laporan kasus dhf a

41
LAPORAN KASUS Demam Berdarah Dengue Disusun Oleh : Isnadiah Fitria Maharani 030!0!3" Pem#im#ing : dr $h%mas& S'A (K) K*PANI$*RAAN KLINIK ILMU K*S*+A$AN ANAK P*RIOD* ," D*S*MB*R ,0!-. 0/ MAR*$ ,0! RUMA+ SAKI$ UMUM DA*RA+ KO$A B*KASI FA KUL$ AS K*DOK$*RAN UNI1*RSI$AS $RISAK$I B*KASI ,0! 0

Upload: isnadiah-maharani

Post on 25-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 1/41

LAPORAN KASUS

Demam Berdarah Dengue

Disusun Oleh :

Isnadiah Fitria Maharani

030!0!3"

Pem#im#ing :

dr $h%mas& S'A (K)

K*PANI$*RAAN KLINIK ILMU K*S*+A$AN ANAK 

P*RIOD* ," D*S*MB*R ,0!-. 0/ MAR*$ ,0!

RUMA+ SAKI$ UMUM DA*RA+ KO$A B*KASI

FAKUL$AS K*DOK$*RAN UNI1*RSI$AS $RISAK$I

B*KASI ,0!

0

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 2/41

BAB I

P*NDA+ULUAN

Demam Dengue merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus genus

 Flavivirus, famili  Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3,

DEN-4, dan ditularkan melalui perantara nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Dari

4 serotipe dengue yang terdapat di ndonesia, DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan

 banyak berhubungan dengan kasus berat, diikuti dengan serotipe DEN-2!1

Demam dengue "DD# dan demam berdarah dengue "D$D# adalah penyakit infeksi

yang disebabkan oleh virus dengue! Di ndonesia Dengue %emorrhagi& 'ever pertama kali di

&urigai di (urabaya pada tahun 1)*+, tetapi konfirmasi virology baru di peroleh pada tahun

1)! (etelah itu berturut-turut di laporkan kasus dari kota di .a/a maupun dari luar .a/a,

dan pada tahun 1))3 telah menyebar keseluruh propinsi yang ada! $erasarkan jumlah kasus

D$D, ndonesia menempati urutan kedua setelah 0hailand! (etelah tahun 1)*+ angka

kesakitan rata-rata D$D di ndonesia terus meningkat dari , "1)*+# menjadi +,14

"1)3#, +,* "1)+3# dan men&apai angka tertinggi pada tahun 1))+ yaitu 3,1) per 

1! penduduk dengan jumlah penderita 2!133 orang!2

World Health Organization - South-East Asia Regional Office "%-(E56#

melaporkan bah/a pada tahun 2) terdapat 1*!2 kasus dengue dengan 1!3)* jumlah

kasus kematian di ndonesia dan case-fatality rates !FR"!)!1

1

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 3/41

BAB I

ILUS$RASI KASUS

IID*N$I$AS

Data Pasien A2ah I#u

Nama 5n! $ 0n! 50 Ny! $7

Umur 3 0ahun 3 tahun 2+ tahun

enis Kelamin  perempuan 8aki-laki 9erempuan

Alamat .l! :as/ari 9enem , $ekasi

Agama slam slam slam

Su4u #angsa .a/a .a/a .a/a

Pendidi4an - (79 (79

Pe4er5aan - iras/asta bu 6umah 0angga

Penghasilan - - -

Keterangan %ubungan dengan

orang tua ; 5nak

kandung

$anggal Masu4 RS 22 .anuari 21*

II ANAMN*SIS

Dilakukan sa&ara 5lloanamnesis kepada ibu pasien!

a Keluhan Utama :

9asien datang dengan keluhan demam sejak 4 hari sebelum masuk 6umah

(akit "(76(#

# Keluhan $am#ahan :

7ual, muntah dan bintik bintik merah di badan sejak 2 hari (76(

6 Ri7a2at Pen2a4it Se4arang :

9asien datang ke <D 6(=D :ota $ekasi atas rujukan dari 6( 5nanda $ekasi

dengan keluhan demam sejak 4 hari (76( " 7inggu sore, 1 .an 21*#! Demam

dirasakan naik turun, naik ketika sore hari sekitar pukul 1! sore dan turun dipagi

hari pukul *!, demam tidak diukur dengan termometer tetapi hanya perabaan

tangan! 9ada malam hari, demam terasa tinggi tetapi tidak sampai menggigil!

7engigau dan kejang juga disangkal oleh ibu pasien! 9asien sudah diberi obat

 penurun panas in>ana oleh ibunya namun demam masih belum turun!

(elain demam, pasien juga mengeluhkan adanya mual dan nyeri di ulu hati

dirasakan sejak 1 hari (76(! 7untah "?# @ setiap makan, muntah berisi makanan

dan air, darah "-#! Nafsu makan pasien menurun sejak demam, makanan menjadi tidak 

2

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 4/41

 berasa sehingga setiap makan hanya 4- suap saja dalam sehari, biasanya ketika sehat

 pasien makan 3@ sehari! 0idak ada keluhan suara serak maupun nyeri tenggorokan!

9asien tidak ada keluhan batuk berdarah maupun pilek! $5: tidak ada keluhan,

/arna kuning, nyeri dan berdarah disangkal! $5$ diraskan lan&ar, tidak ada keluhan,

 bab berdarah maupun $5$ hitam juga disangkal oleh pasien!

9asien juga menjadi lebih keringatan sejak demam, 3@ ganti baju dalam sehari

karena basah oleh keringat! bu pasien mengatakan timbul bintik-bintik merah tangan

dan kaki pasien sejak 2 hari (76(! $intik- bintik tersebut mun&ul dari bagian lengan

atas lalu ke lengan ba/ah serta dari bagian paha sampe ke betis! bu pasien

menyangkal pasien (elain itu, keluhan mimisan disangkal! 9asien menyangkal ada

 bepergian keluar kota dalam 1 bulan terakhir!

9asien anak perempuan berusia sebelas tahun datang diantar oleh orang tuanya

ke <D 6(=D :ota $ekasi pada hari rabu, 1+ .anuari 21* dengan keluhan demam

sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit! Demam dirasakan terus menerus tanpa

adanya saat tanpa demam! 7enurut pengakuan ibu pasien, suhu saat demam sekitar 

tiga puluh delapan derajat Ael&ius diukur menggunakan termometer! bu pasien sudah

memberikan obat panadol dari /arung dekat rumah tetapi demam tidak juga turun!

menggigil dan kejang disangkal!

(emenjak 2 (76(, pasien juga batuk! $atuk terjadi sepanjang hari tak menentu

kapan /aktunya! (ifat batuk terdengar tidak terlalu keras namun seperti banyak 

dahaknya yang sulit untuk dikeluarkan oleh pasien! 6i/ayat muntah "-#, sesak nafas

"-#! 6i/ayat batuk lama dan kontak dengan orang penderita batuk atau 0$ di

lingkungan rumah disangkal!

 7enurut pengakuan ibu pasien, berbarengan dengan demamnya, di tubuh pasien

mun&ul bintik bintik kemerahan! 5/alnya bintik- bintik tersebut mun&ul dari bagian

 belakang telinga lalu lama kelamaan menyebar ke /ajah leher sampai ke badan

tangan dan kaki! $uang air ke&il seperti biasanya, ber/arna kuning jernih dan

frekuensi berkemih seperti biasanya! $uang air besar juga normal tidak ada keluhan!

 Nyeri perut disangkal! <usi berdarah, dan mimisan disangkal! (ebelum adanya

keluhan pasien menyangkal adanya konsumsi obat tertentu!

bu pasien mengatakan pasien sulit apabila disuruh makan semenjak sakit! 9asien

mengaku tidak nafsu makan, mual dan muntah disangkal! 9asien mengatakan

 badannya terasa gatal dan panas! 7enurut pasien di kelasnya ada temannya yang

3

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 5/41

mengalami keluhan yang sama dengannya dan dira/at juga di 6umah (akit karena

&ampak!

a Ri7a2at Pen2a4it Dahulu

Pen2a4it Umur Pen2a4it Umur Pen2a4it Umur

Alergi - Difteria - .antung -

8a6ingan - Diare ? sering <injal -

DBD - :ejang - Darah -

$h2'%id - 7aag - 6adang paru -

Otitis - Bari&ela - 0uberkulosis -

Par%tis - 5sma - 7orbili ?

# Ri7a2at Pen2a4it Keluarga : tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan

yang sama dengan pasien

6 Ri7a2at Kehamilan dan Kelahiran :

K*+AMILAN

M%r#iditas 4ehamilan Ana4 'ertama

9era/atan antenatal (etiap bulan periksa ke bidan,

suntik 00 2@, =(< 1@ "tidak ada

kelainan#

K*LA+IRAN

0empat kelahiran $idan

9enolong persalinan $idan

Aara persalinan Normal, spontan

7asa gestasi ) bulan

:eadaan bayi

$erat lahir 32 gr 

9anjang badan 4) &m

8ingkar kepala tidak ingat

8angsung menangis

 Nilai apgar tidak tahu

0idak terdapat kelainan ba/aan

Kesan ; 6i/ayat kehamilan dan persalinan pasien baik 

d Ri7a2at Pertum#uhan dan Per4em#angan :

9ertumbuhan gigi ; * bulan "normal; -) bulan#

9sikomotor 

4

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 6/41

0engkurap ; tidak ingat "normal; 3-4 bulan#

Duduk ; tidak ingat "normal; * bulan#

$erdiri ; tidak ingat "normal; )-12 bulan#

$i&ara ; tidak ingat "normal; )-12 bulan#

$erjalan ; tidak ingat "normal; 13 bulan#

Kesan : a4an teta'i menurut i#u 'asien 6i/ayat pertumbuhan dan

 perkembangan pasien sesuai anak anak seusianya!

$erat $adan saat ini ; 2* kg

0inggi $adan saat ini ; 12 &m

e Ri7a2at Ma4anan

Kesan : :esulitan makan; nafsu makan berkurang semenjak sakit

9 Ri7a2at Imunisasi :

1a4sin Dasar (umur) Ulangan (umur)

B8 - - - -

DP$ - - - -

POLIO - - - -

8AMPAK  - - - -

+*PA$I$IS B - - - -

 Kesan ri7a2at imunisasi: munisasi tidak diketahui jenisnya, hanya dikatakan mendapat

imunisasi pertama kali pada umur * bulan, orang tua pasien tidak mengetahui vaksinasi

apa yang diberikan!

g Ri7a2at Keluarga

A2ah I#u

Nama 0n! 7 Ny!(7

Per4a7inan 4e 9ertama 9ertama

Umur 3+ 3Keadaan 4esehatan $aik $aik  

Kesan : :eadaan kesehatan kedua orang tua dalam keadaan baik!

h Ri7a2at Perumahan dan Sanitasi :

0inggal dirumah sendiri dengan 3 anggota keluarga "ayah, ibu dan 1 anak# di

 pemukiman padat penduduk, jarak antar rumah tembok masing-masing hampir 

menempel! 0erdapat dua kamar! 6umah terdiri 2 jendela sering dibuka namun gordyn

5

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 7/41

 jarang diganti! 9en&ahayaan matahari masuk ke dalam rumah agak kurang karena

terhalang oleh rumah tetangga! Di rumah menggunakan air dari sumur!

Kesan : :esehatan lingkungan tempat tinggal pasien kurang baik, dengan ventilasi

udara yang kurang baik dan keadaan rumah hampir lembab karena pen&ahayaan

matahari yang kurang baik!

I P*M*RIKSAAN FISIK 

a! Keadaan umum : tam'a4 sa4it sedang

 b! A1PU ; &ompos mentis

&! PA$

o 5ppearan&e ; tonus "?#, intera&tiveness "?#,&on&olabilitas "?#, look "?#,

(peak "?#

o $reathing ; spontan, nafas abdominotorakal, napas &uping hidung "-C-#,

retraksi "-#

o Air&ulation ; pu&at "?#, mottled "-#, &yanosis "-#

d! $anda 1ital

- Fre4uensi nadi : !,0;<menit- 'rekuensi pernapasan ; 2@Cmenit

- Suhu tu#uh : 3=&> %8

- 0ekanan darah ; 11C mm%g

e! Data antr%'%metri

o $erat badan ; 2* kg

o 0inggi badan ; 12 &m

o =mur ; + tahun

o (tatus gi>i ;

$$C= ; 2*C2* @ 1 1

0$C= ; 12C12 @ 1 )4!4)$$C0$ ; 2*C22 @ 1 11+!1+ "gi>i normal#

6

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 8/41

Ke'ala- $entuk ; normo&ephali

7

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 9/41

- 6ambut ; rambut hitam, tidak mudah di&abut, distribusi merata

- ajah ; ajah simetris, tidak ada pembengkakan, pte&hiae "-#,

luka atau jaringan parut "-#, e9l%resensi (?) #eru'a

ma4ul%'a'ular eritema #er#atas tegas

- 7ata ; konjungtiva anemis .<., sklera ikterik -C-,injeksi konjungtiva .<., se&ret -C-, pupil bulat isokor, 

6A8?C?, 6A08 ?C?

- 0elinga ; normotia, membran timpani intak, serumen -C-

- %idung ; bentuk normal, sekret .<.& nafas &uping hidung ?C?

- 7ulut ; ral higiene baik, trismus "-#

o 7ukosa gusi dan pipi; merah muda, hiperemis "?#,

ulkus "-#, ber&ak :oplik "-#, sto#atitis aphtae "-#

o 8idah; normoglosia, coated tongue  "-#, ulkus "-#,

hiperemis "-#, massa "-#!

o 0enggorokan ; 0onsil 01-01 hiperemis "-#, kripta

tidak melebar, detritus "-#, faring hiperemis "-#,

f! Leher ; :<$ tidak membesar, kelenjar tiroid tidak

membesar, ma4ul%'a'ular rash (?)

g! $h%ra;

• antung

nspeksi ; &tus &ordis terlihat pada A( B linea midklavikularis sinistra9alpasi ; &tus &ordis teraba pada A( B linea midklavikularis sinistra

9erkusi ; $atas kiri jantung ; A( B linea midklavikularis sinistra

 $atas kanan jantung ; A( F B linea sternalis de@tra

 $atas atas jantung ; A( linea parasternalis sinistra

5uskultasi ; $. - regular, murmur "-#, gallop "-#

• Paru:

nspeksi ;$entuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tidak ada

 pernafasan yang tertinggal, tipe pernafasan abdomino-torakal&

retraksi suprasternal "-#, retraksi inter&ostal "-#, retraksi epigastrium

"-#, efloresensi pada kulit dinding dada "?# berupa makulopapular 

eritema berbatas tegas!

9alpasi ;Nyeri tekan "-#, benjolan "-#& gerak napas simetris kanan dan kiri&

@o&al fremitus sama kuat kanan dan kiri

9erkusi ;(onor di kedua lapang paru!

  $atas paru F lambung ; A( B linea a@ilarris anterior 

  $atas paru F hepar ; A( B linea midklavikularis de@tra

5uskultasi;  (uara napas vesikuler, reguler, ron&hi -C-, /hee>ing -C-

h! A#d%men

8

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 10/41

- nspeksi ; 9erut datar  & e9l%resensi (?) 'ada 4ulit 'erut #eru'a

ma4ul%'a'ular eritema #er#atas tegas, kulit keriput

"-# gerakan peristaltik "-#

- 5uskultasi ; bising usus "?# normal 3@Cmenit

- 9alpasi ; supel, nyeri tekan -, hepar dan lien tidak teraba  membesar 

- 9erkusi ; shifting dullness -, nyeri ketok F  

i! Kulit ; ikterik -, pete&hie -, ma4ul%'a'ular rash (?)

 j! *4stremitas ; akral hangat, &yanosis "-#, oedem "-#,

turgor kulit &ukup,6umple 8eed "-#, pte&hie"-#,

ma4ul%'a'ular rash (?)& A60 G2detik 

II P*M*RIKSAAN P*NUNAN

a La#%rat%rium darah tanggal !" anuari ,0!

+*MA$OLOI RU$IN +asil Nilai N%rmal Inter'retasi

+em%gl%#in 12 gC d8 12-1+ grCdl normal

+emat%4rit 3 3-43 normal

Leu4%sit 3,3 ribuCu8 4-1 menurun

*ritr%sit 4, jutaCu8 3,2-,2 jutaCu8 normal

$r%m#%sit 23+ ribuCu8 1!-! normal

III R*SUM*

a Anamnesis9asien anak laki-laki berusia 11 tahun datang diantar oleh orang tuanya ke <D 6(=D

$ekasi pada 0anggal 1+ .anuari 21* dengan keluhan demam sejak 3 hari sebelum masuk 

rumah sakit! Demam dirasakan terus menerus tanpa adanya saat tanpa demam! 7enurut

 pengakuan ibu pasien, suhu saat demam sekitar tiga puluh delapan derajat Ael&ius diukur 

menggunakan termometer! bu pasien sudah memberikan panadol tetapi demam tidak 

 juga turun! 7engigau " - # dan kejang " - #!

2 hari sebelum ke <D, batuk berdahak " ? #, dahak sulit dikeluarkan! 9ilek " - #!

(esak " - #! 6uam " ? # di sekitar belakang telinga, leher bagian samping, yang kemudian

menyebar ke /ajah, seluruh leher, dada bagian atas, serta lengan dan kaki! <atal " ? #!

$uang air ke&il dan $uang air besar seperti biasanya normal, Nyeri perut " - #! <usi

 berdarah " - #, dan mimisan " - #! (ebelum adanya keluhan pasien menyangkal adanya

konsumsi obat tertentu!

6i/ayat pertumbuhan dan perkembangan dalam batas normal! Di keluarga tidak 

ada yang menderita keluhan seperti pasien, akan tetapi teman sekolahnya ada yang

mengalami gejala yang sama dengan pasien dan dira/at karena &ampak!

