

b. Lembaran daun bambu kering

dan kain kanvas marsoto

dipotong sesuai dengan pola.

Gambar III.18. Memotong

sesuai pola

Sumber : Dokumentasi Pribadi

c. Lembaran daun bambu kering

dijahit dengan kain kanvas

agar tas menjadi lebih kuat.

Gambar III.19. Menjahit pola

Sumber : Dokumentasi Pribadi

d. Tas dipalisi dengan acrylic

spray paint supaya tahan air

dan terhindar dari jamur.

Gambar III.20. Melapisi dengan

Acrylic spray paint

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 40: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

BAB IV

SPESIFIKASI DAN ANALISIS

PRODUK

A. Spesifikasi Produk

Berdasarkan desain dan produk yang

dibuat, tas punggung daun bambu

jepang kering ini berbentuk persegi

panjang dengan,

Panjang : 26, 5 cm

Lebar : 9 cm

Tinggi : 30 cm

Tas punggung ini dibuat oleh penulis

dan dapat memuat beberapa peralatan

misalnya; kosmetik, smartphone,

handuk kecil, buku dan peralatan

lainnya. Tas ini terdiri dari sebuah

kantung untuk meletakan dan membawa

barang. Tas punggung ini berbahan

dasar daun bambu jepang kering. Tas

punggung ini diselesaikan dengan

metode menjahit.

B. Gambar Produk

Gambar IV.1. Gambar Produk

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 41: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

C. Rincian Dana

Dana yang diperlukan untuk membuat

tas punggung tersebut sebesar.

1. Kanvas marsoto : Rp. 21.175

2. Lem kayu : Rp. 10.000

3. Benang : Rp. 3.000

4. Ring tas segiempat : Rp. 5.000

5. Acrylic spray paint : Rp. 18.000

Total : Rp. 57.175

D. Analisis Hasil Uji Produk

Penulis telah melakukan pengujian

produk, bahwa tas punggung ini dapat

menahan beban sebanyak 500-600

gram. Pengujian produk dilakukan

dengan memasukan barang kedalam tas.

Penulis menggunakan empat beban

yang berbeda yaitu 400 gram, 500 gram,

600 gram dan 700 gram. Penulis

memasukan beban 400 gram, 500 gram

dan 600 gram, tas dapat menahan beban

tersebut. Namun ketika beban 700 gram

dimasukan, jahitan pada tas mulai

rusak.

Selain itu penulis membuat pertanyaan

kepada 80 siswa SMA Sugar Group

mengenai pendapat mereka terhadap

produk. Hasil survei menjelaskan

bahwa kerapihan penggunaan lem dan

penyusunan daun bambu jepang kering

cukup rapi.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Daun bambu kering dapat dijadikan

bahan baku pembuatan tas punggung.

Produk ini dibuat dengan membuat

lapisan daun bambu kering, memotong

dan menjahitnya sesuai dengan pola

yang telah disiapkan. Produk ini dapat

digunakan untuk membawa barang

dengan kapasitas tertentu.

B. Saran

Bagi para peneliti selanjutnya

diharapkan dapat lebih berkreasi dengan

desain serta bahan baku yang digunakan

supaya dapat lebih menarik dan dapat

memuat banyak beban.

Page 42: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

DAFTAR PUSTAKA

Kaleka, Norbertus. 2014. Aneka Kreasi

Kerajinan Bambu. Yogyakarta :

Arcitra.

Pusat Bahasa Depdiknas. 2002. Kamus

Besar Bahasa Indonesia (Edisi

ketiga). Jakarta: Balai Pustaka

Tarigan. 2011. Tinjauan Pustaka Morfologi

Tanaman Bambu. Universitas

Sumatera Utara

Jajeli, Rois. 2016. Tas Eceng Gondok

Warga Kebraon Jadi Langganan

Souvernir Tamu Pemkot

Surabaya. Dilihat 30 Januari

2017.

<http://m.detik.com/newa/berita-

jawa-timur/3262652/tas-eceng-

gondok-warga-kebraon-jadi-

langgana-souvernir-pemcot-

surabaya>

Kholil, Akhmad. 2014. Mahasiswi Ubaya

Ciptakan Tas dari Bambu

Bernilai Ratusan Ribu. Dilihat 13

November 2016.

<http://m.rimanews.com/ekonomi

/bisnis/read/20140911/172279/M

ahasiswi-Ubaya-Ciptakan-Tas-

Dari-Bambu-Bernilai-Ratusan-

Ribu>.

Nugroho, Akbar. 2013. Tas Punggung yang

Aman untuk Anak Sekolah.

Dilihat 13 November 2016.

<http://m.tempo/read/news/2013/

08 /20/060505738/taspunggung -

yang-aman-untuk-anak-

sekolah>.

Tanaya, Ina. 2016. Tas Pelepah Pisang

yang Mendunia. Dilihat 26

November 2016.

<http://m.kompasiana.com/www.

inatanaya.com /tas-pelepah

pisang-yang-

mendunia_5742e672be2

2bd1d099a9 156>

Antara, 2017. Wow, SIswa SMAN 4

Jayapura Olah Kompos dar

Hutan Mini di Sekolah. Dilihat

01 Februari 2017.

<http://www.netralnews.com/new

s/pendidikan/read/51734/wow.sm

an.4.jayapura.olah.kompos.dari.

hutan.mini.di.sekolah>

LAMPIRAN

Page 43: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

1. Hasil Kuisioner

2. Desain Pertama

Page 44: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

3. Pola Pertama

4. Desain Kedua

5. Pola Kedua

Page 45: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

JUDUL KARYA TULIS

LightUS (Light Trap and Ultrasonik

Sonar) : Kombinasi Pengendali Hama

Tikus dan Serangga sebagai Upaya

Peningkatan Produktivitas Padi di

Kabupaten Lampung Tengah

Kategori : Umum

Di usulkan oleh :

Juwan Andi

Rangga Hadiyansyah

Siti Meisita

ABSTRAK

Luas panen padi di Kabupaten Lampung

Tengah pada tahun 2010 sebesar 24.009 ha,

produksi sebanyak 562.162 ton, dengan

produktivitas 4,53 ton/ha (Badan Pusat

Statistik Provinsi Lampung, 2011). Namun

belakangan ini diketahui produktivitas padi

mengalami penurunan yang disebabkan

berbagai faktor salah satunya serangan

hama tikus dan serangga sehingga dapat

menurunkan produktivitas padi di Lampung

Tengah. Sebelumnya telah banyak cara

dilakukan untuk membasmi hama tersebut,

namun dapat menyebabkan pencemaran

lingkungan, serta membutuhkan energi dan

biaya banyak. Untuk itu pada penelitian ini

dibuatlah LightUS yaitu kombinasi cahaya

lampu (Light Trap) sebagai perangkap

serangga dan ultrasonic sonar (US) sebagai

pengusir tikus. LightUS menggunakan

energi listrik yang berasal dari sinar

matahari yang ditangkap oleh panel surya

sehingga biaya diperlukan lebih murah,

selain itu LightUS dilengkapi oleh sensor

cahaya yang berguna untuk menghidupkan

alat secara otomatis ketika hari sudah

malam yang bertepatan dengan

penyerangan hama sehingga energi tidak

terbuang sia-sia serta dilengkapi dengan

relay yang akan memutus aliran listrik dari

panel surya ke aki secara otomatis ketika

daya pada aki sudah penuh sehingga aki

tidak cepat rusak. Berdasarkan penelitian,

serangga terperangkap dalam wadah dan

tikus menjauh dari sumber suara ultrasonik.

Dengan demikian, LightUS sangat efektif

dan efisien diterapkan pada lahan pertanian

padi di Lampung Tengah.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lampung Tengah merupakan salah satu

kabupaten yang memiliki luas lahan

persawahan terluas di Provinsi

Lampung (Badan Pusat Statistik,

2012). Luas panen padi sawah di

Kabupaten Lampung Tengah pada

Page 46: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

tahun 2010 sebesar 24.009 ha, produksi

sebanyak 562.162 ton, dengan

produktivitas 4,53 ton/ha (Badan Pusat

Statistik Provinsi Lampung, 2011).

Namun belakangan diketahui

produktivitas padi mengalami

penurunan yang disebabkan oleh

berbagai faktor salah satunya oleh

serangan hama. Singleton & Petch

(1994) membuat peringkat penurunan

produktivitas padi oleh hama yang

menyatakan tikus sawah sebagai hama

pada peringkat pertama dan penggerek

batang, wereng coklat serta walang

sangit pada peringkat kedua.

Sebenarnya telah banyak upaya yang

dilakukan oleh petani setempat guna

membasmi hama tesebut seperti kultur

teknik tanam serempak, gobyok,

sanitasi, fumigasi liang dan rodentisida

(disperta.serangkab.go.id). Cara

pemberantasan tersebut relatif cepat

dan praktis, tetapi sering kali

menimbulkan efek samping, karena

jika penggunaannya tidak hati-hati

dapat membahayakan kesehatan

manusia atau organisme lain, juga

dapat mengganggu keseimbangan alam

(Suhana dkk, 2003). Untuk itu dalam

penelitian ini digunakan light trap

sebagai perangkap hama serangga dan

ultrasonik sonar sebagai pengusir tikus

yang efektif, hemat dan ramah

lingkungan dengan nama LightUS.

