laporan alga mikro.pdf
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM TASONOMI ALGA JAMUR
“Klasifikasi Alga Mikroskopis dan Makroskopis”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Seminar Biologi
Dosen Pengampu : Dra. Chasnah dan Andin Irsadi, S.Pd.,M.Si,
Anggota Kelompok :
Ai Astuti (4401412104)
Arista Novihana (4401412108)
Andani Purwang (4401413028)
Wangsa Amrinia (4401413080)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA dan ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
Laporan praktikum taksonomi alga mikroskopis
1. Klasifikasi
Kingdom : Protozoa
Phylum : Euglenozoa
Subphylum : Plicostoma
Class : Euglenoidea
Subclass : Dicondylia
Order : Euglenida
Family : Euglenidae
Genus : Euglena
Spesies : Euglena viridis
Euglenophyta adalah organisme bersel satu yang mirip hewan
karena tidak berdinding sel dan mempunyai alat gerak berupa flagel sehingga
dapat bergerak bebas. Mirip tumbuhan karena memiliki klorofil dan mampu
berfotosintesis. Hidup di air tawar, dalam tanah dan tempat lembab, contohnya:
Euglena.
Euglena terdapat di air tawar, misal di sawah. Bentuk tubuh sel
oval memanjang, pada mulut sel terdapat cambuk atau flagel dan digunakan
untuk bergerak. Dekat mulut terdapat bintik mata (stigma) yang gunanya untuk
membedakan gelap dan terang. Di dalam sitoplasmanya terdapat butir kloroplas
yang berisi klorofil. Oleh karena itu Euglena berwarna hijau. Contohnya
Euglena viridis.
Euglena dapat membuat makanan sendiri dengan cara
fotosintesis dan juga dapat memakan zat-zat organik. Karena Euglena mampu
melakukan fotosintesis maka dikatakan hidup secara fotoautotrof. Di samping
itu dikatakan juga sebagai heterotrof karena memakan bahan organik yang
tersedia. Cara berkembang biak yaitu dengan membelah diri yang disebut
pembelahan biner.
2. Klasifikasi menurut Bold and Wynne (1985), adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Cholrococcales
Familia : Oocystaceae
Genus : Chlorella
Spesies : Chlorella vulgaris sp.
Ganggang uniseluler berbentuk seperti bola, kloroplasnya
menyerupai mangkuk. Memiliki pyrenoid yang mengandung protein tinggi
(Protein Sel Tunggal/PST). Habitat Chlorella di air tawar, laut maupun di
tempat-tempat yang basah. Reproduksi secara vegetatif dengan membelah.
Chlorella sp. termasuk kedalam jenis mikroalga hijau (Chlorophyta)
yang tergolong kedalam Class Chloropiceae. Bentuk umun dari mikroalga jenis
Chlorella sp. bulat atau elips (bulat telur). Diameter sel mikroalga jenis
Chlorella sp. umumnya berkisaran 3 – 9 µm, banyak jenis dari Chlorella sp.
memiliki kemampuan untuk pertumbuhan berfotosintesis atau tidak adanya
cahaya dengan mengambil bahan organik langsung dari medium. Beberapa
spesies jenis Chlorella sp. dapat tumbuh di air tawar dan air laut.
3. Klasifikasi
Divisio : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Zygnematales
Familia : Zygnemataceae
Genus : Spirogyra
Species : Spirogyra sp
Spirogyra sp ditemukan di air tawar. Spirogyra mampu
berfotosintesis, memiliki sel eukariotik. Pigmen utama yang dikandung alga
hijau adalah klorofil. Tubuhnya berbentuk filamen yang tidak bercabang.
Panjang tubuhnya mencapai 1 kaki (30,48 cm). Benang tersusun oleh
protoplasma yang transparan dan setiap sel memiliki 1 atau lebih kloropas yang
memanjang dari ujung ke ujung berbentuk spiral. Pada kloropas yang berbentuk
pita terdapat pirenoid. Pirenoid tersebut dikelilingi oleh butiran tepung.
Spirogyra memiliki inti yang terletak di tengah, sitoplasmanya
terbungkus oleh dinding sel, serta memiliki vakuola yang besar. Lapisan gelatin
yang tipis melindungi seluruh sel sehingga memberikan karakter tertentu pada
spirogyra. Pada siang hari, fotosintesis berlangsung cepat dan oksigen yang
dihasilkan disimpan di antara filamen. Pada saat itu, Spirogyra akan naik ke
permukaan air. Pada malam hari, oksigen dilarutkan kembali ke dalam air.
Spirogyra bereproduksi dengan cara konjugasi, fragmentasi (pemutusan talus).
4. Klasifikasi
Kingdom : Protozoa
Phylum : Myzozoa
Class : Dinophyceae
Order : Peridinales
Family : Peridineaceae
Genus : Peridinium
Spesies : Peridinium sp
(Prasetyo, 1987)
Peridinium ditemukan di perairan tawar atau payau, dan tidak dapat
mentolerasi tingkat salinitas. Genus ini hidupnya bersifat kosmopolit (ditemukan
secara luas) di air yang kandungan kalsiumnya tinggi, tetapi juga dapat
ditemukan di air yang pH dan nutrisinya rendah. Beberapa spesies dapat
menyebabkan algae blooming (Baker, et.al, 2012). Berdasarkan sumber yang
dibaca, Peridinium memiliki karakteristik dinding sel kaku dan tebal, selnya
diselubungi lempengan selulosa, terdapat alur melintang yang melingkari sel.
Karakteristik tersebut sesuai dengan Wehr & Sheath (2008) bahwa Peridinium
merupakan uniseluler yang berenang aktif dalam gerakan memutar. Sel
berbentuk bulat dengan ukuran 13-30 μm serta memiliki flagel. Permukaan sel
terdapat lempengan selulosa yang umumnya berbentuk heksagonal dan
membungkus sel. Sisi dorsal terdapat lekukan transversal dan juga lekukan
longitudinal pada sisi ventral. Adapun ciri-ciri yang terlihat adalah dinding sel
kaku dan tebal karena tersusun atas selulosa. Dinophyceae motil tersusun oleh
epikon dan hipokon yang terbagi secara melintang dan terdapat alur melintang
oleh girdle (cirgulum/sabuk) melingkari sel (Baker, et.al, 2012).
5. Klasifikasi
Kingdom : Chromista
Divisi : Ochrophyta
Kelas : Bacillariophyceae Haeckel
Ordo : Fragilariales Silva
Famili : Fragilariaceae Greville
Genus : Diatoma
Spesies : Diatoma vulgare
Diatoma vulgare berbentuk batang sampai bentuk fusiform, simetri
bilateral, seringkali dengan ujung- ujung yang memipih, dan dengan 1 atau 2
penggembungan pada sisi- sisinya. Dari pandangan samping berbentuk
rectangular, dan biasanya dengan satu atau lebih pita- pita interkalari. Koloni
mangapung bebas atau sesil. Bentuk koloni mungkin seperti pita dengan sel
saling bertempelan pada bagian valvenya; atau bentuk benang zigzag yang
bertempelan pada bantalan gelatinous di ujung- ujung selnya atau agak jarang
terjadi bentuk bintang dimana sel- sel bertempelan pada sudut- sudutnya. Valve
dihisi dengan alur- alur transversal, atau lubang- lubang yang berderet
transversal. Pseudoraphe yang terdapat pada bidang longitudinal axis mungkin
halus dan tak jelas, atau lebar dan jelas. Tergantung spesifik, kromatofor bentuk
cakram kecil, atau 1- 4 kromatofor benruk lembaran dengan beberapa pirenoid.
Pembiakan dengan auxospora trikoma satu pada setiap sel.
6. Klasifikasi
Filum : Protozoa
Kelas : Chloropyceae
Ordo : Volvocales
Family : Volvocaceae
Genus : Chlamydomonas
Spesies : Chlamydomonas sp
Chlamydomonas sp merupakan jenis dari protozoa yang diamati dalam
air sungai musi. Menurut Anonim (2011: 2) bahwa Chlamydomonas adalah
genus dari ganggang hijau. Mereka uniseluler dan bergerak dengan flagellate.
Chlamydomonas digunakan sebagai model organism unutk biologi molekuler,
terutama pembelajaran pergerakn flagellate dan dinamika kloroplas, bioginesis,
dan genetika. Chlamydomonas dapat bereproduksi secara seksual maupun
aseksual. Reproduksi secara aseksual dilakukam dengan cara membentuk
zoospora melalui pembelahan inti secara mitosis. Semantara reproduksi
seksualnya dimuali dengan membelahnya sel dan kemudian menghailkan gamet
jantan dan gamet betina.
7. Klasifikasi
Divisio : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Volvocales
Familia : Volvocaceae
Genus : Volvox
Spesies : Volvox sp. (Imam Prasetyo, 1967)
Volvox adalah salah satu spesies ganggang hijau yang berbentuk koloni.
Koloni Volvox berbentuk menyerupai bola. Pada sel-sel vegetatif bagian tepi
berflagel dua. Koloni sel tersebut dihubungkan satu dengan yang lain melalui
benang-benang sitoplasma. Volvox hidup di air tawar misalnya di sawah atau di
kolam.
Perkembangbiakan vegetatif dengan menggunakan sel-sel vegetatif yang
ukurannya lebih besar dari sel vegetatif lainnya yang terdapat di dalam koloni.
Sel-sel itu dinamakan gonidia yang merupakan sel pemula. Koloni anak gonidia
akan membelah berulang kali sehingga terbentuk koloni baru yang berukuran
kecil, yang kemudian lepas dari koloni induk dan tumbuh menjadi koloni
Volvox baru.
Perkembangbiakan generatif Volvox secara oogami sebagai berikut. Di
dalam koloni terdapat sel vegetatif yang lebih besar dari sel vegetatif yang lain.
Sel vegetatif tersebut akan berkembang menjadi anteridium yang menghasilkan
anterozoid dan oogonium yang menghasilkan sel telur (ovum). Ovum yang telah
dibuahi menjadi zigot yang kemudian mengalami pembelahan, sehingga
terbentuk koloni anak.
8. Klasifikasi Spirulina menurut Bold & Wyne (1978)
Kingdom : Protista
Divisi : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Nostocales
Famili : Oscilatoriaceae
Genus : Spirulina
Spesies : Spirulina sp.
Spirulina,sp. mengandung pigmen biru yang umum disebut phycocyanin
(pigmen yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan menghasilkan
antikanker (Kozlenko dan Henson, 1998; Will, 2000)). Phycocyanin, protein
kompleks yang terdapat lebih dari 20% dalam seluruh berat keringnya, adalah
pigmen terpenting dari mikroalga Spirulina. Pigmen ini dapat berfungsi pula
sebagai antioksidan, pewarna alami untuk makanan, kosmetika, dan obat-obatan
khususnya sebagai pengganti warna sintetik dan mampu mengurangi obesitas.
Besar maupun kecilnya keberadaan fikosianin yang terkandung dalam biomassa
sel tergantung banyak sedikitnya suplai nitrogen yang dikonsumsi oleh
Spirulina, sp. (Arylza 2005; Boussiba dan Richmond 1979).
Spirulina adalah alga biru-hijau. Ini adalah satu, bersel bentuk sederhana
dari alga yang tumbuh subur di hangat, segar-badan air alkali. Nama "spirulina"
berasal dari bahasa Latin untuk "helix" atau "spiral", yang menunjukkan
konfigurasi fisik dari organisme ketika bentuk berputar, untaian mikroskopik.
Spirulina sedang dikembangkan sebagai makanan "masa depan" karena
kemampuan luar biasa untuk mensintesis kualitas tinggi terkonsentrasi makanan
lebih efisien daripada ganggang lain. Yang paling menonjol, Spirulina adalah
65-71 persen protein lengkap, dengan semua asam amino esensial dalam
keseimbangan sempurna. Sebagai perbandingan, daging sapi hanya 22 persen
protein. Spirulina memiliki tingkat konversi fotosintesis 8 sampai 10 persen,
dibandingkan dengan hanya 3 persen pada tumbuh-tumbuhan darat seperti
kedelai. Spirulina juga menyediakan konsentrasi tinggi banyak zat gizi lain -
asam amino, mineral chelated, pigmentations, gula rhamnose (kompleks pabrik
gula alami), unsur jejak, enzim - yang dalam bentuk assimilable mudah.
Meskipun bersel tunggal, Spirulina relatif besar, mencapai ukuran
panjang 0,5 milimeter. Ini adalah sekitar 100 kali ukuran ganggang lainnya
paling, yang membuat beberapa Spirulina sel individu dapat dilihat dengan mata
telanjang. Selain itu, kemampuan reproduksi produktif dari sel dan
kecenderungan mereka untuk mematuhi dalam koloni membuat Spirulina
dengan mudah mengumpulkan massa dan pabrik besar. ganggang ini dibedakan
menurut colorations mendominasi, dan dibagi menjadi biru-hijau, hijau, merah
dan coklat. Spirulina adalah salah satu ganggang hijau biru karena keberadaan
kedua klorofil (hijau) dan phycocyanin (biru) pigmen dalam struktur selular.
9. Klasifikasi
Kingdom : Bakteri
Divisi : Cyanobacteria
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Chrococcales
Famili : Microcystaceae
Genus : Microcystis
Spesies : Microcystis aeruginosa
(Kützing, 1846)
Microcyctis aeruginosa adalah spesies air tawar cyanobacteria yang
dapat membentuk ganggang yang berbahaya dari ekonomi dan ekologi penting.
Paling umum mekar cyanobacterial beracun di eutrofik air tawar. Cyanobacteria
menghasilkan dua kelompok racun, neurotoksin dan hepatotoxins peptida,
seperti microcystin dan cyanopeptolin.
Microcystis ditandai dengan sel-sel kecil (hanya beberapa
mikrometer diameter), yang tidak memiliki selubung individu. Sel biasanya
disusun dalam koloni (koloni besar yang dapat dilihat dengan mata telanjang)
yang dimulai dalam bentuk bola, namun kehilangan koherensi mereka untuk
menjadi berlubang atau tidak teratur berbentuk dari waktu ke waktu. Pewarnaan
dari protoplas adalah biru-hijau muda, muncul gelap atau coklat karena efek
optik gas-diisi vesikula ; ini dapat berguna sebagai ciri pembeda saat
menggunakan cahaya mikroskop . Vesikel ini memberikan daya apung yang
diperlukan untuk M. aeruginosa untuk tinggal di tingkat dalam kolom air di
mana mereka dapat memperoleh cahaya dan karbon dioksida tingkat optimal
untuk pertumbuhan yang cepat.
10. Klasifikasi (Toshihiko Wizuno, 1970)
Divisi : Chlorophyta
Class : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Scenedesmaceae
Genus : Actinastrum
Speseies : Actinastrum hantzschii
Actinastrum hantzschii memiliki sel dan koloni tanpa selubung
gelatin yang mencolok, sel memanjang membentuk koloni 4,8 atau 16
memancar dari pusat, tubuh sel berbentuk silinder atau dalam bentuk gelendong
panjang tersusun secara radial dengan menempel satu sisi ke sisi lain.
11. Klasifikasi
Division : Ochrophyta
Class : Fragilariophyceae
Order : Fragilariales
Family : Fragilariaceae
Genus : Synedra
Species : Synedra flugens
Synedra berbentuk seperti sel-sel jarum yang ada di koloni tunggal atau
memancarkan. Pada koloni sel-sel yang berkumpul bersama di satu titik oleh
bantal musilago yang dikeluarkan dari lapangan pori pada tiap sel, memiliki dua
tanduk pendek atau duri yang menonjol dari muka katup tepat di atas bidang
pori. Katup tertutup oleh deretan areolae bundar atau memanjang. Sel muncul
persegi panjang bila dilihat dari korset atau melihat sisi. Setiap sel memiliki dua
lama, seperti plastida piring. Genus ini araphid, artinya sel tidak memiliki
struktur rafe pada katup baik. Namun, satu spesies laut dapat meluncur dengan
mengeluarkan lendir dari lekukan pada kedua ujung sel. Ada dua plastida
panjang berbaring terhadap girdle dan tumpang tindih sedikit ke wajah katup.
Dalam bahan yang tidak sehat, ini mungkin plastida berpisah, memberikan
banyak tampilan outline plastida berbentuk cakram kecil. Valve biasanya
berbentuk pisau pembedah linear atau linear (berbentuk pisau pembedah dalam
kasus S. Parasitica) dengan bulat, berparuh, berbentuk kepala atau berakhir
bengkak. Daerah sentra, jika ada, adalah variabel dalam bentuk dan sering
mengandung striae hantu. Tidak ada duri marjinal. rimoportula A ditemukan
dekat puncak masing-masing, bersama dengan mengembangkan lapangan apikal
pori-baik. copulae ini adalah sedikit jumlahnya dan memiliki baris tunggal
areolae.
12. Pinnularia braunii
Division : Ochrophyta
Class : Bacillariophyceae
Order : Naviculales
Family : Pinnulariaceae
Genus : Pinnularia
Species : Pinnularia braunii
Pinnularia termasuk organisme uniseluler. Dinding sel tersusun atas
zat pectic pada kerangka silika yang kaku. Dinding mereka terdiri dari dua
bagian yang disebut katup (hipoteka dan epiteka) terdapat dua kloroplas hadir di
sepanjang sisi sel, dan mengandung klorofil a, c, beta-karoten dan fucoxanthin
pigmen.
DAFTAR PUSTAKA
Cambell, N. A. 2003. Biologi Edisi kelima-Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Universitas Muhammadiyah : Malang.
Suriawiria,UNUS. 2000. Mikrobiologi Air dan Dasar-dasar Pengolahan buangan secara
biologis.Penerbit Alumni : Bandung.
Tjitrosoepomo,Gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan.Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta.