laporan flash point

11
PENGUKURAN FLASH POINT BAHAN BAKAR BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Minyak bumi merupakan sumber kekayaan alam yang sangat penting dan tidak dapat diperbaharui. perminyakan mengkaji atas sumber daya kekayaan alam yang mempengaruhi peradaan manusia ini. Dalam proses produksi perlu mengetahui dasar kajian perminyakan agar menemukan nilai keenomisan dan nilai kekormesillan. Untuk mengamati segala suatu perubahan dan nilai ekonomis suatu fluida perlu dilakukan nya pengamatan, percobaan, riset dan penelitian tentyang sifat fisik fluida reservoir atau dengan kata lain analisa fluida reservoir. Salah satunya dengan mengetahui flash point pada suatu bahan bakar tertentu, Minyak bumi yang mempunyai flash point terendah akan membahayakan, karena minyak tersebut mudah terbakar. Apabila minyak tersebut mempunyai titik nyala tinggi juga kurang baik, karena akan susah mengalami pembakaran. Tetapi kalau ditinjau dari segi keselamatan maka minyak yang baik mempunyai flash point yang tinggi karena tidak mudah terbakar. Dengan adanya permasalahan diatas dimana Minyak bumi yang mempunyai flash point terendah akan membahayakan, karena minyak tersebut mudah terbakar maka di lakukan

Upload: bay-comden-konreid

Post on 12-Apr-2017

865 views

Category:

Engineering


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan flash point

PENGUKURAN FLASH POINT BAHAN BAKAR

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Minyak bumi merupakan sumber kekayaan alam yang sangat penting dan tidak

dapat diperbaharui. perminyakan mengkaji atas sumber daya kekayaan alam yang

mempengaruhi peradaan manusia ini. Dalam proses produksi perlu mengetahui dasar

kajian perminyakan agar menemukan nilai keenomisan dan nilai kekormesillan. Untuk

mengamati segala suatu perubahan dan nilai ekonomis suatu fluida perlu dilakukan nya

pengamatan, percobaan, riset dan penelitian tentyang sifat fisik fluida reservoir atau

dengan kata lain analisa fluida reservoir. Salah satunya dengan mengetahui flash point

pada suatu bahan bakar tertentu,

Minyak bumi yang mempunyai flash point terendah akan membahayakan, karena

minyak tersebut mudah terbakar. Apabila minyak tersebut mempunyai titik nyala tinggi

juga kurang baik, karena akan susah mengalami pembakaran. Tetapi kalau ditinjau dari

segi keselamatan maka minyak yang baik mempunyai flash point yang tinggi karena

tidak mudah terbakar.

Dengan adanya permasalahan diatas dimana Minyak bumi yang mempunyai flash

point terendah akan membahayakan, karena minyak tersebut mudah terbakar maka di

lakukan praktikum FlASH POINT agar mengetahui titik nyala suatu bahan bakar, untuk

mengurangi kecelakaan kerja dikemudian hari.

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk Mengukur Flash Point bahan bakar, pada temperature dan tekanan yang terjadi

C. MANFAAT PRAKTIKUM

Untuk mengetahui titik nyala suatu bahan bakar

Page 2: Laporan flash point

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

FLASH POINT

flash point bahan bakar adalah titik atau temperature dimana bahan bakar mulai terbakar,

flash point masing-masing bahan bakar berbeda-beda sesuai dengan karakteristik masing-masing

bahan bakar tersebut

flash point ditentukan dengan cara memanaskan sample dengan pemanasan yang tetap,

setelah tercapai suhu tertentu maka minyak mentah akan menguap. Uap tersebut akan menyala

jika test flame diarahkan pada uap tersebut sehingga akan terjadi semacam letupan kecil

Klasifikasi Flash point adalah :

1.   Mudah terbakar (Titik Nyala Kurang dari 60,5 ° C / 140,9 ° F)

2.   Tidak mudah terbakar (Titik Nyala Lebih dari 60,5 ° C / 140,9 ° F)

Flash Point sering digunakan sebagai karakteristik deskriptif bahan bakar cair, dan juga

digunakan untuk membantu mencirikan bahaya api dari cairan, selain itu Flash point berfungsi

untuk :     

1. Pelumas Baru

a. Mengindikasikan API / kinerja dari pelumas

   b. SAE / tingkat kekentalan dari pelumas

   c. Jenis pelumas tersebut (Mineral, Semi synthetic atau synthetic).

