laporan individu tunagrahita

9
MAKALAH PENDIDIKAN INKLUSI TUNAGRAHITA : KETERGANTUNGAN PENUH Disusun oleh: Suci Novira Aditiani (K2311074)

Upload: suci-novira-aditiani

Post on 29-Nov-2015

49 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tunagrahita

TRANSCRIPT

Page 1: laporan individu tunagrahita

MAKALAH PENDIDIKAN INKLUSI

TUNAGRAHITA : KETERGANTUNGAN PENUH

Disusun oleh:

Suci Novira Aditiani (K2311074)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Page 2: laporan individu tunagrahita

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2012

LAPORAN RESMI PENDIDIKAN INKLUSITUNAGRAHITA

A. Definisi Tunagrahita

Dalam bahasa indonesia, istilah-istilah yang digunakan untuk menyebut orang yang kondisi kecerdasannya di bawah rata-rata misalnya lemah otak, lemah ingatan, lemah pikiran, retardasi mental, terbelakang mental, cacat grahita, dan tunagrahita. Sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah mental retardation, mental deficiency, mentally handicapped, feebleminded, mental subnormality.

Seperti halnya pada istilah tunagrahita ketergantungan penuh. Tunagrahita ketergantungan penuh adalah abnormalitas sistem fisik dan psikis manusia yang berhubungan dengan retardansi mental dan rendahnya tingkat intelegensi sehingga membuatnya menggantungkan kebutuhan hidupnya pada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Istilah-istilah yang beragam tersebut disebabkan oleh perbedaan latar belakang keilmuan dan kepentingan para ahli yang mengemukakannya. Tetapi semua istilah tersebut menuju pada pengertian yang sama, yaitu menggambarkan kondisi terlambat dan terbatasnya perkembangan kecerdasan seseorang dibandingkan dengan anak pada umumnya yang disertai dengan keterbatasan dalam perilaku penyesuaian. Kondisi ini berlangsung pada masa perkembangan.

Jadi, secara umum anak tunagrahita adalah anak yang mempunyai kekurangan atau keterbatasan dari segi mental intelektualnya yaitu dibawah rata-rata normal, sehingga mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik, komunikasi, maupun sosial, dan karena memerlukan layanan pendidikan khusus.

B. Penyebab TunagrahitaTunagrhita dapat disebabkan oleh beberapa faktor :

1. Genetika. Kerusakan atau kelainan biokimiawib. Abnormalitas kromosomal

2. Pada masa sebelum kelahiran

Page 3: laporan individu tunagrahita

a. infeksi rubelab. faktor resus

3. Pada saat kelahiranTunagrahita yang disebabkan oleh kejadian pada saat kelahiran adalah luka-luka pada saat kelahiran, sesak napas, dan lahir prematur

4. Pada saat setelah lahirPenyakit-penyakit akibat infeksi misalnya : meningitis (peradangan dalam selaput otak dan problema nurisi yaitu kekurangan gizi misanya : kekurangan protein yang didierita bati dan awal masa kanak-kanak dapat menyebabkan tunagrahita

5. Faktor sosio kulturalSosio kultural dapat mempengaruhi perkembangan intelektual manusia

6. Gangguan metabolisme atau nutrisi a. Pheniketanuria (gangguan pada metabolisme asam amino)b. Gargoylisme (gangguan metabolosme SACCHAride dalam hati , limpa kecil, dan

tak)c. Cretinisme (gangguan pada hormon tiroid yang dikenal karena defisiensi yodium)

C. Usaha Pencegahan KetunagrahitaanBerbagai alternatif upaya pencegahan tunagrahita yang disarankan, diantaranya:

1. Penyuluhan genetik, yaitu suatu usaha mengomunikasikan berbagai informasi mengenai masalah genetika.

2. Diagnostik prenatal, yaitu usaha pemeriksaan kehamilan sehingga dapat diketahui lebih dini apakah janin mengalami kelainan.

3. Imunisasi, dilakukan terhadap ibu hamil maupun anak balita4. Tes darah, dilakukan terhadap pasangan yang akan menikah untuk menghindari

kemungkinan menurunkan benih-benih kelainan.5. Melalui program keluarga berencana, pasangan suami istri dapat mengatur kehamilan

dan menciptakan keluarga yang sejahtera baik fisik dan psikis.6. Tindakan operasi, hal ini dibutuhkan apabila ada kelahiran dengan risiko tinggi,

misalnya kekurangan oksigen dan adanya trauma pada masa perinatal (proses kelahiran).

7. Sanitasi lingkungan, yaitu mengupayakan terciptanya lingkungan yang baik sehingga tidak menghambat perkembangan bayi/anak.

8. Pemeliharaan kesehatan, terutama pada ibu hamil yang menyangkut pemeriksaan kesehatan selama hamil, penyediaan vitamin, menghindari radiasi, dan sebagainya.

9. Intervensi dini, dibutuhkan oleh para orang tua agar dapat membantu perkembangan anaknya secara dini.

Selain cara-cara tersebut di atas terdapat pula cara umum, yaitu dengan meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui peningkatan sosial-ekonomi, penyuluhan kepada masyarakat mengenai pendidikan dini.

D. Klasifikasi Tunagrahita

Page 4: laporan individu tunagrahita

Potensi dan kemampuan setiap anak berbeda-beda demikian juga dengan anak tunagrahita, maka untuk kepentingan pendidikannya, pengelompokkan anak tunagrahita sangat diperlukan.1. Pengklasifikasian / penggolongan anak tunagrahita untuk keperluan pembelajaran

menurut America Association on Mental Retardation dalam Spesial Education in Ontario Schools sebagai berikut :

a. Educable : anak mempunyai kemamapuan dalam akademik setara dengan anak reguler pada kelas 5 sekolah dasar.

b. Trainable : anak mempunyai kemampuan dalam mengurus diri sendiri, pertahanan diri, dan penyesuaian sosial.

c. Custodial : melatih anak tentang dasar-dasar cara menolong diri sendiri dan kemampuan yang bersifat komunikatif. Hal ini biasanya memerlukan pengawasan dan dukungan terus menerus.

2. Penggolongan tunagrahita untuk keperluan pembelajaran menururt B3PTKSM (P. 26) sebagai berikut :

a. Taraf perbatasan (border line) dalam pendidikan disebut sebagai lamban belajar (slowlerner) dengan IQ 70 – 85.

b. Tunagrahita mampu didik (educable mentally retarded) dengan IQ 50 – 75.c. Tunagrahita mampu latih (dependent of proudly retarded) dengan Q 30 – 50

atau IQ 3 -55.d. Tunagrahita butuh rawat (dependent of proudly mentally retarded) dengan IQ

25 – 30.3. Sedangkan secara klinis, tunagrahita dapat digolongkan atas dasar tipe atau ciri-ciri

jasmaniah sebagai berikut :a. Sindroma down – mongoloid; dengan ciri-ciri wajah khas Mongol, mata sipit

dan miring, lidah dan bibir tebal dan suka menjulur jari kaki melebar, kaki dan tangan pendek, kulit kering , tebal, kasar dan keriput, dan susunan geligi kurang baik.

b. Hidrosefalus (kepala besar berisi cairan); dengan ciri kepala besar, raut muka kecil, tengkorak sering menjadi besar.

c. Mikrosefalus dan makrosefalus dengan ciri-ciri ukuran kepala tidak proporsional (terlalu kecil dan terlalu besar).

E. Karakteristik Anak TunagrahitaKarakteristik atau ciri-ciri anak tunagrahita dapat dilihat dari segi :

1. Fisik (Penampilan) Hampir sama dengan anak normal Kematangan motorik lambat Koordinasi gerak kurang Anak tunagrahita berat dapat kelihatan

2. Intelektual Sulit mempelajari hal-hal akademik. Anak tunagrahita ringan, kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal

usia 12 tahun dengan IQ antara 50 – 70.

Page 5: laporan individu tunagrahita

Anak tunagrahita sedang kemampuan belajarnya paling tinggi setaraf anak normal usia 7, 8 tahun IQ antara 30 – 50

Anak tunagrahita berat kemampuan belajarnya setaraf anak normal usia 3 – 4 tahun, dengan IQ 30 ke bawah.

3. Sosial dan Emosi Bergaul dengan anak yang lebih muda. Suka menyendiri Mudah dipengaruhi Kurang dinamis Kurang pertimbangan/kontrol diri Kurang konsentrasi Mudah dipengaruhi Tidak dapat memimpin dirinya maupun orang lain.

F. Hambatan Belajar Anak Tunagrahita1. Hambatan belajar Matematika/aritmatika

Dalam proses belajar matematika/aritmatika dipengaruhi stimulus yang direspon sistem sensoris (penglihatan, pendengaran, penciuman, taktil dan perabaan). Oleh karena itu pada anak tunagrahita diperlukan alat peraga untuk mengaktifkan alat sensoris dengan cara memanipulasi obyek.

