laporan biologi

32
laporan praktikum tentang pengukuran kadar CO2 udara ekspirasi Kata pengantar Bismillahir Rahmanir Rahiim Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang berjudul“PENGUKURAN KADAR KARBON DIOKSIDA UDARA EKSPIRASI” kami sadar bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dengan iringan doa semoga laporan ini bisa bermanfaat dalam pengembangan pendidikan dan wacana berpikir kita bersama. Amin. Pratikan

Upload: ramadhan-nur-iman

Post on 30-Oct-2014

338 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

bilogi

TRANSCRIPT

laporan praktikum tentang pengukuran kadar CO2 udara ekspirasi

Kata pengantarBismillahir Rahmanir Rahiim Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang berjudul“PENGUKURAN KADAR KARBON DIOKSIDA UDARA EKSPIRASI”kami sadar bahwa laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Dengan iringan doa semoga laporan ini bisa bermanfaat dalam pengembangan pendidikan dan wacana berpikir kita bersama. Amin.

Pratikan

Daftar isi1.      Kata Pengantar……………………………………………………………………..

12.      Daftar Isi……………………………………………………………………………

23.      Latar Belakang…………………………………………………….……….....……

34.      Tujuan………………………………………………………………………………

35.      Manfaat……………………………………………………………………………..

36.      Tinjauan pustaka/landasan teori

…………………………………………………… 47.      Alat dan bahan……………………………………………………………...………

58.      Cara kerja…………………………………………………………………………...

59.      Pengamatan…………………………………………………………………………

610.  Hasil ………………………………………………………………………………..

611.  Pertanyaan…………………………………………………………………………..

712.  Jawaban……………………………………………………………………………..

713.  Pembahasan…………………………………………………………………………

814.  Kesimpulan ………………………………………………………………………...

915.  Saran………………………………………………………………………………..

916.  Daftar Pustaka………………………………………………………..……………..

10

BAB IPENDAHULUAN

  LATAR BELAKANGDalam kehidupan, kita membutuhkan energi untuk melakukan segala aktivitas kita, makanan merupakan sumber energi bagi tubuh kita. Akan tetapi makanan tersebut baru bisa berubah menjadi energi setelah melalui proses respirasi, yaitu suatu proses perombakan sehingga diperoleh energi dan gas sisa pembakaran berupa gas karbondioksida (CO2).Oksigen yang digunakan untuk proses respirasi diperoleh melalui pernapasan. Pernapasan merupakan proses pertukaran gas yang berasal dari mahluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya. Proses pertukaran gas mencangkup dua proses, yaitu proses penganbilan gas dari lingkungan ke dalam tubuh yang disebut inspirasi dan proses pengeluaran gas sisa perombakan dari dalam tubuh ke lingkungan yang disebut ekspirasi.Maka dari itu dalam laporan ini akan membahas tentang pengukuran kadar karbondioksida udara ekspirasi, serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia.

  TUJUANMengacu pada pokok permasalahan yang tertuang dalam latar belakang tentang pengukuran kadar karbon dioksida udara ekspirasi, maka maksud dan tujuan dari laporan pratikum ini adalah untuk:

1.      Dapat menentukan kadar CO2 udara ekspirasi yang dihasilkan sebelum dan sesudah berlari

2.      Dapat menentukan fakto-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan

  MANFAAT

1.      Dapat mengukur kecepatan ekspirasi pada waktu istirahat dan pada waktu mengadakan kegiatan

2.      Bisa menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Respirasi sel adalah proses proses penguraian zat organik menjadi molekul yang lebih kecil dan membebaskan energi. Salah satu hasil respirasi ialah karbon dioksida atau CO2. Kita dapat mengukur kecepatan respirasi secara tidak langsung dengan mengukur kadar CO2 udara ekspirasi. Udara ekspirasi adalah udara yang dihembuskan sebagai hasil respirasi (pernapasan), selain aktifitas umur, jenis kelamin, suhu tubuh dan posisi tubuh juga ikut memberi pengaruh jumlah kafasitas pernapasan seseorang.CO2 bereaksi dengan air membentuk asam karbonat (H2CO3). Air menjadi lebih asam jika CO2 bertambah. Keasaman larutan dapat dinetralkan dengan suatu basa misalnya NaOH. Anda dapat menentukan terjadinya penetralan dengan menambahkan indikator ke dalam larutan. Fenolftalein merupakan suatu indikator pH yang berwarna merah muda atau merah dalam larutan basa. Penetralan larutan asam ditunjukkan jika fenolftalein dalam larutan mulai berubah dari bening menjadi berwarna. Dengan menghitung volume NaOH yang diperlukan untuk menetralkan asam dapat diketahui volume CO2 dalam larutan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengukur kecepatan ekspirasi pada waktu istirahat dan pada waktu mengadakan kegiatan dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan pada manusia.

BAB IIILEMBAR KERJA PRAKTIKUM

  ALAT DAN BAHAN

Alat: Bahan:Pipet ukur 1. Larutan fenolftalein dalam botol tetesGelas ukur 2. Larutan NaOH 0,01 MGelas kimia 400 ml 1 buahErlenmeyer 150 ml 3 buahGabus berlubang satuSedotan limun

  Cara kerja:

1.      Gelas kimia diisi dengan 300 ml air. Ditambah 15 tetes fenolftalein dan diaduk dan ditambahkan NaOH setetes demi setetes sampai timbul warna merah muda. Dihitung berapa tetes NaOH yang ditambahkan.

2.      Larutan ini dipindahkan ke dalam 3 buah gelas erlenmeyer masing-masing 100 ml dan beri label gelas erlenmeyer dengan K untuk kontrol dan E1, E2 untuk eksperimen. ketiga Erlenmeyer itu dituutup dengan sumbat strofoam yang sebelumnya sudah disisipkan sedotan limun dan satu lubang disisipkan potongan sedotan (untuk keluarnya udara)

3.      Untuk melihat kadar CO2 udara ekspirasi yang dihasilkan sebelum kegiatan berlari-lari di tempat, dihirup udara sebanyak-banyaknya, tahan di dalam paru-paru selama 5 detik, lalu dihembuskan udara respirasi sebanyak-banyaknya melalui sedotan limun ke gelas erlenmeyer E1. Ujung sedotan limun harus sampai ke dasar gelas erlenmeyer. Ketika mengghembus, sedotan lubang yang terbuka ditutup dengan jari sambil sesekali dibuka.

4.      Dengan menggunakan pipet ukur ditambahkan NaOH ke dalam larutan yang telah ditiup tadi sampai warnanya sama dengan kontrol. Gelas digoyang-goyangkan agar larutan tercampur. Dihitung beberapa ml NaOH yang ditambahkan. Dicatat jumlah NaOH yang ditambahkan ke dalam larutan pada tabel. dihitung jumlah tetes NaOH yang ditetesi, setiap tetes yang masuk Erlenmeyer digoyang-goyang agar larutan tercampur.

5.      Untuk menghitung mol CO2 dalam larutan adalah berapa ml NaOH yang ditambahkan. dicatat jumlah CO2 yang dihasilkan sebelum berlari-lari di tempat pada tabel.

6.      Pratikan berlari-lari di tempat selama 2 menit, kemudian dihiruplah udara sebanyak-banyaknya, lalu ditiupkan udara ekspirasi sebanyak-banyaknya ke dalam tabung E2. Ditambahkanlah larutan NaOH (sama seperti langkah kerja 4 dan 5)

7.      Dilakukan kegiatan yang sama pada anggota kelompok lain, usahakan bobot tubuh, umur dan jenis kelamin berbeda.

8.      Hasil kegiatan kelompok disajikan dalam tabel hasil pengamatan

  PENGAMATANPada praktikum ini kami mengamati perubahan warna pada larutan yang dijadikan sebagai indikator dan, menghitung jumlah CO2 yang dikeluarkan sebelum dan setelah berlari. Selain itu kami juga mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernafasan.Praktikum ini dilakukan pada : Waktu : Senin 09 April 2012 jam 09:45-12:00 WIBTempat : Labor Fisika SMA N 1 Lebong SaktiGuru pembimbing : 1. Susanti S.Pd

2. Hendra rozi S.Pd

  Tabel Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dari pengaruh latihan terhadap karbon dioksida udara ekpirasi