2. Pelumas Sudah pakai

   a. memberikan informasi hubungan kerja mesin dengan pelumas

 b. Usia pakai pelumas

Apabila pelumas sudah terkontaminan dengan bahan bakar yang masuk ke sistim pelumasan

(Flash point akan rendah / mudah terbakar ) dan apabila pelumas sudah terkontaminan dengan air

dari sistim pendinginan/pelumas yang terkena jelaga atau kerak didalam mesin (Flash point akan

tinggi / tidak mudah terbakar ).

Page 3: Laporan flash point

Dalam pengujian Produk minyak bumi flash point perlu diperhatikan yaitu :

a. Jika flash point < 230 °F /110 °C  gunakan nyala uji pada suhu 30-50 °F / 17-28 °C agar

setiap kelipatan suhu 2 °F  berada dibawah flash

b.   Jika flash point > 230 °F /110 °C gunakan nyala uji pada suhu 30-50 °F / 17-28 °C agar

setiap kelipatan suhu 5 °F  berada dibawah flash

Flash point dapat diukur dengan metode wadah terbuka atau wadah tertutup. Nilai yang

diukur pada wadah terbuka biasanya lebih tinggi dari yang diukut dengan metoda wadah

tertutup

Ketelitian Flash point cawan tertutup meliputi :

1.      Repitibilitas

a, Flash point sampai 220 °F /104 °C                        4 °F / 2°C

b.  Flash point diatas 220 °F /104 °C                          10°F /5,5°C    

2. Reprodusibilitas

a.  Flash point sampai 220 °F /104 °C                         6 °F / 3,5 °C

b.   Flash point diatas 220 °F /104 °C                          15°F / 8,5°C   

Page 4: Laporan flash point

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. BAHAN :

- Barbagai macam bahan bakar alternatif/biodiesel yang mengandung minyak nabati

yang sudah diubah senyawanya menjadi methyl ester, bahan yang digunakan yaitu

ethanol 96%

- Misalnya bahan bakar biodiesel dari biji jarak, biodiesel dari biji nyamplung, biji

karet

B. ALAT :

- Bajana penampung bahan bakar

- Tabung LPG beserta isinya sebagai pemanasan dari bahan bakar

- Stop kontak

- Switc on/off untuk menghidupkan dan mematikan mesin

- Termo kontrol digital

- Termo couple sebagai sensor sushu bahan bakar yang akan diukur

- Busi pijar sebagai pemantik untuk membakar bahan bakar

C. RANGKAIAN PERALATAN DALAM PRAKTIKUM

Page 5: Laporan flash point

D. PROSEDUR PRAKTIKUM

1. Siapkan bahan bakar yang akan diuji flash point atau titik bakar

2. Masukkan bahan bakar yang mau diukur ke dalam bejana/tabung atau cleaveland

3. Persiapkan pemantik bahan bakar yang disuplai oleh arus DC 12 Volt

4. Termokontrol dimasukkan dalam tabung cleaveland di atas permukaan bahan

bakar

5. Arus untuk menghidupkan pemantik diujicoba diujung pull aki

6. Pemantik di On-kan terhadap aki, tunggu sampai terjadi ledakan dari bahan bakar

yang sudah mulai terbakar

7. Catat angka yang tertera pada termokontrol saat mula terjadi ledakan.

Page 6: Laporan flash point

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan di dapatkan:

Pada saat percobaan dilakukan alat – alat yang akan digunakan harus dalam keadaan

dingin atau setara dengan suhu ruangan rata-rata 30˚ C. Bahan bakar bakar yang di uji yaitu

menggunakan ethanol 96%, setelah kurang lebih menit didapatkan titik nyala atau flash point

pada suhu 78˚ C menggunakan Termo kontrol digital. Penetuan Flash point atau nyala api

dengan ditandai dengan adanya percikan api yang berasal dari busi dan kemudian membakar

ethanol.

Page 7: Laporan flash point

BAB V

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Didapatkan flash point dari bahan bakar ethanol 96% yaitu pada suhu 78˚ C

2. Suhu awal peralatan flash point harus di samakan dengan suhu ruangan

3. P e n e n t u a n t i t i k n y a l a a t a u f l a s h p o i n t d i m a k s u d k a n u n t u k

k e a m a n a n , u n t u k   mengetahui sampai suhu berapa orang masih dapat bekerja dengan

aman dengan suatu bahan bakar tanpa timbul suatu bahaya kebakaran

4. S e m a k i n t i n g g i f l a s h p o i n t m a k a s a f e t y n y a s e m a k i n

b a g u s , s e m a k i n rendah flash point maka nilai ekonomisnya semakin baik

Lampiran

Page 8: Laporan flash point