laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah ... bpkp ntb 2015.pdf · spi/p dengan kriteria...
TRANSCRIPT
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
LAPORAN AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
PERWAKILAN BPKP PROVINSI
NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2015
NOMOR : LAKIP-015/PW23/6/2016
TANGGAL : 15 JANUARI 2016
i
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNANPERWAKILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 merupakan bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan penetapan kinerja (Tapkin) yang telah disepakati sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Sedangkan bagi stakeholders lainnya, LAKIP ini merupakan wujud
pertanggungjawaban atas perannya sebagai mitra kerja Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Target-target dalam Penetapan Kinerja (Tapkin) sifatnya mengikat untuk dicapai
dan dipertanggungjawabkan. Target-target tersebut secara kumulatif mengarah
pada sasaran dan tujuan organisasi. Untuk dapat mengetahui sejauh mana
pencapaian sasaran dan tujuan tersebut, maka perlu dilakukan pengukuran atas
realisasi capaian dibandingkan dengan target yang ditetapkan. Apabila terdapat
perbedaan (performance gap) yang secara signifikan kurang atau melebihi dari
target yang ditetapkan maka perlu diberikan penjelasan secukupnya sebagai
umpan balik dalam perencanaan berikutnya.
Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015 menunjukkan
bahwa rata-rata capaian kinerja untuk IKU outcome mencapai 88,34% atau
kategori memuaskan, dengan tercapainya tiga dari empat indikator kinerja utama
(IKU) outcome. Belum tercapainya IKU outcome “Persentase Tingkat Kapabilitas
APIP (Level 3)” dikarenakan pencapaian atas outcome tersebut sangat tergantung
dengan pihak pemerintah daerah sebagai mitra dan butuh rentang waktu lebih
dari satu tahun untuk mencapainya. Target inipun rencananya dicapai maksimal
pada tahun 2019 sesuai dengan RPJMN.
Sementara rata-rata capaian IKU output telah mencapai 105,43% atau kategori
memuaskan, dengan tercapainya seluruh sasaran strategis dan Indikator Kinerja
Utama (IKU) output sesuai tapkin. Keberhasilan memenuhi target-target dalam
kontrak kinerja tersebut tentu bukan hal yang mudah, tetapi berkat kerja keras,
kerja tuntas, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja penuh integritas dari seluruh jajaran
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ...........................................................................................................v
RINGKASAN EKSEKUTIF............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi ...................................................... 1
B. Aspek Strategis Organisasi.................................................................................. 4
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi...................................................... 6
D. Struktur Organisasi ............................................................................................... 7
E. Sistematika Penyajian ........................................................................................10
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJAA. Rencana Strategis 2015 – 2019 .........................................................................11
1. Pernyataan Visi ............................................................................................11
2. Pernyataan Misi ...........................................................................................19
3. Tujuan Strategis ............................................................................................27
4. Sasaran Strategis .........................................................................................28
5. Indikator Kinerja Utama ..............................................................................28
6. Program dan Kegiatan...............................................................................30
B. Perjanjian Kinerja 2015 .......................................................................................33
BAB III AKUNTABILITAS KINERJAA. Capaian Kinerja..................................................................................................35
B. Analisis Capaian Kinerja ....................................................................................38
1. Sasaran Program 1 ......................................................................................38
2. Sasaran Program 2 ......................................................................................51
3. Sasaran Program 3 ......................................................................................53
4. Sasaran Program 4 ......................................................................................58
C. Realisasi Keuangan ............................................................................................61
BAB IV PENUTUPA. Simpulan Umum..................................................................................................64
B. Simpulan Capaian Kinerja.................................................................................65
C. Rencana Tindak..................................................................................................67
iv
LAMPIRAN 1. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Tahun 2015
LAMPIRAN 2. Perbandingan Realisasi IKK Tahun 2015 dengan Tahun 2014
LAMPIRAN 3. Daftar Opini BPK atas Laporan Keuangan Instansi Pemerintah Pusat
Tahun Buku 2014
LAMPIRAN 4. Daftar Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemda di Wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2014
LAMPIRAN 5. Daftar Opini atas LK BUMD/PDAM Tahun Buku 2014
LAMPIRAN 6. Daftar Nilai Good Corporate Governance BUMD Tahun Buku 2014
LAMPIRAN 7. Daftar Kinerja BUMD/PDAM Tahun Buku 2014
LAMPIRAN 8. Capaian Kinerja Output Tahun 2014
Capaian Kinerja Output Tahun 2015
LAMPIRAN 9. Perbandingan Realisasi Output Tahun 2015 dengan Tahun 2016
LAMPIRAN 10. Perkembangan Terget, Realisasi dan Capaian IKK Tahun 2015-2019
LAMPIRAN 11. Rekapitulasi Rekomendasi Hasil Pengawasan Tahun 2015 per Bidang
per Jenis Rekomendasi
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Struktur Organisasi..........................................................................................8
Tabel 1.2. SDM Berdasarkan Jabatan...........................................................................8
Tabel 1.3. SDM Berdasarkan Strata Pendidikan ..........................................................9
Tabel 1.4. SDM Berdasarkan Usia...................................................................................9
Tabel 2.1. Indikator Kinerja Utama................................................................................29
Tabel 2.2. Indikator Kinerja Utama Dukungan Manajemen .....................................30
Tabel 2.3. Program, Sasaran Strategis dan Kegiatan ................................................32
Tabel 2.4. Perjanjian Kinerja 2015..................................................................................33
Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama...............................................................35
Tabel 3.2. Capaian Output ...........................................................................................36
Tabel 3.3. Realisasi Penyerapan Anggaran ................................................................37
Tabel 3.4. Daftar Opini BPK atas LKPD .........................................................................41
Tabel 3.5. Level Kapabilitas APIP di Wilayah Nusa Tenggara Barat ........................55
Tabel 3.6. Komitmen Peningkatan Kapabilitas APIP..................................................56
Tabel 3.7. Anggaran dan Realisasi Keuangan per Program....................................60
Tabel 3.8. Anggaran dan Realisasi Keuangan per jenis Belanja .............................60
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
vi
RINGKASAN EKSEKUTIF
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun
Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 yang memuat visi, misi, tujuan,
sasaran, dan kegiatan, dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang
akan dicapai serta rencana pendanaan dalam tahun 2015-2019, yang
selanjutnya menjadi acuan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
dalam menyusun Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat 2015-
2019, termasuk rencana pendanaan sekaligus sebagai acuan dalam
melaksanakan kinerjanya.
Dalam tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
merumuskan empat sasaran program. Perumusan sasaran program diikuti
dengan penyesuaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai dasar pengukuran
capaian sasaran program.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 ini merupakan salah satu media yang
menunjukkan kesiapan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk
mampu menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun 2015. LAKIP ini
juga sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju
terwujudnya akuntabilitas keuangan Negara yang berkualitas.
Keberhasilan capaian sasaran program diukur dengan IKU yang
menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Pengukuran capaian kinerja
sasaran program meliputi pengukuran atas realisasi 4 IKU outcome dan 7 IKU
output yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2015. Pengukuran kemudian dilanjutkan dengan analisis, khususnya
terhadap IKU yang menyimpang jauh dari targetnya.
Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015 menunjukkan
bahwa rata-rata capaian kinerja untuk IKU outcome mencapai 88,34% atau
kategori memuaskan, dengan tercapainya tiga dari empat indikator kinerja
utama (IKU) outcome. Belum tercapainya IKU outcome “Persentase Tingkat
Kapabilitas APIP (Level 3)” dikarenakan pencapaian atas outcome tersebut
sangat tergantung dengan pihak pemerintah daerah sebagai mitra dan butuh
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
vii
rentang waktu lebih dari satu tahun untuk mencapainya. Target inipun
rencananya dicapai maksimal pada tahun 2019 sesuai dengan RPJMN.
Sementara rata-rata capaian IKU output telah mencapai 105,43% atau kategori
memuaskan, dengan tercapainya seluruh Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja
Utama (IKU) output sesuai tapkin.
Capaian indikator kinerja utama tahun 2015 diuraikan sebagai berikut:
1. Persentase Perbaikan Tata Kelola Manajemen Risiko dan Pengendalian
Intern Pengelolaan Keuangan Negara
Capaian IKU guna mendukung sasaran program “Persentase Perbaikan Tata
Kelola Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan
Negara” sebanyak 1 (satu) IKU adalah sebesar 101,65%. Capaian ini
didasarkan pada 37 tindak lanjut atas 91 rekomendasi yang disampaikan
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat atau sebesar 40,66%,
dibandingkan dengan target tahun 2015 sebesar 40%.
2. Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP pada K/L/Pemda/Efektivitas SPI
Korporasi secara Memadai
Sasaran program “Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP pada
K/L/Pemda/Efektivitas SPI Korporasi secara Memadai” belum dapat tercapai
pada tahun 2015 dikarenakan pencapaiannya IKU ini sangat tergantung
dengan pihak pemerintah daerah sebagai mitra dan butuh rentang waktu
lebih dari satu tahun untuk mencapainya. Upaya yang telah dilakukan
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat antara lain melakukan
pembinaan SPIP pada pemerintah daerah maupun K/L serta evaluasi dan
penilaian tingkat penyelenggaraan SPIP untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan dalam penyelenggaraan SPIP sekaligus memberikan
rekomendasi perbaikan dalam upaya untuk menerapkan kelima unsur SPIP
secara memadai.
Capaian IKU guna mendukung sasaran program “Persentase Penerapan
Kelima Unsur SPIP pada K/L/Pemda/efektivitas SPI Korporasi secara
Memadai” sebanyak 1 (satu) IKU adalah sebesar 135,84%. Capaian ini
didasarkan pada 36 K/L/P/Korporasi yang telah menerapkan kelima unsur
SPI/P dengan kriteria minimal cukup memadai, dibandingkan dengan 53
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
viii
K/L/P/Korporasi yang dilakukan evaluasi/penilaian penerapan SPI/Pnya oleh
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tahun 2015.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan evaluasi dan
penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPI/P pada 6 (enam)
pemerintah daerah, 12 korporasi, dan 35 K/L. Hasil penilaian maturitas SPIP
pada 6 pemda menunjukkan 2 (dua) pemda berada pada level 1 dan 4
(empat) pemda berada pada level 2 atau cukup memadai. Hasil penilaian
SPI pada 12 korporasi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan 1
korporasi berada pada kriteria cukup memadai, 3 korporasi berada pada
kriteria kurang memadai dan 8 korporasi berada pada kriteria tidak
memadai. Hasil penilaian SPIP pada 35 K/L (instansi vertikal) di wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan 8 K/L berada pada kriteria belum
memadai, 9 K/L berada pada kriteria kurang memadai, 29 K/L berada pada
kriteria cukup memadai dan 7 K/L berada pada kriteria memadai. Secara
keseluruhan, tingkat penyelenggaraan SPI/P pada K/L/P/Korporasi di wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat berada pada kriteria cukup memadai.
3. Persentase Tingkat Kapabilitas APIP (Level 3)
Sasaran program “Persentase Tingkat Kaabilitas APIP (Level 3)” belum dapat
tercapai pada tahun 2015 dikarenakan pencapaiannya IKU ini sangat
tergantung dengan pihak pemerintah daerah sebagai mitra dan akan sulit
tercapai dalam rentang waktu satu tahun. Upaya yang telah dilakukan
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat antara lain melakukan
pembinaan berupa bimbingan teknis pada instansi APIP sekaligus
melakukan pendampingan dalam self assessment peningkatan tingkat
kapabilitas APIP untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam
peningkatan kapabilitas APIP sekaligus memberikan rekomendasi perbaikan
dalam upaya untuk mencapai tingkat kapabilitas APIP level III.
Sampai dengan tahun 2015 belum terdapat APIP di wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat yang mencapai kapabilitas level 3, namun demikian proses
kegiatan peningkatan Kapabilitas APIP terhadap 11 APIP Prov/Kab/Kota
sudah berhasil/terdapat peningkatan leveling yaitu dari Level 1 ke Level 2
sebanyak 3 Inspektorat yaitu Inspektorat Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Inspektorat Kabupaten Sumbawa dan Inspektorat Kota Bima, terdapat 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
ix
Inspektorat yang telah bertahan di level 2 yaitu Inspektorat Kabupaten
Lombok Timur dan Inspektorat Kabupaten Lombok Tengah serta satu
inspektorat berpotensi untuk menuju level 3 di tahun 2016 yaitu Inspektorat
Kabupaten Lombok Barat.
4. Persepsi Kepuasan Layanan Ketatausahaan
Capaian IKU guna mendukung sasaran program “Persepsi Kepuasan
Layanan Ketatausahaan” sebanyak 1 (satu) IKU adalah sebesar 115,86%.
Capaian ini didasarkan pada hasil survei yang dilakukan dengan metode
kuisioner kepada pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat terkait kepuasan pada aspek layanan keuangan,
kepegawaian, umum (sarana prasarana) dan program dan pelaporan. Hasil
pengolahan data dengan tabulasi menunjukkan tigkat kepuasan pegawai
atas keempat aspek tersebut mencapai 8,11 pada skala Likert 1-10, atau
mencapai 115,86% dari target sebesar 7 pada skala Likert.
Capaian IKU ini didukung dengan terealisasinya 64 laporan dukungan
manajemen BPKP, 61 unit alat pengolah data BPKP, 50 unit alat rumah
tangga BPKP serta selesainya pembangunan konstruksi gedung Perwakilan
sampai dengan tahap struktur bangunan dan atap.
Keseluruhan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat pada tahun 2015 menggunakan dana sebesar Rp40.205.682.095,00 dari
anggaran sebesar Rp40.880.218.000,00 atau tercapai 98,35%.
Secara umum, seluruh sasaran program yang didukung dengan IKU output tahun
2015 telah tercapai sesuai dengan targetnya, namun masih terdapat satu IKU
outcome yang belum mencapai target. Untuk itu, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat akan melakukan langkah-langkah perbaikan kinerja yaitu
dengan meningkatkan pelayanan berupa pembinaan penyelenggaraan SPIP
secara intensif bagi K/L/Pemda/Korporasi dan pembinaan dalam rangka
peningkatan kapabilitas APIP Daerah di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
1
BAB I
PENDAHULUAN
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) merupakan
Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dengan tugas utama membantu
Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara
dan pembangunan nasional agar sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sekaligus memberi masukan bagi
penyusunan kebijakan terkait.
Tugas, fungsi dan wewenang Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB), aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk BPKP, struktur
organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 diuraikan sebagai berikut:
A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi
Bab I Pasal 2 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 192 Tahun 2014
tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
menyatakan bahwa “BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/ daerah dan
pembangunan nasional”. Selanjutnya, dalam melaksanakan tugasnya, BPKP
menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan kebijakan nasional pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional meliputi kegiatan
yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara
berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden;
2. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban
akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran
keuangan negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan
lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran
negara/daerah dan/atau subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
2
yang didalamnya terdapat kepentingan keuangan atau kepentingan lain
dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas
pembiayaan keuangan negara/ daerah;
3. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan
aset negara/daerah;
4. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian
intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan
program/ kebijakan pemerintah yang strategis;
5. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau
kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas
penyesuaian harga, audit klaim, audit isvestigatif terhadap kasuskasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit
penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian keterangan
ahli, dan upaya pencegahan korupsi;
6. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan
nasional bersamasama dengan aparat pengawasan intern pemerintah
lainnya;
7. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah
pusat;
8. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan
sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat kepentingan
keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah;
9. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah
sesuai peraturan perundangundangan;
10. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah dan sertifikasi
jabatan fungsional auditor;
11. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan di
bidang pengawasan dan sistem pengendalian intern pemerintah;
12. Pembangunan dan pengembangan, serta pengolahan data dan informasi
hasil pengawasan atas penyelenggaraan akuntabilitas keuangan negara
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
3
13. Pelaksanaan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di
BPKP; dan
14. Pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan
umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian,
keuangan, kearsipan, hukum, kehumasan, persandian, perlengkapan dan
rumah tangga.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BPKP mempunyai kewenangan :
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan;
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;
4. Pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan otonomi daerah yang
meliputi bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi di bidangnya;
5. Penetapan persyaratan akreditasi lembaga pendidikan dan sertifikasi
tenaga profesional/ahli serta persyaratan jabatan di bidangnya;
6. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yaitu :
a. memasuki semua kantor, bengkel, gudang, bangunan, tempat-tempat
penimbunan, dan sebagainya;
b. meneliti semua catatan, data elektronik, dokumen, buku perhitungan,
surat-surat bukti, notulen rapat panitia dan sejenisnya, hasil survei
laporan-laporan pengelolaan, dan surat-surat lainnya yang diperlukan
dalam pengawasan;
c. pengawasan kas, surat-surat berharga, gudang persediaan dan lain-lain;
d. meminta keterangan tentang tindak lanjut hasil pengawasan, baik hasil
pengawasan BPKP sendiri maupun hasil pengawasan Badan Pemeriksa
Keuangan, dan lembaga pengawasan lainnya.
Selain itu, BPKP bertugas sebagai auditor intern pemerintah yang bertanggung-
jawab kepada Presiden sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah RI
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Tugas
BPKP tersebut untuk mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan
pengelolaan keuangan negara melalui fungsi:
1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
tertentu yang meliputi:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
4
a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yaitu kegiatan yang dalam
pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian
negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan
pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah kementerian
negara/lembaga, provinsi, atau kabupaten/kota karena keterbatasan
kewenangan.
b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara(BUN). Khusus dalam
rangka pelaksanaan pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan
umum Negara, Menteri Keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang
terkait dengan instansi pemerintah lainnya.
c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
2. Pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah.
3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan
Menteri Keuangan kepada Presiden.
4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional (dari hasil
pengawasan BPKP dan APIP lainnya).
Secara khusus, kedudukan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
merupakan instansi vertikal BPKP di daerah yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Terkait kedudukan tersebut,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai tugas melaksanakan
pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan
akuntabilitas di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
B. Aspek Strategis Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-955/K/SU/2011 tanggal 15 Agustus 2011
merupakan salah satu unit kerja BPKP. Sebagai unit kerja BPKP berarti Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga adalah auditor intern pemerintah yang
memiliki dua peran, yaitu assurance dan consulting. Assurance meminta para
auditor intern untuk memberikan pendapatnya tentang kesesuaian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
5
penyelenggaraan control, risk management dan governance process dengan
kualitas yang ditetapkan dengan kebijakan manajemen, standar atau norma
lainnya yang diberlakukan untuk praktik dimaksud. Peran consulting diarahkan
untuk memberikan rekomendasi terhadap praktik yang telah dilaksanakan oleh
manajemen. Kendati praktik sudah sesuai dengan kualitas (kebijakan
manajemen, standar atau norma lain), auditor intern, melalui peran consulting
masih dituntut untuk memberi rekomendasi yang dapat meningkatkan efisiensi
atau efektivitas kegiatan dimaksud. Perlu diperhatikan bahwa peran pemberian
jasa assurance dan jasa consultancy, berkonsentrasi pada tiga hal pokok: risk,
control dan governance process.
Berdasarkan uraian ringkas di atas, tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP memiliki dua area dalam
melaksanakan perannya, yaitu pengawasan intern dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Pengawasan intern meliputi assurance dan consulting
yang independen dan obyektif untuk menambah nilai dan meningkatkan
operasi Instansi/Satker Kementerian/Lembaga di daerah, BUMN/BUMD, serta
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. Peran assurance tersebut bertujuan
memberikan keyakinan yang memadai tentang efektivitas proses governance
dan pengendalian serta manajemen risiko instansi pemerintah. Sedangkan
peran consulting memberikan saran dan masukan dan perbaikan dalam proses
governance dan pengendalian serta manajemen risiko instansi pemerintah.
Peran assurance dan consulting tersebut memberikan gambaran bahwa
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu unit kerja BPKP
merupakan bagian dari pemerintah yang senantiasa berusaha memberikan
pelayanan yang profesional di bidang pengawasan dalam rangka mendukung
upaya pemerintah mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan,
akuntabel, dan partisipatif.