Alat ini dirancang untuk membasmi

hama tikus sekaligus serangga secara

bersamaan dengan memanfaatkan sel

surya sebagai sumber listriknya.

Dengan adanya sel surya ini, biaya

operasional alat dapat lebih murah

dibandingkan menggunakan sumber

listrik PLN. Selain itu, alat ini juga

dilengkapi oleh relay yang dapat

memutuskan pasokan listrik dari sel

surya ke aki secara otomatis ketika

daya aki penuh sehingga aki terhindar

dari kerusakan akibat berlebihnya daya

yang masuk serta alat ini juga

dilengkapi dengan sensor cahaya yang

hanya akan aktif pada malam hari

ketika para hama beraktifitas sehingga

penggunaan daya dari aki lebih hemat

dan efektif.

Berdasarkan pemaparan yang telah

dibahas, diharapkan dengan adanya

LightUS dapat menjadi solusi bagi

permasalahan pertanian di Propinsi

Lampung sehingga dapat

meningkatkan produktivitas padi

dengan biaya hemat, efektif dan ramah

lingkungan.

Page 47: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini

adalah sebaga berikut.

1. Membuat alat yang mampu

mengusir hama tikus sawah dan

serangga menggunakan teknologi

tepat guna berbasis gelombang

ultrasonik dan cahaya

2. Bersifat nondestruktif test (tes tidak

merusak) dan ramah lingkungan

3. Dapat digunakan dalam jangka

waktu yang lama dan jangkuan luas

4. Hemat tenaga dan biaya murah

dalam pengoperasiannya

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Padi sebagai Ketahanan Pangan

Pemenuhan kebutuhan pangan

merupakan bagian dari wujud adanya

ketahanan pangan. Ketahanan pangan

terwujud apabila secara umum telah

terpenuhi dua aspek sekaligus. Pertama

adalah tersedianya pangan yang cukup

dan merata untuk seluruh penduduk,

kedua adalah aspek setiap penduduk

mempunyai akses fisik dan ekonomi

terhadap pangan untuk memenuhi

kecukupan gizi guna menjalani

kehidupan yang sehat dan produktif

dari hari ke hari (Dewan Ketahanan

Pangan, 2006:57).

Padi merupakan bahan makanan pokok

sebagian besar rakyat Indonesia karena

95% penduduk Indonesia

mengkonsumsi beras. Tingginya

kebutuhan konsumsi beras disebabkan

oleh sebagian besar penduduk

Indonesia beranggapan bahwa beras

merupakan bahan makanan pokok yang

belum dapat digantikan keberadaannya.

Keterikatan pada beras sebagai pangan

pokok pada gilirannya menimbulkan

masalah, yaitu bertambahnya jumlah

penduduk diiringi dengan besarnya

konsumsi beras di Indonesia. Oleh

karena itu, untuk mengimbangi

peningkatan konsumsi beras tersebut,

maka produksi beras secara nasional

harus ditingkatkan pula.

Untuk meningkatkan produksi beras

dalam rangka pencapaian ketahanan

pangan, diperlukan upaya terobosan

rekayasa teknologi, sosial, ekonomi

dan kelembagaan yang dapat

diterapkan dalam waktu segera. Salah

satunya adalah penanggulangan

kegagalan panen oleh hama. Singleton

& Petch (1994), membuat peringkat

kerusakan pada pertanian yang

disebabkan oleh hama. Hama tikus di

Indonesia menempati urutan pertama

Page 48: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

pada pertanaman padi, kemudian

diikuti oleh penggerek batang, wereng

coklat, dan walang sangit.

2.2 Pengaruh CahayaTerhadap Serangga

Singleton & Petch (1994) menyebutkan

bahwa beberapa jenis serangga seperti

penggerek batang, wereng coklat, dan

walang sangit menempati urutan kedua

sebagai hama tanaman padi setelah

tikus sawah. Menurut Syam (2007) ciri

– ciri adanya hama di daerah

penanaman padi adalah adanya kupu –

kupu putih (ngengat) yang melakukan

invasi (terbang dalam jumlah besar

pada sore dan malam hari). Invasi ini

pada umumnya terjadi setelah 35 hari

masa hujan.Kupu – kupu ini melakukan

terbang sekitar 2 minggu, menuju

daerah persemaian tanaman padi.

Selanjutnya telur dengan jumlah antara

170-240 diletakkan di bawah padi yang

masih muda dan akan menetas menjadi

ulat perusak tanaman padi setelah 1

minggu. Hama ini akan menyebabkan

kematian tunas – tunas padi

(sundep,dead heart) yang akan disusul

dengan kematian malai (beluk, white

head). Gambar 1 di bawah ini

merupakan perubahan fisiologis

tanaman padi yang diserang oleh hama

sundep.

Gambar 1. Padi yang terserang hama

sundep

Menurut Jumar (2000), mata facet

serangga tersusun oleh beribu – ribu

satuan individual yang dinamakan

ommatidia yang peka terhadap cahaya.

Sifat tersebut dapat dimanfaatkan untuk

menarik perhatian serangga dengan

cara membuat perangkap yang berasal

dari cahaya (light trap) dengan media

penampung dibagian bawahnya.

Adapun sumber cahaya yang

digunakanberasal dari lampu Neon.

Prinsip utama penggunaan light trap

sebagai sistem pembasmi adalah

serangga yang memiliki mata facet

dengan tingkat sensitifitas tinggi

terhadap cahaya akan mendekat dan

mengelilingi sumber cahaya. Kemudian

hama secara tidak sengaja masuk ke

dalam media penampung berisi oli

bekas yang menyebabkan serangga

terjebak dan tidak dapat kembali

terbang.

Page 49: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

2.3 Pengaruh Ultrasonik sonarTerhadap

Tikus Sawah

Seperti yang telah dijabarkan

sebelumnya bahwa tikus merupakan

hama utama penyebab kegagalan

panen, kerusakan akibat tikus sawah di

negara-negara Asia mencapai 10-15%

setiap tahun (Sudarmaji, 2007) dan di

Indonesia luas serangan tikus sawah

setiap tahun rata-rata mencapai lebih

dari 100.000 ha (Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan, 2007).

Tikus sawah banyak dijumpai diseluruh

tempat dan paling banyak merusak

tanaman pangan khususnya padi

(Sudarmaji, 2007).Tikus cenderung

memilih atau tertarik tanaman padi

pada stadia yang lebih tua. Tristiani et

al. (1992) mengemukakan bahwa rata-

rata rumpun padi yang terpotong oleh

seekor tikus meningkat mulai dari saat

primordia (7,1 rumpun tiap malam),

stadia bunting (11,9 rumpun tiap

malam) hingga stadia keluar malai

(13,2 rumpun tiap malam). Apabila

kondisi di lapangan (sawah) sudah

tidak ada pertanaman (bera) tetapi

masih ada pertanaman yang terlambat

panen, maka tanaman tersebut akan

diserang tikus.

Selama ini telah banyak cara yang

dilakukan petani untuk memberantas

hama tikus sawah diantaranya kultur

teknik tanam serempak, gobyok,

sanitasi, fumigasi liang dan rodentisida

(disperta.serangkab.go.id). Cara

pemberantasan tersebut relatif cepat

dan praktis, tetapi sering kali

menimbulkan efek samping, karena

jika penggunaannya tidak hati-hati

dapat membahayakan kesehatan

manusia atau organisme lain, juga

dapat mengganggu keseimbangan alam

(Suhana dkk, 2003).Untuk itu dalam

penelitian ini digunakan ultrasonik

sonar sebagai solusi pembasmi tikus

sawah yang efektif dan ramah

lingkungan.

Alat ini bekerja dengan memanfaatkan

pendengaran tikus sawah yang mampu

mendengar suara pada frekuensi

audibel (40 kHz) dan frekuensi

ultrasonik (100 kHz) dimana rentang

frekuensi ini tidak lagi dapat didengar

oleh manusia. Frekuensi pendengaran

tikus berkisar antara 1.000 Hz sd

100.000 Hz, sehingga frekuensi

ultrasonik sonardapat mengganggu

pendengarannya maka secara alami

tikus sawah akan menghindar dari

Page 50: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

sumber suara

(http://indelektro.blogspot.co.id).

2.4 Sel Surya

Sel Surya merupakan salah satu divais

elektronik yang dapat secara langsung

mengubah energi cahaya matahari

menjadi energi listrik, sumber energi

ini tidak akan pernah habis selama

matahari masih memancarkan sinarnya

ke bumi.

Prinsip kerja sel surya adalah dengan

memanfaatkan teori cahaya sebagai

partikel. Sebagaimana diketahui bahwa

cahaya yang tampak maupun yang

tidak tampak memiliki dua buah sifat

yaitu sebagai gelombang dan sebagai

partikel yang disebut dengan foton

(Beiser,1987). Dengan menggunakan

divais semikonduktor yang memiliki

permukaan luas dan terdiri dari

rangkaian dioda tipe p dan n, cahaya

yang datang akan mampu diubah

menjadi energi listrik (Kwok, 1995).

Pada keadaan cuaca cerah, permukaan

bumi menerima sekitar 1000 watt

energi matahari per-meter persegi.

Kurang dari 30 % energi tersebut

dipantulkan kembali ke angkasa, 47%

dikonversikan menjadi panas, 23 %

digunakan untuk sirkulasi kerja di atas

permukaan bumi, 0,25 % ditampung

angin, gelombang dan arus serta 0,025

% disimpan melalui proses fotosintesis

pada tumbuh-tumbuhan. Selama cuaca

cerah, sebuah sel surya dapat

menghasilkan tegangan konstan

sebesar 0.5 V sampai 0.7 V dengan

arus sekitar 20 mA dan jumlah energi

yang diterima akan mencapai optimal

jika posisi sel surya (tegak lurus)

terhadap sinar matahari. Ini berarti

bahwa sebuah sel surya akan

menghasilkan daya 0.6 V x 20 mA =

12 mW. Jika matahari memancarkan

energinya ke permukaan bumi sebesar

100W/m2

atau 100mW/cm2, maka bisa

dibayangkan banyaknya energi yang

dihasilkan oleh sel surya yang rata-rata

mempunyai luas 1 cm2.

Page 51: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

III. RANCANG BANGUN

3.1 Perangkat yang Digunakan

Adapun perangkat yang digunakan

pada pembuatan alat ini yaitu aki 12 V

12 AH, regulator 5 V 20 A,

mikrokontroler 328, LCD (Liquid

Crystal Display), regulator 12 V 20 A,

modul relay 1, sensor tegangan, sensor

cahaya, modul relay 2, output lampu

dan ultrasonik sonarserta sel surya.

3.2 Diagram Blok

Blok diagram rangkaian merupakan

salah satu bagian terpenting dalam

perancangan suatu alat. Dengan adanya

diagram blok dapat diketahui prinsip

kerja rangkaian keseluruhan. Berikut

rancangan diagram blokLightUS (Light

Trap and Ultrasonik sonar).

Gambar 2. Diagram Blok Untuk Alat

LightUS

Berdasarkan gambar diagram blok pada

gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa

rangkaian alat LightUS (Light Trap and

Ultrasonik sonar) bekerja dengan suplai

tegangan masuk (Vin) yang berasal dari

Aki 12 volt dengan kapasitas minimal12

Ah dengan output 5 voltbesaran ini

menyesuaikan dengan regulator 5 volt 20

Ampere untuk menghidupkan alat

LightUS (Light Trap and Ultrasonik

sonar).Untuk listrik pada aki digunakan

sel surya sebagai sumber energinya

dengan sistem cas otomatis

menggunakan kontrol tegangan, dengan

adanya kontrol tegangan maka aki tidak

akan mengalami kelebihan daya

pengisian yang dapat menyebabkan

kerusakan pada aki.

Selain itu, alat ini dilengkapi dengan

perangkap hama serangga berupa cahaya

yang berasal dari lampu (Light Trap) dan

pengusir hama tikus sawah berupa

Ultrasnic Sonaryang aktif pada malam

hari. Alat ini bekerja secara otomatis

dimana cahaya lampu dan ultrasonik

sonar akan aktif dengan sendirinya di

malam hari dan akan kembali mati di

pagi hari dengan menggunakan sensor

cahaya.

Page 52: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

3.3 Perancangan Model Alat

Adapun tata letak perancangan model

alat sebagai berikut.

Gambar 3. Perancangan Model Alat

Tampak Atas dan Samping

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Light Trap Sebagai Perangkap

Serangga

Serangga seperti walang sangit hijau,

walang sangit coklat dan sundep

merupakan beberapa jenis serangga

yang biasa menjadi hama pada tanaman

padi. Jenis serangga ini menyerang

padi pada pada semua masa

pertumbuhannya, dari awal hingga

menjelang pemanenan. Akibatnya

terjadi penurunan produktivitas padi

hingga mencapai 20 % (Rozak,2002).

Oleh karena itu perlu adanya solusi

untuk menyelesaikan permasalahan ini

sehingga dapat meningkatkan

produktivitas padi.

Selama ini telah berbagai cara

dilakukan untuk membasmi jenis hama

ini seperti pemberian pestisida dan

dengan meletakan musuh alami berupa

burung hantu (Bachri, 2005). Namun

terdapat kelemahan pada masing

masing perlakuan seperti pada

perlakuan pemberian pestisida yang

dapat meyebabkan pencemaran

lingkungan serta biaya yang relatif

mahal yaitu Rp. 1.980.000,00 per

hektar setiap tahunnya (Siregar,2005).

Sedangkan pembasmian menggunakan

musuh alami yaitu burung hantu juga

memerlukan pembiayaan yang cukup

besar selain itu, burung hantu juga

memiliki sifat peka terhadap air,

sehingga cukup sulit pengaplikasiannya

dipersawahan yang pada umumnya

bersifat basah.

Sebelumnya telah ada pembasmi hama

serangga seperti Light Trap namun

penggunaannya yang tidak efisien

Page 53: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

karena dapat menghabiskan biaya

hingga Rp. 2.080.000,00 per hektar tiap

tahunnya. Biaya yang cukup tinggi ini

diakibatkan oleh sumber listrik yang

digunakan sebagai pencahayaan berasal

dari PLN. Selain itu pada alat ini tidak

dipasang perangkap, sehingga serangga

yang telah terperangkap dapat kembali

terbang.

Untuk itu pada penelitian ini dibuatlah

light trap dengan inovasi berupa

sumber energi listrik berasal dari sel

surya yang disimpan pada aki serta

terdapat wadah perangkap berisi oli

bekas, sehingga ketika serangga

terperangkap dan jatuh, ia tidak lagi

dapat terbang. Pada dasarnya alat ini

memanfaatkan morfologi biologis

serangga yang memiliki mata facet

peka cahaya yang akan berkumpul

medekati sumber cahaya ketika

melihatnya (Jumar, 2000). Setiap

hektar areal persawahan membutuhkan

12 buah Light Trap karena kemampuan

pancaran sinar ungu dengan daya 5

sampai 10 watt mencapai radius 15

meter.

4.2 US (Ultrasonik sonar) sebagai

Pengusir Tikus Sawah

Padi masih merupakan kebutuhan

pangan pokok bagi sebagian besar

masyarakat Indonesia, sehingga

ketersediaanya dalam jumlah besar dan

berkelanjutan sangat

dibutuhkan.Namun belakangan

diketahui bahwa produksi padi sering

mengalami penurunan yang

diakibatkan oleh berbagai faktor baik

faktor alam maupun faktor buatan.

Faktor alam terbesar penyebab

penurunan produktivitas padi terutama

disebabkan oleh hama dimana tikus

sawah menempati urutan pertama dan

serangga pada urutan kedua (Singleton

dan Petch,1994). Di negara – negara

Asia sendiri, kerusakan yang

disebabkan oleh tikus sawah mencapai

10-15% setiap tahunnya (Sudarmaji,

2007) dan di Indonesia luas serangan

tikus sawah mencapai lebih dari

100.000 ha setiap tahunnya (Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan, 2003).

Berdasarkan permasalahan tersebut

maka dibuatlah LightUS sebagai

kombinasi yang dapat menunjang

pembasmian hama disawah. US sendiri

dibuat dengan memanfaatkan

pendengaran tikus sawah yang dapat

mendengar suara ultrasonik pada

frekuensi tinggi yang tidak dapat

Page 54: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

didengar oleh pendengaran manusia.

Namun frekuensi ini mengganggu bagi

tikus dan membuatnya tidak nyaman

sehingga tikus sawah akan pergi

menjauh dari sumber suara ultrasonik.

Prinsip kerja dari US yaitu alat

dipasang di beberapa titik di sawah

yang dimungkinkan sebagai jalan

munculnya tikus. Pada alat ini sumber

utama didapat dari cahaya matahari (sel

surya). Bagian atas yang berupa

lempengan solar sel merupakan tempat

untuk menerima atau menangkap

cahaya. Energi cahaya matahari ini

diubahmenjadi energi listrik yang

disimpan di aki.Terdapat sensor cahaya

yang aktif pada saat cahaya redup dan

dialirkan arus listrik dari aki menuju

penguat gelombang. Penguat

gelombang ini akan dipancarkan ke

segala arah dengan kekuatan frekuensi

>20.000 kHz dan gelombang akan

terpancar selama selang waktu 1x5

detik. Berikut merupakan keunggulan

US (Ultrasonik sonar) dibandingkan

dengan pembasmi hama lainnya.

1. Ramah lingkungan dan tidak

menimbulkan polusi karena

menggunakan sumber alami.

2. Penggunaan yang mudah dan

praktis.

3. Biaya yang digunakan terjangkau

dan perawatan tergolong mudah.

4. Tidak merusak ekosistem di sekitar

lingkungan.

5. Hemat listrik karena menggunakan

sinar matahari sebagai sumber

listriknya.

6. Sangat sehat, karena tikus tidak

mati di rumah atau busuk, tetapi

justru tikus menjauh/pergi dari

rumah dan tidak berani kembali

lagi. Berbeda halnya jika

dibandingkan dengan racun tikus

yang sangat berbahaya dan tikus

yang terkena racun bisa mati

dimana saja bahkan sering

membusuk di tempat yang sulit

dijangkau yang akhirnya menjadi

sarang penyakit.

7. Harganya murah dan lebih

terjangkau dibandingkan membeli

racun tikus yang harus dilakukan

secara terus menerus karena tikus

dating lagi dan lagi, tetapi dengan

audio frekuensi sekali pasang tikus

akan menjauh dan tak akan

kembali.

8. Sangat aman dari bahaya tersetrum.

4.3 Pengujian LightUS

Penerapan LightUS di sawah telah

dilakukan pada bulan Maret 2017 di

Page 55: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

desa Endang Rejo, RT 25 RW 05

Kecamatan Seputih Agung Kabupaten

Lampung Tengah. Pada penerapan alat

ini hanya data serangga saja yang

didapatkan, sedangkan data tikus

sawah belum berhasil didapatkan.

Berikut gambar hasil perangkap Light

Trap pada serangga.

Gambar 4. Serangga yang terperangkap

Light Trap

Untuk melengkapi data yang

dibutuhkan maka dilakukanlah

pengujian frekuensi Ultrasonik sonar

pada lingkungan biasa namun

menggunakan tikus.Pada penelitian ini

tikus diletakan didalam perangkap tikus

dan di uji menggunakan frekuensi

Ultrasonik sonar yang berbeda-

beda.Saat penelitian dilakukan,

digunakan pula osloskop dan

multimeter sebagai pengukur frekuensi

yang dhasilkan.Berikut merupakan

respon tikus berdasarkan perlakuan

frekuensi yang diberikan.

Tabel 1. Respon Tikus Terhadap

Frekuensi Ultrasonik sonar

No. Frekuensi Respon Tikus

Sawah

1. 94,8 Terganggu,

bingung

2. 91,9 Bingung, banyak

bergerak

3. 89,4 Responsif,

menggaruk

kuping

4. 88,0 Responsif,

berusaha keluar

dari perangkap

tikus

5. 87,9 Responsif,

Protektif

Terganggunya aktivitas tikus akibat

pemaparan ultrasonik sonar frekuensi

87.9-94.8 KHz disebabkan paparan

gelombang tersebut sangat

mempengaruhi struktur jaringan organ

tikus sawah dibandingkan dengan jarak

sumber pemaparan ultrasonik sonar

lainnya. Hal ini karena semakin dekat

jarak sumber ultrasonik sonar maka

intensitas dan energi ultrasonik sonar

semakin besar.

Page 56: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Berdasarkan teori bahwa gelombang

ultrasonik yang keluar dari speaker

merambat keluar ke semua

arah.Gelombang ultrasonik yang

merambat keluar, memilki energi yang

tersebar ke permukaan. Pernyebaran

energi tersebut semakin lama semakin

luas karena merambat dalam arah tiga

dimensi, maka luas permukaan

penyebaran gelombang ultrasonik

merupakan luasan permukaan bola

yaitu 4πr2 ( r adalah radius bola).

Gambar 5. Reaksi tikus sebelum alat

dihidupkan

Gambar 6. Reaksi Tikus saat alat

dihidupkan

Dari hasil pengujian alat ultrasonik

sonar dapat dilihat reaksi tikus sebelum

dan saat alat dihidupkan. Pada saat alat

belum dihidupkan tikus terlihat tidak

mengalami gangguan dan tetap

berputar mengitari kandang, namun

jika alat di hidupkan, maka tikus akan

menjauh darisumber suara dan

berusaha mencari jalan keluar, terlihat

bingung, menggaruk kuping dan respon

kegelisahan lainnya. Rincian respon

tikus dapat dilihat pada tabel 1.

4.4 Realisasi dan Kelebihan LightUS

LightUS merupakan alat perangkap

hama sawah yang terdiri dari ultrasonik

sonar sebagai pembasmi tikus dan

cahaya lampu sebagai pembasmi

serangga. LightUS memiliki beberapa

kelebihan dibandingkan perangkap

hama sejenis pada umumnya.

1. LightUS menggunakan cahaya

matahari sebagai sumber energinya

dengan memanfaatkan sel surya

sebagai penangkap energi dan aki

sebagai penyimpan energi sehingga

lebih hemat biaya listriknya.

2. Penggunaan cahaya lampu tidak

memerlukan energy listrik dari PLN

Page 57: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

karena listrik yang digunakan untyk

pencahayaan berasal dari aki.

3. Aki yang digunakan memiliki daya

pakai lebih lama dibandingkan

penggunaan aki pada umumya,

karena pada alat ini dilengkapi

dengan relay yang akan secara

otomatis akan memutus arus listrik

dari sel surya ketika daya pada aki

sudah penuh.

4. Tidak ada daya yang terbuang

karena alat ini dilengkapi dengan

sensor cahaya, sehingga alat hanya

akan bekerja pada malam hari ketika

hama keluar dari sarangnya untuk

menyerang sawah.

5. Digunakan oli bekas/minyak makan

bekas sebagai perangkap serangga,

sehingga biaya kerja lebih hemat

Gambar 16. Miniatur LightUS

Gambar 7. Miniatur LightUS

4.5 Penerapan LightUS

Penerapan LightUS sebagai pembasmi

hama disawah dapat menjadi solusi

untuk mengurangi hama tikus dan

serangga yang bermunculan saat masa

penanaman padi sehingga tidak

menimbulkan kerugian yang besar bagi

petani dan dapat memenuhi kebutuhan

pangan di Indonesia terutama beras.

Selain penggunaan alat secara langsung

bebrapa cara penerapan dapat

dilakukan untuk lebih menunjang

kebermanfaatan alat ini seperti

mensosialisasikan alat kepada

masyarakat pedesaan tentang tujuan

serta cara penggunaannya.

4.6 Pihak yang Dapat Membantu

Penerapan LightUS

Pihak yang dapat membantu dalam

menyelenggarakan LightUS yaitu.

1. Pemerintah dengan cara

mensosialisasikan alat dan

pembiayaan produksi alat sehingga

harga jual dapat ditekan agar tidak

terlalu tinggi.

2. Dinas Pertanian berperan untuk

memberikan penyuluhan dan

pengontrolan untuk penanganan

hama tikus.

Page 58: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

3. Petani dan masyarakat sebagai

pengguna alat.

4.7 Manfaat yang diperoleh dari

Penerapan LightUS

1. Dari segi ekonomi, dapat

menciptakan lapangan kerja baru

dengan produk

berkualitas dari bahan baku yang

mudah didapat.

2. Dari segi ilmu pengetahuan dan

teknologi, dapat memasyarakatkan

ultrasonik sonar yang berguna bagi

pertanian serta memberikan

alternatif produk pengusir hama

yang ramah lingkungan.

3. Membantu pemerintah dalam

membangun ketahanan pangan.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan karya yang telah dibuat, maka

dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut.

1. Dengan adanya LightUS,

pembasmian hama di sawah menjadi

lebih efektif dan efisien sehingga

dapat menghemat biaya, tenaga dan

waktu.

2. Penerapan LightUS dapat tetap

menjaga kelestarian lingkungan.

3. Waktu kerja LightUS dapat diatur

otomatis serta menggunakan sumber

energi terbarukan dari alam.

4. Penggunaan alat cukup sederhana,

tidak membutuhkan keahlian khusus

sehingga dapat digunakan oleh

semua kalangan.

5. Penerapan LightUS dapat

mendukung swasembada ketahanan

pangan di propinsi Lampung.

6. LightUS bekerja dengan baik karena

serangga tertangkap dan tikus pada

saat simulasi terlihat

mengalamiperubahan tingkah laku

dengan menjauh dari sumber suara.

SARAN

Adapun saran yang kami ajukan sebagai

berikut.

1. Pemerintah dapat lebih mendukung

dan memperhatikan petani agar

produktivitas hasil pertanian dapat

meningkat.

2. Adanya kerja sama dari pihak

pemerintah, dinas pertanian, serta

petani diperlukan sebagai upaya

untuk mencapai keberhasilan

ketahanan pangan di propinsi

Lampung.

3. Perlu dilakukan pengembangan

LightUS untuk pembasmian jenis

hama lain yangmenyebabkan

Page 59: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

terganggunya ketahanan pangan

nasional.

4. Perlu adanya pemberian bantuan

biaya realisasi alat LIghtUS bagi

petani sebagai langkah awal

pembangunan ketahanan pangan

dan pengenalan teknologi inovasi

lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym a :http://indelektro.blogspot.co.id/2010/05/fre

kuensi-suara-yang-bisa-didengar.html (30 Maret 2017)

Anonym b. 2016.http//:

disperta.serangkab.go.id. (30 aret 2017)

Bachri, Saiful.2005. Pembasmian Hama Padi Berupa Parasit Ditemukan.

www.suaramerdeka.com (30 Maret 2009).

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.

Lampung Dalam Angka. 2011. Bandar Lampung.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung.

Lampung Dalam Angka. 2012. Bandar Lampung.

Beiser, A. 1987.Konsep Fisika Modern

Edisi ke-4.Alih bahasa DR. The Houw Liong.Jakarta : Erlangga.

Dewan Ketahanan Pangan Nasional. 2006.

Data Dasar Rumah Tangga Tahun

2006. Jakarta : Departemen Pertanian.

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan. 2007. Pedoman Rekomendasi

Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Padi.Jakarta : Direktorat

PerlindunganTanaman Pangan.

Jumar, Ir. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta.

Kwok, K., Ng. 1995. Complete Guide to

Semiconductor Devices. New York : Mc Graww-Hill.

Rojak, Abdul. 2002. Pengamatan dan

Pengendalian Populasi Hama Penggerek Batang pada Tanaman

Lada. Buletin Teknik Pertanian Vol. 7 Nomor 2.

