laporan gubernur semester ii 2013
TRANSCRIPT
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 i
KATA PENGANTAR
Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2013 menggambarkan hasil-hasil
pengawasan yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur dalam melaksanakan amanah Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 dan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011, yang menginstruksikan
kepada BPKP untuk membantu Kementerian/ Lembaga (K/ L) dan
Pemerintah Daerah guna meningkatkan kualitas akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara.
Laporan ini disusun sebagai bagian dari media pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pengawasan intern oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur terhadap peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan
negara/ daerah kepada Gubernur Kalimantan Timur selaku wakil pemerintah
pusat di daerah, sebagaimana yang dimaksud dalam PP Nomor 19 Tahun
2010 yang telah diubah dengan PP Nomor 23 Tahun 2011.
Pengawasan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dilaksanakan
melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan pembinaan SPIP
(sosialisasi, kediklatan, asistensi, bimbingan teknis, dan pengembangan
kapasitas APIP), baik terhadap pemerintah daerah, instansi vertikal di daerah
(satker K/ L), dan BUMD/ BLUD, maupun terhadap berbagai isu strategis.
Kegiatan pengawasan tersebut lebih bersifat preventif (pencegahan) dengan
memberikan rekomendasi yang konstruktif kepada kepala daerah, pimpinan
BUMN/ D, dan pimpinan satuan kerja kementerian/ lembaga untuk
terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance).
Dalam hal pengawasan yang bersifat represif untuk percepatan pencegahan
dan pemberantasan korupsi, BPKP juga telah memberikan kontribusi untuk
membantu aparat penegak hukum melalui kegiatan audit investigatif, bantuan
penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli.
Selama tahun 2013 Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah
memberikan kontribusinya dalam peningkatan potensi penghematan
pengeluaran keuangan negara, kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Berdasarkan amanah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan direktif Presiden,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu unit kerja
perwakilan dari BPKP, dalam tahun 2013 secara konsisten melaksanakan
kegiatan pengawasan untuk memberikan keyakinan yang memadai atas
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dari perspektif akuntabilitas
pelaporan keuangan negara, kebendaharaan umum negara dan pengelolaan
aset/uang negara, perwujudan iklim bagi terselenggaranya kepemerintahan
yang baik dan bersih, pengelolaan program lintas sektoral pemerintah, serta
penguatan SPIP dan tata kelola dengan simpulan sebagai berikut:
A. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan
Terjadi peningkatan akuntabilitas pelaporan keuangan daerah di wilayah
Provinsi Kalimantan Timur. Hal ini terlihat pada tahun 2013, dari 15 (lima
belas) laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) terdapat tiga
pemerintah daerah yang memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) untuk tahun buku 2012, sedangkan pada tahun sebelumnya belum
ada pemerintah daerah yang memperoleh opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP). Ketiga pemerintah daerah tersebut adalah
Pemerintah Kota Tarakan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, dan 12 (dua belas) pemerintah
daerah lainnya memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa akuntabilitas pelaporan keuangan di
Kalimantan Timur menunjukkan semakin membaik.
Berdasarkan analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
se-Kalimantan Timur Tahun 2011 dan 2012 menunjukkan adanya
kenaikan total Aset pemerintah daerah se Kalimantan Timur, tahun 2012
sebesar Rp27,64 trilyun atau 31,34% dibandingkan tahun 2011, walaupun
nilai total kewajiban juga mengalami kenaikan sebesar Rp232,58 milyar
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 iv
atau sebesar 23,72% hal tersebut tidak menghalangi naiknya nilai ekuitas
sebesar Rp18,63 trilyun atau 19,42% dibandingkan tahun 2011.
Secara umum beberapa faktor yang masih memerlukan peningkatan
dalam rangka mencapai opini WTP antara lain: pengelolaan Kas dan
Barang Milik Negara/ Daerah yang belum tertib, pengadaan barang dan
jasa belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, laporan keuangan
belum disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP),
kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pemerintah
daerah dan masih lemahnya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP).
Upaya pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur adalah melalui kegiatan pendampingan dan asistensi
kepada pemerintah daerah dan instansi vertikal di daerah.
Selama tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
melakukan upaya-upaya mencakup penguatan sistem pengendalian intern
pemerintah (SPIP) pada pemerintah daerah dan pendampingan
penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD), pendampingan
pengelolaan keuangan daerah dengan implementasi aplikasi berbasis
informasi teknologi yakni SIMDA Keuangan, SIMDA BMD, SIMDA Gaji,
SIMDA Pendapatan, dan SIMDA SAKIP, bimbingan teknis terhadap para
pengelola keuangan daerah (PKD), sinergi reviu atas LKPD dengan
Inspektorat Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, dan peningkatan kapasitas
SDM Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) pemerintah daerah.
Selain itu terhadap Instansi Vertikal di daerah juga telah dilakukan
asistensi penyusunan laporan keuangan satuan kerja kementerian/
lembaga dan reviu laporan keuangan satuan kerja kementerian/ lembaga
dalam rangka mendukung peningkatan kualitas laporan keuangan
kementerian/ lembaga. Dalam hal akuntabilitas pengelolaan BUMD,
Perwakilan BPKP Kalimantan Timur telah melakukan pedampingan
penyusunan Laporan Keuangan SAK-ETAP terhadap 13 (tiga belas)
PDAM dan lima RSUD/ BLUD. Dalam rangka audit atas kewajaran laporan
keuangan, BPKP juga telah melakukan audit dukungan atas audit umum
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 v
(general audit) laporan keuangan proyek/ kegiatan yang sumber dananya
berasal dari PHLN.
B. Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam upaya meningkatkan
kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset
melakukan kegiatan Evaluasi Penyerapan Anggaran Belanja Daerah,
Audit Klaim; Audit Operasional dan Audit Kinerja; Audit Pinjaman Hibah
Luar Negeri (PHLN); dan Pendampingan Penatausahaan Barang Milik
Negara/ Daerah (BMN/ D).
Kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan
aset di wilayah Provinsi Kalimantan Timur juga mengalami peningkatan
dari tahun 2011 ke tahun 2012. Hal ini terlihat dari hasil analisis Laporan
Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah se Kalimantan Timur Tahun 2011
dan 2012 dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2012 se Kalimantan Timur
mengalami kenaikan sebesar Rp1,13 trilyun atau sebesar 18,95%.
Namun demikian jika PAD dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan,
diperoleh angka rata-rata 15,93%, yang menunjukkan bahwa
pembiayaan pembangunan di daerah ini masih tergantung dari
Pendapatan Transfer Pusat. Dalam upaya mengurangi ketergantungan
pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan upaya antara lain berupa
kerjasama optimalisasi pendapatan asli daerah (OPAD) dengan hasil
adanya peningkatan pendapatan asli daerah sebesar
Rp93.736.588.826,00.
b. Belanja Modal tahun 2012 se Kalimantan Timur mengalami kenaikan
sebesar Rp3,85 trilyun atau 39,98%. rasio belanja modal dibandingkan
dengan jumlah belanja menunjukkan angka rata-rata sebesar 35,27%,
yang berarti kontribusi APBD terhadap pembangunan di Kalimantan
Timur cukup signifikan. Namun demikian kenaikan Belanja Modal
tersebut belum diimbangi dengan pengelolaan aset secara baik. Untuk
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 vi
mengatasi hal tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melakukan asistensi/bimbingan teknis tentang pengelolaan aset
terhadap delapan pemerintah daerah dengan memanfaatkan aplikasi
SIMDA-BMD. Hasil yang diperoleh dari kegiatan inventarisasi dan
pencatatan atas barang milik Daerah (BMD) serta peningkatan
akuntabilitas pengelolaan barang milik daerah melalui implementasi
SIMDA BMD adalah sebagai berikut:
a. Pos Aset Tetap di Neraca telah didukung oleh pencatatan dan
pelaporan aset yang memadai melalui program aplikasi SIMDA
BMD;
b. Pencatatan dan pelaporan Barang Milik Daerah (BMD) telah
dilakukan secara akurat dan telah memenuhi pelaporan sesuai
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Hasil pengawasan menunjukkan kualitas akuntabilitas kebendaharaan
umum negara dan pengelolaan aset di wilayah Provinsi Kalimantan Timur
masih memerlukan perbaikan. Hal tersebut terlihat dari hasil
pengawasan, yang menghasilkan penghematan keuangan negara
sebesar Rp1.774.439.962,00 dan rata-rata penyerapan belanja daerah
pemerintah daerah se Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang
masih rendah, yaitu tahun anggaran 2012 sebesar 77,01%. Sedangakan
tahun anggaran 2012 berdasarkan angka sementara (unaudited) sebesar
79,36%.
C. Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan
Bersih
Pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Timur meliputi kegiatan pendampingan pengembangan sistem
pencegahan KKN/ Fraud Control Plan (FCP) dan sosialisasi Program Anti
Korupsi (SOSPAK). Pencegahan KKN melalui upaya represif, yaitu melalui
audit Investigatif, bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara
(PKKN), dan Pemberian Keterangan Ahli (PKA), penyelenggaraan SPIP,
Fraud Control Plan (FCP), dan Good Corporate Governance (GCG).
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 vii
Hasil pengawasan dalam perspektif ini, meliputi antara lain pendampingan
pengadaan barang dan jasa pada Pupuk Kaltim 5, Probity Audit pada
Pembangunan Jembatan Mahkota II, Probity Audit pada Pembangunan
Jembatan Mahkota II, Pembangunan Bandara Samarinda Baru, Jembatan
Pulau Balang, Reviu Pembangunan Bandara Kalimarau Berau. Dalam
rangka peningkatan tata kelola BUMD/BLUD dilakukan sembilan kegiatan
Good Corporate Governance (GCG), dan BUMD berupa sosialisasi,
bimbingan teknis, dan assessment. Dalam rangka peningkatan kapasitas
APIP dilakukan 27 kegiatan berupa penerapan tata kelola APIP, SPIP,
bimbingan teknis dan diklat.
Hasil pengawasan dalam perspektif ini antara lain berhasil menyelamatkan
keuangan negara sebesar Rp56.828.488.392,52 terdiri dari:
a. Penghematan pengeluaran keuangan negara Rp11.090.874.662,00
b. Penghitungan kerugian negara Rp45.737.613.730,52.
Jumlah Rp56.828.488.392,52
D. Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral
Dalam pengawasan atas akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral
dilakukan dalam rangka mendukung program Pemerintah yang pro growth,
pro poor, dan pro jobs. Peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
dalam meningkatkan akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral
mencakup pengawasan atas implementasi kebijakan publik,
penyelenggaraan pelayanan publik oleh pemerintah daerah termasuk
debottlenecking dalam upaya menangani hambatan terhadap implementasi
pelaksanaan program di lapangan.
Beberapa kegiatan yang telah dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur antara lain:
1) Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan.
2) Monitoring dan Evaluasi Program Bantuan Sosial Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal, dan Informal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
3) Proses seleksi CPNS Tahun 2013.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 viii
4) Audit Operasional atas Program Bantuan Sosial Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal, dan Informal, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
5) Audit Kinerja atas Program Bantuan Operasional Kesehatan
Kementerian Kesehatan.
6) Audit Kinerja atas Program Raskin.
7) Audit Operasional atas Penyelenggaraan Ibadah Haji Kementerian
Agama.
8) Reviu usulan harga pokok pupuk bersubsidi tahun 2014.
Hasil audit atas program tersebut di atas dapat kami sampaikan secara
umum bahwa program prioritas sudah berjalan dengan baik, meskipun
masih terdapat beberapa kelemahan dalam pelaksanaan program tersebut.
Atas kelemahan yang ditemukan telah diberikan rekomendasi perbaikan
kepada penanggungjawab program terkait.
Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah
melakukan pengawasan atas perintah Presiden melalui Unit Kerja Presiden
Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) dalam
bentuk Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional Per 31 Desember
2012 pada 9 kabupaten/ kota dalam wilayah Provinsi Kalimantan Timur
terhadap 13 program rencana aksi yang dilaksanakan oleh 10
kementerian/lembaga di 102 titik lokasi monitoring. Dari hasil monitoring
dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar capaian program rencana aksi
masing-masing kementerian/lembaga yang disampel tersebut berada
dalam kategori “tidak bermasalah”.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 ix
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................ iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... viii
BAB I SIMPULAN DAN SARAN
1. SIMPULAN ............................................................................................ 1
1) Akuntabilitas Pelaporan Keuangan ................................................ 1
2) Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan
Aset ................................................................................................. 6
3) Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan
Bersih .............................................................................................. 9
4) Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral ....................... 13
2. SARAN .................................................................................................. 14
BAB II URAIAN HASIL PENGAWASAN
1. Ruang Lingkup dan Batasan Tanggung Jawab ..................................... 16
2. Informasi Umum .................................................................................... 17
3. Uraian Hasil Pengawasan ..................................................................... 19
1) Akuntabilitas Pelaporan Keuangan ................................................. 19
(1) Kualitas Laporan Keuangan .................................................... 19
(2) Evaluasi Kinerja ...................................................................... 24
a. Evaluasi LAKIP ................................................................ 25
b. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah ............................................................................. 26
c. Evaluasi Kinerja BUMD .................................................... 27
d. Evaluasi Pelayanan Publik ............................................... 28
e. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD .................. 29
(3) Analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 31
2) Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan
Aset ................................................................................................. 33
(1) Penyerapan Anggaran Belanja Daerah .................................. 33
(2) Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD)/Negara .......... 35
(3) Penghematan Pengeluaran Negara/Daerah ........................... 36
a. Audit Klaim ....................................................................... 36
b. Audit Penyesuaian Harga ................................................ 36
c. Audit Operasional dan Audit Kinerja ................................ 37
d. Audit Pinjam Hibah Luar Negeri (PHLN) .......................... 38
(4) Pengelolaan Aset Negara ....................................................... 38
3) Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan
Bersih .............................................................................................. 39
4) Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral ....................... 45
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah di
Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2008 – 2012 ...............................20
Tabel 2 Perkembangan Opini PDAM dan RSUD/ BLUD yang Mendapatkan
Pendampingan dari BPKP Tahun 2010 – 2012 .............................................22
Tabel 3 Perkembangan Kegiatan Pembinaan atas Upaya Peningkatan Kualitas
Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Satuan Kerja K/ L Tahun 2019 – 2012 ..23
Tabel 4 Hasil Penilaian atas Sistem AKIP Tahun 2009 – 2012 .................................. 25Tabel 5 Hasil Penilaian atas Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah se-Kalimantan Timur Tahun 2010-2012 ...........................................26
Tabel 6 Perkembangan Tingkat Kesehatan PDAM yang Mendapatkan
Pendampingan Dari BPKP Tahun 2010 – 2012 ............................................28
Tabel 7 Hasil Penilaian Atas Evaluasi Pelayanan Publik Pemerintah Daerah Se-
Kalimantan Timur Tahun Anggararan 2012 ..................................................29
Tabel 8 Hasil Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD pada Pemda di Wilayah
Provinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2014 ........................................29
Tabel 9 Kompilasi Neraca Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2010-2012 ................................................................................31
Tabel 10 Kompilasi Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah Se Wilayah
Provinsi Kalimantan Timr Tahun 2010-2012 .................................................32
Tabel 11 Perkembangan Penyerapan Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Daerah
Se Wilayah Provinsi Kalimantan Timur .........................................................33
Tabel 12 Potensi Penghematan Pengeluaran Keuangan Negara Tahun 2012 ...........36
Tabel 13 Perkembangan Penyelenggaraan SPIP Pada Pemerintah Provinsi/
Pemerintah Kabupaten/Kota .........................................................................39
Tabel 14 Gambaran Kegiatan Penerapan Strategi Preventif Terhadap KKN Tahun
2013 ...............................................................................................................41
Tabel 15 Hasil Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Wilayah Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2013 ......................................................................42
Tabel 16 Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi TPK di Wilayah Provinsi
Kalimantan Tahun 2013 ................................................................................42
Tabel 17 Kegiatan Pengawasan Dalam Rangka Peningkatan Tata Kelola BUMD/
BLUD di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 ............................43
Tabel 18 Daftar Permasalahan Pengadaan Barang dan Jasa yang Difasilitasi BPKP
Tahun 2013 ...................................................................................................43
Tabel 19 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP di Wilayah Provinsi Kalimantan
Timur Tahun 2012 dan Tahun 2013 ..............................................................45
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 1
BAB ISIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan amanah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan direktif Presiden,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu unit kerja
perwakilan dari BPKP, dalam tahun 2013 secara konsisten melaksanakan
kegiatan pengawasan terhadap program/ kegiatan lintas sektoral,
kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan pengawasan umum lainnya
atas penugasan Presiden.
Pengawasan tersebut ditujukan untuk memberikan keyakinan yang memadai
atas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dari perspektif akuntabilitas
pelaporan keuangan negara, kebendaharaan umum negara dan pengelolaan
aset/ uang negara, perwujudan iklim bagi terselenggaranya kepemerintahan
yang baik dan bersih, pengelolaan program lintas sektoral pemerintah, serta
penguatan SPIP dan tata kelola dengan simpulan sebagai berikut:
1. SIMPULAN
1) Akuntabilitas Pelaporan Keuangan
(1) Kualitas Laporan Keuangan
Terjadi peningkatan akuntabilitas pelaporan keuangan daerah di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Hal ini terlihat pada tahun 2013,
dari lima belas LKPD terdapat tiga pemerintah daerah yang
memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk tahun
buku 2012, sedangkan pada tahun sebelumnya belum ada
pemerintah daerah yang memperoleh opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP). Ketiga pemerintah daerah tersebut adalah
Pemerintah Kota Tarakan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, dan dua belas
pemerintah daerah lainnya memperoleh opini Wajar Dengan
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 2
Pengecualian (WDP). Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
akuntabilitas pelaporan keuangan di Kalimantan Timur menunjukkan
semakin membaik.
Berdasarkan analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
se Kalimantan Timur Tahun 2011 dan 2012 menunjukkan adanya
kenaikan total Aset pemerintah daerah se Kalimantan Timur, tahun
2012 sebesar Rp27,64 trilyun atau 31,34% dibandingkan tahun 2011,
walaupun nilai total kewajiban juga mengalami kenaikan sebesar
Rp232,58 milyar atau sebesar 23,72% hal tersebut tidak menghalangi
naiknya nilai ekuitas sebesar Rp18,63 trilyun atau 19,42%
dibandingkan tahun 2011.
Secara umum beberapa faktor yang masih memerlukan peningkatan
dalam rangka mencapai opini WTP antara lain:
a. Pengelolaan Kas dan Barang Milik Negara/ Daerah yang belumtertib;
b. Pengadaan barang dan jasa belum sesuai dengan ketentuan yangberlaku;
c. Laporan Keuangan belum disusun sesuai dengan StandarAkuntansi Pemerintah (SAP);
d. Kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuanganpemerintah daerah;
e. Masih lemahnya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Adapun kegiatan pembinaan dan pengawasan yang telah dilakukan
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur, dalam upaya
peningkatan kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan, selama tahun
2013 mencakup bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan
keuangan daerah kepada lima belas pemerintah daerah meliputi
antara lain penyusunan anggaran, penatausahaan, dan penyusunan
laporan keuangan dengan aplikasi SIMDA, serta asistensi
pengelolaan/ penatausahaan BMD; sinergi reviu atas LKPD tahun
2012 dengan Inspektorat Provinsi/ Kota/ Kabupaten pada tujuh
pemerintah daerah yaitu pada Pemerintah Kabupaten Malinau,
Penajam Paser Utara, Kutai Barat, Bulungan, Tana Tidung, Kutai
Timur, dan Kutai Kartanegara.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 3
Dalam hal akuntabilitas pengelolaan BUMD, Perwakilan BPKP
Kalimantan Timur telah melakukan pedampingan penyusunan
Laporan Keuangan SAK- ETAP terhadap 13 (tiga belas) PDAM dan
lima RSUD/ BLUD. Dari 13 PDAM tersebut empat PDAM telah
memperoleh opini WTP, yaitu PDAM Kota Samarinda, PDAM Kota
Balikpapan, PDAM Kabupaten Paser dan PDAM Kabupaten Nunukan.
Sedangkan dari lima RSUD/ BLUD semuanya telah memperoleh opini
WTP, yaitu RSUD Adji Batara Agung, RSUD A.M. Parikesit, RSUD
Kanujoso Djatiwibowo, RSUD A.W. Syahranie dan RSUD Tarakan.
(2) Evaluasi Kinerja
a. Evaluasi LAKIP
Selain opini audit atas laporan keuangan, indikator kualitas
akuntabilitas keuangan dapat diukur juga dari hasil evaluasi
pelaporan kinerja (LAKIP) pemerintah daerah oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi yang
dibantu oleh BPKP serta Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (EKPPD) khususnya terhadap pemerintah
kabupaten/ kota yang dilakukan oleh Tim Daerah (Timda) EKPPD
Provinsi Kalimantan Timur.
Dari hasil evaluasi atas LAKIP pemerintah daerah yang dilakukan
oleh BPKP pada tahun 2009- 2012 yang diuji petik belum ada
pemerintah kabupaten/ kota di Kalimantan Timur yang memperoleh
peringkat “Baik”.
Penyebab rendahnya penilaian atas Sistem AKIP adalah sebagai
berikut.
(1) RPJMD dan Renstra SKPD belum dilengkapi indikator kinerja
berorientasi hasil dan target kinerja;
(2) Belum memiliki Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang
dilengkapi indikator kinerja dan target kinerja;
(3) Belum memiliki Penetapan Kinerja (TAPKIN);
(4) Belum memiliki Indikator Kinerja Utama (IKU);
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 4
(5) Belum memiliki sistem pengumpulan data kinerja yang
memadai;
(6) Belum menginformasikan capaian kinerja kumulatif (sampai
dengan tahun ini dibandingkan dengan sampai dengan tahun
lalu);
(7) Belum ada evaluasi atas AKIP terhadap SKPD;
(8) LAKIP belum digunakan sebagai peningkatan kinerja;
(9) Capaian kinerja outcome masih rendah; dan informasi
mengenai kinerja belum dapat diandalkan.
Terhadap penyebab rendahnya penilaian atas Sistem AKIP
tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
memberikan rekomendasi perbaikan kepada pemerintah daerah
terkait.
b. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EKPPD)
Evaluasi terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota di Kalimantan Timur yang dilakukan oleh Tim
Daerah EKPPD Provinsi Kalimantan Timur, menunjukkan empat
pemerintah kabupaten/ kota yang memperoleh skor lebih besar
dari tiga atau peringkat “sangat tinggi”, sisanya sejumlah sebelas
pemerintah daerah mendapat skor kurang dari tiga. Beberapa
kelemahan atas hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan anatara lain disebabkan oleh:
(1) Sistem pengumpulan data kinerja belum terbangun secara
memadai sehingga belum dapat dijadikan alat analisis
terhadap pencapaian kinerja;
(2) Belum dilakukan evaluasi secara berkala terhadap
perkembangan pencapaian IKK oleh masing- masing SKPD;
(3) Tim Penilai LPPD Kabupaten/ Kota belum menjalankan
fungsinya secara memadai dalam melakukan self assessment
atas IKK SKPD;
(4) LPPD belum disertai pengisian IKK secara lengkap;
(5) Kelemahan kompetensi SDM penyusun LPPD.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 5
c. Evaluasi Kinerja BUMD
Tingkat kesehatan PDAM pada umumnya adalah “cukup’. Hal ini
disebabkan perusahaan masih mengalami kerugian, peningkatan
pendapatan tidak sebanding dengan peningkatan biaya, harga
pokok air melebihi harga jual (tidak full cost recovery), rendahnya
cakupan layanan dan masih tingginya tingkat kebocoran air.
d. Evaluasi Pelayanan Publik
Hasil evaluasi pelayanan publik terhadap sepuluh pemerintah
daerah di Kalimantan Timur menunjukkan hasil lima pemerintah
daerah memperoleh peringkat “Agak Kurang”, tiga pemerintah
daerah “Cukup Baik”, satu pemerintah daerah “Baik” (Kota
Samarinda) dan satu pemerintah daerah, yaitu Kota Balikpapan
memperoleh peringkat “Memuaskan”.
e. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD
Dari evaluasi atas penyusunan dan penetapan APBD Tahun 2013
di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, masih terdapat tiga
pemerintah daerah yang tidak tepat waktu dalam penyusunan dan
penetapan APBD, yaitu Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten
Nunukan dan Kabupaten Bulungan. Sedangkan untuk APBD 2014
terdapat tiga pemerintah daerah yang tidak tepat waktu dalam
penyusunan dan penetapan APBD, yaitu Kabupaten PPU,
Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung. Beberapa
penyebab keterlambatan penyusunan APBD Tahun Anggran 2013
antara lain sebagai berikut:
(1) Keterlambatan Musrenbang Kabupaten;
(2) Kurangnya pemahaman SDM atas penyusunan DPA;
(3) Terkonsentrasinya pada penyelesaian kegiatan tahun anggaran
berjalan;
(4) Kurangnya koordinasi Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD);
(5) Plafon anggaran SKPD selalu mengalami perubahan;
(6) Pembahasan menyesuaikan dengan jadwal DPRD;
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 6
(7) Kurangnya pemahaman atas pedoman penyusunan RKA
SKPD.
(3)Analisis Atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Berdasarkan analisis terhadap Neraca dan Laporan Realisasi
Anggaran Tahun 2010- 2012 diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Total aset seluruh pemerintah daerah di wilayah Provinsi
Kalimantan Timur mengalami peningkatan dari tahun 2011 sebesar
31,34%, sedangkan kewajiban mengalami kenaikan sebesar
23,72% serta ekuitas mengalami kenaikan sebesar 19,42%.
b. Secara umum, PAD seluruh Pemerintah daerah di wilayah Provinsi
Kalimantan Timur mengalami kenaikan dari tahun 2011- 2012
sebesar 18,95%, namun demikian jika PAD dibandingkan dengan
Jumlah Pendapatan, diperoleh angka rata- rata 15,93%, yang
menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan di daerah ini
masih tergantung dari Pendapatan Transfer.
c. Rasio Belanja Modal dibandingkan dengan Jumlah Belanja
menunjukkan angka rata- rata sebesar 35,27%. Sementara itu,
rasio Belanja Pegawai dibandingkan dengan Jumlah Belanja
menunjukkan angka rata- rata sebesar 27,84%.
2) Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset
Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara
ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara,
sedangkan lingkup pengawasan atas akuntabilitas kegiatan
kebendaharaan umum daerah dan pengelolaan aset adalah atas
permintaan pimpinan daerah dan/ atau pejabat pengelola keuangan dan
aset daerah, dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pengawasan yaitu
audit, evaluasi, monitoring, pemetaan, dan sebagainya yang
menghasilkan koreksi penerimaan negara/ daerah dan koreksi atas
pengeluaran (belanja) negara/ daerah serta rekomendasi kebijakan
lainnya.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 7
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam meningkatkan
kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset
melakukan kegiatan:
(1) Penyerapan Anggaran Belanja Daerah
Rata- rata penyerapan belanja daerah pada kabupaten/ kota di
wilayah Kalimantan Timur adalah sebesar 77,01% untuk tahun
anggaran 2012, sedangakan untuk tahun anggaran 2013 adalah
sebesar 79,36%.
(2) Optimalisasi Penerimaan Asli Daerah (OPAD)
Pengawasan atas optimalisasi penerimaan asli daerah dilaksanakan
terhadap pajak hotel dan restoran di Kota Samarinda yang
menghasilkan potensi pendapatan asli daerah dan telah ditetapkan
dalam Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) pada
Tahun 2013 adalah sebesar Rp93.736.588.826,00, dengan rincian
sebagai berikut:
Pokok Pajak Rp17.845.605.624,00
Sangsi Administrasi Rp75.890.983.202,00
Jumlah Rp93.736.588.826,00
(3) Audit Klaim
Selama Tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melakukan audit klaim atas tagihan biaya operasional angkutan
penyeberangan di lintas Tenggarong Kota – Tenggarong Seberang.
Hasil pelaksanaan audit tersebut menghasilkan penghematan
pengeluaran keuangan negara/ daerah sebesar Rp757.587.187,00.
(4) Audit Operasional dan Audit Kinerja
Audit operasional dan audit kinerja pada tahun 2013 terdiri:
a) Audit operasional terhadap 21 satuan kerja dari empat
Kementerian/ Lembaga dengan nilai temuan sebesar
372.422.672,00 dan seluruhnya belum ditindaklanjuti pada tahun
berjalan 2013.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 8
b) Audit Kinerja PDAM pada sebelas kabupaten/ kota.
c) Evaluasi AKIP Tahun Anggaran 2011 terhadap tujuh Pemerintah
Kabupaten/ Kota dan evaluasi AKIP TA 2012 terhadap tiga
Pemerintah Kabupaten/ Kota.
d) Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Bantuan Sosial
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terhadap enam satuan
kerja dalam wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan monitoring
kegiatan rencana aksi prioritas pembangunan nasional di wilayah
Kalimantan Timur.
e) Audit/ Audit dukungan terhadap dua program.
f) Evaluasi penyusunan dan penetapan APBD terhadap dua
pemerintah daerah.
(5) Audit Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN)
Audit ini merupakan audit dukungan atas audit umum (general audit)
laporan keuangan proyek/ kegiatan yang pembiayaannya bersumber
dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN). Hasil audit
menunjukkan bahwa kegiatan proyek secara umum telah
dipertanggungjawabkan secara baik dengan kondisi wajar, namun
masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, antara lain
kelebihan pembayaran, fisik tidak sesuai spesifikasi teknis,
ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, dan kegiatan yang
kurang dimanfaatkan. Atas permasalahan yang dijumpai telah kami
rekomendasikan kepada satker terkait. Hasil audit yang menjadi
temuan penghematan keuangan negara sebesar Rp487.312.803,00
dari jumlah tersebut sebesar Rp273.796.223,00 telah ditindaklanjuti
pada tahun berjalan 2013.
(6) Quality Assurance
Kegiatan quality assurance dilakukan atas audit PNPM Mandiri
Perkotaan Kota Bontang dan Kota Tarakan oleh inspektorat kota
masing- masing dengan tujuan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan audit oleh inspektorat kota telah sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 9
(7) Pendampingan penataan Barang Milik Negara/ Daerah (BMN/ D)
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur membantu delapan
pemerintah daerah melalui inventarisasi dan penilaian atas barang
milik Daerah (BMD) dan peningkatan akuntabilitas pengelolaan
barang milik daerah melalui implementasi SIMDA BMD, yang
selanjutnya dicatat dalam neraca laporan keuangan pemerintah. Hasil
yang diperoleh dari kegiatan inventarisasi dan pencatatan atas
barang milik Daerah (BMD) serta peningkatan akuntabilitas
pengelolaan barang milik daerah melalui implementasi SIMDA BMD
adalah sebagai berikut:
a. Pos Aktiva Tetap di Neraca telah didukung oleh pencatatan dan
pelaporan aset yang memadai melalui program aplikasi SIMDA
BMD;
b. Pencatatan dan pelaporan Barang Milik Daerah (BMD) telah
dilakukan secara akurat dan telah memenuhi pelaporan sesuai
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.
3) Akuntabilitas Perwujudan Iklim Kepemerintahan yang Baik dan
Bersih
Ukuran kualitas akuntabilitas penyelamatan keuangan negara dan
perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih adalah
melalui capaian Indeks Persepsi Korupsi (IPK) dari lembaga independen,
Indeks Layanan Publik (ILP) yang diterbitkan Kementerian PAN dan
Reformasi Birokrasi, dan Indeks Inisiatif Pemberantasan Korupsi (IIPK)
dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurut Transparency International, IPK Indonesia pada tahun 2012
mencapai 3,2 atau naik 0,2 bila dibandingkan dengan IPK tahun 2011
sebesar 3,0. Namun bila dibandingkan dengan target Pemerintah
berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) periode 2010 – 2014, sampai dengan tahun 2014 IPK
ditargetkan sebesar 5,0 maka peningkatan IPK ditahun 2012 menjadi 3,2
belum menunjukkan prestasi yang menggembirakan.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 10
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas penyelamatan keuangan
negara dan perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih,
kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dengan cara preventif, edukatif dan represif, meliputi
kegiatan sebagai berikut:
(1) Pencegahan KKN melalui Upaya Preventif dan Edukatif, meliputi
kegiatan:
a. Pendampingan Pengembangan Diagnostic Assesment Fraud
Control Plan (FCP) RSUD Tarakan.
b. Sosialisasi Sistem Pencegahan KKN/ Fraud Control Plan (FCP)
pada RSUD Tarakan.
c. Koordinasi, supervisi dan pencegahan korupsi bekerjasama
dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan
verifikasi hasil pengamatan tahun 2012 yaitu pada pelayanan
publik Kantor Pertanahan Samarinda dan Kantor Imigrasi Kelas I
Samarinda; pelayanan publik dan pengelolaan APBD Kota
Samarinda; pelayanan publik dan pengelolaan APBD Provinsi
Kalimantan Timur; pengamatan atas perubahan APBD Provinsi
Kalimantan Timur; pengamatan pada Dinas Pendapatan Provinsi
Kalimantan Timur dan Pengamatan pada Dinas Pertambangan
dan Energi Kota Samarinda
Untuk kegiatan pendampingan pengadaan barang dan jasa,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah membentuk
“helpdesk PBJ” yang membantu pemecahan masalah terkait
pengadaan barang dan jasa di daerah. Daftar permasalahan
pengadaan barang dan jasa yang difasilitasi BPKP selama Tahun
2013 adalah sebagai berikut:
a. Reviu pembangunan Bandara Kalimarau tahap II di Kabupaten
Berau;
b. Probity Audit atas kegiatan lelang pembangunan jembatan
mahkota II tahap 2;
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 11
c. Quality Assurance Probity Audit pada Inspektorat Provinsi
Kalimantan Timur terdiri dari:
1) Paket lelang pembangunan konstruksi sisi udara bandara
Samarinda Baru;
2) Paket lelang pembangunan jembatan Pulau Balang bentang
pendek (400 M);
3) Paket pembangunan Education Centre.
d. Pendampingan proses lelang penyediaan pakaian untuk petugas
pengamanan swakarsa TPS dan pengamanan wilayah se
Kalimantan Timur;
e. Reviu pembayaran atas pekerjaan peningkatan jalan Benu Muda
– Benu Harapan Kabupaten Kutai Timur;
f. Reviu pembayaran tagihan PT Askes kepada Pemerintah Kota
Samarinda;
g. Pendampingan terhadap penilaian progres pembangunan Rumah
Sakit Jiwa Atma Husada;
h. Kajian Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa/ Pemilihan Mitra
Perusda Nusa Serambi Persada Nunukan;
i. Pendampingan Evaluasi Progres Pembangunan Pabrik Pupuk
Kaltim- 5, PT Pupuk Kalimantan Timur;
j. Pendampingan Pelaksanaan Proyek Boiler Batubara PT Pupuk
Kaltim.
k. Audit penyesuaian harga atas kontrak pembangunan Masjid Raya
Tarakan;
l. Pendampingan prosedur pembayaran hutang pengadaan bahan
makanan narapidana Lapas Narkoba Samarinda Tahun Anggaran
2013;
m. Pendampingan proses pengadaan barang dan jasa pada Dinas
Bina Marga dan Pengairan Kota Samarinda;
n. Reviu atas proses pengadaan barang/ jasa pada kegiatan
pembangunan pasar Rawa Indah Dinas PU Kota Bontang Tahun
anggaran 2013;
o. Workshop pengadaan barang/ jasa di lingkungan BUMN;
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 12
p. Revisi pedoman pengadaan barang/ jasa PDAM Tirta Tuah
Benua Kutai Timur; dan
q. Narasumber workshop tata cara penyusunan pedoman PBJ-
BLUD pada UPTD Akper Kalimantan Timur.
(2) Penguatan SPIP pada pemerintah daerah melalui kegiatan sosialisasi,
bimbingan teknis, dan pemetaan penerapan SPIP (diagnostic
assessment/ DA). Perkembangan hasil penyelenggaraan SPIP pada
Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota di Kalimantan Timur sampai
dengan akhir tahun 2013 dapat digambarkan sebagai berikut:
No Uraian / Dokumen SPIPJumlah
Pemerintahdaerah
1. Perkada tentang penyelenggaraan SPIP 152. Diagnostic Assessment (DA) SPIP 113. Monitoring perbaikan SPIP 84. Monitoring lanjutan SPIP 3
5.Perkada/ keputusan kepala daerah tentangpetunjuk pelaksanaan penyelenggaraan SPIP
7
6. Grand design SPIP 27. Rencana Tindak Pengendalian (RTP) 2
Pada tahun 2013 juga telah dilakukan kegiatan sosialisasi SPIP pada
enam lembaga/ satker vertikal yaitu pada Politeknik Kesehatan
Kalimantan Timur, Politeknik Negeri Balikpapan, Balai Karantina
Pertanian Balikpapan, KPUD Provinsi Kalimantan Timur, Kanwil BPN
Provinsi Kalimantan Timur dan Bawaslu Provinsi Kalimantan Timur.
(3) Pencegahan KKN melalui Upaya Represif.
Pencegahan KKN ini meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Audit Bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)
sebanyak 27 kasus senilai Rp45.737.613.730,52
b. Pemberian Keterangan Ahli (PKA) sebanyak 37 (tiga puluh tujuh)
perkara oleh auditor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur,
yaitu dengan Kejaksaan sebanyak 29 (dua piluh sembilan)
perkara, dan Kepolisian sebanyak delapan perkara.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 13
4) Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral
Dalam rangka mendukung program pemerintah yang pro job, pro poor,
dan pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2013 telah melakukan
pengawasan pada pelaksanaan program- program strategis. Program-
program strategis ini adalah program yang tercantum dalam prioritas
nasional. Dalam laporan ini, program strategis adalah program nasional
yang berada atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
Pengawasan BPKP terhadap program- program strategis menekankan
pada audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program
lintas sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi
dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan
(debottlenecking).
Pengawasan BPKP atas program lintas sektoral Tahun 2013 diuraikan
sebagai berikut.
(1) Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan.
(2) Monitoring dan Evaluasi Program Bantuan Sosial Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, NonFormal, dan Informal, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
(3) Proses seleksi CPNS Tahun 2013.
(4) Audit Operasional atas Program Bantuan Sosial Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, NonFormal, dan Informal, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, dan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
(5) Audit Kinerja atas Program Bantuan Operasional Kesehatan
Kementerian Kesehatan.
(6) Audit Kinerja atas Program Raskin.
(7) Audit Operasional atas Penyelenggaraan Ibadah Haji Kementerian
Agama.
(8) Reviu usulan harga pokok pupuk bersubsidi tahun 2014.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 14
Dari hasil audit, dapat disampaikan bahwa sebagian program prioritas
sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa
kelemahan dalam pelaksanaan program tersebut. Atas kelemahan yang
ditemukan telah diberikan rekomendasi perbaikan kepada penanggung
jawab program terkait.
Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah
melakukan pengawasan atas perintah presiden dalam bentuk Monitoring
Prioritas Pembangunan Nasional Per 31 Desember 2012 yang
dilaksanakan di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Timur,
Kota Bontang, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kota
Balikpapan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Samarinda, dan Kota
Tarakan. Hasil monitoring telah disampaikan kepada Unit Kerja Presiden
Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) sebagai
bahan laporan kepada presiden. Hasil monitoring yang kami laksanakan
dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu “tidak bermasalah” (target
tercapai), “perlu perhatian” (deviasi 20% dari target), dan “perlu perhatian
khusus” (deviasi di atas 20% dari target. Dari hasil monitoring dapat
disimpulkan bahwa sebagaian besar capaian program rencana aksi
masing- masing kementerian/ lembaga yang disampel tersebut berada
dalam kategori “tidak bermasalah”.
2. SARAN
Berdasarkan hasil pengawasan tahun 2013, kami menyarankan kepada
Gubernur Kalimantan Timur selaku wakil Pemerintah Pusat di daerah
sebagai berikut ini.
1) Mempercepat penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) untuk terwujudnya pelaksanaan kegiatan yang
efisien dan efektif, pelaporan keuangan yang dapat diandalkan,
pengelolaan aset negara yang tertib dan akuntabel, serta ketaatan
terhadap peraturan perundang- undangan.
2) Meningkatkan kualitas akuntabilitas keuangan negara melalui
pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan,dan
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 15
akuntabel serta lebih mendorong efektivitas peran Inspektorat Provinsi/
Kabupaten/ Kota.
3) Melakukan penataan aset tetap secara komprehensif yang melibatkan
seluruh SKPD.
4) Mendorong Bupati/ Walikota untuk meningkatkan kinerja pelayanan
publik pada seluruh kabupaten/ kota di Kalimantan Timur.
5) Mendorong Bupati untuk meningkatkan ketepatan waktu penyusunan
APBD, khususnya pada Kabupaten Bulungan, Kabupaten PPU dan
Kabupaten Tana Tidung.
6) Meningkatkan penyerapan anggaran belanja daerah pada seluruh
kabupaten/ kota di Kalimantan Timur melalui monitoring disbursment
plan secara periodik.
7) Meningkatkan monitoring Proyek Kaltim V (Pembangunan Pabrik
Amonia dan Urea) agar selesai tepat waktu pada bulan Juni 2014.
8) Mendorong Bupati/Walikota untuk meningkatkan tata kelola
kepemerintahan yang baik (good governance) melalui kegiatan
pencegahan tindak pidana korupsi yang dapat merugikan keuangan
negara dengan langkah- langkah preventif- edukatif berupa penerapan
sistem cegah dini (early warning system), perbaikan tata kelola,
penandatanganan Pakta Integritas dan Pernyataan Kepatuhan
terhadap Aturan Perilaku Pegawai, pencanangan Pakta Integritas dan
Wilayah Bebas Korupsi serta langkah represif berupa pengungkapan
kasus/ pelanggaran hukum dengan mengoptimalkan peran Inspektorat.
9) Meningkatkan pengawasan pelaksanaan program lintas sektoral
dengan mengoptimalkan peran Inspektorat Provinsi/ Kabupaten/ Kota.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 16
BAB IIURAIAN HASIL PENGAWASAN
1. RUANG LINGKUP DAN BATASAN TANGGUNG JAWAB
Laporan hasil pengawasan ini menyajikan informasi keseluruhan kualitas
akuntabilitas keuangan negara di wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan
menggunakan data eksternal dan internal hasil pengawasan Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur serta mengacu pada empat dimensi
(perspektif) sebagaimana diikhtisarkan pada Gambar 1 di bawah ini.
AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN AKUNTABILITAS KEBENDAHARAANUMUM
NEGARA DAN PENGELOLAAN ASETIndikator Indikator
Upaya Perbaikan Kewajaran LaporanKeuangan Terhadap K/ L/ Pemda (Opini
BPK, BPKP, dan Eksternal Auditor Lainnya)
Penyerapan Anggaran, OptimalisasiPenerimaan Negara/ Daerah,
Peningkatan Cost Saving (Klaim,EskalasiHarga, dan Pengelolaan Aset Negara/
Daerah)
AKUNTABILITAS PENGELOLAANPROGRAM LINTAS SEKTORAL
AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIMBAGI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
DAN BERSIH
Indikator IndikatorEfisiensi, Keekonomisan dan Efekfivitas
Program Lintas Sektoral, Perbaikan KinerjaPelayanan Publik, dan Penanganan
Hambatan Kelancaran Pembangunan(Debottlenecking)
Pengungkapan Kasus/ Pelanggaran yangDiduga Merugikan Keuangan Negara
danPenyelenggaraan SPIP, FCP dan GCG
Gambar 1 : Perspektif Informasi Hasil Pengawasan (Accountability 4.0)
C
B
eA
D
Hasil Pengawasan:
Meningkatnya Kualitas
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 17
Laporan Hasil Pengawasan kepada pemerintah daerah adalah laporan hasil
pengawasan Tahun 2013 yang disampaikan kepada Gubernur selaku wakil
Pemerintah Pusat di daerah.
Ruang lingkup laporan hasil pengawasan Tahun 2013 meliputi akuntabilitas
pelaporan keuangan, kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset,
perwujudan iklim kepemerintahan yang baik dan bersih, dan pengelolaan
program lintas sektoral.
Laporan hasil pengawasan Tahun 2013 menggambarkan hasil- hasil
pengawasan yang telah dilakukan sesuai dengan fungsi dan peran BPKP
sebagaimana diamanahkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008, dengan menggunakan data eksternal dan internal hasil pengawasan
BPKP. Data eksternal adalah data yang diperoleh BPKP dari pihak ketiga,
auditor eksternal, publikasi laporan keuangan oleh pemerintah daerah yang
bersangkutan, atau sumber data lain yang sah yang dapat digunakan untuk
memberikan gambaran keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan pada
pemerintah daerah. Data internal hasil pengawasan BPKP adalah data BPKP
yang dihasilkan dari kegiatan pengawasan, assurance dan consulting yang
dilakukan langsung oleh BPKP terhadap pemerintah daerah, dimana BPKP
melakukan kegiatan pengawasan dan pembinaan.
Substansi atas data eksternal menjadi tanggung jawab pihak yang
menerbitkan data eksternal dimaksud. Sedangkan substansi data internal
hasil pengawasan menjadi tanggung jawab BPKP.
2. INFORMASI UMUM
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur merupakan unit perwakilan dari
BPKP yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 103 tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas , Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi,
dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 3 tahun
2013 tentang Susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non
Departemen (LPND) dan berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 18
KEP- 06.00.00- 286/ K/ 2001 tanggal 30 Mei 2001 sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 11
Tahun 2013. Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur merupakan unsur
pelaksana BPKP Pusat di daerah yang bertanggung jawab langsung kepada
Kepala BPKP. Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
mencakup seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Timur, dengan jumlah 15
(lima belas) pemerintah daerah, terdiri dari: satu pemerintah provinsi, sepuluh
pemerintah kabupaten dan empat pemerintah kota. Dalam tahun 2013 terjadi
penambahan dua pemerintah daerah, yaitu Pemerintah Provinsi Kalimantan
Utara dan Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu. Kedua pemerintahan
tersebut saat ini masih bersifat caretaker.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur berperan aktif dalam
menanggapi perubahan lingkungan yang dihadapi BPKP saat ini yaitu dengan
mereposisi perannya yang baru sebagai consultant and assurance bagi
pemerintah melalui strategi 4C yaitu capacity building, current issues, clearing
house, dan check and balances, yang kesemuanya diperlukan untuk
mendukung sistem akuntabilitas.
Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BPKP semakin
memantapkan perannya dalam membangun sistem akuntabilitas yang baik
dengan didukung oleh sistem pengendalian yang handal.
Akuntabilitas yang merupakan salah satu prinsip dari good governance
menuntut dua hal, yaitu:
1) Answerability yaitu kemampuan untuk menjawab dalam hubungannya
dengan tuntutan dari para aparatur pemerintahan untuk menjawab secara
periodik terkait dengan pelaksanaan kewenangannya, pengguna sumber
daya, dan capaian dari penggunaan sumber daya tersebut.
2) Consequences yaitu terkait dengan akibat dari pelaksanaan
kewenangan yang diberikan kepada mereka, untuk
dipertanggungjawabkan kepada pemberi amanah.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 19
Sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap terwujudnya good governance
dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi yang diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011, maka Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur berkewajiban menyampaikan informasi yang
terkait dengan kualitas akuntabilitas pemerintah daerah kepada Gubernur
Kalimantan Timur selaku wakil Pemerintah Pusat di daerah.
Sebagai auditor intern pemerintah maka BPKP lebih mengutamakan
pencegahan terhadap hal- hal yang dapat menghambat pencapaian tujuan
dan program- program pemerintah, bukan sekedar melakukan kegiatan
pengawasan yang bersifat represif. Bersamaan dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) maka BPKP sebagai Auditor Presiden yang bertanggung
jawab langsung kepada Presiden tidak hanya memantapkan perannya dalam
pengawasan akuntabilitas keuangan negara namun juga dalam pembinaan
penyelenggaraan SPIP.
3. URAIAN HASIL PENGAWASAN
1) AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN
(1) Kualitas Laporan Keuangan
Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/ daerah
antara lain ditunjukkan dengan adanya akuntabilitas pelaporan
keuangan yang memadai, yang meliputi kewajaran penyajian Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dan Laporan Keuangan
Kementerian/ Lembaga (LK K/ L).
Terjadi peningkatan akuntabilitas pelaporan keuangan daerah di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Hal ini terlihat pada tahun 2013,
dari lima belas LKPD terdapat tiga pemda yang memperoleh opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk tahun buku 2012, sedangkan
pada tahun sebelumnya belum ada pemda yang memperoleh opini
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 20
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Ketiga pemda tersebut adalah
Pemerintah Kota Tarakan, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara
dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, dan Dua belas pemda
lainnya memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Perkembangan opini atas LKPD untuk tahun buku 2008 sampai
dengan 2012 dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah di Wilayah Provinsi Kalimantan TimurTahun 2008 – 2012
No. Pemerintah DaerahOpini BPK Per Tahun Buku
2008 2009 2010 2011 2012
1 Provinsi Kalimantan Timur TW TW WDP WDP WTP
2 Kota Balikpapan WDP WDP WDP WDP WDP
3 Kota Samarinda TMP TMP TMP TMP WDP
4 Kota Bontang WDP WDP WDP WDP WDP
5 Kabupaten Kutai Timur TMP TMP TW TW WDP
6 Kabupaten Kutai Kartanegara TMP TMP TMP TMP WTP
7 Kabupaten Kutai Barat TW TW TW WDP WDP
8 Kabupaten Paser TW TW TW WDP WDP
9Kabupaten Penajam PaserUtara
WDP TW TW WDP WDP
10 Kota Tarakan WDP WDP WDP WDP WTP
11 Kabupaten Nunukan WDP TW TW WDP WDP
12 Kabupaten Bulungan TW TW TW WDP WDP
13 Kabupaten Berau TW TW WDP WDP WDP
14 Kabupaten Malinau TW WDP TW WDP WDP
15 Kabupaten Tana Tidung - * TMP TMP TMP WDP
Sumber: Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPKKeterangan: WTP: Wajar Tanpa Pengecualian; WDP: Wajar Dengan Pengecualian;
TMP: Tidak Memberikan Pendapat; dan TW: Tidak Wajar.
Diperolehnya opini WTP dari BPK RI untuk beberapa pemerintah
daerah serta opini WDP untuk seluruh pemerintah daerah
menunjukkan bahwa akuntabilitas pelaporan keuangan pemerintah
daerah di wilayah Kalimantan Timur mengalami perbaikan.
Secara umum beberapa faktor yang masih memerlukan peningkatan
antara lain:
a. Pengelolaan Kas dan Barang Milik Negara/ Daerah yang belumtertib;
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 21
b. Pengadaan barang dan jasa belum sesuai dengan ketentuan yangberlaku;
c. Laporan Keuangan belum disusun sesuai dengan StandarAkuntansi Pemerintah (SAP);
d. Kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuanganpemerintah daerah;
e. Masih lemahnya Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Dalam meningkatkan kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan pada
SKPD dan satker di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah berperan secara aktif melalui
kegiatan pendampingan dan asistensi kepada pemerintah daerah dan
kegiatan pengawasan lainnya berdasarkan Nota Kesepahaman atau
Memorandum of Understanding (MoU) antara Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur dengan pemerintah daerah. Adapun
kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2013 adalah sebagai
berikut.
a. Bimbingan teknis dan asistensi pengelolaan keuangan daerah
kepada lima belas pemerintah daerah meliputi antara lain
penyusunan anggaran, penatausahaan, dan penyusunan laporan
keuangan dengan aplikasi SIMDA, serta asistensi pengelolaan/
penatausahaan BMD.
b. Sinergi reviu atas LKPD tahun 2012 dengan Inspektorat Provinsi/
Kota/ Kabupaten pada tujuh pemerintah daerah yaitu pada
Pemerintah Kabupaten Malinau, Penajam Paser Utara, Kutai Barat,
Bulungan, Tana Tidung, Kutai Timur, dan Kutai Kartanegara.
Dalam hal akuntabilitas pengelolaan BUMD, Perwakilan BPKP
Kalimantan Timur telah melakukan pedampingan penyusunan Laporan
Keuangan SAK- ETAP terhadap 13 (tiga belas) PDAM dan lima RSUD/
BLUD.
Tabel di bawah ini menunjukkan gambaran opini atas seluruh PDAM
dan RSUD/ BLUD yang mendapatkan pendampingan penyusunan
Laporan Keuangan dari BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur,
baik yang diaudit oleh BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 22
maupun Kantor Akuntan Publik tiga tahun terakhir seperti tercantum
dalam tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2
Perkembangan Opini PDAM dan RSUD/ BLUD yang Mendapatkan
Pendampingan dari BPKP
Se- Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2010 – 2012
Disamping itu yang dilakukan BPKP Perwakilan Provinsi Kalimantan
Timur dalam tahun 2013 untuk meningkatkan kualitas akuntabilitas
pengelolaan BUMN/ D dan RSUD melalui bimbingan teknis sebagai
berikut ini.
a. Bimtek pemenuhan persyaratan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK)
BLUD pada Balai Kesehatan Mata dan Olah Raga Masyarakat
(BKMOM) Provinsi Kalimantan Timur.
b. Reviu Laporan Keuangan RSUD Kanujoso Djatiwibowo, RSUD A.W.
Sjahranie, RSUD Tarakan, RSUD A.M. Parikesit Tenggarong dan
RSUD Aji Batara Agung Samboja.
c. Bimtek Penyusunan Pedoman Penatausahaan Keuangan dalam
rangka penerapan PPK- BLUD pada RSUD Sangatta, RSUD
No. Pemerintah DaerahOpini Per Tahun Buku
2010 2011 2012
1 PDAM Kota Samarinda WDP WTP WTP
2 PDAM Kota Balikpapan WTP WTP WTP
3 PDAM Kab. Berau WDP WDP WDP
4 PDAM Kab. Kutai Barat WDP WDP WDP
5 PDAM Kota Bontang WDP WDP WDP
6 PDAM Kab. Malinau WDP WDP WDP
7 PDAM KotaTarakan WDP WDP WDP
8 PDAM Kab. Bulungan WDP WDP WDP
9 PDAM kab. Paser WDP WTP WTP
10 PDAM Kab. Nunukan WDP WDP WTP
11 PDAM Kab. Kutai Timur WDP WDP WDP
12 PDAM Kab. Kutai Kartanegara WDP WDP WDP
13 PDAM Kab. PPU - - WDP
14 RSUD Adji Batara Agung - WTP WTP
15 RSUD A.M. Parikesit WDP WDP WTP
16 RSUD Kanujoso Djatiwibowo WDP WTP WTP
17 RSUD A.W. Sjahranie WDP WTP WTP
18 RSUD Tarakan WDP WTP WTP
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 23
Malinau, RSJD Atma Husada Provinsi Kalimantan Tmur dan
Akademi Keperawatan Provinsi Kalimantan Timur.
d. Bimtek Penyusunan RBA pada RSUD A.M Parikesit, RSUD
Sangata, RSUD I.A Moeis Samarinda, RSUD Penajam Paser Utara
dan RSJD Atma Husada Provinsi Kalimantan Timur.
e. Bimtek SIA Billing System PDAM pada PDAM Kabupaten PPU dan
PDAM Nunukan.
f. Sosialisasi GCG PDAM pada PDAM Kota Bontang dan PDAM
Kabupaten Kutai Timur.
g. Workshop Key Performance Indicator pada PDAM Kota Balikpapan.
h. Managemen Aset pada PDAM Kutai Kartanegara.
i. Bimtek Penataan Kelembagaan Perusda NSP Kabupaten Nunukan.
j. Assessment GCG pada PT PLN Tarakan dan PT Pupuk Kaltim.
k. Evaluasi Proses Likuidasi PT Kutai Timur Energi
l. Reviu Pelaksanaan Proyek Kaltim- 5 PT Pupuk Kalimantan Timur.
m.Reviu Pelaksanaan Proyek Boiler Batubara PT Pupuk Kalimantan
Timur.
n. Reviu Pelaksanaan Proyek Open Canal, Jembatan dan Infrastruktur
di Lahan Industri Utara PT PKT.
o. Verifikasi tagihan premi PT Askes (Persero) kepada Pemerintah
Kota Samarinda.
Upaya peningkatan kualitas akuntabilitas laporan keuangan juga
dilakukan terhadap satuan kerja kementerian/ lembaga yang berada di
wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
sebagaimana dalam tabel 3 di bawah ini.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 24
Tabel 3Perkembangan Kegiatan Pembinaan atas Upaya PeningkatanKualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Satuan Kerja K/ L
Tahun 2010–2013
No. Kegiatan
Jumlah Satuan Kerja K/ L
2010 2011 2012 2013
Jml % Jml % Jml % Jml %
1.
Pendampinganpenyusunan/ reviulaporan keuanganSatker K/ L
122 84,72 203 89,82 225 95,74 27986.6
4
2. Inventarisasi aset 16 11,11 8 3,55 1 0,43 2 0.62
3.Audit operasionaldana dekon &Tugas Perbantuan
6 4,17 5 2,21 2 0,85 11 3.42
4.Pendampinganlainnya
0 0,00 10 4,42 7 2,99 30 9.32
Jumlah 144 100 226 100 235 100 322 100
Pendampingan penyusunan/ reviu laporan keuangan Satker K/ L sampai
dengan akhir Desember tahun 2013 sebagaimana pada tabel 3 di atas
dilakukan pada 279 satuan kerja yang berada pada 23 K/ L. Kegiatan
pendampingan penyusunan laporan keuangan pada 23 K/ L tersebut telah
mendukung K/ L terkait untuk memperoleh opini WTP dari BPK. Selain
pendampingan penyusunan laporan keuangan pada 279 satker yang
berada pada 23 K/ L tersebut, juga dilakukan pendampingan lainnya yaitu
penatausahaan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban
pengelolaan dana hibah Pemilu Kepada Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 yang diterima oleh KPUD Provinsi
Kalimantan Timur dan Bawaslu Provinsi Kalimantan Timur. Pendampingan
tersebut dilakukan pada 30 satker, masing- masing 15 satker pada KPUD
Provinsi Kalimantan Timur dan 15 satker pada Bawaslu Provinsi
Kalimantan Timur.
Dalam pelaksanaan kerjasama antara Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dengan satuan kerja K/ L dan Pemda di wilayah
Provinsi Kalimantan Timur, terdapat beberapa kendala atau hambatan
yaitu minimnya tenaga berlatar belakang pendidikan akuntansi pada
pemerintah daerah yang bersangkutan.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 25
(2) Evaluasi Kinerja
Selain opini audit atas laporan keuangan, indikator kualitas
akuntabilitas keuangan dapat diukur juga dari hasil evaluasi pelaporan
kinerja (LAKIP) Pemda oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi yang dibantu oleh BPKP dan
Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur serta Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) khususnya terhadap
pemerintah kabupaten/ kota yang dilakukan oleh Tim Daerah (Timda)
EKPPD Provinsi Kalimantan Timur. Kedua kegiatan evaluasi kinerja
tersebut melibatkan BPKP.
a. Evaluasi AKIP
Dari hasil evaluasi atas AKIP Pemda tahun 2009 sampai dengan
2012, belum ada pemerintah kabupaten/ kota yang memperoleh
peringkat “Baik”. Perkembangan hasil evaluasi tahun 2009- 2012
yang dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur,
Inspektorat Provinsi Kalimantan Timur dan Kementerian PAN dan
Reformasi Birokrasi seperti pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4Hasil Penilaian atas Sistem AKIP
Pemerintah Daerah Se Kalimantan TimurTahun 2009 – 2012
No Pemerintah Daerah 2009 2010 2011 2012
1 Provinsi Kalimantan Timur CC B B B
2 Kota Balikpapan C C C CC
3 Kota Samarinda - - C -
4 Kota Bontang C C CC CC
5 Kabupaten Kutai Timur C D CC CC
6Kabupaten KutaiKartanegara
- - D CC
7 Kabupaten Kutai Barat - - C -
8 Kabupaten Paser - - CC -
9Kabupaten Penajam PaserUtara
D D CC CC
10 Kota Tarakan - - C CC
11 Kabupaten Nunukan - - C CC
12 Kabupaten Bulungan C C C C
13 Kabupaten Berau - - C CC
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 26
No Pemerintah Daerah 2009 2010 2011 2012
14 Kabupaten Malinau - C C -
15 Kabupaten Tana Tidung - D D -
Keterangan: AA = Memuaskan; A = Sangat Baik; B = Baik; CC = Cukup BaikC = Agak Kurang; D = Kurang
Penyebab rendahnya penilaian atas Sistem AKIP adalah:
(a) RPJMD dan Renstra SKPD belum dilengkapi indikator kinerja
berorientasi hasil dan target kinerja;
(b) Belum memiliki Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang
dilengkapi indikator kinerja dan target kinerja;
(c) Belum memiliki Penetapan Kinerja (TAPKIN);
(d) Belum memiliki Indikator Kinerja Utama (IKU);
(e) Belum memiliki sistem pengumpulan data kinerja yang
memadai;
(f) Belum menginformasikan capaian kinerja kumulatif (sampai
dengan tahun ini dibandingkan dengan sampai dengan tahun
lalu);
(g) Belum ada evaluasi atas AKIP terhadap SKPD;
(h) LAKIP belum digunakan sebagai alat untuk peningkatan kinerja;
(i) Capaian kinerja outcome masih rendah; dan informasi mengenai
kinerja belum dapat diandalkan.
Terhadap penyebab rendahnya penilaian atas Sistem AKIP
tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah
memberikan rekomendasi perbaikan kepada pemerintah daerah
terkait.
b. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur turut berperan dalam
evaluasi terhadap Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota di Kalimantan Timur yang dilakukan oleh Tim
Daerah EKKPD Provinsi Kalimantan Timur. Hasil evaluasi diperoleh
kondisi seperti pada tabel 5 berikut ini.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 27
Tabel 5Hasil Penilaian atas Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah se- Kalimantan TimurTahun 2010 – 2012
No. Nama Pemda2010 2011 2012
Nilai Ket Nilai Ket Nilai Ket
1 Kota Balikpapan 2,8132 T 2,9654 T 3,1240 ST
2 Kota Samarinda 2,8750 T 2,9441 T 3,0087 ST
3 Kota Bontang 2,8002 T 2,7996 T 3,0295 ST
4 Kabupaten Kutai Timur 2,2750 T 2,2681 T 2,3696 T
5 Kab. Kutai Kartanegara 2,5373 T 2,6596 T 3,0987 ST
6 Kab. Kutai Barat 2,5205 T 2,4439 T 2,4377 T
7 Kab. Paser 2,0112 T 2,6129 T 2,1023 T
8Kab. Penajam PaserUtara 1,8075 S 2,7245
T 2,5590 T
9 Kota Tarakan 2,5051 T 2,6780 T 2,9771 T
10 Kab. Nunukan 2,4091 T 2,7669 T 2,5446 T
11 Kab. Bulungan 2,5385 T 2,7217 T 2,8029 T
12 Kab. Berau 2,7395 T 2,7574 T 2,8351 T
13 Kab. Malinau 2,8028 T 2,7044 T 2,8395 T
14 Kab Tana Tidung N/ A - 1,8438 S 2,3916 T
Sumber : Laporan Kompilasi EKPPD Provinsi Kalimantan TimurST= Sangat Tinggi, T=Tinggi , S=Sedang, R=Rendah
Tabel di atas menunjukkan empat pemerintah kabupaten/ kota
memperoleh skor lebih besar dari tiga atau peringkat “sangat
tinggi”, sisanya secara keseluruhan memperoleh prestasi “tinggi”.
Beberapa kelemahan yang diperoleh dari hasil evaluasi kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah sebagai berikut Hal
ini disebabkan oleh:
(a) Sistem pengumpulan data kinerja belum terbangun secara
memadai sehingga belum dapat dijadikan alat analisis terhadap
pencapaian kinerja;
(b) Belum dilakukan evaluasi secara berkala terhadap
perkembangan pencapaian IKK oleh masing- masing SKPD;
(c) Tim Penilai LPPD Kabupaten/ Kota belum melakukan fungsi
yang memadai dalam melakukan self assesment atas IKK
SKPD;
(d) LPPD belum disertai pengisian IKK secara lengkap; dan
(e) Kelemahan kompetensi SDM penyusun LPPD.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 28
c. Evaluasi Kinerja BUMD
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur dalam tahun 2013
telah melakukan audit kinerja terhadap seluruh PDAM di Provinsi
Kalimantan Timur, ternyata ada peningkatan kinerja PDAM
sebagaimana data kinerja PDAM tiga tahun seperti tercantum pada
tabel 6 berikut ini.
