laporan akhir penelitian risbinkes determinan … · penyerta yang ada pada penderita diabetes...

61
LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KOTA BOGOR TAHUN 2018 TIM PELAKSANA : NIKSON SITORUS, SKM, M.Epid OSTER SURIANI S., SKM, MKM INDRI YUNITA SURYA PUTRI, S.Psi, Msi PUSLITBANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2018

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES

DETERMINAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES

MELITUS TIPE 2 DI KOTA BOGOR TAHUN 2018

TIM PELAKSANA :

NIKSON SITORUS, SKM, M.Epid

OSTER SURIANI S., SKM, MKM

INDRI YUNITA SURYA PUTRI, S.Psi, Msi

PUSLITBANG UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2018

Page 2: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

1. JUDUL PENELITIAN

DETERMINAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE

2 DI KOTA BOGOR TAHUN 2018

2. SUSUNAN TIM PENELITI

Ketua pelaksanna : Nikson Sitorus, SKM, M.Epid

Anggota Peneliti : 1. Oster Suriani S, SKM, MKM

2. Indri Yunita Surya Putri, S.Psi, MSi

3. SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN

Page 3: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

4. KATA PENGANTAR

Penelitian ini adalah penelitian riset pembinaan kesehatan yang bertujuan membina

calon peneliti dan peneliti agar mampu melaksankaan riset yang memenuhi kaidah ilmiah

dan etika penelitian di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kualitas hidup penderita DM

tipe 2 hasil studi kohor faktor risiko penyakit tidak menular (PTM). Penelitian ini

dilakukan di lima kelurahan yaitu Kel. Kebon Kalapa, Kel. Babakan, Kel. Babakan Pasar,

Kel. Panaragan dan Kel. Ciwaringin Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor yang

merupakan daerah studi kohor faktor risiko PTM Badan Litbangkes Kemenkes RI.

Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

terhadap semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan penelitian ini. Besar harapan

kami hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi penderita DM tipe 2, dan jajaran kesehataan

dalam menentukan program dan kebijakan kesehatan.

Jakarta, November 2018

Penulis

Page 4: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

5. RINGKASAN EKSEKUTIF

Pada tahun 2014, menurut WHO bahwa terdapat 422 juta orang dewasa yang

berumur > 18 tahun yang hidup dengan diabetes.2 Prevalensi diabetes di Indonesia

cenderung meningkat, yaitu dari 5,7% tahun 2007, menjadi 6,9% tahun 2013, dan

meningkat lagi menjadi 8,5%(sesuai konsensus Perkeni 2011 pada penduduk umur ≥ 15

tahun dan 10,9% (sesuai konsensus Perkeni 2015 pada penduduk umur ≥ 15 tahun).

Kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan dan

konteks budaya serta sistem nilai dimana mereka hidup dan dalam hubungannya dengan

tujuan individu, harapan, standar, dan perhatian. Terdapat beberapa domain kualitas hidup

pasien DM tipe 2 yaitu keterbatasan peran karena kesehatan fisik, kemampuan fisik,

kesehatan umum, kepuasan pengobatan, frekuensi gejala, masalah keuangan, kesehatan

psikologis, dan kepuasan diet.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kualitas hidup penderita DM

tipe 2 hasil studi kohor faktor risiko PTM Badan Litbangkes di Kota Bogor Tahun 2018.

Pengambilan sampel dilakukan secara sistematik sampling sebanyak 144 responden

penderita diabetes melitus tipe 2. Responden dilakukan wawancara di rumah untuk

mengetahui kualitas hidup dan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kualitas hidup

penderita diabetes melitus tersebut. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut :

Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus

Kualitas hidup penderita diabetes melitus di Kota Bogor terdapat 50 % dengan kualitas

hidup yang baik dan 50 % dengan kualitas hidup yang kurang baik.

Umur

Proporsi umur penderita sebagian besar usia dewasa ( 25 – 60 tahun) yaitu 69,4 % dan

Lanjut Usia ada sebesar 30,6 %. Umur sebelum dikelompokkan diketahui umur terendah

adalah 34 tahun dan umur tertua adalah 74 tahun dengan rata-rata umur 55,6 tahun.

Hubungan umur dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus diketahui bahwa ada

sebanyak 52 (52%) usia dewasa yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan

diantara yang lanjut usia ada 20 (45,5%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji

statistik diperoleh nilai p = 0,587 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur

dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Page 5: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Jenis Kelamin

Proporsi jenis kelamin penderita terlihat bahwa perempuan jauh lebih besar (79,9%)

dibandingkan dengan laki-laki (20,1%). Hubungan jenis kelamin dengan kualitas hidup

penderita diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 18 (62,1%) laki-laki yang

memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara perempuan ada 54 (47,0%) yang

memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,212 artinya tidak

ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kualitas hidup penderita

diabetes melitus.

Pendidikan

Proporsi pendidikan penderita diabetes melitus terlihat bahwa pendidikan yang rendah ( ≤

Tamat SLTP) lebih banyak (62,5%) dibandingkan yang berpendidikan yang tinggi (≥

Tamat SLTA) hanya sebesar 37,5%. Bahkan diketahui sebesar 45,8% hanya

berpendidikan Tidak tamat SD dan Tamat SD. Hubungan pendidikan dengan kualitas

hidup penderita diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 37 (68,5%) diantara

pendidikan tinggi yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang

pendidikan yang rendah ada 35 (38,9%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji

statistik diperoleh nilai p = 0,001 artinya ada hubungan yang signifikan antara pendidikan

dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Pekerjaan

Proporsi pekerjaan penderita diketahui 66% tidak bekerja ( ibu rumah tangga) dan hanya

34 % penderita yang bekerja dengan jenis pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta (19,4%).

Hubungan pekerjaan dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus diketahui bahwa

ada sebanyak 29 (59,2%) diantara penderita yang bekerja memiliki kualitas hidup yang

baik sedangkan diantara yang tidak bekerja ada 43 (45,3%) yang memiliki kualitas hidup

yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,159 artinya tidak ada hubungan yang

signifikan antara pekerjaan dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Keberadaan Pasangan

Keberadaan pasangan diketahui bahwa proporsi penderita yang masih memiliki pasangan

hidup lebih banyak (77,8%) dibandingkan dengan yang tidak punya pasangan (belum

menikah/cerai hidup/cerai mati) yaitu sebesar 22,2%. Hubungan keberadaan pasangan

Page 6: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 62

(55,4%) penderita yang ada pasangan memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan

diantara penderita yang tidak ada pasangan ada 10 (31,2%) yang memiliki kualitas hidup

yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,027 artinya ada hubungan yang signifikan

antara keberadaan pasangan dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Lama Menderita

Lama menderita diabetes melitus diketahui bahwa proporsi yang menderita ≤ 3 tahun ada

sebesar 52,8% lebih banyak dibandingkan dengan > 3 tahun sebesar 47,2%. Hubungan

lama menderita dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus diketahui bahwa ada

sebanyak 38 (50,0%) dengan lama menderita ≤ 3 tahun yang memiliki kualitas hidup

yang baik sedangkan pada mereka dengan lama menderita > 3 tahun ada 34 (50,0%) yang

memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 1,00 artinya tidak

ada hubungan yang signifikan antara lama menderita dengan kualitas hidup penderita

diabetes melitus.

Kecemasan

Proporsi penderita diabetes melitus yang tidak mengalami kecemasan ada sebesar 90,3%

jauh lebih besar daripada yang mengalami kecemasan yang hanya sebesar 9,7%.

Hubungan kecemasan dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus diketahui bahwa

ada sebanyak 72 (55,4%) diantara penderita yang tidak mengalami kecemasan yang

memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang mengalami kecemasan tidak

ada (0%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

0,000 artinya ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan kualitas hidup

penderita diabetes melitus.

Penyakit Penyerta.

Proporsi penderita diabetes melitus yang tidak ada penyakit penyerta ada sebesar 78,5%

lebih besar dibandingkan yang ada penyakit penyerta yaitu sebesar 21,5%. Penyakit

penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12

(8,3%), gagal ginjal : 4(2,8%), neuropati :3(2,1%), penyakit jantung : 12 (8,3%), stroke: 9

(6,2%). Hubungan keberadaan penyakit penyerta dengan kualitas hidup penderita diabetes

melitus diketahui bahwa ada sebanyak 65 (57,5%) diantara yang tidak ada penyakit

Page 7: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

penyerta yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang ada penyakit

penyerta ada hanya 7 (22,6%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik

diperoleh nilai p = 0,001 artinya ada hubungan yang signifikan antara keberadaan penyakit

penyerta dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Hipertensi

Proporsi penderita yang mengalami hipertensi lebih banyak (68,1%) dibandingkan yang

tidak hipertensi (31,9%). Hubungan tekanan darah dengan kualitas hidup penderita

diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 15 (32,6%) diantara penderita tidak

hipertensi yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang hipertensi

ada 57 (58,2%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p

= 0,007 artinya ada hubungan yang signifikan antara tekanan darah dengan kualitas hidup

penderita diabetes melitus.

Indeks Massa Tubuh

Proporsi penderita diabetes melitus yang memiliki indeks massa tubuh dengan kategori

gemuk/obes lebih besar (56,9%) lebih banyak bila dibandingkan yang normal (43,1%).

Hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus

diketahui bahwa ada sebanyak 29 (46,8%) diantara IMT normal yang memiliki kualitas

hidup yang baik sedangkan diantara yang IMT gemuk/obes ada 43 (52,4%) yang memiliki

kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,614 artinya ada tidak

hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan kualitas hidup penderita

diabetes melitus.

Terapi

Proporsi penderita yang mendapat/melakukan pengobatan (pil/hipoglikemik oral/ insulin)

ada sebanyak 75,7% lebih banyak dari yang tidak mendapat/melakukan pengobatan

sebesar 24,3%. Hubungan terapi dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus

diketahui bahwa ada sebanyak 58 (53,2%) diantara penderita yang mendapat pengobatan

memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang tidak mendapat pengobatan

ada 14 (40,0%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p

= 0,244 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara terapi dengan kualitas hidup

penderita diabetes melitus.

Page 8: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

6. ABSTRAK

Prevalensi diabetes di Indonesia cenderung meningkat, yaitu dari 5,7% tahun 2007,

menjadi 6,9% tahun 2013, dan meningkat lagi menjadi 8,5% (sesuai konsensus Perkeni

2011 pada penduduk umur ≥ 15 tahun dan 10,9% (sesuai konsensus Perkeni 2015 pada

penduduk umur ≥ 15 tahun) pada tahun 2018. Penyakit diabetes mellitus ini akan

menyertai seumur hidup penderita sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidup

seseorang. Jika tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi pada organ

tubuh yang akan membahayakan jiwa dan mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Kualitas hidup yang rendah dapat memperburuk komplikasi dan dapat berakhir kecacatan

atau kematian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kualitas hidup penderita diabetes

melitus tipe 2 di Kota Bogor tahun 2018. Desain penelitian adalah Cross sectional dengan

jumlah sampel sebanyak 144 orang dengan teknik pengambilan sampel secara sistematik

random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung di

rumah responden.

Hasil menemukan Ada hubungan yang signifikan antara pendidikan (p value = 0,001),

keberadaan pasangan (p value = 0,027), kecemasan (p value = 0,000), keberadaan penyakit

penyerta (p value=0,001) tekanan darah (p value =0,007) dengan kualitas hidup penderita

diabetes mellitus, tetapi tidak ada hubungan yang signifikan antara umur (p value =0,587),

jenis kelamin (p value = 0,212), pekerjaan (p value = 0,159), lama menderita ( p

value=1,00), indeks massa tubuh (p value = 0,614) dan terapi yang dilakukan (p

value=0,244) dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe 2 di Kota Bogor.

Penyakit penyerta merupakan variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan

kualitas hidup penderita diabetes dengan OR 4,037 (95% CI 1,433-11.378).

