laporan kerja praktek dimas ardiansyah halim i0407003 bab 3

25
17 BAB III PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) KAMOJANG 3MW 3.1 Gambaran Umum Geothermal adalah sebuah energi panas yang diambil dari dalam bumi. Energi ini diperoleh dalam bentuk uap atau air panas. (Pudjanarsa, A., Nursuhud, D., 2006). Pembangkit listrik adalah alat untuk mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik (kamus besar bahasa Indonesia). Pembangkit listrik tenaga panas bumi yaitu serangkaian alat yang berfungsi secara bersama untuk mengubah tenaga mekanis dari aliran uap panas bertekanan tinggi menjadi tenaga listrik dengan tetap memerhatikan material buangan yang dihasilkan. Proses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi haruslah didahului dengan proses desain. Untuk mendesain proyek PLTP ini perlu diketahui kondisi sumber uap panas bumi tersebut, yaitu kondisi sumur produksi. Pada proyek PLTP Kamojang ini, kondisi sumur produksi yang ada sebagai berikut : No. ITEM SATUAN JUMLAH KANDUNGAN 1 P LINE (Tekanan Pipa) Bar a 11.86 2 Temperatur o C 185.7 3 Electrical Conductivity Mic/cm 36.2 4 TDS (Total Dissolved Solid) ppm 137 5 pH (25 o C) 4.21 6 Clorida ppm <0.01 7 Sulphat (SO 4 ) ppm 1.65 8 Belerang (S) ppm 43.42 9 Bicarbonat (HCO 3 ) ppm 9.43 10 Natrium (Na) ppm - 11 Kalium (K) ppm - 12 Calsium (Ca) ppm -

Upload: latieve-tinenovic

Post on 30-Nov-2015

276 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

17

BAB III

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)

KAMOJANG 3MW

3.1 Gambaran Umum

Geothermal adalah sebuah energi panas yang diambil dari dalam

bumi. Energi ini diperoleh dalam bentuk uap atau air panas. (Pudjanarsa,

A., Nursuhud, D., 2006). Pembangkit listrik adalah alat untuk mengubah

tenaga mekanis menjadi tenaga listrik (kamus besar bahasa Indonesia).

Pembangkit listrik tenaga panas bumi yaitu serangkaian alat yang

berfungsi secara bersama untuk mengubah tenaga mekanis dari aliran uap

panas bertekanan tinggi menjadi tenaga listrik dengan tetap memerhatikan

material buangan yang dihasilkan.

Proses pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

haruslah didahului dengan proses desain. Untuk mendesain proyek PLTP

ini perlu diketahui kondisi sumber uap panas bumi tersebut, yaitu kondisi

sumur produksi. Pada proyek PLTP Kamojang ini, kondisi sumur produksi

yang ada sebagai berikut :

No. ITEM SATUAN JUMLAH KANDUNGAN

1 P –LINE (Tekanan Pipa) Bar a 11.86

2 Temperatur oC 185.7

3 Electrical Conductivity Mic/cm 36.2

4 TDS (Total Dissolved Solid) ppm 137

5 pH (25 oC) 4.21

6 Clorida ppm <0.01

7 Sulphat (SO4) ppm 1.65

8 Belerang (S) ppm 43.42

9 Bicarbonat (HCO3) ppm 9.43

10 Natrium (Na) ppm -

11 Kalium (K) ppm -

12 Calsium (Ca) ppm -

18

13 Fluor (F) ppm 0.024

14 Amonia (NH4) ppm 2.57

15 Silica (SiO2) ppm 0.54

16 Besi Total (Fe) ppm 0.15

17 Boron (B) ppm 2.21

NCGs

1 CO2 mmol/100 mol cond. 317.96

2 H2S mmol/100 mol cond. 10.79

3 Gas Sisa mmol/100 mol cond. 7.02

4 CO2/H2S 29.47

5 CO2/Ton Steam Ton CO2/Ton Steam 0.0078

6 PCT Volume (%) % 0.34

7 PCT Berat (%) % 0.81

1 Steam Wetness % 0.0223

Tabel 3.1 Komposisi Hasil Analisis Kimia PLTP Unit IV Kamojang

(PGE, Tanggal 3 Maret 2009)

Komposisi kimia uap dari KMJ-68 diperkirakan sama dengan komposisi kimia tersebut diatas

karena lokasi sumur ini merupakan satu zona reservoir.

