laporan biokimia (mineral)

Upload: rani-harusaki-nodoka

Post on 02-Jun-2018

614 views

Category:

Documents


39 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Laporan Biokimia (MINERAL)

    1/9

    Laporan Praktikum Hari/tanggal : Rabu, 8 Mei 2013Biokimia Umum Waktu : 08.00-11.00 WIB

    PJP : dr. Husnawati

    Asisten : Hilda Nur RYayuk KartikaMuvita Diah SAndi Arya Fajar

    MINERAL

    KELOMPOK 5

    Rani Dwi Septyani B04120095Athirah Rerana Fitrianthy B04120112Muhammad Yahya B04120132

    DEPARTEMEN BIOKIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR2013

  • 8/10/2019 Laporan Biokimia (MINERAL)

    2/9

    Pendahuluan

    Mineral adalah suatu zat (fasa) padat yang terdiri dari unsur atau

    persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik,

    mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan

    atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal.

    Berdasarkan kegunaannya dalam aktifitasnya hidup, mineral dapat dibagi menjadi

    2 golongan yaitu golongan essensial dan non essensial, sedangkan berdasarkan

    jumlahnya, mineral dapat pula dibagi atas mineral makro, mineral mikro dan

    mineral renik (Parakkasi 1986). Mineral dikenal sebagai zat anorganik atau kadar

    abu, dalam proses pembakaran, bahan-bahan organik terbakar, tetapi zat

    anorganik tidak terbakar, karena itu bahan anorganik disebut abu (Winarno 1994).

    Mineral dapat diklasifikasikan menurut jumlah yang dibutuhkan tubuh.

    Mineral utama (mayor) adalah mineral yang kita perlukan lebih dari 100 mg

    sehari, sedangkan mineral minor ( trace elements ) adalah yang kita perlukan

    kurang dari 100 mg sehari. Kalsium, tembaga, fosfor, kalium, natrium dan klorida

    adalah contoh mineral utama, sedangkan kromium, magnesium, yodium, besi,

    flor, mangan, selenium dan zinc adalah contoh mineral minor. Pembedaan jenis

    mineral tersebut semata-mata hanya berdasarkan jumlah yang diperlukan, bukankepentingan. Mineral minor tak kalah penting dibandingkan mineral utama.

    Kekurangan mineral minor akan menyebabkan masalah kesehatan yang juga

    serius (Darmono 1995).

    Manfaat mineral untuk tubuh sangat banyak. Berbagai jenis mineral yang

    ada memiliki fungsi masing-masing yang sangat penting untuk tubuh kita.

    Sebagian besar mineral membantu untuk menjaga metabolisme dan keseimbangan

    air dalam tubuh, serta menjaga kesehatan tulang. Mineral yang baik bagi tubuhadalah mineral organik yang hanya bisa didapatkan langsung dari sayur dan buah

    buahan atau secara tidak langsung dari daging hewan. Hal tersebut dikarenakan

    tumbuhan dapat memproses mineral dari tanah melalui fotosintesa dan

    merubahnya menjadi organik (Lehninger 1998).

    Pengujian mineral yang terkandung dalam objek uji dalam praktikum ini

    adalah tepung tulang yang meliputi uji klorida, sulfat, kalsium, fosfat, magnesium,

    dan besi. Pengujian masing-masing mineral yang dikandung tepung tulang

  • 8/10/2019 Laporan Biokimia (MINERAL)

    3/9

    diproses melalui tiga tahapan yakni pembuatan abu tulang, pengujian filtrat

    tulang, dan pengujian endapan tulang (Winarno 1994).

    Tujuan

    Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis mineral yang

    terkandung dalam abu tulang secara kualitatif melalui pengamatan berdasarkan

    adana perubahan warna dan pembentukan endapan.

    Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pipet tetes,

    pipet volumetrik, tabung erlenmeyer, tabung reaksi, corong, kertas saring, filtrat

    abu tulang, NH 4OH, HNO 3 10%, AgNO 3 12%, HCl 10%, BaCl 2, asam asetat

    10%, amonium oksalat 1%, urea 10%, ferosulfat, amonium karbonat, amonium

    klorida, dinatrium hidrogen fosfat, amonium tiosianat, dan kalium ferosianida..

    Prosedur Percobaan

    Pembuatan abu tulang, tepung tulang diambil 3-5 gram dan dimasukkan

    ke dalam pinggan porselin, kemudian dipanaskan sampai menjadi abu di dalamtanur. Setelah itu hasil abu tulang digerus di dalam mortar sampai halus dan

    dipanaskan kembali di dalam pinggan porselin sampai putih. Apabila sudah

    selesai abu dibiarkan sampai dingin dan dipindahkan ke dalam gelas piala 250 ml

    dan ditambahkan 50 ml HNO 3 10% kemudian diaduk sampai rata. Setelah rata

    larutan dipanaskan sampai abunya menjadi larut dan ditambahkan akuades dengan

    volume yang sama dengan larutan. Bila proses sudah selesai maka ditambahkan

    NH 4OH pekat kedalam larutan sampai keadaan berubah menjadi basa dankemudian disaring, bila terdapat endapan putih yang tebal menunjukkan adanya

    fosfat. Filtrat dan endapan kemudian diuji secara terpisah.

    Pengujian Filtrat, uji klorida dilakukan dengan mengambil 1 ml filtrat,

    kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 ml HNO 3 10%,

    setelah tercampur maka ditambahkan 1 ml larutan AgNO 3 2%. Jika terbentuk

    endapan putih maka menunjukkan adanya klor.

  • 8/10/2019 Laporan Biokimia (MINERAL)

    4/9

  • 8/10/2019 Laporan Biokimia (MINERAL)

    5/9

    Uji klorida ++

    Uji sulfat +

    Uji kalsium +++

    Uji fosfat -

    Uji magnesium +++

    Uji besi (NH 4SCN) +

    Uji besi ( K 4[Fe(CN) 6]) +

    Keterangan:+++ : sangat larut++ : larut+ : sedikit larut- : tidak larut

    Pembahasan

  • 8/10/2019 Laporan Biokimia (MINERAL)

    6/9

    Pengabuan tulang dilakukan dengan cara pemanasan tulang. Prinsip

    pengabuan yaitu memisahkan senyawa anorganik (termasuk mineral), senyawa

    organik (seperti C, N, O, dan H), dan air. Pembakaran menghancurkan senyawa

    organik dan air dalam bentuk gas yang mudah terbang bebas ke udara dan akan

    menyisakan senyawa anorganik berupa mineral yang berbentuk garam-garam

    yang terkandung dalam tulang. Pembuatan abu tulang dilakukan dengan

    mencampurkan larutan abu tulang dengan NH 4OH (Darmono 1995).

    Setelah diambil filtrat dari pembuatan abu tulang dilakukan pengujian

    terhadap filtrat. Pengujian yang pertama yaitu uji klorida dilakukan untuk

    menunjukkan adanya klor yang terkandung di dalam tulang. Pengujian dilakukan

    dengan menggunakan filtrat yang telah dibasakan oleh NH 4OH dan kemudian

    diasamkan dengan HNO 3 10%, perlakuan ini bertujuan untuk memisahkan

    mineral dari filtrat sehingga mineral dapat diikat oleh senyawa lain.

    AgNO 3 adalah garam yang dapat bereaksi dengan klorida dan ikatannnya akan

    membentuk warna keruh karena menjadi senyawa AgCl. Reaksi yang terjadi

    adalah Cl - + AgNO 3 = AgCl +NO 3 (Suharjdo 1886). Berdasarkan percobaan

    yang dilakukan, kami mendapatkan hasil positif karena terdapat endapan putih

    pada larutan, hal ini menunjukkan adanya klor dalam tulang.Pengujian filtrat yang berikutnya yaitu uji sulfat dilakukan untuk

    menunjukkan adanya sulfat yang terkandung di dalam tulang. Pengujian

    dilakukan dengan menggunakan filtrat yang telah dibasakan oleh NH 4OH dan

    kemudian diasamkan dengan HCl 10%. Perlakuan ini bertujuan untuk

    memisahkan mineral dari filtrat sehingga mineral dapat diikat oleh senyawa lain.

    BaCl 2 adalah garam yang dapat bereaksi dengan sulfat dan ikatannya akan

    membentuk endapan putih keruh karena menjadi senyawa BaSO4. Reaksi yangterjadi adalah SO 42- + BaCl 2 = BaSO 4 + 2Cl - (Suharjdo 1886). Berdasarkan

    percobaan yang dilakukan, kami mendapatkan hasil positif karena terdapat

    endapan putih pada larutan walaupun hanya sedikit, hal ini menunjukkan adanya

    sedikit sulfat dalam tulang.

    Selanjutnya dilakukan uji endapan, endapan ditambahkan asam asetat

    kemudian disaring yang kemudian filtratnya digunakan untuk uji kalsium, uji

    fosfat, uji magnesium dan uji besi. Pengujian yang pertama ialah uji kalsium.

  • 8/10/2019 Laporan Biokimia (MINERAL)

    7/9

    Kalsium diidentifikasi dengan penambahan amonium oksalat agar amonium

    oksalat dapat bereaksi membentuk endapan putih bersama kalsium. . Penambahan

    pereaksi amonium oksalat akan bereaksi dengan kalsium yang ada difiltrat

    tersebut. Endapan yang dihasilkan adalah kalsium oksalat. Reaksi yang terjadi

    adalah Ca + K 4[Fe(CN) 6] = Fe 4[Fe 2(CN) 6]3 (Poedjiadi 1994). Berdasarkan

    percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil yang positif karena terbentuk endapan

    putih, hal ini menunjukkan adanya kalsium pada tulang.

    Pengujian fosfat pada endapan akan menunjukan hasil positif jika

    menghasilkan warna biru, tetapi berdasarkan hasil percobaan menunjukan hasil

    negatif dengan terbentuknya warna hijau pekat dan hal tersebut menunjukan

    bahwa tulang yang digunakan tidak mengandung mineral fosfat. Peranan fosfor

    dalam tubuh sama seperti kalsium, yaitu untuk pembentukan tulang dan gigi serta

    penyimpanan dan pengeluaran energi (perubahan antara ATP dengan ADP).

    Seseorang yang kekurangan unsur ini maka pembentukan ATP akan terganggu,

    selain itu pembentukan tulang rawan akan terganggu. Uji fosfat dilakukan dengan

    menambahkan urea dan pereaksi molibdat khusus. Hal ini bertujuan untuk

    memisahkan senyawa mineral, lalu mineral dapat bereaksi dengan larutan

    ferosulfat khusus membentuk persenyawaan berwarna biru karena senyawaferosulfat reaktif dengan fosfat dan membentuk senyawa berwarna. Reaksi yang

    terjadi pada uji fosfat adalah FeSO 4 + PO 4-3 = Fe 3(PO 4)2 + SO 4-2 (Poedjiadi 1994).

    Pengujian magnesium dilakukan dengan memanaskan filtrat. Pemanasan

    dilakukan agar filtrat lebih rektif dan mineral dapat sedikit melonggar ikatan

    senyawanya dengan senyawa lain dalam filtrat. Pemisahan mineral dengan

    senyawa organik lain dalam filtrat dibantu oleh kristal dinatrium hidrogen fosfat

    dan larutan amonium hidroksida. Kristal akan bereaksi dengan magnesium denganditandai adanya endapan putih pada larutan. Reaksi yang terjadi adalah Mg +

    NaHPO 4 = MgHPO 4 +2Na (Poedjiadi 1994). Berdasarkan percobaan yang

    dilakukan, hasil yang didapat positif karena terbentuk endapan putih, hal ini

    menunjukkan adanya magnesium pada tulang.

    Pengujian besi dilakukan dengan menambahkan asam klorida pada

    endapan yang telah didapatkan saat penambahan asam asetat yang kemudian

    disaring dan filtratnya digunakan untuk uji besi. Uji besi yang pertama dengan

  • 8/10/2019 Laporan Biokimia (MINERAL)

    8/9

    amonium tiosianat dan uji besi yang kedua dengan kalium ferosianida. Besi akan

    membentuk senyawa berwarna dengan larutan amonium tiosianat (warna merah)

    dan beraksi dengan kalium ferosianida (warna biru atau hijau). Perbedaan ion besi

    menyebabkan perbedaan reaksi yang terjadi, sehingga warna yang terjadi juga

    berbeda. Reaksi yang terjadi pada Fe 2+ adalah Fe +2 + 6NH 4SCN = [Fe(SCN) 6]-

    3 + 6NH 4+. Sedangkan pada Fe3+ reaksi yang terjadi adalah 4Fe +3 + 3K 4[Fe(CN) 6]

    Fe 4[Fe 2(CN) 6)]3 + 12K + (Suharjdo 1886). Berdasarkan percobaan yang

    dilakukan, hasil yang didapat keduanya positif, hal ini menunjukkan adanya besi

    pada tulang.

    Tulang mengandung sekitar 60 persen garam anorganik P dan 40 persen

    garam organik. Dalam tulang ada berbagai unsur mineral seperti Ca, Mg, Na, K,

    St dan Fe. Mineral dalam tulang berupa apatit, garam Ca-fosfat, dan kapur

    (CaCO3). Gigi juga banyak mengandung P. Lapisan email dan dentin

    mengandung Ca-fosfat berkadar tinggi, tetapi lebih rendah kadar

    CaCO3 dibanding tulang. Mineral tulang termasuk garam fosfat terus menerus

    mengalami perombakan, penumpukan sesuai dengan kebutuhan metabolisme

    tubuh. Magnesium (Mg) yang sebagian besar terkandung dalam tulang juga

    berperan untuk kelancaran pekerjaan berbagai enzim. Fosfat (F) banyakterkandung dalam air minum. Jika minum air yang mengadung banyak F

    berlebihan maka gigi jadi rusak dan berwarna coklat. Namun jika masuk dalam

    tubuh secara biasa, artinya dalam kadar normal, unsur ini perlu untuk

    pertumbuhan dan pemeliharaan gigi (Darmono 1995).

    Pereaksi NH 4OH berfungsi untuk memberikan suasana basa pada tulang

    sehingga mempermudah dalam memisahkan mineral dari filtrat. Fungsi dari

    HNO3 10% dan HCl 10% adalah sebagai katalisator. BaCl2 berfungsi sebagai

    pengikat mineral yang larut dalam filtrat tulang, larutan amonium oksalat 1%

    yang berfungsi untuk mengecek apakah larutan itu mengendap atau tidak, kristal

    amonium karbonat, amonium klorida, kristal dinatrium hidrogen fosfat berfungsi

    untuk mengendapkan larutan karena sifat dari semua larutan tersebut mudah larut

    dalam air (Winarno1994).

    Simpulan

  • 8/10/2019 Laporan Biokimia (MINERAL)

    9/9

    Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa kandungan

    mineral yang terdapat dalam tulang ialah klorida, sulfat, kalsium, magnesium dan

    besi. Kelima unsur mineral tersebut menunjukan hasil positif terhadap

    pengujiannya dengan terbentuknya endapan putih pada uji klorida, sulfat, kalsium

    dan magnesium, sedangkan pada uji besi terbentuk warna merah muda untuk

    penambahan amonium tiosianat dan warna hijau untuk penambahan kalium

    ferosianida.

    Daftar Pustaka

    Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup . Jakarta: Penerbit

    Universitas Indonesia (UI Press).

    Lehninger. 1988. Dasar-dasar Biokimia . Penerjemah: Maggy Thenawijaya.

    Jakarta: Erlangga.

    Parakkasi A. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogarstrik Vol IB .

    Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan

    Kebudayaan.

    Poedjiadi A. 1994. Dasar-dasar Biokimia . Jakarta : UI Press

    Suharjdo. 1886. Pangan, Gizi, dan Pertanian. Jakarta : Universitas Indonesia.

    Winarno F G. 1994. Kimia Pangan dan Gizi . Jakarta: PT Gramedia Pustaka

    Utama.