kuliah subak 2013
TRANSCRIPT
Definisi Subak
Tinjauan Sejarah
Ciri-ciri Subak
Subak Sebagai Suatu Sistem Irigasi
Tugas/Fungsi Subak
IRIG
ASI S
UBAK
Definisi Subak
Perda Propinsi Daerah tk I Bali, No. 2 th 1972 tentang irigasi daerah Bali, 1972 dirumuskan sebagai berikut :
Subak adalah masyarakat hukum adat di Bali yang bersifat sosio-agraris-religius, yang secara historis didirikan sejak dulu kala dan berkembang terus sebagai organisasi penguasa tanah dalam bidang pengaturan air dan lain-lain, persawahan dari suatu sumber air di dalam suatu daerah.
Peraturan Pemerintah No. 23 th 1982, tentang irigasi sebagai berikut :
Subak adalah masyarakat hukum adat yang bersifat sosio-agraris-religius yang secara historis tumbuh dan berkembang sebagai suatu organisasi dibidang tata guna air di tingkat usaha tani
CULTURE LANDSCAPE OF BALI PROVINCE: The Subak System as an Manifestation of the Tri Hita Karana
Subak
Tinjauan Sejarah Dalam perjalanan sejarah Bali (hasil
penelitian), diketahui bahwa pertanian dengan sistem persawahan dan tegalan yang teratur, telah ada di Bali pada tahun 882 M.
Hal ini berdasarkan pada Prasasti Sukawana AI tahun 882 M.
Pada prasasti tersebut disebutkan kata huma yang berarti sawah dan perlak yang berarti tegalan.
pengaturan air persawahan yang teratur di Bali sudah ada pada abad IX, hal ini didasarkan pada kata-kata yang terdapat pada prasasti Bebetin AI tahun 896 M yaitu kata-kata :• undagi lancang tukang membuat perahu
• undagi batu tukang mencari batu• undagi pengarung tukang membuat terowongan air
Terowongan air dalam bahasa bali sampai sekarang disebut aungan, dimana kata aungan berasal dari bahasa bali kuno : arung.
Pada masa tersebut sudah ada ukuran pembagian air untuk sawah-sawah yang disebut kilan, yang dalam bahasa bali sekarang disebut tektekan yeh yaitu ukuran air untuk sawah-sawah.
Tinjauan Sejarah
Selain itu juga ditemukan Prasasti Pandak Badung tahun 1071 M. Pada prasasti ini menyebut kata tembuku galeng yaitu empangan air untuk disalurkan ke sawah-sawah. Juga untuk pertama kaliterdapat kata kasuwakan, yang sekarang menjadi kata kasubakan atau subak di Bali.
Atas dasar keterangan-keterangan dalam prasasti tersebut, maka sistem pertanian yang secara teratur telah ada di Bali tahun 882 M dan pada tahun 1071 M di Bali sudah dikenal adanya subak.
Ketika Bali berada di bawah pengaruh Majapahit yang dimulai dari tahun 1343, maka sistem pengelolaan pertanian di Bali mengalami perkembangan lagi, dengan diangkatnya seorang asedahan yang bertugas mengkoordinasikan beberapa subak (sekarang sedahan).
Pada jaman penjajahan Belanda, kehidupan subak tetap terpelihara, karena pemerintahan Belanda melihat bahwa subak merupakan suatu lembaga tradisional yang sangat efektif digunakan untuk memungut pajak pertanian.
Prosedur dan struktur pemungutan pajak dilakukan melalui suatu jenjang yaitu : - subak sebagai unsur terbawah- di atas subak adalah pekaseh- di atas pekaseh adalah sedahan- dan di atas sedahan adalah sedahan agung.
Pada masa kemerdekaan hingga sekarang, terjadi perkembangan sistem pertanian di Bali yang diorganisasikan oleh subak-subak, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
kuantitatif : 1971 1193 subak 1976 1274 1978 1283 1984 1283 1991 1331
kualitatif : tata organisasi subak yang semakin rapi.
Azas pada Sistem Subak
Tri Hita Karana
Parahyangan
PawonganPalemahan
Pekaseh Subak
Wakil Kelian Subak
Sekretaris Bendahara Juru Arah
IRRIGATION SYSTEM THAT BASED ON SOCIO-CULTURE IN SOCIETY
Strength : Flexible. Good governance. Able to adapt new technology Able to adapt dynamic culture
surrounding.Weaken : Not strong enough to bare intervention.
Ciri-ciri Subak1. Sebagai suatu organisasi, subak mempunyai pengurus dan
aturan-aturan keorganisasian (awig-awig) baik tertulis maupun tidak tertulis.
2. Subak mempunyai sumber air bersama3. Subak mempunyai suatu areal persawahan4. Subak bersifat otonom
- Internal (dalam hal mengurus kepentingan rumah tangganya sendiri, tercermin dari adanya awig-awig serta mengelola keuangan sendiri)
- External (bebas mengadakan hubungan langsung dengan pihak luar secara mandiri
5. Mempunyai satu atau lebih Pura Bedugul (untuk memuja Dewi Sri, manifestasi Tuhan sebagai Dewi Kesuburan)
1. Sebagai suatu organisasiPekaseh
Wakil Pekaseh
Juru arah
Anggota
Susunan organisasi Subak sederhana Susunan organisasi Subak kompleks
Balai Subak
Rapat pengurus bersama anggota subak
sumber air
sumber air
Pura Subak
Pura Bedugul (pada masing-masing lahan krama subak)
Hamparan persawahan
Tugas/Fungsi Subak
Pencarian dan distribusi air irigasi Operasi dan pemeliharaan fasilitas Mobilisasi sumber daya Penanganan persengketaan Kegiatan upacara/ritual
Pencarian dan distribusi air irigasi
Air yang telah didapat tersebut, harus didistribusikan kepada segenap anggota (lebih lanjut akan dibahas dalam sistem pembagian air irigasi subak)
Dalam usaha mendapatkan air irigasi dari suatu sumber, subak membangun berbagai fasilitas irigasi
Atas dasar luas sawah
Volume air yang diterima anggota proporsional terhadap luas sawah yang dimiliki dibandingkan dengan luas sawah petani yang lainAtas dasar tektek
Debit air yang diterima ditentukan oleh kontribusi petani dalam kegiatan-kegiatan subak, tanpa memperhatikan luas sawah
Kombinasi
Kuota debit air yang berhak diterima oleh krama subak diatur dalam awig–awig subak. Misal : setiap krama subak mendapatkan kuota 1 tektek untuk luasan 50 are (dapat berbeda utk tiap subak), maka jika memiliki lahan kurang atau lebih luas dari kuota tersebut, ybs berhak mendapatkan atau memberikan kompensasi tertentu (Pengampel) dari atau ke subak.
distribusi air irigasida
sar
yang
um
um u
ntuk
men
entu
kan
hak
atas
ai
r ba
gi a
nggo
tany
a :
pada awalnya pimpinan subak harus tahu persis tentang berapa tenah luas areal sawah pada suatu kawasan tertentu pada subak yang bersangkutan. Kemudian ditentukan, berapa tektek air yang harus dialirkan ke kawasan tersebut.
pengertian konsep tektek
Contoh :
Satu tektek air Satu satuan air yang menuntut adanya kontribusi tenaga kerja (ayahan) satu orang tenaga kerja pada setiap kegiatan subak serta kontribusi materi atau uang yang juga satu porsiSuatu debit air yang melalui bangunan pengukur debit yang dibuat dari kayu dengan lebar 4 jari (6-7 cm) dan tebal 2-3 cm.Satu tektek air dapat digunakan untuk mengairi luasan sawah yang ditanami bibit satu tenah
Satu tenah bibit dapat ditanamkan pada lahan seluas 0,3-0,5 ha, beratnya ± 25-30 kg didasarkan atas daya kemampuan seorang wanita untuk menjunjungnya dari sawah ke tempat penyimpanan (lumbung)Satu kecor : luasan lahan yang diairi satu tektek air
Tembuku untuk 0,5 tektek air
Satu tektek dalam subak menggunakan ukuran 3 dimensi : Lebar ambang bangunan bagi Tinggi air yang melimpah lewat
ambang tersebut Kecepatan alirannyaTinggi air dibuat sama dengan cara membuat dasar lubang ambang sama elevasinya. Sedangkan kecepatan aliran air dibuat sama dengan cara membuat bangunan pembagi yang sejajar dengan arah aliran air (numbak), jika bangunan bagi ke samping disebut ngerirun
Tugas :
One inlet and one outlet system
Sumber air dan sistem distribusi
Sistem operasional dan perawatan jaringan irigasi
Operasi dan pemeliharaan fasilitas
Subak harus mengoperasikan fasilitas irigasi yang dimiliki untuk menjamin adanya pembagian air sesuai dengan peraturan yang telah disepakati. Misalnya pengoperasian pintu air pada bangunan bagi.
Subak juga melakukan pemeliharaan secara berkala atas berbagai fasilitas irigasi yang dimiliki, sehingga dapat berfungsi dan beroperasi dengan baik
Operasi dan pemeliharaan terhadap fasilitas irigasi umumnya hanya dilakukan oleh petani pemakai fasilitas tersebut.
Contoh : - pemeliharaan jaringan utama tanggung jawab semua
anggota- untuk saluran yang lebih kecil (tersier), menjadi tanggung
jawab para pamakai (tempekan)
Kerusakan-kerusakan yang biasanya terjadi pada jaringan irigasi subak
a. Pada kaki bendung timbunan tanah, akibat bocoran dan longsoran
b. Bangunan pokok (empangan) yang dibuat dari tumpukan batu guling sering jebol atau rusak oleh banjir
c. Pada saluran utama, oleh karena penyadapan bebas, pada saat banjir sebagian besar air mengalir ke saluran utama / primer sehingga melebihi kapasitas tampung sehingga terjadi kerusakan tanggul saluran
d. Kerusakan pada aungan / terowongan
oleh pengikisan air karena pada saat banjir banyak air yang mengalir dalam terowongan dengan kecepatan tinggi sehingga mengubah bentuk / profil terowongan. Sering tertimbun oleh guguran dari puncak aungan
e. Kerusakan pada saluran a / e :a. Saluran sering longsor
Karena dibangun pada tebing dan dengan kondisi tanah yang lunak dan tikungan tajam
b. Saluran / tanggul rusakKarena aliran air melewati kapasitas tampung
f. Kerusakan pada tembukua. Pada fondasi
Oleh gerusan, gaya angkatb. Pada payal pemisah 2 saluran dihilir tembuku
Oleh gerusan aliran air
Kerusakan-kerusakan yang biasanya terjadi pada jaringan irigasi subak
– Sarin tahun– Paturun – Kontrak bebek– Dedosan – Bantuan pemerintah
Dana-dana tersebut digunakan untuk :• perbaikan dan pemeliharaan fasilitas irigasi• perbaikan dan pemeliharaan fasilitas subak• pelaksanaan upacara-upacara keagamaan
yang terkait dengan subak.
Mobilisasi sumber daya
Penanganan persengketaan
Sengketa biasanya bersumber pada :
–masalah air irigasi–batas-batas tanah sawah–hewan peliharaan yang merusak tanaman orang lain
Kegiatan upacara/ritual
• Ngendagin (memasukkan air ke sawah)
• Ngurit / ngawiwit (saat menabur benih di pembibitan)
• Newasen (saat menanam padi)• Neduh ( saat padi berumur 35 hari)• Biukukung (saat padi bunting)• Banten manyi (saat mulai panen)• Mantenin (saat padi di simpan di
lumbung)
Ditingkat tempekan, subak, dan subak gede, upacara yang dilakukan umumnya meliputi :• Mendak toya / magpag toya : upacara pada saat
mulai mencari air untuk pertama kali sebelum musim tanam padi
• Mebalik sumpah : dilakukan pada saat padi berumur sekitar 2 minggu
• Merebu : dilaksanakan menjelang panen• Ngusaba : dilaksanakan setelah selesai panen• Nangluk merana : bila ada hama dan penyakit
berbahaya yang menyerang padi• Pakelem : dilaksanakan sewaktu-waktu, bergabung
dengan subak lain• Odalan pada berbagai pura yang disungsung oleh
subak.
Kegiatan upacara agama di subakRitual kegiatan upacara agama
Kolektif
IndividualSubak-subak dari berbagai DI / DAS
Subak-subak dalam lingkungan satu DI
Anggota dalam lingkungan satu tempek /
subak
ngusaba,
pakelem,
magpag toya, ngerestiti,
neduh,
melasti,
maturan tipat,
brata penyepian,
maturan brem,
nangluk merana,
piodalan,
nyungsung.
magpag toya,
nyungsung,
piodalan,
nyawang,
penampehan
(biukukung),
nangluk merana.
magpag toya,
muat emping,
mewinih,
pengwiwit,
nuasen/tandur,
nyaeb,
nyungsung,
manik sumpah,
biukukung/miseh/
penampehan,
ngusaba nini/nguntap sri,
mebalik sumpah.
ngendagin (nuasen tedun), pengwiwit (ngurit), nuasen (nandur, mabulihan, nuasen nandur), ngulapin, ngeroras, mubuhin, neduh, nyungsung (ngiseh, ngelanus, pengelanus, dedinan), biukukung, nyiwa sraya, ngusaba (mesaba/ngusaba nini/nyaupin/nyeetin/ngetusin/nguntap Sri/mantenin Betara Sri), mebanten manyi, ngerasakin, mantenin (odalan ring jineng), ngerestiti (nangluk merana).
Subak Sebagai Suatu Sistem Irigasi
Sebagai Suatu Sistem Irigasi Subak dapat dipandang dari segi fisik dan dari segi sosial
Secara fisikSubak adalah hamparan persawahan dengan segenap fasilitas irigasi
Secara sosialSubak adalah organisasi petani irigasi yang otonom.
Jaringan irigasi subak memiliki komponen-komponen pokok :a. Empelan (bendung/dam) : bangunan pengambilan air dari sumbernya (sungai)b. Saluran terbuka (telabah) dan atau Terowongan (aungan)
- Telabah Aya (saluran primer)- Telabah Gede (saluran sekunder)- Telabah Pemaron (saluran tersier)- Telabah Penyahcah (saluran kuarter)- Tali Kunda (saluran individual)
c. Bangunan Pembagi air (Tembuku)- Tembuku Aya (Bangunan bagi primer)- Tembuku Gede (Bangunan bagi sekunder)- Tembuku Pemaron (Bangunan bagi tersier)- Tembuku Penyahcah (Bangunan bagi kuarter)- Tembuku Pengalapan (Bangunan pemasukan air individu)
d. Bangunan Pelengkap- Penguras (Flusting)- Pekiuh (Overflow)- Petaku (Bangunan terjun)- Talang (abangan)- Gorong-gorong (jengkuwung)
e. Saluran pembuangan air berlebih : Telabah Pengutangan / Pangkung
Gatra fisik subak
Empelan (bendung/dam)
Telabah Aya
Telabah Pemaron
Terowongan (aungan)
Bangunan Pembagi air (Tembuku)
Tembuku Pengalapan
Gatra kelembagaan subak
Organisasi Subak Anggota Pengurus
Krama / anggota SubakKrama pengayah (anggota aktif)/krama pekaseh/seka yehanggota subak yang secara aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan subak Contoh : gotong royong pemeliharaan dan perbaikan fasilitas subak aktif dalam upacara-upacara keagamaan yang dilakukan oleh subak aktif dalam rapat-rapat subakKrama pengampel / krama pengoot (anggota pasif)Anggota – anggota yang karena alasan-alasan tertentu tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan-kegiatan (ayahan) subak. Sebagai gantinya mereka membayar dengan sejumlah uang / beras sesuai kesepakatan.Krama leluputan (anggota khusus)Anggota subak yang dibebaskan dari kewajiban-kewajiban subak karena memegang jabatan tertentu dalam masyarakat (pemangku, sulinggih, bendesa adat, perbekel)