9

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 11/41

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,

kesadaran &ompos mentis, status gi>i &ukup! 9emeriksaan tanda vital didapatkan dalam

 batas normal! 9emeriksaan status generalis didapatkan pada hidung sekret yang bening,

 pada mulut didapatkan bibir yang kering, tampak hiperemis! 5bdomen dan genitalia

dalam batas normal! 9ada kulit didapatkan efloresensi makulopapular eritema berbatas

tegas pada regio fa&ialis, &olli, thora@, abdomen, antebra&hii femoralis de@tra dan sinistra!

9ada pemeriksaan penunjang darah rutin didapatkan leukopenia!

i1 DIANOSIS K*RA

7orbili stadium erupsi

1 DIANOSIS BANDIN

- roseolla

- rubella

- alergi obat

1I P*M*RIKSAAN ANURAN

- %ematologi lengkap

- 'oto thora@ 95C59

1II P*NA$ALAKSANAAN

a! Non medikamentosa

- :omunikasi-nformasi-Edukasi kepada orang tua pasien mengenai keadaan pasien

- 0irah baring, ra/at diruang isolasi

- bservasi tanda-tanda vital

 b! 7edikamentosa

- 0atalaksana &airan rumatan;

:ebutuhan &airan 2* kg 1? "2 &&Ckg $$ sisa# 1 ? 12 1*2 &&

B'D :aen 3$ 3 @ 2 C "24@*# 1 tpm

- Aefota@im 3 @ 4 mg

- :almetason 3 @ 1C2 ampul

- 6antin 2 @ mg

- (anmol 3@ 2 &th

- Aaladyn lotion 2@C hari

- Be&trin 2@ 1 &th

1III PRONOSIS

- 5d vitam ; ad bonam

- 5s fungsionam ; ad bonam- 5d sanationam ; ad bonam

10

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 12/41

I FOLLO UP

,0 anuari ,0! ,! uli ,0!

9; hari 2$$; 2* kg 9; hari 3$$; 2* kg

S Demam " ? # semalam

6uam meluas ke perut dan punggung

(esak " - # $atuk " ? # berdahak

sesekali

7ual " - # muntah " - # masih kurang

nafsu makan, minum banyak 

$ibir kering " ? #

$5: kuning jernih, $5$ normal!

Demam " - #

6uam sudah meluas ke seluruh lengan

dan tungkai

(esak "-# $atuk "?# berdahak sesekali

7ata merah "-#7ata berair "-#

 Nafsu makan sudah membaik, minum

mulai banyak, $ibir kering "?#

$5: kuning jernih, $5$ biasa

O 0((, A7

$$ ; 2* kg N; 12@C menit

6; 4@C menit

(;3*,* oA

:epala; normosefali

7ata; A5 -C-, ( -C-

0elinga; Nyeri tekan "-C-#, nyeri tarik 

"-C-#, sekret "-#

%idung; NA% "-#, sekret "?# bening

7ulut; pu&at "-#, hiperemis "?#,

kering "?# stomatitis aphtae "-#:<$; tidak membesar 

0hora@; simetris, retraksi "-#,

efloresensi "?# makulopapular

eritema berbatas tegas paru; snv "?C

?#, ron&hi "-C-#, /hee>ing "-C-#

 jantung; $. regular, murmur "-#,

gallop "-#

5bdomen; datar, efloresensi "?#

makulopapular eritema berbatas

tegas, supel, $= "?#Ekstremitas; hangat ??C??

ntegumen;efloresensi

makulopapular eritema "??C??#

0(6, A7

$$ ; 2* kg N; 112@C menit

6; 4@C menit

(; 3*,3oA

:epala; normosefali

7ata; A5 -C-, ( -C-

0elinga; Nyeri tekan "-C-#, nyeri tarik

"-C-#, sekret "-#

%idung; NA% "-#, sekret "H#

7ulut; pu&at "-#, hiperemis "H#, kering

"?#, stomatitits aphtae "-#:<$; tidak membesar 

0hora@; simetris, retraksi "-#,

efloresensi "?# makulopapular eritema

 berbatas tegas paru; snv "?C?#, ron&hi

"-C-#, /hee>ing "-C-#

 jantung; $. regular, murmur "-#,

gallop "-#

5bdomen; datar, efloresensi "?#

makulopapular eritema berbatas tegas,

supel, $= "?#Ekstremitas; hangat ??C??

ntegumen; efloresensi makulopapular

eritema "??C??# mulai memudar 

A 7orbili stadium erupsi 7orbili stadium konvalesen

P   - Aefota@im 3 @ 4 mg

- :almetason 3 @ 1C2

ampul

- 6antin 2 @ mg

- (anmol 3@ 2 &th- Aaladyn lotion 2@C hari

- Aefota@im 3 @ 4 mg

- :almetason 3 @ 1C2 ampul

- 6antin 2 @ mg

- (anmol 3@ 2 &th

-Aaladyn lotion 2@C hari

- Be&trin 2@ 1 &th

11

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 13/41

- Be&trin 2@ 1 &th

6ontgen thora@ 59

Aek %208

BAB II

ANALISA KASUS

(eorang anak laki laki usia 11 tahun diba/a ke 6(=D :ota $ekasi dengan keluhan

utama demam tinggi sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit! <ejala lain adalah adanya ruam

kemerahan di /ajah, leher, dada bagian atas, dan lengan atas, dan batuk berdahak!

Demam yang dialami oleh pasien sifatnya mendadak, karena pada pagi harinya pasien

masih beraktifitas seperti biasa, tetapi tiba-tiba pasien demam! Demam yang terjadi tiba-tiba

dan suhunya langsung tinggi merupakan salah satu &iri dari infeksi virus!

(elain demam, telah disebutkan sebelumnya, pasien juga mengeluhkan adanya ruam!

5danya demam dan ruam ini mengindikasikan bah/a pasien menderita penyakit eksantema,

yaitu suatu penyakit yang bermanifestasi sebagai erupsi difus pada kulit yang berhubungan

dengan penyakit sistemik yang biasanya disebabkan oleh infeksi! 9enyakit eksantema ini

sendiri diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan efloresensinya, yaitu penyakit eksantema

dengan gambaran eritema makulopapular dan penyakit eksantema dengan erupsi

 papulovesikular!"1#

6uam yang terdapat pada pasien merupakan ruam yang berbentuk makulopapular dan

 papula, sehingga dapat ditarik kesimpulan bah/a pasien ini menderita penyakit eksantema

dengan gambaran eritema makulopapular! 9enyakit eksantema dengan efloresensi eritema

makulopapular dibagi menjadi dua, yaitu ruam makulopapular yang terdistribusi sentral dan

ruam makulopapular yang terdistribusi perifer! penyakit eksantema makulopapular yang

terdisribusi sentral adalah penyakit eksantema dimana ruam mun&ul mulai dari daerah kepala,

leher, kemudian menyebar ke seluruh tubuh atau menyebar ke perifer! (edangakan penyakit

eksantema dengan erupsi makulopapular yang terdistribusi perifer adalah penyakit eksantema

dimana ruamnya ada di telapak tangan, telapak kaki, lutut, dan siku! 6uam pada pasien ini

diakui dimulai dari pipi dan leher, kemudian meluas ke dada dan lengan atas, yang pada

akhirnya saat pera/atan di bangsal ruam semakin menjalar ke bagian perifer tubuh "tangan

dan kaki#!

12

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 14/41

Dari hal ini, penulis menyimpulkan bah/a pasien menderita penyakit eksantema

dengan ruam makulopapular yang terdistribusi sentral! 9enyakit yang memberikan gambaran

eksantema makulopapular dengan distribusi diantaranya adalah m%r#ili& ru#ella& dan

r%se%la!"1, 2#

:etiga penyakit yang telah disebutkan sebelumnya disebabkan oleh virus yang

ditandai dengan demam yang tiba-tiba tinggi! =ntuk membedakan ketiga penyakit tersebut,

 penulis menggali lebih dalam mengenai pola klinis ruam! 9ada r%se%la, ruam dimulai dari

 punggung kemudian meluas ke leher, ekstremitas atas, dan /ajah, sedangkan pada pasien ini

diakui bah/a ruam dimulai dari daerah belakang telinga, /ajah dan leher kemudian meluas

ke dada dan lengan dan kaki! 7aka dari hal ini penulis dapat menyigkirkan roseola sebagai

diagnosis kerja! (elain itu demam pada pasien juga hanya men&apai sekitar suhu 3), oA,

tidak seperti pada roseola dimana suhu dapat men&apai lebih dari 4 oA! alaupun pada

 pasien juga ditemukan tanda-tanda infeksi saluran napas "batuk# seperti yang ditemukan pada

roseola!"1#

9ada pasien ini, ruam tidak hilang dalam tiga hari, tidak seperti pada ru#ella sehingga

 penulis menarik diagnosis morbili sebagai diagnosis kerja! (elain itu, dilihat dari tampilan

klinisnya, pasien tampak lemas, tidak seperti gambaran klinis pada rubella dimana pasien

tidak tampak terlalu lemas!"2#

7anifestasi klinis yang menguatkan penulis untuk menetapkan morbili sebagai

diagnosis kerja pada pasien ini antara lain adalah;

• Demam ; tiba-tiba tinggi, semakin lama semakin naik, suhu turun 2-3

hari setelah keluarnya ruam!

