pengambilan keputusan investasi saham dengan …
TRANSCRIPT
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
91
PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM
DENGAN ANALISIS FUNDAMENTAL MELALUI
PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO (PER) (STUDI PADA
SAHAM-SAHAM PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI
INDEKS LQ45 PERIODE 2016-2018
Adat Muli Peranginangin
STIE Surya Nusantara
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan saran kepada investor dan
masyarakat yang berencana menginvestasikan uangnya kedalam pasar modal dan
berharap investor selalu menghitung nilai saham sebelum mengambil keputusan
dalam berinvestasi. Dalam menilai saham dapat dilakukan dengan menganalisis
internal maupun secara eksternal perusahaan. Analisis saham yang digunakan
adalah analisis fundamental dimana berfokus pada analisis internal perusahaan.
Dengan demikian hal ini selaras dengan tujuan untuk mengetahui gambaran
kinerja keuangan perusahaan dan mengetahui kewajaran saham menggunakan
price earning ratio. Dalam memilih sampel penelitian pada perusahaan yang
terdaftar di Indeks LQ45 pada tahun 2016 – 2018 dengan metode purposive
sampling dari populasi sejumlah 59 saham perusahaan diambil sampel sejumlah
delapan perusahaan, yaitu AKR Corporindo Tbk, Astra International Tbk, Bank
Central Asia Tbk, Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Indofood Sukses Makmur
Tbk, Surya Citra Media Tbk, United Tractors Tbk, Unilever Indonesia Tbk.
Adapun metode dalam melakukan analisis perusahaan menggunakan metode
pendeketan Price Earning Ratio. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pada
delapan saham perusahaan yang dijadikan sampel penelitian menghasilkan
berbeda-beda kondisi empat perusahaan mengalami kondisi Undervalued, tiga
perusahaan lainnya mengalami kondisi Overvalued dan satu perusahaan terahkir
mengalami kondisi Correctly valued.
Keyword : Investasi Analisis Fundamental, Price Earning Ratio, Indeks
LQ45, Keputusan investasi
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Ada dua macam investasi, yaitu investasi aset riil dan investasi aset
keuangan. Investasi pada aset riil berbentuk aset nyata yang mempunyai wujud,
seperti logam mulia, emas dan tanah, bangunan. Sedangkan aset keuangan tidak
memiliki wujud dan terbagi menjadi dua yaitu pasar uang dan pasar modal.
Investasi pada pasar uang mempunyai berbagai jenis instrumen investasi seperti
surat berharga komersial dan pasar uang serta sertifikat deposito. Sementara itu,
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
92
saham dan obligasi adalah jenis investasi di pasar modal. Pasar modal adalah
investasi yang menghubungkan para investor berupa asset keuangan serta
melakukan transaksi jual beli dalam bentuk modal maupun hutang.
Dengan melihat pertumbuhan pasar modal yang meningkat para investor
maupun masyarakat nantinya mau mencoba berinvestasi di pasar modal dengan
maksud berinvestasi dalam jangka panjang salah satu instrumennya ialah saham,
obligasi dan lainnya. Berdasarkan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pada
tahun 2018 di pasar modal ada 1,6 juta investor. Dibandingkan dengan tahun 2017
hanya sebanyak 1.1 juta investor. Jumlah tersebut menandakan adanya
pertumbuhan sign ifikan di pasar modal, dan sedangkan tahun 2016 sebesar
894.116 investor. Jika ingin pasar saham di Indonesia memiliki ketahanan seperti
bursa di negara lainnya maka investor lokal harus lebih banyak menguasai
dibandingkan pihak asing. Bila dilihat perbandingan dari banyaknya penduduk
Indonesia dengan jumlah investor di pasar modal sangat sedikit jumlah penduduk
Indonesia saat ini 268,5 juta penduduk. Menurut Mulyono, untuk mewujudkan
ketahanan pasar dari investor asing butuh 10 – 20% investor lokal dari jumlah
penduduk di negara tersebut dan berharap masyarakat Indonesia memiliki
pemikiran atas kepercayaannya terhadap kinerja perseroan dari saham yang
dimiliki di dalam negeri, serta memandang bahwa pasar saham merupakan tempat
investasi yang menarik. Walaupun demikian, dengan risiko yang besar tidak
mengurungkan minat investor Indonesia untuk berinvestasi dalam pasar saham dan
tetap mengharapkan keuntungan yang tinggi dan memperkecil risiko yang ada.
Biasanya para investor atau masyarakat umum menganalisis laporan
keuangan perusahaan untuk menilai sebuah perusahaan itu mempunyai kinerja
yang baik atau tidak dan mengurangi risiko dalam berinvestasi saham di pasar
modal dengan berjalannya waktu. Idealnya, analisis fundamental dan analisis
teknikal merupakan bentuk analisis pada saham. Analisis fundamental merupakan
informasi-informasi kinerja perusahaan selama tahun berjalan yang
sudahdiperiksa secara sah oleh auditor. Analisis fundamental dapat
menggambarkan nilai intrinsik sebuah saham perusahaan dengan begitu risiko
dalam menginvestasi saham dalam jangka panjang dapat diprediksikan.
Sedangkan, analisis teknikal merupakan analisis perubahan harga saham yang lalu
dan memperkirakan harga saham yang akan datang serta ditentukan banyak
minatnya para investor dalam membeli atau menjual saham tersebut.
Keunggulan pendekatan fundamental ini terletak pada keakuratan data
dan kesederhanaannya dalam memperoleh data dengan mudah sehingga membuat
para investor sederhana dalam menentukan nilai dari Price Earning Ratio. Dengan
mengetahui harga pasar di saham dan laba setiap periode atau per lembar
sahamnya investor dapat mengambil keputusan apakah sebuah perusahaan tersebut
dapat diinvestasikan dalam periode berikutnya atau tidak. Semakin tinggi earning
maka akan semakin rendah PER atau Price Earning Ratio pada saham. Begitu juga,
ketika semakin kecil earning maka akan semakin tinggi PER atau Price Earning
Ratio.
Objek penelitian ini adalah saham-saham yang termasuk dalam indeks
LQ45 periode 2016-2018 menjadi target peneliti dalam melakukan penelitian.
LQ45 merupakan salah satu dari 11 bagian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
dalam indeks harga. LQ45 sendiri memiliki 45 saham yang sudah terpilih sangat
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
93
aktif dalam penjualan dan memiliki nilai pasar dan likuiditas tinggi di pasar modal.
Para investor sangat tertarik dengan perusahaan yang termasuk dalam indeks
dikarenakan LQ45 memiliki pertumbuhan di pasar modal yang sangat pesat
dibandingkan indeks JII dan indeks lainnya.
Berdasarkan beberapa uraian latar belakang tersebut diatas maka peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul : PENGAMBILAN KEPUTUSAN
INVESTASI SAHAM DENGAN ANALISIS FUNDAMENTAL MELALUI
PENDEKATAN PRICEEARNING RATIO (PER)” (Studi pada saham-saham
perusahaan yang terdaftar di Indeks LQ45 periode 2016-2018)”
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan saya teliti berdasarkan latar belakang adalah
sebagai berikut: Bagaimana cara mengambil keputusan dalam investasi saham
dengan pendekatan Price Earning Ratio pada perusahaan yang terdaftar diLQ45
tahun 2016-2018?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini
antara lain: Untuk mengetahui pengambilan keputusan investasi saham dengan
pendekatan Price Earning Ratio pada perusahaan yang terdaftar di LQ45 tahun
2016 – 2018.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Investasi
Menurut Sinaga (2014: 1), investasi adalah merencanakan kekayaan yang
dimiliki seseorang saat ini untuk mendapatkan peningkatan nilai investasi di masa
mendatang dengan tingkat risiko yang berbeda. Namun berbeda menurut Wefi
(2020: 2), investasi menaruh dana dengan tujuan nilai dana masa ini menerima
sejumlah kenaikan di masa mendatang. Sementara menurut Abi (2016: 11),
investasi merupakan kegiatan yang bertujuan menambahkan kekayaan di masa
mendatang dengan memanfaatkan uang yang dimiliki sekarang.
Dalam pernyataan yang diungkapkan di atas disedehanakan bahwa investasi
adalah modal atau uang yang ditanamkan untuk meningkatkan kekayaan di masa
mendatang dengan memanfaatkan modal atau uang yang dipunyai sekarang.
Investasi yang diketahui oleh masyarakat umum dibagi dua macam, yaitu:
aset riil dan aset finansial, sebagian masyarakat menyukai berinvestasi dalam aset
riil seperti logam mulia, emas atau tanah, bangunan dan sebagian masyarakat
menyukai berinvestasi dalam bentuk deposito, reksa dana, obligasi, saham itu
merupakan jenis dari asset finansial. Masyarakat yang berani berinvestasi seperti,
warrants, option, dam futures adalah masyarakat yang mengtahui betapa besarnya
risiko yang mereka akan terima dan memahami sebuah investasi tersebut. Investor merupakan sebutan untuk pihak yang berinvestasi. Investor orang
ataupun lembaga yang menanam modal ke dalam instrumen investasi yang
diinginkannya dalam jangka waktu dekat maupun dalam jangka waktu yang lebih
lama, umunya investor memiliki dua golongan, pihak yang melakukan aktivitas
investasi dengan bergerak sendiri disebut investor individual. Sementara pihak
yang mempunyai kegiatan investasi yang bergerak mengatas namakan
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
94
perusahaanatau lembaga disebut investor institusional.
Tujuan Investasi
Seseorang berinvestasi untuk memperoleh tambahan uang yang dimiliki.
Namun itu pendapat orang pada umumnya, secara khusus alasan mengapa
seseorang berinvestasi, yaitu meningkatkan kemakmuran para penanam modal di
masa mendatang. Seseorang melakukan investasi untuk menghindari terjadinya
kemungkinan inflasi yang membuat turunnya harga nilai kekayaan seseorang,
dorongan menghemat pajak dengan kebijakan pemberian pelayanan perpajakan
kepada para investor, dengan pengertian yang lebih dalam tujuan investasi adalah
pada saat seseorang tidak ingin seluruh penghasilannya dikeluarkan untuk
melakukan konsumsi, maka orang tersebut dapat mengambil pilihan untuk
berinvestasi, dan investasi yang dilakukan bertujuan untuk memperbanyak
uangnya untuk konsumsi pada masa yang mendatang, dan dapat kita garis bawahi
tujuan investasi dapat dikatakan sebagai konsumsi yang ditunda.
Jenis-jenis Investasi
Menurut Wefi (2020: 2), aset finansial memiliki berbagai jenis investasi,
yaitu berupa investasi secara langsung dan secara tidak langsung. Investasi secara
langsung adalah bila seseorang investor memiliki surat berharga yang
berhubungan dengan investasinya serta investor bisa melakukan kebijakan
tertentu pada investasinya yang bisa mempengaruhi surat berharganya.
Sedangkaninvestasi secara tidak langsung investasi atau surat berharga yang
dimiliki oleh investor dikelola oleh badan tertentu untuk menghasilkan
keuntungan semaksimal mungkin.
Proses Investasi
Sebelum melakukan proses investasi, para investor harus didasari oleh
pengetahuan tentang cara mengambil keputusan untuk berinvestasi dan
memanajemen keuangan yang dimiliki dalam keputusan berinvestasi. Hal dasar
tersebut dapat membantu para investor memahami hubungan antara return yang
diinginkan dan risiko dalam berinvestasi karena semakin besar return yang
diinginkan, semakin besar juga tingkat risiko yang harus dihadapi. Dengan begitu
pentingnya para investor untuk mengetahui dasar pengambilan keputusan dalam
berinvestasi.
Pasar Modal
Menurut Sinaga (2014: 13), dalam perekonomian suatu negara, pasar
modal memegang peranan yang berarti. Bagi pihak yang mengharapkan
keuntungan dari dana yang dimilikinya, pasar modal sebagai tempat untuk
menginvestasikan dana tersebut, dan bagi pihak yang sedang mengembangkan
perusahaanya dan memerlukan modal tambahan dapat memanfaatkan pasar
modalsebagai sumber untuk memperoleh modal tersebut dan pemerintah juga
dapat mengalokasikan anggaran yang direncanakan ke berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan perekonomian suatu negara untuk meningkatkan
kemakmuran masyarakat umum.
