analisis pengambilan keputusan pembelian saham …

79
ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM BERDASARKAN USIA, PENGALAMAN DAN PENDIDIKAN (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Brawijaya) Oleh: NAFI’ BELLA PURWITASARI 145020307111068 SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2018

Upload: others

Post on 09-May-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM

BERDASARKAN USIA, PENGALAMAN DAN PENDIDIKAN

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Brawijaya)

Oleh:

NAFI’ BELLA PURWITASARI

145020307111068

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih

Derajat Sarjana Ekonomi

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018

Page 2: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

ii

Page 3: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

iii

Page 4: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

iv

Page 5: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

v

RIWAYAT HIDUP

Identitas Pribadi

Nama Lengkap : Nafi’ Bella Purwitasari

Tempat, Tanggal Lahir : Blitar, 6 April !996

Alamat Rumah : Jalan Imam Muhasim nomor 7 RT 3/ RW 3 Desa

Dandong Kecamatan Srengat Kota Blitar

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan Formal

2011-2014 SMA Negeri 1 Srengat

2008-2011 SMP Negeri 1 Srengat

2002-2008 SDN 1 Srengat

Pelatihan

2016 English Language As Foreign Application Standard

2018 Certificate Of Achievement

2018 Brevet A dan B, Fakultas Ekonomi Bisnis,Universitas Brawijaya

2018 Workshop Audit dan Post Test Workshop Audit

Pengalaman Organisasi

2014 Volunteer Cahrity Event

2015 Asisten Koordinasi Bendahara FEB CUP 2015

2015 Asisten Koordinasi Konsumsi Marketing Circle

2015 Asisten Koordinasi Konsumsi GRTW 2015

2015 Asisten Koordinasi Konsumsi Entrepreneur Club

2016 Staff Divisi Humas Festival Karya Brawijaya

Page 6: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah SWT yang memberikan berkah dan

rahmat-Nya sehingga Penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul:

“ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM

BERDASARKAN USIA, PENGALAMAN DAN PENDIDIKAN (Studi Kasus

Pada Mahasiswa Universitas Brawijaya)”dapat terselesaikan. Skripsi ini ditulis

untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Sarjana Ekonomi

program Strata Satu (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Brawijaya. Selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis menyadari

bahwa aktivitas ini dapat berjalan dengan baik disebabkan dukungan dari banyak

pihak. Oleh karena itu, penulis merasa berkewajiban menyampaikan rasa terima

kasih kepada:

1. Kedua orang tua saya, Ayahanda Purwanto dan Ibunda Siti Asiah, semoga

Allah senantiasa menjaga mereka, yang terus memberikan dukungan

berupa nasihat dan doa.

2. Bapak Noval Adib, S.E., MSi., Ph.D., Ak. selaku dosen pembimbing yang

telah benyak memberi arahan dan bimbingan yang sangan memebantu

kepada Penulis dalam menyusun skripsi ini.

3. Ibu Ayu Fury Puspita, S.E., MSA., Ak. dan Ibu Putu Prima Wulandari

S.E., MSA., Ak. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan kritikan

dan saran yang membangun agar penelitian ini mejadi lebih baik.

4. Kakak saya yang bernama Adhitia Kusuma Ngesti Wardhani yang telah

menjadi teman untuk melepas kepenatan, mendukung serta membantu

dalam pengerjaan skripsi ini.

5. Kepada Keluarga besar saya yang selalu memberikan doa dan semangat

untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-teman saya Binar, Vera, Vemby, Dina, Nabila, Yesa dan teman-

teman yang mendudukung dalam pengerjaan skripsi yang tidak dapat

Saya sebutkan satu persatu, namun telah memberikan banyak dukungan

atas penyelesaian skripsi ini.

Page 7: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

vii

7. Teman-teman kost Pinang merah 1 kav 9 yang memberikan saya

dukungan, menghibur saya dan memberi semangat dalam pengerjaan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi

perbaikan dan penyempurnaan. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak.

Malang, 13 Desember 2018

Penulis

Page 8: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

viii

ABSTRAK

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM

BERDASARKAN USIA, PEGALAMAN DAN PENDIDIKAN

(Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Brawijaya)

Oleh:

Nafi Bella Purwitasari

Dosen Pembimbing:

Noval Adib, S.E., M.Si., Ph.D., Ak.

Investasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.

Salah satu caranya dengan investasi di bidang saham. Menentukan saham yang

akan dibeli membutuhkan kemampuan yang didapat dari investor lain atau belajar

dari buku. Dengan usia yang masih muda, seseorang dapat mencari pengalaman

dan pendidikan sebanyak mungkin agar saham yang dibeli tidak memiliki resiko

yang tinggi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif sebagai desain penelitian

dengan melakukan wawancara yang melibatkan sepuluh informan yang terdiri dari

mahasiswa Universitas Brawijaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana pengaruh usia, pengalaman dan pendidikan mahasiswa mahasiswa

Universitas Brawijaya dalam menentukan saham yang akan dibeli untuk

mendapatkan keuntungan di masa depan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

secara keseluruhan informan mahasiswa Universitas Brawijaya yang memiliki rata-

rata usia 18-24 tahun dapat dikatakan usia muda, informan tersebut mampu dalam

menghadapi resiko yang dihadapi dan dalam pengelolaan saham. Informan

mendapat pengalaman dari pengalaman sendiri dan sharing experience dengan

investor lain untuk mengetahui perusahaan mana yang bagus. Selain itu, pendidikan

formal yang di dapat di kampus dan pendidikan non formal yang didapat saat

seminar oleh informan, hal ini membantu dalam menentukan saham yang akan

dibeli dengan teori-teori yang informan peroleh.

Kata kunci: Invetsasi, Saham, Usia, Pengalaman dan Pendidikan

Page 9: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

ix

ABSTRAC

ANALYSIS OF SHARE PURCHASE DECISION-MAKING BASED ON

AGE, EXPERIENCE, AND EDUCATION

(A Case Study on College Students of Brawijaya University)

By:

Nafi Bella Purwitasari

Supervisor:

Noval Adib, S.E., M.Si., Ph.D., Ak.

Investment is one way to gain profit to be used in the future. One of its forms

is investing in the shares of a company. Determining the desired stock to be

purchased requires skills that can be taken from other investors or books. At a young

age, a person has to find as much experience and knowledge as possible to minimize

the high risk of the shares that have been bought. This study uses qualitative

methods for the research, which was designed by conducting interviews involving

ten respondents that consisted of Brawijaya University students. This study aims to

determine how the influence of age, experience, and education of Brawijaya

University students can determine the shares to be purchased to obtain future

profits. The results of this study indicated that overall Brawijaya University

students as respondents with an average age of 18-24 years can be identified as

young adults who are able to deal with the risks and manage the stocks. The

respondents received knowledge from their own experience and by sharing

experience with other investors; this helps them to know which company is

valuable. In addition, formal education acquired from campus and non-formal

education obtained during seminars can help in determining shares with the theories

that they received.

Keywords: Investment, Stock, Age, Experience, and Education

Page 10: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

x

DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALTAS .................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRAC ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7

1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................................... 7

1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 8

2.1. Theory of Behavioral Finance ........................................................................ 8

2.2. Saham ............................................................................................................ 9

2.2.1. Saham Preferen .................................................................................... 9

2.2.2. Saham Biasa (Common Stock) ........................................................... 10

2.3. Investasi ....................................................................................................... 10

2.3.1. Investasi Langsung .............................................................................. 11

2.3.2. Investasi Tidak Langsung.................................................................... 11

2.3.3. Reksadana............................................................................................ 11

2.3.4. Pasar Modal ......................................................................................... 13

2.3.5. Pasar Uang........................................................................................... 14

2.4. Investor Indonesia ........................................................................................ 14

2.5. Usia .............................................................................................................. 16

Page 11: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

xi

2.5.1. Tingkat Pendapatan ............................................................................ 18

2.6. Pengalaman ................................................................................................... 19

2.6.1. Lamanya Mahasiswa Menekuni Investasi di Bidang Saham ............ 19

2.7. Pendidikan .................................................................................................... 20

2.8. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 23

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................. 23

3.2. Sumber Data ................................................................................................. 23

3.3. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 24

3.4. Teknik Analisis Data ................................................................................... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 27

4.1. Kondisi Investor Mahasiswa Universitas Brawijaya .................................... 27

4.2. Profil Singkat Informan ................................................................................ 27

4.3. Pengaruh Usia Mahasiswa Dalam Menentukan Sahan yang Dibeli ............. 31

4.3.1. Pendapat Informan Mengenai Investasi berdasarkan usia .................. 31

4.3.2. Pengelolaan Saham Informan berdasarkan usia .................................. 34

4.3.3. Resiko Pemilihan saham berdasarkan usia.......................................... 38

4.3.4. Relevansi Usia Investor ....................................................................... 42

4.4. Pengaruh Pengalamn Mahasiswa Dalam Menentukan Saham yang Dibeli . 46

4.4.1. Pengalaman Investor ........................................................................... 46

4.4.2. Sharing Experiences ............................................................................ 49

4.5. Pengaruh Pendidikan Mahasiswa Dalam Menentukan Saham yang Dibeli 54

4.5.1. Pendidikan Formal .............................................................................. 54

4.5.2. Pendidikan Non Formal ...................................................................... 57

4.6. Sintesis Hasil Penelitian .................................................................................. 60

BAB V PENUTUPAN .......................................................................................... 63

5.1. kesimpulan .................................................................................................... 63

5.2. keterbatasan Penelitian ................................................................................. 63

5.3. Saran ............................................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65

LAMPIRAN .......................................................................................................... 67

Page 12: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

xii

DAFTAR TABEL

Table 3.1 Gambaran Singkat Informan Penelitian ................................................. 25

Page 13: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Single Investor identification ............................ 4

Gambar 2.1 Persebaran Investor Domestik ............................................................ 15

Gambar 2.2 Diagram Kepemilikan Obligasi .......................................................... 15

Gambar 2.3 Diagram Kepemilikan Aset Saham .................................................... 16

Page 14: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pasar modal di Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian suatu

negara karena pasar modal memiliki dua fungsi yakni fungsi ekonomi dan fungsi

keuangan. Pasar modal mempertemukan dua pihak yakni pihak yang kelebihan

dana (investor) dan pihak yang membutuhkn dana (perusahaan) dengan cara

memperjualbelikan sekuritas dan memperoleh imbalan (return) bagi investor.

Investasi merupakan upaya dalam membelanjakan uang pada sesuatu untuk

mendapatkan keuntungan di masa depan (Hartanto, 2015). Manfaat utama dari

investasi adalah meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia dan penting

dilakukan untuk jangka panjang khususnya mahasiswa yang masih usia muda.

Investasi semakin diperhatikan oleh masyarakat Indonesia.

Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal nomor 8 tahun 1995

mendefinisikan Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan penawaran umum

dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkan serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Efek atau

instrumen yang diperdagangkan dipasar modal adalah saham, obligasi, bukti right,

waran dan derivatif. Perkembangan investasi di pasar modal sudah sangat pesat,

terbukti pada zaman sakarang dunia pasar modal tidak hanya dikenal oleh

masyarakat yang bekerja atau masyarakat dengan kategori umur dewasa tetapi

pasar modal sudah dikenal dikalangan mahasiswa bahkan dikalangan siswa sekolah

Menengah Atas dan siswa Sekolah Menengah Pertama.

Page 15: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

2

Kepemimpinan di era Jokowi, kesadaran akan investasi semakin meningkat,

tidak hanya dalam saham tetapi investasi emas, reksadana, dan lainnya. Pegadaian

contohnya, telah menerapkan tabungan emas sebesar lima ribu rupiah. Semua

dipermudah oleh pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat salah

satunya investor retail.

Investasi menargetkan semua kalangan seperti mahasiswa. Tujuannya agar

investasi dikenal msyarakat sejak dini, seperti target pencapaian pemerintah dalam

meningkatkan jumlah investor retail. Hal ini membuat pemeritah bekerjasama

dengan BEI dan universitas untuk memperkenalkan investasi bidang saham.

Dengan memberikan edukasi dan fasilitas bagi mahasiswa berbagi ilmu seperti

adanya mentor di gedung BEI. Alasan pemerintah meningkatkan investor

dikalangan mahasiswa adalah mahasiswa memiliki keingintauan sangat tinggi

untuk belajar suatu hal yang baru dan memiliki jiwa yang berani dalam memulai,

apalagi semua telah diatur aplikasi, tidak hanya dalam perbankan saja. Namun,

mahasiswa sering gegabah dalam hal memilih yang mengakibatkan mahasiswa

Perkembangan teknologi di Indonesia membantu mahasiswa mengatur tujuan

yang lebih terarah dan tertata terutama dalam hal keuangan pribadi. Banyak cara

yang dilakukan mahasiswa dalam mengelola keuangan pribadi antara lain

menabung, berbisnis, dan berinvestasi. Hal ini membuat perusahaan mengubah

metode berinvestasi dengan mudah dan cepat agar menarik investor retail seperti

mahasiswa yakni setiap sekuritas mempunyai aplikasi dalam megoperasikan dan

mengecek mengenai pertumbuhan perusahaan serta kenaikan ataupun penurunan

saham.

Page 16: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

3

Universitas Brawijaya memiliki galeri investasi yang terletak di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis (FEB). Fakultas tersebut bekerja sama dengan Bursa Efek

Indonesia dan Mandiri Sekuritas sebagai penampung investor retail yang menarget

seluruh mahasiswa Universitas Brawijaya. Di Mandiri Sekuritas terutama yang ada

di Univestas Brawijaya dengan hanya memiliki uang sebesar lima ratus ribu rupiah

dapat membuka rekening. Selain itu, bisa dijadikan tempat belajar investasi bagi

mahasiswa karena setiap tahunnya selalu diadakan seminar mengenai investasi. Di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya pun memiliki mata kuliah

manajemen investasi sebagai dasar teorinya sebelum bisa mempraktekkan dengan

benar.

Di Indonesia, jumlah investor retail semakin banyak. Hal ini dibuktikan

dalam data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pekembangan pasar

modal hingga tahun 2017 yang mencatat jumlah Single Investor Identification

(SID) meningkat 14,7% dari 894.116 pertahun 2016 menjadi 1.025.414 per Juli

2017. Hal ini KSEI mencatat rekor baru dengan jumlah investor pasar modal yang

menembus 1 juta dan jumlah investor terbanyak di pulau Jawa sebesar 77,15%.

Namun, masih ada Single Investor Identification (SID) karena kurangnya ilmu

dalam investasi. Dari segi demografi, profil investor yang tercatat berdasarkan data

KSEI per tanggal 31 Juli 2017 sebagian besar merupakan investor berusia 21-30

tahun dan investor berusia 31-40 tahun, yang masing-masing sebesar 25%. SID

individu didominasi oleh investor dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 59% dan

tercatat sedikit dikalangan mahasiswa. Secara komposisi, sebagian besar investor

Pasar Modal Indonesia merupakan investor perorangan lokal, dengan jumlah

mencapai 993.181 investor atau 96% dari total jumlah investor. Jumlah investor

Page 17: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

4

perorangan lokal tersebut mengalami peningkatan sebesar 109% dari 475.112

investor di tahun sebelumnya.

Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Single Investor Identification (SID)

Sumber PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (2017)

Dalam penelitian Ilham dan Heri (2015), kualitas informasi dan persepsi

kontrol perilaku dapat mempengaruhi investor dalam pemilihan saham. Dalam

penelitian tersebut, perilaku yang mempengarui investor adalah dukungan modal,

keyakinan diri sendiri dan dukungan teknologi. Keyakinan dan keingingan

masyarakat Indonesia terhadap investasi semakin tinggi, dengan memahami resiko

dan keuntungan investasi membuat masyarakat memilih saham mana yang dibeli

maupun dijual. Dukungan teknologi berperan penting dalam berinvestasi, untuk

melihat keadaan pasar. Target pemerintah adalah investor retail, Bursa Efek

Indonesia bekerja sama dengan universitas untuk membantu mahasiwa yang

memiliki dukungan modal atau dana minim dalam investasi.

Pada penelitian Onsomu (2015) usia investor dibagi menjadi empat yakni, 18-

30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, dan lebih dari 50 tahun. Hal ini dibedakan

Page 18: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

5

karena faktor mental disetiap golongan usia berbeda. Mental yang cenderung berani

mengambil risiko merupakan golongan usia 18-30 tahun. Sedangkan mental yang

cukup dan tidak mengambil risiko terlalu banyak pada usai lebih dari 31 tahun.

Menurut pendapat Lewellen, Lease dan Schlarbaum dalam Christanti dan

Linda (2011), bahwa usia, jenis kelamin, pendapatan dan pendidikan

mempengaruhi pilihan investor memperoleh dividen. Hal ini karena usia investor

yang berbeda dengan pemahaman yang berbeda pula membuat investor membeli

saham yang berbeda menurut pemahaman investor sendiri.

Menurut Alok dalam Cristanti dan Linda (2011), berita dan fortofolio

perusahan menjadi pertimbangan investor untuk mendapatkan pendapatan dalam

jangka panjang. Pendapatan yang diperoleh dari gaji saat bekerja disimpan dengan

cara investasi, untuk memperoleh pendapatan yang lebih di masa depan.

Menurut penelitian khan, et.al (2017), bahwa investor dengan tingkat

pendidikan lebih tinggi akan mempengaruhi keputusan pembelian saham. Rata-rata

mahasiswa tidak mengerti cara berinvestasi, melihat di sekitar peneliti banyak

mahasiswa kurang memahami dan mencari tau tentang berinvestasi. Dalam hal

bagaimana cara membeli saham yang baik untuk dibeli, hanya sedikit mahasiswa

yang mengetahui. Saham yang Mahasiswa tidak hanya membeli saham dengan

harga murah dan menjual dengan mahal saja tapi juga mempertimbangkan prospek

kedepannya untuk dijadikan investasi jangka panjang. Untuk investasi jangka

panjang dapat menggunakan jasa reksadana, dimana Jasa tersebut membantu

mahasiswa atau investor baru dalam memahami dunia investasi.

Page 19: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

6

Usia, pengalaman dan pendidikan mahasiswa mempengaruhi kinerja

seseorang yang berkualitas yang dijelaskan dalam maulia dan Indira (2014).

Pebedaan usia menentukan saham yang akan dibeli. Usia muda bisa saja lebih tinggi

pendidikanya dalam memahami saham, karena Kementrian Pendidikan

meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Pengalaman dalam menentukan

saham yang dibeli perlu di akui, semakin sering seseorang mempraktikan maka

akan paham saham mana yang dibeli atau tidak. Pengalaman bisa didapat di usia

muda bahkan usia tua tergantung seseorang memulai mendalami saham dan terjun

langsung dalam membeli saham.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin meneliti tentang pengambilan

keputusan pembeln saham berdasarkan usia, pengalaman, dan pendidikan dari para

investor retail khususnya di kalangan mahasiswa dan dari penjabaran latar belakang

ditemukan faktor-faktor dalam melakukan investasi dengan benar. Maka peneliti

bermaksud mengambil judul “Analisis Pegambilan Keputusan Pembelian

Saham Berdasarkan Usia, Pengalaman dan Pendidikan”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasahalahan tersebut, maka dikemukakan

rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana analisis pengambilan keputusan

pembelian saham berdasarkan usia, pengalaman dan pendidikan mahasiswa?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti ini adalah untuk memahami dan

menggali pengambilan keputusan mahasiswa terhadap pembelian saham

Page 20: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

7

berdasarkan usia, pengalaman yang didapat selama melakakukan aktivitas investasi

dan pedidikan yang diperoleh di kampus atau luar kampus.

1.4. Manfaat penelitian

Manfaat penelitian ini akan diuraikan menjadi dua bagian, yaitu manfaat

teoritis dan manfaat praktis.

1.4.1. Manfaat Teoritis

Memberikan bukti secara empiris mengenai Theory of Behavioral Finance

yang membuktikan usia, pengalaman dan pendidikan dalam pengambilan

keputusan pembelian saham.

1.4.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini terdiri dari manfaat pada penulis, lembaga

pendidikan Perguruan Tinggi di Kota malang, serta masyarakat. Manfaat tersebut

adalah:

1. Penulis, menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian dalam menulis

penelitian ilmiah, serta memperoleh gelar sarjana dan mengetahui fenomena

yang terjadi di lingkungan kampus.

2. Pemerintah, peneltian ini bisa menjadi acuan masa depan yang lebih

memperkenalkan dan memberi edukasi tentang investasi kepada

mahasiswa.

3. Peneliti lain, dari penelitian ini diharapkan mampu digunakan sebagai

pedoman dan dasar pertimbanga untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Page 21: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Theory of Behavioral Finance

Theory of behavioral finance pertama kali dicetuskan oleh beberapa kali

mengalami perkembangan. Pekembangan tersebut diringkas oleh Ricciardi dan

Simon (2000) memberikan penjelasan tentang krnologis perkembangan behavioral

finance yang membahas emosi dan psikologi investor di pasar keuangan:

1. Tahun 1841, penelitian yang berjudul “Delusions and the Madness Of

Crowds” yang ditulis oleh Charles Mackay menjelaskan tentang

kepanikan yang terjadi di pasar, hal ini merupakan cermin dari aspek

psikologis investor.

2. Tahun 1895, penelitian yang berjudul “ The Crowds: A Studey Of The

Popular Mind” yang ditulis oleh Gustave Le Bon membahas peran

“crowds” yang didefinisikan sebagai investor di pasar dan perilaku

individu yang memcoba mempraktikkan kemampuan di bidang

perilaku keuangan, psikologi sosial, sosiologi dan sejarah.

3. Tahun 1912, G C Selden menerapkan perilaku keuangan dalam

konteks pembahasan psikologi di pasar modal.

Menurut Litner (1998) Behavioral finance merupakan ilmu yang

mempelajari tentang bagaimana manusia menafisirkan dan bereaksi atas informasi

yang ada dalam upaya untuk mengambil keputusan yang dapat memaksimalkan

tingkat pengembalian dengan memperhatikan risiko yang melekat di dalamnya.

Menurut Ricciardi (2000) behavioral finance merupakan suatu disiplin

ilmu yang didalamnya melekat interaksi berbagai disiplin ilmu (interdisipliner) dan

Page 22: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

9

terus menerus berintegrasi sehingga dalam pembahasannya tidak bisa dilakukan

isolasi. Behavioral finance dibangun oleh berbagai asumsi dan ide dari perilaku

ekonomi. keterlibatan emosi, sifat, kesukaan dan berbagai macam hal yang melekat

dalam diri manusia sebagai makhluk intelektual dan sosial akan berinteraksi

melandasi munculnya keputusan melakukan suatu tindakan

Tujuan dari behavioral finance adalah memahami dan memprediksi

perubahan sistematis pasar keuangan dari sudut pandang psikologi. Walaupun

demikian, Olsen (1998) menekankan bahwa saat ini belum ada teori keuangan

perilaku yang terstruktur, dan sejauh ini yang ditemukan dalam literature adalah

sebatas pada mengidentifikasi aspek-aspek pengambilan keputusan dalam

berinvestasi di pasar.

2.2. Saham

Saham adalah kepemilikan dalam suatu perusahaan yang memiliki wujud

selembar kertas yang berisi kepemilikan yang dibeli oleh seseorang atau badan

(Hartanto, 2015:169). Saham merupakan investasi berjangka panjang dan

memberikan keuntungan bagi investor. Saham memiliki dua jenis saham yaitu

saham preferen dan saham biasa.

2.2.1. Saham Preferen

Saham preferen merupakan sifat gabungan antara saham biasa dan obligasi

(Hartanto, 2015:169). Pemilik saham preferen lebih di prioritaskan dalam

pembagian dividen dibanding dengan pemegang saham biasa dan hak untuk

pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi.

Menurut Hartanto (2015:169) Karakteristik yang dimiliki oleh saham

preferen sebagai berikut :

Page 23: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

10

a. Preferen terhdap Deviden

Hak dalam menerima dividen yang diterima oleh pemegang saham preferan

di prioritaskan dibandingkan dengan saham biasa. Ketika dividen belum

diberikan kepada pemegang saham preferen maka akan menjadi dividen

komulatif yakni penggabungan semua dividen yang belum diberikan.

b. Preferen Pada Waktu Likuidasi.

Hak dalam menenrima aktiva perusahaan terlebih dahulu dari pada saham

lainnya. Aktiva perusahaan yang diterima sebesar nominal saham preferen.

Para investor menganggap karakteristik saham preferen pada waktu likuidasi

ini lebih sedikit risikonya. Namun, jika dibandingkan dengan bond, saham

preferen lebih banyak risikonya.

2.2.2. Saham Biasa (Common Stock)

Perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham yang bentuknya saham

biasa. Hak pemegang saham adalah hak control, hak menerima pembaian

keuntugan dan hak preemptif. Hak control di dalam saham biasa adalah hak

memilih dewan direksi. Hak menerima pembagian keuntungan merupakan

keuntungan yang diterima oleh investor. Sedangkan, hak preemptif merupakan hak

untuk mendapatkan persentasi kepemilikan jika perusahaan mengeluarkan lembar

saham, hal ini untuk melindungi hak control pemegang saham terdahulu dan

melindungi nilai saham.

2.3. Investasi

Investasi merupakan upaya dalam membelanjakan uang pada sesuatu untuk

mendapatkan keuntungan di masa depan (Hartanto, 2015). Tujuan investasi

menurut Halim dalam Kurniawan dan Heru (2014), mendapatkan tingkat

Page 24: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

11

pengambalian yang diharapkan meupakan tujuan investasi yang paling utama.

Investor dari usia muda hingga dewasa mengharapkan tingkat pengembalian yang

tinggi. Pada dasarnya investasi dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu investasi

langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung merupakaan pembelian

dari perusahaan baik melalui perantara atau dengan cara yang lain. Sedangkan

investasi tidak langsung merupakan pembeliaan surat berharga dari perusahaan

investasi reksadana dan pasar uang.

2.3.1. Investasi langsung

Di dalam investasi langsung, investor dapat memebeli aktiva keuangan yang

diperjual belikan di pasar uang, pasar modal atau pasar turunan. Namun, investor

juga dapat membeli aktiva keuangan yang tidak dijual belikan. Aktiva yang

diperjual belikan di pasar uang yang memiliki risiko gagal kecil dan jangka pendek

dengan tingkat pengembalian tinggi, contohnya treasury-bill dan sertifikat

deposito. Sedangkan pasar modal untuk yang jangka panjang seperti surat berharga

dan saham.

2.3.2. Investasi Tidak Langsung

Investasi tidak langsung merupakakn kegiatan investasi namun investor tidak

terlibat langsung dalam dan investasi ini berupa sahamdan obliasi. Investasi ini

berjangka pendek karena mereka dapat menjual ketika harga saham tinggi atau pada

waktu fluktuasi harga saham dan mata uang yang akan diperjualbelikan.

2.3.3. Reksadana

Reksadana merupakan jasa untuk membantu investor melakukan investasi

tanpa harus melakukan keterlibatan dalam analisis pasar modal (Tavinaya dan

Yulia, 2013). Bentuk reksadana terbagi menjadi dua, yakni perseroan dan kontrak

Page 25: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

12

investasi kolektif. Reksadana bentuk perseroan adalah perusahaan yang jenis

usahanya menghimpun dana dan menjual saham, terdapat manajer yang

menganalisis fortofolio perushaan yang selanjutnya hasil dari pejualan saham

berupa dana di investasikan pada jenis efek yang ada di pasar modal dan pasar uang.

Reksadana bentuk perseroan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Pengelolaan kekayaan berdasarkan kontrak antara direksi perusahaan dan

manajer investasi.

b. Memiliki bentuk hukum yaitu perseroan terbatas.

c. Penyimpanan kekayaan berdasarkkan kontrak antara manajer dan bank

kustodian.

Reksadana bentuk kontrak investasi kolektif merupakan reksadana yang

banyak ditemui di masyarakat. Reksadana ini memliki manajer investasi dan bank

kustodian masing-masing dalam penjagaan aset investor. Reksadana bentuk

kontrak investasi kolektif tidak menerbitkan saham melainkan melalui unit

penyertaan sampai jumlahnya sesuai kontrak dan mendaapatkan konfirmasi dari

bank kustodian. Ciri-ciri reksadana bentuk konrak investasi kolektif, yaitu:

a. Memiliki bentuk hukum yaitu kontrak investasi kolektif.

b. Pengelolahnya adalah manajer investasi berdasarkan kontrak.

c. Penyimpan kekayaan berdasarkan kontrak oleh bank kustodian.

Secara keseluruahan reksadana memiliki manfaat bagi investor, yaitu

a. Mempermudah investor melakukan investasi.

b. Memperkecil risiko.

c. Biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan efisien.

d. Dana investor dikelola oleh professional atau oleh manajer investor.

Page 26: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

13

e. Menyediakan pilihan investaasi bagi setiap reksanada.

f. Meningkatkan transaksi perdagangan di bursa efek.

Melalui Pasar Modal Indonesia, reksadana menawarkan beberapa jenis yaitu

a. Reksadana Pasar Uang

Jenis reksadana ini hanya melakukan investasi yang jangka waktunya

dibawah satu tahun dan memiliki tingkat risiko lebih rendah dari yang lain.

Produk yang di keluarkan bebentuk sertifikat seperti Sertifikat Bank

Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar uang (SBPU), Sertifikat Deposito dan

Surat Pengakuan Utang.

b. Reksadana Saham

Merupakan investasi pada aset yang bersifat saham, minimal 80 persen dan

memiliki risiko yang paling tinggi dari yang lain karena berfluktuasi. Namun,

reksadana memberikan keuntungan bagi investor pada jangka panjang.

c. Reksadana Pendapatan Tetap (Fix Income)

Merupakan investasi pada aset yang bersifat utang (obligasi), minimal 80

persen dan memiliki risiko lebih tinggi dari reksadana pasar. Namun, tinkat

pengembalian uang sangat stabil.

d. Reksadana Campuran (balance fund)

Reksadana ini adalah campuran dari reksadana pendapatan tetap dan

reksadana saham dengan memiliki risiko yang moderat.

2.3.4. Pasar Modal

Pasar modal merupakan bertemunya penjual dan pembeli dalam pembelian

modal untuk bebisnis (Kurniawan dan Heru, 2014). Pasar modal yang ada di

Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Pasar modal

Page 27: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

14

menjual obligasi, saham, reksadana dan sertifikat right. Tujuan pasar modal adalah

memobilisasi dana dan memperluas distribusi kepemilikan saham.

2.3.5. Pasar Uang

Dapat didefinisikan sebagai tempat bertemunya antara pemilik dana dan

pembeli untuk transaksi pembelian surat berharga jangka pendek. Pasar uang ini

memliki keamanan dana kemudahan bagi peggunanya karena berjangka pendek dan

mudah dirubah dalam bentuk kas atau bank.

2.4. Investor Indonesia

Di Indonesia, jumlah investor retail semakin banyak. Hal ini dibuktikan

dalam data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), pekembangan pasar

modal hingga tahun 2017 yang mencatat jumlah Single Investor Identification

(SID) meningkat 14,7% dari 894.116 pertahun 2016 menjadi 1.025.414 per Juli

2017. Hal ini KSEI mencatat rekor baru dengan jumlah investor pasar modal yang

menembus 1 juta dan jumlah investor terbanyak di pulau Jawa sebesar 77,15%. Dari

segi demografi, profil investor yang tercatat berdasarkan data KSEI per tanggal 31

Juli 2017 sebagian besar merupakan investor berusia 21 - 30 tahun dan investor

berusia 31 - 40 tahun, yang masing-masing sebesar 25%. SID individu didominasi

oleh investor dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 59%. Secara komposisi,

sebagian besar investor Pasar Modal Indonesia merupakan investor perorangan

lokal, dengan jumlah mencapai 993.181 investor atau 96% dari total jumlah

investor. Jumlah investor perorangan lokal tersebut mengalami peningkatan sebesar

109% dari 475.112 investor di tahun sebelumnya.

Page 28: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

15

Gambar 2.1 Persebaran Investor Domestik

Sumber: http://www.ksei.co.id/

Perbandingan antara investor asing dengan investor lokal sangat jauh, karena

investor lokal mendominasi dari sisi kepemilikan. Investor lokal mendominasi

dengan 52,65% dbandingkan degan nvestor asing 47,35%. Namun, kepemilikan

obligasi investor lokal pada tahun 2016 ke 2017 mengalami penurunan sebesar 1%

yang mulanya 93% menjadi 92%.

Gambar 2.2 Diagram Kepemilikan Obligasi

Sumber: http://www.ksei.co.id/

Sedangakan pebandingan aset saham yang tercatat pada C-BEST pada tanggal 31

juli 2017di dominasi oleh investor asing. Pada tahun 2016 kepemilikan investor

asing sebesar 64% dan investor lokal sebesar 36%. Sedangkan pada tahun 2017

investor lokal memiliki saham 47% dan investor asing sebesar 53%. Dapat dilihat

Page 29: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

16

dari gambar 2.3 bahwa investor asing mengalami penurunan pada tahun 2016 ke

2017 sebesar 11%.

Gambar 2.3 Diagram kepemilikan Aset Saham

Sumber: http://www.ksei.co.id/

2.5. Usia

Usia menurut Maulia dan Indira (2014) didefinisikan sebagai pengukur

rentang kehidupan lamanya hidup dengan tahun. Usia 18 sampai 40 tahun disebut

usia awal dewasa yaitu masa seseorang memulai menata kehidupan dan mulai

mencoba hal baru untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan. Pada fase ini, dilihat

dari emosional dan keuangan, sebagian besar mahasiswa masih bergantung pada

orang tua. Menurut Levinson dalam Fitriantoro (2009), semakin lama bergantung

pada orang tua mengakibatkan sering gagal dalam karirnya. Usia 41 sampai 60

tahun disebut usia madya dewasa yaitu masa seseorang menikmati kepuasan dari

hasil kerjanya dan fase menurunnya fisik seseseorang. Usia lebih dari 60 tahun

disebut dewasa.

Pada penelitian Onsomu (2015) usia investor dibagi menjadi empat yakni, 18-

30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, dan lebih dari 50 tahun. Dalam penelitian

tersebut, mencari informasi tentang perusahaan untuk memilih saham yang dibeli,

setiap golongan usia berbeda. Investor yang memiliki umur 18-30 tahun, sebagian

besar mencari informasi lebih dulu untuk memastikan perusahaan tersebut memiliki

prospek yang bagus untuk kedepannya. Pada usia 31-40 tahun, investor sudah

Page 30: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

17

memiliki pengalaman dalam memilih saham yang dibeli, tanpa melihat perusahaan

tersebut masuk dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) atau tidak. Namun, investor pada

fase ini masih melihat informasi terkait perusahaan. Mayoritas investor di fase ini

memilih investasi di bidang telekomunikasi selain itu pada bidang perbankan,

energi, komersial dan lain-lain. Usia 41-50 tahun, mayoritas investor lebih berani

dalam membeli terbukti dalam penelitian Onsomu (2015), investor membeli saham

lebih dari satu dan memiliki informasi lebih dalam mempertimbangkan saham yang

dibeli. Sedangkan usia lebih dari 50 tahun memiliki saham lebih dari satu. Hal ini,

karena pada usia ini mayoritas investor memulai sejak usia muda dan menekuni

bidang investasi hingga usia lebh dari 50 tahun. Informasi yang dicari investor pada

fase ini tidak banyak, karena mayoritas mereka sudah memiliki saham dan

pengalaman yang lebih.

Menurut pendapat Lewellen, Lease dan Schlarbaum dalam Christanti dan

Linda (2011), bahwa usia, jenis kelamin, pendapatan dan pendidikan

mempengaruhi pilihan investor memperoleh dividen. Hal ini karena usia investor

yang berbeda dengan pemahaman yang berbeda pula membuat investor membeli

saham yang berbeda menurut pemahaman investor sendiri.

Sedangkan Warren dkk dalam Christanti dan Linda (2011), bahwa selain dari

usia investor, pengaruh gaya hidup dan karakteristik demografi memperngaruhi

saham yang akan dibeli untuk mendpatkan dividen. Usia memang menjadi faktor

utama seseorang membeli saham, namun dengan usia yang berbeda gaya hidup

yang dihasilkan investor juga berbeda. Utamanya investor yang berusia 18 sampai

22 tahun yang rata-rata mahasiswa, investor kalangan ini lebih memilih menabung

berupa investasi untuk jangka panjang.

Page 31: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

18

Dari hasil analisis dari penelitian Cristanti dan Linda (2011), rata-rata

responden berusia 25 sampai 29 tahun usia yang produkif dalam melakukan

apapun, seperti bekerja, pengembangan karir dan urusan keluarga. Usaha

mengumpulkan uang sebanyak mungkin ini untuk keperluan pada hari tua mereka.

Menurut Kurniawan dan Heru (2014), semakin tinggi tingkat risiko yang

diambil investor maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang diharapkan

investor. Usia muda lebih memilih untuk mengambil risiko tinggi untuk

mendapatkan tingkat pengembalian, sedangkan usia lebih tua lebih berhati-hati

dalam melakukan pembelian saham. Risiko yang yang diambil dapat berupa

membeli saham dengan jumlah banyak tanpa melihat latar belakang perusaaan.

2.5.1. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan seseorang mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat.

Seseorang memperoleh pendapat dari gaji saat bekerja di sebuah perusaan atau

keuntungan dari bisnis. Selain dari gaji dan bisnis, cara menambah penghasilan

dengan cara melakukan investasi (Zaniarti, et.al, 2017). Pendapatan

Menurut Alok dalam Cristanti dan Linda (2011), berita dan fortofolio

perusahan menjadi pertimbangan investor untuk mendapatkan pendapatan dalam

jangka panjang. Pendapatan yang diperoleh dari gaji saat bekerja disimpan dengan

cara investasi, untuk memperoleh pendapatan yang lebih di masa depan. Pendaatan

yang diterima investor dalam jangka panjang adalah Capital gain, capital loss atau

dividen. Capital gain merupakan selisih dari harga beli dan harga jual ketika

investor menjual saham dengan harg lebih tinggi dari harga beli sedangkan capital

loss sebaliknya. Dividen merupakan pendapatan investor daam bentuk saham.

Page 32: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

19

2.6. Pengalaman

Pengalaman di definisikan sebagai proses pembelajaran dalam mempraktikan

pendidikan formal secara nyata (Ranupandojo dan Suad, 1984:71). Pengalaman

tidak hanya di dapat dalam dunia kerja saja, namun pengalaman didapat secara tidak

langsung seperti membaca. Pengalaman yang sudah didapat akan membantu

seseorang dalam menangani pekerjaan, terutama dalam pekerjaan yang memiliki

kesulitan dan membutuhkan keahlian khusus.

Menurut Septyanto (2013), bahwa pengaruh pengambilan keputusan investor

dipengaruhi oleh teman, anggota keluarga, atasan dan pengalaman individu.

pengalaman tidak hanya dari individu saja, namun pengalaman dari orang lain dapat

mempengaruh perubahan keputasan investor membeli saham.

Memiliki pengalaman yang cukup akan unggul dalam mendeteksi kesalahan

dan mencari penyebab munculnya kesalahan dalam waktu singkat. Banyak

pendapat yang menyatakan bahwa semakin banyaknya seseorang mencoba sesuatu

maka semakin berpengalaman orang tersebut. Sehingga semakin banyak investor

mencoba membeli saham akan semakin berpengalaman. Pengalaman dapat dicari

2.6.1. Lamanya Mahasiswa Menekuni Investasi di Bidang Saham

Faktor ini merupakan pendukung pertimbangan investor dalam membeli

saham. Hal ini dibuktikan dalam penelitan Christanti dan Linda (2011), tahap awal

pengenalan dan pengembangan investasi rata-rata 1 sampai 3 tahun. Pengenalan

dalam memilih saham, kapan harus membeli dan kapan harus menjual saham

membantu dalam melakukan investasi di kemudian hari.

Page 33: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

20

2.7. Pendidikan

Warga negara mempunyai hak dalam memperoleh pendidikan yang bermutu

menurut UU Nomor 20 tahun 2013. Pendidikan adalah proses perkembangan

seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang akan di praktikkan dalam

kesehariannya (Good, Carter V,1977). Pendidikan membantu masayarakat dalam

memahami dan memecahkan sebuah masalah yang dihadapi. Di tahun 2018

Pemerintah Indonesia terus memperbaiki sektor pendidikan, agar sumber daya

manusia tetap bisa bersaing dengan negara maju lainnya. Semakin tinggi tingkat

penghasilan seseorang maka semakin tinggi penghasilan yang diterima individu.

Hal ini berpengaruh pada kemampuan seseorang yang meningkat dalam memahami

bidang saham.

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diperoleh warga negara

secara teratur, sistematis dan mengituti hukum yang berlaku. Jenjang pendidikan

formal dibedakan menjadi empat yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah,

pendidikan tinggi.

Pendidikan nonformal merupakan pendidikan tambahan bagi warga negara

yang memerlukan layanan pendidikan. Pendidikan nonformal befungsi sebagai

penambaah, pengganti dan pelengkap dalam mendukun pendidikan formal.

Menurut penelitian khan, et.al (2017), bahwa investor dengan tingkat

pendidikan lebih tinggi akan mempengaruhi keputusan pembelian saham.

Pendidikan membantu investor dalam memahami bidang saham dan risiko saham.

Mempertimbangkan investasi dalam jangka panjang untuk mendapatkan tingkat

pengembalian. Pendidikan di negara maju berbeda dengan negara berkembang, hal

ini mempengaruhi keputusan saham yang dibeli.

Page 34: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

21

2.8. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai usia, pengalaman dan pendidikan mahasiswa telah

banyak diakukan sebelumnya dengan variabel lain yang berbeda, hal ini digunakan

sebagai acuan dan dasar. Penelitian yang relevan dengan pembahasan yang sesuai

merupakan salah satu pendukung meurut peneliti. Penelitian yang terkait keputusan

pembelian saham dan teori yang terkait menjadi focus penelitian. Oleh karena itu,

peneliti melakukan pemilihan penelitian terdahul dalam skripsi dan jurnal-jurnal.

Pertama, Onsumu (2015) mencoba membagi usia investor menjadi beberapa

kategori dan setiap kategori memiliki standart dalam memilih saham yang akan

dibeli. Penelitian tersebut menjelaskan tujuan dari hubungan antar usia investor di

Nairo Securities Exchange tepatnya di Kenya dengan variabel yakni

Overconfidence bias, Representativeness bias, Confirmation bias, dan Disposition

effect. Hasil dari penenlitian tersebut menunjukkan usia investor dipengaruhi oleh

demografis mahasiswa sehingga akan mempengaruhi pengamabilan keputusan

pembelian saham.

Kedua, Khan, et.al (2017) mengenai survey menunjukkan hasil keputusan

investor dalam memilih saham dipengaruhi oleh Anchoring and adjustment,

Representativeness dan availability. Penelitian ini mempertimbangkan faktor-

faktor demografis seperti pendapatan, pendidikan dan pengalaman investor.

Ketiga, Septyanto (2013) menguji manfaat investasi dalam laporan keuangan

dan norma subjektif untuk memaksimalkan utilitas dalam proses pengamilan

keputusan investasi. Data yang di kumpulkan menggunakan metode survei dengan

menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menujukkan bahwa informasi keuangan

Page 35: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

22

tidak mempengaruhi niat investasi dan rivisi keyakinan. Sedangkan, norma

subyekif berpengaruh terhadap niat investasi dan revisi keyakinan. Revisi

keyakinan berpengaruh terhadap niat investasi.

Keempat, Christanti dan Linda (2011) menguji tujuh faktor yang menjadi

pertimbanngan keputusan investor dan perilaku investor dalam mengambil

keputusan untuk berinvestasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa neutral

information, accounting information dan aspek demografi mempengaruhi

keputusan investor. Asek demografi seperti jenis kelamin, usia, pendidikan dan

pengalaman investor.

Kelima, Sri Zaniarti, et.al (2017), tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui

pengaruh fakor pengambilan keputusan dengan keputusan investasi dan variabel

yang di gunakan adalah faktor fundamental, faktor analisis teknikal, pengalaman

berinvestasi dan usia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor fundamental

berpegaruh terhadap keputusan investor, sedangkan pengalaman dan umur tidak

berpengaruh dalam trading. Faktor analisi teknikal mendasari keputusan investor.

Page 36: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

23

BAB III

METODE PENENLITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan penelitian

Metode penelitian ini menggunakan jenis kualitatif merupakan suatu

penelitian yang manganalisis perilaku subjek dari penelitian tersebut misalnya

perilaku dan persepsi (Moleong, 2009:6). Teknik penelitian menurut Moleong

(2009: 157) merupakan unsur terpenting dari penelitian. Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah peneliian kualitatif. Penelitian ini

mengambarkan objek penelitian dimana peneliti melakukan kegiatan

mengumpulkan, menganalisis, mengolah dan menyajikan.

Pedekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

deskriptif. Menurut Moleong (2009:11) pedekatan deskriptif adalah laporan

penelitian yang berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran pada

laporan tersebut yang berasal dar naskah wawancara,catatan lapangan, foto,

dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi. Penelitian ini sesuai

dengan definisi deskriptif yakni untuk melakukan analisis mengenai pengaruh usia,

pengalaman dan pendidikan mahasiwa Universitas Brawijaya dalam menentukan

saham yang dibeli. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang dapat

menggambarkan usia, pengalaman dan pendidikan berpengaruh pada saham yang

akan dibeli.

3.2. Sumber Data

Sumber data yang dignakan adalah sumber data primer. Sumber data primer

merupakan sumber yang diperoleh dari sumber pertama hasil wawancara

Page 37: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

24

(Moleong, 2009:38). Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan

metode wawancara kepada narasumber yang terpilih. Data yang diperoleh dari

wawancara ini merupakan informasi secara langsung yang kemudian di susun dan

ditarik kesimpulan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Wawancara merupakan percakapan minimal dua individu yang perannya

sebagai pewawancara dan terwawancara. Pewawancara yang dimaksud adalah

peneliti sedangkan terwawancara adalah narasumber (Moleong, 2009: 186).

Wawancara dilakukan secara langsung dan ada juga wawancara melalui telepon.

Wawancara yang menggunakan telepon ketika narasumber berada diluar kota, hal

ini lebih efisien dibandingkan peneliti datang ke tempat narasumber. Wawancara

secara langsung biasanya si narasumber dilingkungan dan di lokasai yang dapat

terjangkau oleh peneliti. Wawancara yang dilakukan peneliti ini secara langsung

karena lingkup penelitian pada mahasiswa Universitas Brawijaya dan lokasi mudah

terjangkau. Metode pengumpulan data dilkukan dengan tanya jawab kepada

mahasiswa Universitas Brawijaya yang sudah mempunyai saham.

Jenis-jenis wawancara menurut Estenberg dalam Sugiyono (2010: 233),

terdapat tiga yakni wawancara terstruktur, wawancara semi terstruktur dan

wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur merupakan teknik wawancara

yang peneliti mengetahui pasti informannya. Oleh karena itu, peneliti

mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan tertulit yang kemudian ditanyakan kepada

informan dan setiap responden diberi pertanyaan yang sama. Wawancara semi

terstruktur merupakan teknik wawancara yang lebih bebas daripada wawancara

semi terstruktur. Teknik ini menggali tentang pendapat informan tentang topik.

Page 38: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

25

Wawancara tidak terstruktur merupakan teknik wawancara yang bebas dan tidak

berpedoman pada wawancara yang tersusun secara sistematis. Tujuan wawancara

ini hanya melihat gari besar pemasalahan yang dipertanyakan.

Informan wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mahasiswa

Universitas Brawijaya yang memiliki investasi. Informan dipilih berdasarkan

investasi pada bidang saham. Peneliti dengan informan sepakat tidak menyebutkan

nama asli dengan mengubah nama menjadi informan 1 hingga informan 10, erikut

kualifikasi informan berdasarkan kualifikasi informan dalam penelitian ini:

Table 3.1

Gambaran Singkat Informan Penelitian

Nama Jurusan Angkatan

Informan 1 FEB 2014

Informan 2 FEB 2014

Informan 3 FEB 2014

Informan 4 FEB 2014

Informan 5 FEB 2015

Informan 6 FEB 2015

Informan 7 FIA 2015

Informan 8 FTP 2014

Informan 9 FT 2014

Informan 10 FIA 2016

Sumber: Data Primer

Jenis wawancara penelitian ini termasuk wawancara semi terstruktur.

Wawancara tersebut didasarkan pada suatu daftar pertanyaan yang telah disusun

secara terstruktur sebelumnya oleh peneliti, tetapi peneliti menyediakan tempat

bagi variasi jawaban yang akan disampaikan oleh informan.

3.4. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan analisis data yakni reduksi data, penyajian data dan

menarik kesimpulan/verifikasi (Miles dan Huberman, 1992:16). Reduksi data

adalah proses pemilihan, penyerderhanaan, pengabtraksian dan pengubah data yang

Page 39: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

26

masih kasar. Penyajian data merupakan sekumpuln data yang telah disajikan secara

tersusun. Menarik kesimpulan/verifikasi adalah tahapan terakhir dari teknik analisis

data untuk menarik kesimpulan.

Tahapan penelitian dimulai dengan tahapan reduksi data, dengan cara

mengumpulkan data yang berkiatan dengan jumalah investasi mahasiswa

Unversitas Brawijaya. Kemudiian peneliti berfokus menganaliis data pada

pengambilan keputusan mahasiswa Universitas Brawijaya itu sendiri, sekaligus

mencari informasi dari informan menggunakan praktik wawancara seara semi

terstruktur. Selanjutya pada tahap analisis data, analisis berkaitan dengan saran atas

adanya pegambilan keputusan mahasiswa berdasarkan usia, pengalaman dan

pendidikan.

Analisis terkait pengambilan keputusan tak luput dari beberapa faktor yang

mempengaruhi mahasiswa dalam membeli saham, peneliti membagi menjadi tiga

aspek, yaitu usia, pengalaman dan pendidikan. Berkaitan dengan dampak dampak

keputusan akan tercipta pemahaman dalam membeli saham setelah adanya analisis

terhadap pengambilan keputusan yang akan digali berdasarkan tiga aspek tersebut.

Tahap terakhir pada penelitian ini adalah proses penarikan kesimpulan.

Peneliti membuat sebuah kesimpulan berdasarkan analisis yang telah dilakukan

sesuai urutan untuk mengetahui pengambilan keputusan dari sudut pandang

mahasiswa khususnya yang memiliki saham.

Page 40: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Investor Mahasiswa Universitas Brawijaya

Perkembangan pendidikan di Indonesia sangat baik kushusnya dalam hal

investasi, hal ini menjadikan sumber daya manusia Indonesia lebih berkompeten

dan dapat bersaing di dunia khususnya mahasiswa Universitas Brawijaya.

Mahasiswa yang memiliki saham di Universitas Brawijaya tidak terlalu banyak. hal

ini karena mata kuliah tentang investasi tidak semua ada di setiap fakultas. Peneliti

mengatahui bahwa fakultas yang memiliki mata kuliah tentang investasi adalah

Fakultas Ilmu Administrasi dan Fekultas Ekonomi dan Bisnis.

Universitas Brawijaya adalah satu lembaga yang memiliki fasilitas Galeri

Investasi yang membantu mahasiswa dalam melakukan investasi dengan mudah

karena Galeri Investasi bekerjasama dengan Mandiri Sekuritas. Dengan adanya

Galeri Investasi mahasiswa dapat berbagi ilmu dengan pengurusnya atau mentor.

Tidak hanya mahasiswa Universitas Brawijaya, Galeri Investasi menerima dan

membatu masyarakat umum untuk melakukan aktivitas investasi bidang saham.

Galeri investasi terletak di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, letaknya sangat

strategis. Mampu menjangkau seluruh mahasiswa yang ada di Universitas

Brawijaya. Galeri investasi memfokuskan mahasiswa Fakutas Ekonomi dan Bisnis

untuk bergabung karena mata kuliah FEB mencakup dasar-dasar teori investasi.

4.2. Profil Singkat Informan

Informan dalam penelitian ini terdiri dari sepuluh (10) orang yang merupakan

mahasiswa Universitas Brawijaya. Peneliti dengan informan sepakat tidak

menyebutkan nama asli dengan mengubah nama menjadi informan 1 hingga

Page 41: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

28

informan 10, berikut profil singkat dan beberapa alasan peneliti dalam menentukan

responden yang terkait:

1. Informan 1

Informan 1 merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis pada

semester akhir yang berasal dari Mojokerto. Informan 1 merupakan

mahasiswa angkatan 2014 yang sangat aktif di bidangnya yakni investasi

bidang saham. Peneliti memilih Informan 1 sebagai informan karena

salah satu mahasiwa perempuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang aktif

dan mahir dalam bidang saham. Menekuni dunia saham kurang lebih 2,5

tahun. Informan 1 tidak bergabung dalam organisasi investasi di dalam

maupun diluar Universitas Brawijaya.

2. Informan 2

Salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2014.

Informan 2 berada di semester akhir namun masih aktif dalam investasi

bidang saham dan beberapa bidang lainnya. Menekuni dunia saham

kurang lebih 3 tahun. Peneliti memilih Informan 2 sebagai informan

karena salah satu mahasiswa laki-laki Fakultas Ekonomi dan Bisni yang

aktif dan mahir dalam investasi. Informan 2 tidak bergabung dalam

organisasi investasi didalam maupun diluar Universitas Brawijaya.

3. Informan 3

Informan 3 merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

angkatan 2014. Peneliti memilih Informan 3 sebagai informan karena

selain salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dia berada di

semester akhir dan bekerja sebagai maketing salah satu perusahaan

Page 42: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

29

sekuritas di malang. Menekuni dunia saham sejak dibangku SMA

kuranglebih 6 tahun. Hal ini menjadikan informan yang paling

berpengalaman.

4. Informan 4

Informan 4 adalah salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

angkatan 2014 yang aktif dalam investasi. Peneliti memilih informan 4

sebagai salah satu informan karena informan 4 anggota salah satu

anggota pengurus Galeri Investasi. Mengenal investasi sejak bergabung

menjadi pengurus GI pada semester 2 dan pernah berhenti juga menjadi

investor namun kembali lagi.

5. Informan 5

Informan 5 merupakan ketua Galeri Investasi hal ini membuat Informan

5 mengetahui perkembangan investasi sektor saham. Informan 5 adalah

salah satu mahasiswa Fakults Ekonomi dan Bisnis angkatan 2015 yang

sedang menempuh KKNP di salah satu kantor bagian rektorat

Universitas Brawijaya.

6. Informan 6

Informan 6 adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan

2015 yang bergabung menjadi anggota pengurus Galeri Investasi

Universitas Brawijaya. Peneliti memilih Informan 6 karena sudah lama

terjun di dunia saham.

7. Informan 7

Informan 7 merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi angkatan

2015. Peneliti mengetahui Informan 7 ini dari salah satu teman peneliti.

Page 43: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

30

Informan 7 terkadang di panggil dalam seminar yang temanya

pengalaman menekuni bidang saham. Menekuni dunia saham kurang

lebih 3 tahun.

8. Informan 8

Informan 8 merupakan salah satu mahasiswa Fakultas Teknik Pertanian

angkatan 2014. Informan 8 berada di semester akhir perkuliaahannya,

selain itu juga bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Peneliti memilih

Informan 8 karena dapat membagi uang yang dia dapat untuk saham dan

keperluan sehari-hari. Menekuni dunia saham kurang lebih 2 tahun. Hal

ini, memperkuat jika saham ini penting bagi mahasiswa untuk menabung

di masa depan.

9. Informan 9

Informan 9 merupakan mahasiswa Fakultas Teknik angkatan 2014.

Peneliti mengenal Informan 9 dari salah satu teman penelti. Informan 9

berada di semester akhir dimana waktu kuliah hanya erfokus pada skripsi

dan memiliki waktu luang dalam kegiatan investasi bidang bisnis.

Menekuni dunia saham kurang lebih 2 tahun. Peneliti memilih Informan

9 karena di Fakultas teknik tidak ada mata kulih tentang Manajemen

Investasi. Hal ini akan memperkuat jawaban informan.

10. Informan 10

Informan 10 merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi angkatan

2016. Informan 10 sedang menempuh kuliah semester 5 dimana mata

kuliah yang informan ambil cukup banyak. peneliti memilih Informan 10

sebagai informan karena diusianya yang muda sudah memiliki saham

Page 44: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

31

dan memiliki cukup pengalaman dalam bermain saham. Menekuni dunia

saham kurang lebih 7 tahun.

Keterangan diatas menunjukkan terdapat perbedaan fakultas informan, hal ini

sama seperti penelitian Zaniarti, dkk (2017) menyatakan bahwa responden

terbanyak pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Fakultas Ekonomi dan Bisni

Universitas Brawijaya memiliki mata kuliah manajemen invetasi.

4.3. Pengaruh Usia Mahasiswa Dalam Menentukan Saham yang Dibeli

Mengenal dan mengetahui usia informan merupakan tahap awal dalam

penulisan. Peneliti memilih beberapa mahasiswa Universitas Brawijaya yang

berinvestasi dibidang saham. Informan yang terpilih berusia sekitar 18-30 tahun

seperti pada pembagian usia menurut Onsomu (2015). Onsomu (2015) menyatakan

pada usia 18-30 tahun memilih mencari informasi lebih dulu untuk memastikan

perusahaan tersebut memiliki prospek yang bagus untuk kedepannya.

Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah usia

Mahasiswa Universitas Brwaijaya mempengaruhi dalam menentukan saham yang

dibeli. Berikut ini adalah pembahasan mengenai masing-masing faktor

4.3.1. Pendapat Informan Mengenai Investasi Berdasarkan Usia

Keputusan mahasiswa untuk terjun di dunia investasi cukup sulit karena usia

yang masih muda untuk memahami dunia investasi. Namun, invetasi juga di

perlukan di zaman milenial ini, anak muda harus bisa hidup mandiri dengan sedikit

bantuan orang tua. Menurut Hartanto (2015) bahwa ketika membelanjakan uang

untuk mendapatkan keuntungan di masa depan merupakan suatu upaya sesorang

melakukan kegitan investasi. Hal ini membuat sesorang perlu akan investasi karena

mempertibangkan masa depan mereka. Dalam penggalian informasi yang

Page 45: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

32

dilakukan peneliti, saham dijadikan informan sebagai alat untuk menabung dan

untuk masa depan. Hal ini sesuai dengan hasil Christanti dan Linda (2011), bahwa

usia 20 tahun keatas merupakan usia produktif dan fase pengembangan karir seperti

bekerja dan menghasilkan uang sebanyak mungkin untuk digunkan pada saat

mereka pensiun. Salah satu informan, Informan 8 memberikan jawabannya:

“Tujuan investasi untuk mandiri financial dan masa depan karena kita

tidak selamanya di usia produktif dan memasuki masa pensiun.

Melakukan investasi bagi saya saat ini agar bisa mandiri financial dari

saham, treding saham dan reksadana. Dan ketika masuk masa pensiun

saya akan mendapatkan hasil investasi.”

Mahasiswa dengan usianya masih belasan tahun dengan pola pikir cepat tanpa

melihat risiko yang ada. Mahasiswa beranggapan dengan mendapat penghasilan

tanpa harus bekerja, membuat mereka memilih berinvestasi di bidang saham.

Seperti jawaban dari informan 2 memberikan jawaban sebagai berikut:

“Sangat bagus untuk anak muda. Segala ilmu tentang isvestasi perlu

ditanamkan pada anak muda karena bermanfaat dimasa depan.

Manfaat investasi bagi anak muda adalah menambah uang mereka

walaupun kita tidak bekerja. Tanpa melakukan sesuatu apapun tetap

menghasilkan dan menambah uang kita.”

Pendapat mengenai penambahan uang dari hasil investasi juga di nyatakan

oleh Informan 5, yakni:

“berinvestasi di usia sekanang sangat penting karena menambah uang

saku bagi saya.”

Penambahan penhasilan bagi investor dirasakan juga oleh informan 7 pada

saat lulus dan belum memiliki pekerjaan dalam waktu singkat. Informan 7

menyatakan:

“investasi diusia saya sekarang, sangat perlu karena untuk menambah

penghasilan. Setelah saya lulus dan mencoba mencari kerja di zaman

sekarang yang terbilang sulit, belum tentu saya mendapatkan kerja di

waktu yang singkat. Hal ini, menjadikan investasi sebagai penambah

Page 46: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

33

penghasilan saya. Di sisi lain mengajarkan saya bagaimana

memanajemmen keuangan dengan baik.”

Pendapat Informan 6 dan Informan 10 mengkaitkan dengan pendidikan yang

dia dapat. Informan 6 menyatakan:

“Di usia saya sekarang memiliki modal yang terbatas dari tabungan

saya dan saya belum memiliki penghasilan sendiri. Jadi saya hanya

untung sedikit tidak terlalu banyak, hal ini saya jadikan sebagai

penghasilan sampingan. Namun, pengalaman yang didapat dari

investasi sangat banyak. Mulai dari akuntansi, manajemen, ilmu

ekonomi, makro dan mikro terpakai.”

Dan Informan 10 Menyatakan sebagai berikut:

“investasi pada usia 21 bagi mahasiswa menjadi hal yang baru. Saya

di ajarin mengatur keuangan dan bagaimana cara berinvestasi baik

dan benar. Saya Fakutas Ilmu Administrasi yang jurusanya

Administrasi Bisnis, pasti berhubungan dengan pasar modal. Hal ini

memberikan manfaat bagi saya yang berinvestasi diusia muda.”

Keputusan mereka melakukan investasi dalam bidang saham memang sangat

berani untuk anak muda di usia 18-24 tahun. Usia muda merupakan usia yang

produktif dimana seseorang dengan mudah memilih tanpa melihat risiko yang ada.

Namun, di sisi lain beberapa mahasiswa merasa mengenal investasi bidang saham.

Saham di zaman sekarang sangat mudah untuk dipelajari. Fasilitas yang

mendudukung, membuat mahasiswa lebih cepat mengenal dan memahami pasar

modal dan investasi. Informan 1 yang merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi

menyesali hal itu, dan sebagai berikut jawabannya:

“Bagus tapi sedikit penyesalan bagi saya karena tidak memulai dari

awal. Saya ingin anak-anak yang baru masuk kuliah dan siswa yang

memnduduki sekolah menengah keatas memiliki pengetahuan pasar

moda cukup. Investasi pasar modal itu sangat bagus karena selain

menambah penghasilan juga dapat belajar hal lain dan menurut saya

beajar saham itu sedini mungkin.”

Hal lain juga dirasakan informan 4, yakni:

Page 47: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

34

“karena saya memulai investasi pada semester 4 dan usia saya 19

tahun, menurut saya sangat terlambat. Seharusnya ilmu investasi di

terapkan pada anak SMA.”

Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa

Universitas Brawijaya yang memiliki saham rata-rata menyatakan pentingnya

berinvestasi di dunia saham. Penting untuk melatih kemandirian dalam hal

menambah penghasilan, menambah ilmu pengetahuan dan melatih manajemen

waktu. Mahasiswa yang memiliki saham mendapat dampak positif secara langsung

maupun tidak langsung dapat dilihat dari hasil penelitian diatas. Dengan usia yang

masih muda membuat kesempatan mahasiswa berinvestasi untuk menghasilkan

uang sendiri, hal ini seperti pendapat Halim dalam Kurniawan dan Heru (2014).

Pendapat lain diungkapkan oleh Cristanti dan Linda (2011), bahwa

perkembangan investasi berpengaruh dalam pengambilan keputusan seseorang

untuk investasi. Hal ini dapat dilihat dari sejauh mana keputusan dapat

meningkatkan kekayaan dan motivasi dalam diri sendiri. Gaya hidup seseorang

memperngaruhi keputusan mereka dalam berinvetasi diutarakan di penelitian

Warren dkk (1990) dalam Christanti dan Linda (2011).

Pada penelitian Utami dan Kartini (2006), 61,9% menunjukan banyaknya

yang berinvestasi di saham adalah usia muda dan memiliki sifat overconfidence

yang mempengaruhi keputusan dalam berinvestasi. Investor tua juga mempunyai

sifat tersebut karena memiliki pengalaman hidup lebih banyak.