Singleton, G.R. & D.A. Petch. 1994. A

Review of the biology and management of rodent pests in

Southeast Asia. Australian Centre forInternational Agricultural

Research.Technical Report 30.Canbera.65 pp.

Siregar, Ameilia Z. 2005. Insektisida.

Medan: Universitas Sumatera Utara.

Sudarmadji.S. dkk. 2007. Analisis bahan makanan dan pertanian. Yogyakarta :

Liberty.

Suhana, Ruskandi & Sumarko. 2003. Teknik pengendalian tikus di sawah

irigasi Sukamandi. Buletin Teknik Pertanian 8(2): 63-65.

Syam, M, dkk. 2007. Masalah Lapang Hama, Penyakit, Hara pada Padi.

Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.

Tristiani, H.J. Priyono & O. Murahami.

1992. Hubungan antara kepadatan

populasi tikus dan kerusakan yang diakibatkannya di lahan berpagar.

Page 60: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Laporan Akhir Kerjasama TeknisIndonesia-Jepang.

Page 61: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

LAMPIRAN

Serangga yang terperangkap malam hari

Simulasi Respon Tikus Terhadap

Ultrasonik Sonar

Uji Coba dan penangkapan energi sinar

matahari oleh panel surya di sawah

Page 62: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

WATER COOLING SEBAGAI

SYSTEM ALTERNATIF

SISTEM PENDINGIN

KONDENSOR AC (AIR

CONDITIONER)2PK

Oleh : Rifqi Indo Permana dan Ni Wayan Fit

ABSTRAK

Di era modern seperti saat ini

pendingi (AC)Air Conditionersudahbanyak

digunakan untuk menye ACmerupakan modifikasi pengembangan

dari t satu komponensatu dalamunit AC yaitu

kondensor. Ko mengembunkan uap menjadi

cairan sehingga pendingin.

Uap yang masuk ke kondensor dalam

kond tinggi. Untuk

mendinginkannsorataumembutuhkanmengem

bunk sistem pendingin. Sistem pendingin

yang bi menggunfa(kipas)kanSelain. sistem

pendingin berupa sistem pendinginWater

berupaCooling).airSystem(

Jalannya

siklusberupasistemairkondensorberawal dari

p dari bak penampungan kemudian

disirkulasik setelah itu dikembalikan kembali

ke bak menggunakan air ini

diharapkanensidapatdlamlebih penggunaan

daya.

Kata kunci : danAC,

sistemkondensor,pendingin.

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dahulu sebelum ditemukannya

mesin orang untuk mendapat udara

dingin meng dibuat dengan cara

menganyam lembaran bambu yang sudah

ditipiskan. Semakin meningkatnya

teknologi waktu kewaktu untuk

mendapatkan udara dingin mulai

menggunakan kipas angin elektronik

yang kemudian disusul dengan

penggunaan Mesin pendingin ruangan.

Mesin Pendingin Ruangan atau yang

sering disebut AC (AirConditioner)

merupakan mesin pendingin yang saat ini

banyak digunakan untuk memberikan

efek nyaman bagi para penggunanya.

Mesin Pendingin Jenis ini semula

merupakan barang mewah. akan tetapi

pada zaman ini , seiring dengan naiknya

taraf hidup manusia, pendingin ini sudah

merupakan kebutuhan yang biasa atau

sudah bukan barang mewah lagi.

Air Conditioner atau alat pengkondisi

udara merupakan modifikasi

pengembangan dari teknologi mesin

Page 63: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

pendingin. Salah satu komponen

penting mesin dalam siklus kerja mesin

pendingin yakni Kompresor. Kompresor

merupakan suatu alat mekanis yang

bertugas untuk menghisap refrigeran atau

gas pendingin yang kemudian refrigeran

atau gas pendingin yang kemudian

menekan dan menyalurkan refrigeran

dengan tekanan dan suhu yang yang lebih

tinggi ke kondensorpada kondisi ini

kondensor akan panas akibat gas

bertekanan tinggi yang melewatinya.

Pada saluran pipa kondensor

diberi kipas untuk mempercepat proses

pendinginan. Proses pelepasan panas ini

di sebut teknik pengembunan .sistem

pendinginan dapat menggunakan

beberapa media pendinginan diantaranya

menggunakan udara, dalam hal ini

menggunakan fan.Berikutnya

menggunakan fluida berupa air (Water

Cooling System). Dengan pertimbangan

tersebut, penyusun mengembangkan

Sistem Pengininan Kondensor

menggunakan fluida berupa air sebagai

upaya Menghemat energi listrik pada

AC.

2. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang

tersebut, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

2.1 Sistem pendinginan kondensor

menggunakan fan menimbulkan

kebisingan, fan mudah selain itu

mudah kotor.

2.2 Meningkatnya udara panas fan

di.lingkungan 2.3 Daya yang digunakan besar akibat

pros fan beroprasi–menerusterus.

2.4 Perawatan dan perbaikan

membutuhkan pada sistem tenaga

ahli.

3.Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di

difokuskan terhadap:

3.1Penelitian hanya pada kondensor

bagian. sistem pe 3.2 Membandingkan outdoor unit daya

AC serta temperatur yang digunakan

pada sistem air pendinginan dengan

sistem pendinginan fan).

menggunakan udara (

4.Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah

di atas:

4.1 Bagaimana cara kerja

pendinginan kondensor AC

menggunakan fan?

Page 64: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

4.2 Bagaimana cara kerja kondensor

AC menggunakan fluida berupa

air?

4.3 Bagaimana proses perancangan

kondensor alat menggunakan

fluida berupa air?

4.4 Beraperban daya ingan outdoor unit

AC serta temperatur kondensoryang

digunakan dalam kondensor

pendingi Menggun Water Cooling

maupun Air System Cooling

System?

5.Tujuan

Tujuan dari laporan tugas

akhir ini adalah sebagai berikut :

5.1 Mengetahui cara kerja

pendinginan kondensor AC

menggunakan fan.

5.2 Mengetahui cara kerja

pendinginan kondensor ac

menggunakan fluida berupa air.

5.3 Mengetahui proses perancangan

alat pendinginan kondensor

menggunakan fluida berupa air.

5.4 Mengetahui perbandingan daya

outdoor unit AC serta

temperatur kondensor yang di

gunakan dalam pendinginan

kondensor menggunakan Water

Cooling System maupun Air

Cooling System.

6.Manfaat

Dari tujuanatas, makadi didapat

manfaat sebagai berikut :

6.1 Bagi Taruna

a. Memperolaeh Tambahan

Pengetahuan dan pengalaman

dalam perancangan dan

pembuatan alat.

b. Menerapkan Teori yang telah

di dapat dari bangku Sekolah

untuk diterapkan dalam sebuah

karya nyata.

6.2 Bagi Masyarakat Pengguna

AC

a. Memperoleh manfaat dari

penggunaan sistem pendingin

kondensor berupa air hangat

untuk keperluan sehari hari.

b. Menghemat baiaya konsumsi

listrik rumah tangga.

6.3 Bagi Lembaga Pendidikan/

Instansi terkait.

a. Dapat mendorong dan

mengembangkan ide ide

baru untuk mencari metode

terbaik dalam proses

pengembangan teknologi

sistem pendingin.

b. Pengembangan dan

penerapan teknologi sebagai

media ajar.

Page 65: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

7. Metode Pengumpulan Data

Data-data sangat dibutuhkan

sebagai penunjang laporan ini. Data

diperoleh dengan metode berikut:

7.1 Metode Pustaka

Metode ini dilakukan dengan

cara maencari data data yang

terkait dengan penyusunan

laporan ini melaui buku dan

internet.

7.2 Metode Observasi

Metode ini dilakukan

dengan cara melakukan

penelitianlangsung terhadap

proses perancangan

pendinginan kondensor

menggunakan fluida berupa

air dengan tujuan

memperoleh hasil

perancangan terbaik dan

kemampuan pemanfaatan

fluida berupa air yang

maksimal.

7.3 Metode Analisis

Metode ini dilakukan

dengan cara mellakukan

analisa terhadap masalah

masalah yang terjadi saat

proses pengujian dan

perancangan pendinginan

kondensor menggunakan

fluida berupa air. Hasil dari

analisa kemudian digunakan

sebagai langkah perbaikan

maupun pengembangan.

7.4 Metode Dokumentasi

Metode ini dilakukan

dengan cara pengambilan

gambar komponen

komponen penunjang

perancangan pendinginan

kondensor menggukan

fluida berupa air.

BAB II DASARTEORI 1.Teori ACDasarAir( Conditioner)

1.1 Pengertian ACAir( Conditioner)

AC Air (Conditioner)

merupakan alat yang berfungsi

menyejukan ruangan. Ac digunakan

pada ruangan tertutup, jika

digunakan pada ruangan yang

terbuka menyebabkan kinerja AC

tidak maksimal. AC dirancang

dengan mempergunakan bahan

mempunyai sifat mekanis

dimasukan ke dalam suatu sistem

peredaran udara kembali, yang

Page 66: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

dibuat sedemikian rupa sehingga

dapat menyerap suhu panas udara di

dalam suatu ruangan dan

memindahkan suhu panas keluar

ruangan.