FLOW RATE (%) ton/j kg/s

1. Steam + Water 98 32.340,0 8,98

2. Gas (NCG) 2 660,0 0,18

Steam + Water + Gas 100 33.000,0 9,17

3. Air 0 - 0,00

4. Steam 99,98% 32.332,8 8,98

5. Water 0,02% 7,2 0,00

Steam + Water 100% 32.340,0 8,98

Tabel 3.2 Flow rate Hasil Analisis PLTP Unit IV Kamojang

(PGE, Tanggal 3 Maret 2009)

(Database BRDST, BPPT)

Dari data sumur produksi di atas, dapat diketahui bahwa

kandungan uap panas tersebut memiliki nilai tingkat kebasahan sebesar

0,0223 artinya kandungan fluida tersebut sebagian besar berada pada fase

gas, dan sebagian kecil berfase cair. Dapat dikelompokkan pada jenis

19

vapour-dominated. Kondisi flowrate yang ada yaitu 33.000 ton/jam. Yang

terdiri dari 98% kandungan uap dan air serta 2% non-condensable gas.

Dari data di atas, dibuatlah flow diagram yang fungsinya untuk

menggambarkan arah aliran uap panas tersebut. Flow diagram penting

dibuat agar desainer memiliki pegangan dalam mendesain alat-alat yang

diperlukan nantinya. Flow diagram yang digunakan sebagai berikut :

Gb. 3.1 Flow Diagram PLTP

Dari gambar flow diagram, terdapat nomor-nomor yang

menjelaskan kondisi uap panas yang akan melewati jalur desain tersebut.

No

Jalur KETERANGAN

1a Kondisi asli uap panas yang berasal dari sumur produksi.

1b Kondisi uap air diturunkan tekanannya agar dapat sesuai dengan alat yang

berupa separator dan alat-alat selanjutnya.

Penurunan tekanan ini menggunakan alat bantu PRV (Pressure Reducing

20

Valve) yang fungsi utamanya, yaitu menurunkan tekanan fluida.

2 Hasil keluaran dari alat separator. Separator berfungsi untuk memisahkan

fluida fase gas dengan fase cair. Diinginkan fluida keluaran dari separator

memiliki nilai kualitas mendekati 1. Artinya fluida dalam fase 100% gas.

3 Fluida panas yang berfase gas memasuki turbin uap. Uap panas yang

bertekanan tersebut dimaksudkan untuk memutar sudu turbin dengan

kecepatan tertentu. Dengan tekanan yang telah diturunkan (lihat kondisi

1.b), maka turbin dapat menghasilkan tenaga putaran. Yang nantinya

putaran tersebut, disalurkan pada generator untuk menghasilkan listrik.

4 Uap panas percabangan dari jalur utama kemudian digunakan untuk

membantu perputaran turbin atau dimanfaatkan dalam turbin.

5 Uap panas yang dicabangkan dari jalur utama kemudian dimasukkan ke

steam jet ejector. Uap panas yang dialirkan hanya kapasitas kecil saja yang

dimaksudkan untuk membantu dalam proses pemisahan non-condensable

gas pada steam jet ejector.

6 Fluida panas yang berfase gas telah kehilangan banyak tekanan sebagai

hasil dari menggerakkan sudu turbin. Temperaturnya pun mengalami

penurunan. Dari turbin, fluida tersebut menuju ke condenser dengan tujuan

untuk mengondensasi (peristiwa pengembunan). Diinginkan hasil dari

kondenser berupa fluida yang berfase cair (air). Sedangkan non-

condensable gas (ncg) akan menuju steam jet ejector dalam fase gas.

21

7 Air dari kondenser akan dipompakan menuju cooling tower. Digunakan

dua pompa dengan sistem kerja bergantian. Agar apabila ada salah satu

pompa yang rusak atau membutuhkan perawatan, sistem PLTP ini masih

dapat bekerja.