• 6uam ; efloresensi makulopapular, mun&ul pada hari ke-3 demam, pada

saat demam sedang tinggi, dimulai dari belakang telinga, leher bagian samping dan

 pipi, meluas ke dada, kemudiang ke punggung, lengan, dan tungkai "ke perifer#

• $atuk berdahak yang mun&ul bersamaan dengan demam!

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, penulis juga menemukan bah/a pasien

 juga mengalami infeksi saluran napas yang ditandai dengan batuk berdahak! Dari hal ini

 penulis memikirkan adanya kemungkinan infeksi sekunder atau penyulit pada pasien!

7enurut dan juga mengingat bah/a dari data epidemiologi, bronkopneumonia merupakan

 penuylit yang paling sering terjadi pada pasien morbili! (ehingga penulis menyarankan untuk 

dilakukan adanya foto thora@!"3#

13

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 15/41

(elain itu, temuan dari pemriksaan laboratorium juga memperkuat adanya infeksi

virus yang ditandai dengan leukopenia!

 $erbedaan %e#uan &aboratoris pada 'orbili( Rubella( dan Roseola

Pemeri4saan M%r#ili"1+# Ru#ella"1+# R%se%la"1)#

8ab Darah 8eukopenia

8imfositopenia

(erologiCkultur 

virus "?#

8eukopenia

0rombositopenia

8imfositopeni

6ubella-spe&ifi&

immunoglobulin

g7 dan g<

8eukopenia

(erologi g7, g<

14

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 16/41

BAB III

$INAUAN PUS$AKA

3! De9inis

M%r#ili& 6am'a4& atau ru#e%la adalah suatu penyakit virus akut yang disebabkan

oleh virus morbili, yang pada umumnya menyerang anak! 9enyakit ini sangat infeksius, dapat

menular sejak a/al masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari setelah mun&ulnya ruam!

9enyebaran infeksi terjadi melalui perantara droplet!4,

3, *'idemi%l%gi

5ngka kejadian &ampak di ndonesia sejak tahun 1)) sampai 22 masih tinggi

sekitar 3-4 per tahun demikian pula frekuensi terjadinya kejadian luar biasa tampak 

meningkat dari 23 kali per tahun menjadi 14! Namun &ase fatality rate telah dapat

diturunkan dari , menjadi 1,2! 0ransmisi &ampak terjadi melalui udara, kontak 

langsung maupun melalui droplet dari penderita saat gejala yang ada minimal bahkan tidak 

 bergejala! 9enderita masih dapat menularkan penyakitnya mulai hari ke- setelah terpajan

hingga hari setelah ruam mun&ul! $iasanya seseorang akan mendapat kekebalan seumur 

hidup bila telah sekali terinfeksi oleh &ampak!3

Di ndonesia, menurut (urvei :esehatan 6umah 0angga "(:60# &ampak menduduki

tempat ke- dalam urutan 1 ma&am penyakit utama pada bayi ",# dan tempat ke- dalam

urutan 1 ma&am penyakit utama pada anak usia 1- 4 tahun "#! 7enurut kelompok umur 

kasus &ampak yang ra/at inap di rumah sakit selama kurun /aktu tahun "1)+4-1)++#

menunjukkan proporsi yang terbesar dalam golongan umur balita dengan perin&ian 1,*

 berumur G 1 tahun, 1,2 berumur 1 tahun, 2,3 berumur 2 tahun, 12,3 berumur 3 tahun

dan +,2 berumur 4 tahun!4

9engalaman menunjukkan bah/a epidemik &ampak di ndonesia timbul se&ara tidak 

teratur! Di daerah perkotaan epidemik &ampak terjadi setiap 2-4 tahun! abah terjadi pada

kelompok anak yang rentan terhadap &ampak, yaitu di daerah dengan populasi balita banyak mengidap gi>i buruk dan daya tahan tubuh yang lemah! 0elah diketahui bah/a &ampak 

15

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 17/41

menyebabkan penurunan daya tahan tubuh se&ara umum, sehingga mudah terjadi infeksi

sekunder atau penyulit! 9enyulit yang sering dijumpai adalah bronkopneumonia ",2#,

gastroenteritis ",1#, ensefalitis "*,# dan lain-lain ",)#!4

33 *ti%l%gi

Birus &ampak merupakan virus 6N5 familiparamy@oviridaedengan genus7orbili

virus! (ampai saat ini hanya diketahui 1 tipe antigenik yang mirip dengan virus 9arainfluen>a

dan 7umps! Birus bisa ditemukan pada sekret nasofaring, darah dan urin paling tidak selama

masa prodromal hingga beberapa saat setelah ruam mun&ul! Birus &ampak adalah organisme

yang tidak memiliki daya tahan tinggi apabila berada di luar tubuh manusia! 9ada temperatur 

kamar selama 3- hari virus kehilangan * sifat infektifitasnya! Birus tetap aktif minimal

34 jam pada temperatur kamar, 1 minggu di dalam penga/etan beku, minimal 4 minggu

dalam temperatur 3 A, beberapa hari pada suhu A, dan tidak aktif pada p% rendah!  *

7easles, virus 6N5 beruntai tunggal negative yang berenvelope, merupakan anggota

genus 7orbilivirus dari family 9aramy@oviridae! %anya ada satu serotype! Birus ini

mengkode enam protein stru&tural, termasuk dua glikoprotein transmembran, fusi "'#, dan

hemaglutinin "%#, yang memfasilitasi perlekatan ke sel penjamu dan masuknya virus!

5ntibodi terhadap ' dan % bersifat memberikan perlindungan!

<ambar 1! 7orbilivirus

<enus 7orbilivirus terdiri dari virus &ampak "rubeola# pada manusia dan virus &anine

distemper, virus rindepest pada lembu, dan morbilivirus akuatik yang menginfeksi mamalia

16

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 18/41

laut! Birus F virus tersebut se&ara antigen terkait satu sama lain tetapi tidak dengan anggota

genus lain! 9rotein ' banyak terdapat pada morbilivirus, sedangkan protein % menunjukkan

variabilitas yang lebih luas! Birus &ampak mempunyai hemaglutinin tapi tidak memiliki

aktivitas neuramidase! Birus &ampak menginduksi pembentukan inklusi intranuklear,

sedangkan paramiksovirus yang lain tidak!

3/ Pat%l%gi

8esi pada &ampak terutama terdapat pada kulit!, membran mukosa nasofaring,

 bronkus, saluran pen&ernaan, dan konjungtiva! Di sekitar kapiler terdapat eksudat serosa dan

 proliferasi dari sel mononuklear dan beberapa sel polimorfonuklear! :arakteristik patologi

dari Aampak ialah terdapatnya distribusi yang luas dari sel raksasa berinti banyak yang

merupakan hasil dari penggabungan sel!

Dua tipe utama dari sel raksasa yang mun&ul adalah "1# sel arthin-'indkeley yang

ditemukan pada sistem retikuloendotel "adenoid, tonsil, appendiks, limpa dan timus# dan "2#

sel epitel raksasa yang mun&ul terutama pada epitel saluran nafas! 8esi di daerah kulit

terutama terdapat di sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut! 0erdapat reaksi radang

umum pada daerah bukal dan mukosa faring yang meluas hingga ke jaringan limfoid dan

membran mukosa trakeibronkial! 9neumonitis intersisial karena virus &ampak menyebabkan

terbentuknya sel raksasa dari %e&ht! $ronkopneumonia yang terjadi mungkin disebabkan

infeksi sekunder oleh bakteri!+

3- Pat%genesis dan Pat%9isi%l%gi

9enularan morbili terjadi se&ara droplet melalui udara, sejak 1-2 hari sebelum timbul

gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam! Di tempat a/al infeksi, penggandaan virus

sangat minimal dan jarang dapat ditemukan virusnya! Birus masuk ke dalam limfatik lokal,

 bebas maupun berhubungan dengan sel mononu&lear, kemudian men&apai kelenjar getah

 bening regional! Disini virus memperbanyak diri dengan sel mononuklear, kemudian

men&apai kelenjar getah bening regional! Disini virus memperbanyak diri dengan sangat

 perlahan dan dimulailah penyebaran ke sel jaringan limforetikular seperti limpa! (el

mononuklear yang terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel raksasa berinti banyak "sel

arthin#, sedangkan limfosit-0 "termasuk 0-supressor dan 0-helper# yang rentan terhadapinfeksi, turut aktif membelah!4

17

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 19/41

<ambaran kejadian a/al di jaringan limfoid masih belum diketahui se&ara lengkap,

tetapi -* hari setelah infeksi a/al, terbentuklah fokus infeksi yaitu ketika virus masuk ke

dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofaring, konjungtiva, saluran

nafas, kulit, kandung kemih, dan usus! 4

9ada hari ke )-1 fokus infeksi yang berada di epitel saluran nafas dan konjungtiva,

akan menyebabkan timbulnya nekrosis pada satu sampai dua lapis sel! 9ada saat itu virus

dalam jumlah banyak masuk kembali ke pembuluh darah dan menimbulkan manifestasi klinis

dari sistem saluran nafas dia/ali dengan keluhan batuk pilek disertai selaput konjungtiva

yang tampak merah! 6espons imun yang terjadi ialah proses perandangan pada sistem saluran

 pernapasan diikuti dengan manifestasi klinis berupa demam tinggi, anak tampak sakit berat

dan tampak suatu ulsera ke&il pada mukosa pipi yang disebut ber&ak :oplik, yang dapat

tanda pasti untuk menegakkan diagnosis!4

(elanjutnya daya tahan tubuh menurun! (ebagai akibat respons delayed

hypersensitivity terhadap antigen virus, mun&ul ruam makulopapular pada hari ke-14 sesudah

a/al infeksi dan pada saat itu antibodi humoral dapat dideteksi pada kulit! :ejadian ini tidak 

tampak pada kasus yang mengalami defisit sel-0! 4

'okus infeksi tidak menyebar jauh ke pembuluh darah! Besikel tampak se&aramikroskopik di epidermis tetapi virus tidak berhasil tumbuh dikulit! 9enelitian dengan

imunoflouresens dan histologik menunjukkan adanya antigen morbili dan diduga terjadi suatu

reaksi 5rthus! Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluran pernafasan memberikan

kesempatan infeksi bakteri sekunder berupa bronkopneumonia, otitis media, dan lain-lain!4

18

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 20/41

<ambar 3! Diagram alur Birus 7orbili

19

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 21/41

3 Mani9estasi 4linis

nfeksi pada pejamu yang tidak kebal hampir selalu simptomatik! (etelah masa

inkubasi sekitar +-12 hari, penyakit &ampak biasanya berlangsung selama -11 hari "dengan

fase prodromal 2-4 hari diikuti oleh fase erupsi -+ hari#!

<ambar 4! :arakteristik &ampak 

(umber ;'eigin et al!24!0e@tbook of 9ediatri& nfe&tious Diseases th edition

Demam timbul se&ara bertahap dan meningkat sampai hari kelima atau keenam pada

 pun&ak timbulnya ruam! :adang kurva suhu menunjukkan gambaran bifasik, ruam a/al pada

24-4+ jam pertama diikuti dengan turunnya suhu tubuh sampai normal selama periode satu

hari, kemudian diikuti dengan kenaikan suhu tubuh yang &epat men&apai 4A pada /aktu

ruam sudah timbul diseluruh tubuh! 9ada kasus yang tanpa komplikasi, suhu tubuh turun

men&apai suhu normal!)

20

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 22/41

'ase prodormal ditandai dengan demam, bersin, batuk, hidung berair, amta merah,

 ber&ak :oplik, dan limfopenia! $atuk dan kori>a menggambarkan reaksi inflamasi berat yang

mengenai mukosa saluran pernapasan! Demam dan batuk menetap hingga mun&ul ruam dan

kemudian menghilang dalam 1-2 hari! :onjungtivitis umumnya disertai fotofobia!

Dua hari sebelum ruam timbul, gejala :oplikIs spotyang merupakan tanda

 patognomonis dari penyakit &ampak, dapat dideteksi! 8esi ini telah dideskripsikan oleh

:oplik "1+)*# sebagai suatu bintik berbentuk tidak teratur dan ke&il ber/arna merah terang,

 pada pertengahannya didapatkan noda ber/arna putih keabuan! 0imbulnya :oplikIs spot

hanya berlangsung sebentar kurang lebih 12 jam, sehingga sukar terdeteksi dan biasanya

luput pada /aktu dilakukan pemeriksaan klinis!)

<ambar ! :oplikIs spot

6uam timbul pertama kali pada hari ketiga sampai keempat dari timbulnya demam!

6uam dimulai sebagai erupsi makulopapular eritematosa, dan mulai timbul pada bagian atas

samping leher, daerah belakang telinga, perbatasan rambut di kepala dan meluas ke dahi!

:emudian menyebar ke ba/ah ke seluruh muka dan leher dalam /aktu 24 jam!

(eterusnya menyebar ke ekstremitas atas, dada, daerah perut dan punggung, men&apai kaki

 pada hari ketiga! $agian yang pertama kena mengandung lebih banyak lesi! (etelah tiga atau

empat hari, lesi tersebut berubah menjadi ber/arna ke&oklatan! %al ini kemungkinan sebagai

akibat dari perdarahan kapiler, dan tidak memu&at dengan penekanan! Dengan

menghilangnya ruam, timbul perubahan /arna dari ruam menjadi ber/arna kehitaman atau

21

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 23/41

lebih gelap! Dan kemudian disusul dengan timbulnya deskuamasi berupa sisik ber/arna

keputihan!)

<ambar *! 6uam 7akulopapular pada Aampak 

Aampak yang termodifikasi biasanya terjadi pada individu dengan imunitas yang belum

sempurna, misalnya bayi dengan antibody maternal residual! 7asa inkubasi memanjang,

gejala prodormal menghilang, ber&ak :oplik biasanya tidak mun&ul, dan ruam ringan!

! Stadium Kataral ('r%dr%mal)

$iasanya stadium ini berlangsung 4- hari dengan gejala demam, malaise, batuk,

fotofobia, konjungtivitis dan kori>a! 7enjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum

timbul eksantema, timbul ber&ak :oplik! $er&ak :oplik ber/arna putih kelabu, sebesar 

ujung jarum timbul pertam kali pada mukosa bukal yang menghadap gigi molar dan

menjelang kira-kira hari ke-3 atau 4 dari masa prodromal dapat meluas sampai seluruh

mukosa mulut! (e&ara klinis, gambran penyakit menyerupai influen>a dan sering didiagnosis

sebagai influen>a!

, Stadium eru'si

(tadium ini berlangsung selama 4- hari! <ejala yang biasanya terjadi adalah kori>a dan

 batuk- batuk bertambah! 0imbul eksantema di palatum durum dan palatum mole! :adang

terlihat pula ber&ak :oplik! 0erjadinya ruam atau eritema yang terbentuk makula-papul

disertai naiknya suhu badan! 7ula-mula eritema timbul di belakng telinga, dibagian atas

tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang ba/ah! :adang-kadang terdapat perdarahan

ringan pada kulit! 6asa gatal, muka bengkak! 6uam kemudian akan menjalar ke dada dan

abdomen dan akhirnya men&apai anggota bagian ba/ah pada hari ke tiga dan akan

menghilang dengan urutan sperti terjadinya yang berakhir dalam 2-3 hari!

22

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 24/41

3 Stadium 4%n@alesensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang ber/arna lebih tua "hiperpigmentasi# yang lama-

kelamaan akan menghilang sendiri! (elain hiperpigmentasi pada nak ndonesia sering

ditemukan pula kulit yang bersisik! (elanjutnya suhu menurun sampai menjadi normal

ke&uali ada komplikasi!

3> Diagn%sis

Diagnosis &ampak dapat dibuat berdasarkan kelompok gejala klinis yang sangat

 berkaitan, yaitu kori>a dan mata meradang disertai batuk dan demam tinggi dalam beberapa

hari, diikuti timbulnya ruam yang memiliki &irri khas, yaitu dia/ali dari belakang telinga

kemudian menyebar ke muka, dada tubuh, lengan dan kaki bersamaan dengan meningkatnya

suhu tubuh dan selanjutnya mengalami hiperpigmentasi dan mengelupas!

9ada stadium prodromal dapat ditemukan enantema di mukosa pipi yang merupakan

tanda patonomonis &ampak "ber&ak :oplik#! 7enentukan diagnosis juga perlu ditunjang data

epidemiologi! 0idak semua kasus manifestasinya sama dan jelas! (ebagai &ontoh, pasien yang

mengidap gi>i kurang, ruamnya dapat sampai berdarah dan mengelupas atau bahkan pasien

sudah meninggal sebelum ruam timbul! 9ada kasus gi>i kurang juga dapat terjadi diare yang

 berkelanjutan!1

.adi, dapat disimpulkan bah/a diagnosis &ampak dapat ditegakkan se&ara klinis

sedangkan pemeriksaan penunjang hanya membantu, seperti pada pemeriksaan sitologik 

ditemukan sel raksasa pada lapisan mukosa hidung dan pipi, dan pada pemeriksaan serologi

didapatkan g7 spesifik! Aampak yang bermanfestasi tidak khas disebut &ampak atipikal!1

Aampak yang khas dapat didiagnosis berdasarkan latar belakang klinis, diagnosis

laboratorium mungkin diperlukan pada kasus &ampak atipikal dan termodifikasi!

1! Deteksi 5ntigen

5ntigen &ampak dapat dideteksi langsung pada sel epitel dalam se&ret repirasi dan urin!

5ntibodi terhadap nukleoprotein bermanfaat karena merupakan protein virus yang paling

 banyak ditemukan pada sel terinfeksi!

2! solasi dan dentifikasi virus

23

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 25/41

5pusan nasofaring dan konjungtiva, sampel darah, se&ret pernapasan, serta urin yang diambil

dari pasien selama masa demam merupakan sumber yang sesuai untuk isolasi virus! Birus

&ampak tumbuh lambat, efek sitopatik yang khas "sel raksasa multinukleus yang mengandung

 badan inklusi intranuklear dan intrasitoplasmik# terbentuk dalam -1 hari! Namun isolasi

virus sulit se&ara teknik!

3! (erologi

9emastian infeksi &ampak se&ara serologis tergantung pada peningkatan titer antbodi empat

kali lipat antaraserum fase-akut dan fase konvalensi atau terlihatnya antibody g7 spesifik 

&ampak di dalam spesimen serum tunggal yang diambil antara 1 dan 2 minggu setelah a/itan

ruam! E8(5, uji % dan tes Nt semuanya dapat digunakan untuk mengukur antibodi &ampak,

/alaupun E8(5 merupakan metode yang paling praktis! $agian utama respons imun

ditujukan untuk mela/an nu&leoprotein virus! 9asien dengan panensefalitis sklerosa subakut

menunjukkan respon antibodi yang berlebihan, dengan titer 1-1 kali lipat lebih tinggi dari

 peningkatan titer yang terlihat dalam serum konvalensi yang khas!

3" Diagn%sis Banding

7orbili merupakan kelompok penyakit eksantema, yaitu suatu penyakit yang

 bermanifestasi sebagai erupsi difus pada kulit yang berhubungan dengan penyakit sistemik 

yang biasanya disebabkan oleh infeksi! 9enyakit eksantema sebagian besar disebabkan oleh

virus dan bentuk mnorfologiknya mirip antara yang satu dengan yang lainnya! 7orbili

termasuk penyakit eksantema akut dengan gambaran erupsi makulopapular! :elompok 

 penyakit dengan erupsi makulopapular digolongkan menjadi dua jenis, yaitu dengan

gambaran ruam makulopapular yang terdistribusi sentral dan ruam makulopapular yang

terdistribusi perifer!"1, 2#

:elompok penyakit dengan ruam makulopapular yang terdistribusi sentral merupaka

 penyakit dimana ruam mun&ul dari daerah kepala, leher, kemudian menyebar ke seluruh

tubuh atau ke perifer, umumnya berkaitan dengan penyakit &ampak, rubella, roseola

"e@anthema subitum#, atau ruam yang berhubungan dengan obat!"2#

! Ru#ella

7asa prodromal 1- hari ditandai dengan demam subfebris, malaise, anoreksia,

konjungtivitis ringan, coryza, nyeri tenggorokan, batuk dan limfadenopati! <ejala coryza,konjungtivitis, dan batuk pada rubella langsung menghilang pada saat ruam mun&ul!

24

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 26/41

<ejala prodromal pada rubeola lebih ringan dibandingkan dengan gejala prodromal pada

morbili! Demam berkisar 3+oA F3+,oA! $iasanya timbul dan menghilang bersamaan

dengan ruam kulit! Enantema pada rubela Forschhei#er spots" ditemukan pada periode

 prodromal sampai satu hari setelah timbulnya ruam, berupa ber&ak  pinpoint atau lebih

 besar, /arna merah muda, tampak pada palatum mole sampai uvula! $er&ak  Forsch

hei#er bukan tanda patognomonik!"1, 2#

0erdapat limfadenopati generalisata tapi lebih sering pada nodus limfatikus

suboksipital, retroaurikular atau suboksipital! Eksantema berupa makulopapular,

eritematosa, diskret! 9ertama kali ruam tampak di muka dan menyebar ke ba/ah dengan

&epat "leher, badan, dan ekstremitas#! 6uam pada akhir hari pertama mulai merata di

 badan kemudian pada hari ke dua ruam di muka mulai menghilang, dan pada hari ke tiga

ruam tampak lebih jelas di ekstremitas sedangkan di tempat lain mulai menghilang! 6uam

 pada rubella hanya bertahan selama tiga hari!"1, 2#

solasi virus, virus ditemukan pada faring hari sebelum dan 14 hari sesudah

timbulnya ruam! (edangkan se&ara serologis dapat dideteksi mulai hari ke tiga timbulnya

ruam!"1#

 Rua# pada Rubela

25

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 27/41

2! 6oseola "e@anthema subitum#

9erjalanan penyakit dimulai dengan demam tinggi mendadak men&apai 4-

4,*oA, anak tampak iritabel, anoreksia, biasanya terdapat coryza, konjungtivitis dan

 batuk! Demam menetap 3- hari dan menurun se&ara mendadak ke suhu normal

disertai timbulnya ruam! 6uam tampak pertama kali di punggung dan menyebar ke

leher, ekstremitas atas muka, da ektremitas ba/ah! 6uam ber/arna merah muda,

makulopapular, diskret, jarang koalesen sehingga mirip dengan lesi rubela! 8amanya

timbul erupsi 1-2 hari, kadang dapat hilang dalam beberapa jam! 6uam hilang tidak 

meninggalkan bekas berupa pigmentasi atau deskuamasi!"1#

3! Erupsi akibat pemakaian obat

6eaksi karena pemakaian obat dapat bermanifestasi ke kulit menjadi berbagai

ma&am bentuk efloresensi dan tidak terdapat predileksi khusus maupun teerbatas pada

usia tertentu! Erupsi eksantematosa biasanya berkaitan dengan pemakaian penisilin

atau sefalosporin! 6uam mun&ul pada minggu pertama setelah konsumsi obat dan

menghilang dalam /aktu beberapa hari setelah konsumsi obat dihentikan! Erupsi

akibat pemakaian obat mungkin sulit dibedakan dengan eksantema karena infeksi

virus, tapi pada erupsi karena pemakaian obat dapat ditemukan ruam yang lebih

eritematosa dan disertai rasa yang lebih gatal dibandingkan pada eksantema karenainfeksi virus!"12#

3= $atala4sana

9engobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian &airan yang &ukup, suplemen nutrisi, dan

antibioti& yang diberikan apabila terjadi infeksi sekunder, antikovulsan apabila terjadi kjang,

serta pemberian vitamin 5!"13#

ndikasi ra/at inap;"13#

• hiperpireksia

• dehidrasi

• kejang

• asupan oral sulit

• adanya komplikasi

ndikasi pemberian vitamin 5;"+#

26

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 28/41

• 5nak usia * bulan-2 tahun yang dira/at karena morbili dan komplikasinya

"misalnya batuk disertai sesak napas, pneumonia, dan diare#

• 5nak usia lebih dari * bulan dengan &ampak yang sudah mendapatkan

suplemen vitamin 5 dan memiliki faktor resiko sebagai berikut munodefisiensi

$ukti klinis defisiensi vitamin 5

<angguan absorbs intestinal

7alnutrisi sedang sampai berat

Dalam /aktu dekat baru imigrasi dari daerah yang tinggi angka mortalitas

yang disebabkan oleh morbili!

3=! 8am'a4 tan'a 4%m'li4asi(!3& !/& !-)

9ada umumnya tidak memerlukan ra/at inap, tetapi apabila ada indikasi ra/at inap, pasien

dira/at di ruang isolasi dan tirah baring! 5pabila tidak dira/at minta ibu untuk memba/a

anaknya kembali dalam /aktu dua hari untk melihat luka pada mulut dan sakit mata anak 

sembh, atau apabila terdapat tanda bahaya!

0atalaksana;

• Bitamin 5

0anyakan apakah anak sudah mendapatkan vitamin 5 atau belum pada bulan 5gusus dan

'ebruari! 5pabila belum berikan vitamin 5 dengan dosis menurut umur sebagai berikut!

 )osis $e#berian *ita#in A +erdasar,an sia"1#

• .ika demam, berikan parasetamol!

27

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 29/41

• Diet makanan &ukup &airan, kalori yang memadai, jenis makanan disesuaikan

dengan tingkat kesadaran pasien dan ada-tidaknya komplikasi!

• 9era/atan mata ; untuk konjungtivitis ringan dengan &airan mata

yang jernih tidak memerlukan pengobatan.ika mata bernanah, bersihkan mata dengan kain katun yang telah

direbus dalam air mendidih atau lap bersih yang direndam dalam air bersih! leskan salep

mata kloramfenikol atau tetrasiklin, 3 kali sehari selama hari! .angan menggunakan salep

steroid

• 9era/atan mulut ; jaga kebersihan mulut, beri obat kumur  

antisepti& bila pasien dapat berkumur!

3=, 8am'a4 dengan 4%m'li4asi(!3& !/)

Aampak dengan tanda bahaya meliputi salah satu dari gejala sebagai berikut;

• :esadaran menurun atau kejang

• 9neumonia

Dehidrasi karena diare

• <i>i buruk 

• titis media akut

• :ekeruhan pada kornea

• 8uka pada mulut yang dalam atau luas

5nak-anak dengan &ampak yang disertai dengan komplikasi memerlukan pera/atan di rumah

sakit!

0atalaksana;

• Bitamin 5

$erikan vitamin 5 se&ara oral pada semua anak! .ika anak mennjukkan gejala pada mata

akibat kekurangan vitamin 5 atau dalam keadaan gi>i buruk, vitamin 5 diberikan 3 kali, yaitu

 pada hari pertama, kedua, dan 2-4 minggu setelah dosisi kedua!

titis media akut

28

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 30/41

a! :arena penyebab tersering adalah Streptococcus pneu#onia,

 Hae#ophilus influenza, dan  'oraella catharrhalis, berikan

amoksisilin dosis 1 mgC kg$$C kali, 3 kali sehari atau kotrimoksa>ol

oral dosis 24 mgC kg$$C kali, 2 kali sehari selama -1 hari

 b! .ika ada nanah mengalir dari dalam telinga, tunjukkan pada ibu &ara

mengeringkannya dengan /i&king "membuat sumbu dari kain atau

tissue kering yang dipluntir lan&ip#! Nasihati ibu untuk membersihkan

telinga 3 kali sehari hingga tidak ada lagi nanah yang keluar!

&! Nasihati ibu untuk tidak memasukkan apapun ke dalam telinga anak,

ke&uali jika terjadi penggumpalan &airan di liang telinga, yang dapat

dilunakkan dengan meneteskan lartan garam normal! 8arang anak 

untuk berenang atau memasukkan air ke dalam telinga

• Ensefalopati atau ensefalitis;

a! :loramfenikol dosis mgCkgChari dan ampisilin 1 mgCkgChari selama

-1 hari

 b! :ortikosteroid; deksametason 1 mgCkgChari sebagai dosis a/al dilanjutkan

, mgCkgChari dibagi dalam 3 dosis sampai kesadaran membaik "bila

 pemberian lebih dari hari dilakukan tapering off #

&! .umlah &airan dikurangi menjadi J kebutuhan serta koreksi terhadap

gangguan elektrolit

• $ronkopneumonia;

a! :loramfenikol dosis seperti tertera di atas dan ampisilin 1 mgCkgChari

selama -1 hari!

 b! ksigen 2 literCmenit!

&! :oreksi gangguan analisis gas darah dan elektrolit!

• 7asalah pada mata;

a! :onjungtivitis ringan tanpa adanya pus tidak perlu diobati

 b! .ika ada pus, bersihkan mata dengan kain bersih yang dibasahi dengan

air bersih! (etelah itu berikan salep mata tetrasiklin 3 kali sehari

selama hari! .angan gunakan salep yang mengandung steroid!

&! .ika tidak ada perbaikan, rujuk!

• 8uka pada mulut;

29

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 31/41

a! .ika ada luka pada mulut, mintalah ibu untuk membersihkan mulut

anak dengan menggunakan air bersih yang diberi sedikit garam,

minimal 4 kali sehari!

 b! $erikan gentian violet ,2 pada luka di mulut setelah dibersihkan

&! .ika luka di mulut menyebabkan berkurangnya asupan makanan, anak 

mungkin memerlukan makanan melalui N<0 "nasogastric tube#!

• .ika demam, berikan parasetamol!

3!0 Pen6egahan

9en&egahan terutama dengan melakukan imunisasi aktif! munisasi Aampak di

ndonesia termasuk imunisasi dasar yang /ajib diberikan terhadap anak usia ) bulan dengan

ulangan saat anak berusia * tahun dan termasuk ke dalam program pengembangan imunisasi

"99#! munisasi &ampak dapat pula diberikan bersama 7umps dan 6ubela "776# pada usia

12-1 bulan! 5nak yang telah mendapat 776 tidak perlu mendapat imunisasi &ampak 

ulangan pada usia * tahun! 9en&egahan dengan &ara isolasi penderita kurang bermakna

karena transmisi telah terjadi sebelum penyakit disadari dan didiagnosis sebagai &ampak! "3, 1*#

30

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 32/41

31

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 33/41

 Re,o#endasi /#unisasi !a#pa,  "+#

(elain melalui imunisasi aktif, pen&egahan dapat juga dilakukan dengan imunisasi

 pasif denagn pemberian immunoglobulin! mmunoglobulin "<# dapat diberikan se&ara

intramuskuler untuk men&egah atau memodifikasi &ampak pada orang yang rentan dalam

/aktu * hari setelah terpapar! Dosis yang dianjurkan biasa adalah ,2 m8C kg diberikan

intramuskuler, anak immuno&ompromised harus menerima , m8C kg intramuskular "dosis

maksimum dalam &ontoh baik adalah 1 m8#! < diindikasikan untuk kelompok orang yang

rentan atau kontak dekat dengan pasien &ampak, khususnya pada anak usia G 1 tahun, /anita

hamil, dan orang-orang yang i##unoco#pro#ised ! < tidak diindikasikan untuk kelompok 

orang yang telah menerima 1 dosis vaksin pada usia 12 bulan atau lebih ke&uali mereka

i##unoco#pro#ised !"1*#

ntravenous mmune <lobulin "<B# umumnya mengandung antibodi &ampak di

sekitar konsentrasi yang sama per gram protein sebagai <, meskipun konsentrasi dapat

 bervariasi tergantung produsen yang memproduksi immunoglobulin tersebut! =ntuk pasien

yang menerima <B teratur, dosis biasa 4 mgC kg harus memadai untuk profilaksis

&ampak setelah pajanan yang terjadi dalam 3 minggu setelah menerima <B!

=ntuk anak-anak yang menerima < untuk modifikasi atau pen&egahan &ampak 

setelah paparan, vaksin &ampak "jika tidak kontraindikasi# harus diberikan bulan "jika

dosisnya adalah ,2 m8C kg# atau * bulan "jika dosisnya adalah , m8 C kg# setelah

 pemberian <, asalkan anak setidaknya anak berusia 12 bulan! nterval antara pemberian

<B atau produk biologis lainnya yang mengandung vaksin bervariasi!

32

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 34/41

33

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 35/41

 /nterval Wa,tun yang )isaran,an antara $e#berian /#unoglobulin

dan $rodu, +iologis &ain "+#

3!! K%m'li4asi

• Ke5ang demam

:ejang demam dapat timbul pada periode demam, umumnya pada pun&ak demam saat ruam

keluar!"3#

• Laringitis a4ut

8aringitis akut mun&ul karena adanya edema hebat pada mukosa saluran napas, yang

 bertambah berat pada saat demam men&apai pun&aknya! Ditandai dengan distres pernapasan,

sesak, sianosis dan stridor! :etika demam turun keadaan akan membaik!"3#

• Otitis media

titis media merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada morbili! 5gen penyebab

dari otitis media pada &ampak tidak berbeda dengan anak lain yang juga menderita otitis

media akut "75# tanpa &ampak, maka terapi antibiotik diperlukan pada kasus seperti ini!

34

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 36/41

:uman penyebab utama 75 ialah bakteri piogenik, seperti  Streptococcus he#oliti,us(

Staphylococcus aureus( $neu#ococcus! (elain itu kadangFkadang ditemukan juga

 Hae#ophylus influenza,  Escheria coli,  $roteus vulgaris(  dan  $seudo#onas aerugenosa!

 Hae#ophylus influenza sering ditemukan pada anak yang berusia di ba/ah tahun! 0elinga

tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring! (e&ara fisiologik 

terdapat mekanisme pen&egahan masuknya mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia

mukosa tuba  Eustachius, en>im dan antibodi! titis media akut terjadi karena faktor 

 pertahanan tubuh ini terganggu! (umbatan tuba  Eustachius  merupakan faktor penyebab

utama dari otitis media! :arena fungsi tuba Eustachius terganggu, pen&egahan invasi kuman

ke dalam telinga tengah terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan

terjadi peradangan! Dikatakan juga, bah/a pen&etus terjadinya 75 adalah infeksi saluran

nafas atas! 9ada anak, makin sering anak terserang infeksi saluran nafas, semakin besar 

kemungkinan terjadinya 75! 9ada bayi terjadinya 75 dipermudah oleh karena tuba

Eusta&hiusnya pendek, lebar dan letaknya agak hori>ontal!"3, *#

• Br%n4%'neum%nia 

$ronkopneumonia merupakan komplikasi yang umum ditemui pada &ampak! Dapat

disebabkan oleh virus morbili atau oleh  $neu#ococcus( Streptococcus( Staphylococcus!

$ronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan

malnutrisi energi protein, penderita penyakit menahun "misalnya tuberkulosis#, leukemia dan

lainFlain! leh karena itu pada keadaan tertentu perlu dilakukan pen&egahan! <ambaran pada

foto toraks yang sering dijumpai adalah hiperinflasi, infiltrat perihiler, atau bintikFbintik 

 perihiler, dan penebalan hilus! :onsolidasi sekunder atau efusi pleura juga dapat dijumpai!

$ronkopneumonia ditandai dengan batuk, meningkatnya frekuensi napas, dan adanya ronkhi

 basah halus! 9ada saat suhu turun, apabila disebabkan oleh virus, gejala pneumonia akan

hilang, ke&uali batuk yang masih dapat berlanjut sampai beberapa hari lagi! 5pabila suhu

tidak juga turun pada saat yang diharapkan dan gejala saluran nafas masih terus berlangsung,

dapat diduga adanya pneumonia karena bakteri yang telah mengadakan invasi pada sel epitel

yang telah dirusak oleh virus!"3, 1#

• K%n5ungti@itis

:onjungtivitis dapat erjadi pada semua kasus &ampak, ditandai dengan adanya mata merah,

 pembengkakan kelopak mata, lakrimasi dan fotofobia! :adangFkadang terjadi infeksi

sekunder oleh bakteri! Birus &ampak atau antigennya dapat dideteksi pada lesi konjungtiva

35

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 37/41

 pada hariFhari pertama sakit! :onjungtivitis dapat memburuk dengan terjadinya hipopion dan

 pan-oftalmitis hingga menyebabkan kebutaan! Dapat pula timbul ulkus kornea!"3#"1#

:omplikasi neurologis pada morbili dapat berupa hemiplegia, paraplegia, afasia, gangguan

mental, neuritis optika dan ensefalitis!"3#

• *nse9alitis 

Ensefalitis morbili dapat terjadi sebagai komplikasi pada anak yang sedang menderita morbili

atau dalam satu bulan setelah mendapat imunisasi dengan vaksin virus morbili hidup

"ensefalitis morbili akut#, pada penderita yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif 

"i##unosuppresive #easles encephalopathy# dan sebagai  subacute sclerosing 

 panencephalitis "((9E#! Ensefalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, angka

kematian rendah dan sisa defisit neurologis sedikit! 5ngka kematian ensefalitis setelah

infeksi morbili ialah 1;1 kasus, sedangkan ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus

morbili hidup adalah 1,1* tiap 1!! dosis!"3#

•  Subacute sclerosing panencephalitis 

((9E adalah suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan saraf pusat! 9enyakit ini

merupakan komplikasi kronis dari morbili, berjalan progresif dan fatal, dapat ditemukan pada

anak dan orang de/asa! Ditandai oleh gejala yang terjadi se&ara tibaFtiba seperti keka&auan

mental, disfungsi motorik, kejang, dan koma! 9erjalanan klinis lambat dan sebagian besar 

 penderita meninggal dunia dalam *-) bulan setelah terjadi gejala pertama! 7eskipun demikan

remisi spontan masih dapat terjadi!

9ada tahap a/al "stage # biasanya gejala terle/atkan karena ringannya dan singkatnya gejala

yang mun&ul! Demam, sakit kepala, dan gejala lain ensefalitis tidak ditemukan! 9ada tahap

kedua ditandai adanya mioklonus massif! :eadaan ini berkaitan dengan adanya proses

inflamasi yang meluas ke struktur otak yang lebih dalam, termasuk ganglia basalis! <erakan

involunter dan hentakan mioklonik yang berulang dimulai pada kelompok otot tunggal tetapi

 juga member jalan terjadinya hentakan dan spasme massif yang melibatkan otot aksial dan

apendikular! :esadaran tetap dipertahankan! 9ada tahap ketiga, gerakan involunter 

menghilang dan digantikan dengan koreoatetosis, imobilitas, distonia, dan rigiditas yang

terjadi akibat destruksi pusat terdalam dari ganglia basalis! (ensorium memburuk kea rah

demensia, stupor, kemudian koma! 0ahap keempat ditandai dengan hilangnya pusat penting

yang menunjang pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah! 8ambat laun akan terjadi

kematian!

36

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 38/41

9enyebab ((9E tidak jelas tetapi ada bukti bah/a virus morbili memegang peranan dalam

 patogenesisnya! $iasanya anak menderita morbili sebelum usia 2 tahun, sedangkan ((9E

 bisa timbul sampai -13 tahun setelah menderita morbili! ((9E yang terjadi setelah vaksinasi

morbili didapatkan kiraFkira 3 tahun kemudian! :emungkinan menderita ((9E setelah

vaksinasi morbili sekitar ,F1,1 tiap 1 juta populasi, sedangkan setelah infeksi morbili

sebesar ,2F), tiap 1 juta populasi!

Diagnosis ((9E dapat ditegakkan berdasarkan temuan klinis minial salah satu dari temuan;

"1# antibodi morbili yang terdeteksi di 8A( "li0uor cerebrospinal # "2# temuan

elektroensefalografik "3# temuan histologis tipikal danCatau isolasi virus atau antigen virus

 pada jaringan otak yang diperoleh dari biopsi atau pemeriksaan postmortem!"3, +, 1#

• *nse9al%mielitis diseminata a4uta "pas&a vaksinasi atau pas&a infeksi#

*nsefalitis diseminata akuta /alaupun jarang terjadi, tetapi merupakan gangguan

demielinisasi lain yang patut disebutkan karena penyakit ini pada dasarnya dapat di&egah!

9enyakit ini merupakan suatu mielitis atau ensefalitis akut dengan perjalanan yang bervariasi

dan ditandai dengan gejala-gejala yang merupakan indikasi kerusakan pada substansia alba

otak atau medula spinalis! <ambaran patologis berupa demielinisasi sirkumskripta yang

 banyak terdapat pada daerah perivaskular! (ekitar 1 minggu sesudah &ampak, dapat timbul

gejala-gejala neurologik se&ara &epat berupa sakit kepala, mengantuk, stupor, kelumpuhan

otot mata dan seringkali disertai lesi transversal medula spinalis sehingga keempat anggota

 badan "tungkai dan lengan# mengalami paralisis flaksid! 0ingkat paralisis seringkali

 bervariasi!

Ensefalomielitis pas&a infeksi terjadi sesudah infeksi virus, terutama &ampak, yaitu pada satu

dari 1 kasus! 5ngka kematian men&apai 1 hingga 2, dan sekitar di antara mereka

yang dapat bertahan akan mengalami kerusakan neurologik!"3#

9enyulit lain diantaranya adalah aktivasi tuberkulosis, enteritis, miokarditis, adenitis

servikal, purpura trombositopenik, aktivasi tuber&ulosis, emfisema subkutan, gangguan gi>i,

infeksi piogenik pada kulit serta pada ibu hamil dapat terjadi abortus, prematur dan kelainan

kongenital pada bayi!"3, +#

3!12! 9rognosis

9ada a/al abad ke 2, angka kematian akibat morbili bervariasi antara 2-1 atau

sekitar 1 kematian per 1 kasus morbili! Dengan adanya peningkatan pelayanan kesehatan

dan terapi antimikroba, nutrisi yang lebih baik, pengurangan kepadatan, angka kematian

37

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 39/41

akibat morbili berkurang menjadi 1 kematian per 1 kasus! 5ntara tahun 1)+2 dan 22,

ADA mengestimasikan terjadi 2) kematian akibat morbili di =(, dengan rasio kematian

 berbanding kasus 2,-2,+ per 1 kasus morbili! 9neumonia dan ensefalitis adalah

komplikasi yang paling sering terjadi pada kasus yang fatal, serta kondisi imunodefisiensi

 juga ditemukan pada 14-1* kematian!"+#

DAF$AR PUS$AKA

1! (oedarmo, (umarmo (! 9oor/o, %erry <arna, et al! $uku 5jar nfeksi dan 9ediatri

0ropis! Edisi 2! .akarta; $adan 9enerbit D5! 212!

2! smoedjiyanto! Demam dan ruam di daerah tropik! (urabaya; Departemen lmu

:esehatan 5nak =niversitas 5irlangga 211! hal! 1-3

3! 9udjiadi 5, %egar $, %andryastuti (, <andaputra E, et al! Aampak! 9edoman

9elayanan 7edis! .akarta; katan Dokter 5nak ndonesia 2)! hal! 33

38

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 40/41

4! (oedarmo ((9, <arna %, %adinegoro (6(, (atari %! $uku ajar infeksi K pediatri

tropis; &ampak! 2nd ed! .akarta; katan Dokter 5nak ndonesia 21! p!1)-1+

! (astroasmoro (, $ondan, :ampono N, idodo D, =mbas 6, %ermani $, et all!

9anduan 9elayanan medis departemen ilmu penyakit anak! .akarta; 6(=9 Nasional

dr! Aiptomangunkusumo 2! p!1-2

*! (oegeng (oegijanto! 22! Aampak! $uku 5jar lmu :esehatan 5nak nfeksi K

9enyakit 0ropis! Edisi !.akarta; $alai 9enerbit ':=

! $rooks, <eo ', .anet (! $utel, et al! 2+! .a/et>, 7elni&k, and 5delberg

7ikrobiologi :edokteran! Edisi 23! .akarta; E<A

+! Aherry .!D! 24! 7easles Birus! n; 'eigin, Aherry, Demmler, :aplan "eds# 0e@tbook 

of 9ediatri&s nfe&tious Disease! th edition! Bol 3! 9hiladelphia! (aunders! p!22+3 F

22)+

)! (oegijanto, (oegeng, %arsono (alimo! 211! Aampak dalam 9edoman munisasi Di

ndonesia! Edisi 4! .akarta; $adan 9enerbit katan Dokter 5nak ndonesia

1! katan Dokter 5nak ndonesia! Aampak! n; 9udjiadi 5%, %egar $, %andryastuti (,

dris N(, <andaputra E9, %armoniati ED, Editors! 9edoman pelayanan medis!

.akarta; D5 2)! p! 33-

11! 7ason %! 7easles! n; :liegman 67, $ehrman 6E, .enson %$, (tanton $',

Editors! Nelson te@tboon of pediatri&s! 1+th ed! 9hiladelphia; (aunders Elsevier

2! p! 1)-+

39

7/25/2019 LAPORAN KASUS dhf a

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-dhf-a 41/41