1.2. Komponen Air AConditioner()

Berikutkomponen

komponen yang

ada dalam satu

unit AC :

1.2.1 Kompresor.

Kompresor adalah suatu

daya mekanis yang dapat

menarik gas dan kemudian

menyalurkan dengan tekanan

lebih tinggi ke kondensor

[5].

1.2.2 Kondensor.

Kondensor berfungsi untuk

mengembunkan uap menjadi

cairan sehingga dapat

dipakai kembali dalam siklus

pendinginan.karena zat

dingin meninggalkan

kompresor dalam bentuk uap

bertekanan tinggi, maka

diperlukan suatu cara

mengubah uap menjadi

cairan kembali. [3].

1.2.3 Evaporator.

Fungsi evaporator adalah untuk menyerap panas dari

udara sekitarnya. Evaporator terdiri dari pipa logam atau

mengalir. Pada waktu cairan pendingin meninggalkan

tabung kapiler dan masuk ke pipa evaporator lebih besar,

diameter tabung yang membesar dengan tiba tiba

menimbulkan menimbulkan suatu daerah yang

bertekanan rendah, menyebabkan turunnya titik

didih zat pendingin [3]. 1.2.4 Kipas fan)

Fan (kipas baling-baling) adalah

untuk menarik udara diluar ruangan

dan untuk mendinginkan kondensor.

Kipas yang sering digunakan dalam

sistem AC yaitu kipas blower dan

kipas propelar. Kipas blower adalah

kipas yang meniupkan udara dingin

kedalam ruangan. Sedangkan kipas

propelar adalah kipas yang terletak

diluar ruangan yang bertugas

membuang udara panas pada sisi

belakang atau aplikasi kondensor.

Page 67: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

1.2.5 Thermostat.

Thermostat adalah sebuah alat untuk

mendeteksi temperatur yang

diinginkan.alat pendeteksi yang

digunakan biasanya berupa bimetal

yang sensitif terhadap perubahan

temperatur Ruangan.

1.2.6 Pipa Kapiler

Pipa kapiler gunanya untuk

menurunk cairan refrigeran yang

mengalir [6 tergantung dari

kapasitas mesin pendingin.

1.2.7 Refrigeran.

Untuk terjadinya suatu

proses pendinginan diperlukan suatu

bahan yang mudah diubah

bentuknya dari gas menjadi cair atau

sebaliknya.untuk mengambil panas

dari evafaporator dan membuangnya

di kondensor. Karakteristik

termodinamika antara lain meliputi

temperatur penguapan , tekanan

penguapan, temperatur

pengembunan, dan tekanan

pengembunan.

Jenis refrigerant yang

paling umum digunakan adalah

R11, R12, R22 dan R502.

Refrigeran yang biasa digunakan

pada mesin frezer dan sebagainya

yang menghendaki temperatur yang

lebih rendah.

1.3 Cara Kerja Air Conditioner

1.3.1 Siklus Aliran Refrigeran

Mesin pendingin udara

ruangan adalah alat yang

menghasilkan dingin dengan

cara menyerap udara panas

sekitar ruangan. Proses udara

menjadi dingin adalah akibat

dari adanya pemindahan panas.

Sedangkan bahan yang

digunakan sebagai bahan

pendingin dalam mesin

pendingin disebut refrigeran.

Didalam Air Conditioner dibagi

menjadi ruang dalam dan ruang

luar. Dibagian ruang dalam

udaranya dingin karena adanya

proses pendinginan, sedangkan

dibagian ruang luar digunakan

untuk melepas panas ke uadara

sekitar. [7].

Page 68: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Secara umum gambaran

mengenai prinsip kerja AC

adalah penyerapan panas oleh

evaporator pemompa panas oleh

kompresor, pelepasan panas oleh

kondensor. Di dalam mesin AC

bentuk refrigeran berubah–ubah

bentuk dari bentuk gas ke

bentuk cairan. Pada kompresor

refrigeran masih berupa

uap,tekanan dan panasnya

dinaikkan dengan cara

dimampatkan oleh piston dalam

silinder kompresor. Kemudian

uap panas tersebutdidinginkan

pada saluran pipa kondensor

agar menjadi cairan [7].

Pada saluran pipa kondensor diberi kipas

untuk mempercepat proses pendinginan.

Proses pelepasan panas ini disebut teknik

pengembunan. Selanjutnya, cairan

refrigeran dimasukkan ke dalam evaporator

dan dikurangi tekanannya sehingga

menguap dan menyerap panas udara sekitar.

Di dalam AC bagian dalam ruangan, udara

dingin

disebarkanblower.Dalammenggunakanbent

u uap (gas) refrigeran dihisap lagi tersebut

berulang terus sampaidiisi gas kembali [7].

BAB III PERANCANGAN SISTEM

1.Analisis Kembutuhan Sistem

Secara umum, pendinginan kondensor

menggunakan fluida air pada AC (Air

Conditioner) 2 PK terdiri dari dua bagian,

yakni sistem mekanik dan sistem elektrik.

Sistem mekanik meliputi dua tabung pipa

PVC (Poly Vinil Chloride) yang saling

dihubungkan dan berisi air yang dipasang

pada bagian AC outdoor. Pipa tembaga

dibentuk spiral yang berada di dalam tabung

PVC dan air yang dialirkan di tabung PVC

sebagai pendingin pipa spiral dalam proses

pendinginan kondensor. Air didapatkan dari

tangki penampungan dengan bantuan motor

listrik melalui kerja temperature control XH-

W1209. Sistem elektrik meliputi pengaturan

suhu menggunakan dua temperature control

XH-W1209 sebagai pengontrol suhu

maksimal dan minimal. Setiap Thermostat

akan di tempatkan pada setiap tabung

kondensor. Thermostat pertama akan terbaca

pada suhu ≥50℃ yang di tempatkan pada

tabung kondensor pertama dan akan

mengaktifkan selenoid valve pertama dan

motor pompa 12VDC sebagai sirkulasi air

pada tangki penampungan.

Page 69: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

2.2Flow Chart START

Tombol ON pada Remot kontrol

Ya

V1terbuka Motor pompa aktif

Air Keluar dari Pipa K1 dan K2

Ket. 1.K1=Tabun 3.V1=

END

Gambar.2 Flowchart Pendingin kondensor

Water Cooling System

(Sumber: DokumentasiPribadi,) 2017

TEMPERATUR

KONTROL

Ket :

1.Inputan= 2.Proses=

3.Outputan=

Gambar.3 Blok Diagram Pendingin

Kondensor Water Colling System.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)

Kompresor AC ON

Temperatur controll ON

Temperatur air

tabung k1 ≥50C

Air Kelu VALVE ar dari Pipa K1

dan K2

Temperatur air

tabung K1 ≤500C

Tertutup

Motor pompa

tidak aktif

VALVE MOTOR POMPA

SENSOR

OUTDOOR AC POWER SUPLY

12VDC

Page 70: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

BAB IV PENGUJIAN DAN

PENERAPANANALISIS

1.Prospek dan Manfaat

Bagi masyarakatTengah,

Lampungalatsangatini

membantumengatasi permasalahan

kebisingan yang disebabka pendingin

sertabupadayakipas.yangMakadigunaka

ndariitu ala untuk mengatasi

masapolusiah

tersebutsuaradansehipeng dapat

diminimalisir penggunaannya. Peng

pengeluaran daya serta

prosesSistemperbaikannginpendi

berupamerupakanair

teknologidimodifikasiterapan

untukyang permasalsaathanini.

2.Analisis Segi Teknis dan Ekonomi

Secara

pengoperasiumum,sistemalasangatini

.sederhanaPerakitan alatini

sangatmudah.Tentu sajadidesalaint

iniseefektif mu menekan harga jual

namun tidak mengurang alat ini bisa

dijangkau oleh masyarakat

3.Analisis Segi Sosial Budaya

Dari segi sosial

akanbudayadituntutmakamasyarauntuk

dalam hal mengembangkan inovasi dan

i perkembangan alat ini. Masyarakat

dari sesuai keinginan dan-

masingkebutuhan.Denganmerekabegit

ma pekerjakaan bertambah dan

masyarakat yang akan mendapatkan

pekerjaan. Sehingga an akan dapat

ditekan.

BAB V KESIMPULAN

1.Rekomendasi Strategi Penerapan

Peningkatan jumlah penduduk

penggumenaanyebab pendingin

ruangan. Meningkatnya penggun pula

daya yang dibutuhkan oleh pending

dengan adanya teknologi asiterap

permasalahan iniun dibuatlah sistem

pendingin berupa air s digunakan.

2.Prospek PengembDepangan Ke

Prospek

pengembangansistempendingin ini ked

dibutuhkanPerlu. diadakannya

padapengembangan/inovalatiniaga

lebih sem,peurtina

pengembangantruksimesinkonsagar le

Kemudian, lebihdalam efisipengeluaran

sbistemaya pem

Page 71: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

pendingindanadanyaini,

kreasisistemterhadappendinginuntukala

t memperlengkapfungsi alat.

3.Dampak Bagi Pembangunan Daerah

Dampak bagi pembangunan daerah yaitu

bidang sistem

.pendinginMakadariruanganitupembangu

menjadi lebih baik karena

segitidakekonomi,terja

pendapatanjugapenggumeningkkarenadatla

mpemakaianproses daya yang dibutuhkan.