Peran pengawasan yang dijabarkan dalam kegiatan konsultatif dan assurance
tersebut merupakan dasar pengukuran capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
NTB. Keberhasilan capaian kinerja ditentukan juga oleh kinerja pihak-pihak yang
difasilitasi terkait dengan kegiatan konsultatif dan pihak-pihak yang dibantu,
serta penugasan audit keuangan maupun audit investigasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
6
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan tugas, fungsi
dan kewenangannya melaksanakan berbagai kegiatan, yaitu: audit; konsultasi,
asistensi dan evaluasi; pemberantasan KKN; serta pendidikan dan pelatihan
pengawasan.
1. Audit
Kegiatan audit mencakup:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
b. Laporan Keuangan dan Kinerja BUMN/D/Badan Usaha Lainnya.
c. Pemanfaatan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri.
d. Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP).
e. Audit Tindak Lanjut atas Temuan-temuan Pemeriksaan.
f. Audit Khusus (Audit Investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi
praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK).
g. Audit lainnya yang menurut pemerintah bersifat perlu dan urgent untuk
segera dilakukan.
2. Konsultasi, asistensi dan evaluasi
Di bidang konsultasi, asistensi dan evaluasi, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat berperan sebagai konsultan bagi para stakeholders menuju
tata pemerintahan yang baik (good governance), yang mencakup:
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah (SAKD), Good Corporate Governance (GCG) pada Badan Usaha
Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
serta Pembinaan Peningkatan Kapabilitas APIP.
3. Pemberantasan Korupsi
Di bidang perbantuan pemberantasan korupsi, Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat membantu pemerintah memerangi praktik korupsi,
kolusi dan nepotisme dengan membentuk gugus tugas anti korupsi dengan
keahlian audit forensik. Dalam rangka penegakan hukum dan
pemberantasan KKN di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat telah bekerjasama dengan Kejaksaan Agung
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
7
dan Kepolisian RI. BPKP juga bekerjasama dengan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) yang tergabung dalam Koordinasi dan Supervisi Pencegahan
Korupsi (Korsupgah).
4. Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan
Di bidang pendidikan dan pelatihan pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat menjadi instansi pembina untuk mengembangkan
Jabatan Fungsional Auditor (JFA) di lingkungan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat juga sebagai kepanjangan tangan dari Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP dan Pusat
Pembinaan (Pusbin) JFA dalam penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan, sertifikasi,dan pembinaan seluruh auditor APIP di Provinsi NTB.
D. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yang baru
ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor 16 Tahun 2014 tanggal
16 Agustus 2014 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BPKP
Nomor 20 Tahun 2014 tanggal 23 September 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Perwakilan BPKP Tipe A. Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan instansi vertikal BPKP di daerah
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dipimpin oleh seorang Kepala
Perwakilan, yaitu Dr. Bonardo Hutauruk, Ak., M.M., berdasarkan Keputusan
Kepala BPKP Nomor KEP-108/K/SU/2015 tanggal 3 Juni 2015. Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat beralamat di Jalan Sultan Salahuddin Nomor 23
Batudawa, Tanjung Karang, Kota Mataram.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
8
Tabel 1.1.
Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
Sumber daya manusia (SDM) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
merupakan faktor penentu dalam mencapai keberhasilan organisasi.
Berikut informasi terkait dengan SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat per 31 Desember 2015:
Tabel 1.2.
SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
Berdasarkan Jabatan
SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berdasarkan komposisi
jabatan secara kuantitatif pada tahun 2015 mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2014, antara lain karena pada tahun 2015 terjadi mutasi
PFA pada internal BPKP.
Jabatan Tahun 2015 Tahun 2014
Orang % Orang %
Pejabat Struktural 5 7,58 5 9,09
Pejabat Fungsional Auditor (PFA) 54 81,82 43 78,18
Pejabat Fungsional Umum dan
lainnya
7 10,61 7 12,73
Jumlah 66 100,00 55 100,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
9
Tabel 1.3.
SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
Berdasarkan Strata Pendidikan
Strata PendidikanTahun 2015 Tahun 2014
Orang % Orang %
S-3 1 1,52 0 0,00
S-2 6 9,09 3 5,45
S-1/DIV 43 65,15 28 50,91
DIII 12 18,18 20 36,36
SLTA 4 6,06 4 7,27
Jumlah 66 100,00 55 100,00
Berdasarkan strata pendidikan pada tahun 2015 mengalami kenaikan jumlah
secara keseluruhan dan pada masa mendatang jumlah ini diharapkan akan
terus bertambah dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai.
Tabel 1.4.
SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
Berdasarkan Usia
Usia Pegawai (Tahun)Tahun 2014 Tahun 2013
Orang % Orang %
51 s.d. 56 16 24,24 6 10,91
41 s.d. 50 14 21,21 9 16,36
31 s.d. 40 8 12,12 10 18,18
s.d. 30 28 42,42 30 54,55
Jumlah 66 100,00 55 100,00
Berdasarkan komposisi usia perlu mendapat perhatian, agar tidak terjadi
kekosongan jabatan sesuai kompetensi yang dibutuhkan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
10
E. Sistematika Penyajian
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2015 merupakan bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan penetapan kinerja (Tapkin) yang telah disepakati sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan tugas, fungsi, dan wewenang organisasi, aspek strategis
organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, struktur organisasi, dan
sistematika penyajian.
BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Dalam bab ini berisi uraian tentang rencana strategis 2015-2019 dan perjanjian
kinerja 2015.
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai capaian kinerja dan analisis kinerja.
BAB IV : PENUTUP
Dalam bab ini akan diuraikan secara ringkas akuntabilitas, perbaikan rencana,
pengukuran dan evaluasi kinerja, capaian sasaran strategis dari IKU beserta
hambatan pecapaiannya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
11
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan dasar bagi pelaksanaan kegiatan dalam satu
tahun anggaran. Penyusunan rencana kinerja tidak terlepas dari rencana
strategis yang telah ditetapkan selama lima tahun ke depan. Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu unit kerja BPKP memiliki
program beserta kegiatan-kegiatannya yang mendukung pencapaian
perencanaan strategis BPKP secara keseluruhan.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) memosisikan BPKP sebagai pembina SPIP yang telah
dijabarkan dalam Renstra BPKP 2015-2019 dan diturunkan dengan Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Nua Tenggara Barat 2015-2019. Selain itu, selaku auditor
Presiden, BPKP mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan intern
terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara. Strategi Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat dalam Renstra 2015–2019 juga menjadi strategi Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rangka mencapai tujuan BPKP.
A. Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
2015-2019
Keberadaan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) terpanggil untuk mampu menjadi yang
terdepan bagi pembaruan manajemen pemerintahan, serta mendorong
kelancaran dan keberhasilan tugas-tugas pemerintah dalam mewujudkan
pemerintahan yang baik, bersih dan bebas dari KKN. Terbitnya mandat sesuai
dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 menegaskan jati diri BPKP
sebagai Auditor Presiden yang mampu memberikan informasi dan solusi bagi
Presiden berdasarkan hasil-hasil pengawasan yang dilakukan.
1. Pernyataan Visi
“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di
Wilayah Nusa Tenggara Barat”
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
12
Pernyataan Visi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat disusun seiring
dengan reformasi penyelenggaraan negara, adanya perubahan-
perubahan di berbagai lingkungan strategis, dan perubahan paradigma
baru di lingkungan BPKP. Mewujudkan visi tersebut merupakan tantangan
yang harus dihadapi oleh segenap personil Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat selaku
pelaksana kegiatan BPKP di daerah, sepenuhnya menyelaraskan visi, misi,
tujuan dan sasaran yang ditetapkan BPKP sebagai landasan dalam
menyusun Renstra Perwakilan untuk menjalankan aktivitasnya.
Komitmen yang terkandung dalam pernyataan visi tersebut mempunyai
beberapa kata kunci, yaitu:
a. Auditor Internal Pemerintah
Terdapat dua kata kunci dalam frase auditor internal pemerintah yaitu
audit intern dan auditor pemerintah.
i) Audit Intern
Audit intern atau pengawasan intern yang diadopsi oleh BPKP
mengacu pada definisi Institute of Internal Auditor (IIA) tentang internal
auditing yaitu “an independent, objective assurance and consulting
activity designed to add value and improve an organization’s
operations. It helps an organization accomplish its objectives by
bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve
the effectiveness of risk management, control, and governance
processes”.
Sesuai definisi tersebut, dua sifat aktifitas peran Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam melaksanakan pengawasan
intern yaitu sebagai pemberi jasa assurance dan pemberi jasa
consultancy. Melihat pendekatannya, pengawasan intern dimaksud
menuntut jasa assurance dan consultancy yang diperoleh dengan
pendekatan yang sistematis dan metodologis untuk mengevaluasi
dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan
proses governance. Lebih spesifik lagi, untuk program atau kebijakan
pembangunan nasional, pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
13
Nusa Tenggara Barat menuntut penerapan pendekatan evaluasi (riset
sosial) untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan atas ketiga hal
tersebut.
ii) Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah mengacu kepada posisi Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat sebagai aparat pengawasan intern pemerintah
yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden sebagai
pemegang kekuasaan Pemerintah dalam bingkai Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sebagai Auditor Pemerintah, Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan mata dan telinga Presiden
yang difungsikan untuk melihat dan mendengar secara langsung
fakta lapangan dan memberikan respon berupa informasi assurance
melalui suatu sistem pengawasan, dalam hal ini sistem informasi
akuntabilitas di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Menteri atau Kepala Lembaga atau Kepala Daerah atau pada
tataran tertentu, Direktur Utama BUMN, adalah pembantu Presiden
atau delegatee kekuasaan Presiden. Demi kepentingan Presiden,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga berfungsi sebagai
mitra strategis KLPK dalam hal pemberian jasa consultancy. Jika
informasi assurance di atas menunjukkan adanya risiko terhadap
pencapaian tujuan program pemerintah, maka Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat berfungsi memberikan rekomendasi
perbaikan untuk memitigasi risiko, dan memastikan tujuan program
pemerintah, dalam hal ini sasaran pembangunan nasional, dapat
tercapai.
Dalam posisi sebagai Auditor Presiden, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat mengemban amanah dan tanggung jawab yang
besar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai potensi,
kelemahan maupun penyimpangan di bidang keuangan negara.
Dalam konteks tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
harus konsekuen untuk meyakini bahwa alasan keberadaannya
terutama bukan hanya untuk melaksanakan fungsi atestasi terhadap
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
14
asersi manajemen, tetapi juga menekankan upaya perbaikan
manajemen risiko, sistem pengendalian dan proses governance.
Visi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai Auditor
Internal Pemerintah RI merupakan visi yang strategis dalam rangka
meningkatkan prinsip independensi, baik in fact maupun in
appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu
kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan korporasi.Dengan
demikian, informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan
oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat diharapkan bersifat
obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh pihak-pihak lain yang
menciderai penegakan prinsip independensi.
b. Auditor Berkelas Dunia
Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat sebagai auditor internal berkelas dunia yaitu aspek
SDM, aspek organisasi dan aspek produk.
i) Profesionalisme Sumber Daya Manusia
Sumber daya Manusia (SDM) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat wajib menerapkan due professional care dalam setiap
pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib memenuhi
persyaratan minimal.Kedua persyaratan tersebut biasanya ditetapkan
dalam standar pengawasan yang berlaku bagi Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai organisasi profesi.
SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki
kompetensi minimal dalam bidang pengawasan, diarahkan menjadi
personel yang lebih memiliki kompetensi sesuai tujuan dan sasaran
strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kompetensi
yang memungkinkan kemahiran profesional dalam pelaksanaan
pengawasan intern, berdasarkan standard operating procedure (SOP)
yang berlaku dan memperhatikan standar audit dari AAIPI atau IIA,
dengan quality assurance berjenjang untuk memastikan kualitas
proses pelaksanaan pengawasan. Pemilihan obyek pengawasan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
15
dilakukan sejak perencanaan stratejik sampai dengan perencanaan
tahunan dengan memperhatikan risiko (risk based planning).Demikian
juga, pelaksanaan pengawasannya tetap memperhatikan risiko
pengawasan (audit risk) untuk melindungi timbulnya gugatan pihak
ketiga.
ii) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi
Kewenangan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
pengawasan program lintas di kementerian, lembaga dan
pemerintah daerah diwujudkan dalam pemberian kualitas yang
independen dan obyektif atas pengendalian intern yang diterapkan
dalam sertifikasi profesi pengawasan. Setiap auditor Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki keahlian dan kapasitas yang
memadai dalam melakukan koordinasi dan kerjasama tim, paham
atas budaya organisasi serta sistem dan proses yang berlaku di
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di samping itu,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat selalu mengusahakan
peningkatan kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehingga
meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan
solusinya serta memahami perubahan peraturan terkait dan standar
baru di bidang pengawasan.
Pengelolaan sumber daya manusia Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat telah direncanakan untuk memenuhi kebutuhan
pengawasan dalam mencapai pengelolaan risiko, proses governance
yang efektif dan efisien serta tercapainya tujuan dan sasaran. Laporan
yang disampaikan kepada Menteri, Kepala Lembaga atau Kepala
Daerah yang bertanggung jawab langsung terhadap keberhasilan
program, diarahkan agar dapat memenuhi harapan Presiden sebagai
Kepala Pemerintahan RI terkait dengan kebijakan stratejik yang perlu
diperbaiki dari pelaksanaan program pembangunan nasional.
Pelaksanaan peran pengawasan intern tersebut telah dinyatakan
dalam audit charter yang telah mendefinisikan kewenangan, ruang
lingkup dan tanggung jawab Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
16
Barat. Pelaksanaan peran tersebut telah disetujui Presiden
sebagaimana tertuang dalam berbagai peraturan yang mendukung
peran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat serta menjadi
landasan dan pedoman pelaksanaan peran pengawasan intern.
Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pengawasan selalu
dilakukan reviu dan melakukan pembelajaran dari proses
pengawasan yang berlangsung di negara-negara lain (best practices
benchmarking) melalui studi literatur maupun studi ke organisasi
internal audit negara yang bersangkutan. Dengan perbaikan yang
terus-menerus tersebut, diharapkan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat dapat menjadi pembina yang lebih kompeten bagi
aparat pengawasan pemerintah lainnya.
Kapabilitas pengelolaan organisasi dan profesional pengawasan
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat diarahkan pada
kerangka penilaian Internal Audit Capability Model dengan target
minimal kapabilitas pada level 3 pada tahun 2019, dengan
karakteristik sebagai berikut:
1) Peran dan jasa pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat saat ini berupa jasa assurance & consulting
diarahkan menuju kepada peran sebagai penggerak perubahan
(Service and Role of Internal Audit Element).
2) Pengelolaan SDM Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
diarahkan untuk membangun pegawai yang profesional,
meningkatkan koordinasi serta meningkatkan kompetensi dan
kerjasama tim (People Management Element).
3) Pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
dalam rencana strategi pengawasan berfokus pada kebutuhan
stakeholder dengan memperhatikan fokus prioritas dan risiko.
Memperbaiki metodologi pengawasan berdasarkan perbaikan
proses internal maupun praktek-praktek terbaik pengawasan
(Professional Practices Element).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
17
4) Mengembangkan manajemen kinerja pengawasan baik organisasi
maupun individu, melalui SIM HP dan IPMS untuk kepentingan
manajemen hasil pengawasan maupun untuk manajemen sumber
daya pengawasan (Performance Management and
Accountability Element).
5) Sinergitas dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya
dalam melakukan pengawasan lintas sektor dan menjadi mitra
pemerintah dalam tindak lanjut perbaikan manajemen hasil
pemeriksaan BPK RI. Sementara itu, hasil pengawasan Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berupa rekomendasi kepada
Presiden dan pimpinan daerah dalam rangka mewujudkan
hubungan yang harmonis dan efektif dengan mitra kerja
(Organizational Relationship and Culture Element).
6) Dalam kedudukannya sebagai auditor Presiden, Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan pengawasan secara
independen dengan kewenangan dan kekuasaan mandiri
walaupun sebatas kegiatan lintas sektoral. Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat aktif untuk melakukan pengawasan dalam
rangka meningkatkan pengendalian intern dalam memitigasi risiko,
meningkatkan kepatuhan dan mendorong tercapainya tujuan
organisasi (Governance Structure Element).
Pengembangan kapabilitas dan kapasitas pengawasan intern
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat senantiasa dilakukan
dengan penerapan sistem pengendalian intern pemerintah, untuk
memberi keyakinan bahwa tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat dapat tercapai. Penerapan sistem pengendalian
intern diarahkan pada penyelenggaraan yang efektif dengan
kerangka penilaian kematangan implementasi SPIP. Maturitas
penyelenggaraan SPIP ditargetkan berada padal level 3, dengan
karakteristik bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
telah menetapkan kebijakan dan prosedur pengendalian untuk
semua kegiatan pokoknya, sebagai media pengendalian (control
design). Kebijakan dan prosedur atas kegiatan pengelolaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
18
keuangan dan atas beberapa kegiatan operasional telah mulai
dilaksanakan dan didokumentasikan secara konsisten.
iii) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan
Dari sudut perannya, hasil pengawasan internal Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat berupa informasi assurance
dan/atau consultancy. Informasi assurance memberikan jaminan
kepada Presiden dan pembantunya bahwa tata kelola pemerintahan
atas seluruh program prioritas pembangunan telah dijalankan sesuai
dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen operasional
manajemen risiko dan governance lainnya. Informasi consultancy
berwujud rekomendasi tentang perbaikan manajemen risiko,
aktivitas pengendalian dan proses governance dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan.
Kualitas informasi assurance dan rekomendasi strategis tersebut harus
sedemikian rupa sehingga mempunyai daya ungkit (leverage) yang
cukup signifikan dalam meningkatkan kinerja pemerintahan dan
program pembangunan.
c. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional
Terdapat dua ruang lingkup utama terkait dengan akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan. Pertama, terkait dengan
fungsi manajemen lingkup pengawasan intern yang meliputi
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan dan
pertanggungjawaban. Kedua, terkait dengan lingkup APBN, pengawasan
intern akan meliputi fungsi penerimaan, program prioritas nasional dan
kebijakan fiskal. Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat dilakukan untuk merespon permasalahan yang mengemuka pada
pembangunan nasional yang menjadi perhatian Presiden atau
masyarakat luas. Uraian lebih rinci dapat dilihat di tujuan dan sasaran
strategis.
Dengan kualitas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
diharapkan dapat menjadi mitra srategis pemerintah daerah dalam
menyukseskan pembangunan nasional untuk kesejahteraan rakyat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
19
Visi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai penjabaran Visi
BPKP yaitu “Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia untuk Meningkatkan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat” sejalan dengan Visi Pembangunan Nasional
Tahun 2015 � 2019. Hal tersebut dapat dibuktikan dari adanya persinggungan
antara peran BPKP dengan beberapa agenda prioritas Pembangunan
Nasional (NAWA CITA) antara lain agenda kedua yang isinya adalah
membuat pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Dalam
lingkup yang lebih spesifik, mempertimbangkan perubahan yang dinamis
serta tugas dan fungsi yang dilaksanakannya, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat mengambil peran penting yang mengerucut sebagai Auditor
Internal Pemerintah RI yang Selalu Hadir dalam Membangun Tata Kelola
Pemerintahan yang Bersih, Efektif dan Terpercaya.
2. Pernyataan Misi
Misi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan
pengejawantahan tugas dan fungsi yang diamanatkan dalam peraturan
perundang-undangan, yaitu sebagai pelaksana fungsi pengawasan intern
sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014,
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014, serta Peraturan Pemerintah Nomor 60
Tahun 2008. Wilayah tugas dan kewenangan BPKP juga dinyatakan dalam
Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 dan Undang Undang Nomor 20 Tahun
1997. Rumusan misi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yang
merupakan turunan dari misi BPKP adalah:
1) Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung
Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah
Nusa Tenggara Barat;
2) Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang
Efektif di Wilayah Nusa Tenggara Barat; dan
3) Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di Wilayah Nusa Tenggara Barat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
20
Misi dan penjelasannya masing-masing diuraikan sebagai berikut:
1) Misi Pertama dan Penjelasannya
Misi pertama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu
“Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung
Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di Wilayah
Nusa Tenggara Barat”. Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan
fungsi serta manfaat Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Tugas
dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu
“mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan
efektif”.
a. Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan
Akuntabilitas
Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian
informasi assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional. Prinsip dari akuntabilitas adalah kesiapan
pemerintah untuk merespon pertanyaan (scrutiny) masyarakat dan
stakeholder lainnya tentang pelaksanaan mandat dan penggunaan
sumber daya yang diamanatkan kepada penyelenggara
pemerintahan.
Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192
Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang
fungsi pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
menjadi mitra kerja Kepala KLPK melalui jasa assurance dan
consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada
Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tersebut. Sedangkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
21
jasa consultancy berwujud rekomendasi yang mempunyai daya
ungkit dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra kerja Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Perwujudan peran pengawasan
intern tersebut sekurang-kurangnya harus memberikan keyakinan yang
memadai melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan,
efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas
dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat harus berperan aktif
dalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, dan
kurang memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan
pemerintahan dan risiko tidak tercapainya Sasaran Pembangunan
Nasional dalam RPJMN 2015 � 2019.
Jasa assurance dan consultancy dihasilkan melalui pelaksanaan
kegiatan assurance dan konsultansi. Kegiatan dimaksud dapat
mengacu kepada PP 60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192
Tahun 2014 dan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2014. PP 60/2008
memberi batasan pengawasan intern sebagai seluruh proses kegiatan
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan
tata kepemerintahan yang baik.
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden,
BPKP melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan. Dalam periode
sebelumnya fokus pengawasannya banyak diarahkan pada aspek
pengelolaan keuangan antara lain meliputi: pelaporan keuangan,
kebijakan fiskal, kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada
periode 2015 � 2019, sesuai misi ini, sasaran program pengawasan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
22
intern BPKP termasuk mengawal dan mendorong bagaimana program
pembangunan nasional dapat mencapai tujuannya dengan efektif
dan efisien.
Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan mengikuti
kerangka APBN. Dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan
intern Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat akan berupaya
meningkatkan kualitas akuntabilitas Presiden sebagai pemegang
kekuasaan pemerintahan tertinggi di bidang keuangan dan atau
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
Dalam hal pengawasan intern atas kualitas pelaporan, Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat mendorong mitra kerjanya untuk
memenuhi persyaratan minimal kualitas laporan keuangan (LK) yang
direpresentasikan oleh opini WTP dari audit BPK atas LK KLPK. Kegiatan
pengawasan intern ini akan diarahkan bagi KLPK yang LK-nya belum
mendapatkan opini WTP dari BPK.
Pengawasan intern atas kualitas kebijakan fiskal diarahkan baik
kepada penerimaan negara dan belanja negara termasuk kebijakan
yang diterapkan untuk mengalokasikan belanja negara dan kebijakan
pembiayaan. Dalam kaitan ini pengawasan intern diarahkan untuk
menghasilkan rekomendasi perbaikan kebijakan Kebendaharaan
Umum Negara baik dari substansi formulasi maupun implementasi
kebijakan pengelolaan keuangan negara/ daerah termasuk
korporasinya. Kegiatan pengawasan atas pengelolaan keuangan
negara/daerah ini akan mencakup antara lain kebijakan: (a)
Pengawasan terhadap Peningkatan Penerimaan Negara/Daerah
untuk meningkatkan ruang fiskal, (b) Kebijakan Alokasi Anggaran
(transfer) daerah, (c) Perencanaan dan Pelaksanaan Pemanfaatan
Aset dan Kekayaan Negara/Daerah, (d) Pengelolaan Hutang, (e)
Pengelolaan Subsidi, dan (f) Pengelolaan Korporasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
23
Pengelolaan Pembangunan Nasional
Terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan
secara menyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan
negara, namun terfokus pada implementasi strategi pembangunan
nasional. Strategi pembangunan nasional membedakan tiga dimensi
pembangunan, yaitu: (1) dimensi pembangunan manusia yang
sifatnya wajib, (2) dimensi pembangunan sektor unggulan yang
sifatnya prioritas; dan (3) dimensi pemerataan dan kewilayahan. Untuk
melaksanakan strategi ini perlu menciptakan kondisi pendukung
sebagai prasyarat minimal yang harus terpenuhi. Indikator
pencapaian sasaran strategi pembangunan tersebut dituangkan
dalam Sasaran Pokok Pembangunan RPJMN 2015 � 2019.
Dalam APBN 2015, maupun RPJMN 2015-2019 terdapat beberapa
program lintas bidang dimana sasaran pokok program pembangunan
tersebut dirancang dilaksanakan oleh satu atau lebih KLPK. Dalam hal
ini, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat akan memastikan
sejauh mana program lintas bidang tersebut dijalankan secara
terintegrasi dalam rangka mencapai tujuan dari program lintas bidang
tersebut. Arah Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat selanjutnya adalah melaksanakan pemantauan, evaluasi dan
pengawasan sinergis bersama APIP KLPK untuk mengawal
pencapaian Sasaran Program yang bersifat program lintas bidang
dalam RPJMN.
Dengan kebijakan ini, pengawasan nasional pemerintah di daerah
diarahkan untuk melakukan pengawasan keuangan negara,
keuangan daerah dan pembangunan nasional secara komprehensif,
sinergis dan integratif. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
bekerjasama dengan APIP daerah terkait pengawalan pencapaian
sasaran pembangunan lintas sektor dalam RPJMN, APIP mengawal
pencapaian sasaran pembangunan terkait Pemerintah Daerahnya
masing-masing, sedangkan BPKP meningkatkan kapabilitas
pengawasan intern APIP daerah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
24
Pengawasan intern terhadap tahapan penyelenggaraan kegiatan
pembangunan juga mengikuti fungsi manajerial, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan
pertanggungjawaban. Pengawasan intern diarahkan untuk
memastikan bahwa pengendalian intern sebagai proses yang integral
dengan kegiatan utama. Tindakan manajemen dalam tahapan ini
harus dirancang dan dilakukan secara memadai yang melibatkan
semua pihak untuk mencapai tujuan kegiatan, dalam kerangka
pengelolaan keuangan negara melalui pelaksanaan kegiatan secara
efisien dan efektif. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
berupaya memberi kepastian bahwa penyelenggaraan
pembangunan di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
memenuhi aspek ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas
dalam mencapai Sasaran Pokok Pembangunan dalam RPJMN 2015 �
2019.
Fokus pengawasan pada sasaran pembangunan nasional harus
konsisten dan sejalan dengan amanah pengawasan yang ditugaskan
kepada BPKP yaitu program atau kegiatan yang bersifat lintas sektor.
Dengan melakukan pengawasan intern terfokus pada pembangunan
nasional dan yang menjadi prioritas dan perhatian pemerintah,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berkontribusi pada
pencapaian tujuan pemerintah dan pembangunan yaitu peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Tiga Strategi Pembangunan Nasional, Sembilan Agenda Prioritas
(Nawacita) dan Enam Sasaran Pokok Pembangunan merupakan
sarana untuk mewujudkan tujuan pemerintah. Dalam program ini
terdapat dua atau lebih KLPK yang bertanggung jawab mengelola
keuangan untuk pembangunan nasional. Masing-masing dibebankan
tanggung jawab untuk menyukseskan tujuan pembangunan nasional.
Tanggung jawab ini mengikuti struktur dan birokrasi KLPK sesuai
dengan kewenangan masing-masing. Pelaksanaan kewenangan ini
sering menghambat sinergisitas yang pada akhirnya menghambat
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
25
pencapaian tujuan semula. Kehadiran peran pengawasan intern yang
berkualitas dari BPKP diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi
untuk peningkatan kinerja program pembangunan pusat, daerah dan
korporasi, termasuk rekomendasi perbaikan untuk mengatasi
hambatan kelancaran pembangunan.
b. Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif
Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan
dan pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola
pemerintah yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi.
Pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
diarahkan untuk memastikan bahwa governance process dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat telah berjalan secara partisipatif,
akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu, terdapat struktur
organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder kunci dalam
menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah dan
pembangunan termasuk korporasi. Masyarakat juga diberi akses yang
cukup terhadap informasi anggaran dan target pemerintahan dan
pembangunan serta laporan pertanggungjawaban yang
memungkinkan mereka mengetahui sejauh mana tujuan
pemerintahan dan pembangunan tercapai. Dengan kerangka
transparansi tersebut, para penyelenggara menyiapkan diri untuk
menjelaskan capaian targetnya dan menjelaskan jika terjadi
kegagalan, alasan kegagalan pengelolaan keuangan dan
pembangunan atau menjelaskan ukuran pencapaian efektivitas
pencapaian tujuan dimaksud. Dengan menjaga partisipasi
masyarakat, transparansi dan akuntabilitas tersebut diharapkan
tercipta tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan
efektif.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
26
2) Misi Kedua dan Penjelasannya
Misi kedua Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu “Membina
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif di
Wilayah Nusa Tenggara Barat”. Misi dua ini terkait erat dengan Misi Satu.
Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah
dalam rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi
pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem
pengendalian intern yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa
kegiatan berjalan efektif dan efisien, diikuti dengan pelaporan keuangan
yang handal, penanganan aset yang aman dan taat terhadap
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun 2008, sistem
yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP diberikan
mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.
Pada periode 2015 – 2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan
untuk meningkatkan maturitas SPIP di tingkat KLPK bahkan hingga tingkat
program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan SPIP KLPK
memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab masing-
masing KLPK. BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIP maka seluruh
insan pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas
pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan
pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di
seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen KLPK. Hal tersebut
dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko
oleh semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan
utamanya yang dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan
kegiatan (SOP). Pengomunikasian dan evaluasi reguler terhadap
konsistensi kebijakan dan pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan
menyadarkan personel dan pimpinan akan pencapaian tujuan
pemerintahan dan pembangunan, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara keseluruhan di
KLPK.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
27
Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait
langsung dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata
kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi,
terdapat perbedaan karakteristik antara keduanya. Misi 1 menyangkut
penggunaan sumber daya pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi
pengawasan keuangan dan pembangunan (pengawasan fungsional),
sedangkan misi 2 menyangkut penggunaan sumber daya pengawasan
untuk membangun sistem pengawasan itu sendiri, dalam hal ini Sistem
Pengendalian Intern. Sistem pengendalian intern, dalam sejarahnya
adalah bentuk lanjutan dari pengawasan melekat.
3) Misi Ketiga dan Penjelasannya
Misi ketiga Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu
“Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di wilayah Nusa Tenggara Barat”. Misi ini juga
terkait dengan Misi Dua dan Misi Satu. Salah satu unsur penting SPIP, yaitu
Lingkungan Pengendalian, mewajibkan setiap pimpinan instansi
pemerintah untuk membentuk dan memelihara lingkungan pengendalian
yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk menerapkan
budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya pembentukan
budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui perwujudan peran
aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif. Untuk
mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan
kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
3. Tujuan Strategis
Tujuan strategis merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah
ditetapkan, dan berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan
merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima
tahun.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
28
Tujuan strategis yang ditetapkan mencakup :
1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat;
2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat; dan
3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
4. Sasaran Strategis
Sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan dan
mencerminkan berfungsinya outcome dari semua program yang telah
ditetapkan.
Sasaran strategis yang ditetapkan mencakup:
1) Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional di Wilayah Nusa Tenggara Barat;
2) Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah
Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional di
Wilayah Nusa Tenggara Barat; dan
3) Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada
Pemerintah Daerah di Wilayah Nusa Tenggara Barat.
5. Indikator Kinerja Utama
Indikator Kinerja Utama (IKU) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi
stakeholders yang menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat dalam pengawasan akuntabilitas keuangan Negara,
pembinaan penyelenggaraan SPIP dan pembinaan APIP di Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Indikator kinerja utama merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan
sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. IKU terbagi
menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu
perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
29
peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan
penyelenggaraan SPIP. Perspektif kedua bersifat inward looking yang
menunjukkan manfaat bagi stakeholders internal Perwakilan BPKP Provinsi
NTB. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan
sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis.
Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis,
sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator
keluaran (output).
Indikator-indikator kinerja utama Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Indikator Kinerja Utama (IKU)
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Indikator Kinerja Utama (IKU)
Tujuan 1: Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat
Sasaran Strategis 1.1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara
Barat
(1) Persentase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan
Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara
Tujuan 2: Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Sasaran Strategis 2.1. Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern
pada Pemerintah Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas
Pembangunan Nasional di Wilayah Nusa Tenggara Barat
(1) Persentase Penerapan kelima Unsur SPIP pada K/L/Pemda/
Efektivitas SPI Korporasi secara memadai
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
30
Tujuan 3: Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Sasaran Strategis 3.1. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern
Pemerintah pada Pemerintah Daerah di Wilayah Nusa Tenggara Barat
(1) Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3)
Selain ketiga indikator kinerja utama (IKU) tersebut, terdapat juga indikator
kinerja yang bersifat dukungan manajemen, seperti dalam tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2
Indikator Kinerja Utama (IKU) Dukungan Manajemen
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Indikator Kinerja Utama (IKU)
Sasaran Kegiatan 1: Tersedianya Dukungan Manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis dalam mencapai kepuasan pelanggan
(1) Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Sasaran Kegiatan 2: Termanfaatkannya Aset secara Optimal dalam
mencapai Kepuasan Layanan Kesesmaan 7 Skala Likert
(1) Tersedianya Alat Pengolahan Data BPKP
(2) Tersedianya Alat Rumah Tangga BPKP
(3) Terlaksananya Pembangunan Konstruksi Gedung Perwakilan BPKP
6. Program dan Kegiatan
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP
melaksanakan program dan kegiatan berdasarkan tugas dan fungsinya
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Program dan
kegiatan dalam lima tahun mendatang didasarkan pada mandat yang
diperoleh dari Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014, Peraturan
Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008, dan peraturan perundangan lain
seperti Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi, Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2014 tanggal 25
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
31
Januari 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun
2014, dan Peraturan Presiden RI Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi
Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun
2012-2025.
Program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu/lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L untuk mencapai sasaran dan tujuan
serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh K/L. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
menetapkan satu program teknis dan dua program generik dengan
mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas
bahwa setiap LPND menggunakan satu program teknis yang spesifik dan
satu atau beberapa program generik dengan nilai anggaran total sebesar
Rp40.880.218.000,00 yaitu:
1) Program teknis
Program Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional, Pembinaan
Penyelenggaraan SPIP dan Pengembangan Kapabilitas APIP dengan
anggaran sebesar Rp3.308.253.000,00.
2) Program generik, terdiri atas:
(1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
dengan anggaran sebesar Rp10.869.705.000,00.
(2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP
dengan anggaran sebesar Rp26.702.260.000,00.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit eselon II yang
bersifat memberikan pelayanan eksternal menggunakan satu program teknis
yang sama. Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai
sasaran yang sama kemudian dialokasikan menurut indikator kinerja utama.
Program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mendukung
sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2014
secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
32
Tabel 2.3.
Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Kegiatan
Program 1: Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara
dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
1. Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara
(1) Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKKL
(2) Bimtek/asistensi penyusunan LKPD
(3) Pengawasan atas proyek PHLN
(4) Pengawasan atas kegiatan lintas sektoral
(5) Pengawasan atas permintaan presiden
(6) Pengawasan atas permintaan stakeholders
(7) Bimbingan teknis/asistensi penyusunan LK BUMD
(8) Pengawasan penerimaan negara
(9) Pengawasan atas kegiatan kebendaharaan umum negara
(10) Pengawasan atas kinerja BUMD
(11) Sosialisasi masalah korupsi
(12) Bimtek/asistensi implementasi FCP
(13) Evaluasi atas Hambatan Kelancaran Pembangunan, Audit
Penyesuaian Harga dan Audit Klaim
(14) Audit investigatif, penghitungan kerugian keuangan negara, dan
pemberian keterangan ahli atas permintaan instansi penyidik
(15) Audit investigasi atas permintaan instansi lainnya
2. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta meningkatnya
Upaya Pencegahan Korupsi
(1) Pembinaan penyelenggaraan SPIP bidang keuangan daerah
(2) Pembinaan penyelenggaraabn SPIP K/L
(3) Pembinaan penyelenggaraan SPI Korporasi
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
33
(4) Evaluasi dan Penilaian Tingkat Maturitas SPIP
3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
(1) Bimbingan Teknis Peningkatan Kapabilitas APIP
(2) Pendampingan SA IACM Peningkatan Kapabilitas APIP
(3) Penyelenggaraan Diklat Pembentukan dan Ujian Sertifikasi
4. Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan
(1) Pengadaan alat pengolah data BPKP
(2) Pengadaan alat rumah tangga BPKP
(3) Pembangunan gedung Perwakilan BPKP
B. Perjanjian Kinerja 2015
Dokumen Penetapan Kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang
mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta
target kinerja dan anggaran merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/
kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja, antara BPKP Pusat dengan Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat. Target kinerja menunjukkan komitmen dari
pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan
dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat
outcome.
Pada tahun 2015, perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang
memuat 7 indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur tercapainya 3
sasaran kegiatan dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4.
Perjanjian Kinerja Tahun 2015
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
No Indikator Kinerja Utama (IKU) Satuan Target
Sasaran Kegiatan: Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam
mencapai perbaikan tata kelola, perbaikan sistem pengendalian intern
pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
34
No Indikator Kinerja Utama (IKU) Satuan Target
APIP
Output
(1) Rekomendasi Hasil Pengawasan Rekomendasi 91
(2) Rekomendasi Pembinaan
Penyelenggaraan SPI/SPIP
Rekomendasi 2
(3) Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP Rekomendasi 2
Sasaran Kegiatan: Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
Output
(1) Jumlah Layanan Dukungan Manajemen
Perwakilan BPKP
Lap 60
Sasaran Kegiatan: Termanfaatkannya aset secara optimal dalam
mencapai kepuasan layanan kesesmaan 7 skala likert
Output
(1) Tersedianya Alat Pengolahan Data BPKP Unit 58
(2) Tersedianya Alat Rumah Tangga BPKP Unit 45
(3) Terlaksananya Pembangunan Konstruksi
Gedung Perwakilan BPKP
Unit 1
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
35
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian KinerjaPengukuran capaian kinerja tahun 2015 merupakan bagian dari
penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Pengukuran dilakukan terhadap capaian kinerja
output dan capaian kinerja outcome dibandingkan dengan target yang
telah diperjanjikan dalam dokumen perjanjian kinerja tahun 2015.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP telah
merumuskan sasaran program dengan keberhasilan kinerja diukur
berdasarkan kinerja sasaran program pendukungnya. Capaian sasaran
program diindikasikan dengan capaian indikator kinerja utama (IKU) yaitu
indikator yang secara signifikan mempengaruhi capaian sasaran program.
Pengukuran capaian kinerja sasaran program meliputi identifikasi atas
realisasi IKU dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih
mendalam dilakukan terhadap perkembangan capaian IKU dan efisiensi
penggunaan sumber dana dalam mencapai kinerja IKU.
Capaian IKU dan capaian output disajikan dalam tabel 3.1 dan tabel 3.2
sebagai berikut :
Tabel 3.1Capaian Indikator Utama
Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian
(%)
Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara
Persentase Perbaikan Tata Kelola Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara
% 40 40,66 101,65
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi
Persentase Penerapan Kelima unsur SPIP pada K/L/Pemda/Efektivitas SPI Korporasi secara Memadai
% 50 67,92 135,84
Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3)
% 50 - -
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
36
Sasaran Program Indikator Kinerja Utama Satuan Target RealisasiCapaian
(%)
Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan
Persepsi Kepuasan Layanan Ketatausahaan
Skala likert1-10
7 8,11 115,86
Tabel 3.2Capaian Output
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi Capaian %
Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP
Rekomendasi Hasil Pengawasan
Rekomendasi 91 91 100,00
Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP
Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP/SPI
Rekomendasi 2 2 100,00
Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP
Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP
Rekomendasi 2 2 100,00
Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan 60 64 106,67
Tersedianya Alat Pengolah Data BPKP
Unit 58 61 105,17
Tersedianya Alat Rumah Tangga BPKP
Unit 45 50 111,11
Terlaksananya Pembangunan Konstruksi Gedung Kantor Perwakilan BPKP
m2 3.455 3.455 100,00
Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi
Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan
Termanfaatkannya aset secara optimal dalam mencapai kepuasan layanan kesesmaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
37
Sedangkan penyerapan dana baik yang berasal dari dana DIPA Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015 dan biaya pihak ketiga/dana
mitra disajikan sebagai berikut :
Tabel 3.3Realisasi Penyerapan Anggaran
DIPA Dana Mitra Jumlah
A.
