laporan hasil penelitian biologi perkecambahan

Upload: novasoniachua

Post on 09-Jan-2016

47 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Perkecambahan yang dipengaruhi oleh deterjen

TRANSCRIPT

LAPORAN HASIL PENELITIAN BIOLOGIPENGARUH DETERJEN KONSENTRAT RINSO MOLTO ULTRA TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

ANGGRENI MUNTHE

FRANSISKA MEGAWATI SITANGGANG

JANE ALFREDA PURBA

JULIANA SAVTRI HARIANJA

NOVA SONIA

RAHEL PESTA PANJAITANA. BAGIAN PEMBUKA PENGARUH DETERJEN CAIR KONSENTRAT RINSO MOLTRO UTARA TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU. Pada laporan penelitian ini, kami akan menjelaskan bagaimana pengaruh deterjen cair konsentrat yaitu Rinso Moltro Ultra yang sering kita gunakan sehari-hari pada perkecambahan tumbuhan kacang hijau. Kita pasti pernah melihat orang yang telah selesai mencuci pakaian membuang sisa air rendaman pakaian mereka kepada suatu tumbuhan. Maka dari itu kami mencoba melakukan penelitian ini dan berusaha untuk menjelaskan hasil penelitian kami ini.

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam semesta ini. Dari ciptaan-Nya, manusia dapat mengembangkan pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu dibutuhkan kemampuan untuk belajar dan berpikir. Dengan mempelajari makalah ini, kita dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan pertumbuhan tumbuhan kacang buncis. Untuk memudahkan anda dalam memahami makalah ini, kami menyusunnya secara sistematis dan berusaha untuk menampilkan yang terbaik. Kami juga melampirkan data seperti photo dan video dalam proses penelitian ini. Kami juga mengucapkan kepada orang yang telah mendukung proses penelitian ini yaitu, Orangtua kami yang telah menyetujui pelaksanaan praktikum ini. Terimakasih juga kepada Bapak A. Sembiring yang telah mengarahkan kami cara penelitian ini. Kami para penyusunnya menyadari bahwa manusia tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, sekiranya berkenaan dengan itu mohon dapat dimaklumi. Demikianlah kami menyampaikan kata pengantar makalah ini, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Pematangsiantar, 3 Agustus 2015

Penyusun Makalah

B. BAGIAN ISIBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAHKami ingin mengetahui apa pengaruh dari deterjen cair yaitu Rinso Molto terhadap perkecambahan kacang hijau. Kita tahu bahwa, seseorang yang sedang menjemur pakaian, sisa deterjen itu akan dibuang ketanah atau bahkan ketanaman yang disekitarnya. Kami ingin mengetahui perbedaan tumbuhan yang diberikan deterjen dengan tumbuhan yang normal. 1.2. RUMUSAN MASALAH Apakah ada pengaruh deterjen pada proses perkecambahan tumbuhan? Adalah perbedaan antara tumbuhan yang disirami deterjen dengan tumbuhan yang tidak disirami dengan deterjen? Adakah juga perbedaan antara perkecambahan antara biji yang sedikit disirami dengan deterjen dengan biji yang disirami dengan deterjen yang cukup banyak? Apa kandungan yang terdapat pada deterjen sehingga berpengaruh pada proses perkecambahan tumbuhan?1.3. TUJUAN PENELITIANAgar kita mengetahui apa pengaruh deterjen pada proses perkecambahan. Dari penelitian ini kita juga dapat mengetahui bahan apa yang terkandung pada deterjen sehingga dapat mempengaruhi proses perkecambahan tumbuhan kacang panjang tersebut.

1.4. HIPOTESISDeterjen cair berpengaruh pada perkecambahan kacang hijau yaitu menghambat pertumbuhannya.

1.5. MANFAAT PERCOBAANManfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh deterjen cair terhadap perkecambahan kacang hijau.

1.6. BATASAN MASALAHKarya tulis ilmiah yang mengangkat tema tentang pengaruh pemberian deterjen terhadap perkecambahan tanaman kacang hijau ini hanya menggarisbawahi hasil percobaan dan observasi mengenai hal yang berhubungan dengan judul karya ilmiah tersebut. Disertai pula beberapa kajian- kajian teori mengenai perkecambahan dan pertumbuhan kacang hijau serta deterjen.

1.7. METODE PENGUMPULAN DATAData penulisan makalah ini diperoleh dengan dengan metode observasi, buku pustaka dan informasi dari internet. Kami memperoleh data dengan melakukan penelitian atau percobaan langsung terhadap kacang hijau dan mengamati pertumbuhan kacang hijau yang diberi deterjen cair dengan kadar yang berbeda serta membandingkannya dengan pertumbuhan kacang hijau yang tidak diberi deterjen cair. Kami melengkapi makalah ini dengan memberikan teori dan kajian-kajian penunjang dalam pemahaman makalah ini dari beberapa buku dan juga internet.

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA1. Tinjauan umum tentang perkecambahan & pertumbuahanPengertian perkecambahan ini tidak hanya dipakai khusus untuk biji tetapi juga dipakai untuk bagian tumbuhan yang lainnya. Secara visual dan morfologis suatu biji yang berkecambah, umumnya ditandai dengan terlihatnya akar dan daun yang menonjol keluar dari bijinya. Sebenarnya proses ini telah dimulai dan berlangsung sebelum peristiwa ini terjadi.Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio didalam biji yang semula berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan ia berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini dikenal dengan kecambah.Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran yang tidak dapat kembali keasal (irreversibel), yang meliputi pertambahan volume dan pertambahan massa. Selain disebabkan pertambahan ukuran sel, pertumbuhan juga terjadi karena pertumbuhan jumlah sel.Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah:1. AirAir berfungsi untuk menyiram tumbuhan agar tetap segar dan tidak layu serta sebagai media reaksi kimia dalam sel, menunjang fotosintesis dan menjaga kelembapan. Bila tanaman kekurangan air, maka akan mengakibatkan tanaman menjadi kering, kekrangan nutrisi. Kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman karena pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kemungkinan terburuk tanaman akan mati. 2. SuhuAgar tanaman dapat tumbuh dengan baik, suhu lingkungan tanaman tersebut juga harus ditentukan.suhu yang baik untuk tumbuhan tersebut adalah 30C. fungsi suhu sendiri ialah untuk aktifitas enzim serta kandungan air dalam tubuh tumbuhan. Suhu yang terlalu ekstrim yaitu terlalu tinggi dan terlalu rendah akan menyebabkan pertumbuhan terhambat atau terhenti karena enzim tidak dapat bekerja. 3. OksigenOksigen tersebar luas di udara. Tanaman tidak akan pernah kehabisan oksigen bila hidup di lingkungan yang bebas. Oksigen berfungsi sebagai respirasi sel-sel akar yang akan berkaitan dengan penyerapan unsur hara. Bila oksigen yang tumbuhan dapat hanya sedikit, maka pertumbuhan pada tumbuhan akan terhambat karena akan susah dalam penyerapan unsur hara dalam tanah.4. CahayaTanaman yang diletakkan di tempat yang teduh, akan tumbuh dengan ciri-ciri : berdaun hijau tua, pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit namun ukurannya besar, perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanaman yang ditanam di tempat yang mendapatkan banyak cahaya, maka tanaman itu akan mempunyai ciri-ciri : berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Hal ini karena cahaya bersifat menghambat pertumbuhan karena dapat menguraikan auksin menjadi zat yang menghambat pemanjangan sel.

Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah:1. Hormonfaktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Dimana dalam hal ini ada beberapa hormone yang dapat mengontrol proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhantersebut.yaitu:Hormon Auksin : merangsang pertumbuhan bunga.Hormon Giberelin : merangsang pertumbuhan batang.Hormon Sitokinin : memperpanjang akar.Hormon Afserat : menghambat perpanjangan sel.2. GenPertumbuhan pada tumbuhan terjadi didaerah meristematik (titik tumbuh) yaitu ujung akar dan batang. Daerah pertumbuhan ada 3 yaitu zona meristematik, pemanjangan, dan diferensiasi.Pertumbuhan dibedakan menjadi 2, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan memanjang akibat kegiatan meristem apical diujung akar dan ujung batang. Sedangkan pertumbuhan sekunder merupakan pertumbuhan membesar akibat kegiatan cambium dan hanya terjadi pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.

2. Tinjauan umum tentang kacang hijauA. Kacang Hijau kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas didaerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan protein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legume, setelah kedelai dan kacang tanah.B. Manfaat Kacang Hijau Kacang hijau dapat memperkuat tulang. Kacang hijau mengandung fosfor dankalsiumyang sangat bermanfaat dalam pertumbuhan dan memperkuat tulang. Selain itu, kandungan protein kacang hijau juga sangat tinggi (sekitar 24%). Kacang hijau sangat baik bagi kesehatanJantung. Kandunganlemaktak jenuh dalam kacang hijau aman untuk di konsumsi dan bermanfaat bagi kesehatan jantung. Karena lemaknya merupakan lemak tak jenuh, bagi Anda yang memiliki masalah dengan berat badan tidak perlu khawatir untuk mengonsumsi kacang hijau. Manfaat kacang hijau selanjutnya adalah dapat membantu penyerapan protein, mencegah kanker, beri-beri, hingga meningkatkan kinerja syaraf. Hal ini karena dalam kacang hijau memiliki kandungan vitamin B1 dan vitamin B2 yang cukup. Selain baik bagi kesehatan dan mencegah dari beberapa macam penyakit. Mandaat kacang hijau juga sangat baik untuk IbuHamil. Kacang hijau mengandungAsam Folatyang penting untuk Ibu hamil. Ibu hamil dapat mengonsumsi kacang hijau sejak awalkehamilanatau sebelum hamil. Khasiat yang terkandung dalam asam folat sangat baik bagi perkembangan saraf pada bayi dalam kandungan. Manfaat kacang hijau yang mengandung asam folatini juga dapat menghindarkan dari terjadinya bayi kelainan jantung, bibir sumbing, dan berbagai kecacatan lainnya. Selain itu Asam folat juga dapat meningkatkan kecerdasan bayi.C. Klasifikasi Kacang HijauKingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan Biji)

Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga)

Kelas : magnoliopsida (berkeping dua/ dikotil)

Subkelas : Rosidae

Ordo : Fabales

Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus : Phaseolus

Spesies : Phaseolus radiatus L3. Tinjauan umum tentang deterjenA. Deterjen :Detergenadalahcampuranberbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengansabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh olehkesadahanair.B. Komposisi deterjen: Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut: Surfaktan Surfaktan(surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkantegangan permukaanair sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yaitu:Anionik:1) -Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)2) -Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LAS)3) -Alpha Olein Sulfonate (AOS)Kationik: Garam AmmoniumNon ionik: Nonyl phenol polyethoxyleAmphoterik: Acyl Ethylenediamines

Builder Builder(pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.Fosfat: Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)Asetat:1) Nitril Tri Acetate (NTA)2) Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)c.Silikat:ZeolitSitrat:Asam Sitrat

Filler Filler(pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.Aditif Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh:Enzim,Boraks,Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).

C.Jenis-Jenis Deterjen Berdasarkan bentuk fisiknya, Detergen dibedakan atas:Detergen Cair, secara umum Detergen cair hampir sama dengan Detergen bubuk. Yang membedakan cuma bentuk fisik. Di indonesia, Detergen cair ini belum dikomersilkan, biasanya digunakan untuk laundry modern menggunakan mesin cuci yang kapasitasnya besar dengan teknologi canggih.Detergen krim, bentuk Detergen krim dengan sabun colek hampir sama tetapi kandungan formula bahan baku keduanya berbeda.Detergen bubuk, jenis Detergen bubuk ini yang beredar dimasyarakat atau dipakai sewaktu mencuci pakaian. Berdasarkan keadaan butirannya, Detergen bubuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu Detergen bubuk berongga dan Detergen bubuk padat. Perbedaan bentuk butiran kedua kelompok tersebut disebabkan oleh perbedaan proses pembuatannya.

D.Bahaya DetergenTanpa mengurangi makna manfaat Detergen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, harus diakui bahwa bahan kimia yang digunakan pada Detergen dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap kesehatan maupun lingkungan. Dua bahan terpenting dari pembentuk Detergen yakni surfaktan dan builders, diidentifikasi mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap manusia dan lingkungannya.Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yang ada pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kimia dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat iritasi sedang pada kulit. Surfaktan kationik bersifat toksik jika tertelan dibandingkan dengan surfaktan anionik dan non-ionik. Sisa bahan surfaktan yang terdapat dalam Detergen dapat membentuk chlorbenzene pada proses klorinisasi pengolahan air minum PDAM. Chlorbenzene merupakan senyawa kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan. Pada awalnya surfaktan jenis ABS banyak digunakan oleh industri Detergen. Namun karena ditemukan bukti-bukti bahwa ABS mempunyai risiko tinggi terhadap lingkungan, bahan ini sekarang telah digantikan dengan bahan lain yaitu LAS.Builders, salah satu yang paling banyak dimanfaatkan di dalam Detergen adalah phosphate. Phosphate memegang peranan penting dalam produk Detergen, sebagai softener air. Bahan ini mampu menurunkan kesadahan air dengan cara mengikat ion kalsium dan magnesium. Berkat aksi softenernya, efektivitas dari daya cuci Detergen meningkat. Phosphate yang biasa dijumpai pada umumnya berbentuk Sodium Tri Poly Phosphate (STPP). Phosphate tidak memiliki daya racun, bahkan sebaliknya merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan mahluk hidup. Tetapi dalam jumlah yang terlalu banyak, phosphate dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan di badan air, sehingga badan air kekurangan oksigen akibat dari pertumbuhan algae (phytoplankton) yang berlebihan yang merupakan makanan bakteri. Populasi bakteri yang berlebihan akan menggunakan oksigen yang terdapat dalam air sampai suatu saat terjadi kekurangan oksigen di badan air dan pada akhirnya justru membahayakan kehidupan mahluk air dan sekitarnya. Di beberapa negara, penggunaan phosphate dalam Detergen telah dilarang. Sebagai alternatif, telah dikembangkan penggunaan zeolite dan citrate sebagai builder dalam Detergen.Efek paling nyata yang disebabkan oleh limbah deterjen rumah tangga adalah terjadinya eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok). Limbah deterjen yang dibuang ke kolam ataupun rawa akan memicu ledakan pertumbuhan ganggang dan enceng gondok sehingga dasar air tidak mampu ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen berkurang secara drastis, kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur hara meningkat sangat pesat.Jika hal seperti ini tidak segera diatasi, ekosistem akan terganggu dan berakibat merugikan manusia itu sendiri, sebagai contoh saja lingkungan tempat pembuangan saluran selokan. Secara tidak langsung rumah tangga pasti membuang limbah deterjennya melalui saluran selokan ini, dan coba kita lihat, di penghujung saluran selokan begitu banyak eceng gondok yang hidup dengan kepadatan populasi yang sangat besar.Selain merusak lingkungan alam, efek buruk deterjen yang dirasakan tentu tak lepas dari para konsumennya. Dampaknya juga dapat mengakibatkan gangguan pada lingkungan kesehatan manusia. Saat seusai kita mencuci baju, kulit tangan kita terasa kering, panas, melepuh, retak-retak, gampang mengelupas hingga mengakibatkan gatal dan kadang menjadi alergiDalam jangka panjang, air minum yang telah terkontaminasi limbah deterjen berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik). Proses penguraian deterjen akan menghasilkan sisa benzena yang apabila bereaksi dengan klor akan membentuk senyawa klorobenzena yang sangat berbahaya. Kontak benzena dan klor sangat mungkin terjadi pada Saat ini instalasi pengolahan air milik PAM dan juga instalasi pengolahan air limbah industri belum mempunyai teknologi yang mampu mengolah limbah deterjen secara sempurna.

