laporan akhir kegiatan -...

27
1 LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENDAMPINGAN KALENDER TANAM TERPADU NAZARIAH BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

Upload: vanthuy

Post on 02-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

1

LAPORAN AKHIR KEGIATAN

PENDAMPINGAN KALENDER TANAMTERPADU

NAZARIAH

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEHBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN

2014

Page 2: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

2

LEMBARAN PENGESAHAN

1. Judul RDHP : Pendampingan Kalender Tanam Terpadu2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh3. Alamat Unit Kerja : Jl. P. Nyak Makam. No. 27 Lampineung Banda Aceh

4. Sumber Dana : DIPA Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP AcehTahun 2014

5. Status Kegiatan (L/B) : Lanjutan6. Penanggung Jawab :

a. Nama : Nazariah. S.P., M.Si Dr. Erizalb. Pangkat/Golongan : Pembina Tk. I, IV/Bc. Jabatan Fungsional : Penyuluh Pertanian Madya

7. Lokasi : Provinsi Aceh8. Agroekosistem : Lahan Sawah9. Tahun Mulai : 201410. Tahun Selesai : 2014

11. Output Tahunan : (1) Mendukung proses penyusunan Sistem InformasiKalender Tanam Terpadu, (2) Melaksanakan verifikasi dansosialisasi Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu , (3)Melaksanakan diseminasi Kalender Tanam ke kabupatendan/atau kecamatan (BPP)

12. Output Akhir : (1)Tersebarluaskannya informasi kalender tanam terpadukepada pengguna di seluruh kabupaten/kota, (2)Meningkatnya pengetahuan pengguna dalam mengakseslangsung informasi KATAM sesuai kebutuhan, (3)Meningkatnya tingkat adopsi dalam rangka peningkatanproduksi, (4) Meminimalkan penanaman diluarjadwal/kalender tanam pada setiap musim tanam, (5)Sebagai pemandu atau pedoman awal tanam, alternatifpola tanam, luas areal tanam potensial, dan rekomendasiteknologi adaptif pada level kecamatan/Kabupaten, (6)Pengumpulan data katam sampai level kecamatan lebihmudah, (7) Mendapatkan data akurasi katam terpadu

13. Biaya : Rp. 86.834.000,- (Delapan puluh enam juta delapan ratustiga puluh empat ribu rupiah)

Koordinator Program, Penanggung Jawab RPTP,

Ir. T. Iskandar, M.SiNIP.19580121 198303 1 003

Nazariah. S.P., M.SiNIP. 19710818 199803 2 002

Kepala Balai,

Ir. Basri AB. M.SiNIP. 19600811 198503 1 001

Page 3: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

3

KATA PENGANTAR

Alhamdulilllah, berkat rahmat Allah laporan akhir kegiatan Pendampingan

Kalender Tanam dapat diselesaikan pada waktunya. Seandainya dalam pelaksanaan

kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, kami memohon maaf

dan menerima saran serta masukan yang bersifat membangun dan memperbaiki pola

kegiatan yang dilaksanakan agar lebih baik dimasa mendatang.

Terima kasih yang tak terhingga kami ucapkan kepada Kepala BPTP Aceh yang

telah memberikan kepercayaan, ungkapan terima kasih juga kami haturkan kepada

semua pihak yang telah turut membantu pelaksanaan kegiatan ini.

Akhirnya kepada Allah jualah kita mohon hidayahnya, semoga laporan

sederhana ini berguna bagi yang membutuhkannya.

Banda Aceh, Desember 2014Pelaksanan Kegiatan,

Nazariah, S.P., M.SiNIP. 19710818 199803 2 002

Page 4: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

4

RINGKASAN

1. Judul RDHP : Pendampingan Kalender Tanam Terpadu

2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi PertanianAceh

3. Lokasi : Kabupaten Bireuen

4. Agroekosistem : Lahan Sawah

5. Status : Baru

6. Tujuan : a. Mendukung proses penyusunan SistemInformasi Kalender Tanam Terpadu

b. Melaksanakan verifikasi dan sosialisasiSistem Informasi Kalender TanamTerpadu

c. Melaksanakan diseminasi KalenderTanam ke kabupaten dan/ataukecamatan (BPP)

7. Keluaran : a. Tersusunnya Sistem InformasiKalender Tanam Terpadu

b. Terlaksana verifikasi dan sosialisasiSistem Informasi Kalender TanamTerpadu

c. Terlaksana diseminasi Kalender Tanamke kabupaten dan/atau kecamatan(BPP)

8. Hasil : Hasil yang diharapkan sesuai dengansiklus dan dinamika umum pola tanamtanaman pangan di lahan sawah makajadwal atau proses penyusunan danpemutakhiran Sistem Informasi KatamTerpadu dilakukan secaraberkesinambungan, terutama dalammembantu penyiapan informasi evaluasikalender tanam sebelumnya, umpan balikdan penyiapan data dukung baru.Tersosialisasi kalender tanam adalahmenyampaikan kepada pemangkukebijakan serta publik pertanianmengenai kalender Tanam Terpadu agardapat mengetahui/memahami danmemanfaatkan informasi tersebut.