1
1.1 Rekomendasi Hasil Pengawasan 2.811.014 383.582 3.194.596 B.
2
2.1 Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP/SPI
151.580 - 151.580
C.
3
3.1 Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP
83.637 40.113 123.750
D.
4
4.1Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
10.601.092 - 10.601.092
4.2 Tersedianya Alat Pengolah Data BPKP 469.491 - 469.491
4.3 Tersedianya Alat Rumah Tangga BPKP 181.775 - 181.775
4.4Terlaksananya Pembangunan Konstruksi Gedung Kantor Perwakilan BPKP
25.907.093 - 25.907.093
40.205.682 423.695 40.629.377
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi
Indikator Kinerja Outcome(dalam ribuan)
No.
Perbaikan Pengelolaan Keuangan NegaraPersentase Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara
Jumlah
Persentase Penerapan Kelima Unsur SPIP pada Pemda secara Memadai
Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/PPersentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda (Level 3)
Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis PengawasanPersepsi Kepuasan Layanan Kesesmaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
38
B. Analisis Capaian Kinerja
Sasaran program perbaikan pengelolaan keuangan negara terkait dengan
tujuan pertama BPKP yang dirujuk oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat dalam rencana strategis tahun 2015-2019 yaitu peningkatan
kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional
yang bersih dan efektif.
Sasaran program ini diindikasikan oleh satu IKU yaitu Persentase perbaikan
Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan
Keuangan Negara. Pengukuran capaian dilakukan dengan menghitung
tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan terhadap jumlah rekomendasi
yang disampaikan dalam laporan hasil pengawasan dibandingkan dengan
targetnya. IKU dihitung total tindak lanjut atas rekomendasi dari masing-
masing Sasaran Kegiatan, bukan dari rata-rata tertimbang IKU per bidang.
Realisasi tahun 2015 IKU ini adalah sebanyak 37 tindak lanjut dari 91
Rekomendasi Hasil Pengawasan atau mencapai 40,66%.
Jika dibandingkan dengan target sebesar 40%, maka capaian IKU tahun
2015 adalah sebesar 101,65%.
Untuk mendukung capaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat menghasilkan output berupa rekomendasi hasil
pengawasan sebanyak 91 rekomendasi atau 100% dari target sebanyak 91
rekomendasi hasil pengawasan.
Rincian capaian kinerja kegiatan, kinerja keuangan dan kinerja SDM serta
perbandingan dengan tahun 2014 dan target tahun 2016 disajikan pada
lampiran 1 dan 2.
Capaian kinerja tersebut didukung dengan tindak lanjut atas :
1. Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan
Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SIstem Pengendallian
Intern Pemerintah, mandate yang diberikan kepada Perwakilan BPKP
Sasaran Program 1
Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
39
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai kepanjangan tangan BPKP antara
lain melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral. Dengan PP tersebut,
BPKP mempunyai kewenangan yang lebih luas dan juga keunggulan
kompetensi dalam melakukan pengawasan intern yang bersifat lintas
sektoral dibandingkan dengan APIP lainnya.
Selama tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
melaksanakan kegiatan-kegiatan lintas sektoral dengan menghasilkan
rekomendasi-rekomendasi yang diharapkan dapat digunakan sebagai
perbaikan akuntabilitas pelaporan bagi mitra kerja.
Uraian ringkas tindak lanjut rekomendasi perbaikan akuntabilitas
pelaporan adalah sebagai berikut:
Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat
Tahun 2015 Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat
melaksanakan penugasan pengawasan kaitannya dengan
perbaikan akuntabilitas pelaporan dengan melakukan
pendampingan penyusunan laporan keuangan pada 8 (delapan)
instansi vertikal K/L di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Perbaikan akuntabilitas pelaporan keuangan telah dilakukan Unit
Akuntansi Wilayah (UAW) Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)
KemenPUPERA Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai tindak lanjut
atas rekomendasi yang diberikan dengan menginstruksikan satker-
satker Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di
wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk melakukan perbaikan
pencatatan dan pelaporan keuangan. Sedangkan untuk satu
rekomendasi lainnya yaitu melakukan koordinasi dengan pemerintah
daerah untuk menyerahterimakan aset-aset yang berasal dari
program WRMP masih dalam proses tindak lanjut.
Daftar instansi vertikal yang mendapat pendampingan penyusunan
laporan keuangan TA 2014 serta opini atas laporan keuangan instansi
pemerintah pusat TA 2014 disajikan pada lampiran 3.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
40
Bidang Pengawasan Akuntabilitas Pemerintah Daerah
a. Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan
pendampingan penyusunan action plan atas temuan hasil
pemeriksaan BPK dalam rangka peningkatan opini atas LKPD di
Kabupaten Lombok Timur dengan memberikan rekomendasi untuk
segera menyusun SOP dan Sisdur tentang pengelolaan piutang dan
penyisihan piutang tidak tertagih serta penghapusannya, yang
memuat cara pengadministrasian, pencatatan, dan pelaporannya,
serta dokumen-dokumen isian rekonsiliasi periodik atas piutang yang
sudah tertagih dan yang jatuh tempo.
Atas rekomendasi dari kegiatan tersebut, telah disusun SOP dan Sisdur
terkait.
b. Kegiatan Penyusunan Database Permasalahan Aset Tetap Pemerintah
Daerah di Wilayah se- Provinsi Nusa Tenggara Barat menghasilkan
rekomendasi untuk mendorong dan mewajibkan penggunaan SIMDA
BMD kepada semua pemerintah daerah di lingkungan Provinsi Nusa
Tenggara Barat untuk meningkatkan ketertiban pengelolaan Aset
Tetap. Sampai dengan akhir tahun 2015, seluruh pemerintah daerah di
wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat telah menggunakan aplikasi
SIMDA BMD.
Dukungan kegiatan tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat menghasilkan output berupa rekomendasi perbaikan akuntabilitas
pelaporan sebanyak 18 rekomendasi. Dari 18 rekomendasi tersebut
sebanyak 3 di antaranya telah ditindaklanjuti. Masih rendahnya tindak
lanjut atas rekomendasi perbaikan akuntabilitas pelaporan sampai
dengan akhir tahun 2015 ini dikarenakan sebagian besar rekomendasi
merupakan rekomendasi yang perbaikan dan implementasinya tidak
dapat diukur secara langsung pada tahun berjalan.
Pendampingan yang dilakukan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara
Barat kaitannya dengan perbaikan akuntabilitas pelaporan pada
pemerintah daerah menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini ditunjukkan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
41
dengan berhasil diraihnya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas 9
(sembilan) Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dan opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) pada 2 (dua) LKPD lainnya, dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Daftar Opini BPK atas LKPD
Pemerintah DaerahOpini Laporan Keuangan
TA 2013 TA 2014
Provinsi Nusa Tenggara Barat WTP WTP
Kabupaten Bima WDP WDP
Kabupaten Dompu WDP WTP
Kabupaten Lombok Barat WDP WTP
Kabupaten Lombok Tengah WTP WTP
Kabupaten Lombok Timur WDP WDP
Kabupaten Sumbawa WTP WTP
Kota Mataram WDP WTP
Kota Bima WDP WTP
Kabupaten Sumbawa Barat WDP WTP
Kabupaten Lombok Utara WDP WTP
Kontribusi Bidang APD Perwakilan BPKP provinsi Nusa Tenggara Barat
dalam mempertahankan dan meningkatkan LKPD dilakukan melalui
Bimtek aplikasi SIMDA Berbasis Akrual, dan pendampingan penyusunan
LKPD.
Daftar opini BPK atas LKPD TA 2014 secara lebih rinci disajikan pada
lampiran 4.
2. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan
Umum Negara
Pemerintah melalui PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah, pasal 49 ayat 2 butir b. menegaskan bahwa BPKP
melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara
atas kegiatan Kebendaharaan Umum Negara dengan tujuan untuk
memberikan masukan kepada Menteri Keuangan. Menindaklanjuti
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
42
amanat tersebut, maka BPKP membentuk Indikator Kinerja Kegiatan
berupa “Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola
Kebendaharaan Umum Negara”.
Kegiatan yang mendukung rekomendasi tersebut menghasilkan 7
rekomendasi dengan 2 di antaranya telah ditindaklanjuti, yaitu
pembentukan satgas SIMDA Desa di Kabupaten Lombok Utara yang
merupakan perbaikan atas rekomendasi dari kegiatan bimbingan teknis
pengelolaan keuangan desa dengan aplikasi SIMDA Desa, serta
melakukan koordinasi kepada instansi penitip (Kejaksaan dan Kepolisian)
untuk efektivitas pelaksanaan Peraturan Bersama Kepala Kepolisian RI,
Jaksa Agung RI, Komisi Pemberantasan Korupsi RI, Menteri Hukum dan
HAM RI, dan Menteri Keuangan RI tentang Sinkronisasi Ketatalaksanaan
Sistem Pengelolaan Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara
dengan menegaskan kewajiban instansi penitip untuk memberikan
informasi secara periodik terkait status hukum barang sitaan yang
dititipkan pada Rupbasan yang merupakan perbaikan atas rekomendasi
dari kegiatan Audit Tujuan Tertentu atas Pengelolaan Benda Sitaan dan
Barang Rampasan Tahun 2015 pada Kementerian Hukum dan HAM RI di
Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sementara 5 rekomendasi lainnya
sedang dalam proses tindak lanjut.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga telah melakukan
pendampingan Integrasi SIMDA Keuangan dengan layanan CMS (Cash
Management System) Bank NTB sebagai Kasda Pemda pada Kota
Mataram, Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten
Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Dompu.
Kegiatan tersebut sebagai bentuk komitmen Perwakilan BPKP Provinsi
Nusa Tenggara Barat dalam mendorong akuntabilitas & transparansi
manajemen keuangan Pemda.
3. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi
Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG)
adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ
perusahaan (Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris, dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
43
Direksi) untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan
mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh stakeholders,
berlandaskan peraturan perundang-undangan dan etika berusaha.
BUMN/BUMD karena sebagian besar modalnya merupakan milik
pemerintah dan atau pemerintah daerah berkewajiban menerapkan
GCG secara konsisten dan berkelanjutan.
Sebagai auditor internal pemerintah, terkait dengan perannya dalam
meningkatkan akuntabilitas Pemda dan pengelolaan BUMN/BUMD,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat perlu mendorong
pemerintah daerah untuk menerapkan SPM yang telah ditetapkan
Kementerian Teknis, dan mendorong BUMN/BUMD untuk menerapkan
GCG.
Selama tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
melakukan pendampingan kepada BUMD dalam rangka
penyelenggaraan korporasi yang baik. Hasil pendampingan tersebut
antara lain beberapa PDAM telah menggunakan aplikasi SIA PDAM,
penyusunan draft Corporate Plan, penyusunan infrastruktur GCG,
penyusunan draft kebijakan akuntansi mengenai kapitalisasi atas
pembelian barang/aset.
Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi yang telah disampaikan
kepada mitra adalah sebanyak 7 rekomendasi dengan 2 di antaranya
telah ditindaklanjuti.
Daftar opini terhadap LK PDAM, skor GCG BUMD dan kinerja PDAM
disajikan pada lampiran 5, 6 dan 7.
4. Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah
Capaian kinerja berupa tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan
kebijakan keuangan daerah antara lain berupa :
a. Selama tahun 2015 telah dilaksanakan kegiatan Koordinasi Supervisi
dan Pencegahan Korupsi. Atas rekomendasi hasil kegiatan tersebut
Pemerintah Daerah telah menyampaikan rencana tindak. Koordinasi
dan Supervisi Pencegahan Korupsi (Korsupgah) tahun 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
44
dilaksanakan di Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok
Timur. Tindak lanjut atas rekomendasi tersebut antara lain pengawasan
yang intensif oleh Inspektorat terhadap pelaksanaan proses
penyusunan APBD.
b. Beberapa Pemerintah Kabupaten/Kota telah melakukan perbaikan
penginputan transaksi SIMDA versi 2.7.0.5, mempercepat penyajian
kembali atas laporan keuangan tahun 2014, menyusun form dan
melakukan pencatatan piutang, melakukan monitoring atas
penatausahaan pendapatan.
Dua perbaikan di atas merupakan tindak lanjut dari 11 rekomendasi yang
diberikan. Sembilan rekomendasi lainnya masih dalam proses tindak
lanjut.
Untuk mendukung capaian kinerja tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat menghasilkan output sebanyak 11 rekomendasi.
Kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian output adalah
Kegiatan Korsupgah, Pendampingan penyusunan laporan keuangan
berbasis akrual, pendampingan implementasi aplikasi SIMDA dan SIMDA
Desa, pengawasan optimalisasi pendapatan asli daerah.
Belum seluruh rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah dapat
ditindaklanjuti, hal tersebut dsebabkan rekomendasi baru dapat
ditindaklanjuti di tahun berikutnya, belum dapat dimonitoring
perbaikannya di tahun berjalan.
5. Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat, Daerah,
dan Korporasi
Berdasarkan PP No. 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah, pasal 48 ayat 2 butir a dan pasal 50 ayat 1 butir a,
menyebutkan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern antara lain
melalui audit kinerja. Oleh karena itu, audit kinerja pelayanan pemda
yang dilaksanakan BPKP mendukung pencapaian Sasaran Tersedianya
informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tata kelola,
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
45
perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan
negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP.
Capaian kinerja, antara lain beberapa PDAM meningkatkan cakupan
pelayanan dengan menambah Sambungan Rumah (SR) pada tahun
berjalan sebagai upaya mewujudkan Millenium Development Goals
(MDG’S), meningkatkan penyediaan air minum bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR), mengupayakan efisiensi biaya dan
peningkatan pendapatan melalui penyesuaian tarif, dan penambahan
sambungan baru, Corporate Plan periode 2016-2020 dan penyusunan
SOP semua pelayanan. Beberapa Rumas Sakit telah meningkatkan mutu
pelayanan baik dari segi SDM maupun sarana prasana yang mendukung
pelayanan, mengalokasikan dana untuk meningkatkan kompetensi
sumber daya manusia dalam menunjang kegiatan pengembangan
produk baru di bidang pelayanan, pengembangan sistem manajemen
dan penelitian, membuat dan melaksanakan program pemberian
penghargaan bagi pegawai teladan.
Dalam bidang kesehatan, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah telah
menuangkan seluruh indikator SPM berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar serta menuangkan target 5
tahun, dan menuangkan seluruh indikator SPM dan target 1 tahun dalam
dokumen RKPD untuk tahun berikutnya.
Selama tahun 2015 dukungan kegiatan yang telah dihasilkan 34
rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat, Daerah,
dan Korporasi dengan 10 rekomendasi yang telah ditindaklanjuti.
6. Rekomendasi Hambatan Kelancaran Pembangunan
Dalam tahun 2015, kegiatan pengawasan Bidang Investigasi Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat kaitannya dengan hambatan
kelancaan pembangunan menghasilkan satu rekomendasi yaitu
menginventarisir dan menilai terkait permasalahan relokasi aset tetap
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di atas lahan Kerjasama
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
46
Operasional (KSO) PT. Patut Patuh Patju dengan PT. Bliss Pembangunan
Sejahtera dengan bangunan baru sebagai pengganti oleh pihak yang
independen atau expert sehingga mendapatkan nilai yang setara. Atas
rekomendasi tersebut belum dilakukan tindak lanjut.
7. Rekomendasi Keinvestigasian
Tindak lanjut atas rekomendasi keinvestigasian antara lain :
a. Dalam menuntaskan kasus tindak pidana korupsi (TPK), Aparat
Penegak Hukum (APH) memerlukan keahlian di bidang akuntansi dan
audit baik dalam tahap penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
maupun pemeriksaan perkara TPK di persidangan. Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki SDM yang mempunyai keahlian
di bidang akuntansi dan audit berperan aktif dalam pemberantasan
TPK. Oleh karena itu, permintaan dari APH untuk melaksanakan
kegiatan audit investigatif, audit dalam rangka penghitungan
kerugian keuangan negara, dan pemberian keterangan ahli selalu
direspon dengan maksimal.
Salah satu upaya perbaikan pengelolaan keuangan negara antara
lain dengan tertanganinya kasus TPK. Penanganan kasus yang
berindikasi TPK yang dilaksanakan oleh auditor Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi lengkap setelah dilimpahkan
kepada Aparat Penegak Hukum (APH).
Selama tahun 2015 seluruh laporan maupun rekomendasi dari Hasil
Audit Investigatif (LHAI), Penghitungan Kerugian Keuangan Negara
(LHPKKN), serta pemberian keterangan ahli yang merupakan output
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah dimanfaatkan
oleh instansi penyidik dalam menangani perkara tindak pidana
korupsi.
Laporan hasil audit yang diterbitkan dan diserahkan kepada penyidik
telah digunakan sebagai bukti surat dalam berkas perkara yang
bersangkutan, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
LHAI serta LHPKKN dtindaklanjuti dengan pemberian keterangan ahli
kepada penyidik akan digunakan oleh penyidik sebagai bahan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
47
penyusunan dakwaan dan alat bukti pada proses pemeriksaan di
persidangan.
Di samping itu, LHAI dan LHPKKN serta pemberian keterangan ahli
dalam sidang tindak pidana korupsi oleh Majelis Hakim juga
digunakan sebagai rujukan dalam tiap amar putusannya.
b. Proses pembangunan seringkali terhambat dan tidak terlaksana
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Terkait hal itu Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berupaya
mengidentifikasi permasalahan yang mempengaruhi hambatan
tersebut serta mengupayakan penyamaan persepsi dengan pihak-
pihak terkait dalam kegiatan evaluasi hambatan kelancaran
pembangunan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
penyelesaian masalah-masalah yang menghambat kelancaran
pembangunan/kegiatan tersebut.
c. Perikatan perjanjian (kontrak) antara instansi pemerintah atau
BUMN/D dengan pihak ketiga kadang-kadang terjadi klaim yang
disebabkan adanya perbedaan kondisi riil dengan kontrak atau
karena terjadi sesuatu hal yang tidak diperkirakan sebelumnya yang
mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi pengguna jasa kepada
penyedia jasa. BPKP dapat melakukan audit atas pengajuan klaim
tersebut atas permintaan penanggungjawab kegiatan, pimpinan
instansi, BUMN/D, maupun penetapan pengadilan/badan arbitrase.
Hasil audit klaim akan digunakan olh auditan sebagai salah satu
bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk
penyelesaian klaim
d. Dalam rangka pencapaian tujuan meningkatkan pemahaman
mengenai praktik-praktik penyelenggaraan good governance,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat turut berupaya
meningkatkan pemahaman publik terhadap permasalahan korupsi,
antara lain dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui
kegiatan Sospak.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
48
Capaian kinerja dari pemanfaatan rekomendasi keinvestigasian tersebut
didukung dengan capaian output kegiatan keinvestigasian sebanyak 20
rekomendasi yang terdiri atas satu rekomendasi hambatan kelancaran
pembangunan, 18 (delapan belas rekomendasi keinvestigasian) dan satu
rekomendasi dari hasil kegiatan FCP.
