laporan biokimia vitamin dan mineral
DESCRIPTION
RADIO SUNNAHwww.radiomuadz.comTRANSCRIPT
![Page 1: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM
UN
IVERSITA
S
O L E H
NAMA : MIFTA NUR RAHMAT
STAMBUK : F1C1 08 001
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2011
![Page 2: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang vitamin sangat diperlukan dalam kehidupan manusia
terutama bagi kesehatan. Misalnya, vitamin C sangat berguna/berperan dalam
menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi, vitamin C juga berperan
penting terhadap fungsi otak, karena otak banyak mengandung vitamin C.
Kekurangan vitamin C dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia,
seperti pendarahan di hidung, masuk angin, encok, rhematic, peradangan pada
persendian, luka bernanah pada organ lambung, dll. Oleh karena itu, vitamin C
sangat penting bagi kehidupan manusia.
Sebagaimana kita menjadi tua, tulang kita menghilangkan kandungan zat
mineralnya. Kita mungkin kehilangan zat mineral tulang lebih cepat jika kita berusia
lebih dari 50 tahun, jika kita perempuan setelah mati haid (menopause), atau jika kita
langsing atau berberat badan ringan. Osteoporosis juga dikaitkan dengan kekurangan
kalsium atau vitamin D dalam diet, dengan merokok, dengan memakai terlalu banyak
kafein atau alkohol, dan kekurangan olahraga. Kita belum mengerti mengapa orang
dengan HIV mempunyai angka osteoporosis lebih tinggi. Namun sebuah penelitian
baru menemukan hubungan antara kehilangan tulang dan lamanya terinfeksi HIV.
![Page 3: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/3.jpg)
Pada percobaan ini, dilakukan penentuan kadar vitamin C dan analisa
kualitatif abu tulang.
![Page 4: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/4.jpg)
B. Permasalahan
Permasalahan dalam praktikum ini yaitu:
1. Bagaimana cara menentukan kadar vitamin C?
2. Uji-uji apa saja yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya mineral?
C. Tujuan
Tujuan praktikum ini yaitu:
1. Untuk menentukan kadar vitamin C dan
2. Menganalisa kualitatif abu tulang.
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini, antara lain :
1. menambah pengetahuan mengenai cara menentukan kadar vitamin C yang
terkandung dalam sampel.
2. Dapat mengetahui uji-uji yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya mineral
dalam sampel.
![Page 5: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asam askorbat (Vitamin C) adalah suatu heksosa dan diklasifikasikan
sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan monosakarida.Vitamin C mudah
diabsorbsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian atas usus halus
lalu masuk keperedaran darah melalui vena porta.Rata-rata absorpsi adalah 90%
untuk konsumsi diantara 20 dan 120 mg sehari.Tubuh dapat menyimpan hingga 1500
mg vitamin C, bila konsumsi mencapai 100 mg sehari.(Sunita Almatsier,2001).
Vitamin C juga memiliki peran dalam berbagai fungsi yang melibatkan respirasi sel
dan kerja enzim yang mekanismenya belum sepenuhnya dimengerti,peran-peran itu
adalah oksidasi fenilanin menjadi tirosin,reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran
pencernan sehingga besi lebih mudah terserap, melepaskan besi dari transferin dalam
plasma agar dapat bergabung ke dalam feritin jaringan, serta pengubah asam folat
menjadi bentuk yang aktif asam folinat.diperkirakan vitamin C juga berperan dalam
pembentukan hormon steroid dan kolesterol. (F.G.Winarno,2004).
Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolagen
interseluler.Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang
rawan,kulit bagian dalam tulang,dentin, dan vasculair endothelium. Asam askorbat
![Page 6: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/6.jpg)
sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin
menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin.
Vitamin-C is a six carbon chain, closely related chemically to glucose. It
was first isolated in 1928 by the Hungarian-born scientist Szent-Gyorgi and
structurally characterized by Haworth in 1933. In 1934,
Vitamin C merupakan senyawa yang sangat larut dalam air, mempunyai
sifat asam dan sifat pereduksi yang sangat kuat. Sifat-sifat tersebut
terutama disebabkan adanya struktur enadiol yang berkonjugasi dengan gugus
karbonil dalam cincin laktan (Radinal dkk., 2008). Bentuk vitamin C yang ada di
alam adalah Asam Askorbat. Asam askorbat memiliki 6 ikatan karbon, mempunyai
struktur yang mirip dengan monosakarida. Orang yang pertama kali
mengisolasinya adalah Szent-Gyorgi seorang ilmuwan berkebangsaan Hungaria
(Annymous). Kemudian struktur vitamin C ditentukan oleh Haworth pada tahun
1933. Struktur vitamin C dapat dilihat sbb:
![Page 7: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/7.jpg)
Analisa dengan cara titrasi redoks telah banyak dimanfaatkan, seperti dalam
analisis vitamin C (asam askorbat). Dalam analisis ini teknik iodimetri dipergunakan.
Pertama-tama, sampel ditimbang seberat 400 mg kemudian dilarutkan kedalam air
yang sudah terbebas dari gas carbondioksida (CO2), selanjutnya larutan ini diasamkan
dengan penambahan asam sulfat encer sebanyak 10 mL. Titrasi dengan iodine, untuk
mengetahui titik akhir titrasi gunakan larutan kanji atau amilosa (Zulfikar, 2008).
Dalam bahan makanan terdapat sejumlah elemen mineral, baik yang
dibutuhkan dalam jumlah besar (makro-elemen) maupun yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil (mikro-elemen). Abu merupakan komponen dalam bahan makanan yang
penting untuk menentukan kadar mineral (Handayani dkk., 2004).
![Page 8: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/8.jpg)
Seperti unsur nutrisi pada manusia, mineral berperan penting dalam proses
fisiologis ternak, baik untuk pertumbuhan maupun pemeliharaan kesehatan. Beberapa
unsur mineral berperan penting dalam penyusunan struktur tubuh, baik untuk
perkembangan jaringan keras seperti tulang dan gigi maupun jaringan lunak seperti
hati, ginjal, dan otak. Unsur mineral makro seperi Ca, P, Mg, Na, dan K berperan
penting dalam aktivitas fisiologis dan metabolisme tubuh, sedangkan unsur mineral
mikro seperti besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), dan kobalt (Co)
diperlukan dalam sistem enzim (Anonim, 2007).
Kandungan garam-garam mineral pada berbagai tipe sel sangat
bervariasi. Di dalam sel, garam-garam mineral dapat mengalami disosiasi menjadi
anion dan kation. Bentuk-bentuk anion dan kation tersebut dinamakan ion. Ion-
ion dapat terlarut di dalam cairan sel atau terikat secara khusus pada molekul-
molekul lain seperti protein dan lipida.
Berbagai jenis garam-garam mineral sangat penting untuk kelangsungan
aktivitas metabolisme sel, misal-nya ion Na+ dan K
+, berperan dalam
memelihara tekanan osmosis dan keseimbangan asam basa cairan sel. Retensi
ion-ion menghasilkan peningkatan tekanan osmosis sebagai akibat masuknya air ke
dalam sel. Beberapa ion-ion anorganik berperan sebagai kofaktor dalam aktivitas
enzim, misalnya ion magnesium. Fosfat anorganik digunakan dalam sintesis ATP
yang mengsuplai energi kimia untuk proses kehidupan dari sel melalui proses
![Page 9: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/9.jpg)
fosforilasi oksidatif. Ion-ion kalsium dijumpai dalam sirkulasi darah dan di
dalam sel. Di dalam tulang, ion-ion kalsium berkombinasi dengan ion-ion fosfat dan
karbonat membentuk kristalin. Fosfat dijumpai di dalam darah dan di dalam
cairan jaringan sebagai ion-ion bebas, tetapi fosfat di dalam tubuh banyak terikat
dalam bentuk fosfolipida, nukleotida, fosfoprotein, dan gula-gula terfosforilasi
(Adnan, 2006).
![Page 10: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/10.jpg)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum yang berjudul Vitamin dan Mineral telah dilakukan di
Laboratorium Kimia FMIPA Universitas Haluoleo pada hari Senin tanggal 25
Oktober 2010.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya erlenmeyer 250 ml,
gelas kimia 250 ml, tanur, statif dan klem, buret, gegep, gelas ukur 50 ml, pipet ukur
10 ml, pipet tetes, botol semprot, corong, hot plate, batang pengaduk, mortal dan
pastel, cawan porselin, dan oven.
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Vitamin C, larutan H2SO4
2 N, Iod 0,01 M dan 0,1 M, Larutan tiosulfat, Aquadest, HNO3 10% dan pekat, tulang
ayam, ammonium oksalat 1 %, asam asetat encer, dan kertas saring.
![Page 11: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/11.jpg)
C. Rancangan Percobaan
- Penentuan kadar Vitamin C
- Pembuatan larutan blanko
Tablet Vitamin C
- ditimbang sebanyak 0,3 g
- dilarutkan dalam 20 ml aquadest dingin yang
telah dididihkan dan dimasukkan dalam
Erlenmeyer 250 ml
Larutan Vitamin C
- ditambahkan 5 ml H2SO4
- ditambahkan 50 ml larutan iod 0,1 N
- dititrasi dengan larutan tiosulfat 0,1 N
sampai warna iod hilang
- ditentukan kadar vitamin C dari hasil titrasi
Persen kadar vitamin C = 2,93 %
20 ml aquadest dingin
yang telah dididihkan
- dimasukkan dalam erlenmeyer 125 ml
- ditambahkan 5 ml H2SO4
- ditambahkan 50 ml larutan iod 0,1 N
- dititrasi dengan larutan tiosulfat 0,1 N
sampai warna iod hilang
- ditentukan volume titrasi blanko
Volume blanko 2 ml
![Page 12: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/12.jpg)
- Analisa kualitatif abu tulang
Filtrat
5 g Tulang
- Dilakukan proses pengabuan dalam pinggan porselin hingga terbentuk
warna kelabu
- Didinginkan lalu digerus dengan mortal
- Dipanaskan kembali hingga warna putih
- Didinginkan dan dipindahkan kedalam gelas piala kecil
- Ditambahkan 50 mL HNO3 10 %
Campuran 50 mL HNO3 10% dan Tulang
- Diaduk
- Dipanaskan hingga abunya larut
- Ditambahkan aquades 50 mL
- Disaring
Filtrat
- Ditambahkan ammonia pekat hingga terbentuk endapan putih tebal
- Disaring
Endapan
Diuji Diuji
![Page 13: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/13.jpg)
- Uji Endapan
- Uji Kalsium
2 ml filtrat
- ditambahkan 1 ml larutan ammonium oksalat 1%
- didiamkan
Terbentuk endapan
putih
Endapan
- ditambahkan asam asetat encer
larut
![Page 14: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/14.jpg)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Vitamin adalah sebutan untuk sejumlah zat organik yang berhubungan,
terdapat dalam makanan dengan jumlah yang kecil, dan yang dalam jumlah sangat
kecil itu diperlukan untuk fungsi metabolik normal tubuh. Vitamin C atau
asam asorbat merupakan zat gizi organik yang diperlukan dalam jumlah kecil pada
makanan manusia dan hewan untuk pertumbuhan dan fungsinya yang baik sebagai
prekusor esensial berbagai koenzim.
Dalam percobaan, tablet 0,3 gr vitamin C harus dihaluskan terlebih dahulu
kemudian dilarutkan dalam aquades. Sebenarnya penghalusan tidak mutlak dilakukan
mengingat vitamin C memiliki kelarutan yang sangat baik dalam air. Vitamin C juga
mempunyai sifat asam dan sifat pereduksi yang sangat kuat. Ketiga sifat
tersebut muncul akibat adanya struktur enadiol yang berkonjugasi dengan gugus
![Page 15: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/15.jpg)
karbonil dalam cincin laktan. Seperti yang telah digambarkan dalam tinjauan pustaka,
diketahui bentuk vitamin C adalah Asam Askorbat. Sifat pereduksi dari asam
askorbat ini dapat dimanfaatkan dalam penentuan kadar vitamin C dalam sampel
yaitu dengan titrasi redoks menggunakan titran larutan oksidator seperti tiosulfat.
Dalam penentuan dengan metode titrasi, larutan vitamin C yang telah dibuat
kemudian diasamkan dengan penambahan 5 ml H2SO4, suasana asam mutlak
diperlukan karena reaksi oksidasi larutan Iod-asam askorbat hanya dapat terjadi pada
pH asam, khususnya pH 5 yang menjadi pH optimum pengoksidasian. Tahap
selanjutnya adalah larutan dititrasi dengan Iod 0,1 N. Penambahan iod menyebabkan
larutan yang berwarna kuning berubah menjadi coklat kehitaman. Warna cokelat
dimunculkan berdasarkan pereaksian antara iod dengan asam askorbat.
Larutan Iod-asam askorbat dapat dititrasi dengan penambahan sedikit demi
sedikit larutan tiosulfat, pereaksian ini akan mengoksidasi iod-asam askorbat
![Page 16: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/16.jpg)
sehingga menyebabkan terlepasnya iod dari molekul asam askorbat. Lepasnya ikatan
ini akan menyebabkan larutan menjadi bening, beningnya larutan menandakan
terbentuknya ion SO42-
dan I-, terbentuknya 2 ion ini menunjukkan tericapainya titik
akhir titrasi. Proses titrasi yang sama juga dilakukan terhadap blanko aquades dengan
perlakuan yang sama dengan sampel. Reaksi yang terjadi yaitu:
S2O32-
(aq) + I2(aq) SO42-
(aq) + 2 I-(aq)
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, volume larutan tiosulfat yang
digunakan untuk titrasi sampel vitamin C adalah 1 ml dan untuk blanko 2 ml. Untuk
penentuan kadar vitamin C dari sampel, volume larutan tiosulfat diperoleh dari selisih
volume tiosulfat untuk titrasi blanko dan sampel, yaitu 1 ml. Menurut teori, 1 ml
tiosulfat setara dengan 8,80 mg vitamin C, sehingga dapat ditentukan kadar vitamin C
dalam sampel yaitu:
%100_
/8,8_min__ 322 x
sampelberat
molmgxOSNaVCvitakadar
%93,2%100300
/8,81 x
mg
molmgmlx
Analisa kualitatif abu tulang dilakukan dilakukan dengan mengolah abu
tulang. Proses pengabuan dilakukan dalam tanur dengan suhu 7000C. Abu merupakan
komponen dalam bahan makanan yang penting untuk menentukan kadar mineral
![Page 17: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/17.jpg)
Anda Merasa Terbantu dengan Artikel ini??? Dukung kami dengan mengirimkan Pulsa di No: ADMIN : 0852 417 82228 Radio Mu’adz : 0852 9933 1996
Mineral yang terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam
yaitu garam organic dan garam anorganik. Yang termasuk garam organic misalnya
garam asam maltat, oksalat, asetat dan pektat.sedangkan garam anorganik antara lain
dalam bentuk garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat dan nitrit. Penentuan abu total
dapat dikerjakan dengan pengabuan secara kering atau cara langsung dan dapat pula
basa atau cara tidak langsung. Penetuan kadar abu dengan cara kering adalah dengan
mengoksidasikan semua zat organic pada suhu yang tinggi yaitu pada suhu ± 5000C-
![Page 18: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/18.jpg)
6000C dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal satelah proses
pembakaran tersebut. Sedangkan pengabuan basah atau secara tidak langsung
terutama digunakan untuk siperti sampel usaha penentuan trace element dan logam-
logam beracun. Jadi, pada percobaan yang dilakukan, dilakukan penetuan kadar abu
dengan cara kering.
Abu tulang tersebut kemudian ditambahkan larutan HNO3 dan disaring.
Filtratnya ditambahkan NH3 pekat sampei terbentuk endapan putih dari fosfat dan
disaring. Uji kualitatif yang dilakukan adalah uji endapan dan uji kalsium. Hasil
percobaan yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut.
Pada uji endapan, endapan putih yang terbentuk yaitu fosfat ditambahkan
dengan asam asetat encer dan endapan tersebut larut. Sedangkan uji kalsium pada
filtrat dengan penambahan larutan (NH4)2C2O4 10%, terbentuk endapan putih dari
CaC2O4 yang menunjukkan adanya mineral kalsium dalam sampel tulang, sesuai
persamaan reaksi berikut.
Ca2+
(aq) + (NH4)2C2O4(aq) CaC2O4(s) + 2 NH4+
(aq)
![Page 19: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/19.jpg)
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar vitamin C yang terkandung dalam sampel yaitu 2,93 %.
2. Hasil uji kualitatif terhadap abu tulang yaitu pada uji endapan dan uji kalsium
memberikan hasil uji yang positif.
![Page 20: Laporan biokimia vitamin dan mineral](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022072922/55979f4c1a28abcd488b4876/html5/thumbnails/20.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, 2006,’ Komposisi Kimia Sel’, Makassar
Anonim, 2007, ’ Peran Mineral Dalam Proses Fisiologis Ternak’, Jurnal Litbang
Pertanian, 26(3), Bogor
Handayani T., Sutarno, Setyawan A.D., 2004, ‘Analisis Komposisi Nutrisi Rumput
Laut Sargassum crassifolium J. Agardh’, Jurnal Biofarmasi 2 (2), Surakarta
Irianto, 2008, ‘Metabolisme’, Yogyakarta
Radinal, Indra, Marliah, 2008,’Vitamin’, Darussalam
Zulfikar, 2008, ‘Kimia Kesehatan’, Jakarta