akuntabilitas pemerintah desa dalam pengelolaan …

112
AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes) DI DESA TAMANNYELENG KECAMATAN BAROMBONG KABUPATEN GOWA TAHUN 2018 DAN 2019 SKRIPSI Oleh SYERLI 105731118616 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes)

DI DESA TAMANNYELENG KECAMATAN BAROMBONG

KABUPATEN GOWA TAHUN 2018 DAN 2019

SKRIPSI

Oleh

SYERLI

105731118616

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

ii

HALAMAN JUDUL

AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APBDes)

DI DESA TAMANNYELENG KECAMATAN BAROMBONG

KABUPATEN GOWA TAHUN 2018 DAN 2019

SKRIPSI

Oleh

SYERLI

105731118616

Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Akuntansi pada

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 3: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini kupersembahkan untuk:

1. Kepada kedua orang tuaku tercinta, terima kasih atas segala dukungan, doa

yang tiada henti, cinta, kasih dan sayang yang tiada tara.

2. Kepada dosen-dosenku, terutama dosen pembimbing yang tak kenal lelah,

membimbing, mengarahkan, dan memotivasi saya untuk menyelesaikan

karya ilmiah ini.

MOTTO HIDUP

Jangan menunda pekerjaan sampai besok jika hari ini dapat diselesaikan,

maka tuntaskanlah

Page 4: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

iv

Page 5: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

v

Page 6: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

vi

Page 7: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta

para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada

ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Akuntabilitas Desa dalam

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di Desa

Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih

kepada kedua orang tua penulis yang senantiasa memberi harapan, semangat,

perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku

tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir

studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan

doa restu yang telah diberikan dengan keberhasilan penulis dalam menuntut

ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah

dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

pengharapan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

dengan hormat kepada :

Page 8: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

viii

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak.CA.CSP, selaku Ketua

Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Hj. Naidah, SE.,M.Si, selaku Pembimbing I yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga

Skripsi selesai dengan baik.

5. Bapak Muhammad Nasrun, S.ST, M.Si.Ak.CA,CPA, selaku Pembimbing

II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi

hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan

ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Segenap staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

Akuntansi Angkatan 2016 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit

bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Kedua Orang Tuaku dan keluarga yang saya cintai, terima kasih atas

pengorbanan materi, Doa dan dukungan moral yang kalian berikan

kepada ananda selama ini.

Page 9: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

ix

10. Terima kasih teruntuk Nelli Hamzah, S.pd, Satriani Nurdin, Amd.Keb dan

Fajar Tri Pambudi, yang telah memberikan semangat, kesabaran,

motivasi, dan dukungannya hingga penyelesaian skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini sangat

jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para

pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak utamanya kepada Almamater kampus Biru Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, wassalamu’alaikum Wr. Wb

Makassar, Oktober 2020

Syerli

Page 10: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

x

ABSTRAK

SYERLI, 2020. Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Pengelolaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa Tahun 2018 dan 2019, Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Ibu Hj. Naidah dan Pembimbing II Bapak Muhammad Nasrun.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Akuntabilitas Desa dalam melaksanakan Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa. Penelitian ini dilakukan di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari teknik wawancara, teknik wawancara ini dilakukan secara langsung dengan perangkat desa dan masyarakat Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan pengelolaan APBDes dilakukan secara transparansi dan dipertanggungjawabkan, namun masih ada beberapa indikator dari kriteria akuntabel yang belum terpenuhi oleh Pemerintah Desa Tamannyeleng.

Kata Kunci: Akuntabilitas, Pemerintah Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

Page 11: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

xi

ABSTRACT

SYERLI, 2020. Village Government Accountability in Village Budget Management (APBDes) in Tamannyeleng Village, Barombong District, Gowa Regency year 2018 and 2019 Thesis, Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Advisor I Mrs. Hj. Naidah and Supervisor II Mr. Muhammad Nasrun.

This study aims to determine the Village Accountability in implementing Village Budget Management. This research was conducted in Tamannyeleng Village, Barombong District, Gowa Regency. The data used in this study were obtained from interview techniques, this interview technique was carried out directly with village officials and the community of Tamannyeleng Village, Barombong District, Gowa Regency. The results of this study indicate that the overall management of APBDes is carried out in a transparent and accountable manner, but there are still several indicators of accountable criteria that have not been met by the Tamannyeleng Village Government.

Keywords: Accountability, Village Government, Village Revenue and Expenditure Budget

Page 12: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ....................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ v

SURAT PERNYATAAN ................................................................................ vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... x

ABSTRACT ................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR/BAGAN ........................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi Pemerintahan ............................................................. 8

B. Desa ............................................................................................ 13

C. Penyajian Laporan Keuangan .................................................... 25

D. Akuntabilitas ................................................................................ 31

E. Penelitian Terdahulu ................................................................... 35

Page 13: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

xiii

F. Kerangka Pikir ............................................................................. 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 44

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 41

C. Sumber Data ............................................................................... 41

D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 42

E. Instrumen Penelitian ................................................................... 43

F. Metode Analisis Data .................................................................. 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian ........................................................ 48

B. Hasil Penelitian ........................................................................... 52

C. Pembahasan ............................................................................... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 73

B. Saran ........................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... 78

Page 14: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

xiv

DAFTAR TABEL

5.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 47

5.2 Sumber Pendapatan Tahun 2018 ......................................................... 55

5.3 Sumber Pendapatan Tahun 2019 ......................................................... 56

5.4 APBDes Tahun 2018 ............................................................................. 58

5.5 APBDes Tahun 2019 ............................................................................. 60

5.6 Indikator Akuntabilitas ............................................................................ 63

Page 15: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

xv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pikir ......................................................................................... 43

3.1 Analisis Data .......................................................................................... 47

4.1 Struktur Organisasi ................................................................................ 52

Page 16: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan

adanya era reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah dan

desentralisasi fiskal. Hal ini terjadi seiring dengan pesatnya

perkembangan ilmu akuntansi khususnya dalam bidang akuntansi

pemerintahan. Akuntansi pemerintahan adalah salah satu bidang ilmu

akuntansi yang mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan

transaksi-transaksi yang terjadi di badan pemerintahan. Adanya tuntutan

akuntabilitas dan transparansi atas pencatatan transaksi-transaksi dan

pelaporan kinerja pemerintah oleh sebuah kebutuhan yang tidak lagi

terelakan.

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan hak tradisional yang diakui dan dihormati

dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU

No. 6 Tahun 2014). Dari segi politis Undang-Undang ini memberikan

sebuah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah

daerah. Pemerintah daerah mempunyai kewenangan yang disebut

otonomi desa. Sulumin (2015) mendefinisikan otonomi desa merupakan

keuangan kewenangan bagi desa dalam mengatur kepentingan

masyarakat sesuai dengan prakarsa yang ada.

Page 17: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

2

Salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap pengembangan

wilayah pedesaan adalah adanya anggaran pembangunan secara khusus

yang dicantumkan dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah) untuk pembangunan wilayah pedesaan, yakni dalam bentuk

ADD (Alokasi Dana Desa). Itikad baik pemerintah pusat akan adanya

ADD (Alokasi Dana Desa) ditunjukkan dengan terbitnya Surat Edaran

Mendagri No. 140/640/SJ yang menjelaskan tentang Alokasi Dana Desa.

ADD (Alokasi Dana Desa) adalah wujud dari proses dan keadilan

anggaran yang selama ini diidamkan oleh desa. Dengan adanya ADD

(Alokasi Dana Desa) diharapkan desa dapat melatih diri dan dan belajar

tentang bagaimana melakukan perencanaan dan pengelolaan keuangan

dalam menyelenggarakan roda pemerintahan dan pemberdayaan

masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan prioritas serta potensi masing-

masing desa.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintah Daerah menjelaskan bahwa terkandung tiga pola otonomi.

Pertama, kedaulatan provinsi sebagai kedaulatan terbatas. Kedua,

kedaulatan kabupaten/kota sebagai kedaulatan luas. Ketiga, kedaulatan

desa adalah kedaulatan yang asli, bulat dan utuh serta bukan merupakan

pemberian dari pemerintah, begitu juga sebaliknya pemerintah

berkewajiban menghargai kedaulatan asli yang dimiliki oleh desa

tersebut.

Dana Desa merupakan dana yang berasal dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara yang ditujukan untuk Desa dan Desa

Adat yang dikirim melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Page 18: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

3

kabupaten/kota dan dimanfaatkan untuk mendanai penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat dan

kemasyarakatan. Kelembagaan desa merupakan lembaga yang

mendukung pelaksanaan pemerintahan desa, pelaksanaan

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan

pemberdayaan masyarakat desa. Demikian kelembagaan desa harus

bekerja secara sinergis dan terpadu untuk mencapai desa yang sejahtera.

Pemerintahan desa berlandaskan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu dengan

perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

Upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat selama ini

terkendala oleh sarana dan prasarana yang sudah kurang memadai.

Fenomena yang menjadi persoalan pada desa tamannyeleng salah

satunya pada kegiatan pembangunan sarana sanitasi dan kebersihan

lingkungan yang belum terlaksana dengan baik yaitu seperti ketersediaan

wadah sampah sesuai dengan jenis sampah masih belum memadai

sehingga masyarakat membuang sampah pada satu wadah sehingga hal

tersebut menyulitkan dalam pengelolaan sampah. Sehingga penanganan

dan pelayanan sampah di Desa Tamannyeleng tidak berjalan optimal.

Fenomena yang terjadi ketika desa sendiri tidak siap mewujudkan desa

yang partisipatif setelah sekian lama berada dalam sistem pemerintahan

yang tersentral. Penyelenggaraan pemerintahan desa mulai dari

kebijakan sampai praktik empiris pengelolaan kekuasaan mengandung

sejumlah kelemahan, dan menyisakan banyak persoalan Persoalan

terjadi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang masih jauh dari

Page 19: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

4

prinsip-prinsip good governance atau pemerintahan yang baik. Salah

satunya adalah unsur pertanggungjawaban atau akuntabilitas.

Akuntabilitas merupakan hal yang sangat penting dalam

penyelenggaraan pemerintah desa. Pemerintah desa sebagai pemegang

otoritas kebijakan publik di daerah, wajib mempertanggungjawabkan

tindakan yang diambil kepada masyarakat. Prinsip ini memberikan isyarat

bahwa penyelenggaraan pemerintahan harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Akuntabilitas akan

memastikan bahwa penyelenggaraan pemerintah desa telah

dilaksanakan dengan baik.

Penelitian yang dilakukan Sari, Retno Murni (2015) di Desa

Bendosari Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung, menemukan

bahwa Pemerintah Desa Bendosari Kecamatan Ngantru Kabupaten

Tulungagung telah menerapkan prinsip-prinsip akuntabilitas pada

pengelolaan APBDes tahun anggaran 2015. Akuntabilitas ini secara

umum di pemerintahan Desa Bendosari sudah berjalan dengan baik,

walaupun masih ada beberapa kelemahan yang harus dibenahi. Menurut

hasil analisis berdasarkan tahapan pengelolaan dana desa, yaitu pada

tahapan pelaksanaan, pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur

pedesaan belum berjalan sesuai dengan harapan karena pelaksana dari

kegiatan pembangunan ini tidak dikelola langsung oleh Tim Pelaksana

Kegiatan yang dibentuk oleh Pemerintah Desa, namun kenyataannya

seluruh pengadaan barang dan jasa masih dilaksanakan oleh bendahara

desa.

Page 20: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

5

Hasil penelitian yang dilakukan Faridah dan Suryono (2015) di Desa

Sidogedungbatu Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik, dapat

diambil beberapa kesimpulan yaitu perencanaan program ADD (Alokasi

Dana Desa) di Desa Sidogedungbatu telah melaksanakan konsep

pembangunan partisipatif masyarakat desa yang dibuktikan dengan

penerapan prinsip partisipatif dan responsif. Pelaksanaan program ADD

(Alokasi Dana Desa) di Desa Sidogedungbatu Kecamatan Sangkapura

Kabupaten Gresik telah menerapkan prinsip-prinsip partisipatif, responsif,

transparan dan akuntabel. Pelaporan ADD tersebut telah dibuktikan

dengan pertanggungjawaban pelaksanaan program ADD dan APBDes

kepada pemerintah tingkat atasnya dilakukan secara periodik.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, terjadi research gap

atau perbedaan hasil penelitian. Adapun research gap yang dimaksud

adalah sebagai berikut : pada penelitian pertama dan kedua, variabel

yang diteliti bukan hanya akuntabilitas, namun juga transparansi

pertanggungjawaban APBDes. Selain itu, diantara kedua penelitian

terdahulu dan penelitian yang akan dilakukan ini memiliki perbedaan

tempat dan waktu penelitian, sehingga kondisi objektif dan

pertanggungjawaban APBDes pada masing-masing objek juga dapat

berbeda. Oleh sebab itu, peneliti perlu melakukan penelitian lebih lanjut

dan mendalam. Selain itu, juga mengingat bahwa dalam hal pengelolaan

dana desa, tidak menutup kemungkinan adanya resiko terjadinya

kesalahan baik bersifat administratif maupun substantif yang dapat

mengakibatkan terjadinya permasalahan hukum karena belum

Page 21: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

6

memadainya kompetensi perangkat desa dalam hal penatausahaan,

pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan APBDes.

Fenomena yang terjadi saat ini terkait laporan keuangan desa,

secara prinsip Desa Tamannyeleng memiliki permasalahan terkait

laporan keuangan desa, yaitu sering terjadi keterlambatan laporan

keuangan dalam penyampaian dari desa ke Kecamatan, masih lemahnya

skill (keterampilan) terkait kreativitas laporan keuangan, masih lemahnya

perangkat desa dalam pemahaman PP No. 32 Tahun 2004, dalam

laporan keuangan yang dibuat oleh kepala desa selama ini masih bersifat

konvensional (tradisional). Permasalahan seperti diatas muncul salah

satunya karena tidak berlakunya standar pelaporan keuangan di desa.

Permasalahan lain yang muncul yaitu diterbitkannya Undang-Undang No.

