laporan akhir program p2m dana...

38
1 LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA Pemanfaatan Barang Bekas Layak Pakai sebagai Alat Peraga Bahasa di TK Wisata Kumara dan TK Kumara Kerti. Ni Luh Putu Sri Adnyani, S.Pd.,M.Hum.(Ketua) NIDN: 0011037802 I Made Suta Paramarta,S.Pd.,M.Hum (Anggota) NIDN 0031127106 Putu Suarcaya,S.Pd.,M.Sc. (Anggota) NIDN 0003107302 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK Nomor 023.04.2.552581/2013 revisi 2 tanggal 01 Mei 2013 JURUSAN BAHASA INGGRIS DIPLOMA 3 FAKULTAS BAHASA DAN SENI LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2013

Upload: dinhdan

Post on 16-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

1

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M DANA DIPA

Pemanfaatan Barang Bekas Layak Pakai sebagai Alat Peraga

Bahasa di TK Wisata Kumara dan TK Kumara Kerti.

Ni Luh Putu Sri Adnyani, S.Pd.,M.Hum.(Ketua)

NIDN: 0011037802

I Made Suta Paramarta,S.Pd.,M.Hum (Anggota)

NIDN 0031127106

Putu Suarcaya,S.Pd.,M.Sc. (Anggota)

NIDN 0003107302

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha

SPK Nomor 023.04.2.552581/2013 revisi 2 tanggal 01 Mei 2013

JURUSAN BAHASA INGGRIS DIPLOMA 3

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

TAHUN 2013

Page 2: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

2

Page 3: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

3

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

karunia-Nya laporan Pengabdian pada Masyarakat yang berjudul Pemanfaatan

Barang Bekas Layak Pakai sebagai Alat Peraga Bahasa di TK Wisata Kumara dan

TK Kumara Kerti dapat diselesaikan pada waktu.

Laporan ini berisi uraian tentang pelaksanaan kegiatan yang merupakan

sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

meningkatkan kreativitas mereka dalam membuat alat-alat peraga yang bervariasi

yang berbahan barang bekas layak pakai. Dua dari alat peraga yang telah dihasilkan

dalam penelitian ini adalah buku berbincang dan kartu memori.

Diselesainya laporan ini tidak lepas dari kontribusi berbagai pihak. Oleh

karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Ketua Lembaga Pengabdian pada

Masyarakat Undiksha, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Kepala Taman Kanak-

Kanak Kumara Kerti dan Kepala Taman Kanak-Kanak TK Wisata Kumara, serta tim

pelaksana kegiatan. Terima kasih juga kami ucapkan kepada mahasiswa Jurusan

Bahasa Inggris Diploma III yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan

tersebut.

Penulis menyadari bahwa meskipun laporan ini berusaha dikerjakan dengan

baik, namun pasti ada kekurangan dan kesalahan yang ditemui pembaca. Kritik dan

saran sangat kami harapkan. Akhir kata, kami berharap laporan ini dapat berguna

bagi pembaca sekaligus dapat menginspirasi rekan-rekan maupun mahasiswa dalam

ide-ide pelaksanaan pengabdian pada masyarakat untuk masa yang akan datang.

November 2013

Tim Pelaksana

Page 4: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

4

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………….. ii

PRAKATA …………………………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… iv

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... v

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………... 1

1.1 Analisis Situasi …………………………………………………........... 1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah…………………………………… 6

1.3 Tujuan Kegiatan ……………………………………………………….. 8

1.4 Manfaat Kegiatan ……………………………………………………. 8

1.5 Khalayak Sasaran Strategis………………… …………………………. 9

BAB II METODE PELAKSANAAN ……….……………………………….. 10

2.1 Kerangka Pemecahan masalah………………………………………… 10

2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan………………… ……………………… 13

2.3 Rancangan Evaluasi …………………………………………………… 15

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ……….……………………………… 16

3.1 Pelaksanaan P2M di TK Kumara Kerti dan TK Wisata Kumara… … 16

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ……….……………………………. 24

4.1 Kesimpulan.…………………………………………………………….. 24

4.2 Saran…………………. ………………………………………………... 24

DAFTAR PUSTAKA ……….……………………………………………. 24

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 5: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Anak-Anak TK Wisata Kumara

Gambar 1.2 Ruang Kelas dengan Alat Peraga yang Terbatas

Gambar 3.1 Pemaparan Kegiatan P2M oleh Ketua Panitia

Gambar 3.2 Penjelasan Kepada Peserta tenatang Kegiatan Pemuatan Buku

Berbincang

Gambar 3.3 Buku Berbincang yang Dibuat dari Guntingan Koran atau Majalah Bekas

Gambar 3.4 Salah Satu Buku yang Dibuat dengan Topik Transportasi

Gambar 3.5 Pelatih Menunjukkan Contoh-Contoh Kartu Memori

Gambar 3.6 Penjelasan Cara-Cara Penggunaan Kartu Memori

Gambar 3.7 Penjelasan Materi Tambahan oleh Instruktur

Gambar 3.8 Pelibatan Mahasiswa dalam Pelaksanaan P2M

Gambar 3.9 Peserta dan Instruktur Istirahat Makan Siang

Page 6: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

6

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan Anak Usia Dini kini dipandang sebagai salah satu pendidikan yang

sangat penting di masyarakat. Terbukti dengan semakin banyaknya penyelenggara

PAUD seperti Tempat Penitipan Anak (TPA), Play Group dan Taman Kanak Kanak

(TK) didirikan baik di pusat-pusat kota, kota kabupaten bahkan sampai ke pelosok-

pelosok desa.

