laporan fisiologi peredaran darah tepi blok 8 2015

12
Laporan Praktikum Fisiologi Peredaran Darah Tepi KelompokA6 Nama NIM Paraf Yoci Legi 102014148 Lim Kee Zhen 102014237 Dewi Dyanwahyuni P.P.S 102014107 Vania Marlinda 102014049 Novella Ruana Fista 102014197 Mega Julia Thio 102010028 Jois Brigita Sombo 102013547 Adi Haryanto 102012266 Elistia tripuspita 102010173

Upload: elistiatripuspita

Post on 15-Dec-2015

552 views

Category:

Documents


46 download

DESCRIPTION

praktikum

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi Blok 8 2015

Laporan Praktikum Fisiologi

Peredaran Darah Tepi

KelompokA6

Nama NIM Paraf

Yoci Legi 102014148

Lim Kee Zhen 102014237

Dewi Dyanwahyuni P.P.S 102014107

Vania Marlinda 102014049

Novella Ruana Fista 102014197

Mega Julia Thio 102010028

Jois Brigita Sombo 102013547

Adi Haryanto 102012266

Elistia tripuspita 102010173

FakultasKedokteranUniversitas Kristen KridaWacana

Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Telp.021-569 42061

Fax 021-563 1731

Page 2: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi Blok 8 2015

Tujuan:

1. Peredaran darah vena

Untuk mengetahui pembuluh darah vena bagian bawah

Untuk mengetahui Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena

Untuk mengetahui Waktu pengisian pembuluh darah vena

Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara gartner)

2. Peredaran darah kulit

Untuk mengetahui vasodilatasi aktif kapiler

Untuk mengetahui vasodilatasi pasif kapiler

Alat Yang Diperlukan:

1. Sfigmomanometer

2. 2 buah waskom :

Berisi air panas (42-45°C)

Berisi air es

3. Mistar

Dasar Teori

Sistem vena melengkapi sirkuit sirkulasi. Darah meninggalkan jaringan kapiler memasuki

sistem vena untuk dibawah kembali ke jantung. Vena memiliki jari-jari besar, sehingga

resistensi mereka terhadap aliran rendah. Selain itu, karena luas potongan melintang total

pada sistem vena secara bertahap berkurang, karena vena-vena yang lebih kecil

berkonvergensi menjadi vena yang lebih besar tetapi lebih sedikit, kecepatan aliran darah

meningkat pada saat darah mendekati jantung. Selain berfungsi sebagai saluran beresistensi

rendah untuk mengembalikan darah ke jantung, vena-vena sistemik juga berfungsi sebagai

reservoir darah. Karena kapasistas penyimpanan mereka. Vena-vena sering disebut sebagai

kapasitas pembuluh (capacitance vessels). Vena memiliki dinding yang jauh lebih tipis

dengan otot polos yang lebih sedikit daripada arteri. Karena di jaringan ikat vena serat-serat

kolagen jauh lebih banyak daripada serat elastin, vena kurang memiliki elastisitas

dibandingkan dengan arteri. Juga, tidak seperti otot polos arteriol, otot polos vena kurang

memiliki tonus miogenik inheren. Karena sifat-sifat ini, vena sangat mudah diregangkan dan

kurang memiliki kemampuan recoil elastis. Vena mudah melebar untuk mengakomodasi

tambahan volume darah hanya dengan menimbulkan sedikit peningkatan tekanan vena. Arteri

Page 3: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi Blok 8 2015

yang teregang akibat kelebihan darah akan kembali menciut karena adanya serat-serat elastik

di dindingnya, sehingga darah terdorong kedepan. Vena-vena yang mendapat kelebihan

pasokan darah hanya akan teregang untuk mengakomodasi darah tambahan itu tanpa

kecenderungan menciut. Dengan cara ini vena berfungsi reservoir darah; yaitu, apabila

kebutuhan akan darah rendah, vena-vena dapat menyimpan darah ekstra sebagai cadangan

karena sifat mereka yang mudah diregangkan. Dalam keadaan istirahat, vena-vena

mengandung lebih dari 60% volume darah total. Apabila simpanan darah tersebut

dibutuhkan, misalnya sewaktu berolahraga, faktor-faktor ekstrinsik mendorong darah ekstra

tersebut dari vena ke jantung, sehingga dapat dipompa ke jaringan.

