laporan individu dhia

16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi, dan sosial (PB IDI, 1983). Dokter keluarga dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari untui keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya melalui home visit dan home care (PB IDI, 1982). Keunggulan dari dokter keluarga adalah pendekatan keluarga secara aktif,dengan melakukan kunjungan keluarga atau penderita (home visit). Home visit merupakan interaksi yang dilakukan di rumah untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan individu atau keluarga, termasuk pada keluarga dengan penyakit terminal. Dari home visit akan didapatkan hubungan dokter-pasien yang lebih terbuka, pencegahan penyakit yang dapat meminimalkan dari segi ekonomi keluarga, penanganan penyakit yang bersifat terus menerus, menyeluruh dan dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan sosial seluruh anggota keluarga. 1

Upload: dhia-ramadhani-satoto

Post on 14-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

field lab

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKedokteran keluarga adalah ilmu yang mencakup seluruh spektrum ilmu kedokteran yang orientasinya adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang berkesinambungan dan menyeluruh kepada satu kesatuan individu, keluarga dan masyarakat dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan, ekonomi, dan sosial (PB IDI, 1983).Dokter keluarga dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat keluarga, ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari untui keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif, tapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya melalui home visit dan home care (PB IDI, 1982).Keunggulan dari dokter keluarga adalah pendekatan keluarga secara aktif,dengan melakukan kunjungan keluarga atau penderita (home visit). Home visit merupakan interaksi yang dilakukan di rumah untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan individu atau keluarga, termasuk pada keluarga dengan penyakit terminal. Dari home visit akan didapatkan hubungan dokter-pasien yang lebih terbuka, pencegahan penyakit yang dapat meminimalkan dari segi ekonomi keluarga, penanganan penyakit yang bersifat terus menerus, menyeluruh dan dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan sosial seluruh anggota keluarga.

B. Tujuan PembelajaranSetelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan diharapkan mahasiswa dapat memiliki kemampuan:1. Menjelaskan dasar-dasar home visit dalam kedokteran keluarga.2. Melakukan tahapan-tahapan dan prosedur kegiatan home visit dalam pelayanan kedokteran keluarga.3. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan keluarga berdasarkan fungsi keluarga dan menyusun usulan penatalaksanaannya secara holistik dan komprehensif.

BAB IIKEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan Field Lab kelompok A9 dengan topik Home Visit dilaksanakan di Puskesmas Jatinom, Klaten sebanyak tiga kali pertemuan, yaitu pada tanggal 6 November 2014, 13 November 2014 dan 19 November 2014. Adapun kegiatan pokok yang dilakukan adalah sebagai berikut:A. Pembekalan oleh Instruktur LapanganKegiatan ini dilakukan pada saat pertemuan pertama pada tanggal 6 November. Mahasiswa mendapat pengarahan oleh dr. Nimah selaku Instruktur Lapangan bagian Home Visit. Setiap mahasiswa mendapat satu kasus penyakit walaupun ada beberapa pasien yang memiliki penyakit yang sama.B. Pelaksanaan Home VisitHome visit dilaksanakan pada tanggal 13 November 2014 . Masing-masing mahasiswa mendapatkan satu pasien dengan kasus yang berbeda. Setiap mahasiswa diampu oleh satu pendamping. Penulis mengunjungi rumah Bu Partinu di Dusun Tangkilan Jatinom, yang memiliki penyakit dekompensasi kordis. Kegiatan ini dilakukan pada pukul 09.00 10.00 dengan didampingi Ibu Primawati.C. Pengumpulan Laporan, Presentasi, dan EvaluasiKegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 November 2014. Mahasiswa diberi kesempatan untuk presentasi mengenai apa saja yang telah dikerjakan selama kegiatan home visit. Presentasi dilakukan di Aula Puskesmas Jatinom.

BAB IIIPEMBAHASAN KASUS

A. Karakteristik Demografis KeluargaNo.NamaUmurJenis KelaminKedudukanPendidikanPekerjaanPenyakit

1.Agus33LKepala keluargaSMKBuruh-

2.Nurul11PAnakSDPelajar-

3.Faris4LAnakTKPelajar-

4.Partini33PIstriSMPIbu rumah tangga, pedagangDecom cordis

B. Identitas Pasien1. Nama: Ny. Partini2. Umur: 33 tahun3. Jenis Kelamin: Perempuan4. Agama: Islam5. Pekerjaan: Ibu rumah tangga, pedagang6. Alamat: Tangkilan, Jatinom, Jatinom, Klaten7. Status Pernikahan: Menikah, 2 anak8. Tanggal Kunjungan: 13 November 2014C. Penetapan Masalah 1. Riwayat MedisDari hasil anamnesis diketahui pasien menderita decompensatio cordis atau gagal jantung. Penyakit ini sudah diderita pasien sejak 4 tahun yang lalu, setelah melahirkan anak kedua. Keluhan yang sering dirasakan pasien adalah sesak napas dan mudah lelah saat melakukan aktivitas. Pasien pernah menjalani rawat inap di RS Tegalyoso Klaten selama 10 hari. Sampai saat ini pasien masih melakukan kontrol rutin di RS Tegalyoso dan mengkonsumsi obat-obatan seperti digoksin, furosemide, dan sinmag. Pasien mempunyai riwayat kehamilan G3P2A1. Pasien mengalami abortus sekitar 5 tahun yang lalu. Saat ini pasien menggunakan KB IUD.2. Riwayat Penyakit KeluargaDari hasil anamnesis pasien menyangkal adanya riwayat penyakit pada ayah dan ibu pasien. Selain itu, nenek pasien menderita penyakit epilepsi dan kake pasien menderita demensia. Kakek dan nenek pasien sudah meninggal dalam usia 70 tahun.3. Riwayat Kebiasaan Merokok: (-) Alkohol: (-) Olahraga: (-) 4. Riwayat Sosial EkonomiPasien tinggal di sebuah rumah bersama suami dan kedua anaknya. Sumber pendapatan keluarga berasal dari suami pasien yang bekerja sebagai buruh. Sedangkan pasien berdagang di pasar 5 kali seminggu. Kondisi ekonomi pasien tergolong dalam ekonomi lemah. Pasien dan keluarganya terdaftar dalam pasien Jamkesmas. Hubungan pasien dan masyarakat sekitranya baikdan pasien aktif dalam keanggotaan PKK di desa tempat tinggalnya.5. Riwayat GiziPola makan pasien dan keluarganya 3 kali sehari dengan asupan gizi seimbang. Pasien lebih sering mengonsumsi sayur-sayuran dibanding daging. Namun, pasien kadang-kadang tidak nafsu makan sehingga hanya makan 2 atau bahkan 1 kali sehari.6. Diagnostik Holistika. Diagnosis biologis: decompnsatio cordisb. Diagnosis psikologis: (-)c. Diagnosis sosial ekonomi dan budaya :i. Status ekonomi lemahii. Interaksi antar anggota keluarga baikiii. Hubungan dengan masyarakat sekitar baik

D. Fungsi Keluarga1. Fungsi BiologisSaat ini kondisi pasien cukup baik. Pasien dapat makan sendiri dengan frekuensi 3x sehari. Selain itu juga beberapa aktivitas ringan seperti memakai baju dan mobilisasi antar ruangan di rumah dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien. Pasien juga terbiasa tidur larut malam yaitu sekitar pukul 22.00.Anggota keluarga yang lain dalam keadaan sehat, tidak ditemukan adanya kecurigaan gejala penularan maupun penyakit herediter.2. Fungsi SosialHubungan keluarga Ibu Partini dengan tetangga disekitarnya berjalan harmonis. Hal ini ditunjukkan dengan masih aktifnya anggota keluarga pasien dalam kegiatan kemasyarakatan seperti PKK, pengajian, dan perkumpulan warga lainnya.3. Fungsi PsikologisDalam terapi dan perawatan Decompensatio Cordis yang dijalani Ibu Partini, beliau mendapatkan perhatian dan dukungan dari suami dan anak-anaknya. Anak-anak pasien dapat diberikan pengertian mengenai ondisi ibunya yang sakit dan tidak dapat melakukan aktifitas berat. Apabila pasien sedang mengkonsumsi obat, keluarganya selalu mengingatkan pasien sehingga pasien tidak lupa untuk mengkonsumsi obat. 4. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan KebutuhanSuami pasien selaku kepala keluarga hanya bekerja sebagai buruh proyek dan pasien bekerja sebagai pedagang, keluarga pasien merasa kondisi ekonomi mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasien dan keluarganya terdaftar sebagai penerima jamkesmas.5. Penguasaan Masalah dan Kemampuan AdaptasiKeluarga pasien dapat menyelesaikan permasalahan dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar dengan baik.6. Fungsi FisiologisUntuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan A.P.G.A.R SCORE dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0. Skor APGAR 10 berarti tergolong keluarga sehat.AspekKeterangan