Dapat dilihat, di pusat-pusat kota, misalnya, para penyelenggara PAUD berlomba

untuk menunjukkan kualitasnya. Salah satunya dengan menyediakan sarana dan

prasarana yang menunjang pendidikan anak sehingga para orang tua tertarik untuk

mendaftarkan anaknya di tempat mereka. Dengan tersedianya sarana dan prasarana

yang memadai, penyelenggara PAUD dapat mematok harga SPP yang cukup tinggi.

Meski biaya yang dipatok cukup tinggi untuk SPP anak, tetap peminat semakin

meningkat bahkan beberapa Taman Kanak-Kanak mengetes calon peserta didiknya

karena kelimpahan peminat.

Namun, tengoklah Taman Kanak-Kanak yang terdapat di desa-desa. Taman

Kanak-Kanak diselenggarakan dalam bangunan-bangunan yang sederhana. Biasanya

terdiri dari satu atau dua ruang kelas. Bahkan sering terlihat anak-anak TK belajar di

Balai Desa atau Balai Banjar karena tidak memiliki bangunan khusus. TK di desa-

desa biasanya dikelola oleh ibu-ibu PKK desa setempat. TK-TK tersebut biasanya

memiliki sebuah lemari, beberapa bangku dan kursi dan alat-alat penunjang belajar

yang sangat terbatas. Dilain pihak, penyelenggara harus menerima seluruh anak yang

mendaftar yang berasal dari desa setempat dengan biaya SPP yang cukup murah

sehingga bisa terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat desa.

TK Kumara Kerti dan TK Wisata Kumara yang terdapat di desa Anturan dan desa

Kalibukbuk adalah contoh TK yang dikelola oleh ibu-ibu PKK desa setempat yang

memiliki fasilitas sangat sederhana dan peralatan penunjang belajar dan bermain anak

Page 7: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

7

yang sangat terbatas. Pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan untuk membantu

penyelenggaraan Taman Kanak Kanak tersebut dengan membuat alat paraga

khususnya alat peraga bahasa dengan memanfaatkan barang bekas layak pakai.

Dalam Perarturan Menteri Pandidikan Nasional RI Nomor 58 tahun 2009

dicantumkan bahwa salah satu standar tingkat pencapaian perkembangan kelompok

Taman Kanak Kanak adalah bahasa, yaitu mendengarkan bahasa, mengungkapkan

bahasa dan keaksaraan. Oleh karena itu, pengabdian pada masyarakat ini sangat

penting artinya bagi Tk Kumara Kerti dan TK Wisata Kumara untuk membantu anak

dalam mencapai standar perkembangan mereka. Dalam peraturan Mendiknas tersebut

juga dicantumkan bahwa salah satu prinsip standar sarana dan prasarana PAUD

adalah memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar,

termasuk barang limbah/bekas layak pakai.

Berbagai alat peraga yang bisa dibuat dari barang bekas, misalnya kartu-kartu

belajar yang terbuat dari kardus dan majalah-majalah bekas. Misalnya, majalah atau

koran bekas yang sering memuat berbagai foto manusia, hewan, tumbuhan, alam

benda, objek sejarah bisa dikumpulkan dan diklasifikasikan menjadi empat tema

besar, yaitu flora, fauna, manusia dan alam benda. Objek-objek tersebut yang didapat

dari koran, majalah ataupun brosur bekas digunting, kemudian ditempel diatas kardus

bekas. Setiap objek yang sudah ditempel di atas potongan kardus dilapisi dengan

plastik bening sehingga alat peraga yang dihasilkan bisa awet dan dipakai terus-

menerus oleh guru maupun anak dan menjadi barang inventaris TK. Alat peraga lain

misalnya berupa Panel Teksipel (flanel board), merupakan media pembelajaran yang

terbuat dari papan atau kardus yang dibungkus kain flanel. Pada permukaan kain

tersebut bisa ditempelkan potongan gambar dan susunan gambar dapat dipindah-

pindahkan karena ditempelkan dengan alat perekat yang bisa dicabut.

Alat-alat peraga yang dihasilkan akan sangat bermanfaat bagi anak dalam

mengembangkan kemampuan berbahasanya. Dengan alat peraga yang dihasilkan

tersebut, guru bisa meminta anak untuk menyebut benda apa atau objek apa yang

Page 8: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

8

mereka lihat dalam gambar. Kemudian bisa meminta anak untuk mengucapkan

kalimat yang berhubungan dengan objek tersebut atau bahkan belajar menceritakan

tentang apa yang mereka lihat dalam gambar. Pada dasarnya, alat-alat peraga yang

dihasilkan dari pemanfaatan barang bekas tersebut bisa menjadi stimulus anak dalam

mengembangkan keterampilan berbahasa mereka.

1.1 Analisis Situasi

Di Desa Kalibukbuk dan Desa Anturan yang secara geografis letaknya

bersebelahan terdapat masing-masing satu buah Penyelenggara PAUD jalur

pendidikan formal berbentuk Taman Kanak Kanak (TK) yang dikelola oleh ibu –ibu

PKK desa setempat. Kedua TK tersebut, yaitu TK Wisata Kumara dan TK Kumara

Kerti. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kepala sekolah kedua TK tersebut,

mereka mengalami kekurangan sarana dan prasarana yang mendukung proses

pendidikan dan bermain anak. Mereka mengandalkan sumbangan yang dipungut dari

orang tua siswa, yang rata-rata berjumlah Rp 120.000,- pertahun peranak. Pada tahun

ajaran 2011/2012, setiap TK memiliki rata-rata 70 orang anak didik dengan sebaran

10% penitipan anak, 30% TK A dan 60% TK B. Dengan jumlah anak yang cukup

banyak, setiap TK hanya memiliki dana alat pertahun rata-rata sebesar Rp 8.400.000,-

dari sumbangan orang tua anak. Jumlah ini, sangat minim dibandingkan dengan

kebutuhan anak akan alat-alat yang dapat membantu mereka dalam mengenyam

proses pendidikan usia dini.

Observasi di lapangan menunjukkan bahwa ruang kelas TK belum

dilengkapai dengan alat-alat peraga yang memadai begitu juga dengan alat peraga

yang menunjang keterampilan berbahasa anak. TK Wisata Kumara memiliki dua

buah ruang kelas dan TK Kumara Kerti memiliki tiga buah ruang kelas. Setiap ruang

kelas hanya dilengkapi dengan beberapa buah meja dan kursi, sebuah lemari, sebuah

meja guru, sebuah papan tulis dan poster-poster dari kertas yang ditempel di dinding

kelas seperti yang terlihat pada gambar 01 dan 02.

Page 9: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

9

Gambar 1.1 Anak-Anak TK Wisata Kumara

Gambar 1.2 Ruang Kelas dengan Alat peraga yang Terbatas

Page 10: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

10

Ironisnya, Desa Kalibukbuk dan Desa Anturan adalah desa-desa yang terkenal

dengan daerah pariwisata pantainya yang cukup terkenal, yaitu kawasan wisata

Lovina. Di daerah wisata ini terdapat berbagai hotel dan restoran yang memiliki

berbagai limbah pariwisata, misalnya berupa majalah-majalah bekas yang sering

ditinggalkan wisatawan setelah selesai dibaca, brosur-brosur yang sudah tidak

terpakai, koran-koran baik yang internasional maupun lokal serta barang-barang

bekas lain baik berupa botol plastik yang berwarna warni, kaleng-kaleng dari

berbagai merek serta kardus-kardus bekas pembungkus barang bahkan pakaian bekas

yang begitu saja dionggokkan oleh para wisatawan di tong sampah dengan alasan

sudah aus atau karena para wisatawan tersebut ingin mengurangi beban kopernya

yang sering sudah dipenuhi dengan barang-barang souvenir yang telah dibeli di

daerah wisata.

Tragisnya, barang-barang bekas tersebut masih layak pakai dan sering

memiliki kualitas yang baik namun dibuang begitu saja. Barang-barang bekas layak

pakai tersebut sebenarnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan dasar untuk membuat alat

alat peraga bahasa yang dapat membantu anak dalam meningkatkan keterampilan

berbahasa mereka. Berbagai majalah bekas yang ditinggalkan oleh para wisatawan

sangat bervariasi dan sering dipenuhi dengan foto-foto objek yang sangat menarik.

Ambillah satu contoh majalah yang berhubungan dengan olah raga air seperti

menyelam. Jenis majalah ini memuat berbagai foto kekayaan flora dan fauna alam

bawah laut. Majalah lain, misalnya yang berhubungan dengan budaya yang sering

memuat temapat-tempat bersejarah atau foto-foto warisan sebuah budaya, sangat

disayangkan jika nasib dari majalah-majalah bekas tersebut terangkut bersama mobil

dinas pekerjaan umum pengangkut sampah. Selama ini belum disadari oleh pihak

pengelola TK desa setempat untuk memanfaatkan barang bekas layak pakai yang

dihasilkan pelaku pariwisata sebagai alat peraga atau media pembelajaran yang

menunjang proses pendidikan dan bermain anak.

Page 11: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

11

Memang saat ini seiring dengan berkembangnya pendidikan anak usia dini

berbagai alat peraga dan media pembelajaran yang dapat membantu proses

pendidikan di TK sudah banyak yang diproduksi produsen apalagi di kota-kota besar.

