laporan akhir jembatan

21
1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dewasa ini kebutuhan akan transportasi baik dalam bentuk darat, air dan udara semakin mendesak. Hal tersebut salah satunya dapat disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan penduduk yang dari tahun ke tahun dan juga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membuat mobilisasi manusia dan barang untuk keperluan bisnis atau dagang semakin tinggi. Hal ini tentu saja perlu diimbangi dengan diadakannya pembangunan infrastruktur. Untuk mengimbangi kebutuhan tersebut pemerintah telah banyak membangun berbagai sarana dan prasarana, sehingga dengan adanya pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat tercipta efisiensi yang tinggi terhadap pemakaian waktu. Berbagai sarana dan prasarana yang sedang banyak dibangun diantaranya adalah jalan raya, jalan tol, gedung, tanggul dan jembatan. Namun, permasalahan yang sering muncul setelah terciptanya berbagai macam pembangunan adalah kerusakan yang terjadi pada sarana dan prasarana tersebut. Pemakaian yang terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dan kurangya perhatian dan pemeliharaan akan mengakibatkan kerusakan, seperti halnya yang sering terjadi pada banyak jembatan di Indonesia. Jembatan merupakan sarana penghubung jalan yang satu dengan yang lainnya, bisa melintas diatas sungai atau melintas diatas jalan raya. Jembatan beton termasuk kedalam jenis jembatan tetap yang terbuat dari beton, dapat terbuat dari beton bertulang ataupun beton prategang. Jembatan beton merupakan jembatan yang dapat dikatakan minim pemeliharaan, karena alasan inilah banyak jembatan beton yang akhirnya justru perawatannya terabaikan dan akhirnya banyak kerusakan – kerusakan yang terjadi tetapi tidak diperbaiki. Saat hal tersebut terjadi dibutuhkan sebuah perbaikan dan penanganan yang memadai agar sarana dan prasarana tersebut dapat terus berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Jembatan yang banyak dibangun di Indonesia sekarang ini adalah jembatan gelagar/girder beton bertulang.

Upload: mohammad-iqbal-yanuar

Post on 09-Aug-2015

1.270 views

Category:

Documents


110 download

DESCRIPTION

Ini merupakan makalah tentang penerapan teknologi didalam jembatan yang dilombakan dalam PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) internal PNJ (Politeknik Negeri Jakarta)

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Akhir Jembatan

1

I. PENDAHULUANLatar Belakang Masalah

Dewasa ini kebutuhan akan transportasi baik dalam bentuk darat, air dan udara semakin mendesak. Hal tersebut salah satunya dapat disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan penduduk yang dari tahun ke tahun dan juga pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membuat mobilisasi manusia dan barang untuk keperluan bisnis atau dagang semakin tinggi. Hal ini tentu saja perlu diimbangi dengan diadakannya pembangunan infrastruktur. Untuk mengimbangi kebutuhan tersebut pemerintah telah banyak membangun berbagai sarana dan prasarana, sehingga dengan adanya pembangunan infrastruktur ini diharapkan dapat tercipta efisiensi yang tinggi terhadap pemakaian waktu.

Berbagai sarana dan prasarana yang sedang banyak dibangun diantaranya adalah jalan raya, jalan tol, gedung, tanggul dan jembatan. Namun, permasalahan yang sering muncul setelah terciptanya berbagai macam pembangunan adalah kerusakan yang terjadi pada sarana dan prasarana tersebut. Pemakaian yang terus-menerus dalam jangka waktu yang lama dan kurangya perhatian dan pemeliharaan akan mengakibatkan kerusakan, seperti halnya yang sering terjadi pada banyak jembatan di Indonesia.

Jembatan merupakan sarana penghubung jalan yang satu dengan yang lainnya, bisa melintas diatas sungai atau melintas diatas jalan raya. Jembatan beton termasuk kedalam jenis jembatan tetap yang terbuat dari beton, dapat terbuat dari beton bertulang ataupun beton prategang. Jembatan beton merupakan jembatan yang dapat dikatakan minim pemeliharaan, karena alasan inilah banyak jembatan beton yang akhirnya justru perawatannya terabaikan dan akhirnya banyak kerusakan – kerusakan yang terjadi tetapi tidak diperbaiki.

