laporan kegiatan narkoba.doc

3
LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN PENINGKATAN KEMAMPUAN ASSESMEN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA TERHADAP PETUGAS REHABILITASI DI INSTANSI PEMERINTAH PROPINSI LAMPUNG. Pendahuluan Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, zat aditif (NAPZA) serta bahan berbahaya lainnya merupakan masalah dalam lingkup nasional maupun internasional. Permasalahan ini berkembang mengikuti tren yang dipengaruhi banyak faktor diantaranya ketersediaan obat, kebutuhan masyarakat, dan faktor penegakan hukum. Sebagai kewajiban negara, sesuai dengan amanat UU No. 36 Tahun 2009 dan UU Narkotika No. 35 Tahun 2009, maka pmerintah mencanangkan suatu program nasional untuk penanggulangan penyalahgunaan Napza yaitu gerakan rehabilitasi pecandu / korban penyalahgunaan narkotika. Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) dan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten /Kota non IPWL (institusi penerima wajib lapor) merupakan institusi kesehatan pelayanan primer dan sekunder yang paling mungkin untuk diakses oleh masyarakat. Sehingga Badan Narkotika Nasional (BNN) berupaya untuk membangun jejaring / kerjasama dengan kedua institusi tersebut untuk dapat memberikan pelayanan rehabilitasi rawat jalan bagi para korban penyalahgunaan / pecandu narkotika sehingga memudahkan akses bagi masyarakat. Upaya yang dilakukan adalah dengan melatih tenaga kesehatan (dokter, perawat, psikolog) agar dapat melakukan asesmen dan konseling dasar terhadap para korban penyalahgunaan / pecandu narkotika pada institusi RS dan PKM di kabupaten/kota. Tujuan Pelatihan Turut mengsukseskan program nasional berupa gerakan rehabilitasi 100.000 pecandu narkotika di Indonesia.

Upload: maryko-awang-herdian

Post on 22-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KEGIATAN Narkoba.doc

LAPORAN KEGIATAN

PELATIHAN PENINGKATAN KEMAMPUAN ASSESMEN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA TERHADAP PETUGAS REHABILITASI DI INSTANSI PEMERINTAH

PROPINSI LAMPUNG.

Pendahuluan

Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, zat aditif (NAPZA) serta bahan berbahaya

lainnya merupakan masalah dalam lingkup nasional maupun internasional. Permasalahan

ini berkembang mengikuti tren yang dipengaruhi banyak faktor diantaranya ketersediaan

obat, kebutuhan masyarakat, dan faktor penegakan hukum. Sebagai kewajiban negara,

sesuai dengan amanat UU No. 36 Tahun 2009 dan UU Narkotika No. 35 Tahun 2009, maka

pmerintah mencanangkan suatu program nasional untuk penanggulangan penyalahgunaan

Napza yaitu gerakan rehabilitasi pecandu / korban penyalahgunaan narkotika.

Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) dan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

/Kota non IPWL (institusi penerima wajib lapor) merupakan institusi kesehatan pelayanan

primer dan sekunder yang paling mungkin untuk diakses oleh masyarakat. Sehingga Badan

Narkotika Nasional (BNN) berupaya untuk membangun jejaring / kerjasama dengan kedua

institusi tersebut untuk dapat memberikan pelayanan rehabilitasi rawat jalan bagi para

korban penyalahgunaan / pecandu narkotika sehingga memudahkan akses bagi

masyarakat. Upaya yang dilakukan adalah dengan melatih tenaga kesehatan (dokter,

perawat, psikolog) agar dapat melakukan asesmen dan konseling dasar terhadap para

korban penyalahgunaan / pecandu narkotika pada institusi RS dan PKM di kabupaten/kota.

Tujuan Pelatihan

Turut mengsukseskan program nasional berupa gerakan rehabilitasi 100.000 pecandu

narkotika di Indonesia.

Waktu / Tempat

Pelatihan dilaksanakan selama 5 hari pada tanggal 26 – 30 Mei 2015 di Hotel Sheraton

Bandar Lampung.

Peserta

Perwakilan dari RSUD, PKM, SPN (Sekolah Polisi Negara) Kabupaten/Kota se-Propinsi

Lampung.

Page 2: LAPORAN KEGIATAN Narkoba.doc

Resume Kegiatan

1. Pelatihan ini berfokus pada pembelajaran tentang materi gerakan rehabilitasi

100.000 pecandu narkotika, ketergantungan narkotika, tehnik pelaksanaan program

wajib lapor yang terdiri atas tehnik asesmen, konseling dasar, sistem pencatatan dan

pelaporan, dan sistem rujukan, dan teknis pelayanan rawat jalan terhadap korban

penyalahgunaan/ pecandu narkotika yang ada di Propinsi Lampung di rumah sakit

umum daerah dan PKM di kabupaten/kota se-Propinsi Lampung.

2. Tujuan pencapaian klien yang datang ke RSUD Demang Sepulau Raya diharapkan

tercapai minimal sebanyak 25 klien dengan kriteria klien yang datang secara

voluntari (bukan terkait kasus hukum).

3. Sistem pembiayaan program rawat jalan ini dibiayai oleh pemerintah pusat melalui

BNN berdasarkan sistem klaim – re-imburse. Program rawat jalan ini berupa

rangkaian kegiatan rehabilitasi yang terdiri atas asesmen awal, konseling dasar,

rujukan (jika perlu), pemeriksaan urin dan pemberian terapi obat simptomatis.

Besaran biaya yang diberikan untuk setiap klien yang datang sebesar Rp.

1.200.000,00 (Satu juta dua ratus ribu rupiah) dengan peruntukan biaya jasa dan

bahan/obat habis pakai. Pengiriman biaya re-imburse ini dilakukan dengan cara

transfer melalui rekening khusus di Bank Nasional dengan rekening

mengatasnamakan tim rehabilitasi narkoba RSUD Demang Sepulau Raya Kab.

Lampung Tengah.

4. Harapan paska penyelenggaraan kegiatan ini adalah agar pemerintah daerah dan

manajemen rumah sakit kabupaten/kota turut mendukung keberhasilan program

gerakan rehabilitasi korban penyalahgunaan/pecandu narkoba dengan cara

membuat suatu kerjasama dengan pihak BNN (form terlampir), memfasilitasi sarana

dan prasarana tenaga kesehatan yang telah menjalani pelatihan dalam pelaksanaan

pelayanan rawat jalan rehabilitasi ketergantungan narkotika rawat jalan.

Penutup

Semoga Allah yang Maha Esa merestui keberhasilan apa yang kita kerjakan dalam

membantu para korban/pecandu narkotika.. amien