laporan kegiatan pemeriksaan garam beryodium

6
LAPORAN KEGIATAN PUSKESMAS PEMERIKSAAN GARAM DAPUR BERYODIUM POSYANDU Oleh dr. Nurima Ulya Dwita PUSKESMAS SEGEDONG

Upload: nurima-ulya-dwita

Post on 27-Oct-2015

817 views

Category:

Documents


39 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kegiatan Pemeriksaan Garam Beryodium

LAPORAN KEGIATAN PUSKESMAS

PEMERIKSAAN GARAM DAPUR BERYODIUM

POSYANDU

Oleh

dr. Nurima Ulya Dwita

PUSKESMAS SEGEDONG

KABUPATEN PONTIANAK

2013

Page 2: Laporan Kegiatan Pemeriksaan Garam Beryodium

LATAR BELAKANG

A.  Latar Belakang

Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium merupakan zat

gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Sekitar 10% dari populasi

dunia memiliki resiko mengalami kekurangan yodium karena tinggal di daerah ketinggian, dimana air

minum hanya sedikit mengandung yodium. Yodium ditambahkan pada garam yang biasa

diperjualbelikan (garam beryodium). Garam beryodium yang digunakan sebagai garam konsumsi

harus memenuhi standar nasional indonesia (SNI) antara lain mengandung yodium sebesar 30 – 80

ppm (Depkes RI, 2000). Pada kekurangan yodium, kelenjar tiroid berusaha untuk menangkap lebih

banyak iodida untuk sintesa hormon tiroid dan mengalami pembesaran. IQ penderita dapat

menurun. Kesuburan berkurang. Pada orang dewasa, hipotiroidisme dapat menyebabkan kulit

seperti membengkak, suara serak, gangguan fungsi mental, kulit kering dan mengelupas, rambut

yang kasar dan jarang, tidak tahan terhadap udara dingin, dan peningkatan berat badan. Seorang

wanita hamil yang kekurangan yodium dapat berisiko untuk terjadi keguguran dan bayi lahir mati.

Janin dapat mengalami hambatan dalam pertumbuhan, dan dapat terjadi kelainan pada otak. Jika

tidak ditangani segera setelah dilahirkan, maka dapat terjadi retardasi mental dan perawakan tubuh

yang pendek (kretinisme). Bayi-bayi tersebut dapat memiliki kelainan sejak lahir atau hipotiroidisme.

Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

telah menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan umur harapan hidup dari

70,7 ( Proyeksi BPS, 2008) menjadi 72, menurunkan angka kematian bayi dari 34 (SDKI, 2007)

menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, menurunkan angka kematian ibu dari 228 ( SDKI, 2007)

menjadi 118 per 100 ribu kelahiran hidup dan menurunkan gizi kurang (termasuk gizi buruk ) dari

18,4% (Riskesdas, 2007 ) menjadi kurang dari 15% dan menurunkan balita pendek dari 36,8%

( Riskesdas, 2007) menjadi kurang dari 32%.

Untuk mencapai sasaran RPJMN 2010 – 2014 Bidang Kesehatan, Kementerian Kesehatan

telah menetapkan RENSTRA Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014, yang memuat indikator

keluaran yang harus dicapai. Salah satu dari 8 indikator keluaran di bidang Perbaikan Gizi yang harus

dicapai pada tahun 2014 yaitu 90 % rumah tangga mengonsumsi garam beryodium dengan

kadungan yodium cukup. Oleh karena itu program penanggulangan GAKY difokuskan pada

peningkatkan konsumsi garam beryodium.

Page 3: Laporan Kegiatan Pemeriksaan Garam Beryodium

CARA PEMERIKSAAN GARAM BERYODIUM

Untuk mengetahui kadar iodium dalam garam dapat dilakukan oleh pengetesan dengan cara

:

a. Dengan Yodida / Test Kit

Caranya:

1) Ambil 1 sendok teh garam, lalu tetesi dengan cairan yodida.

2) Tunggu beberapa menit sampai terjadi perubahan warna pada garam dari putih menjadi biru

keunguan (pada garam beryodium).

3) Bandingkan dengan warna yang ada pada kit yang tertera pada kemasan.

b. Dengan parutan singkong.

Bila tidak tersedia test kit atau cairan yodida, maka ada cara yang sederhana dan tidak

membutuhkan biaya yang tinggi yaitu dengan parutan singkong.

Caranya :

1) Kupas singkong yang masih segar, kemudian parut dan peras tanpa air.

2) Tuang 1 sendok perasan singkong parut tanpa di tambah air ke dalam tempat yang bersih.

3) Tambahkan 4 – 6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa.

4) Tambahkan 2 sendok teh cuka, aduk sampai rata, biarkan beberapa menit. Bila timbul biru

keunguan berarti garam tersebut mengandung yodium

DESKRIPSI KEGIATAN

TEMPAT : Posyandu

PETUGAS : 1. dr. Nurima Ulya Dwita

2. dr. Michael Hartanto

3. dr. Dyah Paramita

4. Bidan Wina

PESERTA : Ibu Rumah Tangga

PELAKSANAAN : IRT membawa garam dapur yang dipakai untuk masak sehari-hari. Garam tersebut diberikan kepada petugas untuk diperiksa kadar yodiumnya menggunakan cairan yodida

Page 4: Laporan Kegiatan Pemeriksaan Garam Beryodium

PERMASALAHAN PADA KASUS

Dari 10 garam yang dites, 5 garam memiliki yodium yang cukup dan 5 garam tidak memiliki

kadar yodium yang kurang.

MONITORING DAN EVALUASI

Telah dilakukan pemeriksaan garam beryodium kepada 10 Ibu Rumah Tangga (IRT) yang

membawa garam yang dipakai sehari-hari untuk kegiatan memasak. Dari 10 garam terdapat 5 garam

yang memiliki iodium cukup dan 5 orang memiliki garam yang kadar iodiumnya kurang. Iodium

cukup didasari oleh perubahan warna pada garam dari putih menjadi biru keunguan, sedangkan

garam yang iodium kurang perubahan warna dari garam putih menjadi ungu muda.

Kekurangan yang diteliti oleh petugas yaitu kurangnya pengetahuan ibu mengenai yodium.

Ibu mengira jika membeli garam yang mahal mempunyai kadar yodium yang cukup. Lalu ada

beberapa ibu yang membawa garam dengan merk yang sama tetapi kadar yodiumnya kurang.

Setelah dilakukan pemeriksaan garam, petugas kesehatan melakukan penyuluhan interaktif kepada

IRT tentang fungsi garam beryodium serta menjelaskan dampak buruk jika anak kekurangan yodium.

Lalu petugas kesehatan menyarankan mengganti garam yang yodiumnya kurang. Untuk mengetahui

merk garam beryodium, IRT yang memiliki garam yang yodiumnya cukup untuk berbagi informasi

kepada IRT yang lainya. IRT dihimbau untuk selektif terhadap pembelian garam.

Segedong, 30 Juli 2012

PESERTA PENDAMPING

Dr. Nurima Ulya Dwita dr. Hj. Riska Susanti