Kegiatan-kegiatan yang mendukung output keinvestigasian antara lain :
a. Audit Investigatif (AI)
Target Kegiatan Audit Investigatif dalam tahun 2015 adalah sebanyak
2 kegiatan atau laporan. Dari target tersebut direalisasi sebanyak 3
kegiatan yaitu Audit investigatif atas kasus dugaan tindak pidana
korupsi pembangunan landscape Kantor Bupati Lombok Utara TA
2013, Audit Investigatif atas dugaan TPK Pengadaan Baju Kaos BBGRM
Kabupaten Bima TA 2014 dan Audit Investigatif atas Kasus Dugaan TPK
pada Kegiatan Pengadaan Barang Pangan untuk Kesejahteraan
Sosial Tahap II Kabupaten Lombok Timur TA 2014.
b. Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN)
Target Kegiatan Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara
dalam tahun 2015 adalah sebanyak 8 kegiatan. Dari target tersebut
direalisasi sebanyak 18 kegiatan yang menghasilkan 18 laporan
sekaligus rekomendasi dengan nilai kerugian negara sejumlah
Rp11.103.753.352,16 yang terdiri atas Rp10.088.057.826,20 belum
sidang, Rp450.202.673,00 dalam proses persidangan dan
Rp565.492.853,00 sudah merupakan vonis/putusan.
c. Pemberian Keterangan Ahli (PKA)
Selama tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
melakukan pemberian keterangan ahli di depan penyidik maupun di
depan persidangan sebanyak 32 kali. Jumlah ini melebihi target PKA
Bidang Investigasi tahun 2015 sebanyak 15 kali.
d. Audit Klaim
Telah dilaksanakannya kegiatan Audit Klaim dalam tahun 2015
sebanyak 1 kegiatan dari target sebanyak 1 kegiatan. Audit klaim
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
49
dilaksanakan atas pemutusan kerjasama pola BGS pembangunan
pasar Labuhan Lombok Kabupaten Lombok Timur.
e. Sosialisasi Program Anti Korupsi (Sospak)
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
menyelenggarakan 2 (dua) kegiatan sosialisasi anti korupsi bagi
siswa/pelajar SMA/SMK di Kota Mataram dan Gerung, Lombok Barat.
Sosialisasi program anti korupsi merupakan strategi edukatif, salah satu
pilar strategi (selain strategi preventif dan represif) pemberantasan
dan pencegahan tindak pidana korupsi. Sosialisasi Program Anti
Korupsi merupakan kegiatan lanjutan dari tahun tahun sebelumnya
dan akan terus dilaksanakan pada tahun tahun yang akan datang.
Diselenggarakannya kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi
bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang
permasalahan korupsi dan upaya yang dapat dilakukan untuk
memerangi korupsi. Tahun 2015 sosialisasi dilakukan kepada pelajar.
f. Fraud Control Plan (FCP)
Kegiatan Fraud Control Plan (FCP) dalam tahun 2015 telah
dilaksanakan dengan memberikan rekomendasi untuk melakukan
bimbingan teknis penyusunan sistem FCP atau sistem anti korupsi,
namun belum cukup respon dari pimpinan dan jajaran instansi/
satuan kerja untuk merancang dan menerapkan Fraud Control Plan
(FCP) pada instansinya. Kegiatan FCP tahun 2015 dilaksanakan di
RSUD Kota Mataram.
g. Audit Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP)
Bidang Investigasi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
melaksanakan satu penugasan pengawasan dalam kaitannya
dengan hambatan kelancaran pembangunan dan menyampaikan
satu rekomendasi strategis yaitu permasalahan relokasi aset tetap
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat di atas lahan Kerjasama
Operasional (KSO) PT. Patut Patuh Patju dengan PT. Bliss
Pembangunan Sejahtera dengan bangunan baru sebagai pengganti
agar diinventarisir dan dinilai oleh pihak yang independen atau
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
50
ekspert sehingga mendapatkan nilai yang setara. Atas rekomendasi
tersebut belum dilakukan tindak lanjut.
8. Rekomendasi Perbaikan SPI Korporasi
Tata kelola yang baik di sektor korporasi diharapkan mampu untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan investasi kekayaan
negara melalui penyelenggaraan usaha yang sehat, beretika dan
memiliki daya guna yang dikenal dengan istilah Good Corporate
Governance (GCG). Seiring dengan peran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat dalam mendukung tercapainya akuntabilitas
pengelolaan kekayaan negara dan daerah yang dipisahkan tersebut,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat berperan aktif dalam
kegiatan assessment, evaluasi, asistensi/pendampingan, dan bimbingan
teknis (Bimtek) penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada
BUMN/BUMD/BUL.
Realisasi IKU didukung dengan dana sebesar Rp3.194.596.144,00 (yang terdiri
atas realisasi dana DIPA sebesar Rp2.811.014.194,00 dan dana mitra sebesar
Rp383.581.950,00) atau realisasi dana DIPA mencapai 91,95% dari anggaran
sebesar Rp3.057.086.000,00 dan SDM sebanyak 10.632 OH atau 131,75% dari
rencana sebanyak 8.070 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKU Persentase perbaikan Tata Kelola,
Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara
sudah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar 101,65% lebih
tinggi dibandingkan dengan capaian penggunaan dana sebesar 91,95%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU Persentase perbaikan
Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan Pengendalian Intern Pengelolaan
Keuangan Negara belum efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU sebesar
101,65%, lebih rendah dibandingkan capaian OH sebesar 131,75%. Tingginya
capaian penggunaan sumber daya manusia dikarenakan banyaknya
penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (nonPKPT) yang
dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat selama
tahun 2015.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
51
Penyelenggaraan SPIP pada dasarnya merupakan tanggung jawab masing-
masing pimpinan lembaga, gubernur dan bupati/walikota. Perwakilan BPKP
Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai unit kerja BPKP sesuai PP Nomor 60
Tahun 2008 bertanggung jawab melakukan pembinaan. Pada prinsipnya
pembinaan SPIP diarahkan agar instansi pemerintah dapat
menyelenggarakan SPIP dalam rangka mencapai tujuannya melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,
pengamanan asset Negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
Sasaran program meningkatnya kualitas penerapan SPI KLPK serta
meningkatnya upaya pencegahan korupsi diindikasikan oleh satu indikator
kinerja utama yaitu Persentase Jumlah Pemda yang telah menerapkan
kelima Unsur SPIP pada Pemda secara memadai.
Tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah melakukan
pendampingan penyusunan Rencana Tindak Perbaikan (RTP) baik di lingkup
SKPD maupun tingkat Pemerintah Kabupaten/Kota, melakukan pembinaan
penyelenggaraan SPIP pada pemda, evaluasi atas penyelenggaraan
tingkat maturitas SPIP, dan evaluasi penerapan SPI pada K/L dan korporasi
pada 35 K/L, 6 Pemda, dan 12 korporasi. Hasil penilaian maturitas SPIP pada
Sasaran Program 2
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi
Jumlah K/L/P/Korporasi yang telah menerapkan kelima unsur SPIP secara
memadai
% Capaian IKU = X 100%
Jumlah K//P/Korporasi di NTB yang dilakukan Penilaian SPI/P pada 2015
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
52
6 pemda menunjukkan 2 (dua) pemda berada pada level 1 dan 4 (empat)
pemda berada pada level 2 atau cukup memadai. Hasil penilaian SPI pada
12 korporasi di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan 1
korporasi berada pada kriteria cukup memadai, 3 korporasi berada pada
kriteria kurang memadai dan 8 korporasi berada pada kriteria tidak
memadai. Hasil penilaian SPI pada 35 K/L (instansi vertikal) di wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Barat menunjukkan 8 K/L berada pada kriteria belum
memadai, 9 K/L berada pada kriteria kurang memadai, 29 K/L berada pada
kriteria cukup memadai dan 7 K/L berada pada kriteria memadai. Secara
keseluruhan, tingkat penyelenggaraan SPI/P pada K/L/P/Korporasi di wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat berada pada kriteria cukup memadai.
Untuk mendukung capaian IKU tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat menghasilkan output berupa rekomendasi pembinaan
SPIP/SPI sebanyak 2 rekomendasi atau 100% dari target sebanyak 2
rekomendasi. Rekomendasi tersebut yaitu melakukan finalisasi penyusunan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk semua kegiatan pokok unit
organisasi sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 serta melakukan sosialisasi atau
diseminasi kebijakan dan prosedur kepada seluruh pegawai, dan
mengintegrasikan dan menginternalisasikan pengendalian intern sebagai
proses yang melekat/integral dengan proses kegiatan lainnya. Atas
rekomendasi tersebut, sampai dengan akhir tahun 2015 pemerintah daerah
di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat sedang melakukan proses tindak
lanjut.
Realisasi IKU didukung 7 penugasan yang terdiri atas 3 penugasan yang
direncanakan (PKPT) dan 4 penugasan yang tidak direncanakan (nonPKPT)
dengan menggunakan dana sebesar Rp151.580.000,00 atau 92,45% dari
anggaran sebesar Rp163.958.000,00 dan SDM sebanyak 505 OH atau
110,26% dari rencana sebanyak 458 OH. Realisasi tersebut merupakan
realisasi penugasan yang dikhususkan untuk pembinaan dan evaluasi
maturitas SPIP Pemda. Sementara evaluasi SPI pada K/L dan Korporasi
dilakukan bersamaan (menyatu) dengan penugasan pengawasan lainnya.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
53
Dari sisi penggunaan dana, IKU Jumlah Pemda yang telah menerapkan
kelima Unsur SPIP pada Pemda secara memadai sudah efisien. Kondisi ini
tampak dari capaian IKU output sebesar 100% lebih tinggi dibandingkan
dengan capaian penggunaan dana sebesar 92,45%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU Jumlah Pemda yang
telah menerapkan kelima Unsur SPIP pada Pemda secara memadai belum
efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU output sebesar 100% lebih rendah
dibandingan capaian OH sebesar 110,26%.
Pelaksanaan audit intern di lingkungan instansi pemerintah dilakukan oleh
pejabat yang mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dan telah
memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai auditor. Sebagai Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah dituntut untuk bisa menjalankan fungsi dan
perannya sebagain pemberi jasa consultant dan assurance.
Sebagai organisasi pengawasan, salah satu faktor penentu keberhasilan
APIP adalah kompetensi dan professional sumber daya manusianya (SDM),
karena faktor manusia yang mengatur dan menggerakkan jalan organisasi,
SDM yang kompeten adalah SDM yang memiliki penguasaan teoritis,
didukung dengan pengalaman, dan mendapat pengakuan keahlian
spesifik berdasarkan standar yang berlaku umum dalam lingkungan
keahlisan tersebut, SDM yang professional adalah SDM yang mampu
melaksanakan tugas dengan baik sesuai dengan keahliannya.
Sasaran meningkatnya kapabilitas pengawasan intern K/L/P diindikasikan
oleh satu IKU yaitu persentase tingkat kapabilitas APIP Pemda (level 3).
Sasaran Program 3
Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P
Jumlah APIP Pemda telah mencapai Kapabilitas Level 3
% Capaian IKU = X 100%
Jumlah Pemda
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
54
Sampai dengan tahun 2015 belum terdapat APIP di wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat yang mencapai kapabilitas level 3, namun demikian proses
kegiatan peningkatan Kapabilitas APIP terhadap 11 APIP Prov/Kab/Kota
sudah berhasil/terdapat peningkatan leveling yaitu dari Level 1 ke Level 2
sebanyak 3 Inspektorat yaitu Inspektorat Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Inspektorat Kabupaten Sumbawa dan Inspektorat Kota Bima, terdapat 2
Inspektorat yang telah bertahan di level 2 yaitu Inspektorat Kabupaten
Lombok Timur dan Inspektorat Kabupaten Lombok Tengah dan satu
inspektorat berpotensi untuk menuju level 3 yaitu Inspektorat Kabupaten
Lombok Barat.
Untuk mendukung proses kegiatan peningaktan kapabilitas APIP tersebut,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menghasilkan output berupa
rekomendasi pembinaan kapabilitas APIP sebanyak 2 rekomendasi dan
sebanyak 1 rekomendasi telah ditindak lanjuti dalam rangka peningkatan
kapabilitas APIP. Rekomendasi yang telah ditindaklanjuti adalah telah
tersusunnya Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter/IAC) pada seluruh
APIP daerah di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sementara
rekomendasi yang masih dalam proses tindak lanjut adalah pemenuhan
peningkatan anggaran pengawasan secara bertahap dan pemenuhan
auditor sesuai kebutuhan ideal Inpektorat Provinsi/Kabupaten/Kota.
Hambatan peningkatan kapabilitas APIP pada umumnya adalah :
a. Indepedensi dan objektivitas APIP belum diterapkan sepenuhnya;
b. Lemahnya implementasi kebijakan pengawasan dari tahap
perencanaan hingga tahap pelaporan;
c. Kurangnya alokasi anggaran belanja APIP dibandingkan dengan total
belanja dalam APBD;
d. Kurangnya implementasi kendali mutu sesuai dengan PermenpanRB
Nomor 19 tahun 2009;
e. Inkonsistensi implementasi kebijakan pengawasan; dan
f. Kurangnya kegiatan pengembangan kompetensi dan lemahnya
manajemen SDM APIP terutama rekrutmen, pola karier dan pola
mutasi/rotasi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
55
Realisasi IKU didukung dengan pelaksanaan 21 penugasan yang terdiri atas
5 penugasan direncanakan (PKPT) dan 16 penugasan tidak direncanakan
(nonPKPT) dengan menggunakan dana sebesar Rp83.637.228,00 atau
95,90% dari anggaran sebesar Rp87.209.000,00 dan SDM sebanyak 364 OH
atau 168,52% dari rencana sebanyak 216 OH.
Dari sisi penggunaan dana, IKU Jumlah APIP Pemda yang telah mencapai
level 3 sudah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian penggunaan dana
sebesar 95,90% dengan realisasi adanya 3 (tiga) APIP Pemda yang
mengalami peningkatan level kapabilitas, 2 (dua) APIP Pemda yang berhasil
bertahan pada level 2, serta 1 (satu) APIP Pemda berpotensi untuk menuju
ke level 3.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU Jumlah APIP Pemda
yang telah mencapai level 3 cukup efisien. Kondisi ini tampak dari capaian
OH sebesar 168,52% dengan realisasi adanya 3 (tiga) APIP Pemda yang
mengalami peningkatan level kapabilitas, 2 (dua) APIP Pemda yang berhasil
bertahan pada level 2, serta 1 (satu) APIP Pemda berpotensi untuk menuju
ke level 3.
Salah satu kegiatan dalam rangka peningkatan kapabilitas APIP yang
dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan
pelaksanaan kegiatan atas tapkin Pusbin JFA. Hal ini sebagai bukti sinergitas
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Pusbin JFA dalam
rangka peningkatan kapabilitas APIP.
Level kapabilitas APIP di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat ditunjukkan
dari tabel 3.5. di bawah ini
Tabel 3.5
Level Kapabilitas APIP di Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat
Inspektorat Posisi Jan’15 Posisi Des’15 Peningkatan
Provinsi Nusa Tenggara Barat Level 1 Level 2 Ya
Kota Mataram Level 1 Level 1 -
Kabupaten Lombok Barat Level 2 Level 2 -
Kabupaten Lombok Utara Level 1 Level 1 -
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
56
Inspektorat Posisi Jan’15 Posisi Des’15 Peningkatan
Kabupaten Lombok Tengah Level 2 Level 2 -
Kabupaten Lombok Timur Level 2 Level 2 -
Kabupaten Sumbawa Barat Level 1 Level 1 -
Kabupaten Sumbawa Level 1 Level 2 Ya
Kabupaten Bima Level 1 Level 1 -
Kabupaten Dompu Level 1 Level 1 -
Kota Bima Level 1 Level 2 Ya
Dalam rangka peningkatan sinergitas antar instansi APIP di wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Barat, telah dibentuk dan dikukuhkan Asosiasi Auditor Intern
Pemerintah Indonesia (AAIPI) Wilayah Nusa Tenggara Barat oleh Gubernur
Nusa Tenggara Barat pada tanggal 16 September 2015. AAIPI NTB
diharapkan dapat menjadi wadah koordinasi antar instansi APIP di Wilayah
Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam rangka efektivitas pengawasan intern
pemerintah untuk mendukung tercapainya tujuan nasional di wilayah Nusa
Tenggara Barat.
Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga menginisiasi
lahirnya komitmen pimpinan APIP se wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat
dalam rangka peningkatan kapabilitas instansinya masing-masing, sebagai
berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
57
Tabel 3.6
Komitmen Peningkatan Kapabilitas APIP
Peningkatan level kapabilitas APIP menunjukkan perbaikan setiap elemen
dalam APIP. Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat akan terus
melakukan pembinaan APIP daerah untuk mendukung tercapainya target
RPJMN 2015-2019 yaitu sebesar 85% APIP berada di level 3 selaras dengan
Grand Design Peningkatan Kapabilitas APIP 2015-2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
58
Target outcome di tahun 2015 adalah sebesar 7,00 dari skala Likert 1-10.
Capaian kinerja outcome ini menunjukkan tingkat kepuasan atas pelayanan
ketatausahaan. IKU ini diukur dari tingkat kepuasan terhadap layanan
dukungan teknis pengawasan yang dberikan dari ketatausahaan.
Persepsi kepuasan terhadap suatu layanan sangat bergantung pada suatu
keadaan ketika keinginan, harapan, dan kebutuhan para penerima layanan
tersebut dapat terpenuhi. Pernyataan kepuasan atau ketidakpuasan
diperoleh melalui survei kepada para penerima layanan dengan metode
skala Likert 1-10. Perhitungan persepsi kepuasan terhadap layanan Bagian
Ketatausahaan dilaksanakan dengan metode penyebaran kuesioner secara
uji petik kepada para pegawai di unit kerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
Dari survei atas persepsi penerima layanan tahun 2015, capaian IKU atas
layanan dukungan teknis pengawasan adalah sebesar 8,11 dari skala Likert
1-10 atau mencapai 115,86% dari target.
Faktor-faktor pendukung pencapaian target tersebut adalah kesiapan
sistem informasi, kesiapan sarana prasarana, kesiapan SDM Pelaksana dan
peningkatan kompetensi SDM pengelola secara berkesinambungan.
Persepsi kepuasan terhadap layanan tersebut meliputi :
a) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Kepegawaian
b) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Keuangan
c) Persepsi kepuasan terhadap layanan Subbag Umum
d) Persepsi kepuasan terhadap layanan Program dan Pelaporan dari Bidang
P3A
Capaian IKU ini menyerap dana sebesar Rp10.601.091.373,00 atau 97,53%
dari anggaran sebesar Rp10.869.705.000,00 dan SDM sebanyak 390 OH atau
108,33% dari rencana sebanyak 360 OH.
Sasaran Program 4
Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
59
Dari sisi penggunaan dana, IKU meningkatnya kualitas layanan dukungan
teknis pengawasan sudah efisien. Kondisi ini tampak dari capaian IKU
sebesar 115,86% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian penggunaan
dana sebesar 97,53%.
Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), IKU meningkatnya kualitas
layanan dukungan teknis pengawasan sudah efisien. Kondisi ini tampak dari
capaian IKU sebesar 115,86% lebih tinggi dibandingkan capaian OH sebesar
107,79%.
Untuk mendukung capaian sasaran meningkatnya kualitas layanan
dukungan teknis pengawasan di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat menghasilkan output berupa :
a) Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Jumlah laporan dukungan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat selama tahun 2015 adalah sebanyak 64 laporan atau
107% dari target sebanyak 60 laporan.
b) Tersedianya alat pengolah data
Pada tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
menghasilkan output berupa alat pengolah data sebanyak 61 unit atau
105,17% dari target sebanyak 58 unit.
Realisasi output tersedianya alat pengolah data tersebut terdiri dari :
1) Pengadaan Printer sebanyak 3 unit;
2) Pengadaan Notebook sebanyak 14 unit;
3) Pengadaan LCD Proyektor sebanyak 3 unit;
4) Pengadaan All in Personal Computer sebanyak 8 unit;
5) Pengadaan Printer Laserjet sebanyak 8 unit;
6) Pengadaan mesin scanner sebanyak 8 unit;
7) Pengadaan Televisi sebanyak 1 unit;
8) Pengadaan UPS sebanyak 4 unit;
9) Pengadaan Printer Inkjet sebanyak 5 unit;
10) Pengadaan CCTV sebanyak 1 set;
11) Pengadaan video camera sebanyak 1 unit;
12) Pengadaan Layar LCD Proyektor sebanyak 3 unit; dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
60
13) Pengadaan Speaker active sebanyak 2 unit.
c) Tersedianya alat rumah tangga
Tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menghasilkan
output berupa alat rumah tangga sebanyak 50 unit atau 111,11% dari
target sebanyak 45 unit.
Realisasi output alat rumah tangga sebagai berikut :
1) Pengadaan Lemari Kayu sebanyak 7 unit;
2) Pengadaan Meja Kerja sebanyak 15 unit;
3) Pengadaan Kursi Kerja sebanyak 15 unit;
4) Pengadaan Sice sebanyak 2 unit;
5) Pengadaan Lemari Buku sebanyak 3 unit;
6) Pengadaan akuarium sebanyak 1 unit;
7) Pengadaan gordyn sebanyak 1 set;
8) Pengadaan Lemari Arsip sebanyak 2 unit;
9) Pengadaan Tabung Pemadam Kebakaran sebanyak 4 unit; dan
10) Pembangunan Konstruksi Gedung Perwakilan BPKP sebanyak 1 unit.
d) Terlaksananya Pembangunan Konstruksi Gedung Kantor Perwakilan BPKP
Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah
melaksanakan pembangunan konstruksi gedung perwakilan BPKP seluas
3.455 m2 atau 100% dari target seluas 3.455 m2. Target sebesar 3.455 m2
merupakan revisi atas target awal sebesar 5000 m2. Hal ini disebabkan
adanya kebijakan pembangunan konstruksi gedung yang semula
ditetapkan hanya satu tahun (2015), diubah menjadi dua tahun berjalan
(2015 dan 2016). Pengurangan anggaran pembangunan konstruksi
gedung yang ditetapkan dalam APBNP 2015 yang semula
Rp37.200.000.000,00 menjadi Rp26.032.560.000 sehingga dilakukan juga
revisi terhadap target sampai dengan akhir tahun 2015.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
61
C. Realisasi Keuangan Anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2015 sebesar
Rp40.880.218.000,00 dengan realisasi sebesar Rp40.205.682.095,00 atau
98,35%. Rincian per program dan per jenis belanja dapat dilihat pada Tabel
3.7 dan Tabel 3.8.
Tabel 3.7Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Program
No. ProgramAnggaran
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Capaian Thd
Anggaran
1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP
37.571.965.000 37.159.450.673 98,90%
2 Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
3.308.253.000 3.046.231.422 92,08%
Jumlah 40.880.218.000 40.205.682.095 98,35%
Dari tabel 3.7 menunjukkan realisasi anggaran untuk program Dukungan
Manajemen dan Pelaksana Tugas Teknis Lainnya sebesar Rp37.159.450.673,00
dari rencana sebesar Rp37.571.965.000,00 atau tercapai 98,90%, dan
program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
sebesar Rp3.046.231.422,00 dari rencana sebesar Rp3.308.253.000,00 atau
tercapai 92,08%. Terdapat anggaran yang tidak terealisasi pada program
Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah sebesar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
62
Rp262.021.578,00 atau 7,92% disebabkan adanya efisiensi penggunaan
anggaran dalam belanja perjalanan dinas dan belanja bahan (ATK).
Tabel 3.8
Anggaran dan Realisasi Keuangan Per Jenis Belanja
No. Jenis Belanja Anggaran RealisasiCapaian Thd
Anggaran
1 Belanja Pegawai 9.094.358.000 9.004.397.089 99,01%
2 Belanja Barang 5.083.600.000 4.642.925.706 91,33%
3 Belanja Modal 26.702.260.000 26.558.359.300 99,46%
Jumlah 40.880.218.000 40.205.682.095 98,35%
Tabel 3.8 menunjukkan realisasi belanja pegawai sebesar Rp9.004.397.089,00
dari rencana sebesar Rp9.094.358.000,00, realisasi belanja barang sebesar
Rp4.642.925.706,00 dari rencana sebesar Rp5.083.600.000,00 dan realisasi
belanja modal sebesar Rp26.558.359.300,00 dari rencana sebesar
Rp26.702.260.000,00.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
63
BAB IVPENUTUP
Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan Peraturan Presiden Nomor
192 Tahun 2015 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat selaku unit kerja BPKP melakukan
pembinaan SPIP, pembinaan kapabilitas APIP dan pengawasan intern terhadap
kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum, dan kegiatan lain atas
penugasan Presiden. Fungsi pengawasan intern dilakukan melalui kegiatan
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya.
Pengawasan intern terutama diarahkan untuk membantu Presiden,
Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur, dan Bupati/Walikota dalam rangka
memperkuat efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan intern, pembinaan SPIP dan
pembinaan APIP dilaporkan dalam LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Dalam pelaporan kinerja ini disajikan informasi kinerja yang
telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai sehingga dapat
dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
merupakan pertanggungjawaban kinerja BPKP dalam mencapai tujuan/sasaran
strategis serta sasaran kegiatan tahun 2015 dan mencerminkan sejauh mana
Sistem AKIP telah diimplementasikan. Beberapa perbaikan mendasar telah
dilakukan terhadap seluruh komponen Sistem AKIP yang meliputi perencanaan
kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian sasaran organisasi.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menggunakan acuan Rencana
Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015-2019
dan Dokumen Indikator Kinerja Utama Perwakilan yang diselaraskan dengan
Renstra 2015-2019 dan Indikator Kinerja Utama BPKP Pusat sebagai bahan dalam
penyusunan perencanaan, perjanjian, dan pelaporan kinerjanya.
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat telah memperbaiki pelaporan
realisasi kinerja tahun 2015 berdasarkan indikator hasil (outcome) dan bukan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
64
hanya indikator keluaran dari proses/kegiatan (output). Hanya saja,
pembandingan realisasi pencapaian kinerja tahun 2015 dengan realisasi
pencapaian sebelumnya tidak dapat dilakukan dikarenakan perbedaan
sasaran kegiatan dan indikator kinerja utama.
A. Simpulan Umum
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dalam bagian sebelumnya
dapat disimpulkan bahwa:
1. Renstra Perwakilan BPKP Nusa Tenggara Barat Tahun 2015-2019 memiliki
sasaran program beserta IKU dengan maksud agar dapat dilakukan
penilaian terhadap pencapaian sasaran program. Untuk mencapai
sasaran program tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
melaksanakan 3 program teknis, yaitu Program Perbaikan Pengelolaan
Keuangan Negara, Program Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK
serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi, dan Program
Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P, dan program
generik, yaitu Program Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis
Pengawasan.
2. Kesiapan organisasi BPKP dalam menghadapi perubahan yang terjadi,
khususnya bagi Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat diwujudkan
melalui tugas pengawasan lintas sektoral, pendampingan penyusunan
laporan keuangan pemerintah kabupaten/kota, pengawasan dan
pembinaan korporasi, pembinaan penyelenggaraan SPIP dan
peningkatan kapabilitas APIP, serta fungsi keinvestigasian.
3. Melalui strategi Pengawasan dalam rangka mencapai visi dan misi
Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat menetapkan 4 Indikator
Kinerja Utama.
a. Persentase perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko, dan
Pengendalian Intern Pengelolaan Keuangan Negara;
b. Jumlah Pemda yang telah menerapkan kelima Unsur SPIP pada Pemda
secara memadai;
c. Persentase tingkat kapabilitas APIP Pemda (level 3);
d. Meningkatnya Kualitas Dukungan Teknis Pengawasan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
65
B. Simpulan Capaian Kinerja
1. Sasaran Program 1
Terdapat 37 tindak lanjut rekomendasi atau sebesar 40,66% dari target
sebesar 91 Rekomendasi Hasil Pengawasan. Jika dibandingkan dengan
target IKU sebesar 40%, maka capaian IKU tahun 2015 adalah sebesar
101,65%.
2. Sasaran Program 2
Hasil penilaian maturitas SPIP pada 6 pemda menunjukkan 2 (dua) pemda
berada pada level 1 dan 4 (empat) pemda berada pada level 2 atau
cukup memadai. Hasil penilaian SPI pada 12 korporasi di wilayah Provinsi
Nusa Tenggara Barat menunjukkan 1 korporasi berada pada kriteria
cukup memadai, 3 korporasi berada pada kriteria kurang memadai dan 8
korporasi berada pada kriteria tidak memadai. Hasil penilaian SPI pada 35
K/L (instansi vertikal) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan
8 K/L berada pada kriteria belum memadai, 9 K/L berada pada kriteria
kurang memadai, 29 K/L berada pada kriteria cukup memadai dan 7 K/L
berada pada kriteria memadai. Secara keseluruhan, tingkat
penyelenggaraan SPI/P pada K/L/P/Korporasi di wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat berada pada kriteria cukup memadai.
3. Sasaran Program 3
Sampai dengan tahun 2015 belum ada APIP di wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat yang telah mencapai kapabilitas level 3, namun demikian
proses kegiatan peningkatan Kapabilitas APIP terhadap 11 Provinsi/
Kabupaten/Kota sudah berhasil / ada peningkatan leveling yaitu dari
Level 1 ke Level 2 sebanyak 3 APIP, 2 APIP berhasil mempertahankan diri
pada level 2 dan satu berpotensi untuk menuju ke level 3.
Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat juga berhasil
menginisiasi lahirnya AAIPI Nusa Tenggara Barat dan menghasilkan
komitmen dari seluruh Pimpinan APIP se Provinsi Nusa Tenggara Barat
dalam rangka meningkatkan kapabilitasnya masing-masing.
4. Sasaran Program 4
Capaian IKU atas layanan dukungan teknis pengawasan sebesar 8,11 dari
skala Likert 1-10 atau mencapai 115,86% dari target sebesar 7 skala Likert.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
66
Dukungan teknis pengawasan ini mencakup layanan kepegawaian,
keuangan, umum serta program dan pelaporan.
Capaian Kinerja tersebut didukung dengan capaian output sebagai berikut :
Secara umum, capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat
telah memuaskan, namun terdapat satu sasaran program yang belum
tercapai “Kapabilitas APIP level 3”, hal tersebut disebabkan masih adanya
kelemahan APIP dalam mencapai kapabilitas level 3, antara lain:
a. Kurangnya alokasi dana anggaran belanja APIP dibandingkan dengan
total belanja dalam APBD;
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi Capaian %
Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP
Rekomendasi Hasil Pengawasan
Rekomendasi 91 91 100,00
Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP
Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP/SPI
Rekomendasi 2 2 100,00
Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP
Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP
Rekomendasi 2 2 100,00
Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Laporan 60 64 106,67
Tersedianya Alat Pengolah Data BPKP
Unit 58 61 105,17
Tersedianya Alat Rumah Tangga BPKP
Unit 45 50 111,11
Terlaksananya Pembangunan Konstruksi Gedung Kantor Perwakilan BPKP
m2 3.455 3.455 100,00
Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara
Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi
Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan
Termanfaatkannya aset secara optimal dalam mencapai kepuasan layanan kesesmaan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2015
67
b. Kurangnya kegiatan pengembangan kompetensi dan lemahnya
manajemen SDM APIP terutama rekrutmen, pola karier dan pola
mutasi/rotasi;
c. Belum diimplementasinya kebijakan pengawasan, termasuk aturan
implementasi kendali mutu pada pelaksanaan pengawasan oleh instansi
APIP.
C. Rencana Tindak
Di samping keberhasilan dalam capaian kinerja, kendala dalam capaian
kinerja seperti yang telah diuraikan di atas, terdapat kendala lain yaitu
Penetapan Kinerja (Tapkin) yang belum sepenuhnya mengakomodasi
permintaan Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, kegiatan atas permintaan
tersebut umumnya tidak dimasukkan ke dalam Program Kerja Pembinaan
Pengawasan Tahunan (PKP2T).
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, strategi yang akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan antisipasi permintaan penugasan berdasarkan data historis/
pengalaman tahun-tahun sebelumnya dan meningkatkan koordinasi
dengan Pemerintah Daerah/BUMN/BUMD/BLU untuk mengantisipasi/
memastikan permintaan penugasan berdasarkan Nota Kesepahaman
yang telah dilakukan.
2. Meningkatkan kualitas pendampingan kepada Pemerintah Daerah
maupun korporasi, terutama dalam pembinaan penyelenggaraan SPI/P
dan peningkatan kapabilitas APIP.
3. Meningkatkan jumlah dan kompetensi sumber daya manusia Perwakilan
BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat sehingga hasil penugasan
pengawasan dapat memiliki dampak/ outcome yang signifikan bagi
stakeholders. Hal ini antara lain dilakukan dengan cara mengikutsertakan
SDM dalam program pelatihan/seminar/workshop yang dapat
meningkatkan kompetensi SDM.
Lam
pira
n 1
/ 1
- 2
CA
PAIA
N IN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
KEG
IATA
N (I
KK) O
UTC
OM
E DA
N O
UTPU
T TA
HUN
201
5PE
RWA
KILA
N B
PKP
PRO
VIN
SI N
USA
TEN
GG
ARA
BA
RAT
AN
GG
ARA
NRE
ALI
SASI
%RE
NC
AN
ARE
ALI
SASI
%1
23
45
67
89
1011
1213
1. P
erba
ikan
Pen
gelo
laan
Ke
uang
an N
egar
a
Pers
enta
se P
erba
ikan
Tat
a Ke
lola
M
anaj
emen
Risi
ko d
an P
enge
ndal
ian
Inte
rn P
enge
lola
an K
euan
gan
Neg
ara
%40
40,6
610
1,65
3.05
7.08
6.00
0
2.
811.
014.
194
91,9
5
8.07
0
10.6
32
13
1,75
2. M
enin
gkat
nya
Kual
itas
Pene
rapa
n SP
I KLP
K se
rta
men
ingk
atny
a Up
aya
Pe
nceg
ahan
Kor
upsi
Pers
enta
se P
ener
apan
Kel
ima
Unsu
r SPI
P pa
da
K/L
/Pem
da/
Efek
tivita
s SPI
Kor
pora
si se
cara
Mem
adai
%50
67,9
213
5,84
163.
958.
000
15
1.58
0.00
0
92,4
5
458
505
110,
26
3. M
enin
gkat
nya
Kapa
bilit
as
Peng
awas
an In
tern
Pem
da
Pers
enta
se T
ingk
at K
apab
ilitas
API
P (L
evel
3)
%50
--
87.2
09.0
00
83
.637
.228
95,9
0
216
364
168,
52
4. M
enin
gkat
nya
Kual
itas
Laya
nan
Duk
unga
n Te
knis
Peng
awas
an
Pers
epsi
Kepu
asan
Lay
anan
Ke
tata
usah
aan
Skal
a lik
ert 1
-10
78,
1111
5,86
Duk
unga
n M
anaj
emen
d
an P
elak
sana
an T
ugas
Te
knis
Lain
nya-
BPKP
37.5
71.9
65.0
00
37
.159
.450
.673
98,9
0
385
415
107,
79
JUM
LAH
88,3
4
40
.880
.218
.000
40.2
05.6
82.0
95
98
,35
9.
129
11
.916
130,
53
1.1.
Rek
omen
das
i Has
il Pen
gaw
asa
nRe
kom
end
asi
9191
100
2.74
9.01
4.19
4
83
,10%
8.07
0
10.6
32
13
1,75
1.2.
Rek
omen
das
i Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
SPIP
/SPI
Reko
men
das
i2
210
013
3.58
0.00
0
4,04
%45
8
50
5
11
0,26
1.3.
Rek
omen
das
i Pem
bina
an
Kapa
bilit
as A
PIP
Reko
men
das
i2
210
016
3.63
7.22
8
4,95
%21
6
36
4
16
8,52
Rata
-rat
a10
03.
308.
253.
000
3.04
6.23
1.42
2
92
,08%
8.74
4
11.5
01
13
1,53
2. T
erse
dia
nya
duk
unga
n m
anaj
emen
dan
pe
laks
anaa
n tu
gas t
ekni
s la
inny
a d
ala
m m
enca
pai
kepu
asan
laya
nan
2.1.
Jum
lah
Laya
nan
Duk
unga
n M
anaj
emen
Per
wak
ilan
BPKP
Lapo
ran
6064
106,
67D
ukun
gan
Man
ajem
en
dan
Pel
aksa
naan
Tug
as
Tekn
is La
inny
a-BP
KP10
.869
.705
.000
10.6
01.0
91.3
73,0
0
97
,53%
360
390
108,
33
Rata
-rat
a10
7
10
.869
.705
.000
10
.601
.091
.373
97,5
3%36
039
010
8,33
PRO
GRA
MKE
UAN
GA
N (R
p000
)SD
M (O
H)
OUT
CO
ME
Peng
awas
an In
tern
A
kunt
abilit
as K
euan
gan
Neg
ara
dan
Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
Sist
em
Peng
end
alia
n In
tern
Pe
mer
inta
h
OUT
PUT
SASA
RAN
PR
OG
RAM
/KEG
IATA
NIN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
KEG
IATA
NSA
TUA
N
TARG
ETRE
ALI
SASI
%
CA
PAIA
N
1. T
erse
dia
nya
info
rmas
i has
il pe
ngaw
asan
dal
am
m
enca
pai p
erba
ikan
tata
ke
lola
, per
baik
an si
stem
pe
ngen
dal
ian
inte
rn
peng
elol
aan
keua
ngan
ne
gara
/dae
rah,
dan
pe
ning
kata
n ka
pab
ilitas
API
P
Peng
awas
an In
tern
A
kunt
abilit
as K
euan
gan
Neg
ara
dan
Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
Sist
em
Peng
end
alia
n In
tern
Pe
mer
inta
h
3.30
8.25
3.00
0
Lam
pira
n 1
/ 2
- 2
CA
PAIA
N IN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
KEG
IATA
N (I
KK) O
UTC
OM
E DA
N O
UTPU
T TA
HUN
201
5PE
RWA
KILA
N B
PKP
PRO
VIN
SI N
USA
TEN
GG
ARA
BA
RAT
AN
GG
ARA
NRE
ALI
SASI
%RE
NC
AN
ARE
ALI
SASI
%1
23
45
67
89
1011
1213
PRO
GRA
MKE
UAN
GA
N (R
p000
)SD
M (O
H)SA
SARA
N
PRO
GRA
M/K
EGIA
TAN
INDI
KATO
R KI
NER
JA K
EGIA
TAN
SATU
AN
TA
RGET
REA
LISA
SI%
C
APA
IAN
3.1.
Ter
sed
iany
a al
at p
engo
laha
n d
ata
BPKP
Unit
5861
105,
1748
3.20
0.00
0
469.
491.
200
97
,16%
10
10
10
0,00
3.2.
Ter
sed
iany
a A
lat R
umah
Tang
ga
BPKP
Unit
4550
111,
1118
6.50
0.00
0
181.
775.
000
97
,47%
15
15
10
0,00
3.3.
