laporan kinetin

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan pada organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Adapun fase perkembangan adalah fase muda, fase Pematangan (maturation), fase Penuaan (senescence) dan mati. Penuaan (senescence) merupakan suatu proses penurunan kondisi yang menyertai pertambahan umur, yang berpengaruh pada kematian organ atau oganisme. Walaupun meristem tidak menua, semua sel yang berdiferensiasi yang dihasilkan dari meristem mempunyai masa hidup terbatas. Proses penuaan (senescence) merupakan prose alamiah, pada daun dewasa dan masih aktif diptong tangkainya maka daun ini akan mulai kehilangan klorofil, RNA, protein, dan lipida membran kloroplas lebih cepat dibandingkan daun yang masih melekat pada batang. Walaupun daun yang dipotong tangkainya ini diberi air dan unsur hara yang cukup. Namun, penuaan pada tanaman dapat ditunda dengan pemberian hormon kinetin. Kinetin ini merupakan turunan dari sitokoninin. Pada praktikum ini digunakan daun bunga 1

Upload: adeg-rosyarif-encik-idrus

Post on 23-Oct-2015

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINETIN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran sel atau organisme.

Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif/ terukur. Perkembangan adalah proses menuju

kedewasaan pada organisme. Proses ini berlangsung secara kualitatif. Adapun fase

perkembangan adalah fase muda, fase Pematangan (maturation), fase Penuaan

(senescence) dan mati. Penuaan (senescence) merupakan suatu proses penurunan

kondisi yang menyertai pertambahan umur, yang berpengaruh pada kematian

organ atau oganisme. Walaupun meristem tidak menua, semua sel yang

berdiferensiasi yang dihasilkan dari meristem mempunyai masa hidup terbatas.

Proses penuaan (senescence) merupakan prose alamiah, pada daun

dewasa dan masih aktif diptong tangkainya maka daun ini akan mulai kehilangan

klorofil, RNA, protein, dan lipida membran kloroplas lebih cepat dibandingkan

daun yang masih melekat pada batang. Walaupun daun yang dipotong tangkainya

ini diberi air dan unsur hara yang cukup. Namun, penuaan pada tanaman dapat

ditunda dengan pemberian hormon kinetin. Kinetin ini merupakan turunan dari

sitokoninin. Pada praktikum ini digunakan daun bunga raya (Hibiscus

rosasinensis) karena mempunyai kandungan klorofil yang banyak, mempunyai

struktur daun yang tebal, dan banyak terdapat disekitar kampus. Untuk itu, kami

melakukan pengamatan terhadap daun bunga raya (Hibiscus rosasinensis) yang

berumur sama dan diberi olesan kinetin untuk membuktikan apakah benar kinetin

berpengaruh terhadap penundaan penuaan daun bunga raya (Hibiscus

rosasinensis).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

Apakah pemberian hormon kinetin berpengaruh terhadap penundaan penuaan

daun bunga raya (Hibiscus rosasinensis) ?

1

Page 2: LAPORAN KINETIN

1.3. Tujuan Praktikum

Untuk melihat pengaruh pemberian hormon kinetin terhadap penundaan penuaan

daun bunga raya (Hibiscus rosasinensis)

1.4. Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum ini adalah:

1. Memberikan pengetahuan tentang fungsi hormon kinetin terhadap penundaan

penuaan pada suatu tumbuhan

2. Sebagai bahan rujukan atau referensi

3. mengetahui pengaruh hormon kinetin terhadap penundaan penuaan pada hunga

raya (Hibiscus rosasinensis)

2

Page 3: LAPORAN KINETIN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kinetin

Kinetin merupakan turunan dari hormon sitokinin. Adapun fungsi utama

sitokinin adalah merangsang pembelahan sel dan pembentukan organ. Beberapa

dari protein dapat berupa enzim yang diperlukan dalam mitosis. Proses penuaan

adalah kondisi yang menyertai pertambahan umur, yang mengarah kematian

organ atau organisme. Maka organisme tersebut akan mengalami penuaan

(senescence). (Salisbury. 1995)

Hormon kinetin termasuk turunan dari hormone sitokinin yang berfungsi

untuk memacu pembelahan sel. Terdapat bukti utama yang menyatakan

keterlibatan sitokinin yaitu banyak jenis sitokinin yang mampu menggantikan

sebagian faktor yang dibutuhkan akar untuk menunda penuaan dan kandungan

sitokinin helai daun meningkat berlipat ganda ketika akar liar terbentuk pada

tanaman bunga matahari kandungan sitokinin pada cairan xylem meningkat

selama masa pertumbuhan cepat, kemudian sangat menurun saat pertumbuhan

berhenti dan tanaman mulai berbunga, hal tersebut menunjukan bahwa

berkurangnya pengangkutan sitokinin dari akar ketajuk mengakibatkan penuaan

lebih cepat. (Sasmitamiharja. 1996).

2.2. Fungsi Kinetin

Adapun fungsi dari kinetin adalah :

1. Memacu pembelahan sel dalam jaringan meristematik.

2. Merangsang diferensiasi sel-sel yang dihasilkan dalam meristem.

3. Mendorong pertumbuhan tunas samping dan perluasan daun.

4. Menunda penuaan daun.

3

Page 4: LAPORAN KINETIN

5. Merangsang pembentukan pucuk dan mampu memecah masa istirahat biji

(breaking dormancy).

2.3. Proses Penuaan

Proses penuaan dialami oleh semua sel kecuali meristemtik pada saat yang

berbeda-beda. Daun tumbuhan herba menahun menua mulai dari daun tuanya

sampai daun mudanya diikuti oleh batang, akar dan juga organ generatifnya.

Proses penuaan terprogram secara genetic oleh masing-masing tumbuhan.

Penuaan merupakan suatu proses dimana terjadi kehilangan klorfil, RNA dan

protein tersasukdidalam berbagai enzim. Hilangnya keempat unsure tersebut

secara terus-menerus mengakibatkan kerusakan organ. (Lakitan. 2007)

Penuaan merupakan suatu proses penuaan kondisi yang menyertai

pertambahan umur yang mengarah pada kematian organ atau organisme.

Walaupun meristem tidak menua dan barangkali memang tak pernah mati, semua

sel yang sudah berdiferensiasi yang dihasilkan dari meristem mempunyai massa

hidup terbatas, oleh karena itu penuaan dialami semua sel bukan hanya meristem

saja pada yang berbeda-beda banyak spesies hijau lestari mempertahankan

daunnya hanya selama 2 atau 3 tahun sebelum mati dan gugur (Loveless, 1987).

Penuaan (senescence) dapat diartikan sebagai proses menuju tua yang

terprogram dan mengarah kematian. Penuaan terjadi bisa untuk penyembuhan,

pembuangan bagian yang terserang penyakit, terluka dan lain-lain. Pola penuaan

bisa menyeluruh pada tanaman semusim, baik pada bagian atas tanaman saja,

herba tahunan, tumbuhan yang mengugurkan daun, maupun tanaman berkayu

yang gugur tiap tahun. Ada pula yang bersifat progresif dan adaptif dimana

beberapa daun gugur akibat faktor lingkungan seperti suhu, kekeringan, dan

kekurangan hara. Penuaan dapat terjadi pada bunga, daun dan pada buah.

(Firdaus, dkk. 2006)

4

Page 5: LAPORAN KINETIN

2.4. Hubungan Kinetin dan Penuaan Daun

Bukti keterlibatan kinetin pada proses penuaan daun,

Sitokinin mampu mengganti faktor yang dibutuhkan oleh akar dalam

proses penuaan sehingga kandungan kinetin akan meningkat yang

diangkut ke daun yang menunda proses penuaan.

Pada bunga matahari pada fase vegetatif pembentukan kinetin menurun

dan daun berguguran. (Salisbury. 1995).

Kinetin menunda penuaan pada daun dengan cara mempertahankan keutuhan

membran tonoplas, kloroplas dan mitokondria. Kinetin juga berperan dalam

perusakan membran melalui oksidasi asam lemak tak jenuh pada membran. Proses

ini disebabkan karena kinetin menghambat pembentukan dan mempercepat

penguraian radial bebas seperti superoksidatif dan radial hidroksi karena kalau

tidak dicegah akan mengoksidasi membran. (Salisbury. 1995)

5

Page 6: LAPORAN KINETIN

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium A biologi FKIP Universitas Riau

pada tanggal 12 Desember 2013.

3.2. Alat dan bahan

a. Alat

Erlenmeyer

Beaker glass

Pipet

b. Bahan

Daun bunga raya

Larutan Fenil Amino Purine (FAP)

Aquades

Kapas

3.3. Cara Kerja

1. Disiapkan larutan FAP dengan konsentrasi 0, 15, 25, 50, dan 100 ppm.

2. Erlenmeyer diisi dengan aquades dan diberi label.

3. Daun bunga raya dioles dengan larutan FAP dengan masing- masing

konsentrasi yang telah disiapkan.

4. Letakkan masing-masing erlenmeyer yang berisi aquades 2 helai daun

dengan tangkai daun terendam.

5. Daun control hanya diolesi aquades.

6. Pengolesan diulangi setiap 3 hari selama satu minggu.

7. Amati penuaan pada daun bunga raya.

BAB IV

6

Page 7: LAPORAN KINETIN

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Pengaruh pemberian hormon kinetin terhadap Penundaan Penuaan Daun Bunga

Raya

Larutan

FAP

(ppm)

Hari ke-

1 2 3 4 5 6 7

0 Daun masih

segar

Daun

masih

segar

Daun

masih

segar

Daun

mulai

layu

Daun agak

layu

Daun agak

layu dan

mulai

berwarna

kuning

Daun layu dan

daun kuning

15 Daun masih

segar

Daun

masih

segar

Daun

masih

segar

Daun

masih

segar

1 daun mulai

layu dan 1

agak

menguning

1 daun sudah

layu dan

menguning

1 daun

menguning, 1

daun layu

25 Daun masih

segar

Daun

masih

segar

Daun

masih

segar

Daun

masih

segar

1 daun layu

dan 1 masih

segar

1 daun sudah

layu dan

menguning

1 daun

menguning, 1

daun layu

50 Daun masih

segar

Daun

masih

segar

Daun

masih

segar

Daun

masih

segar

Daun masih

segar

Daun mulai

layu

Kedua daun

layu

100 Daun masih

segar

Daun

masih

segar

Daun

masih

segar

Daun

masih

segar

Daun masih

segar

Daun masih

segar

1 daun layu

dan 1 daun

masih segar

4.2. Pembahasan

7

Page 8: LAPORAN KINETIN

Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa kinetin berpengaruh dalam

penundaan penuaan pada daun bunga raya. Hal ini dapat dibuktikan pada daun

yang berumur sama dan diberi olesan kinetin dengan konsentrasi yang tinggi lebih

terlihat segar dibanding dengan daun yang diolesi kinetin dengan konsentrasi yang

rendah. Kinetin menunda penuaan pada daun dengan cara mempertahankan

keutuhan membran tonoplas, kloroplas dan mitokondria. (Salisbury. 1995)

Namun, pada praktikum kali ini, terjadi perbedaan hasil diantara kedua

daun yang diolesi dengan larutan FAP yang sama. Yang mana, pada salah satu

daunnya mati. Hal ini diperkirakan karena adanya perbedaan umur daun sehingga

proses penuaan terjadi, atau terjadi kesalahan dalam pengolesan FAP pada daun.

Penuaan diprogram secara genetik dalam setiap spesies dan dalam organ serta

jaringan pada setiap tumbuhan. Jika kita memetik daun dewasa yang masih aktif,

daun tersebut akan mulai kehilangan klorofil, RNA, protein dan lipid dari

membran kloroplas lebih cepat dari pada daun tersebut masih melekat pada

induknya. Penuaan prematur ini ditandai dengan menguningnya daun,

berlangsung sangat cepat jika daun di letakkan di tempat gelap (Dwijosoeputro,

1991). Menurut Lakitan (2007), bahwa konsentrasi kinetin pada tumbuhan akan

mempengaruhi dalam proses kerjanya terhadap penundaan penuaan akan terjadi

pada jaringan dan organ.

enuaan ditandai dengan layunya daun dan perubahan warna daun menjadi

memudar dan timbul bercak-bercak hitam yang disebabkan daun mengalami

kekurangan kloroplas sehingga lama kelamaan daun tersebut berwarna kuning dan

akhirnya akan mati. Loveless (1987), menyatakan bahwa sebuah contah penuaan

adalah menguningnya daun-daun, yang terjadi ketika protein pecah dan klorofil

rusak. Saat daun menua, daerah nekrosis ini sering dikelilingi oleh sel yang

berwarna hijau dan banyak mengandung pati juga ketika bagian daun lainya

mengalami kuning dan menua.

BAB V

8

Page 9: LAPORAN KINETIN

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan maka

didapatkan kesimpulan bahwa:

Penuaan merupakan suatu proses penuaan kondisi yang menyertai

pertambahan umur yang mengarah pada kematian organ atau organisme.

Penuaan terjadi bertujuan untuk penyembuhan luka, pembuangan bagian

yang terserang penyakit, dan sebaginya

Kinetin dapat menunda penuaan pada daun bunga raya

Hormon kinetin termasuk turunan dari hormone sitokinin yang berfungsi

untuk memacu pembelahan sel.

Kinetin menunda penuaan pada daun dengan cara mempertahankan

keutuhan membran tonoplas, kloroplas dan mitokondria.

DAFTAR PUSTAKA

9

Page 10: LAPORAN KINETIN

Buku :

Dwidjoseputro, 1991. Pengantar fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta

Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.

Lakitan, benyamin. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Loveless, R.A. 1987. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Gramedia Jakarta

Salisbury, FB., Ross, CW., 1995 . Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung

Sasmitamiharja, D.,1996. Fisiologi Tumbuhan. Jurusan PMIPA ITB. Bandung

Wilkins, Malcolm B.1998. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara: Jakarta

Internet :

http://fistum07.wordpress.com/hormon-dan-zat-tumbuh/

http://muzzem-sitokinin.blogspot.com/

http://dhevhy4ever.blogspot.com/2012/06/pengaruh-kinetin-terhadap-penundaan.html

http://www.pustakasekolah.com/macam-macam-hormon-tumbuhan.html

10