laporan case study 1 blok aesthetic dentistry hasta

5
LAPORAN CASE STUDY 1 BLOK AESTHETIC DENTISTRY-2 HASTA ADIN NUGRAHA (G1G009031) SKENARIO Riana, 25 tahun adalah seorang penyanyi café yang sehari-hari juga berprofesi sebagai public relation (PR) sebuah perusahaan ternama di kota ini, datang ke RSGMP UNSOED karena adanya gigi depan yang patah. Gigi tersebut telah patah 6 bulan yang lalu karena terantuk pinggir kolam renang. Riana sudah pernah menambalkan gigi tersebut dengan tambalan yang sewarna gigi, akan tetapi sudah 2 kali lepas. Terakhir, 1 minggu yang lalu tambalan tersebut lepas ketika digunakan untuk makan. Riana ingin sekali ditambal dengan tambalan yang tidak lepas-lepas karena selain mengganggu penampilan, Riana menjadi sering merasa ngilu jika minum minuman dingin. Hasil pemeriksaan objektif menunjuk-kan bahwa gigi 22 (grup A)/ 12 (grup B) tinggal separuh, tidak terlihat adanya pulpa yang terbuka. Tes vitalitas gigi menun-jukkan hasil sondasi (+), perkusi (-), palpasi (-), CE (+), mobilitas (-). Analisalah kasus berikut ini dengan baik sehingga bisa diperoleh rencana perawatan bagi pasien tersebut. ANALISIS KASUS 1. Pemeriksaan Subjektif: (1). Identitas pasien: Riana, 25 tahun, seorang penyanyi café dan PR. (2). Anamnesa: (1) Chief Complaint (CC) : Ingin sekali menambal gigi dengan tambalan yang tidak lepas- lepas. (2) Present Illness (PI): Ngilu apab ila minum minuman dingin, tambalan sebelumnya sering lepas ketika digunakan makan (3) Past Dental History (PDH): Pernah menambal gigi dengan tambalan yang sewarna gigi, akan tetapi sudah 2 kali lepas (4) Past Medical History (PMH): Tidak diketahui PENUGASAN BLOK AESTHETIC DENTISTRY 2 TA. 2012/2013 1

Upload: hasta-adin-nugraha

Post on 02-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Case Study 1 Blok Aesthetic Dentistry Hasta

LAPORAN CASE STUDY 1 BLOK AESTHETIC DENTISTRY-2HASTA ADIN NUGRAHA (G1G009031)

SKENARIORiana, 25 tahun adalah seorang

penyanyi café yang sehari-hari juga berprofesi sebagai public relation (PR) sebuah perusahaan ternama di kota ini, datang ke RSGMP UNSOED karena adanya gigi depan yang patah. Gigi tersebut telah patah 6 bulan yang lalu karena terantuk pinggir kolam renang. Riana sudah pernah menambalkan gigi tersebut dengan tambalan yang sewarna gigi, akan tetapi sudah 2 kali lepas. Terakhir, 1 minggu yang lalu tambalan tersebut lepas ketika digunakan untuk makan. Riana ingin sekali ditambal dengan tambalan yang tidak lepas-lepas karena selain mengganggu penampilan, Riana menjadi sering merasa ngilu jika minum minuman dingin.

Hasil pemeriksaan objektif menunjuk-kan bahwa gigi 22 (grup A)/ 12 (grup B) tinggal separuh, tidak terlihat adanya pulpa yang terbuka. Tes vitalitas gigi menun-jukkan hasil sondasi (+), perkusi (-), palpasi (-), CE (+), mobilitas (-). Analisalah kasus berikut ini dengan baik sehingga bisa diperoleh rencana perawatan bagi pasien tersebut.

ANALISIS KASUS1. Pemeriksaan Subjektif:

(1).Identitas pasien: Riana, 25 tahun, seorang penyanyi café dan PR.

(2).Anamnesa:(1) Chief Complaint (CC): Ingin

sekali menambal gigi dengan tambalan yang tidak lepas-lepas.

(2) Present Illness (PI): Ngilu apabila minum minuman dingin, tambalan sebelumnya

sering lepas ketika digunakan makan

(3) Past Dental History (PDH): Pernah menambal gigi dengan tambalan yang sewarna gigi, akan tetapi sudah 2 kali lepas

(4) Past Medical History (PMH): Tidak diketahui

(5) Family History (FH) : Tidak diketahui

(6) Social History (SH): Penyanyi cafe dan Public Relation

2. Pemeriksaan Objektif:a. Intraoral:

1) Fraktur II pada elemen gigi 22. Fraktur mencapai dentin pada elemen gigi 22 ditandai adanya rasa ngilu saat minum minuman dingin. Fraktur belum mencapai pulpa.

2) Tes vitalitas: sondasi (+), perkusi (-), palpasi (-), Chlor Etil (+), mobilitas (-). Interpretasinya yaitu pada elemen gigi 22 terdapat karies, tidak ada kelainan jaringan periodontal dan jaringan lunak, gigi vital, tidak ada kegoyahan gigi.

3. Pemeriksaan Penunjang: a. Pemeriksaan radiografis

periapikal dan panoramik untuk mengecek adanya fraktur atau keruskan lain di sekitar gigi.

b. Occlusal adjustment juga dapat dilakukan dengan bantuan articulating paper untuk mengethaui adanya hambatan oklusal atau tidak.

PENUGASAN BLOK AESTHETIC DENTISTRY 2 TA. 2012/2013 1

Page 2: Laporan Case Study 1 Blok Aesthetic Dentistry Hasta

4. Diagnosis: Pulpitis Reversibel dengan Kalsifikasi klas II Fraktur Ellis pada elemen 22 dan membutuhkan perawatan rehabilitatif berupa partial crown jacket anterior dengan bahan akrilik.

5. Rencana Perawatan: Gigi Tiruan Cekat jenis Mahkota Tiruan Anterior Akrilik pada elemen 22.

PROSEDUR PERAWATAN1. Seleksi warna (shade): Pasien diminta

untuk berpasrtisipasi dalam pemilihan warna. Gigi terlebih dahulu dibersih-kan dengan pasta pumis untuk menghi-langkan stain eksternal dan menjaga kelembaban gigi. Faktor pencahayaan dan kondisi lingkungan sekitar, akan mempengaruhi persepsi warna. Cocok-kan warna mahkota tiruan yang akan diaplikasikan dengan bantuan shade guide pada gigi tetangga atau pilih shade terbaik. Gunakan jenis shade guide untuk bahan akrilik.1,3

2. Preparasi crown dengan prinsip yaitu konsep preparasi seimbang, asah sesuai morfologi dan demensi ruang pulpa (indikasi X-ray photo), Finishing line: shoulder di bawah marjin gingiva.1,2 Tahapannya:a. Pengasahan bidang proksimal

Pengurangan pada bagian proksimal adalah sebesar 60. Pengurangan bagian proksimal yang melebihi 60 akan mengurangi resistensi dan retensi tonggak kurang. Tahapan pengurangan bagian proksimal adalah sebagai berikut:

i. Dengan putaran rendah.

Menggunakan diskus karborondum/diamond yang tajam sebelah suara gigi tetangga

tidak kena preparasi dan diameter 3/8 inch.ii. Dengan putaran cepat/sangat

cepat.Menggunakan diamond

fissura berbentuk tappered dengan diameter 0.8 – 1 m.

b. Pengasahan bidang insisal Pengurangan pada bagian insisal adalah sebesar 1.5-2 mm dengan sudut 45o. Tujuan pengurangan pada bagian insisal adalah memberi ketebalan mahkota jaket antara tonggak dengan gigi antagonis, menghindari patahnya mahkota jaket terhadap pengunyahan, dan oklusi dapat diperbaiki

c. Pengasahan bidang labialMembuat pedoman groove menggunakan bur diamond tipe straight cylindrical yang sesuai sebanyak 3 buah pada bagian 2/3 insisal sedalam 1-1,5 mm dan 2 groove pada 1/3 servikal sedalam 0,5 mm.Pengasahan permukaan labial 2/3 insisal menggunakan bur diamond tipe round end tapered cylindrical dari pedoman groove ke arah mesial dan distal sesuai dengan bentuk anatomi mahkota gigi dan 1/3 servikal dilakukan sejajar sumbu gigi sampai dasar groove, dengan gerakan dari groove ke arah mesial dan distal.Pengecekan dilakukan dengan sonde untuk melihat ada tidaknya undercut.