No Pratikan Gender Berat badan UmurNaOH yang di tambah Range

Sebelum Lari Sesudah Lari

1 Arzen Handes Laki-laki 52 kg 16 Tahun 4 ml 6 ml 2 ml

2 Rian setiawan Laki-Laki 54 kg 17 Tahun 5 ml 6,5 ml 1,5 ml

3 Destri Heryanti Perempuan 50 kg 17 Tahun 3 ml 5,5 ml 2,5 ml

4 Ranti puspitasari Perempuan 52 kg 16 Tahun 2,8 ml 4 ml 1,2 ml

Rerata 4,1 ml 5 ml 0,9 ml

  Pertanyaan-pertanyaan :1.      Apakah larutan dalam erlenmeyer K ini bersifat asam atau basa?2.      Apakah yang terjadi dengan warna larutan ketiga cara kerja poin ketiga dilakukan

dan apa artinya?3.      Apa yang terjadi dalam jaringan tubuh sehingga CO2 ekspirasi berubah?4.      Apa sebabnya CO2 yang ditiupkan dapat digunakan untuk mengukur kecepatan

respirasi sel?

  Jawaban:1.      Basa, karena telah ditambahkan NaOH yang merupakan senyawa basa kuat.

2.      Warnanya menjadi merah pekat karena, karbondioksida mengikat NaOH yang dihembuskan sehingga menyebabkan larutan menjadi asam yaitu natrium karbonat. Dengan reaksi:

2NaOH +2CO2 NaCO3 + H2

Sehingga larutan berubah menjadi asam, untuk menetralkannya maka ditambahkan basa seperti NaOH, karena jika asam ditambahkan dengan basa maka akan menghasilkan garam netral dan air.

3.      Ketika saat santai tubuh tidak terlalu membutuhkan banyak energi maka frekuensi pernapasan relatif lambat dan CO2 yang dikeluarkanpun lebih sedikit. Berbeda dengan ketika saat setelah berlari, suhu tubuh meningkat dan tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk menetralkan suhu tubuh, dengan demikian sistem metabolism juga meningkat, karena proses metabolism membutuhkan oksigen, maka oksigen yang dibutuhkanpun meningkat, karena kebutuhan oksigen meningkat, sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan CO2 yang dikeluarkan juga meningkat.

4.      Karena, jumlah CO2 yang dikeluarkan berbanding lurus dengan O2 yang dibutuhkan. Jadi berapapun jumlah CO2 yang dikeluarkan maka sebanyak itulah oksigen yang dibutuhkan.

BAB IVPEMBAHASAN

Berdasarkan keterkaitan landasan teori dengan hasil praktikum pengukuran kadar CO2 ekspirasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernafasan, Pada kegiatan Pengukuran kadar CO2 yang dipergunakan dalam satu kali respirasi, udara yang dikeluarkan setiap pratikan untuk mengubah NaOH yang bersifat basa dan bereaksi dengan CO2 sehingga membentuk asam karbonat (H2CO3) dan gas Hidrogen (H2), rerata pratikan pada saat istirahat mengeluarkan 4,1 ml udara sedangkan pada saat beraktifitas (lari-lari selama 2 menit) rerata pratikan mengeluarkan 5 ml udara, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa aktifitas bias mempengaruhi frekuensi pernapasan, semakin besar aktifitas yang dikerjakan maka makin besar pula udara yang dibutuhkan dalam berespirasi

Secara teoritis cepat lambatnya manusia melakukan respirasi menurut Diah Aryulina (170) dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :

UmurBertambahnya umur seseorang maka frekuensi respirasi menjadi semakin lambat. Pada usia lanjut, energi yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan pada saat usia pertumbuhan, sehingga oksigen yang diperlukan relative lebih sedikit. Pada pratikum yang kami lakukan dapat dilihat bahwa umur mempengaruhi frekuensi pernapasan, karena rentang perbedaan umur relatif kecil maka tidak terlalu kelihatan perbedaannya. Seperti yang tertera pada tabel hasil penelitian diatas pratikan yang berumur 16 tahun range udara yang diperlukan pada saat istirahat dan saat beraktifitas rerata range 1,6 ml. sedangkan yang berumur 17 tahun (2 orang) mengeluarka rerata renge 2 ml. perbedaan rerata range yang kecil (1,6 ml dan 2 ml) tersebut maka, untuk penentuan pengaruh umur pada frekuensi respirasi tidak dapat dibuktikan.

Jenis kelaminPada umumnya, laki-laki lebih banyak membutuhkan energi, sehingga memerlukan oksigen yang lebih banyak dari pada perempuan, hal ini dapat dibuktikan pada hasil kegiatan. Pratikan laki-laki (2 orang) pada saat istirahat memerlukan 4 ml dan 5 ml udara, setelah beraktifitas 6 dan 6,5 ml udara sedangkan pada pratikan perempuan (2 orang) saat istirahat memerlukan 3 ml dan 2,8 ml udara, dan pada waktu beraktifitas mengeluarkan 5,5 ml dan 4 ml udara.

Suhu TubuhManusia memiliki suhu tubuh yang konstant (berkisar antara 36 - 37 0C) karena manusia mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan meningkatkan laju metabolisme. Jika suhu tubuh turun, maka tubuh akan meningkatkan metabolismenya sehingga kebutuhan akan oksigen meningkat. Ini terlihat dari perbedaan konsentrasi CO2 pada saat santai dan setelah berlari karena berlari dapat meningkatkan suhu tubuh.

BAB VPENUTUP

  KESIMPULANDari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:

1.      CO2 yang ditiupkan dapat digunakan untuk mengukur kecepatan respirasi sel2.      Fakto-faktor yang mempengaruhi frekuensi pernafasan adalah:-          Umur-          Jenis kelamin-          Suhu tubuh

  SARAN Dari kesimpulan di atas maka kami sarankan:

1.      Mengatur pernafasan dengan baik supaya bisa mengatur kebutuhhan energi secara teratur

2.      Untuk praktikum yang selanjutnya diusahakan perbedaan umur pratikan memiliki rentang yang cukup jauh sehingga faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi respirasi dengan faktor umur dapat dibuktikan

  DAFTAR PUSTAKA1.      Aryulina Diah.2004.Biologi Sma Untuk Kelas XI.Jakarta:ESIS.

2.      AY, Suroso.2003.Ensiklopedi Sains & Kehidupan.Jakarta:CV.Tarity Samudra Berlian.

3.      Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas. Bandung: Grafindo Media Pratama.

A. Tujuan  Menghitung kecepatan (frekuensi) bernapas   Menghitung kecepatan (frekuensi) denyut nadi  Membandingkan kedua kecepatan (frekuensi) diatas (napas dan denyut nadi) B.  Landasan Teori Manusia membutuhkan supply oksigen (O2)  secara terus-menerus untuk proses respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida (CO2)  sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut. Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida (CO2)  dilakukan agar proses respirasi sel terus berlangsung. Sel-sel tubuh terus-menerus menggunakan oksigen (O2)  untuk reaksi  metabolik  yang  melepasakan  energi  dari  molekul-molekul  nutrien  dan  menghasilkan ATP. Oksigen (O2) yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer yang menyediakan kandungan gas oksigen (O2)  sebanyak 21% dari selurus gas yang ada. Oksigen  (O2) masuk  kedalam  tubuuh  melalui  perantara  alat  pernapasan  yang  berada  di  luar  (lubang hidung).  Pada  manusia,  alveolus  yang  terdapat  di  paru-paru  berfungsi  sebagai  permukaan untuk tempat pertukaran gas.  

Frekuensi  Pernapasan  adalah  intensitas  memasukkan  atau  mengeluarkan  udara  per    menit. Pada  umumnya  intensitas  pernapasan  pada  manusia  berkisar  antara  16-18  kali.  Faktor  yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah : 1. Usia Balita  memiliki  frekuensi  pernapasan  lebih  cepat  dibandingkan  manula.  Semakin bertambah usia, intensitas pernapasan akan semakin menurun. 2. Jenis Kelamin Laki-laki memiliki frekuensi pernapasan lebih cepat dibandingkan perempuan. 3. Suhu Tubuh Semakin tinggi suhu tubuh (demam) maka frekuensi pernapasan akan semakin cepat 4. Posisi Tubuh  Frekuensi  pernapasan  meningkat  saar  berjalan  atau  berlari  dibandingkan  posisi  diam. Frekuensi  pernapsan  posisi  berdiri  lebih  cepat  dibandingkan  posisi  duduk.  Frekuensi pernapasan posisi tidur terlentar lebih cepat dibandingkan posisi tengkurap. 5. Aktivitas Semakin tinggi aktivitas, maka frekuensi pernapsana akan semakin cepat. 

 6. Status Kesehatan Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang  cukup  untuk  memenuhi  kebutuhan  tubuh.  Akan  tetapi  penyakit  pada  sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain  itu  penyakit-penyakit  pada  sistem  pernapasan  dapat  mempunyai  efek  sebaliknya terhadap oksigen darah. 7. Narkotika Narkotika  seperti  morfin  dan  dapat  menurunkan  laju  dan  kedalam  pernapasan  ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasa 8. Ketinggian Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup  9. Polusi udara Dengan  adanya  polusi  udara,  kecepatan  pernapasan  kita  terganggu.  Bernapas  menjadi lebih  menyesakkan  sehingga  kecepatan  pernapasan  menurun,  jumlah  oksigen  yang dihisap menurun, kita pun menjadi lemas. (Junior, 2009)  Denyut nadi dapat dipakai sebagai tolok ukur kondisi jantung. Denyut nadi adalah frekuensi irama  denyut/detak  jantung  yang  dapat  dipalpasi  (diraba)  di  permukaan  kulit  pada  tempat tempat  tertentu.  Frekuensi  denyut  nadi  pada  umumnya  sama  dengan  frekuensi  denyut jantung/detak jantung. 1. Tempat meraba denyut nadi a।  dipergelangan tangan 

b. dileher sebelah kiri/kanan c. di dada sebelah kiri, tepat di apex jantung d. dipelipis 2.  Hal-hal yang perlu diperiksa : a. frekuensinya b. isinya c. iramanya teratur apa tidak 

1) frekuensi nadi akan meningkat bila kerja jantung meningkat 2) bila kita berlatih frekuensi denyut nadi dengan sendirinya akan meningkat sesuai  dengan beratnya latihan yang dilakukan 3) setelah latihan selesai frekuensi denyut nadi akan menurun 4) orang yang terlatih denyut nadi istirahat lebih lambat dibandingkan dengan orang yang  tidak terlatih Peningkatan  denyut  nadi  berhubungan  dengan  peningkatan  respirasi  yang  menyebabkan meningkatnya  aktivitas  otot-otot  respirasi,  sehingga  dibutuhkan  darah  lebih  banyak  untuk mensuplai O2 dan nutrient melalui peningkatan aliran darah . C.  Alat dan bahan  Alat-alat tulis  Jam tangan / stopwatch  Kertas  D.  Cara Kerja 1.   Kegiatan harus dilakukan oleh 2 orang secara berpasangan. 2. Salah seorang dari pasangan harus menghitung jumlah napas yang diambil per menit. Sedangkan teman lainnya berperan sebagai subjek percobaan (eksperimen). 3. Hitunglah  frekuensi  napas  per  menit  dalam  keadaan  tubuh  santai  (istirahat),  setelah berlari  kecil  kurang  lebih  4  menit,  dan  setelah  naik-turun  tangga  2-3  menit.  Dalam waktu yang bersamaan anggota lain dalam tim menghitung frekuensi denyut nadi. 4. Setiap  anggota  dari  tim  harus  melakukan  percobaan  ini  bergantian  sebagai  subjek percobaan. 5.

 Hasil pengamatan percobaan harus di catat dengan teliti dan lengkap. 6. Dalam  menentukan  kecepatan  napas  pasangan  saudara  harus  menghitung  jumlah berapa  kali  kamu  menarik  napas  per  menit.  Ulangilah  menghitung  2  kali  /  lebih percobaan dan buatlah rata-ratanya. 7. Buatlah table yang mencerminkan data hasil pengematan.    