Saat hal tersebut terjadi dibutuhkan sebuah perbaikan dan penanganan yang memadai agar sarana dan prasarana tersebut dapat terus berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

Jembatan yang banyak dibangun di Indonesia sekarang ini adalah jembatan gelagar/girder beton bertulang. Masalah yang terjadi pada beton bertulang biasanya adalah retak, korosi pada tulangan karena adanya celah yang memungkinkan air untuk masuk kedalam tulangan, lendutan yang melebihi persyaratan dan banyak lagi. Retak yang terjadi pada beton umumnya dapat terlihat langsung oleh penglihatan tanpa bantuan alat apapun, namun korosi dan lendutan merupakan permasalahan pada jembatan yang sulit untuk dilihat dan memerlukan alat bantu khusus.

Dari permasalahan tersebut kami tertarik untuk mengambil permasalahan tentang lendutan yang terjadi pada gelagar beton bertulang, karena lendutan adalah permasalahan yang jarang dibahas bahkan kadang terlupakan. Dari uraian tersebut maka muncul ide untuk mengatasi permasalahan lendutan ini. Pada akhirnya kami pun mengangkat karya ilmiah ini dengan judul “WIRE DEFLECTION SENSOR/ KABEL PENDETEKSI LENDUTAN”.

Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka timbul berbagai permasalahan,

seperti seberapa besar lendutan yang terjadi, bagaimana cara mendeteksi lendutan dan lain - lain. Untuk lebih mengarahkan permasalahan yang dibahas, maka pembahasan ini perlu dibatasi permasalahannya, sehingga pembahasan tidak menyebar terlalu luas. Dalam hal ini, masalah yang akan menjadi pembahasan ini adalah:

Page 2: Laporan Akhir Jembatan

2

1. Bagaimana cara mendeteksi lendutan pada gelagar beton bertulang?2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi/menyebabkan lendutan?3. Apakah akibat yang ditimbulkan dari lendutan tersebut pada gelagar beton

dan jembatan?4. Bagaimana cara penanggulangan dan pemeliharaan beton yang lendutannya

melebihi syarat?

Tujuan ProgramPenulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan agar karya ilmiah tersebut dapat

memberikan sumbangsih dalam penanganan dan pemeliharaan jembatan beton bertulang, sehingga berbagai jembatan yang telah dibangun dan dipergunakan dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Selain itu tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:

1. Menciptakan alat yang dapat mendeteksi lendutan yang terjadi pada gelagar beton bertulang.

2. Menciptakan alat yang dapat memberikan informasi tentang seberapa besar lendutan yang terjadi pada jembatan.

3. Mengetahui faktor-faktor penyebab lendutan, akibat yang ditimbulkan dari lendutan tersebut pada gelagar beton dan jembatan juga memberikan solusi cara penanggulangan dan pemeliharaan pada gelagar beton yang sudah mengalami lendutan melebihi syarat.

Luaran Yang DiharapkanUntuk karya tulis ini luaran yang diharapkan adalah prototype/model desain

perangkat keras yang dapat mendeteksi lendutan dan mengukur lendutan yang terjadi pada gelagar beton bertulang.

Kegunaan ProgramBerikut ini merupakan kegunaan dari penelitian yang akan dihasilkan, yaitu:

1. Menyadarkan masyarakat pengguna jalan dan jembatan juga pemerintah terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga tentang pentingnya pemeliharaan jembatan untuk meningkatkan daya layan jembatan sebagai sarana penghubung.

2. Memberikan pengetahuan kepada insinyur-insinyur perencana jalan dan jembatan juga pemerintah terkait speerti Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga tentang penanggulangan lendut pada jembatan.

3. Membantu dinas terkait yaitu Dinas Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga dalam pemeliharaan jembatan dengan alat pendeteksi yang telah dibuat.

Page 3: Laporan Akhir Jembatan

3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Jembatan merupakan salah satu infrastruktur yang diperlukan untuk keberlangsungan kegiatan ekonomi dan sosial suatu daerah atau wilayah. Kegiatan ekonomi dan sosial dapat berjalan dengan baik jika kondisi infrastruktur yang ada juga baik. Jadi, kondisi infrastruktur mempengaruhi kualitas kegiatan ekonomi dan sosial.