6 Tahun 2014 yang menjelaskan bahwa desa mulai pada tahun 2015

akan mendapatkan kucuran dana sebesar 10% dari APBN. Dana tersebut

diberikan secara langsung kepada kepala desa tanpa melalui perantara

seperti sebelumnya. Alokasi APBN sebesar 10% yang diterima oleh desa

akan menyebabkan penerimaan desa yang meningkat sehingga adanya

hal tersebut maka diperlukan adanya akuntansi dan manajemen

keuangan yang baik di tiap-tiap desa.

Berdasarkan pemaparan latar belakang dari penelitian sebelumnya

dan fenomena-fenomena dapat dilihat bahwa masih kurangnya

pengelolaan keuangan di Desa Tamannyeleng, maka hal ini membuat

penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang “Akuntabilitas Pemerintah

Desa dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

Page 22: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

7

(APBDes) di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten

Gowa Tahun 2018 dan 2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah

pokok dalam penelitian ini adalah: Bagaimana akuntabilitas pemerintah

desa dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDes) di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten

Gowa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan maka tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui akuntabilitas pemerintah desa dalam pengelolaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di Desa

Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berbagai pihak

antara lain:

a. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas

pengetahuan dan wawasan peneliti tentang akuntabilitas pemerintah

desa dalam melakukan pengelolaan anggaran pendapatan dan

belanja desa.

b. Bagi Peneliti yang akan datang

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan informasi bagi

peneliti selanjutnya dalam bidang akuntansi.

c. Bagi Instansi yang diteliti

Page 23: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

8

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan

pertimbangan dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja

desa, di desa tamannyeleng serta akuntabilitas dari pemerintahan

desa.

Page 24: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Akuntansi Pemerintahan

1. Pengertian Akuntansi Pemerintahan

Akuntansi Pemerintahan merupakan proses

pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi

ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintahan yang dijadikan

informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-

pihak eksternal pemerintah yang memerlukan. (Abdul Halim:2012)

Akuntansi pemerintahan merupakan suatu aplikasi akuntansi

di dalam bidang keuangan negara, terutama di tahapan untuk

pelaksanaan anggaran, termasuk itu juga seluruh dampak yang

ditimbulkan baik itu sifatnya sementara maupun permanen di seluruh

tingkatan serta unit di dalam lembaga pemerintahan. (Kustadi Arinta)

Akuntansi pemerintahan adalah aplikasi akuntansi di bidang

keuangan negara (public finance), khususnya pada tahapan

pelaksanaan anggaran (Budget execution) termasuk yang

ditimbulkannya, baik yang bersifat seketika maupun yang lebih

permanen pada semua tingkatan dan unit pemerintahan, tuntutan

transparansi dan akuntabilitas publik atas penggunaan akuntansi

dalam mencatat dan melaporkan kinerja pemerintahan. (Dedi,2012:1)

Akuntansi pemerintahan merupakan teknologi lama pada

perkembangannya bergeser istilah akuntansi sektor publik, istilah ini

didasarkan pada pelebaran wilayah kajian dari akuntansi nirlaba,

dimana akuntansi pemerintah merupakan mekanisme akuntansi yang

Page 25: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

9

memproses transaksi-transaksi keuangan yang berkaitan dengan

pengelolaan keuangan negara baik tingkat pusat maupun tingkat

daerah.

PP No. 24 tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan atau SAP pasal 1 ayat 5, SAP yakni serangkaian

prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari

pengumpulan data, dan pelaporan posisi keuangan pemerintah.

2. Tujuan Akuntansi Pemerintahan

Tujuan akuntansi pemerintahan adalah menyajikan informasi

bagi para pengambil keputusan tentang kejadian-kejadian ekonomi

yang penting dan mendasar serta membantu mempersiapkan

informasi tentang bagaimana cara mereka mengalokasikan sumber-

sumber yang serba terbatas seperti tenaga kerja, modal, tanah, dan

bahan baku guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh pemerintah.

Menurut Bachtiar Arif tujuan dari akuntansi pemerintahan

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Akuntabilitas

Keuangan negara yang dikelola harus mampu

dipertanggungjawabkan sesuai amanat konstitusi yang diatur

dalam UUD 1945 Pasal 23 ayat 5.

b. Manajerial

Akuntansi pemerintahan memungkinkan pemerintah membantu

merancang penyusunan APBD dan strategi pembangunan dan

pengendalian atas kegiatan dalam rangka pencapaian ketaatan

perundang-undangan, efisiensi, efektivitas dan ekonomis.

Page 26: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

10

c. Pengawasan

Keuangan di pemerintahan terdiri dari pemeriksaan keuangan

secara umum, pemeriksaan ketaatan dan pemeriksaan

operasional atau manajerial.

3. Karakteristik Akuntansi Pemerintahan

Menurut Revrisond Baswir, karakteristik akuntansi

pemerintahan adalah sebagai berikut:

a. Tidak terdapat pencatatan laba-rugi karena tujuan utama lembaga

pemerintah bukanlah mencari laba.

b. Tidak perlu dilakukan pencatatan kepemilikan pribadi karena

lembaga pemerintah adalah milik seluruh rakyat, dan kepemilikan

itu tidak dituliskan dalam sebuah surat bukti kepemilikan.

c. Bentuk akuntansi pemerintahan berbeda antara suatu negara

dengan negara yang lain tergantung dari bentuk negara yang

bersangkutan.

d. Penyelenggaraan akuntansi pemerintahan tidak dapat dipisahkan

dari mekanisme pengurusan keuangan dan sistem anggaran tiap

negara karena fungsi akuntansi pemerintahan adalah untuk

menyediakan informasi tentang realisasi pelaksanaan anggaran

suatu negara.

Sedangkan menurut Muhammad Gade, karakteristik

akuntansi pemerintahan adalah sebagai berikut:

Page 27: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

11

a. Menggunakan istilah dana (fund) sehingga akuntansi

pemerintahan sering juga disebut sebagai akuntansi dana.

Pengertian “dana” di sini adalah satuan akuntansi dan fiskal (fiscal

and accounting entity) dengan seperangkat buku besar yang

mencatat kas, sumber-sumber keuangan selain kas, kewajiban-

kewajiban, sisa atau saldo modal beserta perubahan-

perubahannya yang dipisahkan untuk melaksanakan kegiatan

khusus atau mencapai kegiatan tertentu.

b. Tidak ada model atau desain tunggal untuk akuntansi

pemerintahan karena sangat dipengaruhi oleh peraturan dan

hukum yang berlaku dalam negara tersebut.

Menurut Bachtiar Arif, Iskandar mengemukakan beberapa

karakteristik akuntansi pemerintahan yakni diantaranya sebagai

berikut:

a. Pemerintah mencatat anggaran pada saat anggaran tersebut

dibukukan

b. Pemerintah tidak berorientasi pada keuntungan sehingga dalam

akuntansi pemerintah tidak ada laporan laba (income statement)

dan treatment akuntansi yang berhubungan dengannya

c. Dalam akuntansi pemerintahan sangat mungkin menggunakan

lebih dari satu jenis dana

d. Akuntansi pemerintahan sifatnya kaku karena sangat tergantung

dengan peraturan perundang-undangan

e. Akuntansi pemerintahan akan membukukan pengeluaran modal

Page 28: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

12

f. Akuntansi pemerintahan tidak membutuhkan perkiraan modal dan

laba yang ditahan dalam neraca

4. Peranan Akuntansi Pemerintahan

Adapun peran dari akuntansi pemerintahan diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Akuntabilitas, mempertanggungjawabkan mengenai pengelolaan

sumber daya dan juga pelaksanaan kebijakan yang

dipercayakan kepada entitas pelaporan untuk bisa sampai pada

tujuan yang telah atau sudah ditetapkan dengan secara periodik

b. Manajemen, membantu para nasabah untuk kemudian

mengevaluasi pelaksanaan kegiatan atau aktivitas suatu entitas

pelaporan di dalam periode pelaporan sehingga bisa

memudahkan dalam fungsi perencanaan, pengelolaan serta juga

pengendalian atas seluruh aktiva, kewajiban, serta ekuitas dana

pemerintah untuk kepentingan masyarakat banyak

c. Transparansi, memberikan suatu informasi keuangan yang

terbuka serta jujur kepada masyarakat berdasarkan

pertimbangan bahwa masyarakat mempunyai atau memiliki hak

untuk dapat atau bisa mengetahui dengan secara terbuka serta

menyeluruh atas suatu pertanggungjawaban dari pemerintah di

dalam pengelolaan sumber daya yang sudah atau telah

dipercayakan kepadanya serta juga ketaatannya pada peraturan

perundang-undangan. (Bachtiar Arif, Iskandar)

d. Keseimbangan antargenerasi, membantu para nasabah untuk

bisa atau dapat mengetahui kecukupan di dalam penerimaan

Page 29: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

13

pemerintah di periode pelaporan guna bisa atau dapat

membiayai semua atau seluruh pengeluaran yang dialokasikan

serta juga apakah generasi yang akan datang tersebut

diasumsikan akan ikut di dalam menanggung bahan pengeluaran

tersebut.

e. Evaluasi kinerja, mengevaluasi kinerja entitas pelaporan,

terutama dalam penggunaan sumber daya ekonomi yang

dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan

B. Desa

1. Pengertian Desa

Desa adalah suatu wilayah yang jumlah penduduknya kurang

dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri: pergaulan hidup yang saling kenal-

mengenal antar penduduk, pertalian perasaan yang sama tentang

suatu kesukaan dan kebiasaan, kegiatan ekonomi yang pada

umumnya agraris dan masih dipengaruhi oleh alam sekitar, seperti

iklim dan keadaan serta kekayaan alam. (Paul H. Landis dalam

Syachbrani, 2012)

Desa dapat dipahami sebagai suatu daerah kesatuan hukum

dimana bertempat tinggal di suatu masyarakat yang berkuasa

(memiliki wewenang) mengadakan pemerintahan sendiri. Pengertian

ini menekankan adanya otonomi untuk membangun tata kehidupan

desa bagi kepentingan penduduk. Dalam pengertian ini terdapat

kesan yang kuat bahwa kepentingan dan kebutuhan masyarakat desa

hanya dapat diketahui dan disediakan oleh masyarakat desa dan

bukan pihak luar. (Soetardjo dalam Thomas, 2013)

Page 30: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

14

Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai susunan asli berdasarkan asal-usul yang bersifat

istimewa. Landasan pemikiran dalam mengenai pemerintah desa

adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan

pemberdayaan masyarakat. (Widjaja, 2013)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013) desa adalah

suatu kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang

mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh Kepala Desa)

atau desa merupakan kelompok rumah di luar kota yang merupakan

kesatuan.

Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

desa adalah kumpulan masyarakat hukum dan merupakan organisasi

terendah dibawah kecamatan yang mempunyai kewenangan untuk

mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan hukum dan

adat istiadat setempat. Desa merupakan organisasi yang berdiri

sendiri dengan tradisi, adat istiadat dan hukumnya sendiri serta

mandiri.

2. Fungsi Desa

Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)

Desa adalah mitra bagi pembangunan kota

Merupakan bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan

Republik Indonesia

Desa adalah sumber tenaga kerja bagi perkotaan

3. Konsep Desa

Page 31: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

15

Tujuan pembentukan desa adalah untuk meningkatkan

kemampuan penyelenggaraan pemerintah dan meningkatkan

pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemajuan pembangunan. Terdapat beberapa

syarat yang harus dipenuhi untuk pembentukan desa sesuai

dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa yakni

pada Pasal 8 yaitu :

a. Batas usia induk paling sedikit 5 (lima) terhitung sejak

pembentukan

b. Jumlah penduduk

c. Wilayah kerja yang memiliki akses transportasi antar wilayah

d. Sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup

bermasyarakat sesuai dengan adat istiadat desa

e. Memiliki potensi yang meliputi sumber daya alam, sumber

daya manusia, dan sumber daya ekonomi penduduk

f. Batas wilayah desa yang dinyatakan dalam bentuk peta yang

telah ditetapkan Bupati/Walikota

g. Sarana dan prasarana bagi Pemerintah Desa dan pelayanan

publik, dan

h. Tersedianya dana operasional, penghasilan tetap dan

tunjangan lainnya bagi perangkat Pemerintah Desa sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang No.6 Tahun 2014

Pasal 67 Pemerintah Desa memiliki hak dan kewajiban yang harus

dilaksanakan sebagai berikut :

Page 32: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

16

1. Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

berdasarkan hak asal usul, adat istiadat dan nilai sosial

budaya masyarakat desa

2. Menetapkan dan mengelola kelembagaan desa, dan

3. Mendapatkan sumber pendapatan.

Desa berkewajiban untuk :

1. Melindungi dan menjaga persatuan, kesatuan, serta

kerukunan masyarakat desa dalam rangka kerukunan

nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa

3. Mengembangkan kehidupan demokrasi

4. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat desa, dan

5. Memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat desa.

4. Otonomi Desa

Menurut HAW .Widjaja (2010) tentang otonomi desa

merupakan otonomi yang asli, bulat, utuh serta bukan merupakan

pemberian pemerintah berkewajiban menghormati otonomi asli

yang dimiliki oleh desa tersebut.

Otonomi desa merupakan kewenangan desa untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat

menurut prakarsa. (Sumpeno, 2011:25)

Konsep desentralisasi dalam Undang-Undang Nomor 32

TAHUN 2004 tentang Pemerintah Daerah telah menunjuk tiga pola

otonomi :

Page 33: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

17

a. Otonomi provinsi sebagai otonomi terbatas

b. Otonomi Kabupaten/Kota sebagai otonomi luas

c. Otonomi desa merupakan otonomi yang asli, bulat, dan utuh

serta bukan merupakan pemberian dari pemerintah sebaliknya

pemerintah berkewajiban menghormati otonomi asli yang

dimiliki oleh desa tersebut. (Solekhan, 2012:37)

Desa memiliki wewenang sesuai yang sudah tertuang

dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa

yakni :

a. Menyelenggarakan urusan pemerintah yang sudah ada

berdasarkan hak asal-usul desa

b. Menyelenggarakan urusan pemerintah yang menjadi

kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan peraturannya

kepala desa, yakni urusan pemerintahan sesuai dengan

bantuan dari pemerintah, Pemerintah provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota

c. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-

undangan diserahkan kepada desa.

