laporan akuntabilitas kinerjainstansi pemerintah … · laporan akuntabilitas kinerjainstansi...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKUNTABILITAS
KINERJAINSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
TAHUN 2017
BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA BALI WILAYAH KERJA PROPINSI BALI, NUSA TENGGARA BARAT DAN NUSA TENGGARA TIMUR
LAKIP BPCB BALI 2016 i
Kata Pengantar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2017 Balai
Pelestarian Cagar Budaya Bali merupakan salah satu bentuk pemenuhan
kewajiban instansi pemerintah sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah.
LAKIP ini merupakan media pertangungjawaban yang berisi informasi
tentang uraian pertanggungjawaban tentang keberhasilan/kegagalan Balai
Pelestarian Cagar Budaya Bali dalam mencapai tujuan dan sasaran strategisnya
dalam rangka pencapaian visi dan misi serta penjabarannya yang menjadi
perhatian utama instansi. LAKIP juga memuat aspek keuangan yang secara
langsung mengaitkan hubungan antara dana masyarakat yang dibelanjakan
dengan hasil atau manfaat yang diterima masyarakat.
Dengan diterbitkannya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) ini diharapkan dapat memberikan gambaran nyata
mengenai kinerja yang telah diwujudkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya
Bali selama tahun 2017. Melalui laporan ini, dihapakan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali dapat memperoleh
informasi yang akurat, relevan dan transparan.
Kami berharap, semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) ini dapat bermanfaat sebagai informasi sekaligus evaluasi
kinerja BPCB Bali Tahun Anggaran 2017.
Gianyar, Maret 2018 Kepala, Drs. I Wayan Muliarsa NIP. 196104261986031001
LAKIP BPCB BALI 2016 ii
Daftar Isi
HALAMAN
KATA PENGANTAR ................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................ ii
IKHTISAR EKSEKUTIF............................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. GAMBARAN UMUM .................................................. 1
B. DASAR HUKUM .......................................................... 2
C. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI 3
1. TUGAS DAN FUNGSI .............................................. 3
2. STRUKTUR ORGANISASI ..................................... 5
BAB II PERENCANAAN KINERJA BPCB BALI ................... 6
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..................................... 8
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI........................... 9
B. REALISASI ANGGARAN ........................................... 20
BAB IV PENUTUP ..................................................................... 23
LAMPIRAN
LAKIP BPCB BALI 2016 iii
Ikhtisar Eksekutif
Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali telah menyusun Rencana Strategis (Renstra)
tahun 2015-2019 yang memuat tata nilai, visi, misi, tujuan, sasaran dan kegiatan,
dilengkapi dengan target yang akan dicapai, serta pendanaan dalam tahun 2010-
2014. Renstra tahun 2015-2019 Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali menjadi
acuan dalam penyusunan kebijakan penguatan tata kelola dalam menjamin
terselenggaranya program pelestarian budaya. Kebijakan tersebut termuat
dalam Penetapan Kinerja setiap tahun.
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) tahun 2017 Balai Pelestarian
Cagar Budaya Bali merupakan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini merupakan
pertanggungjawaban Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali dalam
pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja tahun 2017
Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali.
Sesuai dengan Renstra tahun 2015-2019, Balai Pelestarian Cagar Budaya
Bali menetapkan satu sasaran strategis dan tiga indikator kinerja kegiatan.
Secara umum sasaran strategis yang ditetapkan dalam renstra tahun 2015-2019
Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali telah tercapai.
Pada tahun 2017 total anggaran Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali
sebesar Rp 27.275.467.000, dari anggaran tersebut berhasil diserap sebesar
Rp 23.856.078.694 dengan persentase daya serap sebesar 87.46%. Meskipun
daya serap hanya 87.46% namun sasaran strategis yang ditetapkan dalam
penetapan kinerja telah berhasil tercapai dengan baik dan berhasil melakukan
efisiensi sebesar 12.54% atau sebesar Rp 3.419.388.306.
Ke depan beberapa langkah-langkah strategis yang dilakukan Balai
Pelestarian Cagar Budaya Bali untuk terus meningkatkan dan mempertahankan
kinerja, antara lain :
LAKIP BPCB BALI 2016 iv
1. Meningkatkan dan mengembangkan koordinasi yang lebih baik, secara
horisontal maupun vertikal antara instansi pemerintah terkait untuk
mengoptimalkan pencapaian visi pelestarian Cagar Budaya;
2. Mengoptimalkan pengelolaan program dan kegiatan khususnya yang
capaian kinerjanya masih dibawah target yang ditetapkan;
3. Meningkatkan SDM BPCB Bali untuk menghadapi permasalahan
pelestarian di masa-masa mendatang yang diperkirakan akan lebih rumit
dan bervariasi.
LAKIP BPCB BALI 2017 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum
Dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance) diperlukan pengembangan dan penerapan sistem
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur,legitimate dan akuntabel serta
berorientasi pada hasil, maka diwajibkan seluruh instansi pemerintah
menyusun dan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pengelolaan
anggaran dan pencapaian kinerja yang diperoleh.
