laporan kebakaran hutan-sumber api dan pengaruh topografi

11
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebakaran hutan merupakan suatu faktor yang harus diperhatikan dalam konteks melindungi kawasan hutan. Oleh karena itu, kita harus mengenal faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan. Kebakaran hutan dapat dihindari jika kita mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan timbulnya api dan cara penyebarannya. Pada praktikum pertama ini, salah satunya diujicobakan hal yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan sesuai dengan salah satu segitiga api yaitu sumber api kebakaran. Pada sumber api ini, dilihat pengaruh gaya gesek antara kedua benda yang terdapat dihutan seperti kayu dan bambu, juga dilakukan pengujian puntung rokok yang mengenai serasah pinus kering. Lalu pada kegiatan praktikum selanjutnya memperhatikan pengaruh topografi pada kecepatan penjalaran api kebakaran. Pengaruh topografi memiliki kemungkinan dalam kecepatan api menjalar selain dari faktor kecepatan angin dan arah angin. Oleh karena itu 1

Upload: adha

Post on 05-Aug-2015

678 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kebakaran Hutan-Sumber API Dan Pengaruh Topografi

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebakaran hutan merupakan suatu faktor yang harus diperhatikan dalam

konteks melindungi kawasan hutan. Oleh karena itu, kita harus mengenal faktor-

faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan. Kebakaran

hutan dapat dihindari jika kita mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat

menyebabkan timbulnya api dan cara penyebarannya.

Pada praktikum pertama ini, salah satunya diujicobakan hal yang dapat

memicu terjadinya kebakaran hutan sesuai dengan salah satu segitiga api yaitu

sumber api kebakaran. Pada sumber api ini, dilihat pengaruh gaya gesek antara

kedua benda yang terdapat dihutan seperti kayu dan bambu, juga dilakukan

pengujian puntung rokok yang mengenai serasah pinus kering.

Lalu pada kegiatan praktikum selanjutnya memperhatikan pengaruh

topografi pada kecepatan penjalaran api kebakaran. Pengaruh topografi memiliki

kemungkinan dalam kecepatan api menjalar selain dari faktor kecepatan angin dan

arah angin. Oleh karena itu dilihat laju penjalaran dilihat dari kondisi topografi

suatu wilayah hutan.

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui sejauh mana gesekan kayu, maupun gesekan bambu dapat

mempengaruhi penyalaan

Untuk mengetahui sejauh mana puntung rokok dapat menyebabkan terjadinya

kebakaran

Untuk mengetahui pengaruh berbagai kemiringan lereng pada laju penjalaran

api kebakaran

Waktu Praktikum

Hari/tanggal : Kamis, 13 Oktober 2011

1

Page 2: Laporan Kebakaran Hutan-Sumber API Dan Pengaruh Topografi

Tempat : Laboratorium Kebakaran Hutan-Departemen Silvikultur

BAB IIBAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

Bahan Praktikum

i. Sumber Api Kebakaran

a.Gesekkan Kayu dan Gesekan Bambu

-2 potong bambu

-2 potong kayu

-Stopwatch

b. Pengujian Puntung Rokok

-Rokok

-Serasah pinus

-Timbangan analitik

-Korek api

-Stopwatch

ii. Pengaruh Topografi

-Lidi/potongan kayu

-Mistar/penggaris

-Stopwatch

-Statif untuk memegang lidi/potongan kayu

Metode Praktikum

i. Sumber Api Kebakaran

a. Gesekan Kayu dan Gesekan Bambu

1. Siapkan 2 potong bambu dan 2 potong kayu

2. Dua praktikan memegang sepasang bambu dan sepasang kayu

3. Ketika stopwatch dinyalakan maka praktikan mulai

menggesekkan masing-masing bambu dan kayu dengan

pasangannya

2

Page 3: Laporan Kebakaran Hutan-Sumber API Dan Pengaruh Topografi

4. Amati dan rasakan keadaan bambu dan kayu pada menit-1,

menit-5, dan menit-10

5. Catat keadaan tersebut pada tabel yang disediakan

b. Pengujian Puntung Rokok

1. Siapkan rokok dan serasah pinus dengan berat ±20 gram

2. Pada perlakuan 1, nyalakan 1 batang rokok lalu buang secara

alami pada serasah pinus

3. Amati batang rokok dan keadaan serasah pinus

4. Pada perlakuan 2, nyalakan 2 batang rokok lalu buang secara

alami pada serasah pinus dan terpisah

5. Amati batang rokok dan keadaan serasah pinus

6. Pada perlakuan 3, nyalakan 2 batang rokok tapi satukan sumber

api pada kedua rokok tersebut

7. Amati kedua batang rokok dan keadaan serasah pinus

ii. Pengaruh Topografi

1. Ukur panjang awal lidi/potongan kayu

2. Letakkan pada statif lalu dibakar dan dihitung waktunya sampai

bara pada lidi mati

3. Peletakkan pada statif dilakukan pada derajat kemiringan 0º, 45º,

90º, 135º, 180º

4. Setelah bara mati, hitung panjang akhir lidi/potongan kayu dan

catat waktunya pada tabel yang disediakan

3

Page 4: Laporan Kebakaran Hutan-Sumber API Dan Pengaruh Topografi

BAB IIIHASIL PENGAMATAN

Data Pengamatan

Tabel 1. Gesekkan kayu dan gesekan bambu

Bahan Bakar 1 menit 5 menit 10 menit

Kayu - - Hangat

Bambu Hangat Hangat Panas

Tabel 2. Pengujian puntung rokok

Perlakuan Hasil Pengamatan

1 batang rokok Rokok masih menyala

Tidak terjadi penyalaan pada serasah

pinus

Serasah pinus hanya terlihat hangus

Puntung rokok lama-lama mengecil

2 batang rokok Rokok masih menyala

Tidak terjadi penyalaan pada serasah

pinus

Serasah pinus hanya terlihat hangus

Puntung rokok lama-lama mengecil

2 batang rokok disatukan Rokok masih menyala

Tidak terjadi penyalaan pada serasah

pinus

Serasah pinus hanya terlihat hangus

Puntung rokok lama-lama mengecil

4

Page 5: Laporan Kebakaran Hutan-Sumber API Dan Pengaruh Topografi

Tabel 3. Pengaruh topografi

Posisi

Kemiringan Lidi

(derajat)

Lama Api Padam (detik) Panjang Lidi Terbakar (cm) Laju

Penjalaran

(cm/detik)1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata

0 55,42 44,5 46,58 48,84 1,3 1,3 0,3 0,97 0,0197

45 25,95 52,12 45,17 41,08 0,6 0,9 0,4 0,64 0,0155

90 38,83 44,75 63,38 48,99 0,5 0,9 1,3 0,90 0,0183

135 103,74 149,17 54,35 102,42 8,8 9,2 1,1 6,37 0,0621

180 115,61 95,83 91,60 101,01 9,8 8,6 4,0 7,47 0,0739

5

Page 6: Laporan Kebakaran Hutan-Sumber API Dan Pengaruh Topografi

BAB IVPEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

Pembahasan

Gesekkan yang dilakukan pada kedua benda yaitu kayu dan bambu

menimbulkan reaksi kalor yang dapat terasa ketika memegang benda tersebut.

Lamanya penggesekkan mempengaruhi timbulnya kalor pada kedua benda.

Seperti yang terlihat pada tabel 1, pada menit-1 tidak terasa apa-apa pada objek

kayu, begitupun pada menit-5. Namun terasa berbeda ketika kita memegang objek

kayu pada menit ke-10 yaitu mulai muncul timbulnya rasa hangat pada kayu.

Berbeda pada bambu yang pada menit-1, menit-5 terasa hangat pada objek bambu.

Namun, pada menit-10 bambu mulai terasa panas akibat gaya gesek yang terus

menerus dilakukan hingga menit ke 10. Jika dilihat di hutan, terjadi gesekkan

antara kayu dan bambu sangatlah kecil apalagi hingga sampai menimbulkan api

dan menyebabkan kebakaran karena tidak mungkin panas yang dicapai dari

gesekkan tersebut sampai hingga titik suhu penyalaan api.

Pada puntung rokok, dilakukan tiga perlakuan yaitu perlakuan 1 batang

rokok yang disimpan pada serasah pinus, 2 batang rokok yang disimpan pada

serasah pinus, dan 2 batang rokok disatukan yang disimpan pada serasah pinus.

Ketiga perlakuan ini memiliki hasil pengamatan yang relatif sama yaitu rokok

yang disimpan masih menyala, tidak terjadi penyalaan/percikan api pada serasah

pinus, serasah pinus terlihat hangus, dan puntung rokok mengecil karena habis

terbakar. Tingkat bara api, kelembaban serasah, dan cuaca lingkungan menjadi

salah satu faktor yang dapat diperhitungkan dalam puntung rokok yang

menyebabkan kebakaran hutan. Jika bara api yang dihasilkan oleh puntung rokok

kuat, kelembaban serasah kecil, dan cuaca sedang pemusim kemarau, maka

kemungkinan besar dapat muncul api dan menyebabkan kebakaran hutan.

6

Page 7: Laporan Kebakaran Hutan-Sumber API Dan Pengaruh Topografi

Pembakaran lidi yang dipengaruhi oleh topografi/kemiringan suatu

wilayah terlihat hasil yang signifikan yaitu pada topografi yang memiliki

kemiringan kira-kira 135º-180º akan memiliki laju penjalaran yang lebih cepat

dibandingkan dengan kemiringan 0º-90º. Laju penjalaran yang terjadi pada

kemiringan 135º-180º mencapai 3 kali lipat dibandingkan dengan kemiringan 0º-

90º yaitu 0,0621 cm/detik pada kemiringan 135º dan 0,0739 cm/detik pada

kemiringan 180º . Hal ini menunjukkan bahwa kemiringan mempengaruhi laju

penjalaran pembakaran api.

Kesimpulan

Gesekkan yang terjadi memang menimbulkan panas namun tidak sampai

menyebabkan penyalaan api karena suhu yang dicapai pada saat proses

penggesekkan tidak mencapai titik suhu dimana penyalaan dapat terjadi. Puntung

rokok juga dianggap tidak dapat menyebabkan suatu kebakaran karena puntung

rokok hanya mampu menyebabkan panas yang dihasilkan oleh asap rokok dan

tidak dapat terjadi penyalaan api namun hanya terjadi pemanasan. Panas yang

ditimbulkan dapat terlihat dengan hangusnya serasah pinus.

Topografi/kemiringan suatu lereng dapat mempengaruhi kecepatan

penjalaran api. Dapat ditarik kesimpulan pada praktikum kali ini yaitu semakin

miring lereng/kawasan kebakaran maka akan semakin cepat menyebar kebakaran

api yang terjadi karena dengan kemiringan yang tinggi dianggap semakin luas

pula daerah pembakaran yang dapat dibakar oleh api sehingga laju penjalarannya

semakin cepat dan luas.

7

Page 8: Laporan Kebakaran Hutan-Sumber API Dan Pengaruh Topografi

DAFTAR PUSTAKA

Suyanto, dkk. 2003. Kebakaran di Lahan Rawa/Gambut di Sumatera: Masalah dan Solusi. Palembang:Presiding Semiloka.

Wanggai, Frans. 2003. Manajemen Hutan. Jakarta:Grasindo.

Wibowo, Annas. 2007. Penyebab Kebakaran Hutan. [terhubung berkala] http://insidewinme.blogspot.com/2007/11/sebab-kebakaran-hutan.html [26 Oktober 2011]

8