AdaptationPasien dapat beradaptasi dengan baik dengan lingkungan keluarganya. Pasien juga dapat kembali ke keluarganya untuk menceritakan permasalahannya. (Skor 2)Kemampuan adaptasi yang dilakukan oleh Ibu Partini terhadap anggota keluarga lain. Hal ini didukung dengan adanya penerimaan yang baik oleh anggota keluarga terhadap kondisi yang dialami oleh Ibu Partini saat ini.

PartnershipPasien merasa puas dengan cara keluarganya membagi informasi dan meminta pendapat pasien apabila muncul masalah dalam keluarga. (Skor 2)Hubungan anggota keluarga berjalan harmonis, saling mengisi satu sama lain. Komunikasi yang terjalin juga sudah baik.

GrowthPasien merasa puas dengan dukungan yang diberikan oleh keluarganya apabila pasien punya keinginan akan sesuatu. (Skor 2)Dalam kehidupan sehari-hari, dukungan dari keluarga sangat baik untuk membantu perawatan kesehatan Ibu Partini.

AffectionPasien merasa puas dengan cara keluarganya memberikan kasih sayang terhadap anggota keluarganya. (Skor 2)Dalam menghadapi penyakitnya, Ibu Partini mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari anggota keluarganya yang lain sehinga beliau dapat menjalani hari-hari dengan baik.

ResolvePasien merasa puas dengan cara keluarganya dalam membagi waktu untuk bersama-sama. (Skor 2)Pasien dan keluarganya selalu ada waktu untuk bersama, misalnya pasien selalu bercengkerama dengan anak-anak dan suaminya saat menghabiskan waktu luang di rumah.

7. Fungsi Patologis (SCREEM)AspekKeterangan

SocialInteraksi sosialantar anggota keluarga juga dengan saudara sangat baik dan partisipasi mereka dalam kegiatan kemasyarakatan cukup aktif.

CultureKeluarga merasa puas dan bangga terhadap kebudayaan yang ada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Keluarga dapat menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa dengan baik. Selain itu, keluarga pasien masih menerapkan sopan santun dalam kesehariannya.

ReligionKeluarga menjalankan ibadah dan kegiatan keagamaan dengan baik.

EconomicPenghasilan atau keuangan keluarga cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

EducationPendidikan anggota keluarga tergolong cukup sehingga dapat memahami sebagian besar permasalahan yang ada. Anak kedua pasien yang masih berusia 4 tahun masih kurang memahami penyakit yang diderita oleh ibunya.

MedicalKeluarga memiliki jaminan kesehatan berupa Jamkesmas.

8. Simpulan Permasalahan Fungsi KeluargaPermasalahan fungsi keluarga yang dihadapi oleh keluarga Ibu Partini adalah masalah pendidikan yang masih kurang.

E. Struktur Keluarga

Partini33 tahundecompAgus33 tahunperokokNurul, 11 tahun nFaris, 4 tahunun

F. Pola Interaksi Keluarga

Pasien

AnakAnak

Suami

Keterangan:: Interaksi baikInteraksi pasien dengan anggota keluarga yang tinggal satu rumah sangat baik.

G. Kedaan Rumah dan Lingkungan 1. Jenis Rumah: Permanen2. Ukuran Rumah : meter persegi3. Ruang tamu: tidak ada4. Ruang keluarga: ada, jumlah 1 ruangan5. Kamar tidur: ada, jumlah 1 kamar6. Kamar mandi: ada, jumlah 1 ruangan7. Dapur: ada, jumlah 1 ruangan8. Dinding rumah: permanen9. Ventilasi rumah: baik10. Lantai rumah: tanah11. Sumber air bersih: sumur12. Jarak septic tank-air: