laporan keputusan pembelian

21
M. K. Pemasaran dan Riset Pasar Hari/Tanggal : Rabu/18 September 2013 Praktikum ke- : 2 PASAR KONSUMEN DAN PERILAKU PEMBELIAN KONSUMEN Oleh: Kelompok 2 B / P1 1. Puji Astuti J3E111011 2. Myrawati Armen J3E1110 44 3. Nurul Ulfah Dzulfadillah J3E111046 4. Shafiyudin Sadiqin J3E1110 5. Elita Nuryuliani J3E111

Upload: rico-fernando-theo

Post on 25-Nov-2015

78 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

M. K. Pemasaran dan Riset PasarHari/Tanggal: Rabu/18 September 2013Praktikum ke-: 2

PASAR KONSUMEN DAN PERILAKU PEMBELIAN KONSUMENOleh:Kelompok 2B / P11. Puji AstutiJ3E1110112. Myrawati Armen J3E1110443. Nurul Ulfah DzulfadillahJ3E1110464. Shafiyudin SadiqinJ3E11105. Elita NuryulianiJ3E111

PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGANPROGRAM DIPLOMAINSTITUT PERTANIAN BOGOR2013I. PENDAHULUAN

Perkembangan pemenuhan kebutuhan manusia semakin berkembang. Pemenuhan kebutuhan salah satunya dengan proses pembelian. Dalam proses pembelian ada yang dinamakan konsumen dan produsen. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan, sedangakan produsen adalah adalah seorang atau kelompok orang maupun badan usaha membuat suatu usaha yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa (Arif S., 2011). Adapun hal yang harus dipahami oleh produsen terhadap konsumen adalah konsumen memiliki sifat bebas memilih dalam artian sebagai produsen harus meyakinkan produk kita agar konsumen memilih produk kita dibandingkan produk serupa. Salah satu aspek yang penting yaitu keputusan pembelian, keputusan pembelian adalah adalah mengidentifikasikan semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu dan menilai pilihan-pilihan secara sistematis dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan keuntungan serta kerugiannya masing-masing(Anonim 2012). Tahapan dalam pengambilan keputusan yaitu menganalisa keinginan dan kebutuhan, menilai beberapa sumber, menetapkan tujuan pembelian, mengidentifikasi alternative pembelian, mengambil keputusan untuk membeli, dan perilaku sesudah pembelian (Sulaiman, 2011). Akan tetapi dalam kenyataanya dalam setiap pembelian tidak selalu sama tahapannya. Terkadang konsumen membeli barang/jasa secara spontan seperti sedang jalan di mall melihat sepatu yang di pajang depan toko, otomatis jika kita tertarik pasti akan langsung membelinya. Salah satu kebutuhan konsumen yang penting adalah sembako. Sembilan Bahan Pokok atau sering disingkat Sembako adalah sembilan jenis kebutuhan pokok masyarakat. Pada tugas ini akan menganalisis keputusan pembelian sembako khususnya beras, minyak, dan terigu oleh konsumen. Tiga sembako tersebut dipilih karena menurut kami memiliki prioritas yang tinggi daripada keenam produk sembako lainnya. Metode yang dilakukan untuk analisis ini dengan cara wawancara langsung kepada konsumen, guna mendapatkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya

II. TAHAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MEMBELI

Menurut Lamb et al. (2001:188), perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur pembelian barang atau jasa. Pelajaran mengenaiperilaku konsumenjuga menyangkut analisa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi dalam keputusan pembelian ada 4, diantaranya: budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Berdasarkan data hasil wawancara, faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan keputusan membeli, yaitu faktor pribadi khususnya dari segi pekerjaan dan situasi ekonomi.

Tabel 1. Alasan reponden membeli sembako berdasarkan pekerjaan responden Alasan

PekerjaanKebutuhan Sehari-hariDijual kembaliTotal

Jumlah%Jumlah%

Ibu Rumah Tangga956%56%

Wiraswasta16.25%16.25%12.5%

Mahasiswa212.5%12.5%

PNS319%19%

Total1593.75%16.25%100%

Pekerjaan seseorang mempengaruhi dalam penentuan keputusan pembelian dan mempengaruhi pola konsumsinya. Mayoritas responden dari berbagai variasi pekerjaan membeli sembako menjadi suatu kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi. Sedangkan responden yang memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta warung makan misalnya, cenderung membeli bahan sembako dengan harga yang relatif murah, namun kualitas yang tidak jauh berbeda dengan sembako berharga mahal karena sembako tersebut akan digunakan sebagai bahan baku produk yang dijualnya. Responden menyebutkan jika kualitas bahan sembako yang dibeli tidak bagus, akan berpengaruh pada rasa masakan yang dijualnya.Grafik 1. Analisis proses keputusan pembelian

Pada penentuan keputusan membeli, perilaku konsumen memegang peranan penting. Perilaku konsumen secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mengkonsumsi produk atau jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan. Tahapan dalam proses keputusan membeli akan digambarkan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan menunjukan bahwa semua konsumen membeli sembako seperti: beras, minyak, dan terigu mengelompokkannya menjadi suatu kebutuhan. Responden menganggap sembako merupakan suatu hal yang penting dan mendasar sebagai kebutuhan pokok pangan. Jika kebutuhan pokok tersebut tidak terpenuhi dapat mengganggu kelangsungan hidup konsumen itu sendiri. Setelah mengenali kebutuhan yang menjadi prioritasnya, biasanya konsumen mulai mencari informasi mengenai produk yang menjadi kebutuhannya tersebut. Namun kali ini, responden yang kami wawancarai rata-rata tidak banyak mencari informasi tentang sembako yang akan dibelinya secara khusus, melainkan dengan melihat langsung ke harga yang lebih cocok dengan kondisi ekonominya. Akan tetapi untuk produk tertentu seperti minyak goreng dan terigu, segian besar responden mengetahui informasi yang mereka butuhkan melalui iklan-iklan yang ditayangkan di media elektronik. Pencarian informasi ini akan sangat membantu konsumen dalam kesesuaian memilih produk seperti yang mereka inginkan.Grafik 2. Sumber informasi mengenai sembako

Tabel 3. Atribut pertimbangan pembelian beras berdasarkan tingkat penghasilanTingkat PenghasilanAtribut pertimbangan pembelian

Harga MurahKualitas BagusMerk TernamaTotal

Rp. 2.000.00013%6%19%

Total25%69%6%100%

Grafik 3. Atribut pertimbangan pembelian minyak

Grafik 4. Atribut pertimbangan pembelian minyak

Grafik 5. Merk minyak yang paling banyak digunakan responden

Grafik 6. Pertimbangan pembelian terigu

Grafik 7. Merk terigu yang digunakan responden

Saat informasi telah terkumpul, konsumen yang akan membeli produk sembako memasuki tahapan berikutnya yaitu evaluasi alternatif. Pada tahapan ini akan menjadi point penting baik bagi konsumen ataupun produsen dalam mengetahui produk sembako mana yang lebih disukai atau yang menjadi pilihan konsumen. Konsumen kemudian akan memilih produk dengan melakukan berbagai pertimbangan dari beberapa faktor sebelum mengambil keputusan. Menurut Kotler (2000) di dalam Khoirul 2006, mengemukakan bahwa konsumen yang melakukan evaluasi alternatif berusaha memuaskan kebutuhan dan mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Konsumen akan memandang produk sebagai serangkaian produk dengan atribut yang berbeda. Atribut-atribut produk yang dianggap relevan dan menonjol akan mendapat perhatian dari konsumen. Menurut hasil survey untuk beras, mayoritas responden dengan penghasilan kurang dari Rp 1.000.000 hingga lebih dari Rp 2.000.000 lebih mempertimbangkan dari faktor kualitas beras. Sebagian besar beralasan beras dengan kualitas yang baik akan menjamin mutu nasi yang dihasilkan seperti dari tingkat kepulenan dan kandungan gizi beras tersebut. Pada produk minyak yang menjadi faktor pertimbangan yaitu harga dan kualitas minyak. Harga akan mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. Mayoritas konsumen lebih memilih minyak goreng dalam kemasan dibandingkan dengan minyak goreng curah. Alasannya mutu minyak goreng kemasan (warna, kejernihan, dan kandungan gizi) akan lebih baik dibandingkan dengan minyak curah meskipun harganya lebih murah. Sedangkan untuk terigu faktor kualitas, harga dan merk lebih dominan untuk menjadi pertimbangan konsumen, terigu dengan merk segitiga biru merupakan merk yang paling banyak digunakan konsumen karena kualitasnya yang baik dan harga yang terjangkau.

Grafik 8. Tempat pembelian Sembako

Setelah melihat hasil pertimbangan, konsumen selanjutnya mengambil keputusan untuk membeli produk sembako atau tidak. Pada tahap ini konsumen mengambil keputusan mengenai apa yang dibeli, kapan membeli, di mana membeli dan bagaimana cara membayar. Hasil survey menunjukkan bahwa mayoritas konsumen memutuskan membeli sembako di warung yang dekat dengan rumah. Warung dinilai lebih mudah dijangkau konsumen, dekat jaraknya dengan rumah konsumen sehingga konsumen tidak harus pergi jauh karena keterbatasan waktu yang dimiliki, sehingga lebih praktis dan mudah.

Grafik 8. Sikap konsumen bila terjadi kenaikan harga beras

Grafik 9. Sikap konsumen bila terjadi kenaikan harga minyak goreng

Grafik 10. Sikap konsumen bila terjadi kenaikan harga tepung terigu

Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai beberapa struktur komponen (Basu Swasta dan Irawan, 1993: 118). Konsumen yang telah memutuskan untuk membeli sembako kemudian akan melakukan evaluasi pasca pembelian. Tahapan ini menjadi penentuan apakah konsumen memiliki loyalitas terhadap produk yang dibelinya atau tidak, serta dapat diketahui kepuasan konsumen tersebut. Tingkat loyalitas konsumen terhadap produk sembako bisa dilihat bila adanya kenaikan harga. Berdasarkan data hasil wawancara, dari ketiga bahan sembako yang dibahas yaitu: beras, minyak, dan terigu rata-rata memiliki perbedaan pendapat terhadap loyalitas produk. Pada bahan sembako beras dan terigu, lebih dari 50% responden akan tetap menggunakan beras yang biasanya ia beli tersebut walaupun harga melonjak naik. Hal ini dikarenakan kualitas dan rasanya yang sudah teruji dan sudah dari dulu menggunakan produk tersebut. Sedangkan untuk minyak, responden cenderung mencari merk lain yang lebih murah dan terjangkau. Selain dengan mengidentifikasi tahapan penentuan keputusan membeli, kita juga perlu mengetahui perilaku konsumen.

III. EVALUASI PASCA PEMBELIAN

Terdapat beberapa tindakan yang dilakukan setelah dilakukan pembelian yang dapat disebut evaluasi pasca pembelian. Tahapan proses keputusan pembeli ulang dalam menetukan pembelian adalah perilaku pasca pembelian. Perilaku ini akan mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Jika konsumen puas atas produk yang ditawarkan maka konsumen akan membeli produk tersebut dan mungkin akan mencari produk dengan merek yang sama jika tidak ada disatu tempat, konsumen ini loyal terhadap produk yang ditawarkan. Namun sebaliknya, jika konsumen tidak puas dengan produk yang ditawarkan maka konsumen akan pergi dan tidak menggunakan produk tersebut kembali. Dari hasil riset yang dilakukan, sikap konsumen terhadap beberapa bahan pokok seperti beras, minyak, dan terigu, mempunyai presentasi yang berbeda- beda. Seperti sikap konsumen untuk pembelian sembako yaitu beras, jika harga beras naik maka rata-rata konsumen akan tetap memilih beras dengan merek yang sama. Hal ini mungkin karena konsumen sudah merasa puas dengan kualitas dan pelayanan yang produsen tawarkan pada konsumen sehingga konsumen tetap loyal walaupun beras tersebut harganya naik. Berbeda dengan kebutuhan pokok lainnya yaitu minyak, sikap konsumen jika harga minyak goreng naik maka konsumen akan mencari minyak dengan harga yang lebih murah. Sikap yang diambil konsumen dalam memutuskan untuk membeli minyak karena memungkinkan saat keperluan yang mendesak dan situasi ekonomi yang kurang stabil memungkinkan konsumen berpindah mencari minyak dengan harga yang lebih murah namun mempunyai kualitas yang hampir mirip dengan produk yang biasa digunakan. Lain halnya dengan kebutuhan terigu yang dirasa tidak harus dikonsumsi sehari hari dan biasanya terigu ini digunakan hanya untuk membuat kue, cake dan makanan pendamping lainnya yang tidak harus ada setiap hari. Sikap konsumen terhadap kenaikan harga terigu, konsumen akan tetap memilih terigu dengan produk yang sama. Pemilihan dan loyalitas yang ditunjukan oleh konsumen terhadap suatu merek tersebut dimungkinkan karena produk yang ditawarkan oleh produsen yang memuaskan serta kualitas tepung yang tidak berubah sesuai dengan mutu yang ditetapkan oleh produsen terhadap konsumen. Pemilihan produk tepung yang mempunyai kualitas baik saat membuat kue dan cake akan mempunyai nilai jual tersendiri untuk merek tersebut, karena biasanya untuk membuat kue konsumen lebih memilih tepung yang sudah biasa digunakan dan selalu memberikan hasil yang baik terhadap kue/gorengan yang dibuat.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa, dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi atau dominan pada keputusan pembelian sembako adalah faktor pribadi terutama dari segi pekerjaan dan situasi ekonomi. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang dihasilkan. Pendapatan ini nantinya akan mempengaruhi variasi dalam tahap proses pembelian. Sembako merupakan suatu kebutuhan pokok bagi mayoritas responden dikarenakan jika tidak terpenuhi akan menghambat kelangsungan hidup. Media elektronik merupakan salah satu sarana yang paling banyak digunakan responden untuk mencari informasi yang relevan mengenai produk yang dibutuhkan.Sebelum dilakukan proses pembelian dilakukan berbagai pertimbangan dengan melakukan evaluasi alternatif melalui atribut-atribut yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam hal ini tingkat pendapatan, kualitas, harga, dan merk mempengaruhi pemilihan sembako. Keberadaan warung dinilai sebagai tempat favorit alternatif penyedia sembako. Warung dinilai lebih mudah dijangkau konsumen, selain itu harga yang ditawarkan cenderung lebih murah jika dibandingkan dengan di pasar modern atau swalayan. Bila terjadi kenaikan harga pada beras dan terigu responden cenderung memilih tetap menggunakan produk yang sama agar tidak mempengaruhi kualitas mutu akhir yang dihasilkan, akan tetapi untuk minyak goreng, responden cenderung mencari minyak dengan harga yang lebih murah dengan kualitas yang tidak jauh berbeda. Tidak semua responden melalui tahapan yang sama dalam proses keputusan pembelian.

DAFTAR PUSTAKA

Arif, S. 2011. Perilaku konsumen dalam berbelanja pada supermarket di Yogyakarta. Akmenika UPY. Vol: 8.Basu, Swasta. 1993. Manajemen Penjualan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.Khoirul, A H. 2006. Analisis perilaku konsumen dalam keputusan pembelian Kartu simPati. Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Lamb, Charles. W. et.al. 2001. Pemasaran. Buku I Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat

LAMPIRAN