4.3.2. Pengelolaan Saham Informan Berdasarkan Usia

Setiap orang memiliki kegiatan masing-masing seperti kegiataan yang

terjadwal atau tidak terjadwal. Kegiatan mahasiswa yang terjadwal adalah

mengikuti perkuliahan yang telah dipilih dan kegiatan organisasi. Sedangkan

Page 48: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

35

kegiatan mahasiswa yang tidak terjadwal seperti tugas dari dosen dan jurusan yang

ditentukan deadline, mengharuskan mahasiswa mengerjakan dengan cepat dan

tepat. Seseorang yang menjadi mahasiswa, menharuskan mereka belajar mengatur

waktu, terlebih lagi mahasiswa yang luar kota dan terpisah dari orang tua. Pada

awal perkuliahan mahasiswa suslit sekali beradaptasi, yang dulunya mahasiswa

dibantu dengan orang tuanya. Memasuki di semester akhir, banyak mahasiswa

memilih tidak ikut organisasi dan fokus pada skripsi. Seperti salah satu informan

penelitian yang bernama Informan 9 menjawab:

“ketika saya masih banyak kagiatan kampus saya jarang mengurusnya

(saham) dan ketika saya sudah masuk di semester akhir yang dimana

saya memiliki banyak waktu kosong saya kemabali mengurusnya

(saham) kembali. Kalau saya memiliki banyak waktu yang kosong

sangat mudah bagi saya untuk mengontrol saham.”

Pengaturan waktu bagi mahasiswa akhir lebih baik ketimbang mahasiswa

semester awal. Mahasiswa semester akhir selain kegiatan perkuliahan berkurang,

mereka hanya menyelesaikan skripsi. Hal ini banyak waktu kosong, sedikit

mahasiswa yang memilih untuk masuk dunia kerja. Mahasiswa laki-laki dengan

usia semakin banyak dan memiliki tanggung jawab lebih untuk masa depan. Selain

menerima uang bulanan dari ortu mereka juga mendapatkan dari hasil bekerja untuk

dialokasikan pada saham dan kehidupan sehari-hari. Hal ini seperti Informan 8

mengelola saham kehidupan sehari-hari dan bersaham. Sebagai berikut:

“saya setiap bulan selalu investasi di saham dan reksadana. Karena

saya kerja dan mendapatkan gaji yang nantinya saya bagi ke dalam

empat botol dimana setiap botol tersebut ada labelnya, 15%-20% untuk

investasi, beberapa persen untuk dua botol dan sisanya untuk

kehidupan seharihari seperti makan, beli pket internet dan lain-lain.

Sehingga dalam sebulan saya mendapatkan rata-rata Rp 100.000-Rp

150.000 untuk saham dan reksadana.”

Page 49: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

36

Di sisi lain mahasiswa yang terbiasa dengan kegiatan organisasi yang padat,

maka mereka juga berbiasa dengan kegiatan yang menyita waktu. Informan dalam

penelitian ini rata-rata mengikuti organisasi dalam kampus. Organisasi dalam

kampus mengajarkan mereka bagaimana mengatur waktu antara kuliah, organisasi

dan berivestasi. Seperti informan Fani Anggrai, Informan 7, Informan 6 dan

Informan 10 yang merupakan mahasiswa yang mengikuti organisasi. Seperti yang

dinyatakan Fani Anggrai sebagai berikut:

“Diusia saya sekarangkan banyak kesibukan seperti kuliah atau

organisasi. Dengan semboyan saham “Yuk Nabung Saham” jadi kita

nabung bukan sebagai trading yang harian. Hal ini membuat

mempelajari perusahaan mana yang akan kita beli sahamnya, nantinya

kita investasikan untuk bulanan atau tahunan. Jadi tidak mengganggu

kegiatan kita.”

Informan 7 menyatakan kegiatan perkuliahan pada waktu sang hari, yakni:

“kuliah saya tidak terlalu padat seperti jam 7-12 siang, jadi saya

belajarnya melalui telegram. Sebelum membeli saham, malang harinya

saya menganalisis terlebih dahulu karena saya tidak sembarangan

membeli saham.”

Informan 6 menjawab dengan memberi penjelasan mengenai investor dan

trader, sebagai berikut:

“Saya bukan tipe orang melakukan saham tiap hari. Jadi di dalam

pasar modal terdapat dua pengguna yakni investor dan trader. Trader

memiliki tipe melihat pergerakan pasar setiap hari. Sedangkan investor

ketika membeli saham, mereka hanya melihat seminggu sekali atau

disaat malam hari dan siangnya dibiarkan saja. Dan saya tipe orang

investor bukan yang trader yang setiap hari melihat itu (pergerakan

pasar). Kenapa investor? Karena saya kuliah, aktif organisasi, dan

sekarang magang, jadi tidak setiap hari melihat saham. Saham ini juga

tidak mengganggu saya pada saat kuliah.”

Sedangkan Informan 10 memberikan penjelasan serupa namun, lebih ringkas.

Pendapat Informan 10 ialah:

“Untuk mengatur saham saya tidak terlalu ribet karean saya tipe

investor dan saya tidak meyukai saham yang pergerakannya cepat. Jadi

Page 50: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

37

lebih ke investasi dan saya tidak perlu kontrol tiap hari. Antara kuliah

dan investasi berjalan dengan seimbang.”

Pernyataan Informan 2 dan Informan 3 memiliki cara sendiri karena mereka

memiliki saham yang lebih dari satu. Pendapat Informan 2 yakni:

“saya mengalokasikan ke beberapa tempat investasi, seperti saham,

emas, reksadana dan lain-lain. Namun, yang paling besar

persentasinya di saham dan reksadana”

Sedangkan Informan 3 seorang trader dan investor. Diusia informan 3 yang

memiliki ke ahlian bidang investor, membuatnya mengerti cara mengelola saham

saham. Informan 3 menyatakan:

“Untuk sekarang saya memiliki dua saham yang pertama, trading

memiliki akun sekuritas sendiri dan yang kedua, investasi juga memiliki

akun sekutritas sendiri. Hal ini membuat mindset saya terpisah.”

Informan 4 mengelola saham dengan tenang, dan tetap mengutamakan kuliah.

Sebagai berikut:

“Let it flow, saya tetap mengutamakan study (kuliah) saya. Untuk

saham saya hanya melihat pagi hingga siang.”

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa mahasiswa

Universitas Brawijaya yang memiliki kegiatan yang padat seperti kuliah, organisasi

dan magang. Mahasiswa mampu membagi antara tiga kegiatan dan berinvestasi,

tanpa harus meninggalkan tugas mahasiswa untuk kuliah. Mahasiswa Universitas

Brawijaya yang memiliki saham rata-rata memiliki investasi jenis saham. Saham

yang kebanyak mereka lakukan adalah saham yang dapat ditinggalkan, jadi mereka

bisa melihat saham diwaktu malam hari atau bisa seminggu dua kali. Selain saham,

mahasiswa Universitas Brawijaya tertarik dengan reksadana walaupun tidak

banyak profit yang didapat dari reksadana. Reksadana memiliki manajemen untuk

Page 51: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

38

memutar uang investor. Hal ini mempermudah mahasiswa Universitas Brawijaya

untuk mendapatkan profit walau hanya sedikit namun akan terus meningkat.

4.3.3. Risiko Pemilihan Saham Berdasarkan usia

Risiko dalam saham memiliki intensitas risiko yang berbeda-beda. risiko

dapat di kategorikan rendah atau tinggi juga, tergantung keadaan pasar. Seperti

halnya naik-turunya indeks pasar yang menggambarkan fluktuasi pasar disebut

risiko pasar.

Risiko dapat di minimalisir dengan cara investor mempelajari dan

menganalisa perusahaan tersebut seperti laporan keuangan perusahaan. Contoh lain

pengelolaan intern perusahaan terutama utang perusahaan cukup besar maka risiko

keuangan akan semakian besar. Hal ini membuat investor harus teliti dalam

mempelajari perusahaan, yang menyebabkan sewaktu-waktu harga saham turun.

Usia informan yang tergolong muda, dan belom memiliki pengalaman

banyak, informan penelitian ini berusaha belajar agar mengerti mana saham yang

memiliki risiko rendah atau tinggi. Seperti informan 3 dan Informan 9, hasil dari

wawancara mereka yang sependapat. Pertama, Informan 3 menyatakan:

“Untuk trading atau investasi, setiap saham sediri memiliki risiko.

Namun, jika menganalisa terlebih dahulu atau memiliki informasi saya

rasa cukup (mengatasi risiko).”

Kedua, Informan 9 menyatakan:

“Harus berani, karena saya masih belajar juga. Saya juga harus berani

karena itu proses pemebelajaran tentang investai kedepannya.”

Beberapa informan lainnya yang sudah lama dalam berinvestasi memiliki

keberanian atau mampu menangani risiko yang saham misalnya rugi. Investor yang

memiliki saham cukup lama, investor tersebut rata-rata menerima risiko yang akan

datang. Beberapa menganggap risiko yang diterima adalah pembelajaran untuk

Page 52: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

39

mengerti perusahaan mana yang bagus dan mana yang tidak. Hal ini, investor

mengerti ciri-ciri saham yang tidak mengutungkan bagi mereka. Pertama, Informan

4 menjawab:

“Jika kita sudah masuk ke dalam dunia investasi, berarti mau tidak

mau kita memahi risikonya. Hal ini, membuat kita berani menngaggung

risiko yang akan datang.”

Informan kedua pendapat Informan 10 yakni:

“Kalau saya ditanya berani mengambil risiko, itu sudah pasti. Ketika

saya buka akun rekening saham pasti saya mengetahui risiko yang saya

ambil. Sehingga saya belajar dari pengalaman saya jika sewaktu-

waktu saya rugi. Karena didunia investasi itu sudah wajar jika investor

mengalami rugi, dan kita tidak selalu benar dalam memprediksi apakah

saham ini nanti untung atau rugi.”

Semakin tinggi tingkat risiko yang diambil investor maka semakin tinggi pula

tingkat pengembalian yang diharapkan investor. Pernyataan tersebut sesuai dengan

hasil wawancara dengan informan 1 yang menyatakan berani menanggung risiko,

namun informan 1 menambahkan hal lain mengenai usia muda yang tidak berani

dalam risiko yang besar agar berinvestasi tahunan atau investasi yang memiliki

risiko yang rendah. Seperti yang diutarakan sebagai berikut:

“Ketika pertama kali buka akun, seharusnya kita sudah tau dan berana

menanggung risiko itu. Rata-rata diusia kita itu jika mengalami rugi

akan berpengaruh pada psikologis kita. Usia kita itu yang terpenting

mengatur psikoogis terkait dengan risiko itu (rugi saham). jika kita

merasa takut akan risiko, maka lebih baik berinvestasi yang tahunan.

Namun, memiliki return yang sedikit seperti semboyannya “high risk

high return”. Semakin tinggi hasil yang kamu dapat maka semakin

tinggi risiko yang kita tanggung.”

Pendapat lain diungkapakan oleh Informan 2 bahwa awal memiliki saham

sangan berani akan risiko yang dihadapi karena memiliki saham jika dinilai dengan

uang masih sangat sedikit. Jadi rugi menurut Informan 2 pada awal mula memiliki

Page 53: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

40

saham untuk mengerti memposisikan diri sendiri dalam pasar modal. Seperti yang

Informan 2 diutarakan sebagai berikut:

“Saya berani, karena uang saya awalnya sedikit di saham. Namun,

dengan berjalannya waktu kita akan terbiasa dengan risiko. Hal ini

membuat kita mengerti memposisikan di pasar modal itu dimana.”

Mengalami rugi adalah hal yang wajar bagi investor pemula maupun yang

sudah lama. Untuk mencapai kesuksesan membutuhkan banyak hal yang perlu

dilalui seperti halnya untuk mencapai return yang diinginkan. Ketika pasar

mengalami penurunan yang mengakibatkan harga saham juga turun.

Mengakibatkan investor sering mengalami kerugian kecil maupun besar. Hal ini

seperti yang diungkapkan oleh Informan 7 sebagi berikut:

“rugi merupakan hal yang wajar bagi seorang investor. Jika

diibaratkan jalan manusia tidak mulus pasti akan mengalami jatuh

juga. Untuk rugi sendiri saya pernah dan sekarang saya sedang

mengalami rugi yang cukup banyak.”

Berbeda dengan pendapat Informan 6 yang mengkaitkan dengan ilmu yang

dipelajari saat kuliah. Hal ini membantu informan dalam mengurangi risiko saat

membeli saham nanti. Pendapat Informan 6 sebagaii berikut:

“siap, ilmu pasar modal yang saya pelajari selama ini tujuannya

adalah unuk mengurangi risiko yang saya ambil nantinya. Jadi selama

proses belajar saya mengetahui saham yang tidak memiliki risiko,

memiliki risiko ringan dan risiko yang tinggi. Biasanya trader lebih

senang melihat pasar modal tipe yang memilih saham yang berisiko

tinggi yang bisa turun 10%-15%, namun kemungkinan bisa juga naik

10%-15% tergantung keaadaan pasar. Sedangkan investor yang

hanyak melihat saham sekitar seminggu sekali, memilih berinvestasi di

saham yang aman. Karena saham tersebut bisa turun kurag lebih 5%.”

Berdasarakan hasil wawancara diatas dapat disimpulakan oleh peneliti bahwa

mahasiswa Universitas Brawijaya berani akan risiko untuk membeli saham dan

terdapat beberapa alasan mengapa informan berani dengan hal itu. Alasan pertama

karena usia yang muda yang memiliki sifat untuk memcoba hal baru. Seperti

Page 54: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

41

membeli saham dengan tingkat risiko yang tinggi. Jadi ketika membeli saham,

informan sudah memperkirakan risiko yang akan terjadi. Alasan kedua, mereka

memiliki bekal ilmu pengetahuan. Ketika mereka membeli saham mereka

memahami keadaan pasar, jadi mampu untuk meminimalisir risiko. Berbeda

dengan usia dewasa dalam melakukan investasi, mereka cenderung untuk

menghindari risiko. Hal ini seperti diungkapkan dalam penelitian Kiran dan Rao

(2004) dalam Pratiwi dan Parjiti (2015) dalam penelitian Zaniarti, dkk (2017) yang

menyatakan bahwa usia sangat berpengaruh besar pada risiko yang diambil dan

pada usia 41-50 tahun akan menghindari risiko sedangkan usia dibahwanya akan

mencoba walaupun risiko yang dihadapi besar.

Sedangkan Arrow (1971) dalam Raditya, et.al (2014) menyatakan bahwa

seseorang lebih banyak mengabaikan risiko jika yang depertaruhkan tidak besar.

Sebaliknya, jika yang dipertaruhkan memiliki nilai besar maka setiap orang akan

berusaha semaksimal untuk menekan risiko. Investor pria lebih berani membeli

produk investasi yang bersiko tinggi dibandingkan dengan investor wanita karena

investor pria lebih overconfidence. Investor wanita lebih berhati-hati dibanding

investor pria untuk mendapatkan keuntungan dan menhindari risiko dalam hasil

penelitian Marie, at al (2007) dalam Utami dan Kartini (2016). Pada penelitian

Zaniarti, dkk (2007) responden pria dan wanita memiliki jumlah hampir sama yang

disebabkan pria dan wanita memiliki kemampuan meganalisa yang saham yang

sama, bahkan wanita lebih aman dalam melakukan transaksi saham dan lebih

melihat risiko dengan hati-hati.

Penelitian ini terdapat beberapa informan wanita yang menyatakan berani

dalam risiko. Seperti pada Utami dan Kartini (2016) yang memiliki 87 responden

Page 55: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

42

yang berinvestasi saham terdapat 34% investor wanita. Saat ini wanita telah

memiliki pengetahuan dan pendidikan yang sejajar dengan pria sehingga

kepercayaan diri investor waniata meingkat dalam hal membeli saham dalam risiko

tinggi (Utami dan Kartini, 2016). Ketika pertama kali membuka akun, seorang

investor sudah mengetahui dan berani menghadapi risiko yang akan datang, hal ini

akan mempengaruhi pola pikir seseorang atau psikologis.

Usia mahasiswa memiliki psikologis yang berbeda walaupun usia mereka

sama. Psikologi setiap orang dapat berubah-ubah yang dapat membuat mereka

mendapat keberuntungan atau keburukan. Psikologi investor dapat mempengaruhi

keputusan investor yang diambil seperti ketika investor terlalu percaya diri dengan

keuntungan sebelumnya membuat mereka mampu menghadapi pasar (Adib dan

Randy, 2017). Hal ini membuat mahasiswa tidak menganalisis perusahaan yang

akan dibeli sahamnya dan membuat mahasiswa tersebut mendapat risiko dalam

investasi berupa kegurugian.

4.3.4. Relevansi Usia Investor

Perkembangan setiap manusia memiliki tingkat yang berbeda. Usia anak

sekolah menengah atas memiliki pola pikir yang rata-rata. Ada yang bisa membagi

antara otak kanan dan otak kiri, hanya bisa mengandalkan otak kanan saja atau kiri

saja. Hal ini juga dipengaruhi oleh lingkungan anak. Ketika mereka memahami

dunia social dan dunia akademik menurut peneliti usia anak tersebut mampu

mengendalikan otak kiri dan kanan.

Usia memang menjadi faktor utama seseorang membeli saham, namun

dengan usia yang berbeda gaya hidup yang dihasilkan investor juga berbeda.

Utamanya investor yang berusia 18 sampai 22 tahun yang rata-rata mahasiswa,

Page 56: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

43

investor kalangan ini lebih memilih menabung berupa investasi untuk jangka

panjang.

Mahasiswa Universitas Brawijaya yang mengerti saham mengatakan bahwa

rata-rata usia SMA (Sekolah Menengah Atas) sudah dapat mendapatakan

pendidikan mengenai pasar modal. Informan 1, Informan 2, Informan 5, Informan

3, dan Informan 10 mengatakan usia SMA sudah pentas mendapatkan ilmu

mengenai pasara modal. Seperti yang diutarakan secara urut sebgai berikut:

“Usia Sekolah Menengah Atas Sudah relevan mendapat pendidikan

mengenai investasi yang masuk dalam pelajaran ekonomi. Ketika

masuk kuliah akan lebih dalam seperti jurusan akuntansi”

“Di usia SMA sudah bisa memahami investasi, karena salah satu teman

saya disaat SMA sudah memulai investasi di pasar modal. Jika dimulai

sejak muda dan istiqomah pasti bisa.”

“Usia 17 tahun atau setara dengan SMA, dan menurut saya usia ini

sudah cukup dewasa jadi sudah mengerti tentang risiko.”

“Konsep mengenai investasi dapat diberikan pada saat SMA. Jadi pada

kelas 1 SMA bisa dimulai pendidikan mengenai investasi, saham dan

menabung dengan cara investasi.”

“Untuk usia SMA bisa, karena sangat berguna. Program kerja BEI

yang masuk sekolah-sekolah yang mengajarkan pasar modal saya

setuju. Yang penting mengenal dulu aja, nanati bisa didalami saat

kulah.”

Sedangkan informan 8 dan Informan 6, menyatakan usia pada saat kuliah

sudah pantas mendapatkan ilmu mengenai pasar modal. Informan 8 memberikan

alasan investasi dianggap kurang baik di masyarakat umum. Hal ini, usia

mahasiswa dapat memberikan penjelasan umum apakah itu investasi dan

bagaimana cara investasi dengan baik.

“Kalo seharusnya pada usia awal mahasiswa masuk perguruan tinggi

menurut saya sudah pantas. Karena di dunia investasi khususnya

bidang saham terkadang diangap judi atau money game. Di usia

mahasiswa seharusnya mampu memberikan edukasi (penjelasan)

Page 57: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

44

terkait apa itu saham, agar masyarakat luar memahami pentingnya

investasi. Kalau usia dibawah itu (usia mahasiswa) menurut saya

pemikiran mereka belum mampu untuk memahami hal tersebut

(saham). ketika sudah masuk usia produktif atau ke jenjang kuliah

kalau bisa mereka sudah mendapat edukasi mengenai pasar modal,

saham, reksadana atau instrument investasi lainnya.”

Sedangkan alasan Informan 6 adalah ilmu investasi dapat dipelajari sendiri

dan idealnya didapat pada masa perkulihaan. Ketika belajar memerlukan mentor

yang mampu mengarahkan cara berinvestasi dengan benar.

“Ilmu tentang saham harus belajar sendiri menurut saya pribadi.

Seperti dosen megajarkan pasar modal namun mereka tidak terjun

langsung atau bermain saham. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya menurut saya, dosen yang mengajarkan pasar

modal dan gimana saham yang baik, namun saat praktek tidak tau. Hal

ini, terkadang lebih pintar mahasiswa yang sudah punya saham

dibandingkan dosen tersebut. Belajar pasar modal dimulai pada saat

kuliah idealnya setelah itu belajar sendiri dengan baca buku. Namun

untuk terjun di pasar modal sendiri bisa pada usia berapa aja, tapi

dengan di damping mentor. Karena untuk masuk dunia pasar modal

sendiri itu sulit.”

Menurut pendapat Informan 7, menyatakan usia yang cocok untuk

berinvestasi adalah usia mahasiswa namun informan 7 tidak menyebutkan usia

pastinya.hal ini karena informan beralasan mahasiswa sekarang memiliki usia pada

fase sibuk. Mahasiswa merupakan usia pada fase ingin tahu hal yang baru namun

mereka melihat sisi dana. Untuk melihat hal baru tersebut mereka melihat dana

yang mereka miliki. Ketika dana tersebut cukup untuk untuk berinvestasi, mereka

akan menggali dan mempelajarinya ilmu investasi dengan terjun langsung. Namun,

investasi tersebut membutuhkan dana yang tinggi mereka akan memikir ulang

apakah hal tersebut menguntungkan untuk mereka. Pendapat Informan 7 sebagai

berikut:

“Untuk relevannya usia mahasiswa mengetahui investasi, saya tidak

tau pasti. Karena orang-orang (mahasiswa) Universitas Brawijaya

tidak terbuka dengan invetasi, dalam artian mereka sibuk dengan

Page 58: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

45

kegiatan organisasinya. Mahasiswa belum berani melakukan investasi

karena terkendala modal.”

Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa

Universitas Brawijaya memberikan alasan usia SMA dsudah pantas untuk

mendapatkan ilmu mengenai pasar modal. Mereka sudah mampu memahami dan

dunia luar tidak terfokus dalam mata kuliah wajib. Berbeda dengan hasil penelitian

Christanti dan Linda (2011) bahwa tingkat usia S1 merupakan tingkat investor yang

memiliki usia yang cukup karena berbekal pendidikan dan pemkiran yang lebih

baik. Mengenal investasi memang perlu diperkenalkan sejak dini. Bukan hanya

ingin menambah uang, namun usia muda dapat memahami saham yang akan dia

beli. Secara tidak langsung mengajarkan mereka mengolah uang dengan baik.

Dengan mereka membelanjakan uang kepada perusahaan yang bagus, mereka akan

mendapatkan uang yang lebih. Hal ini, menunjukkan program kerja BEI

terlaksanakan.

Hasil di atas sesuai dengan hasil penelitian Zaniarti, dkk (2017) bahwa

rentang usia 19-25 tahun paling banyak memiliki saham yang terdaftar di Galeri

Investasi. Galeri investasi tidak hanya di khususkan mahasiswa tetapi juga untuk

investor umum. Sedangkan dihasil penelitian Christanti dan Linda (2011) usia 25-

29 tahun memiliki usia di fase pengembangan karir dan urusan keluarga sehingga

kemampuan yang mereka miliki digunakan untuk bekerja dan menghasilkan uang

sebanyak mungkin yang dapat digunakan pada hari tua mereka. Usia yang

disebutkan oleh Zaniarti, dkk (2017) dan Christanti dan Linda (2011) adalah usia

produktif, sehingga mereka mencari uang dengan usaha mereka. Investasi salah

Page 59: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

46

satunya cara untuk mereka menambah uang untuk kebutuhan hidup dan memenuhi

kepuasan.

4.4. Pengaruh Pengalaman Mahasiswa Dalam Menentukan Saham yang

Dibeli

Pengalaman tidak hanya di dapat dalam dunia kerja saja, namun pengalaman

didapat secara tidak langsung seperti membaca. Pengalaman yang sudah didapat

akan membantu seseorang dalam menangani pekerjaan, terutama dalam pekerjaan

yang memiliki kesulitan dan membutuhkan keahlian khusus. Menurut Septyanto

(2013), bahwa pengaruh pengambilan keputusan investor dipengaruhi oleh teman,

anggota keluarga, atasan dan pengalaman individu.

4.4.1. Pengalaman investor

Pengalaman yang didapat invetor berberda mulai berapa lama mengenal

investasi, investasi yang apa aja yang ditekuni dan berapa kali mengalami kerugian

atau untung. Pertama Informan 4 sudah masuk pada usia 21 tahun. informan 4

mengenal saham pada semester 2 atau pada usia 18 tahun, sedangkan memiliki akun

saham pada semester 4 pada usia sekitar 19 tahun. Informan 4 memulai investasi

karena bergabung dalam Galeri Investasi yan ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya. Pada awal memiliki akun saham Informan 4 sering

mengalami rugi hal ini diutarakan Informan 4 adalah hal yang wajar dan masih

proses pembelajaran. Untuk sekarang lebih pada untung yang didapat dari investasi

Kedua, Informan 9 memiliki usia 21 tahun memiliki investasi di bidang

saham. Informan 9 menekuni saham pada bulan Novemver 2017, karena Informan

9 berada di Fakultas Teknik yang tidak memiliki mata kuliah manajemen investasi

seperti Fakultas Eonomi dan Bisni dan Fakultas Ilmu Administrasi, maka dia

Page 60: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

47

mendapat ilmu tersebut dengan sharing bersama teman satu kontrakan yang

mengenal saham.

Ketiga, Informan 8 mengginjak usia 24 tahun merupakan informan yang

paling tua diusia mahasiswa penelitian ini. Informan 8 berinvestasi di saham dan

reksadana, namun Informan 8 memiliki rencana untuk investasi di property dan

emas jika Informan 8 sudah bekerja tetap disuatu perusahaan.

Keempat, Informan 1 yang berada di semester akhir dan memiliki usia 22

tahun. Informan 1 memulai buka akun saham pada akhir tahun 2015, namun aktif

karena tidak tahu mengenai saham. Mulai aktif melakukan saham pada awal tahun

2016. Informan 1 memiliki saham, namun beberaa bulan lalu pernah memiliki

reksadana. Reksadana ini tidak berjalan lama karena return yang di dapat kecil.

Informan 1 sering mengalami rugi karena IHSG yang nilainya turun. Untung atau

rugi menurut Informan 1 dientukan pada IHSG itu sendiri.

Kelima, informan salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi yakni Informan 2.

Usia Informan 223 tahun yang sudah perpengalaman investasi selama satu setangah

tahun dan berinvestasi di bidang saham, reksadana dan emas. Informan 2juga

manambah dunia bisnis pakaian bebasis online. Hal ini merupakan investasi juga,

namun bisnis ini tidak hanya dijalan oleh Informan 2saja namun juga dibantu oleh

teman-temannya.

Selanjutnya informan 7 mengenal saham di semester 2 kuliahnya, namun

belum berminat di dunia saham. pada usianya yang menginjak 21 tahun Informan

7 menekuni saham sekitar satu setengah tahun. Rugi merupakan tahap awal dimana

investor untuk sukses kedepan. Informan 7 sering mengalami rugi dengan

Page 61: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

48

mengestimasi maksimal kerugian 5%. Hal ini, dapat di kendalikan dengan

manajemen risk.

Sedangkan Informan 5 merupakan katua Galeri Investasi salah satu fasilitas

bagi mahasiswa untuk lebih mengenal saham. Informan 5 menginjak usia 22 tahun

berpengalamn investasi kurang lebih 3 tahun sejak usia 19 tahun pada tahun 2015.

Informan 5 memiliki saham dan reksadana.

Kedelapan, Informan 3 memulai berinvestasi pada usia 17 tahun saat

menginjak sekolah menengah atas. Sebelum SMA Informan 3 mengenal sejak

sekolah menengah pertama yang dikenalkan oleh ayahnya. Pengalaman kurang

lebih 5 tahun dan sekarang menginjak 22 tahun, Informan 3 sudah memiliki saham,

reksadana dan opsi. Untuk manngalami rugi atau untung cukup banyak, namun

untuk rugi dengan jumlah banyak pernah beberapa kali.

Sedangkan informan 6 menginjak usia 21 tahun. mulai terjun dibidang bisnis

pada bulan april tahun 2017. Informan 6 merupakan salah satu anggota Galeri

Investasi, hal ini membuat Informan 6 lebih memahami mengenai saham. Informan

6 juga sering sharing dengan informan 5 mengenai saham dan reksadana.

Yang terakhir informan 10 terjun di dunia saham masuk kuliah atau sering

disebut mahasiswa baru. Awalnya Informan 10 mengenal dari teman dan memulai

ke sekuritasnya untuk mendalami apa itu saham. Setelah buka rekening Informan

10 juga bergabung organisasi saham. Menurut Informan 10 usia 22 tahun sudah

memiliki saham, merpakan langkah tepat bagi mahasiswa hidup mandiri.

Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa

Universitas Brawijaya yang memiliki saham dalam penelitian ini rata-rata memiliki

pengalaman lebih dari 1 tahun. Pengalaman 1 tahun di awal merupakan

Page 62: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

49

pengalamana yang berharga, karena mereka mengetahui naik turunnya saham yang

berdampak pada mereka. Dampak yang mereka terima adalah untung dan rugi.

Selain belajar memahami fluktuasi pasar dan memahami pasar modal, para

informan juga belajar tentang hidup mandiri dan belajar manajemen waktu sendiri.

Hal ini diperkuat rata-rata informan yang berasal dari luar kota Malang. Hasil

wawancara diatas sependapat dengan hasil penelitian Christanti dan Linda (2011),

dan hasil penelitian Septyanto dan Arrozi (2014) bahwa investor yang memiliki

pengalaman rentang 1-5 tahun yang paling banyak, sedangkan semakin besar

pengalaman investor akan semikin dikit jumlah investornya karena berhenti atau

tidak melanjutkan berinvestasi.

Sedangkan, Utami dan Kartini (2016) pengalaman termasuk salah satu faktor

demografis yang mempengaruhi sebuah keputusan investor dan tidak

mempengaruhi overconfidence investor. Penelitian tersebut menjelaskan investor

pemula mendapatkan saran dari beberapa orang yang dianggap telah ahli dalam

berinvestasi untuk membeli saham dan memprediksi investasi yang baik.

Sedangkan investor yang memiliki pengalaman yang banyak dalam mengambil

keputusan lebih mengikuti pengalamannya terlebih ketika pengalaman

mendapatkan keuntungan yang banyak.

4.4.2. Sharing Experiences

Pelatihan yang diadakan oleh bebererapa lembaga atau organisasi sangat

membantu bagi masyarakat khususnya mahasiswa yang memiliki saham.

Mengikuti pelatihan, kita dapat mendengar pemateri yang memiliki segudang

pengalaman dan diceritakan kepada investor pemula. Manfaat mnegikuti pelatihan

Page 63: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

50

adalah dapat memahami dasar investasi, memperkecil risiko, dan mendapatkan trik

cepat berinvestasi.

Selain mengikuti pelatihan saham, sharing dengan sesama investor juga dapat

dilakukan oleh investor yang sudah berpengalaman maupun pemula. Sharing

sesama investor biasanya tidak banyak orang, hal ini karena investor biasanya tidak

memiliki waktu yang lama atau bahkan ingin mengetahui pengalaman seseorang

lebih intens. Berbeda dengan mengikuti pelatihan, mereka membutuhkan atau harus

meluangkan waktu untuk mmenghandiri acara tersebut. Untuk sekedar bertanya

terkadang seseorang investor lebih memilih sharing dengan teman sendiri karena

tidak dikejar waktu dan lebi fleksibel.

Mahasiswa yang mengikuti pelatihan rata-rata menganggap itu penting untuk

awal pemula investor. Pemateri akan memberikan penjelasan dasar investasi,

bagaimana cara memilih saham yang akan dibeli, dan hal-hal dasar lainnya. Seperti

informan 5 dan Informan 8 mengungkapkan bahwa megikuti pelatihan memiliki

banyak manfaat antara lain mendapatkan mentor yang berpengalaman,

mendapatkan motivasi dan pengetahuan dasar mengenai investasi. Jawaban yang

informan berikan secara berurutan:

“saya sering mengikuti pelatihaan diluar UB atau di dalam UB, hal ini

memantu bagi saya untuk mengenal investasi. Untuk berbagi sama

temen saya juga sering, karena saya lebih sering ditanya oleh temen

saya. Untuk lebih menguntungkan mengikuti pelatihan atau sharing

dengan teman, saya lebih memilih mengikuti pelatihan karena kita

belajar dengan ahlinya langsung.”

“saya dulu pernah mengikuti seminar pasar modal, training for mentor

dan terkadang ke mandiri sekuritas karena disana beberapa trader

juga yang sangat welcome saat saya bertanya atau lebih tepatnya

sharing sesama investor. Untuk disuruh milih antara pelatihan dan

sharing sesama investor, awalnya mengikuti pelatihan dulu setalah itu

sharing sesama investor. Hal ini agar obrolannya yang kita bagikan ke

sesama investor lebih nyambung. Ketika kita memiliki ilmu pada level

Page 64: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

51

1 dan lawan bicara kita level tinggi akan membutuhkan waktu lama

untuk memahami pengalaman lawan bicara kita. Jika kita sama-sama

memiliki ilmu yang misal di level 3, maka obrolan kita akan lebih

mudah dan lebih luas.”

Ketika mahasiswa Univesitas Brawijaya yang memiliki banyak kegiatan dan

sedikit waktu, mereka memilih untuk sharing dengan sesama investor. Berdiskusi

secara intens membuat mereka lebih nyaman karena lebih fokus pada tujuan mereka

sharing. Dengan kata lain mereka memiliki sedikit ilmu, namun mendapatkan

banyak ilmu. Hal ini diungkapkan oleh informan 1, Informan 2, Informan 3,

Informan 4, Informan 6, Informan 7 dan Informan 10. Pernyataan informan

sampaikan sabagai berikut secara urut:

“Sepertinya saya mengikuti 2 kali, yang pertama Capital Market

Academy pada awal saya membuka akun saham pada tahun 2015 dan

yang kedua mengikuti pelatihan Sekolah Pasar Modal di Surabaya.

Saya juga sering sharing ke sesama investor entah itu sesama daerah

atau luar daerah. Karena sekarang banyak sekali grup saham yang

bisa kita dapat dan join secara gratis. Mengikuti pelatihan dan sharing

dengan sesama investor, keduannya penting. Namun, menurut saya

lebih benefit sharing sesama investor. Pemikiran sesama orang

berbeda-beda, ada yang memahami teknikalya dan ada yang bisa

memahami kinerja perusahaan dengan kata lain mengerti fundamental

perusahaan tersebut. Jika seminar hanya mengajarkan secara umum,

tidak langsung apa yang kita inginkan.”

“Pelatihan pasar modal pernah dan pasar modal yang syariah saya

juga pernah mengikuti. Untuk yang syariah saya pernah mengikuti

sekali sedangkan yang biasa dan dasar-dasar saya pernah mengikuti

kurang lebih 3 kali. Secara umum sama yang membedakan hanya

perjualan secara syariah, apakah ini baik untuk dibeli atau tidak dan

haram atau tidak. Saya sering berbagi pengalaman sesama investor

yang ada di fakultas dan saya juga bebagi pengalaman lewat grup

komunikasi. Menurut saya lebih menyenangkan face to face, selain

fleksibel juga kita dapat bercanda.”

“saya pernah mengikuti pelatihan kurang lebih 2 kali, yang pertama

mengenai metode investasinya dan yang kedua timing trading. Dua

pelatihan tersebut memang saya pilih berbeda teman agar lebih

bervariasi saja dan saya memilih pelatihan diluar Universitas

Brawijaya karena pematernya leih sering teman sendiri. Untuk sharing

sama temen deket cukup sering seperti teman fakultas atau teman

Page 65: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

52

dirumah karena sekarang minat mahasiswa terhadap investasi lebih

tinggi daripada dulu waktu saya trading. Jika mahasiswa masih awam

mengenai saham atau investasi, mahasiswa bisa mengikuti saham dulu,

namun untuk pendalaman materi mahasiswa bisa sharing dengan

sesama investor. Sharing dengan sesama investor lebih bergun karena

infromasi yang didapat lebih detail.”

“Ikut pelatihan sekitar 3 kali dan saya juga mengikuti lomba. Dari situ

saya bisa mengetahui seberapa tinggi ilmu investasi saya. Dan saya

sering juga diskusi sama temen tentang saham.”

“Saya pernah mengikuti pelatihan di dalam UB, namun berencana

akan mengikuti pelatihan diluar UB. Saya mengikuti pelatihan sekitar

3 kali sisanya saya belajar ke kakak kelas yang mahir dan lebih cepat

memahami.”

“Saya mengikuti seminar masih 2 kali dan membantu dalam hal

motivasi tapi untuk praktek dilapangan saya harus belajar sendiri

melalui telegram, whatsapp, dan youtube. Untuk komunikasi secara

langsung masih dengan teman sendiri. Saya memiliki grup di Fakultas

Ilmu Administrasi berjumlah 5 orang, saya sendiri sebagai mentornya.

Saya sering memberikan arahan dan mengajarkan mereka tentang

saham. Menurut saya lebih nyaman berbagi dengan sesama investor,

jika mengikuti pelatihan hanya untuk meningkarkan motivasi saja.”

“Kemarin pernah mengikuti peatihan dari organisasi saya dan

menambah ilmu juga bagi saya. Kebetulan saya di organisasi

memegang edukasi tentang saham ini jadi kegitannya banyak sharing

dengan teman-teman, mengisi seminar investasi saham di Universitas

Macung. Pelatihan dengan shareing sama-sama mendapatkan ilmu,

kalau sharing sama temen itu kita lebih tau apa kekukrangan kita dan

bsa lebih mudah dipahami. Untuk kelebihan mengikuti pelatihan

seperti seminar kita bisa mendapatkan mentor atau pemateri yang lebih

jago.”

Berbeda dengan pengalaman Informan 9 yang tidak pernah mengikuti

pelatihan seperti seminar. Informan 9 lebih memfokuskan kegiatan perkuliahan,

dan Informan 9 tergolong mahasiswa yang rajin. Untuk mendapat kan ilmu tersebut

Informan 9 lebih menyukai sharing ke sesama investor lebih efisien waktu karena

berada satu kontrakan.

“Tidak pernah mengikuti pelatihan, namun saya ingin mengikuti

karena kemarin masih sibuk mengurusi urusan perkuliahan.

Untungnya saya mempunyai teman kontrakan yang diajak sharing.”

Page 66: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

53

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat peneliti menyimpulkan bahwa

mahasiswa Universitas Brawijaya yang memiliki saham lebih dari 1 tahun rata-rata

menyukai berbagi pengalaman kepada sesama Investor. Karena keterbatassan

waktu mahasiswa dan tidak terikat oleh waktu. Pelatihan membutuhkan waktu yang

banyak untuk dikorbankan oleh mahasiswa, sedangkan berbagi kesesama investor

tidak memerlukan waktu banyak karena informan dapat langsung berdiskusi

menjurus ke topik yang informan inginkan. Perilaku investor lain mempengaruhi

investor dalam mengambil keputusan investasi yang terlalu cepat atau terlalu lama,

sehingga keputusan investi tergantung dengan perilaku investor lain (Adib dan

Randy, 2017). Namun, sedikit informan juga memerlukan pelatihan karena

memotivasi. Zaniarti, dkk (2011) berpendapat pelatihan-pelatihan yang diberikan

oleh Galeri Investasi untuk mahasiswa jurusan lain dan umum membantu

menyadarkan mereka akan pentingnnya berinvestasi dan dapat dilakukan oleh

semua orang.

Hasil penelitian Christanti dan Linda (2011), lamanya investasi

mempengaruhi keputusan investor dalam membeli saham, bagi investor yang baru

saat berinvestasi sangat mempertimbangkan faktor yang berhbungan dengan

berinvestasi sedangkan investor lama akan sedikit mempertimbangkan faktor yang

berhungan dengan investasi sebab pengalaman yang dimiliki membuat keputusan

berdasarkan pengalaman saja. Christanti dan Linda (2011) menanbahkan usia tidak

mempengaruhi keputusan, namun pengalaman dapat mempengaruhi keputusan

investor dalam membeli saham dan berinvestasi.

Page 67: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

54

4.5. Pengaruh Pendidikan Mahasiwa Dalam Menentukan Saham yang Dibeli

Pendidikan membantu masayarakat dalam memahami dan memecahkan

sebuah masalah yang dihadapi. Menurut penelitian khan, et.al (2017), bahwa

investor dengan tingkat pendidikan lebih tinggi akan mempengaruhi keputusan

pembelian saham. Pendidikan membantu investor dalam memahami bidang saham

dan risiko saham. Mempertimbangkan investasi dalam jangka panjang untuk

mendapatkan tingkat pengembalian. Pendidikan di negara maju berbeda dengan

negara berkembang, hal ini mempengaruhi keputusan saham yang dibeli.

4.5.1. Pendidikan Formal

Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diperoleh warga negara

secara teratur, sistematis dan mengituti hukum yang berlaku. Pendidikan mengenai

investasi di Universitas tidak mencakup seluruh fakultas. Fakultas yang memiliki

mata kuliah investasi adalah Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Administrasi.

Mata kuliah tersebut bernama manajemen investasi. Jika di FEB ada penambahan

mata kuliah analisis laporan keuangan untuk menganalisis keadaan perusahaan.

Menurut informan mata kuliah tersebut kurang membantu dalam investasi,

karena hanya sebatas dasar-dasar pengertian saja. Ketika teori tidak dipraktikkan,

ilmu tersebut tidak berguna bagi mahasiswa. Seperti yang diutarakan oleh informan

4 sebagai berikut:

“Saya sudah menempuh manivest pada semester 5 dan mata kuliah

tersebut hanya membantu sedikit. Karena mata kuliah hanya mencakup

tentang teori saja jika untuk praktikya kurang.”

Sedangkan informan 1 sependaat dengan Informan 4 dengan menabah

beberapa alasan mengenai isi dari mata kuliah yang didapat. Jawaban Fanis

Anggraini sebagai berikut:

Page 68: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

55

“FEB memiliki mata kuliah Manajemen Investasi, mata kuliah tersebut

menjelaskan pengertian pasar uang dan pasar modal yang didalamnya

ada gambaran analisi teknikal dan fundamental. Mata kuliah yang ada

di FEB tidak mencakup keseluruhan mengenai investasi, karena ilmu

yang didapat masih secara umum. Namun, untuk mata kuliah analisis

laporan keuangan membantu saya dalam menghitung ROE dan ROA

digunakan untuk menganalisis suatu perusahaan baik atau tidak.

Sedangkan manajemen investasi mengajari analisis teknikal dan

fundamental, teknika membaca chart itu juga diguakan dipasar

modal.”

Informan 2 beralasan bahwa informan mempelajari sendiri untuk bagian

praktik tentang saham itu sendiri. Pernyataan tersebut sebagai berikut:

“Menurut saya mata kuliah yang ada di FEB mengenai investasi

kurang berguna, karena kurang dalam menganalisis perusahaan hanya

ada teori saja. Ilmu yang baik menurut saya sesuai yang ada di

lapangan karena tergantung supply dan demand. Saya bisa

mempraktikan saham dengan mencoba sendiri dan belajar dari teman-

teman saya yang lebih ahli.”

Untuk pemula, mata kuliah yang ada di FEB sangat berguna hal ini

seperti yang diutarakan oleh Informan 3, yakni:

“Di FEB sendiri memiliki mata kuliah manajemen investasi. Mata

kuliah ini tidak menganjarkan investasi atau timing membeli saham

jadi kurang membantu. Tapi untuk pemula, mata kuliah manivest

sangat membantu.”

Informan 7 dari FIA berpendapat sama dengan Informan 3 bahwa mata

kuliah yang ada di FIA membantu bagi pemula yan beri mengenai manajemen

risk dan return. Pendapat informan sebagai berikut:

“FIA memiliki mata kuliah manajemen invetasi pada semester 6. Mata

kuliah tersebut membantu mahasiswa dalam mengenal dasar investassi

seperti menejemen risk dan return. Namun, jika tidak didukung dengan

praktik, ilmu tersebut akan sia-sia.”

Sependapat dengan Informan 10, namun belum menempuh mata kuliah

tersebut. Pendapat Informan 10 sebagai berikut:

“FIA memiliki mata kuliah mengenai investasi, namun yang saya sudah

tempuh masih belum spesifik ke investasinya masih mengenai laporan

Page 69: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

56

keuangan dan transaksi saham. Namun untuk lebih lanjut pada

semester 7.”

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat peneliti menyimpulkan bahwa

mahasiswa Universitas Brawijaya yang fakultasnya memiliki mata kuliah mengenai

saham rata-rata menjawab mata kuliah tersebut kurang berpengaruh atau kurang

berperan dalam investasi meskipun mata kuliah tersebut mengjarkan mengenai

dasar teori saham. Abdul Dzali (2002) dalam Maulia dan Indira (2014), mengatakan

pendidikan formal membekali seseorang dengan dasar-dasar pengetahuan, teori,

logika dan kemampuan analisis. Hal ini membuat mahasiswa untuk mahasiswa

tersebut mengeksplore kemampuannya dengan mencari ilmu nonformal. Pada

penelitian Christanti dan Linda (2011) responden yang keseluruhan S1 termasuk

tingkat tinggi sehingga kemampuan menganalisa sesuatu cukup bagus, namun pada

hasil tersebut ternyata investor masih belum dapat memprioritaskan faktor-faktor

yang memang dibutuhkan dalam keputusan investasi.

Hasil penelitian septyanto (2013) memperlihatkan 72,4% responden yang

pendidikannya S1. Sedangkan hasil dari penelitian Silmy (2011) menunjukkan

sebanyak 58,6% responden berpendidikan S1 dan ada responden yang masih SMA

sebanyak 16,1%. Hal ini menunjukkan pendidikan formal sangat dibutuhkan bagi

setiap manusia khususnya pada zaman sekarang, tidak hanya mendapat

pengetahuan namun juga mendapatkan pendidikan sopan santun, saling

menghormati satu sama lain dan lain-lain. Investasi dapat dikerjakaan ketika kita

menempuh pendidikan formal dan aktivitas invetasi tidak mengganggu kegiatan

sehari-hari. Pendidikan formal pada fakultas yang memberikan mata kuliah

mengenai investasi membantu investor muda dalam mengenal investasi, namun

Page 70: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

57

untuk memahami dan menghindari risiko investor perlu menambah pendidikan non

formal.

4.5.2. Pendidikan Non Formal

Pendidikan nonformal merupakan pendidikan tambahan bagi warga negara

yang memerlukan layanan pendidikan. Pendidikan nonformal befungsi sebagai

penambaah, pengganti dan pelengkap dalam mendukung pendidikan formal.

Mahasiswa yang fakultasnya tidak memiliki mata kuliah mengenai investasi adalah

informan 8 dan Informan 9. Hal ini membuat mereka mencari ilmu tersebut dari

pengalaman teman, buku, internet dan grup komunikasi. Hal ini diutarakan oleh

Informan 9 sebagai berikut:

“Saya mengerti investasi dari teman sekontrakan saya. Setiap hari atau

ketika kami bertemu selalu ada topik untuk dibicarakan salah satunya

mengeai inestasi dalam saham. hal ini membantu saya dalam

mempraktikkan saham, karena bahasa dikusi dengan teman lebih

mudah dipahamui. Ketika raut wajah saya bingung, teman saya cepat

tanggap dan memperjelas apa yang sebelumnya di jelaskan kepada

saya.”

Sedangkan Informan 8 berpendapat:

“Fakultas saya tidak memiliki mata kuliah wajib mengenai investasi

atau pasar modal. Saya mendapat ilmu dari buku, internet, join grop

whatsapp dan telegram dan jika ada waktu luang saya berkunjung ke

Galeri Investasi. Disana sana bertemu dengan teman-teman seperti

gatra dan fajar.”

Pendapat mengenai fakultas yang tidak memiliki mata kuliah mengeai

investasi, yang pertama Informan 1 yakni:

“untuk mahasiswa fakultas lain yang tidak memiliki mata kuliah

tersebut (manajemen investasi) dapat belajar secara otodidak atau

dating ke Galeri Investasi. Setiap universitas sekarang memiliki Galeri

investasi yang terletak di lantai 2 gedung pascasarjana yang

bekerjasama dengan Mandiri Sekuritas. Mahasiswa dapat berkunjung

ke galeri tersebut secara free.”

Yang kedua, pendapat dari Informan 10 adalah:

Page 71: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

58

“Tidak harus anak bisnis FEB dan FIA yang mengenal saham, tapi

semua kalangan harus tau mengenai investasi. Dengan cara mengikuti

seminar umum dan sosialisasi dari sekuritas.”

Informan lainnya berpendapat agar menggunakan fasilitas yang diberikan

Universitas Brawijaya yakni Galeri investasi. Galeri Investasi merupakan wadah

bagi mahasiswa yang mempunyai saham untuk sharing, konsultasi bahkan

membukan akun bagi pemula. Galeri Investasi tidak hanya di Universitas Brawijaya

saja namun juga ada dibeberapa universitas yang ada di Malang. Pendapat tersebut

diutarakan oleh informan 2, Informan 5, Informan 3 dan Informan 6. Penndapat

tersebut dijelaskan sebaga berikut secara berurutan:

“Universitas memberikan Galeri investasi yang ditujukan untuk semua

mahasiswa. Tidak hanya di UB namun dibeberapa universitas yang ada

di Malang.”

“Untuk mahasiswa diluar FEB yang tidak mendapatkan mata kuliah

mengeni investasi bisa datang ke Galeri Investasi.”

“Informasi mengenai saham sudah banyak di internet, jika masih

belom mengerti sama sekali bisa tanya ke teman atau sahabat. Tapi jika

fakultasnya memiliki Galeri investasu bisa datang kesana.”

“Saya sudah menempuh mata kuliah manajemen investasi. Namun

untuk mahasiswa luar FEB yang ingin mengetahui pasar modal bisa

datang ke Galeri Investasi. Jika mahasiswa tersebut membuka akun di

Galeri Investasi pasti jauh lebih murah, karena kerja sama dengan

Mandiri Sekuritas jadi harga mahasiswa. Untuk datang langsung ke

Mandiri sekuritas itu sendiri untuk membuka akun minimal 5 juta,

namun lewat Galeri Investasi hanya Rp. 500.000. Galeri Investasi

memiliki pengurus, hal ini bisa dianggap menjadi mentor karena

pengurusnya pasti mempunyai saham dan perpengalaman juga.”

Sedangkan Informan 4 berpendapat bahwa minat untuk mengetahui saham

terletak pada niat seseorang. Niat tersebut akan mendorong mahasiswa untuk

mencari apa itu saham dan bagaimana cara mempraktikkan saham. pendapat

Informan 4 sebgai berikut:

Page 72: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

59

“Untuk fakultas lain, tergantung minat mereka sendiri seperti apa. Jadi

untuk mereka yang memiliki rasa ingin tahu mereka pasti mencari

sendiri.”

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti meyimpulkan bahwa mahasiswa

Universitas Brawijaya yang fakultasnya tidak mmiliki mata kuliah mengenai

investasi dapat berkunjung ke Galeri Investasi. Galeri Investasi merupakan fasilitas

yang diberikan kepada mahasiswa untuk mendalami investasi. Mahasiswa bisa

mendapatkan mentor yang berpengalaman dan mendapat ilmu secara gratis. Untuk

membuka akun saham sendiri di Galeri investasi, mahasiswa mendapatkan harga

yang sangat jauh lebih murah dibandingkan harus melalui sekuritas sendiri.

Tidak ada paksaan mahasiswa dalam membuka akun saham, rata-rata

keinginan mahasiswa sendiri. Dorongan dalam diri mahasiswa sendiri untuk terus

belajar dari mulai mengikuti pelatihan, berbagi sesama investor, belajar dari buku,

internet dan grup komunikasi. Pengalaman yang mereka miliki dalam dunia saham

sangat bermafaat bagi untuk memperkecil risiko yang ada. Selain itu, pendidikan

juga memperkecil risiko yang akan terjadi.

Penelitian Utami dan Kartini (2016) dengan latar pendidikan manapun

seseorang dapat belajar investasi dengan cara otodidak dengan mengikuti forum-

forum diskusi terbuka yang membahasa mengenai investasi saham dipasar modal

atau dengan media lannya, terbukti dengan 26,8% adalah investor saham

berpendidikan SMA sedangkan S2 hanya 1%. Investasi dapat dipelajari melalui

media apapun, handphone yang digunakan mahasiswa jaman sekarang memiliki

fitur yang sangat canggih dan dapat mengakses apapun yang kita mau. Mahasiswa

dapat belajar otodidak dari media tersebut dengan menonton youtube, mengakses

web resmi OJK, BEI dan lain-lain yang memberikan informasi mengenai ivestasi.

Page 73: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

60

4.6. Sintesis Hasil Penelitian

Hasil pernyataan diatas, peneliti membentuk suatu ringkasan dari hasil penelitian

pada inti sub-bab 4.3 samapai 4.5.3.

Mahasiswa Universitas Brawijaya yang berinvestasi rata-rata memiliki

investasi jenis saham. Jenis saham yang mereka tekuni adalah saham yang yang

dapat ditinggalkan, jadi mereka bisa melihat saham diwaktu malam hari atau bisa

seminggu dua kali. Selain saham, mahasiswa Universitas Brawijaya tertarik dengan

reksadana walaupun tidak banyak profit yang didapat dari reksadana. Reksadana

memiliki manajemen untuk memutar uang investor. Hal ini mempermudah

mahasiswa Universitas Brawijaya untuk mendapatkan profit walau hanya sedikit

namun akan terus meningkat. Selain investor pemula, ada salah satu informan yang

pernah menjadi trader. Mengalami rugi dengan nilai yang tinggi sering dialami oleh

informan karena memang pergerakan pasar sulit untuk ditebak dan untuk

mengetahui hal ini tersebut memang membutuhkan keahlian yang tinggi.

Usia mahasiswa rata-rata pada usia 18-22 tahun yang memiliki sifat berbeda.

Pendapat Christanti dan Linda (2011), bahwa usia 20 tahun keatas merupakan usia

produktif dan fase pengembangan karir seperti bekerja dan menghasilkan uang

sebanyak mungkin untuk digunakan pada saat mereka pensiun.

Informan yang memiliki usia paling muda dapat berpikiran secara dewasa

dalam menyikapi investasi. Informan berpendapat anak muda seusia SMA mampu

menangkap ilmu mengenai investasi, walaupun hanya sekedar mengenal. Beberapa

mahasiswa menyatakan bahwa usia sebelum kuliah atau masa sekolah mampu

dalam menerima ilmu investasi karena ilmu investasi jika di tanam sejak dini akan

membuat mereka menjadi mandiri dan memiliki ilmu yang universal. Pada saat

Page 74: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

61

mendalami lebih lanjut informan dapat mempraktikkan saat kuliah. Namun,

beberapa informan menyarankan anak milenial mendapatkan ilmu mengenai

investasi dan pasar modal pada awal perkuliahan karena psikologis dan mental yang

sudah siap menghadapi risiko. Risiko investasi seperti rugi menjadi penghalang

untuk mahasiswa membeli saham atau masuk dunia investasi khususnya saham.

Persepsi terhadap risiko mempengaruhi minat investasi mahasiswa, hal ini sesuai

dengan teori return dan risiko investasi yang menyatakan semakin besar risiko

semakin kecil minat mahasiswa untuk berivestasi. ketika saham sudah ditanamkan

sejak dini, tipe investor ini memiliki mental yang matang dan jiwa yang tenang

untuk menghadapi hal tersebut. Seseorang lebih banyak mengabaikan risiko ji yang

dipertaruhkan tidak besar. Sebaliknya, jika yang dipertaruhkan memiliki nilai

kabesar maka setiap orang akan berusaha semaksimal untuk menekan risiko.

Pengalaman dalam berinvestasi dibutuhkan bagi setiap investor muda dan

pemula, hal ini untuk menghindari resiko yang sangat besar dan membantu investor

dalam membeli saham. Hasil peneltian ini sejalan dengan penelitian Christanti dan

Linda (2011), bahwa lamanya investasi memengaruhi keputusan seseorang

membeli saham, terutama bagi investor baru dalam berinvestasi akan

mempertimangkan faktor-fakor yang berhubungan dengan keputusan membeli

saham. Sedangkan investor yang memiliki pengalaman lebih banyak akan sedikit

mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi keputusan saat membeli saham

karena semakin lama sesorenag melakukan investasi maka keputusan yang diambil

berdasarkan pengalamannya saja. Pengalamn investor Mahasiswa Brawijaya rata-

rata lebih dari 1 tahun. Menurut peneliti, psikologis dan mental investor Mahasiswa

Brawijaya mampu dalam menghadapi risiko. Pengalaman yang informan dapat dari

Page 75: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

62

pelatihan atau seminar dan sharing experience sesama investor. Informan

berpendapat lebih menguntungkan berbagi/sharing dengan sesama investor, karena

selain dengan teman sendiri juga topic yang dipelajari lebih detail. Berbeda dengan

mengikuti pelatihan yang tema pembicara, waktu dan tempat ditentukan oleh

pelaksana acara. Hal ini membutuhkan waktu yang banyak untuk diluangkan.

Pendidikan formal maupun nonformal semua mendukung mahasiswa

brawijaya dalam mempelajari investasi. Hasil penelitian Christanti dan Linda

(2014) menyatakan mata kuliah yang diajarkan di S1 tergolong tinggi sehingga

pengetahuan dalam menganalisa dapat dikatakan cukup bagus, namun beberapa

investor masih belum dapat memprioritaskan faktor-faktor yang memang

dibutuhkan dalam keputusan investasi. Untuk fakultas yang tidak ada mata kuliah

mengenai investasi, mahasiswa dapat datang langsung ke Galeri Investasi atau

mencari ilmu melalui internet, buku, sharing experience sesama investor dan grup

kominikasi.

Dari hasil wawancara diatas dapat diambil beberapa rangkuman. Tidak ada

paksaan mahasiswa dalam membuka akun saham dan rata-rata keinginan

mahasiswa sendiri. Dorongan dari dalam diri mahasiswa sendiri untuk terus belajar

dengan mengikuti pelatihan, sharing experience dengan sesama investor, belajar

dari buku, internet dan grup komunikasi. Pengalaman yang mereka miliki dalam

dunia saham sangat bermafaat bagi mereka untuk memperkecil risiko sudah ada

dan memperkecil risiko yang akan terjadi.

Page 76: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

63

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh usia,

pengalaman dan pendidikan mahasiswa Universitas Brawijaya dalam menentukan

saham yang dibeli. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti

menarik kesimpulan bahwa mahasiswa Universitas Brawijaya mentukan saham

yang dibeli dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dan pengalaman investor lain

yang didapat saat berbagi pengalaman. Selain itu, pendidikan formal yang ada di

kampus dan pendidikan non formal seperti mengikuti seminar, membaca buku,

mencari di internet dan join grup komunikasi seperti telegram dan whatsapp. Akan

tetapi pengaruh usia mahasiswa tidak menjadi penentu mahasiswa memilih saham

yang dibeli karena menurut informan memiliki saham boleh dimiliki pada usia

berapa pun. Bahkan usia sekolah dapat mengenal tentang saham, beberapa informan

mengenal saham mulai usia belasan tahun. faktor yang mempengaruhi adalah

lingkungan keluarga informan yang memiliki saham.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menghadapi beberapa keterbatasan

penelitian. Dengan adanya beberapa keterbatasan tersebut memungkan timbulnya

kelemahan dalam penelitian ini. Keterbatasan tersebut adalah beberapa informan

sulit ditemui dkarenakan kegiatan magang yang merupakan matakuliah wajib bagi

setiap mahasiswa dan kurangnya sumber informasi data mahasiswa Universitas

Brawijaya yang memiliki saham.

Page 77: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

64

5.3. Saran

Berasarkan evaluasi dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti,

maka saran yang mampu diberikan adalah pemilihan informan yang lebih

menerima dan memberi waktu lebih dalam melakukan wawancara, sehingga

memiliki waktu lebih banyak dalam mendalami informan. Selain itu, peneliti

selanjutnya dapat mencari data berapa jumlah masing-masing fakultas yang

mahasiswanya memiliki saham dan untuk penelitian selanjutnya dapat menambah

jumlah informan agar mendapat informasi yang lebih akurat dalam dari penelitian

sebelumnya.

Page 78: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

65

DAFTAR PUSTAKA

Adib, Noval dan M. Randy Pratama. 2017. The Influence Of Investors Psychology In

Making Investment Decision (paper). SIBR Conference Sydney.

Christanti, Natalia dan Linda Ariany Mahastanti. 2011. Faktor-Faktor yang

Dipertimbangkan Investor dalam Melakukan Investasi. Jurnal Manajemen Teori

dan Terapan I Tahun 4 Nomoor 3.

Hartanto, Jogiyanto. 2015. Treori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta.

Khan, Habib Hussain, et.al. 2017. Heuristics and Stock Buying Decision: Evidence

From Malaysian and Pakistani Stock Markets. Borsa Istanbul. Review 17

February 2017 (97-110).

Kurniawan, Dovi dan Heru Suprihhadi. 2014. Pengaruh Harga Saham, Ukuran

Perusahaan dan Risiko Saham terhadap Required of Return Saham. Jurnal STIE

Surabaya Departemen Manajemen.

Maulia, Shelly Tri dan Indira Januarti. 2014. Pengaruh Usia, Pendaptan, Pendidikan

Dewan Komisaris terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Diponegoro Journal of

Accounting. Volume 3, nomor 3, halaman 1-3. ISSN (online): 2337-3806.

Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data kualitatif Buku Sumber

Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.

Moleong, Lexy J. 2019. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Onsomu, Zipporah Nyaboke. 2015. Effect Of Age On Investor Decisions. Jurnal of

Innovative Research and Development. Volume 4 issue12. ISSN 2278-0211.

Raditya T, Daniel, I Ketut Budiartha dan I Made Sadha Suardikha. 2014. Pengaruh

Modal Investasi Minimal Di BNI Sekuritas, Return Dan Persepsi Terhadap

Risiko Pada Minat Investasi Mahasiswa, Dengan Penghasilan Sebagai Variabel

Moderasi. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Unversitas Udayana 3.7: 377-390.

Ranupandojo, H., dan Suad Husnan, 1984, Manajemen Personalia, Edisi III,

Yogyakarta: BPFE.

Page 79: ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SAHAM …

66

Septyanto, Dihin. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ivestor Individu dalam

Pengambilan Keputusan Investasi Sekuritas DI Bursa Efek Indonesia (BEI).

Jurnal Ekonomi. Volume 4 Nomor 2.

Silmy, Fikri Indra. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertimbangan Investasi

Saham Syariah. Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Utami, Liring Dwi dan Kartini. 2016. Faktor Demografis, Personality Traits, dan

Overconfidence (survey terhadap investor saham di Yogyakarta). Jurnal Siasat

Bisnis volume 20 nomor 2, 181-196.

Website resmi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia.

(http://www.ksei.co.id/files/uploads/press_releases/press_file/id-

id/131_berita_pers_ksei_terima_penghargaan_kustodian_terbaik_di_asia_tengg

ara_20170918104743.pdf )

Yuwono, R.S. 2011. Pengaruh Karakteristik Investor Terhadap Besaran Minat

Invetasi Saham Di Pasar Modal (tesis). Jakarta: Universitas Indonesia.

Zaniarti, Sri, Ida dan Fransisca Novita. 2017. Perilaku Investor Galeri Investasi dengan

AB Mitra Sinarmas Sekuritas Jawa Barat. Volume 29 (2): 176-200.