Page 5: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

5

9. Prakiraan Manfaat : Tersosialisasinya kalender tanam kepadapemangku kebijakan serta publikpertanian mengenai kalender TanamTerpadu agar dapatmengetahui/memahami danmemanfaatkan informasi tersebut.

10. Prakiraan Dampak : Teradopsinya pola jadwal kalender tanamsesuai iklim kepada pengguna/publikpertanian dan stakeholder lainnya.

11. Prosedur : Kegiatan Pendampingan kalender tanamdilaksanakan mulai bulan Januari sampaiDesember2014. Pelaksanaan kegiatansosialisasi kepada Dinas/Instansi terkaitserta stakeholder lainnya direncanakandilakukan pada seluruh Kabupaten/kotadalam wilayah Provinsi Aceh. Khusus ujiefektivitas dalam rangka penajaman danakurasi Katam Terpadu akan dilaksanakandi Kabupaten Bireuen.

12. Jangka Waktu : 1 Tahun

13. Biaya : Rp. Rp. 86.834.000,- (Delapan PuluhEnam Juta Delapan Ratus Tiga PuluhEmpat Ribu Rupiah)

Page 6: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

6

SUMMARY

1. Title : Assistance Planting Calendar

2. ImplementationUnit

: Institute for Agricultural Technology Aceh

3. Location : District Bireuen

4. Agroecosystem : Wetland

5. Status : New6. Objectives : a. Support the process of preparing an Integrated

Information System Planting Calendarb. Carry out verification and dissemination of

Integrated Information System Planting Calendarc. Planting Calendar to disseminate to the district and /

or sub-district (BPP)

7. Output : a. Establishment of an Integrated Information SystemPlanting Calendar

b. Done verification and dissemination of IntegratedInformation System Planting Calendar

c. Planting Calendar dissemination done to the districtand / or sub-district (BPP)

8. Outcome : The expected results in accordance with the generalpattern of the cycle and the dynamics of crop plantingin paddy fields, the schedule or the process of preparingand updating the Integrated Information System Katamongoing basis, especially in helping to prepareinformation before planting calendar evaluation,feedback and data preparation new support. Socializedplanting calendar is delivered to the agricultural policymakers and the public regarding the IntegratedCropping calendar in order to know / understand andutilize the information.

9. Expectedbenefit

: Planting calendar socialized to policy makers and thepublic about agriculture Integrated Cropping calendar inorder to know / understand and utilize the information.

Page 7: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

7

10. Expectedimpact

: Adoptionofappropriatecroppingpatternsclimatecalendarscheduletousers/publicagriculturalandother stakeholders.

11. Procedure : Planting calendar Assistance Activities conducted fromJanuary to December 2014. The implementation of thesocialization of the Department / Institution concernedas well as other stakeholders planned for the entiredistrict / city in the province of Aceh. Special test inorder to sharpen the effectiveness and accuracy ofIntegrated Katam will be held in the district of Bireuen.

12. Duration : 1 Year

13. Budget : RP. 86.834 million (Eighty Six Million Eight HundredThirty-Four Thousand)

Page 8: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

8

DAFTAR ISI

HalamanLEMBAR PENGESAHAN ........................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................... ii

RINGKASAN ........................................................... iii

SUMMARY ........................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ......................................................... viii

I. PENDAHULUAN ......................................... 11.1. Latar Belakang ........................................... 11.2. Tujuan ........................................... 21.3. Keluaran ........................................... 31.4. Perkiraan Hasil ........................................... 31.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak ........................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................... 4

III. PROSEDUR KERJA ......................................... 73.1. Kerangka Pikir ........................................... 73.2. Ruang Lingkup Kegiatan ........................................... 83.3. Waktu dan Tempat ........................................... 8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... 94.1. Sosialisasi ........................................... 94.2. Uji Efektivitas ........................................... 104.3. Penerapan Teknologi Kalender

Tanam Terpadu ........................................... 104.4. Perkembangan Tanaman ........................................... 114.5. Temu Lapang ...........................................

..15

V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 17

5.1. Kesimpulan .......................................... 175.2. Saran ........................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ......................................... 18

LEMBARAN PENGESAHAN.......................................................... i

Page 9: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

9

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Benih padi umur 12 hari di KecamatanPandrah

......................................... 11

2. Benih padi umur 12 hari di Kecamatan KutaBlang

......................................... 11

3. Profil padi hari pertama penanaman diKecamatan Pandrah

......................................... 12

4. Profil padi hari pertama penanaman diKecamatan Kuta Blang

......................................... 12

5. Profil padi hari umur 29 HST di KecamatanPandrah

......................................... 12

6. Profil padi hari umur 25 HST di KecamatanKuta Blang

......................................... 13

7. Profil padi umur 54 HST di KecamatanPandrah

......................................... 13

8. Profil padi umur 66 HST di Kecamatan KutaBlang

......................................... 13

9. Profil padi umur 77 HST di KecamatanPandrah

......................................... 14

10. Profil padi umur 66 HST di Kecamatan KutaBlang

......................................... 14

11. Profil padi umur 105 HST di KecamatanPandrah

......................................... 14

12. Profil padi umur 106 HST di Kecamatan KutaBlang

......................................... 14

Page 10: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

10

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 45/2011 tentang Tata Hubungan

Kerja Antara Kelembagaan Teknis, Penelitian dan Pengembangan, dan Penyuluhan

Pertanian dalam Mendukung Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN), pada

dasarnya terkait dengan: a) pengembangan dan penerapan kalender tanam (katam),

baik dalam penyusunan, maupun sosialisasi dan validasi/verifikasi lapang, dan b)

mendukung upaya adaptasi sekaligus mitigasi perubahan iklim dalam

pengamanan/penyelamatan atau pengurangan risiko, pemantapan pertumbuhan

produksi, dan mengurangi dampak sosial-ekonomi.

Untuk mengimplementasikan Permentan No. 45/2011, Badan Litbang Pertanian

telah mengembangkan Sistem Kalender Tanam Terpadu yang menjadi rujukan bagi

pengambil kebijakan dalam penyusunan rencana pengelolaan pertanian tanaman

pangan di tingkat kecamatan. Informasi tersebut meliputi estimasi awal waktu tanam

ke depan berdasarkan prediksi iklim, yang dilengkapi dengan informasi rawan bencana

banjir, kekeringan, dan organisme pengganggu tanaman (OPT), serta rekomendasi

teknologi berupa varietas, benih, dan pemupukan berimbang. istem Informasi Kalender

Tanam Terpadu dapat diakses melalui www. litbang.deptan.go.id, deptan.go.id,

epetani.deptan.go.id, cybex.deptan.go.id, balitklimat. litbang.deptan.go.id. Untuk lebih

mengefektifkan penerapan Permentan No.45/2011, Badan Litbang Pertanian telah

menerbitkan SK No 77.1/Kpts/OT.160/I/3/2012 tentang Tim Penyusunan Kalender

Tanam (Katam) Terpadu tahun 2012 dan SK No. 178.1/Kpts/OT.160/I/7/2012 tentang

Pembentukan Gugus Tugas Katam dan Perubahan IKlim di BPTP.

Dalam dua dekade terakhir, isu perubahan iklim terus menguat dan menjadi

entri point penting dalam menyusun perencanaan pengembangan pertanian,

khususnya tanaman pangan. Perubahan iklim yang ditandai oleh perubahan pola dan

distribusi curah hujan, peningkatan suhu udara, dan peningkatan muka air laut

berdampak langsung terhadap pertanian di wilayah tertentu. Tanaman pangan

merupakan subsektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Di sisi lain,

Page 11: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

11

kedaulatan pangan sejak era Otonomi Daerah seakan telah beralih ke Pemerintah

Provinsi/Kabupaten. Kegagalan panen di suatu sentra produksi dapat menyebabkan

keguncangan di daerah lain, terlebih pada daerah yang bukan sentra pertanian. Oleh

karena itu, penelitian dan pengkajian dampak perubahan iklim terhadap sektor

pertanian juga perlu menjadi perhatian oleh semua pihak, baik secara mandiri melalui

penelitian dan pengkajian maupun diintegrasikan dengan kegiatan lainnya yang sudah

lebih dahulu ditangani oleh BPTP dan instansi lainnya di provinsi/kabupaten. Topik

pengkajian yang terkait dengan perubahan iklim dapat dikelompokkan ke dalam

pengelolaan sumber daya lahan, sumber daya air, sosial-ekonomi, dan yang berkaitan

dengan adaptasi suatu varietas, atau berbagai teknologi budi daya adaptif lainnya.

Kalender Tanam yang sudah dihasilkan oleh Kementerian Pertanian merupakan

teknologi yang memuat berbagai informasi tanam pada skala kecamatan. Secara

administratif, setiap kecamatan memiliki beberapa desa dengan luas, posisi desa dari

jaringan irigasi maupun drainase, letak desa dari pasar pertanian yang menyediakan

saprodi, dan letak desa dari pusat kegiatan ekonomi dan penyediaan tenaga kerja.

Semua faktor tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan oleh petani untuk

menetapkan waktu tanam padi, sehingga waktu tanam akan bervariasi dalam satu

kecamatan. Oleh karena itu, Gugus Tugas Katam dan PI BPTP dianjurkan melakukan

pemetaan waktu tanam eksisting berdasarkan desa, kemudian diintegrasikan dengan

sifat musim dan sifat hujan yang dipublikasikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi

dan Geofisika (BMKG). Hasil analisis tersebut kemudian diinterpretasikan dan

disosialisasikan kepada pemangku kepentingan. Dengan demikian dapat diketahui

kebutuhan dan waktu penyediaan sarana produksi pada saat tanam padi di tingkat

desa dan kecamatan secara lebih akurat.

1.2. TUJUAN

d. Mendukung proses penyusunan Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu

e. Melaksanakan verifikasi dan sosialisasi Sistem Informasi Kalender Tanam

Terpadu

Page 12: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

12

f. Melaksanakan desiminasi Kalender Tanam ke kabupaten dan/atau kecamatan

(BPP)

1.3. KELUARAN

d. Tersusunnya Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu,

e. Terlaksana verifikasi dan sosialisasi Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu,

f. Terlaksana desiminasi Kalender Tanam ke kabupaten dan/atau kecamatan

(BPP)

1.4. PERKIRAAN HASIL

Hasil yang diharapkan sesuai dengan siklus dan dinamika umum pola tanam

tanaman pangan di lahan sawah maka jadwal atau proses penyusunan dan

pemutakhiran Sistem Informasi Katam Terpadu dilakukan secara berkesinambungan,

terutama dalam membantu penyiapan informasi evaluasi kalender tanam sebelumnya,

umpan balik dan penyiapan data dukung baru. Tersosialisasi kalender tanam adalah

menyampaikan kepada pemangku kebijakan serta publik pertanian mengenai kalender

Tanam Terpadu agar dapat mengetahui/memahami dan memanfaatkan informasi

tersebut.

1.5. PERKIRAAN MANFAAT DAN DAMPAK

Tersosialisasi kalender tanam adalah menyampaikan kepada pemangku

kebijakan serta publik pertanian mengenai kalender Tanam Terpadu agar dapat

mengetahui/memahami dan memanfaatkan informasi tersebut.

Page 13: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

13

II. TINJAUAN PUSTAKA

Penyediaan pangan terutama beras dalam jumlah yang cukup dan harga

terjangkau tetap menjadi prioritas utama pembangunan nasional. Selain merupakan

makanan pokok lebih dari 95% rakyat Indonesia, padi juga telah menyediakan

lapangan pekerjaan bagi sekitar 20 juta rumah tangga petani di pedesaan, sehingga

dari sisi ketahanan pangan nasional fungsinya menjadi amat penting dan strategis (BB.

Padi, 2009)

Salah satu indikator pentingkinerja pemerintah adalah terpenuhinya kebutuhan

pangan secara cukup dan berkualitas berdasarkan prinsip-prinsip kemandirian pangan.

Target surplus 10 juta ton beras sampai 2014, akhirnya dijadikan agenda penting

Kementerian Pertanian yang harus didukung oleh seluruh Provinsi di Indonesia

termasuk Aceh. Pencapaian surplus ini dapat ditempuh melalui dua jalur yaitu

menurunkan konsumsi beras dan meningkatkan produksi beras. Penurunan konsumsi

beras dapat dicapai melalui diversifikasi pangan berbasis sumberdaya lokal dan budaya

lokal. Penurunan ini menjadi bermakna karena diharapkan mampu berkontribusi dalam

menurunkan angka kerawanan pangan dunia yang mencapai 1,02 miliar orang atau

15,8 persen dari jumlah total penduduk dunia (Renstra Kementan, 2009).

Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan

swasembada beras. Diantara tingginya pertumbuhan populasi penduduk, konversi

lahan sawah subur ke tanaman lainnya yang lebih bernilai jual tinggi, pembangunan

kawasan perumahan, perkantoran dan kawasan industri, meningkatnya kompetisi

antar-usahatani, keterbatasan sumber daya air, terjadinya banjir dan kekeringan akibat

perubahan iklim (climate change) karena pemanasan golbal (global warming),

(Suyamto dan Zaini, 2010 ).

Keragaman (variabilitas) dan perubahan iklim merupakan proses alami yang

terjadi secara dinamis dan terus-menerus. Hal ini dicirikan oleh ketidak menentuan

pola curah hujan dan musim, serta peningkatan frekuensi kejadian anomali

(penyimpangan) iklim. Pada sektor pertanian, dampak perubahan iklim sudah semakin

terasa,terutama pada sub-sektor tanaman pangan, seperti ancaman banjir dan

Page 14: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

14

kekeringan, serangan hama penyakittanaman, penurunan rendemen dan kualitas

produksi. Oleh sebab itu, diperlukan strategi dan upaya. Antisipasi dampak perubahan

iklim agar tidak berpengaruh terhadap produksi pangan nasional, termasuk pencapaian

target swasembada pangan berkelanjutan.

Upaya yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan atau adaptasi kegiatan,

teknologi, dan pengembangan pertanian yang toleran terhadap perubahan iklim,

antara lain melalui penyesuaian waktu dan pola tanam, penggunaan varietas yang

adaptif, tahan terhadap organisme penganggu tanaman (OPT), dan pengelolaan air

secara efisien. Agar para pemangku kebijakan, penyuluh, petani, dan pengguna

inovasi lainnya dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim

Perubahan iklim memberikan dampak terhadap kehidupan di Bumi.Pada

pertanian, perubahan iklim menyebabkan pergeseran musim tanam.Petani dihadapkan

pada perubahan iklim yang ekstrim, baik kering (El nino) maupun basah (La nina).

Pada beberapa kasus perubahan iklim mendorong berkembangnya hama dan penyakit

yang menyebabkan gagal panen. perubahan pola curah hujan menjadi perhatian

dalam mengatur kalender dan pola tanam untuk menjaga kesinambungan produksi

pertanian.

Kalender tanam dibuat dengan tujuan untuk dijadikan acuan bagi petani dalam

bercocok tanam tanaman semusim.Kalender tanam dibuat dengan menggabungkan

peta prakiraan iklim, ketersediaan air dan penggolongan tanam.Kalender tanam

kemudian dicocokkan dengan pola tanam yang dilakukan petani di lapangan sehingga

memiliki ketepatan yang tinggi (Subagyono, 2007).Peta kalender tanam adalah peta

yang menggambarkan potensi pola dan waktu tanam untuk tanaman pangan terutama

padi, berdasarkan potensi dan dinamika sumberdaya iklim dan air.

Upaya yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan atau adaptasi kegiatan,

teknologi, dan pengembangan pertanian yang toleran terhadap perubahan iklim,

antara lain melalui penyesuaian waktu dan pola tanam, penggunaan varietas yang

adaptif, tahan terhadap organisme penganggu tanaman (OPT), dan pengelolaan air

secara efisien. Agar para pemangku kebijakan, penyuluh, petani, dan pengguna

inovasi lainnya dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim, Badan Penelitian

Page 15: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

15

dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

(Balitklimat), Balai Penelitian Tanah (Balittanah), dan Balai Penelitian Pertanian Lahan

Rawa (Balittra) yang didukung oleh seluruh BPTP, telah menyusun Peta dan Tabel

Kalender tanam (KATAM) terpadu untuk sentra padi di Indonesia. Kalender Tanam

tersebut merupakan pedoman bagi Dinas Pertanian, penyuluh, dan petani dalam

menetapkan pola dan waktu tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim di setiap

kecamatan dan kabupaten, yang kini telah dipadukan dengan rekomedasi penggunaan

varietas, pemupukan, dan kebutuhan sarana produksi hingga tingkat kecamatan.

Sosialisasi penggunaan Kalender tanam (KATAM) terpadu ini diyakini dapat menekan

dampak perubahan iklim, termasuk anomali iklim, terhadap produksi padi nasiona

Sebagai suatu inovasi yang dinamis, pada tahap awal penyusunan Kalender tanam

(KATAM) terpadu lebih difokuskan pada agroekosistem lahan sawah irigasi, dan saat

ini sedang dipersiapkan Kalender tanam (KATAM) terpadu untuk agroekosistem lahan

rawa (BBSDLP, 2011).

Page 16: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

16

III. PROSEDUR

3.1. Kerangka Pikir

Upaya peningkatan produksi memerlukan strategi yang cermat berdasarkan

prakiraan iklim yang akurat, antara lain melalui percepatan tanam di beberapa lokasi,

terutama di wilayah yang masih tinggi curah hujannya. Untuk memandu upaya ini

diperlukan alat Bantu antisipatif, berupa Kalender Tanam yang telah dikembangkan

sejak 2007 oleh Badan Litbang Pertanian, kemudian disempurnakan menjadi Kalender

Tanam Terpadu yang memuat rekomendasi teknologi dan kebutuhan sarana produksi.

Dengan adanya Kalender Tanam Terpadu untuk setiap kabupaten, petani diharapkan

dapat menentukan waktu tanam terbaik dan sekaligus menetapkan varietasyang

sesuai dan pemupukan yang rasional.

Keragaman (variabilitas) dan perubahan iklim merupakan proses alami yang

terjadi secara dinamis dan terus-menerus. Hal ini dicirikan oleh ketidak menentuan

pola curah hujan dan musim, serta peningkatan frekuensi kejadian anomali

(penyimpangan) iklim. Pada sektor pertanian, dampak perubahan iklim sudah semakin

terasa,terutama pada sub-sektor tanaman pangan, seperti ancaman banjir dan

kekeringan, serangan hama penyakittanaman, penurunan rendemen dan kualitas

produksi. Oleh sebab itu, diperlukan strategi dan upaya. Antisipasi dampak perubahan

iklim agar tidak berpengaruh terhadap produksi pangan nasional, termasuk pencapaian

target swasembada pangan berkelanjutan.

Upaya yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan atau adaptasi kegiatan,

teknologi, dan pengembangan pertanian yang toleran terhadap perubahan iklim,

antara lain melalui penyesuaian waktu dan pola tanam, penggunaan varietas yang

adaptif, tahan terhadap organisme penganggu tanaman (OPT), dan pengelolaan air

secara efisien. Agar para pemangku kebijakan, penyuluh, petani, dan pengguna

inovasi lainnya dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim, Badan Penelitian

dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

(Balitklimat), Balai Penelitian Tanah (Balittanah), dan Balai Penelitian Pertanian Lahan

Page 17: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

17

Rawa (Balittra) yang didukung oleh seluruh BPTP, telah menyusun Peta dan Tabel

Kalender Tanam Terpadu untuk sentra padi di Indonesia. Kalender Tanam tersebut

merupakan pedoman bagi Dinas Pertanian, penyuluh, dan petani dalam menetapkan

pola dan waktu tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim di setiap kecamatan dan

kabupaten, yang kini telah dipadukan dengan rekomedasi penggunaan varietas,

pemupukan, dan kebutuhan sarana produksi hingga tingkat kecamatan. Oleh karena

itu informasi kalender tanam terpadu merupakan hal penting yang perlu disampaikan

kepada pengguna.

3.2. Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan pendampingan kalender tanam terpadu yang akan

dilakukan meliputi :

a. Sosialisasi Kalender Tanam (KATAM) Terpadu kepada Dinas/Instansi terkait serta

stakeholder lainnya.

b. Melaksanakan uji efektivitas dalam rangka penajaman dan akurasi Katam Terpadu

c. Melaksanakan temu lapang kegiatan uji efektivitas dalam rangka penajaman dan

akurasi Katam Terpadu

d. Pengumpulan data base dari Provinsi dan seluruh Kabupaten/Kota sebagai

informasi dan data dukung penyusunan Katam Terpadu

e. Tabulasi data, pengiriman data dan Update data ke Tim Katam Pusat

f. Mengumpulkan Mendukung dan terlibat aktif bersama peneliti lainnya dalam proses

penyusunan Katam Terpadu hingga siap di launching, yang dikoordinasikan oleh

BBSDLP

3.3. Waktu dan Tempat

Kegiatan Pendampingan kalender tanam dilaksanakan mulai bulan Januari

sampai Desember2014. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi kepada Dinas/Instansi terkait

serta stakeholder lainnya direncanakan dilakukan pada seluruh Kabupaten/kota dalam

wilayah Provinsi Aceh. Khusus uji efektivitas dalam rangka penajaman dan akurasi

Katam Terpadu akan dilaksanakan di Kabupaten Bireuen.

Page 18: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

18

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sosialisasi

Sosilaisasi Kalender Tanam (KATAM) terpadu tidak dilaksanakan secara

khusus.Hal ini disebabkan tidak tersedianya biaya (dana) perjalanan untuk melakukan

sosialisasi kepada Dinas/Instansi terkait serta stakeholder lainnya pada 23

kabupaten/kota di Aceh.Sosialisasi dilakukan hanya dengan memanfaatkan momen

kegiatan yang dilaksanakan oleh BPTP sendiri maupun Dinas/Instansi terkait.

Beberapa kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan dalam rangka memperkenalkan

KATAM kepada pengguna adalah :

a. Pada pertemuan sinkronisasi penyuluhan tingkat propinsi tahun 2014, lingkup

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh di Banda Aceh pada tanggal 10

Maret 2014. Diikuti oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Ketahanan, Kepala Bidang

dan Kepala Seksi Informasi dan Penyuluhan 23 Kabupaten/Kota di Aceh dengan

jumlah peserta mencapai 120 orang. Diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan

Ketahanan Pangan Propinsi Aceh.

b. Pelatihan pengamat curah hujan pos kerjasama tahun 2014, yang dilaksanakan

pada tanggal 11 Maret 2014 di Banda Aceh oleh BMKG Stasiun Klimatologi Klas IV

Indrapuri Aceh, diikuti oleh 30 orang peserta yang berasal dari 23 Kabupaten/kota.

c. Diklat teknis agribisnis padi diikuti oleh 90 PPL yang berasal dari 23 kabupaten/kota

yang terbagi dalam 3 angkatan masing-masing angkatan diikuti 30 orang peserta.

Diselenggarakan oleh Balai Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Saree.

d. Diklat dasar THL-TB penyuluh pertanian sebanyak 10 angkatan masing-masing

angkatan 30 orang, total 300 orang yang berasal dari 23 kabupaten/kota.

Diselenggarakan oleh Balai Pelatihan dan Pendidikan Pertanian (BLPP) saree.

e. Penyuluh dan Ketua Kelompok Tani Kecamatan Pandrah Kabupaten Bireuen di

Balai Penyuluhan Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan (BP3K)

Pandrah Bireuen sejumlah 15 orang

Page 19: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

19

f. Penyuluh Kecamatan Kuta Blang Kabupaten Bireuen di Balai Penyuluhan Pertanian,

Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kuta Blang Bireuen sejumlah 12

orang

4.2. Uji Efektivitas

Uji efektivitas informasi kalender tanam (KATAM) terpadu dalam rangka

penajaman dan akurasi data katam dilaksanakan di Kecamatan Pandrah dan Kuta

Blang Kabupaten Bireuen.Kecamatan Kuta Blang sebagai wilayah Timur Bireuen dan

Pandrah mewakili wilayah barat.Pada kedua wilayah tersebut bergesernya jadwal

tanam 1 – 2 bulan dari jadwal Kalender Tanam.

4.3. Penerapan Teknologi Kalender Tanam Terpadu

Uji efektivitas informasi kalender tanam (Katam) terpadu dalam rangka

penajaman dan akurasi juga sekaligus sebagai upaya mensosialisasi Kalender Tanam

Terpadu kepada pengguna. Beberapa teknologi yang diterapkan adalah :

a. Jadwal Tanam

Jadwal tanam yang dilaksanakan adalah termasuk pada Musim Tanam (MT) II

yang jatuhnya pada Mei I-II.Oleh karena itu penanaman dilaksanakan pada tanggal 20

Mei 2014.

b. Varietas

Sesuai dengan varietas yang direkomendasikan oleh katam, maka benih yang

digunakan dalam pengujian ini adalah Inpari 15, Inpari 16 dan Ciherang.

c. Pola Tanam

Pola tanam yang diterapkan adalah legowo (jurong) 2 : 1.

d. Pemupukan

Untuk menentukan dosis pupuk yang tepat, maka selain dari rekomendasi

katam juga dilaksanakan uji perangkat tanah sawah (UPTS) pada dua lokasi.Tidak

terdapat perbedaan dosis pemupukan antara rekomendasi katam dan uji UPTS.

Page 20: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

20

4.4. Perkembangan Tanaman

a. Persemaian

Varietas padi yang digunakan pada Uji efektivitas informasi kalender tanam

(KATAM) terpadu adalah Ciherang, Inpari 15 dan 16. Varietas Ciherang adalah varietas

yang umumnya diusahakan oleh masyarakat Kabupaten Bireuen, sedangkan Inpari 15

dan 16 adalah varietas padi unggul yang belum pernah mereka ketahui. Minimnya

informasi dan ketersediaan varietas padi lainnya menyebabkan tingkat ketergantungan

petani terhadap Varietas Ciherang begitu tinggi.Oleh sebab itu, diharapkan dengan

memperkenalkan Varietas Inpari dapat menjadi solusi atau alternatif pemilihan varietas

padi unggul dimasa mendatang.

Persemaian pada ke dua lokasi pengujian tidak mengalami kendala yang

berarti.Benih yang disemai tumbuh dengan baik.

Gambar 1. Benih padi umur 12 haridi Kecamatan Pandrah

Gambar 1. Benih padi umur 12 haridi Kecamatan Kuta Blang

Page 21: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

21

Gambar 5. Profil padi hari umur 29 HST diKecamatan Pandrah

b. Penanaman

Penanaman dilakukan saat umur persemaian berumur 14 hari.Menggunakan

pola tanam legowo (jurong) 2:1.Jumlah tanaman rata-rata 1 – 2 batang per lubang

tanam.

c. Pertumbuhan Tanaman

Umur tanaman 1 – 10 hari

setelah tanam, pada kedua lokasi

pengujian tanaman padi berkembang

dengan baik.Memasuki minggu

kedua setelah pertanaman, padi di

Kecamatan Pandrah mulai diserang

oleh Belalang.Untuk mengantisipasi

belalang telah dilakukan berbagai

upaya penanggulangan organisme

pengganggu tanaman secara

terpadu, baik secara manual maupun

Gambar 3. Profil padi hari pertamapenanaman di Kecamatan Pandrah

Gambar 4. Profil padi hari pertamapenanaman di Kecamatan Kuta Blang

Page 22: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

22

Gambar 6. Profil padi hari umur 25HST di Kecamatan Kuta Blang

Gambar 7. Profil padi umur 54 HST diKecamatan Pandrah

Gambar 8. Profil padi umur 66 HST diKecamatan Kuta Blang

dengan memakai pestisida.Umur 29 hari

setelah tanam, serangan belalang di

Kecamatan Pandrah menurun, tanaman

mulai berkembang kembali dengan

baik.Sedangkan di Kecamatan Kuta Blang

tanaman juga berkembang dengan baik.

Menginjak umur tanaman 50 hari

setelah tanam, padi pada kedua lokasi

mulai di serang tikus. Pengendalian tikus

dilakukan dengan berbagai cara, baik

secara manual maupun dengan menggunakan pestisida, akan tetapi tikus tidak bisa

dikendalikan.

Di Kecamatan Kuta Blang, saat umur tanaman diatas 60 hari setelah tanam,

hama yang mengganggu bukan hanya tikus akan tetapi tanaman juga mulai di serang

oleh burung. Sedangkan di Kecamatan Pandrah, burung mulai menyerang saat

tanaman berumur di atas 70 hari setelah tanam.

Page 23: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

23

Gambar 9. Profil padi umur 77 HST diKecamatan Pandrah

Gambar 10. Profil padi umur 66 HST diKecamatan Kuta Blang

Gambar 11. Profil padi umur 105 HSTdi Kecamatan Pandrah

Gambar 12. Profil padi umur 106 HSTdi Kecamatan Kuta Blang

Serangan hama tikus dan burung bukan hanya pada lokasi pengujian, akan

tetapi juga pada tanaman lain di luar pengkajian. Semua tanaman pada lokasi

pengujian tidak bisa diselamatkan. Disamping itu, kemarau yang panjang

menyebabkan ketersediaan air juga tidak mencukupi usaha budidaya tanaman padi

yang dilaksanakan.

Page 24: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

24

Menurut petani, setiap musim tanam gadu umumnya serangan hama penyakit

lebih tinggi dibandingkan dengan pada pertanaman musim rendengan, terutama

serangan tikus.

4.5. Temu Lapang

Pelaksanaan temu lapang dilakukan dalam rangka menjaring informasi dan

umpan balik terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Temu lapang dilaksanakan pada

dua lokasi pengujian, yaitu; di Kecamatan Pandrah diikuti oleh 39 orang peserta

kalangan petani maupun PPL, laki-laki dan perempuan. Demikian juga di Kecamatan

Kuta Blang, peserta temu lapang mencapai 35 orang laki-laki dan perempuan.

Peserta laki-laki dan perempuan adalah satu kemajuan yang luar biasa, karena

selama ini umumnya setiap pertemuan yang dilaksanakan pesertanya lebih dominan

laki-laki. Akan tetapi, mengingat aktivitas usahatani padi keterlibatan perempuan

sangat tinggi maka keikusertaan perempuan dalam temu lapang yang dilaksanakan

memberikan nilai positif.

Materi yang dijadikan bahan diskusi pada acara temu lapang adalah kilas balik

kegiatan yang dilaksanakan, teknologi kalender tanam terpadu dan teknologi

pengendalian hama tikus.

Kegiatan temu lapang memberi gambaran umum tentang pentingnya

penanaman berdasarkan kalender tanam.Pada temu lapang didapatkan beberapa

umpan balik. Beberapa teknologi yang sudah diinformasikan dan didemontrasikan

kepada masyarakat adalah: jadwal tanam, varietas unggul baru, pola tanam,

pemupukan dan pemberantasan hama penyakit.

Berdasarkan hasil diskusi, kegiatan uji efektivitas kalender tanam terpadu pada

dua lokasi, memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa prakiraan penanaman

(aktivitas turun ke sawah) berdasarkan kalender tanam adalah tepat.Hal ini didasarkan

pada kondisi padi saat persemaian tidak ada gangguan yang berarti, demikian juga

pemupukan. Selama ini petani cenderung memberikan pupuk yang berlebihan pada

tanaman padi dengan asumsi makin banyak pupuk yang diberikan akan semakin

Page 25: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

25

banyak produksi yang didapatkan. Sedangkan dengan mengikuti teknologi kalender

tanam, kebutuhan pupuk lebih sedikit dibandingkan dengan yang diperkirakan selama

ini.

Petani mengungkapkan kegagalan panen yang disebabkan oleh hama tikus

bukan merupakan kesalahan dari kalender tanam, akan tetapi hama tikus memang

telah menjadi hama endemis pada daerah tersebut. Penyerangan tikus bukan saja

lokasi kajian akan tetapi merata pada semua areal petani.

Uji efektivitas teknologi kalender tanam terpadu telah memberikan beberapa

informasi kepada petani, antara lain; pengenalan varietas unggul baru (inpari 15 dan

16), penggunaan pupuk berdasarkan kebutuhan sesuai dengan rekomendasi, tanam

jurong 2 : 1 dan tanam bibit muda. Kegiatan ini diharapkan berdampat pada

peningkatan adopsi teknologi, paling tidak pada beberapa komponen yang dianggap

sesuai oleh masyarakat.

Page 26: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

26

II. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

a. Sosialisasi mempunyai peranan penting dalam memperkenalkan teknologi

Kalender Tanam Terpadu kepada pengguna

b. Gelar teknologi/uji efektivitas dalam rangka penajaman dan akurasi Kalender

Tanam Terpadu merupakan salah satu cara untuk menyebarluaskan teknologi

Kalender Tanam Terpadu kepada pengguna.

c. Berdasarkan gelar teknologi untuk uji efektivitas dalam rangka penajaman dan

akurasi Kalender Tanam Terpadu di Kabupaten Bireuen didapatkan kondisi

bahwa data KATAM sesuai untuk prediksi musim tanam di lokasi yang

bersangkutan.

d. Tanaman puso karena kekurangan air (musim kemarau panjang) danserangan

hama tikus karena belum maksimalnya penanaman serempak dilokasi kegiatan

dilaksanakan.

5.2. Saran

Dalam upaya meningkatkan adopsi, teknologi kalender tanam terpadu perlu di

sosialisasikan secara intensif kepada pengguna mulai dari tingkat provinsi, kebupaten

sampai ke tingkat kecamatan.

Page 27: LAPORAN AKHIR KEGIATAN - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/dokumen/11-LAPORAN AKHIR... · kegiatan dan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,

27

DAFTAR PUSTAKA

Anonymaus, 2011. Aceh Dalam Angka. Kerjasama Pusat Statistik dengan BappedaProvinsi ACEH

------------------,2013. Juknis Gusus Tugas Kalender tanam (KATAM) terpadu danPerubahan Iklim, Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian.

------------------, 2013. Juknis Pengelolaan Stasiun Iklim, Badan Litbang PertanianKementerian Pertanian.

BB. Padi. 2009. Peningkatan produksi Padi Melalui Pelaksanaan IP Padi 400. Pedum IPpadi 400. Balai Besar penelitian Tanaman Padi. Badan penelitian danPengembangan Tanaman pangan. Badan Penelitian dan PengembanganPertanian

BBSDLP. 2011. Penyusunan Kalender Tanam Lahan Sawah Irigasi Seluruh WilayahIndonesia.

Kementan. 2009. Rancangan Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010 –2014.

Subagyono, K. 2007. Kalender Tanam Lahan Sawah. Sinar Tani. Edisi 7. 13 Februari2007.

Suyamto dan Zulkifli Zaini. 2010. Kapasitas Produksi Bahan Pangan pada Lahan sawahIrigasi dan Tadah Hujan. Analisis Sumberdaya Lahan Menuju Ketahanan Pangan.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta.