laporan akhir - nad.litbang.pertanian.go.idnad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/01-weblaporan...
TRANSCRIPT
1
LAPORAN AKHIR
PENYUSUNAN PROGRAM DAN ANGGARAN TEKNOLOGI PERTANIAN
Penanggung Jawab
RACHMAN JAYA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN ACEH BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2015
2
KATA PENGANTAR
Sebagai salah satu institusi pemerintah yang berbasis kepada inovasi
teknologi teknologi pertanian, tentunya program kegiatan yang dilaksanakan oleh
BPTP Aceh harus mengacu kepada kompetensi kelembagaan berbasis scientific
research yang berwujud pada pelaksanaan kegiatan inovasi teknologi pertanian.
Fakta ini pada dasarnya telah tercermin dalam agenda pembangunan pemerintah
(Nawa Cita). Dari sisi pertanian, Nawacita diarahkan kepada program pencapaian
mandiri pangan (food security).
BPTP Aceh sebagai lembaga vertikal Kementerian Pertanian di daerah,
memiliki tanggung jawab yang besar untuk pencapaian program tersebut,
melalui beberapa kegiatan yang bersifat strategis (Top-down) maupun yang
bersifat kewilayahan (Bottom-Up). Pada TA. 2015 kegiatan tersebut mencakup
pendampingan komoditas strategis padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan
bawang merah dan kegiatan bersifat perakitan teknologi spesifik lokasi.
Untuk menilai tingkat pencapaian tersebut beberapa kegiatan telah
dilakukan diantaranya seminar proposal dan hasil pengkajian serta diseminasi.
Secara teknis output dari kegiatan tersebut adalah adanya umpan balik untuk
peningkatan kapasitas kelembagaan dan individu teknis (peneliti, penyuluh dan
teknisi) dalam menjabarkan tujuan strategis ke dalam kegiatan operasional Balai.
Akhirnya Tim Koordinator Program dan Evaluasi BPTP Aceh mengucapkan
banyak terima kasih kepada peneliti, penyuluh, teknisi dan manajemen yang
telah membantu pelaksanaan kegiatan BPTP Aceh TA. 2015. Kami sangat
menghargai terhadap setiap saran dan kritikan yang konstruktif untuk
meningkatkan kapasitas kegiatan teknis BPTP Aceh diwaktu yang akan datang.
Banda Aceh, Januari 2016
Koordinator Program dan Evaluasi
Dr. Rachman Jaya
3
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Penyusunan Program dan Anggaran Teknologi Pertanian
2. Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh
3. Alamat Unit Kerja : Jl. T. Nyak Makam No. 27 Lampineung Banda Aceh
4. Sumber Dana : DIPA BPTP Aceh TA. 2015
5. Penanggung Jawab RKTM
a. Nama : Dr. Rachman Jaya, M.Si
b. Pangkat/Golongan : Penata Tk.I / III d
c. Jabatan : Peneliti Muda / Koordinator Program
6. Jangka Waktu : Satu (1) tahun
7. Biaya : Rp. 80.200.000,- (Delapan puluh juta dua ratus ribu rupiah)
Koordinator Program, Penanggung Jawab,
Dr. Rachman Jaya, M.Si
Dr. Rachman Jaya, M.Si
NIP. 19740503 200003 1 001 NIP. 19740503 200003 1 001
Mengetahui, Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian,
Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh,
Dr. Abdul Basit, MS
Ir. Basri A. Bakar, M.Si
NIP.19610929 198603 1 003 NIP. 19600811 198503 1 001
4
RINGKASAN
1 Judul Kegiatan : Koordinasi Penyusunan Program dan Anggaran Teknologi Pertanian
2 Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Aceh
3 Lokasi : BPTP Aceh
4 Agroekosistem : -
5 Status (L/B) : Lanjutan
6 Tujuan : Mengumpulkan bahan dan mengkoordinasikan penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program tahunan Balai.
Mengumpulkan bahan dan mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran pengkajian/ diseminasi dari masing-masing penanggung jawab.
7 Keluaran : Dokumen rencana teknis Tahunan Balai Dokumen rencana aksi dan anggaran Tahunan
Balai 8 Hasil Melalui kegiatan Penyusunan Rencana Kegiatan
dan Anggaran yang terstruktur dan sejalan alur perencanaan di lingkup Balitangtan selama setahun, maka akan diperoleh suatu dokumen perencanaan yang akurat dan operasional sesuai kondisi wilayah Aceh.
9 Prakiraan Manfaat : Dengan penyusunan program dan perencanaan yang akurat yang mengacu pada alur perencanaan di lingkup Badan Litbang Pertanian, maka dapat memberikan dukungan pada tugas dan fungsi BPTP Aceh dalam menghasilkan inovasi teknologi spesifik lokasi di wilayah Aceh.
10 Prakiraan Dampak : Dampak yang diperoleh melalui penyusunan program dan rencana kerja yang akurat adalah meningkatkan kinerja Balitbangtan khususnya BPTP Aceh dan memberikan kontribusi positif terhadap capaian keberhasilan program lingkup Kementerian Pertanian.
5
11 Prosedur : Mekanisme perencanaan dan program lingkup Badan Litbang Pertanian mengacu pada dan mekanisme penyusunan, evaluasi dan persetujuan proposal mengacu pada Permentan Nomor: 44/OT.140/8/2011. Penyusunan program/kegiatan BPTP Aceh dikoordinasikan dengan instansi vertikal (secara hirarkis) dan dinas/instansi lingkup pertanian kabupaten/kota dan provinsi Aceh. Penyusunan anggaran pengkajian/diseminasi dikoordinasikan dengan bidang program BBP2TP dan penanggung jawab kegiatan di BPTP Aceh. Usulan kegiatan dari BPTP Aceh akan dibahas oleh tim evaluator di BBP2TP dan hasil evaluasi dijadikan sebagai masukan bagi penanggung jawab kegiatan untuk perbaikan proposal kegiatan.
12 Jangka Waktu : Satu tahun
13 Biaya (TA. 2015) : Rp. 80.200.000,- (Delapan puluh juta dua ratus ribu rupiah)
6
SUMMARY
1 Title : Preparing of Program and Budget Coordination Agricultural Technology
2 Implementation
Unit
: Assesment Institute for Agricultural Technology of Aceh
3 Location : AIAT of Aceh
4 Agroecosystem : -
5 Status : Continued
6 Objectives : To collect materials and coordinate concern preparation of the program and blue print of AIAT of Aceh.
To collect materials and coordinate concern preparation of the assessment and dissemination budget of AIAT of Aceh.
7 Outputs : A blue Print and annual program of AIAT of Aceh.
A budget plan document of assessment and dissemination of AIAT of Aceh.
8 Outcome Through Planning and budget activities are structured and consistent groove in scope Balitangtan planning for a year, it will obtain an accurate planning documents and operational according to the conditions of Aceh region.
9 Expected Benefit : With programming and accurate planning that refers to the flow of planning in IAARD, it can provide support to the duties and functions of the Ministry of Agriculture of Aceh produce specific technology innovation in the region of Aceh.
10 Expected Impact : Impact obtained through programming and accurate work plan is to improve the performance of Balitbangtan especially AIAT of Aceh and make a positive contribution to the achievement of the program's success scope of the Ministry of Agriculture.
7
11 Procedure : Planning mechanisms and IAARD programs as well as mechanism refers to the preparation, evaluation and approval of the proposal based on Regulation No. 44 / OT.140 / 8/2011. Preparation of program/activities are coordinated with agencies AIAT of Aceh vertical (hierarchical) and services / agencies agricultural sphere by district and province of Aceh. Budgeting assessment / dissemination of the program is coordinated with group programming at Indonesian Centre for agricultural technology Assesment and Development (ICATAD) and activity coordinator at AIAT Aceh. Proposed activities of Aceh AIAT will be discussed by a team of evaluators at ICATAD and evaluation results serve as input for the party responsible for the improvement proposal activities.
12 Duration : one year
13 Budget (FY 2015) : IDR 80.200.000
8
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 1
1.2 Dasar Pertimbangan …………………………………………………………………. 2
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………………. 3
1.4 Keluaran …………………………………………………………………………………. 4
II. PROSEDUR PELAKSANAAN …………………………………………………………….. 5
2.1 Pendekatan dan Kerangka Pikir …………………………………………………. 5
2.2 Ruang Lingkup Kegiatan …………………………………………………………… 5
2.3 Bahan dan Prosedur Pelaksanaan ………………………………………………. 6
III. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………………………………….. 8
3.1 Seminar ROPP/RODHP ……………………………………………………………… 8
3.2 Seminar Hasil Kegiatan …………………………………………………………….. 12
IV. KESIMPULAN ……………………………………………………………………………….. 14
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………….. 15
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………….. 16
9
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Mekanisme Perencanaan Program Permentan No: 44/OT.140/8/2011…… 7
2. Mekanisme Evaluasi Proposal Permentan No: 44/OT.140/8/2011 …………. 7
3. Template seminar ROPP/RODHP BPTP Aceh TA.2015 …………………………. 11
4. Salah satu slide pada seminar ROPP/RODHP BPTP Aceh TA.2015 ………… 11
5. Sesi penyampaian materi seminar ROPP/RODHP BPTP Aceh TA.2015 …… 12
6. Peserta seminar ROPP/RODHP BPTP Aceh TA.2015 …………………………… 12
7. Kepala BPTP memberikan arahan pada seminar hasil TA. 2015 ……………. 13
8. Salah satu presenter menyampaikan materi seminar hasil TA. 2015 …….. 13
9. Peserta seminar hasil kegiatan pengkajian dan diseminasi TA. 2015 …….. 13
10
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berkenaan dengan kebijakan pemerintahan baru dengan Kabinet Kerja,
yang diwarnai dengan gaya sederhana namun kecepatan tinggi, maka
Balitbangtan sebagai “bagian” dari birokrasi nasional dituntut melakukan sinergi,
harmoni, dan simplikasi dalam mereorientasi kebijakan program ke depan.
Reorientasi kebijakan litbang pertanian juga harus mencermati dinamika global,
regional, dan national agricultural research outlook. Sehubungan dengan itu,
Balitbangtan akan “kerja” mengimplementasikan program dan kegiatan litbang
yang “back to basic” secara sistematis, efektif, dan dilandasi spirit manajemen
korporasi Balitbangtan, dan tagline Science, Innovations, Networks
(Balitbangtan, 2015). Kegiatan litbang pertanian harus tetap memperhatikan
orientasi jangka panjang, disamping refocusing jangka pendek yang saat ini
tertuju pada swasembada pangan dan komoditas strategis lainnya. Oleh karena
itu kegiatan litbang pertanian yang tidak terkait langsung dengan swasembada
pangan tetap perlu menjadi perhatian UK/UPT lingkup Balitbangtan. Hal ini
dibuktkan dengan pengalokasian anggaran yang memadai untuk mendukung
kegiatan non swasembada di lingkup Balitbangtan.
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian No 16/Permentan/OT.140/3/2006
tanggal 1 Maret 2006 bahwa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian merupakan
unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengembangan pertanian yang
mempunyai tugas dan fungsi utama melaksanakan pengkajian, perakitan dan
pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Disamping
beberapa kegiatan penunjang, misalnya manajemen dan kegiatan bersifat top-
down dari Kementerian Pertanian.
Koordinator program dan evaluasi mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan penyusunan rencana, program, anggaran, pemantauan, dan
evaluasi serta laporan, dan penyiapan bahan kerjasama, informasi, dokumentasi
dan penyebarluasan dan pendayagunaan hasil serta pelayanan sarana
pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi. Koordinator program dan evaluasi dalam mempersiapkan bahan
penyusunan program dan rencana kerja/teknis/program (blue print) balai
11
bekerjasama dengan instrument balai lainnya yaitu pihak Manajemen dan Seksi
Pendayaguanaan Hasil Pengkajian (Sie KSPHP).
Penyusunan rencana program Balai dilakukan melalui koordinasi secara
vertikal dengan bidang program di Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian (BBP2TP) dan secara lintas sektoral dengan Dinas/instansi
terkait di daerah, seperti forum pertemuan Musawarah Rencana Pembangunan
Pertanian/Daerah (Musrenbangtan/Musrenbangda) dan pertemuan Tim Komisi
Teknologi Pertanian.
Berdasarkan hasil Raker Balitbangtan tahun 2015, maka alur mekanisme
perencanaan dan program lingkup Badan Litbang Pertanian mengacu Permentan
Nomor: 44/OT.140/8/2011, baik dalam penyusunan, evaluasi dan persetujuan
proposal. Perencanaan di tingkat balai dilakukan dimulai usulan dari para
pengkaji dilanjutkan pembahasan di tingkat kelji, yang selanjutnya dituangkan
dalam bentuk matriks usulan kegiatan. Selanjutnya matriks usulan kegiatan
dievaluasi di tingkat Balai Besar dan menjadi bahan evaluasi di bagian
perencanaan Badan Litbang Pertanian. Matriks usulan kegiatan yang sudah
melewati proses evaluasi oleh tim evaluator di BB Pengkajian dan Badan Litbang
akan menjadi dasar dalam penyusunan proposal kegiatan pengkajian di tingkat
Balai. Selain itu, proses perencanaan di tingkat balai juga merespon program
strategis dari Kementan, seperti program pendampingan kawasan, UPSUS
swasembada pangan, GP-PTT, Pembangunan Taman Teknologi Pertanian (TTP)
yang selanjutnya menjadi kegiatan pendampingan di tingkat provinsi ataupun
kabupaten/kota.
1.2. Dasar Pertimbangan
Era pembangunan yang semakin kompetitif menuntut peran Balitbangtan
dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan peningkatan nilai ilmiah
(scintific recognition) dalam pencapaian status sebagai lemabag penelitian yang
berkelas dunis. Mencermati tuntutan tersebut, perlu reorientasi paradigma
pembangunan pertanian menunju "Penelitian untuk pembangunan" (research for
development). Dengan paradigma ini, orientasi kerja Balitbangtan adalah
menghasilkan ilmu pengetahuan, teknologi dan sistem kelembagaan pertanian
untuk diterapkan sebagai mesin penggerak pembangunan pertanian. Untuk itu,
kegiatan penelitian dan pembangunan harus berorientasi kepada kebutuhan
12
pengguna (user oriented) tanpa mengabaikan pengembangan teknologi yang
bersifat demand driving, sehingga ilmu pengetahuan, teknologi dan sistem
kelembagaan pertanian yang dihasilkan lebih tepat guna (spesifik lokasi) dan
futuristik.
Dalam paradigma penelitian untuk pembangunan peranan perencanaan
penelitian dan pengembangan sangat strategis mendukung pencapaian sasaran
Balitbangtan, meliputi: (a) terciptanya varietas unggul dan galur (benih dan bibit)
dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian
swasembada dan swasembada berkelanjutan; (b) terciptanya inovasi teknologi
produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian
swasembada dan swasembada berkelanjutan; (c) terciptanya inovasi teknologi
pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi
pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, (d) tersedianya
kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk
peningkatan kesejahteraan petani, (e) meingkatnya sistem diseminasi, promosi
dan diseminasi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan
internasional; dan (f) meningkatnya jumlah publikasi di jurnal nasional dan
internasional, hak kekayaan intelektual (HKI) dan komersialisasi hasil penelitian.
Untuk mewujudkan sasaran tersebut, maka Balitbangtan berupaya
melakukan reformasi perencanaan dan penganggaran dan kegiatan dalam
kerangka performance base budgeting.
1.3. Tujuan
A. Tujuan Tahun 2015
Mengumpulkan bahan dan mengkoordinasikan penyusunan program dan
rencana kerja/teknis/ program tahunan Balai.
Mengumpulkan bahan dan mengkoordinasikan penyusunan rencana
anggaran pengkajian/diseminasi dari masing-masing penanggung jawab.
B. Tujuan Jangka Panjang
Melakukan penyusunan rencana kerja dan anggaran yang mendukung
tugas dan fungsi balai dalam menghasilkan teknologi tepat guna spesifik lokasi di
Provinsi Aceh.
13
1.4. Keluaran
A. Keluaran Tahun 2015
Terkumpulnya bahan dan terlaksananya koordinasi dalam penyusunan
program dan rencana kerja/teknis/ program tahunan Balai.
Terkumpulnya bahan dan terlaksananya koordinasi dalam penyusunan
rencana anggaran pengkajian/diseminasi dari masing-masing penanggung
jawab.
B. Keluaran Jangka Panjang
Berjalannya kegiatan penyusunan rencana kerja dan anggaran yang
mendukung tugas dan fungsi balai dalam menghasilkan teknologi tepat guna
spesifik lokasi di Provinsi Aceh.
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak
Dengan penyusunan program dan perencanaan yang akurat yang
mengacu pada alur perencanaan di lingkup Badan Litbang Pertanian, maka dapat
memberikan dukungan pada tugas dan fungsi BPTP Aceh dalam menghasilkan
inovasi teknologi spesifik lokasi di Provinsi Aceh
Dampak yang diperoleh melalui penyusunan program dan rencana kerja
yang akurat adalah meningkatkan kinerja Balitbangtan khususnya BPTP Provinsi
Aceh dan memberikan kontribusi positif terhadap capaian keberhasilan program
lingkup Kementerian Pertanian.
14
II. PROSEDUR PELAKSANAAN
2.1. Pendekatan dan Kerangka Pikir
Perencanaan penelitian dan pengembangan pertanian secara umum
mengacu pada program pembangunan pertanian nasional dan kebutuhan
stakeholder (pemangku kepentingan). Penelitian dan pengembangan pertanian
berpedoman pada rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Kementerian
Pertanian, yang selanjutnya dijabarkan ke dalam Renstra Balitbangtan. Program
penelitian dan pengembangan pertanian tahunan ditetapkan dengan mengacu
pada: (a) kebijakan pembangunan nasional dan Kementerian Pertanian, (b)
Renstra Balitbangtan dan Renstra masing-masing UK/UPT lingkup Balitbangtan,
(c) kebutuhan pemangku kepentingan yang diperoleh melalui mekanisme
penjaringan umpan balik, serta (d) kebutuhan mendesak dalam bidang pertanian
atau kebutuhan yang bersifat antisipatif dan responsif terhadap isu-isu aktual
dan strategis.
Kegiatan penelitian dan pengembangan di Balitbangtan merupakan
rangkaian kegiatan terstruktur yang mengacu pada alur penyiapan inovasi
inovasi teknologi pertanian sesuai dengan Permentan Nomor:
03/Kpts/OT.060/1/2005, tentang pedoman penyiapan dan penerapan teknologi
pertanian. Dalam Permentan tersebut telah diatur penciptaan inovasi yang
dilakukan di UK/UPT. Keterkaitan antara tahapan satu dengan tahapan
berikutnya adalah sebagai berikut: tahapan penelitian, tahapan verifikasi dan
tahapan pengkajian serta tahapan diseminasi.
2.2. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/
Program meliputi pengumpulan bahan dan koordinasi kegiatan secara vertikal
(hirarkis) melalui bidang program BBP2TP, dan koordinasi lintas sektoral melalui
forum pertemuan Musrenbangtan tingkat kabupaten/kota dan provinsi,
Musrenbangda tingkat provinsi, dan Tim Komisi Teknologi Pertanian. Bahan
usulan kegiatan dan anggaran pengkajian/diseminasi dikumpulkan dari
penanggungjawab, yaitu dalam bentuk Matrik Program, RPTP, RDHP dan RAB.
15
Rencana pengkajian dan diseminasi tersebut dibahas secara berjenjang mulai
dari tingkat Balai, BBP2TP, sampai dengan Balitbangtan.
2.3. Bahan dan Prosedur Pelaksanaan
A. Lokasi dan Waktu
Kegiatan perencanaan dilaksanakan di Provinsi Aceh dan di luar wilayah
Aceh. Waktu pelaksanaan mulai bulan Januari hingga Desember 2015.
B. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan
penyusunan program dan perencanaan antara lain komputer, printer, DVD/CD-
RW, UFD flasdisk, kertas, refill tinta.
C. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan
Mekanisme perencanaan dan program lingkup Badan Litbang Pertanian
mengacu pada dan mekanisme penyusunan, evaluasi dan persetujuan proposal
mengacu pada Permentan Nomor: 44/OT.140/8/2011 (Gambar 1) dan (Gambar
2). Penyusunan program/kegiatan BPTP Aceh dikoordinasikan dengan instansi
vertikal (secara hirarkis) dan Dinas/instansi lingkup pertanian kabupaten/kota
dan Provinsi Aceh. Penyusunan anggaran pengkajian/diseminasi dikoordinasikan
dengan bidang program BBP2TP dan penanggung jawab RPTP/RDHP BPTP Aceh.
Usulan kegiatan dari BPTP Aceh akan dibahas oleh tim evaluator di BBP2TP dan
hasil evaluasi dijadikan sebagai masukan bagi penanggung jawab kegiatan untuk
perbaikan proposal kegiatan.
16
Gambar 1. Mekanisme perencanaan dan program sesuai Permentan Nomor:
44/OT.140/8/2011
Gambar 2. Mekanisme penyusunan, evaluasi dan persetujuan proposal mengacu
pada Permentan Nomor: 44/OT.140/8/2011
17
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh merupakan salah satu unit
kerja Badan Litbang yang melakukan kegiatan pengkajian dan Diseminasi. Dalam
empat tahun belakangan ini BPTP melakukan kegiatan pendampingan terhadap
program strategis Kementerian Pertanian. Program strategis kemtan yang berupa
Pendampingan kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi, Jagung,
Kedelai untuk mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan,
pendampingan program swasembada daging sapi dan kerbau (PSDSK),
pendampingan kegiatan percepatan penerapan teknologi terpadu (P2T3)
mendukung swasembada gula, pendampingan program pengembangan kawasan
agribisnis hortikultura PKAH). Kegiatan ini merupakan kegiatan pokok dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan petani. Kegiatan yang dilaksanakan oleh
dinas yang perlu disinkronkan dengan kegiatan BPTP agar BPTP dapat berjalan
bersama dalam melakukan kegiatan, sehingga saling mendukung dalam rangka
mencapai tujuan. Untuk mencapai maksud tersebut di atas maka telah dilakukan
beberapa kegiatan diantaranya:
1. Seminar ROPP/RODHP TA. 2015 tanggal 24-25 Februari 2015
2. Seminar Hasil SMARDT Tahun 2015
3. Seminar Hasil Pengkajian dan Diseminasi TA. 2014 tanggal 17-18 Februari
2015.
3.1. Seminar ROPP/RODHP
Seminar ini bertujuan untuk memberikan masukan berupa saran dan kritik
yang konstruktif bagi tim pelaksana masing-masing kegiatan pengkajian dan
diseminasi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah, masing-masing
presenter memaparkan rencana pengkajian atau kegiatan diseminasi secara oral,
dengan dibantu oleh presentasi berbasis Microsoft Power Point. Proses seminar
dipandu oleh moderator, kemudian dilakukan diskusi secara terbuka (pertanyaan,
konfirmasi dan saran untuk memperbaiki rencana kegiatan). Secara lengkap
judul penelitian, diseminasi dan pelaksana kegiatan yang dibahas dapat dilihat
pada Tabel 1.
18
Tabel 1. Judul ROPP/RODHP TA.2015.
No. Judul Pengkajian Penanggung Jawab
Kegiatan
Pagu
(Rp.000)
A. Teknologi Spesifik Lokasi :
1. Kajian Percepatan Adopsi Inovasi
Teknologi Budidaya dan Pascapanen
Kakao
Fenty Ferayanti, SP. 88.000
2. Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi
Dataran Tinggi di Propinsi Aceh
Idawanni, SP. 88.000
3. Kajian Teknologi Pemanfaatan Panen
kedua Ratoon Padi di Lahan Sawah
Abdul Azis, S.Pi. 83.500
B. Kajian Pewilayahan Komoditas
Pertanian Berdasarkan Zona Agro-
Ekologi (ZAE) skala 1:50.000
Mendukung Pembangunan Pertanian di
Propinsi Aceh (Aceh Besar, Pidie, Aceh
Jaya, dan Aceh Selatan).
Didi Darmadi, SP. M.Si 303.500
C. Pengelolaan Sumberdaya Genetik Dr. drh Iskandar
Mirza, M.P.
144.000
D Rekomendasi Kebijakan Pembangunan
Pertanian
1. Analisis dan Rekomendasi Kebijakan
Pembangunan Pertanian
Ir. Basri AB, M. Si 71.000
2. Analisa Dampak Teknologi KRPL di
Provinsi Aceh
Nazariah, SP, M. Si 35.500
E. Diseminasi Inovasi Teknologi dalam
Rangka Percepatan Diseminasi Inovasi
Teknologi Pertanian di Propinsi Aceh
1. Pengembangan Media Informasi
Pertanian
Nazariah, S.P., M.Si. 94.400
2. Visitor Plot dan Klinik Teknologi
Pertanian
Ir. Elviwirda 100.000
3. Pameran dan Ekpose Cut Nina Herlina, S. Pi 90.000
F. Peningkatan komunikasi Inovasi
Teknologi dalam Rangka Percepatan
Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian
di Propinsi Aceh
Ir. Nani Yunizar 80.000
G. Taman Agroinovasi Dr. Yenni Yusriani 100.000
H. Model Penyediaan Benih Untuk
Pemenuhan Kebutuhan Daerah
Ir. Iskandar. M. Si 507.000
I Pendampingan dan Inovasi Teknologi
Pertanian pada Program Strategis
Kementan
19
1. Pendampingan Kawasan Pertanian
Tanaman Pangan (Padi, Jagung, dan
Kedelai)
Ir. Chairunas, M.S. 746.200
2. Pengembangan Kawasan Agribisnis
Hortikultura (PKAH) di Propinsi Aceh
Ir. Iskandar. M. Si 256.500
3. Pendampingan Pengembangan
Kawasan Pertanian Tanaman
Perkebunan (Kopi, Kakao, Tebu) di
Provinsi Aceh
Firdaus, SP. M.Si 258.500
4.
Pendampingan Pengembangan
Kawasan Pertanian Peternakan Sapi
Potong
Dr. drh Iskandar
Mirza
120.000
5.
Pendampingan Kalender Tanam
(Katam).
Nazariah S.P. M.Si 83.300
6. Pendampingan Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL)
Dr. Yenni Yusriani 323.750
7. Model Laboratorium Lapang Inovasi
Pertanian
Ir. Nani Yunizar 114.500
8. Pengembangan Usaha Agribisnis
Perdesaan
Ir. Yufniati ZA 100.000
I. Pendampingan dan Pengawalan
Program Strategis Kementerian
Pertanian di Propinsi Aceh (UPSUS)
Ir. Basri. AB. M. Si 900. 000
K. Produksi Benih Sumber Ir. M. Nasir Ali 2.548.539
J. Model Pengembangan Inovasi
Pertanian Bio-Industri
1. Model Pengembangan Inovasi Berbasis
Integrasi Kedelai Kambing
Ir. Chairunnas, M.Sc. 560.000
2. Model Pertanian Bio Industri Berbasis
Kopi Arabika
Ir. Yufniati ZA 476.000
Secara teknis, seminar ROPP/RODHP TA.2015 dilaksanakan selama dua
hari, Selasa - Rabu, 24-25 Februari 2015 di Aula BPTP Aceh. Seminar ini dipimpin
oleh Dr. Rachman Jaya, M.Si (koordinator program dan evaluasi) dihadiri oleh
seluruh peneliti, penyuluh dan teknisi yang sebagian besar merupakan juga
menjadi penanggung jawab kegiatan pengkajian dan diseminasi.
Ekstrak hasil seminar ROPP/RODHP TA. 2015 adalah untuk kegiatan yang
bersifat pengkajian (notulensi seminar terlampir), umumnya saran dan masukan
dari peserta adalah agar tim pengkaji lebih fokus kepada substansi masalah yang
akan diselesaikan, sedangkan pada sisi metodologi banyak sekali masukan dan
20
juga perbaikan (refocusing) terhadap metode yang digunakan. Metode yang
diperbaiki mencakup lokasi, calon petani kooperator dan yang terpenting pada
alat analisis yang digunakan, dalam hal ini harus sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, dengan kata lain metode yang digunakan harus bisa menjawab tujuan
yang telah ditetapkan (hipotesis).
Pada kegiatan yang bersifat diseminasi, dalam hal dapat berwujud
pendampingan, penyebarluasan inovasi teknologi dan perbanyakan benih serta
upaya khusus (UPSUS), umumnya saran dan masukan peserta kepada tim
pelaksana adalah fokus kepada substansi pelaksanaan kegiatan, sedangkan pada
metodologi umumnya agar tim pelaksana lebih memahami fokus diseminasi yang
akan dilaksanaka, target dan tingkat adopsi dari inovasi teknologi yang
disebarluaskan melalui penggunaan metode (alat ukur) yang spesifik mengukur
substansi kegiatan diseminasi.
Gambar 3. Template seminar ROPP/RODHP BPTP Aceh TA.2015
Gambar 4. Salah satu slide pada seminar ROPP/RODHP BPTP Aceh TA.2015
21
Gambar 5. Sesi penyampaian materi seminar ROPP/RODHP BPTP Aceh TA.2015
Gambar 6. Peserta seminar ROPP/RODHP BPTP Aceh TA.2015
3.2. Seminar Hasil Kegiatan TA. 2015 Tanggal 4-5 Januari 2016
Fokus dari kegiatan ini adalah penyampaian hasil pelaksanaan pengkajian
dan diseminasi TA. 2015. Dari sisi monitoring dan evaluasi, kegiatan ini
bermakna sinkronisasi antara proposal dan ROPP/RODHP yang dijabarkan secara
teknis dalam petunjuk teknis (juknis) pelaksanaan dan term of referene (TOR)
untuk kegiatan yang bersifat temu teknis, temu lapang, pelatihan (workshop)
dan seminar. Pada dasarnya teknis pelaksanaan kegiatan sama dengan kegiatan
seminar pada umumnya. Presenter (terjadwal) menyampikan pokok-pokok
pikiran dari kegiatan yang telah dilaksanakan secara oral, yang dibantu dengan
materi presentasi dalam bentuk Power Point. Pada masing-masing sesi dipandu
oleh moderator dan notulen. Pada bagian akhir Kepala BPTP Aceh memberikan
ulasan secara direktif terhadap pelaksanaan kegiatan dan rencana kegiatan
untuk masa yang akan datang.
Ekstrak hasil kegiatan umumnya untuk kegiatan pengkajian sebagian
besar diskusi lebih banyak membahas pencapaian tujuan dengan metode yang
digunakan (notulensi kegiatan terlampir). Secara umum tujuan dari masing-
22
masing kegiatan telah tercapai, walupun terhadap beberapa kegiatan yang
secara teknis belum sempurna. Dalam hal ini metode yang digunakan belum
sepenuhnya mampu menjawab pertanyaan penelitian (research quetions),
sehingga masih diperlukan perbaikan sebelum laporan akhir kegiatan diterbitkan,
atau publikasi pada media yang lebih jauh, seperti jurnal dan prosiding.
Gambar 7. Kepala BPTP memberikan arahan pada seminar hasil kegiatan
pengkajian dan diseminasi TA. 2015
Gambar 8. Salah satu presenter menyampaikan materi seminar hasil kegiatan
pengkajian dan diseminasi TA. 2015
Gambar 9. Peserta seminar hasil kegiatan pengkajian dan diseminasi TA. 2015
23
IV. KESIMPULAN
Secara subtansi, laporan penyusunan program dan anggaran teknologi
pertanian TA. 2015 BPTP Aceh memiliki arti penting bagi proses pembelajaran
(lesson learned) bagi BPTP Aceh sebagai institusi kelembagaan maupun bagi
individu (peneliti, penyuluh, teknisi dan manajemen) dalam peningkatan kapasitas
kelembagaan dan materi kajian dan diseminasi. Wujud dari pelaksanaan kegiatan ini
adalah terjadinya sinkronisasi antara dokumen yang menjadi pedoman oleh tim
pelaksana dalam melaksanakan seluruh kegiatan, dalam hal ini mengacu kepada
kegiatan berbasis kompetensi.
Secara keseluruhan kegiatan yang bersifat teknis pada TA. 2015 dapat
dikatakan telah berjalan dengan baik, walaupun masih diperlukan perbaikan dalam
hal substansi kegiatan dan metode pelaksanaan. Ekstrak dari laporan ini juga akan
disampaikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BPTP
Aceh TA.2015.
24
DAFTAR PUSTAKA
Badan Litbang Pertanian. 2002. Panduan Umum. Manajemen Internal dan Komersialisasi Teknologi Pertanian dan Pengembangan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. 44 hal.
Badan Litbang Pertanian. 2003. Panduan Umum Pelaksanaan Pengkajian Serta
Program Informasi, Komunikasi dan Diseminasi di BPTP. Badan Litbang Pertanian. 74 hal.
Badan Litbang Pertanian. 2003. Panduan. Penyusunan dan Mekanisme
Perencanaan Program Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. 35 hal.
Badan Litbang Pertanian. 2005. Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian
2005-2009. Departemen Pertanian, Badan Litbang Pertanian. 104 hal.
Badan Litbang Pertanian. 2006. Kumpulan Juklak dan Juknis Prima Tani.
Departemen Pertanian, Badan Litbang Pertanian. BBP2TP. 2004. Prosiding Lokakarya Sinkronisasi Program Penelitian dan
Pengkajian Teknologi Pertanian. Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, Badan Litbang Pertanian. 100 hal.
BBP2TP. 2005. Prosiding Lokakarya Pertemuan Regional BPTP; Peningkatan
Kinerja BPTP Dalam Rangka Mendukung Pemantapan Ketahanan Pangan, Pengembangan Agribisnis dan Peningkatan Kesejahteraan Petani. Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BP2TP), Badan Litbang Pertanian. 155 hal.
BBP2TP. 2006. Pedoman Umum Pengkajian dan Diseminasi Inovasi Pertanian,
Monitoring dan Evaluasi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 20/ Permentan/ TU.200/3/2008 Tentang
Pedoman Umum Penyusunan dan Evaluasi Proposal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun 2008.
25
Lampiran 1:
TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN
No Nama Jabatan dalam
kegiatan
Uraian tugas Alokasi waktu (jam /
minggu)
1 Dr. Rachman Jaya, M.Si Penanggung jawab
kegiatan
Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran
4
2 Ir. Nurbaiti, M.Si Pelaksana kegiatan
Melaksanakan kegiatan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran
2
3 Zuardi Efendi, SP. Pelaksana kegiatan
Melaksanakan kegiatan penyusunan rencana kegiatan
2
4 Husaini, SP Pelaksana Kegiatan
Melaksanakan kegiatan penyusunan rencana kegiatan
2
5 Eka Fitria, SP Pelaksana kegiatan
Melaksanakan kegiatan penyusunan rencana kegiatan
2
6 Cut Hilda, SP Pelaksana kegiatan
Melaksanakan kegiatan penyusunan rencana kegiatan
2
7 Rosdewani, SE Pelaksana kegiatan
Melaksanakan kegiatan penyusunan rencana kegiatan
2
8 Irvanda Fatmal, SP Pelaksana kegiatan
Melaksanakan kegiatan penyusunan rencana kegiatan
2
26
Lampiran 2
NOTULENSI (Dokumen proses) RAPAT SEMINAR ROPP/RODHP
TA.2015 (SELASA-RABU/ 24-25 FEBRUARI 2015)
I. PEMBUKAAN DAN PENGARAHAN DARI KEPALA BPTP ACEH (Ir. Basri AB, M.Si)
- Pada saat pemeriksaan terhadap Laporan kegiatan oleh para pemeriksa
dari Kementerian salah satu yang akan diminta adalah laporan ROPP, oleh
karena itu diharapkan agar penanggungjawab lebih mendetail paparan isi
didalam laporan.
- Aceh Besar sebagai tuan rumah PENAS tahun 2017 nantinya.
- Dalam pemaparan ini tidak hanya penjab akan tetapi ada anggota tim yang
bisa mempresentasikannya juga.
- Selamat diberikan kepada ibu Fenty Ferayanti karena lulus pada kegiatan
KKP3SL yang merupakan satu-satunya lulus pada kegiatan KKP3SL di BPTP
Aceh.
- Manfaatkan juga waktu karena kegiatan kita kedepan harus menyelesaikan
OTSUS untuk bisa segera kita siapkan.
- Masing-masing penjab merencanakan upah untuk kegiatan, sehingga tidak
terburu (sehari sebelum berangkat baru minta dicairkan uang) artinya
harus ada perencanaan yang matang jauh hari sebelum berangkat
kegiatan.
Ir. Ferizal, M.Sc (Kasie PHP):
- Program sudah menyediakan slide untuk dipresentasikan diseminar
- Ada beberapa kekurangan karena biasanya kita ketika membuat laporan
selalu kurang teliti dalam membuat output/keluaran, ketika ada tujuan
harus ada output.
- Anggaran juga sudah bisa direncanakan untuk awal-akhir kegiatan.
II. KEGIATAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI :
1. Penjab : Fenty Ferayanti, SP.
Judul : Kajian Percepatan Adopsi Teknologi Budidaya dan Pascapanen
Kakao (3 Teknologi Budidaya Kakao, 1 Teknologi Pasca Panen Kakao dan
1 Teknologi Pemangkasan Kakao).
2. Penjab : Idawanni, SP
27
Judul : Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Dataran Tinggi di Provinsi
Aceh (2 Teknologi Budidaya Padi Dataran Tinggi)
3. Penjab : Abdul Aziz, S.Pi, M.Si
Judul : Kajian Teknologi Pemanfaatan Panen kedua (Ratoon) Padi Lahan
Sawah (2 Teknologi Panen Ratoon).
Diskusi Sesi ke-I :
1. Iskandar Mirza untuk;
Fenty Ferayanti :
- Analisis data yang digunakan melalui penjabaran secara deskriptif, akan
tetapi dalam hal ini sepertinya perlu digunakan juga uji t, annova dan
lainnya lagi, bisa didiskusikan lagi.
Idawani :
- Varietas lokal apakah yang banyak digunakan oleh masyarakat, apakah
yang lebih unggul ?
- Kalau produktivitasnya rendah bukab berarti tidak bisa dibudidayakan
karena kalau tidak dipakai lagi takutnya akan punah.
- Saya tidak melihat bu Idawani menggunakan pupuk organik, tolong untuk
digunakan.
Abdul Aziz :
Ukuran 15 cm pada pemangkasan padi apakah efektif karena ditakutkan
akibatnya nanti terhadap peranakan.
2. Chairunnas;
Fenty Ferayanti:
Tujuan kedua untuk meningkatkan produktivitas dan ketiganya lebih
kuantitatif artinya ada angka/presentasenya walaupun nanti tidak
tercapai tidak apa-apa
Kakao dipendahuluan ada ditulis SNI, maksudnya bagaimana?
Idawani:
Varietas lokal waktu yang digunakan untuk budidaya selam 6 bulan,
unggul 4-5 bulan, tentunya dalam hal ini terkendala pada waktu bila
ditanam pada bulan juli panennya pasti akan melewati dari bulan
Desember.
28
Abdul Aziz:
Pemangkasan 15 cm, bahkan ada yang dibawah 5 cm karena
peranakannya tidak keluar tapi justru tunas sedangkan yang diharapkan
bukan itu.
Penjelasan mengenai produksi padi di Aceh lebih rendah dari rata-rata
Nasional, tolong disebutkan juga dengan angkanya
3. M. Ramlan:
Idawani:
Dataran tinggi ada datanya berapa angka ketinggiannya?
Varietas lokal lebih sepakat dengan pak Nas agar ditanam lebih awal
karena 6 bulan umurnya.
4. Lamhot Edy:
Abdul Aziz:
Selain tinggi pangkas ratoon dan pemupukan bisa ditambahkan lagi 1
variabel/faktor yaitu system pola tanam?
Jawaban:
1. Idawani
- Ramlan : Mengenai varoetas lokal, apakah ada saran dari bapak varietas
apa yang digunakan yang terbaik/unggul.
- Mirza : Tidak seperti itu karena masyarakat sekarang back to Nature
karena peminat vaietas lokal justru lebih banyak di masyarakat
lingkungan setempat, sedangkan untuk pupuk organik kurang efektif
karena ketersediaannya lemah.
Tanggapan pak Mirza, misalnya contoh seperti pada MAP2RL dalam satu
kegiatan kita alasannya mahaltidak dibenarkan alasan tersebut karena
dana tersedia.
- Chairunnas: akan kami diskusikan lagi mengenai ruang lingkup sama
dengan kegiatan.
- Ramlan: Ketinggian lebih 800 m dpl.
2. Fenty Ferayanti.
- Mirza: Saran akan saya diskusikan lagi dengan pak T.Iskandar
- Chairunnas: Tujuan akan didiskusikan lagi, kalau SNI ada satuannya.
29
3. Abdul Aziz.
- Mirza: Ratoon pada 5-10 cm tidak 15 cm, atau dibawah 5 cm nanti
akan didiskusikan lagi bersama tim.
- Lamhot: Dari Balit rekomnya 2 faktor (Pemangkasan + pupuk) untuk
variabel perlakuannya, tentunya saran ini akan dikaji kembali
mungkin pak Lamhot bisa mendampingi.
Tanggapan:
1. Ramlan: Super infuse saja karena 2 ha.
2. Mirza: blok kegiatannya diperkecil saja walaupun tetap 2 ha.
Diskusi Sesi ke-2:
1. M. Ferizal, untuk;
Fenty Ferayanti:
- penjelasan pada tujuan ada kata “mendiseminasikan” karena ini kegiatan
In-house.
Abdul Aziz:
- Pada IKU nya tidak ada kata “model” tapi “teknologi”, jadi diubah saja.
- Kegiatan itu mulai dari pertama nanam atau dari kedua pada saat ratoon
saja, kemudian pupuk yang awal pasti ada residu dan tidak semua
varietas bisa di ratoon?
Idawani:
- Varietas lokal yang existing (yang sudah lama/sering dipakai didaerah
tersebut) berupa teknologi/model.
2. Nasir Ali, untuk:
Abdul Aziz:
- Untuk plot salah ketik, tolong diperbaiki 2 x 4 m.
- Ratoon pada umumnya 10-15 cm, ada yang 5 cm artinya dalam hal
ini perlu digunakan untuk beberapa perlakuan
Idawani:
- Varietas yang existing yang digunakan
- Harapan masyarakat untuk meningkatkan produksi karena yang
digunakan inpari 28 pada ketinggian 1100 m dpl.
3. Bu Yufniati, untuk:
30
Fenty:
- Metode kegiatan, adakah dibuat demplot karena diseminasi sejauh mana
teknologi inovasi ini sampai kepada petani?
- Apa saja kendala-kendalanya, pada budidaya atau pasca panen sehingga
bisa diinventarisasi pada awal penelitian?
- Pupuk organic kalau susah dan mahal untuk didapatkan bisa disubstitusi
pada pupuk kompos (kulit kopi atau tanaman-tanaman lainnya).
Jawaban:
1. Fenty Ferayanti
Ada demplotnya dan dilihat hasilnya, ada pelatihan.
2. Idawani
Varietas lokal existing yang akan digunakan dan kita akan berdiskusi lagi
dengan pak Nasir Ali mengenai varietas yang terbaik, mengenai pupuk
akan dicoba untuk didiskusikan lagi dengan tim untuk pemakaian pupuk
organik kompos.
3. Abdul Aziz
Untuk saran pak Chairunnas terimakasih, dan pertanyaan dari Pak
M.Ferizal mengenai kata “model” menjadi “teknologi” nantinya akan
dijadikan paket bukan model karena kegiatan ini sudah menjadi model
tinggal diaplikasikan saja.
Tanggapan dan tambahan dari Pak T.Iskandar berupa kajian dan Diseminasi.
Pertanyaan dan tanggapan dari pak Basri:
1. Ketiga-tiganya bukan diseminasi tapi kajian diseminasi yang natinya akan
dijadikan sebagai kegiatan pengkajian.
2. Bu Fenty sampelnya apakah terwakili dengan jumlah 30 orang petani.
Adakah kebun contoh yang diperlakukan dalamnya. ROPP nya ada
kuesioner, dan apa konten yang diperlukan diawal hingga berjalan
penelitian. Penyakit busuk buah kakao adakah teknologi terhadap
penyakit baru?
3. Untuk bu Idawani, bulan tanamnya yang terlewatkan terpaksa dipilih
varietas existing. Jadwal palang jangan sampai terputus. Tulisan
“metodelogi” betulnya “metodologi”. Desain lapangan yang diinginkan
adalah rancangannya.
31
4. Untuk Abdul Aziz, Badan Litbang saat ini belum merekomendasi mungkin
ada konsekuensinya, ada 3 hemat (hemat waktu, biaya dan tenaga).
5. Untuk semuanya wawasan Ramah Lingkungan perlu diketahui semua
jangan terlalu menggunakan pestisida secara berlebihan akan tetapi
buadayakan pupuk organik. Daftar pustaka disarankan agar dapat
menggunakan jurnal yang terbaru minimal 5 tahun terakhir.
Pertanyaan :
Firdaus:
1. Apakah kegiatan ini sudah ada Pedum (Pedoman Umum)
2. Multiyear nya berapa tahun, adakah dibuat Roadmap setiap tahunnya?
Jawab:
Belum ada Pedumnya dan akan dibuat proposal beberapa kegiatan pertahun.
M.Ferizal:
Masih rencana dan pengelolaan dengan cara-cara yang baik, saran saya besok
ada paparan, seperti di Malaysia tidak hanya ditanam tanaman-tanaman
pertanian
Abdul Aziz:
Semua kegiatan harus berjalan seimbang antara peneliti-penyuluh artinya harus
ada kontribusi yang nyata.
Yufniati:
Saran dari Pak Feri setengah dari dana itu untuk fisik, seperti disamping Taman
mini ada tanaman-tanaman horti, apakah kegiatan ini nantinya akan menjadi
agrowisata?
Jawab:
Menggumpulkan komoditi-komoditi sayuran di Saree (30 komoditi)
Di Malang yang petik langsung tanamannya sebagai agrowisata
Ir. Chairunnas:
Agroteknopark bukan dilahan kita dilaksanakannya,
Iskandar Mirza: Pada aspek pasar harus kita lihat kerjasama dengan PEMDA,
kalau sudah ada Lay Out sudah mudah kita jalankan, mohon disiapkan Lay
Outnya
32
Penjab : Ir. Chairunas, MSc.
Judul :Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Tanaman
Pangan (padi, jagung, kedelai) di Provinsi Aceh
Pertanyaan:
Ir. T. Iskandar
Untuk kawasan pendampingan petanian pangan harus tentukan secara jelas berapa luas pendampingan. Membuat komitmen dengan petani, kalau hasil yang dicapai dikembalikan ke petani agar tidak menjadi temuan Irjen.
Dr. Iskandar Mirza
- Untuk pengembangan kawasan: Aspek budidaya pangan (pajale) tidak
lagi menjadi kendali untuk petani. Kendala petani sekarang adalah aspek
kelembagaan dan mata rantai pemasaran yang pantai yang dikendalikan
oleh pedagang pedagang besar .
- Untuk tebu: Tahun ini, puslitbun juga menerapkan penelitian di
kabupaten Bener Meriah. Perlu kita kaji tetapi teknologi tebu yang
eksisting tetap dengan juring ganda.
- Untuk kakao: Dilokasi yang dibina oleh swisscontack , petani sudah
paham kriteria bibit yang bagus. Saran dari saya, untuk pemdampingan
dan pembinaan juga dilakukan pembinaan kelembagaan koperasi
kelompok tani.
Penjab : Dr. Yenni Yusriani, S.Pt, M.Si.
Judul : Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di
Provinsi Aceh
Pertanyaan
T. Iskandar: KRPLkan fakta bukan komponen, sedangkan di PTT adalah
komponen
Cut Nina Herlina: Ada dua persamaan lokasi untuk dampak PTT dan KRPL. Ada
lokasi yang menerapkan PTT dan KRPL apa respondennya orang yang sama.
Penjab : Nazariah, SP, M. Si
Judul : Pengembangan Media
Pertanyaan:
T. Iskandar: Perlu dilihat kembali informasinya sejauhmana bermanfaat untuk
masyarakat. Terlebih dulu buat pretestnya apa yang dibutuhkan,
informasinya apa yang lebih berguna. Bahasanya juga di sesuaikan dengan
petani.
33
Cut Nina Herlina: Cetak brosur jumlahnya banyak didistribusikan untuk siapa
saja
Tanggapan:
Nazariah: Diupayakan dalam presentasi gerak cepat dalam power point tidak
ditampilkan tetapi di proposal ada dimasukkan.
M. Ferizal: Harapannya leaflet, brosur dicetak secepatnya supaya bisa dititipkan
ke LO, Penjab yang akan ke lapangan judulnya dikaitkan dengan kegiatan
BPTP tahun lalu dan sekarang.
Chairunnas: Bentuk media atau jenis media apa yang paling disenangi oleh
pengguna. Seharusnya dibedakan atau ditentukan untuk petani, penyuluh
atau Pemda.
Penjab : Ir. Elviwirda
Judul : Klinik dan Visitor Plot
Pertanyaan:
M. Ferizal:
- POK untuk visitor plot dan klinik teknologi ROPPnya terpisah namun
presentasinya digabung.
- Untuk klinik lokasinya tidak mengikat atau disesuaikan dengan temuan
dilapangan.
- Untuk lokasi visitor plot, saya masukkan ke RKA-KL 3 lokasi kenapa
ditampilkan hanya 1 lokasi di lahan pekarangan BPTP.
- Untuk visitor plot dan klinik memang tidak disebutkan perjalanannya.
Kalaupun ada harus spesifik tujuannya karena tujuan ini merupakan
tujuan diseminasi.
- Untuk tahun 2015 visitor plot lebih difokuskan untuk lahan pekarangan
BPTP. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk klinik lokasinya
disesuaikan dengan biaya yang ada.
Cut Nina Herlina: Saran saya dibuka kembali bagaimana caranya untuk temu
wicara.
Masykura: Persyaratan dan persiapan apa saja bagi BPTP untuk menghadapi
masalah-masalah dilapangan.
Chairunnas: Dulu yang namanya kegiatan klinik teknologi kalau ada
temuan/masalah dilapangan, mobil klinik datang. Sekarang bagaimana.
Tanggapan:
34
Elviwirda:
- Memberikan temu wicara dengan petani, selain itu kami juga melakukan
demplot untuk memberikan contoh ke petani.
- Untuk klinik dan visitor plot dalam POK biaya perjalanannya disatukan.
Penjab : Cut Nina Herlina, S.Pi Judul : Pameran dan Ekspose
Iskandar Mirza: Untuk produk olahan di lapangan yang lokasi kita damping
disajikan pada waktu pameran.
Tanggapan:
Cut Nina Herlina: Ada banyak hasil yang bisa kita pamerkan. Dengan adanya
pameran merupakan salah satu wahana untuk mengekspose ke masyarakat.
Basri AB:
- Untuk pameran setiap kegiatan dibuat poster untuk kita tampilkan waktu
pameran.
- Untuk benih-benih seperti padi, jagung nantinya dimasukkan kedlam
botol untuk dipamerkan selain itu ada juga satu album photo.
Penjab: Ir. Chairunnas, MS
Judul: Model Pengembangan Inovasi Pertanian Berbasis Integrasi
Kedelai-Kambing.
Penjab: Ir. Yufniati, ZA
Judul: Pendampingan PUAP
Diskusi Tanya-Jawab:
1. Arahan Ka.Balai
- Multidisiplin sampai kepada pengolahan hasil (on-farm –> off-farm )
- Diarahkan juga pegawai kita yang di KP. Gayo
- Diundang pertemuan dari Unsyiah dalam pembahasan mengenai
kejelasan tentang Pertanian Bio-Industri (perlu diundang dalam satu
kesempatan).
Pertanyaan Pak T.Iskandar untuk:
1. Pak Chairunnas: Proses produksi industri Pertanian, artinya kedelai itu
tidak mendatangkan nantinya berupa minyak?
35
2. Bu Yufniati: Pak Agung telah mengeluarkan argument ini untuk Bu Ani
artinya sudah betul tidak perlu model karena industri kopi di Gayo itu
sudah luar biasa. Konsep kopinya di Bio-Gas, karena kalau ada model
takut akan ditinggalkan dalam beberapa waktu kedepan?
Pertanyaan Pak Iskandar Mirza untuk:
1. Pak Chairunnas: Kedelai itu banyak sekali produknya, saya hanya ingin
melihat seperti apa unit usaha dalam kegiatan ini sehingga muncul nilai
tambah, dan jangan sampai terkesan kegiatan eksklusif libatkan dinas,
dan tidak mesti harusternak kambing, tetapi unggas juga bisa
dimasukkan.
2. Pak Feri: Hal ini bukan kegiatan pengkajian jangan dihabiskan kegiatan
untuk penelitian, dalam hal ini kita merangkai teknologi yang sudah ada,
Karena namanya Bio-industri harus ada industrinya berupa by produk
yang meningkatkan hasil dari kedua kegiatan ini, Artinya jangan
menghitung berapa tinggi tanaman tetapi berpa uang atau berapa nilai
perbaikan lingkungan karena ini model bukan pengkajian,Gunakan
sumberdaya lokal agar petani mudah mendapatkan.
Pertanyaan Riski untuk:
Bu Ani
-Konsep Bio-Indusrti yang sebenarnya bagaimana?
-Jangan sampai kita menggunakan lagi system cost ekonomi dari petani?
-Sistem perbaikan lingkungan agar membawa manfaat dan benefit untuk
lingkungan?
Pertanyaan Bu Nani
Pak Chairunnas: Kambing unggul atau Jantan untuk meningkatkan populasi dari
pada penggemukan, kambing lokal yang digunakan sehingga ada gaung BPTP
nya, Jagung untuk konsetrat pakan ternak.
Pak Chairunnas :Industri tahu terhadap ampasnya cukup banyak dan jumlahnya
sangat tinggi sehingga dikembangkan, Pak Mirza mengarahkan sapi tetapi
arahan diatas (Top) berapa kambing – kedelai seperti kata pak Iskandar jangan
masukkan minyak untuk pemanasannya, Bio-bio itu memang harus dimasukkan
untuk membuat kegiatan ini sesuai, Kalau pak Feri penyampaian beberpa fungsi,
Rizki: Bio-Industri itu bagaimana kita memprosesnya berdampak positif dan
ramah lingkungan.
36
Buk Yufniati: Sudah lama di Ateng petani melakukan integrasi antar sapi-limbah
kopi jadi kita BPTP dalam hal ini membina kembali, pelatihan-pelatihan yang
dalam kegiatan yang diarahkan tersebut tidak perlu biaya-biaya banyak.
Tambahan Jawaban Pak Mirza: Masyarakat Jawa di Aceh Tengah yang inovasi
baru masih mau melaksanakan, Peningkatan nilai tambah teknologi – teknologi
yang sesuai dengan kondisi setempat, Kopi industri, Industri kopi berbeda.
Tambahan Jawaban Pak Rachman Jaya: Nilai tambah kopi arabika itu spesifik,
tidak bisa disamakan dengan daerah lain, 80% bernilai ekspor. Industri kata
kuncinya profit, apakah dalam bentuk menengah, RT besar.
Penutup:
Pak Iskandar: ROPP berbeda dengan seminar hasil, ada sedikit kekurangan
karena bukan penjelasan berupa point-point seperti tema-tema.
Pak Rachman Jaya:Buat berdasarkan template,Buat risalah-risalah nya.
Pak Feri: Pada prinsipnya kami yang structural sangat berterima kasih kepada
tim program dan penelitian atau penyuluh yang sudah bersedia ikut pada acar
ROPP ini sangat penting, kedepan pembahasan dan pelaksanaan dilapangan dan
bisa dikonsultasi dengan senior-senior atau terbuka dari saya untuk
berdiskusi,program mencetak dan melayani dengan baik untuk yang butuh
bantuan, sudah ada template nya agak sedikit beda antara diseminasi dsb, Ajang
ini sebagai tempat yang kita saling membantu, Keuangan untuk bulan maret ini
diserap secepat tetapi mungkin susah atau kalau sudah siap jalan boleh juga
untuk segera jalan, Perncanaan waktu kegiatan penelitian dan membuat laporan,
Kelsi (kel.seksi) untuk pertemuan kedepan.
Tambahan:
Pak Iskandar: Tidak setuju multyears, seperti ada kotoran sapi yang digunakan.
Pak Rachman Jaya: semua digunakan konten-konten dalam Bio-Industri.
37
Lampiran 3
Notulensi seminar hasil pengkajian dan diseminasi BPTP Aceh TA. 2015. Sesi I : 1. Kajian Percepatan Adopsi Teknologi Budidaya dan Pasca Panen Kakao (3
Teknologi budidaya kakao, 1 Teknologi Pasca panen kakao dan 1 teknologi
pemangkasan kakao. ( Penanggung Jawab: Fenty Ferayanti, SP)
2. Uji Adaptasi Beberapa Varietas Padi Dataran Tinggi di Provinsi Aceh (2
Teknologi Budidaya Padi Dataran Tinggi) (Penjab: Idawaani, SP)
3. Kajian Pewilayahan Komoditas Pertanian Berdasarkan Zona Agro-Ekologi
(ZAE) Mendukung Pembangunan Pertanian di Kabupaten Bireuen Provinsi
Aceh (Penjab: Didi Darmadi, SP., M.Si)
Diskusi I:
1. Bu Yenni Yusriani : Mengapa analisis usahataninya pada 2 lokasi kegiatan
berbeda bila dilihat dari segi keuntungannya, apa penyebabnya?
(Pertanyaan untuk kegiatan Bu Fenty)
2. Pak Chairunnas : Apakah ada dilakukan pengambilan ubinan dalam
kegiatan tersebut? (Kegiatan Bu Idawani)
Jawaban:
1. Sebelumnya dalam kegiatan kami menggunakan pentabulasian data,
SDMC, sehingga diperoleh data sebelum-sesudah kegiatan sedangkan
saran pak Nas akan kita lengkapi pada penyusunan laporan.
2. Pengambilan ubinan ada dilakukan, dan serangan OPT pada varietas
ciherang adalah blas, inpari 26 dan Sarinah berdampak terhadap bulir-bulir
padi hampa. Menurut keterangan petani karena kabut asap yang terkirim
dari provinsi lain yang mengalami kebakaran hutan.
Diskusi II :
1. Bu Wirda : untuk mengukur tingkat Adopsi inovasi terhadap suatu
teknologi akan terlihat ketika kegiatan berjalan 3 - 4 tahun kemudian
bagaimana ibu Fenty mengukurnya pada kegiatan ibu yang hanya baru
berjalan selama 1 tahun? (Pertanyaan untuk Bu Fenty)
38
2. Bu Nurbaiti : Varietas Inpari 28 didapatkan dari uji Adaptasi, sedangkan
petani sulit menemukan varietas tersebut di Bener Meriah. Oleh karena
itu mereka meminta rekomendasi dari BPTP berupa benih (Pertanyaan
untuk Idawani)
Tanggapan dari Pak Feri untuk penanggung jawab/pemakalah :
1. Judul yang berbeda dengan RKAKL berbeda dengan judul kegiatan bisa
direvisi karena yang diubah hanya judul/redaksi bukan volume, pada
ROPP yang belum berubah tempat agar dibuat redaksi sebaik mungkin
(Didi)
2. Adopsi maknanya sudah dipakai sebelumnya atau ada perpetak-petak
pemaknaan sehingga waktu pemeriksaan sudah jelas (Fenty)
3. Dijelaskan dengan paparan yang jelas sehingga ketika diperiksa tidak
ditemukan kesalahan-kesalahan (Idawani)
Tanggapan Pak Rahman :
Untuk ketiga Narasumber sangat berpotensi untuk ditulis KTI bauk
Internasional seperti kegiatan Bu Idawani yang harus lebih spesifik lebih bagus
dan bu Fenty tinggal menyiapkan analisisnya yang dipertajam dan pak Didi
mengenai kegiatan AEZ sudah banyak juga tulisan mengenai kegiatan tersebut.
Sesi II :
1. Pengelolaan SDG (1 Teknologi Pengelolaan Plasma Nutfah): Penanggung
Jawab Dr. Iskandar Mirza disampaikan oleh Pak Didi Darmadi.
2. Analisis dan Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian (Ir.Basri AB,
M.Si)
3. Analisis Dampak Teknologi KRPL di Provinsi Aceh (Nazariah, SP., M.Si)
4. Pengembangan Media Informasi Pertanian (Nazariah, S.P., M.Si)
Diskusi:
1. Pak Rahman untuk kegiatan Pak Basri: Pada kegiatan Analisis dan
Rekomendasi Kebijakan Pembangunan Pertanian berupa implikasi
Manajerial sehingga ketika dilaksanakan akan meningkatkan Adopsi dan
produktivitas. Karena anjak ini adalah ide pemikiran dari Profesor riset
(Riset dari hasil-hasil kegiatan). Kenapa dan apa alasannya kegiatan-
kegiatan di BPTP ini susah dibawa kearah jurnal bahkan hingga sampai ke
39
Internasional. Khusus untuk SDG kalau bisa dibawa kearah jurnal
Internasional .
2. Bu Yenni ditujukan kepada Bu Nazariah kegiatan Dampak KRPL di Provinsi
Aceh: Kalau kegiatan ini dengan aktifnya hanya di KBD maka terjadi
sebaliknya ketika di KRPL dimana yang lebih aktif adalah anggota
kelompok diduga hal ini terjadi karena adanya program piket yang
diberlakukan untuk setiap anggota.
3. Bu Cut Nina ditujukan kepada Bu Nazariah: Pada kesimpulan untuk KRPL
mengapa adopsi tidak dipengaruhi oleh adanya teknologi PTT kenapa hal
ini terjadi?
4. Pak Amir ditujukan kepada Kegiatan SDG: Di KP Gayo ada 40 varietas
kopi, coba tolong disebutkan dan untuk tanaman di BPTP apa saja yang
telah tersedia karena belum sesuai dengan yang tersedia saat ini?
5. Pak Firdaus ditujukan untuk kegiatan BU Nazariah/Media: Apakah pada
kegiatan Media ini menyedeiakan dana seperti untuk penyuluh berupa
pembuatan poster untuk per individu?
Jawaban dari ke-3 Narasumber:
1. Bu Nazariah: Hal ini dari pertanyaan untuk Bu Yenni bahwa hasil yang
kita dapatkan sebagai studi kasus karena tentunya setiap lokasi memiliki
cirri dan masalah yang berbeda-beda. Untuk Bu Cut Nina, dengan tingkat
adopsi yang tidak berpengaruh terhadap teknologi PTT karena tabulasi
yang didapatkan dari hasil analisis menunjukkan data yang homogen.
Untuk Pak Firdaus, dengan dana yang tersedia dalam kegiatan tidak
ditujukan kepada setiap individu baik peneliti ataupun penyuluh karena
belum tersedia akomodasinya.
2. Pak Basri: Pada saat peninjauan tim Monev BBP2TP dalam kegiatan
Survey mereka menemukan permasalahan/kasus yang berbeda-beda
dibeberapa tempat, akan tetapi di Bireuen justru terjadi keadaan yang
sebaliknya dimana KBD lebih aktif, tentunya tidak lepas dari study kasus
yang berbeda disetiap daerah. Saran untuk SDG kalau memungkinkan
tersedianya 1 kamera yang bagus dengan SDM yang menggunakannya
lebih berpotensi positif untuk perkembangan SDG.
40
3. Pak Didi: Mengenai pertanyaan pak Amir di KP Gayo dengan varietas
yang ada saat ini yang baru mampu kami data adalah sebanyak 17
varietas. Berdasarkan survey monev oleh tim BB Biogen menunjukkan
bahwa telah terorganisir dengan baik.
4. Pak Mirza: tambahan jawaban dari pak Mirza; kita sudah menghasilkan 13
varietas yang memang baru dipublish di Nasional.
Sesi III:
1. Pendampingan Kalender Tanam (Katam) Terpadu (Nazariah, S.P., M.Si)
2. Pendampingan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) (Dr.Yenni
Yusriani, S.Pt., M.P)
3. Peningkatan Komunikasi Inovasi Teknologi Dalam Rangka Percepatan
Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian di Provinsi Aceh (Ir. Nani Yunizar)
4. Pendampingan PUAP (Ir. Yufniati ZA)
Diskusi:
1. Pak Rahman ditujukan untuk Katam: pada saat melakukan kegiatan
referensinya adalah KATAM sebagai dasarnya. Tapi kenyataannya saat ini
data-data KATAM disetiap daerah masih atau bahkan nol. Mohon
ditindaklanjuti sharing data KATAM untuk seluruh daerah.
2. Pak T.Iskandar ditujukan untuk kegiatan KATAM: KATAM ini jika dikaitkan
manfaatnya dengan kelancaran berusahatani bagi petani maka sangat
bagus dan bangga kita dengan program tersebut akan tetapi yang ada
saat ini sangat minim rekomendasi informasi data-data KATAM.
Ditujukan untuk Bu Nani: Informasi dan interaksi yang saling
melemparkan antar keduanya. Menyebarkan dampak perkembangan
diseminasi, apa yang dimaksud dengan kalimat tersebut, seharusnya
perkembangan teknologi atau inovasi dan lain-lain.
Ditujukan untuk Bu Ani: Dalam menulis laporan jangan narasi semuanya,
seharusnya ada perkembangan PMT, data evaluasi kinerja PMT, dan data
lainnya yang layak untuk ditampilkan.
3. Bu Cut Nina ditujukan untuk Bu Nazariah: KATAM ini apakah teknologinya
yang rumit sehingga enggan orang-orang menggunakannya?
Ditujukan untuk Bu Nani: Adopsi dan alih teknologi masih lemah apa
maksudnya?
41
Ditujukan untuk Bu Ani: Manfaat dan Dampak PUAP apakah ada
penurunan kemiskinan seperti program pemerintah saat ini yang sering
kita dengar?
Jawab :
1. Bu Nazariah: Data KATAM setelah diterima dan direkap lalu dikirim ke
Pusat/Badan Aklimat dan BBSLDP akan diuji lagi oleh aplikasi mereka.
Misalkan Pendampingan Padi yang kita rekmendasikan harus melalui
validasi data terlebih dahulu yang telah kita pakai. Untuk Bu Cut Nina,
aplikasi ini sangat mudah dengan android yang kita miliki juga begitu
mudah untuk kita aplikasikan sedangkan handphone biasa bisa melalui
sms. Untuk tahun ini KATAM akan dimasukkan ternak, tidak hanya padi,
jagung,kedelai (Pajale).
2. Bu Nani: Tulisan-tulisan ini akan diperbaiki kembali dan juga saran dari
Bu Nina juga kami terima untuk diperbaiki kembali.
3. Bu Yufniati: Saran dari Pak Is akan kami lengkapi di Laporan Akhir, 8ntuk
jawaban BU Nina dengan PUAP yang sudah berjalan 7 tahun, berarti ada
64 ribu petani yang sudah merasakan dana BLM-PUAP dengan besar dana
kurang lebih 1,6 % dari jumlah penduduk Aceh. Hal ini dilakukan petani
dalam kelangsungan ekonomi keluarganya apalagi ada program-program
lain dari Pemerintah seperti PNPM, dsb.
Sambungan Diskusi Sesi III:
1. Pak Mirza: Lemahnya adopsi teknologi lain seperti umur, pendidikan dsb
tapi ada faktor-faktor lain seperti suku, harapannya ada kontribusi dari
para penyuluh untuk mencari penyebab pengadopsian teknologi disuatu
tempat.
2. Bu Sharly: KATAM itu apakah sudah ada tim sehingga kita wajib
menggunakannya, apakah penyuluh kecamatan kalau belum
menguasainya minimal penyuluh BPTP sudah bisa menggunakannya.
3. Pak Ramlan: Lahan sawah, base datanya seperti apa sehingga ketika
akan digunakan validasi datanya memang untuk lahan sawah, begitu juga
untuk komoditas lainnya.
42
Jawaban:
1. Bu Nazariah: ditujukan kepada pak Ramlan berucap terimakasih kepada
bapak yang telah memberikan saran/mengingatkan selaku bapak sebagai
mantan penjab KATAM sebelumnya.
Ditujukan untuk Bu Sharly: untuk BPTP kita sudah mensosialisasikan
sebanyak 2 kali dengan harapan kita tidak memanfaatkan event orang
lain. Tapi mohon kalau ada acara kita diharapkan diselipkan tentang
KATAM supaya ada pengetahuan yang bermanfaat tentang KATAM.
2. Pak T.Iskandar: ditujukan untuk pertanyaan Pak Mirza; pengadopsian
suatu teknologi sangat berpengaruh terhadap karakteristik, dan setiap
pengadopsian tersebut memiliki tingkatannya masing-masing.
Penyaji :
1. Abdul Aziz
“Kajian Teknologi Pemanfaatan Panen kedua (Ratoon) Padi di Lahan Sawah (2 Teknologi Panen Ratnoon)”
2. Ir. Elviwirda
“ Visitor Plot dan Klinik Teknologi” 3. Cut Nina Herlina
“Pameran dan Ekspose” 4. Nani Yunizar
“Model Laboratorium Lapang Inovasi Pertanian”
Diskusi
Pertanyaan:
1. Rahman Jaya
a. Untuk Abdul Aziz, apakah serangan hama tikus yang menyerang
pada padi pada lokasi kegiatan tersebut karena dipaksakan?
Apa tindak lanjut dari kegiatan ini? Karena berhubungan dengan
administrasi jangan sampai bermasalah. Dan apakah ada
melakukan komunikasi atau hubungan dengan PPK?
b. Untuk Elviwirda, apa yang melatarbelakangi kegiatan ini? Harus
jelas pada laporan kegiatannya.
c. Untuk Cut Nina, apa feedback dari kegiatan seminar dan
ekspose?
d. Untuk Nani Yunizar, bagaimana model kegiatannya?
43
Jawaban:
a. Dalam kegiatan sudah dilakukan upaya-upaya untuk mengatasi
serangan tikus, tapi serangan tetap terjadi.
b. Latar belakang kegiatan ini secara umum sudah dipaparkan,
dan secara khusus belum. Dalam visitor plot, lupa jumlah
pengunjungnya, ramai pada saat seminar regional.
c. Feedbacknya sebenarnya ada rencana akan dilakukan, tetapi
terhambat dalam hal pendanaan. Direncanakan pada seminar
dan ekspose nanti akan dibuat questioner bagi pengunjung,
melibatkan Bapak-bapak dan Ibu-ibu Penyuluh sebagai
tambahan kredit poin. Dan akan diberikan reward bagi
pengunjung yang sudah mengisi questioner.
d. Model kegiatannya berupa central breeding untuk
meningkatkan kelahiran kambing betina. Dalam satu tahun
tingkat kelahiran kambing sebanyak 7 (tujuh) ekor.
Tanggapan dari Kepala Balai, Bapak Basri, AB.
- Pada kegiatan Ratoon pada awalnya menghasilkan padi yang cukup
memuaskan, ternyata semuanya dimakan oleh hama tikus. Upaya-
upaya untuk mengatasinya sudah dilakukan. Yang terpenting
adalah dokumentasi dimulai dari awal kegiatan sampai terjadinya
serangan adalah lengkap.
- Salibu harus dilakukan pada skala besar, tidak boleh kecil-kecilan
- Untuk visitor plot, harus peka terhadap isu-isu yang berkembang
- Questioner yang dibuat harus ada impactnya
- Kegiatan permodelan harus lebih baik dari petani
Pembangunan Agro Tekno Park Di Provinsi Aceh (Dr.Rahman Jaya)
Diskusi:
1. Dr. Iskandar Mirza: Agar sisi Bisnis plannya dari TTP ini lebih digali lagi
misalnya berdasarkan uji preferensi dan uji organoleptik pada masyarakat
sehingga didapat suatu jenis beras premium yang disukai oleh masyarakat
bahkan sampai ke nilai fungsionalnya misalnya untuk penderita diabetes.
2. Abdul Azis, S. Pi, M.Si: Penyampaian materi terlalu jauh dan rumit sehingga
tidak begitu jelas dan kurang dipahami oleh penanya. Sarannya slidenya
dibuat lebih sederhana agar penanya lebih mudah memahami dan mengerti
dengan jelas materi yang disampaikan.
44
3. Sharly: Uji Organoleptik yang bagaimana yang di inginkan? Apakah ada
standar tertentu? Misalnya yang dominan rasa manisnya? Asinnya atau
lemaknya kah?
Tanggapan Presenter :
1.Dr. Iskandar Mirza
Untuk menghasilkan Beras Premium,harus dimengerti dulu apa Premiunnya?
Premium yang dimaksudkan sudah pasti kualitasnya tinggi tetapi juga
bermacam- macam segi premiummya tergantung pada hasil uji
organoleptiknya.
2. Abdul Aziz,S. Pi,M.Si
Konsep TTP itu luas sekali, tetapi konsep dasarnya adalah ABG (
Academic,goverment and Business) Akademik artinya bisa mengkaji
terapkan kajian badan litbang pertanian sehingga bisa diaplikasikan,
goverment maksudnya setelah tiga tahun akan dikembalikan lagi kepada
pemda setempat. Bisnis maksudnya menghasilhan provit yang dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri sehingga resistance dan berkelanjutan. TTP
juga ada nilai diseminasinya yaitu misalnya sebagai tempat pembelajaran
bagi yang mau belajar membuat beras premiun misalnya di TTP akan di
bimbing sampai bagaimana membuat perencanaan bisnis yang
bankable.(dibiayai)
3. Sharli Asmairicen, S.Pt, MP
Uji organoleptik itu artinya adalah adjusment kita,uji kesukaan atau ekspresi
daripada panelisnya dan itu sifatnya sangat subjektif.akan menjadi objektif
apabila jumlah respondennya lebih dari satu orang (misalnya 14 0rang) yang
mewakili berbagai kalangan misalnya petani, PNS, penjual dan sebagainya.
Pertanyaan:
4. Dr. Iskandar Mirza: Masih belum terlalu paham tentang uji Organoleptik,apa
kriterianya?
Tanggapan Presenter : Kalau kita tarik ke hulu, ada namamya uji hedonik
yaitu uji kesukaan. Parameter yang digunakan berbeda dengan
organoleptik.yang namanya uji organoleptik misalnya pisang goreng di rasa
oleh beberapa kalangan,seperti penyuluh dan peneliti dll, misalnya dari
beberapa responden didapat penilaian terhadap rasa berbeda-beda dari
sangat tidak suka,tidak suka, suka, sangat suka dan seterusnya.walaupun uji
45
uji yang dilakukan berdasarkan statistik itu bukan keputusan hanya boleh
dikatakan berbeda,tetapi secara deskriptif kita tau nama yang dikatakan
enak oleh lebih banyak responden.
Tanggapan tambahan dari:
5. Ir Ferizal: Uji preferensi cakupannya luas mencakup bentuk, warna, ukuran
dan lain-lain (banyak sub-subnya). sedangkan Uji organoleptik itu hanya
terbatas pada rasa saja.(suka/tidak suka)
Saran : agar dicari waktu yang sesuai untuk mensosialisasikan TTP ke khalayak
umum, misalnya visi misinya, story behind the scenenya,sampai ke
komponennya.
JUDUL : TAMAN AGROINOVASI (Dr. Yenni Yusriani, S. Pt, MP)
Diskusi:
1. Abdul aziz, S.Pi, M.Si: Inovasi artinya sesuatu yang baru,apa inovasi terbaru
yang ada di Taman Agroinovasi ini?
Tanggapan: Saat ini yang dilakukan di Taman Agroinovasi memang tidak
semuanya merupakan inovasi teknologi terbaru bila dilihat oleh kalangan
BPTP, akan tetapi jika orang awam melihatnya ada inovasi ternologi yang
dilakukan misalnya adanya Planter bag sebagai pengganti pot untuk
tanaman, adanya irigasi tetes untuk kesedian suplai air ke tanaman dan lain-
lain. Selain itu Taman Agroinovasi juga menjadi sarana bagi mahasiswa dari
berbagai universitas untuk melakukan magang dan penelitian.
MODEL PENYEDIAAN BENIH UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN WILAYAH
(Ir. T. Iskandar M.Si)
1. Abdul Azis , S.Pi, M.Si: Apa itu sertifikasi ?
Tanggapan Presenter: Sertifikasi merupakan suatu proses mengeluarkan
sertifikat dengan melalui proses tertentu seperti permohonan/pendaftaran
dari sebelum tanam dan diawasi proses produksinya. Setelah itu diuji
dilaboratorium BPSB, jika standarnya terpenuhi maka baru lulus dan
mendapat sertifakat sebagai benih bermutu.
2. Ir. Chairunnas, MS: Jika ada perbanyakan jagung Hibrida,apakah sanggup
menyediakan /melakukan perbanyakan untuk musim tanam selanjutnya?
Tanggapan Presenter: Paketnya disediakan oleh Balitsereal, tetapi kalau dinas
mau bisa dikirim oleh balitsereal,tetapi dinas membiayai sendiri proses
46
KAJIAN PERCEPATAN ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PASCAPANEN
KAKAO DI PROVINSI ACEH
SEMINAR AKHIR KEGIATAN
PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN
FENTY FERAYANTI
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
- Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang menjadi primadona di ProvinsiAceh dengan luas areal mencapai 86.195 hektar yang melibatkan sekitar 220.000 petanidengan produksi mencapai 37.286 ton
- Untuk mendukung Gernas Kakao, Pemerintah Aceh mengembangkan kakao secara besarbesaran, sehingga pada akhir tahun 2014 mencapai 206.195 ha.
- Namun peningkatan luas tanam belum diikuti dengan penerapan teknologi budidaya danpasca panen yang tepat sehingga produktivitas dan mutu masih rendah.
- Di lain pihak banyak inovasi teknologi yang telah dihasilkan tetapi masih sedikit yangditerapkan petani.
- Perlu terobosan untuk mempercepat dan memperluas diseminasi inovasi teknologibudidaya dan pasca panen kakao melalui berbagai saluran komunikasi secara optimal yangdikenal dengan Spectrum Diseminasi Multi Channel (SDMC).
TUJUAN
- Meningkatkan adopsi inovasi teknologi budidaya (prapanen/on farm) dan pascapanen ( off farm) kakao di Propinsi Aceh
- Meningkatkan produktivitas tanaman kakao di Propinsi Aceh
KELUARAN YANG DIHARAPKAN
- Meningkatnya adopsi inovasi teknologi budidaya (prapanen/on farm) danpasca panen ( off farm) kakao di Propinsi Aceh
- Meningkatnya produktivitas tanaman kakao di Propinsi Aceh
penyediaan benih tersebut. BPTP hanya membantu mendampingi prosesnya
saja.
Lampiran 4 Contoh presentasi seminar ROPP/RODHP
47
A. TAHAPAN KEGIATAN
- Survei awal (baseline survey) untuk mengetahui tingkat adopsi inovasi dankebutuhan inovasi teknologi. Survei dilakukan dengan Focus Group Discussion(FGD) dan wawancara terstruktur secara mendalam
- Pelaksanaan peragaan (demplot) inovasi teknologi budidaya dan pasca panenkakao yang dibutuhkan petani
- Survei akhir untuk mengetahui peningkatan adopsi inovasi teknologi danpermasalahan dalam adopsi teknologi
- Temu lapang
PROSEDUR PELAKSANAAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat Adopsi Inovasi Teknologi Budidaya dan Pasca Panen Kakao
No Inovasi Teknologi
Tingkat Adopsi Inovasi Teknologi (%)
Kecamatan Babahrot Kecamatan Setia
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1. Teknologi pemupukan 15.26 59.50 12.26 52.76
2. Teknologi pemangkasan 25.26 69.50 22.26 62.76
3. Teknologi sanitasi kebun 0.00 44.24 0.00 40.50
4. Teknologi Sambung samping 16.26 60.50 13.26 53.76
5. Teknologi Pengendalian HPT 17.26 61.50 14.26 54.76
6. Teknologi cara panen 35.26 79.50 30.26 70.76
Rata-rata tingkat adopsi 18.21 62.45 15.38 55.88
Rata-rata peningkatan adopsi per lokasi 40.33 35.63
Rata-rata peningkatan adopsi 37.98
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Kegiatan ini telah dapat meningkatkan adopsi inovasi teknologi budidaya dan pasca panenkakao dari 18.21 % menjadi 62.45 % di Kecamatan Babahrot dan dari 15.38 % menjadi55.88 % di Kecamatan Setia Kab. Aceh Barat Daya
Peningkatan adopsi inovasi teknologi budidaya dan pasca panen kakao mengakibatkanterjadinya peningkatan produktivitas kakao dari 197.5 kg/ha/th menjadi 317.5 kg/ha/tahun diKecamatan Babahrot dan dari 167.5 kg/ha/tahun menjadi 237.5 kg/ha/ tahun di KecamatanSetia Kab. Aceh Barat Daya setelah dilakukan pengkajian
SARAN
Dalam upaya peningkatan produksi kakao di Provinsi Aceh perlu dilakukan percepatan adopsiinovasi teknologi melalui pola/model Diseminasi Multi Channel (DMC) dengan demplot dan Sekolah Lapang(SL) budidaya dan pascapanen kakao pada setiap kecamatan daerah pengembangankakao.