Tabel 6
Perkembangan Tingkat Kesehatan PDAM yang Mendapatkan
Pendampingan dari BPKP
Se Provinsi Kalimantan TimurTahun 2010 – 2012
Berdasarkan tabel 6 tersebut menunjukkan tingkat kesehatan
PDAM pada umumnya adalah “cukup’. Hal ini disebabkan
perusahaan masih mengalami kerugian, peningkatan pendapatan
tidak sebanding dengan peningkatan biaya, harga pokok air
melebihi harga jual (tidak full cost recovery), rendahnya cakupan
layanan dan masih tingginya tingkat kebocoran air.
d. Evaluasi Pelayanan Publik
Pada tahun 2013 Perwakilan BPKP mendapatkan penugasan dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi untuk melakukan validasi/ evaluasi penilaian pelayanan
No. Nama PDAMTingkat Kesehatan per Tahun Buku2010 2011 2012
1 PDAM Kota Samarinda Baik Cukup Cukup
2 PDAM Kota Balikpapan Baik Baik Baik
3 PDAM Kab. Berau Cukup Cukup Baik
4 PDAM Kab. Kutai Barat Tidak diauditTidakdiaudit
Kurang
5 PDAM Kota Bontang Cukup Cukup Cukup
6 PDAM Kab. Malinau Baik Cukup Cukup
7 PDAM Kota Tarakan Cukup Cukup Cukup
8 PDAM Kab. Bulungan Cukup Cukup Baik
9 PDAM kab. Paser Cukup Cukup Cukup
10 PDAM Kab. Nunukan Cukup Cukup Cukup
11 PDAM Kab. Kutai Timur Cukup Cukup Kurang
12PDAM Kab. KutaiKartanegara
Cukup Cukup Cukup
13 PDAM Kab. PPU Tidak diauditTidakdiaudit
Kurang
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 29
publik terhadap sepuluh pemerintah kabupaten/ kota dan penilaian
tindak lanjut evaluasi pelayanan publik pada Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur. Hasil penilaian pelayanan publik tersebut seperti
tergambar pada tabel 7 berikut ini.
Tabel 7Hasil Penilaian atas Evaluasi Pelayanan Publik
Pemerintahan DaerahKalimantan Timur Tahun Anggaran 2012
No. Nama PemdaTahun Anggaran 2012
Nilai Peringkat
1 Pemerintah Provinsi Kaltim 558 CC
2 Kota Balikpapan 898 AA
3 Kota Samarinda 677 B
4 Kota Bontang 422 C
5 Kabupaten Kutai Timur - -
6 Kab. Kutai Kartanegara - -
7 Kab. Kutai Barat 429 C
8 Kab. Paser 546 CC
9 Kab. Penajam Paser Utara 511 CC
10 Kota Tarakan - -
11 Kab. Nunukan 442 C
12 Kab. Bulungan - -
13 Kab. Berau 466 C
14 Kab. Malinau 354 C
15 Kab Tana Tidung 263,5 D
Keterangan: AA = Memuaskan; A = Sangat Baik; B = Baik; CC = Cukup BaikC = Agak Kurang; D = Kurang
Dari tabel 7 tersebut menunjukkan pada umumnya pelayanan
publik pemerintah daerah di wilayah Kalimantan menunjukkan hasil
“Cukup Baik” dan “Agak Kurang”.
e. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD
Dari evaluasi atas penyusunan dan penetapan APBD Tahun 2014
di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, diperoleh gambaran
ketepatan penyusunan dan penetapan APBD seperti tabel 8 berikut
ini.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 30
Tabel 8Hasil Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD
pada Pemda di Wilayah Provinsi Kalimantan TimurTahun Anggaran 2013- 2014
No PemdaTA 2013 TA 2014
TanggalPerda
Kete-patan
Tanggal
PerdaKete-patan
1. Provinsi Kalimantan Timur 27/ 12/ 2012 TW30/ 12/2013
TW
2. Kota Balikpapan 19/ 12/ 2012 TW 30/ 12/2013
TW
3. Kota Samarinda 28/ 12/ 2012TW 31/ 12/
2013TW
4. Kota Bontang 27/ 12/ 2012TW 31/ 12/
2013TW
5. Kabupaten Kutai Timur 3/ 1/ 2013 TTW31/ 12/2013
TW
6. Kabupaten Kutai Kartanegara 27/ 12/ 2012 TW 27/ 12/2013
TW
7. Kabupaten Kutai Barat 20/ 12/ 2012 TW 31/ 12/2013
TW
8. Kabupaten Paser 27/ 12/ 2012TW 31/ 12/
2013TW
9. Kabupaten Mahakam Ulu- - 31/ 12/
2013TW
10.Kabupaten Penajam PaserUtara
28/ 12/ 2012TW > 31/ 12/
2013TTW
11. Kota Tarakan 26/ 12/ 2012 TW 31/ 12/2013
TW
12. Kabupaten Nunukan 18/ 1/ 2013 TTW31/ 12/2013
TW
13. Kabupaten Bulungan 6/ 2/ 2013TTW > 31/ 12/
2013TTW
14. Kabupaten Berau 13/ 12/ 2012TW 11/ 12/
2013TW
15. Kabupaten Malinau 18/ 12/ 2012TW 27 Nov
2013TW
16. Kabupaten Tana Tidung 21/ 12/ 2012 TW > 31/ 12/2013
TTW
Keterangan: TW: Tepat Waktu; TTW: Tidak Tepat Waktu
Dari tabel 8 tersebut menunjukkan belum ada perbaikan dalam
ketepatan penyusunan APBD. Hal ini terlihat Pada Tahun Anggaran
2013 terdapat tiga pemda yang terlambat menyusun APBD.
Sedangkan Pada APBD 2014 masih terdapat tiga pemda yang
terlambat menyusun APBD, yaitu Kabuapten PPU, Kabupaten
Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung.
Keterlambatan tersebut secara umum disebabkan kondisi sebagai
berikut.
(a) Keterlambatan Musrenbang Kabupaten
(b) Kurangnya pemahaman SDM atas penyusunan DPA
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 31
(c) Terkonsentrasinya pada penyelesaian kegiatan T.A. berjalan
(d) Kurangnya koordinasi tim TAPD
(e) Plafon anggaran SKPD selalu mengalami perubahan
(f) Pembahasan menyesuaikan dengan jadwal DPRD
(g) Kurangnya pemahaman atas pedoman penyusunan RKA SKPD
Atas penyebab keterlambatan penyusunan APBD Tahun Anggaran
2013 tersebut di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
telah memberikan rekomendasi perbaikan kepada pemerintah daerah
terkait.
(3) Analisis atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Dalam rangka menyediakan informasi mengenai akuntabilitas
keuangan daerah, kekayaan daerah, dan kinerja keuangan seluruh
Pemda di wilayah Provinsi Kalimantan Timur, BPKP melakukan
kompilasi dan analisis LKPD untuk mengetahui rasio pertumbuhan dan
rasio keuangan selama tiga tahun terakhir. Perkembangan hasil
kompilasi Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran Pemda di wilayah
Provinsi Kalimantan Timur tahun anggaran 2010, 2011 dan 2012 dapat
dilihat pada Tabel 9 dan Tabel 10.
Tabel 9Kompilasi Neraca Pemerintah Daerahdi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2010– 2012 (dalam jutaan rupiah)
. Uraian 2010 2011 2012
RasioPertumbuhan 2011-2012 (%)
Aset Lancar 8.783.186,23 14.661.672,74 20.177.146,70 37,62
Investasi Jangka Panjang 3.554.379,80 4.514.494,71 5.178.123,39 14,70
Aset Tetap 66.945.632,09 66.945.632,09 87.931.247,98 31,35
Dana Cadangan - - -
Aset Lainnya 618.361,10 2.081.064,89 2.562.481,76 23,13
Total Aset 79.901.559,22 88.202.864,43 115.848.999,83 31,34
Kewajiban Jangka Pendek 810.964,36 644.248,29 1.122.954,53 74,30
Kewajiban Jangka Panjang 188.944,90 336.378,92 90.259,64 - 73,17
Total Kewajiban 999.909,26 980.627,21 1.213.214,17 23,72
Ekuitas Dana Lancar 7.986.873,09 14.075.994,03 19.074.443,65 35,51
Ekuitas Dana Investasi 70.914.776,87 81.920.972,13 95.561.342,02 16,65
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 32
. Uraian 2010 2011 2012
RasioPertumbuhan 2011-2012 (%)
Ekuitas Dana Cadangan - -
Total Ekuitas Dana 78.901.649,96 95.996.966,16 114.635.785,67 19,42
Total Kewajiban danEkuitas
79.901.559,22 96.977.593,37 115.848.999,8419,46
SILPA 6.440.973,24 12.174.955,68 17.281.184,75 41,94
Sumber: Diolah dari LKPD Se Kalimantan Timur
Dari Tabel 9 tersebut, dapat disimpulkan total aset seluruh pemda di
wilayah Provinsi Kalimantan Timur mengalami peningkatan dari tahun
2011 sebesar 31,34%, sedangkan kewajiban mengalami kenaikan
sebesar 23,72% serta ekuitas mengalami kenaikan sebesar 19,42 %
Tabel 10Kompilasi Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Daerah
di Wilayah Provinsi Kalimantan TimurTahun 2010– 2012 (dalam jutaan rupiah)
UraianTahun Tahun Tahun
RasioPertumbuhan
2010 2011 2012 2011- 2012
(%)PAD 3.761.653,00 5.978.292,27 7.110.946,20 18,95
Pendapatan Transfer 21.744.969,18 28.733.670,13 32.486.880,96 13,06
Lain- lain pendapatan yangsah
820.920,75 997.234,39 2.842.928,33 185,08
Jumlah Pendapatan 26.327.542,93 35.709.196,79 42.440.755,49 18,85
Belanja Operasi 15.520.594,36 18.004.222,04 21.847.120,60 21,34
Belanja Modal 8.803.599,85 8.968.703,71 12.554.564,29 39,98
Belanja Tak Terduga 16.323,29 21.218,95 63.086,52 197,31
Jumlah Belanja 24.340.517,50 26.994.144,70 34.464.771,41 27,67
Jumlah Transfer 93.040,45 1.895.884,26 2.226.552,08 17,44
Jumlah Belanja danTransfer
24.433.557,95 28.890.028,96 36.691.323,49 27,00
Penerimaan Pembiayaan 6.122.591,93 6.444.751,68 11.167.072,28 73,27
Pengeluaran Pembiayaan 680.708,31 971.569,84 702.473,47 - 27,70
Pembiayaan Netto 5.441.883,62 5.473.181,84 10.464.598,81 91,20
Belanja Pegawai 6.874.757,95 7.853.760,50 9.025.861,82 14,92
Sumber: Diolah dari LKPD Se Kalimantan Timur
Dari Tabel 10 di atas, dapat diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 33
a. Secara umum, PAD seluruh Pemda di wilayah Provinsi Kalimantan
Timur mengalami kenaikan dari tahun 2011- 2012 sebesar 18,95%,
namun demikian jika PAD dibandingkan dengan Jumlah Pendapatan,
diperoleh angka rata- rata 15,93%, yang menunjukkan bahwa
pembiayaan pembangunan di daerah ini masih tergantung dari
Pendapatan Transfer.
b. Rasio Belanja Modal dibandingkan dengan Jumlah Belanja
menunjukkan angka rata- rata sebesar 35,27%. Sementara itu, rasio
Belanja Pegawai dibandingkan dengan Jumlah Belanja menunjukkan
angka rata- rata sebesar 27,84%.
2) AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA/ DAERAH DAN
PENGELOLAAN ASET
Perbendaharaan negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan,
yang ditetapkan dalam APBN dan APBD berdasarkan landasan hukum di
bidang administrasi keuangan negara, yaitu Undang- Undang Nomor 1
Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara yang menganut asas
kesatuan, asas universalitas, asas tahunan, dan asas spesialitas serta
mendorong profesionalitas dan menjamin keterbukaan dan akuntabilitas
dalam pelaksanaan anggaran.
Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara
ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara,
sedangkan lingkup pengawasan atas akuntabilitas kegiatan
kebendaharaan umum daerah dan pengelolaan aset adalah atas
permintaan pimpinan daerah dan/ atau pejabat pengelola keuangan dan
aset daerah, dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pengawasan antara
lain meliputi audit, evaluasi, monitoring, pemetaan, dan sebagainya yang
menghasilkan koreksi penerimaan negara/ daerah dan koreksi atas
pengeluaran (belanja) negara/ daerah serta rekomendasi kebijakan
lainnya.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 34
(1) Penyerapan Anggaran Belanja Daerah/ Negara
Perkembangan penyerapan anggaran belanja daerah pada pemerintah
daerah se wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara tahun
2012- 2013 dapat digambarkan pada tabel berikut ini
Tabel 11Perkembangan Penyerapan Anggaran Belanja Daerah
Pemerintah Daerah Se Wilayah Provinsi Kalimantan Timur danKalimantan Utara
Tahun 2012- 2013 (dalam milyar rupiah)
No.Pemerintah
Daerah
Tahun 2012 Tahun 2013
AnggaranBelanja
Realisasi
%Penyerapan
AnggaranBelanja
Realisasi *)%
Penyerapan
A. Kalimantan Timur
1 Provinsi KalimantanTimur
10.885,64 9.206,93 84,58 15.139,00 13.569,71 89,63
2 Kota Balikpapan 2.399,49 1.671,85 69,68 3.167,62 2.415,80 76,27
3 Kota Samarinda 2.677,74 2.005,65 74,90 3.841,36 2.765,30 71,99
4 Kota Bontang 1.540,73 1.262,16 81,92 1.796,26 1.458,14 81,18
5 Kabupaten KutaiTimur
2.945,26 2.593,01 88,04 3.288,34 2.959,33 89,99
6 Kab. KutaiKartanegara
6.684,27 4.941,09 73,92 9.242,95 7.318,72 79,18
7 Kabupaten KutaiBarat
2.097,47 1.930,29 92,03 2.676,86 2.066,3 77,19
8 Kabupaten Paser 2.324,83 1.928,43 82,95 2.221,85 2.309,06 86,80
9 Kabupaten PPU 1.623,59 1.252,10 77,12 1.746,20 1.380,68 79,07
10 Mahakam Ulu - - - 137,00 79,64 58,13
11 Kabupaten Berau 2.532,06 1.647,88 65,08 3.109,59 1.631,43 52,46
B. Kalimantan Utara
1 Provinsi KalimantanUtara
- - - 425,00 73,05 17,19
2 Kota Tarakan 1.719,82 1.241,93 72,21 2.260,77 1.792,58 79,00
3 KabupatenNunukan
1.517,32 1.038,88 68,47 2.295,98 1.753,49 76,37
4 KabupatenBulungan
1.887,83 979,75 51,90 2.537,49 1.593,69 62,81
5 Kabupaten Malinau 1.803,90 1.197,64 66,39 2.529,63 2.057,49 81,34
6 Kabupaten TanaTidung
2.113,26 1.567,14 74,16 1.530,03 1.118,21 73,08
Jumlah 44.753,21 34.464,73 77,01 57.945,93 46.342,62 79,36
*) Angka sementara (Unaudited).
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 35
Dari tabel 11 tersebut menunjukkan rata- rata penyerapan belanja
daerah tahun anggran 2012 adalah sebesar 77,01 % . Sedangkan tahun
anggaran 2013 sebesar 79,36% berdasarkan realisasi belanja daerah
sementara (Unaudited).
Selain melakukan evaluasi terhadap belanja daerah Dalam rangka
melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2011 tentang
Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara,
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga melaksanakan
evaluasi atas penyerapan anggaran belanja tahun 2013 sampai dengan
triwulan II pada 77 satuan kerja pada 11 kementerian/ lembaga yang
berada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Hasil evaluasi
menunjukkan tingkat penyerapan anggaran yang masih rendah.
(2) Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) dan Optimalisasi
Penerimaan Negara
a. Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD)
Pengawasan atas optimalisasi pendapatan asli daerah
dilaksanakan terhadap pajak hotel dan restoran yang
memberikan kontribusi signifikan terhadap sumber pembiayaan
pembangunan daerah. Pengawasan dilaksanakan melalui audit
oleh Tim OPAD dengan mengambil sampel beberapa hotel di Kota
Samarinda untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
Dari hasil pengawasan tersebut dalam tahun 2011 sampai dengan
tahun 2013 telah menghasilkan potensi pendapatan asli daerah
sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat Ketetapan Pajak
Daerah Kurang Bayar sebesar Rp93.736.588.826,00 dengan
rincian sebagai berikut.
Pokok Pajak Rp17.845.605.624,00
Sangsi Administrasi Rp75.890.983.202,00
Jumlah Rp93.736.588.826,00
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 36
b. Optimalisasi Penerimaan Negara
Audit PNBP
Hasil yang dicapai dari Pemeriksaan Pengelolaan PNBP pada
Kantor Unit Pelayanan Pelabuhan Tanah Grogot Tahun 2012 dan
Semester I 2013 adalah identifikasi potensi PNBP, identifikasi
kelemahan sistem dan prosedur pengelolaan PNBP, kewajaran
penerimaan dan penyetoran PNBP ditinjau dari ketertiban,
ketepatan jumlah dan ketepatan waktu dan kepatuhan instansi
terhadap peraturan perundang- undangan yang berlaku. Nilai
temuan atas pemeriksaan tersebut sebesar Rp 157.117.300,00
(3) Penghematan Pengeluaran Negara/ Daerah
Kegiatan pembinaan dan pengawasan yang dilakukan dalam rangka
penyelamatan pengeluaran keuangan negara, dapat digambarkan
dalam Tabel 12 berikut ini.
Tabel 12Potensi Penghematan Pengeluaran Keuangan Negara
Tahun 2013
No UraianK/ L/ Pemda/BUMD/ BLUD
JumlahKegiatan
Penghematan(Rupiah)
1. Audit Klaim - 1 757.587.187,00
2.Audit PenyesuaianHarga
- 2 9.473.552.000,00
3.Audit Operasional,Kinerja, dan Reviu 4 21 372.422.672,00
4. Audit PHLN 3 11 487.312.803,00
Jumlah 7 32 11.090.874.662,00
Sumber: Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur 2013
a. Audit Klaim
Selama Tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melakukan audit klaim atas tagihan biaya operasional angkutan
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 37
penyeberangan di lintas Tenggarong Kota – Tenggarong
Seberang. Hasil pelaksanaan audit tersebut menghasilkan
penghematan pengeluaran keuangan negara sebesar
Rp757.587.187,00
b. Audit Penyesuaian Harga
Selama Tahun 2013, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur
melakukan audit penyesuaian harga atas proyek peningkatan jalan
Benu Muda – Beno Harapan Kabupaten Kutai Timur dengan nilai
penghematan sebesar Rp7.911.193.000,00 dan atas proyek
pembangunan Masjid Raya Kota Tarakan dengan nilai
penghematan sebesar Rp1.562.359.000,00.
c. Audit Operasional dan Audit Kinerja
Audit operasional dan audit kinerja pada tahun 2013 dilakukan
terhadap 21 satuan kerja dari empat Kementerian/ Lembaga
dengan nilai temuan sebesar Rp372.422.672,00 dan seluruhnya
belum ditindaklanjuti pada tahun berjalan 2013.
d. Audit Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN)
Audit ini merupakan audit dukungan atas audit umum (general
audit) laporan keuangan proyek/ kegiatan yang pembiayaannya
bersumber dari Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) tahun
2012 yang terdiri atas:
a) PNPM Mandiri Perkotaan yang sumber dananya berasal dari
IBRD.
b) PNPM Mandiri Perdesaan yang sumber dananya berasal dari
IBRD.
c) DAM Operasional Improvement and Safety Project (DOISP)
yang sumber dananya berasal dari IBRD Loan No. 7669- ID.
d) Indonesia Vocational Education Strengthening Project (INVEST)
yang sumber dananya berasal dari Loan ADB 2416 INO- SF.
Hasil audit menunjukkan bahwa kegiatan proyek secara umum
telah dipertanggungjawabkan secara baik dengan kondisi wajar,
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 38
namun masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, antara
lain kelebihan pembayaran, fisik tidak sesuai spesifikasi teknis,
ketidakpatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, dan kegiatan
yang kurang dimanfaatkan. Atas permasalahan yang dijumpai telah
kami rekomendasikan kepada satker terkait. Hasil audit yang
menjadi temuan penghematan keuangan negara sebesar
Rp487.312.803,00 dari jumlah tersebut sebesar Rp273.796.223,00
telah ditindaklanjuti pada tahun berjalan 2013.
c. Quality Assurance
Kegiatan quality assurance dilakukan atas audit PNPM Mandiri
Perkotaan Kota Bontang dan Kota Tarakan oleh inspektorat kota
masing- masing dengan tujuan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan audit oleh inspektorat kota telah sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
(4) Pengelolaan Aset Negara/ Daerah
Kegiatan terkait pengelolaan aset negara/ daerah yang dilakukan pada
Tahun 2013 adalah membantu delapan pemerintah daerah melalui
inventarisasi dan pencatatan atas barang milik Daerah (BMD) serta
peningkatan akuntabilitas pengelolaan barang milik daerah melalui
implementasi SIMDA BMD, yang selanjutnya dicatat dalam neraca
laporan keuangan pemerintah daerah. Kedelapan pemerintah daerah
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kota Balikpapan;
b. Kabupaten Berau;
c. Kabupaten Kutai Kertanegara;
d. Kota Samarinda;
e. Kabupaten Kutai Barat;``
f. Kabupaten Bulungan;
g. Kabupaten Tana Tidung; dan
h. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 39
Hasil yang diperoleh dari kegiatan inventarisasi dan pencatatan atas
barang milik Daerah (BMD) serta peningkatan akuntabilitas
pengelolaan barang milik daerah melalui implementasi SIMDA BMD
adalah sebagai berikut.
a. Pos Aktiva Tetap di Neraca telah didukung oleh pencatatan dan
pelaporan aset yang memadai melalui program aplikasi SIMDA
BMD;
b. Pencatatan dan pelaporan Barang Milik Daerah (BMD) telah
dilakukan secara akurat dan telah memenuhi pelaporan sesuai
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Selain inventarisasi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga
melakukan pengawasan atas permintaan stakeholder, yaitu Audit
Hibah BMN dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi
Kalimantan Timur kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
3) AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIM BAGI KEPEMERINTAHAN
YANG BAIK DAN BERSIH
Kepemerintahan yang baik merupakan suatu konsepsi tentang
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis, efektif, dan
efisien sesuai dengan cita- cita terbentuknya suatu masyarakat madani.
Hal ini terkait dengan kontribusi, pemberdayaan, dan keseimbangan peran
antara tiga subyek (pemerintah, dunia usaha/ swasta, dan masyarakat)
maupun keseimbangan antara tiga kepentingan (politik, sosial, dan
ekonomi). Kepemerintahan yang baik dan bersih juga mensyaratkan
adanya pengaturan kelembagaan serta kompetensi birokrasi sebagai
pelaksana kebijakan politik/ publik atau sebagai perangkat otoritas atas
peran- peran negara dalam menjalankan amanat yang diembannya.
Penerapan SPIP merupakan bagian integral dalam perwujudan iklim bagi
kepemerintahan yang baik dan bersih. Penguatan SPIP pada pemerintah
daerah dilakukan melalui kegiatan sosialisasi, bimbingan teknis, dan
pemetaan penerapan SPIP (diagnostic assessment/ DA). Perkembangan
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 40
hasil penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota
di Kalimantan Timur dapat digambarkan pada tabel Nomor 13 berikut ini.
Tabel No. 13Perkembangan hasil penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah
Provinsi/ Kabupaten/ Kota di Kalimantan TimurSampai Dengan Akhir Tahun 2013
No Uraian / Dokumen SPIP Jumlah Pemda
1. Perkada tentang penyelenggaraan SPIP 152. Diagnostic Assessment (DA) SPIP 113. Monitoring perbaikan SPIP 84. Monitoring lanjutan SPIP 3
5.Perkada/ keputusan kepala daerah tentangpetunjuk pelaksanaan penyelenggaraan SPIP
7
6. Grand design SPIP 27. Rencana Tindak Pengendalian (RTP) 2
Pada tahun 2013 juga telah dilakukan kegiatan sosialisasi SPIP pada
enam lembaga/ satker vertikal yaitu pada Politeknik Kesehatan
Kalimantan Timur, Politeknik Negeri Balikpapan, Balai Karantina Pertanian
Balikpapan, KPUD Provinsi Kalimantan Timur, Kanwil BPN Provinsi
Kalimantan Timur dan Bawaslu Provinsi Kalimantan Timur.
Selain itu, pengawasan oleh BPKP terhadap akuntabilitas perwujudan
iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih juga dilaksanakan
melalui: (i) strategi preventif- edukatif; (ii) strategi represif; dan (iii) solusi
yang sistemik.
Strategi preventif- edukatif berupa sosialisasi program anti korupsi
(SOSPAK) dan penerapan Fraud Control Plan (FCP) sebagai metode
cegah dini dan perbaikan tata kelola, sedangkan strategi represif
dilakukan dalam rangka penyelamatan keuangan negara melalui
pengungkapan kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK). Adapun
solusi yang bersifat sistemik dilakukan melalui assesment penerapan
Good Corporate Governance (GCG) pada BUMN/ D, pendampingan
pengadaan barang dan jasa, dan peningkatan kapasitas APIP. Assesment
penerapan Good Corporate Governance (GCG) dilakukan terhadap satu
BUMN/ D, yaitu PT. Pelayanan Listrik Negara (PLN) Tarakan.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 41
Kegiatan pendampingan pengadaan barang dan jasa dilaksanakan
terhadap sepuluh kegiatan pada lima pemerintah daerah dan satu BUMN/
D.
Peningkatan kapasitas APIP dilakukan melalui kegiatan Control Self
Assesment dan Tata Kelola APIP yang dilaksanakan terhadap seluruh
inspektorat pada masing- masing pemerintah daerah di Kalimantan Timur.
Selama Tahun 2013, kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Timur dalam rangka penerapan strategi preventif
pada berbagai satuan kerja K/ L dan Pemda meliputi sosialisasi,
pemetaan, dan bimbingan teknis, dan evaluasi penerapan FCP, dengan
rincian sebagaimana tampak pada Tabel 14 berikut ini.
Tabel 14Gambaran Kegiatan Penerapan Strategi Preventif terhadap KKN
Tahun 2013
No. KegiatanSatuan Kerja K/ L/ Pemda/
Ormas/ lainnyaOutput
1. Sosialisasi Program AntiKorupsi (Sospak)
(1) Universitas Mulawarman(2) Penerima Bansos danHibah Kota Samarinda
LaporanSosialisasi
2. Sosialisasi FCP RSUD Tarakan LaporanSosialisasi
3. Diagnostic Assesment FraudControl Plan (FCP)
RSUD Tarakan LaporanDiagnosticAssessment
4. Implementasi FCP RSUD Tarakan LaporanImplementasi
Dalam tahun 2013 BPKP juga melakukan kerja sama dengan Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan koordinasi, supervisi dan
pencegahan kasus korupsi meliputi:
(a) Verifikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik di Kantor
Pertanahan Kota Samarinda Tahun 2012
(b) Verifikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik di Kantor Imigrasi
Kelas I Samarinda Tahun 2012
(c) Verfikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik dan pengelolaan
APBD Kota Samarinda Tahun 2012
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 42
(d) Verfikasi hasil pengamatan pada pelayanan publik dan pengelolaan
APBD Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012
(e) Pengamatan atas perubahan APBD Provinsi Kalimantan Timur Tahun
2012
(f) Pengamatan pada Dinas Pendapatan Provinsi Kalimantan Timur
(g) Pengamatan pada Dinas Pertambangan dan Energi Kota Samarinda
Kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dalam rangka penerapan strategi represif pada berbagai
satuan kerja K/ L dan Pemda meliputi audit investigatif, audit
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN), audit investigatif atas
permintaan instansi lain, dan pemberian keterangan ahli. Rangkuman
hasil kegiatan pengawasan dimaksud selama Tahun 2013 adalah
sebagaimana tampak pada Tabel 15 dan Tabel 16 berikut ini.
Tabel 15Hasil Audit Investigasi dan Penghitungan Kerugian Keuangan
Negara di Wilayah Provinsi Kalimantan TimurTahun 2012 - 2013
No Instansi
Tahun 2012 Tahun 2013
JmlKasus
Nilai (Rp)Jml
KasusNilai (Rp)
1. Satuan Kerja K/ L - - 1 4.064.759.427,00
2. PemerintahProvinsi
1 1.290.000.000,00 3 530.602.740,00
3. Pemerintahkabupaten
13 5.567.421.098,86 15 37.069.730.357,50
4. Pemerintah kota 4 2.213.368.015,00 6 2.719.793.929,02
5. BUMN/ BUMD 4 9.139.922.891,44 2 1.352.727.277,00
Jumlah 22 18.210.712.005,30 27 45.737.613.730,52
Tabel 16Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi TPK
di Wilayah Provinsi Kalimantan TimurTahun 2012 - 2013
No. InstansiJumlah Perkara
2012 2013
1. Kejaksaan 50 29
2. Kepolisian 4 9
Jumlah 54 38
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 43
Kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Timur dalam rangka penerapan strategi melalui perbaikan
sistem, antara lain meliputi assessment penerapan GCG, pengembangan
Key Performance Indicator (KPI), Risk Management (RM), Internal Control
System (ICS) dan kegiatan lainnya dalam rangka peningkatan
akuntabilitas dan kinerja BUMD/ BLUD. Pada Tabel 17 berikut adalah
rangkuman hasil kegiatan dimaksud.
Tabel 17Kegiatan Pengawasan Dalam RangkaPeningkatan Tata Kelola BUMD/ BLUD
di Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013
No. KegiatanBUMD/BLUD
Tahapan
1 Assessment penerapan GCG 2 Assessment
2 Asistensi Penerapan GCG PDAM 1 Bimtek
3 Sosialisasi GCG PDAM 1 Sosialisasi4 Pengembangan Key Performance Indicator
(KPI) PDAM1 Sosialisasi
5 Bimtek Pemenuhan Persyaratan PPK –BLUD di RSUD
2 Bimtek
6 Bimtek Penerapan PPK – BLUD di RSUD 14 Bimtek7 Bimtek SIA Billing System PDAM 2 Bimtek
8 Reviu/ Pendampingan Pembangunan Proyek 4 Reviu/Pendampingan
Jumlah 27
Untuk kegiatan pendampingan pengadaan barang dan jasa, Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Timur telah membentuk “helpdesk PBJ” yang
membantu pemecahan masalah terkait pengadaan barang dan jasa di
daerah. Pada Tabel 18 di bawah ini diuraikan daftar permasalahan yang
menonjol dan berhasil diselesaikan Perwakilan BPKP selama tahun 2013.
Tabel 18Daftar Permasalahan Pengadaan Barang dan Jasa
yang difasilitasi BPKP Tahun 2013
No. Permasalahan
1. Reviu pembangunan Bandara Kalimarau tahap II di KabupatenBerau
2. Probity Audit atas kegiatan lelang pembangunan jembatanMahkota II tahap 2
3. Quality Assurance Probity Audit pada Inspektorat Provinsi
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 44
No. Permasalahan
Kalimantan Timur terdiri dari:1) Paket lelang pembangunan konstruksi sisi udara bandara
Samarinda Baru,2) Paket lelang pembangunan jembatan Pulau Balang bentang
pendek (400 M)3) Paket pembangunan Education Centre
4. Pendampingan proses lelang penyediaan pakaian untuk petugaspengamanan swakarsa TPS dan pengamanan wilayah seKalimantan Timur
5. Pendampingan terhadap penilaian progres pembangunan RumahSakit Jiwa Atma Husada
6. Pendampingan Pembangunan Pabrik Pupuk Kaltim- 5, PT PupukKalimantan Timur
7 Pendampingan Pelaksanaan Proyek Boiler Batubara PT PupukKaltim
8. Pendampingan proses pengadaan barang dan jasa pada DinasBina Marga dan Pengairan Kota Samarinda
9. Reviu atas proses pengadaan barang/ jasa pada kegiatanpembangunan pasar Rawa Indah Dinas PU Kota Bontang Tahunanggaran 2013
10. Reviu pengadaan alat kesehatan pada RSUD A.M. Parikesit, KutaiKartanegara
Khusus untuk Proyek Kaltim- 5 (Pembangunan Pabrik Amonia dan Urea
dengan nilai US$446,340,877 dan Rp1.661.404.829.954,00)
pendampingan tersebut dilakukan sejak tahap pelelangan sampai dengan
tahap pelaksanaan yang sampai saat ini masih berjalan dengan progress
sebesar 85,74% (s.d 13 Desember 2013). Proyek Kaltim- 5 ini sesuai
dengan rencana / jadwal kontrak selesai pada bulan Juni 2014. Apabila
Proyek tersebut selesai dan operasional sebagaimana mestinya, maka
akan mampu menghasilkan 2500 Ton amoniak dan 3500 Ton urea
perhari, merupakan pabrik pupuk terbesar di Asia Tenggara dan nomor
dua di dunia setelah Qatar.
Ruang lingkup pendampingan Proyek Kaltim- 5 adalah melakukan reviu
atas laporan bulanan pelaksanaan Proyek Kaltim- 5 dan jika
dimungkinkan melakukan hal- hal, antara lain sebagai berikut.
a. Memberikan saran dan masukan atas verifikasi proposal perubahan
yang ada, baik dari sisi kuantitas/ volume perubahan maupun harga/
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 45
commercial apabila terjadi change (perubahan) scope of work dari
kontrak Proyek Kaltim- 5;
b. Memberikan saran dan masukan kepada Tim Proyek Kaltim- 5, apabila
terjadi kendala/ permasalahan dalam implementasi sistem dan
prosedur serta ketaatan terhadap peraturan perundangan yang berlaku
dalam pelaksanaan Proyek Kaltim- 5;
c. Reviu atas Laporan Akhir Proyek Kaltim- 5 (Closed Out Report).
Tanggung jawab BPKP terbatas pada saran/ rekomendasi yang diberikan
kepada PT Pupuk Kaltim terkait dengan kegiatan sebagaimana diuraikan
di atas. Tanggung jawab pelaksanaan kegiatan Proyek Kaltim- 5 dan
pelaksanaan saran/ rekomendasi baik dari sisi keuangan maupun
ketaatan sistem dan prosedur serta ketaatan terhadap peraturan
perundangan yang berlaku secara formal maupun material sepenuhnya
berada pada PT Pupuk Kaltim.
Dalam rangka peningkatan kapasitas APIP, BPKP berperan melalui
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pembinaan Pejabat
Fungsional Auditor (PFA), tenaga perbantuan, dan pendampingan
penerapan SIM- HP. Tabel 19 di bawah ini menyajikan peran BPKP
dalam peningkatan kapasitas APIP di lingkungan Pemda di wilayah
Provinsi Kalimantan Timur.
Tabel 19Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIPdi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2012 dan 2013
No. KegiatanJumlah Pemda
Tahun 2012 Tahun 2013
1. Penerapan Tata Kelola APIP 4 2
2. Pendidikan dan Latihan SPIP 8 2
3. Pembinaan JFA 12 9
4. Pengadaan Barang dan Jasa 4 1
5. Pendidikan dan PelatihanSertifikasi Auditor
1 1
6. Evaluasi AKIP SKPD - 11
7. Penganggaran danPertanggungjawaban APBD
- 1
Jumlah 29 27
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 46
4) AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL
Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada
keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program
tersebut. Walaupun keberhasilan suatu program sulit diukur dengan
obyektif, namun suatu pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan
berbagai pendekatan. Beberapa program strategis harus dapat dinilai
tingkat capaiannya, sebagai pengukur keberhasilan, disamping sebagai
alat pengendalian kebijakan.
Dalam rangka mendukung program pemerintah yang pro job, pro poor,
dan pro growth, BPKP secara konsisten pada tahun 2013 telah
melakukan pengawasan pada pelaksanaan program- program strategis.
Program- program strategis ini adalah program yang tercantum dalam
prioritas nasional. Dalam laporan ini, program strategis adalah program
nasional yang berada atau berkaitan dengan wilayah Provinsi Kalimantan
Timur.
Pengawasan BPKP terhadap program- program strategis menekankan
pada audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program
lintas sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi
dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan
(debottlenecking).
Pengawasan BPKP atas program lintas sektoral sampai dengan akhir
Desember Tahun 2013 diuraikan sebagai berikut.
(1) Audit Kinerja atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan.
(2) Monitoring dan Evaluasi Program Bantuan Sosial Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, NonFormal, dan Informal, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
(3) Proses seleksi CPNS Tahun 2013.
(4) Audit Operasional atas Program Bantuan Sosial Direktorat Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, NonFormal, dan Informal, Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, dan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Laporan Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 47
(5) Audit Kinerja atas Program Bantuan Operasional Kesehatan
Kementerian Kesehatan.
(6) Audit Kinerja atas Program Raskin.
(7) Audit Operasional atas Penyelenggaraan Ibadah Haji Kementerian
Agama.
(8) Reviu usulan harga pokok pupuk bersubsidi tahun 2014.
Dari hasil audit, dapat disampaikan bahwa sebagian program prioritas
sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa
kelemahan dalam pelaksanaan program tersebut. Atas kelemahan yang
ditemukan telah diberikan rekomendasi perbaikan kepada penanggung
jawab program terkait.
Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur juga telah
melakukan pengawasan atas perintah Presiden melalui Unit Kerja
Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4)
dalam bentuk Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional Per 31
Desember 2012 pada 9 kabupaten/ kota dalam wilayah Provinsi
Kalimantan Timur terhadap 13 program rencana aksi yang dilaksanakan
oleh 10 kementerian/ lembaga di 102 titik lokasi monitoring. Kemudian
Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional Per 30 Juni 2013 pada 10
kabupaten/ kota dalam wilayah Provinsi Kalimantan Timur terhadap 11
program rencana aksi yang dilaksanakan oleh 7 kementerian/ lembaga di
289 titik lokasi monitoring. Hasil monitoring telah disampaikan kepada
Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian
Pembangunan (UKP4) sebagai bahan laporan kepada Presiden. Hasil
monitoring yang kami laksanakan dapat dikelompokkan menjadi 3
kategori yaitu “tidak bermasalah” (target tercapai), “perlu perhatian”
(deviasi 20% dari target), dan “perlu perhatian khusus” (deviasi di atas
20% dari target. Dari hasil monitoring dapat disimpulkan bahwa
sebagaian besar capaian program rencana aksi masing- masing
kementerian/ lembaga yang disampel tersebut berada dalam kategori
“tidak bermasalah”.