Setiap jembatan akan mengalami penurunan kondisi. Beban lalu lintas merupakan faktor penyebab terjadinya penurunan kondisi. Peristiwa rusaknya jembatan di beberapa daerah diperkirakan disebabkan oleh beban berlebih. Oleh karena itu, perlunya dilakukan analisa mengenai beban lalu lintas di tiap jembatan agar pengelola jembatan dapat mengetahui kapan suatu jembatan akan rusak atau tidak dapat berfungsi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar pengelola dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan sebelum jembatan rusak ataupun tidak berfungsi.

Lendutan merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada jembatan dan seringkali diabaikan dalam hal pemantauan untuk pemeliharaan. Padahal lendutan ini berpengaruh pada aspek kenyamanan pegguna jalan dan jembatan dan juga aspek psikologis dari pengguna jalan dan jembatan, karena jembatan yang melendut membuat pengguna merasa takut dan berpikir bahwa jembatan tersebut akan runtuh/roboh.

Pembatasan Dari Lendutan Balok dan PelatLendutan balok dan pelat akibat beban layan harus dikontrol sebagai

berikut:a. Geometrik dari penampang harus direncanakan untuk melawan lendutan

akibat pengaruh tetap sehingga sisa lendutan (positif atau negatif) masih dalam batas yang dapat diterima.

b. Agar lendutan tidak mengganggu tampak dari struktur, lendutan akibat pengaruh tetap yang diberikan pada Peraturan Pembebanan untuk Jembatan Jalan Raya harus sedemikian sehingga pada bagian tengah bentang tidak melebihi 1/300 bentang dan tidak terjadi lendutan.

c. Lendutan akibat beban rencana untuk daya layan pada Peraturan Pembebanan untuk Jembatan Jalan Raya tidak melampaui 1/250 bentang.

d. Lendutan akibat beban hidup layan termasuk kejut harus dalam batas yang sesuai dengan struktur dan kegunaannya. Kecuali dilakukan penyelidikan lebih lanjut, dan tidak melampaui L/800 untuk bentang dan L/400 untuk kantilever. Tinggi komponen balok beton bertulang untuk balok sederhana : h > 165 + 0,06 L Sedangkan untuk balok menerus tinggi komponen balok dikurangi 10 %. Tinggi komponen beton prategang untuk bentang sederhana:- pelat lantai : h > L/30- box girder : h > L/25- gelagar : h > L/20

Sedangkan untuk bentang menerus tinggi komponen dapat dikurangi 10%.Untuk mencegah retak beton selama pengecoran, lendutan scaffolding tidak melebihi (L-40)/2000, atau L/300 jika retak saat pengecoran terkontrol. Jika deformasi struktur ditentukan dari perhitungan, maka harus diperhitungkan kombinasi pembebanan quasi-permanent. Sifat material diambil sebagai nilai

Page 4: Laporan Akhir Jembatan

4

rata-rata, dan pengaruh rangkak, susut dan retak harus dimasukkan. Lendutan harus dihitung dengan modulus elastisitas yang sesuai dengan beton actual, sedangkan pengaruh rangkak bisa dihitung dengan mrnggunakan model visko-elastis.

Lendutan Sesaat Pada BalokLendutan yang terjadi sesaat sesudah bekerjanya beban harus dihitung

dengan metoda atau formula standar untuk lendutan elastis, dengan memperhitungkan pengaruh retak dan tulangan terhadap kekakuan komponen struktur.

Jika nilai kekakuan tidak dihitung dengan analisis yang lebih detail dan teliti, besarnya lendutan sesaat sesudah pembebanan harus dihitung dengan menggunakan nilai modulus elastisitas beton Ec sesuai sub pasal 1.3.1.5 dan dengan momen inersia efektif berikut, tapi tidak lebih besar dari Ig Harga Ief dapat ditentukan dari penampang melintang yang ditinjau sebagai berikut:

a. Untuk balok di atas dua perletakan, diambil di tengah bentang.b. Untuk bentang tengah pada balok menerus dua ujung, diambil dari 70%

harga di tengah bentang ditambah 15% dari harga masing-masing perletakan menerus.

c. Untuk bentang tepi pada balok menerus salah satu ujungnya, diambil 85% dari harga di tengah bentang ditambah 15% harga untuk perletakan menerus.

d. Untuk kantilever, diambil harga Ief pada perletakan.Harga Ief pada masing-masing penampang melintang :

di mana:

Page 5: Laporan Akhir Jembatan

5

Untuk komponen struktur menerus, momen inersia efektif dapat diambil sebagai nilai rata-rata dari persamaam di atas untuk dimana momen positif dan negatifnya kritis.Untuk komponen struktur prismatis, momen inersia efektif dapat diambil dari nilai yang didapat dari persamaan di atas pada tengah bentang balok di atas dua tumpuan atau balok menerus, dan di daerah tumpuan untuk kantilever.