Diharapkan, LAKIP merupakan alat kontrol untuk mengoreksi
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan apakah dapat berlangsung
secara berdaya guna, berhasil guna, bersih, dan bertanggung jawab, serta
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Secara umum, penyusunan LAKIP ditujukan untuk:
1. Mendorong Instansi Pemerintah melaksanakan good governance,
karena LAKIP merupakan dasar untuk mengukur kinerja Instansi
Pemerintah secara transparan, sistemik, dan dapat
dipertanggungjawabkan;
2. Memberikan informasi kinerja bagi pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders); dan
3. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Instansi Pemerintah.
Adapun Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali merupakan unit pelaksana
teknis (UPT) di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. LAKIP tahun 2017 merupakan suatu bentuk
pertanggungjawaban atas pencapaian kinerja yang dilaksanakan selama
tahun 2017 dengan berbagai hambatan dan masalah yang dihadapi dan
LAKIP BPCB BALI 2017 2
pemecahan masalah untuk pencapaian kinerja yang lebih baik dari tahun
sebelumnya.
LAKIP Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali menyajikan akuntabilitas
capaian kinerja dan keuangan yang terperinci dalam suatu kegiatan yang
dilakukan pada masing-masing kelompok kerja yang bersinergi kepada hasil
yang akan dicapai. Sehingga tingkat akuntabilitas pada masing-masing
kelompok kerja dapat diukur dari ketercapaian kinerjanya. Pelaksanaan
pencapaian hasil kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali berpedoman
kepada tugas dan fungsi yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 30 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Balai Pelestarian Cagar Budaya dan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 31 tahun 2016 tentang Rincian Tugas Balai Pelestarian
Cagar Budaya.
LAKIP menyajikan capaian-capaian kinerja dari target-target yang
ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja tahun 2017 yang diperjanjikan
antara Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya dengan Direktur Jenderal
Kebudayaan. Penetapan kinerja berisikan target kinerja yang akan dicapai
selama satu tahun dengan berpedoman pada rencana kegiatan balai.
Adapun tujuan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pelestarian
Cagar Budaya Bali tahun 2017 adalah untuk memberikan gambaran mengenai
keberhasilan maupun kegagalan pencapaian kinerja yang telah ditetapkan
dalam sasaran kegiatan Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali tahun 2017.
Disamping untuk mengetahui kendala yang ditemui dalam pelaksanaan
kegiatan serta usaha-usaha yang harus dilakukan dalam pelaksanaan tugas
dan perbaikan kinerja dimasa yang akan datang.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;
LAKIP BPCB BALI 2017 3
3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
7. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis
Kementerian/Lembaga (RENCANA STRATEGIS K/L) 2015-2019
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Perjanjian, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2015
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya;
11. Peaturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Di
Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 31 Tahun 2016
Tentang Rincian Tugas Balai Pelestarian Cagar Budaya.
C. Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi
1. Tugas dan Fungsi
Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali merupakan salah satu unit
pelaksana teknis eselon III di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam
LAKIP BPCB BALI 2017 4
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya.
Sesuai dengan Permendikbud Nomor 30 tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya tersebut Balai
Pelestarian Cagar Budaya Bali mempunyai tugas:
Sedangkan fungsi Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali adalah:
1. Pelaksanaan penyelamatan dan pengamanan Cagar Budaya dan yang
diduga Cagar Budaya;
2. Pelaksanaan zonasi Cagar Budaya dan yang diduga Cagar Budaya;
3. Pelaksanaan pemeliharaan dan pemugaran Cagar Budaya dan yang
diduga Cagar Budaya;
4. Pelaksanaan pengembangan Cagar Budaya dan yang diduga Cagar
Budaya;
5. Pelaksanaan pemanfaatan Cagar Budaya dan yang diduga Cagar
Budaya;
6. Pelaksanaan dokumentasi dan publikasi Cagar Budaya dan yang diduga
Cagar Budaya;
7. Pelaksanaan kemitraan di bidang pelestarian Cagar Budaya dan yang
diduga Cagar Budaya;
8. Fasilitasi pelaksanaan pelestarian dan pengembangan tenaga teknis di
bidang Pelestarian Cagar Budaya dan yang diduga Cagar Budaya;
9. Pelaksanaan urusan ketatausahaan Balai Pelestarian Cagar Budaya
(BPCB).
Melaksanakan Pelindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan serta Fasilitasi Pelestarian Cagar Budaya dan Yang Diduga Cagar Budaya di
Wilayah Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali
LAKIP BPCB BALI 2017 5
Urusan
Umum
Kepala Sekretariat Jenderal,
Kemdikbud
Kasi Pelindungan Pengembangan dan
Pemanfaatan
Urusan
Keuangan
Urusan Kepegawaian dan Peningkatan SDM
Kelompok Kerja Pengamanan dan Penyelamatan
Kelompok Kerja
Permeliharaan
Kelompok Kerja Pemugaran
Ka Sub Bag Tata Usaha
Kelompok Kerja
Registrasi dan Dokumentasi
Kelompok Kerja Pengembangan
Kelompok Kerja Pemanfaatan
2. Struktur Organisasi
Berdasarkan Permendikbud 30 tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya tersebut, Balai Pelestarian Cagar
Budaya Bali mempunyai dua eseleon IV, yaitu KaSub Bag Tata Usaha dan
Kepala Seksi Pelindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan. KaSub Bag Tata
Usaha membawahi Urusan Umum, Urusan Keuangan dan Urusan
Kepegawaian dan Peningkatan Sumber Daya Manusia. Sedangkan Kepala
Seksi Pelindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan membawahi Kelompok
Kerja Pemeliharaan, Kelompok Kerja Pengamanan dan Penyelamatan,
Kelompok Kerja Pemugaran, Kelompok Kerja Registrasi dan Dokumentasi,
Kelompok Kerja Pengembangan dan Kelompok Kerja Pemanfaatan.
Berikut adalah struktur organisasi Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali
LAKIP BPCB BALI 2017 6
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif,
transparan, akuntabel, dan berorientasi pada hasil, Kepala Balai Pelestarian
Cagar Budaya Bali sebagai pejabat penanggungjawab program dan kegiatan
telah berkomitmen kepada Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan untuk mencapai sasaran kegiatan dan target
kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali sebagaimana yang ditetapkan
dalam Penetapan Kinerja Tahun 2017.
Penetapan Kinerja Tahun 2017, terjadi beberapa perubahan karena
adanya kebijakan penghematan anggaran, sehingga dari alokasi anggaran
sebesar Rp. 28.333.227.000 (dua puluh delapan milyar tiga ratus tiga puluh
tiga juta dua ratus dua puluh tujuh ribu rupiah) menjadi Rp. 27.275.467.000
(dua puluh tujuh milyar dua ratus tujuh puluh lima juta empat ratus enam
puluh tujuh ribu rupiah). Nilai tersebut didapatkan dari total perjalanan dinas
sebesar Rp. 6.136.741.000 (enam miliar seratus tiga puluh enam juta tujuh
ratus empat puluh satu ribu rupiah) dengan penghematan sebesar 3.73 %
yaitu Rp. 1.057.760.000 (satu miliar lima puluh tujuh juta tujuh ratus enam
puuh ribu rupiah). Selanjutnya terjadi perhitungan kembali terhadap output
layanan internal dimana BPCB Bali mengalami selfblocking dengan nilai Rp.
161.358.000 (seratus enam puluh satu juta tiga ratus lima puluh delapan ribu
rupiah). Kebijakan selflbocking ini tidak mengurangi jumlah anggaran dalam
DIPA, hanya tidak bisa dicairkan sejumlah nilai tersebut.
Berikut penetapan kinerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali tahun
2017 :
LAKIP BPCB BALI 2017 7
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KEGIATAN TARGET ANGGARAN
1 2 3 4
Pelindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan Cagar Budaya
Jumlah Cagar Budaya yang Dilestarikan
142 Cagar Budaya
4.949.389.000
Jumlah Naskah Hasil Kajian Pelestarian Cagar Budaya
21 Naskah 1.583.036.000
Jumlah Ivent Internalisasi Cagar Budaya
32 Event 1.420.394.000
(Dokumen Perjanjian Kinerja terlampir)
Untuk mencapai target dalam penetapan kinerja tahun 2017, Balai Pelestarian
Cagar Budaya Bali mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 7.952.819.000 (tujuh
milyar sembilan ratus lima puluh dua juta delepan ratus sembilan ratus ribu
rupiah) dari Total Anggaran Kegiatan Pelestarian dan Pengelolaan
Peninggalan Purbakala Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali, sebesar Rp.
27.275.467.000 (dua puluh tujuh milyar dua ratus tujuh puluh lima juta empat
ratus enam puluh tujuh ribu rupiah). Dan sisanya sebesar Rp. 19.322.648.000
(sembilan belas juta tiga ratus dua puluh dua ribu enam ratus empat puluh
delapan ribu rupiah) dialokasikan untuk kegiatan berupa layanan perkantoran
dan belanja modal peralatan dan mesin.
Dibandingkan dengan tahun 2016, sasaran kegiatan dalam Penetapan
Kinerja tahun 2017 mengalami perubahan. Perubahan tersebut dikarenakan
disesuaikan dengan Renstra 2015-2019 Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali,
untuk mendukung ketercapaian program Direktorat Jenderal Kebudayaan.
LAKIP BPCB BALI 2017 8
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Capaian kinerja merupakan cara untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan kekurang berhasilnya capaian kinerja yang telah ditetapkan
dalam target capaian dari sisi akuntabilitas kinerja maupun dari sisi
akuntabilitas keuangan yang mendukung pencapaian sasaran strategis.
