laporan-enzim
TRANSCRIPT
5/14/2018 laporan-enzim - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-enzim-55a930db3784a 1/6
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Uji peroksida dan uji katalase
Sampel Uji Peroksida Uji Katalase
0’ 1’ 3’ 5’ 0’ 1’ 3’ 5’
Piasang + + - - +++ ++ + -
Terong + - - - +++ ++ + +
Pir + - - - + + - -
Buncis
Apel
Kentang
Pebrin Manurung
240210090132
5/14/2018 laporan-enzim - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-enzim-55a930db3784a 2/6
Pengaruh Perlakuan terhadap Pencokelatan Enzimatis
Sampel Perlakuan Perubahan warna
0’ 1’ 2’ 3’
Pir Vit C Putih Putih
kehijauan
Putih Putih
pucat
Asam
Asetat
Putih Putih bening Putih
bening
Putih
bening
Aquades Putih Putih Putih
bening
Putih
bening
Pisang Vit C Putih Putih + Kuning Kuning
Asam
Asetat
Putih
kuning
Putih Putih Putih
bening
Aquades Putih Putih
kekuningan
Putih hijau Putih
Terong Vit C Putih Putih
cokelat
Agak
kuning
Hijau
Asam
Asetat
Hijau Putih Putih hijau Putih
kuning
Aquades Hijau Cokelat Putih
cokelat
Putih (+)
cokelat
Buncis Vit C
Asam
Asetat
Aquades
5/14/2018 laporan-enzim - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-enzim-55a930db3784a 3/6
Apel Vit C
Asam
Asetat
Aquades
Kentang Vitamin C
Asam
Asetat
Aquades
Perendaman sayur dan buah yang dikupas ke dalam aquades, larutan
garam (pada sayur) dan gula (pada buah) dapat membatasi akses oksigen untuk
mengadakan kontak dengan jaringan yang terpotong atau terluka. Tetapi dalam
waktu tertentu penghilangan oksigen dari jaringan sayur dan buah dapat
mengakibatkan metabolisme anaerobik yang tidak normal (timbulnya senyawa
alkoholik, asam, atau busuk) dan rusaknya jaringan-jaringan sayur dan buah
tersebut.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perendaman dengan air menghasilkan
sedikit warna cokelat yang tidak tersebar merata pada kentang, apel, salak
sedangkan buncis tetap hijau (tidak berubah) dan teksturnya tidak mengalami
perubahan saat perendaman dengan air. Perendaman dengan larutan garam (pada
kentang dan buncis) dan larutan gula (pada apel dan salak) warnanya sedikit
coklat dan tekstur daging buahnya lebih lunak atau empuk.
Hal yang sama juga dilakukan untuk mengurangi terjadinya pencoklatan
dilakukan dengan perendaman dalam larutan vitamin C (asam askorbat) dan asam
sitrat karena adanya penghambatan reaksi antara enzim fenolase, oksigen, dan
senyawa polifenol. Penurunan pH merupakan metode dasar untuk mencegah
pencoklatan enzimatis karena aktivitas polifenol oksidase berada pada kisaran pH
4,0-7,0. Oleh karena itu pH dibawah 3,0 sangat efektif menghambat aktivitas
enim fenolase tesebut.
5/14/2018 laporan-enzim - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-enzim-55a930db3784a 4/6
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penambahan larutan vitamin C dan asam
sitrat pada kentang, buncis, apel dan salak tidak terjadi pencoklatan pada daging
buahnya tetapi pada apel yang direndam asam sitrat, daging buahnya berwarna
sedikit agak coklat dan tekstur yang dihasilkan dengan perendaman dalam dua
larutan tersebut menghasilkan daging buah yang keras dan sedikit liat.
Perendaman dengan asam askorbat (vitamin C) memiliki beberapa
keuntungan yaitu tidak begitu mempengaruhi terhadap sifat flavor dan korosif
logam serta akan menambah keberadaan vitamin C pada bahan pangan tersebut.
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa cara yang efektif untuk
mencegah pencoklatan enzimatis pada buah-buahan dan sayuran (pada kentang,
apel dan salak) yaitu dengan perendaman larutan vitamin C dan asam sitrat
(paling efektif), perendaman dengan larutan gula pada buah dan larutan garam
pada sayuran (efektif), perendaman dengan air (kurang efektif).
Cara yang paling baik untuk mencegah pencoklatan enzimatis dan tetap
mempertahankan tekstur sebaik mungkin pada sayuran dan buah-buahan yaitu
dengan perendaman menggunakan larutan vitamin C karena dapat menghasilkan
warna yang cerah, tekstur daging buah akan tampak keras sedangkan perendaman
dengan lautan gula dan garam akan memberikan tekstur yang lunak dan empuk.
Perlakuan Terhadap Jaringan
Sampel: pisang, terong, dan pir
Perlakuan Perubahan Warna
Diiris dengan pisau stainless
steel
Cokelat (++)
Diiris dengan pisau biasa Cokelat (+++)
Dihaluskan Cokelat (++++)
Tidak dihaluskan Cokelat (+) Memar Cokelat
(+++)
Potong Cokelat
(++)
Tetap Cokelat (+)
5/14/2018 laporan-enzim - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-enzim-55a930db3784a 5/6
Pada perlakuan ini tiap sampel diiris-iris dengan pisau stainless steel dan
pisau biasa, lalu diletakan pada wadah dan dibiarkan pada udara terbuka. Setelah
didiamkan beberapa lama ternyata pengirisan dengan pisau biasa lebih cepat
mengalami proses pencoklatan (browning) daripada pengirisan dengan pisau
stainless steel, hal ini dikarenakan pada pisau biasa terbuat dari bahan besi dan
mudah bereaksi dengan bahan pangan tersebut sedangkan pisau stainless tidak
bereaksi dengan bahan pangan. Pisau biasa yang terbuat dari besi akan mudah
teroksidasi dan akan cepat menyebabkan karat, jika dipakai untuk mengiris bahan
pangan maka bahan pangan tersebut akan cepat teroksidasi dan akan cepat
menjadi coklat. Hal ini juga disebabkan karena aktivitas kresolase dimana
terbentuknya kompleks protein-tembaga dengan menggabungkan satu molekul
oksigen dengan protein tempat atom kupro yang berdampingan terikat. Aktivitas
kresolase melibatkan tiga tahap yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
Protein-Cu+-O2 + monofenol →Protein-Cu2
++ o-kuinon + H2O
Bahan yang dipotong-potong lebih cepat mengalami pencoklatan, karena
enzim polifenolase yang menyebabkan peristiwa pencoklatan lebih cepat bereaksi
pada buah atau sayuran yang jaringannya telah rusak. Enzim polifenolase dapat
mengoksidsasi senyawa fenol menjadi o-kuinon. Enzim ini juga melakukan
aktivitas katekolase yang melibatkan pengoksidasian dua molekul o-difenol
menjadi dua molekul o-kuinon, mengakibatkan reduksi satu molekul oksigen
menjadi dua molekul air.
5/14/2018 laporan-enzim - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-enzim-55a930db3784a 6/6
KESIMPULAN
1. Pemotongan buah dan sayur dengan menggunakan pisau stainless steel
menghasilkan pencoklatan yang lebih lambat dibandingkan dengan pisau besikarena reaksi tersebut akan dipercepat dengan adanya logam
2. Reaksi pencoklatan disebabkan oleh oksidasi fenol karena adanya enzim fenol
oksidase (fenolase) yang merubah bentuk kuinol menjadi kuinon.
3. Perendaman sayur dan buah yang dikupas ke dalam air, larutan garam dan
gula dapat membatasi akses oksigen untuk mengadakan kontak dengan
jaringan yang terpotong atau terluka.
DAFTAR PUSTAKA
John, M deMan. 1989. Kimia Makanan. Padmawinata, Kosasih, Penerjemah.
Penerbit ITB, 1997. Bandung.
Muchtadi, Tien, R. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan . IPB, Bogor.
Tjahjadi, C., Sumantri, D. M., Nurhadi, B. 2005. Diktat Biokimia Pangan. Jurusan
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Unpad.
Winarno, F.G., 1984. Kimia Pangan Dan Gizi. Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.