Diharapkan penderita DM untuk selalu mengontrol kadar gula darah secara rutin dan

melakukan pemeriksaan medical check-up berkala untuk memantau kondisi kesehatan dan

mencegah terjadinya penyakit penyerta ataupun komplikasi lebih lanjut dan perlunya

program untuk menjaga kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Diabetes melitus tipe 2, Kualitas hidup, Determinan, Kota Bogor

Page 9: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

7. DAFTAR ISI

Hal

1 HALAMAN JUDUL

2 SUSUNAN TIM PENELITI

3 SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN

4 KATA PENGANTAR ............................................................................. i

5 RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................... ii

6 ABSTRAK ............................................................................................... vi

7 DAFTAR ISI ........................................................................................... vii

8 DAFTAR TABEL ................................................................................... viii

9 DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... ix

10 ISI LAPORAN PENELITIAN ................................................................

A PENDAHULUAN .................................................................................. 1

B TUJUAN DAN MANFAAT ................................................................... 3

C HIPOTESIS ............................................................................................ 5

D METODE ............................................................................................... 6

E HASIL ..................................................................................................... 13

F PEMBAHASAN .................................................................................... 25

G KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 34

H UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................. 35

I DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................................................ 35

J Lampiran

Page 10: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

8. DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Tabel Hal

Tabel 1 Distribusi penderita diabetes melitus yang menjadi responden

berdasarkan Kelurahan di Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor

Tahun 2018

13

Tabel 2 Distribusi Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus di Kecamatan

Bogor Tengah Kota Bogor Tahun 2018

13

Tabel 3 Distribusi Hasil Analisis Deskriptif variabel Determinan Kualitas

Hidup Penderita DM di Kota Bogor Tahun 2018

14

Tabel 4 Hubungan Umur dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus di

Kota Bogor Tahun 2018

16

Tabel 5 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes

Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

16

Tabel 6 Hubungan Pendidikan dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes

Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

17

Tabel 7 Hubungan Pekerjaan dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes

Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

17

Tabel 8 Hubungan Keberadaan Pasangan dengan Kualitas Hidup Penderita

Diabetes Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

18

Tabel 9 Hubungan Lama Menderita dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes

Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

18

Tabel 10 Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes

Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

19

Tabel 11 Hubungan Penyakit Penyerta dengan Kualitas Hidup Penderita

Diabetes Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

19

Tabel 12 Hubungan Tekanan Darah dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes

Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

20

Tabel 13 Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kualitas Hidup Penderita

Diabetes Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

20

Tabel 14 Hubungan Terapi yang dilakukan dengan Kualitas Hidup Penderita

Diabetes Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

21

Tabel 15 Hasil Seleksi Variabel yang akan masuk ke Analisis Multivariat 22

Tabel 16 Model Awal Multivariat 22

Tabel 17 Proses Analisis Multivariat 23

Tabel 18 Model Akhir Multivariat 24

Page 11: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

9. DAFTAR LAMPIRAN

1. Persetujuan Etik dari Komisi Etik Badan Litbangkes

2. Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Bogor

3. Kuesioner Penelitian

4. Output Pengolahan Data

Page 12: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik

secara global, regional, nasional dan lokal. Salah satu PTM yang menyita banyak perhatian

adalah Diabetes Melitus (DM). Di Indonesia DM merupakan ancaman serius bagi

pembangunan kesehatan karena dapat menimbulkan kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes

(gangrene) sehingga harus diamputasi, penyakit jantung dan stroke.1

Diabetes melitus menduduki peringkat ke-6 sebagai penyebab kematian. Sekitar 1,3

juta orang meninggal akibat diabetes dan 4 persen meninggal sebelum usia 70 tahun. Pada

Tahun 2030 diperkirakan DM menempati urutan ke-7 penyebab kematian dunia.

Sedangkan untuk di Indonesia diperkirakan pada tahun 2030 akan memiliki penyandang

DM (diabetisi) sebanyak 21,3 juta jiwa.1

Pada tahun 2014, menurut WHO bahwa terdapat 422 juta orang dewasa yang

berumur > 18 tahun yang hidup dengan diabetes.2 Prevalensi diabetes di Indonesia

cenderung meningkat, yaitu dari 5,7% tahun 2007, menjadi 6,9% tahun 2013, dan

meningkat lagi menjadi 8,5% (sesuai konsensus Perkeni 2011 pada penduduk umur ≥ 15

tahun dan 10,9% (sesuai konsensus Perkeni 2015 pada penduduk umur ≥ 15 tahun) pada

tahun 2018. 4,5,6,20

Penyakit mematikan ini masih menjadi persoalan serius dunia,

termasuk Indonesia. Indonesia merupakan negara yang berada di urutan ke-4 dengan

prevalensi diabetes tertinggi di dunia setelah India, China, dan Amerika Serikat. Bahkan

jumlah pengidap diabetes terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data WHO

memperkirakan jumlah penderita diabetes melitus (DM) tipe 2 di Indonesia akan

meningkat signifikan hingga 21,3 juta jiwa pada 2030 mendatang.3

Survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan 2013 melakukan

wawancara untuk menghitung proporsi diabetes melitus pada usia 15 tahun ke atas.

Definisinya, sebagai diabates, jika pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh dokter

atau belum pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh dokter tetapi dalam sebulan

terakhir mengalami gejala sering lapar, sering haus, sering buang air kecil dalam jumlah

banyak dan berat badan turun. Hasilnya, tahun 2013 meningkat hampir dua kali lipat

dibandingkan tahun 2007. Menurut Riskesdas 2007, DM menyumbang 4,2% kematian

pada kelompok umur 15-44 tahun di daerah perkotaan dan merupakan penyebab kematian

Page 13: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

tertinggi ke-6. Selain pada kelompok tersebut, DM juga merupakan penyebab kematian

tertinggi ke-2 pada kelompok umur 45-54 tahun di perkotaan (14,7%) dan tertinggi ke-6 di

daerah pedesaan (5,8%). Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di

DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur

(2,3%). Prevalensi Diabetes yang terdiagnosis dokter di Jawa Barat tertinggi di Kota

Cirebon (3,0%) dan Kota Bogor ada prevalensinya (1,0%), sedangkan prevalensi diabetes

menurut terdiagnosa dokter atau gejala tetap tertinggi di Kota Bekasi (3,4%) dan

prevalensi di Kota Bogor (2,1%). 4,5,6

Salah satu sasaran terapi pada diabetes melitus tipe 2 adalah peningkatan kualitas

hidup. Dalam hal ini, kualitas hidup seharusnya menjadi perhatian penting bagi para

profesional kesehatan karena dapat menjadi acuan keberhasilan dari suatu

tindakan/intervensi atau terapi. Penyakit diabetes mellitus ini akan menyertai seumur hidup

penderita sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Jika tidak ditangani

dengan baik dapat menimbulkan komplikasi pada organ tubuh seperti mata, jantung,

pembuluh darah, dan saraf yang akan membahayakan jiwa dan mempengaruhi kualitas

hidup seseorang. Kualitas hidup yang rendah dapat memperburuk komplikasi dan dapat

berakhir kecacatan atau kematian. 7

Menurut WHO (2004), kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap posisi

mereka dalam kehidupan dan konteks budaya serta sistem nilai dimana mereka hidup dan

dalam hubungannya dengan tujuan individu, harapan, standar, dan perhatian. Penelitian

Nagpal, Kumar, Kakar, dan Bhartia (2010) mengemukakan bahwa terdapat delapan

domain kualitas hidup pasien DM tipe 2 yaitu keterbatasan peran karena kesehatan fisik,

kemampuan fisik, kesehatan umum, kepuasan pengobatan, frekuensi gejala, masalah

keuangan, kesehatan psikologis, dan kepuasan diet. Nagpal, dkk. (2010) lebih lanjut

menyebutkan dimensi-dimensi kualitas hidup untuk pasien DM tipe 2 tersebut dapat diukur

menggunakan Quality of Life Instrument for Indian Diabetes Patients (QOLID).8

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Isa dan Baiyewu (2006) terhadap 251

responden, bertujuan untuk mengkaji kualitas hidup pasien DM dan untuk membandingkan

faktor klinis dan sosiodemografi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Hasil

penelitian menunjukan bahwa terdapat 52 pasien (20,7%) dengan skor kualitas hidup yang

rendah. Mereka menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa pada umumnya pasien DM

menunjukan kualitas hidup yang cukup baik berdasarkan kuesioner WHO tentang kualitas

hidup.23

Page 14: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Hasil Penelitian Joice Laoh, menemukan bahwa kualitas hidup pasien DM di

Poliklinik endokrin RSUP Prof. Dr.R.D.Kandou, Manado adalah baik (63,3%) dan yang

kurang baik (36,7%).7

Penelitian Annies menemukan kualitas hidup pasien DM Tipe 2 di

RS Dr.Soebandi Jember menemukan kualitas hidup baik (52,7%) dan dan kualitas hidup

kurang (47,3%).9

dan penelitian di salah satu RS pemerintah di Jawa Barat menemukan

kualitas hidup penderita DM Tipe 2 secara keseluruhan tinggi sebesar 56,18% dan rendah

sebesar 43,82%. 8

Kualitas hidup pasien DM dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yaitu faktor

demografi yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan dan status pernikahan, dan

pekerjaan kemudian faktor medis yang meliputi dari lama menderita dan komplikasi yang

dialami dan faktor psikologis yang terdiri dari kecemasan. Faktor-faktor tersebut dapat

memberikan dampak negatif dan mempengaruhi kualitas hidup pasien DM. 10

Sejak tahun 2011 sampai sekarang di Kota Bogor telah dilakukan studi kohor Penyakit

Tidak Menular (PTM) oleh Badan Litbangkes Kemenkes RI. Sampel studi kohor ini

adalah penduduk dari 5 Kelurahan di Kecamatan Bogor Tengah yaitu Kelurahan Kebon

Kalapa, Kelurahan Ciwaringin, Kelurahan Panaragan, Kelurahan Babakan dan Kelurahan

Babakan Pasar baik laki-laki maupun perempuan yang berusia 25- 65 tahun. Hasil

skrining awal studi kohort menemukan 174 (3,1%) penderita DM yang telah didiagnosis

nakes dari 5680 penduduk, dan selama 4 tahun pengamatan telah terdapat insiden DM

sebanyak 795 orang.11

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa prevalensi penderita DM

setiap tahun meningkat di Indonesia dan belum diketahuinya determinan kualitas hidup

penderita DM tipe 2 di Kota Bogor Tahun 2018

1.2. Perumusan Masalah Penelitian

Bagaimana Kualitas hidup (QoL) penderita DM tipe-2 dan determinan apa saja yang

berhubungan dengan kualitas hidup tersebut di Kota Bogor Tahun 2018

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT

1.3.1. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui determinan kualitas hidup penderita DM tipe-2 di Kota Bogor Tahun 2018

Page 15: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

1.3.2. Tujuan khusus :

1.3.2.1. Diketahuinya gambaran Kualitas Hidup (QoL), umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, keberadaan pasangan, lama menderita,, komorbiditas, tekanan darah,

kecemasan, IMT, terapi yang diikuti Penderita DM tipe-2 di Kota Bogor Tahun

2018

1.3.2.2. Diketahuinya hubungan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, keberadaan

pasangan, lama menderita, tekanan darah, IMT, komorbiditas, kecemasan, dan

terapi yang diikuti dengan kualitas hidup penderita DM tipe-2 di Kota Bogor

Tahun 2018

1.3.2.3. Diketahuinya faktor dominan yang berhubungan dengan kualitas hidup penderita

DM tipe-2 di Kota Bogor Tahun 2018

1.3.3. MANFAAT PENELITIAN

1.3.3.1. Dinas Kesehatan Kota Bogor dan Kementerian Kesehatan

Mendapat informasi mengenai determinan kualitas hidup penderita DM dan dapat

dipakai sebagai masukan dalam membuat kebijakan yang tepat bagi program

pelayanan penderita DM khususnya pemeliharaan kualitas hidup penyakit tersebut

1.3.3.2. Tenaga dan Pelayanan Kesehatan

- Membantu petugas kesehatan untuk mengetahui keadaan kualitas hidup

penderita DM tipe 2, sehingga dapat menjadi arahan atau patokan dalam

menentukan intervensi yang sesuai dengan keadaan penderita serta sebagai

upaya tindakan pencegahan upaya komplikasi pada penderita DM

- Hasil penelitian juga diharapkan mampu memberikan masukan dan dasar bagai

tenaga kesehatan dalam menyusun program pengontrolan DM dengan berfokus

pada faktor-faktor yang dominan yang mempengaruhi kualitas hidup penderita

DM tipe 2

1.3.3.3. Penelitian

- Dapat menambah dan memperkaya khasanah keilmuan kesehatan, serta dapat

digunakan sebagai data dasar pada penelitian selanjutnya terutama penelitian

intervensi yang berkaitan dengan kualitas hidup penderita DM Tipe 2.

Page 16: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

- Sarana melatih diri bidang riset dan menerapkan metodologi penelitian

dalam meneliti determinan kualitas hidup penderita DM

1.4. HIPOTESIS

1. Ada hubungan umur dengan kualitas hidup (Quality of Life / QoL) penderita DM

tipe-2 di Kota Bogor Tahun 2018

2. Ada hubungan jenis kelamin dengan kualitas hidup(QoL) penderita DM tipe-2 di

Kota Bogor Tahun 2018

3. Ada hubungan pendidikan dengan kualitas hidup(QoL) penderita DM tipe-2 di

Kota Bogor Tahun 2018

4. Ada hubungan pekerjaan dengan kualitas hidup(QoL) penderita DM tipe-2 di

Kota Bogor Tahun 2018

5. Ada hubungan keberadaan pasangan dengan kualitas hidup(QoL) penderita DM

tipe-2 di Kota Bogor Tahun 2018

6. Ada hubungan lama menderita dengan kualitas hidup (QoL) penderita DM tipe-2

di Kota Bogor Tahun 2018

7. Ada hubungan tekanan darah dengan kualitas hidup (QoL) penderita DM tipe-2

di Kota Bogor Tahun 2018

8. Ada hubungan IMT dengan kualitas hidup(QoL) penderita DM tipe-2 di Kota

Bogor Tahun 2018

9. Ada hubungan keberadaan penyakit penyerta dengan kualitas hidup (QoL)

penderita DM tipe-2 di Kota Bogor Tahun 2018

10. Ada hubungan kecemasan dengan kualitas hidup (QoL) penderita DM tipe-2 di

Kota Bogor Tahun 2018

11. Ada hubungan terapi yang diikuti dengan kualitas hidup(QoL) penderita DM

tipe-2 di Kota Bogor Tahun 2018

Page 17: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1. Kerangka Teori

Faktor Risiko: Usia,

genetik, obesitas,

kurang aktivitas, dan

Pola makan Gangguan Metabolisme

Hiperglikemi

Gejala: Polidipsi,

polipagi, poliuri,

penurunan berat

badan, kelemahan

penglihatan,

gangguan kulit

Pemeriksaan

Glukosa Darah:

Gula darah Puasa >

126 mg/dl dan gula

darah sewaktu >

200 mg/dl dan TGOT

> 200mg/dl

DIABETES MELITUS

Komplikasi:

Komplikasi Akut

Dan Komplikasi

Kronik

Manajemen Pengobatan

- Non Farmakologis (Terapi gizi, akitvitas dan latihan, program edukasi, dukungan keluarga)

- Farmakologis : Obat-obatan dan terapi insulin

Respon Psikologik :

Stress, Kecemasan,

depresi

KUALITAS HIDUP

Karakteristik Individu:

Usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan,

status perkawinan,

lama menderita,

tekanan darah, indeks

massa tubuh

Page 18: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

2.2. Kerangka Konsep

2.3. Desain dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah Penelitian observasional analitik dengan desain cross

sectional

2.4. Tempat dan Waktu Penelitian

- Penelitian dilakukan di Kota Bogor dengan mengambil wilayah yang sama dengan

studi kohor PTM yaitu di 5 Kelurahan (Kel. Kebon Kalapa, Kel. Ciwaringin, Kel.

Panaragan, Kel Babakan dan Kel Babakan Pasar) Kec. Bogor Tengah Tahun 2018

- Waktu penelitian dilaksanakan mulai Maret – November tahun 2018, mulai dari

proses perijinan di Kota Bogor, pengumpulan data sampai dengan tahap analisis

dan pelaporan.

2.5. Populasi dan Sampel

2.5.1.. Populasi

Populasi adalah semua penderita DM yang menjadi peserta studi Kohor PTM sejak

tahun 2011 sampai 2017

KUALITAS HIDUP

(QoL) Penderita

Diabetes Melitus tipe-2

- Umur

- Jenis kelamin

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Keberadaan Pasangan

- Lama menderita

- Kecemasan

- Penyakit Penyerta

- Tekanan darah

- IMT

- Terapi yang

dilakukan

Page 19: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

2.5.2. Sampel dan Besar Sampel

- Sampel adalah sebagian penderita DM yang menjadi peserta studi Kohor PTM sejak

tahun 2011 sampai 2017 . Dengan kriteria inklusi:

1. Penderita DM yang sudah didiagnosa dokter DM Tipe-2 Mulai 2011 sampai 2017

dari hasil studi kohor

2. Berumur > 25 Tahun

3. Bersedia untuk mengikuti Penelitian

Dengan kriteria ekslusi :

1. Penderita DM yang tidak bisa berkomunikasi verbal

2. Wanita yang sedang hamil

3. Penderita sedang rawat inap

- Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan memperhatikan alfa, beta, dan proporsi penderita

Diabetes Melitus . Dalam menghitung jumlah sampel digunakan rumus pengambilan

sampel untuk estimasi beda proporsi pada sampel acak sederhana (Lemeshow, 1997 dalam

Ariawan, 1998).12

sebagai berikut:

Penghitungan sampel

2

22/1

2 )1(

d

PPZn

N = Besar sampel kasus minimal

Α = Derajat Kemaknaan (Kesalahan menolak Ho padahal Ho benar) : 0,05

Zα = Kesalahan Tipe 1 ditetapkan 5% : 1,96

P = Proporsi Penderita DM di Kota Bogor (Hasil Studi Kohor) : 9,4%

Dari hasil penghitungan sampel minimum didapat jumlah sampel sebesar 131. Untuk

mengantisipasi drop out maka jumlah sampel digenapkan menjadi 144 orang penderita

DM.

2.5.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dengan Systematic Random Sampling. Teknik ini dilakukan

setelah mengetahui jumlah penderita DM Tipe 2 hasil studi kohor PTM sejak tahun 2011,

Page 20: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

untuk membuat kerangka sampling dibuat daftar hasil studi kohor tahun 2017 yang

terdapat data pengobatan yaitu sebanyak 336 kemudian dibuat daftar urutan penderita

menurut umur dari yang termuda sampai yang tertua. Dari daftar yang dibuat diambil

secara random sebagai sampel pertama, kemudian mencari interval dengan membagi

jumlah seluruh penderita dengan jumlah sampel yang akan diambil, selanjutnya

mengambil sampel sampai 144 sesuai dengan interval.

2.6. Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Cara

Pengumpulan

Data

Alat Ukur Kriteria

Pengukuran

Skala

1 Kualitas Hidup

(QoL)

Persepsi atau

pandangan

subjektif pasien

diabetes mellitus

terhadap

kepuasan yang

dirasakan, baik

terhadap

kemampuan fisik

(aktivitas sehari-

hari, istirahat dan

tidur), psikologis

(Gambaran diri

body image dan

penampilan),

hubungan sosial

(dukungan sosial

dan aktivitas

seksual), dan

lingkungan

(lingkungan

kesehatan,

kesempatan untuk

mendapatkan

informasi dan

ketrampilan,

kesempatan

rekreasi dan

waktu luang)

Wawancara Kuesioner

Kualitas

Hidup DM

Kuesioner

yang

digunakan

modifikasi

DM

Quality of

Life terdiri

30

pertanyaan

dengan

Skala

Likert

(Tyas,200

8)

Rentang skor 30 -

150

Cut of point = nilai

median (skor

114,5)

0 = Baik ( ≥ 114,5)

1 = Kurang Baik ( <

114,5)

Ordinal

Page 21: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

2 Umur

Usia responden

sampai dengan

ulang tahun

terakhir pada saat

wawancara

Wawancara Kuesioner 0= dewasa muda

dan Madya (25 -

60 tahun)

1 = Lansia (> 60

tahun)

Ordinal

3 Jenis Kelamin Jenis Kelamin

responden

berdasarkan

pengakuan

responden

Wawancara Kuesioner 0=Laki-laki

1=Perempuan

Nominal

4 Pendidikan

Tingkat

pendidikan formal

yang berhasil

ditamatkan.

Wawancara Kuesioner 0=Tinggi (≥

SMA)

1= rendah ( ≤

SMP)

Ordinal

5 Status

Perkawinan

Keadaan

perkawinan

responden yang

didapatkan

berdasarkan

pengakuan

responden

Wawancara Kuesioner 0= Belum Menikah

1=Menikah

2=Cerai hidup

3=.Janda/Duda

Untuk analisis

status perkawinan

dibagi menjadi 2

kategori yaitu 0:

ada pasangan

(menikah)

1: tidak ada

pasangan(belum

menikah, cerai

hidup,

janda/duda)

Nominal

6 Status Pekerjaan Kegiatan yang

dilakukan oleh

responden dalam

upaya untuk

mencukupi

Wawancara Kuesioner 0= Bekerja

1= Tidak Bekerja

Ordinal

Page 22: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

kebutuhan hidup.

7 Tekanan Darah Keadaan tekanan

darah sistolik dan

diastolik

responden

Observasi

catatan

pasien

Kuesioner 0=Tidak

Hipertensi

1= Hipertensi

Ordinal

8 Lama Menderita Durasi Waktu

sejak penderita

didiagnosa DM

sampai saat

wawancara

berdasarkan

pengakuan

responden

Wawancara Kuesioner 0 ≤ 3 tahun

1 > 3 tahun

Ratio

9 Kecemasan suatu perasaan

yang tidak

nyaman,

khawatir, yang

disertai dengan

gejala-gejala

otonom seperti

sakit kepala,

perspirasi/berkeri

ngat,

palpitasi/jantung

berdebar, rasa

tidak enak perut,

atau kegelisahan

motorik/fisik,

yang dapat

mengganggu

aktivitas sehari

hari.

Wawancara Kuesioner

“MINI”

Cemas

yang terdiri

dari 23 item

pertanyaan

Mengikuti

Kriteria kuesioner

”MINI”

Yaitu

- Pertanyaan no 1

harus Ya

- Pertanyaan no

2-5, minimal 1

pertanyaan :Ya

- Pertanyaan 2-23

, minimal 4

pertanyaan : Ya

Dengan hasil

0 : Tidak Cemas

1 : Cemas

Nominal

10 Komorbiditas Keadaan penyakit

lain yang diderita

penderita diabetes

melitus termasuk

karena komplikasi

dari diabetes

melitus

Wawancara Kuesioner 0 : Tidak ada

penyakit lain

1 : Ada penyakit

lain

Nominal

Page 23: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

2.7. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner terstrukur. Instrumen untuk

mengetahui kualitas hidup memakai kuesioner dengan 30 item pertanyaan dengan pilihan

jawaban menggunakan skala likert 1-5. Kuesioner untuk mengetahui kecemasan memakai

kuesioner “MINI” cemas dengan 23 item pertanyaan. Cara pengumpulan data

menggunakan teknik wawancara. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan atau

enumerator di rumah responden, dan di Posbindu PTM. Enumerator yang mengumpulkan

data terlebih dahulu dilakukan persamaan persepsi bersama dengan peneliti dan pendidikan

D3 Keperawatan. Sebelum pengumpulan data ke lapangan, terlebih dahulu dilakukan uji

coba instrumen terhadap penderita diabetes melitus yang bukan sampel penelitian. Dari

hasil uji coba instrumen terlihat ada beberapa item pertanyaan yang perlu diperbaiki

kalimatnya supaya lebih mudah dimengerti oleh responden dan ada penambahan

pertanyaan berupa pertanyaan penyaring sebelum masuk kepertanyaan inti.

2.8. Manajemen dan Analisis Data

Tahapan manajemen data dimulai dari editing, coding, entry dan cleaning data

sehingga siap untuk dianalisis.

Pada penelitian ini analisa univariat dilakukan pada variabel independen dan variabel

dependen yang dianalisa dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

Analisa Bivariat dengan menggunakan uji chi square (X2) dengan derajat kemaknaan α =

0,05. Analisa multivariat dilakukan untuk melihat variabel dominan yang berhubungan

terhadap kualitas hidup penderita DM tipe-2 dengan memakai uji regressi logistik ganda.

Data diolah melalui komputerisasi yaitu dengan menggunakan program statistical product

and service solution (SPSS).

11 IMT Indeks Massa Tubuh

responden yang

dihitung dengan

mengukur tinggi badan

dan berat badan

Observasi

catatan

pasien

Kuesioner 0: Normal

1: Gemuk /

Obesitas

Ordin

al

12 Terapi yang

dilakukan

Terapi farmakologis

yang dilakukan oleh

penderita DM

Wawancara Kuesioner 0:Mendapat

pengobatan

1:Tidak

berobat

Nomi

nal

Page 24: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

BAB III

HASIL PENELITIAN

3.1. GAMBARAN UMUM

Penelitian ini dilaksanakan di Lima Kelurahan yang ada di Kecamatan Bogor

Tengah, Kota Bogor Tahun 2018. Pengumpulan data dilakukan terhadap 144 responden

penderita diabetes melitus tipe 2 hasil studi kohor faktor risiko PTM Badan Litbangkes

yang diambil secara sistematik random sampling. Pengumpulan data dilakukan selama

kurun waktu September sampai November 2018. Berikut sebaran sampel penelitian

berdasarkan Kelurahan di Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor

Tabel 3.1. Distribusi penderita diabetes melitus yang menjadi responden berdasarkan

Kelurahan di Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor Tahun 2018

Kelurahan n Persentase

Babakan Pasar 19 13.2

Babakan 15 10.4

Panaragan 22 15.3

Kebon Kalapa 60 41.7

Ciwaringin 28 19.4

Total 144 100.0

3.2.. HASIL ANALISIS DESKRIPTIF/ UNIVARIAT

Kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan

dan konteks budaya serta sistem nilai dimana mereka hidup dan dalam hubungannya

dengan tujuan individu, harapan, standar, dan perhatian. Berikut gambaran kualitas hidup

penderita diabetes melitus tipe 2 di Kota Bogor tahun 2018

Tabel 3.2. Distribusi Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus di Kecamatan Bogor

Tengah Kota Bogor Tahun 2018

Kualitas Hidup N persentase

Baik 72 50.0

Kurang Baik 72 50.0

Total 144 100.0

Page 25: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Dari tabel 2 terlihat bahwa kualitas hidup penderita diabetes melitus di Kecamatan Bogor

Tengah Kota Bogor memiliki proporsi yang sama antara kualitas hidup yang baik dengan

kualitas hidup yang kurang baik.

Kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe 2 dipengaruhi oleh banyak faktor

Berikut gambaran faktor –faktor sosio demografis, klinis dan psikologis yang dialami

penderita.

Tabel 3.3. Distribusi Hasil Analisis Deskriptif variabel Determinan Kualitas Hidup

Penderita DM di Kota Bogor Tahun 2018

Variabel N persentase

Umur

Usia Dewasa ( 25 – 60 tahun) 100 69.4

Lanjut Usia ( > 60 tahun) 44 30.6

Jenis Kelamin

Laki-laki 29 20.1

Perempuan 115 79.9

Pendidikan

>=SLTA (Tinggi) 54 37.5

<= SLTP (Rendah) 90 62.5

Pekerjaan

Bekerja 49 34.0

Tidak Bekerja 95 66.0

Keberadaan Pasangan

Ada pasangan 112 77.8

Tidak ada pasangan 32 22.2

Lama Menderita

<= 3 tahun 76 52.8

> 3 Tahun 68 47.2

Kecemasan

Tidak Cemas 130 90.3

Cemas 14 9.7

Penyakit Penyerta

Tidak ada penyakit penyerta 113 78.5

Ada Penyakit penyerta 31 21.5

Hipertensi

Tidak Hipertensi 46 31.9

Hipertensi 98 68.1

Indeks Massa Tubuh

Normal 62 43.1

Gemuk/Obes 82 56.9

Terapi

Mendapat Pengobatan 109 75.7

Tidak Mendapat Pengobatan 35 24.3

Total 144 100

Dari tabel 3 terlihat gambaran karakteristik penderita diabetes melitus di

Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor yaitu proporsi umur penderita sebagian besar usia

dewasa ( 25 – 60 tahun) yaitu 69,4 % dan Lanjut Usia ada sebesar 30,6 %. Umur sebelum

Page 26: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

dikelompokkan diketahui umur terendah adalah 34 tahun dan umur tertua adalah 74 tahun

dengan rata-rata umur 55,6 tahun.

Proporsi jenis kelamin penderita terlihat bahwa perempuan jauh lebih besar

(79,9%) dibandingkan dengan laki-laki (20,1%).

Proporsi pendidikan penderita diabetes melitus terlihat bahwa pendidikan yang

rendah ( ≤ Tamat SLTP) lebih banyak (62,5%) dibandingkan yang berpendidikan yang

tinggi (≥ Tamat SLTA) hanya sebesar 37,5%. Bahkan diketahui sebesar 45,8% hanya

berpendidikan Tidak tamat SD dan Tamat SD.

Proporsi pekerjaan penderita diketahui 66% tidak bekerja ( ibu rumah tangga) dan

hanya 34 % penderita yang bekerja dengan jenis pekerjaan terbanyak adalah wiraswasta

(19,4%).

Dari keberadaan pasangan diketahui bahwa proporsi penderita yang masih

memiliki pasangan hidup lebih banyak (77,8%) dibandingkan dengan yang tidak punya

pasangan (belum menikah/cerai hidup/cerai mati) yaitu sebesar 22,2%.

Dari lama menderita diabetes melitus diketahui bahwa proporsi yang menderita ≤ 3

tahun ada sebesar 52,8% lebih banyak dibandingkan dengan > 3 tahun sebesar 47,2%.

Proporsi penderita diabetes melitus yang tidak mengalami kecemasan ada sebesar

90,3% jauh lebih besar daripada yang mengalami kecemasan yang hanya sebesar 9,7%.

Proporsi penderita diabetes melitus yang tidak ada penyakit penyerta ada sebesar

78,5% lebih besar dibandingkan yang ada penyakit penyerta yaitu sebesar 21,5%. Penyakit

penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12

(8,3%), gagal ginjal : 4(2,8%), neuropati :3(2,1%), penyakit jantung : 12 (8,3%), stroke: 9

(6,2%)

Proporsi penderita yang mengalami hipertensi lebih banyak (68,1%) dibandingkan

yang tidak hipertensi (31,9%).

Proporsi penderita diabetes melitus yang memiliki indeks massa tubuh dengan

kategori gemuk/obes lebih besar (56,9%) lebih banyak bila dibandingkan yang normal

(43,1%).

Proporsi penderita yang mendapat/melakukan pengobatan (pil/hipoglikemik oral/

insulin) ada sebanyak 75,7% lebih banyak dari yang tidak mendapat/melakukan

pengobatan sebesar 24,3%.

Page 27: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

3.3. HASIL ANALISIS BIVARIAT

Berdasarkan hasil analisis bivariat antara variabel umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan, keberadaan pasangan, lama menderita, kecemasan, penyakit lain yang

menyertai, tekanan darah , indeks massa tubuh, dan terapi yang dilakukan.

3.3.1. Hubungan Umur dengan Kualitas Hidup

Dalam analisis hubungan umur dengan kualitas hidup, variabel umur dikelompokan

menjadi umur dewasa yaitu dari umur 25 tahun – 60 tahun dan umur lanjut usia yaitu

diatas 60 tahun.

Tabel.3.4. Hubungan Umur dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus di Kota

Bogor Tahun 2018

Umur Kualitas Hidup Jumlah P

Value

OR (95%CI)

Baik Kurang Baik

N % n % N %

Usia Dewasa 52 52,0 48 48,0 100 100 0,587 1,3 ( 0,638-

2,648) Lanjut Usia 20 45,5 24 54,5 44 100

Total 72 50,0 72 50,0 144 100

Hasil analisis hubungan umur dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus

diketahui bahwa ada sebanyak 52 (52%) usia dewasa yang memiliki kualitas hidup yang

baik sedangkan diantara yang lanjut usia ada 20 (45,5%) yang memiliki kualitas hidup

yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,587 artinya tidak ada hubungan yang

signifikan antara umur dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus.

3.3.2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kualitas Hidup

Tabel.3.5. Hubungan Jenis Kelamin dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus di

Kota Bogor Tahun 2018

Jenis Kelamin Kualitas Hidup Jumlah P

Value

OR (95%CI)

Baik Kurang Baik

N % n % N %

Laki-laki 18 62,1 11 37,9 29 100 0,212 1,85 (0,802-

4,259) Perempuan 54 47,0 61 53,0 115 100

Total 72 50,0 72 50,0 144 100

Hasil analisis hubungan jenis kelamin dengan kualitas hidup penderita diabetes

melitus diketahui bahwa ada sebanyak 18 (62,1%) laki-laki yang memiliki kualitas hidup

yang baik sedangkan diantara perempuan ada 54 (47,0%) yang memiliki kualitas hidup

yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,212 artinya tidak ada hubungan yang

signifikan antara jenis kelamin dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Page 28: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

3.3.3. Hubungan Pendidikan dengan Kualitas Hidup

Tabel.3.6. Hubungan Pendidikan dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus di

Kota Bogor Tahun 2018

Pendidikan Kualitas Hidup Jumlah P

Value

OR (95%CI)

Baik Kurang Baik

N % n % N %

Tinggi 37 68,5 17 31,5 54 100 0,001 3,42(1,675-

6,982) Rendah 35 38,9 55 61,1 90 100

Total 72 50,0 72 50,0 144 100

Hasil analisis hubungan pendidikan dengan kualitas hidup penderita diabetes

melitus diketahui bahwa ada sebanyak 37 (68,5%) diantara pendidikan tinggi yang

memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang pendidikan yang rendah ada

35 (38,9%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

0,001 artinya ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan kualitas hidup

penderita diabetes melitus. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=3,42 artinya

penderita yang berpendidikan tinggi memiliki peluang 3,42 kali memiliki kualitas hidup

yang lebih baik dibandingkan yang berpendidikan rendah.

3.3.4. Hubungan Pekerjaan dengan Kualitas Hidup

Tabel.3.7. Hubungan Pekerjaan dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus di Kota

Bogor Tahun 2018

Pekerjaan Kualitas Hidup Jumlah P

Value

OR (95%CI)

Baik Kurang Baik

N % n % N %

Bekerja 29 59,2 20 40,8 49 100 0,159 1,75 (0,872-

3,525) Tidak Bekerja 43 45,3 52 54,7 95 100

Total 72 50,0 72 50,0 144 100

Hasil analisis hubungan pekerjaan dengan kualitas hidup penderita diabetes

melitus diketahui bahwa ada sebanyak 29 (59,2%) diantara penderita yang bekerja

memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang tidak bekerja ada 43 (45,3%)

yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,159 artinya

tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kualitas hidup penderita

diabetes melitus.

Page 29: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

3.3.5. Hubungan Keberadaan Pasangan dengan Kualitas Hidup

Tabel.3.8. Hubungan Keberadaan Pasangan dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes

Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

Keberadaan Pasangan Kualitas Hidup Jumlah P

Value

OR (95%CI)

Baik Kurang Baik

N % n % N %

Ada Pasangan 62 55,4 50 44,6 112 100 0,027 2,73(1,183-

6,289) Tidak Ada Pasangan 10 31,2 22 61,8 32 100

Total 72 50,0 72 50,0 144 100

Hasil analisis hubungan keberadaan pasangan dengan kualitas hidup penderita

diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 62 (55,4%) penderita yang ada pasangan

memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara penderita yang tidak ada pasangan

ada 10 (31,2%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p

= 0,027 artinya ada hubungan yang signifikan antara keberadaan pasangan dengan kualitas

hidup penderita diabetes melitus. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=2,73 artinya

penderita yang ada pasangan hidupnya memiliki peluang 2,73 kali memiliki kualitas hidup

yang lebih baik dibandingkan yang tidak ada pasangan hidupnya.

3.3.6. Hubungan Lama Menderita Diabetes Melitus dengan Kualitas Hidup

Tabel.3.9. Hubungan Lama Menderita dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus

di Kota Bogor Tahun 2018

Lama Menderita DM Kualitas Hidup Jumlah P

Value

OR (95%CI)

Baik Kurang Baik

N % n % N %

≤ 3 tahun 38 50 38 50 76 100 1,00 1,00(0,520-

1,924) >3 tahun 34 50 34 50 68 100

Total 72 50,0 72 50,0 144 100

Hasil analisis hubungan lama menderita dengan kualitas hidup penderita diabetes

melitus diketahui bahwa ada sebanyak 38 (50,0%) dengan lama menderita ≤ 3 tahun yang

memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan pada mereka dengan lama menderita > 3

tahun ada 34 (50,0%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh

nilai p = 1,00 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara lama menderita dengan

kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Page 30: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

3.3.7. Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Hidup

Tabel.3.10. Hubungan Kecemasan dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus di

Kota Bogor Tahun 2018

Kecemasan Kualitas Hidup Jumlah P Value

Baik Kurang Baik

N % n % N %

Tidak Cemas 72 55,4 58 44,6 130 100 0,000

Cemas 0 0 14 100 14 100

Total 72 50,0 72 50,0 144 100

Hasil analisis hubungan kecemasan dengan kualitas hidup penderita diabetes

melitus diketahui bahwa ada sebanyak 72 (55,4%) diantara penderita yang tidak

mengalami kecemasan yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang

mengalami kecemasan tidak ada (0%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji

statistik diperoleh nilai p = 0,000 artinya ada hubungan yang signifikan antara kecemasan

dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus.

3.3.8. Hubungan Penyakit Penyerta dengan Kualitas Hidup

Tabel.3.11. Hubungan Penyakit Penyerta dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes

Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

Penyakit Penyerta Kualitas Hidup Jumlah P

Value

OR (95%CI)

Baik Kurang Baik

N % n % N %

Tidak Ada Penyakit

Penyerta

65 57,5 48 42,5 113 100 0,001 4,64 (1,849-

11,66)

Ada Penyakit Penyerta 7 22,6 24 77,4 31 100

Total 72 50,0 72 50,0 144 100

Hasil analisis hubungan keberadaan penyakit penyerta dengan kualitas hidup

penderita diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 65 (57,5%) diantara yang tidak

ada penyakit penyerta yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang

ada penyakit penyerta ada hanya 7 (22,6%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil

uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 artinya ada hubungan yang signifikan antara

keberadaan penyakit penyerta dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus. Dari hasil

analisis diperoleh pula nilai OR=4,64 artinya penderita yang tidak ada penyakit penyerta

memiliki peluang 4,64 kali memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan yang ada

penyakit penyerta.

Page 31: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

3.3.9. Hubungan Tekanan Darah dengan Kualitas Hidup

Tabel.3.12. Hubungan Tekanan Darah dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus

di Kota Bogor Tahun 2018

Tekanan Darah Kualitas Hidup Jumlah P

Value

OR (95%CI)

Baik Kurang Baik

N % n % N %

Tidak Hipertensi 15 32,6 31 67,4 46 100 0,007 0,35 (0,167-

0,726) Hipertensi 57 58,2 41 41,8 98 100

Total 72 50,0 72 50,0 144 100

Hasil analisis hubungan tekanan darah dengan kualitas hidup penderita diabetes

melitus diketahui bahwa ada sebanyak 15 (32,6%) diantara penderita tidak hipertensi

yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang hipertensi ada 57

(58,2%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

0,007 artinya ada hubungan yang signifikan antara tekanan darah dengan kualitas hidup

penderita diabetes melitus. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=0,35 artinya

penderita yang tidak hipertensi menjadi faktor protektif untuki memiliki kualitas hidup

yang lebih baik dibandingkan yang hipertensi.

3.3.10. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kualitas Hidup

Tabel.3.13. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes

Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

Indeks Massa Tubuh Kualitas Hidup Jumlah P

Value

OR (95%CI)

Baik Kurang Baik

N % n % N %

Normal 29 46,8 33 53,2 62 100 0,614 0,797(0,412-

1,543) Gemuk/Obes 43 52,4 39 47,6 82 100

Total 72 50,0 72 50,0 144 100

Hasil analisis hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan kualitas hidup penderita

diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 29 (46,8%) diantara IMT normal yang

memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang IMT gemuk/obes ada 43

(52,4%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

0,614 artinya ada tidak hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan

kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Page 32: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

3.3.11. Hubungan Terapi yang dilakukan dengan Kualitas Hidup

Tabel.3.14. Hubungan Terapi yang dilakukan dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes

Melitus di Kota Bogor Tahun 2018

Terapi Kualitas Hidup Jumlah P

Value

OR (95%CI)

Baik Kurang Baik

N % n % N %

Mendapat pengobatan 58 53,2 51 46,8 109 100 0,244 1,71(0,787-

3,699) Tidak mendapat

pengobatan

14 40,0 21 60,0 35 100

Total 72 50,0 72 50,0 144 100

Hasil analisis hubungan terapi dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus

diketahui bahwa ada sebanyak 58 (53,2%) diantara penderita yang mendapat pengobatan

memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang tidak mendapat pengobatan

ada 14 (40,0%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p

= 0,244 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara terapi dengan kualitas hidup

penderita diabetes melitus.

3.4. HASIL ANALISIS MULTIVARIAT

Langkah-langkah pemodelan multivariat yang dilakukan untuk model prediksi adalah :

1. Seleksi bivariat; variabel independen p value < 0,25 atau walaupun > 0,25 boleh

masuk multivariat kalau secara substansi merupakan variabel yang sangat penting

2. Memasukkan secara bersamaan seluruh variabel independen ke model multivariat.

Variabel yang p valuenya besar dikeluarkan dari model multivariat. Ketentuannya :

variabel yang p valuenya < 0,05 yang dapat tetap di model. Variabel yang p valuenya

> 0,05 dikeluarkan dari model satu persatu dimulai dari variabel yang p valuenya

terbesar. Bila variabel yang dikeluarkan tersebut mengakibatkan perubahan besar

koefisien (nilai OR) variabel - variabel yang masih ada (berubah > 10 %), maka

variabel tersebut dimasukkan kembali dalam model. Pemilihan variabel dengan

metode ENTER

3.4.1. Seleksi Variabel

Sebelum dilakukan analisis multivariat maka dilakukan terlebih dahulu seleksi

variabel yang akan diikutkan ke analisis multivariat. Variabel yang akan diikutkan adalah

variabel pada analisis bivariat menghasilkan p value < 0,25. Setelah semua variabel

Page 33: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

independen dilakukan analisis bivariat, berikut hasil seleksi variabel yang memiliki p value

< 0,25

Tabel 3.15. Hasil Seleksi Variabel yang akan masuk ke Analisis Multivariat

Variabel P value

Jenis Kelamin

Pendidikan

Pekerjaan

Keberadaan Pasangan

Kecemasan

Penyakit Penyerta

Tekanan Darah

Terapi yang dilakukan

0,212

0,001

0,159

0,027

0,000

0,001

0,007

0,244

3.4.2. Model Awal Multivariat

Pada permodelan awal multivariat ini, dengan memasukkan semua variabel

independen (full model) yang terpilih untuk masuk ke model multivariat. Hasilnya adalah

seperti dalam tabel berikut :

Tabel 3.16. Model Awal Multivariat

Variables in the Equation

Variabel

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Sex -.393 .566 .482 1 .488 .675 .223 2.046

statusdidik 1.203 .437 7.572 1 .006 3.329 1.413 7.839

Kerja .722 .477 2.299 1 .129 2.059 .809 5.240

pasangan .807 .521 2.399 1 .121 2.241 .807 6.222

Cemas 21.247 9.596E3 .000 1 .998 1.688E9 .000 .

komorbid 1.459 .533 7.495 1 .006 4.304 1.514 12.235

Hipertensi -1.327 .457 8.440 1 .004 .265 .108 .649

terapiDM .471 .498 .894 1 .344 1.601 .603 4.248

Constant -.388 1.043 .138 1 .710 .679

a. Variable(s) entered on step 1: Sex, statusdidik, kerja, pasangan, Cemas, komorbid, Hipertensi, terapiDM.

Page 34: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Dari hasil analisis terlihat bahwa ada 5 variabel yang mempunyai p value > 0,05

yaitu cemas, sex, terapi DM, kerja dan keberadaan pasangan. Variabel cemas mempunyai p

value terbesar yaitu 0,998 maka pada langkah selanjutnya dengan mengeluarkan variabel

cemas, selanjutnya mengeluarkan variabel sex, mengeluarkan variabel terapi,

mengeluarkan variabel kerja dan terakhir mengeluarkan variabel pasangan. Berikut proses

sampai terbentuknya model akhir

Tabel 3.17. Proses Analisis Multivariat

Variabel P

value

Model

Full

OR

Full

OR

tanpa

Cemas

(1)

OR

(%)

OR

tanpa

Sex(2)

OR

(%)

OR

tanpa

Terapi(3)

∆ OR

(%)

OR

tanpa

Kerja(4)

OR

(%)

OR

tanpa

Pasanga

n(5)

OR

(%)

Sex .488 .675 0,730 8,14 - - 0,695 2,9 0,939 39 0,823 21,9

statusdidik .006

3.32

9

3,454 3,75 3,284 1,35 3,226 3,09 3,396 2,01 3,387 1,7

kerja .129

2.05

9

1,640 20,3

0

1,835 10,8

8

2,061 0,09 - - 2,091 1,5

pasangan .121

2.24

1

2,444 9,06 2,106 6,02 2,335 4,1 2,364 5,4 - -

Cemas .998

1.68

8E9

- - 1,776E

9

5,21 1,812 7,3 1,479 12,3 2,165 28,2

komorbid .006

4.30

4

4,618 7,2 4,204 9,62 4,037 6,2 3,788 11,9

8

4,319 0,3

Hipertensi .004 .265

0,301 13,5

8

0,275 8,64 0,256 3,39 0,261 1,5 0,280 5,6

terapiDM .344

1.60

1

1,951 21,8

6

1,569 19,5

8

- - - - - -

Keterangan

(1) : Variabel cemas dikeluarkan, dilihat perubahan OR pada variabel lainnya. Terjadi

perubahan OR lebih dari 10 % pada variabel kerja, hipertensi, dan terapiDM, sehingga

variabel cemas merupakan variabel konfounding dan dikembalikan ke dalam model

(2) : Variabel sex dikeluarkan, dilihat perubahan OR pada variabel lainnya. Terjadi

perubahan OR lebih dari 10 % pada variabel kerja dan terapiDM, sehingga variabel sex

merupakan variabel konfounding dan dikembalikan ke dalam model

Page 35: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

(3) : Variabel TerapiDM dikeluarkan, dilihat perubahan OR pada variabel lainnya. Tidak

terjadi perubahan OR > 10 % pada variabel lainnya, sehingga variabel TerapiDM

dikeluarkan dari Model

(4) : Variabel kerja dikeluarkan, dilihat perubahan OR pada variabel lainnya. Terjadi

perubahan OR > 10% pada variabel sex, cemas dan komorbid, sehingga variabel kerja

merupakan variabel konfounding dan dikembalikan kedalam model.

(5) : Variabel pasangan dikeluarkan, dilihat perubahan OR pada variabel lainnya. Terjadi

perubahan OR > 10 % pada variabel sex dan cemas, sehingga variabel pasangan

merupakan variabel konfounding dan dikembalikan ke dalam model.

3.4.3. Model Akhir Multivariat

Setelah dilakukan semua langkah-langkah permodelan multivariat, maka ditemukan

model akhir yang fit seperti pada tabel berikut

Tabel 18. Model Akhir Multivariat

Variables in the Equation

Variabel

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

95,0% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Sex -.363 .561 .420 1 .517 .695 .232 2.087

statusdidik 1.171 .433 7.307 1 .007 3.226 1.380 7.544

kerja .723 .475 2.322 1 .128 2.061 .813 5.225

pasangan .848 .513 2.731 1 .098 2.335 .854 6.384

Cemas 21.318 9.596E3 .000 1 .998 1.812E9 .000 .

komorbid 1.396 .529 6.969 1 .008 4.037 1.433 11.378

Hipertensi -1.362 .453 9.026 1 .003 .256 .105 .623

Constant -.293 1.034 .080 1 .777 .746

a. Variable(s) entered on step 1: Sex, statusdidik, kerja, pasangan, Cemas, komorbid, Hipertensi.

Dari hasil akhir analisis multivariat diketahui bahwa variabel Tekanan darah,

pendidikan, dan keberadaan penyakit penyerta berhubungan bermakna terhadap kualitas

hidup penderita diabetes melitus sedangkan variabel jenis kelamin, pekerjaan, keberadaan

pasangan, dan kecemasan merupakan variabel konfounding yang berhubungan dengan

kualitas hidup penderita diabetes melitus di Kota Bogor. Dari hasil analisis juga ditemukan

bahwa variabel komorbid (keberadaan penyakit penyerta) merupakan variabel yang paling

Page 36: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

dominan berhubungan dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus di Kota Bogor

dengan OR yang terbesar yaitu 4,037 dengan 95% CI 1,433-11.378 setelah dikontrol

variabel jenis kelamin, status pendidikan, pekerjaan, keberadaan pasangan, cemas dan

hipertensi.

Page 37: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Kualitas Hidup Penderita Diabetes Melitus

Penelitian ini menemukan bahwa kualitas hidup penderita diabetes melitus di

Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor memiliki proporsi yang sama antara kualitas hidup

yang baik dengan kualitas hidup yang kurang baik. Kualitas hidup penderita ini meliputi

aspek kemampuan fisik (aktivitas sehari-hari, istirahat dan tidur), psikologis (Gambaran

diri body image dan penampilan), hubungan sosial (dukungan sosial dan aktivitas seksual),

dan lingkungan (lingkungan kesehatan, kesempatan untuk mendapatkan informasi dan

ketrampilan, kesempatan rekreasi dan waktu luang).

Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Tyas di

rumah sakit di Kota Blitar yang menemukan proporsi penderita DM tipe 2 yang memiliki

kualitas hidup yang baik ada 52,5% dan yang kurang baik ada 47,5%.

Hasil Penelitian Joice Laoh, menemukan bahwa kualitas hidup pasien DM di

Poliklinik endokrin RSUP Prof. Dr.R.D.Kandou, Manado adalah baik (63,3%) dan yang

kurang baik (36,7%).7

Penelitian Annies menemukan kualitas hidup pasien DM Tipe 2 di

RS Dr.Soebandi Jember menemukan kualitas hidup baik (52,7%) dan dan kualitas hidup

kurang (47,3%).9

dan penelitian di salah satu RS pemerintah di Jawa Barat menemukan

kualitas hidup penderita DM Tipe 2 secara keseluruhan tinggi sebesar 56,18% dan rendah

sebesar 43,82%. 8

Penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi langsung ke rumah penderita

diabetes melitus tipe 2, sementara pada banyak penelitian tentang kualitas hidup penderita

diabetes melitus tipe 2 banyak dilakukan di rumah sakit ketika penderita sedang dirawat

inap maupun rawat jalan. Dengan melihat langsung ke komunitas atau masyarakat kita

yakini gambaran kualitas hidup penderita ini bisa mewakili gambaran kualitas hidup

penderita di masyarakat.

4.2. Umur

Proporsi umur penderita sebagian besar usia dewasa ( 25 – 60 tahun) yaitu 69,4 %

dan Lanjut Usia ada sebesar 30,6 % sedangkan analisis hubungan umur dengan kualitas

hidup penderita diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 52 (52%) usia dewasa

yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang lanjut usia ada 20

Page 38: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

(45,5%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

0,587 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kualitas hidup

penderita diabetes melitus.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Tyas di Kota Blitar, Ningtyas di

Kabupaten Pasuruan, Romulus Timar dkk, dan Correa K.,et al, Al Hayek AA. et al yang

menemukan bahwa tidak ada hubungan antara umur penderita dengan kualitas hidup

penderita DM tipe 2 13,16,19,21,22

tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Desni,

Yusra, Rwegerera, V. B. Prajapati yang menemukan ada hubungan antara umur dengan

kualitas hidup penderita DM10,14,15,18

.

Kualitas hidup pada lansia disebabkan oleh individu pada masa usia tua sudah

melewati masa untuk melakukan perubahan dalam hidupnya sehingga mereka cenderung

mengevaluasi hidupnya dengan lebih positif. Dewasa madya merupakan masa puncak

dimana individu telah mencapai kondisi kesejahteraan secara psikologis, kesehatan,

produktivitas, dan keterlibatan dalam masyarakat sangat optimal, oleh karena itu saat krisis

terjadi pada usia dewasa madya, seperti terjangkit penyakit, kehilangan pekerjaan,

kehilangan pasangan, akan membuat suatu kesedihan yang lebih dalam. Kualitas hidup

rendah berada pada kelompok usia dewasa madya. Penurunan kualitas hidup pada usia

dewasa madya tersebut dipengaruhi oleh tingginya tuntutan baik dari diri sendiri maupun

dari lingkungan sekitar mengenai produktivitas dan hubungan sosial masyarakat yang

disebabkan oleh manifetasi klinik DM tipe 2. Tingginya tuntutan mengenai produktivitas

dan hubungan sosial masyarakat yang tidak terpenuhi memungkinkan individu untuk

mempersepsikan kualitas hidup yang rendah.17

4.3 Jenis Kelamin

Proporsi jenis kelamin penderita terlihat bahwa perempuan jauh lebih besar

(79,9%) dibandingkan dengan laki-laki (20,1%). Hasil analisis hubungan jenis kelamin

dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 18

(62,1%) laki-laki yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara perempuan

ada 54 (47,0%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p

= 0,212 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kualitas

hidup penderita diabetes melitus.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh V. B. Prajapati et al, Yusra,

Ningtyas, Correa K.et al, yang menemukan tidak ada hubungan jenis kelamin dengan

kualitas hidup penderita DM tipe 218,14,21,19

sementara penelitian yang dilakukan oleh

Page 39: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Rwegerera, Al Hayek AA et al, Tyas menemukan bahwa ada hubungan jenis kelamin

penderita dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe 2 15,16,13

Rendahnya kualitas hidup perempuan pada penelitian berkaitan dengan jenis

pekerjaan responden. Ada 66 % responden yang tidak bekerja yang sebagian besar sebagai

ibu rumah tangga, hal tersebut terkait dengan masalah finansial untuk memperoleh

pengobatan. Selain itu, tuntutan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yang memerlukan

kekuatan fisik terganggu akibat dari manifestasi klinik yang disebabkan oleh DM.

Peningkatan kualitas hidup perempuan dapat dicapai dengan cara mengoptimalkan

kemampuan fisik. Optimalisasi kemampuan fisik tersebut dapat dicapai dengan cara

melakukan pendidikan kesehatan pada pasien agar dapat mengenali gejala saat terjadinya

hipoglikemik atau hiperglikemik. Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tersebut, pasien

diharapkan mampu menyesuaikan kondisi kesehatan dirinya dengan jenis pekerjaan yang

dilakukakan, serta dapat mengatasi dan mengantisipasi timbulnya gejala klinik dari DM

yang akan mengganggu kekuatan fisik.8

Jenis kelamin tidak berbeda siqnifikan dalam kualitas hidup, bahwa laki-laki dan

perempuan memiliki kemampuan yang sama dalam menyelesaikan masalah termasuk

masalah penyakit yang sedang dihadapi. Perempuan lebih patuh terhadap pengobatan,

tetapi laki-laki cenderung lebih percaya diri dan lebih mampu mengatasi masalah secara

mandiri.

4.4. Pendidikan.

Proporsi pendidikan penderita diabetes melitus terlihat bahwa pendidikan yang

rendah ( ≤ Tamat SLTP) lebih banyak (62,5%) dibandingkan yang berpendidikan yang

tinggi (≥ Tamat SLTA) hanya sebesar 37,5%. Hasil analisis hubungan pendidikan dengan

kualitas hidup penderita diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 37 (68,5%)

diantara pendidikan tinggi yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara

yang pendidikan yang rendah ada 35 (38,9%) yang memiliki kualitas hidup yang baik.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 artinya ada hubungan yang signifikan antara

pendidikan dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus. Dari hasil analisis diperoleh

pula nilai OR=3,42 artinya penderita yang berpendidikan tinggi memiliki peluang 3,42 kali

memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan yang berpendidikan rendah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rwegerera et al,

Ningtyas, Yusra, Tyas yang menyatakan bahwa ada hubungan status pendidikan dengan

kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe 215,21,14,13

Page 40: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Hasil penelitian ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni,

Nursiswati dan Anna (2014) yang menyatakan bahwa kualitas hidup yang tinggi terbanyak

ada pada pasien diabetes dengan pendidikan perguruan tinggi (78,26%) dan kualitas hidup

terendah ada pada pasien penderita diabetes melitus dengan tingkat pendidikan Sekolah

Dasar (65%).8 Penelitian lain yang mendukung ialah yang dilakukan oleh Didarloo &

Alizadeh pada 352 wanita di Khoy Iran, yaitu wanita penderita diabetes dengan pendidikan

lebih tinggi berhubungan dengan kualitas hidup yang lebih baik. Pendidikan yang dimiliki

oleh penderita diabetes melitus memungkinkan penderita untuk memperoleh akses

informasi yang lebih baik dan mampu beradaptasi dan mengarahkan hidupnya sesuai

dengan yangdisarankan oleh tenaga kesehatan.28

Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Malamtiga, Kandou dan

Asrifuddin (2017) di Tomohon Utara yang memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan

menunjukan tidak ada hubungan dengan kualitas hidup (p=0,632; CI= 95%; α= 0,05) pada

lansiia penderita diabetes.25

Kualitas hidup seseorang akan meningkat seiring dengan lebih tingginya tingkat

pendidikan yang di dapatkan oleh individu. Pendidikan dan pengetahuan akan berpengaruh

terhadap pengontrolan gula darah, cara mengatasi gejala yang muncul, dan mencegah

terjadinya komplikasi sehingga kualitas hidup pasien DM tipe 2 yang berpendidikan tinggi

akan terjaga dengan optimal.8

Penelitian ini memberikan gambaran tingginya kualitas hidup pada individu yang

berpendidikan tinggi adalah mereka cenderung mencari tahu lebih banyak tentang penyakit

dari berbagai media informasi seperti dari dokter, puskesmas, klinik, rumah sakit dan

media massa. Pengetahuan yang memadai memungkinkan responden dengan pendidikan

tinggi akan lebih mengenali masalah gejala dan tindakan yang harus dilakukan.

4.5. Pekerjaan

Proporsi pekerjaan penderita diketahui 66% tidak bekerja ( ibu rumah tangga) dan

hanya 34 % penderita yang bekerja. Hasil analisis hubungan pekerjaan dengan kualitas

hidup penderita diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 29 (59,2%) diantara

penderita yang bekerja memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang tidak

bekerja ada 43 (45,3%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik

diperoleh nilai p = 0,159 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan

dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Page 41: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Pada penelitian ini proporsi penderita yang bekerja dan memiliki kualitas hidup

yang baik lebih besar daripada yang tidak bekerja. Penderita yang masih bisa bekerja

formal akan memiliki penghasilan yang rutin dan bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan

pribadi dan keluarganya serta akan dimanfaatkan untuk kepentingan pengelolaan diet dan

pengawasan kadar gula darah. Penderita yang tidak bekerja memiliki kualitas hidup yang

baik dimungkinkan karena memiliki lebih banyak waktu untuk istrahat dan aktifitas fisik

dan tidak ada tekanan dari pekerjaan.

4.6. Keberadaan Pasangan

Keberadaan pasangan diketahui bahwa proporsi penderita yang masih memiliki

pasangan hidup lebih banyak (77,8%) dibandingkan dengan yang tidak punya pasangan

(belum menikah/cerai hidup/cerai mati) yaitu sebesar 22,2%. Hasil analisis hubungan

keberadaan pasangan dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus diketahui bahwa

ada sebanyak 62 (55,4%) penderita yang ada pasangan memiliki kualitas hidup yang baik

sedangkan diantara penderita yang tidak ada pasangan ada 10 (31,2%) yang memiliki

kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,027 artinya ada hubungan

yang signifikan antara keberadaan pasangan dengan kualitas hidup penderita diabetes

melitus. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=2,73 artinya penderita yang ada

pasangan hidupnya memiliki peluang 2,73 kali memiliki kualitas hidup yang lebih baik

dibandingkan yang tidak ada pasangan hidupnya.

Penelitian ini searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Rwegerera et al, dan

Ningtyas yang menemukan bahwa ada keberadaan pasangan dengan kualitas hidup

penderita diabetes melitus tipe 2. 15,21

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Wahyuni, Nursiswati dan Anna (2014) yaitu status menikah memiliki kualitus hidup

yang paling tinggi (56,16%) dibandingkan dengan status janda/duda (46,67%). Pada

penelitian lain yang dilakukan oleh Herdianti (2017) pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di

RSUD Rajjapange memperlihatkan bahwa determinan yang paling berpengaruh pada

kualitas hidup penderita ialah dukungan keluarga (OR = 6.74).8,26

Dukungan keluarga yang diterima oleh penderita diabetes terutama dukungan yang

berasal dari pasangan akan membuat penderita diabetes merasa nyaman, dihargai serta

memiliki pandangan hidup yang lebih baik. Hal ini akan mencegah penderita diabetes

mengalami kecemasan sehingga kualitas hidupnya akan menjadi lebih baik.

Page 42: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Penderita yang tidak memiliki pasangan dalam hal ini janda ataupun duda yang

telah ditinggal meninggal memiliki kemungkinan untuk depresi lebih besar. Hal ini

disebabkan hilangnya pendamping hidup, sehingga menyebabkan rasa sedih yang lama dan

depresi mendalam. Rasa sedih dan depresi dapat mempengaruhi motivasi pasien untuk

melakukan terapi atau penanggulangan penyakit DM.

Keberadaan pasangan yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan ataupun

bantuan saat pasien mengalami masalah-masalah terkait kondisi kesehatannya, maka pasien

akan merasa lebih optimis dalam menjalani kehidupannya. Hal tersebut akan mempengaruhi

keseluruhan aspek pada kualitas hidupnya. Oleh karena itu, kualitas hidup penderita dengan

status menikah (mempunyai pasangan) lebih baik dari yang tidak memiliki pasangan.

4.7. Lama Menderita

Lama menderita diabetes melitus diketahui bahwa proporsi yang menderita ≤ 3

tahun ada sebesar 52,8% lebih banyak dibandingkan dengan > 3 tahun sebesar 47,2%.

Hasil analisis hubungan lama menderita dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus

diketahui bahwa ada sebanyak 38 (50,0%) dengan lama menderita ≤ 3 tahun yang

memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan pada mereka dengan lama menderita > 3

tahun ada 34 (50,0%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh

nilai p = 1,00 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara lama menderita dengan

kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Hasil penelitian ini searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Rwegerera et al,

Al Hayek AA et al, Yusra, Tyas, Correa K.,et al yang menyatakan tidak ada hubungan

antara lama menderita dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe 2.15,16,14,13,19

tetapi penelitian lain menemukan ada hubungan antara lama menderita dengan kualitas

hidup penderita diabetes melitus tipe 2 seperti penelitian V. B. Prajapati dan Ningtyas.18,21

Lama menderita diabetes melitus biasanya dikaitkan dengan komplikasi yang akan

dialami oleh penderita karena DM ini merupakan penyakit kronik dan bersifat sistemik,

dalam penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang siqnifikan kemungkinan karena

banyak penderita yang masih baru menderita DM dan bagi penderita yang sudah lama

kemungkinan sudah lebih menerima kondisi penyakitnya sehingga tidak terlalu

berpengaruh dengan kualitas hidupnya.

4.8. Kecemasan

Proporsi penderita diabetes melitus yang tidak mengalami kecemasan ada sebesar

90,3% jauh lebih besar daripada yang mengalami kecemasan yang hanya sebesar 9,7%.

Page 43: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Hasil analisis hubungan kecemasan dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus

diketahui bahwa ada sebanyak 72 (55,4%) diantara penderita yang tidak mengalami

kecemasan yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang mengalami

kecemasan tidak ada (0%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik

diperoleh nilai p = 0,000 artinya ada hubungan yang signifikan antara kecemasan dengan

kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Desni di RSUD Arifin

Ahmad Pekan Baru yang mengatakan ada hubungan kecemasan dengan kualitas hidup

pasien diabetes melitus.10

Pada penelitian yang dilakukan oleh Dos Santos dkk (2014) pada

996 penderita diabetes tipe 2 dan 2145 responden yang tidak menderita diabetes

memperlihatkan bahwa pada penderita diabetes prevalensi kecemasannya lebih tinggi

dibandingkan dengan responden penelitian yang tidak menderita diabetes mellitus, hal ini

berkaitan dengan memburuknya kualitas hidup penderita baik dari segi fisik, sosial,

psikologis serta hubungannya dengan lingkungan penderita berada.27

Penyakit DM dengan dapat mengakibatkan munculnya komplikasi lain selain

komplikasi fisik yaitu komplikasi psikologis yang berupa kecemasan. Kecemasan yang

terjadi disebabkan karena penyakitnya yang bersifat long life diseasses ataupun disebabkan

oleh komplikasi lain. Kecemasan juga biasanya berhubungan dengan lama menderita,

semakin lama menderita biasanya kecemasan meningkat apabila disertai penyakit lain.

4.9. Penyakit Penyerta

Proporsi penderita diabetes melitus yang tidak ada penyakit penyerta ada sebesar

78,5% lebih besar dibandingkan yang ada penyakit penyerta yaitu sebesar 21,5%. Hasil

analisis hubungan keberadaan penyakit penyerta dengan kualitas hidup penderita diabetes

melitus diketahui bahwa ada sebanyak 65 (57,5%) diantara yang tidak ada penyakit

penyerta yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang ada penyakit

penyerta ada hanya 7 (22,6%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik

diperoleh nilai p = 0,001 artinya ada hubungan yang signifikan antara keberadaan penyakit

penyerta dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus. Dari hasil analisis diperoleh

pula nilai OR=4,64 artinya penderita yang tidak ada penyakit penyerta memiliki peluang

4,64 kali memiliki kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan yang ada penyakit

penyerta.

Page 44: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rwegerera et al, Al

Hayek AA et al, Yusra, Tyas yang menyatakan ada hubungan penyakit penyerta dengan

kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe 2.15,16,14,13

Pasien diabetes lebih rentan terhadap makro atau mikroangiopati komplikasi,

seperti infark miokard, stroke, dan penyakit oklusi arterial perifer dari mereka tanpa DM

tipe 2. Literatur juga menyebutkan ada hubungan antara diabetes komplikasi

mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati, dan neuropati, dan penyakit kardiovaskular. 16

Yusra (2011) menyatakan bahwa komplikasi yang dialami pasien DM tipe II merupakan

salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas hidup. Komplikasi yang dialami

mengakibatkan keterbatasan baik dari segi fisik, psikologis bahkan sosial. Gangguan

fungsi dan perubahan tersebut akan berdampak terhadap kualitas hidup pasien DM tipe

II.14

Penyakit penyerta yang dialami penderita ini bertahan terus sampai ke analisis

multivariat dan menjadi variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kualitas

hidup penderita diabetes melitus tipe 2 setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, status

pendidikan, pekerjaan, keberadaan pasangan, kecemasan dan hipertensi.

4.10. Tekanan Darah

Proporsi penderita yang mengalami hipertensi lebih banyak (68,1%) dibandingkan

yang tidak hipertensi (31,9%). Hasil analisis hubungan tekanan darah dengan kualitas

hidup penderita diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 15 (32,6%) diantara

penderita tidak hipertensi yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara

yang hipertensi ada 57 (58,2%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik

diperoleh nilai p = 0,007 artinya ada hubungan yang signifikan antara tekanan darah

dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai

OR=0,35 artinya penderita yang tidak hipertensi menjadi faktor protektif untuki memiliki

kualitas hidup yang lebih baik dibandingkan yang hipertensi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rwegerera et al, dan BA Issa, O

Baiyewu (2006) yang menemukan ada hubungan tekanan darah dengan kualitas hidup

penderita diabetes melitus.15,23

Tekanan darah bisa sebagai gejala dan bisa juga sebagai komplikasi lain pada

penderita diabetes melitus.

Page 45: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

4.11. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Proporsi penderita diabetes melitus yang memiliki indeks massa tubuh dengan

kategori gemuk/obes lebih besar (56,9%) lebih banyak bila dibandingkan yang normal

(43,1%). Hasil analisis hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan kualitas hidup

penderita diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 29 (46,8%) diantara IMT normal

yang memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang IMT gemuk/obes ada 43

(52,4%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p =

0,614 artinya ada tidak hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan

kualitas hidup penderita diabetes melitus

Penelitian ini sejalan penelitian yang dilakukan oleh Rwegerera et al, V. B.

Prajapati, Correa K.,et al yang mengatakan tidak ada hubungan indeks massa tubuh dengan

kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe 2.15,18,19

Indeks massa tubuh seseorang biasanya sangat berkaitan dengan asupan makanan

dan aktifitas fisik orang tersebut. Pada penelitian ini lebih banyak responden perempuan,

lebih banyak yang tidak bekerja bisa diasumsikan aktifitas fisik dari penderita kurang

sehingga banyak yang gemuk/obes tetapi memiliki proporsi kualitas hidup yang baik lebih

besar, ini mungkin diakibatkan oleh rasa penerimaan diri yang cukup tentang penyakit dari

responden dan bisa mengatur hidup lebih baik.

4.12. Terapi yang dilakukan

Proporsi penderita yang mendapat/melakukan pengobatan (pil/hipoglikemik oral/

insulin) ada sebanyak 75,7% lebih banyak dari yang tidak mendapat/melakukan

pengobatan sebesar 24,3%. Hasil analisis hubungan terapi dengan kualitas hidup penderita

diabetes melitus diketahui bahwa ada sebanyak 58 (53,2%) diantara penderita yang

mendapat pengobatan memiliki kualitas hidup yang baik sedangkan diantara yang tidak

mendapat pengobatan ada 14 (40,0%) yang memiliki kualitas hidup yang baik. Hasil uji

statistik diperoleh nilai p = 0,244 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara terapi

dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tyas(2008) di

Kota Blitar yang mengatakan tidak ada hubungan antara terapi yang dilakukan dengan

kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe 2.13

Page 46: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Dalam penelitian ini masih terdapat 24,3% yang tidak melakukan terapi pengobatan

karena mereka masih banyak yang tidak terlalu peduli dengan kondisi diabetesnya

sehingga tidak melakukan pengontrolan kadar gula darahnya. Hal ini bisa berbahaya

karena bisa mengakibatkan kadar gula darah yang tidak terkontrol yang dapat

mempercepat terjadinya komplikasi atau penyakit penyerta lain dan juga dapat

menurunkan kualitas hidupnya.

Page 47: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kualitas hidup (QoL) penderita diabetes

melitus tipe 2 memiliki proporsi yang sama antara kualitas hidup yang baik dan kualitas

hidup yang kurang baik yaitu masing-masing 50%. Proporsi usia dewasa (25-65 tahun)

ditemukan lebih dari setengahnya, perempuan lebih banyak, pendidikan rendah lebih

banyak, yang memiliki pasangan lebih banyak, lama menderita ≤ 3 tahun lebih banyak,

tidak ada kecemasan lebih banyak, tidak ada penyakit penyerta lebih banyak, hipertensi

lebih banyak, IMT gemuk/obes lebih banyak dan yang mendapat pengobatan lebih banyak.

Setelah dilakukan analisis bivariat maka ditemukan tidak ada hubungan signifikan antara

umur, jenis kelamin, pekerjaan, lama menderita, indeks massa tubuh dan terapi yang

dilakukan dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus di Kota Bogor. Variabel yang

memiliki hubungan yang signiikan adalah pendidikan, keberadaan pasangan, kecemasan,

keberadaan penyakit penyerta, tekanan darah dengan kualitas hidup penderita diabetes

melitus tipe 2. Dari hasil akhir analisis multivariat ditemukan bahwa variabel

komorbid(keberadaan penyakit penyerta) merupakan variabel yang paling dominan

berhubungan dengan kualitas hidup penderita diabetes melitus di Kota Bogor setelah

dikontrol variabel jenis kelamin, status pendidikan, pekerjaan, keberadaan pasangan,

cemas dan hipertensi.

5.2. Saran

1. Kepada penderita diabetes melitus tipe 2

Diharapkan untuk selalu mengontrol kadar gula darah secara rutin dan melakukan

pemeriksaan medical check-up berkala untuk memantau kondisi kesehatan dan mencegah

terjadinya penyakit penyerta ataupun komplikasi lebih lanjut dari diabetes melitus untuk

menjaga kualitas hidup yang lebih baik.

2. Kepada Fasilitas Kesehatan, Dinas Kesehatan dan Kementerian Kesehatan

Memberikan informasi yang lebih melalui brosur, maupun penyuluhan langsung

kepada penderita diabetes melitus tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga

kualitas hidup yang lebih baik seperti melakukan kontrol kadar gula darah, tekanan darah,

menjaga kesehatan fisik dan psikis serta perlunya dukungan pasangan atau keluarga

terhadap penderita.

Page 48: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Membuat program atau kebijakan tentang perlunya skrining penyakit lain dari

penderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya penyakit penyerta atau komplikasi

dari penyakit diabetes melitus

3. Kepada Penelitian Kohor PTM

Perlunya melakukan penilaian kualitas hidup penderita diabetes melitus tipe 2

dengan melakukan follow up terhadap penderita.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih kepada Kepala Badan Litbang Kemenkes RI, Kapus Litbang Ukesmas,

PPI Puslitbang Ukesmas, Dinkes Kota Bogor, Pembina Risbinkes, Lurah se-kecamatan

Bogor Tengah, Tim sekretariat risbinkes dan masyarakat/penderita diabetes melitus yang

menjadi responden penelitian.

Page 49: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Daftar Kepustakaan

1. Kemenkes. Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 Di Dunia: Kemenkes

Tawarkan Solusi Cerdik Melalui Posbindu, Di publikasikan 8 September 2013.

http://www.depkes.go.id/article/print/2383/diabetes-melitus-penyebab-kematian-

nomor-6-di-dunia-kemenkes-tawarkan-solusi-cerdik-melalui-posbindu.html [13

Oktober 2017]

2. WHO, Global Report on Diabetes. 2016

http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/204871/9789241565257_eng.pdf;

3. Ibnusiena. Angka Penderita Diabetes di Indonesia Mencengangkan

https://indonesianyouth.org/ibnusie/angka-penderita-diabetes-di-indonesia-

mencengangkan/

4. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, Jakarta.

5. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, Jakarta.

6. Kemenkes RI Riskesdas Dalam Angka Provinsi Jawa Barat 2013. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

7. Joice M. Laoh, Debora Tampongangoy. Gambaran Kualitas Hidup Pasien Diabetes

Mellitus Di Poliklinik Endokrin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, JUIPERDO,

VOL 4, N0. 1 Maret 2015

https://media.neliti.com/media/publications/92587-ID-gambaran-kualitas-hidup-pasien-

diabetes.pdf

8. Yuli Wahyuni, Nursiswati, Anastasia Anna, Kualitas Hidup berdasarkan Karekteristik

Pasien Diabetes Melitus Tipe 2, Jurnal Keperawatan Universitas Padjadjaran Volume

2 Nomor 1 April 2014

9. Annies Alfie Azila. Gambaran Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poli

Interna RUD Dr. Soebandi Jember, Skripsi

http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/73523/092310101019--

Annies%20Alfie%20Azila-1-54.pdf?sequence=1 [13 Oktober 2017]

10. Desni Tri Utami, Darwin Karim, Agrina,( 2014) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Dengan Ulkus Diabetikum, JOM PSIK VOL.

1 NO. 2 OKTOBER 2014

11. Pradono J.,dkk Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular dan Tumbuh

Kembang Anak Tahun 2017. Pusat Penelitian dan Pengembangan Upaya Kesehatan

Masyarakat, Laporan Akhir Penelitian. 2017

Page 50: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

12. Ariawan I. Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan (Bahan ajar). Jurusan

Biostatistik dan Kependudukan, FKM UI. Depok. 1998

13. Tyas. Hubungan Perawatan Diri dan Persepsi Sakit dengan Kualitas Hidup Pasien

Diabetes Melitus Tipe 2 Dalam Konteks Asuhan Keperawatan di Kota Blitar, FIK UI,

Thesis. 2008

14. Yusra A. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pasien

Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat

Fatmawati Jakarta, FIK UI, Thesis 2011

15. Rwegerera. G.M, et al . Health-related quality of life and associated factors among

patients with diabetes mellitus in Botswana, Alexandria Journal of Medicine 54 ; 111–

118. . https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S209050681730091X

16. Al Hayek A.A, et al Factors Associated with Health-Related Quality of Life among

Saudi Patients with Type 2 Diabetes Mellitus: A Cross-Sectional Survey, Diabetes & Metabolism Journal, 38; 220-229.

https://pdfs.semanticscholar.org/8313/04e3caffe08af2da6e187dee4fd99e1a0c3e.pdf

17. Rapkin, B. D., & Schwartz, C. E. Toward a theoretical model of quality of life

appraisal: Implications of findings fromstudies of response shift. Health and Quality of

Life Outcomes, 2(1), 14.

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC408464/pdf/1477-7525-2-14.pdf

18. V. B. Prajapati, R. Blake, L. D. Acharya, S. Seshadri Assessment of quality of life in

type II diabetic patients using the modified diabetes quality of life (MDQoL)-17

questionnaire. Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences, 53(4):e17144

http://www.scielo.br/pdf/bjps/v53n4/1984-8250-bjps-53-04-e17144.pdf

19. Correa K., et al Quality of life and characteristics of diabetic patients Ciência & Saúde

Coletiva, 22(3):921-930.

http://www.scielo.br/pdf/csc/v22n3/en_1413-8123-csc-22-03-0921.pdf

20. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, Jakarta. (Laporan Nasional)

21. Ningtyas D.W. Analisis Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe II di RSUD

Bangil Kabupaten Pasuruan, Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013, FKM

Universitas Jember

22. Timar et al., Factors influencing the quality of life perception in patients with type 2

diabetes mellitus, Dove Press Journal

23. BA Issa, O Baiyewu Quality of Life of Patients with Diabetes Mellitus in a Nigerian

Teaching Hospital , Hong Kong J Psychiatry 2006;16:27-33

Page 51: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

24. Wandell Per E.., Quality of Life of Patiens With Diabetes Mellitus An Overview of

Research In Primary Health Care In The Nordic Countries, Scandinavian Journal of

Primary Health Care

25. Malamtiga, R. D., Kandou, G. D., & Asrifuddin, A. (2017). Hubungan antara diabetes

mellitus dan tingkat pendidikan dengan kualitas hidup pada lansia di Kelurahan Kinilow

Kecamatan Tomohon Utara. Media Kesehatan, 9(3).

https://ejournalhealth.com/index.php/medkes/article/viewFile/304/296

[20 Desember 2018]

26. Herdianti, H. (2017). Determinan kualitas hidup penderita dm tipe 2 di rsud

ajjappange. Jurnal Endurance, 2(1), 74-80.

http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/endurance/article/viewFile/1662/567 [20

Desember 2018]

27. Dos Santos, M. A. B., Ceretta, L. B., Réus, G. Z., Abelaira, H. M., Jornada, L. K.,

Schwalm, M. T., ... & Quevedo, J. (2014). Anxiety disorders are associated with quality of

life impairment in patients with insulin-dependent type 2 diabetes: a case-control

study. Revista Brasileira de Psiquiatria, 36(4), 298-304.

http://www.scielo.br/pdf/rbp/v36n4/1516-4446-rbp-1516-4446-2013-1230.pdf

[20 Desember 2018]

28. Didarloo, A., & Alizadeh, M. (2016). Health-related quality of life and its determinants

among women with diabetes mellitus: A cross-sectional analysis. Nursing and midwifery

studies, 5(1). https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4915209/pdf/nms-05-01-

28937.pdf [20 Desember 2018]

29. Faridah, I. N., & Dewintasari, V. (2016). Hubungan Usia dan Penyakit Penyerta

terhadap Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Kotagede 1

Yogyakarta. Prosiding Rakernas dan Pertemuan ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker

Indonesia 2016. http://ikatanapotekerindonesia.net/uploads/rakernasdocs/prosiding/PFK-

5.pdf [20 Desember 2018]

Page 52: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

J. Lampiran (Persetujuan Etik, Ijin Penelitian, Kuesioner)

Page 53: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Kementerian Kesehatan R.I Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Jalan Percetakan Negara 29. Jakarta 10560 STUDI DETERMINAN KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS

TIPE -2 DI KOTA BOGOR TAHUN 2018

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

melakukan Studi Determinan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Tipe -2 Di Kota

Bogor Tahun 2018

Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui determinan kualitas hidup penderita DM tipe-2 di Kota

Bogor Tahun 2018

Desain studi ini adalah potong lintang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penderita

diabetes mellitus tipe 2 hasil dari studi kohor PTM mulai dari tahun 2011 sampai dengan tahun

2018 di Kota Bogor dengan pemilihan sampel menggunakan teknik pengambilan sampel acak

sistematis. Periode pengumpulan data dimulai bulan Mei – Oktober 2018.

Tahapan penelitian adalah persiapan, pelatihan, sosialisasi, pengumpulan data, analisis

data, dan laporan akhir. Metode pengumpulan data terdiri pengumpulan data kuantitatif dengan

menggunakan kuesioner. Kami akan melakukan wawancara yang membutuhkan waktu sekitar 40

menit per responden. Untuk mengganti waktu yang hilang dalam rangka pengumpulan data

kuantitatif maka setiap responden akan diberikan kompensasi sebesar Rp 40.000,- (Empat puluh

ribu rupah).

Semua data yang diperoleh dari hasil wawancara akan dijaga kerahasiaannya serta

disimpan di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Jakarta

dan hanya digunakan untuk pengembangan kebijakan nasional.

Apabila Bapak/Ibu/Sdr/Sdri memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai studi ini, dapat

menghubungi:

drg. Agus Suprapto, M.Kes

Kepala Puslitbang Upaya Kesehatan

Masyarakat

Jalan Percetakan Negara 29, Jakarta

Pusat 10560

Telpon (021) 4261088 ext 421,

Fax (021) 42872392

Hp 08123195472

Nikson Sitorus, SKM, M.Epid

Ketua Pelaksana Penelitian

Jalan Percetakan Negara 29, Jakarta Pusat

10560

Telpon (021) 4261088 ext 146,

Fax (021) 4209866

Hp. 081315317892

E-mail : [email protected]

Page 54: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT untuk Pengambilan Data Kuantitatif)

Saya bertanda tangan di bawah ini:

Nama Responden :

Usia :

Jabatan dan Nama Faskes :

Alamat Faskes :

Saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai hal yang berkaitan

dengan Studi Determinan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Tipe -2 Di Kota Bogor

Tahun 2018 yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian

Kesehatan R.I. Saya memutuskan setuju/tidak setuju* untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian

ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila saya inginkan, maka saya dapat mengundurkan diri

sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Saksi Yang menyatakan

Responden Faskes

(........................................) (........................................)

Nama dan tandatangan Nama dan tanda tangan

*) Coret yang tidak perlu

------------------------------------------------------gunting disini----------------------------------------------------

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT untuk Pengambilan Data Kuantitatif)

Saya bertanda tangan di bawah ini:

Page 55: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

Nama Responden :

Usia :

Jabatan dan Nama Faskes :

Alamat Faskes :

Saya telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai hal yang berkaitan

dengan Studi Determinan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Tipe -2 Di Kota Bogor

Tahun 2018 yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian

Kesehatan R.I. Saya memutuskan setuju/tidak setuju* untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian

ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila saya inginkan, maka saya dapat mengundurkan diri

sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Saksi Yang menyatakan

Responden Faskes

(........................................) (........................................)

Nama dan tandatangan Nama dan tanda tangan *) Coret yang tidak perlu

Page 56: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

KUALITAS HIDUP PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE-2 DI KOTA BOGOR TAHUN 2018

I. PENGENALAN TEMPAT

1 Desa/Kelurahan :

2 RT / RW :

II. KETERANGAN PENGUMPUL DATA

1 Nama PengumpulData:

3 Tandatangan Pengumpul Data

2 Tanggal Pengumpulan Data: (tgl-bln-thn) --

III. Data Sosiodemografi

1 Nama

2 Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan

3 Status kawin 1. Belum kawin 2. Kawin 3. Cerai Hidup 4. Janda/duda

4 Umur

5 Status Pendidikan 1. Tidak/belum pernah sekolah

2. Tidak tamat SD/MI 3. Tamat SD/MI 4. TamatSLTP/MTS

5. Tamat SLTA/MA 6. Tamat D1/D2/D3

7. Tamat PT

6 Status Pekerjaan Utama

1. PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD 2.Pegawai swasta

3. Wiraswasta 4. Petani

5. Nelayan 6. Buruh

7. Lainnya 8. Tidak kerja

7 Lama Menderita : ......................... Tahun

8 Penyakit lain yang dialami berdasarkan diagnosa dokter ( Tulis : 1 bila ya ; 2 bila tidak untuk masing-masing pilihan)

1. Retinopati (katarak,glaukoma)

2.Nefropati (gagal ginjal)

3. Neuropati (kesemutan, rasa terbakar atau mati rasa pada kaki

4. Penyakit Jantung

5. Gangguan neurologi (stroke)

6. Lainnya(.............)

12. Tidak ada

9.a Pengobatan DM yang dilakukan

1. Tidak mendapat obat diabet/Tidak berobat

2.Pil/Obat hipoglikemik oral

3. Suntikan insulin 4. Lainnya.....

9.b Apabila jawaban 9.a adalah 2 dan 3, bagaimana dilakukan

1. Rutin, sesuai dengan petunjuk dokter

2. Rutin, tidak berdasarkan petunjuk doktek

3. Kadang-kadang/tidak rutin

10 Tempat Melakukan kontrol Gula darah

1. Posbindu PTM 2.Puskesmas 3.Rumah sakit/Klinik 4. Lainnya....

11 Sumber biaya pengobatan DM

1. JKN/KIS/BPJS 2. Asuransi Swasta 3.Pribadi 4. Tidak berlaku

12 Berat Badan : .............................Kg

RAHASIA

Page 57: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

13 Tinggi Badan : ............................. cm

14 Tekanan Darah : Sistole : ..........mm/hg Diastole : ........mm/hg

15

No Telepon/HP Pribadi: -

IV. Kualitas Hidup Pertanyaan No. 1 – 30 adalah pertanyaan tentang Kualitas Hidup Penderita DM

No Pertanyaan tentang Kepuasan. Dalam 1 minggu terakhir Seberapa puas Bapak/Ibu/Saudara/i dengan .....

Sangat tidak memuaskan

Tidak memuaskan

Biasa-biasa saja

Memuaskan

Sangat Memuaskan

1 Lamanya waktu yang digunakan untuk kontrol/berobat ?

1 2 3 4 5

2 Pengobatan diabetes yang ada ? 1 2 3 4 5

3 Diet DM yang Anda lakukan ? 1 2 3 4 5

4 Beban diabetes Anda di dalam keluarga ? 1 2 3 4 5

5 Pengetahuan yang anda miliki tentang diabetes? 1 2 3 4 5

6 Tidur anda? 1 2 3 4 5

7 Hubungan sosial dan persahabatan anda? 1 2 3 4 5

8 Kehidupan Seksual anda? 1 2 3 4 5

9 Aktifitas anda (pekerjaan, dan rumah tangga anda)?

1 2 3 4 5

10 Penampilan tubuh anda? 1 2 3 4 5

11 Waktu yang anda gunakan untuk olah raga? 1 2 3 4 5

12 Waktu santai/senggang anda? 1 2 3 4 5

13 Hidup anda? 1 2 3 4 5

Pertanyaan berikut tentang seberapa sering bapak/ibu/saudara/i mengalami hal-hal berikut dalam 1 minggu

No Seberapa sering bapak/ibu/saudara/i ......... Setiap saat

Sangat Sering

Dalam jumlah sedang

Sedikit

Tidak sama sekali

14 Merasa sakit (nyeri) sehubungan dengan diabetes? 1 2 3 4 5

15 Dipermalukan di depan umum karena diabetes? 1 2 3 4 5

16 Mengalami gula darah rendah? 1 2 3 4 5

17 Tidak bisa tidur di malam hari? 1 2 3 4 5

18 Hubungan sosial dan persahabatan anda dibatasi karena diabetes?

1 2 3 4 5

19 Merasa diri baik? 1 2 3 4 5

20 Merasa dibatasi oleh diet anda? 1 2 3 4 5

Page 58: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

21 Merasa dicegah melakukan olah raga karena diabetes?

1 2 3 4 5

22 Meninggalkan aktifitas (pekerjaan atau tugas-tugas rumah tangga) karena diabetes?

1 2 3 4 5

23 Merasa terganggu aktivitas santai anda karena diabetes?

1 2 3 4 5

24 Menceritakan diabetes anda pada orang lain 1 2 3 4 5

25 Merasa pergi ke kamar mandi lebih sering dibandingkan orang lain karena diabetes?

1 2 3 4 5

26 Merasa takut apakah akan kehilangan pekerjaan? 1 2 3 4 5

27 Merasa takut apakah dapat melakukan liburan atau perjalanan?

1 2 3 4 5

28 Merasa takut apakah akan meninggal dunia? 1 2 3 4 5

29 Merasa takut tubuh terlihat berbeda karena diabetes?

1 2 3 4 5

30 Merasa takut mengalami komplikasi karena diabetes?

1 2 3 4 5

V. GANGGUAN CEMAS Pertanyaan No. 1 – 23 adalah pertanyaan tentang gangguan cemas yang dialami penderita DMSelama 6 bulan terakhir:

1 Apakah [NAMA] khawatir berlebihan atau cemas perihal 2 atau lebih masalah hidup sehari-hari yang lebih daripada orang lain? Atau apakah orang mengatakan bahwa [Nama] khawatir berlebihan? Apakah kekhawatiran ini muncul hampir setiap hari?

1. Ya 2. Tidak

2 Merasa denyut jantung tak teratur, cepat atau berdebar keras? 1. Ya 2. Tidak 3 Berkeringat? 1. Ya 2. Tidak 4 Gemetar atau bergetar? 1. Ya 2. Tidak 5 Merasa mulut kering? 1. Ya 2. Tidak 6 Mengalami kesulitan bernafas? 1. Ya 2. Tidak 7 Merasa tercekik? 1. Ya 2. Tidak 8 Merasa nyeri, tertekan atau tidak enak di dada? 1. Ya 2. Tidak 9 Mengalami mual atau gangguan perut? 1. Ya 2. Tidak

10 Kepala pusing, sempoyongan, melayang atau pingsan? 1. Ya 2. Tidak 11 Merasa asing dengan sekeliling [Nama] atau dengan bagian tubuh[NAMA]? 1. Ya 2. Tidak 12 Takut bahwa[NAMA]akan menjadi gila, kehilangan kendali atau pingsan? 1. Ya 2. Tidak 13 Takut bahwa[NAMA]akan mati? 1. Ya 2. Tidak 14 Mengalami rasa panas atau dingin yang menjalar di wajah, leher dan dada? 1. Ya 2. Tidak 15 Merasa kesemutan atau baal pada bagian-bagian tubuh[NAMA]? 1. Ya 2. Tidak 16 Merasa sakit, nyeri atau tegang otot? 1. Ya 2. Tidak 17 Merasa gelisah, tidak bisa santai? 1. Ya 2. Tidak 18 Merasa pikiran tegang? 1. Ya 2. Tidak

Page 59: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta

19 Merasa sulit menelan, atau kerongkongan tersumbat? 1. Ya 2. Tidak 20 Mudah kaget/terkejut? 1. Ya 2. Tidak 21 Sulit berkonsentrasi, atau merasa pikiran kosong? 1. Ya 2. Tidak 22 Merasa mudah tersinggung? 1. Ya 2. Tidak 23 Sulit tidur karena kekhawatiran? 1. Ya 2. Tidak

CATATAN PEWAWANCARA

Page 60: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta
Page 61: LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISBINKES DETERMINAN … · penyerta yang ada pada penderita diabetes melitus ini diantaranya katarak/glaukoma : 12 ... mencegah terjadinya penyakit penyerta