Analisis dilakukan melalui pengukuran kinerja dengan indikator kinerja dari
segi efisiensi, efektifitas dari masing-masing capaian kinerja kegiatan. Media
yang digunakan dalam pengukuran kinerja dengan mempertimbangkan
antara lain : 1) Penetapan Kinerja; 2) Pengukuran Kinerja Kegiatan; 3)
Pencapaian Hasil Program dan Kegiatan.
Pengukuran pencapaian hasil program dan kegiatan menggunakan
rentang nilai capaian dan kategori capaian untuk memudahkan asumsi
keberhasilan sebagai berikut:
Urutan Rentang Capaian Kategori Capaian
I Capaian ≥ 100% Memuaskan
II 85% ≤ Capaian < 100% Sangat Baik
III 70% ≤ Capaian < 85% Baik
IV 55% ≤ Capaian < 70% Cukup
V Capaian < 55% Kurang
Selanjutnya, berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis
pencapaian kinerja dengan memberikan informasi mengenai sebab-sebab
tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
Analisis pencapaian kinerja dengan melakukan identifikasi faktor-
faktor yang terdiri dari :
Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat keberhasilan suatu program dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator hasil
LAKIP BPCB BALI 2017 9
program (outcome) dan masukan (input), keluaran (output) dari suatu
kegiatan. Dalam rangka menilai kewajaran capaian kinerja program, maka
besarnya nilai indikator kinerja program maksimum adalah 200%
Indikator Hasil Program adalah sesuatu yang dapat menunjukkan secara
signifikan mengenai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program.
Indikator Hasil Program dilengkapi dengan target kuantitatif dan
satuannya untuk mempermudah pengukuran keberhasilan program.
A. Capaian Kinerja Organisasi
Sesuai dengan penetapan kinerja tahun 2017 yang telah diperjanjikan,
Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali berusaha secara maksimal untuk
mencapai target kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Hal itu sebagai
bentuk pertanggungjawaban penggunaan anggaran negara kepada
stakeholders. Untuk mengetahui tingkat ketercapaian
(keberhasilan/kegagalan) pencapaian sasaran strategis dan sebagai bahan
evaluasi kinerja, diperlukan data dan informasi kinerja yang lengkap dan
memadai. Di bawah ini disajikan informasi kinerja yang berhasil dicapai Balai
Pelestarian Cagar Budaya Bali selama tahun 2017.
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, maka sasaran strategis
yang akan dicapai Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali, berdasarkan Renstra
Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali tahun 2015-2019, adalah “Terlaksananya
Pelindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan Cagar Budaya”. Dari satu
sasaran strategis ini terdapat tiga (3) indikator kinerja yang masing-masing
dilakukan pengukuran dengan cara membandingkan antara target kinerja
yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga dapat diketahui
keberhasilan dan ketidakberhasilan, yang kemudian dianalisis penyebabnya.
Perbedaan tersebut dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan
peningkatan kinerja di masa yang akan datang.
LAKIP BPCB BALI 2017 10
Adapun pengukuran kinerja atau ikhtisar capaian indikator kinerja
kegiatan adalah sebagai berikut:
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
TARGET ANGGARAN
REALISASI
TARGET KINERJA
% ANGGARAN %
1 2 3 4 5 6 7 8 Terlaksananya Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan Cagar Budaya
Jumlah Cagar Budaya yang Dilestarikan
142 Cagar Budaya
4.949.389.000 151
Cagar Budaya
106,3
3.908.011.300 78,96
Jumlah Naskah Pelestarian Cagar Budaya
21 Naskah 1.583.036.000 24
Naskah 114,26
1.006.030.700 63,55
Jumlah Event Internalisasi Cagar Budaya
32 Event 1.420.394.000 32 Event 100 1.070.267.600 75.35
Dari hasil pengukuran kinerja terhadap Indikator Kinerja Kegiatan
(IKK) tersebut di atas, rata-rata capaian kinerja Balai Pelestarian Cagar
Budaya Gianyar adalah sebesar 106.85% atau masuk dalam kategori capaian
Memuaskan, dengan rincian kategorisasi pencapaian indikator kinerja
kegiatan sebagai berikut:
Urutan Kategori Capaian JumlahIKK
I Memuaskan 3
II Sangat Baik -
III Baik -
IV Cukup -
V Kurang -
Jumlah 3
Berikut rincian tingkat ketercapaian masing-masing indikator :
1. Indikator kinerja “jumlah cagar budaya yang dilestarikan”, capaian
indikator ini melebihi dari target yang ditetapkan. Dari target sebanyak
142 cagar budaya, terealisasi sebanyak 151 cagar budaya dengan
persentase capaian sebesar 106,3%. Ketercapaian indikator kinerja
tersebut dikarenakan adanya dukungan oleh output-output kegiatan :
Indikator Kinerja Output Target Realisasi %
Jumlah Cagar Budaya yang Dilestarikan
1 Pengamanan Cagar Budaya 6 6 100
2 Zonasi Cagar Budaya 9 9 100
3 Studi Konservasi 19 19 100 4 Konservasi Cagar Budaya 64 71 111
5 Evaluasi Hasil Konservasi 19 21 110 6 Pemugaran Cagar Budaya 2 2 100
LAKIP BPCB BALI 2017 11
7 Evaluasi Pemugaran 2 2 100 8 Studi Kelayakan 5 5 100
9 Studi Teknis 3 3 100
10 Monitoring Pelestarian Cagar Budaya
7 7 100
11 Monitoring dan evaluasi jupel
6 6 100
Target indikator secara keseluruhan melebihi dari target output yang
ditetapkan.
Kendatipun realisasi telah melebihi target, masih terdapat beberapa
permasalahan yang dihadapi dalam upaya mencapai output tersebut,
antara lain :
1. Jumlah SDM yang masih berlebih, akan tetapi yang memiliki
kemampuan dan kompetensi di bidang teknis dan administrasi sesuai
dengan Tusi sangat minim.
2. Keterlambatan dalam proses perencanaan pengadaan barang dan jasa.
3. Revisi DIPA yang diakibatkan oleh adanya pengurangan anggaran dan
penghematan perjalanan dinas pada pertengahan tahun menyebabkan
perubahan jadwal kegiatan.
4. Kegiatan pelestarian berupa pemugaran cagar budaya living
monument yang mengharuskan mengikuti ketentuan dan aturan adat
masyarakat setempat.
Untuk mengantisipasi agar kendala dan permasalahan tersebut diatas
tidak terulang di tahun berikutnya langkah yang diambil adalah :
1. Memberikan kesempatan kepada pegawai untuk meningkatkan
pengetahuan, wawasan, dan pengalaman dalam bidang pelestarian
cagar budaya melalui tugas belajar, mengikuti seminar, workshop dll.
2. Melaksanakan proses perencanaan pengadaan barang dan jasa lebih
awal.
3. Melaksanakan optimalisasi anggaran.
4. Melaksanakan sosialisasi tentang upaya pelestarian cagar budaya
living monument kepada masyarakat pendukung cagar budaya
tersebut.
LAKIP BPCB BALI 2017 12
Dokumentasi indikator kinerja “jumlah cagar budaya yang
dilestarikan”
Kegiatan observasi keterawatan cagar budaya di Pura Manik Corong, Gianyar Bali dan Museum Asi Mbojo, Bima, NTB.
Kegiatan konservasi cagar budaya di Pura Puseh Carang Sari Badung, Bali dan Pura Batan Camplung Desa Pejeng, Gianyar, Bali.
Kegiatan studi teknis pemugaran cagar budaya di Goa Jepang, Gili Trawangan, Lombok Utara, NTB dan Bale Kapal Taman Ujung Karangasem, Bali.
LAKIP BPCB BALI 2017 13
Kegiatan Pembuatan Balai Pelindung dan Pagar Pengaman Situs Cagar Budaya di Kabupaten Bangli dan Kabupaten Gianyar.
Kegiatan Pemugaran Cagar Budaya di Pura Er Jeruk Sukawati Gianyar, dan Masjid Tua Rote, di Kabupaten
Rote Ndao, NTT.
Kegiatan Zonasi di Situs Cagar Budaya Wadu Paa, Nusa Tenggara Barat, dan Kampung Tarung, Sumba, Nusa Tenggara Timur.
LAKIP BPCB BALI 2017 14
Perbandingan capaian kinerja jumlah cagar budaya yang dilestarikan
antara tahun anggaran 2015 dengan tahun anggaran 2016 adalah sebagai
berikut :
Indikator
Kinerja
Output Tahun 2016 Tahun 2017
Target Realisasi % Target Realisasi %
Jumlah Cagar Budaya yang Dilestarikan
Pengamanan Cagar Budaya
31 28 90 6 6 100
Zonasi Cagar Budaya
6 6 100 9 9 100
Studi Konservasi
20 20 100 19 19 100
Konservasi Cagar Budaya
52 58 111 64 71 110
Evaluasi Hasil Konservasi
3 3 100 19 21 108
Pemugaran Cagar Budaya
6 5 83 2 2 100
Evaluasi Pemugaran
- - - 2 2 100
Studi Kelayakan
- - - 5 5 100
Studi Teknis 5 5 100 3 3 100
Monitoring Pelestarian
6 5 83 7 7 100
Kegiatan evaluasi hasil konservasi di Pura Sakenan, Badung, Bali
Kegiatan kajian pemanfaatan di Pura Taman Ayun, Badung, Bali dan di Pura Goa Gajah, Gianyar, Bali.
LAKIP BPCB BALI 2017 15
Cagar Budaya
Monitoring dan evaluasi jupel
9 9 100 6 6 100
Kajian Pemanfaatan Cagar Budaya
2 2 100 - - 100
Berdasarkan tabel perbandingan yang telah disusun maka dapat
disampaikan bahwa terdapat beberapa output yang mengalamai
perubahan nama antara lain observasi keterawatan cagar budaya yang
muncul tahun 2016 berubah menjadi studi konservasi di 2017, evaluasi
hasil perlindungan cagar budaya di tahun 2016 berubah menjadi evaluasi
hasil konservasi di tahun 2017, pemberian sarana perlindungan cagar
budaya di tahun 2016 berubah menjadi pengamanan cagar budaya di
tahun 2017 dan rehabilitasi cagar budaya di tahun 2016 berubah menjadi
pemugaran cagar budaya di tahun 2017 serta kegiatan studi kelayakan
dan evaluasi pemugaran yang tidak muncul di tahun 2016 dapat
dilaksanakan di tahun 2017 dan kegiatan kajian pemanfaatan yang
muncul di tahun 2016 tidak muncul di tahun 2017 karena kegiatan
tersebut masuk dalam output Naskan Pelestarian Cagar Budaya. Terdapat
beberapa kegiatan yang memiliki target dan realisasi yang sama-sama
melebihi dari tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh jumlah benda cagar
budaya di dalam situs yang dilakukan kegiatan ini cukup banyak sehingga
target dan realisasi di tahun 2017 menjadi lebih besar dari tahun 2016.
2. Indikator kinerja “event internalisasi cagar budaya”, capaian indikator
ini sesuai dengan target yang ditetapkan. Dari target sebanyak 32 event,
terealisasi sebanyak 32 event dengan persentase capaian sebesar 100%.
Ketercapaian indikator kinerja tersebut dikarenakan adanya dukungan
oleh output-output kegiatan :
Indikator Kinerja Output Target Realisasi %
Event Internalisasi Cagar Budaya
1 Publikasi Cagar Budaya di Media Massa
1 1 100
2 Publikasi Cagar Budaya Via Bioskop Keliling
20 20 100
3 Sosialisasi Pelestarian Cagar Budaya
4 4 100
4 Penyuluhan Cagar Budaya 3 3 100
5 Pameran Cagar Budaya 4 4 100
LAKIP BPCB BALI 2017 16
Untuk mencapai target output di atas, tidak ada kendala atau
permasalahan berarti yang dihadapi yang dapat mempengaruhi capaian
target indikator terkait.
Dokumentasi indikator kinerja “event internalisasi cagar budaya”
Kegiatan Sosialisasi Pelestarian Cagar Budaya di Provinsi Bali dan Provinsi NTB
Kegiatan Penyuluhan Pelestarian Cagar Budaya di Kota Kupang, NTT dan di Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
Kegiatan Pameran Cagar Budaya di Mataram dan Pameran Cagar Budaya dalam rangka Word Culture Forum di Bali.
LAKIP BPCB BALI 2017 17
Perbandingan capaian kinerja peserta internalisasi cagar budaya antara
tahun anggaran 2016 dengan tahun anggaran 2017 adalah sebagai
berikut :
Indikator
Kinerja
Output Tahun 2015 Tahun 2016
Target Realisasi % Target Realisasi %
Peserta Internalisasi Cagar Budaya
Publikasi Cagar Budaya di Media Massa
260 300 115 1 1 100
Publikasi Cagar Budaya Via Bioskop Keliling
4000 4000 100 20 20 100
Sosialisasi Pelestarian Cagar Budaya
240 240 100 4 4 100
Penyuluhan Cagar Budaya
300 300 100 3 3 100
Pameran Cagar Budaya
1200 1200 100 4 4 100
Berdasarkan tabel perbandingan antara tahun 2016 dan tahun 2017
terdapat perbedaan target dan realisasi, hal ini disebabkan perubahan
Indikator Kinerja yang pada tahun 2016 dinamakan Peserta Internalisasi
CB sedangkan tahun 2017 menjadi Event Internalisasi CB yang
mengakibatkan perubahan ouput dari peserta menjadi event. Perubahan
nama juga terjadi pada output pencetakan dan penerbitan buku, booklet,
leaflet, jurnal dan UU CB di tahun 2016 menjadi publikasi cagar budaya di
media massa pada tahun 2017.
3. Indikator kinerja “naskah pelestarian cagar budaya”, capaian indikator
ini melebihi target yang ditetapkan. Dari target sebanyak 21 naskah,
terealisasi sebanyak 24 naskah dengan persentase capaian sebesar
114,26%. Ketercapaian indikator kinerja tersebut dikarenakan adanya
dukungan oleh output-output kegiatan :
Indikator Kinerja Output Target Realisasi %
Naskah Pelestarian Cagar Budaya
1 Kajian Pelestarian Cagar Budaya
3 3 100
2 Pendokumentasian Cagar Budaya
18 21 117
LAKIP BPCB BALI 2017 18
Untuk mencapai target output di atas, tidak ada kendala atau
permasalahan berarti yang dihadapi yang dapat mempengaruhi capaian
target indikator terkait.
Pencapaian realisasi target yang jauh melebihi ini disebabkan oleh
kegiatan inventarisasi yang semula ditargetkan 18, ternyata terrealisasi
melebihi target yang ditetapkan karena informasi keterdapatan cagar
budaya di daerah melebihi target yang ada.
Dokumentasi indikator kinerja “naskah pelestarian cagar budaya”
Kegiatan Inventarisasi Cagar Budaya di Kabupaten Lombok Barat, NTB dan di Kabupaten Rote Ndao, NTT
Kegiatan Pemetaan di Masjid Gunung Pujut, Lombok Tengah, NTB dan di Pura Gede Purancak, Negara, Bali.
LAKIP BPCB BALI 2017 19
Perbandingan capaian kinerja dokumen pelestarian cagar budaya antara
tahun anggaran 2016 dengan tahun anggaran 2017 adalah sebagai berikut
:
Indikator
Kinerja
Output Tahun 2016 Tahun 2017
Target Realisasi % Target Realisasi %
Naskah Pelestarian Cagar Budaya
Pengumpulan dan Pengolahan Data Piktorial Cagar Budaya (1)
5 5 100 - - -
Kajian Pelestarian Cagar Budaya
- - - 3 3 100
Pendokumentasian Cagar Budaya
64 104 162 18 21 117
Berdasarkan tabel perbandingan antara tahun 2016 dan tahun 2017
terdapat perbedaan indikator di mana pada tahun 2016 bernama
dokumen pelestarian cagar budaya sedangkan pada tahun 2017 menjadi
naskah pelestarian cagar budaya yang diikuti perubahan output di mana
inventarisasi dan pengolahan data piktorial menjadi satu dalam output
pendokumentasian cagar budaya serta terdapat perpindahan output dari
indikator cagar budaya yang dilestarikan ke naskah pelestarian cagar
budaya yaitu output kajian pelestarian cagar budaya.
LAKIP BPCB BALI 2017 20
B. Realisasi Anggaran
Realisasi anggaran merupakan penggunaan anggaran dalam upaya
pencapaian sasaran strategis yang telah ditetapkan sesuai penetapan kinerja
tahun 2017. Untuk mencapai target dalam penetapan kinerja tahun 2017,
Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali mengalokasikan anggaran sebesar Rp.
7.952.819.000 (tujuh milyar sembilan ratus lima puluh dua juta delepan ratus
sembilan ratus ribu rupiah) dari Total Anggaran Kegiatan Pelestarian dan
Pengelolaan Peninggalan Purbakala Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali,
sebesar Rp. 27.275.467.000 (dua puluh tujuh milyar dua ratus tujuh puluh
lima juta empat ratus enam puluh tujuh ribu rupiah). Dari anggaran sebesar
Rp. 7.952.819.000 tersebut terserap sebesar Rp. 5,984,309,600 atau sebesar
75,25%.
Dengan pola pengukuran dan perhitungan seperti diuraikan di atas,
rata-rata capaian kinerja outcome/hasil pengelolaan keuangan Balai
Pelestarian Cagar Budaya Bali yang sebesar 75,25% atau masuk dalam
kategori baik.
Pengukuran pencapaian hasil program dan kegiatan menggunakan
rentang nilai capaian dan kategori capaian sebagai berikut:
Urutan Rentang Capaian Kategori Capaian
I Capaian ≥ 100% Memuaskan
II 85% ≤ Capaian < 100% Sangat Baik
III 70% ≤ Capaian < 85% Baik
IV 55% ≤ Capaian < 70% Cukup
V Capaian < 55% Kurang
Dalam perjalanan pelaksanaan pencapaian Sasaran Strategis, target
anggaran yang tercantum dalam penetapan kinerja mengalami perubahan.
Adapun ikhtisar capaian realisasi anggaran per indikator kinerja kegiatan
tahun 2017 setelah mengalami perubahan adalah sebagai berikut:
LAKIP BPCB BALI 2017 21
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
KEGIATAN TARGET ANGGARAN
REALISASI
TARGET KINERJA
% ANGGARAN %
1 2 3 4 5 6 7 8
Terlaksananya Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan Cagar Budaya
Jumlah Cagar Budaya yang Dilestarikan
142 Cagar Budaya
4.949.389.000 151
Cagar Budaya
106,3
3.908.011.300 78,96
Jumlah Naskah Pelestarian Cagar Budaya
21 Naskah 1.583.036.000 24
Naskah 114,26
1.006.030.700 63,55
Jumlah Event Internalisasi Cagar Budaya
32 Event 1.420.394.000 32 Event 100 1.070.267.600 75.35
Berikut rincian tingkat ketercapaian masing-masing indikator :
a. Indikator kinerja “jumlah cagar budaya yang dilestarikan, anggaran
yang digunakan untuk mendukung pencapaian target indikator kinerja ini
sebesar Rp. 4.949.389.000. Dari anggaran tersebut berhasil terserap
sebesar Rp. 3.908.011.300 dengan persentase daya serap sebesar
78,96%. Dari pagu anggaran tersebut berhasil dilakukan efisiensi sebesar
21,04% atau sebesar Rp. 1.041.377.700. Berikut realisasi anggaran untuk
masing-masing output yang mendukung indikator ini :
Indikator
Kinerja
Output Target Realisasi %
Jumlah Cagar Budaya yang Dilestarikan
1 Pengamanan Cagar Budaya
1.195.000.000 972.284.000 81,36
2 Zonasi Cagar Budaya 456.555.000 401.905.700 88,04 3 Studi Konservasi 221.210.000 125.935.000 56,93
4 Konservasi Cagar Budaya
292.040.000 237.342.500 81,27
5 Evaluasi Hasil Konservasi
91.680.000 64.004.000 69,81
6 Pemugaran Cagar Budaya
1.783.915.000 1.526.883.000 85.59
7 Evaluasi Pemugaran 75.900.000 57.330.000 75,53
8 Studi Kelayakan 328.559.000 215.306.400 65,53 9 Studi Teknis 167.828.000 81.241.000 48,40
10 Monitoring Pelestarian Cagar Budaya
108.816.000 87.762.500 80,65
11 Monitoring dan evaluasi jupel
227.886.000 137.989.800 60,55
b. Indikator kinerja “event internalisasi cagar budaya”anggaran yang
digunakan untuk mendukung pencapaian target indikator kinerja ini
sebesar Rp. 1.420.394.000. Dari anggaran tersebut berhasil terserap
LAKIP BPCB BALI 2017 22
sebesar Rp. 1.070.267.600 dengan persentase daya serap sebesar
75,35%. Dari pagu anggaran tersebut berhasil dilakukan efisiensi sebesar
24,65% atau sebesar Rp. 350.126.400. Berikut realisasi anggaran untuk
masing-masing output yang mendukung indikator ini :
Indikator
Kinerja
Output Target Realisasi %
Peserta Internalisasi Cagar Budaya
1 Publikasi Cagar Budaya di Media Massa
60.460.000 7.500.000 12,4
2 Publikasi Cagar Budaya Via Bioskop Keliling
366.660.000 348.634.000 95,1
3 Sosialisasi Pelestarian Cagar Budaya
380.054.000 334.169.500 87,9
4 Penyuluhan Cagar Budaya
119.223.000 102.472.000 85,9
5 Pameran Cagar Budaya 455.121.000 277.490.200 61
c. Indikator kinerja “naskah pelestarian cagar budaya”anggaran yang
digunakan untuk mendukung pencapaian target indikator kinerja ini
sebesar Rp. 1.583.036.000. Dari anggaran tersebut berhasil terserap
sebesar Rp. 1.006.030.700 dengan persentase daya serap sebesar
63,55%. Dari pagu anggaran tersebut berhasil dilakukan efisiensi
sebesar 36,45% atau sebesar Rp. 577.005.300 . Berikut realisasi
anggaran untuk masing-masing output yang mendukung indikator ini :
Indikator
Kinerja
Output Target Realisasi %
Naskah Pelestarian Cagar Budaya
1 Kajian Pelestarian Cagar Budaya
364.912.000 152.143.000 41,7
2 Pendokumentasian Cagar Budaya
1.218.124.000 853.887.700 70,1
LAKIP BPCB BALI 2017 23
BAB IV
PENUTUP
Dalam tahun anggaran 2017, Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali,
telah dapat mewujudkan kinerjanya melalui pelaksanaan satu program
dengan satu Sasaran Strategis dan tiga Indikator Kinerja. Program tersebut
adalah Program Pelestarian Budaya. Adapun kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai hasil dari program utama tersebut adalah Pelestarian dan
Pengelolaan Peninggalan Purbakala.
Rata-rata Capaian Indikator Kinerja adalah sebesar 106.85% atau
masuk dalam kategori capaian memuaskan. Jika dilihat dari capaian kinerja
rata-rata tersebut di atas, maka Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali dapat
dikatakan telah secara efektif melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
diemban dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan.
Dengan tersusunnya LAKIP tahun 2017 ini diharapkan akan
memberikan informasi bagi stakeholders tentang kinerja yang berhasil
dicapai Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali. Selain itu juga dapat menjadi
sumber informasi dalam pengambilan kebijakan, penyempurnaan
perencanaan ke depan.
Secara keseluruhan capaian target kinerja tahun 2017 sangat
bermanfaat bagi BPCB Bali untuk meningkatkan kinerja pada tahun-tahun
berikutnya. Oleh sebab itu, sesuai dengan hasil pengamatan atas capaian
target kinerja tahun 2017, dirumuskan beberapa langkah penting sebagai
strategi pemecahan masalah yang akan dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk merumuskan Rencana Kinerja Tahun 2018.
LAKIP BPCB BALI 2017 24
LAMPIRAN