Lendutan Jangka PanjangLendutan Jangka Panjang Untuk Balok Tidak Retak Pada Beban Tetap

Untuk balok beton bertulang atau prategang, lendutan yang terjadi setelah lendutan sesaat harus dihitung sebagai jumlah dari:

a. komponen susut dari lendutan jangka panjang, ditentukan dari perkiraan sifat-sifat susut beton dan prinsip mekanika; dan

b. lendutan rangkak jangka panjang tambahan, dihitung dengan mengalikan deformasi beton jangka pendek akibat beban dengan koefisien rangkak yang memadai.Jika tidak dihitung dengan analisis yang lebih mendetail dan teliti, lendutan

jangka panjang untuk komponen struktur lentur beton normal dan beton ringan harus dihitung dengan mengalikan lendutan sesaat akibat beban tetap pada sub pasal 9.2.2. dengan salah satu faktor berikut ini:

a. Bila lendutan sesaat didasarkan pada Ig, faktor pengali untuk lendutan jangka panjang harus diambil 4.

b. Bila lendutan sesaat didasarkan pada Ief, faktor pengali untuk lendutan jangka panjang harus diambil:

Bila tidak dihitung dengan cara yang lebih mendetail dan teliti, maka penambahan lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut dari komponen struktur lentur (beton normal dan beton ringan) harus dihitung dengan mengalikan lendutan sesaat akibat beban tetap yang ditinjau dengan faktor:

dimana:ξ = faktor ketergantungan waktu untuk beban jangka panjang yang besarnya

dipengaruhi oleh faktor rangkak dan susut seperti disebutkan dalam pasal

Page 6: Laporan Akhir Jembatan

6

1.3.1.8 dan 1.3.1.9., namun bila tidak dihitung secara rinci nilai ξ dapat diambil sebesar:

- 5 tahun atau lebih …………………………………………………….2,0- 12 bulan ……………………………………………………………....1,4- 6 bulan ………………………………………………………………..1,2- 3 bulan ………………………………………………………………..1,0

Lendutan Jangka Panjang Untuk Balok Retak Pada Beban TetapApabila tidak menggunakan perhitungan dengan cara yang lebih teliti,

lendutan jangka panjang tambahan dari balok beton bertulang akibat rangkak dan susut dihitung dengan mengalikan lendutan sesaat akibat beban tetap dengan:

Lendutan Balok Dengan Perhitungan yang Lebih TelitiLendutan balok dengan perhitungan yang lebih teliti harus ada kelonggaran

untuk:- Sifat-sifat penyusutan dan rangkak dari beton.- Riwayat pembebanan yang diharapkan.- Retak dan pengkakuan tarik.

Faktor-faktor yang Menyebabkan Lendutan dan Cara PenanggulangannyaLendutan pada gelagar beton bisa diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu:

a. kesalahan pada saat proses konstruksi (contoh: pembukaan bekisting yang terlalu cepat, bahan-bahan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, dll.)

b. beban kendaraan yang melintas berlebihan (tidak sesuai dengan perencanaan)

c. faktor umur rencana yang sudah terlampaui.Dan untuk menanggulangi lendutan tersebut, maka usaha-usaha atau cara-cara yang dapat dilakukan adalah:

a. bagian yang mengalami deformasi (lendutan) melebihi syarat yang ditentukan, harus diperkuat dengan menggunakan tambahan gelagar memanjang atau pelekatan plat baja. Biasanya bagian yang mengalami deformasi (lendutan) terparah adalah bagian tengah dari bentang, karena bagian tengah merupakan bagian yang menerima momen paling besar.

III. METODE PENDEKATAN

Pemeriksaan (Survey Lapangan)Pemeriksaan (survey lapangan) dilakukan untuk mendapatkan data dari

jembatan yang akan dianalisis apakah ada kerusakan atau tidak, yang gunanya untuk mengetahui metode yang tepat dalam melakukan perawatannya. Pemeriksaan dilakukan dengan melihat secara visual konsdisi elemen-elemen dari Jembatan, yaitu dengan melakukan pengukuran bentang jembatan, dimensi gelagar/girder beton, lalu lintas yang melewati jembatan.

Pembuatan Alat Pendeteksi Lendutan “Wire Deflection Sensor”

Page 7: Laporan Akhir Jembatan

7

Pembuatan alat pendeteksi ini berguna untuk memudahkan kita dalam pengecekan lendutan dari jembatan itu sendiri, sehingga kita bisa lebih mudah dalam melakukan perawatan dan cepat dalam melakukan perbaikan apabila terjadi kerusakan. Pada kesempatan ini, kami mengembangkan sebuah alat yaitu “WIRE DEFLECTION SENSOR”.

Alat ini berbasis elektronik dengan menggunakan pemrograman yang dibuat sesuai dengan kebutuhan, yaitu apabila terjadi lendutan maka alat tersebut akan memberikan data yang akan tertera di komputer dan juga disampaikan lewat LCD monitor. Tali/kawat baja dibentangkan dibagian bawah dari gelagar/girder beton, tali ini akan mengalami tarikan apabila gelagar tersebut mengalami lendutan, tali ini terhubung dengan alat elektronik tersebut sehingga apabila alat elektronik yang disiapkan sebagai sensor itu tertarik, maka alat tersebut akan memberikan data seberapa besar lendutan yang terjadi.

Data yang sudah tersimpan tersebut kemudian diambil dan ditransfer kedalam laptop untuk diolah

RANCANGAN ALATDalam mengimplementasikan alat pengukur kelendutan pada jembatan, dibutuhkan beberapa komponen dan software untuk melakukan pemrograman. Diantaranya : Komponen:

1. Mikrokontroler AVR MA-8535Alat ini menggunakan Mikrokontroller keluarga AVR yaitu ATmega8535, dikarenakan memiliki memori yang cukup besar. Mikrokontroller ATmega8535 sebagai pusat menerimaan data dari Mikrokontroller kemudian komputer sebagai penerima data ADC dari potensio meteruntuk kemudian ditampilkan pada LCD.

Gambar 1 Minimum System ATmega8535

Gambar 2 Fisik Modul ATmega8535

Page 8: Laporan Akhir Jembatan

8

2. LCD (Liquid Crystal Display) 16x2Liquid crystal display (LCD) 16x2 merupakan suatu perangakat hardware yang digunakan untuk menampilkan suatu karakter. Fungsi dari LCD ini sendiri pada minimum sistem ATmega8535 untuk menampilkan data yang dikirimkan dari form layer kontrol, dimana LCD terhubung pada PORTB pada minimum sistem ATmega8535.

Gambar 3 Liquid Crystal Display (LCD) 16x2

3. Potensio MeterPotensiometer adalah resistor tiga terminal dengan sambungan geser yang membentuk pembagi tegangan dapat disetel.Jika hanya dua terminal yang digunakan (salah satu terminal tetap dan terminal geser), potensiometer berperan sebagai resistor variabel atau Rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk mengendalikan peranti elektronik seperti pengendali suara pada penguat. Potensiometer yang dioperasikan oleh suatu mekanisme dapat digunakan sebagai transduser, misalnya sebagai sensor joystick. Dalam alat ukur yang dibuat potensiometer digunakan sebagai pengukur besarnya kelendutan pada jembatan.

Gambar 4 Potensio Meter4. Kabel Pelangi 30 cm

Digunakan sebagai penghubung antar komponen yang ada pada alat ukur.Potensio Meter

Page 9: Laporan Akhir Jembatan

9

Gambar 4 Kabel Pelangi5. Black Hosing

Black hosing digunakan sebagai pin konektor pada komponen. Black hosing digunakan untuk menghubungkan potensio meter ke pin pin yang ada pada Mikrokontroler.

Gambar 5 Black Hosing

6. Baterai AABaterai AA adalah ukuran standar baterai . Baterai ukuran ini paling sering digunakan dalam portabel perangkat elektronik . Baterai AA terdiri dari satu sel elektrokimia .Terminal yang tepat tegangan dan kapasitas baterai ukuran AA tergantung pada kimia sel.

Gambar 6 Baterai AA

7. Soket atau Dudukan BateraiSoket digunakan sebagai dudukan baterai.

Gambar 7 Soket Baterai

Page 10: Laporan Akhir Jembatan

10

8. Tali / BenangTali digunakan sebagai parameter utama jika terjadi lendutan.

Gambar 8 Tali

Software :1. Codevision AVR

CodeVisionAVR merupakan sebuah cross-compiler C, Integrated Development Environtment (IDE), dan Automatic Program Generator yang didesain untuk mikrokontroler buatan Atmel seri AVR. CodeVisionAVR dapat dijalankan pada sistem operasi Windows 95, 98, Me, NT4, 2000, dan XP. Cross-compiler C mampu menerjemahkan hampir semua perintah dari bahasa ANSI C, sejauh yang diijinkan oleh arsitektur dari AVR, dengan tambahan beberapa fitur untuk mengambil kelebihan khusus dari arsitektur AVR dan kebutuhan pada sistem embeddeMEKANISME KERJA ALAT

Pada mikrokontroler AVR MA-8535 terdapat fitur ADC yang dapat digunakan untuk melakukan pembacaan tegangan analog ke dalam bentuk digital sehingga ADC banyak digunakan dalam perancangan alat ukur digital. Dalam alat pengukur kelendutan yang dibuat, digunakan potensio meter untuk mengukur besarnya lendutan. Besaran tegangan yang dihasilkan oleh potensio meter berupa besaran bit sejumlah 256 ( 0 - 255) bit, setiap 3 bit mewakili besar lendutan 0,2 mm.Untuk menunjukan angka awal atau keadaan normal kelendutan pada jembatan mengambil besaran bit 147, atau sama dengan 0 mm. Besar lendutan yang terjadi akan di tampilkan pada LCD (Liquid Crystal Display) 16x2. Tali digunakan sebagai media utama pengukur atau parameter apabila terjadi kelendutan. Tali akan dipasang pada ujung potensio meter dan pada ujung tali yang lain akan dikaitkan secara lepas pada bagian bawah jembatan. Besarnya lendutan akan terlihat apabila tali yang dibentangkan mengalami pergeseran akibat adanya beban atau akibat kondisi jembatan. Secara otomatis tali akan memutar potensio meter sehingga didapat besarnya lendutan.

Page 11: Laporan Akhir Jembatan

11

Gambar 9 Flowchart Kerja AlatPada alat ini digunakan 4 buah baterai AA, sehingga membutuhkan tegangan

sebesar 6 volt. Baterai diletakan pada soket atau dudukan yang telah disediakan. Setelah alat selesai dirangkai, dilakukan pemrograman menggunakan Codevision AVR. Pemrograman dilakukan untuk memberikan logika pada besaran tegangan / bit yang dihasilkan oleh potensio meter, agar disesuaikan dengan besarnya lendutan yang terjadi.

Untuk posisi serta peletakan komponen dapat dilihat dalam gambar berikut.

Gambar 10 Rancangan Alat

IV. PELAKSANAAN PROGRAMTahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual Pelaksanaan

JADWAL PELAKSANAAN

NO KEGIATANALOKASI WAKTU (Bulan

Ke)    1 2 3

1 Persiapan                        Studi Literatur                                                 

2 Pelaksanaan                        Survey Lokasi                        Persiapan Alat                        Pembuatan Alat                        

  Uji Kelayakan                          Analisis Data                        

Page 12: Laporan Akhir Jembatan

12

                           3 Pelaporan                        

  Penulisan                          Penggandaan                          Laporan                        

Realisasi BiayaNO Material

Jumlah Satuan Harga Satuan Harga Total

  Alat & Bahan        1 mickontroler 1 buah Rp 295.000 Rp 295.000 2 LCD 6 X 2 1 buah Rp 132.000 Rp 132.000 3 Kabel Pelangi 1 m Rp 30.000 Rp 30.000 4 hanging 10 buah Rp 2.500 Rp 25.000 5 tempat betrei 1 unit Rp 10.000 Rp 10.000 6 baut 6 buah Rp 2 500 Rp 15.000 7 Kabel 1 m Rp 8.000 Rp 8.000 8 soket LCD 2 buah Rp 8.500 Rp 25.000 9 Prototipe Jembatan 1 buah Rp 200.000 Rp 200.000         Total Rp 740.000   Transportasi dan konsumsi        1 Transportasi dan konsumsi 6 orang Rp 516.000 Rp 516.000        Total Rp 516.000

 2Administrasi & Dokumentasi      Rp. 154.000  Rp. 154.000

    Total Keseluruhan Rp 1.500.000

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil akhir deri Penelitian Perawatan Jembatan adalah sebuah alat wire deflection sensor yang dapat mendeteksi besarnya lendutan pada jembatan, alat ini mengunakan mikrokontroler AVR MA-8535 terdapat fitur ADC yang dapat digunakan untuk melakukan pembacaan tegangan analog ke dalam bentuk digital sehingga ADC banyak digunakan dalam perancangan alat ukur digital. Dalam alat pengukur kelendutan yang dibuat, digunakan potensio meter untuk mengukur besarnya lendutan. Alat diletakan di salah satu sisi jembatan yang nantinya dihubungkan oleh kawat ke sisi lainnya, saat jembatan mendapatkan beban dan terjadi lendutan.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan alat yang kami buat yaitu “WIRE DEFLECTION SENSOR “, kita akan mendapat kemudahan di dalam pengecekan lendutan beton pada jembatan. Dengan alat tersebut kita akan lebih mudah mengecek lendutan beton, lendutan pada jembatan harus dikontrol agar jembatan tersebut memliki masa layan yang maksimal.

Page 13: Laporan Akhir Jembatan

13

Pemeliharaan jembatan seharusnya tidak hanya dilakukan pada saat jembatan itu rusak saja, tetapi juga pada saat pembangunan dan selama masa layan dari jembatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

2012. Lendutan yang Berlebih. http://noviandrianicivil.blogspot.com/2012/02/ penanggulangan-kerusakan-under.html

Hidayat Lanny, Ir. M.Si., Tristanto Lanneke, Ir., Purnomo Joko, Ir., Supartono F.X., Ir. DR., Lase Yuskar, Ir. DR., Tjahjono Elly, Ir. 2004. RSNI Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan. Badan Standardisasi Nasional.

Page 14: Laporan Akhir Jembatan

14

LAMPIRAN I

DAFTAR RIWAYAT HIDUP:1. KETUA PENELITI

a. Nama lengkap : Mohammad Iqbal Yanuarb. NIM : 2109010178c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Jakartad. Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / S1 Terapan Jalan Tole. Alamat : Villa Bogor Indah 3 Blok BD 4 No. 11-12 Kota

Bogorf. Telepon : 085624250728g. Alamat Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta –

Kampus UI Depok 16422

2. ANGGOTA PENELITIa. Nama lengkap : Reni Inda Efitaniab. NIM : 4110110008c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Jakartad. Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / S1 Terapan Jalan Tole. Alamat : Jln. Kebon Jeruk No.111 Jakarta Baratf. Telepon : 089653536519g. Alamat Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta –

Kampus UI Depok 16422

3. ANGGOTA PENELITIa. Nama lengkap : Ryan Rachmat Fauzyb. NIM : 2109010213c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Jakartad. Jurusan / Program Studi : Teknik Sipil / S1 Terapan Jalan Tole. Alamat : Jl. Kaja Rt. 04/11 No. 45 Ciracas, Jakarta Timurf. Telepon : 08988277569g. Alamat Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta –

Kampus UI Depok 16422

4. ANGGOTA PENELITIa. Nama lengkap : Edwin Ricob. NIM : 1310250010c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Jakartad. Jurusan / Program Studi : Teknik Elektro / D3 Teknik Multimedia Jaringane. Alamat : Jl. Jembatan Lama No. 51 Rt.05/07 Kelurahan

Makasar, Jakarta Timurf. Telepon : 081310259974g. Alamat Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta

– Kampus UI Depok 16422

5. ANGGOTA PENELITIa. Nama Lengkap : Dedy Yudha Christianb. NIM : 1310250008c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Jakarta

Page 15: Laporan Akhir Jembatan

15

d. Jurusan / Program Studi : Teknik Elektro / D3 Teknik Multimedia Jaringane. Alamat : Jalan Margonda No. 34 Rt 01/11 Kelurahan

Depok, Kecamatan Pancoranmas, Depok f. Telepon : -g. Alamat Perguruan Tinggi : Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Jakarta

– Kampus UI Depok 16422

6. ANGGOTA PENELITIa. Nama Lengkap : Achmad Subakrie b. NIM : 3210110025c. Alamat : Jl. H. Musa Gg. Perintis No. 45 Kelurahan

Meruyung, Kecamatan Limo, Depokd. Telepon : 085691772119e. Jurusan : Teknik Mesin / Konsentrasi Produksif. Alamat Perguruan Tinggi: Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta

– Kampus UI Depok 16422

LAMPIRAN II