laporan kasus dispepsia dengan pendekatan dokter keluarga

38

Click here to load reader

Upload: alind-davinci-ayyin

Post on 11-Dec-2015

278 views

Category:

Documents


47 download

DESCRIPTION

yhuu

TRANSCRIPT

Laporan Kasus Dispepsia dengan Pendekatan Dokter Keluarga

Laporan Kasus Dispepsia dengan Pendekatan Dokter Keluarga

Azrin Agmalina102012327

TUJUANTujuan dari dilakukannya kunjungan rumah adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keadaan keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pola psikososial pasien dengan penyakit dispepsia.

MetodeDigunakan metode wawancara dengan pasien serta melihat keadaan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal pasien.

Laporan kasusIbu alamsiyah usia 57 tahun pada hari jumat 24 juli 2015 datang ke puskesmas sukabumi utara dengan keluhan pusing mual muntah dan lemasAnamnesis pokok

Anamnesis PokokKeluhan utama : Mual muntah asam 3x/hr sejak 2 hari lalu

Riwayat penyakit sekarang : nyeri perut bagian atas, lemas karena mual muntah. Keluhan penyerta lain seperti pusing, sesak nafas

Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan keadaan penyakit sekarang : batu empedu

Riwayat penyakit dahulu yang tidak berhubungan dengan penyakit sekarang: batuk, sakit kuping dan pernah dioperasi

Perilaku pasien yang berhubungan dengan penyakitnya sekarang : sering makan pedas dan asam, minum kopi , makan rujak

Riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien:maagPemeriksaan FisikKeadaan umum: SedangKesadaran: compos mentisTanda-tanda vital : -Tekanan Darah110/69 mmHg -Frekuensi Nadi 70x/menit - Frekuensi Napas 24x/menit -Suhu badan 37oC

Pemeriksaan fisik abdomen:

inspeksi : -bentuk abdomen normal-warna kulit sawo matang tidak ada lesi kulitPalpasi : -nyeri tekan + pada perut bagian atasAuskultasi :-bising usus normoperistaltikPemeriksaan penunjang

Laboratorium :-darah lengkap

USG: -bila dugaan kearah kelainan di traktus biliaris, pankreas, kelainan di tiroid, bahkan juga ada dugaan tumor di esophagus dan lambung.

Endoskopi: gold standard, apakah lambung terinfeksi oleh H.pylori

Radiologis(OMD) : -GERD peristaltik di esofagus menurun-Tukak lambung/duodenum gambaran niche y.i kawah dari tukak yg terisi kontras media

Identitas Pasien

Nama: Ibu AlamsiyahUmur: 57 tahunJenis kelamin: PerempuanPekerjaan: Ibu rumah tanggaPendidikan: SMP (tamat)Alamat: Jl. Madrasah 2 RT 04/ RW 02 no 7

8NamaUmurHub keluargapendidikanpekerjaanAgamaKeadaan KesehatanDomisili serumah/tidakBpk. Husein59 thsuamiSTMwiraswastaislambaikserumahIbu Alamsiyah57 thistriSMPIbu rumah tanggaIslam sakitserumahCecep sudrajat36 thanakSTMSupirislambaikTidak serumahErwinsyah33 thanakSDBengkelislambaikTidak serumahViki Alawiyah30 thanakSMAIbu rumah tanggaislambaikTidak serumahNovitasari23 thanakSMAKuliahislambaikserumahRosdiana28 thanakSMKKaryawatiislambaikserumahRudi sobari47 thanakSMKSupirislambaikTidak serumahSiti nuraila30 thmantuSMKKaryawatiislambaikserumahVidya larasati13 thcucuSMPislambaikserumahSalwah khoirunnisa8 thcucuSDislambaikTidak serumahAlif nurdiansyah3 thcucuislambaikserumahRiwayat biologis keluarga :

Keadaan kesehatan sekarang : sedangKebersihan perorangan : baikPenyakit yang sering diderita : mual muntah, lemes, nyeri perutPenyakit keturunan : -Penyakit kronis/ menular : -Kecacatan anggota keluarga : -Pola makan : BaikPola istirahat : sedangJumlah anggota keluarga : 8 orang

Psikologis keluarga

Kebiasaan buruk: begadang, makan pedas asam, minum kopi Pengambilan keputusan: Bersama-sama

Ketergantungan obat: tidak ada

Tempat mencari pelayanan kesehatan: Rs pelni, puskesmas kec. kebon jeruk, puskesmas sukabumi utara

Pola rekreasi: kurang

Keadaan rumah/ lingkungan

Jenis bangunan

PermanenLantai rumahKeramikLuas rumah54 m2Luas tanah60 m2Jumlah yang tinggal dalam rumah5PenerangankurangKebersihan Sedang VentilasiKurang Dapur Ada Jamban keluargaAda Sumber air minumLedeng Sumber pencemaran airTidak adaPemanfaatan perkaranganTidak adaSistem pembuangan air limbahTidak adaTempat pembuangan sampahAda dan tertutupSanitasi lingkunganSedang Spiritual keluargaKetaatan beribadah: BaikKeyakinan tentang kesehatan : Baik

Kultural keluargaAdat yang berpengaruh : BetawiLain-lain: -

Keadaan sosial keluargaTingkat pendidikanSedang Hubungan antar anggota keluargaBaik Hubungan dengan orang lainBaikKegiatan organisasi sosialKurang Keadaan ekonomiSedang Status imunisasi dasar pasienkurangStatus imunisasi dasar keluargaSedang Status gizi keluargaBaik Jaminan pemeliharaan kesehatanBPJSPencegahan primerTujuan : mencegah timbulnya faktor resiko dispepsia bagi individu yg belum / mempunyai faktor resiko dengan melaksanakan pola hidup sehat, promosi kesehatan (Health Promotion) kepada masyarakat:

a. Modifikasi pola hidup dimana perlu diberi penjelasan bagaimana mengenali dan menghindari keadaan yang potensial mencetuskan serangan dispepsia.

b. Menjaga sanitasi lingkungan agar tetap bersih, perbaikan sosioekonomi dan gizi dan penyediaan air bersih.

c.Khusus untuk bayi, perlu diperhatikan pemberian makanan. Makanan yang diberikan harus diperhatikan porsinya sesuai dengan umur bayi. Susu yang diberikan juga diperhatikan porsi pemberiannya.

d. Mengurangi makan makanan yang pedas, asam dan minuman yang beralkohol, kopi serta merokokPencegahan sekunderPencegahan sekunder dapat dilakukan dengan diagnosis dini dan pengobatan segera (Early Diagmosis and Prompt Treatment):

a. Diagnosis Dini (Early Diagnosis) Setiap penderita dispepsia sebaiknya diperiksa dengan cermat. Evaluasi klinik meliputi anamnese yang teliti, pemeriksaan fisik, laboratorik serta pemeriksaan penunjang yang diperlukan, misalnya endoskopi atau ultrasonografi. Pengobatan Segera (Prompt Treatment) :1. Diet peranan yang sangat penting. Dasar diet tersebut adalah makan sedikit berulang kali, makanan yang banyak mengandung susu dalam porsi kecil. Jadi makanan yang dimakan harus lembek, mudah dicerna, tidak merangsang peningkatan dalam lambung dan kemungkinan dapat menetralisir asam HCL. 2. Perbaikan keadaan umum penderita 3. Pemasangan infus untuk pemberian cairan, elektrolit dan nutrisi. 4. Penjelasan penyakit kepada penderita. 5.Golongan obat yang digunakan untuk pengobatan penderita dispepsia adalah antasida, antikolinergik, sitoprotektif dan lain-lain.Pencegahan TertierRehabilitasi mental melalui konseling dengan psikiater, dilakukan bagi penderita gangguan mental akibat tekanan yang dialami penderita dispepsia terhadap masalah yang dihadapi.

Rehabilitasi sosial dan fisik dilakukan bagi pasien yang sudah lama dirawat di rumah sakit agar tidak mengalami gangguan ketika kembali ke masyarakat.Anjuran penatalaksanaan penyakit

Promotif :Pemberian penyuluhan tentang dispepsiabagaimana cara pencegahan dan mengobatinya.

Preventif :Pola makan yang normal dan teratur pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal makan yang teratur sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang berkadar asam tinggi, pedas. Bila harus makan obat sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak menganggu fungsi lambung.

Kuratif: a.Terapi medika mentosa :Omeprazol 20 mg sehari sekaliDomperidon 10 mg sehari tiga kali

b. Terapi non medika mentosamakan dengan porsi kecil tetapi sering, makan rendah lemak, kurangi atau hindari minuman-minuman spesifik seperti: kopi, alcohol kurangi dan hindari makanan yang pedas

Rehabilitatif: Pola makan yang normal dan teratur, cukup istirahat

prognosisPenyakit: dubia ad bonamKeluarga: dubia ad bonamMasyarakat: dubia ad bonam

Resume Dari hasil pemeriksaan saat kunjungan rumah pada hari Jumat 24 Juli 2015, didapatkan bahwa pasien adalah penderita dyspepsia.

Pasien disarankan untuk melakukan pencegahan dengan minum obat secara teratur, memperbaiki pola makan dan melakukan hal-hal yang terdapat dalam perilaku hidup sehat.

Untuk mencapai kesehatan yang menyeluruh hendaknya didukung pula oleh kondisi rumah yang sehat.

Definisi Dispepsia

Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa keluhan nyeri, perasaan tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan seperti rasa penuh saat makan, cepat kenyang, kembung, sendawa, anoreksia, mual, muntah, heartburn, regurgitasi. Klasifikasi Dispepsia

Berdasarkan ada tidaknya penyebab dan kelompok gejala maka dispepsia dibagi atas dispepsia organik dan dispepsia fungsional

Dispepsia organik adalah apabila penyebab dispepsia sudah jelas, misalnya ada ulkus peptikum, karsinoma lambung, kholelithiasis, yang bisa ditemukan secara mudah.

Dispepsia fungsional adalah apabila penyebab dispepsia tidak diketahui atau tidak didapati kelainan pada pemeriksaan gastroenterologi konvensional, atau tidak ditemukannya adanya kerusakan organik dan penyakit-penyakit sistemikEpidemiologiPrevalensi kejadian dispepsia di Amerika Serikat, India, Hongkong, Australia, Cina cukup tinggi dan 27% yang menderita dyspepsia adalah remaja putri dan 16% remaja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Joko, karakteristik penderita dispepsia yang berobat di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sebagian besar berumur diatas 40 tahun, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan rendah dan tidak bekerja.

Penderita dispepsia sebagian kecil biasa mengkonsumsi kopi, alkohol, dan rokok.

Etiologi

Dalam lumen saluran cerna -Tukak peptik - Gastritis - Keganasan Obat-obatan - Anti inflamasi non steroid - Teofilin - Digitalis - Antibiotik hepatobilier- Hepatitis - Kolesistisis - Kolelitiasis - Keganasan - Disfungsi sphincter Odli Pankreas -Pankreatitis - Keganasan

PatofisiologiProses patofisiologi adalah hipersekresi asam lambung, infeksi Helicobakter pylori, dismotilitas gastrointestinal, dan hipersensittivitas visceral.

Penatalaksanaan

Farmakologi :AntacidAntagonis reseptor H2 (simetidin, roksatidin, ranitidine dan famotidine)Penghambat pompa asam /PPI (omeperazol, lansoprazol dan pantoprazole)Sitoprotektif (sucralfat)Prokinetik (domperidon)

Non farmakologiPola diet yang dapat dilakukan seperti makan dengan porsi kecil tetapi sering

kurangi atau hindari minuman-minuman spesifik seperti: kopi, alcohol

kurangi dan hindari makanan yang pedasKesimpulan

Pelayanan kedokteran keluarga adalah tindakan kuratif, rehabilitative, promotif, preventif dan protektif yang dilakukan oleh perseorangan, keluarga, komunitas atau masyarakat terhadap perseorangan, keluarga, komunitas atau masyarakat.