Bagi seorang yang ingin berinvestasi dengan memperjualbelikan sekuritas
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
95
dengan orang yang membutuhkan dana dapat dilakukan di pasar modal, secara
singkatnya pasar modal merupakan tempat transaksi sekuritas yang mempunyai
jangka waktu yang panjang, seperti saham, obligasi, dan reksa dana. Tempat yang
menjadi transaksi tersebut bernama bursa efek yang merupakan pengertian pasar
modal dalam arti fisik, selain sebagai lembaga perantara, dengan adanya pasar
modal para investor memiliki opsi investasi yang memberikan return yang tinggi
dan optimal, dan dana yang berasal dari investor dapat membantu perusahaan
menjadi lebih produktif. Pihak-pihak yang telibat dalam perdagangan surat
berharga antara lain, yaitu perusahaan dan pemerintah, bursa efek, dan investor.
Pasar perdana merupakan tempat bagi perusahaan untuk mendapatkan dana
melalui penjualan surat berharga (saham). Setelah perusahaan sudah
mendapatkandana yang diinginkan kemudian investor melakukan perdagangan
saham dengan investor lain di pasar sekunder. Perusahaan tidak mendapatkan dana
tambahandari perdagangan dijalankan di pasar sekunder, meskipun tidak
mendapatkan danabagi perusahaan, tetapi pasar sekunder mempengaruhi likiudasi
sebuah perusahaan, jika para investor cenderung ragu-ragu untuk membeli
sekuritas (saham) sebuah perusahaan, akan menyebabkan perusahaan tersebut
menjadi kurang likuid.
Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal atau biasa disebut sekuritas, atau juga biasa isebut
efek atau surat berharga, merupakan aset finansial yang menyatakan klaim
keuangan. Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995 mendefinisikan efek
sebagai surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan investasi kolektif, kontrak
berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.
Menurut Tandelilin (2017: 29), beberapa instrumen di pasar modal adalah
saham (pasar ekuitas), obligasi (pasar obligasi), reksa dana dan pasar derivatif.
Masing-masing sekuritas jangka panjang tersebut memberikan keuntungan yang
berbeda-beda.
Peranan Pasar Modal
Menurut Abi (2016: 7), Dalam sebuah negara pasar modal memegang
peranan penting. Semua negara di dunia berusaha supaya masyarakatnya
mengenal pasar modal, namun negara yang tertutup perekonomiannya tidak
mengutamakan hal itu, pasar modal tidak menjadi kepentingan, beberapa peranan
pasar modal, yaitu:
a. Sebagai tempat penambah modal untuk mengembangkan industri.
Industri yang ingin mencari dana tambahan untuk mengembangkan
usaha mereka, cara mendapatkan modal dari para investor, dengan cara
menjual saham perusahaan di pasar modal.
b. Sebagai pemerataan pendapatan.
Para investor yang sudah memiliki saham perusahaan yang mereka
investasikan akan mendapatkan dividen dari perusahaan tersebut dari
keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dengan adanya saham semua
kalangan yang membeli mendapatkan keuntungan sesuai ekonominya.
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
96
c. Menjadi sarana penambahan kapasitas produk.
Penambahan modal yang disediakan melalui pasar modal, membuat
perusahaan lebih produktivitas dengan memiliki modal.
d. 56T Memberikan peluang tambahnya lapangan perkerjaan
Peranan pasar modal yang membuat produktivitas perusahaan
meningkat, berdampak positif pada masyarakat yang di mana timbulnya
lapangan kerja baru untuk masyarakat umum.
e. Sebagai tempat pendapatan negara
Para investor yang menginvestasikan uangnya di bursa saham
diwajibkan membayar pajak kepada pemerintah. Semakin banyak masyarakat
yang mengenal pasar modal untuk menginvestasi uangnya, dengan demikian
pajak yang dihasiilkan menjadi besar dan meningkatkan pendapatan negara.
f. Sebagai pengukur untuk perekonomian negara
Kegiatan transaksi yang ramai di pasar modal, menjadi gambaran
akan kegiatan usaha dalam suatu negara berjalan dengan baik, dan juga
sebaliknya.
Penilaian Saham
Investor dapat memilih berinvestasi pada jenis aset yang mereka inginkan,
salah satu jenis aset terutama dalam aset finansial yang biasanya para
caloninvestor minati adalah saham, untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi
dan menghindari risiko yang tidak diinginkan, biasanya para investor melakukan
penilaian terhadap saham yang mereka minati, dengan begitu investor dapat
mengetahui nilai instrinsik dan dibandingan dengan nilai pasar yang sedang
berlangsung dan menghasilkan keputusan untuk membeli saham tersebut
atautidak.
Menurut Suteja dan Gunardi (2016: 85), secara umum ada tiga jenis nilai
saham, yaitu: nilai buku merupakan nilai pembukuan perusahaan yang berasal
dari penerbitan saham (emiten), harga pasar merupakan suatu harga saham yang
berlasung di pasar saat itu, dan nilai teoritis/intrinsik adalah nilai saham
sesungguhnya atau yang seharusnya terjadi.
Terdapat dua tipe dasar dalam penilaian saham untuk sebagai dasar
investor,yaitu:
a. Analisis Teknikal
Menurut Wefi (2020: 64), analisis teknikal mengasumsikan bahwa masa
sekarang merupakan cerminan dari masa lalu di Bursa saham. Jika bentuk
aktifitas tertentu membentuk pola khusus, maka aktifitas yang telah terjadi di
masa lalu ada kemungkinan seseorang dapat mengetahui apa yang terjadi pola di
masa depan bila setiap kali membentuk pola khusus tersebut. Pada dasarnya
analisis teknikal kurang memiliki penjelasan yang logis. Menurut Abi (2016:
270), analisis teknikal adalah metode pendekatan yang mengevaluasi pergerakan
harga suatu saham.