DAUR ULANG KERTAS DENGAN

PENAMBAHAN DAUN TEBU (

SAACCHARUM OFFICINARUM L. )

SEBAGAI BAHAN CAMPURAN UTAMA

MENJADI KERTAS SENI

Oleh : Agnes Puspita Sari

Kertas sangatlah dibutuhkan dlam

kehidupan sehari-hari. Daur ulang kertas telah

di lakukan untuk menghemat penggunaan kayu,

karena kayu semakin langka. Selain itu dau

tebu tyang biasanya tidak terpakai dapat

digunakan sebagai bahan campuran utama

untuk daur ulang kertas.

Hal ini dilakukan untuk menghemat

peggunaan kayu sebahgai pembuatan kertas,

dan agar dapat menambahan nilai guna daun

tebu. Pertama daun tebu dihaluskan, kemudian

dicampur dengan lem dan bubur kertas, lalu di

cetak. Dapat dihasilkan kertas memiliki satu sisi

yang halus, dan membekas lipata

Page 72: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dilingkungan tempat tinggal penulis

banyak dijumpai tanaman tebu. Batang

tanaman tebu ini digunakan sebagai

bahan dasar pembuatan gula.

Sedangkan daun tebu yang masih hijau

dibiarkan begitu saja. Daun tebu yang

masih hijau ini akan terlihat sangat

rimbun dan menutupi tebu lainnya,

dalam satu petak lahan tebu. Saat

musim panen tiba daun tebu yang

kering akan ikut terbakar bersamaan

dengan batang tebu.

Menurut direktur penelitian dan

pengembangan di Global Warming Inititive Inc, pemerhati lingkungan

di Amerika Serikat, James Derosa, kebutuhan kertas nasional

mencapai 8-juta ton pada 2011. Disini peneliti ingin membuat

kertas berbahan daun tebu untuk mencari pilihan lain sebagai

pengganti kayu. ( Suwarno, 2012 ).

Sebelumnya sudah ada Pragusti (2013)

yang membuat kertas berbahan dasar

daun tebu sebagai pruduk invention,

namun produk yang dihasilkan masih

kurang baik. Kertas yang dihasilkan

oleh Pragusti (2013) masih memiliki

tekstur yang kurang sesuai untuk

digunakan sebagai kertas sehari-hari.

Pada percobaan pertama kertas yang

dihasilkan: tebal, kaku dan kasar. Pada

percobaan kedua kertas yang

dihasilkan: tebal, kaku, dan permukaan

kertas sedikit kasar. Pada percobaan

ketiga kertas yang dihasilkan: tebal,

sangat kaku, dan permukaan kertas

kasar. Pada percobaan terakhir kertas

yang dihasilkan: tipis, lemas, dan tidak

dapat dilipat.

Berdasarkan hasil percobaan Pragusti

(2013), disini penulis ingin

memperbaiki produk kertas berbahan

dasar daun tebu. Agar kertas berbahan

dasar daun tebu menjadi lebih halus

permukaannya, dapat dilipat, dan tidak

kaku. Serta dapat digunakan sehari-hari

dan dapat diterima di masyarakat,

seperti kertas berbahan dasar kayu yang

telah banyak diproduksi. Selain itu

kertas berbahan dasar daun tebu akan

menjadi alternative pengganti bahan

dasar kertas sebelumnya, yaitu kayu.

Dengan alternative ini maka akan

menggurangi penebangan pohon untuk

diambil kayunya sebagai bahan dasar

kertas.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini

adalah untuk mencari bagaimana

Page 73: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

komposisi dan bahan yang sesuai

untuk membuat kertas dari daun tebu.

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui komposisi yang

sesuai untuk membuat kertas dari

daun tebu.

D. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memanfaatkan daun tebu sebagai

bahan pembuat kertas.

2. Menambah pengetahuan tentang

cara membuat kertas.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tebu

“ Tebu adalah jenis rumput-

rumputan berbatang tinggi dan

beruas-ruas, air dalam batangnya

manis, biasanya dibuat gula.” (

KBBI )

Tanaman tebu (saccharum

officinarum L.) tergolong dalam family Graminae yaitu

rumput-rumputan. Saccharum officinarum L. merupakan

spesies paling penting dalam genus Saccharum sebab

kandungan sukrosanya paling tinggi dan kandungan seratnya

paling rendah.(Wijayanti, 2008).

Daun tebu merupakan daun

tidak lengkap, karena hanya terdiri dari pelepah dan helaian

daun tanpa tangkai daun. Posisi daun tebu melekat pada batang

dan tumbuh pada pangkal node. Daun tebu memiliki struktur

yang tipis dan mudah sobek. Bagian tepi daun tebu

bergerigi, permukaan daun kasap dan ujung daun

meruncing. Ketika tebu sudah mulai memasuki masa panen,

maka panjang daun tebu berkisar 120 cm – 160 cm

dengan lebar 3,5 cm – 6 cm. Serat daun tebu terbanyak

dimiliki oleh daun ke-4 sampai daun ke-7( Wardiyono, 2013 )

Pada penelitian ini peneliti

menggunakan daun tebu karena

Page 74: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

daun tebu mengandung sukrosa yang dapat digunakan untuk

membuat kertas.

B. Kertas

Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, kertas adalah barang

lembaran dibuat dari bubur rumput,

jerami, kayu dan sebagainya yang

biasa ditulisi atau untuk

pembungkus dan sebagainya.

“… Kertas terbuat dari serat

tumbuhan yang digabungkan

menjadi lembaran – lembaran “

(Vanue, 1990)

Bersadarkan sejarah pembuatan

kertas, menyatakan bahwa pada

awalnya cara pembuatan kertas

sangat dirahasiakan. Namun ketika

bangsa China menyebar ke Timur,

penemuan ini juga menyebar dan

berkembang. Pada tahun 1799

seorang Perancis Nicholas Lois

Robert menemukan proses untuk

membuat lembaran-lembaran

kertas dalam satu wire screen yang

bergerak, dengan melalui banyak

perbaikan alat ini kemudian dikenal

sebagai fourdrinier. Pada tahun

1814, Friedrich Gottlob Keller

menemukan proses mekanik

pembuatan pulp dari kayu, tap

kualitas kertas masih rendah.

Tahun 1853-1854, Charles Watt

dan Hugh Burges

mengembangakan pembuatn kertas

menggunakan proses soda. 1857,

Benjamin Chew Tilghman

mendapatkan British paten untuk

proses sulfit. Pulp yang dihasilkan

dari proses sulfit ini lebih bauk dan

siap diputihkan. Adapun jenis-jenis

kertas :

1. HVS

Tekstur kertas sedikit kasar,

umumnya dipakai untuk kertas

fotokopi dan printer.

2. Art Paper

Kertas seni yaitu lembaran kertas

seni dirancang dan diolah dalam

beragam aplikasi kebutuhan

manusia (benda fungsional).

Sebagai contoh ialah kertas surat,

sertifikat, amplop, kartu

ucapan/undangan, di gunakan

sebagai penghias wadah-wadahan,

dan dapat di gunakan untuk

kemungkinan yang lainnya.

3. Art carton

Kertas ini seperti art paper,

namun mempunyai gramasi yang

lebih tebal. Bahan ini biasa

digunakan untuk cetakan seperti

kartu nama, katalog,brosur dan

cetakan lainnya yang

membutuhkan kertas lebih tebal.

4. Duplex (Coated)

Kertas duplex memiliki sisi depan

putih sedangkan sisi belakang

Page 75: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

abu-abu. Pada umumnya

digunakan untuk pembuatan kotak

sebagai pembungkus.

5. Ivory

Kertas ivory memiliki 1 sisi yang

licin. Pada umumnya kertas ivory

digunakan untuk kotak kosmetik,

karena cukup tebal atau kokoh.

6. Samson

Warna kertasnya coklat muda,

bahannya daur ulang, permukaan

kasar. Umumnya digunakan untuk

kertas bungkus.

7. Jasmine

Kertas jasmine umunya digunakan

untuk membuat undangan, seperti

terdapat gliter warna kuning

(Hendri, 2012).

C. Rujukan Produk Sejenis

Sebelumnya telah dilakukan

penelitian yang sama, yaitu

“pembuatan kertas dari daun tebu“

oleh Pragusti (2013). Pertama daun

tebu dicuci hingga bersih,

kemudian digunting kecil-kecil.

Setelah itu di blender hingga halus

menggunakan blender. Lalu,

campurkan aci dengan air, aduk

hingga rata. Campurkan bubur

daun tebu, aci dan air kemudian

blender hingga semua bahan

menyatu. Tuangkan kedalam

ember, lalu saring menggunakan

papan screen. Letakkan screen

diatas kaca, lalu tekan hingga kadar

air berkurang. Kemudian jemur

kertas dibawah sinar matahari.

Hasil yang didapatkan adalah

sebagai berikut, percobaan pertama

didapatkan hasil kertas tebal, kaku,

dan kasar. Percobaan kedua

didapatkan hasil kertas tebal, kaku,

dan permukaan kertas sedikit kasar.

Percobaan ketiga didapatkan hasil

tebal, sangat kaku, dan permukaan

kertas sangat kasar. Percobaan

keempat didapatkan hasil kertas

tipis, lemas, dan tidak dapat dilipat.

