tugas akhir rc-090412 perencanaan struktur … · jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan...

12
TUGAS AKHIR RC-090412 PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN SUMBER SARI, KUTAI BARAT, KALIMANTAN TIMUR DENGAN SISTEM BUSUR BAJA YANISFA SEPTIARSILIA NRP. 3112 040 612 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2014

Upload: duongdieu

Post on 02-Mar-2019

278 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS AKHIR RC-090412 PERENCANAAN STRUKTUR … · jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan atas jembatan, abutment, ... jembatan dan bagian-bagiannya dari hasil perhitungan dan

TUGAS AKHIR – RC-090412

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN SUMBER SARI, KUTAI BARAT,

KALIMANTAN TIMUR DENGAN SISTEM BUSUR BAJA

YANISFA SEPTIARSILIA

NRP. 3112 040 612

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya 2014

Page 2: TUGAS AKHIR RC-090412 PERENCANAAN STRUKTUR … · jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan atas jembatan, abutment, ... jembatan dan bagian-bagiannya dari hasil perhitungan dan

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN SUMBER SARI, KUTAI BARAT,

KALIMANTAN TIMUR DENGAN SISTEM BUSUR BAJA

Nama Mahasiswa : Yanisfa Septiarsilia

NRP : 3112 040 612

Jurusan : D IV Teknik Sipil FTSP-ITS

Dosen Pembimbing : Ir. M. Sigit Darmawan M.Eng.Sc, Ph. D

Penyusunan proyek akhir ini menggunakan obyek Jembatan Sumber Sari, yang terletak

di Kutai Barat, Kalimantan Timur. Perencanaan dan perhitungan dibatasi pada struktur

jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan atas jembatan, abutment, dan bangunan bawah

jembatan, yaitu pondasi.

Perhitungan-perhitungan yang dilakukan dalam proyek akhir ini mengacu pada

peraturan yang ada pada SNI 03-2847-2002 tentang perhitungan struktur beton, RSNI T-02

2005, RSNI T-03-2005, BMS 1992 (BDM dan PPTJ) dan AISC-LRFD. Sedangkan analisa

struktur dipakai program SAP 2000.

Dari data yang ada, jembatan Sumber Sari memiliki bentang 82 m dengan 2 lajur

kendaraan masing-masing selebar 4 m. Kemudian dilakukan preliminary design dengan

menentukan dimensi-dimensi jembatannya.

Tahap awal perencanaan adalah perencanaan bangunan atas yang terdiri dari lantai

kendaraan dan trotoar, gelagar memanjang dan gelagar melintang, kemudian konstruksi

pemikul utama. Analisa dengan menggunakan program SAP 2000 dilakukan setelah dketahui

beban – beban yang bekerja pada konstruksi tersebut untuk mendapatkan gaya – gaya dalam

yang bekerja, khususnya untuk konstruksi pemikul utama dan konstruksi sekundernya. Setelah

gaya – gaya tersebut diketahui besarnya maka dilakukan perhitungan kontrol tegangan dan

perhitungan sambungan. Untuk struktur bangunan bawah direncanakan abutment (kepala

jembatan) dengan pondasi tiang pancang sesuai perhitungan.

Kata kunci : Busur , Jembatan Baja

Page 3: TUGAS AKHIR RC-090412 PERENCANAAN STRUKTUR … · jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan atas jembatan, abutment, ... jembatan dan bagian-bagiannya dari hasil perhitungan dan

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Transportasi merupakan salah

satu sarana yang digunakan oleh manusia

dalam melakukan berbagai interaksi.

Mengingat pentingnya peran sarana

transportasi dalamkehidupan manusia maka

diperlukan sarana penunjang transportasi

yang baik, diantaranya adalah jalan dan

jembatan.

Jembatan mempunyai arti yang

sangat penting dalam sistem transportasi

sebagai prasarana untuk pergerakan barang

dan jasa yang secara langsung akan

menentukan produksi barang dan jasa

tersebut. Jembatan merupakan struktur

pelengkap jalan yang keberadaannya

diperlukan untuk menghubungkan ruas

jalan yang dibatasi oleh penghalang, misal

sungai, lembah, jalan rel, dan lain-lain.

Kondisi eksisting jembatan Sumber

Sari merupakan jembatan yang dipisahkan

oleh tebing dengan bentang ± 82 m.