Ter
laks
ana
nya
Pem
bang
unan
ko
nstru
ksi G
edun
g Pe
rwak
ilan
BPKP
Unit
11
100
26.0
32.5
60.0
00
25
.907
.093
.100
99,5
2%-
-
-
Rata
-rat
a10
5,43
26.7
02.2
60.0
00
26
.558
.359
.300
99,4
6%25
2510
0,00
JU
MLA
H40
.880
.218
.000
,00
40.2
05.6
82.0
95
98
,35%
9.12
9
11.9
16
13
0,53
3. T
erm
anfa
atka
nnya
Ase
t se
cara
opt
imal
dal
am
men
capa
i kep
uasa
n la
yana
n ke
sesm
aan
7 sk
ala
lik
ert
Duk
unga
n M
anaj
emen
d
an P
elak
sana
an T
ugas
Te
knis
Lain
nya-
BPKP
Lam
pira
n 2
/ 1
- 2
PERB
AN
DIN
GA
N R
EALI
SASI
IKK
TAHU
N 2
015
DEN
GA
N T
AHU
N 2
014
DA
N TA
RGET
TAHU
N 2
016
PERW
AKI
LAN
BPK
P PR
OVI
NSI
NUS
A TE
NG
GA
RA B
ARA
T
SASA
RAN
KEG
IATA
NIN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
KEG
IATA
NSA
TUA
N
KIN
ERJA
TA
HUN
201
5KI
NER
JA
TAHU
N 2
014
NA
IK /
TU
RUN
TARG
ET K
INER
JA
TAHU
N 2
016
% C
APA
IAN
TAHU
N
2015
THD
TARG
ET
THN
201
61
23
45
6 =
5 -
47
8 =
4 /
7
1. P
erba
ikan
Pen
gelo
laan
Ke
uang
an N
ega
ra
Pers
enta
se P
erba
ikan
Tat
a Ke
lola
Man
ajem
en
Risik
o d
an P
enge
ndal
ian
Inte
rn P
enge
lola
an
Keua
ngan
Neg
ara
%40
,66
--
5081
,32
2. M
enin
gkat
nya
Kual
itas
Pene
rapa
n SP
I KLP
K se
rta
men
ingk
atny
a U
paya
Pen
cega
han
Koru
psi
Pers
enta
se P
ener
apan
Kel
ima
Uns
ur S
PIP
pad
a K/
L/Pe
md
a/Ef
ektiv
itas S
PI K
orpo
rasi
seca
ra
Mem
ada
i%
67,9
2-
-60
113,
2
3. M
enin
gkat
nya
Kapa
bilit
as
Peng
awa
san
Inte
rn P
emd
aPe
rsen
tase
Tin
gka
t Kap
abilit
as A
PIP
(Lev
el 3
)%
0-
-60
0
4. M
enin
gkat
nya
Kual
itas L
aya
nan
Duk
unga
n Te
knis
Peng
awas
anPe
rsep
si Ke
puas
an L
aya
nan
Keta
taus
ahaa
nSk
ala
like
rt 1-
108,
11-
-7
115,
86
1.1.
Rek
omen
das
i Has
il Pe
ngaw
asan
Reko
men
das
i91
--
9110
0,00
1.2.
Rek
omen
das
i Pem
bina
an P
enye
leng
gara
an
SPIP
/SPI
Reko
men
das
i2
--
210
0,00
1.3.
Rek
omen
das
i Pem
bina
an K
apab
ilitas
API
PRe
kom
end
asi
2-
-2
100,
00
2. T
erse
dia
nya
duk
unga
n m
anaj
emen
dan
pel
aks
ana
an
tuga
s tek
nis l
ainn
ya d
alam
2.1.
Jum
lah
Laya
nan
Duk
unga
n M
anaj
emen
Pe
rwak
ilan
BPKP
Lapo
ran
64-
-60
106,
67
OUT
CO
ME
OUT
PUT
1. T
erse
dia
nya
info
rmas
i has
il pe
ngaw
asan
dal
am m
enca
pai
perb
aika
n ta
ta k
elol
a, p
erba
ika
n sis
tem
pen
gend
alia
n in
tern
pe
ngel
olaa
n ke
uang
an
nega
ra/d
aera
h, d
an p
enin
gkat
an
kapa
bilit
as A
PIP
Lam
pira
n 2
/ 2
- 2
PERB
AN
DIN
GA
N R
EALI
SASI
IKK
TAHU
N 2
015
DEN
GA
N T
AHU
N 2
014
DA
N TA
RGET
TAHU
N 2
016
PERW
AKI
LAN
BPK
P PR
OVI
NSI
NUS
A TE
NG
GA
RA B
ARA
T
SASA
RAN
KEG
IATA
NIN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
KEG
IATA
NSA
TUA
N
KIN
ERJA
TA
HUN
201
5KI
NER
JA
TAHU
N 2
014
NA
IK /
TU
RUN
TARG
ET K
INER
JA
TAHU
N 2
016
% C
APA
IAN
TAHU
N
2015
THD
TARG
ET
THN
201
61
23
45
6 =
5 -
47
8 =
4 /
7
1. P
erba
ikan
Pen
gelo
laan
Ke
uang
an N
ega
ra
Pers
enta
se P
erba
ikan
Tat
a Ke
lola
Man
ajem
en
Risik
o d
an P
enge
ndal
ian
Inte
rn P
enge
lola
an
Keua
ngan
Neg
ara
%40
,66
--
5081
,32
2. M
enin
gkat
nya
Kual
itas
Pene
rapa
n SP
I KLP
K se
rta
men
ingk
atny
a U
paya
Pen
cega
han
Koru
psi
Pers
enta
se P
ener
apan
Kel
ima
Uns
ur S
PIP
pad
a K/
L/Pe
md
a/Ef
ektiv
itas S
PI K
orpo
rasi
seca
ra
Mem
ada
i%
67,9
2-
-60
113,
2
3. M
enin
gkat
nya
Kapa
bilit
as
Peng
awa
san
Inte
rn P
emd
aPe
rsen
tase
Tin
gka
t Kap
abilit
as A
PIP
(Lev
el 3
)%
0-
-60
0
4. M
enin
gkat
nya
Kual
itas L
aya
nan
Duk
unga
n Te
knis
Peng
awas
anPe
rsep
si Ke
puas
an L
aya
nan
Keta
taus
ahaa
nSk
ala
like
rt 1-
108,
11-
-7
115,
86
OUT
CO
ME
OUT
PUT
3.1.
Ter
sed
iany
a al
at p
engo
laha
n d
ata
BPKP
Unit
61-
-13
469,
23
3.2.
Ter
sed
iany
a A
lat R
umah
Tan
gga
BPKP
Unit
50-
-33
151,
52
3.3.
Ter
laks
anan
ya P
emba
ngun
an k
onst
ruks
i G
edun
g Pe
rwak
ilan
BPKP
Unit
1-
-1
100,
00
Kete
rang
an: K
iner
ja ta
hun
2015
tid
ak
da
pat d
iper
band
ingk
an
den
gan
kine
rja ta
hun
sebe
lum
nya
dik
aren
akan
per
bed
aan
ind
ikat
or k
iner
ja k
egia
tan.
3. T
erm
anfa
atka
nnya
Ase
t sec
ara
op
tima
l dal
am
men
capa
i kep
uasa
n la
yana
n ke
sesm
aan
7 sk
ala
liker
t
Lampiran 3 / 1 - 3
DAFTAR OPINI BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH PUSAT TAHUN ANGGARAN 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
WTP WDP WTP - DPP TMP WTP WDP WTP - DPP TMP1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1Majelis Permusyawaratan Rakyat
� �
2 Dewan Perwakilan Rakyat � �3 Badan Pemeriksa Keuangan � �4 Mahkamah Agung � � �5 Kejaksaan Agung � � �6 Sekretariat Negara � �7 Kementerian Dalam Negeri � �8 Kementerian Luar Negeri � �9 Kementerian Pertahanan � �
10Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
� � �
11 Kementerian Keuangan � �12 Kementerian Pertanian � �13 Kementerian Perindustrian � �
14Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
� �
15 Kementerian Perhubungan � �
16Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
� �
17 Kementerian Kesehatan � �18 Kementerian Agama � �
19Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
� � �
20 Kementerian Sosial � �21 Kementerian Kehutanan � �
22Kementerian Kelautan dan Perikanan
� �
23 Kementerian Pekerjaan Umum � � �
24Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan
� �
25Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
� �
26Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
� �
27Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
� �
28Kementerian Badan Usaha Milik Negara
� �
29Kementerian Riset dan Teknologi
�
30 Kementerian Lingkungan Hidup �
31Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah
� �
32Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
� �
33Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
� �
34 Badan Intelijen Negara � �35 Lembaga Sandi Negara � �36 Dewan Ketahanan Nasional � �37 Badan Pusat Statistik � �
38
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
� �
39 Badan Pertanahan Nasional � �40 Perpustakaan Nasional � �
NO NAMA K/L ASISTENSI BPKP
OPINITA 2014 TA 2013
Lampiran 3 / 2 - 3
WTP WDP WTP - DPP TMP WTP WDP WTP - DPP TMP1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NO NAMA K/L ASISTENSI BPKP
OPINITA 2014 TA 2013
41Kementerian Komunikasi dan Informatika
� �
42 Kepolisian Negara RI � �
43Badan Pengawasan Obat dan Makanan
� �
44 Lembaga Ketahanan Nasional � �
45Badan Koordinasi Penanaman Modal
� �
46 Badan Narkotika Nasional � �
47Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
� �
48Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
� �
49Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
� �
50Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
� �
51 Komisi Pemilihan Umum � � �52 Mahkamah Konstitusi � �
53Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
� �
54Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
� �
55 Badan Tenaga Nuklir Nasional � �
56Badan Pengkajian danPenerapan Teknologi
� �
57Lembaga Penerbangan danAntariksa Nasional
� �
58Badan Informasi Geopasial(sebelumnya: Badan KoordinasiSurvei dan Pemetaan Nasional)
� �
59 Badan Standarisasi Nasional � �
60 Badan Pengawas Tenaga Nuklir � �
61 Lembaga Administrasi Negara � �
62Arsip Nasional RepublikIndonesia
� �
63 Badan Kepegawaian Negara � �
64 Kementerian Perdagangan � �
65Kementerian Pemuda danOlahraga
� �
66 Komisi Pemberantasan Korupsi � �
67 Dewan Perwakilan Daerah � �68 Komisi Yudisial � �
69Badan Nasional Penanggulangan Bencana
� �
70Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
� � �
71Badan Penanggulangan LumpurSidoarjo
� �
72Lembaga Kebijakan PengadaanBarang/Jasa Pemerintah
� �
73 Badan SAR Nasional � �
74Komisi Pengawas PersainganUsaha
� �
75Badan Pengembangan WilayahSuramadu
�
Lampiran 3 / 3 - 3
WTP WDP WTP - DPP TMP WTP WDP WTP - DPP TMP1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
NO NAMA K/L ASISTENSI BPKP
OPINITA 2014 TA 2013
76 Ombudsman RI � �
77Badan Nasional PengelolaanPerbatasan
� �
78Badan Pengusahaan KawasanPerdagangan Bebas danPelabuhan Bebas Batam
1)
79Badan Nasional PenanggulanganTerorisme
� �
80 Sekretariat Kabinet � �
81Badan Pengawas Pemilihan Umum
� � �
82Lembaga Penyiaran Publik RadioRepublik Indonesia
� �
83Lembaga Penyiaran PublikTelevisi Republik Indonesia
� �
84Badan Pengusahaan KawasanPerdagangan Bebas danPelabuhan Bebas Sabang
� �
8 64 9 0 7 53 18 10 3
Keterangan:WTP : Wajar Tanpa PengecualianWTP-DPP : Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf PenjelasWDP : Wajar Dengan PengecualianTMP : Tidak Menyatakan Pendapat1) : Belum Selesai Diperiksa
Jumlah
Lampiran 4 / 1 - 1
DAFTAR OPINI BPK ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMDA TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PEMERINTAH DAERAH MoU BPKP ASISTENSI WTP WDP TW TMP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
22 28 1 Provinsi Nusa Tenggara Barat � � �22 28 2 Kabupaten Bima � � �22 28 3 Kabupaten Dompu � � �22 28 4 Kabupaten Lombok Barat � � �22 28 5 Kabupaten Lombok Tengan � � �22 28 6 Kabupaten Lombok Timur � � �22 28 7 Kabupaten Sumbawa � � �22 28 8 Kota Mataram � � �22 28 9 Kota Bima � � �22 28 10 Kabupaten Sumbawa Barat � � �22 28 11 Kabupaten Lombok Utara � � �
11 11 9 2 0 0
100 81,82 18,18 0 0
NOMOR
Jumlah
% yg diasistensi dibandingkan jumlah Pemda
Lampiran 5 / 1 - 1
DAFTAR OPINI TERHADAP BUMD/PDAM TAHUN BUKU 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
NO NAMA BUMD/PDAM WTP WDP TW TMP KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 71 PDAM Lombok Timur � KAP2 PDAM Lombok Tengah � KAP3 PDAM Giri Menang � KAP4 PDAM Sumbawa Barat � KAP5 PDAM Lombok Utara � KAP6 PDAM Sumbawa Barat � KAP7 PDAM Dompu � KAP8 PDAM Bima Belum diperiksa
5 2 0 0Jumlah
Lampiran 6 / 1 - 1
DAFTAR NILAI GOOD CORPORATE GOVERNANCE BUMD TA 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
NO NAMA PERUSAHAAN SKOR GCG
KATEGORI
1 2 3 4
1 PD. BPR Lombok Barat 44,09 Tidak Ada
Lampiran 7 / 1 - 1
DAFTAR BUMD/PDAM YANG KINERJANYA BERNILAI BAIK DI TAHUN 2014PERWAKILAN BPKP PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
NO NAMA BUMD/PDAM TINGKAT KESEHATAN TAHUN 2014
1 2 31 PDAM Lombok Timur Sehat2 PDAM Lombok Tengah Sehat3 PDAM Giri Menang Sehat4 PDAM Sumbawa Kurang Sehat5 PDAM Kabupaten Bima Sakit6 PDAM Sumbawa Barat Kurang Sehat7 PDAM Lombok Utara Sehat8 PDAM Dompu Kurang Sehat
Lam
pira
n 8a
/ 1
- 3
CA
PAIA
N IN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
UTA
MA
OUT
PUT
TAHU
N 2
014
PERW
AKI
LAN
BPK
P PR
OVI
NSI
NUS
A TE
NG
GA
RA B
ARA
T
AN
GG
ARA
NRE
ALI
SASI
%RE
NC
AN
ARE
ALI
SASI
%1
23
45
67
89
1011
1213
1.1.
1.1
Lapo
ran
Hasil
Bim
bing
an
Tekn
is/As
isten
si Pe
nyus
unan
LKK
L Bi
dan
g Pe
reko
nom
ian
Lap
212
600,
0013
.802
,00
0,
14
76
20
0
26
3,16
1.1.
1.2
Lapo
ran
hasil
bim
bing
an
tekn
is/as
isten
si pe
nyus
unan
LKK
L bi
dan
g Po
lsosk
amLa
p11
2018
1,82
50.6
92,0
0
0,52
335
337
100,
60
1.1.
2.1
Lapo
ran
Hasil
Bim
bing
an
Tekn
is/As
isten
si Pe
nyus
unan
LKP
DLa
p18
5631
1,11
125.
874,
00
1,28
725
690
95,1
7
1.1.
3.1
Lapo
ran
Hasil
Pen
gaw
asan
Ata
s Pr
oyek
PHL
NLa
p36
4412
2,22
272.
944,
00
2,78
885
948
107,
12
1.1.
4.1
Lapo
ran
Hasil
Pen
gaw
asan
Lin
tas
Sekt
or B
idan
g Pe
reko
nom
ian
Lap
1435
250,
0016
7.20
3,00
1,
70
69
4
82
7
11
9,16
1.1.
4.2
Lapo
ran
Hasil
Pen
gaw
asan
Lin
tas
Sekt
or B
idan
g Po
lsosk
amLa
p28
3512
5,00
72.4
66,0
0
0,74
283
266
93,9
9
1.1.
4.3
Lapo
ran
hasil
pen
gaw
asan
linta
s se
ktor
bid
ang
Keua
ngan
Dae
rah
Lap
78
114,
2927
.117
,00
0,
28
13
7
19
3
14
0,88
1.1.
5.1
Lapo
ran
Hasil
Pen
gaw
asan
Ata
s Pe
rmin
taan
Pre
siden
Bid
ang
Pere
kono
mia
nLa
p1
440
0,00
2.53
0,00
0,03
38
16
42
,11
1.1.
5.2
Lapo
ran
Hasil
Pen
gaw
asan
Ata
s Pe
rmin
taan
Pre
siden
Bid
ang
Polso
skam
Lap
1730
176,
4734
7.84
0,00
3,
54
54
7
1.
069
19
5,43
1.1.
5.3
Lapo
ran
hasil
pen
gaw
asan
ata
s pe
rmin
taan
pre
siden
Bid
ang
Keua
ngan
D
aera
hLa
p6
813
3,33
39.8
21,0
0
0,41
240
210
87,5
0
1.1.
6.2
Lapo
ran
Hasil
Pen
gaw
asan
Ata
s Pe
rmin
taan
Sta
keho
lder
Bid
ang
Polso
skam
Lap
1541
273,
3316
9.49
2,00
43
6
46
5
10
6,65
1.1.
6.3
Lapo
ran
hasil
pen
gaw
asan
ata
s pe
rmin
taan
stak
ehol
der
bid
ang
Keua
ngan
Dae
rah
Lap
619
316,
6723
.117
,00
83
11
4
13
7,35
1.1.
7.1
Lapo
ran
Hasil
Bim
bing
an
Tekn
is/As
isten
si Pe
nyus
unan
LKB
UMD
Lap
33
100,
0031
.402
,00
55
66
120,
00
Rata
-rat
a23
8,79
1.34
4.30
0,00
13
,68
45
3454
0111
9,12
PRO
GRA
MKE
UAN
GA
N (R
p000
)SD
M (O
H)
1.1
Men
ingk
atny
a Ku
alita
s 1 L
KPP,
95%
LKK
L,
dan
90%
LKP
D
Peng
awas
an In
tern
A
kunt
abilit
as K
euan
gan
Neg
ara
dan
Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
Sist
em
Peng
end
alia
n In
tern
Pe
mer
inta
h
SASA
RAN
STR
ATE
GIS
INDI
KATO
R KI
NER
JA U
TAM
ASA
TUA
N
TARG
ETRE
ALI
SASI
% C
APA
IAN
Lam
pira
n 8a
/ 2
- 3
CA
PAIA
N IN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
UTA
MA
OUT
PUT
TAHU
N 2
014
PERW
AKI
LAN
BPK
P PR
OVI
NSI
NUS
A TE
NG
GA
RA B
ARA
T
AN
GG
ARA
NRE
ALI
SASI
%RE
NC
AN
ARE
ALI
SASI
%1
23
45
67
89
1011
1213
PRO
GRA
MKE
UAN
GA
N (R
p000
)SD
M (O
H)SA
SARA
N S
TRA
TEG
ISIN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
UTA
MA
SATU
AN
TA
RGET
REA
LISA
SI%
CA
PAIA
N
1.2.
1.1
Lapo
ran
Hasil
Pen
gaw
asan
Ata
s Pe
nerim
aan
Neg
ara
Bid
ang
Polso
skam
Lap
1
2
20
0,00
9.66
6,00
0,10
38
75
19
7,37
1.2.
2.2
Lapo
ran
hasil
pen
gaw
asan
BUN
bi
dan
g Ke
uang
an D
aera
hLa
p23
31
134,
7897
.174
,00
0,
99
13
5
25
1
18
5,93
Rata
-rat
a16
7,39
106.
840,
00
1,
09
17
332
618
8,44
2.1.
1.1
Lapo
ran
Hasil
Pen
gaw
asan
ata
s Ki
nerja
Pel
ayan
an P
ublik
Lap
4
7
17
5,00
25.8
08,0
0
0,26
87
99
11
3,79
2.1.
2.1
Lapo
ran
Hasil
Bim
tek/
Asist
ensi
GC
G/K
PI S
ekto
r Kor
pora
tLa
p6
20
33
3,33
61.0
15,0
0
0,62
210
320
152,
38
2.1.
3.1
Lapo
ran
Hasil
Pen
gaw
asan
Ata
s Ki
nerja
BUM
DLa
p9
11
12
2,22
90.9
23,0
0
0,93
405
301
74,3
2
Rata
-rat
a21
0,19
177.
746,
00
1,
81
70
272
010
2,56
3.
1.1.
1 La
pora
n ha
sil so
sialis
asi m
asal
ah
koru
psi
Lap
6
10
166,
6714
.432
,00
0,
15
10
0
87
87,0
0
3.1.
2.1
Lapo
ran
Hasil
Bim
tek/
Asist
ensi
Impl
emen
tasi
FCP
Lap
1
1
10
0,00
3.57
3,00
0,04
15
60
40
0,00
3.1.