8 Air dipompakan menuju cooling tower. Sebelum sampai di cooling tower,

diinjeksikan senyawa kimia melalui chemical dosing system untuk

menghilangkan kuman-kuman penyakit. Sehingga air tersebut dapat bebas

dari kuman penyakit. Dari cooling tower, air tersebut dialirkan ke sumur

reinjeksi, ke kondenser dan ke auxillary cooling water pump (pompa air

pendingin tambahan).

9 Non-condensable gas (ncg) dari kondenser akan dialirkan dalam fase gas

menuju steam jet ejector. Hal ini dikarenakan (ncg) tidak dapat ikut

dikondensasikan dengan fluida gas sebelumnya menjadi air.

10 Uap panas non-condensable gas (ncg) sisa yang telah dimanfaatkan pada

turbin, dimasukan pada ejector condenser.

11 Merupakan hasil keluaran dari steam jet ejector. Dimana alat ini

menggunakan campuran ncg dan uap panas berfase gas yang berasal dari

separator pertama untuk menghasilkan campuran gas dan uap air.

(Suwandaru, RB, 2006, Pertamina)

12 Air yang terkondensasi hasil dari ejector condenser. Dimasukkan ke dalam

kondenser sebagai bantuan dalam proses kondensasi.

22

13a Non-condensable gas yang dikeluarkan sebagai hasil dari poses kondensasi

uap panas pada ejector kondenser.

13b Saluran yang dalam kondisi kerja selalu ditutup dengan menggunakan gate

valve normally closed (NC). Namun, dimaksudkan untuk menyalurkan

non-condensable gas dari ejector condenser menuju liquid ring vacuum

pump. Gate valve dibuka saat diperlukan saja.

13c Saluran yang berfungsi menyalurkan sisa non-condensable gas (ncg) dari

separator menuju cooling tower agar dapat disirkulasi kembali untuk

diproses pada ejector condenser.

14 Air dari cooling tower sebagian besar dialirkan untuk membantu dalam

proses pendinginan pada kondenser dan ejector kondenser. Air yang keluar

dari cooling water ini, memiliki tekanan dan temperatur pada suhu kamar,

yaitu 1 atm dan 30 0C.

15 Air mengalir menuju kondenser dengan tujuan membantu proses

kondensasi. Pada proses kondensasi tersebut diperlukan laju aliran air yang

cukup besar.

16 Air mengalir menuju pompa air pendingin tambahan. Air tersebut juga

memiliki propertis seperti propertis pada suhu kamar.

17 Saluran yang dalam kondisi kerja selalu ditutup dengan menggunakan gate

valve normally closed (NC). Namun merupakan saluran air yang

dipompakan dari cooling tower yang digunakan untuk mengisi liquid ring

vacuum pump. Gate valve dibuka saat diperlukan saja.

23

18 Air yang dipompakan dari cooling tower untuk membantu

mengondensasikan uap panas non-condensable gas (ncg) pada ejector

condenser.

19 Air yang terkondensasi hasil dari separator. Dimasukkan ke dalam

kondenser sebagai bantuan dalam proses kondensasi

Tabel 3.3 Keterangan Flow Diagram

3.2 Perhitungan Heat and Mass Balance

Kemudian dilakukan perhitungan heat & mass balance, dengan

tujuan untuk mengetahui kondisi tiap bagian flow diagram. Baik berupa

propertis tekanan maupun temperatur serta aliran massa. Untuk

mengetahui jenis dan spesifikasi equipment, maka perlu dilakukan

penghitungan heat and mass balance. Dengan melakukan penghitungan

ini, didapatkan kondisi aliran uap panas yang akan melewati equipment

tersebut. Kondisi atau propertis yang dicari yaitu temperatur, tekanan dan

flow rate dari uap panas tersebut. Juga perlu diperhitungkan adanya

perubahan wujud zat dari gas ke cair. Hal ini berpengaruh tehadap flow

rate yang terjadi.

Untuk memulai penghitungan, perlu diambil sampel pada

sumur produksi yang akan dimanfaatkan. Dari data sampel pada tabel 3.1

dan tabel 3.2, dapat diketahui sebagai berikut :

24

(3.3)

(3.4)

(3.5)

No. ITEM SATUAN JUMLAH KANDUNGAN

1 P –LINE (Tekanan Pipa) Bar a 11,86

2 Temperatur oC 185,7

3 Flowrate Steam + water + gas kg/s 9,17

4 Steam wetness % 0,0223

Tabel 3.4 Keadaan sumur produksi

Dari data di atas, dicari kondisi fluida di beberapa tempat sesuai

dengan gambaran flow diagram sebagai berikut:

Pada separator

P1b =P2 = Pseparator

Kualitas uap sebelum masuk separator = 0,977.