BAB III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu

Tempat : Perumahan 1,

F.279 GPM

Waktu : Januari 2017

B. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Blender

2. Ember

3. Gunting

4. Baskom

5. Papan screen

Page 76: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

6. Sendok makan

7. Saringan kelapa

b. Bahan

1. Daun tebu (400 gram)

2. Tepung aci (150 gram)

3. Air (1 liter)

C. Cara Kerja

Metode penelitian ini

menggunakan metode

eksperimen dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1. Daun tebu yang masih hijau

digunting menjadi

potongan-potongan kecil.

Gambar 1: langkah 1

Sumber: dokumentasi pribadi

2. Daun tebu yang telah

dipotong kecil-kecil dicuci

hingga bersih.

Gambar 2: langkah 2

Sumber: dokumentasi pribadi

3. Daun tebu dihaluskan

menggunakan blender

sampai menjadi bubur

dengan tambahan air.

Gambar 3: langkah 3

Sumber: dokumentasi pribadi

4. Bubur daun tebu disaring

menggunakan saringan

kelapa.

Page 77: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Gambar 4: langkah 4

Sumber: dokumentasi pribadi

5. Ambil ampas daun tebu,

letakkan pada sebuah lap

bersih. Ikat lap tersebut lalu

keringkan menggunakan

pengering mesin cuci.

Gambar 5: langkah 5

Sumber: dokumentasi pribadi

6. Tepung aci dicampurkan

dengan air, lalu aduk secara

merata. Hingga menjadi

lem aci.

Gambar 6: langkah 6

Sumber: dokumentasi pribadi

7. Ampas daun tebu tang telah

kering dicampurkan

kedalam lem aci. Aduk

menggunakan tangan

hingga rata.

Gambar 7: langkah 7

Sumber: dokumentasi pribadi

8. Ampas daun tebu yang

telah tercampur lem aci

dituangkan ke sebuah kaca

datar ukuran 40 X 50 cm.

Page 78: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Gambar 8: langkah 8

Sumber: dokumentasi pribadi

9. Papan screen ukuran 40 X

50 cm diletakkan di atas

kaca yang telah dituangkan

campuran bubur daun tebu

dan lem aci. Lalu, menekan

hingga kadar air berkurang.

Gambar 9: langkah 9

Sumber; dokumentasi pribadi

10. Kemudian kertas dijemur di

bawah sinar matahari.

Hingga kering.

Gambar 10: langkag 10

Sumber: dokumentasi pribadi

Tabel perbandingan 1 :

Daun tebu 200 gr

Air 500 ml

Aci 50 gr

Tabel perbandingan 2 :

Daun tebu 200 gr

Air 500 ml

Aci 100 gr

Tabel perbandingan 3 :

Daun tebu

direbus

200 gr

Air 500 ml

Aci 50 gr

Tabel perbandingan 4 :

Daun tebu

direbus

100 gr

Air 500 ml

Aci 25 gr

Lem fox 10 gr

Page 79: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Tabel perbandingan 5

Daun tebu

direbus

100 gr

Air 500 ml

Aci 25 gr

Lem fox 25 gr

Tabel perbandinga 6 :

Daun tebu

direbus

150 gr

Air 500 ml

Aci 25 gr

Lem fox 25 gr

Bubur kertas 150 gr

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan

Tabel komposisi Hasil

1 Daun tebu

200 gr

Kasar, tidak

bisa dibentuk,

tidak menyatu

dengan

larutan aci.

Air 500 ml

Aci 50 gr

2 Daun tebu

200 gr

Kasar, tidak

bisa dilepas

dari kaca,

tipis

Air 500 ml

Aci 100 gr

Daun tebu

direbus

3 Daun tebu

200 gr

Kasar,

ditekuk /

dilipat patah,

belum bisa

lepas dari

kaca

Air 500 ml

Aci 50 gr

Daun tebu

direbus

4 Daun tebu

100 gr

Kasar, dilipat

patah, tebal,

bisa dilepas

dari kaca

Air 500 ml

Aci 25 gr

Lem Fox

5 Daun tebu

100 gr

Kasar, kurang

menyatu, saat

dilipat tidak

patah namun

Air 500 ml

Aci 25 gr

Page 80: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

Lem Fox 25

gr

membekas

lipatan

6 Daun tebu

150 gr

satu sisi lebih

halus, mudah

dilepas dari

alas,

membekas

lipatan jika

dilipat

Air 500 ml

Aci 25 gr

Lem fox 25

gr

Bubur kertas

150 gr

B. Pembahasan

Pembuatan kertas dari daun tebu

ini, dibuat dengan cara yang

sederhana. Didapatkan hasil dari

percobaan pertama dengan

perbandingan bahan yaitu 200gr

daun tebu, 500ml air, dan 50gr aci.

Daun tebu langsung dihaluskan

menggunakan blender. Hasilnya

yaitu daun tebu yang telah di

blender tidak dapat halus, sangat

kasar. Karena daun tebu ini sangat

kasar maka tidak bisa dibentuk atau

dicetak sebagai kertas, bahkan

tidak dapat menyatu dengan larutan

aci.

Percobaan kedua dilakukan dengan

perbandingan 200gr daun tebu,

500ml air, 100gr aci. Daun tebu

dipotong kecil-kecil, lalu direbus.

Dihaluskan menggunakan blender.

Hasilnya memiliki permukaan yang

kasar, sudah dapat menyatu dengan

larutan aci, namun tidak dapat

dilepas dari alasnya yaitu kaca.

Memiliki ketebalan yang sudah

tipis.

Percobaan ketiga, dilakukan

dengan perbandingan 200gr daun

tebu, 500ml air, 50gr aci. Daun

tebu dipotong kecil-kecil, lalu di

rebus. Kemudian di blender .

Hasilnya memiliki permukaan yang

kasar. Kertas yang telah kering

belum bisa dilepas dari kaca. Dapat

dilepas dari kaca dengan cara

mencungkilnya. Ketika dilipat

kertas patah.

Percobaan keempat,dilakukan

dengan perbandingan 100gr daun

tebu, 500ml air, 25gr aci, dan lem

fox. Daun tebu dipotong kecil-

kecil, lalu direbus. Kemudian di

blender.saat dicampur tepung aci

ditambahkan lem fox. Hasil yang

didapatkan permukaan kertas yang

dihasilkan kasar. Dapat dilepas dari

kaca. Ketika dilipat patah.

Ketebalan kertas ini cukup tebal.

Percobaan kelima, dilakukan

dengan perbandingan 100gr daun

Page 81: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

tebu, 500ml air, 25gr aci, 25gr lem

fox. Daun tebu dipotong kecil-

kecil, di rebus. Kemudian di

blender. Campuran aci dan bubur

daun tebu ditambahkan lem fox.

Hasil yang didapatkan yaitu

permukaan kertas yang dihasilkan

kasar. Setelah kering tidak bisa

lepas dari kaca, pelepasan

dilakukan dengan cara

mencungkilnya. Ketika dilipat

tidak patah, namun membekas

lipatan. Kertas ini kurang menyatu

satu sama lain, sehingga

dibeberapa bagian kertas bolong.

Percobaan keenam, dilakukan

dengan perbandingan 150 gr daun

tebu, 500 ml air, 25 gr aci, 25 gr

lem fox dan 150 gr bubur kertas.

Daun tebu dipotong lecil-kecil,

direbus, kemudian diblender.

Campuran acid an bubur daun tebu

serta bubur kertas ditambah lem

fox. Hasil yang didapatkan yaitu

salah satu sisi permukaan ertas

yang dihasilkan halus, mudah

dilepas dari alas, saat dilipat

membekas lipatan. Ini hasil yang

terbaik dari semua percobaan yang

dilakukan.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil percobaan yang

telah dilakukan didapatkan bahwa

daun tebu dapat digunakan sebagai

caampuran utama daur ulang

kertas. Dengan perbandinga 1 : 1

antara daun tebu dengan bubur

kertas.

B. Saran

Diharapkan agar inventor

selanjutnya dapat membuat produk ini

lebih sempurna lagi.

DAFTAR PUSTAKA

digilip.unila.ac.id/cgi/search/simple?exp=0

%7C1%7C-

date%2Fcreators_name%2Ftitle%7

C-

%7Cq%3Aproses+pembuatan+ker

tas%7C&_action_search=1&order

=date%2Fcreators_name%2Ftitle&

screen=search&search_offset=100

id.m.wikihow.com/ Membuat-Kertas-

Daur-Ulang-dari-Kertas-Bekas

Page 82: LAPORAN KONSOLIDASI FORUM JARINGAN PENELITIAN … filekebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Secara khusus pelaporan ini kami susun sebagai bahan pertanggung jawaban kami atas

namalatins.blogspot.com/2015/03/nama-

latin-tebu-klasifikasi-dan-

sekitas.html?m=1

Pragusti, W. (2013). Pembuatan kertas dari

daun tebu. Projek invention.

Vanue. 1990. Redaksi Ensiklopedia

Indonesia

Wardiyono. 2013

Wijayanti. 2008

www.katalogibu.com/ tips-bunda / kenali-

ragam-kertas-untuk-kerajinan-

tangan-origami.html

Hendri. 2012. “Jenis-Jenis Kertas Dalam

Percetakan”.

http://percetakanpramuka.com/index.p

hp/86-artikel-percetakan/113-jenis-

jenis-kertas-dalam-percetakan