d. Pengasahan bidang palatalPengurangan email di daerah cingulum sampai cervikal dengan bur fisura tapered → kesejajaran/dinding pararel akan menambah retensi (daerah cingulum ke servikal bentuknya

PENUGASAN BLOK AESTHETIC DENTISTRY 2 TA. 2012/2013 2

Page 3: Laporan Case Study 1 Blok Aesthetic Dentistry Hasta

sejajar).Pengurangan cingulum ke insisal dengan wheel stone/diamond bentuk buah pear → berbentuk konveks sesuai miniatur bentuk asli.

e. Pengasahan bidang servikal memakai bur yang sesuai dengan karakter finishing line pada bahan akrilik.

f. Penghalusan serta pembulatan sudut-sudut yang tajam dengan finishing bur.

3. Penurunan jaringan gingiva agar margin gingiva tercetak tajam dan jelas, serta mencegah bleeding yang berlebihan. Dapat dilakukan secara mekanis (retraction cord) atau khemis (pencampuran dengan bahan yang mengerutkan gingiva). 3,5.

4. Pencetakan dengan teknik double impression menggunakan heavy & putty body. Gunakan heavy body terlebih dahulu lalu kurangi sedikit hasil cetakan, dan kemudian gunakan putty body untuk pencetakan kedua. 2,4.

5. Occlusal Record sebagai penentu oklusi di model kerja dengan menggunakan lempeng malam merah, heavy & putty body, dan gips cetak. 1,3,5.

6. Membuat model malam. 3,5.

7. Membuat mahkota sementara dengan bahan self-cure. Tahapannya yaitu preparasi dan perbaiki gigi tonggak dengan semen atau Fletcher, cetak dengan bahan alginate, olesi vaselin, cetakan alginate diisi self cured acrylic, kembalikan cetakan di mulut pasien pada posisi semula, bentuk mahkota sementara sesuai dengan bentuk gigi sebelum dipreparasi, poles, dan lekatkan dengan bantuan luting atau Fletcher.4

8. Processing Laboratorium (Membuat model malam, tanam dalam kuvet,

buang malam, curing, deflasking, finishing dan polishing). 1, 3, 5.

9. Insersi mahkota tiruan anterior akrilik yang sudah jadi dengan bantuan luting agent. 1, 3, 5.

10. Instruksikan pasien untuk tidak mengunyah dengan crown baru selama 24 jam setelah pemasangan dan memperhatikan oral hygiene dan control. 2,4.

KESIMPULANDiagnosis pada kasus ini pada gigi

22 adalah Pulpitis Reversibel. Penegakan diagnosis ini dapat dilakukan dengan tes vitalitas seperti sondasi, perkusi, palpasi, dan mobilitas. Rencana perawatan pada kasus ini adalah mahkota jaket pada gigi 22. Tahapan pembuatan jacket crown antara lain mencocokan warna gigi, preparasi gigi penyangga, pencetakan, membuat catatan gigit, instruksi laborat teknik gigi dan insersi. Jacket crown pada kasus ini memiliki prognosa yang baik dibandingkan dengan penambalan biasa.

DAFTAR PUSTAKA1. Devlin, H., 2006, Operative Dentistry,

Springer, Berlin.2. Qualthrough, A. J. E., 2005, Principles

of Operative Dentistry, Blackwell Publishing, Oxford, UK.

3. Seghi, R., 2008, All-Ceramic Crown Procedures terdapat dalam http://www.dent.ohio-state.edu/courses /d538/ALL-CERAMIC%20CROWNS/ All-Ceramic%20Crown%20Procedu-re.pdf, diakses tanggal 30 Mei 2013.

4. Smith BGN & Howe LC. Planning and Making Crowns and Bridges. 4th

ed. Informa healthcare. Oxon. UK. 2007. pages: 183.

5. Touati, B., Miara, P., Nathanson, D., Esthetic Dentistry & Ceramic Restorations, Martin Dunitz, London.

PENUGASAN BLOK AESTHETIC DENTISTRY 2 TA. 2012/2013 3