Asumsi kualitas uap yang keluar dari separator = 0,99.

Untuk mencari mass flowrate yang keluar dari separator :

Pada Turbine

Isentropic efficiency pada turbine :

Mass flowrate uap panas yang masuk ke turbin :

Kerja turbin yang dihasilkan yaitu :

(3.1)

(3.2)

25

(3.6)

(3.7)

(3.8)

(3.9)

(3.10)

(3.11)

(3.12)

Kerja yang dihasilkan generator :

Efisiensi turbin diasumsikan sebesar 0.85 dan efisiensi generator

diasumsikan sebesar 0.75. (Suwandaru, RB, 2006, Pertamina)

Kondenser

Dimana = Kondenser heat load (kJ);

= Entalpi pada titik 6 setelah iterasi dengan Pcon,x

= Mass flowrate pada kondisi 3 setelah dikurangi aliran

massa steam ejector.

Mass flowrate dari cooling water untuk kondenser :

Hot Well Pump

Cooling tower

26

(3.13)

(3.14)

Fan cooling tower

27

Didapatkan hasil sebagai berikut :

Stream number 1a 1b 2 3 4 5 6

Pressure Bar a 12 6.5 6.5 6.5 6.5 6.5 0.16

Temperature oC 188 162 162 162 162 162 55.3

Flow steam Kg/s 8.233 8.233 8.233 7.973 0.04116 0.2186 6.9764

Flow NCG Kg/s 0.13996 0.13996 0.13996 0.13554 0.0007 0.00371 0.13554

Flow water Kg/s 0 0 0 0 0 0 0.9966

Stream number 7 8 9 10 11 12

Pressure Bar a 0.16 1.16 0.16 1 1 0.16

Temperature oC 46 46 55.3 99.6 55.3 46

Flow steam Kg/s 0 0 0 0.04116 0.2816 0

Flow NCG Kg/s 0 0 0.13554 0.0007 0.13925 0

Flow water Kg/s 269.374 269.374 0 0 0 9.901

Stream number 13a 13b 13c 14 15 16 17

Pressure Bar a 1 0.4 1 1 1 1 1

Temperature oC 46 46 46 30 30 30 46

Flow steam Kg/s 0 0 0 0 0 0 0

Flow NCG Kg/s 0.13624 0.13624 0.13624 0 0 0 0

28

Flow water Kg/s 0 0 0 261.141 251.5 9.641 0.3029

Stream Number 18 19 20 21

Pressure Bar a 1 0.16 1 1

Temperature oC 30 46 30 30

Flow steam Kg/s 0 0 0 0

Flow NCG Kg/s 0 0 0 0

Flow water Kg/s 9.641 0.3029 8.233 8.233

Tabel 3.5 Hasil perhitungan heat & mass balance

29

3.3 Kondisi Areal

Areal pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga panas bumi Kamojang

3MW ini terletak di daerah pegunungan Kamojang, Jawa Barat. Letaknya Daerah

Kamojang dengan ketinggian 1,730 meter dari permukaan air laut, lokasi Jawa

Barat, Indonesia. Koordinat 7°07′30″S 107°48′00″E / 7.125°LS 107.8°BT

(www.wikipedia.com).

Gb. 3.2 Letak Areal Kamojang

Letak sumur produksi Kamojang berada pada area kepemilikan PT.

PERTAMINA sehingga memerlukan izin khusus untuk dapat masuk ke dalam.

Berdasarkan percobaan para ahli geologi, tanah di daerah tersebut

kebanyakan berpasir. Kandungan pasir yang ada membuat pendirian dasar

bangunan menjadi lebih sulit. Oleh karena itu, di tempat yang kandungan pasirnya

masih dalam batas aman, didirikan bangunan powerhouse dan cooling tower.