2. Hambatan Belajar Bahasa Karena masalah kemampuan bahasa yang rendah, maka dalam pembelajaran

menghindari penggunaan bahasa yang komplek. Pada anak tunagrahita keterampilan menyatakan fikiran dalam bentuk tulisan tidak

sebaik dan secepat anak-anak lain pada umumnya.3. Hambatan dalam perilaku adaptif

Untuk menangani masalah belajar yang dialami anak tunagrahita diperlukan suatu model untuk mempermudah proses pembelajaran, sehingga kemampuan yang dimiliki anak tunagrahita dapat dikembangkan dan menumbuhkan motivasi belajar mereka.

G. Implikasi Pendidikan Bagi Anak TunagrahitaPendekatan yang dapat diberikan kepada anak tunagrahita antara lain :

1. Occuppasional terapy (terapi gerak) : terapi yang diberikan kepada anak tunagrahita untuk melatih gerak fungsional anggota tubuh gerak kasar atau halus.

2. Paly terapy (terapi bermain) : terapi yang diberikan kepada anak tunagrahita dengan cara bermain, misalnya : pelajaran tenang hitungan, anak diajarkan tentang tata cara sosial drama, bermain jual beli.

3. Activity daily living (ADL) atau kemampuan merawat diri : memberikan pengetahuan dan ketermpilan tentang kegiatan kehidupan sehari-hari agar mereka dapat merawat diri sendiri tanpa bantuan orang lain dan tidak tergantung kepada orang ain.

4. Life skill (kemampuan hidup) : memberikan pendidikan keterampilan untuk bekal hidup anak tunagrahita. Dengan keterampilan yang dimilikinya, mereka dapat hidup di lingkungan keluarga dan masyarakat serta dapat bersaing di dunia industri dan usaha.

Page 6: laporan individu tunagrahita

5. Focastional terapy (terapi bekerja) : memberikan bekal latihan kerja pada anak tunagrahita sehingga diharapkan dapat bekerja.

H. Model Pelayanan Pendidikan Bagi Anak TunagrahitaPelayanan pendidikan bagi anak tunagrahita dapat diberikan yaitu :

1. Kelas transisiKelas transisi berada di sekolah reguler, sehingga pada saat tertentu anak dapat bersosialisasi dengan anak lain. Kelas transisi merupakan kelas persiapan dan pengenalan pengajaran dengan acuan kurikulum SD dengan modifikas sesuai kebutuhan anak.

2. Sekolah khusus (SLB C atau SLB C 1)Dalam satu kelas maksimal 10 anak dengan pembimbing atau pengajar guru khusus dan teman sekelas yang dianggap sama kemampuannya (tunagrahita). Untuk anak tunagrahita ringan dapat bersekolah di SLB C, sedangkan anak tunagrahita sedang dapat bersekolah di SLB C 1.

3. Pendidikan terpaduAnak tunagrahita belajar bersama-sama dengan anak reguler di kelas yang sama dengan bimbingan guru reguler. Untuk mata pelajaran tertentu, jika anak mempunyai kesulitan, anak tunagrahita akan mendapat bimbingan dari guru pembimbing khusus (GPK) dari SLB terdekat. Biasanya anak yang belajar di sekolah terpadu adalah anak yang tergolong tunagrahita ringan atau disebut dengan lamban belajar (slow learner).

4. Program sekolah di rumahProgram ini diperuntukan bagi anak tunagrahita yang tidak mampu mengikuti pendidikan di sekolah khusus karena keterbatasannya. Misalnya: sakit. Program ini dilaksanakan di rumah dengan cara mendatangkan guru PLB (GPK) terapis.

5. Pendidikan InklusifLayanan pendidikan insklusif diselenggarakan pada sekolah reguler. Anak tunagrahita belajar bersama-sama dengan anak reguler, pada kelas dan guru yang sama. Pada kelas inklusif siswa dibimbing oleh 2 orang guru, satu guru reguler dan satu guru khusus.

6. Panti (griya) rehabilitasiPanti ini diperuntukan bagi anak tunagrahita pada tingkat berat yang pada umumnya memiliki kelainan ganda seperti penglihatan, pendengaran atau motorik. Program di panti lebih terfokus pada perawatan.

I. KurikulumKurikulum sebagai pedoman bagi sekolah. Oleh karena itu, dalam memberikan

layanan pendidikan tidak terlepas dari kurikulum. Kurikulum untuk Sekolah Luar Biasa disesuaikan dengan jenis dan tingkat ketunaannya, mulai dari tingkat TKLB sampai dengan SMALB.

Kurikulum yang sekarang ini digunakan yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004. Selain mempelajari mata pelajaran umum, ada juga mata pelajaran ke khususan. Untuk anak tunagrahita mata pelajaran kekhususannya yaitu mata pelajaran “Bina Diri” yang didalamnya mencakup:

Page 7: laporan individu tunagrahita

Kemampuan merawat diri Mengurus diri Menolong diri Komunikasi dan Sosialisasi