E. Data Hasil Pengamatan  Tebel 1 : Penghitungan Kecepatan (Frekuensi) Napas Subjek Percobaan Istirahat (1 menit) Lari-lari kecil (4 menit) Naik-Turun Tangga (2 menit)  Eva Ella Siska   30 40 39  57 49 40  70 51 80   Tabel 2 : Penghitungan Kecepatan (Frekuensi) Denyut Nadi Subjek Percobaan Istirahat (1 menit) Lari-lari kecil (4 menit) Naik-Turun Tangga (2 menit)  Eva Ella Siska Shinta Ranci   65 

96 80 89 76  114 98 80 127 96  129 129 156 109 99            

F. Pembahasan  Kegiatan  pertama,  yaitu  penghitungan  napas.  Kegiatan  bernapas  dalam  percobaan  ini merupakan  kegiatan  mengambil  oksigen  (O2) dari  lingkungan  dan  mengeluarkan karbondioksida (CO2) dari  dalam tubuh ke lingkungan  sekitar  dalam rentang  waktu tertentu dan dalam berbagai keadaan tubuh, yaitu keadaan tubuh santai (istirahat), setelah berlari-lari kurang lebih 4 menit, dan setelah naik-turun tangga 2-3 menit.  Kegiatan kedua, yaitu penghitungan  denyut nadi.  Kegiatan penghitungan denyut nadi  dalam percobaan  ini  merupakan  penghitungan  detak  jantung  dalam  berbagai  keadaan  tubuh,  yaitu keadaan tubuh  santai (istirahat),  setelah berlari-lari kurang lebih 4  menit,  setelah  naik-turun tangga 2-3 menit.   Dari kegiatan pertama dan kegiatan kedua yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa adanya  perbedaan  antara  frekuensi  napas  dan  frekuensi  denyut  jantung  setiap  orang  dalam berbagai kondisi tubuh.   Namun, jika  diperhatikan ternyata frekuensi denyut nadi merupakan kelipatan (dikali 2) dari frekuensi napas walaupun hasilnya tidak terlalu akurat tetapi hasil dari frekuensi denyut nadi tidak terlalu jauh dari hasil keliapatan frekuensi napas (pada setiap kondisi tubuh), contohnya, Eva diketahui frekuensi napas nya adalah  30/menit berarti kelipatan  (dikali 2 ) dari angka 30  (30*2)  adalah  60,  dan  hasil  percobaan  menunjukkan  bahwa  frekuensi  denyut  nadi               Eva  adalah  65/menit  (dimana  angka  65  tidak  terlalu  jauh  dari  angka  60  yang  merupakan hasil kelipatan dari angka 30 sebagai frekuensi napas yang dimiliki oleh Eva dalam kondisi tubuh santai/istirahat).   Jika seseorang mencoba menahan napas, dalam beberapa saat keinginan untuk menarik napas tidak  dapat  ditunda-tunda  lagi.  Hal  ini  terjadi  karena  setiap  saat  manusia  membutuhkan 

oksigen  (O2)   dan  mengharuskan  untuk  mengeluarakan  karbondioksida  (CO2).  Kebutuhan akan  oksigen  tersebut  karena  tubuh  manusia  harus  melakukan  respirasi  sel  dan  juga menggunakan  oksigen  (O2)   untuk  reaksi  metabolik  yang  melepaskan  energi  dari  molekul-molekul nutrien dan menghasilkan ATP.  dan keharusan untuk mengeluarkan karbondioksida (CO2)  karena  karbondioksida  (CO2)  yang  tidak  dikeluarkan  dari  tubuh  akan  menjadi  racun bagi tubuh itu sendiri. 

 G. Kesimpulan   Setiap individu memiliki frekuensi yang berbeda-beda baik itu frekuensi pernapsaan maupun frekuensi denyut nadi dalam keadaan tubuh yang berbeda-beda pula.   Dalam  percobaan ini,  faktor  yang  paling  mempengaruhi  frekuensi  pernapasan  dan  frekuensi denyut  nadi  adalah  aktivitas.  Dimana  aktivitas  yang  kami  lakukan  berbeda-beda,  dari  diam sampai dengan  naik-turun tangga  yang  membuat  seseorang membutuhkan  lebih banyak lagi Oksigen  sehingga  semua  frekuensi  menjadi  meningkat  (frekuensi  pernapasan  dan  frekuensi denyut nadi).      Daftar Pustaka Slamet Adeng dan Tibrani M. 2010. Fisiologi Hewan. Penerbit UNSRI : Indralaya Slamet Adeng dan Tibrani M. 2010. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Penerbit UNSRI : Indralaya