Namun untuk sebuah TK yang hanya dikelola oleh sekumpulan ibu-ibu PKK di desa

Kalibukbuk dan desa Anturan dengan dana yang dialokasikan untuk alat dengan

jumlah yang sangat terbatas, alat-alat peraga tersebut cucup mahal untuk mereka

jangkau. Di samping itu, lokasi TK tersebut berada dengan jarak 10 km dari kota

terdekat, yaitu Singaraja. Sementara di kota Singaraja hanya terdapat dua buah toko

buku yang lebih mengutamakan untuk menjual buku-buku pelajaran untuk anak SD,

SMP, dan SMA. Toko-toko buku tersebut jarang menyediakan alat-alat peraga yang

dapat digunakan anak usia dini dalam mengembangkan kreatifitas mereka. Untuk

mendapatkan alat-alat peraga yang beraneka ragam, guru-guru TK harus mencarinya

di pusat kota Denpasar yang berjarak sekitar 80 km dari Singaraja. Selain itu, pun jika

para guru berkeinginan untuk ke Denpasar untuk membeli alat-alat peraga tersebut,

dana yang mereka miliki sebagian besar akan habis untuk transportasi yang juga

jatuhnya cukup mahal. Dengan kenyataan itu, alat-alat peraga bisa dibuat sendiri oleh

para guru dengan memanfaatkan limbah pariwisata yang sering masih memiliki

kualitas yang baik dan layak pakai.

1.2 Identifikasi dan Perumusah Masalah

Setelah dilakukan pertemuan dan diskusi antara pihak TK Kumara Kerti dan TK

Wisata Kumara dengan tim dari Undiksha, maka diidentifikasi beberapa

permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru TK di desa Kalibukbuk dan Anturan,

yaitu:

1. Minimnya alat peraga/media pembelajaran yang dapat menunjang

keterampilan berbahasa anak.

Page 12: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

12

2. Satu-satunya media yang digunakan oleh guru untuk menunjang

keterampilan berbahasa anak adalah buku LKS PIKO Junior yang

diterima anak setiap bulan.

3. Alat peraga yang dimiliki TK tidak beragam mengakibatkan timbulnya

rasa kebosanan anak, sementara konsentrasi anak dalam melakukan

sesuatu kegiatan sangat terbatas.

4. Ketidakcukupan alat peraga bahasa yang dimiliki karena terbatasnya dana

yang mereka miliki untuk membeli alat-alat.

5. Jauhnya lokasi TK dari pusat kota tempat alat-alat peraga tersebut

diperjual belikan. Di samping itu, mereka tidak memilki alat transportasi

yang memadai sehingga biaya perjalanan untuk TK untuk membeli alat

juga sangat mahal.

6. Biaya belanja alat untuk anak sangat terbatas, yaitu Rp 120.000,- pertahun

peranak, yang berarti setiap anak hanya memiliki biaya untuk alat Rp

10.000,- perbulan. Itupun sudah dikurangi Rp 5.000,- perbulan untuk

membeli majalah LKS PIKO Junior.

7. TK di kedua desa tersebut untuk membuat alat peraga sendiri belum

memiliki alat-alat dan bahan baku, namun ini tidak akan menjadi masalah

karena akan dibantu oleh tim dari Universitas pendidikan Ganesha baik

dengan menjalin kerjasama untuk mendapatkan barang bekas dari pihak

pelaku pariwisata di kawasan wisata Lovina ataupun dibelikan dari dana

P2M.

Perumusan masalah dari Kegiatan P2M ini adalah sebagai berikut:

a. Upaya apakah yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kuantitas alat

peraga bahasa kelompok Taman Kanak-Kanak Wisata Kumara dana Kumara

Kerti?

b. Upaya apakah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan variasi atau

keberagaman alat peraga bahasa yang dimiliki TK-TK tersebut?

Page 13: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

13

c. Apakah alat-alat peraga bahasa yang dihasilkan dapat membantu guru dalam

upaya pencapaian standar perkembangan bahasa anak?

1.3 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan darai pelaksanaan kegiatan P2M ini adalah:

a. Untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas alat peraga bahasa kelompok

Taman Kanak-Kanak Wisata Kumara dana Kumara Kerti.

b. Untuk meningkatkan variasi atau keberagaman alat peraga bahasa yang

dimiliki TK-TK tersebut.

c. Untuk membantu guru dalam upaya pencapaian standar perkembangan bahasa

anak melalui alat peraga bahasa yang memadai.

1.4 Manfaat Kegiatan

Kegiatatan pengabdian pada masyarakat ini sangat bermanfaat bagi anak, guru

maupun masyarakat sekitarnya.

a. Anak usia dini yang belajar dapat menggunakan berbagai alat peraga bahasa

yang dihasilkan untuk mengatasi rasa kebosanan mereka baik dalam bermain,

berkreativitas maupun dalam mengasah keterampilan psikomotor, reseptif

serta keterampilan berbahasa mereka.

b. Guru-guru memiliki alat peraga yang bervariasi sehingga mereka dapat

menerapkan ide-ide mereka dengan kegiatan yang beragam.

c. Dengan adanya alat peraga bahasa yang bervariasi, guru akan terbantu dalam

upaya mencapai standar pencapaikan perkemabangan anak khususnya

perkembangan bahasa anak.

d. Masyarakat desa yang menitipkan anaknya di TK-TK tersebut juga mendapat

manfaat secara psikologi karena merasa nyaman dengan difasilitasinya

kegiatan belajar anak-anak mereka.

Page 14: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

14

e. Pemerintah desa khususnya ibu-ibu PKK akan sangat terbantu dengan adanya

bantuan pelatihan dalam pembuatan alat-alat peraga bagi TK yang mereka

kelola.

1.5 Khalayak Sasaran Strategis

Masyarakat sasaran dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah guru-guru TK

Kumara Kerti di Desa Anturan dan guru-guru TK Wisata Kumara di Desa

Kalibukbuk. Jumlah semua guru yang akan terlibat adalah 12 orang termasuk dua

orang kepala sekolah. Daftar nama-nama guru yang akan terlibat dalam kegiatan

pelatihan ini tercantum dalam Tabel 01.

Tabel 01. Daftar Nama Peserta Pelatihan Pembuatan Alat Peraga Bahasa

No Nama Jenis

Kelamin

Tk/PAUD

1 Ni Nyoman Kametri Jnani,A.Ma. perempuan Tk/PAUD Wisata Kumara

2 Luh Putu Meidha Pradini perempuan Tk/PAUD Wisata Kumara

3 Ni Nyoman Sri Antari perempuan Tk/PAUD Wisata Kumara

4 Ni Made Sri Budiartini perempuan Tk/PAUDWisata Kumara

5 Luh Winda Krisdayani perempuan Tk/PAUD Wisata Kumara

6 Ni Wayan Satri perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti

7 Ni Wayan Sarmin perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti

8 Komang Erni Yastari perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti

9 Ketut Yeni Indrawati perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti

10 Ni Ketut Hartini Utami perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti

11 Kadek Dwi Jayantini perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti

12 Luh Putu Heni Wijayanti perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti

13 Dyah Harmoni perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti

14 Luh Putu Suciartini perempuan Tk/PAUD Kumara Kerti

Page 15: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

15

BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Dalam kegiatan pengabdian ini, masalah yang akan ditangani adalah kurangnya

alat peraga bahasa/media pembelajaran dengan membuat/menciptakan alat peraga

dengan memanfaatkan barang bekas dari sisa kegiatan pariwisata. Masalah ini dapat

diatasi dengan memberikan pelatihan bagi guru-guru TK yang seluruhnya berjumlah

12 orang. Alat-alat peraga yang dapat dibuat dari barang bekas yang terkumpul

adalah Panel Teksipel, flash cards, kartu memori, „buku berbincang‟ dan poster-

poster pembelajaran.

Pelatihan ini sangat mungkin untuk dilakukan karena: (1) bahan baku berupa

barang bekas dengan kualitas yang masih baik sangat berkelimpahan dan mudah

didapat, hanya diperlukan pendekatan dan kerjasama dengan pihak pelaku pariwisata

seperti hotel, restoran, dive center dll., (2) pelatih/instruktur adalah dosen-dosen dari

fakultas bahasa dan seni Universitas pendidikan Ganesha, (3) pembuatan alat peraga

bahasa/media pembelajaran ini bukan termasuk kegiatan yang padat modal karena

sebagaian besar memanfaatkan barang-barang bekas yang mudah didapat, (4) Alat

peraga/media pembelajaran yang dihasilkan sangat menunjang pendidikan anak usia

dini dan mengingkatkan kreativitas para guru dalam membimbing anak.

Page 16: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

16

Kerangka rancangan pemecahan masalah dapar terlihat dalam Gambar 03.

Gambar 03. Kerangka Pemecahan Masalah

Rencana pemecahan masalah yang dibuat dalam pelatihan ini secara rinci adalah:

a. Instruktur bersama-sama dengan guru TK menghubungi pihak pelaku

pariwisata pemilik hotel, restoran, dive center, SPA untuk mendapatkan

Lokasi TK di daerah

pariwisata

Minimnya Alat peraga

bahasa di TK Kumara

Kerti dan TK Wisata

Kumara

Upaya peningkatan kuantitas dan

variasi alat peraga bahasa untuk

membantu pencapaian standar

perkembangan bahasa anak

Limbah/barang bekas

layak pakai

P2M : Pelatihan pembuatan alat

peraga bahasa berupa panel

teksipel, kartu memori, flash

cards, buku berbincang dan

poster

a. Peningkatan kuantitas alat peraga bahasa

b. Peningkatan variasi alat peraga bahasa

c. Terbantunya guru dalam mencapai standar pencapaian perkembangan

melalui penggunaan alat peraga yang dihasilkan

Page 17: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

17

barang bekas yang masih memiliki kualitas yang baik seperti majalah, koran

brosur bekas, botol, dan kardus.

b. Barang-barang yang terkumpul diklasifikasikan, gambar-gambar yang

terdapat dalam koran, brosur dan majalah dikumpulkan berdasarkan empat

tema besar, yaitu flora, fauna, alam benda, dan manusia.

c. Pelatihan membuat Panel Teksipel (flanel board). Untuk membuat panel

teksipel diperlukan papan dari triplek. Papan dibungkus dengan kain flanel.

Gambar-gambar yang telah digunting di belakangnya diperkuat dengan

guntingan kardus yang dilekati dengan guntingan kertas amplas. Kertas

amplas ini berfungsi untuk merekatkan gambar ke papan yang telah

dibungkus dengan kain flannel sehingga berbagai gambar bisa dipasang dan

dibuka lagi.

d. Pelatihan pembuatan Flash cards (kartu bergambar) dibuat dengan berbagai

ukuran sesuai dengan gambar yang diperoleh dari majalah atau Koran bekas.

Misalnya satu set kartu dibuat dengan topik alat-alat transportasi. Setiap alat

transportasi yang ditemukan digunting, ditempel ke kertas kardus lalu

dibungkus dengan plastik bening. Berbagai kartu dengan bergaia topik bisa

dibuat.

e. Pelatihan pembuatan Kartu memori. Kartu memori dibuat dengan membuat

sepasang kartu yang memiliki gambar yang mirip atau identis. Kartu juga

dibuat dari gambar yang diperkuat belakangnya dengan kertas kardus bekas.

Dengan kartu ini anak bisa memasangkan kartu atau mencari pasangan kartu

untuk melatih daya ingat serta kemampuan kognitif mereka.

f. Pelatihan membuat „buku berbincang‟. Disebut „buku berbincang‟ karena

dengan buku ini anak-anak bisa diajak bercakap-cakap oleh guru. Buku ini

dibuat dengan bahan dasar kertas manila berwarna putih yang gigunting dan

dibentuk seperti buku dengan ukuran 25 cm x 20 cm. Setiap halaman ditempel

berbagai macam gambar dengan karakteristik tertentu. Misalnya dalam satu

Page 18: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

18

halaman ada enam buah gambar. Beberapa dari gambar tersebut sengaja

ditempel dengan posisi terbalik. Dengan halaman tersebut guru bisa bertanya

kepada murid “Coba sebutkan gambar apa yang terbalik?” Dihalaman lain

bisa disusun gambar-gambar dari yang berukuran kecil sampai besar. Dengan

halaman ini, guru bisa bertanya kepada murid “ Benda apa yang paling kecil

atau yang paling besar?” Anak juga bisa menggunakan buku tersebut secara

berpasangan, saling bertanya dan menjawab.

g. Pelatihan membuat poster-poster dengan topik tertentu. Misalnya poster

tentang anggota keluarga, yaitu membuat pohon keluarga, peta sebuah desa

atau kota dengan bangunan-bangunan yang ada. Dengan peta tersebut anak

bisa diajarkan tentang arah dan bagaimana caranya pergi ke suatu tempat.

2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan

Metode/pendekatan yang ditawarkan untuk membantu guru-guru TK dalam

meningkatkan keterampilan berbahasa anak adalah dengan memberikan pelatihan

untuk membuat/menciptakan alat peraga bahasa/media pembelajaran secara mandiri.

Dalam membuat alat-alat peraga tersebut yang terbuat dari barang bekas, instruktur

terdiri dari dosen-dosen dari fakultas bahasa dan seni serta. Proses pembuatan alat

peraga tersebut diharapkan juga dapat meningkatkan kreativitas guru dan wawasan

bahwa alat peraga tidak selalu harus dibeli namun juga dapat memanfaatkan barang

bekas yang sering terdapat di lingkungan tempat tinggal terlebih lagi di lingkungan

pariwisata seperti lingkungan tempat kedudukan TK Wisata Kumara dan TK Kumara

Kerti.

Adapun metode pelaksanaa kegiatan dirancang dengan sistematis melalui

beberapa tahapan berikut:

a. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan ini yang dilakukan adalah:

Page 19: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

19

1) Persiapan administrasi

2) Koordinasi dengan mitra/masyarakat sasaran

3) Koordinasi dengan pelaku pariwisata

4) Observasi terhadap kondidi fisik, sarana dan prasarana TK

5) Penyiapan materi pelatihan, alat dan bahan habis pakai

6) Koleksi barang bekas layak pakai sebagai bahan baku pembuatan alat

peraga

7) Penyusunan jadwal pelatihan

b. Tahap Implementasi

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Sosialisasi pembuatan alat peraga bahasa dengan menggunakan

barang/limbah bekas layak pakai

2) Pelatihan pembuatan alat peraga bahasa

c. Tahap Monitoring

Pada Tahap monitoring kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan

pengawasan/peninjauan ke TK Kumara Kerti dan TK wisata Kumara di Desa

Anturan dan Desa Kalibukbuk. Menemui para guru apakah pelatihan pembuatan alat

peraga bahasa diimplementasikan dan mencari tahu kendala yang mungkin dihadapi

dalam pembuatan alat-alat peraga tersebut.

d. Tahap Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk menilai kebermanfaatan produk kegiatan bagi guru-

guru TK Kumara Kerti dan TK Wisata Kumara. Evaluasi juga dilaksanakan untuk

melihat apakah alat-alat peraga yang dihasilkan dapat membantu anak dalam

Page 20: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

20

meningkatkan keterampilan berbahasa mereka. Pada Tahap evaluasi juga akan dicari

solusi atas kendala yang mungkin dihadapi.

2.3 Rancangan Evaluasi

Adapun rancangan evaluasi kegiatan dapat dilihat dalam Tabel 02.

Tabel 02. Rancangan Evaluasi Kegiatan

Aspek yang

Dievaluasi

Data yang

Dikumpulkan

Instrumen

Pengumpulan Data

Kriteria

Keberhasilan

1. Proses a. Kehadiran peserta absensi peserta awal minimal 75%

peserta hadir

b. Aktivitas peserta

dalam kegiatan

Absensi peserta tiap sesi

kegiatan

Mininal 75%

peserta hadir

mengikuti acara

secara penuh

2. Produk a. Peningkatan

kuantitas alat peraga

bahasa

check list Minimal dari setiap

TK terbuat 5 jenis

alat peraga yang

dilatih

b.

Variasi/keberagaman

alat peraga yang

dihasilkan

check list Dari kelima alat

peraga yang dilatih,

dari masing-masing

jenis, minimal ada

dua macam alat

peraga yang

dihasilkan

c. Pencapaian standar

pencapaian

perkembangan bahasa

anak dengan bantuan

alat peraga yang

dihasilkan

questionaire alat peraga dapat

membantu

perkembangan

bahasa anak

Page 21: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

21

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pelaksanaan P2M di TK Kumara Kerti dan TK Wisata Kumara

Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dikemas dalam bentuk pelatihan

pembuatan alat peraga bahasa dengan memanfaatkan barang bekas layak pakai di TK

Wisata Kumara yang berkedudukan di Desa Kalibukbuk dan TK Kumara Kerti di

Desa Anturan, Kecamatan Buleleng telah dilaksanakan pada Bulan September 2013.

Pada pelaksanaan kegiatan tersebut, jumlah peserta yang hadir adalah 14 orang yang

terdiri dari kepala Taman Kanak-kanak beserta guru-guru di kedua TK tersebut.

Dalam pelaksanaan P2M, panitia juga dibantu oleh 4 (empat) orang mahasiswa

Jurusan Bahasa inggris Diploma-3.

Kegiatan diawali dengan pemaparan tujuan kegiatan serta manfaat kegiatan

dilaksanakan baik untuk Tk, guru-guru maupun anak-anak yang belajar di TK-Tk

tersebut. Paparan kegiatan disampaikan oleh ketua panitia.

Gambar 3.1. Pemaparan Kegiatan P2M oleh Ketua Panitia

Page 22: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

22

Pelatihan pertama yang dilakukan adalah pelatihan pembuatan alat peraga

bahasa berupa pembuatan “Buku Berbincang”. Buku berbincang adalah buku yang

disusun dengan menggunakan gambar-gambar yang diperoleh dari guntingan koran

atau majalah yang diklasifikasi menjadi tema-tema tau topik-topik tertentu. Setiap

gambar dilengkapi dengan teks-teks singkat yang bertujuan untuk menggali informasi

dari para siswa TK. Misalnya, dalam topik “ Cita-Cita” ada gambar-gambar yang

berisi jenis-jenis pekerjaan. Dalam setiap gambar pekerjaan ada teks yang berisi

kalimat-kalimat sederhana, misalnya “Siapa ingin jadi Pilot?” atau “Kalau sudah

besar, kalian ingin jadi apa?” Teks-teks tersebut ditujukan untuk membantu guru

untuk mengembangkan komunikasi dengan siswa melalui media gambar.

Gambar 3.2 Penjelasan kepada Peserta tentang Kegiatan Pembuatan Buku

Berbincang

Gambar dan teks dicetak dan ditempel dalam kerta ukuran F4 yang kemudian

dimasukkan ke dalam map yang memiliki folder plastik. Map ini sangat praktis untuk

digunakan karena berbentuk seperti buku. Bungkus plastik didalamnya dapat

melindungi kertas sehingga tidak mudah rusak dan tahan lama.

Page 23: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

23

Gambar 3.3 Buku Berbincang yang Dibuat dari Guntingan Koran atau

Majalah Bekas

Beberapa tema yang dibuat dalam buku berbincang adalah “Cita-Citaku”,

“Alat Transportasi”, “Ayo Berlibur”, “Olah raga” dan “makanan Kesukaan”. Tema-

tema yang dipilih adalah tema-tema yang lekat dengan kehidupan dan lingkungan

anak . Hal ini bertujuan agar anak dapat memahami isi buku dengan mudah. Buku

yang dihasilkan tidak dirancang agar anak bisa membaca buku tersebut, namun

dirancang untuk menjalin komunikasi yang interaktif antara guru dan anak dan

sesama anak.

Page 24: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

24

Gambar 3.4 Salah Satu Buku yang dibuat dengan Topik Transportasi

Pelatihan kedua yang dilaksanakan adalah pelatihan pembuatan kartu memori.

Kartu memori merupakan salah satu alat peraga yang dapat digunakan baik untuk

mengasah memori anak maupun keterampilan berbahasa. Kartu memori yang dibuat

terdiri dari pasangan-pasangan gambar yang berukuran bujur sangkar dibuat dengan

ukuran 4 x 4 cm. Dengan kartu memori anak bisa bermain dan belajar. Pelatih juga

menjelaskan cara penggunaan kartu memori. Kartu-kartu yang telah dibuat

disebarkan di atas meja dengan posisi terbalik atau posisi gambar mengarah ke meja

sehingga gambar tidak kelihatan oleh anak-anak yang bermain. Anak-anak duduk

melingkar dan masing-masing anak mendapatkan kesempatan untuk mencari

pasangan kartu secara bergiliran dengan cara mencoba membuka satu pasang kartu.

Jika mereka tidak menemukan pasangan gambar yang sama, maka mereka harus

meletakkan kartu tersebut kembali ke posisi semula. Juika mereka berhasil

menemukan pasangan kartu, mereka berhak untuk mengambil pasangan kartu

Page 25: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

25

tersebut. Pemenangnya adalah anak yang berhasil mendapatkan pasangan kartu

paling banyak.

Gambar 3.5 pelatih menunjukkan contoh-contoh kartu memori

Gambar 3.6 Penjelasan Cara-Cara Penggunaan Kartu Memori

Page 26: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

26

Kartu-kartu memori yang dibuat juga dilaminating. Hal ini bertujuan agar

kart-kartu yang dihasilkan bisa bertahan lama dapat digunakan berulang-ulang tanpa

khawatir kartu tersebut akan rusak dengan cepat.

Dalam pelaksanaan P2M ini, instruktur atau pelatih juga memberikan materi-

materi tambahan yang dapat digunakan oleh guru sebagai bahan ajar dalam

pembelajaran bahasa. Para guru TK sangat antusias mengikuti pelatihan dan semua

guru mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

Gambar 3.7 Penjelasan Materi Tambahan oleh Instruktur

Pelaksanaan P2M ini juga melibatkan beberapa orang mahasiswa. Beberapa

mahasiswa yang dilibatkan dalam pelaksanaan P2M ini merupakan mahasiswa yang

berasal dari Jurusan Bahasa Inggris Diploma 3. Pelibatan mahasiswa bertujuan untuk

memperkenalkan kepada mahasiswa tentang salah satu jenis kegiatan pengabdian

Page 27: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

27

pada masyarakat yang dapat dilaksanakan di luar kampus. Hal ini diharapkan untuk

memberikan ide-ide segar kepada mahasiswa untuk mendorong mahasiswa memiliki

kreativitas dalam menulis khususnya dalam penulisan sebuah kegiatan ilmiah.

Gambar 3.8 Pelibatan Mahasiswa dalam pelaksanaan P2M

Di samping memperkenalkan kepada mahasiswa tentang kegiatan-kegiatan

ilmiah yang dapat dilaksanakan di luar kampus, pelibatan mahasiswa juga dapat

mengurangi beban pelatih dalam pelaksanaan kegiatan. Kontribusi mahasiswa sangat

besar karena mereka sangat membantu baik dalam persiapan pelaksanaan kegiatan

maupun dalam pelksanaan kegiatan atau selama kegiatan berlangsung. Salah satu

contoh, mereka mendampingi guru ketika pelatihan berlangsung serta

mempersiapkan konsumsi baik bagi panitia maupun peserta pelatihan.

Page 28: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

28

Gambar 3.9 Peserta dan Instruktur Istirahat Makan Siang

Dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, alat peraga yang dihasilkan

baru berupa buku berbincang dan kartu memori. Sementara panek teksibel, flash

cards dan poster belum terealisasi. Alat peraga bahasa yang belum sempat

terselesaikan dalam kegiatan ini diharapkan akan bisa terlaksana pada program

pengabdian pada masyarakat yang akan datang.

Page 29: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

29

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kegiatan P2M yang dilaksanakan di TK Kumara Kerti dan TK Wisata

Kumara yang masing-masing berkedudukan di Desa Anturan dan Desa Kalibukbuk

merupakan sebuah kegiatan yang berusaha memanfaatkan penggunaan barang bekas

sebagai alat peraga bahasa. Kegiatan telah dilaksanakan pada bulan September 2013

dengan format pelaksanaan menggunakan format pelatihan. Dalam kegiatan tersebut,

alat peraga bahasa yang dihasilkan, yaitu “Buku Berbincang” dan kartu-kartu

memori. Masing-masing TK menghasilkan satu buah produk buku berbincang dan

satu set kartu memori yang terdiri dari 40 pasang kartu.

4.2 Saran

Beberapa alat pegara yang direncanakan belum dapat terealisasi dalam

program ini. Saran yang bisa kami sampaikan adalah semoga melalui program sejenis

alat-alat peraga lain seperti flash cards, panel teksibel dan poster dalam dibuat baik

oleh tim maupun tim pelaksana lain atau mahasiswa.

Page 30: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

30

Page 31: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

31

Page 32: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

32

Page 33: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

33

Page 34: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

34

Page 35: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

35

Page 36: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

36

Daftar Pustaka

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Felicia, Nadia. 2011. Mengapa Pendidikan Anak Usia Dini Penting?

http://female.kompas.com. Diunduh (25 Agustus 2012)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009

Taylor, Insup. 1990. Psycholinguistiks: Learning and Using Language. Englewood

Cliffts: Prentice-Hall.Inc.

Page 37: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

37

Page 38: LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPAniluhputusriadnyani.com/wp-content/uploads/2018/04/Ni-Luh-Putu-Sri... · sebuah pelatihan yang diberikan kepada guru-guru taman kanak-kanak untuk

38