Jadi, dapat di simpulkan analisis teknikal merupakan melihat pergerakan
atau pola harga yang sudah terjadi dan menebak harga yang akan terjadi
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
97
selanjutnya.
b. Analisis Fundamental
Menurut Sudirman (2015: 77), analisis fundamental melakukan penilaian
dengan melihat dan mempelajari kondisi yang mempengaruhi perusahaan tersebut
seperti ekonomi dan industri, dengan begitu analisis ini berdasarkan dengan data
riil untuk memperkirakan nilai saham perusahaan dan analisis yang dilakukan
membutuhkan data yang ada dalam laporan keuangan
Menurut Wefi (2020: 58), untuk mengetahui harga sebuah saham
perusahaan melalui analisis data yang sediakan oleh perusahaan seperti dividen,
laba, perkembangan perusahaan dan prospek perusahaan kedepannya biasa
disebut analisis fundamental
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, analisis fundamental melakukan
penilaian saham dengan menggunakan data laporan keuangan perusahaan yang
berhubungan langsung dengan kinerja perusahaan.
Dalam menganalisis sebuah laporan keuangan kita dapat mengetahui
perkembangan perusahaan untuk periode berikutnya. Ini merupakan kelebihan
dalam menggunakan analisis fundamental serta merupakan rasio yang digunakan
untuk menganalisis sebuah laporan keuangan untuk mengetahui kondisi
perusahaan:
1) Earning Per Share (EPS)
Rumus : EPS = Keuntungan Bersih
Jumlah Saham Beredar
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan saham yang
diterbitkan dan memberitahukan informasi tentang pertumbuhan perusahaan
tersebut.
2) Dividen Payout Ratio (DPR)
Rumus : DPR = 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
Dalam rasio ini memberikan data apakah perusahaan tersebut royal
terhadap para investor atau tidak dalam membagikan dividen dari keuntungan
perusahaan.
3) Dividen per Share
Rumus : DPS = 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑃𝑎𝑖𝑑
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
Rasio ini membandingkan dari pembagian dividen yang diberikan kepada
para investor dengan saham yang beredar.
4) Price Earning Ratio (PER)
Rumus : PER = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 (𝐸𝑃𝑆)
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
98
Dalam rasio ini semakin kecil PER yang dimiliki suatu saham, semakin
bagus, karena menandakan para investor membayar lebih murah untuk
mendapatkan earning, umumnya dibandingkan dengan saham industrinya.
5) Return On Equity
Rumus: ROE = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 (𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)
Semakin besar ROE menandakan bahwa setiap modal yang dipunyai
perusahaan digunakan untuk menghasilkan keuntungan.
Pendekatan PER
Menurut Tandelilin (2017: 321), komponen yang biasanya dicermati untuk
menganalisis sebuah industri adalah keuntungan per lembar sahamnya yang
sering diucapkan dengan Earning Per Share (EPS) dan komponen kedua adalah
Price Earning Ratio (PER) yaitu, data yang disediakan dalam rasio ini
memberitahu para investor berapa yang harus diinvestasikan untuk saham
perusahaan yang dilirik, untuk memperoleh setiap satu rupiah keuntungan dari
perusahaan tersebut. Terdapat tiga komponen utama dalam menghitung PER,
yaitu:
a. Dividend payout ratio (DPR) merupakan perbandingan dari berapa banyak
keuntungan perusahaan dijadikan dividen oleh perusahaan
b. Tingkat return yang disyaratkan (k) tingkat return yang diharapkan untuk
mengetahui apakah perusahaan tersebut memiliki harapan untuk bertumbuh
sesuai dengan resiko yang diterima.
c. Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan (g) fungsi besarnya dari ROE
dan tingkat laba ditahan.
Rumus untuk menghitung PER adalah sebagai berikut:
PER = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
Rumus PER yang biasa digunakan untuk menentukan nilai intrinsik saham yaitu
dengan mengestimasikanya dengan rumus:
PER = 𝐷1/𝐸1
𝑘−𝑔
Keterangan:
D1/E1 = tingkat dividend payout ratio (DPR) yang diharapkan
k = tingkat return yang disyaratkan
g = tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan
Pengambilan Keputusan Investasi
Menurut Suteja dan Gunardi (2016: 85), keputusan calon investor dalam
pengambilan keputusan investasi akan ditentukan dari perbandingan nilai intrinsik
dengan nilai pasar suatu saham. Jadi dasar tersebut antara lain:
a. Apabila nilai intrinsik saham > nilai pasar, mengartikan bahwa saham tersebut
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
99
mengalami kondisi undervalued dan menjadi penanda untuk membeli atau
jika sudah memiliki sebaiknya ditahan.
b. Apabila nilai intrinsik saham < nilai pasar, mengartikan bahwa saham tersebut
mengalami kondisi overvalued dan menjadi penanda untuk menjual, jika
investor belum memiliki sebaiknya dihindari untuk membeli.
c. Apabila nilai intrinsik saham = nilai pasar, mengartikan bahwa saham tersebut
mengalami kondisi sesuai dengan harganya dan menjadi penanda untuk untuk
menahan saham.
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research) dengan
metode kuantitatif deskriptif. Kuantitatif deskriptif bertujuan memberitahukan
keadaan secara nyata dengan akurat mengenai fakta tanpa melihat hubungan-
hubungan yang ada dan menggunakan data pendukung berupa angka.
Menurut Barlian (2016: 12), penelitian terapan ditunjukkan untuk
penerapan atau pengujian teori-teori yang sudah ada untuk mencari jawaban
dalam suatu permasalahan yang ada.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian merupakan semua objek penelitan yang dapat berupa
makhluk hidup, peristiwa atau objek dan menjadi sebagai sumber
penelitian.Dalam penelitian ini populasinya merupakan perusahaan yang terdaftar
di LQ45 selama tahun 2016-2018, yaitu ada 59 saham perusahaan. Setelah
menggunakan Teknik purposive sampling maka sampel yang di dapaty sebanyak
8 perusahaan.
Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah cara untuk menentukan apa yang mau diuji,
mencari kesimpulan dan bagaimana cara agar peneliti mendapatkan kesimpulan
yang benar. Tindakan untuk mengetahui berapa besarnya nilai harga saham
melalui metode Price Earning Ratio adalah sebagai berikut:
a. Menggambarkan pertumbuhan keadaan perusahaan melalui variable
fundamental yang terdiri dari: Earning per Share (EPS), Price Earning Ratio
(PER), Dividen Payour Ratio (DPR), Return on Equity (ROE) dan Dividen
per Share (DPS).
b. Menggunakan analisis Fundamental dengan pendekatan PER untuk
menentukan nilai intrinsik saham, dengan cara sebagai berikut:
1) Menentukan tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan. g = ROE X
tingkat laba ditahan
= 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑥 ( 1 − 𝐷𝑃𝑅)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
Sumber : Tandelilin, (2017)
Keterangan
ROE : Tahun pengamatan
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
100
1
b : Tingkat laba ditahan
DPR : DPR tahun sebelumnya
g : Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan
2) Menghitung estimasi EPS E1 = EPS0 (1 + g)
Sumber : Tambunan, (2007)
Keterangan
E1 : Estimasi EPS EPS0 : EPS tahun sebelumnya g : Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan
3) Menghitung estimasi DPS D1 = D0 (1 + g)1
Sumber : Tandelilin (2010: 374) Keterangan
Dt : Estimasi DPS
D0 : DPS tahun sebelumnya
g : Rata-rata DPR tahun sebelumnya
4) Menghitung estimasi tingkat pengembalian yang diharapkan
k = 𝐷1 + 𝑔 𝑃0
Sumber : Tandelilin, (2017)
Keterangan
k : Expected return
D1 : Estimated DPS P0 : Harga saham periode sebelumnya g : Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan
5) Menghitung estimasi Price Earning Ratio (PER)
PER= 𝐷1⁄𝐸
𝑘−𝑔
Sumber : Brigham dan Hutson, (2010: 394)
Keterangan
D1 : Estimated DPS E1 : Estimated EPS k : Expected return g : Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan
6) Menghitung nilai intrinsik saham Nilai Intrinsik = Estimasi EPS X
PER= E1 X PER
Sumber: Tandelilin, (2017)
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan yang digunakan pada penelitian ini adalah
variable dari fundamental yang terdiri dari Earning per Share (EPS), Price
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
101
Earning Ratio (PER), Dividen Payour Ratio (DPR), Return on Equity (ROE) dan
Dividen per Share (DPS). Berikut ini adalah perkembangan dari keadaan variable
fundamental perusahaan dalam kurun waktu tahun 2016 – 2018.
a. Earning per Share (EPS)
Informasi yang diberikan rasio ini seberapa banyak keuntungan yang
dapat diberikan kepada para pemilik saham perusahaan. Nilai ini dapat kita
hitungdengan informasi yang ada dalam laporan neraca dan laporan laba rugi serta
hasilnya dapat digunakan sebagai penilaian apakah setiap tahunnya perusahaan
selalu bertumbuh atau tidak. Data rasio Earning per Share (EPS) perusahaan
padaindeks LQ45 tahun 2016-2018, adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 EARNING PER SHARE TAHUN 2016-2018
No. Code EPS (Rp)
2016 2017 2018 Jumlah Rata-rata
1 AKRA 253,22 299,94 409,70 962,86 320,95
2 ASII 374,37 466,39 535,35 1376,11 458,70
3 BBCA 835,76 945,45 1048,68 2829,89 943,29
4 ICBP 617,45 325,55 392,37 1335,37 445,12
5 INDF 472,02 474,75 474,48 1421,21 473,75
6 SCMA 102,65 91,06 101,55 295,26 98,42
7 UNTR 1341,03 1984,64 2982,63 6308,03 2102,76
8 UNVR 837,57 918,03 1193,90 2949,2 983,06
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan EPS pada perusahaan AKRA,
ASII, BBCA, UNTR, UNVR memiliki pertumbuhan dan yang mengalami
fluktuasi adalah ICBP, INDF, SCMA. Saham perusahaan yang memiliki rata-rata
tertinggi dari rasio EPS pada periode 2016-2018 adalah UNTR dan yang
memilikirata-rata terendah dari rasio EPS pada periode 2016-2018 adalah SCMA
b. Price Earning Ratio (PER)
Menilai seberapa besar uang yang harus dikeluarkan investor dalam
mendapatkan keuntungan. Tabel berikut merupakan data rasio Price Earning
Ratio (PER) perusahaan pada indeks LQ45 tahun 2016-2018:
Tabel 4.2 PRICE EARNING RATIO TAHUN 2016-2018
No.
Code
PER (X)
2016 2017 2018 Jumlah Rata-rata
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
102
1 AKRA 23,70 21,17 10,47 55,34 18,44
2 ASII 22,10 17,80 15,36 55,26 18,42
3 BBCA 18,55 23,16 24,79 66,5 22,1
4 ICBP 27,78 27,34 26,63 81,75 27,25
5 INDF 16,79 16,06 15,70 48,55 16,18
6 SCMA 27,28 27,23 18,42 72,93 24,31
7 UNTR 15,85 17,84 9,17 43,4 14,46
8 UNVR 46,32 60,89 38,03 145,24 48,41
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan PER pada BBCA memiliki
pertumbuhan dan yang mengalami penurunan setiap tahunnya adalah AKRA,
ASII, ICBP, INDF, dan SCMA. Serta sisanya, yaitu UNTR, dan UNVR
mengalami fluktuasi. Saham perusahaan yang memiliki rata-rata tertinggi dari
rasio PER pada periode 2016-2018 adalah UNVR dan yang memiliki rata- rata
terendah dari rasio PER pada periode 2016-2018 adalah UNTR.
c. Dividen Payout Ratio (DPR)
Rasio ini memberikan informasi dividen yang dibagikan menentukan
berapa besar rasio ini. Dengan begitu rasio ini menggambarkan seberapa banyak
perusahaan membagikan dividenya kepada para pemegang saham. Tabel berikut
merupakan data rasio Dividen Payout Ratio (DPR) perusahaan pada indeks LQ45
tahun 2016-2018:
Tabel 4.3 DIVIDEN PAYOUT RATIO TAHUN 2016-2018
No.