30

Gb. 3.3 Sumur Areal Kamojang

Penulis sendiri juga belum bisa berkunjung ke areal tersebut. Dikarenakan

areal tersebut cukup jauh dan perlu ijin khusus dari PERTAMINA. Karena

termasuk ke dalam wilayah PERTAMINA dan tidak boleh dilanggar.

Gb. 3.4 Gambar Areal Lahan Kerja Kamojang

Sumur Produksi Kamojang KMJ.68

Gedung Turbin

Demister

Cooling Tower

31

3.4 Pipe and Instrument Diagram (P&ID)

P&ID merupakan gambar rancangan dengan keterangan yang lebih

lengkap dibanding dengan Flow Diagram. Keterangan yang ada antara lain

dimensi pipa, jalur pipa, jenis valve, serta alat-alat ukur yang akan dipasang.

Gb. 3.5 P&ID sumur produksi

Desain P&ID sumur produksi dimaksudkan untuk mendesain pipa agar dapat mendistribusikan

uap panas bertekanan menuju demister secara aman.

Selain pipa dan elbow, sistem ini membutuhkan beberapa peralatan tambahan yaitu katup

gerbang, katup bola (globe valve), Pressure Transmitter, Pressure indicator, Flow indicator, Flow

transmitter, Flow element, Temperatur well, dll. Fungsi dari peralatan tambahan ini dimaksudkan

untuk mengetahui kondisi fluida yang keluar dari sumur produksi di samping itu juga berfungsi

sebagai peralatan pengamanan.

32

S

Gb. 3.6 P&ID Demister

Desain P&ID demister dimaksudkan untuk mendesain uap panas yang masuk ke demister pada

tekanan optimal. Dari jurnal penelitian yang ada, tekanan masuk yang optimal yaitu 6,5 Bar. Oleh

karena itu, digunakan sistem yang dapat mengurangi tekanan uap panas, salah satunya memakai

PRV (Pressure Reducing Valve).

Demister sendiri merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan fluida cair dengan fluida gas.

Seperti alat saring. Fluida cair (dalam hal ini adalah air) memiliki massa jenis lebih besar sehingga

akan mengalir turun. Sedangakan fluida gas akan bergerak naik ke atas.

Selain pipa dan elbow, sistem ini membutuhkan beberapa peralatan tambahan yaitu katup

gerbang, katup bola (globe valve), Temperatur indicator, Temperatur element, temperatur

transmitter, Pressure differential indicator, Pressure indicator, Level indicator, Level glass, dll.

Fungsi dari peralatan tambahan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi fluida yang keluar dari

demister di samping itu juga berfungsi sebagai peralatan pengamanan. Di tambah lagi ada check

valve sebagai penjaga arah aliran sehingga arah aliran tidak berbalik. Serta Pressure safety valve

(PSV) yang berfungsi untuk pengaman tekanan. Apabila tekanan berlebihan, maka akan dikeluarkan

tekanan yang berlebihan tersebut.

33

Gb. 3.7 P&ID Steam Turbine

Desain P&ID steam turbine dimaksudkan untuk memanfaatkan tekanan dari uap panas agar

dapat menggerakkan steam turbine dan generator sehingga dapat menghasilkan energi listrik.

Desain steam turbine membutuhkan beberapa peralatan tambahan selain pipa dan elbow yaitu

katup gerbang, katup bola (globe valve), Temperatur indicator, Temperatur element, Temperatur

transmitter, Pressure Transmitter, Pressure indicator, Flow indicator, dll. Fungsi dari peralatan

tambahan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi fluida yang masuk ke steam turbine di

samping itu juga berfungsi sebagai peralatan pengamanan.

34

Gb. 3.8 P&ID Kondenser

Desain P&ID Kondenser dimaksudkan untuk dapat mengembunkan uap panas setelah dari steam

turbine. Proses pengembunan ini dibantu dengan suplai air dari cooling tower.

Desain ini membutuhkan beberapa peralatan tambahan selain pipa dan elbow yaitu katup

gerbang, katup bola (globe valve), Temperatur indicator, Temperatur element, Temperatur

transmitter, Pressure Transmitter, Pressure indicator, Flow indicator, dll. Fungsi dari peralatan

tambahan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi fluida yang masuk ke steam turbine di

samping itu juga berfungsi sebagai peralatan pengamanan. Serta Pressure safety valve (PSV) yang

berfungsi untuk pengaman tekanan. Apabila tekanan berlebihan, maka akan dikeluarkan tekanan

yang berlebihan tersebut.