Aliran balik vena ditingkatkan oleh sejumlah faktor ekstrinsik

kapasitas vena

aliran balik vena

efek aktivitas simpatis pada aliran balik vena

efek aktivitas otot rangka pada aliran balik vena

efek katup vena pada aliran balik vena

efek aktivitas pernapasan pada aliran balik vena

efek penghisapan jantung pada aliran balik vena (cardiac suction effect)

Percobaan 1 :

Peredaran Darah Vena

1. Pembuluh Darah Vena Lengan Bawah

a. pilihlah sebagai orang percobaan seseorang dengan pembuluh vena lengan bawah

yang terlihat jelas.

b. Perhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan lengan

bawah bagian voter OP tersebut

c. Tekanlah salah satu vena di dekat siku dan perhatikanlah vena-vena yang

mengembang.

d. Pilihlah diantara beberapa vena yang mengembang itu sebuah vena yang paling jelas

tempak dipermukaan dan cobalah mendorong darah didalamnya ke arah perifer

dengan perlahan-lahan.

e. Hentikan tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu vena

di dekat pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang.

Page 4: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi Blok 8 2015

f. Kosongkanlah sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara mendorong

darah di dalamnya ke arah sentral melewati katup dan perhatikanlah bagian vena yang

kosong itu.

g. Ulangi pengosongan seperti sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain di

lengan bawah bagian voler orang percobaan tersebut.

h. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-katupnya

sesuai dengan pengamatan saudara diatas.

HasilPercobaan:

2. Pengaruh Gaya Berat Pada Peredaran Darah Vena

a. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap lurus

ke atas sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung lurus ke bawah.

b. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu

tempat setinggi jantung dan bandingkanlah warna kulit kedua telapak tangan saudara.

c. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua

punggung tangan tersebut.

Page 5: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi Blok 8 2015

a. Catatlah hasil pengamatan saudara.

Hasil Percobaan :

Tangankanankearahatasjantungtampakpucat, tidak ada pengembangan vena

TanganKirikearahbawahjantungtampakmerah, ada pengembangan vena

3. Waktu Pengisian Pembuluh Darah Vena

a. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang

berbaring terlentang.

b. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan

pompalah manset dengan cepat sehingga tekanan di dalam manset sedikit dibawah

tekanan diastoik (± 50-60 mmHg) untuk membendung vena.

c. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset sampai

tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan orang

percobaan.

d. Ulangilah sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakkanlah otot-otot lengan

bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya sebanyak 10

atau 20 kali.

e. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat pengembangan vena

seperti pada sub 3.

HasilPercobaan :

Lengan lebih tinggi dari jantung 3 menit, 16 detik

Gerakkan otot-otot lengan (mengempal)20 detik

4. Pengukuran Tekanan Darah Vena Dengan Cara Tak Langsung (Cara Gartner)

a. Orang percobaan berbaring terlentang di meja praktikum dengan menggantungkan

salah satu lengannya lurus kebawah sehingga vena di punggung tangan tersebut terisi

dan mengembang.

b. Angkatlah lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke atas

sehingga vena di punggung tangannya tepat mengosong.

c. Ukurlah jarak vertikal (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung tangan

dan katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukan besar tekanan darah vena

punggung tangan dalam cm darah.

Page 6: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi Blok 8 2015

Letak katup trikuspidalis jantung:

Pada orang yang berbaring telentang : kira-kira dipertengahan jarak antara meja

dan sternum

Pada orang berdiri : pada sternum di ruang intercostal ke-4

d. Ulangi sub 1 sampai 3 dengan kedua tungkai orang percobaan di angkat setinggi-

tinginya.

e. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan melakukan tindakan valsalva.

f. Ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan yang sama tetapi pada sikap

berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah

g. Terangkan hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran tekanan

darah vena diatas.

HasilPercobaan :

1. SikapBerbaring katuptrikuspidalisterletakvertikal 2,10/2 = 1,05

2. Berbaring dengan menggantungkan lengandengankeadaan relax 1,4 cmH₂Odari

katup trikuspidalis jantung.