5. Pemerintahan Desa

Pemerintahan desa secara historis dibentuk oleh

masyarakat desa dengan memilih beberapa orang anggota

masyarakat yang dipercaya dapat mengatur, menata, melayani,

memelihara dan melindungi berbagai aspek kehidupan mereka.

(Awang, 2010)

Page 34: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

18

Pemerintahan desa terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat

Desa, sedangkan Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan

Perangkat lainnya yaitu sekretariat desa, pelaksanaan teknis

lapangan dan unsur kewilayahan yang jumlahnya disesuaikan

dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya setempat.

(Soemantri, 2010)

Widjaja (2013) menjabarkan Kepmendagri No. 64 Tahun

1999 menyatakan bahwa pemerintahan desa adalah kegiatan

pemerintahan yang dilakukan oleh pemerintahan desa BPD

(Badan Permusyawaratan Desa).

Pemerintahan desa diselenggarakan oleh pemerintah

desa. Kewenangan desa meliputi kewenangan di bidang

penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan

desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan

masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul

dan adat istiadat desa (UU No. 6 Tahun 2014 Pasal 18).

Menurut Permendagri RI Nomor 113 Tahun 2014

Pemerintahan Desa adalah penyelanggaraan urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam

sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam siklus pengelolaan keuangan desa merupakan tanggung

jawab dan tugas dari kepala desa dan pelaksana teknis

pengelolaan keuangan desa (sekretaris desa, kepala seksi dan

bendahara desa).

a. Kepala Desa

Page 35: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

19

Kepala desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan

keuangan desa dan mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan

kekayaan milik desa yang dipisahkan. Kepala desa memiliki

kewenangan yaitu menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan

APBDes, menetapkan Pelaksanaan Teknis Pengelolaan

Keuangan Desa (PTPKD), menetapkan petugas yang melakukan

pemungutan penerimaan desa, menyetujui pengeluaran atas

kegiatan yang ditetapkan dalam APBDes dan melakukan tindakan

yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APBDes.

b. Sekretaris Desa

Sekretaris desa selaku koordinator PTPKD membantu

kepala desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa

dengan tugas menyusun dan melaksanakan kebijakan

pengelolaan APBDes. Menyusun rancangan peraturan desa

mengenai APBDes, perubahan APBDes dan pertanggungjawaban

pelaksanaan APBDes. Melakukan pengendalian terhadap

pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam APBDes,

menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan

APBDes, melakukan verifikasi terhadap Rencana Anggaran

Belanja (RAB), bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran APBDes

(SPP). Sekretaris desa mendapatkan pelimpahan kewenangan

dari kepala desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan

desa dan bertanggungjawab kepada kepala desa.

c. Kepala Seksi

Page 36: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

20

Kepala seksi merupakan salah satu unsur dari PTPKD

yang bertindak sebagai pelaksana kegiatan sesuai dengan

bidangnya. Sesuai PP Nomor 47 Tahun 2015 pasal 64 dinyatakan

bahwa desa paling banyak terdiri dari 3 (tiga) seksi: Menyusun

RAB kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya, melaksanakan

kegiatan dan bersama lembaga kemasyarakatan desa yang telah

ditetapkan di dalam APBDes. Mengendalikan pelaksanaan

dengan melakukan pencatatan dalam buku pembantu kas

kegiatan, melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan

kepada kepala desa, mengajukan SPP dan melengkapinya

dengan bukti-bukti pendukung atas beban pengeluaran

pelaksanaan kegiatan.

d. Bendahara Desa

Bendahara desa merupakan salah satu unsur dari PTPKD

yang djabat oleh kepala/staf urusan keuangan dan memiliki tugas

untuk membantu sekretaris desa. Bendahara desa mengelola

keuangan desa yang meliputi penerimaan pendapatan desa dan

pengeluaran/pembiayaan dalam rangka pelaksanaan APBDes.

Penatausahaan dilakukan dengan menggunakan buku kas umum,

buku kas pembantu pajak dan buku bank. Penatausahaan yang

dilakukan antara lain meliputi yaitu: menerima, menyimpan,

menyetorkan/membayar, memungut dan menyetorkan PPh dan

pajak lainnya, melakukan pencatatan setiap penerimaan dan

pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara

Page 37: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

21

tertib, mempertanggungjawabkan uang melalui laporan

pertanggungjawaban.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

pemerintahan desa terdiri dari Kepala Desa beserta perangkat

desa dan Badan Permusyawaratan Desa yang dipercayai oleh

masyarakat untuk bertugas menyelenggarakan pemerintahan

desa seperti mengatur, menata, melayani, memelihara dan

melindungi berbagai aspek kehidupan masyarakat berdasarkan

asal usul dan adat istiadat.

6. Pengelolaan Keuangan Desa

Keuangan desa adalah hak dan kewajiban desa dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang,

termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan

dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa tersebut, sehingga

perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan desa.

(Solekhan, 2012:86)

Secara kelembagaan, desa telah diatur dalam Undang-

Undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa yang menjadi landasan

yuridisnya. Dalam Undang-Undang tersebut telah diatur tentang

keuangan desa, mulai dari ketentuan umum, sumber pendapatan,

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dan

pengelolaannya, hingga pembentukan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes). Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan,

belanja, pembiayaan, dan pengelolaan Keuangan Desa. Secara

spesifik, pengelolaan keuangan desa telah diatur dengan

Page 38: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

22

diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor

37 Tahun 2007 tentang pedoman umum tata cara Pelaporan dan

Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa menjelaskan

bahwa keuangan desa dikelola berdasarkan asas transparan,

akuntabel, partisipatif, serta dilakukan dengan tata tertib dan disiplin

anggaran. Pengelolaan keuangan desa merupakan keseluruhan

kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban keuangan desa. (PP 43 Tahun 2014)

Dalam Permendagri Nomor 37 Tahun 2007 dijelaskan bahwa,

keuangan desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang

termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan

dengan hak dan kewajiban tersebut. Sumber keuangan desa pada

umumnya berasal dari Pendapatan Asli Desa (PAD), dana dari

pemerintah dan hasil dari BUMDes. Adapun pelaksanaan urusan

pemerintah daerah oleh pemerintah desa akan didanai dari APBD,

sedangkan pelaksanaan urusan pemerintah pusat yang

diselenggarakan oleh pemerintah desa didanai oleh APBN.

7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

APBDes merupakan rencana keuangan tahunan desa yang

ditetapkan berdasarkan peraturan desa yang mengandung perkiraan

sumber pendapatan dan belanja desa untuk mendukung kebutuhan

program pembangunan desa yang bersangkutan. Dengan adanya

Page 39: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

23

APBDes penyelenggaraan pemerintah desa memiliki rencana

strategis yang terukur berdasarkan anggaran yang tersedia dan yang

akan dipergunakan. (Sumpeno, 2011:213)

Menurut Mahsun (2015:81) APBDes adalah daftar yang

memuat rincian penerimaan daerah dan pengeluaran/belanja daerah

selama satu tahun yang ditetapkan dengan peraturan daerah (perda)

untuk masa satu tahun. APBDes terdiri atas anggaran pendapatan,

anggaran belanja, dan pembiayaan. Pendapatan daerah merupakan

hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan nilai

kekayaan bersih.

Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun

2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa Pasal 20 menjelaskan

bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) adalah

rencana keuangan tahunan pemerintahan desa.

Penyusunan APBDes dan adanya Dana Desa merupakan

wujud desentralisasi untuk mendorong good governance. Good

Governance adalah penyelenggaraan pemerintah Negara yang kuat

dan bertanggung jawab, serta efektif dan efisien dengan melindungi

keseimbangan sinergitas konstruktif antara domain Negara, sektor

swasta, dan masyarakat. Sangat susah untuk menerapkan prinsip-

prinsip good governance terhadap pemerintahan tingkat pusat

maupun pemerintahan tingkat daerah bahkan pemerintahan desa.

(Solekhan, 2012 :140)

APBDes pada dasarnya adalah rencana keuangan tahunan

Pemerintahan Desa APBDes terdiri atas:

Page 40: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

24

a. Pendapatan Desa

Meliputi semua penerimaan uang melalui rekening desa yang

merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak

perlu dibayar kembali oleh desa. Pendapatan desa diklasifikasikan

menurut kelompok dan jenis.

b. Belanja Desa

Meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang

merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang

tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja

desa dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan

kewenangan desa dan diklasifikasikan menurut kelompok,

kegiatan dan jenis.

c. Pembiayaan desa

Meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun anggaran

berikutnya. Pembiayaan desa terdiri atas penerimaan pembiayaan

dan pengeluaran pembiayaan yang diklasifikasikan menurut

kelompok dan jenis. (Sumpeno, 2013)

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, yang bertujuan untuk

memudahkan dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan desa,

sehingga tidak menimbulkan multitafsir dalam penerapannya.

Page 41: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

25

Dengan demikian desa dapat mewujudkan pengelolaan keuangan

yang efektif dan efisien. Oleh karenanya, proses dan mekanisme

penyusunan APBDes yang diatur dalam Permendagri tersebut

akan menjelaskan siapa yang, dan kepada siapa bertanggung

jawab, dan bagaimana pertanggungjawabannya. Untuk itu perlu

ditetapkan pedoman umum tata cara pelaporan dan

pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintah desa, yang

dimuat dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 35 Tahun

2007.

C. Penyajian Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sarana pertanggungjawaban

manajemen atas penggunaan dan pengelolaan sumber daya entitas

yang dipercayakan kepada mereka. Pertanggungjawaban manajemen

tersebut tidak dimaksudkan untuk tujuan khusus maupun untuk

kepentingan pihak-pihak tertentu saja. (M Wahyudi Abdullah, 2013)

IAI-KASP (2015) menjelaskan bahwa membuat laporan

keuangan merupakan tahap akhir dari siklus akuntansi. Data laporan

keuangan diambil dari seluruh proses yang dilakukan sampai dengan

dibuatnya neraca lajur, data yang diproses berdasarkan neraca lajur

itulah digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.

Dalam jurnal petunjuk Pelaksanaan Bimbingan dan Konsultasi

Pengelolaan Keuangan Desa Tahun 2015 menyatakan bahwa

laporan keuangan yang harus dibuat oleh pemerintah desa, antara

lain :

Page 42: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

26

1. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes

Laporan realisasi pelaksanaan APBDes disampaikan

kepada Bupati/Walikota melalui camat, terdiri dari :

a. Laporan Semester Pertama, disampaikan paling lambat pada

bulan juli tahun berjalan.

b. Laporan Semester Akhir Tahun, disampaikan paling lambat

pada akhir bulan januari tahun berikutnya.

2. Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes

Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

APBDes setiap akhir tahun anggaran disampaikan kepada

Bupati/Walikota melalui camat terdiri dari pendapatan, belanja,

dan pembiayaan yang telah ditetapkan dengan peraturan desa.

Setelah pemerintah desa dan BPD telah sepakat terhadap laporan

pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDes dalam

bentuk peraturan desa, maka peraturan desa ini disampaikan

kepada Bupati/Walikota sebagai bagian tidak terpisahkan dari

laporan penyelenggaraan pemerintahan desa. Laporan

pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDes

sebagaimana tercantum dalam pada pasal 41 Permendagri

113/2014, disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah

anggaran berkenaan.

3. Laporan Realisasi Penggunaan Dana Desa

Page 43: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

27

Laporan Realisasi penggunaan dana desa disampaikan

kepada Bupati/Walikota setiap semester. Penyampaian laporan

realisasi penggunaan dana desa dilakukan :

a. Untuk semester I paling lambat minggu keempat bulan juli

tahun anggaran berjalan.

b. Untuk semester II paling lambat minggu keempat bulan januari

tahun anggaran berikutnya.

4. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APBDes

Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan

APBDes merupakan laporan yang disampaikan secara periodik

kepada BPD terhadap pelaksanaan APBDes dilampiri :

a. Format Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan

APBDes Tahun Anggaran berkenaan.

b. Format Laporan Kekayaan Milik Desa per 31 Desember Tahun

Anggaran berkenaan.

c. Format Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah

yang masuk ke Desa. Laporan ini disampaikan kepada BPD

secara tertulis paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya

tahun anggaran (PP 43/2014 pasal 51). (BPKP, 2015)

2. Tujuan dan Manfaat Penyajian Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut PP No. 71 Tahun 2010

adalah digunakan untuk 2 (dua) hal yakni akuntabilitas dan

Page 44: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

28

manajemen. Akuntabilitas yaitu untuk mempertanggungjawabkan

pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang

dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan secara periodik. Manajemen yaitu untuk

membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan

kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan

sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan

pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana

pemerintah untuk kepentingan masyarakat.

Menurut Diamond dalam Peggy (2013) informasi keuangan

di dalam laporan keuangan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Meningkatkan akuntabilitas untuk para manajer (kepala

daerah dan para pejabat pemda) ketika mereka bertanggung

jawab tidak hanya pada kas masuk dan kas keluar, tetapi

juga pada aset dan utang yang mereka kelola.

2. Meningkatkan transparansi dan aktivitas pemerintah.

Pemerintah umumnya mempunyai jumlah aset yang

signifikan dan utang, pengungkapan atas informasi ini

merupakan suatu elemen dasar dari transparansi fiskal dan

akuntabilitas.

3. Memfasilitasi penilaian posisi keuangan dengan

menunjukkan semua sumber daya dan kewajiban.

4. Memberikan informasi yang lebih luas yang dibutuhkan

untuk pengambilan keputusan.

Page 45: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

29

3. Karakteristik Penyajian Laporan Keuangan

Peraturan pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) menjelaskan tentang

karakteristik laporan keuangan yaitu ukuran-ukuran normatif

yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat

memenuhi tujuannya. Berikut adalah karakteristik yang

diperlukan agar laporan keuangan pemerintah daerah memenuhi

kualitas yang dikehendaki :

a. Relevan

Laporan keuangan dikatakan relevan apabila

informasi yang termuat di dalamnnya dapat mempengaruhi

keputusan pengguna dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini dan

memprediksi masa depan serta mengoreksi hasil evaluasi

mereka di masa lalu. Informasi yang relevan adalah :

1. Memiliki manfaat prediktif (predictive value)

Informasi dapat membantu pengguna untuk

memprediksi masa yang akan datang dengan mengacu

pada hasil masa lalu dan kejadian masa kini.

2. Memiliki manfaat umpan balik (feedback value)

Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan

alat mengoreksi ekspektasi di masa lalu.

3. Tepat waktu

Page 46: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

30

Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat

berpengaruh dan berguna dalam pengambilan

keputusan. Lengkap

Informasi disajikan selengkap mungkin yaitu

mencakup semua informasi akuntansi yang dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan.

b. Andal

Informasi dalam laporan keuangan bebas dari

pengertian yang menyesatkan, menyajikan fakta secara

jujur, dan dapat diverifikasi. Informasi yang andal setidaknya

memenuhi karakteristik sebagai berikut :

1. Dapat diverifikasi

Informasi dalam laporan keuangan dapat diuji. Akan

lebih baik apabila dilakukan pengujian lebih dari satu

kali oleh pihak yang berbeda dan hasilnya tidak jauh

beda.

2. Penyajian jujur

Informasi menggambarkan secara jujur transaksi yang

seharusnya disajikan atau secara wajar dapat

diharapkan untuk disajikan.

3. Netralitas

Informasi diarahkan pada kepentingan umum dan tidak

mementingkan kepentingan pihak tertentu.

c. Dapat dibandingkan dan Dapat dipahami

Page 47: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

31

Informasi yang termuat dalam laporan keuangan

akan lebih berguna jika dapat dibandingkan dengan

laporan keuangan periode sebelumnya. Perbandingan

dapat dilakukan secara internal maupun eksternal.

4. Indikator Penyajian Laporan Keuangan

Indikator yang terkandung dalam penyajian laporan

keuangan daerah yang dapat diukur melalui :

1. Laporan keuangan disusun secara lengkap

2. Laporan keuangan diselesaikan tepat waktu

3. Laporan keuangan memiliki informasi untuk mengoreksi

keuangan masa lalu

4. Laporan keuangan menyediakan informasi yang dapat

memprediksi masa depan

5. Informasi yang disajikan menggambarkan transaksi secara

jujur

6. Laporan keuangan yang diperiksa kembali oleh pihak lain

menunjukkan hasil yang tidak terlalu berbeda jauh

7. Informasi yang dimuat dapat dibandingkan dengan laporan

keuangan periode sebelumnya

8. Laporan keuangan dijadikan sesuai tolok ukur untuk tahun

berikutnya. (Wahida, 2015)

Menurut PP No. 71 Tahun 2010 indikator penyajian

laporan keuangan daerah dapat diukur melalui 4 indikator

yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat

dipahami.

Page 48: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

32

D. Akuntabilitas

1. Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk kewajiban penyelenggara

kegiatan publik untuk dapat menjelaskan dan menjawab segala hal

menyangkut langkah dari seluruh keputusan dan proses yang

dilakukan, serta pertanggungjawaban terhadap hasil kinerjanya. Pada

prinsipnya, akuntabilitas sektor publik adalah kepada masyarakat

dengan indikator pada hasil produk dan pelayanan publik

(output)yang dicapai sesuai target (seperti pelayanan pendidikan,

kesehatan, air minum, sanitasi dan lain-lain). (Lukito, 2014)

Indikator akuntabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Tercapainya pengelolaan APBDes yang jelas dari perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan

pertanggungjawaban.

b. Adanya laporan pertanggungjawaban yang akuntabel atau dapat

dipertanggungjawabkan dengan tepat waktu.

c. Adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan APBDes.

d. Laporan APBDes disampaikan kepada masyarakat setiap

semester.

e. Kemudian masyarakat dalam mengkritisi pelaksanaan kegiatan.

Akuntabilitas merupakan kewajiban agen (pemerintah) untuk

mengelola sumber daya, melapor dan mengungkapkan segala

Page 49: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

33

aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan sumber

daya publik kepada pemberi mandat (principal).(Mahmudi, 2010)

Akuntabilitas adalah suatu proses yang dilakukan untuk

mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta

pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.

(Nordiawan, 2010)

Akuntabilitas atau pertanggungjawaban (accountability)

merupakan suatu bentuk keharusan seseorang

(pimpinan/pejabat/pelaksana) untuk menjamin bahwa tugas dan

kewajiban yang sudah dilaksanakan sesuai ketentuan yang berlaku.

Akuntabilitas dapat dilihat melalui laporan yang tertulis yang informatif

dan transparan. (Sujarweni, 2015)

Dalam akuntabilitas terkandung kewajiban untuk menyajikan

dan melaporkan segala kegiatan, terutama dalam bidang administrasi

keuangan kepada pihak yang lebih tinggi. Media pertanggungjawaban

akuntabilitas tidak terbatas pada laporan pertanggungjawaban, akan

tetapi juga mencakup aspek-aspek kemudahan pemberian mandat

untuk mendapatkan informasi, baik langsung maupun tidak langsung

secara lisan maupun tulisan, sehingga akuntabilitas dapat tumbuh

pada lingkungan yang mengutamakan keterbukaan sebagai landasan

pertanggungjawaban. (Sulistiyani, 2011:71)

Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan di atas

maka dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas yaitu perwujudan

kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan dan

Page 50: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

34

pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang

dipercayakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Asas akuntabel yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil

akhir kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat

dipertanggungjawabkan kepada masyarakat desa sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Prinsip-prinsip Akuntabilitas

Dalam akuntabilitas terkandung kewajiban untuk menyajikan

dan melaporkan segala kegiatan, terutama dalam bidang administrasi

keuangan kepada pihak yang lebih tinggi. Media

pertanggungjawaban akuntabilitas tidak terbatas pada laporan

pertanggungjawaban, akan tetapi juga mencakup aspek-aspek

kemudahan pemberi mandat untuk mendapatkan informasi baik

langsung maupun tidak langsung secara lisan maupun tulisan,

sehingga akuntabilitas dapat tumbuh pada lingkungan yang

mengutamakan keterbukaan sebagai landasan pertanggungjawaban.

(Sulistiyanti, 2011)

Pelaksanaan akuntabilitas di lingkungan instansi pemerintah,

dapat diperhatikan prinsip-prinsip akuntabilitas sebagai berikut :

1. Harus ada komitmen dari pemimpin dan seluruh staf instansi

untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.

2. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin

penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 51: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

35

3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan.

4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan

manfaat yang diperoleh.

5. Harus jujur, objektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator

perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk

pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan

penyusunan laporan akuntabilitas. (LAN dan BPKP, 2007)

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Akuntabilitas

dan Manajemen Keuangan Pemerintah Desa dalam Pengelolaan

Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa (APBDes) memiliki kesamaan

dengan peneliti sebelumnya dapat dilihat dari tabel 5.1 berikut ini :

Tabel 5.1

Penelitian Terdahulu

No

Nama Peneliti

Judul Penelitian

Metodologi

Hasil

Page 52: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

36

1. Rizal, Sri Adella

Fitri, Devi

Rantika (2018)

Akuntabilitas dan

Transparansi

Pengelolaan

Anggaran

Pendapatan dan

Belanja Desa

(APBDes) Tahun

2016

Analisis

deskriptif

kualitatif

Berdasarkan hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa pemerintah

nagari Balimbing

Kecamatan

Rambatan

Kabupaten Tanah

Datar sudah

menerapkan

prinsip

akuntabilitas dan

transparansi dalam

pengelolaan APB

Nagari. Secara

umum akuntabilitas

dan transparansi

sudah mulai

diterapkan dengan

baik. Namun,

masih ada

beberapa indikator

dan kriteria

akuntabel dan

transparan yang

belum terpenuhi

oleh pemerintah

Nagari Balimbing.

2. Pipit Juliana,

Purweni

Widhianningrum

Akuntabilitas

Anggaran

Pendapatan dan

Belanja Desa

Garon Kecamatan

Kawedanan

Kabupaten

Magetan

Kualitatif hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa

akuntabilitas

hukum dan

kejujuran Desa

Garon telah

berpedoman pada

Undang-Undang Ri

No. 06 Tahun

2014, Peraturan

Menteri dalam

Negeri No. 83, 113

dan 114, Peraturan

Pemerintah No 60

Tahun 2014 dan

Page 53: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

37

Peraturan Bupati

Magetan No. 12

Tahun 2015.

Akuntabilitas

manajerial

pemerintah Desa

Garon telah

melibatkan

masyarakat,

seluruh perangkat

desa, tim

pelaksana, BPD,

LPM dan Karang

Taruna.

3. Farida (2015) Transparansi dan

Akuntabilitas

Pemerintah Desa

dalam Pengelolaan

Anggaran

Pendapatan dan

Belanja Desa

(APBDes)

Analisis

deskriptif

kualitatif

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa Kepala

Desa di Desa

Sidogedungbatu

Kecamatan

Sangkapura

Kabupaten Gresik

telah

melaksanakan

prinsip-prinsip

transparansi dan

akuntabilitas pada

pengelolaan

APBDes tahun

anggaran 2013.

Secara umum

transparansi dan

akuntabilitas di

Desa

Sidogedungbatu

Kecamatan

Sangkapura

Kabupaten Gresik

sudah berjalan

dengan baik,

walaupun masih

ada beberapa

kelemahan yang

masih harus

Page 54: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

38

diperbaiki.

4. Suci Indah

Hanifah (2015)

Akuntabilitas dan

Transparansi

Pertanggungjawab

an Anggaran

Pendapatan

Belanja Desa

(APBDes)

Analisis

Deskriptif

Kualitatif

Manajemen

keuangan desa

Kepatihan sudah

berdasarkan

Peraturan Menteri

Dalam Negeri No.

37 Tahun 2007

yang menunjukkan

pelaksanaan yang

akuntabel dan

transparan yang

dilihat dari

pelaporan

pertanggungjawab

an Anggaran

Pendapatan

Belanja Desa

(APBDes), namun

dari sisi pencatatan

akuntansi masih

diperlukan adanya

pembinaan dan

pelatihan lebih

lanjut, karena

belum sepenuhnya

sesuai dengan

ketentuan.

Hambatan

utamanya adalah

belum efektifnya

pelatihan para

perangkat desa

dan kompetensi

sumber daya

manusia, sehingga

masih memerlukan

perhatian khusus

dari aparat

pemerintah desa

secara

berkelanjutan.

5. Deti Kumalasari,

Ikhsan Budi

Transparansi dan

Akuntabilitas

Analisis

Deskriptif

Hasil penelitian ini

menunjukkan

Page 55: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

39

Riharjo (2016) Pemerintah Desa

dalam Pengelolaan

Alokasi Dana Desa

Kualitatif bahwa pemerintah

Desa Bomo

Kecamatan

Rogojampi

Kabupaten

Banyuwangi telah

melaksanakan

prinsip-prinsip

transparansi dan

akuntabilitas pada

pengelolaan ADD.

Perencanaan dan

pelaksanaan

Alokasi Dana Desa

telah menerapkan

prinsip

transparansi dan

akuntabilitas.

Sedangkan

Pertanggungjawab

an ADD secara

fisik sudah

menunjukkan

pelaksanaan yang

transparan dan

akuntabel, namun

dari sisi

administrasi masih

diperlukan adanya

perbaikan

sehingga perlu

tambahan

pembinaan lebih

lanjut, karena

belum sepenuhnya

sesuai dengan

ketentuan

peraturan

perundang

undangan.

6. Retno Murni

Sari (2015)

Akuntabilitas

Pengelolaan

Anggaran

Pendapatan dan

Analisis

Deskriptif

Kualitatif

Pemerintah Desa

Bendosari

Kecamatan

Ngantru Kabupaten

Page 56: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

40

Belanja Desa

(APBDes) di Desa

Bendosari

Kecamatan

Ngantru Kabupaten

Tulungagung

Tulungagung telah

menerapkan

prinsip-prinsip

akuntabilitas pada

pengelolaan

APBDes tahun

anggaran 2015.

Akuntabilitas ini

secara umum di

pemerintahan

Desa Bendosari

Kecamatan

Ngantru Kabupaten

Tulungagung

sudah berjalan

dengan baik,

walaupun masih

ada beberapa

kelemahan yang

harus dibenahi.

7. Efra Daud

Soeharso

(2017)

Akuntabilitas

Pemerintah Desa

dalam Pengelolaan

Anggaran

Pendapatan Dan

Belanja Desa

(APBDes) Tahun

2015 Berdasarkan

Permendagri no

113 Tahun 2014 di

Kecamatan

Sedayu Kabupaten

Bantul Yogyakarta

Analisis

Deskriptif

Kualitatif

Prinsip

akuntabilitas dalam

pengelolaan

anggaran

pendapatan dan

belanja desa

(APBDes) tahun

2015 di Desa

Argorejo dan Desa

Argodadi

Kecamatan

Sedayu Kabupaten

Bantul secara

bertahap mulai dari

tahap

perencanaan,

pelaksanaan,

piñata usaha

sampai pada tahap

pelaporan dan

pertanggungjawab

an APBDes telah

sesuai dengan

permendagri No

Page 57: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

41

113 Tahun 2014,

namun dari sisi

administrasi masih

masih diperlukan

adanya pembinaan

lanjutan, karena

belum sepenuhnya

sesuai dengan

ketentuan serta

masih ada

keterlambatan

pada pelaporan

akhir.

8. Hosnol Hotimah

(2017)

Transparansi dan

Akuntabilitas

Pemerintah Desa

dalam Pengelolaan

Anggaran

Pendapatan dan

Belanja Desa

(APBDes)

Analisis

Deskriptif

Kualitatif

Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa Kepala

Desa di Desa

Sukosari Lor

Kecamatan

Sukosari

Kabupaten

Bondowoso telah

melaksanakan

prinsip-prinsip

transparansi dan

akuntabilitas pada

pengelolaan

APBDes Tahun

anggaran 2016.

Secara umum

transparansi dan

akuntabilitas di

Desa Sukosari Lor

Kecamatan

Sukosari

Kabupaten

Bondowoso sudah

berjalan dengan

baik, walaupun

masih ada

beberapa

kelemahan yang

masih harus

diperbaiki.

Page 58: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

42

9. Neny Tri

Indrianasari

(2017)

Peran Perangkat

Desa dalam

Akuntabilitas

Pengelolaan

Keuangan Desa

(Studi pada Desa

Karangsari

Kecamatan

Sukodono)

Analisis

Deskriptif

Kuantitatif

Dalam penelitian

ini berdasarkan

hasil pembahasan

adalah perangkat

desa cukup

berperan dalam

pengelolaan

keuangan desa

dan secara

keseluruhan

pelaksanaan

pengelolaan

keuangan desa

sesuai dengan

Permendagri No.

113 Tahun 2014.

10. Masiyah Kholmi

(2016)

Akuntabilitas

Pengelolaan

Alokasi Dana Desa

(Studi di Desa

Kedungbetik

Kecamatan

Kesamben

Kabupaten

Jomban)

Kualitatif Hasil penelitian ini

menunjukkan

bahwa

perencanaan dan

pelaksanaan ADD

di Desa

kedungbetik dapat

dikatakan

akuntabel,

pelaksanaan ADD

didasarkan usulan

program dari dusun

dan dievaluasi

melalui forum

musyawarah

ditingkat desa.

F. Kerangka Pikir

Implikasi dari lahirnya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014

tentang desa adalah adanya alokasi anggaran yang besar kepada desa

yang dimaksudkan untuk meningkatkan anggaran desa dalam

pembangunan, pelayanan, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat

desa. UU Desa juga memberikan jaminan yang lebih pasti bahwa setiap

Page 59: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

43

desa akan menerima dana dari pemerintah melalui anggaran negara dan

daerah yang jumlahnya berlipat, jauh di atas jumlah yang selama ini

tersedia dalam anggaran desa. Dalam Undang-Undang tersebut

dijelaskan bahwa desa akan mendapatkan kucuran dana sebesar 10%

dari APBN.

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

bertujuan untuk memudahkan dalam pelaksanaan pengelolaan dana

desa. Oleh karena itu desa dapat mewujudkan pengelolaan keuangan

keuangan yang efektif dan efisien. Disamping itu diharapkan dapat

diwujudkan tata kelola pemerintahan desa yang baik, yang memiliki salah

satu pilar utama yaitu akuntabilitas.

Pengelolaan (APBDes) diharapkan dapat meliputi pedoman

dalam pengelolaan keuangan desa karena didalamnya telah mencakup

berbagai prosedur pengelolaan keuangan desa mulai dari perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan sampai dengan

pertanggungjawaban.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema kerangka pikir seperti

gambar dibawah ini :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Akuntabilitas Pengelolaan APBDes

Page 60: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

44

Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa

Tamannyeleng Kecamatan Barombong

Kabupaten Gowa (UU No. 6 Tahun 2014

Tentang Desa dan Permendagri No. 113

Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan

Desa)

Hasil

Page 61: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengelolaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di Desa Tamannyeleng

Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa, serta menganalisis

akuntabilitas pemerintah desa dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Desa (APBDes) di Desa Tamannyeleng Kecamatan

Barombong Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan hasil temuan sebagai pemecahan masalah dengan

menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif.

Metode deskriptif kualitatif, analisis yang dilakukan terhadap data-

data non angka seperti hasil wawancara atau catatan laporan bacaan

buku-buku dan artikel. Data-data ini akan digunakan data tersebut adalah

sebagai dasar objektif dalam proses pembuatan keputusan-keputusan

atau kebijakan dalam rangka pemecahan persoalan yang ada.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini yaitu di Desa Tamannyeleng

Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Waktu yang digunakan peneliti

untuk penelitian ini dilaksanakan mulai pada tanggal 2 November 2020

sampai 8 Januari 2021.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah semua pihak yang terkait langsung dengan

permasalahan yang diteliti yaitu beberapa informan melalui

Page 62: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

45

wawancara, dengan memilih informan yang terdiri dari Kepala Desa,

Sekretaris Desa, Bendahara Desa, dan Badan Permusyawaratan

Desa (BPD).

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui dengan

meminta data laporan keuangan APBDes, dokumen-dokumen

pemerintahan desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong

Kabupaten Gowa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Agar memperoleh data dan informasi secara akrual, dalam

penelitian ini penulis melakukan beberapa teknik pengumpulan data yaitu:

1. Peneliti Lapangan

Mengadakan penelitian langsung kepada objek atau perusahaan

yang diteliti untuk memperoleh data primer, untuk menghimpun data

akrual dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Teknik Wawancara (interview)

Mengadakan tanya jawab dan diskusi secara langsung dengan

informan yang terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris, Bendahara dan

Tokoh Masyarakat dalam memberikan beberapa data yang

dibutuhkan.

Kepala Desa Muhammad Yusram

Sekretaris Desa Masyur, A.Ma

Bendahara Risma Windi Safitri, ST

Masyarakat Desa Husain dan Haris

Page 63: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

46

b. Teknik Observasi

Dengan mengadakan pengamatan langsung pada bagian

keuangan guna memperoleh laporan keuangan APBDes Desa

Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa.

c. Teknik Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

internal yang terkait dengan ruang lingkup penelitian ini.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan

cara membaca buku-buku di perpustakaan dan tulisan-tulisan yang

berkaitan dengan masalah-masalah yang akan diteliti.

Peneliti yang dilakukan berupa studi deskriptif yang menguraikan

tentang sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari suatu objek

penelitian pada saat penelitian yang sedang dilakukan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah. Maka alat bantu yang

digunakan dalam penelitian ini berupa teks wawancara, alat perekam

suara dan kamera.

F. Metode Analisis

Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini,

metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif komparatif

yaitu menguraikan Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa (APBDes) di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong

Page 64: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

47

Kabupaten Gowa dari segi yang fungsi yang terkait, dokumen yang

digunakan, catatan yang digunakan dan laporan yang dihasilkan

kemudian membandingkan dengan pengelolaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Desa (APBDes) yang telah ditetapkan.

Analisis yang diterapkan adalah deskriptif kualitatif komparatif

yaitu:

1. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan akuntansi dan

pengelolaan keuangan di Desa Tamannyeleng Kecamatan

Barombong Kabupaten Gowa

2. Mengidentifikasi hambatan-hambatan yang ditemui dalam

pengelolaan keuangan di Desa Tamannyeleng Kecamatan

Barombong Kabupaten Gowa

3. Mengevaluasi data yang berkaitan dengan akuntansi dan manajemen

keuangan di Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten

Gowa

4. Membandingkan hasil evaluasi dengan teori-teori yang ada

5. Mengusulkan pelaksanaan akuntansi dan pengelolaan keuangan

yang baik untuk diterapkan di Desa Tamannyeleng Kecamatan

Barombong Kabupaten Gowa.

Page 65: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

48

Mengidentifikasi Hambatan-

Hambatan

Mengevaluasi Data

Membandingkan Hasil Dengan

Teori

Pengelolaan Keuangan

Gambar 3.1 Analisis Data

Pengumpulan Data

Page 66: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Desa Tamannyeleng

Sejak dahulu Tamannyeleng adalah sebuah pemukiman yang

penduduknya adalah masyarakat penduduk asli. Tamannyeleng

berasal dari kata “Tama’saile” yang merupakan tempat peristirahatan

raja-raja Gowa pada zaman sebelum kemerdekaan, tempat ini

dijadikan ajang untuk menguji beberapa kemampuan ketangkasan dan

seni baik di kalangan raja (bangsawan kerajaan) maupun di kalangan

masyarakat biasa dan merupakan pertontongan yang sangat besar,

Desa Tamannyeleng diberi nama oleh perundingan masyarakat.

Tahun 1966, Desa Tamannyeleng masih merupakan kampung

gabungan dengan nama kampung Tama’la’lang dan Anrong guru

bernama Dube’ Dg. Sirua. Tahun 1983, Pembangunan tanggul di

dusun Tama’la’lang mengakibatkan 45 hektar lahan tidak produktif,

karena tergenang air pembuangan dari pemukiman dan tidak bisa

mengalir ke sungai. Setiap tahun diadakan pesta panen pada bulan

Agustus di dusun Tama’la’lang. Setiap tahun panen berhasil sehingga

masyarakat menuangkan kegembiraannya lewat tradisi “Akkaddo

Bulo” sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

karena telah diberikan limpahan rahmat dengan hasil panen yang

meningkat.

Page 67: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

50

Tahun 2008-2010, Program PNPM memberikan bantuan modal

usaha untuk 15 kelompok, jalur sepanjang 650 meter, pengerasan

paving sepanjang 650 meter di dusun Ta’binjai yang dulunya jalan

tanah, pembuatan drainase sehingga jalan tidak becek dan

pembuangan air lancar serta mencegah banjir. Tahun 2011-2014,

Program PNPM memberikan bantuan modal usaha untuk 15

kelompok, jalur sepanjang 520 meter, pengerasan paving sepanjang

250 meter di dusun Tamannyeleng yang dulunya jalan tanah,

pembuatan drainase sehingga jalan tidak becek dan pembuangan air

lancar serta mencegah banjir.

Tahun 2015, Dana DD dan Dana APBD memberikan banyak

pekerjaan fisik dan perkembangan di Desa Tamannyeleng, berupa

Pekerjaan Paving Block & Pekerjaan Drainase dan pembangunan pos

kamling di 5 (Lima) Dusun, serta berbagai pelatihan, berupa pelatihan

menjahit, sablon, kaligrafi dan latihan dasar kepemimpinan. Tahun

2016, Dana DD dan Dana APBD memberikan banyak pekerjaan fisik

dan perkembangan di Desa Tamannyeleng, berupa Pekerjaan Paving

Block & Pekerjaan Drainase dan pembangunan Posyandu serta

berbagai pelatihan, berupa pelatihan kader posyandu, pelatihan PKK,

pelatihan BKB dan BKR.

Penelitian ini dilakukan di Desa Tamannyeleng Kecamatan

Barombong Kabupaten Gowa. Desa Tamannyeleng merupakan salah

satu desa dari pemerintahan Kecamatan Barombong, Kabupaten

Gowa dimana mempunyai potensi yang cukup strategis dalam

Page 68: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

51

pembangunan. Desa ini memiliki luas wilayah keseluruhan 319,6 Ha

terdiri dari:

a. Sawah : 65,20 ha

b. Sawah tanah hujan : 15,02 ha

c. Lahan tidur/tanah rawa : 40 ha

d. Pemukiman : 199,38 ha

Penduduk Desa Tamannyeleng didominasi masyarakat yang

mempunyai mata pencaharian sebagai petani, buruh tani/harian,

karyawan swasta, pedagang, PNS/TNI/POLRI, wirausaha dan lain-lain.

Pada tahun 2019 perkembangan penduduk desa Tamannyeleng terdiri

dari 1.922 KK, dengan jumlah penduduk 7.612 orang terdiri dari 3.880

laki-laki, 3.752 perempuan. Adapun batas wilayah desa Tamannyeleng

secara demografi adalah sebagai berikut:

a. Disebelah Utara : Berbatasan dengan sungai je’neberang

b. Disebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Kanjilo

c. Disebelah Barat : Berbatasan dengan Kel. Benteng Somba

Opu

d. Disebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Taeng dari Kanjilo

Desa Tamannyeleng terletak di Wilayah Kecamatan

Barombong Kabupaten Gowa, yang merupakan Desa dari 2 kelurahan

dan 5 desa. Wilayah Desa Tamannyeleng secara administrasi dibatasi

oleh wilayah Kabupaten dan Kecamatan serta Kelurahan tetangga.

2. Topografi

Desa Tamannyeleng secara Topografi berada di ketinggian

antara 0 sampai 25 m dpl (diatas permukaan laut) dengan kemiringan

Page 69: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

52

0⁰ . Wilayah Desa Tamannyeleng secara umum mempunyai lokasi

geologis, berupa daerah dataran rendah dengan hamparan

persawahan dan pemukiman yang cukup luas. Desa Tamannyeleng

juga merupakan daerah aliran sungai yang dibatasi oleh sungai kecil,

di daerah sebelah selatan perbatasan antara desa kanjilo dan desa

Tamannyeleng yang merupakan daerah tambang pasir. Namun,

kualitas pasirnya kurang bagus tetapi masih tetap menambang

walaupun kondisi tempat sangat dikhawatirkan akan runtuhnya tanah

pemukiman yang ada di sekitarnya karena jenis tanah sangat gembur,

dan di bagian utara adalah sungai besar yaitu sungai je’neberang yang

dulunya dipergunakan oleh masyarakat untuk bercocok tanam, namun

sekarang tidak lagi karena adanya tanggul yang membatasi aliran

sungai tersebut.

Desa Tamannyeleng secara umum kondisi tanahnya gembur

dan subur semua jenis tanaman bisa tumbuh baik berupa tanaman

padi maupun tanaman jangka panjang.

3. Visi dan Misi Desa Tamannyeleng

a. Visi Desa Tamannyeleng

“Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan

penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas”

b. Misi Desa Tamannyeleng

1) Mengarusutamakan pembangunan berwawasan

kependudukan.

2) Menyelenggarakan KB dan kesehatan reproduksi.

3) Memfasilitasi pembangunan keluarga.

Page 70: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

53

4) Membangunan dan menerapkan budaya kerja organisasi suara

konsisten.

5) Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan

KKBPK.

4. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

DESA TAMANNYELENG

Page 71: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

54

B. Hasil Penelitian

Pengelolaan Angggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

Desa Tamannyeleng

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa. Kepala

Desa dalam hal ini adalah Kepala Desa Tamannyeleng, dalam hal

menyusun APBDes harus berpedoman dari RPJM (Rencana

Pembangunan Jangka Menengah) Desa. Adanya RPJM, pembangunan

yang dilakukan pemerintah desa sesuai hasil musyawarah sehingga

pembangunan bisa tepat sasaran sesuai dengan yang direncanakan.

“Berdasarkan hasil wawancara dari perangkat desa salah satunya yaitu Bapak Masyur mengatakan Pada saat melakukan penyusunan RPJM, masyarakat selalu diundang untuk turut serta dalam penyusunan RPJM agar masyarakat setempat juga tau apa-apa saja yang menjadi agenda pemerintahan desa kedepannya, serta dalam pertanggungjawaban kepala desa. Kepala desa juga selalu memberikan pengumuman melalui papan pengumuman di balai desa dan di masjid serta masyarakat setempat bisa mengakses informasi anggaran yang diinginkan secara transparan’.

Berdasarkan hasil wawancara bersama dengan beberapa masyarakat setempat, salah satu masyarakat setempat bernama ”Pak Husain mengatakan bahwa: “Pada saat pak kepala desa akan menyusun RPJM masyarakat ikut diundang untuk ikut bermusyawarah dan turut serta dalam pengambilan keputusan dan juga kepala desa selalu mengumumkan penggunaan dana desa di papan pengumuman yang ada di desa Tamannyeleng.”

Sumber pendapatan dan dari desa Tamannyeleng dibagi menjadi

tiga yaitu pendapatan asli desa, pendapatan transfer, dan pendapatan

lain-lain. Pendapatan asli desa tamannyeleng selama ini berasal dari hasil

usaha berupa Swadaya, partisipasi, gotong royong dan pendapatan

berupa pungutan asli desa yang sah. Sedangkan pendapatan Transfer

diperoleh dana Desa, bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah, serta

adanya alokasi dana desa serta. Untuk pendapatan lain-lain diperoleh

Page 72: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

55

Hibah dan sumbangan pihak ketiga yang tidak mengikat. Berikut ini

adalah pendapatan dana dari desa Tamannyeleng pada tahun 2018.

Hasil wawancara dengan Kepala Desa mengenai pelaporan

pertanggungjawaban APBDes di Desa Tamannyeleng menyatakan

bahwa:

“Pelaporan pertanggungjawaban APBDes dilaksanakan setiap

tahun dan pelaporan setiap selesai pencairan harus ada pelaporan apa

saja yang dibelanjakan dan dilaporkan langsung dalam aplikasi sistem

keuangan desa yang dilaporkan oleh bendahara, untuk pencairan

berikutnya tidak akan dicairkan apabila pertanggungjawaban dana yang

sudah dicairkan belum ada pertanggungjawabannya berarti belum bisa

dicairkan ditahap kedua demi keamanan yang disebut penyelewengan

dana”.

Tabel 5.2

Sumber pendapatan Desa Tamannyeleng

Tahun 2018

No Sumber

Pendapatan

Anggaran Realisasi Lebih/kurang

1 Pendapatan Asli

Desa (PADesa)

247.680.000,00 248.185.185,00 505.185,00

Swadaya,

Partisipasi dan

Gotong Royong

243.680.000,00 243.680.000,00 0,00

Pendapatan Asli

Desa yang sah

(pungutan suara)

4.000.000,00 4.505.185,00 505.185,00

2 Pendapatan

Transfer

2.017.511.062,00 1.993.149.134,00 24.361.928,00

Dana Desa 1.206.623.752,00 1.206.623.752,00 0,00

Bagian dari hasil

pajak dan

10.003.334,00 9.641.406,00 361.928,00

Page 73: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

56

retribusi daerah

Alokasi Dana

Desa

776.883.976,00 776.883.976,00 0,00

Bantuan

Keuangan

Kabupaten/Kota

24.000.000,00 0,00 24.000.000,00

3 Pendapatan

Lain-Lain

50.000.000,00 50.000.000,00 0,00

Hibah dan

Sumbangan dari

pihak ketiga

50.000.000,00 50.000.000,00 0,00

Jumlah Pendapatan

Desa

2.315.191.062,00 2.291.334.319,00 23.856.743,00

Sumber: APBDes tahun 2018

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa tahun 2018 total

pendapatan Desa Tamannyeleng sebesar Rp. 2.315.191.062,- dengan

pendapatan asli desa (PADesa) senilai Rp. 247.680.000,- dan pendapatan

transfer sebesar Rp. 2.017.511.062,-. Pendapatan Desa Tamannyeleng yang

paling tinggi didapatkan dari pendapatan transfer yaitu dari alokasi dana desa

sebesar Rp. 776.883.976,- dan dari dana desa sejumlah Rp. 1.206.623.752,-.

Sedangkan pendapatan paling rendah berasal dari Pendapatan asli desa dari

sektor pungutan sah desa yaitu senilai Rp. 4.000.000,-.

Pendapatan Desa Tamannyeleng tahun 2019 tidak jauh berbeda dari

pendapatan tahun 2018, diperoleh dari Pendapatan Asli Desa (PADesa),

Pendapatan transfer dan ada penambahan pendapatan lain-lain yaitu bunga

bank. Pendapatan Desa Tamannyeleng secara jelas diperinci pada tabel 5.4

berikut:

Tabel 5.3

Page 74: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

57

Sumber pendapatan Desa Tamannyeleng

Tahun 2019

No Sumber

Pendapatan

Anggaran Realisasi Lebih/kurang

1 Pendapatan Asli

Desa (PADesa)

85.000.000,00 26.600.000,00 58.400.000,00

Swadaya,

Partisipasi dan

Gotong Royong

85.000.000,00 26.600.000,00 58.400.000,00

2 Pendapatan

Transfer

2.363.455.277,00 2.363.728.354,00 273.077,00

Dana Desa 1.533.879.531,00 1.533.879.531,00 0,00

Bagian dari hasil

pajak dan

retribusi daerah

9.641.406,00 9.914.483,00 (273.077,00)

Alokasi Dana

Desa

819.934.340,00 819.934.340,00 0,00

3 Pendapatan

Lain-Lain

5.000.000,00 7.485.796,00 2.485.796,00

Bunga Bank 5.000.000,00 7.485.796,00 (2.485.796,00)

Jumlah Pendapatan

Desa

2.453.455.277,00 2.397.814.150,00 55.641.127,00

Sumber: APBDes Tahun 2019

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pendapatan di Desa

Tamannyeleng yaitu sebesar Rp. 138.264.215,- dimana pada tahun 2018 jumlah

pendapatan Desa Tamannyeleng sebesar Rp. 2.315.191.062,- sedangkan pada

tahun 2019 jumlah pendapatan sebesar Rp. 2.453.455.277,-. Pendapatan tahun

2018 menunjukkan pendapatan PADesa dari hasil swadaya, partisipasi dan

gotong royong sebesar Rp. 243.680.000,- hal ini menunjukkan penurunan

sebesar Rp. 85.000.000,- pada tahun 2019.

Page 75: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

58

Peningkatan pendapatan transfer yang ditunjukkan pada tabel 5.3 dimana

Dana Desa tahun 2018 sebesar Rp. 1.206.623.752,- menjadi Rp. 1.533.879.531

pada tahun 2019, berarti ada peningkatan penambahan yang cukup tinggi yaitu

Rp. 327.255.779. Sedangkan dari sektor hasil pajak dan retribusi daerah

mengalami penurunan pendapatan yaitu sebesar Rp. 361.928 dibandingkan

tahun 2018. Untuk Alokasi Dana Desa juga terjadi penambahan pendapatan

sebesar Rp. 43.050.364, dimana pada tahun 2019 menjadi Rp. 819.934.340.

Sedangkan pendapatan terdapat pula anggaran belanja Desa

Tamannyeleng dalam melaksanakan pemerintahannya. Berikut ini Anggaran

Belanja Desa Tamannyeleng tersaji dalam tabel 5.4 untuk tahun 2018.

Tabel 5.4

Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Desa Tamannyeleng

Tahun 2018

No Belanja Desa Anggaran Realisasi Lebih/Kurang

1 Bidang

Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa

609.069.894,00 589.584.009,00 19.485.885,00

2 Bidang Pelaksanaan

Pembangunan Desa

1.315.624.285,00 1.291.321.140,00 24.303.145,00

3 Bidang Pembinaan

Kemasyarakatan

163.390.000,00 149.340.000,00 14.050.000,00

4 Bidang

Pemberdayaan

Masyarakat

155.339.370,00 154.014.000,00 1.325.370,00

Jumlah Belanja Desa 2.243.423.549,00 2.184.259.149,00 59.164.400,00

Surplus/(Defisit) 71.767.513,00 107.075.170,00 (35.307.657,00)

PEMBIAYAAN DESA

Penerimaan Pembiayaan

23.076.954,00 0,00 0,00

Page 76: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

59

SILPA Tahun Sebelumnya

23.076.954,00 0,00 0,00

Pengeluaran Biaya

50.000.000,00 44.844.467,00 44.844.467,00

Penyertaan Modal Desa 50.000.000,00 44.844.467,00 44.844.467,00

Jumlah Pembiayaan Desa

(71.767.513,00) (26.923.046,00) (44.844.467,00)

Sisa Lebih/(Kurang) Perhitungan Anggaran

0,00 80.152.124,00 (80.152.124,00)

Sumber: APBDes Tamannyeleng Tahun 2018

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa Belanja APBDes Desa Tamannyeleng

terdiri 4 Bidang diantaranya adalah Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa,

Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa, Bidang Pembinaan Kemasyarakatan,

Bidang Pemberdayaan Masyarakat. Tahun 2018 total pengeluaran Belanja

APBDes sesuai dengan Rencana anggaran yang telah dirumuskan yaitu sebesar

Rp. 2.243.423.549,-, dimana Belanja Terbesar dari Bidang Pelaksanaan

Pembangunan Desa yaitu kegiatan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana fisik sosial sebesar Rp. 355.038.020,-, dilanjutkan dari Bidang

Penyelenggaraan Pemerintah Desa berupa pembayaran penghasilan tetap dan

tunjangan sebesar Rp. 360.602.582,-. Jumlah biaya masing-masing bidang

adalah sebagai berikut:

a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa sebesar Rp. 609.069.894,-

b. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa sebesar Rp. 1.315.624.285,-

c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan sebesar Rp. 163.390.000,-

d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat sebesar Rp. 155.339.370,-

Diketahui bahwa belanja tertinggi adalah Bidang Pelaksanaan

Pembangunan Desa senilai Rp. 1.315.624.285,- sedangkan belanja terendah

adalah Bidang Pemberdayaan Masyarakat yaitu sebesar Rp. 155.339.370,-.

Pada tabel tersebut diketahui bahwa pemerintah desa telah melaksanakan

Page 77: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

60

anggaran secara tepat sasaran sehingga persentase pencapaian sudah

mencapai 100% sesuai dengan anggaran.

Tabel 5.5 Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDes Desa Tamannyeleng

Tahun 2019

No Belanja Desa Anggaran

Realisasi

Lebih/Kurang

1 Bidang

Penyelenggaraan

Pemerintahan

Desa

779.047.888,00 761.116.757,00 17.931.131,00

2 Bidang

Pelaksanaan

Pembangunan

Desa

1.526.231.800,00 1.199.903.300,00 326.328.500,00

3 Bidang Pembinaan

Kemasyarakatan

79.410.000,00 69.850.000,00 9.560.000,00

Pembinaan PKK 18.640.000,00 17.080.000,00 1.560.000,00

4 Bidang

Pemberdayaan

Masyarakat

104.492.500,00 95.442.150,00 9.050.350,00

5 Bidang

Penanggulangan

Bencana, Darurat

dan Mendesak

Desa

44.425.213,00 0,00 44.425.213,00

Jumlah Belanja 2.533.607.401,00 2.126.312.207,00 407.295.194,00

Surplus/(Defisit) (60.152.124,00) 271.501.943,00 (351.654.067,00)

PEMBIAYAAN

Page 78: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

61

Penerimaan

Pembiayaan

80.152.124,00 80.152.124,00 0,00

SILPA Tahun

Sebelumnya

80.152.124,00 80.152.124,00 0,00

Jumlah

Pembiayaan

80.152.124,00 80.152.124,00 0,00

SILPA Tahun

Berjalan

0,00 351.654.067,00 (351.654.067,00)

Sumber: APBDes Tamannyeleng 2019

Tabel 5.5 menunjukkan bahwa Belanja APBDes Desa Tamannyeleng

terdiri dari lima bidang diantaranya adalah:

a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa senilai Rp. 779.047.888,-

b. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa senilai Rp. 1.526.231.800,-

c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan senilai Rp. 79.410.000,-

d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat senilai Rp. 104.492.500,-

e. Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat dan Mendesak Desa senilai Rp.

44.425.213,-

Pada Tahun 2019 belanja yang dilakukan desa sama dengan

rancangan belanja yang telah disepakati bersama yaitu sebesar Rp.

2.533.607.401,- dengan belanja terbesar dari Bidang Pelaksanaan

Pembangunan Desa senilai Rp. 1.526.231.800,- dilanjutkan Bidang

Penyelenggaraan Pemerintahan Desa sebesar Rp. 779.047.888.-. Belanja

terkecil adalah Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat dan Mendesak Desa

sebesar Rp. 44.425.213,-. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa

menyumbang belanja terbesar dikarenakan di Desa Tamannyeleng ada

beberapa pembangunan diantaranya adalah kegiatan

Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan/Pengerasan Jalan Lingkungan

Page 79: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

62

Permukiman, kegiatan Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Fasilitas

Pengelolaan Sampah, kegiatan Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Fasilitas

Jamban Umum/MCK umum dll, kegiatan Penyelenggaraan Posyandu, kegiatan

Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa/Polindes Milik Desa (Obat, Insentif, KB

dsb). Selain belanja pembangunan terdapat pula pengeluaran yang cukup tinggi

yaitu penyediaan penghasilan tetap dan tunjangan perangkat desa sebesar Rp.

357.600.000,00,-. Pada tabel tersebut diketahui bahwa pemerintah desa telah

melaksanakan anggaran secara tepat sasaran, sehingga persentase pencapaian

sudah mencapai 100% sesuai dengan anggaran.

Hasil wawancara dengan Kepala Desa mengenai Bidang

penyelenggaraan pemerintahan desa menyatakan bahwa:

”Kegiatan bidang penyelenggaraan pemerintahan desa sudah diterapkan dengan

baik seperti contoh kegiatan penyelenggaraan musyawarah desa dimana

masyarakat diikutsertakan dalam rapat mengenai perencanaan pelaporan dan

pelaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah desa ke depannya”.

Hasil wawancara dengan salah satu Masyarakat Desa yaitu Bapak

Arsyad selaku Ketua RT mengenai Bidang penyelenggaran pemerintahan desa

menyatakan bahwa:

“Pada saat Kepala Desa akan menyusun perencanaan pelaporan masyarakat

ikut diundang, untuk ikut bermusyawarah dan turut serta dalam pengambilan

keputusan dan juga kepala desa selalu mengumumkan penggunaan dana desa

di papan pengumuman”.

Hasil wawancara dengan Staf Kasi Pembangunan yaitu Ibu Sahriani,

S.Pd mengenai Bidang pelaksanaan pembangunan desa menyatakan bahwa:

”Kegiatan setiap bidang dilaksanakan oleh TPK (Tim Pembangunan Kegiatan),

TPK yang membelanjakan dan melaksanakan kegiatan pembangunan desa di

tiap bidang. Mengenai evaluasi di tiap bidang ada yang dinamakan pendamping

desa yang bertugas mengevaluasi seberapa jauh pembangunan itu berjalan

dengan baik”.

Hasil wawancara dengan salah satu masyarakat desa yaitu bapak Haris

mengenai Bidang pelaksanaan pembangunan desa menyatakan bahwa:

Page 80: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

63

“Pada bidang pelaksanaan pembangunan desa yaitu pada kegiatan

pembangunan sarana sanitasi kebersihan lingkungan belum terlaksana dengan

baik, hal ini terbukti dengan belum adanya pengadaan tempat pembuangan

sampah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa’.

Hasil Wawancara dengan Bendahara mengenai Bidang pembinaan

kemasyarakatan menyatakan bahwa:

“Bidang pimbanaan kemasyarakatan dikelola oleh para staf yang sudah

ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan pembinaan kemasyarakatan misalnya

kegiatan pembinaan kerukunan umat beragama seperti jum’at ibadah.

Selanjutnya pada bidang organisasi PKK misalnya pelatihan kerjaninan,

menjahit, kecantikan dsb”.

Hasil wawancara dengan salah satu masyarakat desa yaitu bapak Haris

mengenai Bidang pembinaan kemasyarakatan menyatakan bahwa:

“Mengenai Bidang pembinaan kemasyarakatan seperti pembinaan kerukunan

umat beragama yaitu Jum’at ibadah rutin dilaksanakan sebelum pandemi covid-

19 hanya saja dengan adanya pandemi covid-19 saat ini menyebabkan kegiatan

Jum’at ibadah ini tidak telaksana secara rutin”.

Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa mengenai Bidang

pemberdayaan masyarakat menyatakan bahwa:

“Bidang pemberdayaan masyarakat tidak jauh berbeda dengan bidang

pembinaan kemasyarakatan hanya saja dalam bidang pemberdayaan

masyarakat terdapat pelatihan seperti kegiatan pelatihan untuk Kepala Desa,

Perangkat Desa untuk peningkatan kapasitas lembaga masyarakat, BKB dan

sumber daya manusia yang lainnya”.

Hasil wawancara dengan salah satu masyarakat desa yaitu Ibu Salmia

selaku anggota PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) mengenai Bidang

pemberdayaan masyarakat menyatakan bahwa:

“Bahwa kegiatan-kegiatan yang ada pada bidang telah terlaksana dengan baik

seperti dengan adanya kegiatan penyuluhan kesehatan setiap dusun dan

pelatihan anggota PKK untuk menambah wawasan dari materi setiap pelatihan”.

C. Pembahasan

Akuntabilitas APBDes Desa Tamannyeleng

Page 81: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

64

Berkaitan pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDes), tentunya tidak lepas dari kemampuan pemerintah desa untuk

mengelola APBDes sesuai kebutuhan. Pengelolaan APBDes ini dapat

mendekatkan negara ke masyarakat dan sekaligus meningkatkan partisipasi

masyarakat, yang akhirnya mendorong akuntabilitas, transparansi dan

responsivitas pemerintah lokal. Tingkat akuntabilitas dalam mengelola APBDes

dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban.

Pembelanjaan keuangan yang dilakukan pemerintahan Desa berdasarkan

APBDes, dimana dalam APBDes berdasarkan RPJM yang telah disusun

bersama sesuai dengan musyawarah mufakat.

Penyusunan RPJM Desa Tamannyeleng ini dihadiri oleh wakil-wakil dari

kelompok, dusun dan tokoh masyarakat serta unsur lain yang terkait di Desa.

Peran masyarakat dalam berpartisipasi menyusun RPJM sangat diperlukan

pemerintah desa, proses partisipasi masyarakat dilakukan dalam rangka

melaksanakan prinsip responsive terhadap kebutuhan masyarakat sehingga

masyarakat akan merasa lebih memiliki desa tempat tinggalnya.

Tabel 5.6 Indikator Akuntabilitas

Desa Tamannyeleng Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa

Uraian Aturan Desa Pelaksanaan Keterangan

Pelaporan Pengelolaan

Pelaporan

APBDes

Menggunakan

Aplikasi Siskeudes

Sesuai

Perencanaan Pembangunan

Infrastruktur

Desa

Masyarakat

diikutsertakan

dalam musyawarah

yang diadakan

Sesuai

Page 82: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

65

dikantor desa

Pelaksanaan Pemberdayaan

masyarakat,

Kegiatan

posyandu yang

dilakukan oleh

kader setiap

dusun dan

dilaksanakan

setiap bulannya

Musyawarah Desa Sesuai

Pertanggungjawaban Pelaporan

APBDes

Dilaksanankan

pelaporan setiap

tahun

Sesuai

Berdasarkan permasalahan yang diteliti yaitu untuk mengetahui

pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) dalam

mewujudkan transparansi dan akuntabilitas di Desa Tamannyeleng yang sudah

diterapkan dengan baik. Berikut penjelasannya:

1. Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

Pengelolaan keuangan desa dilaksanakan oleh tim pengelola keuangan.

Tim pengelolaan tersebut antara lain Kepala Desa selaku pemegang kekuasaan

pengelolaan keuangan desa dan mewakili Pemerintah Desa dalam kepemilikan

kekayaan desa yang dipisahkan. Selanjutnya Kepala Desa dibantu oleh

(PTPKD). Pelaksanaan Teknis Pengelolaan Keuangan Desa (PTPKD)

merupakan Sekretaris Desa, Kepala Seksi dan Bendahara Desa. Sekretaris

Desa bertugas untuk menyusun semua bukti tertulis atas pengelolaan keuangan

desa.

Kepala Seksi bertugas sebagai pelaksanaan kegiatan sesuai bidangnya.

Sedangkan Bendahara Desa mempunyai tugas menerima, menyimpan,

Page 83: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

66

menyetorkan, membayar, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan

penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam rangka

pelaksanaan APBDes. Secara keseluruhan Pengelolaan APBDes Desa

Tamannyeleng sudah sesuai dengan asas-asas atau aturan yang berlaku yaitu

sesuai dengan Peraturan Bupati Gowa (PERBUP).

Asas tersebut adalah transparansi, akuntabel, pertanggungjawaban dan

adanya partisipasi masyarakat. Pengelolaan keuangan desa dikelola dalam

masa satu tahun anggaran yakni tanggal 1 Januari sampai dengan 31

Desember. Sedangkan penyampaian Laporan realisasi Pelaksanaan APBDes

oleh kepala desa dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan anggaran kepada

Bupati melalui Camat.

2. Pelaksanaan Program Kerja

Pada pelaksanaan satu periode Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDes), Pemerintah Desa telah menetapkan beberapa rencana baik dari segi

pembangunan maupun pemberdayaan masyarakat. Misalnya. Seperti

Pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan.

3. Akuntabilitas Pemerintah Desa Tamannyeleng

Bentuk Akuntabilitas dan transparansi Pemerintah Desa dalam

mempertanggungjawabkan laporan pengelolaan APBDes dengan cara

memberikan laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat yaitu dengan

menempelkan laporan pengelolaan APBDes di papan pengumuman

pembangunan yang telah disediakan di Balai Desa, selain itu Pemerintah Desa

juga menyampaikan Laporan pertanggungjawaban realisasi pengelolaan

APBDes kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat (LPM) pada saat musyawarah penyusunan dan

Page 84: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

67

pelaporan APBDes. Dalam melakukan Pengelolaan Keuangan APBDes tentunya

ada pengawasan. Semua Pemerintah Desa telah diawasi oleh tim Badan

Pengelola Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Selain diawasi oleh BPKP,

pengelolaan keuangan APBDes diawasi oleh Intern Desa (Badan

Permusyawaratan Desa dan masyarakat), dan verifikasi dari Kecamatan,

Inspektorat, dan Bappenas.

Kepala Desa menyampaikan Laporan Semesteran Realisasi

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), semester satu

paling lambat akhir bulan juli tahun berjalan. Disampaikan kepada Bupati atau

Walikota melalui Camat. Sedangkan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi

Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), setiap akhir

tahun anggaran akhir bulan Januari berikutnya.

Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDes terdiri dari

pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Selain itu, dalam melaporkan

pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDes juga harus menyertakan

lampiran buku pembantu kas kegiatan, rencana anggaran biaya, SPP kegiatan,

SPM (Surat Perintah Membayar), surat pernyataan pertanggungjawaban, surat

keterangan wajib pajak, buku kas umum, buku kas bank dan buku kegiatan.

Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDes dibuat

berdasarkano Peraturan Bupati Gowa Nomor 6 Tahun 2014 tentang Alokasi

Dana Desa Kabupaten Gowa.

Dari hasil penelitian yang dilakukan tersebut dapat dirangkum bahwa

transparansi dan akuntabilitas pengelolaan APBDes di Desa Tamannyeleng

Kecamatan Barombong Kabupaten Gowa sudah berdasarkan pada prinsip

responsif, transparan, dan bisa dipertanggungjawabkan. Dalam mewujudkan

Page 85: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

68

transparansi pengelolaan APBDes pihak desa memberikan informasi kepada

masyarakat melalui musyawarah desa yang memuat informasi APBDes setiap

rancangan program yang dilaksanakan untuk mendukung aktivitas desa.

Pelaporan APBDes tersebut telah dibuktikan dengan

pertanggungjawaban pelaksanaan Program APBDes kepada pemerintah tingkat

atasnya dilakukan secara periodik.

Page 86: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian

Akuntabilitas Desa dalam Pengelolaan APBDes di Desa Tamannyeleng,

Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa ini, maka dapat disimpulkan

bahwa, Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa (APBDes) yang dikelola pemerintah di Desa Tamannyeleng sudah

diterapkan dengan baik, namun masih ada beberapa kegiatan

pembangunan yang belum terlaksana dengan baik.

Bentuk Akuntabilitas dan transparansi Pemerintah Desa dalam

mempertanggungjawabkan laporan pengelolaan APBDes dengan cara

memberikan laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat yaitu

dengan menempelkan laporan pengelolaan APBDes di papan

pengumuman pembangunan yang telah disediakan di Balai Desa, selain

itu Pemerintah Desa juga menyampaikan Laporan pertanggungjawaban

realisasi pengelolaan APBDes kepada Badan Permusyawaratan Desa

(BPD), Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) pada saat

musyawarah penyusunan dan pelaporan APBDes.

B. Saran

Penelitian tentang Akuntabilitas Desa dalam Pengelolaan APBDes

di Desa Tamannyeleng, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa yang

telah peneliti laksanakan, ada beberapa saran agar penelitian selanjutnya

lebih baik, diantaranya adalah:

Page 87: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

69

a. Dalam melaksanakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

(APBDes) Pemerintah Desa agar selalu melakukan perbaikan

pengelolaan APBDes dengan tetap mengikuti peraturan perundangan

yang berlaku dan selalu berprinsip partisipatif, transparansi, dan

akuntabilitas dalam pengelolaannya. Karena dengan hal ini dapat

meningkatkan semangat, motivasi, dan kreatifitas masyarakat

berpartisipasi dalam pembangunan desa, sehingga Pemerintahan

Desa Tamannyeleng bisa menjadi pemerintahan yang dinamis dan

progresif.

b. Pemerintah Desa mengadakan pembinaan pengelola APBDes

sebagai sarana efektif untuk keberhasilan program APBDes yang

lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya.

c. Pemerintah Desa perlu meningkatkan pembinaan dan pelatihan

tentang pengelolaan keuangan desa secara berkelanjutan.

d. Dalam penelitian selanjutnya bisa mengkoordinasikan terlebih dahulu

kepada para informan mengenai waktu yang akan digunakan untuk

proses wawancara.

e. Lebih aktif dalam mengajak masyarakat berpartisipasi pada kegiatan,

memberi pemahaman lebih tentang pentingnya partisipasi masyarakat

dalam pembangunan desa untuk menjadi desa mandiri.

Page 88: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

70

Page 89: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

70

DAFTAR PUSTAKA

Ade Irma. 2015. Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Kecamatan Dolo Selatan Kabupaten Sigi, e-Jurnal Katalogis, (Vol. 3 No. 1, Hal 121-137)

Deti Kumalasari, Ikhsan Budi Riharjo. 2016. Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa, (Vol. 5 No. 11)

Efra Daud Soeharso. 2017. Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa (APBDes) Tahun 2015 Berdasarkan Permendagri no 113 Tahun 2014 di Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul Yogyakarta, (Vol. 4 No. 3)

Elgia Astuty, Eva Hany Fanida. Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) (Studi Pada Alokasi Dana Desa Tahun Anggaran 2011 di Desa Sareng Kecamatan Geger Kabupaten Madiun)

Faridah dan Suryono. 2015. Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, (Vol. 4 No. 5)

Firda Khoirun Nisya. 2017. Determinan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Keuangan Desa (Studi pada Pemerintah Desa di Kecamatan Mayong dan Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara)

Hosnol Hotimah. 2017. Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)

Laily Faradhiba, Nur Diana. 2018. Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) (Studi Kasus di Desa Banjarsari Kecamatan Bandarkedungmulyo-Jombang), E-JRA, (Vol. 07 No. 07)

M Wahyudin Abdullah. 2013. Akuntansi Keuangan Adaptasi IFRS Jilid 1,

(Alauddin Press, Makassar)

Masiyah Kholmi. 2016. Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (Studi di Desa Kedungbetik Kecamatan Kesamben Kabupaten Jomban)

Neny Tri Indrianasari. 2017. Peran Perangkat Desa dalam Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa (Studi pada Desa Karangsari Kecamatan Sukodono), (Vol. 1 No. 2)

Puteri Ainurrohma Romantis, Akuntabilitas Alokasi Dana Desa di Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo Tahun 2014

Pipit Juliana, Purweni Widhianningrum. 2017. Akuntabilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Garon Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan, Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, (Vol. 6 No. 2)

Page 90: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

71

Putri Dewi Kusumaningrum, Suharno, Bambang Widarno. 2019. Akuntabilitas, Transparansi dan Peran Perangkat Desa dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa di Desa Jenalas Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen, Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, (Vol. 15 No. 4, 579-588)

Rizal, Sri Adella Fitri, Devi Rantika. 2018. Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Tahun 2016, Jurnal Al-Iqtishad, Edisi 14, (Vol. 1)

Sari, Retno Murni. 2015. Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di Desa Bendosari Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung, Jurnal Kompilek, (Vol. 7 No. 2)

Sri Karlina yani, Endang Surasetyo Ningsih. 2018. Akuntabilitas Pemerintah Desa Dalam Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (Studi Alokasi Dana Desa di Kabupaten Gayo Lues), Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), (Vol. 3 No. 2, Hal 309-316)

Suci Indah Hanifah. 2015. Akuntabilitas dan Transparansi Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes), Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, (Vol. 4 No. 8)

Yeni Fitriani Somantri, Ulfa Luthfia Nanda. 2019. Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Kecamatan Sukahening Kabupaten Tasikmalaya, (Vol. 1 No. 1)

Page 91: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

72

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 92: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

73

Page 93: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

74

1. Kantor Desa Tamannyeleng

Page 94: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

75

2. Baliho Pelaporan APBDes

3. Keg

iata

n

Mu

sya

war

ah

De

Page 95: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

76

sa

Page 96: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

77

4. Tempat pembuangan sampah yang tidak memadai

Page 97: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

78

Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa

Tahun 2018

No Belanja Desa Anggaran Realisasi Lebih/Kurang

1 Bidang

Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa

609.069.894,00 589.584.009,00 19.485.885,00

Pembayaran

Penghasilan Tetap

dan Tunjangan

360.602.582,00 360.602.582,00 476.598,00

Kegiatan

Operasional

Perkantoran

111.218.312,00 102.254.025,00 8.964.287,00

Kegiatan

Operasional BPD

12.271.000,00 12.221.000.00 50.000,00

Kegiatan

Operasional RT/RW

61.978.000,00 61.978.000,00 0,00

Kegiatan

Penyelenggaraan

Musyawarah Desa

6.750.000,00 5.495.000,00 1.255.000,00

Kegiatan

Perencanaan

Pembangunan Desa

3.685.000,00 3.685.000,00 0,00

kegiatan Monitoring

dan Evaluasi

Perkembangan Desa

1.840.000,00 1.840.000,00 0,00

Kegiatan

Pengelolaan

Informasi Desa

3.000.000,00 1.500.000,00 1.500.000,00

Kegiatan

Pengelolaan

Keuangan Desa

40.545.000,00 40.485.000,00 60.000,00

Kegiatan

Rekrutmen/Pengisian

7.180.000,00 0,00 7.180.000,00

Page 98: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

79

dan Pemberhentian

Perangkat Desa

2 Bidang

Pelaksanaan

Pembangunan Desa

1.315.624.285,00 1.291.321.140,00 24.303.145,00

Kegiatan

Pembangunan dan

Pemeliharaan

Saluran Irigasi

185.716.450,00 185.716.450,00 0,00

Kegiatan

Pembangunan dan

Pemeliharaan Jalan

dan Jembatan

261.526.350,00 261.526.350,00 0,00

Kegiatan

Pembangunan dan

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana Fisik

Sosial

355.038.020,00 355.038.000,00 20,00

Kegiatan

Pembangunan dan

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana

Kesehatan

35.224.625,00 35.224.600,00 25,00

Kegiatan

Pembangunan dan

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana

Pendidikan

81.559.120,00

81.559.050,00 70,00

Kegiatan

Pembangunan

80.000.000,00 56.000.000,00 24.000.000,00

Page 99: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

80

Sarana Sanitasi dan

Kebersihan

Lingkungan

Kegiatan

Pemeliharaan

Sarana dan

Prasarana

Masyarakat

248.680.000,00 248.377.000,00 303.000,00

Kegiatan

Pembangunan dan

Pemeliharaan

Gapura dan Tanda

Batas Desa

67.879.720,00 67.879.690,00 30,00

3 Bidang Pembinaan

Kemasyarakatan

163.390.000,00 149.340.000,00 14.050.000,00

Kegiatan Pembinaan

Keamanan dan

Ketertiban Kegiatan

Pembinaan

Kerukunan Umat

Beragama

34.900.000,00 33.900.000,00 1.000.000,00

Kegiatan Pembinaan

Kerukunan Umat

Beragama

19.440.000,00 18.640.000,00 800.000,00

Kegiatan Pembinaan

Pemuda dan

Olahraga

15.000.000,00 15.000.000,00 0,00

Kegiatan Pembinaan

Organisasi

Perempuan/PKK

49.500.000,00 39.500.000,00 10.000.000,00

Kegiatan Pendidikan

Anak Usia Dini

2.250.000,00 0,00 2.250.000,00

Kegiatan Pembinaan 42.300.000,00 42.300.000,00 0,00

Page 100: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

81

Pengelola Posyandu

4 Bidang

Pemberdayaan

Masyarakat

155.339.370,00 154.014.000,00 1.325.370,00

Kegiatan Pelatihan

Kepala Desa dan

Perangkat

41.000.000,00 40.000.000,00 1.000.000,00

Kegiatan

Peningkatan

Kapasitas Lembaga

Masyarakat

28.600.000,00 28.600.000,00 0,00

Kegiatan

Pemberdayaan

Posyandu, UP2K,

BKB dan Kelu

51.239.370,00 51.239.000,00 370,00

Kegiatan

Pengembangan

Sumber Daya

Manusia (SDM)

34.500.000,00 34.175.000,00 325.000,00

Jumlah Belanja Desa 2.243.423.549,00 2.184.259.149,00 59.164.400,00

Surplus/(Defisit) 71.767.513,00 107.075.170,00 (35.307.657,00)

PEMBIAYAAN DESA

Penerimaan Pembiayaan

23.076.954,00 0,00 0,00

SILPA Tahun Sebelumnya

23.076.954,00 0,00 0,00

Pengeluaran Biaya

50.000.000,00 44.844.467,00 44.844.467,00

Penyertaan Modal Desa 50.000.000,00 44.844.467,00 44.844.467,00

Jumlah Pembiayaan Desa

(71.767.513,00) (26.923.046,00) (44.844.467,00)

Sisa Lebih/(Kurang) Perhitungan Anggaran

0,00 80.152.124,00 (80.152.124,00)

Page 101: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

82

Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa

Tahun 2019

No

Belanja Desa Anggaran

Realisasi

Lebih/Kurang

1 Bidang

Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa

779.047.888,00 761.116.757,00 17.931.131,00

Penyediaan

Penghasilan Tetap

dan Tunjangan

Kepala Desa

51.000.000,00 51.000.000.00 0,00

Penyediaan

Penghasilan Tetap

dan Tunjangan

Perangkat Desa

357.600.000,00 357.600.000,00 0,00

Penyediaan Jaminan

Sosial bagi Kepala

Desa dan Perangkat

Desa

14.827.320,00 14.827.320,00 0,00

Penyediaan

Operasional

Pemerintah Desa

(ATK, Honor PKPKD

dan PPKD dll)

124.562.884,00 116.333.937,00 8.228.947,00

Penyediaan

Tunjangan BPD

113.400.000,00 113.400.000,00 0,00

Penyediaan

Operasional BPD

(rapat, ATK, Makan,

Minum, Pakaian,

Seragam, Listrik, dll

12.840.000,00 12.840.000,00 0,00

Penyediaan Insentif/

Operasional RT/RW

75.600.000,00 75.600.000,00 0,00

Penyusunan, 7.913.100,00 600.000,00 7.313.100,00

Page 102: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

83

Pendataan, dan

Pemutakhiran Profil

Desa

Penyelenggaraan

Musyawarah

Perencanaan Desa

atau pembahasan

APBDes (Reguler)

2.110.000,00 2.110.000,00 0,00

Penyusunan

Dokumen

Perencanaan Desa

(RPJMDesa /

RKPDesa dll)

1.180.000,00 1.180.000,00 0,00

Penyusunan

Dokumen Keuangan

Desa (APBDes,

APBDes Perubahan,

LPJ dll

9.956.084,00 9.955.500,00 584,00

Pengelolaan

Administrasi atau

Penilaian Aset Desa

5.000.000,00 5.000.000,00 0,00

Penyusunan

Kebijakan Desa

(Perdes/Perkades

selain Perencanaan/

keuangan

370.000,00 370.000,00 0,00

Penyusunan Laporan

Kepala Desa,

LPPDesa dan

informasi Kepada

Masyarakat

300.000,00 300.000,00 0,00

Dukungan &

Sosialisasi

2.388.500,00 0,00 2.388.500,00

Page 103: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

84

Pelaksanaan

Pilkades, Pemilihan

Ka. Kewilayahan &

BPD

2 Bidang Pelaksanaan

Pembangunan Desa

1.526.231.800,00 1.199.903.300,00 326.328.500,00

Penyelenggaraan

PAUD/TK/TPA

Madrasah Non Formal

Milik Desa, (Honor,

Pakaian dll)

34.200.000,00 33.200.000,00 1.000.000,00

Pengembangan dan

Pembinaan Sanggar

Seni dan Belajar

24.000.000,00 22.000.000,00 2.000.000,00

Penyelenggaraan Pos

Kesehatan

Desa/Polindes Milik

Desa (Obat, insentif,

KB, dsb)

25.630.000,00 25.130.000,00 500.000,00

Penyelenggaraan

Posyandu (Makan

Tambahan, Bumil,

Lansia, Insentif)

97.438.000,00 97.438.000,00 0,00

Penyuluhan dan

Pelatihan Bidang

Kesehatan (Untuk

Masyarakat, Tenaga

dan Kader Kesehatan

dll)

24.565.000,00 23.915.000,00 650.000,00

Penyelenggaraan

Desa Siaga

Kesehatan

19.000.000,00 19.000.000,00 0,00

Pengasuhan Bersama 3.000.000,00 1.000.000,00 2.000.000,00

Page 104: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

85

atau Bina Keluarga

Balita (BKB)

Pemeliharaan Jalan

Lingkungan

Pemukiman/Gang

12.440.000,00 10.350.000,00 2.090.000,00

Pembangunan/

Rehabilitas/

Peningkatan/

Pengerasan Jalan

Lingkungan

Permukiman

757.408.800,00 757.408.800,00 0,00

Pemeliharaan Sistem

Pembangunan Air

Limbah (Drainase, Air

Limbah Rumah

Tangga)

32.000.000 18.650.000 13.350.000

Pembangunan/

Rehabilitas/

Peningkatan Fasilitas

Jamban Umum/MCK

umum dll

56.000.000,00 56.000.000,00 0,00

Pembangunan/

Rehabilitas/

Peningkatan Fasilitas

Pengelolaan Sampah

439.050.000,00 134.311.500,00 304.738.500,00

Penyelenggaraan

Informasi Publik Desa

(Poster, Baliho dll)

1.500.000,00 1.500.000,00 0,00

3 Bidang Pembinaan

Kemasyarakatan

79.410.000,00 69.850.000,00 9.560.000,00

Koordinasi

Pembinaan

Keamanan, Ketertiban

31.260,000,00 31.620.000,00 0,00

Page 105: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

86

& Perlindungan

Masyarakat, Skala

Lokal Desa

Penyelenggaraan

Festival Kesenian,

Adat atau

Kebudayaan dan

Keagamaan (HUT RI,

Raya Keagamaan dll)

26.000.000,00 18.000.000,00 8.000.000,00

Pembangunan/

Rehabilitas/

Peningkatan Sarana

dan Prasarana

Kepemudaan &

Olahraga Milik

3.510.000,00 3.150.000,00 0,00

Pembinaan PKK 18.640.000,00 17.080.000,00 1.560.000,00

4 Bidang

Pemberdayaan

Masyarakat

104.492.500,00 95.442.150,00 9.050.350,00

Peningkatan

Kapasitas Perangkat

Desa

40.750.000,00 37.700.000,00 3.050.000,00

Pelatihan dan

Penyuluhan

Pemberdayaan

Perempuan

57.085.000,00 51.084.650,00 6.000.350,00

Pelatihan dan

Penyuluhan

Perlindungan Anak

6.657.500,00 6.657.500,00 0,00

5 Bidang

Penanggulangan

Bencana, Darurat

dan Mendesak Desa

44.425.213,00 0,00 44.425.213,00

Page 106: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

87

Kegiatan

Penanggulangan

Bencana

44.425.213,00 0,00 44.425.213,00

Jumlah Belanja 2.533.607.401,00 2.126.312.207,00 407.295.194,00

Surplus/(Defisit) (60.152.124,00) 271.501.943,00 (351.654.067,00)

PEMBIAYAAN

Penerimaan

Pembiayaan

80.152.124,00 80.152.124,00 0,00

SILPA Tahun

Sebelumnya

80.152.124,00 80.152.124,00 0,00

Jumlah Pembiayaan 80.152.124,00 80.152.124,00 0,00

SILPA Tahun

Berjalan

0,00 351.654.067,00 (351.654.067,00)

5. Hasil

wawancara

dengan

Page 107: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

88

perangkat desa

Page 108: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …

89

BIOGRAFI

Syerli panggilan Celli, lahir di Tamala’lang pada tanggal 21

Juli 1998 dari pasangan suami istri Bapak Sampe dan Ibu

Nurhayati. Peneliti adalah anak ke-Satu dari 4 bersaudara.

Peneliti sekarang bertempat tinggal di jl. Tamala’lang,

Kelurahan Tamannyeleng, Kecematan Barombong,

Kabupaten Gowa.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu pendidikan Sekolah Dasar di

SDN Taeng lulus tahun 2010, melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah

Pertama di SMPN 3 Pallangga lulus tahun 2013, kemudian melanjutkan Sekolah

Menengah Atas di SMK Yapip Makassar Sungguminasa lulus pada tahun 2016.

Pada tahun 2016 peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi swasta,

tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Fakultas Ekonomi

dan Bisnis pada Program Studi Akuntansi. Dan akhirnya peneliti menyelesaikan

pendidikan strata 1 (satu) di jurusan Akuntansi pada tahun 2021.

Page 109: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …
Page 110: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …
Page 111: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …
Page 112: AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PENGELOLAAN …