4.1
Lapo
ran
Hasil
Aud
it In
vest
igas
i at
as H
KP, K
laim
, dan
Pen
yesu
aian
Har
gaLa
p2
6
300,
0053
.533
,00
0,
54
40
90
225,
00
3.1.
5.1
Lapo
ran
Hasil
Aud
it In
vest
igas
i, Pe
rhitu
ngan
Ker
ugia
n N
egar
a, d
an
Pem
beria
n Ke
tera
ngan
Ahl
i Ata
s Pe
rmin
taan
Inst
ansi
Peny
idik
dan
Inst
ansi
Lain
nya
Lap
21
56
26
6,67
269.
334,
00
2,74
710
896
126,
20
3.1.
6.2
Lapo
ran
Hasil
revi
u Te
rhad
ap
Peng
adua
n M
asya
raka
tLa
p2
2
100,
00
186,
6734
0.87
2,00
3,47
865
1133
130,
984.
1.1.
1 La
pora
n Pe
mbi
naan
Pe
nyel
engg
araa
n SP
IP B
idan
g Ke
uang
an D
aera
hLa
p11
28
254,
5511
1.97
1,00
1,
14
60
0
60
9
10
1,50
4.1.
1.3
Lapo
ran
Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
SPIP
Bid
ang
Polso
skam
Lap
1
1
10
0,00
-
-
-
-
4.1.
2.1
Jum
lah
Pese
rta D
ikla
t SPI
PO
rang
30
30
10
0,00
--
-
-
-
9.82
7.48
0,00
1.2
Terc
apai
nya
Opt
imal
isasi
Pene
rimaa
n N
egar
a se
besa
r 75%
Peng
awas
an In
tern
A
kunt
abilit
as K
euan
gan
Neg
ara
dan
Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
Sist
em
Peng
end
alia
n In
tern
2.1
Ters
elen
ggar
anya
SP
M p
ada
300
IPD
dan
te
rsel
eng
gara
nya
GG
pa
da
65%
BUM
N/B
UMD
Peng
awas
an In
tern
A
kunt
abilit
as K
euan
gan
Neg
ara
dan
Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
Sist
em
Peng
end
alia
n In
tern
Pe
mer
inta
h
3.1
Men
ingk
atka
n Ke
sad
aran
dan
Ke
terli
bata
n K/
L, P
emda
, BU
MN
/BUM
D D
alam
Up
aya
Penc
egah
an d
an
Pem
bera
ntas
an K
orup
si M
enja
di 8
0%
Peng
awas
an In
tern
A
kunt
abilit
as K
euan
gan
Neg
ara
dan
Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
Sist
em
Peng
end
alia
n In
tern
Pe
mer
inta
h
4.1
Men
ingk
atny
a Ku
alita
s Pen
erap
an S
PIP
di K
/L, P
emd
a Se
besa
r 60
%
Peng
awas
an In
tern
A
kunt
abilit
as K
euan
gan
Neg
ara
dan
Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
Sist
em
Peng
end
alia
n In
tern
Pe
mer
inta
h
Lam
pira
n 8a
/ 3
- 3
CA
PAIA
N IN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
UTA
MA
OUT
PUT
TAHU
N 2
014
PERW
AKI
LAN
BPK
P PR
OVI
NSI
NUS
A TE
NG
GA
RA B
ARA
T
AN
GG
ARA
NRE
ALI
SASI
%RE
NC
AN
ARE
ALI
SASI
%1
23
45
67
89
1011
1213
PRO
GRA
MKE
UAN
GA
N (R
p000
)SD
M (O
H)SA
SARA
N S
TRA
TEG
ISIN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
UTA
MA
SATU
AN
TA
RGET
REA
LISA
SI%
CA
PAIA
N
4.1.
2.2
Jum
lah
K/L
dan
Pem
da y
ang
men
dap
atka
n Ko
nsul
tasi
dan
Bim
bing
an
Tekn
is Pe
nyel
engg
araa
n SP
IP
KL/P
emd
a7
8
114,
29-
-
-
-
-
Rata
-rat
a14
2,21
111.
971,
00
1,
1460
060
910
1,50
5.1
Men
ingk
atny
a ka
pasit
as a
para
t pe
ngaw
asan
inte
rn
pem
erin
tah
yang
pr
ofes
iona
l dan
ko
mpe
ten
pad
a 80
%
K/L/
Pem
da
5.1.
1.1
Sosia
lisas
i dan
bim
tek
pene
rapa
n JF
A A
PIP
Dae
rah
Pem
da
2
3
15
0,00
Peng
awas
an In
tern
A
kunt
abilit
as K
euan
gan
Neg
ara
dan
Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
Sist
em
Peng
end
alia
n In
tern
Pe
mer
inta
h
16.0
72,0
0
0,16
24
27
11
2,50
Rata
-rat
a15
0,00
16.0
72,0
0
0,16
2427
112,
50
5.2.
1.1
Lapo
ran
Duk
unga
n M
anaj
emen
Pe
rwak
ilan
BPKP
Lap
60
80
13
3,33
Duk
unga
n M
anaj
emen
d
an P
elak
sana
an T
ugas
Te
knis
Lain
nya
BPKP
6.92
2.17
4,55
70,4
4
1.10
0
1.84
5
167,
73
5.2.
8.1
Jum
lah
Sara
na P
rasa
rana
Unit
41
41
10
0,00
Peni
ngka
tan
Sara
na d
an
Pras
aran
a A
para
tur
Neg
ara
339.
141,
11
3,45
-
-
-
5.2.
12.1
Jum
lah
sosia
lisas
i dan
bim
tek
pene
rapa
n ta
take
lola
API
P D
aera
hPe
md
a4
4
100,
0017
.663
,00
0,
18
28
34
121,
43
5.2.
12.2
Lap
oran
Eva
luas
i Pen
erap
an
Tata
kelo
la A
PIP
Dae
rah
Lap
3
3
10
0,00
7.71
2,00
0,08
34
35
10
2,94
Rata
-rat
a10
8,33
7.28
6.69
0,65
74
,15
1.16
2
1.91
4
164,
72
9.82
7.48
0,00
9.
384.
491,
65
95,4
9
8060
10.1
30
12
5,68
JU
MLA
H
5.2
Men
ingk
atny
a ef
ektif
itas p
eren
cana
an
peng
awas
an se
besa
r 90
% d
an k
ualit
as
peng
elol
aaan
keu
anga
n se
besa
r 100
%.
Duk
unga
n M
anaj
emen
d
an P
elak
sana
an T
ugas
Te
knis
Lain
nya
BPKP
Lam
pira
n 1
/ 1
- 1
CA
PAIA
N IN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
KEG
IATA
N (I
KK) O
UTPU
T TA
HUN
201
5PE
RWA
KILA
N B
PKP
PRO
VIN
SI N
USA
TEN
GG
ARA
BA
RAT
AN
GG
ARA
NRE
ALI
SASI
%RE
NC
AN
ARE
ALI
SASI
%1
23
45
67
89
1011
1213
1.1.
Rek
omen
das
i Has
il Pen
gaw
asan
Reko
men
das
i91
9110
02.
749.
014.
194
83,1
0
8.
070
10
.632
131,
75
1.2.
Rek
omen
das
i Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
SPIP
/SPI
Reko
men
das
i2
210
013
3.58
0.00
0
4,04
45
8
50
5
11
0,26
1.3.
Rek
omen
das
i Pem
bina
an K
apab
ilitas
A
PIP
Reko
men
das
i2
210
016
3.63
7.22
8
4,95
21
6
36
4
16
8,52
Rata
-rat
a10
03.
308.
253.
000
3.04
6.23
1.42
2
92
,08
8.74
4
11.5
01
13
1,53
2. T
erse
dia
nya
duk
unga
n m
anaj
emen
dan
pe
laks
anaa
n tu
gas t
ekni
s la
inny
a d
alam
men
cap
ai
kepu
asan
laya
nan
2.1.
Jum
lah
Laya
nan
Duk
unga
n M
anaj
emen
Per
wak
ilan
BPKP
Lapo
ran
6064
107
Duk
unga
n M
anaj
emen
d
an P
elak
sana
an T
ugas
Te
knis
Lain
nya-
BPKP
10.8
69.7
05.0
00
10
.601
.091
.373
,00
97,5
3
36
0
39
0
10
8,33
Rata
-rat
a10
7
10
.869
.705
.000
10
.601
.091
.373
97,5
3
36
039
010
8,33
3.1.
Ter
sedi
anya
ala
t pen
gola
han
dat
a BP
KPUn
it13
6146
948
3.20
0.00
0
469.
491.
200
97
,16
10
10
10
0,00
3.2.
Ter
sedi
anya
Ala
t Rum
ah T
angg
a BP
KPUn
it33
5015
218
6.50
0.00
0
181.
775.
000
97
,47
15
15
10
0,00
3.3.
Ter
laks
anan
ya P
emba
ngun
an
kons
truks
i Ged
ung
Perw
akila
n BP
KPUn
it1
110
026
.032
.560
.000
25.9
07.0
93.1
00
99
,52
-
-
-
Rata
-rat
a24
026
.702
.260
.000
26.5
58.3
59.3
00
99
,46
2525
100,
00
JUM
LAH
40.8
80.2
18.0
00,0
0
40
.205
.682
.095
98,3
5
9.
129
11
.916
130,
53
3. T
erm
anfa
atka
nnya
Ase
t se
cara
opt
imal
dal
am
men
capa
i kep
uasa
n la
yana
n ke
sesm
aan
7 sk
ala
lik
ert
Duk
unga
n M
anaj
emen
d
an P
elak
sana
an T
ugas
Te
knis
Lain
nya-
BPKP
PRO
GRA
MKE
UAN
GA
N (R
p000
)SD
M (O
H)
1. T
erse
dia
nya
info
rmas
i has
il pe
ngaw
asan
dal
am
men
capa
i per
baik
an ta
ta
kelo
la, p
erba
ikan
sist
em
peng
end
alia
n in
tern
pe
ngel
olaa
n ke
uang
an
nega
ra/d
aera
h, d
an
peni
ngka
tan
kapa
bilit
as A
PIP
Peng
awas
an In
tern
A
kunt
abilit
as K
euan
gan
Neg
ara
dan
Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
Sist
em
Peng
end
alia
n In
tern
Pe
mer
inta
h
3.30
8.25
3.00
0
SASA
RAN
KEG
IATA
NIN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
KEG
IATA
NSA
TUA
N
TARG
ETRE
ALI
SASI
% C
APA
IAN
Lam
pira
n 2
/ 1
- 1
PERB
AN
DIN
GA
N R
EALI
SASI
IKK
TAHU
N 2
015
DEN
GA
N TA
HUN
201
4 DA
N TA
RGET
TAHU
N 2
016
PERW
AKI
LAN
BPK
P PR
OVI
NSI
NUS
A TE
NG
GA
RA B
ARA
T
SASA
RAN
KEG
IATA
NIN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
KEG
IATA
NSA
TUA
N
KIN
ERJA
TA
HUN
201
5KI
NER
JA
TAHU
N 2
014
NA
IK /
TU
RUN
TARG
ET
KIN
ERJA
TA
HUN
201
6
% C
APA
IAN
TAHU
N
2015
THD
TARG
ET TH
N
2016
12
34
57
= 6
- 58
9 =
6 /
8
1.1.
Rek
omen
das
i Has
il Pen
gaw
asan
Reko
men
das
i91
--
9110
0,00
1.2.
Rek
omen
das
i Pem
bina
an P
enye
leng
gara
an
SPIP
/SPI
Reko
men
das
i2
--
210
0,00
1.3.
Rek
omen
das
i Pem
bina
an K
apab
ilitas
API
PRe
kom
end
asi
2-
-2
100,
00
2. T
erse
dia
nya
duk
unga
n m
anaj
emen
dan
pel
aksa
naan
tu
gas t
ekni
s lai
nnya
dal
am
2.1.
Jum
lah
Laya
nan
Duk
unga
n M
anaj
emen
Pe
rwak
ilan
BPKP
Lapo
ran
64-
-60
106,
67
3.1.
Ter
sed
iany
a al
at p
engo
laha
n d
ata
BPKP
Unit
61-
-13
469,
23
3.2.
Ter
sed
iany
a Al
at R
umah
Tang
ga B
PKP
Unit
50-
-33
151,
52
3.3.
Ter
laks
anan
ya P
emba
ngun
an k
onst
ruks
i G
edun
g Pe
rwak
ilan
BPKP
Unit
1-
-1
100,
00
1. T
erse
dia
nya
info
rmas
i has
il pe
ngaw
asan
dal
am m
enca
pai
perb
aika
n ta
ta k
elol
a, p
erba
ikan
sis
tem
pen
gend
alia
n in
tern
pe
ngel
olaa
n ke
uang
an
nega
ra/d
aera
h, d
an p
enin
gkat
an
kapa
bilit
as A
PIP
3. T
erm
anfa
atka
nnya
Ase
t sec
ara
optim
al d
alam
men
capa
i kep
uasa
n la
yana
n ke
sesm
aan
7 sk
ala
liker
t
Kete
rang
an: K
iner
ja ta
hun
2015
tid
ak d
apat
dip
erba
ndin
gkan
den
gan
kine
rja ta
hun
sebe
lum
nya
dik
aren
akan
per
bed
aan
ind
ikat
or k
iner
ja k
egia
tan.
Lam
pira
n 10
/ 1
- 1
PERK
EMBA
NG
AN
TARG
ET, R
EALI
SASI
, DA
N C
APA
IAN
IKK
DARI
TAHU
N 2
015
S.D.
201
9PE
RWA
KILA
N B
PKP
PRO
VIN
SI N
USA
TEN
GG
ARA
BA
RAT
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
2015
2016
2017
2018
2019
12
35
67
89
1011
1213
1415
=10/
516
=11/
617
=12/
718
=13/
819
=14/
920
1.1.
Rek
omen
das
i Has
il Pe
ngaw
asan
Reko
men
das
i91
9191
9191
91-
--
-10
0%-
--
-
1.2.
Rek
omen
das
i Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
SPIP
/SPI
Reko
men
das
i2
22
22
2-
--
-10
0%-
--
-
1.3.
Rek
omen
das
i Pem
bina
an K
apab
ilitas
A
PIP
Reko
men
das
i2
22
22
2-
--
-10
0%-
--
-
2. Te
rsed
iany
a d
ukun
gan
man
ajem
en d
an
pela
ksan
aan
tuga
s tek
nis
lain
nya
dal
am m
enca
pai
kepu
asan
laya
nan
2.1.
Jum
lah
Laya
nan
Duk
unga
n M
anaj
emen
Per
wak
ilan
BPKP
Lapo
ran
6060
6060
6064
--
--
107%
--
--
Duk
unga
n M
anaj
emen
dan
Pe
laks
anaa
n Tu
gas
Tekn
is La
inny
a-BP
KP
3.1.
Ter
sed
iany
a al
at p
engo
laha
n d
ata
BPKP
Unit
1313
1313
1361
--
--
469%
--
--
3.2.
Ter
sed
iany
a A
lat R
umah
Tan
gga
BPKP
Unit
3333
3333
3350
--
--
152%
--
--
3.3.
Ter
laks
anan
ya P
emba
ngun
an
kons
truks
i Ged
ung
Perw
akila
n BP
KPUn
it1
--
--
1-
--
-10
0%-
--
-
PRO
GRA
M
1. Te
rsed
iany
a in
form
asi
hasil
pen
gaw
asan
dal
am
men
capa
i per
baik
an ta
ta
kelo
la, p
erba
ikan
sist
em
peng
end
alia
n in
tern
pe
ngel
olaa
n ke
uang
an
nega
ra/d
aera
h, d
an
peni
ngka
tan
kapa
bilit
as
API
P
Peng
awas
an In
tern
A
kunt
abilit
as
Keua
ngan
Neg
ara
dan
Pem
bina
an
Peny
elen
ggar
aan
Sist
em P
enge
ndal
ian
Inte
rn P
emer
inta
h
3. Te
rman
faat
kann
ya A
set
seca
ra o
ptim
al d
alam
m
enca
pai k
epua
san
laya
nan
kese
smaa
n 7
skal
a lik
ert
Duk
unga
n M
anaj
emen
dan
Pe
laks
anaa
n Tu
gas
Tekn
is La
inny
a-BP
KP
SASA
RAN
KEG
IATA
NIN
DIKA
TOR
KIN
ERJA
KEG
IATA
NSA
TUA
N
TARG
ETRE
ALI
SASI
CA
PAIA
N
Lam
pira
n 11
REKA
PITU
LASI
REK
OM
ENDA
SI H
ASI
L PE
NG
AW
ASA
N P
ER B
IDA
NG
PER
JEN
IS R
EKO
MEN
DASI
TAHU
N 2
015
REK
TLRE
KTL
REK
TLRE
KTL
REK
TLRE
KTL
1.1
2
1
8
2
-
-
-
-
-
-
10
3
1.
24
1
3
1
-
-
-
-
-
-
7
2
1.
3-
-
-
-
7
2
-
-
-
-
7
2
1.
4-
-
11
2
-
-
-
-
-
-
11
2
1.
512
1
10
2
12
7
-
-
-
-
34
10
1.6
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
1.7
-
-
-
-
-
-
18
18
-
-
18
18
1.8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.9
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1.10
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
2
-
1.11
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
1
-
2.1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.3
-
-
2
2
-
-
-
-
-
-
2
2
3.1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3.2
-
-
-
-
-
-
-
-
2
1
2
1
18
3
34
9
21
9
20
18
2
1
95
40
-
16,6
7%-
26,4
7%-
42,8
6%-
90,0
0%-
50,0
0%-
42,1
1%
KODE
RIN
CIA
N IK
K (J
ENIS
REK
OM
ENDA
SI)
IPP
APD
AN
REKO
MEN
DA
SI P
ERBA
IKA
N S
PI K
ORP
ORA
SI
P3A
TOTA
L
REKO
MEN
DA
SI P
ERBA
IKA
N A
KUN
TABI
LITA
S PE
LAPO
RAN
REKO
MEN
DA
SI P
ERBA
IKA
N K
EBIJ
AKA
N D
AN
TA
AT
KELO
LA K
EBEN
DA
HARA
AN
UM
UM N
EGA
RARE
KOM
END
ASI
PER
BAIK
AN
KEB
IJA
KAN
KO
RPO
RASI
REKO
MEN
DA
SI P
ERBA
IKA
N K
EBIJ
AKA
N K
EUA
NG
AN
DA
ERA
H
INV
REKO
MEN
DA
SI P
ERBA
IKA
N K
INER
JA P
ROG
RAM
PEM
BAN
GUN
AN
PUS
AT,
DA
ERA
H D
AN
KO
RPO
RASI
REKO
MEN
DA
SI P
ERBA
IKA
N K
ELA
NC
ARA
N P
EMBA
NG
UNA
NRE
KOM
END
ASI
KEI
NV
ESTIG
ASI
AN
REKO
MEN
DA
SI P
ERBA
IKA
N P
ENC
EGA
HAN
KO
RUPS
I K/L
REKO
MEN
DA
SI P
ERBA
IKA
N P
ENC
EGA
HAN
KO
RUPS
I PEM
DA
TOTA
LC
APA
IAN
REKO
MEN
DA
SI P
ERBA
IKA
N P
ENC
EGA
HAN
KO
RUPS
I KO
RPO
RASI
REKO
MEN
DA
SI P
ERBA
IKA
N P
ENYE
LEN
GG
ARA
AN
SPI
P PR
OG
RAM
PRI
ORI
TAS
NA
SIO
NA
LRE
KOM
END
ASI
PER
BAIK
AN
PEN
YELE
NG
GA
RAA
N S
PIP
K/L
REKO
MEN
DA
SI P
ERBA
IKA
N P
ENYE
LEN
GG
ARA
AN
SPI
P PE
MD
ARE
KOM
END
ASI
PEM
BIN
AA
N K
APA
BILI
TAS
PEN
GA
WA
SAN
INTE
RN K
/LRE
KOM
END
ASI
PEM
BIN
AA
N K
APA
BILI
TAS
API
P PE
MD
A