35

302

Gb. 3.9 P&ID Gas Extraction Vacuum Ejector System

Desain P&ID Gas extraction ini dimaksudkan untuk dapat memisahkan non-condensable gas

dari uap panas. Karena non-condensable gas tidak dapat diembunkan dalam kondenser sehingga

perlu dipisahkan.

Desain ini membutuhkan peralatan steam jet ejector yang berfungsi mengekstrak non-

condensable gas dari uap panas dan ejector condenser yang berfungsi mengembunkan condensable

gas dari steam jet ejector.

Desain ini membutuhkan beberapa peralatan tambahan selain pipa dan elbow yaitu katup

gerbang, katup bola (globe valve), Temperatur indicator, Temperatur element, Temperatur

transmitter, Pressure Transmitter, Pressure indicator, Flow indicator, Level Glass dll. Fungsi dari

peralatan tambahan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi fluida yang masuk ke sistem ini di

samping itu juga berfungsi sebagai peralatan pengamanan. Serta Pressure safety valve (PSV) yang

berfungsi untuk pengaman tekanan. Apabila tekanan berlebihan, maka akan dikeluarkan tekanan

yang berlebihan tersebut. Di tambah lagi ada check valve sebagai penjaga arah aliran sehingga arah

aliran tidak berbalik.

36

P-300Liquid Ring Vaccum Pumps

Horizontal, Centrifugal PumpsRated Capacity (kg/Hr)Discharge Press (bara)Rated Power (kW)

Driver

503.86123Electric Motor

Gb. 3.10 P&ID Gas Extraction Vacuum Pump System

Desain P&ID Gas extraction ini dimaksudkan untuk dapat memisahkan non-condensable gas

dari uap panas. Karena non-condensable gas tidak dapat diembunkan dalam kondenser sehingga

perlu dipisahkan.

Yang membedakan yaitu desain ini membutuhkan peralatan vacuum pump yang berfungsi

memompa fluida gas dari gas extraction sebelumnya menuju separator dan separator yang

berfungsi memisahkan fluida cair dengan fluida gas dari pompa. Sebagai alat penyaing kedua.

Fluida cair mengalir menuju kondenser. Sedangkan fluida gas bergerak menuju cooling tower

stacks.

Desain ini membutuhkan beberapa peralatan tambahan selain pipa dan elbow yaitu katup

gerbang, katup bola (globe valve), Temperatur indicator, Temperatur element, Temperatur

transmitter, Pressure Transmitter, Pressure indicator, Flow indicator, Level Glass dll. Fungsi dari

peralatan tambahan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi fluida yang masuk ke sistem ini di

samping itu juga berfungsi sebagai peralatan pengamanan. Serta Pressure safety valve (PSV) yang

berfungsi untuk pengaman tekanan. Apabila tekanan berlebihan, maka akan dikeluarkan tekanan

yang berlebihan tersebut. Di tambah lagi ada check valve sebagai penjaga arah aliran sehingga arah

aliran tidak berbalik.

37

Gb. 3.11 P&ID Cooling Tower

Desain P&ID Cooling Tower ini dimaksudkan untuk dapat menyuplai kebutuhan air

bertemperatur rendah terutama menuju ke kondenser. Karena suplai air dibutuhkan pada proses

pengembunan uap panas.

Desain ini membutuhkan peralatan hot well pump yang berfungsi memompa fluida cair (dalam

hal ini yaitu air) menuju cooling tower dan cooling tower yang berfungsi menurunkan temperatur air

dari hot well pump. Hot well pump yang dipakai dua buah. Hal ini dimaksudkan apabila satu pompa

perlu perbaikan, sistem tetap berjalan secara optimal.

Desain ini membutuhkan beberapa peralatan tambahan selain pipa dan elbow yaitu katup

gerbang, katup bola (globe valve), Temperatur indicator, Temperatur element, Temperatur

transmitter, Pressure Transmitter, Pressure indicator, Flow indicator, Level Indicator dll. Fungsi

dari peralatan tambahan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi fluida yang masuk ke sistem ini

di samping itu juga berfungsi sebagai peralatan pengamanan. Di tambah lagi ada check valve sebagai

penjaga arah aliran sehingga arah aliran tidak berbalik.

38

Gb. 3.12 P&ID Auxillary Cooling Water

Desain P&ID Auxillary Cooling Tower ini dimaksudkan untuk dapat menyuplai kebutuhan air

bertemperatur rendah tambahan menuju ke gas extraction system serta ke chemical dosing system.

Karena suplai air dibutuhkan pada proses pengembunan uap panas sisa ekstraksi.

Desain ini membutuhkan peralatan pompa yang berfungsi memompa fluida cair (dalam hal ini

yaitu air) menuju gas extraction system.

Desain ini membutuhkan beberapa peralatan tambahan selain pipa dan elbow yaitu katup

gerbang, katup bola (globe valve), Temperatur indicator, Temperatur element, Temperatur

transmitter, Pressure Transmitter, Pressure indicator, dll. Fungsi dari peralatan tambahan ini

dimaksudkan untuk mengetahui kondisi fluida yang masuk ke sistem ini di samping itu juga

berfungsi sebagai peralatan pengamanan. Di tambah lagi ada check valve sebagai penjaga arah aliran

sehingga arah aliran tidak berbalik.

39

P-560 A/BReinjection System

Horizontal, Centrifugal PumpsRated Capacity (m³/Hr)Discharge Press (bara)Rated Power (kW)Driver

6011.7Motor + Diesel

PN-560Water Reservoir for Fire Fighting System

Capacity (m³)Size (LxWxH) mDesign Temperature (°C)Material

52.5x1x2

Gb. 3.13 P&ID Sistem Re-injeksi

Desain P&ID Sistem Re-injeksi ini dimaksudkan untuk dapat memompa air dari chemical dosing

system dan cooling tower sistem menuju ke sumur re-injeksi. Yang berfungsi untuk menjaga suplai

air dari dalam tanah agar tetap berimbang dengan uap panas yang dimanfaatkan.

Desain ini membutuhkan peralatan pompa yang berfungsi memompa fluida cair (dalam hal ini

yaitu air) dari kolam penampungan menuju sumur re-injeksi.

Desain ini membutuhkan beberapa peralatan tambahan selain pipa dan elbow yaitu katup

gerbang, katup bola (globe valve), Pressure Transmitter, Pressure indicator, Flow indicator dll.

Fungsi dari peralatan tambahan ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi fluida yang masuk ke

sistem ini di samping itu juga berfungsi sebagai peralatan pengamanan. Di tambah lagi ada check

valve sebagai penjaga arah aliran sehingga arah aliran tidak berbalik.

40

Gb. 3.14 P&ID Rock Muffler

Desain P&ID Sistem Rock Muffler ini dimaksudkan untuk dapat mengeluarkan sebagian uap

panas yang tidak terpakai. Yang berfungsi untuk menjaga tekanan optimal sesuai yang diinginkan

Desain ini membutuhkan pembuatan rock muffler yang berfungsi menahan agar uap panas tidak

langsung keluar dalam tekanan yang sangat tinggi.

Desain ini membutuhkan beberapa peralatan tambahan selain pipa dan elbow yaitu katup

gerbang, Pressure indicator, dll. Fungsi dari peralatan tambahan ini dimaksudkan untuk mengetahui

kondisi fluida yang masuk ke sistem ini di samping itu juga berfungsi sebagai peralatan

pengamanan.

41

Nama Instrument Keterangan

FE Flow Element

FI Flow Indicator

FT Flow Transmitter

LI Level Indicator

LG Level Glass

PE Pressure Element

PI Pressure Indicator

PT Pressure Transmitter

TE Temperatur Element

TI Temperature Indicator

TT Temperature Transmitter

Jenis valve yang dipakai Keterangan

Gate valve NO Katup gerbang normally open

Gate valve NC Katup gerbang normally close (dalam

keadaan biasa, katup selalu tertutup)

Globe valve NO Katup bola normally open

Globe valve NC Katup bola normally close (dalam keadaan

biasa, katup selalu tertutup)

Check valve Katup yang berfungsi untuk menjaga aliran

agar tidak berbalik arah.

Tabel 3.6 Beberapa jenis valve dan instrumen yang digunakan