BAB 111 METODOLOGI PERCOBAANA. METODE PERCOBAANMetode percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode studi pustaka yaitu mempelajari teori-teori perkecambahan melalui buku-buku referensi. Selain itu juga menggunakan metode penelitian, yaitu metode yang dilakukan melalui percobaan dan pengamatan untuk membandingkan pertumbuhan tanaman kacang buncis dalam 4 gelas aqua dengan konsentrasi yang berbeda-beda.A = 100 mL air dan 0 % deterjenB = 100 mL air dan 0,01 % deterjenC = 100 mL air dan 0,05 % deterjenD= 100 mL air dan 0,1 % deterjenB. RENCANA PERCOBAANDalam karya tulis ilmiah yang menyajikan data yang berkaitan dengan pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan kacang hijau ini, kelompok kami melakukan percobaan, pengamatan dan pustaka.Demi terjalinnya kekompakan dan keefesienan dalam bekerja, penulis beserta kelompok membagi tugas yang berbeda pada setiap individu. Masing-masing akan berperan antara lain sebagai penyedia alat dan bahan, pengumpulan refrensi atau bahan kajian teori yang dijadikan sebagai bahan acuan, pengerjaan pembuatan variable manipulasi atau media tumbuh, pelaksana percobaan, sebagai pengukur pertumbuhan tinggi kacang hijau(kecambah) selama masa percobaan yaitu selama 10 hari, pendokumentasi pertumbuhan kacang hijau berupa foto sebagai bukti autentik atas percobaan tersebut, dilanjutkan dengan pencatatan data pertumbuhan kacang buncis selama masa percobaan. Setelah semua data dan foto terkumpul, mendiskusikan kesimpulan dari percobaan. Mengolah data menjadi data olahan yang layak untuk disajikan kepada pembaca dalam bentuk karya tulis ilmiah yang baik dan menurut standar.

C. POPULASI DAN SAMPELPopulasi : Tumbuhan kacang hijau Sampel : Beberapa biji kacang hijau

D. WAKTU DAN TEMPATWaktu : 18 Agustus 2015 23 Agustus 2015Tempat : Jln. Medan Km. 9,5 ,PematangSiantar, Sumatra UtaraPengamatan : Dilakukan setiap jam 18:00 WIBE. VARIABEL PERCOBAAN 1. Variabel Bebas Variabel Bebas atau Variabel manipulasi adalah Variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya Variabel Terikat. Perlakuan pada Variabel bebas tidak dilakukan sama (Bervariasi). Variabel Bebas dalam percobaan ini adalah Variasi pemberian banyaknya konsentrasi Rinso molto Ultra Cair, Yaitu:Pada gelas A : 0 %Pada gelas B : 0,01 % (1 ml Rinso Cair didalam 100 ml air)Pada gelas C : 0,05 % ( 5 ml Rinso Cair dalam 100 ml air)Pada gelas D : 0,1 % (10 ml Rinso Cair dalam 100 ml air)2. Variabel Terikat Variabel Terikat atau Variabel Respon adalah Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya Variabel bebas. Dalam percobaan kali ini yang menjadi Variabel terikat adalah Perkecambahan dan Pertumbuhan Kacang Hijau.3. Variabel Kontrol Variabel Kontrol adalah faktor (perlakuan) yang berpengaruh yang dibuat sama dan terkendali. Yang merupakan Variabel Kontrol dalam percobaan kali ini adalah Suhu, Cahaya, Kelembapan, Kapas, Biji Kacang Hijau dan media tempat penanaman.

F. SASARAN PERCOBAANAqua Gelas A : 0% DeterjenAqua Gelas B : 0,01% DeterjenAqua Gelas C : 0,05% DeterjenAqua Gelas D : 0,1% Deterjen

G. INSTRUMEN PERCOBAANALAT :1. Aqua Gelas 4 buah2. Penggaris3. Alat tulis4. Kamera

BAHAN :1. 20 biji kacang Hijau2. Air3. Deterjen cair4. Kapas (sebagai media tanam atau pengganti tanah)