laporan akhir penelitian disertasi doktor · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian...

77
i Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan Kode/Nama Bidang Ilmu: 151/ Ilmu Tanah LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR PEMETAAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH UNTUK KELESTARIAN SUBAK DALAM MENUNJANG PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DI KOTA DENPASAR Tahun ke 1 dari Rencana 1 tahun OLEH : Ir. Ni Made Trigunasih, MP. NIDN. 0004125905 Dibiayai oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Nomor: 101/UN.2/PNL.01.03.00/2015, Tanggal 3 Maret 2015 UNIVERSITAS UDAYANA OKTOBER, 2015

Upload: docong

Post on 06-Aug-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

i

Bidang Unggulan : Ketahanan Pangan

Kode/Nama Bidang Ilmu: 151/ Ilmu Tanah

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN DISERTASI DOKTOR

PEMETAAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH UNTUK

KELESTARIAN SUBAK DALAM MENUNJANG PERTANIAN

PANGAN BERKELANJUTAN

DI KOTA DENPASAR

Tahun ke 1 dari Rencana 1 tahun

OLEH :

Ir. Ni Made Trigunasih, MP.

NIDN. 0004125905

Dibiayai oleh:

Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian

Nomor: 101/UN.2/PNL.01.03.00/2015, Tanggal 3 Maret 2015

UNIVERSITAS UDAYANA

OKTOBER, 2015

Page 2: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

ii

. HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN DISERTASI DOKTOR

Judul : Pemetaan Alih Fungsi Lahan Sawah untuk Kelestarian

subak dalam Menunjang Pertanian Pangan

Berkelanjutan di Kota Denpasar

Peneliti/Pelaksana

Nama Lengkap : Ir. Ni Made Trigunasih, MP.

NIDN : 0004125905

Jabatan Fungsional : Lektor Kepala

Program Studi : Agroekoteknologi

Nomor HP : 081933118689

Alamat surel/e-mail : [email protected]

NIM : 1190471010

PT Penyelenggara : Universitas Udayana

Tahun Pelaksanaan : Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Biaya Yang Disetujui : Rp 34.000.000,00 (Tiga puluh empat juta rupiah)

.

Denpasar, 30 Juni 2015

Peneliti,

.

.

.

.

Ir. Ni Made Trigunasih, MP.

NIP/NIK : 19591204 198601

Page 3: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

iii

PEMETAAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH UNTUK

KELESTARIAN SUBAK DALAM MENUNJANG PERTANIAN

PANGAN BERKELANJUTAN DI KOTA DENPASAR

Ni Made Trigunasih 1)

1)

Mahasiswa Program Doktor Ilmu Pertanian, Program Pascasarjana Universitas Udayana

Denpasar-Bali,

Telp. : 081933118689, Email : [email protected]

Program Doktor Ilmu Pertanian Pascasarjana, Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman Denpasar, 80232

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memetakan alih fungsi lahan sawah, dan mengetahui

kesesuaian lahan serta menata kembali penggunaan lahan sesuai fungsi sesuai dengan tata ruang

yang berlaku dalam pelestarian sumberdaya lahan.

Metode yang digunakan adalah survei lapang, kepustakaan, inventarisasi data dan peta

sumberdaya lahan Kota Denpasar. Analisis spasial terhadap data pemetaan digital dengan

menggunakan program perangkat lunak ArcGIS. Parameter yang ditetapkan untuk kelestarian

sumberdaya lahan. Data yang digunakan untuk pemetaan alih fungsi lahan sawah di Kota Denpasar

adalah foto udara tahun 2000 (Bakosurtanal 2000), citra Landsat 2003, peta tahun 2008 citra

ALOS/AVNIR-2 dan citra Landsat.

Berdasarkan hasil interpretasi foto udara, citra Landsat, citra satlit ALOS/AVNIR-2, dan

citra Landsat diperoleh data jumlah lahan sawah dari tahun 2000-2014 yaitu tahun 2000, 2003,

2008 dan 2014 berturut-turut seluas 5310,45 ha ; 4601,43 ha ; 3784,64 ha dan 2506 ha. Perubahan

penggunaan lahan sawah dari tahun 2000-2014 sebesar 2804,45 ha atau rata-rata per tahun terjadi

peningkatan pengurangan luas sawah di Kota Denpasar sebesar 200,32 ha. Oleh karena itu, lahan sawah di Kota Denpasar perlu dilindungi berdasarkan kesesuaian lahan sumber irigasi dan

kesesuian lokasi sawah dengan RTRW serta produktivitas lahan. Dari hasil karakteristik/kualitas

lahan sawah di Kota Denpasar, didapatkan kesesuaian lahan potensial tanaman padi sebagian besar

sangat sesuai (S1) 60 % dan 40 % termasuk S2r3 (cukup sesuai) dengan faktor pembatas salinitas

dan kedalaman efektif.

Simpulan bahwa, rata-rata pertahun perubahan penggunaan lahan sawah di Kota Denpasar

dari tahun 2000 sampai 2014 sebesar 200,32 ha. Berdasarkan kesesuaian lahan untuk padi sawah

tergolong sangat sesuai (S1) 60 % dan 40 % cukup sesuai (S2r3, S2b) Penulis mengucapkan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dari awal penelitian sampai selesai.

Kata Kunci : Alih fungsi lahan, kesesuaian lahan, Kota Denpasar.

Page 4: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

iv

LAND TRANSFER FUNCTION MAPPING FOR SUSTAINABILITY SUBAK RICE FIELD IN

SUPPORTING SUSTAINABLE AGRICULTURE FOOD IN DENPASAR Ni Made Trigunasih

1)

1) Student Doctoral Program of Agricultural Sciences, Graduate University of Udayana Bali,

Telp . : 081933118689 , Email : [email protected]

Agricultural Sciences Graduate Program , University of Udayana , Jl . PB Sudirman Denpasar ,

80232

Abstract

This study aims to map the conversion of paddy fields, and determine the suitability of land and

re-arrange the appropriate land use spatial functions in accordance with applicable in the

preservation of land resources. The method used is the field survey, literature, inventory data and land resource map of

Denpasar. Spatial analysis of the digital mapping data using ArcGIS software program. Parameters

set for the preservation of land resources. The data used for mapping wetland conversion in Denpasar

is an aerial photograph of 2000.

Based on the interpretation of aerial photographs, Landsat, ALOS satlit image / AVNIR-2, and a

Landsat image data obtained wetland number of years 2000-2014, namely 2000, 2003, 2008 and 2014

respectively covering an area of 5310.45 ha; 4601.43 ha; 3784.64 ha and 2506 ha. Wet land use

change from year 2000-2014 amounted to 2804.45 ha, or an average annual increase in rice area

reduction in Denpasar amounted to 200.32 ha. Therefore, paddy fields in Denpasar need to be

protected based on land suitability source of irrigation and rice with the Spatial location suitability

and land productivity. From the results of the characteristics / quality of the rice fields in Denpasar,

potential land suitability obtained rice plants mostly very suitable (S1) 60% and 40% including S2r3

(quite appropriate) by a factor limiting salinity and depth of effective.

The resume that the average annual change in the use of wetland in Denpasar from 2000 to 2014

amounted to 200.32 ha. Based on the suitability of land for paddy rice is classified as very appropriate

(S1) 60% and 40% quite fit (S2r3, S2b) The author would like to thank all those who have helped the

author of the initial study to completion.

Keywords: Transfer of land use, land suitability of paddy field, Denpasar City

Page 5: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

v

RINGKASAN

Ketahanan pangan nasional maupun lokal terus menurun akibat pesatnya laju

pertumbuhan penduduk yang masih tinggi (periode 2000 -2010 yaitu 1,49 %/tahun),

jumlah penduduk miskin dan rawan pangan masih relatif tinggi yaitu 12,4 % dari

total penduduk. Ketahanan pangan terganggu akibat adanya alih fungsi lahan

pertanian ke non pertanian, baik dalam skala nasional (110.000 ha/tahun) maupun

daerah seperti di Bali (800 ha/tahun). Untuk mengendalikan alih fungsi lahan

diperlukan peraturan Daerah (Perda) tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (PLPPB) yang diamanahkan dalam Undang-Undang 41 tahun 2009.

Di Bali semua kabupaten/kota belum memiliki perda tentang PLPPB.

Adapun tujuan dari penelitian ini untuk (1) Memetakan alih fungsi lahan

sawah untuk kelestarian (2) Mengetahui kesesuaian lahan (3) Menata kembali

penggunaan lahan sesuai fungsi sesuai dengan tata ruang yang berlaku, (4)

Menentukan bobot dan skor masing-masing parameter sesuai dengan perannya

terhadap pelestarian sumberdaya lahan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: survei lapang,

kepustakaan, inventarisasi data dan peta sumberdaya lahan (SDL) Kota Denpasar,

analisis data dan pemetaan digital dengan perangkat lunak ArcGIS. Parameter yang

ditetapkan dalam pertanian pangan berkelanjutan adalah (1) Kesesuaian lokasi sawah

dengan RTRW, (2) sumber air irigasi, (3) Kesesuaian lokasi Agroekosistem padi

sawah, dan (4) Produktivitas lahan dan (5) pemetaan alih fungsi lahan sawah di Kota

Denpasar.

Berdasarkan hasil analisis data citra Landsat 8 di Kota Denpasar adalah

penjajagan ke lapangan, melakukan kompilasi peta kelas lereng, peta penggunaan

lahan, peta jenis tanah kemudian pembuatan peta unit lahan. Disamping itu juga

sudah dilakukan kegiatan survei dan mengambil sampel contoh tanah ke lapangan.

Setelah didapatkan hasil contoh tanah lapang, maka dilakukan analisis tanah di

laboratoratorium. Harapan selanjutnya penelitian ini dapat berkelanjutan, sehingga

Prodi Ilmu Pertanian sebagai pusat informasi peta-peta digital tematik sumberdaya

fisik/lahan/wilayah berbasis Web-GIS untuk membantu permasalahan daerah. Hasil

penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar dan penuntun praktikum

pembuatan peta PLPPB yang berkualitas.

Page 6: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

vi

PRAKATA

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan

Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Mahakuesa, karena atas asung wara

nugraha- Nya, laporan Hibah Doktor dengan judul "Pemetaan Alih Fungsi Lahan

Sawah Untuk Kelestarian Subak dalam Menunjang Pertanian Pangan Berkelanjutan

di Kota Denpasar" sehingga pelaksanaan kegiatan penelitian dapat dilaksanakan dan

diselesaikan tepat pada waktunya. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Denpasar

dengan beberapa kegiatan yaitu mengadakan pertemuan dengan surveyor untuk

membahas pengambilan sampel tanah ke seluruh wilayah sawah yang ada di Kota

Denpasar. Contoh tanah yang didapatkan di lapangan, kemudian dianalisis di

Laboratorium sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kegiatan selanjutnya akan

dilaksanakan penetapan pertanian pangan berkelanjutan di Kota Denpasar.

Laporan akhir penelitian ini merupakan salah satu syarat penyelesaian

pembuatan laporan akhir hibah doktor, dan laporan ini disusun berdasarkan

sistimatika dari Simlitabnas Dikti. Oleh sebab itu laporan akhir penelitian hibah ini

dapat diselesaikan sesuai dengan kontrak perjanjian..

Dalam pelaksanaan penelitian ini dan penulisan laporan akhir penelitian ini,

banyak pihak yang telah membantu penulis terutama pekaseh, dan kerama subak di

empat lokasi kecamatan Kota Denpasar. Ucapan terima kasih penulis sampaikan

kepada :

1. Rektor dan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Universitas Udayana atas persetujuan dan pengarahan dalam penelitian ini.

2. Direktur Pascasarjana dan Ketua Program Studi Doktor Ilmu Pertanian

Universitas Udayana atas persetujuan dan dan bantuannya dalam pembuatan

laporan akhir ini.

3. Pemerintah Kota Denpasar khususnya Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura, Dinas Tata Kota dan Dinas Pekerjaan Umun dan Bappeda Kota

Denpasar atas bantuan data dan informasi yang diberikan dalam pelaksanaan

yang berkaitan dengan penelitian ini.

Page 7: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

vii

4. Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih kepada

Promotor dan Co Promotor atas bimbingannya dan saran-sarannya selama

dalam proses pembuatan laporan akhir ini.

5. Semua pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu, atas bantuan

dalam survei, dan pembuatan peta satuan lahan homogen dalam menentukan

pengambilan titik sampel contoh tanah di lapangan.

Akhirnya semoga hasil laporan ini ada manfaatnya terutama dalam pemetaan

alih fungsi lahan sawah dalam rangka menekan alih fungsi lahan pertanian di Kota

Denpasar dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan. Kritik dan saran yang

sifatnya membangun, penulis harapkan untuk penempurnaan laporan ini.

Denpasar, 15 September 2015

Penulis,

Ni Made Trigunasih

Page 8: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

viii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................

RINGKASAN .................................................................................................

ii

iii

PRAKATA...................................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

vi

vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

viii

ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... ................... 4

2.1 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

(PLP2B) ...................................................................................................... ...................

4

2.2 Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kota Denpasar.................... 5

2.3

Kesesuaian Lahan Lokasi Penelitian ........................................................... ................... 6

2.4 Kriteria Kawasan Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan.... 9

BAB III

BAB IV

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN .............................

METODE PENELITIAN .......................................................................

12

13

4.1

4.2

Rancangan Penelitian............................................................

Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... ...................

13

13

4.3 Penentuan Sumber Data ............................................................................ ................... 14

4.4 Variabel Penelitian .................................................................................... ................... 15

4.5 Bahan Penelitian ........................................................................................ ................... 16

4.6 Instrumen Penelitian ................................................................................. ................... 16

4.7 Prosedur Penelitian .................................................................................. ................... 16

BAB V

BAB VI

BAB VII

HASIL DAN

PEMBAHASAN...........................................................................

..........

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ..................................

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................

22

24

25

DAFTAR PUSTAKA 26

LAMPIRAN-LAMPIRAN 28

Page 9: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

ix

DAFTAR TABEL

No Judul

2.1 Luas Sawah/Subak di Kabupaten/kota Provinsi Bali Tahun 2006, 1996-

2008........................................................................................................... .....

2.2 Kriteria Pembobotan dan Penskoran masing-masing Parameter untuk

Klasifikasi Subak ........................................ .................................................

3.1 Hubungan Variabel dengan Sumber Data (Data Primer, Data Sekunder .....

dan Analisis Data)...........................................................................................

3.2 Kriteria Pembobotan dan Penskoran masing-masing Parameter untuk

Klasifikasi Lahan Pertanian pada Kota Denpasar.... ....................

hal.

6

11

15

19

Page 10: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

x

DAFTAR GAMBAR

Judul

2.1 Luas Sawah/Subak Tahun 2006, 1996-2008 di Provinsi Bali

(dalam Subadiyasa dkk., 2010).....................................................................

4.1 Peta Lokasi Penelitian......................................................................................

4.2 Diagram Alir Penelitian Tahap I – IV............................................................

Hal

6

15

21

Page 11: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. Catatan Harian (Log Book) dan rincian dana 70 %....................................

2. Rekapitulasi hasil survei lapang lahan sawah Di Kota Denpasar................

3. Daftar foto-foto Penelitian............................................................................

Hal

30

31

32

Page 12: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

1

BAB I

PENDAHULUAN

Ketahanan pangan nasional maupun lokal terus menurun akibat pesatnya laju

pertumbuhan penduduk yang masih tinggi (periode 2000 -2010 yaitu 1,49 %/tahun),

jumlah penduduk miskin dan rawan pangan masih relatif tinggi yaitu 12,4 % dari

total penduduk. Disamping itu permasalahan yang dihadapi dalam pangan nasional

saat ini adalah degradasi kesuburan tanah, adanya impor beras, kompetisi

pemanfaatan air semakin meningkat dan infrastruktur pertanian/pedesaan masih

kurang memadai (jaringan irigasi banyak yang rusak), serta maraknya fenomena

konversi lahan pertanian saat ini (Fahar, 2012).

Pada tahun yang sama Provinsi Bali sudah mengalami defisit pangan, akibat

pesatnya alih fungsi lahan sawah/subak mencapai 800 ha /tahun (Subadiyasa et al.,

2010). Persediaan pangan 132.009 ton beras, sementara kebutuhan pangan 572.040

ton beras untuk penduduk 3.891.428 jiwa (BPS, Prov. Bali, 2010). Defisit pangan

akan terus meningkat sejalan dengan laju konversi lahan sawah dan peningkatan

jumlah penduduk. Akibatnya berdampak pada kehilangan subak di Bali yang tidak

dapat dilindungi.

Perda Provinsi Bali No 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW), selama ini belum mampu mengendalikan alih fungsi lahan

dengan berbagai permasalahannya, dan belum cukup untuk melindungi lahan sawah

sebagai produksi pangan. Dalam pasal 60 ayat (3) butir f sudah dituangkan yaitu

hanya pencegahan dan pembatasan alih fungsi lahan sawah beririgasi. Untuk

mencegah perubahan penggunaan lahan/alih fungsi lahan sawah diperlukan

peraturan perundang-undangan yang lebih mengikat agar tidak kehilangan sistem

subak di Bali. Permasalahan yang menghambat pencapaian ketahanan pangan dan

mendekatkan masyarakat dari keadaan rawan pangan adalah konversi lahan

pertanian menjadi bukan pertanian. Kondisi seperti ini terjadi pada wilayah Kota

Denpasar.

Page 13: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

2

Kota Denpasar merupakan salah satu wilayah dengan tingkat konversi lahan

pertanian yang tinggi, apalagi Kota Denpasar merupakan pusat ibu kota Provinsi Bali,

yang tentunya menjadi pusat kegiatan perekonomian di Bali. Selain itu Barus et al.

mengindikasikan bahwa dinamika perubahan lahan banyak dipengaruhi oleh

kebijakan BPN dalam perijinan pengusahaan lahan. Dengan demikian data penurunan

luasan lahan sawah merupakan salah satu data penting dalam perencanaan bidang

pertanian. Konversi aktual lahan sawah perlu ditelaah dalam kerangka Undang-

undang No. 41/2009 yang merujuk pada perlindungan lahan pangan berkelanjutan.

Berdasarkan BPS Provinsi Bali (2012), luas wilayah Kota Denpasar yaitu

127,78 km2 (12.778 ha) atau 2,18 % dari luas wilayah Provinsi Bali. BPS Kota

Denpasar (2010) melaporkan, penggunaan lahan untuk sawah 2.768 ha, selanjutnya

luas sawah tahun 2011 sebesar 2.597 ha, ini berarti terjadi pengurangan luas lahan

sawah sebesar 181 ha/tahun (BPS Bali, 2012). Di Kota Denpasar lahan sawah yang

ada sebagian sistem irigasinya sudah rusak, karena Land Consolidation (LC).