Dengan bentang tersebut, di bagi menjadi 3,

yaitu dengan panjang bentang 40 m dan dua

bentang tepi sepanjang 21 m. Jembatan

eksisting menggunakan Jembatan

Prategang. Jembatan tersebut dibangun

untuk menghubungkan desa Sumber Sari

dan desa Sendawar di kecamatan Barong

Tongkok, Kutai Barat, Kalimantan Timur.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Merujuk pada latar belakang yang telah

diuraikan sebelumnya, permasalahan

yang

Dapat dikemukakan :

1. Bagaimana mendisain jembatan

dengan sistem busur baja?

2. Bagaimana menentukan preliminary

desain profil baja yang akan di

gunakan?

3. Bagaimana menentukan skema

pembebanan terhadap struktur

jembatan ?

4. Bagaimana menganalisa dan

mengontrol kestabilan struktur

jembatan?

5. Bagaimana merencanakan

sambungan baja jembatan?

6. Bagaimana merencanakan struktur

bawah jembatan agar mampu

menerima beban dari struktur

bangunan atas maupun struktur

bangunan bawah jembatan?

7. Bagaimana penggambaran teknik

jembatan dan bagian-bagiannya dari

hasil perhitungan dan desain

struktur?

1.3. BATASAN MASALAH

Lingkup bahasan dan pengerjaan

dibatasi pada :

1. Tidak merencanakan tebal

perkerasan dan design jalan pendekat

jembatan.

2. Tidak menghitung RAB (Rencana

Anggaran Biaya) jembatan.

3. Tidak merencanakan bangunan

pelengkap jembatan.

4. Tidak membahas metode

pelaksanaan.

1.4. TUJUAN

Tujuan dari penyusunan Proyek Akhir

ini adalah :

1. Mendisain jembatan dengan sistem

busur baja.

2. Menentukan preliminary desain

profil baja yang akan di gunakan.

3. Menentukan skema pembebanan

terhadap struktur jembatan.

4. Menganalisa dan mengontrol

kestabilan struktur jembatan.

5. Merencanakan sambungan baja

jembatan.

6. Merencanakan struktur bawah

jembatan agar mampu menerima

beban dari struktur bangunan atas

maupun struktur bangunan bawah

jembatan.

7. Menggambaran teknik jembatan dan

bagian-bagiannya dari hasil

perhitungan dan desain struktur.

1.5. MANFAAT Manfaat dari penyusunan Proyek Akhir

ini adalah :

1. Mendapatkan pengetahuan lebih

dalam mengenai perhitungan

jembatan.

2. Mendapatkan cara perhitungan

suatu desain jembatan busur baja.

Page 4: TUGAS AKHIR RC-090412 PERENCANAAN STRUKTUR … · jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan atas jembatan, abutment, ... jembatan dan bagian-bagiannya dari hasil perhitungan dan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Uraian

Definisi jembatan adalah suatu

struktur yang menghubungkan alur

transportasi melintasi rintangan yang ada

tanpa menutupinya. Rintangan bisa

berupa sungai, jurang, ruas jalan tidak

sebidang dan lain sebagainya. Sehingga

memungkinkan kendaraan, kereta api

maupun pejalan kaki melintas dengan

lancar dan aman.

2.1. Jenis–Jenis Jembatan Busur

2.2.1. Berdasarkan Letak Lantai Kendaraan

Deck girder atau lantai jembatan termasuk

ke dalam struktur bangunan atas ( Super-

Structure ). Bagian ini yang berfungsi

langsung untuk memikul beban lalu – lintas

dan melindungi terhadap keausan. Dan

biasanya untuk jembatan lengkung baja

konstruksi deck menggunakan pelat dari

beton bertulang atau pelat baja orthotropic.

Berdasarkan letak lantai kendaraannya,

ada beberapa bentuk jenis yang umum dipakai

yaitu :

Deck Arch

Salah satu jenis jembatan busur dimana

letak lantainya menopang beban lalu –

lintas secara langsung dan berada di

bagian paling atas busur ( lihat gambar

2.3 ).

Gambar 2.1 Jembatan dengan tipe ” Deck Arch

Through Arch

Merupakan jenis lainnya, dimana letak

lantai kendaraan jembatan terdapat tepat

di springline busurnya ( lihat gambar

2.4 ).

Gambar 2.2 Jembatan dengan tipe “

Through Arch ”

A Half – Through Arch

Merupakan salah satu jenis jembatan

busur dimana lantai kendaraan jembatan

terletak di antara springline dan bagian

paling atas busur atau di tengah – tengah

( lihat gambar 2.5 ). Pada umumnya,

jembatan busur banyak yang

menggunakan tipe A Half – Through

dan Through Arch untuk menghindari

agar pangkal busurnya tidak terendam

oleh air.

Gambar 2.3 Jembatan dengan tipe ” A Half –

Through Arch “

Sumber : O’Connors, Design Of Bridge

Structure

2.3. DATA BAHAN

2.3.1. Beton

1) Berdasarkan Bridge Design Code

(1992) tabel 6.3 hal 6-24 didapatkan

bahwa perkerasan dan lantai jembatan

yang berhubungan dengan lalu lintas

menengah atau berat (kendaraan

mempunyai masa kotor lebih dari 3 ton),

kuat tekan karakteristik minimum untuk

beton fc’ adalah 25 Mpa. Penentuan

dimensi tebal minimum plat dengan

beton bertulang berdasar BMS 1992

pasal 5.3.2 hlm 5.4

200 ≤ D ≥ 100 + 0,04 L ( D dan L

dalam mm )

2) Tebal selimut beton

Page 5: TUGAS AKHIR RC-090412 PERENCANAAN STRUKTUR … · jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan atas jembatan, abutment, ... jembatan dan bagian-bagiannya dari hasil perhitungan dan

Tebal selimut beton direncanakan

berdasarkan BMS BDC (1992) Tabel

6.6 hal 6-28.

Tabel 2.1. Selimut Nominal untuk Acuan

dan Kompaksi Standar

2.3.2. Baja

Mutu tulangan yang digunakan adalah :

1) Untuk tulangan dengan D < 12 mm,

maka fsy = 240 Mpa (Grade U24),

BMS BDC (1992) tabel 6.12 hal

35.

2) Untuk tulangan dengan D 13 mm,

maka fsy = 400 Mpa (Grade U39),

BMS BDC (1992) tabel 6.12 hal

35. 3) Modulus elastisitas baja adalah

2.105 Mpa, BMS BDC (1992) pasal

6.4.2.2 hal 35.

Untuk profil baja yang digunakan

berdasarkan Tabel profil yang masih

digunakan saat ini, dimana

perhitungannya menggunakan metode

LRFD (Load Resistance and Factor

design)

. Strand baja

Untuk konstruksi penggantung

menggunakan strand dengan 3 kawat (3-

wire strand) yaitu ketiga baja mutu

tinggi disatukan dan disatukan pada tiap

ujungnya dengan angker.

2.4. Analisis Struktur Jembatan

Jembatan terdiri atas beberapa struktur

bangunan yang umumnya dibagi menjadi

bangunan atas yang berupa sandaran, pelat

lantai dan trotoar, gelagar, dan diafragma

(balok melintang, bangunan bawah yang

berupa abutment / kepala jembatan, pilar,

pondasi dan bangunan pelengkap yang terdiri

dari plat injak, wing wall.

2.5. Pembebanan

Pada perencanaan jembatan yang perlu

diperhatikan adalah beban-beban yang terjadi

pada jembatan. Beban-beban tersebut akan

mempengaruhi besarnya dimensi dari struktur

jembatan serta banyak tulangan yang

digunakan.

2.6. Perencanaan dan Analisa Struktur

Bangunan Atas 2.6.1. Rencana desain awal (Prelyminari

Design)

Merencanakan dimensi penampang

busur dan profil (tinggi, lebar

penampang).

Tinggi fokus busur :

5

1

L

f

6

1

L = Panjang jembatan

f = Tinggi busur jembatan

menentukan tinggi penggantung

berdasarkan persamaan parabolic :

)(..4

2xL

l

xfYn ,

dimana : Yn = posisi koordinat balok

busur

x = posisi koordinat

balok busur

f = tinggi busur

jembatan

L = bentang jembatan

Panjang tiap segmen elemen busur :

22 xYSn , dimana : Sn =

panjang tiap segmen elemen busur

Y = beda tinggi antar koordinat Y pada

tiap Segmen

Perencanaan awal plat lantai kendaraan :

d3 ≥ 200 mm ……….atau

d3 ≥ 100 + 40 (b1)

d4 dipakai 50 mm

b1 < S ……….Komposit

b1 = S ……….Non komposit

Gambar 2.11 Notasi Perencanaan Plat Lantai

Kendaraan

Perencanaan awal box busur :

Tinggi balok busur harus memenuhi

syarat :

0,0125.L< x < 0,014.L

Stabilitas penampang Busur :

Untuk menghidari reduksi tegangan

pada web :

)(

760

Ksifbtw

h

Untuk menghidari vertical buckling

pada web :

Page 6: TUGAS AKHIR RC-090412 PERENCANAAN STRUKTUR … · jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan atas jembatan, abutment, ... jembatan dan bagian-bagiannya dari hasil perhitungan dan

)(

2000

Ksifbtw

h

Untuk menghidari local buckling pada

flens :

)(

190

Ksifbtf

bf

2.6.2. Perhitungan penulangan plat

Momen plat lantai kendaraan di dapat

dari hasil Analisa menggunakan

program SAP 2000v9

2.7. Perencanaan dan Analisa Struktur

Bangunan Bawah 2.7.1. Perencanaan Perletakan, meliputi:

Perencanaan Perletakan Sendi

Pada kontruksi jembatan Congot II ini

menggunakan perletakan sendi.Untuk jenis

ukuran dari kursi penumpu engsel dan rol

dapat ditentukan menurut cara yang diberikan

oleh Multer-Breslau berdasarkan literatur

Djembatan, Ir.H.J.Struyk.

2.7.2. Perencanaan Pondasi, meliputi:

Pemilihan Bentuk Pondasi

Untuk memilih bentuk pondasi yang

memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu

cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan

apakah pondasi itu memungkinkan untuk

diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan

jadwal kerjanya. Bila keadaan tersebut ikut

dipertimbangkan dalam menentukan macam

pondasi, hal-hal berikut ini perlu

dipertimbangkan.

1. Keadaan tanah pondasi

2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya

(superstructure)

3. Batasan-batasan dari sekelilingnya

4. Waktu dan biaya pekerjaan

BAB III

METODOLOGI

3.1. Uraian

Pada bab ini akan di jelaskan

bagaimana proses perencanaan yang akan

di lakukan dari pengumpulan data sampai

penggambaran perencanaan selesai.

Langkah – langkah secara detail

pengerjaan juga akan di jelaskan pada bab

ini. Dalam perencanaan jembatan ini

menggunakan literatur seperti Bridge

Design Manual ( BMS 1992 ), RSNI

Jembatan, AISC LRFD, serta literatur

lain.

3.2. Pengumpulan Data

Data yang di perlukan dalam proses

perencanaan jembatan malangsari dengan

sistem busur baja adalah sebagai berikut :

1. Data survey pendahuluan,

Data ini diperlukan untuk mengetahui

data eksisting dari jembatan.

2. Data survey topografi,

Data topografi diperlukan dalam

menentukan bentang jembatan dan

perencanaan pendekat (Approach

Road).

3. Data tanah

Data tanah dilakukan di daerah sekitar

jembatan yang akan di bangun untuk

dilakukan pekerjaan sondir boring.

4. Gambar – gambar perencanaan

jembatan.

BAB IV

PRELIMINARY DESIGN

4.1. Perencanaan Awal Struktur Busur

KE DESA SENDAWAR

8200

16

00

Gambar 4.1 Tampak Samping Jembatan

Sumber Sari

Menentukan tinggi konstruksi busur

Merencanakan dimensi penampang busur dan

profil (tinggi, lebar penampang).

Tinggi fokus busur : 5

1

L

f

6

1

L = Panjang jembatan

f = Tinggi busur jembatan

f

Page 7: TUGAS AKHIR RC-090412 PERENCANAAN STRUKTUR … · jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan atas jembatan, abutment, ... jembatan dan bagian-bagiannya dari hasil perhitungan dan

Beban Roda Kendaraan

KERB

f = 1/5 . L = 1/5 . 82 m = 16,4 m.......

Direncanakan tinggi maksimum konstruksi

jembatan busur = 16 m

Menentukan tinggi penggantung berdasarkan

persamaan parabolic :

)(..4

2xL

l

xfYn ,

dimana : Yn = tinggi batang

penggantung

x = bentang jembatan yang

ditinjau

f = tinggi busur jembatan

L = bentang jembatan

Gambar 4.2 Notasi Konstruksi Jembatan

Busur

BAB V

PERENCANAAN LANTAI

KENDARAAN DAN TROTOAR

5.1 Perencanaan Pipa Sandaran

Perencanaan pipa sandaran dihitung

berdasarkan pada Peraturan Perencanaan

Teknik Jembatan, Bridge Management

System 1992 hal 2-69, yang menyebutkan

bahwa sandaran untuk pejalan kaki harus

direncanakan untuk dua pembebanan rencana

daya layan yaitu W = 0,75 KN/m. Beban–

beban tersebut bekerja secara bersamaan

dalam arah menyilang dan vertikal pada

masing-masing sandaran.

5.2 Perencanaan Tiang Sandaran

5.2.1. Pembebanan pada tiang sandaran

5.2.1. Beban mati

Berat sendiri : (K =1,3)

0,04 m2 x 1,5 m x 24 kN/m

3 x 1,3=

1,872 kN

Berat pipa sandaran : (K =1,1)

0,0276kN/m’ x 2 m x 1,1 =

0,061 kN +

Ptr =

1,933 kN

5.2.2. Beban hidup

Vh = 0,75 kN/m

5.3. Perencanaan Kerb

Dimensi kerb : h = 0,25 m

b1 = 0,15 m

b2 = 0,2 m

L = 1 m

5.3 Pelat Lantai Kendaraan

Pelat lantai kendaraan berupa beton

komposit antara beton bertulang dengan dek

baja gelombang ( compodeck ).

Gambar 5.11 Potongan Melintang Pelat Lantai

Kendaraan

Gambar 5.12 Potongan Memanjang Pelat Lantai

Kendaraan

HWL EL.39.513

KE YOGYAKARTAKE PURWOREJO

LC ABT ABTCL

10000

2000

508

BOX GIRDER h = 1,4 m

BATANG BUSURBOX GIRDER h = 1,25 m

422FREE BOARD =

± 0.00

+ 3.80

+ 7.20

+ 10.20

+ 12.80

+ 15.00

+ 16.80

+ 18.20+ 19.20+ 19.80+ 20.00

ELV.

Yn

x

Sn

50200

StudPelat compodeck t = 1 mm

Gelagar memanjang

1.70 m

Gelagar memanjang

Aspal

t compodeck = 1.0 mm

5.10

15.00

5.00

Page 8: TUGAS AKHIR RC-090412 PERENCANAAN STRUKTUR … · jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan atas jembatan, abutment, ... jembatan dan bagian-bagiannya dari hasil perhitungan dan

BAB VI

PERENCANAAN GELAGAR 6.1. GELAGAR MEMANJANG

Gelagar diasumsikan sebagai simple

beam.

Data perencanaan sebagai berikut :

beton = 24 kN/m3

aspal = 22 kN/m3

baja = 78,5 kN/m3

compodeck = 10,34 kN/m3

t.compodeck = 1 mm

Untuk perencanan gelagar memanjang dipilih

profil WF dengan dimensi : 500 x 200 x 10 x 16

Data – data profil :

g = 89,7 kg/m ; Ix =

47800 cm4

A = 114,2 cm2 ; Iy =

2140 cm4

ix = 20,5 cm ; Zx =

2096 cm3

iy = 4,33 cm ; Zy =

332 cm3

d = 500 mm ; t f =

16 mm

b f = 200 mm ; t w =

10 mm

r = 20 mm

BJ 41 fy = 250 MPa

fu = 410 MPa

6.2. GELAGAR MELINTANG

Gelagar diasumsikan sebagai simple

beam.

Data perencanaan sebagai berikut :

beton = 24 kN/m3

aspal = 22 kN/m3

baja = 78,5 kN/m3

compodeck = 10,34 kN/m3

t.compodeck = 1 mm

Untuk perencanan gelagar melintang dipilih

profil WF dengan dimensi :

WF 900.300.16.28 ( Gelagar Melintang )

d = 900 mm ; tf = 28 mm ;

r = 28 mm

bf = 300 mm ; tw = 16 mm ;

A = 308,8 cm2

Ix = 411.000 cm4 ; Iy = 12.600 cm

4

Sx = 9.140 cm3 ; Sy = 843 cm

3

ix = 36,4 mm ; iy = 6,39 mm

Zx = 10.174 cm3 ; Zy =1.314 cm

3

Es = 2 x 105 Mpa ; W = 243 kg/m

Mutu BJ-41 : fy = 250 MPa

fu = 410 MPa

BAB VII

KONSTRUKSI PEMIKUL UTAMA

7.1. Umum

Konstruksi pemikul utama adalah

merupakan bagian terakhir dari konstruksi

bagian atas jembatan yang menerima seluruh

beban yang ada pada lantai kendaraan yang

kemudian diteruskan ke tumpuan.

Bentuk konstruksi pemikul utama yang

dipilih adalah busur box dengan batang tarik.

Pendekatan pertama bentuk geometrik busur

sebagai persamaan parabola.

7.2. Batang Penggantung

Panjang batang penggantung dicari

dengan menggunakan pendekatan persamaan

sumbu geometrik busur.

1

2

3

4

5

67

89 10 11 12 13

1415

1617

18

19

20

21

Gambar 7.1 Sketsa Konstruksi Pemikul Utama

BAB VIII

PERENCANAAN KONSTRUKSI

SEKUNDER

8.1. Ikatan Angin Atas

Bentuk konstruksi ikatan angin atas

diasumsikan sebagai konstruksi rangka batang

bidang. Dan yang berfungsi sebagai batang

horizontal adalah konstruksi busur.

410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 4108200

10001120

1/2 P 1/2 PP P P P P P P P P P P P P P P P P P P

Gambar 8.1 Ikatan Angin Atas

Page 9: TUGAS AKHIR RC-090412 PERENCANAAN STRUKTUR … · jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan atas jembatan, abutment, ... jembatan dan bagian-bagiannya dari hasil perhitungan dan

8.1. Ikatan Angin Bawah

410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 410 4108200

10001120

1/2 P 1/2 PP P P P P P P P P P P P P P P P P P P

Gambar 8.3 Ikatan Angin bawah

Sebagai batang horizontal adalah gelagar

memanjang sedangkan untuk batang vertikal

ialah gelagar melintang.

Untuk satu titik simpul pada sisi yang

terkena beban, menerima beban P yang besarnya

diambil dari beban Tew (beban angin) untuk

masing-masing titik simpul (Lihat gambar

pembebanan beban angin pada Bab V).

Kemudian masing-masing beban dimasukkan

pada analisa SAP 2000.

8.2. Portal Akhir

Portal akhir adalah konstruksi yang

meneruskan gaya dari ikatan angin atas ke

tumpuan. Sebagai kolom pada portal akhir ini

adalah busur itu sendiri dan sebagai baloknya

digunakan profil DOUBLE WF pada bagian

atasnya. END PORTALBUSUR BOX 1200x600x40x40

CABLE(ZINC COATED BRIDGE STRAND) DIAMETER 2 INCH

1.70m 1.70m 1.70m 1.70m 1.70m0.75m 0.75m

8.16m

Gambar 8.5 Portal Akhir

BAB IX

PERHITUNGAN SAMBUNGAN DAN

PERLETAKAN

9.1. Sambungan Gelagar memanjang –

Gelagar melintang

Alat sambung yang digunakan adalah baut

mutu tinggi (HTB) yang perencanaannya

berdasarkan AISC – LRFD.

SHEAR CONNECTOR baut, d=16 mm

Gelagar Memanjang

WF 500 x 200 x 10 x 16

Gelagar Melintang

WF 900 x 300 x 16 x 28

Profil L 150.150.15

Gambar 9.1 Detail sambungan gelagar

melintang dan gelagar memanjang

9.2. Sambungan Gelagar Melintang –

Batang Tarik

Dari hasil SAP gelagar melintang,

didapatkan gaya dalam yaitu sebesar :

V = 595,126 kN = 59512,6 kg

Alat sambung yang digunakan adalah :

Profil baja : BJ-41 fu = 410 Mpa

Profil baja dobel L 150.150.15 : BJ-41

fu = 410 Mpa

Baut → db = 19 mm ; A490

fu = 825 Mpa, fy = 1035 Mpa

Φ lubang = 19 + 2 = 21 mm (dibor)

9.3. Sambungan box busur

las tumpul t = 2cm

Besi penyangga las tumpul

las tumpul t = 2cm

600.00

1200.00 40.00

40.00

Gambar 9.3 Detail sambungan

box girder

Sambungan box menggunakan tipe

sambungan pojok ( Corner Joint ) dengan

bantuan las tumpul penetrasi penuh. Sambungan

las akan dikontrol tahanan nominal nya terhadap

gaya dalam yang terjadi.

9.4. Sambungan box batang tarik

Page 10: TUGAS AKHIR RC-090412 PERENCANAAN STRUKTUR … · jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan atas jembatan, abutment, ... jembatan dan bagian-bagiannya dari hasil perhitungan dan

las tumpul t = 2cm

Besi penyangga las tumpul

las tumpul t = 2cm

600.00

1200.00 40.00

40.00

Gambar 9.4 Detail sambungan box

girder

9.5. Sambungan Segmental Antar Box Batang

Tarik

Sambungan seluruh gelagar dianggap

sama, yang dianalisa untuk memikul gaya

terbesar pada gelagar box, ialah sebagai berikut :

Zinc Coated bridge Strand D50,8 mmPLAT SAMBUNGt = 25 mm

C D

SAMBUNGAN BAUT 12D-32

100

150

150

150

100

100120120200200120120100

Gambar 9.5 Detail sambungan antar box girder

BAB X

PERENCANAAN STRUKTUR

BANGUNAN BAWAH

10.1. Umum

Struktur bawah jembatan, direncanakan

menggunakan Abutment.

Lokasi jembatan =

Kutai Barat, Kalimantan Timur

Nama jembatan =

Jembatan Sumber Sari

Bentang jembatan = 82 m

Lebar jembatan = 10 m

Struktur atas =

Busur Baja

Struktur bawah =

Pondasi Tiang Pancang

Zone gempa =

Daerah gempa 2

10.2. Pembebanan

Abutment pada jembatan ini terletak pada

setiap bagian tepi jembatan, pada jembatan ini

memiliki 2 abutment. Untuk perhitungan pada

abutment ini, dipilih pada salah satu abutment

saja.

10.3. Pembebanan struktur bawah

Abutment BH-2

Beban q Urugan 60 cm

0.50

3.00

1.50

0.50

2.50

2.00

Ea1

Ea2

Ea3

Gambar 10.3 Struktur Bangunan Bawah

10.4. Kontrol Stabilitas Abutment

a. Kontrol terhadap guling (overtuning)

Σ Mguling = 867,0 Tm

Σ Mpenahan = 6058,94Tm

SF = gulingMΣ

penahanMΣ ≥ 1,5

SF = 867,0

6058,944 ≥ 1,5

= 7 ≥ 1,5

→ OK

b. Kontrol terhadap geser

Faktor keamanan terhadap geser

SF = P

tgδ.Wb.a ≥ 1,5

10.5. Perhitungan Daya Dukung Tiang

Kelompok

Untuk menghitung daya dukung tiang

kelompok direncanakan konfigurasi dan

koefisien efisiensinya. Perumusan untuk

mencari daya dukung tiang kelompok adalah

sebagai berikut :

QL (group) = QL (1 tiang) x n x η

Direncanakan pondasi tiang pancang Ø60

cm dengan konfigurasi 7 x 4. Jarak antar

tiang (S) = 1,8 m. Daya dukung tanah

untuk 1 tiang yang digunakan adalah

daya dukung tanah BH-2

Syarat :

S ≥ 3 D

≥ 3 x 0,6 = 1,8 m

Page 11: TUGAS AKHIR RC-090412 PERENCANAAN STRUKTUR … · jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan atas jembatan, abutment, ... jembatan dan bagian-bagiannya dari hasil perhitungan dan

BAB XI

PENUTUP

Kesimpulan Dari hasil perencanaan yang diperoleh dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Dimensi melintang lantai kendaraan

lengkap dengan trotoar adalah 7 m

untuk jalan 2 jalur 2 arah. Tinggi fokus

busur adalah 16 m.

2. Pelat lantai kendaraan komposit, dengan

tebal pelat compodeck 1 mm dan pelat

beton bertulang 250 mm. Tulangan

terpasang untuk bagian tumpuan D16-

200 dan bagian lapangan D16-250,

Lendutan sebesar 0,000014 m ≤ 0.0094

m (Yijin).

3. Gelagar melintang WF 900.300.16.28

dengan rasio kapasitas geser dan lentur

sebesar 0,465. Lendutan 0,172 cm

akibat beban Truk (T) ≤ 0,5125 cm

(Yijin).

4. Struktur utama busur berupa profil box

1200 x 600 x 40 x 40, box tarik berupa

box 1200 x 600 x 40 x 40, dan kabel

penggantung menggunakan Zinc Coated

Bridge Stand diameter 50,8 mm dengan

lendutan 4,59 cm.

5. Struktur sekunder berupa ikatan angin

atas dengan dimensi profil yaitu WF 200

x 200 x 8 x 12 (horizontal) dan WF WF

200 x 200 x 8 x 12 (diagonal), ikatan

angin bawah menggunakan profil WF

250 x 250 x 9 x 14 (diagonal),

sedangkan untuk dimensi portal akhir

berupa profil Double WF 500.200.10.16

(balok) dan Box busur (kolom) dengan

menggunakan mutu baja BJ 50.

6. Perletakan berupa Perletakan sendi dan

rol baja.

7. Konstruksi Kepala jembatan setebal 2 m

selebar 12 m untuk mendukung bentang

82 m dengan pondasi tiang pancang

beton dengan diameter 0,6 m, sebanyak

35 buah kedalaman 24 m dan ukuran

pile cap (poer) 9 x 2 x 12 m.

Page 12: TUGAS AKHIR RC-090412 PERENCANAAN STRUKTUR … · jembatan dan pondasi, yaitu meliputi bangunan atas jembatan, abutment, ... jembatan dan bagian-bagiannya dari hasil perhitungan dan

Saran

Dalam perencanaan jembatan busur,

terdapat saran-saran yang dapat menunjang

kesempurnaan tugas akhir ini, yaitu sebagai

berikut :

1. Dalam perencanaan jembatan busur,

lebih efesien menggunakan profil

box busur 1800 x 600 x 30 x 30 dan

box tarik 1200 x 600 x 30 x 30.

2. Sambungan pada jembatan busur

seharusnya memakai tipe sambungan

friksi.

DAFTAR PUSTAKA

American Institute of Steel Construction, Inc.

1994. MANUAL

OF STEEL CONSTRUCTION LOAD

& RESISTANCE

FACTOR DESIGN

American Institute of Steel Construction, Inc.

2000. MANUAL

OF STEEL CONSTRUCTION : Load

and Resistance Factor Design

Specification for Steel Hollow

Structural Sections Bresler. Boris, Lin.T.Y.

B.Scalzi. John. 1994. Design Of Steel

Structures, New York, John Wiley &

Sons, Inc.

Departemen Pekerjaan Umum. Standar Nasional

Indonesia (RSNI T-02-2005) : Tata

CaraPerencanaan Pembebanan

Jembatan Jalan Raya

Departemen Pekerjaan Umum. Standar Nasional

Indonesia (RSNI T-03-2005) : Perencanaan stuktur baja untuk

jembatan

Departemen Pekerjaan Umum. Standar Nasional

Indonesia (RSNI T-12-2005) : Perencanaan stuktur beton untuk

jembatan

Direktorat Jenderal Bina Marga, 1992.

Peraturan Perencanan

Teknik Jembatan (Bridge Management

System dan

Bridge Design Manual).

Irawan, Djoko. Diktat Kuliah Jembatan Bentang

Panjang

Marwan, Isdarmanu. Buku Ajar Struktur Baja I.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Surabaya.

M Das, Braja. 1998. Mekanika Tanah (Prinsip

Rekayasa

Geoteknis). Jakarta, Pradnya Paramita.

Santoso, H. 2000. Tabel Profil Konstruksi Baja.

Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur

Baja dengan

metode LRFD. Jakarta, Erlangga.

Struyk, H. J dan K.H.C.W van der Veen. 1995.

Jembatan.

Diterjemahkan oleh Soemargono.

Jakarta : Pradnya

Paramita.

Soewardojo. Buku Ajar Struktur Baja II.

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Surabaya.

Sosrodarsono, Suyono dan Kazuto Nakazawa.

1994. Mekanika

Tanah dan Teknik Pondasi. Jakarta :

Pradnya Paramita