3. Berbaring dengan menggantungkan lengan dan kedua tungkai diangkat 1,2 cmH₂O

dari katup trikuspidalis jantung.

4. Berbaring dengan menggantungkan lengan dan melakukan tindakan valsalva 2,8

cmH₂O dari katup trikuspidalis jantung.

5. Sikap berdiri katup trikuspidalis jantungterletakpada intercostal ke 4

lineasternaliskanan

6. Sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah 0,6 cmH₂O dari katup

trikuspidalis jantung.

Percobaan 2

Peredaran Darah Kulit

1. Vasodilatasi Aktif Kapiler

a. Sediakanlah ember yang berisi air panas 45°C.

b. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas orang percobaan.

c. Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah dengan (oklusi) dalam lengan orang

percobaan tersebut dengan cara memompa manset secepat-cepatnya sampai 150-175

Page 7: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi Blok 8 2015

mmHg dan masukanlah tangan serta setengah bagian lengan bawah ke dalam air

panas 45°C selama 3 menit.

d. Perhatikan perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah

e. Hentikan oklusi pada lengan orang percobaan tersebut dengan menghilangkan

tekanan dalam manset.

f. Perhatikan sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.

HasilPercobaan :

Dengan mengoklusi lengan OP dan memasukan tangan ke dalam air panas maka OP akan

merasakan kram pada telapaktangan dan lengannya mengalami kepucatan. Dan setelah

menghentikan oklusi, lengan OP kembali normal terjadi peredaran darah kembali dengan

normalsehinggalengantampak memerah

2. Vasodilatasi Pasif Kapiler

a. Pasanglah sekarang manset sfigmomanometer pada lengan yang lain dan pompalah

sampai 50-60 mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi)

b. Masukkanlah sekarang tangan serta setengah bagian lengan bawah itu kedalam air

panas 45°C selama 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu dari air

panas dan perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke dalam air

panas dan yang tidak.

c. Hilangkan tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kulit.

HasilPercobaan :

Dengan memompa manset sfigmomanometer sehingga terjadi obstruksi dan memasukan

lengan bawah ke dalam air panas maka akan terjadi perubahan warna kulit (bagian dalam air

merah, bagian luar air normal). Dan setelah menghilangkan tekanan dalam manset

maka warna kulit kembali normal (peredaran darah kembali normal)

Perbandingan peredaran darah kulit pada percobaan A dan B

Dengan membandingkan kedua lengan tersebut (bebas dari tekanan manset), lengan yang

dilakukan oklusi berwarna merah dan lengan yang dilakukan obstruksi mengalami kepucatan,

ini disebabkan karena pada oklusi terjadi penurunan peredaran darah yang sangat signifikan

karena tekanan manset yang sangat besar membuat jantung memompa darah dengan cepat ke

bagian tubuh yang tidak ada peredaran darahnya.

Page 8: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi Blok 8 2015

Kesimpulan

Pembuluh vena manusia memiliki sistem katup yang menyebabkan vena hanya berjalan ke

satu arah, yakni menuju jantung. Hal ini sangat baik karena mencegah vena mengalir ke arah

yang berlawanan oleh pengaruh gravitasi. Gravitasi memiliki pengaruh penting dalam

peredaran darah sistemik manusia. Jika berlawanan dengan arah gravitasi, misalnya pada

percobaan lengan diangkat, aliran arteri akan terhambat sehingga pasokan darah ke bagian

tubuh tersebut akan terganggu. Oklusi atau penyumbatan pada arteri, vena, atau keduanya

juga menyebabkan vasokontriks, berakibat pada kurangnya pasokan darah yang mengandung

oksigen ke bagian tubuh tertentu. Jika oklusi dilepaskan,akan terjadi vasodilatasi yakni

pelebaran pembuluh darah sebagai bagian dari sistem pengaturan pembuluh darah sehingga

darah akan mengalir kembali. Dalam percobaan ini telah dibuktikan bahwa panas

berpengaruh pada vasodilatasi.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Fisiologimanusiadariselkesistem. Edisi 2. Jakarta: bukukedokteran EGC;

2001.h. 297-341.

2. Ganong WF. Bukuajarfisiologikedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC; 2003.h. 553-69.