Rusaknya jaringan irigasi khususnya di wilayah pemukiman dan juga diakibatkan

oleh pemanfaatan sumber air untuk sektor bukan pertanian (kemasan), PDAM,

sehingga ketersediaan air pengairan untuk sawah semakin berkurang. Pengembangan

pertanian tanaman pangan di Kota Denpasar mengalami gangguan dengan adanya

kemajuan pembangunan di sektor pariwisata, industri, perdagangan, dan sektor lain di

luar pertanian.

Indayati (2007) menyatakan, subak sebagai aktivitas pertanian yang

memiliki kelembagaan adat yang dijiwai oleh filosofi Tri Hita Karana, meliputi

palemahan (wilayah subak), pawongan (petani) dan parahiyangan (relegi/Pura

Bedugul). Ketiga konsep yang terkandung dalam pengelolaan subak memberi

makna bahwa anggota subak harus menyelaraskan hubungannya dengan Sang

Pencipta (adanya pura-pura dan upacara keagamaan), dengan sesama manusia

(aktivitas anggota subak), dan dengan lingkungannya (lahan pertanian). Oleh karena

itu subak sebagai “Warisan Budaya Dunia” tidak hanya bentang persawahannya saja,

melainkan kawasan yang luas merupakan satu kesatuan, meliputi danau/sumber air,

desa-desa, subak, dan pura-pura di dalamnya (Suastika, 2013).

Page 14: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

3

Posisi subak saat ini semakin terdesak keberadaannya dengan meningkatnya

kegiatan konversi lahan sawah. Adanya alih fungsi lahan sawah menyebabkan akan

hilangnya palemahan yang berdampak kepada hilangnya pawongan dan akhirnya

parahiyangan tidak diperhatikan oleh masyarakat subak. Pada 29 Juni 2012 subak

ditetapkanan sebagai “ Warisan Budaya Dunia” patut dilindungi seperti budayanya,

lembaganya, lanskapnya, sehingga subak mendapat penghargaan dari Badan

UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD). Dalam mempertahankan

keberadaan subak di Kota Denpasar, semuanya ditetapkan sebagai RTHK (Ruang

Terbuka Hijau Kota). RTHK di beberapa lokasi subak, banyak dilanggar untuk

bangunan dan industri, sehingga keberadaan subak perlu dilestarikan agar ketahanan

pangan berkesinambungan. Dalam rangka perencanaan dan pengembangan wilayah

untuk memudahkan mandapat sistem informasi lahan (PP no. 25 Tahun 2012)

tentang kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan, Lahan pertanian pangan

berkelanjutan dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan (LCPPB) di Kota

Denpasar, segera dilakukan pemetaan melalui teknologi spasial.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis sudah melakukan kegiatan

penelitian tentang lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan judul “ Pemetaan

alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang Pertanian Pangan

Berkelanjutan di Kota Denpasar “

Page 15: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLPPB)

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLPPB) adalah

sistem dan proses dalam merencanakan dan menetapkan, mengembangkan,

memanfaatkan dan membina, mengendalikan dan mengawasi lahan pertanian

pangan dan kawasannya secara berkelanjutan. Berdasarkan Undang-undang

Nomor 41 Tahun 2009, Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan, merupakan salah satu kebijakan pemerintah dalam mengendalikan

laju alih fungsi lahan pertanian, khususnya sawah di Indonesia. Dalam pasal 3

PLPPB mempunyai tujuan untuk (1) melindungi kawasan dan lahan pertanian

pangan secara berkelanjutan, (2) menjamin tersedianya lahan pertanian pangan

secara berkelanjutan, (3) mewujudkan kemandirian, ketahanan dan kedaulatan

pangan, (4) melindungi kepemilikan lahan pertanian pangan milik petani, (5)

meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan petani dan masyarakat, (6)

meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan petani, (7) meningkatkan

penyediaan lapangan kerja bagi kehidupan yang layak, (8) mempertahankan

keseimbangan ekologis dan (9) mewujudkan revitalisasi pertanian.

Menurut Salikin (2011), sistem pertanian berkelanjutan memiliki 5 dimensi

yaitu nuansa ekologis, kelayakan ekonomi, kepantasan budaya, kesadaran sosial

dan pendekatan holistik. Adapun tujuannya adalah untuk mewujudkan ketahanan

pangan, meningkatkan mutu sumberdaya manusia, meningkatkan kualitas hidup,

dan menjaga kelestarian sumberdaya, melalui strategi kerja keras proaktif,

pengalaman nyata, partisipatif, dan dinamis.

Pertanian Pangan Berkelanjutan (PPB) yang perlu dilindungi di Bali, salah

satunya adalah Subak. Subak merupakan aktivitas pertanian yang memiliki

kelembagaan adat, yang meliputi pelemahan (lahan subak), pawongan

(petani/tenaga kerja pertanian) dan parahyangan, yang terkandung dalam

keharmonisan dalam mengimplemantasikan filosofi Tri Hita Karana. Kehilangan

pelemahan subak berdampak pada terganggunya ketahanan pangan. Salah satu

Page 16: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

5

kabupaten/ kota yang mengalami kondisi seperti ini adalah pada wilayah wilayah

Denpasar. Hilangnya palemahan akan berdampak pada hilangnya pawongan dan

pada akhirnya berdampak pada tidak terurusnya parahiyangan (Subadiyasa et al.,

2010).

2.2 Alih Fungsi Lahan Pertanian Di Kota Denpasar

Menurut As-Syakur, (2011), tipe penggunaan lahan pemukiman dan sawah

irigasi merupakan daerah terluas yang mengalami perubahan. Penambahan luas

lahan pemukiman dan pengurangan sawah irigasi merupakan terluas di Kota

Denpasar yaitu 907,89 ha dan -824,16 ha. Terkonversinya lahan subak menjadi

lahan bukan pertanian tidak dapat dihindari akibat dari pembangunan sektor lain

terutama pemukiman dan industri pariwisata. Hal ini berimplikasi tidak saja

terhadap penyusutan lahan pertanian sawah, tetapi juga berdampak sosial terhadap

hilangnya keindahan alam, kurang keseimbangan ekosistem, melunturnya budaya

agraris. Dalam sepuluh tahun terakhir (1996-2006) alih fungsi lahan subak di Kota

Denpasar (635 ha), sudah kehilangan 5 subak dan berpeluang kehilangan 3-4 subak

(Lanya 2007).

Proyeksi alih fungsi lahan subak untuk 10 tahun dan 20 tahun mendatang

diperkirakan lebih dari 10.000 ha dan lebih dari 15.000 ha. Hal ini paling banyak

terjadi di Kota Denpasar. Dalam segi pawongan, bila fungsi lahan telah berubah

dan penguasaan lahan beralih kepada orang lain, maka lambat laun keberadaan

subak akan menjadi punah. Oleh karena itu keberadaan subak harus dilindungi dan

dilestarikan.

Menurut laporan BPS Provinsi Bali (2006, 2007, 2008, 2009 ), bahwa subak

di masing-masing kabupaten/kota di Bali dari tahun 1976 dan 1996 sampai 2008,

luas lahan subak semakin berkurang dengan bertambahnya waktu, data tersebut

disajikan pada Tabel 2.1, Gambar 2.1. Kedelapan kabupaten dan satu kota di

Provinsi Bali saat ini, belum memiliki Perda RTRW dan PLPPB yang cendrung

melegalkan konversi lahan pertanian khususnya subak. Hal ini akan berdampak

pada ketahanan pangan daerah, dan subak sebagai warisan budaya dunia akan

kehilangan identitas sebagai sistem organisasi pengairan.

Page 17: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

6

Ditinjau dari segi konservasi tanah dan air, subak sudah diterasering sejak

abad ke- 7 dengan sistem irigasi setengah teknis dan sederhana bahkan sekarang

sudah teknis. Lahan subak juga berfungsi sebagai pengendalian banjir, penangkap

curah hujan, terutama yang berlokasi di hulu sungai. Tanaman padi sebagai

penyumbang oksigen (O2) pada skala mikro maupun makro. Berbagai persyaratan

yang ditetapkan dalam UU RI No. 41 Tahun 2009, maka seyogyanya seluruh lahan

subak khususnya di Bali perlu dilindungi. Adanya kebutuhan akan pembangunan

bukan pertanian, seperti perumahan, pariwisata dan sarana prasarananya, maka

diperlukan konversi lahan secara terbatas, terutama di daerah sekitar perkotaan,

pusat-pusat pemerintahan dan pariwisata.

Tabel 2.1

Luas sawah/subak di kabupaten/kota Provinsi Bali Tahun 1976, dan 1996- 2008

Tahun Luas Lahan Subak

Tabanan Gianyar Buleleng Badung Karang- Jem- Den- Klung- Bangli Bali asem berana pasar kung

1976*) 24.950 15.306 14.345 11.385 7.656 6.325 8.291 4.851 3.300 96.609

1996 23.999 15.343 11.649 11.727 7.339 8.259 3.552 4.056 2.906 88.830

1997 23.836 15.322 11.420 11.578 7.308 8.139 3.314 4.049 2.887 87.849

1998 23.464 15.227 11.369 11.473 7.125 8.045 3.205 4.049 2.887 86.836

1999 23.414 15.203 11.448 10.816 7.099 7.889 3.165 4.016 2.888 85.938

2000 23.358 15.169 11.560 10.705 7.066 7.871 3.147 4.013 2.888 85.777

2001 23.154 14.966 11.472 10.619 7.059 7.689 3.031 3.985 2.888 84.859

2002 22.842 14.945 11.245 10.413 7.042 7.339 2.882 3.965 2.888 83.561

2003 22.639 14.937 11.011 10.334 7.034 7.013 2.856 3.932 2.888 82.644

2004 22.626 14.876 10.867 10.299 7.027 6.793 2.814 3.903 2.888 82.095

2005 22.490 14.856 10.618 10.118 7.022 6.559 2.768 3.888 2.888 81.482 2006 22.413 14.896 10.580 10.109 7.011 6.510 2.717 3.873 2.717 81.235

2007 22.479 14.787 10.741 10.125 7.036 6.576 2.717 3.884 2.890 81.207

2008 22.562 14.747 10.913 10.230 7.070 6.477 2.717 3.876 2.890 80.997

Sumber : *) Data Bappeda Provinsi Bali (Hasil Perumusan Lokakarya Subak dan

Desa Adat, April, 1976, (dalam Subadiyasa et al., 2010).

Data Tahun 1996-2008 : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali.

Page 18: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

7

Gambar 2.1. Luas Subak Tahun 1976, dan 1996 – 2008 di Provinsi Bali (dalam

Subadiyasa et al., 2010)

2.3 Kesesuaian Lahan Lokasi Penelitian

Menurut Arsyad (2010), kesesuaian lahan adalah penilaian dan

pengelompokan atau proses penilaian dan proses pengelompokan lahan dalam arti

kesesuaian relatif lahan atau kesesuaian absolut lahan bagi suatu penggunaan

tertentu. Selanjutnya Djaenudin et al., (2003) menyatakan, evaluasi lahan

memerlukan sifat-sifat fisik lingkungan, suatu wilayah yang dirinci ke dalam

kualitas lahan dan setiap kualitas lahan biasanya terdiri atas satu atau lebih

karakteristik lahan. Berdasarkan UU No 41 Tahun 2009, kesesuaian lahan pertanian

pangan berkelanjutan adalah perencanaan lahan pertanian pangan berkelanjutan

Tabanan , 22562

Gianyar, 14,747Buleleng

, 10,913

Badung, 10,230

Karangasem, 7,0

70

Jembrana, 6,477

Denpasar, 2,717

Klungkung, 3,87

6

Bangli, 2,890

Data Subak Tahun 2008

Page 19: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

8

dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan yang dilakukan kepada lahan

yang secara biofisik terutama dari aspek kelerengan, iklim, sifat fisik, kimia dan

biologi cocok untuk dikembangkan pertanian pangan dengan memperhatikan daya

dukung lingkungan. Ruang lingkup dari metode ini terdiri dari jenis penggunaan

lahan, karakterisasi dan kualitas lahan serta perbaikan lahan. Dalam penentuan

kesesuaian lahan ada beberapa cara yang digunakan yaitu perkalian parameter,

penjumlahan atau menggunakan hukum minimum yaitu memperbandingkan antara

kualitas lahan dengan karakterisasi lahan sebagai parameter sesuai kriteria kelas

kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan penggunaan atau

persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi.

Analisis kesesuaian lahan pada dasarnya adalah membandingkan antara

persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan yang ada. Kriteria

klasifikasi kesesuaian lahan yang digunakan adalah sistem klasifikasi kesesuaian

lahan yang disusun oleh Djaenudin et al., (2003). Secara hirarki klasifikasi

kesesuaian lahan ini dapat dibedakan menjadi 4 tingkatan, yaitu order, kelas,

subkelas, dan unit. Order adalah keadaan kesesuaian lahan secara umum, yang

terdiri dari ordo sesuai dan ordo tidak sesuai. Kelas adalah kesesuaian lahan yang

dibedakan pada tingkat ordo. Dalam tingkat kelas lahan yang tergolong ordo sesuai

dibedakan menjadi kelas sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2) dan sesuai marginal

(S3), tetapi lahan yang tergolong ordo tidak sesuai tidak dibedakan lagi. Subkelas

adalah kedaan tingkatan dalam kelas kesesuaian lahan yang dibedakan berdasarkan

kualitas dan karakteristik lahan yang menjadi faktor pembatas yang terberat,

sedangkan unit adalah keadaan tingkatan dalam subkelas kesesuaian lahan, yang

didasarkan pada sifat tambahan yang berpengaruh dalam pengelolaannya.

Tingkatan analisis kesesuaian lahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

klasifikasi tingkat unit.

Bappeda Provinsi Bali (2006), menginformasikan bahwa kesesuaian lahan

Kota Denpasar secara potensial, tergolong sangat sesuai (S1), terdapat pada

wilayah bagian Utara, timur, selatan dan barat yaitu di Kelurahan Peguyangan,

Penatih, Sanur, Kesiman dan Pedungan, apabila air irigasi terpenuhi dan dilakukan

pemupukan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Demikian pula kelas agak sesuai

Page 20: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

9

yang terdapat di daerah ketinggian tempat lebih dari 40 m dpl. Hal ini disebabkan

adanya irigasi subak, dan teras bangku yang lestari sejak adanya sawah di Bali.

Kota Denpasar akan tetap mempertahankan sektor pertanian dalam batas-batas

tertentu dan dipadukan dengan program penghijauan kota serta dipadukan dengan

penetapan wilayah peresapan dan limpasan air hujan yang wilayah

pengembangannya diutamakan ke arah wilayah-wilayah pengembangan (WP)

seperti : (1) WP Utara bagian utara (Desa Ubung Kaja), (2) WP Timur (Desa

Peguyangan, Peguyangan Kaja, Peguyangan Kangin, Penatih, Penatih Dangin Puri,

Kesiman Kertalangu, Kesiman Petilan, Kesiman), (3) WP Selatan (Sanur Kaja,

Sanur Kauh, Sidakarya, Pedungan, Pemogan), (4) WP Barat bagian Selatan

(Padangsambian Kelod, Pemecutan Kelod).

Perubahan pengembangan pertanian lahan sawah pada wilayah-wilayah

yang sistem irigasinya sudah terganggu, akan lebih cocok dialihkan ke tanaman

pangan lahan kering (hortikultura) karena selain lebih intensif juga akan dapat

berlangsung sepanjang tahun tanpa tergantung pada sistem pengairan yang terus

menerus. Kota Denpasar memiliki luas lahan sawah tahun 2006 sebesar 2.717 ha

(Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Denpasar, 2006) dan pada tahun 2012 jumlah

lahan sawah di Kota Denpasar seluas 2.597 ha (BPS Provinsi Bali, 2012). Dalam

kurun waktu enam tahun terjadi pengurangan luas lahan sawah sebesar 120 ha (20

ha per tahun). Pengembangan pertanian tanaman pangan di Kota Denpasar

mengalami gangguan dengan adanya kemajuan pembangunan di sektor pariwisata,

industri, perdagangan, dan sektor lain di luar pertanian. Permasalahan utama yang

ditemukan pada keberadaan sawah di Kota Denpasar adalah terdesaknya lahan

pertanian sawah untuk fungsi bukan pertanian.

2.4 Kriteria Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Berdasarkan hasil penelitian Subadiyasa dkk., (2010) dapat ditetapkan 9

parameter kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Tabanan,

sedangkan untuk Kota Denpasar akan menyesuaikan dengan karakteristik wilayah.

Pada Kota Denpasar ditetapkan 4 parameter kawasan lahan pertanian pangan

berkelanjutan.

Page 21: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

10

Adapun 9 parameter untuk Kabupaten Tabanan yang ditetapkan sebagai

acuan dalam penelitian ini meliputi : (1) posisi dan atau lokasi subak dalam Daerah

Aliran Sungai (DAS) dan atau bagian hulu, tengah dan hilir, (2) sumber air,

dibedakan atas sistem irigasi, yaitu irigasi teknis, setengah teknis, sederhana dan

tradisional., (3) bentuk wilayah dan atau relief atau kemiringan lereng asal

dibedakan atas : bergunung, berbukit, bergelombang, berombak, landai dan datar,

(4) curah hujan, bagi sawah-sawah yang pengairannya sederhana dapat berubah

menjadi sawah tadah hujan, karena hanya dapat bercocok tanam padi pada musim

penghujan, akibat dari debit air irigasi sangat kecil. Curah hujan dikelompokkan

menjadi > 2500 mm/th, 2000 – 2500 mm/th, dan < 2000 mm/th. Curah hujan >

2500 mm/th dianggap dapat melakukan penanaman dua kali setahun dan curah

hujan <1000 mm/th dianggap sawah tadah hujan, (5) ketinggian tempat,

berpengaruh terhadap produksi dan fungsi lingkungan. Tinggi tempat dikelaskan ke

dalam > 500 m dpl, 100 – 500 m dpl, dan < 100 mm dpl. Ketinggian tersebut

berturut-turut menunjukkan daerah hulu, tengah dan hilir DAS. Demikian pula

sawah yang berada diketinggian lebih dari 500 m dpl lebih baik ditanam padi lokal,

sedangkan pada ketinggian < 100 m dpl sesuai untuk padi unggul. Ketinggian

tempat > 500 m diatas permukaan laut lebih sesuai untuk padi lokal. Ketinggian

tempat di daerah vulkanis terkait dengan posisi daerah tangkapan hujan, dan iklim

(curah hari hujan, dan kelembaban), (6) kesesuaian lahan sawah dengan RTRW.