Code
DPR (%)
2016 2017 2018 Jumlah Rata-rata
1 AKRA 47,39 66,68 29,29 143,36 47,78
2 ASII 44,87 39,67 11,21 95,77 31,92
3 BBCA 8,38 26,97 8,11 43,46 14,48
4 ICBP 24,94 49,76 14,78 94,48 31,49
5 INDF 49,79 49,92 13,70 113,41 37,80
6 SCMA 71,11 82,36 19,70 173,17 57,72
7 UNTR 10,66 65,65 12,24 88,55 29,51
8 UNVR 99,69 99,67 34,34 233,97 77,99
Sumber: Data diolah
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
103
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan DPR pada perusahaan ASII
dan UNVR mengalami penurunan, dan sisanya mengalami fluktuasi, serta tidak
ada satupun perusahaan yang selalu meningkat dalam rasio ini. Saham perusahaan
yang memiliki rata-rata tertinggi dari rasio DPR pada periode 2016-2018 adalah
UNVR dan yang memiliki rata-rata terendahdari rasio DPR pada periode 2016-
2018 adalah BBCA.
d. Return on Equity (ROE)
Rasio ini memberikan informasi semakin besar ROE yang dimiliki sebuah
perusahaan menandakan bahwa setiap modal yang dipunyai perusahaan
digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Dengan memiliki ROE denga nilai
tinggi para investor percaya akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Tabel berikut merupakan data rasio Return on Equity (ROE) perusahaan pada
indeks LQ45 tahun 2016-2018:
Tabel 4.4 RETURN ON EQUITY TAHUN 2016-2018
No.
Code
ROE (%)
2016 2017 2018 Jumlah Rata-
rata
1 AKRA 12,97 14,45 16,08 43,5 14,5
2 ASII 13,08 14,82 15,70 43,6 14,53
3 BBCA 18,30 17,75 17,04 53,09 17,69
4 ICBP 19,63 17,43 20,52 57,58 19,19
5 INDF 11,99 11,00 9,94 32,93 10,97
6 SCMA 40,78 29,91 28,91 99,6 33,2
7 UNTR 11,98 16,14 20,15 48,27 16,09
8 UNVR 135,85 135,40 120,21 391,46 130,48
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan ROE pada AKRA,
UNTR, dan ASII merupakan perusahaan yang meningkat setiap tahunnya dalam
rasio ini, dan perusahaan yang mengalami penurunan adalah BBCA, INDF,
SCMA, dan juga UNVR, serta perusahaan yang mengalami fluktuasi adalah
ICBP. Saham perusahaan yang memiliki rata-rata tertinggi dari rasio ROE pada
periode 2016- 2018 adalah UNVR dan yang memiliki rata-rata terendah dari rasio
ROE pada periode 2016- 2018 adalah INDF.
e. Dividen per Share (DPS)
Rasio ini membandingkan dari pembagian dividen yang diberikan kepada
para investor dengan saham yang beredar. Tabel berikut merupakan data rasio
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
104
Dividen per Share (DPS) perusahaan pada indeks LQ45 tahun 2016-2018:
Tabel 4.5 DIVIDEN PER SHARE TAHUN 2016-2018
No.
Code
DPS (Rp)
2016 2017 2018 Jumlah Rata-rata
1 AKRA 120,00 200,00 120,00 440,00 146,67
2 ASII 168,00 185,00 60,00 414,00 137,67
3 BBCA 70,00 255,00 85,00 410,00 136,67
4 ICBP 154,00 162,00 58,00 374,00 124,67
5 INDF 235,00 237,00 65,00 537,00 179,00
6 SCMA 73,00 75,00 20,00 168,00 56,00
7 UNTR 143,00 1303,00 365,00 1811,00 603,67
8 UNVR 835,00 915,00 410,00 2160,00 720,00
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan DPS pada setiap perusahaan
memiliki kondisi fluktuasi, serta tidak ada satupun perusahaan yang mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Saham perusahaan yang memiliki rata-rata tertinggi
dari rasio DPS pada periode 2016-2018 adalah UNVR dan yang memiliki rata-
rata terendah dari rasio DPS pada periode 2016-2018 adalah SCMA.
Harga Intrinsik dan Penilaian Saham
Sesudah menghitung nilai intrinsik sebuah saham perusahaan dengan
menggunakan pendekatan PER, selanjutnya langkah yang dilakukan ialah
membandingkan harga pasar saham tersebut dengan nilai intrinsik. Harga pasar
yang digunakan sebagai pembanding merupakan dari closing price pada tanggal
31 Desember 2018. Hasil perbandingan tersebut dapat menghasilkan keadaan
saham yang berbeda-beda antara lain ialah undervalued, overvalued, atau
correctly valued. Perbandingan nilai intrinsik dengan harga pasar dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4.6 PERBANDINGAN NILAI INTRINSIK DENGAN HARGA PASAR
No.
Code
Perbandingan Nilai Intrinsik dengan Harga Pasar
Nilai Intrinsik Harga Pasar Kondisi Saham
1 AKRA 4.291 4.290 Undervalued
2 ASII 8.221 8.225 Overvalued
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
105
3 BBCA 26.026 26.000 Undervalued
4 ICBP 10.448 10.450 Overvalued
5 INDF 7.449 7.450 Overvalued
6 SCMA 1.870 1.870 Correctly valued
7 UNTR 27.359 27.350 Undervalued
8 UNVR 46.022 45.400 Undervalued
Sumber: Data Diolah
Data yang yang dihasilkan dari perbandingan table di atas, dapat diketahui
kondisi harga saham yang terjadi dalam indeks LQ45 sebagai berikut:
a. Hasil perbandingan dari analisis harga pasar dengan harga intrinsik saham
AKR Corporindo Tbk memperoleh hasil dengan kondisi saham Undervalued.
b. Hasil perbandingan dari analisis harga pasar dengan harga intrinsik saham
Astra International Tbk memperoleh hasil dengan kondisi saham Overvalued.
c. Hasil perbandingan dari analisis harga pasar dengan harga intrinsik saham
Bank Central Asia Tbk memperoleh hasil dengan kondisi saham
Undervalued.
d. Hasil perbandingan dari analisis harga pasar dengan harga intrinsik saham
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk memperoleh hasil dengan kondisi saham
Overvalued.
e. Hasil perbandingan dari analisis harga pasar dengan harga intrinsik saham
Indofood Sukses Makmur Tbk memperoleh hasil dengan kondisi saham
Overvalued.
f. Hasil perbandingan dari analisis harga pasar dengan harga intrinsik saham
Surya Citra Media Tbk memperoleh hasil dengan kondisi saham Correctly
valued.
g. Hasil perbandingan dari analisis harga pasar dengan harga intrinsik saham
United Tractors Tbk memperoleh hasil dengan kondisi saham Undervalued.
h. Hasil perbandingan dari analisis harga pasar dengan harga intrinsik saham
Unilever Indonesia Tbk memperoleh hasil dengan kondisi saham
Undervalued.
Pengambilan Keputusan Investasi
Setelah mengetahui nilai intrinsik dengan analisis fundamental dengan
pendekatan Price Earning Ratio (PER) kemudian membandingkan dengan harga
pasar saham dan hasil tersebut menghasilkan saham dengan kondisi overvalued,
undervalued atau correctly valued. Tabel berikut merupakan panduan cara
mengambil keputusan dalam berinvestasi:
Tabel 4.7 PANDUAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
Keterangan Kondisi Saham Keputusan Investasi
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
106
Nilai intrinsik saham >
Harga pasar
Undervalued Membeli Saham
Nilai intrinsik saham <
Harga pasar
Overvalued Menjual Saham
Nilai intrinsik saham =
Harga pasar
Correctly valued Menahan Saham
Sumber: Suteja dan Gunardi (2016)
Perbandingan dari harga pasar dengan nilai intrinsik menghasilkan
penilaian pada saham tersebut, dengan begitu para investor mengambil langkah
pengambilan investasi sebagai berikut:
Tabel 4.8 PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
Keterangan Kondisi Saham Keputusan Investasi
AKR Corporindo Tbk. Undervalued Membeli Saham
Astra International Tbk. Overvalued Menjual Saham
Bank Central Asia Tbk. Undervalued Membeli Saham
Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk.
Overvalued Menjual Saham
Indofood Sukses
Makmur Tbk.
Overvalued Menjual Saham
Surya Citra Media Tbk. Correctly value Menahan Saham
United Tractors Tbk. Undervalued Membeli Saham
Unilever Indonesia Tbk. Undervalued Membeli Saham
Sumber: Data Diolah
Tabel di atas memberikan informasi dari delapan sampel yang diteliti
memiliki kondisi yang berbeda-beda. Tiga sampel saham yang memiliki kondisi
saham yang sama antara lain Astra International Tbk, Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk berada dalam kondisi Overvalued
dimana harga pasar lebih tinggi dibandingkan dengan nilai intrinsiknya.
Keputusan investasi yang disarankan adalah dengan menjual saham apabila
memiliki saham tersebut, untuk investor yang belum memilikinya disarankan
untuk menghindarinya untuk menghindari kerugian.
Sedangkan satu sampel saham yang lain, yaitu Surya Citra Media Tbk
memiliki kondisi saham Correctly Valued, dimana kondisi saham tersebut
memiliki harga pasar yang sama dengan nilai intrinsiknya. Keputusan investasi
yang disarankan bagi yang memiliki saham tersebut adalah menahan saham dan
menunggu waktu yang tepat untuk menjual saham tersebut.
Untuk empat sampel saham terakhir yaitu AKR Corporindo Tbk, Bank
Central Asia Tbk, United Tractors Tbk dan Unilever Indonesia Tbk memiliki
kondisi saham Undervalued, dimana kondisi saham tersebut memiliki harga pasar
lebih rendah dari nilai intrinsiknya. Keputusan investasi yang disarankan bagi
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
107
para investor untuk membeli saham tersebut dikarenakan saham tersebut memiliki
potensi mendapatkan keuntungan yang besar dan bagi yang memiliki saham
tersebutdisarankan untuk menahan saham dan menjual saham diwaktu yang tepat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah melakukan analisis data maka dapat ditarik kesimpulan, sebagai
berikut:
a. Analisis telah dilakukan dalam penilaian kewajaran harga saham dengan
analisis fundamental melalui pendekatan PER atau Price Earning Ratio.
Dalam analisis ini, dilakukan pada perusahaan dalam LQ45 pada tahun 2016-
2018 yang menganalis delapan sampel. Berdasarkan hasil analisis,
didapatkan empat perusahaan yang mengalami undervalued, yaitu AKR
Corporindo Tbk, Bank Central Asia Tbk, United Tractors Tbk serta
UnileverIndonesia Tbk. Pengambilan keputusan yang disarankan adalah
membeli saham dikarenakan saham tersebut memiliki potensi mendapatkan
keuntungan, bila investor sudah memiliki saham tersebut disarankan untuk
menahan saham tersebut dan menunggu waktu yang tempat untuk menjual
dan memperoleh keuntungan. Perusahaan yang mengalami correctly valued
adalah Surya Citra Media Tbk, pengambilan keputusan yang diambil adalah
menahan saham apabila investor memiliki saham tersebut dan menunggu
waktu yang tepat untuk menjual dan memperoleh keuntungan. Sisanya adalah
Astra International Tbk, Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, dan Indofood
Sukses Makmur Tbk, yang mana perusahaan-perusahaan ini mengalami
overvalued dimana pengambilan keputusan yang disarankan adalah menjual
saham tersebut untuk menghindari resiko dalam kerugian.
Saran
a. Sebelum melakukan investasi dalam perusahaan yang terdaftar dalam indeks
LQ45, sebaiknya para investor mengikuti langkah berikut ini. Langkah
pertama yang disarankan ialah membaca prospek perusahaan dan laporan
keuangan perusahaan yang diminati untuk tempat berinvestasi untuk
menghindari resiko kerugian yang tinggi dan mendapatkan keuntungan yang
dicapai bagi para investor.
b. Dalam melakukan investasi para investor tidak hanya memperhatikan
perkembangan internal perusahaan saja, investor juga harus memperhatikan
faktor eksternal yang bersangkutan dengan perusahaan seperti politik,
perkembangan perekonomian, sosial dan lainnya.
c. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat meneliti indeks lainnyabukan
hanya pada perusahaan LQ45 dan peneliti selanjutnya diharapkan dapat
memperbarui dan memperpanjang penelitian untuk memperoleh hasil
penelitian yang lebik baik dan akurat.
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
108
DAFTAR PUSTAKA
Abi, F. (2016). Semakin Dekat dengan Pasar Modal Indonesia (DEEPUBLISH
(Ed.); 1st ed.).
Aganta, C. T. (2013). Analisis Fundamental Melalui Pendekatan Price Earning
Ratio ( PER ) ( Studi Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar Dalam
Indeks LQ45 BEI Indonesia Tahun 2010-2013 ). 27(2).
Aganta, C. T., Topowijono, & Z.A, Z. (2015). Pengambilan Keputusan Investasi
Saham dengan Menggunakan Analisis Fundamental Melalui Pendekatan
Price Earning Ratio (PER). Jurnal Administrasi Bisnis, 27(2).
Andriani, F., Darminto, & Topowijono. (2012). Pengambilan Keputusan Investasi
Saham Dengan Menggunakan Analisis Fundamental Internal Melalui
Pendekatan Analisis Fundamental Internal Melalui Pendekatan Price
Earning Ratio (Studi Pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang
Listing di Bursa Efek Indonesia. Analisis Pendapatan Dan Tingkat
Kesejahteraan Rumah Tangga Petani, 53(9), 1–9.
Anna. (2018). Mengenal 9 Sektor Saham Di Bursak Efek Indonesia. Investasi
Online. https://investasi.online/mengenal-9-sektor-saham-di-bursa-efek-
indonesia/
Arifin, A. (2004). Membaca Saham : Panduan Dasar Seni Berinvestasi dan Teori
Permainan Saham. Andi.
Azis, M., Mintarti, S., & Nadir, M. (2015). Manajemen Investasi Fundamental,
Teknikal, Perilaku Investor, dan Return Saham. Deepublish.
Bungin, B. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif (2nd ed.). Kencana.
Damanik, M. V. (n.d.). Fundamental Terhadap Harga Saham. 39–50.
Egam, G., Ilat, V., & Pangerapan, S. (2017). Pengaruh Return On Asset (ROA),
Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Earning Per Share
(EPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam Indeks
LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2015. Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 5(1), 105–114.
https://doi.org/10.1007/978-1-349-15400-5_6
Habiburrahman, H. (2015). Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Dan Inflasi
Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Manajemen Dan Bisnis Universitas Bandar Lampung, 5(2), 112–129
Hartono, J. (2017). Teori portofolio dan analisis investasi (edisi Kesebelas). In
Yogyakarta: BPFE. CV. Mitra Medan.
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
109
Hasliana. (2018). Analisis Pendekatan Price Earning Ratio (PER) Dalam
Pengambilan Keputusan Investasi (Studi pada Perusahaan Sub Sektor Food
and Beverage yang Terdaftar di BEI Tahun 2016 – 2018).
Indonesia, B. E. (2020a). Pengantar Pasar Modal. IDX.
https://www.idx.co.id/investor/pengantar-pasar-modal/
Indonesia, B. E. (2020b). Sejarah dan Milestone. IDX.
https://www.idx.co.id/tentang-bei/sejarah-dan-milestone/
Indonesian Stock Exchange. (2020). Indeks Saham. Bursa Efek Indonesia.
Muklis, F. (2016). Perkembangan Dan Tantangan Pasar Modal Indonesia.
AlMasraf (Jurnal Lembaga Keuangan Dan Perbankan), 1(1), 1–12.
Qudratullah, M. F., Zakuan, M., & Riyanto, R. (2015). Pengembangan Website Jii
- Analisa.Com Sebagai Alat Analisis Portofolio Optimum Metode Varian
Kovarian Pada Pasar Modal Syariah Di Indonesia. Jurnal Fourier, 4(2), 75.
https://doi.org/10.14421/fourier.2015.42.75-85
Sinaga, P. (2014). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. CV. Mitra Medan.
Sudirman. (2015). Pasar Modal dan Manajemen Portofolio (R. Darwis
(Ed.)).
Sultan Amai Press, IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Sunaryo S.MB., M.M, D. (2019). Manajemen Investasi dan Portofolio.
https://books.google.co.id/books?id=DtSWDwAAQBAJ&pg=PA115&dq=
manajemen+investasi+stock+split&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiR_vHbm
oLnAhW1wTgGHXsbAh0Q6AEIKTAA#v=onepage&q=manajemeninvesta
si stock split&f=false
Suteja, J., & Gunardi, A. (2016). Manajemen Investasi dan Portofolio. PT.
Refika Aditama.
Tandelilin, E. (2017). Pasar Modal: Manajemen Portofolio & Investasi. PT.
Kanisius.
Warman, N., & Urah. (2020). Jenis-jenis indeks yang ada di Bursa Efek
Indonesia. PintraSaham.Id. https://pintarsaham.id/jenis-jenis-indeks-yang-
ada-di-bursa- efek-indonesia-2/
WBBA, A., & Pratomo, W. (2013). Analisis Fundamental dan Resiko Sistematik
Terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar Pada Indeks LQ45.
Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, 1(3), 205–219.
Wefi, A. (2020). Manajemen Investasi dan Pasar Modal. IAIN Madura. Wira, D.
(2015). Memulai Investasi Saham (5th ed.). Exceed.
Jurakunman Vol.14, No.2, Juli 2021 P-ISSN:2028-68IX
www.jurakunman.stiesuryanusantara.ac.id O-ISSN:2654-8216
110
Yusuf, M. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan (1st ed.). Kencana.