Tingkat kelestarian dan konversi lahan sawah sangat tergantung dari alokasi ruang

dalam RTRW. Sawah-sawah yang ditetapkan sebagai kawasan budidaya bukan

pertanian akan mengalami konversi lahan, (7) kesesuaian lahan agroekosistem

untuk padi sawah, tujuannya untuk mencocokkan antara potensi sumberdaya fisik

dan lingkungan dengan persyaratan kebutuhan tanaman. Sawah yang sangat sesuai

perlu dilestarikan, karena mempunyai potensi produksi yang tinggi untuk

menunjang kebutuhan pangan dan persediaan pangan. Sawah yang agak sesuai

memerlukan input teknologi, artinya dapat dijadikan lahan penyangga, dan sawah

yang kurang sesuai, merupakan lahan yang dapat dikonversi, (8) produktivitas

lahan, sawah yang berproduksi tinggi sebaiknya dikonservasi atau dilestarikan.

Kriteria > 5 ton/ha/panen, 2,5 – 5 ton/ha/panen dan < 2,5 ton/ha/panen, (9) jarak

Page 22: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

11

dari pusat pemukiman dan atau perkotaan, persediaan lahan untuk pembangunan,

baik untuk pemukiman, dan kegiatan non pertanian lainnya ditetapkan pada radius :

< 2 km, 2 - 5 km,dan > 5 km. Hal ini memberikan peluang persediaan lahan untuk

pembangunan non pertanian diutamakan pada radius < 2 km dari pusat kota.

Berdasarkan penelitian di atas, maka dapat ditetapkan 4 parameter sesuai

dengan karakteristik wilayah Kota Denpasar ditetapkan yaitu dengan tidak

mengikutsertakan parameter ketinggian tempat dan kemiringan lereng, curah hujan,

jarak dari pusat Kota dengan pemukiman dan susunannya juga berbeda. Bagi

Semua parameter tersebut di atas, dilakukan pembobotan dan penskoran untuk

dinilai dan diklasifikasikan secara kuantitatif dan disajikan pada Tabel 2.2.

Persyaratan kesuburan tanah tidak digunakan sebagai parameter, karena kesuburan

tanah telah dipersyaratkan dalam kesesuaian lahan. Kekurangan hara tanaman

merupakan pembatas minor yang dapat dilakukan dengan pemupukan sesuai

dengan kebutuhan tanaman. Persyaratan kemiringan lereng tentunya hanya

memungkinkan untuk landform volkanik dan struktural, sedangkan untuk landform

alluvial yang berlereng, landai sampai mendatar. Dalam persyaratan perlu

disesuaikan dengan kondisi fisik dan lingkungan wilayah, tidak berupa general

untuk seluruh wilayah. Ada beberapa persyaratan yang tidak perlu diikutkan,

seperti bentuk wilayah dan kemiringan lereng. Berdasarkan hasil penelitian

Subadiyasa, dkk., (2010), dan dilengkapi dengan prinsip pertanian pangan

berkelanjutan yang dilandasi dengan kelestarian lingkungan, maka dapat ditetapkan

kriteria pembobotan dan penskoran.

Page 23: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

12

Tabel 2.2

Kriteria Pembobotan dan Penskoran masing-masing

Parameter untuk Klasifikasi Subak

No. Parameter Penilaian

Bobot Skor Nilai

1

2.

3.

Kesesuaian Lokasi sawah dengan RTRW

- Kawasan lindung dan lindung strategis

- Kawasan Budidaya Pertanian

- Kawasan budidaya non pertanian

Nilai

Pengairan :

- Irigasi teknis-semi teknis

- Irigasi sederhana

- Tadah hujan

Nilai

Kesesuaian lahan Agroekosistem padi sawah

- Sangat sesuai

- Sesuai

- Agak sesuai

Nilai

4

3

2

3

2

1

3

2

1

3

2

1

12

8

4

24

9

6

3

18

6

4

2

12

4. Produktivitas lahan :

- >5 ton/ha/panen

- 2,5 - 5 ton/ha/panen

- < 2,5 ton/ha/panen

Nilai

1

3

2

1

3

2

1

6

Kriteria 1 : Lahan lestari : Total nilai ≥ 100

Lahan Penyangga : Total nilai 50 – 100

Lahan terkonversi : Total nilai < 50

Kriteria 2: Lahan lestari : Total nilai ≥ 75

Lahan Penyangga : Total nilai 25-75

Lahan terkonversi : Total nilai < 25

Page 24: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

13

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

(1) Memetakan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak

(2) Mengetahui kesesuaian lahan sawah dalam menunjang pertanian pangan

berkelanjutan.

(3) Menata kembali penggunaan lahan sesuai fungsi yang telah ditetapkan oleh

penataan ruang yang berlaku di Kota Denpasar.

(4) Menentukan bobot dan skor masing-masing parameter sesuai dengan

perannya terhadap pelestarian sumberdaya lahan

3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masayarakat tani

sebagai acuan dalam praktek. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan dan

digunakan sebagai bahan acuan dalam penyusunan ranperda terkait dengan (1) alih

fungsi lahan dan (2) peraturan pertanian pangan berkelanjutan. Untuk diusulkan

sebagai dasar pengusulan luas lahan pertanian yang perlu dilindungi berdasarkan

kajian akademik. Perguruan tinggi sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi di bidang pertanian, dan bermanfaat sebagai bahan kuliah yang terkait

dengan pengelolaan sumberdaya lahan.

Page 25: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

14

BAB IV

BAHAN DAN METODE

4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Denpasar terdiri atas 4 Kecamatan

yaitu (1) Kecamatan Denpasar Utara, (2) Kecamatan Denpasar Timur, (3)

Kecamatan Denpasar Selatan, dan (4) Kecamatan Denpasar Barat. Jenis data yang

dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini adalah metode kualitatif dan

kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk mengukur

data dengan suatu alat ukur tertentu yang diperlukan untuk kebutuhan analisis

yang secara kuantitatif berupa angka-angka. Dalam penelitian ini yang termasuk

metode kuantitatif adalah metode survei yang mengamati langsung di lapangan dan

mengambil sampel tanah kemudian di analisis di laboratorium untuk dilakukan

analisis tanah sesuai dengan keperluan penelitian. Adapun parameter yang diamati

dalam penelitian seperti kesesuaian lahan (sifat kimia tanah yaitu : tekstur tanah,

kandungan bahan organik, N Total, P tersedia, K tersedia, KTK, KB, pH tanah,

kadar garam, permeabilitas tanah, dan berat volume tanah. Parameter lainnya juga

diamati meliputi produktivitas lahan, jaringan irigasi, dan Kesesuaian lokasi sawah

dengan RTRW

Metode kualitatif adalah metode yang tidak menggunakan data berupa angka

yang berupa penjelasan berhubungan dengan obyek penelitian. Metode kualitatif

dalam penelitian ini meliputi pengumpulan data dimulai dari (1) studi pustaka

yaitu mengumpulkan sumber data penelitian sebelumnya maupun teori-teori yang

mendukung penelitian yang akan dilaksanakan, (2) Survei tanah dan wawancara,

yaitu pengambilan sampel tanah dan pengumpulan data dengan cara bertanya

langsung dengan responden pada daftar pertanyaan yang sudah disiapkan

sebelumnya. Data kualitatif juga berupa data yang bersumber dari Badan Pusat

Statistik (BPS), dan peta citra satelit, peta dasar dan peta tematik.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kota Denpasar dengan luas wilayah

127,78 km2 atau 12778 ha (BPS, Kota Denpasar, 2014) dan secara geografis

Page 26: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

15

terletak pada 08º36'56" - 08º42'01" LS dan 115º10'23" - 115º16'27" BT. Kota

Denpasar berbatasan dengan di sebelah Utara Kabupaten Badung, di sebelah Timur

Kabupaten Gianyar, di sebelah Selatan Selat Badung dan di sebelah Barat

Kabupaten Badung. Ditinjau dari topografi keadaan wilayah Kota Denpasar secara

umum miring kearah selatan dengan ketinggian berkisar antara 0-75 m diatas

permukaan laut. Topografi/relief landai dengan kemiringan lahan berkisar antara 0

- 5 % namun dibagian atas kemiringannya mencapai 15%.

4.2.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan Maret sampai Oktober 2015 yang

berlokasi di wilayah sawah di seluruh Kota Denpasar. Mulai April penulis sudah

mengumpulkan bahan-bahan penelitian dan membuat peta unit lahan yang merupakan

kompilasi peta dari peta kelas lereng, peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan. Peta

lokasi penelitian disajikan pada Gambar 4.1

4.3 Penentuan Sumber Data

Penentuan sumber data penelitian ini didasarkan atas data informasi dilakukan

dengan cara mengumpulkan data sekunder data primer.

(a) Data primer adalah data yang didapatkan langsung dari lapangan dengan metode

wawancara maupun mengambil contoh tanah sawah di seluruh Kota Denpasar..

(b) Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber tidak langsung, umunya

didapatkan dari badan/dinas/instansi pemerintah maupun swasta. Data

sekunder ini bersumber dari perpustakaan/literatur, Badan Pusat Statistik

Provinsi Bali, Kota Denpasar, hasil sensus penduduk tahun 2000 dan 2010,

Bappeda Kota Denpasar dan dinas-dinas terkait (Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortkultura, Dinas Kependudukan, dan Badan Informasi Geospasial

(BIG) serta sumber-sumber lain seperti hasil-hasil penelitian yang terdahulu yang

berhubungan dengan penelitian ini). Hubungan parameter dengan sumber data

(data primer, data sekunder dan analisis data) disajikan pada Tabel 4.1.

Page 27: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

16

Sumber : Peta Perda Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009

Gambar 4.1 . Peta Lokasi Penelitian

4.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang diamati adalah: sumber air irigasi, kesesuaian

lokasi sawah dengan RTRW, kesesuaian lahan agroekosistem, dan produktivitas

lahan Tabel 4.1). Klasifikasi numerik berdasarkan skor dan pembobotan

kemudian dioverlay dengan klasifikasi spasial dengan menggunakan teknologi

GIS dan Remote sensing akan didapatkan peta kelas-kelas Kawasan pertanian

pangan berkelanjutan meliputi : (1) Peta Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

(LP2B), (2) Peta Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LCP2B), dan

Peta Lahan yang dapat dikonversikan.

Tabel 4.1

Hubungan Variabel dengan Sumber Data

(data primer, data sekunder dan analisis data)

No Kriteria Data Primer Data Sekunder Analisis Data 1. Kesesuaian lokasi √ Perda Kota Denpasar dan √ sawah dg RTRW Perda Prov. Bali

2. Air irigasi √ PU Pengairan Prov. Bali √

3. Kesesuaian Lahan √ √

Agroekosistem

Kec. Denpasar

Kec. Gerokgak

Kec. M elaya

Kec. Negara

Kec. M endoyo

Kec. Pekutatan

Kec. Busungbiu

Kec. Seririt

Kec. Pupuan

Kec. Selem adeg

Kec. Penebel

Kec. BaturitiKec. Petang

Kec. Kubu

Kec. Abang

Kec. Karangasem

Kec. M anggis

Kec. Bebandem

Kec. Selat

Kec. Rendang

Kec. Keram bitan

Kec. M arga

Kec. Ked iri

Kec. Tabanan

Kec. Sukasada

Kec. Sawan

Kec. Kubutam bahanKec. Tejakula

Kec. Banjar

Kec. Buleleng

Kec. Ab iansem al

Kec. M engwi

Kec. Kuta

Kec. DenpasarBarat

Tim ur

Kec. DenpasarSelatan

Kec. Sidem en

Kec. Dawan

Kec. Klungkung

Kec. Banjarangkan

Kec. Tem buku

Kec. Bang li

Kec. Susut

Kec. Kintam ani

Kec. Payangan

Kec. Tegallalang

Kec. Ubud

Kec. Tam paksiring

Kec. Sukawati

Kec. Blahbatuh

Kec. Gianyar

Kec. Nusa Penida

Kec. Kuta

Airport Ngurah RaiBenoa

Padangbai

Celukan Bawang

P. LEMBONGAN

P. CENINGAN

P. SERANGAN

P. MENJANGAN

Gilim anuk

S A M U D E R A I N D O N E S I A S E L A T B

A D U N G

L A U T B A L I

AM ED

P. JAWA

S E

L A

T

B A

L I

S E

L A

T

L

O

M

B

O

K

D. Batur

D. Buyan

D. Beratan

D. Tam b lingan

NEGARA

TABANAN

GIANYAR SEMARAPURA

AMLAPURABANGLI

SINGARAJA

8° 508° 408° 308° 208° 108° 007° 507° 40 BT Jakarta

114° 38' 28"114° 28' 28" BT Greenwik 114° 48' 28" 114° 58' 28" 115° 08' 28" 115° 18' 28" 115° 28' 28" 115° 38' 28"

8° 50

8° 40

8° 20

8° 10

8° 00

8° 60

8° 50

8° 40

8° 30

8° 20

8° 10

8° 00

8° 60

K A B U P A T E N J E M B R A N A

K A B U P A T E N B U L E L E N G

K A B U P A T E N K A R A N G A S E M

K A B U P A T E N B A N G L I

K A B U P A T E N T A B A N A N

K A B U P A T E N

N U S A P E N I D A

K L U N G K U N G

K A B U P A T E N

G I A N Y A R

K O T AD E N P A S A R

K A B U P A T E NB A D U N G

DENPASAR

PETA LOKASI PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Page 28: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

17

4. Produktivitas lahan √ Badan Pusat Statistik Prov. Bali √

4.5 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(a) Analisis laboratorium menggunakan bahan- bahan berupa zat kimia sebagai

reagensia untuk analisis tanah. Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk

analisis di laboratorium meliputi: (1) H2SO4 pekat, selen, Parafin cair, NaOH,

H3BO3, HCl, dan indikator Conway, larutan P-A, P-B, dan P-C, NH4Oac,

Alkohol 80 %, parafin cair, NaOh 50 %, H2SO4 0,1 N, indikator Conway,

HCl 0,1 N, indikator metil merah dan NaOH 0,1 N, H2SO4 Pekat, H3PO4

pekat, K2Cr2O7, dan DPA, H2O2, HCl, dan Calgon.

(b) Peta-peta berupa : peta jenis tanah, peta penggunaan lahan, peta kelas lereng

Kota Denpasar untuk pembuatan peta init lahan. Disamping itu juga bahan

yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah peta topografi/peta rupabumi

(Bakosurtanal, 2000, peta produktivitas, dan peta tematik (RTRW, dan citra

satelit serta data statistik mulai 2010 - 2012 Kota Denpasar.

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

1) Untuk pemetaan digunakan seperangkat komputer dengan program Arc-GIS,

yang terdiri dari hardwear dan soft wear. Perangkat keras (hardwear) terdiri

dari meja digitizer untuk digitasi dan analisis peta-peta tematik, printer.

(2) Analisis di laboratorium dibutuhkan oven, pH meter, Konduktometer,

Spektrofotometer, labu ukur 1000 ml, Erlermeyer 50 ml, pipet, buret, ayakan,

pemanas air, ruang asam, alat untuk destilasi, labu didih, ring sampel, dan

kertas saring dll.

(3) Instrumen yang dibutuhkan untuk survei di lapangan meliputi : bor belgi, pisau

lapang, altimeter, abney level, kompas, kantong plastik, label, meteran dan

GPS serta alat-alat tulis.

4.7 Prosedur Penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi: 7 tahapan yaitu :

(1) Persiapan

Page 29: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

18

Kegiatan penelitian ini diawali dari penelusuran melalui studi pustaka untuk

mendapatkan informasi awal tentang kondisi daerah penelitian dari hasil

penelitian sebelumnya, baik berupa data dari laporan-laporan maupun peta-

peta yang telah ada. studi perpustakaan sebagai acuan dan perencanaan studi

lapangan, mengunduh hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan

penelitian yang akan diteliti.

(2) Penelitian pendahuluan (identifikasi dan deskripsi).

Penelitian pendahuluan meliputi : analisis data dan informasi dari citra satelit

dan peta dasar : peta dasar (jalan, sungai, saluran irigasi, batas administrasi),

peta penggunaan lahan, perencanaan lokasi pengamatan kehomogenitasan

satuan lahan homogen. Interpretasi citra satelit untuk pembuatan peta tentatif :

penggunaan lahan.

(3) Studi Lapangan meliputi : inventarisasi, deskripsi wilayah, survei dan pemetaan

unsur potensi sumberdaya lahan (tanah, air dan tanaman).

(4) Mengkaji seluruh data dan informasi dasar secara integrasi, sinergis sesuai

dengan tujuan

(5) Pemutakhiran peta-peta potensi sumberdaya fisik wilayah, dan peta penunjang

sebagai data spasial berdasarkan analisis citra satelit dan GIS.

4.7.1 Studi pustaka

Studi pustaka merupakan kajian awal dari rangkaian seluruh kegiatan,

meliputi kajian berbagai peta SDA. Dalam kegiatan pendahuluan dilakukan

rancangan terpadu dari berbagai komponen dalam bentuk dan struktur data dan peta

tentatif yang akan didapatkan dari berbagai sumber dan kegiatan survei lapang.

4.7.2 Analisis data dan interpretasi citra satelit

Interpretasi citra satelit untuk identifikasi, deskripsi dan klasifikasi

penggunaan lahan dilakukan dengan menggunakan tiga metode analisis yaitu : (1)

elemen analisis, (2) pola analisis, dan (3) fisiografi analisis. Elemen analisis

dilakukan dengan 9 unsur: bentuk dan ukuran warna dan kekontrasan, tekstur dan

pola, bayangan, lokasi, dan asosiasi. Ke - 9 unsur tersebut digunakan untuk

klasifikasi penggunaan lahan. Selanjutnya dibuatkan peta tentatif penggunaan lahan

Page 30: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

19

sebelum pengamatan lapang. Sistem klasifikasi penggunaan lahan pada skala 1 :

50.000, mengacu pada Sistem Klasifikasi BPN (1997).

4.7.3 Kriteria parameter klasifikasi dan pemetaan PLP2B.

Kriteria dan pemetaan kawasan PLPPB berbasis GIS mengacu pada

klasifikasi pada penelitian Subadiyasa et al., (2010) dengan memodifikasi bobot

dan skor sesuai dengan kondisi fisik wilayah. Adapun ke - 4 parameter tersebut

adalah:

(1) Kesesuaian lokasi sawah dengan RTRW

Tingkat kelestarian dan konversi lahan sawah sangat tergantung dari alokasi

ruang dalam RTRW. Sawah-sawah yang ditetapkan sebagai kawasan budidaya

bukan pertanian akan mengalami konversi lahan, berbeda dengan sawah yang

dialokasikan dengan sebagai kawasan lindung yang akan dilestarikan. Sawah-

sawah yang ditetapkan sebagai kawasan budidaya pertanian akan mengalami

konversi terbatas, dengan dalih kebutuhan penunjang pertanian termasuk

pendirian rumah petani. Untuk Kota Denpasar, kriterianya tergantung dari

perda RTRW, yaitu lahan sawah yang ditetapkan sebagai kawasan RTHK

maka dialokasikan sebagai sawah lestari, sedangkan sawah yang dialokasikan

untuk kawasan budidaya pertanian sebagai subak penyangga, dan sawah yang

telah ditetapkan sebagai kawasan bukan pertanian akan terkonversi yang

bedampak pada hilangnya subak.

(2) Air Irigasi

Air irigasi dibedakan atas sistem irigasi, yaitu irigasi teknis, setengah teknis,

sederhana dan tradisional. Sistem irigasi di Bali yang dinamakan subak

dibangun sejak abad ke-7 yang dibedakan pengairan semi teknis, sederhana

dan tradisional.

(3) Kesesuaian lahan agroekosistem untuk padi sawah

Tujuannya untuk mencocokkan antara potensi sumberdaya fisik dan

lingkungan dengan persyaratan kebutuhan tanaman. Sawah yang sangat sesuai

Page 31: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

20

perlu dilestarikan, karena mempunyai potensi produksi yang tinggi untuk

menunjang kebutuhan pangan dan persediaan pangan. Sawah yang agak sesuai

memerlukan input teknologi, artinya dapat dijadikan lahan penyangga, dan

sawah yang agak sesuai, merupakan lahan yang dapat dikonversi.

(4) Produktivitas lahan

Sawah yang berproduksi tinggi sebaiknya dikonservasi atau dilestarikan.

Produksi rata-rata mencapai 5,38 ton/ha/panen. Kriteria > 5 ton/ha/panen, 2,5

– 5 ton/ha/panen dan < 2,5 ton/ha/panen. Sawah di Bali perlu dilestarikan,

selain produksinya di atas rata-rata nasional (4 ton/ha/panen), juga sebagai

warisan sosial budaya agraris dengan sistem subaknya. Sawah di daerah

vulkanis dengan teras bangku dan sistem pengairan sebagai hasil cipta karya,

mampu berproduksi secara berkesinambungan dan dapat melestarikan alam

dan budaya serta tameng ajeg Bali.

Keempat parameter tersebut di atas, dilakukan pembobotan dan penskoran

untuk dinilai dan diklasifikasikan secara kuantitatif. Pembobotan dan penskoran

akan berubah sesuai dengan kebutuhan pangan untuk waktu tertentu dan ada

tidaknya perda RTRW di Kota Denpasar disajikan pada Tabel 4.2

Tabel 4.2

Kriteria Pembobotan dan Penskoran masing-masing Parameter untuk

Klasifikasi Lahan Pertanian pada Kota Denpasar

No

.

Parameter Penilaian

Bobot Skor Nilai

1

Kesesuaian lokasi sawah dengan RTRW :

- Kawasan RTHK

- Lahan Pertanian

- Lahan terlantar

Nilai

4

3

2

1

12

8

4

24

2 Pengairan :

- Irigasi teknis-semi teknis

- Irigasi sederhana

- Tadah hujan

Nilai

3

3

2

1

9

6

3

18

3 Kesesuaian lahan Agroekosistem untuk padi sawah :

- Sangat sesuai

- Sesuai

- Agak sesuai

Nilai

2

3

2

1

6

4

2

12

Page 32: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

21

Kriteria 1 : Lahan Lestari : Total nilai ≥ 100

Lahan Penyangga : Total nilai 50 – 100

Lahan terkonversi : Total nilai < 50

Kriteria 2 : Lahan lestari : Total nilai ≥ 75

Lahan Penyangga : Total nilai 25-75

Lahan Terkonversi : Total nilai < 25

Diagram alir penelitian tahap I – III disajikan pada Gambar 4.2

Tahap I : Persiapan (Studi Pustaka)

Identifikasi dan Deskripsi Peta Dasar

untuk PLP2B Wilayah Penelitian

Pengumpulan Data Sekunder berupa peta: 4 parameter

(1) Peta Kesesuaian lokasi sawah dengan RTRW,

(2) Peta Jaringan Irigasi,

(3) Peta Kesesuaian lahan agroekosistem padi sawah,

(4) Peta Produktivitas lahan,

Pengumpulan data sekunder :

- Data BPS Provinsi Bali Tahun 2007 – 2012 untuk :

- proyeksi ketahanan pangan untuk 50 tahun ke depan,

- proyeksi jumlah penduduk,

- Data produktivitas sawah 5 tahun Terakhir.

Tahap II : Lapangan – Laboratorium

4 Produktivitas lahan :

- >5 ton/ha/panen

- 2,5 - 5 ton/ha/panen

- < 2,5 ton/ha/panen

Nilai

1

3

2

1

3

2

1

6

Pemetaan

Penggunaan

Lahan Berbasis

Citra Satelit Tahun

2002 dan 2012

Page 33: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

22

Survei Tanah Cek Lapang

Penggunaan lahan

Hasil Interpretasi

Pengamatan Peta

Penunjang

Observasi lapang

untuk kesesuaian

lahan

Data Kesesuaian

Lahan Analisis Laboratorium

Pengambilan

Sampel di Lapang

Observasi di lapang

Karakteristik lahan di lapangan yang diamati

meliputi:

- unit geomorfologi/ landform,

- jenis batuan/bahan induk tanah,

- kemiringan lereng permukaan,

- jenis tanah

- kedalaman tanah/ kedalaman efektif

tanah,

- sebaran batuan di permukaan tanah,

- ada tidaknya bahan kasar dalam

penampang tanah, kondisi

drainase tanah.

Jenis analisis di Lab. :

- Tekstur tanah, kandungan pasir

kasar dan pasir halus

- bahan organik,

- N Total,

- P tersedia,

- K tersedia,

- KTK,

- KB,

- pH tanah,

- kadar garam

Produksi Padi

sawah

Survei

Peta Produksi

LAPANGAN

Satuan Pengelolaan

Lahan

Pengambilan

sampel Tanah

Peta Lereng

Peta Curah Hujan

Kesesuaian lahan di Kota Denpasar

Page 34: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

23

Tahap III : Analisis Data

Gambar 4.2. Diagram Alir Penelitian Tahap I - III

Analisis Data

Klasifikasi Luas Lahan

Klasifikasi Numerik

Metode Pembobotan dan Penskoran

Spasial Analisis

Peta Alih Fungsi Lahan

Peta Kesesuaian Lahan

Peta Status kesuburan

tanah sawah

Page 35: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

24

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Alih Fungsi /Perubahan Penggunaan Lahan Sawah di kota Denpasar

Berdasarkan hasil analisis Citra Lansat 8 dari tahun 1992 sampai 2015

menunjukkan bahwa perubahan lahan sawah tertinggi terjadi pada perubahan luas

sawah dari tahun 2000 sampai tahun 2003 yaitu 236,34 ha, kemudian berturut-

turut diikuti oleh perubahan dari tahun 1992 sampai 2000 yaitu 235,53 ha; dari

tahun 2008-2015 yaitu 175,79 ha dan yang terendah terjadi pada perubahan jumlah

luas lahan sawah dari tahun 2003 sampai 2008 yaitu 163,36 ha. Data luas

perubahan penggunaan lahan sawah dari tahun 1992 sampai 2015 di Kota

Denpasar, disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 51

Luas Perubahan penggunaan Lahan Sawah di Kota Denpasar

No. Waktu Luas lahan

Sawah

Perubahan luas sawah Perubahan

waktu

Laju

perubahan

Per tahun frekuensi Luas

perubahan

1 1992 7194,66 1992-2000 1.884,21* 8 235,53 2 2000 5310,45 2000-2003 709,02* 3 236,34

3 2003 4601,43 2003-2008 816,79* 5 163,36 4 2008 3784,64 2008-2015 1.230,52 7 175,79 5 20015 2554,12 1992-2015 4.640,54 23 201,76

Keterangan : * Sumber data As-Syakur, A.R. dan Adnyana, S. 2011. Perubahan Penggunaan Lahan

Di Daerah Aliran Sungai Badung

Tabel di atas menunjukkan bahwa perubahan/alih fungsi penggunaan lahan sawah

dari tahun 1992 sampai tahun 2015 dari interpretasi citra lansat 8, meningkat

berkurangnya lahan sawah sebesar 4.640,54 ha. Hal ini berarti Kota Denpasar selama 23

tahun kehilangan pangan berupa beras seluas 4.640,54 ha atau setiap tahun rata-rata

berkurang lahan sawahnya sebanyak 201,76 ha.

Tabel 5.2 Perubahan penggunaan Lahan di masing-masing Kecamatan Kota Denpasar

No Kecamatan

Waktu (Tahun) Total perubahan luas sawah/waktu 1992 2000 2003 2008 2015

1 Denpasar Barat 1496.44 1038.45 870.63 601.33 367.62

2 Denpasar Selatan

2192.70 1730.29 1441.97 1243.27 723.35

3 Denpasar Timur 1896.30 1358.56 1259.22 1070.67 835.85

4 Denpasar Utara 1609.22 1183.15 1029.61 869.38 627.30

Page 36: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

25

Gambar 5.1 Data Perubahan Penggunaan Lahan sawah di Kota Denpasar Tahun 1992-2015

Berdasarkan data grafik perubahan penggunaan lahan sawah dari tahun

1992 sampai 2015 menunjukan linier dengan perubahan waktu. Ini berarti

kehilangan lahan sawah secara drastis dari tahun ke tahun yang begitu besar

jumlahnya. Hal ini disebabkan karena bertambahnya jumlah penduduk yang begitu

pesat dari tahun ke tahun dan berkembangnya perekonomian. Hal ini di dukung

dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Dalam Angka Tahun 2004 jumlah penduduk

446,226 orang dan kemudian pada tahun 2014 menjadi 846,2 orang. Hal ini berarti

selama 10 tahun terjadi peningkatan jumlah penduduk sebanyak 399,974 0rang,

dengan demikian bertambahnya jumlah penduduk sebesar ini menemerlukan lahan

tempat tinggal yang begitu banyak.

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

1992 2000 2003 2008 2015

Lu

as (

Ha)

Tahun

Page 37: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

26

Gambar 5.2 Peta Penggunaan lahan sawah di Kota Denpasar Tahun1992 dan 2015

Page 38: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

27

5.2 Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan merupakan salah satu faktor pertama yang harus dikaji

dalam mempersiapkan budidaya tanaman. Hasil rekapitulasi survei lapang

disajikan pada Lampiran 4. Berdasarkan hasil survei lapang pada lahan sawah

Kota denpasar menunjukkan sifat fisik tanah antara lain tekstur tanah berkisar

lempung sampai lempung liat berpasir, drainase agak buruk sampai buruk,

kedalaman efektif berkisar dari 45-95 cm, bahan kasar berkisar 0-30%. Keaadaan

sifat kimia tanah seperti: pH 6,4-7,16; KB berkisar dari 53,08-99,63; KTK

berkisar dari 19,60 -94,67; C-org berkisar 1,25-3,45%. Untuk hasil analisis lainnya

bisa dilihat pada Lampiran 4.

Untuk menetapkan kelas/subkelas kesesuaian lahan aktual dengan

memadukan dan membandingkan antara karakteristik/kualitas lahan dengan

persyaratan tumbuh (crop requirement) komoditas tanaman yang akan dievaluasi.

Metode ini juga disebut system “matching” yaitu dengan menggunakan kriteria

kesesuaian lahan dipadukan dengan petunjuk teknis evaluasi lahan untuk

komoditas pertanian dari Balai Penelitian Tanah (2003). Dalam system matching

ini berlaku hukum minimum, yaitu kelas kesesuaian lahan ditentukan oleh nilai

terkecil dari karakteristik/kualitas lahan yang sifatnya sebagai pembatas terberat

atau paling sulit diatasi dibandingkan dengan faktor pembatas lainnya. Komoditas

tanaman yang akan dievaluasi adalah komoditas tanaman pangan padi yang ada di

seluruh Kota Denpasar

Hasil evaluasi kesesuaian lahan aktual dan potensial berdasarkan hasil

matching kualitas/karakteristik lahan sawah untuk komoditas padi yang dievaluasi

pada masing-masing satuan lahan dapat dilihat pada Lampiran 3.

1. Kesesuaian Lahan Aktual

Berdasarkan hasil matching antara kualitas/karakteristik lahan dengan

komoditas tanaman yang dievaluasi, kesesuaian lahan aktual sebagian besar

tergolong sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2) dan sesuai bersyarat (S3) .

Kualitas/karakteristik lahan yang bersifat sebagai faktor penghambat utama antara

Page 39: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

28

lain: kualitas lahan media perakaran yaitu kedalaman efektif, kadar P2O5 tersedia,

ketersediaan air dan lereng.

2. Kesesuaian Lahan Potensial

Berdasarkan atas asumsi jenis usaha perbaikan yang dapat dilakukan

terhadap kualitas/karakteristik lahan yang bersifat sebagai faktor penghambat,

kelas kesesuaian lahan potensial. Untuk tanaman padi sawah berkisar sangat

sesuai (S1) sampai agak sesuai (S2). Kualitas lahan yang bersifat sebagai faktor

pembatas adalah: kualitas kedalaman efektif dan bahaya banjir.

Berdasarkan pada asumsi tingkat perbaikan dan jenis usaha perbaikan

terhadap kualitas/karakteristik lahan aktual menjadi potensial menurut tingkat

pengelolaannya. Kesesuaian lahan potensial untuk komoditas yang dievaluasi

tanaman padi sawah irigasi. Faktor pembatas kedalaman efektif bisa diperbaiki

dengan menghidari penggunaan traktor pada saat membajak, sehingga kedalaman

efektif tanah dapat diperdalam. Faktor pembatas lainnya yaitu bahaya banjir bisa

diperbaiki dengan membuat saluran drainase, sehingga kesesuaian lahan dapat

ditingkatkan menjadi sangat sesuai (S1).

5.3 Arahan/Rekomendasi Pengelolaan Lahan

Evaluasi kesesuaian lahan tidak hanya menghasilkan kelas kesesuaian

lahan saja, akan tetapi juga harus dapat menunjukkan pilihan pengelolaan lahan

lebih lanjut. Asumsi yang digunakan adalah bahwa kelas kesesuaian lahan seperti

uraian di atas dikelompokkan berdasarkan atas jenis dan jumlah faktor

pembatasnya.

Penetapan alternatif penggunaan/pengelolaan lahan mutlak harus berdasarkan

atas hasil evaluasi kesesuaian lahan yaitu: deskripsi karakteristik/kualitas lahan,

hasil evaluasi kesesuaian lahan, deskripsi jenis dan intensitas faktor

penghambatnya, asumsi mudah tidaknya usaha perbaikan yang dapat dilakukan

terhadap faktor prnghambatnya (uji produktivitas lahan). Perlunya dirancang

alternatif penggunaan lahan di daerah penelitian adalah untuk perbaikan

(kelestarian lahan), di samping peningkatan produktivitas lahan/tanamannya.

Page 40: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

29

Dalam FAO (1983) dijelaskan bahwa sasaran yang harus dicapai oleh

perencanaan tataguna lahan perkotaan harus memenuhi syarat kelestarian,

efisiensi, keadilan (kesamaan hak), dan dapat diterima semua pihak (sustainability,

efficiency, equity dan acceptability). Sebaran data kesesuaian lahan dituangkan

dalam peta kesesuaian lahan sawah di Kota Denpasar pada Gambar 5.3

Gambar 5.3. Peta Kesesuaian Lahan Potensial pada Lahan sawah Kota Denpasar.

Page 41: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

4

Tabel 2. Rekapitulasi hasil survei pemetaan potensi fisik wilayah dan pengembangan komoditas pertanian di Kota Denpasar

No

No SL/no

lap.

Dusun/Desa/Kecamata

n

Letak geografis

Elevasi (m) Dpl

Lereng (%)

Panjang Lereng

(m)

Relief

Pengg. Lahan

Vegetasi

Managemen Lahan

Lapisan Ap (cm)

Kedalaman Efektif (cm)

Drainase Tanah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Denpasar Utara

1. 2/24 Ubung

Kaja/Denpasar

Utara

08o36ʹ 47,8”LS

115o11’27,6”BT

87 19 500 Bergelo

mbang

Sawa

h

irigasi

Pad

i

sa

wa

h

Sedang 0-45 150 Br

2. 3/ 12 Peguyangan

Kangin/Denpas

ar Utara

08o36’31,9”LS

115o14’10,1”BT

73 4 600 Beromb

ak

Sawa

h

irigasi

Pad

i

sa

wa

h

Sedang 0-30 75 Br

3. 2/17 Peguyangan

Kaja/Denpasar

Utara

08o16ʹ39,2,”LS

115o35’37,5”BT

128 8 100 Bergelo

mbang

Sawa

h

irigasi

Pad

i

sa

wa

h,

jag

ung

,

pis

ang

ubi

kay

u

sedang 0-45 80 Br

4. 2/14 Peguyangan

Kaja/Denpasar

Utara

08o36518,8”LS

115o13’50,6”BT

83 4 500 Beromb

ak

Sawa

h

irigasi

Pad

i

sa

wa

h,

pis

Tinggi 0-35 75 Br

Page 42: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

5

ang

5. 2/15 Peguyangan/De

npasar Utara

08o36ʹ44,6”LS

115o13’38,9”BT

84 3 200 Datar Sawa

h

irigasi

,

Pad

i

sa

wa

h,

pis

ang

Tinggi 0-35 75 Br

6. 2/18 Peguyangan/De

npasar Utara

08o36ʹ56,4”LS

115o12’51,2”BT

90 8 500 Beromb

ak

Sawa

h

irigasi

Pad

i

sa

wa

h,

pac

ar,t

ero

ng,

ubi

kay

u,

pep

aya

,

rat

na,

cab

ai

Rendah 0-25 55 Br

Denpasar Timur

7. 2/5 Kesiman/Denpasar

Timur

08o40ʹ47”LS

115o14’55,3”BT

47 4 200 Beromb

ak

Sawa

h

irigasi

Pad

i

sa

wa

h,

ru

mp

ut

gaj

ah,

jag

ung

,

dan

rat

na

Sedang 0-30 100 Br

8. 2/6 Kesiman/Denpasar

Timur

08o39ʹ29,1”LS

115o15’08,8”BT

39 10 50 Bergelo

mbang

Sawa

h

irigasi

Pad

i

sa

wa

h,

Sedang 0-30 70 Br

Page 43: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

6

jag

ung

,

ru

mp

ut

gaj

ah

9. 2/7 Padanggalak/Denp

asar Timur

08o39ʹ32”LS

115o15’44,2”BT

23 3 75 Datar Sawa

h

Irigas

i

Pad

i

sa

wa

h,

pis

ang

,

jag

ung

Sedang 0-30 100 Br

10. 3/9 Kesiman

Kertalangu/Denpas

ar Timur

08o38ʹ157,7”LS

115o16’11”BT

51 3 200 Datar Sawa

h

irigasi

Pad

i

sa

wa

h,

pis

ang

Sedang 0-30 75 Br

11. 3/13 Penatih/Denpasar

Timur

08o36ʹ58,3”LS

115o14’39,2”BT

76 3 200 Datar Sawa

h

Irigas

i

Pad

i

sa

wa

h,

pis

ang

,

teb

u

dan

ser

eh

Tinggi 0-30 100 Br

12. 2/8 Tangtu/Denpasar

Timur

08o38ʹ57,7”LS

115o16’11,2”BT

24 3 100 Datar Sawa

h

irigasi

Pad

i,

jag

ung

,

pis

ang

Sedang 0-15 60 Br

13. 2/16 Anggabaya/Denpa

sar Timur

08o35ʹ37,1”LS

115o13’48,9”BT

104 14 50 Bergelo

mbang

Sawa

h

Irigas

i

Pad

i,

pan

dan

Sedang 0-20 75 Br

Page 44: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

7

,

pac

ar

air

14. 3/10 Penatih Dangri

Puri/Denpasar

Timur

08o37ʹ58”LS

115o11’53,4”BT

51 3 500 Datar Padi

Sawa

h

Pad

i,

pis

ang

,

Wa

ru

Sedang 0-25 80 Br

15. 3/15 Tembau/Denpasar

Timur

08o37ʹ33,7”LS

115o14’09,2”BT

64 4 400 Datar Padi

Sawa

h

Pad

i,

pis

ang

,

Wa

ru

Sedang 0-25 80 Br

Denpasar Selatan

16. 2/1a Renon/Denpasar

Selatan

08o39ʹ13”LS

115o13’24,5”BT

46 7 150 Beromb

ak

Padi

Sawa

h

Pad

i,

pis

ang

,

inta

ran

Sedang 0-20 150 Br

17. 4/1b Sanur

Kauh/Denpasar

Selatan

08o39ʹ20”LS

115o15’6,20”BT

46 3 100 Datar Padi

Sawa

h

Pad

i

sa

wa

h,

sen

gon

,

inta

ran

Tinggi 0-40 100 Br

18. 2/2 Sanur

Kauh/Denpasar

Selatan

08o41ʹ36,6”LS

115o14’34,6”BT

44 3 100 Datar Sawa

h

irigasi

Pad

i

sa

wa

h,

pis

ang

Tinggi 0-50 55 Br

19. 2/3 Sanur/Denpasar

Selatan

08o40ʹ47”LS

115o14’55,3”BT

21 5 150 Beromb

ak

Sawa

h

irigasi

Pad

i

sa

wa

h,

pis

Sedang 0-20 40 Br

Page 45: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

8

ang

,

kay

u

san

ten,

ru

mp

ut

gaj

ah

20. 2/4 Sanur

Kaja/Denpasar

Selatan

08o40ʹ16,2”LS

115o14’57,8”BT

42 3 100 Datar Sawa

h

irigasi

Pad

i

sa

wa

h,

Jag

ung

,

pis

ang

,

rat

na,

Ru

mp

ut

gaj

ah,

Tur

i

Sedang 0-30 150 Brk

21. 2/19 Panjer/Denpasar

Selatan

08o36ʹ57,8”LS

115o12’51”BT

45 7 200 Beromb

ak

Sawa

h

irigasi

Pad

i

sa

wa

h, ,

ru

mp

ut

gaj

ah

Sedang 0-30 75 Br

22. 2/20 Pedungan/

Denpasar Selatan

08o41ʹ56,1”LS

115o15’26,6”BT

31 8 150 Bergelo

mbang

Sawa

h

irigasi

Pad

i

sa

wa

h,

pis

ang

Tinggi 0-30 100 Br

23. 2/21 Kepaon/Denpasar 08o42ʹ 5,4”LS 21 3 300 Datar Sawa Pad Tinggi 0-30 75 Br

Page 46: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

9

Selatan 115o11’58”BT h

Irigas

i

i

sa

wa

h,

kan

gku

ng

Denpasar Barat

24. 6/22 Padangsambian

Kelod/Denpasar

Barat

08o40ʹ11,30”LS

115o14’02”BT

31 4 200 Beromb

ak

Sawa

h

irigasi

pad

i

Tinggi 0-30 150 Br

25. 2/23 Padangsambian

Kaja/Denpasar

Barat

08o37ʹ16,3”LS

115o10’56,7”BT

72 12 200 Bergelo

mbang

Sawa

h

irigasi

Pad

i,

bun

ga

pac

ar,

pis

ang

dan

ket

ela

Sedang 0-40 75 Br

Page 47: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

10

Tabel 2. (Lanjutan)

N0 Desa/Keca

matan

Retensi Hara (f) Hara Tersedia (n) Terrain/Potensi mekanisasi (s)

TBE

(e)

Bahaya

Banjir

(f)

pH

KTK

(me/1

00 gr)

KB

(%)

C-

Organ

ik

(%)

N-total

(%)

P-

tersedia

(ppm)

K-

tersedia

(ppm)

Leren

g

(%)

Batuan

di

permuka

an

(%)

Singkapan

Batuan

(%)

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Ubung

Kaja/Denp

asar Utara

6,3

(AM)

30,61

(T)

88,57 (ST) 2,56

(S)

0,08 (SR) 30,69

(T)

155,91

(S)

4 0 0 SR 0

2 Peguyanga

n

Kangin/De

npasar

Utara

6,4

(AM)

22,68

(S)

105,66

(ST)

3,33

(T)

0,10 (R) 69,4

(ST)

238,28

(T)

5 2 0 SR 0

3 Peguyanga

n

Kaja/Denp

asar Utara

6,3

(AM)

32,04

(T)

89,80 (ST) 2,97

(S)

0,14 (R) 20,63

(S)

259,79

(T)

5 0 0 SR 0

4 Peguyanga

nKaja/Den

pasar Utara

6,4

(AM)

24,98

(T)

73,04 (ST) 2,96

(S)

0,14 (R) 36,99

(ST)

218,58

(S)

6 0 0 SR 0

5 Peguyanga

n/Denpasar

Utara

6,3

(AM)

33,32

(T)

67,53 (T) 2,53

(S)

0,14 (R) 23,14

(S)

247,28

(T)

4 0 0 SR 0

6 Peguyanga

n/Denpasar

Utara

6,3

(AM)

32,04

(T)

89,80 (ST) 2,97

(S)

0,14 (R) 20,63

(S)

259,79

(T)

5 0 0 SR 0

7 Kesiman/D

enpasar

Timur

6,3

(AM)

3,61

(SR)

94,11 (ST) 2,07

(S)

0,07 (SR) 28,71

(T)

129,75

(R)

3 0 0 SR 0

8 Kesiman/De

npasar

Timur

6,3

(AM)

35,62

(T)

108,64

(ST)

3,00

(S)

0,12 (R) 29,70

(T)

152,50

(S)

8 0 0 SR 0

9 Padanggala

k/Denpasar

Timur

6,3

(AM)

34,28

(T)

82,05 (ST) 3,85

(T)

0,15 (R) 16,16

(S)

254,39

(T)

5 0 0 SR 0

10 Kesiman

Kertalangu

/Denpasar

Timur

6,2

(AM)

7,22

(R)

72,73 (ST) 2,13

(S)

0,09 (SR) 19,54

(S)

301,17

(T)

7 0 0 SR 0

11 Penatih/De

npasar

6,2

(AM)

21,66

(S)

86,27 (ST) 3,31

(T)

0,11 (R) 19,72

(S)

235,47

(T)

8 0 0 SR 0

Page 48: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

11

Timur

12 Tangtu/De

npasar

Timur

6,2

(AM)

24,29

(T)

87,72 (ST) 2,91

(S)

0,08 (SR) 23,54

(S)

264,42

(T)

9 0 0 SR 0

13 Pinatih/De

npasar

Timur

6,2

(AM)

20,87

(S)

104,00

(ST)

3,66

(T)

0,14 (R) 31,13

(T)

302,52

(T)

3 0 0 S-B 0

14 Penatih

Dangri Puri

Denpasar

Timur

6,4

(AM)

23,54

(S)

84,41 (ST) 3,79

(T)

0,19 (R) 15,88

(S)

421,04

(ST)

15-25 0 0 S-B 0

15 Penatih/

Denpasar

Timur

6,3

(AM)

18,57

(S)

65,88 (T) 3,41

(T)

0,10 (R) 11,84

(R)

204,90

(S)

15-25 0 0 S-B 0

16 Renon/Den

pasar

Selatan

6,3

(AM)

28,42

(T)

63,64 (T) 2,94

(S)

0,08 (SR) 20,75

(S)

200,87

(S)

15-25 0 0 S-B 0

17 Sanur

Kauh/Denp

asar

Selatan

5,9

(AM)

31,65

(T)

96,55 (ST) 4,25

(T)

0,25 (S) 17,20

(S)

309,17

(T)

15-25 0 0 S 0

18 Sanur

Kauh/Denp

asar

Selatan

6,3

(AM)

5,8

(R)

88,89 (ST) 3,40

(T)

0,11 (R) 19,10

(S)

341,88

(T)

8 0 0 S-B 0

19 Sanur/Den

pasar

Selatan

6,1

(AM)

27,67

(T)

91,34 (ST) 2,97

(S)

0,09 (SR) 20,24

(S)

450,21

(ST)

8 0 0 S-B 0

20 San3ur

Kaja/Denp

asar

Selatan

6,2

(AM)

5,46

(R)

61,54 (T) 2,46

(S)

0,08 (SR) 59,04

(ST)

330,37

(T)

3 0 0 S 0

21 Panjer/Den

pasar

Selatan

5,9

(AM)

16,95

(S)

98,77 (ST) 2,85

(S)

0,13 (R) 26,06

(T)

266,78

(T)

9 0 0 S-B 0

22 Pedungan/

Denpasar

Selatan

6,1

(AM)

13,38

(R)

92,31 (ST) 2,61

(S)

0,17 (R) 88,29

(ST)

180,03

(S)

15-25 0 0 SR 0

23 Kepaon/De

npasar

Selatan

6,1

(AM)

10,13

(R)

81,63 (ST) 2,82

(S)

0,19 (R) 36,29

(ST)

200,97

(S)

15-25 0 0 SR 0

24 Padangsam

bian Kelod

/Denpasar

Barat

6,1

(AM)

5,79

(R)

88,89 (ST) 2,92

(S)

0,19 (R) 18,40

(S)

432,33

(ST)

8-15 0 0 SR 0

25 Padangsam

bian

Kaja/Denp

asar Barat

6,1

(AM)

24,53

(T)

106,20

(ST)

3,38

(T)

0,16 (R) 52,23

(ST)

449,08

(ST)

15-25 0 0 SR 0

Page 49: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

4

Pene

Page 50: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

4

litian ini dilakukan mulai Maret sampai Oktober 2015 di seluruh lahan sawah di

Kota Denpasar. Pada tahap persiapan terdiri dari kegiatan pengumpulan bahan-

bahan penelitian berupa data-data kepustakaan, data dari instansi yang berkaitan

dengan penelitian, survei awal, bahan dan peralatan untuk keperluan penelitian.

Bahan yang digunakan untuk persiapan kegiatan penelitian pendahuluan terdiri dari

peta tentatif penggunaan lahan, peta jenis tanah dan peta kelas lereng Kota

Denpasar.

Kegiatan penelitian meliputi: (1) persiapan peta-peta yaitu peta rupa bumi tahun

2008, (2) pembuatan peta unit lahan untuk penentuan titik pengambilan sampel

tanah, (3) Survei dan pengambilan contoh tanah sesuai dengan unit lahan yang

ditetapkan (4) analisis tanah di laboratorium. Penelitian ini dilakukan di seluruh

lahan persawahan pertanian di seluruh Kota Denpasar.

Alat yang digunakan adalah: alat-alat survei tanah seperti abney level untuk

mengukur kemiringan lereng, kompas untuk menentukan arah lereng dan orientasi

peta di lapangan, meteran untuk mengukur panjang lereng, bor belgi untuk

mencari kedalaman efektif tanah, ring sampel untuk mendapatkan nilai berat

volume tanah, permeabilitas tanah, pisau belati untuk mengeluarkan tanah dari

mata bor dan untuk memotong tanah di kedua permukaan ring sampel, dan kantong

plastik untuk menyimpan tanah yang tidak utuh dan selanjutnya dianalisis di

laboratorium.

Lokasi pengamatan di lapangan didasarkan atas satuan lahan homogen.

Dalam hal ini sebagai pewakil satuan lahan pengelolan adalah subak sawah irigasi

di Kota Denpasar. Hal ini didasarkan atas dalam satu subak dianggap mempunyai

pengelolaan lahan yang homogen. Jumlah lokasi pengamatan tanah sebanyak 25

lokasi pengamatan, sedangkan jumlah contoh tanah yang dianalisis 25 contoh

tanah.

Setelah ditentukan unit lahan kemudian melaksanakan survei dan

pengambilan contoh tanah di lapang. Kemudian dilanjutkan dengan analisis tanah

di laboratorium meliputi: tekstur tanah, kandungan bahan organik, N Total, P

tersedia, K tersedia, KTK, KB, pH tanah, kadar garam, permeabilitas tanah, dan

Page 51: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

5

berat volume tanah. Akhirnya laporan kemajuan hibah doktor ini dapat

diselesaikan.

Page 52: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

6

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil yang dapat dicapai selama ini dapat disimpulkan yaitu :

1. Persiapan data penunjang atau data sekunder yang mendukung penelitian ini

meliputi peta-peta seperti : peta rupabumi, peta kelas lereng, peta penggunaan

lahan dan peta jenis tanah dan data iklim.

2. Pembuatan peta unit lahan atau satuan lahan homogen untuk pengambilan titik

sampel tanah di lapang yaitu tanah sawah di Kota Denpasar

3. Melakukan survei lapang dan pengambilan contoh tanah di empat Kecamatan

Kota Denpasar, selanjutnya dilakukan analisis tanah sesuai dengan kebutuhan

penelitian di laboratorium Konsentrasi tanah Fakultas Pertanian Universitas

udayana Bali.

4. Pembuatan laporan kemajuan

7.2 Saran :

Untuk pencairan dananya diusahakan lebih awal, mengingat proses

penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel di lapang dan yang banyak

memakan waktu adalah analisis tanah di Laboratorium.

Page 53: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

7

DAFTAR PUSTAKA

Apriyana, N. 2011. Kebijakan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Dalam

Rangka Mempertahankan Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional. Jakarta

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.

As-Syakur,A. R. 2011. Perubahan Penggunaan Lahan di Provinsi Bali. Pusat

Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH), Universitas Udayana. Udayana

University Press

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali. 2011. Luas Panen, Rata-Rata Produksi,

dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang. Kabupaten/Kota di Bali .

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2012. Luas Panen, Rata-Rata Produksi, dan

Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang. Kabupaten/Kota di Bali .

.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar. 2010. Denpasar Dalam Angka.

Denpasar

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar. 2012. Denpasar Dalam Angka.

Denpasar

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali. 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010.

Data Agregat per Kabupaten/Kota.

Bappeda Provinsi Bali. 2006. Studi Identifikasi dan Potensi Bencana Alam di

Provinsi Bali. Bappeda Provinsi Bali dan PPLH, Lembaga Penelitian Unud.

Djaenudin, D., Marwan H., Subagjo., dan A. Hidayat. 2003. Evaluasi Lahan Untuk

Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah, Puslitbangtanak. Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Fahar, F. 2012. Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional. Simposium

Nasional Ketahanan Kemandirian dan Keamanan Pangan. Jakarta.

Lanya, I. 2007. Alih Fungsi Lahan Subak dan Usaha Pelestarian Alam dan Budaya

Bali. Laporan Hasil Penelitian, Kerjasama DPRD Bali.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2009 Tentang Penataan

Ruang Nasional. Diunduh dari http://www deptan go.id/psp/admin/rb/

PP_ 26_Tahun _2009.pdf, pada tanggal 4 Juli 2012

Page 54: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

8

Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029.

Pramono, J; Seno Basuki; Widarto . 2005. Upaya Peningkatan Produktivitas Padi

Sawah Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya

Terpadu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah. Agrosains

7(1): 1-6, 2005

Salikin, K.A. 2011. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta.

Suastika, I, K. 2013. Subak sebagai Warisan Budaya Dunia. Dinas Kebudayaan

Provinsi Bali. Disampaikan pada Seminar Budaya yang diselenggarakan

oleh Himpunan Mahasiswa Agrotek, Fakultas Pertanian Universitas

Udayana, Bali.

Subadiyasa, N. N., I. Lanya dan K. Sardiana. 2010. Strategi Pengendalian Alih

Fungsi Lahan Subak Berbasis Masyarakat dan Upaya Peningkatan

Produktivitas Lahan di Kabupaten Tabanan, Bali.

Sutanto, P. 2006. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan

Perkebunan Besar. Proseding Pertemuaan Ilmiah Tahunan ke-5 Masyarakat

Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN). Surabaya.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

Diunduh pada tanggal 15 September 2012dari http://bplhd.jakarta.go.id/

peraturan/ uu/UU%20RI%20NO%2026%20TAHUN%202007.pdf

Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan

Pertanian Pangan Berkelanjutan. Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal

Pengelolaan Lahan dan Air.

Page 55: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

9

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 56: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

10

Lampiran 1. Catatan Harian (Logbook) dan rincian biaya yang terpakai 70 %

No Tanggal Kegiatan Biaya

(Rp)

1. 7/4/2015 Belanja barang berupa ATK terdiri dari: 6 rim kertas

HVS, 2 bh tinta printer, 1 bh flashdisc, 4 bh paper klip, 4

rim kertas ploter dan 4 rim kertas label

3.400.000

2. 10/4/ 2015

Pengumpulan peta-peta berupa peta rupa bumi untuk

membuat peta kelas lereng, peta jenis tanah dan peta

penggunaan lahan dan satu set alat ukur serta alat

oven. Pembuatan peta satuan lahan homogen atau peta

unit lahan yang digunakan untuk menentukan

pengambilan titik sampel tanah sawah di lapang dan

melakukan survei tanah

5.500.000

3 5/6/2015 Belanja barang berupa bahan analisis unsur hara sebanyak

25 sampel

7.900.000

4 12/6/2015 Belanja honorarium penelitian untuk 4 0rang 3.400.000

5 18/6/2015 Biaya honorarium surveyor perjalanan survei ke empat

lokasi, meliputi : Denpasar Utara, Denpasar Timur,

Denpasar Selatan dan Denpasar Barat sebanyak 3 orang

dan selama 3 hari

3.600.000

Total Biaya yang sudah digunakan 70 % 23.800.000

Lampiran 2.. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah

Kualitas/Karakteristik lahan

Kelas Kesesuaian Lahan

S1 S2 S3 N1 N2

1. Temperatur ( t )

- Rerata tahunan (oC)

24-29

>29-32

22- < 24

>32-35

18- < 22

Td

>35

<18

2. Ketersediaan air ( w )

- Bulan kering ( < 75 )

- Curah hujan/tahun

(mm)

<3

>1500

3 - < 9

1200-1500

9 – 9,5

800 - <

1200

Td

>9,5

< 800

Page 57: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

11

3. Media Perakaran ( r )

- Drainase tanah

- Tekstur tanah

- Kedalaman efektif

(cm)

Terhambat

SCL, SiL,

CL

>50

Agak

terhambat

SL, L,

SiCL, SiC.

40-50

Sedang,

Baik

LS, Liat

massif

25 - < 40

Cepat

Td

20 - < 25

Sangat

cepat

Kerikil,

pasir

< 20

4. Retensi hara ( f )

- KTK tanah (cmol)

- Kejenuhan Basa (%)

- pH H2O

- C-Organik (%)

>= sedang

> 35

5,5 – 8,2

>1,5

Rendah

20- 35

5,0 – 5,5

8,2 – 8,5

0,8 – 1,5

Sangat

rendah

< 20

< 5,0

>8,5

<0,8

Td

Td

5. Kegaraman ( c )

- Salinitas (mmhos/cm)

< 3,5

3,5 – 5,0

>5,0 – 6,6

>6,6 - 8

>8

6. Hara Tersedia ( n ) - N-total (%)

- P tersedia (ppm)

- K-tersedia (ppm)

>=Sedang

Sangat

tinggi

>=Sedang

Rendah

Tinggi

Rendah

Sangat

rendah

Sedang-

rendah

Sangat

rendah

Sangat

rendah

7. Terrain/Potensi mekanisasi ( s )

- Lereng (%)

- Batuan di permukaan

(%)

- Singkapan batuan (%)

< 3

< 2

0

3 – 5

2 – 5

2 - 5

>5 – 8

>5 – 10

>5 - 15

Td

>10 – 25

Td

Td

>25

>25

8. Tingkat bahaya erosi ( e ) SR R S B SB

9. Bahaya banjir ( b ) F0-F1 F2 F3 F4 F4

Keterangan:

- Td = Tidak berlaku

- C = Clay

- L = Loamy - Si = Silty

- S = Sandy

Page 58: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

30

Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Survei Lahan Sawah di Kota Denpasar

No

No

SL

Dusun/Desa/Keca

matan

Letak

geografis

Elevasi

(m)

Dpl

Lereng

(%)

Panjang

Lereng

(m)

Relief

Pengg.

Lahan

Vegetasi Managemen

Lahan

Lapisan

Ap

(cm)

Kedalaman

Efektif (cm)

Drainase Tanah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1. 2 Ubung

Kaja/Denpasar

Utara

08o36ʹ 47,8”LS

115o11’27,6”BT

87 19 500 Bergelo

mbang

Sawah

irigasi

Padi sawah Sedang 0-45 150 Br

2. 3 Peguyangan

Kangin/Denpasar

Utara

08o36’31,9”LS

115o14’10,1”BT

73 4 600 Beromb

ak

Sawah

irigasi

Padi sawah Sedang 0-30 75 Br

3. 2 Peguyangan

Kaja/Denpasar

Utara

08o16ʹ39,2,”LS

115o35’37,5”BT

128 8 100 Bergelo

mbang

Sawah

irigasi

Padi sawah,

jagung, pisang ubi

kayu

sedang 0-45 80 Br

4. 2 Peguyangan

Kaja/Denpasar

Utara

08o36518,8”LS

115o13’50,6”BT

83 4 500 Beromb

ak

Sawah

irigasi

Padi sawah,

pisang

Tinggi 0-35 75 Br

5. 2 Peguyangan/Den

pasar Utara

08o36ʹ44,6”LS

115o13’38,9”BT

84 3 200 Datar Sawah

irigasi,

Padi sawah,

pisang

Tinggi 0-35 75 Br

6. 2 Peguyangan/Den

pasar Utara

08o36ʹ56,4”LS

115o12’51,2”BT

90 8 500 Beromb

ak

Sawah

irigasi

Padi sawah,

pacar,terong, ubi

kayu, pepaya,

ratna, cabai

Rendah 0-25 55 Br

7. 2 Kesiman/Denpasa

r Timur

08o40ʹ47”LS

115o14’55,3”BT

47 4 200 Beromb

ak

Sawah

irigasi

Padi sawah,

rumput gajah,

jagung, dan ratna

Sedang 0-30 100 Br

8. 2 Kesiman/Denpasar

Timur

08o39ʹ29,1”LS

115o15’08,8”BT

39 10 50 Bergelo

mbang

Sawah

irigasi

Padi sawah,

jagung, rumput

gajah

Sedang 0-30 70 Br

9. 2 Padanggalak/Den

pasar Timur

08o39ʹ32”LS

115o15’44,2”BT

23 3 75 Datar Sawah

Irigasi

Padi sawah,

pisang, jagung

Sedang 0-30 100 Br

10. 3 Kesiman

Kertalangu/Denp

asar Timur

08o38ʹ157,7”LS

115o16’11”BT

51 3 200 Datar Sawah

irigasi

Padi sawah,

pisang

Sedang 0-30 75 Br

11. 3 Penatih/Denpasar

Timur

08o36ʹ58,3”LS

115o14’39,2”BT

76 3 200 Datar Sawah

Irigasi

Padi sawah,

pisang, tebu dan

sereh

Tinggi 0-30 100 Br

12. 2 Tangtu/Denpasar

Timur

08o38ʹ57,7”LS

115o16’11,2”BT

24 3 100 Datar Sawah

irigasi

Padi, jagung,

pisang

Sedang 0-15 60 Br

13. 2 Pinatih/Denpasar

Timur

08o35ʹ37,1”LS

115o13’48,9”BT

104 14 50 Bergelo

mbang

Sawah

Irigasi

Padi, pandan,

pacar air

Sedang 0-20 75 Br

14. 3 Penatih Dangri

Puri Denpasar

Timur

08o37ʹ58”LS

115o11’53,4”BT

51 3 500 Datar Padi

Sawah

Padi, pisang,

Waru

Sedang 0-25 80 Br

Page 59: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

31

15. 3 Penatih/ Denpasar

Timur

08o37ʹ33,7”LS

115o14’09,2”BT

64 4 500 Datar Padi

Sawah

Padi, pisang, Tinggi 0-30 80

Br

1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1

6

2 Renon/Denpasar

Selatan

08o39ʹ13”LS

115o13’24,5”BT

46 7 150 Beromb

ak

Padi

Sawah

Padi, pisang,

intaran

Sedang 0-20 150 Br

1

7

4 Sanur

Kauh/Denpasar

Selatan

08o39ʹ20”LS

115o15’6,20”BT

46 3 100 Datar Padi

Sawah

Padi sawah,

sengon, intaran

Tinggi 0-40 100 Br

1

8

2 Sanur

Kauh/Denpasar

Selatan

08o41ʹ36,6”LS

115o14’34,6”BT

44 3 100 Datar Sawah

irigasi

Padi sawah,

pisang

Tinggi 0-50 55 Br

1

9

2 Sanur/Denpasar

Selatan

08o40ʹ47”LS

115o14’55,3”BT

21 5 150 Beromb

ak

Sawah

irigasi

Padi sawah,

pisang, kayu

santen, rumput

gajah

Sedang 0-20 40 Br

2

0

2 Sanur

Kaja/Denpasar

Selatan

08o40ʹ16,2”LS

115o14’57,8”BT

42 3 100 Datar Sawah

irigasi

Padi sawah,

Jagung, pisang,

ratna, Rumput

gajah,Turi

Sedang 0-30 150 Brk

2

1

2 Panjer/Denpasar

Selatan

08o36ʹ57,8”LS

115o12’51”BT

45 7 200 Beromb

ak

Sawah

irigasi

Padi sawah, ,

rumput gajah

Sedang 0-30 75 Br

2

2

2 Pedungan/

Denpasar Selatan

08o41ʹ56,1”LS

115o15’26,6”BT

31 8 150 Bergelo

mbang

Sawah

irigasi

Padi sawah,

pisang

Tinggi 0-30 100 Br

2

3

2 Kepaon/Denpasar

Selatan

08o42ʹ 5,4”LS

115o11’58”BT

21 3 300 Datar Sawah

Irigasi

Padi sawah,

kangkung

Tinggi 0-30 75 Brk

2

4

6 Padangsambian

Kelod /Denpasar

Barat

08o40ʹ11,3”LS

115o11’2,0”BT

31 4 200 Beromb

ak

Sawah

irigasi

Padi, pisang Tinggi 0-30 85 Br

2

5

6 Padangsambian

Kaja/Denpasar

Barat

08o37ʹ16,3”LS

115o10’56,7”BT

82 12 200 Bergelo

mbang

Sawah

irigasi

Padi sawah, bunga

pacar, pisang,

rumput gajah

Sedang 0-30 75 Br

Page 60: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

32

No

No . Smpl/

no. Lap.

Temp Ketersedian Air (w) Media Perakaran (r) Retensi Hara (f)

BK CH

Drainase Tekstur

Bhn Kasar Kedalaman

pH

KB

KTK C-Org

Effektif

(0C) (bln) (mm (%) Efektif (%)

(cm)

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

2/24

1 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 A Br L 0 45 6.82 82.39 28.58 2.49

2

3/12

26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br CL 0 50 7.16 86.74 38.78 3.45

3 2/17

26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br L 0 48 7.00 66.62 31.46 2.54

4 2/14

26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SCL 0 75 6,.63 68.38 32.28 1.28

5

2/15

26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 A Br SiC 10 75 6.63 69.87 34.89 0.86

6

2/18

26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 A Br SiL 0 55 6.5 57.90 31.23 1.70

7 2/5 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br L 0 50 6.69 53.08 22.18 1.25

8 2/6 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br CL 0 70 6.82 84.64 27.04 2.42

9 2/7 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 A Br SiL 30 80 6.86 83.64 31.27 1.28

10 3/9 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br CL 10 70 6.82 59.18 94.67 2.97

11 3/13 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiCL 0 75 6.7 96.21 33.67 1.29

12 2/8 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br CL 20 60 6.47 55.46 30.38 1.26

Page 61: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

33

13 2/16 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br CL 0 75 6.63 63.33 90.20 1.71

14 3/10 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiCL 0 80 6.58 68.62 40.23 2.60

15 3/15 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiC 0 80 6.57 58.27 33.27 3.02

16 2/1a 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiCL 0 80 6.82 97.67 32.00 2.85

17 4/1b 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiCL 0 75 6.86 98.20 19.60 1.29

18 2/2 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 A Br CL 0 55 6.92 91.76 32.37 2.43

19 2/3 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br CS 0 40 6.73 94.74 34.25 1.28

20 2/4 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiC 10 60 6.9 67.09 28.46 2.18

21 2/19 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br L 0 75 6.92 51.63 35.16 1.28

22 2/20 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br C 0 70 6.88 72.39 44.40 3.07

23 2/21 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br C 0 65 8.85 99.63 37.07 1.76

24 6/21 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br C 0 95 6.71 93.87 36.23 3.03

25 2/23 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiCL 0 75 6.86 58.83 37.85 1.73

Page 62: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

34

No

No .

Sampel/no.

Lap.

Temp Ketersedian Air (w) Media Perakaran (r) Retensi Hara (f)

Toksisitas/Salinita

s

Kettersediaan Hara (n) Terrain/Potensi Mekanisasi (s)

Lokasi

BK CH

Drainase

Tekstur

Bhn Kasa

r Kedalaman

pH

KB

KTK

C-Org

TBE

Bahay

a

Kesesuaian

Kesesuaian

(Desa/Dusun/

Effektif

N-Total

P-Tersedia

K-Tersedia

(%)

Subak/ Kecamatan)

(0C)

(bln)

(mm (%) Efekti

f (%)

N-

total

P-Tersedia

K-Tersedia

Lereng

Batuan

Si

ngkapan

(e)

Banjir

Lahan

Lahan

(cm)

(%)

(ppm) (ppm)

Permukaa

n

Permukaan

Batuan

(b) Aktual

Potensial

(%) (%) (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

21 22 23 24 25

1

2/24

26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 A Br L 0 45 6.82 82.39 28.58 2.49 2.61 0.14 42 19.9 19 - 0 SR F1 S2w S1r2 Ubung Kaja/Denpasar Utara

2

3/12

26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br CL 0 50 7.16 86.74 38.78 3.45 1.21 0.19 41.76 5.9 4 - 0 SR F1 S2r4

w2 S1

Peguyangan Kangin/Denpasar Utara

3

2/17

26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br L 0 48 7.00 66.62 31.46 2.54 1.35 0.12 125.81 10.6 8 - 0 SR F1 S3n3 S1

Peguyangan Kaja/Denpasar Utara

2/14

26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SCL 0 75 6,.63 68.38 32.28 1.28 1.15 0.08 52.18 15.5 4 - 0 SR F1 S3n3 S1

Peguyangan Kaja/Denpasar Utara

4

Page 63: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

35

5

2/15

26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 A Br SiC 10 75 6.63 69.87 34.89 0.86 1.55 0.22 31.88 21.36 3 - 0 SR F1 S3n3 S1

Peguyangan/Denpasar Utara

6

2/18

26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 A Br SiL 0 55 6.5 57.90 31.23 1.70 1.82 0.18 20.44 26.9 8 - 0 S F1 S3n3 S1

Peguyangan/Denpasar Utara

7 2/5 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br L 0 50 6.69 53.08 22.18 1.25 1.00 0.12 17.43 20.9 4 - 0 SR F1 S3n3 S1

Kesiman/Denpasar Timur

8 2/6 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br CL 0 70 6.82 84.64 27.04 2.42 1.65 0.2 37.46 19.6 10 - 0 S F1 S3n3 S1

Kesiman/Denpasar Timur

9 2/7 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 A Br SiL 30 80 6.86 83.64 31.27 1.28 0.42 0.06 20.84 19.82 3 - 0 SR F0 S3n3 S1

Padanggalak/Denpasar Timur

26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br CL 10 70 6.82 2.62 0.27 61.41 23.13 3 - 0 SR F2 S2s1 S1 10 3/9 59.18 94.67 2.97

Kesiman Kertalangu/Denpasar Timur

11 3/13 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiCL 0 75 6.7 96.21 33.67 1.29 1.83 0.18 15.75 15.69 3 - 0 SR F1 S3r1 S1

Penatih/Denpasar Timur

12 2/8 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br CL 20 60 6.47 55.46 30.38 1.26 2.34 0.18 70.53 21.45 3 - 0 SR F S3n3 S1

Tangtu/Denpasar Timur

13 2/16 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br CL 0 75 6.63 63.33 90.20 1.71 2.13 0.19 36.43 16.91 14 - 0 R F1 S3s1

n3 S2s1

Anggabaya/Denpasar Timur

14 3/10 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiCL 0 80 6.58 68.62 40.23 2.60 3.11 0.29 63.35 9.56 3 - 0 SR F1 S3n3 S1

Penatih Dangri Puri/Denpasar Timur

15 3/15 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiC 0 80 6.57 58.27 33.27 3.02 5.06 0.28 24.13 20.15 4 - 0 SR F1 S3n3 S1 Tembau/Denpasar Timur

16 2/1a 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiCL 0 80 6.82 97.67 32.00 2.85 2.28 0.07 44.65 12.36 7 - 0 R F S3n3 S1

Renon/Denpasar Selatan

17 4/1b 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiCL 0 75 6.86 98.20 19.60 1.29 2.75 0.17 51.96 7.82 3 - 0 R F2 S3n3 S2b

Sanur Kauh/Denpasar Selatan

18 2/2 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 A Br CL 0 55 6.92 91.76 32.37 2.43 1.32 0.11 17.87 12.34 3 - 0 R F2 S3n3 S2b

Sanur Kauh/Denpasar Selatan

19 2/3 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br CS 0 40 6.73 94.74 34.25 1.28 3.45 0.17 55.51 8.81 5 - 0 R F1 S3r3

n3 S2r3

Sanur/Denpasar Selatan

20 2/4 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiC 10 60 6.9 67.09 28.46 2.18 1.56 0.18 19.83 3.33 3 - 0 SR F1 S3n3 S1

Sanur Kaja/Denpasar Selatan

21 2/19 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br L 0 75 6.92 51.63 35.16 1.28 1.54 0.15 35.09 3.59 7 - 0 R F2 S3n3 S2b

Panjer/Denpasar Selatan

22 2/20 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br C 0 70 6.88 72.39 44.40 3.07 3.01 0.25 22.24 9.71 8 - 0 S F2 S3n3 S2b

Pedungan/ Denpasar Selatan

23 2/21 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br C 0 65 8.85 99.63 37.07 1.76 2.96 0.14 18.09 10.75 3 - 0 SR F2 S3n3 S2b

Kepaon/Denpasar Selatan

Page 64: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

36

24 6/21 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br C 0 95 6.71 93.87 36.23 3.03 1.80 0.25 28.33 16.15 4 - 0 SR F2 S3n3 S2b

Padangsambian Kelod/Denpasar Barat

25 2/23 26,28 - 25,53 6 1175 - 1590 Br SiCL 0 75 6.86 58.83 37.85 1.73 1.39 0.16 34.59 6.24 12 - 0 R F1 S3s1

n3 S2s1

Padangsambian Kaja/Denpasar Barat

Page 65: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

1

Lampiran 5. Gambar - gambar Penelitian

Gambar sedang mengambil sampel

tanah

Gambar sedang mencatat data

Gambar sedang diskusi mengenai data Gambar analisis P Tersedia tnah di lab

Page 66: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

2

PEMETAAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH UNTUK KELESTARIAN

SUBAK DALAM MENUNJANG PERTANIAN PANGAN

BERKELANJUTAN DI KOTA DENPASAR

Ni Made Trigunasih 1)

1)

Mahasiswa Program Doktor Ilmu Pertanian, Program Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar-Bali,

Telp. : 081933118689, Email : [email protected]

Program Ilmu Pertanian Pascasarjana, Universitas Udayana, Jl. PB Sudirman Denpasar, 80232

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memetakan alih fungsi lahan sawah, dan mengetahui kesesuaian lahan

serta menata kembali penggunaan lahan sesuai dengan tata ruang yang berlaku dalam pelestarian sumberdaya lahan. Metode yang digunakan adalah survei lapang, kepustakaan, inventarisasi data dan peta sumberdaya lahan Kota Denpasar. Analisis spasial terhadap data pemetaan digital dengan menggunakan perangkat lunak program ArcGIS. Data yang digunakan untuk pemetaan alih fungsi lahan sawah di Kota Denpasar adalah foto udara tahun 2000 (Bakosurtanal 2000), citra Landsat 2003, peta tahun 2008 citra ALOS/AVNIR-2 dan citra Landsat. Berdasarkan hasil interpretasi foto udara, citra Landsat, citra satlit ALOS/AVNIR-2, dan citra Landsat diperoleh data jumlah lahan sawah dari tahun 1992-2015 yaitu tahun 1992, 2000, 2003, 2008 dan 2015 berturut-turut seluas 7194,66 ha

5310,45 ha ; 4601,43 ha ; 3784,64 ha dan 2554,12 ha. Perubahan luas sawah dari tahun 2000-2015 sebesar 4.640,54 ha atau rata-rata per tahun terjadi peningkatan pengurangan luas sawah di Kota Denpasar yaitu 201,763 ha. Oleh karena itu, lahan sawah di Kota Denpasar perlu dilindungi berdasarkan kesesuaian lahan sumber irigasi dan kesesuian lokasi sawah dengan RTRW serta produktivitas lahan. Dari hasil karakteristik/kualitas lahan sawah di Kota Denpasar, didapatkan kesesuaian lahan potensial tanaman padi sebagian besar sangat sesuai (S1) 60 % dan 40 % termasuk S2r3 (cukup sesuai) dengan faktor pembatas salinitas dan kedalaman efektif. Simpulan bahwa, rata-rata

pertahun perubahan penggunaan lahan sawah di Kota Denpasar dari tahun 1992 sampai 2015 yakni 201,763 ha (2,804 %). Berdasarkan analisis kesesuaian lahan padi sawah tergolong sangat sesuai (S1) 60 % dan 40 % cukup sesuai (S2r3, S2b). Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dari awal penelitian sampai selesai dan juga kepada Rektor melalui LPPM Unud.. Kata Kunci : Alih fungsi lahan, kesesuaian lahan, Kota Denpasar.

LAND TRANSFER FUNCTION MAPPING FOR SUSTAINABILITY SUBAK RICE FIELD IN

SUPPORTING SUSTAINABLE AGRICULTURE FOOD IN DENPASAR

Ni Made Trigunasih 1)

1)

Student Doctoral Program of Agricultural Sciences, Graduate University of Udayana Bali,

Telp . : 081933118689 , Email : [email protected]

Agricultural Sciences Graduate Program , University of Udayana , Jl . PB Sudirman Denpasar , 80232

Abstract This study aims to map the conversion of paddy fields, and determine the suitability of land and re-arrange the

appropriate land use spatial functions in accordance with applicable in the preservation of land resources. The

method used is the field survey, literature, inventory data and land resource map of Denpasar. Spatial analysis of

the digital mapping data using ArcGIS software program. Parameters set for the preservation of land resources.

The data used for mapping wetland conversion in Denpasar is an aerial photograph of 2000. Based on the

interpretation of aerial photographs, Landsat, ALOS satlit image / AVNIR-2, and a Landsat image data obtained

wetland number of years 2000-2014, namely 2000, 2003, 2008 and 2014 respectively covering an area of

5310.45 ha; 4601.43 ha; 3784.64 ha and 2506 ha. Wet land use change from year 2000-2014 amounted to 2804.45 ha, or an average annual increase in rice area reduction in Denpasar amounted to 200.32 ha. Therefore,

paddy fields in Denpasar need to be protected based on land suitability source of irrigation and rice with the

Spatial location suitability and land productivity. From the results of the characteristics / quality of the rice fields

in Denpasar, potential land suitability obtained rice plants mostly very suitable (S1) 60% and 40% including S2r3

(quite appropriate) by a factor limiting salinity and depth of effective.

The resume that the average annual change in the use of wetland in Denpasar from 2000 to 2014 amounted to

200.32 ha. Based on the suitability of land for paddy rice is classified as very appropriate (S1) 60% and 40%

quite fit (S2r3, S2b) The author would like to thank all those who have helped the author of the initial study to

completion.

Keywords: Transfer of land use, land suitability of paddy field, Denpasar City

Pendahuluan

Ketahanan pangan nasional maupun lokal terus menurun akibat pesatnya laju

pertumbuhan penduduk yang masih tinggi (periode 2000 -2010 yaitu 1,49 %/tahun), jumlah

penduduk miskin dan rawan pangan masih relatif tinggi yaitu 12,4 % dari total penduduk.

Disamping itu permasalahan yang dihadapi dalam pangan nasional saat ini adalah degradasi

Page 67: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

3

kesuburan tanah, adanya impor beras, kompetisi pemanfaatan air semakin meningkat dan

infrastruktur pertanian/pedesaan masih kurang memadai (jaringan irigasi banyak yang rusak),

serta maraknya fenomena konversi lahan pertanian saat ini (Fahar, 2012).

Pada tahun yang sama Provinsi Bali sudah mengalami defisit pangan, akibat pesatnya

alih fungsi lahan sawah/subak mencapai 800 ha /tahun (Subadiyasa et al., 2010). Persediaan

pangan 132.009 ton beras, sementara kebutuhan pangan 572.040 ton beras untuk penduduk

3.891.428 jiwa (BPS, Prov. Bali, 2010). Defisit pangan akan terus meningkat sejalan dengan

laju konversi lahan sawah dan peningkatan jumlah penduduk. Akibatnya berdampak pada

kehilangan subak di Bali yang tidak dapat dilindungi.

Perda Provinsi Bali No 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW), selama ini belum mampu mengendalikan alih fungsi lahan dengan berbagai

permasalahannya, dan belum cukup untuk melindungi lahan sawah sebagai produksi pangan.

Dalam pasal 60 ayat (3) butir f sudah dituangkan yaitu hanya pencegahan dan pembatasan

alih fungsi lahan sawah beririgasi. Untuk mencegah perubahan penggunaan lahan/alih fungsi

lahan sawah diperlukan peraturan perundang-undangan yang lebih mengikat agar tidak

kehilangan sistem subak di Bali. Permasalahan yang menghambat pencapaian ketahanan

pangan dan mendekatkan masyarakat dari keadaan rawan pangan adalah konversi lahan

pertanian menjadi bukan pertanian. Kondisi seperti ini terjadi pada wilayah Kota Denpasar.

Kota Denpasar merupakan pusat ibu kota Provinsi Bali yang mempunyai luas wilayah

sangat sempit, tapi dijejali dengan masalah kependudukan dan menjadi pusat perekonomian di

Bali. Kota ini adalah salah satu wilayah dengan tingkat konversi lahan pertanian menjadi

bukan pertanian yang tinggi. Selain itu Barus et al., mengindikasikan bahwa dinamika

perubahan lahan banyak dipengaruhi oleh kebijakan BPN dalam perijinan pengusahaan lahan.

data penurunan luasan lahan sawah merupakan salah satu data penting dalam perencanaan

bidang pertanian. Konversi/alih fungsi aktual lahan sawah perlu ditelaah dalam rangka

Undang-undang No. 41 Tahun 2009 yang merujuk pada perlindungan lahan pertanian pangan

berkelanjutan.

Berdasarkan BPS Provinsi Bali (2014), luas wilayah Kota Denpasar yaitu 127,78 km2

(12.778 ha) atau 2,18 % dari luas wilayah Provinsi Bali. BPS Kota Denpasar (2010-2014)

melaporkan, penggunaan lahan untuk sawah berturut-turut 2.693 ha, 2632 ha, 2597 ha, 2519

ha dan 2.506 ha. Hal ini berarti terjadi pengurangan luas lahan sawah selama empat tahun

sebesar 187 ha atau 46,75 ha/tahun. Di Kota Denpasar lahan sawah yang ada sebagian sistem

irigasinya sudah rusak, karena Land Consolidation (LC). Rusaknya jaringan irigasi khususnya

di wilayah pemukiman dan juga diakibatkan oleh pemanfaatan sumber air untuk sektor bukan

pertanian (kemasan), PDAM, sehingga ketersediaan air pengairan untuk sawah semakin

berkurang.

Indayati (2007) menyatakan, subak sebagai aktivitas pertanian yang memiliki

kelembagaan adat yang dijiwai oleh filosofi Tri Hita Karana, meliputi palemahan (wilayah

subak), pawongan (petani) dan parahiyangan (relegi/Pura Bedugul). Ketiga konsep yang

terkandung dalam pengelolaan subak memberi makna bahwa anggota subak harus

menyelaraskan hubungannya dengan Sang Pencipta (adanya pura-pura dan upacara

keagamaan), dengan sesama manusia (aktivitas anggota subak), dan dengan lingkungannya

(lahan pertanian). Oleh karena itu subak sebagai “Warisan Budaya Dunia” tidak hanya

bentang persawahannya saja, melainkan kawasan yang luas merupakan satu kesatuan, meliputi

danau/sumber air, desa-desa, subak, dan pura-pura di dalamnya (Suastika, 2013).

Posisi subak saat ini semakin terdesak keberadaannya dengan meningkatnya

perekonomian, urban dari berbagai pulau yang masuk ke wilayah Kota Denpasar, kegiatan

pariwisata dan jasa lainnya. Meningkatnya urban atau penduduk akan mengakibatkan

kebutuhan lahan untuk membangun pemukiman, sehingga kederadaan sawah akan tergusur.

Adanya alih fungsi lahan sawah menyebabkan akan hilangnya palemahan yang berdampak

kepada hilangnya pawongan dan akhirnya parahiyangan tidak diperhatikan oleh masyarakat

subak. Pada 29 Juni 2012 subak ditetapkanan sebagai “ Warisan Budaya Dunia” patut

dilindungi seperti budayanya, lembaganya, lanskapnya, sehingga subak mendapat

penghargaan dari Badan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD). Dalam

mempertahankan keberadaan subak di Kota Denpasar, semuanya ditetapkan sebagai RTHK

(Ruang Terbuka Hijau Kota). RTHK di beberapa lokasi subak, banyak dilanggar untuk

bangunan dan industri, sehingga keberadaan subak perlu dilestarikan agar ketahanan pangan

berkesinambungan. Dalam rangka perencanaan dan pengembangan wilayah untuk

memudahkan mandapat sistem informasi lahan (PP no. 25 Tahun 2012) tentang kawasan

lahan pertanian pangan berkelanjutan, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan

Page 68: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

4

lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan (LCPPB) di Kota Denpasar, segera dilakukan

penataan guna lahan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis melakukan penelitian tentang

lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan judul “ Pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk

kelestarian subak dalam menunjang Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kota Denpasar “

II. Bahan dan Metode

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Denpasar dengan luas wilayah 127,78 km2 atau 12778 ha

(BPS Kota Denpasar, 2014). Lokasi penelitian secara geografis terletak pada 08º36'56" -

08º42'01" Lintang Selatan dan 115º10'23" - 115º16'27" Bujur Ttimur. Waktu penelitian

dilaksanakan mulai Maret sampai Oktober 2015 yang berlokasi di wilayah sawah di seluruh

Kota Denpasar.

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (a) analisis laboratorium

menggunakan bahan- bahan berupa zat kimia sebagai reagensia untuk analisis tanah. Adapun

bahan-bahan yang digunakan untuk analisis di laboratorium meliputi: (1) H2SO4 pekat, selen,

Parafin cair, NaOH, H3BO3, HCl, dan indikator Conway, larutan P-A, P-B, dan P-C, NH4Oac,

Alkohol 80 %, parafin cair, NaOh 50 %, H2SO4 0,1 N, indikator Conway, HCl 0,1 N, indikator

metil merah dan NaOH 0,1 N, H2SO4 Pekat, H3PO4 pekat, K2Cr2O7, dan DPA, H2O2, HCl,

dan Calgon. (b) Peta-peta berupa : peta jenis tanah, peta penggunaan lahan, peta kelas lereng

yang ditumpangtindihkan untuk pembuatan unit lahan. Disamping itu juga bahan yang

dibutuhkan untuk penelitian ini adalah peta topografi/peta rupabumi (Bakosurtanal, 2000, peta

produktivitas, dan peta tematik (RTRW, dan citra satelit serta data statistik mulai 2010 - 2012

Kota Denpasar.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa: (1) Untuk pemetaan digunakan

seperangkat komputer dengan program Arc-GIS, yang terdiri dari hardwear dan soft wear.

Perangkat keras (hardwear) terdiri dari meja digitizer untuk digitasi dan analisis peta-peta

tematik, printer; (2) Analisis di laboratorium dibutuhkan oven, pH meter, Konduktometer,

Spektrofotometer, labu ukur 1000 ml, Erlermeyer 50 ml, pipet, buret, ayakan, pemanas air,

ruang asam, alat untuk destilasi, labu didih, ring sampel, dan kertas saring dll. (3) Instrumen

yang dibutuhkan untuk survei di lapangan meliputi : bor belgi, pisau lapang, altimeter, abney

level, kompas, kantong plastik, label, meteran dan GPS serta alat-alat tulis.

Rancangan Penelitian

Jenis data yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian ini adalah metode kualitatif dan

kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk mengukur data dengan

suatu alat ukur tertentu yang diperlukan untuk kebutuhan analisis yang secara kuantitatif

berupa angka-angka. Dalam penelitian ini yang termasuk metode kuantitatif adalah metode

survei yang mengamati langsung di lapangan dan mengambil sampel tanah kemudian di

analisis di laboratorium untuk dilakukan analisis tanah sesuai dengan keperluan penelitian.

Adapun parameter yang diamati dalam penelitian seperti kesesuaian lahan (sifat kimia tanah

yaitu : tekstur tanah, kandungan bahan organik, N Total, P tersedia, K tersedia, KTK, KB, pH

tanah, kadar garam, permeabilitas tanah, dan berat volume tanah. Parameter lainnya juga

diamati meliputi produktivitas lahan, jaringan irigasi, dan Kesesuaian lokasi sawah dengan

RTRW

Metode kualitatif adalah metode yang tidak menggunakan data berupa angka yang

berupa penjelasan berhubungan dengan obyek penelitian. Metode kualitatif dalam penelitian

ini meliputi pengumpulan data dimulai dari (1) studi pustaka yaitu mengumpulkan sumber

data penelitian sebelumnya maupun teori-teori yang mendukung penelitian yang akan

dilaksanakan. Selain itu juga data didapatkan dari Bappeda Kota Denpasar dan dinas-dinas

terkait (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortkultura, Dinas Kependudukan, dan Badan

Informasi Geospasial (BIG) serta sumber-sumber lain (2) Survei tanah dan wawancara, yaitu

pengambilan sampel tanah dan pengumpulan data dengan cara wawancara dengan responden.

Data kualitatif juga berupa data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS), dan peta

citra satelit, peta dasar dan peta tematik, hasil sensus penduduk tahun 2000 dan 2010.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang diamati adalah: data alih fungsi lahan dari tahun 1992-2015

yang bersumber dari foto udara, lansat, Alos AVNIR, sumber air irigasi, kesesuaian lokasi

sawah dengan RTRW, kesesuaian lahan agroekosistem, dan produktivitas lahan. Klasifikasi

numerik berdasarkan skor dan pembobotan kemudian dioverlay dengan klasifikasi spasial

Page 69: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

5

dengan menggunakan teknologi GIS yang didapatkan dari peta kelas-kelas Kawasan

pertanian pangan berkelanjutan meliputi : peta lahan pertanian pangan berkelanjutan

(LP2B), peta lahan penyangga dan peta lahan yang dapat dikonversikan.

Prosedur Penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi: 7 tahapan yaitu : (1) Persiapan, (2)

penelitian pendahuluan (identifikasi dan deskripsi). Penelitian pendahuluan meliputi : analisis

data dan informasi dari citra satelit dan peta dasar : peta dasar (jalan, sungai, saluran irigasi,

batas administrasi), peta penggunaan lahan, perencanaan lokasi pengamatan kehomogenitasan

satuan lahan homogen. Interpretasi citra satelit untuk pembuatan peta tentatif : penggunaan

lahan, (3) Studi Lapangan meliputi : inventarisasi, deskripsi wilayah, survei dan pemetaan

unsur potensi sumberdaya lahan (tanah, air dan tanaman), (4) Mengkaji seluruh data dan

informasi dasar secara integrasi, sinergis sesuai dengan tujuan, (5) Pemutakhiran peta-peta

potensi sumberdaya fisik wilayah, dan peta penunjang sebagai data spasial berdasarkan

analisis citra satelit dan GIS, (6) Analisis data dan interpretasi citra satelit, (7) Kriteria

parameter klasifikasi dan pemetaan PLP2B.

Keempat parameter tersebut di atas, dilakukan pembobotan dan penskoran untuk dinilai

dan diklasifikasikan secara kuantitatif. Pembobotan dan penskoran akan berubah sesuai

dengan kebutuhan pangan untuk waktu tertentu dan ada tidaknya perda RTRW di Kota

Denpasar disajikan pada Tabel 22

Tabel 4.2

Kriteria Pembobotan dan Penskoran masing-masing Parameter untuk

Klasifikasi Lahan Pertanian pada Kota Denpasar

Kriteria 1 : Lahan Lestari : Total nilai ≥ 100 Lahan Penyangga : Total nilai 50 – 100

Lahan terkonversi : Total nilai < 50

Kriteria 2 : Lahan lestari : Total nilai ≥ 75 Lahan Penyangga : Total nilai 25-75 Lahan Terkonversi : Total nilai < 25

III. Hasil dan Pembahasan

3.1 Pemetaan Alih Fungsi Lahan di Kota Denpasar

Perubahan penggunaan lahan sawah menjadi bukan sawah di Kota Denpasar

merupakan tantangan bagi ketahanan pangan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis

interpretasi foto udara, citra Landsat, citra satelit ALOS/AVNIR-2, dan citra Landsat

diperoleh data penggunaan lahan sawah dari tahun 1992-2015 yaitu tahun 1992, 2000, 2003,

2008 dan 2015 berturut-turut seluas 5310,45 ha ; 4601,43 ha ; 3784,64 ha dan 2506 ha.

Perubahan penggunaan lahan sawah dari tahun 2000-2014 sebesar 2804,45 ha atau rata-rata

No

.

Parameter Penilaian

Bobot Skor Nilai

1

Kesesuaian lokasi sawah dengan RTRW :

- Kawasan RTHK

- Lahan Pertanian

- Lahan terlantar

Nilai

4

3

2

1

12

8

4

24

2 Pengairan :

- Irigasi teknis-semi teknis

- Irigasi sederhana

- Tadah hujan

Nilai

3

3

2

1

9

6

3

18

3 Kesesuaian lahan Agroekosistem untuk padi sawah :

- Sangat sesuai

- Sesuai

- Agak sesuai

Nilai

2

3

2

1

6

4

2

12

4 Produktivitas lahan :

- >5 ton/ha/panen

- 2,5 - 5 ton/ha/panen

- < 2,5 ton/ha/panen

Nilai

1

3

2

1

3

2

1

6

Page 70: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

6

per tahun terjadi peningkatan pengurangan luas sawah di Kota Denpasar sebesar 200,32 ha

(Tabel 3.1). Oleh karena itu, lahan sawah di Kota Denpasar perlu dilindungi atau

dikonservasi agar subak tidak punah.

Tabel 3.1. Perubahan Luas lahan sawah dari Tahun 1992-2008 di Kota Denpasar Kecamatan Tahun Total

1992 2000 2003 2008 2015

Denpasar Barat 1496,44 1038,45 870,63 601,33 Denpasar Selatan 2192,00 1730,29 1441,97 1243,27

Denpasar Timur 1896,30 1358,56 1259,22 1070,67 Denpasar Utara 1609,22 1183,15 1029,61 869,38 Luas Total 7194,66 1183,15 4601,43 3784,64

3.2 Pertanian Pangan Berkelanjutan

Berdasarkan kesesuian lokasi sawah dengan RTRW, kesesuaian lahan agroekosistem,

sumber irigasi dan serta produktivitas lahan. Dari hasil karakteristik/kualitas lahan sawah di

Kota Denpasar, didapatkan kesesuaian lahan potensial tanaman padi sebagian besar temasuk

sangat sesuai (S1) sebesar 60 % dan sisanya yaitu 40 % termasuk S2r3 (cukup sesuai) dengan

faktor pembatas kadar garam dan kedalaman efektif.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, rata-rata per tahun terjadi perubahan

penggunaan lahan sawah di Kota Denpasar dari tahun 2000 sampai 2014 sebesar 200,32 ha.

Keberadaan lahan sawah di Kota Denpasar perlu dilindungi atau dilestarikan. Berdasarkan

karakteristik/kualitas lahan lokasi penelitian untuk padi sawah tergolong sangat sesuai (S1)

sebesar 60 % dan sisanya 40 % termasuk sesuai (S2r3, S2b) dengan faktor pembatas

kedalaman efektif dan salinitas (Tabel 3.1).

Page 71: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

7

Gambar 2. Peta Kesesuaian Lahan Sawah Kota Denpasar

Page 72: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

10

Tabel 2. Rekapitulasi hasil survei pertanian di Kota Denpasar

No

No

SL/no

lap.

Dusun/Desa/Keca

matan

Letak

geografis

Elevasi

(m)

Dpl

Lereng

(%)

Panjang

Lereng

(m)

Relief

Pengg.

Lahan

Vegetasi Manageme

n Lahan

Lapisan

Ap

(cm)

Kedalaman

Efektif (cm)

Drainase

Tanah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Denpasar Utara 26.

2/24

Ubung

Kaja/Denpasar

Utara

08o36

ʹ 47,8

”LS-

115o11’27,6

”BT

87 19 500 Bergelombang Sawah

irigasi

Padi sawah Sedang 0-45 150 Br

27. 3/ 12 Peguyangan

Kangin/Denpasar

Utara

08o36’31,9

”LS-

115o14

’10,1

”BT

73 4 600 Berombak Sawah

irigasi

Padi sawah Sedang 0-30 75 Br

28. 2/17 Peguyangan

Kaja/Denpasar

Utara

08o16

ʹ39,2,

”LS -

115o35

’37,5

”BT

128 8 100 Bergelombang Sawah

irigasi

Padi sawah,

jagung,

pisang ubi

kayu

sedang 0-45 80 Br

29. 2/14 Peguyangan

Kaja/Denpasar

Utara

08o36518,8

”LS-

115o13

’50,6

”BT

83 4 500 Berombak Sawah

irigasi

Padi sawah,

pisang

Tinggi 0-35 75 Br

30. 2/15 Peguyangan/Den

pasar Utara

08o36

ʹ44,6

”LS-

115o13

’38,9

”BT

84 3 200 Datar Sawah

irigasi,

Padi sawah,

pisang

Tinggi 0-35 75 Br

31. 2/18 Peguyangan/Den

pasar Utara

08o36

ʹ56,4

”LS-

115o12

’51,2

”BT

90 8 500 Berombak Sawah

irigasi

Padi sawah,

pacar,terong,

ubi kayu,

pepaya,

ratna, cabai

Rendah 0-25 55 Br

Denpasar Timur 32. 2/5 Kesiman/Denpasar

Timur

08o40

ʹ47

”LS-

115o14

’55,3

”BT

47 4 200 Berombak Sawah

irigasi

Padi sawah,

rumput

gajah,

jagung, dan

ratna

Sedang 0-30 100 Br

33. 2/6 Kesiman/Denpasar

Timur

08o39

ʹ29,1

”LS-

115o15

’08,8

”BT

39 10 50 Bergelombang Sawah

irigasi

Padi sawah,

jagung,

rumput gajah

Sedang 0-30 70 Br

34. 2/7 Padanggalak/Denp

asar Timur

08o39

ʹ32

”LS-

115o15

’44,2

”BT

23 3 75 Datar Sawah

Irigasi

Padi sawah,

pisang,

jagung

Sedang 0-30 100 Br

35. 3/9 Kesiman

Kertalangu/Denpas

ar Timur

08o38

ʹ157,7

”LS-

115o16

’11

”BT

51 3 200 Datar Sawah

irigasi

Padi sawah,

pisang

Sedang 0-30 75 Br

36. 3/13 Penatih/Denpasar

Timur

08o36

ʹ58,3

”LS-

115o14

’39,2

”BT

76 3 200 Datar Sawah

Irigasi

Padi sawah,

pisang, tebu

dan sereh

Tinggi 0-30 100 Br

37. 2/8 Tangtu/Denpasar

Timur

08o38

ʹ57,7

”LS-

115o16

’11,2

”BT

24 3 100 Datar Sawah

irigasi

Padi, jagung,

pisang

Sedang 0-15 60 Br

Page 73: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

11

38. 2/16 Anggabaya/Denpas

ar Timur

08o35

ʹ37,1

”LS-

115o13

’48,9

”BT

104 14 50 Bergelombang Sawah

Irigasi

Padi, pandan,

pacar air

Sedang 0-20 75 Br

39. 3/10 Penatih Dangri

Puri/Denpasar

Timur

08o37

ʹ58

”LS-

115o11

’53,4

”BT

51 3 500 Datar Padi

Sawah

Padi, pisang,

Waru

Sedang 0-25 80 Br

40. 3/15 Tembau/Denpasar

Timur

08o37

ʹ33,7

”LS-

115o14

’09,2

”BT

64 4 400 Datar Padi

Sawah

Padi, pisang,

Waru

Sedang 0-25 80 Br

Denpasar Selatan 41. 2/1

a

Renon/Denpasar

Selatan

08o39

ʹ13

”LS-

115o13

’24,5

”BT

46 7 150 Berombak Padi

Sawah

Padi, pisang,

intaran

Sedang 0-20 150 Br

42. 4/1

b

Sanur

Kauh/Denpasar

Selatan

08o39

ʹ20

”LS-

115o15

’6,20

”BT

46 3 100 Datar Padi

Sawah

Padi sawah,

sengon,

intaran

Tinggi 0-40 100 Br

43. 2/2 Sanur

Kauh/Denpasar

Selatan

08o41

ʹ36,6

”LS-

115o14

’34,6

”BT

44 3 100 Datar Sawah

irigasi

Padi sawah,

pisang

Tinggi 0-50 55 Br

44. 2/3 Sanur/Denpasar

Selatan

08o40

ʹ47

”LS-

115o14

’55,3

”BT

21 5 150 Berombak Sawah

irigasi

Padi sawah,

pisang, kayu

santen,

rumput gajah

Sedang 0-20 40 Br

45. 2/4 Sanur

Kaja/Denpasar

Selatan

08o40

ʹ16,2

”LS-

115o14

’57,8

”BT

42 3 100 Datar Sawah

irigasi

Padi sawah,

Jagung,

pisang, ratna,

Rumput

gajah,Turi

Sedang 0-30 150 Brk

46. 2/1

9

Panjer/Denpasar

Selatan

08o36

ʹ57,8

”LS-

115o12

’51

”BT

45 7 200 Berombak Sawah

irigasi

Padi sawah, ,

rumput gajah

Sedang 0-30 75 Br

47. 2/2

0

Pedungan/ Denpasar

Selatan

08o41

ʹ56,1

”LS-

115o15

’26,6

”BT

31 8 150 Bergelombang Sawah

irigasi

Padi sawah,

pisang

Tinggi 0-30 100 Br

48. 2/2

1

Kepaon/Denpasar

Selatan

08o42

ʹ 5,4

”LS-

115o11

’58

”BT

21 3 300 Datar Sawah

Irigasi

Padi sawah,

kangkung

Tinggi 0-30 75 Br

Denpasar Barat 49. 6/2

2

Padangsambian

Kelod/Denpasar

Barat

08o40

ʹ11,30

”LS-

115o14

’02

”BT

31 4 200 Berombak Sawah

irigasi

padi Tinggi 0-30 150 Br

50. 2/2

3

Padangsambian

Kaja/Denpasar

Barat

08o37

ʹ16,3

”LS-

115o10

’56,7

”BT

72 12 200 Bergelombang Sawah

irigasi

Padi, bunga

pacar, pisang

dan ketela

Sedang 0-40 75 Br

Page 74: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

12

Tabel 2. (Lanjutan)

N0 Desa/Kecamatan

Retensi Hara (f) Hara Tersedia (n) Terrain/Potensi mekanisasi (s)

TBE

(e)

Bahaya

Banjir

(f) pH

KTK

(me/100

gr)

KB (%)

C-Organik (%)

N-total (%)

P-

tersedia

(ppm)

K-tersedia (ppm)

Lereng (%)

Batuan di

permukaa

n

(%)

Singkapan

Batuan

(%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Ubung Kaja/Denpasar

Utara

6,3 (AM) 30,61 (T) 88,57 (ST) 2,56 (S) 0,08 (SR) 30,69 (T) 155,91 (S) 4 0 0 SR 0

2 Peguyangan

Kangin/Denpasar Utara

6,4 (AM) 22,68 (S) 105,66 (ST) 3,33 (T) 0,10 (R) 69,4 (ST) 238,28 (T) 5 2 0 SR 0

3 Peguyangan

Kaja/Denpasar Utara

6,3 (AM) 32,04 (T) 89,80 (ST) 2,97 (S) 0,14 (R) 20,63 (S) 259,79 (T) 5 0 0 SR 0

4 PeguyanganKaja/Denpa

sar Utara

6,4 (AM) 24,98 (T) 73,04 (ST) 2,96 (S) 0,14 (R) 36,99

(ST)

218,58 (S) 6 0 0 SR 0

5 Peguyangan/Denpasar

Utara

6,3 (AM) 33,32 (T) 67,53 (T) 2,53 (S) 0,14 (R) 23,14 (S) 247,28 (T) 4 0 0 SR 0

6 Peguyangan/Denpasar

Utara

6,3 (AM) 32,04 (T) 89,80 (ST) 2,97 (S) 0,14 (R) 20,63 (S) 259,79 (T) 5 0 0 SR 0

7 Kesiman/Denpasar

Timur

6,3 (AM) 3,61 (SR) 94,11 (ST) 2,07 (S) 0,07 (SR) 28,71 (T) 129,75 (R) 3 0 0 SR 0

8 Kesiman/Denpasar

Timur

6,3 (AM) 35,62 (T) 108,64 (ST) 3,00 (S) 0,12 (R) 29,70 (T) 152,50 (S) 8 0 0 SR 0

9 Padanggalak/Denpasar

Timur

6,3 (AM) 34,28 (T) 82,05 (ST) 3,85 (T) 0,15 (R) 16,16 (S) 254,39 (T) 5 0 0 SR 0

10 Kesiman

Kertalangu/Denpasar

Timur

6,2 (AM) 7,22 (R) 72,73 (ST) 2,13 (S) 0,09 (SR) 19,54 (S) 301,17 (T) 7 0 0 SR 0

11 Penatih/Denpasar

Timur

6,2 (AM) 21,66 (S) 86,27 (ST) 3,31 (T) 0,11 (R) 19,72 (S) 235,47 (T) 8 0 0 SR 0

12 Tangtu/Denpasar Timur 6,2 (AM) 24,29 (T) 87,72 (ST) 2,91 (S) 0,08 (SR) 23,54 (S) 264,42 (T) 9 0 0 SR 0

13 Pinatih/Denpasar Timur 6,2 (AM) 20,87 (S) 104,00 (ST) 3,66 (T) 0,14 (R) 31,13 (T) 302,52 (T) 3 0 0 S-B 0

14 Penatih Dangri Puri

Denpasar Timur

6,4 (AM) 23,54 (S) 84,41 (ST) 3,79 (T) 0,19 (R) 15,88 (S) 421,04 (ST) 15-25 0 0 S-B 0

15 Penatih/ Denpasar

Timur

6,3 (AM) 18,57 (S) 65,88 (T) 3,41 (T) 0,10 (R) 11,84 (R) 204,90 (S) 15-25 0 0 S-B 0

16 Renon/Denpasar

Selatan

6,3 (AM) 28,42 (T) 63,64 (T) 2,94 (S) 0,08 (SR) 20,75 (S) 200,87 (S) 15-25 0 0 S-B 0

17 Sanur Kauh/Denpasar

Selatan

5,9 (AM) 31,65 (T) 96,55 (ST) 4,25 (T) 0,25 (S) 17,20 (S) 309,17 (T) 15-25 0 0 S 0

18 Sanur Kauh/Denpasar

Selatan

6,3 (AM) 5,8 (R) 88,89 (ST) 3,40 (T) 0,11 (R) 19,10 (S) 341,88 (T) 8 0 0 S-B 0

19 Sanur/Denpasar Selatan 6,1 (AM) 27,67 (T) 91,34 (ST) 2,97 (S) 0,09 (SR) 20,24 (S) 450,21 (ST) 8 0 0 S-B 0

20 San3ur Kaja/Denpasar

Selatan

6,2 (AM) 5,46 (R) 61,54 (T) 2,46 (S) 0,08 (SR) 59,04

(ST)

330,37 (T) 3 0 0 S 0

21 Panjer/Denpasar

Selatan

5,9 (AM) 16,95 (S) 98,77 (ST) 2,85 (S) 0,13 (R) 26,06 (T) 266,78 (T) 9 0 0 S-B 0

Page 75: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

13

22 Pedungan/ Denpasar

Selatan

6,1 (AM) 13,38 (R) 92,31 (ST) 2,61 (S) 0,17 (R) 88,29

(ST)

180,03 (S) 15-25 0 0 SR 0

23 Kepaon/Denpasar

Selatan

6,1 (AM) 10,13 (R) 81,63 (ST) 2,82 (S) 0,19 (R) 36,29

(ST)

200,97 (S) 15-25 0 0 SR 0

24 Padangsambian Kelod

/Denpasar Barat

6,1 (AM) 5,79 (R) 88,89 (ST) 2,92 (S) 0,19 (R) 18,40 (S) 432,33 (ST) 8-15 0 0 SR 0

25 Padangsambian

Kaja/Denpasar Barat

6,1 (AM) 24,53 (T) 106,20 (ST) 3,38 (T) 0,16 (R) 52,23

(ST)

449,08 (ST) 15-25 0 0 SR 0

Page 76: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

32

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana yang telah memberikan

bantuan dana dalam menyelesaikan laporan hibah doktor dengan nomor kontrak :

No. 101/UN.2/PNL.01.03.00/2015, Tanggal 3 Maret 2015

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir Indayati

Lanya, MS. sebagai Promotor, Prof Dr. Ir. I Nengah Netera Subadiyasa, MS.,

sebagai Co Promotor I dan Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana, MS sebagai co Promotor

II. Ke tiga Promotor dan Co Promotor telah banyak membimbing penulis dalam

penyelesaian laporan ini.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyana, N. 2011. Kebijakan Pengendalian Konversi Lahan Pertanian Dalam

Rangka Mempertahankan Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian

Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional. Jakarta

Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press. Bogor.

As-Syakur,A. R. 2011. Perubahan Penggunaan Lahan di Provinsi Bali. Pusat

Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH), Universitas Udayana. Udayana

University Press

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali. 2011. Luas Panen, Rata-Rata Produksi,

dan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang. Kabupaten/Kota di Bali .

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2012. Luas Panen, Rata-Rata Produksi, dan

Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang. Kabupaten/Kota di Bali .

.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar. 2010. Denpasar Dalam Angka.

Denpasar

Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar. 2012. Denpasar Dalam Angka.

Denpasar

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali. 2010. Hasil Sensus Penduduk 2010.

Data Agregat per Kabupaten/Kota.

Bappeda Provinsi Bali. 2006. Studi Identifikasi dan Potensi Bencana Alam di

Provinsi Bali. Bappeda Provinsi Bali dan PPLH, Lembaga Penelitian Unud.

Djaenudin, D., Marwan H., Subagjo., dan A. Hidayat. 2003. Evaluasi Lahan Untuk

Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah, Puslitbangtanak. Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Page 77: LAPORAN AKHIR PENELITIAN DISERTASI DOKTOR · iii pemetaan alih fungsi lahan sawah untuk kelestarian subak dalam menunjang pertanian pangan berkelanjutan di kota denpasar ni made trigunasih

33

Fahar, F. 2012. Kebijakan Pangan dan Ketahanan Pangan Nasional. Simposium

Nasional Ketahanan Kemandirian dan Keamanan Pangan. Jakarta.

Lanya, I. 2007. Alih Fungsi Lahan Subak dan Usaha Pelestarian Alam dan Budaya

Bali. Laporan Hasil Penelitian, Kerjasama DPRD Bali.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2009 Tentang Penataan

Ruang Nasional. Diunduh dari http://www deptan go.id/psp/admin/rb/

PP_ 26_Tahun _2009.pdf, pada tanggal 4 Juli 2012

Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Provinsi Bali Tahun 2009-2029.

Pramono, J; Seno Basuki; Widarto . 2005. Upaya Peningkatan Produktivitas Padi

Sawah Melalui Pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya

Terpadu. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa Tengah. Agrosains

7(1): 1-6, 2005

Salikin, K.A. 2011. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta.

Suastika, I, K. 2013. Subak sebagai Warisan Budaya Dunia. Dinas Kebudayaan

Provinsi Bali. Disampaikan pada Seminar Budaya yang diselenggarakan

oleh Himpunan Mahasiswa Agrotek, Fakultas Pertanian Universitas

Udayana, Bali.

Subadiyasa, N. N., I. Lanya dan K. Sardiana. 2010. Strategi Pengendalian Alih

Fungsi Lahan Subak Berbasis Masyarakat dan Upaya Peningkatan

Produktivitas Lahan di Kabupaten Tabanan, Bali.

Sutanto, P. 2006. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan

Perkebunan Besar. Proseding Pertemuaan Ilmiah Tahunan ke-5 Masyarakat

Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN). Surabaya.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

Diunduh pada tanggal 15 September 2012dari http://bplhd.jakarta.go.id/

peraturan/ uu/UU%20RI%20NO%2026%20TAHUN%202007.pdf

Undang-Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan

Pertanian Pangan Berkelanjutan. Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal

Pengelolaan Lahan dan Air.